You are on page 1of 6

1

Pendahuluan Umumnya semua media untuk pertumbuhan mikroba terdapat dalam dua bentuk yaitu cair (broth media) dan padat (solid media). Identifikasi mikroba merupakan salah satu cara yang lazim digunakan di laboratorium mikrobiologi untuk mengidentifikasi suatu mikroba (Hadioetomo 1983). Identifikasi terhadap biakan murni biasanya memerlukan proses pemindahan ke biakan segar tanpa terjadinya pencemaran. Pemindahan mikroorganisme tersebut dapat dilakukan dengan cara aseptik yang berguna untuk mempertahankan kemurnian dari biakan tersebut. Mikroorganisme sendiri dapat tumbuh baik dalam media cair maupun padat. Mikroorganisme dalam biakan cair akan menunjukkan tanda pertumbuhan dengan sendirinya sedangkan pada media padat mikroorganisme akan menunjukkan ciri - ciri tertentu seperti pada media agar miring atau lempeng agar. Agar miring umumnya digunakan untuk menyimpan biakan murni

sedangkan media lempeng agar umumnya digunakan untuk pemurnian suatu mikroorganisme. Kehidupan mikroba dapat dipelajari dengan cara melakukan kulturisasi (pembiakan) dan isolasi (pemisahan) mikroba yang umumnya membutuhkan teknik teknik tertentu. Pekerjaan mengisolasi media steril dengan biakan mikroba murni tanpa terkontaminasi dari lingkungan luar disebut dengan teknik aseptik. Prinsip dari isolasi mikroba ialah memisahkan satu jenis mkiroba dengan mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam macam mikroba. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menumbuhkannya pada media padat (Suriawiria 1980). Isolasi jika digunakan media cair maka sel sel mikroba sulit dipisahkan secara individu karena terlalu kecil dan tidak tetap tinggal di tempatnya. Teknik isolasi yang dilakukan pada percobaan ialah isolasi dengan cara penggoresan, tujuan utama penggoresan ialah untuk menghasilkan koloni - koloni bakteri yang terpisah dengan baik dari media padat.

Tujuan Praktikum bertujuan dapat mengisolasi bakteri dan mengetahui bagaimana teknik pemindahan kultur (biakan) yang baik secara aseptik.

Alat dan Bahan Alat alat yang digunakan ialah tabung reaksi, rak tabung reaksi, ose, cawan petri dan pembakar spiritus. Bahan bahan yang digunakan ialah media Nutrien Broth (NB), media Nutrien Agar (NA), aquades, dan alkohol 70%. Prosedur Kerja Langkah langkah yang dilakukan terhadap pemindahan biakan pada media cair ialah jarum ose dipijarkan di atas pembakar spiritus hingga membara lalu buka tabung reaksi berisi sampel dan dengan segera celupkan ose ke dalam tabung reaksi yang bersisi sampel (aqudes steril), kemudian buka tutup tabung reaksi berisi media nutrien broth steril dan celupkan ose ke dalamnya dengan segera. Tabung reaksi berisi media lalu diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37
O

C selama 24 48 jam lalu diamati apakah tabung mengalami kekeruhan atau Langkah langkah yang dilakukan pada isolasi bakteri ialah jarum ose

tidak.

dipijarkan di atas pembakar spiritus hingga membara lalu cawan hasil screening bakteri dibuka dan jarum ose dimasukkan/ditempelkan ke salah satu koloni yang terbentuk dengan jelas. Ose lalu digoreskan ke dalam cawan petri berisi media NA steril secara zig-zag dan searah. Cawan berisi NA selanjutnya diinkubasi dengan posisi terbalik dalam inkubator pada suhu 37 OC selama 24 48 jam lalu diamati perubahan yang terjadi pada cawan tersebut. Penggunaan tabung reaksi , cawan petri, dan ose harus dipanaskan di atas api pada setiap perlakuan dan pengerjaannya harus dekat dengan api.

Data dan Hasil Pengamatan Tabel 1 Pemindahan kultur secara aseptik Perlakuan Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3 Tabung 4 Tabung 5 Tabung 6 Hasil Keruh Keruh Keruh Keruh Tidak keruh Keruh

Gambar

Tabel 2 Isolasi mikroba Perlakuan Hasil

Cawan

Pembahasan Praktikum kali ini dilakukan percobaan terhadap teknik pemindahan kultur ( biakan ) secara aseptik dengan menggunakan dua media yang berbeda yaitu media cair (lactose broth) untuk pemindahan sampel (aquades) secara aseptik dan media padat (nutrien agar) untuk isolasi bakteri. Teknik pemindahan biakan (kultur) dilakukan untuk mengetahui apakah teknik pengerjaan yang dilakukan praktikan telah aseptik, jika belum maka biakan yang dihasilkan akan mengalami kekeruhan Proses pemindahan bakteri dilakukan menggunakan media cair yaitu lactose broth. Terjadinya kekeruhan pada sebagian besar tabung diakibatkan oleh

adanya kontaminasi dari lingkungan luar saat proses pemindahan berlangsung. Kekeruhann tersebut timbul oleh adanya pertumbuhan mikroorganisme dan jumlahnya sangat banyak. Selain kekeruhan, pertumbuhan mikroorganisme tersebut dapat dilihat dari adanya pembentukkan selaput yaitu sekumpulan sel sel yang mengapung pada permukaan media serta dapat juga dilihat dari adanya sedimen yaitu timbunan sel yang mengendap pada bagian bawah media cair. Perlakukan kedua yang dilakukan yaitu isolasi mikroba yang didapatkan pada screening bakteri (praktikum sebelumnya). Mikroba yang didapatkan dapat diisolasi menggunakan media padat (nutrien agar) karena dalam media padat mikroba tersebut dapat membentuk koloni yang sama pada tempatnya. Jika mikroba tersebut ditangkap oleh media padat pada beberapa daerah yang terpisah maka mikroba yang hidup akan berkembang menjadi satu koloni yang terpisah dan memudahkan untuk digunakan pada pemisahan selanjutnya. Contohnya dalam praktikum dilakukan isolasi mikroba dengan cara digores zigzag, maka seharusnya setelah proses inkubasi mikroba hanya tumbuh pada daerah zig-zag tersebut. Hasil yang didapatkan pada percobaan kenyataanya masih terdapat mikroba lain yang tumbuh di luar daerah zig-zag walaupun kurang jelas. Hal ini menandakan bahwa teknik pengerjaan yang dilakukan praktikan belum sempurna. Isolasi mikroba bila dilakukan menggunakan media cair maka sel sel mkiroba akan sulit dipisahkan, namun bila sel sel tersebut dipisahkan dengan cara pengenceran kemudian ditumbuhkan dalam media padat kembali dan dibiarkan membentuk koloni, sel sel tersebut akan dapat diisolasi dalam tabung reaksi atau cawan petri yang terpisah. Penggoresan pada media NA dilakukan secara zig-zag dan searah dengan perlahan, karena jika penggoresan terlalu ditekan dikhawatirkan agar menjadi rusak. Cawan dan tabung pada langkah terakhir dilakukan proses inkubasi pada suhu 37 OC karena pada suhu tersebut mikroba sedang tumbuh dengan optimal dan dapat ditunjukan dengan grafik
optimal

Teknik pengerjaan yang dilakukan umumnya sama dengan teknik pengerjaan yang dilakukan dalam analisa mikrobiologi , yaitu jarum ose yang digunakan pada kedua perlakuan harus dipijarkan di atas api segera sebelum dan sesudah melakukan pemindahan karena pemanasan tersebut dapat menghancurkan setiap bentuk kehidupan yang ada pada permukaan jarum. Bagian jarum yang dipanaskan sebaiknya dilakukan hingga ose memijar dan slama proses pemindahan sebaiknya tabung reaksi dipegang dengan tangan kiri dan jauh dari hembusan nafas. Tabung dipegang sedatar mungkin dan tabung tidak boleh terbuka terlalu lama kkarena akan menyebankan udara dari luar dapat masuk ke dalam dan akan timbul mikroba lain yang tidak diinginkan setelah diinkubasi , tabung reaksi atau cawan setiap kali dibuka dan ditutup juga harus dipanaskan pada daerah bibirnya. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam isolasi bakteri, diantaranya yaitu jika membuka tutup tabung reaksi baik untuk menuangkan agar tau menanam mikroba maka mulut tabung harus dilewatkan di atas api untuk membunuh mikroba yang terdapat pada permukaannya. Jika ingin membuka

cawan maka angkat penutup cawan hanya pada satu sisi saja dan cukup seluas ruangan untuk menggores dengan ose tau untuk meletakkan ulut tabung saja. Ketika ingin menuangkan agar maka agar tabung tidak menggesek cawan atau tutupnya maka setelah menuangkan agar, tutup cawan dengan segera segera dan miringkan cawan perlahan lahan dari satu sisi ke sisi lain supaya agarnya menyebar dengan merata (Pelczar 1986). Simpulan Berdasarkan pecobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pada semua tabung reaksi mengalami kekeruhan kecuali tabung reaksi 5. Teknik pengerjaan belum aseptik karena sebagian besar tabung reaksi mengalami kekeruhan dan terdapat koloni di luar daerah zig-zag pada cawan hasil penggoresan.

Daftar Pustaka Ratna Siri H. 1985. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek: Teknik dan Prosedur dasar Laboratorium. Jakarta: PT Gramedia. Pelczar MJ & ECS Chan. 1986. Dasar Dasar Mikrobiologi. Ratna Siri Hadioetomo dkk, penerjemah. Jakarta: UI-Press. Terjemahan dari Dasar-Dasar Mikrobiologi 1, Universitas Indonesia Press. Jakarta. Suriawiria U. 1980. Mikrobiologi Umum. Bandung: ITB.

You might also like