You are on page 1of 57

1

ANALISA PENGARUH ASSETS TURNOVER DAN PROFIT MARGIN TERHADAP RETURN ON INVESTMENT PADA PERUSAHAAN FOOD AND BAVERAGE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

OLEH ANIS SHOLICHAH NIM. 07.01.522 JURUSAN : AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI WIDYA DHARMA SURABAYA 2011

ANALISA PENGARUH ASSETS TURNOVER DAN PROFIT MARGIN TERHADAP RETURN ON INVESTMENT PADA PERUSAHAAN FOOD AND BAVERAGE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI Diajukan kepada STIE Widya Dharma Surabaya Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Sarjana

OLEH ANIS SHOLICHAH NIM. 07.01.522 JURUSAN : AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI WIDYA DHARMA SURABAYA SEPTEMBER 2011

ANALISA PENGARUH ASSETS TURNOVER DAN PROFIT MARGIN TERHADAP RETURN ON INVESTMENT PADA PERUSAHAAN FOOD AND BAVERAGE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH : ANIS SHOLICHAH NIM. 07.01.522

Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji.

Surabaya, September 2011 Pembimbing

Drs. Hari Purwanto, MM NIP.

ANALISA PENGARUH ASSETS TURNOVER DAN PROFIT MARGIN TERHADAP RETURN ON INVESTMENT PADA PERUSAHAAN FOOD AND BAVERAGE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH : ANIS SHOLICHAH NIM. 07.01.522

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi

Pada tanggal September 2011 Ketua,

Dr.Drs.H.Mohammad Usman,SE.,MM. NIP. 19500326 198103 1 001

Anggota,

Dr.H.Farhan Ghozali,SH.,MM. NIP. 19570613 198603 1 012

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan taufik, karunia, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisa Pengaruh Assets Turnover dan Profit Margin Terhadap Return On Investment Pada Perusahaan Food and Baverage Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi ini disusun guna melengkapi persyaratan dalam menyelesaikan studi pada program sarjana (S1) reguler Akuntansi STIE Widya Dharma Surabaya. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini baik secara moril maupun materiil, khususnya kepada : 1. Drs. Hari Purwanto, MM. selaku pembimbing yang dengan penuh kesabaran membimbing dan membantu memberikan saran-saran serta dorongan sehingga penulis dapat segera menyelesaikan skripsi ini. 2. Para Dosen STIE Widya Dharma Surabaya, yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang telah memberikan ilmu dan wawasan yang luas kepada penulis. 3. Keluarga tercinta, Bapak, Almarhumah Ibu, Adekku Moch. Sodikin, yang telah memberikan makna hidup kepada penulis sehingga dapat termotivasi untuk segera menyelesaikan skripsi. Kenangan keluarga kecilku adalah anugrah yang teramat indah pemberian Allah SWT. 4. Suamiku tersayang Moch. Syaifuddin, yang telah memberikan kasih sayangnya yang teramat hangat kepada penulis, sehingga penulis terdorong

untuk segera menyelesaikan studi program S1. Salam cinta dan rinduku teruntukmu sayang.... 5. Seseorang yang sekaisan nafas denganku, yang saat ini masih dalam kandungan yang telah menginspirasi hidup penulis sehingga tumbuh semangat yang teramat sangat untuk sebuah hidup yang harus terus diperjuangkan. 6. Teman-temanku tercinta, Ita, Mukti, Salim, Ina, Eka, Mugik, Eko, Noval, Mbak Mia, dan semuanya yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Kehangatan suasana saat bersama di Kampus UGM milik kita, takkan pernah beku dimakan masa. 7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan motivasi, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi. Hanya doa dan ucapan syukur yang dapat penulis panjatkan, semoga Allah SWT berkenan membalas kebaikan beliau semua. Akhir kata penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

Surabaya,

September 2011 Penulis

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR ............................................................................... DAFTAR ISI .............................................................................................. DAFTAR TABEL ...................................................................................... DAFTAR GAMBAR ................................................................................. ABSTRAK ................................................................................................. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1.2. Rumusan Masalah ................................................................ 1.3. Tujuan Penelitian ................................................................. 1.4. Manfaat penelitian .. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori ....................................................................... 2.1.1. Assets Turnover ....................................................... 2.1.2. Profit Margin ............................................................ 2.1.3. Return On Investment ............................................. 2.2 2.3 2.4 Hasil Penelitian Terdahulu ................................................ Kerangka Pemikiran .......................................................... Hipotesa ............................................................................. 6 6 8 11 15 17 18 1 4 4 4 i iii v vi vii

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian & Definisi Operasional ...................... 3.2. Jenis Data dan Sumber Data .............................................. 19 19

3.3. Metode Pengumpulan Data .................................................. 3.4. Populasi dan Sampel ............................................................ 3.5. Metode Analisa Data ........................................................... 3.5.1. Pengujian Asumsi Klasik .......................................... 3.5.2. Analisis Regresi Linier Berganda . 3.5.3. Uji Hipotesis . BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Statistik Deskriptif ............................................................. 4.2. Uji Asumsi Klasik .............................................................. 4.2.1. Uji Normalitas ......................................................... 4.2.2. Uji Multikolinieritas ................................................ 4.2.3. Uji Autokorelasi ...................................................... 4.3. Analisis Regresi Linier Berganda ...................................... 4.3.1. Uji Pengaruh Parsial (t-test) .................................... 4.3.2. Uji Pengaruh Simultan (f-test) ................................ 4.3.3. Koefisien Determinasi (R2)...................................... BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan ........................................................................ 5.2. Saran .................................................................................. DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. LAMPIRAN LAMPIRAN .......................................................................

19 20 21 21 24 25

29 33 33 34 35 37 38 40 41

42 44 45

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. 4.2. 4.3. 4.4. 4.5. 4.6. 4.7. 4.8. 4.9. Data Perhitungan Rasio ROI, ATO dan PF tahun 2008-2010 ....... Hasil Uji Statistik Deskriptif ........................................................... Hasil Uji Normalitas (Grafik P-Plot) .............................................. Hasil Uji Normalitas (Tabel Kolmogorov-Smirnov) ...................... Hasil Uji Multikolinieritas ............................................................. Hasil Uji Heteroskedastisitas .......................................................... Hasil Uji Autokorelasi .................................................................... Hasil Uji Pengaruh Parsial (t-test) .................................................. Hasil Uji Pengaruh Simultan (f-test) ..............................................

Halaman 30 31 33 34 35 36 37 38 40 41

4.10. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ............................................

10

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pemikiran ................................................................

Halaman 17

11

ANALISA PENGARUH ASSETS TURNOVER DAN PROFIT MARGIN TERHADAP RETURN ON INVESTMENT PADA PERUSAHAAN FOOD AND BAVERAGE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Oleh : Anis Sholichah

ABSTRAK

Analisa laporan keuangan merupakan hal yang sangat fundamental dalam menilai kinerja sebuah Perusahaan. Untuk itu diperlukan suatu alat berupa rasio yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi maupun eksistensi sebuah usaha. Salah satu rasio yang sangat penting dalam pengukuran kinerja adalah rasio return on invesment. Dengan rasio ini dapat diketahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang dimiliki perusahaan. Tujuan Penelitian ini adalah untuk menguji adanya pengaruh variabel assets turnover (ATO) dan profit margin (PM) terhadap return on investment (ROI). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan sampel perusahaan food and baverage yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria (1) Perusahaan food and baverage yang listed di BEI dan selalu menyajikan laporan keuangan tahun buku 31 Desember selama periode penelitian (2008-2010), (2) Perusahaan harus sudah listing pada awal penelitian dan tidak didelisting sampai akhir periode penelitian. (3) Dari awal periode penelitian sampai akhir periode penelitian menghasilkan laba yang positif. Diperoleh jumlah sampel sebanyak 9 perusahaan dari 13 perusahaan. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda dan uji hipotesis menggunakan uji T secara parsial, uji F secara simultan dengan derajat signifikansi 5%, dan uji koefisien determinasi. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa secara parsial data ATO dan PM masing-masing berpengaruh secara signifikan terhadap ROI perusahaan food and baverage yang listed di BEI pada derajat signifikansi kurang dari 5% (masingmasing sebesar 0,000%), sementara secara simultan data ATO dan PM berpengaruh secara signifikan terhadap ROI pada derajat signifikansi kurang dari 5% yaitu sebesar 0,000%. Kemampuan prediksi dari kedua variabel (ATO dan PM) terhadap ROI adalah sebesar 88,2% sebagaimana ditunjukkan oleh besarnya adjusted R pada model summary, sedangkan sisanya sebesar 11,8% dijelaskan oleh model-model lain diluar model penelitian.

Kata Kunci: assets turnover (ATO), profit margin (PM), return on investment (ROI).

12

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah Era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat, persaingan ekonomi dan bisnis di tingkat nasional ataupun dunia meningkat tajam. Perusahaan harus dapat memanfaatkan setiap peluang yang ada, meskipun peluang itu sangat kecil. Selain itu perusahaan dituntut untuk mengikuti perkembangan-perkembangan yang ada guna mengambil kebijakan yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan yang berpengaruh terhadap eksistensi usahanya. Melalui penerapan kebijakan, perusahaan dapat merangsang terciptanya efisiensi dan peningkatan daya saing yang akan menunjukkan kinerja perusahaan. Secara umum kondisi kinerja perusahaan dapat diketahui berdasarkan analisis laporan keuangan, dan dari laporan keuangan tersebut dapat dilakukan analisis berdasarkan rasio-rasio keuangan. Penggunaan alat analisis berupa rasio, dapat menunjukkan atau memberi gambaran tentang baik atau buruknya posisi keuangan suatu perusahaan apabila dibandingkan dengan rasio tahun sebelumnya atau dengan perusahaan sejenis lainnya. Penelitian mengenai rasio-rasio keuangan telah banyak dilakukan di Indonesia. Salah satu penelitian terdahulu oleh Winarni (2004) menggabungkan rasio perputaran aktiva/assets turn over dengan rasio laba/profit margin atas penjualan dan menunjukkan bagaimana keduanya

13

berinteraksi dalam menentukan return on investment (ROI), yaitu profitabilitas atas aktiva yang dimiliki perusahaan. Rasio laba atas penjualan (profit margin) dipengaruhi oleh tingkat penjualan dan laba bersih yang dihasilkan. Berarti profit margin ini mencakup pula seluruh biaya yang digunakan dalam operasional perusahaan. Rasio asset turn over sendiri dipengaruhi oleh penjualan dan total aktiva. Dapat dikatakan bahwa analisis ini tidak hanya memfokuskan pada laba yang dicapai, tetapi juga pada investasi yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Semakin besar ROI semakin baik pula perkembangan perusahaan tersebut dalam mengelola asset yang dimilikinya ataupun dalam menghasilkan laba. Hal ini disebabkan karena ROI tersebut terdiri dari beberapa unsur yaitu penjualan, aktiva yang digunakan, dan laba atas penjualan yang diperoleh perusahaan. Angka ROI ini akan memberikan informasi yang penting jika dibandingkan dengan pembanding yang digunakan sebagai standar. Jadi perbandingan ROI selama beberapa periode berturut-turut akan lebih akurat. Menurut penelitian Winarni (2004) menunjukkan bahwa dilihat dari uji determasi, besarnya pengaruh variabel asset turn over dan profit margin terhadap ROI sebesar 96%. Hal ini berarti masih ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi variabel ROI sebesar 4%. Sedangkan dilihat dari uji parsial, pengaruh asset turn over dan profit margin terhadap ROI masing-masing sebesar 92,5% dan 93,6% dengan probabilitas kesalahan 0,00%. Hal ini berarti secara parsial pengaruh variabel profit margin lebih dominan terhadap ROI dibanding variabel asset turn over.

14

Dari uraian diatas maka peneliti termotivasi untuk melakukan suatu penelitian dengan variabel yang sama pada perusahaan food and baverage yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh Winarni (2004) dengan penelitian ini adalah sampel obyek penelitian yang sebelumnya hanya diambil pada satu perusahaan jasa bongkar muat sedangkan penelitian ini mengambil sampel obyek penelitian di beberapa perusahaan food and baverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2010. Obyek penelitian adalah perusahaan industri sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan alasan : 1. Sektor makanan dan minuman akan survive dan paling tahan terhadap krisis dibandingkan dengan sektor lainnya, sebab dalam kondisi krisis ataupun tidak produk makanan dan minuman tetap dibutuhkan. Dalam keadaan krisis konsumen akan membatasi konsumsinya dengan memenuhi kebutuhan dasar dan mengurangi kebutuhan barang sekunder. 2. Produk makanan dan minuman tetap dibutuhkan dan bahan baku yang digunakan untuk membuat produk makanan dan minuman mudah untuk diperoleh. Dari uraian-uraian diatas penulis dalam melakukan penelitian ini mengambil judul : Analisa Pengaruh Assets Turn Over dan Profit Margin Terhadap Return On Investment Pada Perusahaan Food and Baverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. (Periode penelitian tahun 2008 sampai dengan tahun 2010).

15

1.2.Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah assets turn over mempunyai pengaruh secara parsial terhadap return on investment ? 2. Apakah profit margin mempunyai pengaruh secara parsial terhadap return on investment ? 3. Apakah assets turn over dan profit margin mempunyai pengaruh secara simultan terhadap return on investment ? 1.3.Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini yaitu : 1. Untuk mengetahui apakah assets turn over mempunyai pengaruh secara parsial terhadap return on investment ? 2. Untuk mengetahui apakah profit margin mempunyai pengaruh secara parsial terhadap return on investment ? 3. Untuk mengetahui apakah assets turn over dan profit margin mempunyai pengaruh secara simultan terhadap return on investment? 1.4.Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk kepentingan ilmiah Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

pengetahuan bagi peneliti dan dapat digunakan peneliti lain sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian lanjutan serta untuk menambah

16

referensi perpustakaan dan memberikan gambaran mengenai analisis rasio keuangan. 2. Untuk kepentingan terapan Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan-perusahaan food and baverages yang telah terdaftar di bursa efek Indonesia. Selain itu dapat digunakan sebagai bahan referensi oleh para investor yang akan menanamkan modalnya di perusahaan-perusahaan food and baverages tersebut.

17

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori 2.1.1. Assets Turnover Menurut Alex Kane dan Alan J. Marcus (2004:459), dalam bukunya yang berjudul Essentials of Investments mengemukakan bahwa assets turn over is a financial ratio that measures the efficiency of a company's use of its assets in generating sales revenue or sales income to the company yang berarti assets turn over adalah sebuah rasio keuangan yang mengukur efektifitas penggunaan asset atau kekayaan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan atau penjualan kepada perusahaan. Besarnya assets turnover dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut: Penjualan ATO = Total Asset Rasio ini membandingkan angka antara asset dengan penjualan dan dapat menggambarkan jumlah penjualan yang dihasilkan dari setiap rupiah penggunaan asset. Sehingga dapat bermanfaat bagi pertumbuhan perusahaan untuk memeriksa apakah pada kenyataannya perusahaan tumbuh dalam proporsi pendapatan penjualan. Pada umumnya, perusahaan yang memiliki keuntungan rendah biasanya memiliki rasio asset turnover tinggi, sementara perusahaan yang keuntungannya tinggi memiliki asset turnover rendah. Dalam beberapa industri, misalnya industri ritel, rasio asset turnover biasanya tinggi karena

18

dalam industri ini ada persaingan harga yang sengit. Dengan kata lain, untuk bisa memperoleh penjualan yang tinggi sebuah perusahaan harus bekerja keras memutar asetnya. Cara untuk mempertinggi assets turnover menurut Riyanto (2001:40) adalah sebagai berikut: 1. Dengan menambah modal usaha atau aktiva yang digunakan untuk operasi sampai tingkat tertentu dan diusahakan tercapainya tambahan volume usaha yang sebesar-besarnya. 2. Dengan mengurangi volume usaha sampai tingkat tertentu diusahakan penurunan atau pengurangan aktiva yang digunakan untuk operasi sebesar-besarnya. Namun demikian, diketahui bahwa analisa rasio ini masih memiliki kelemahan, antara lain sebagai berikut :

1. Rasio ini hanya menunjukkan hubungan antara penghasilan (sales revenue) dengan aktiva yang dipergunakan dan tidak memberikan gambaran tentang laba yang diperoleh. 2. Penjualan adalah untuk satu periode, sedang total operating assets adalah merupakan akumulasi kekayaan perusahaan selama beberapa periode, mungkin adanya ekspansi yang tidak segera dapat menghasilkan tambahan penjualan sehingga rasio pada tahun pertama adanya ekspansi menunjukkan rasio yang rendah. 3. Tingkat penjualan yang diperoleh mungkin sekali dipengaruhi oleh berbagai faktor di luar kemampuan perusahaan untuk diatasi (uncotrollable).

19

Turnover yang tinggi menunjukkan manajemen yang efektif, tetapi dapat juga turnover yang tinggi disebabkan aktiva perusahaan yang sudah tua dan sudah habis disusut, jadi turnover yang tinggi ini karena keadaan perusahaan. Selain itu aktiva juga dipengaruhi oleh nilai historis. Aktiva yang sama jika dibeli pada saat berbeda bisa saja harganya berbeda, selain itu juga dipengruhi oleh inflasi. Kadangkala kegiatan yang sama dalam waktu yang berbeda memberikan rasio perputaran yang berbeda.

Untuk menghindari kelemahan-kelemahan turnover operating assets ini, maka turnover ini dihubungkan dengan tingkat profit yang diperoleh atau profit margin-nya, yang diperoleh dengan cara membagi profit yang diperoleh dengan total penjualan netto. Sehingga turnover ratio saja tidak dapat memberikan gambaran yang pasti tentang keefektifan kegiatan perusahaan dan harus dihubungkan dengan profit margin-nya untuk memperoleh rate of return-nya atau return on investment (ROI).

2.1.2

Profit Margin Pengertian profit margin Menurut Bambang Riyanto (2001:37):

Profit margin yaitu perbandingan antara net operating income dengan net sales. Untuk perhitungannya Jumingan (2006:160) mengemukakan teorinya sebagai berikut: Rasio laba usaha dengan penjualan netto (disebut profit margin) dihitung dengan membagi laba usaha dengan penjualan neto.

20

Laba Usaha Profit Margin = Penjualan Netto X 100 %

Rasio ini menggambarkan apa yang biasanya disebut pure profit yang diterima atas setiap rupiah dari penjualan yang dilakukan. Operating Profit disebut murni (pure) dalam pengertian bahwa jumlah tersebutlah yang benar-benar diperoleh dari hasil operasi perusahaan dengan mengabaikan kewajiban-kewajiban financial berupa bunga serta

kewajiban terhadap pemerintah termasuk pembayaran pajak. Rasio ini bisa diinterpretasikan juga sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya di perusahaan pada periode tertentu. Profit Margin yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan

menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Profit Margin yang rendah menandakan penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat biaya tertentu. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa profit margin dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat kepada besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan sales. Menurut Bambang Riyanto (2001:39) Besar kecilnya profit margin pada setiap transaksi sales ditentukan oleh 2 faktor, yaitu net sales dan laba usaha. Besar kecilnya laba usaha (net operating income) tergantung pada pendapatan dari penjualan dan besarnya biaya usaha (operating expense).

21

Dengan jumlah operating expense tertentu profit margin dapat diperbesar dengan menekan atau memperkecil sales, atau dengan menekan atau memperkecil operating expanse. Dengan demikian maka ada 2 alternatif dalam usaha untuk memperbesar profit margin, yaitu : 1. Dengan menambah biaya usaha (operating expenses) sampai pada tingkat tertentu diusahakan tercapainya tambahan sales yang sebesarbesarnya, atau dengan kata lain tambahan sales harus lebih besar daripada tambahan operating expenses. Perubahan besarnya sales dapat disebabkan karena perubahan harga jual per-unit produk sudah ditentukan. Dengan demikian dapatlah dikaitkan bahwa pengertian menaikkan tingkat sales di sini dapat berarti memperbesar pendapatan dari sales dengan jalan memperbesar volume sales per-unit pada tingkat harga penjualan tertentu atau menaikan harga penjualan perunit produk pada luas sales dalam unit tertentu. 2. Dengan mengurangi pendapatan dari sales sampai pada tingkat tertentu diusahakan adanya pengurangan operating expenses yang sebesar-besarnya, atau dengan kata lain mengurangi biaya usaha lebih besar dibandingkan dengan pengurangan pendapatan dari sales. Meskipun jumlah sales selama periode tertentu berkurang, tetapi oleh karena disertai dengan berkurangnya operating expense yang lebih sebanding, maka akibatnya ialah bahwa profit margin-nya makin besar.

22

2.1.3

Return On Investment Return On Investment (ROI) merupakan suatu alat yang biasa

digunakan untuk menilai kesuksesan atau prestasi perusahaan secara keseluruhan, yang secara umum didefinisikan sebagai net income (setelah disesuaikan dengan biaya bunga) dibagi dengan total investasi. Menurut Husein Umar (2005:216) mengemukakan: Return On Investment (ROI) mencerminkan kemampuan

manajemen dalam mengatur aktiva-aktivanya seoptimal mungkin sehingga dicapai laba bersih yang diinginkan Sedangkan menurut Agus Sartono (2001:123): Return On Investment atau return on assets menunjukan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Return On Investment (ROI) atau yang sering disebut dengan return on total assets adalah merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Dalam menghitung tingkat return on investment, maka yang perlu diperhatikan adalah bahwa perhitungan tersebut didasarkan atas laba bersih setelah pajak dibagi dengan total aktiva perusahaan, baik yang diinvestasikan di dalam maupun di luar perusahaan. Hal tersebut disebabkan karena tujuan pengukuran ROI adalah mengetahui tingkat keuntungan bersih yang diperoleh dari seluruh modal yang telah diinvestasikan.

23

Adapun rumus Return On Investment adalah sebagai berikut: Return On Investment = Laba bersih sesudah pajak Total aktiva

Return On Investment atau Return On Assets pada dasarnya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Adapun faktor-faktor tersebut, yaitu: 1. Turnover dari operating assets (tingkat perputaran aktiva yang digunakan untuk operasi), yaitu kecepatan berputarnya operating assets dalam suatu periode tertentu. Cara meningkatkan tingkat perputaran ivestasi, yaitu dengan meningkatkan volume penjualan dengan jumlah invertasi yang sama, atau menurunkan atau mengurangi jumlah investasi untuk memperoleh volume penjualan tertentu. Turnover tersebut dapat ditentukan dengan membagi net profit margin dengan operating assets. 2. Profit Margin, yaitu keuntungan operasi yang dinyatakan dalam prosentase dan jumlah penjualan bersih, profit margin ini mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahan dihubungkan dengan penjualan. Besarnya Return On Investment (ROI) akan berubah jika terdapat perubahan profit margin atau assets turnover, baik masing-masing ataupun kedua-duanya. Dengan demikian maka pimpinan perusahaan dapat menggunakan salah satu atau kedua-duanya dalam rangka usaha untuk memperbesar .profit margin dengan cara mempertinggi efisiensi di sektor produksi, penjualan dan administrasi. Selain itu perusahaan dapat mempertinggi ROI dengan usaha memperbesar assets turnover melalui

24

penentuan kebijaksanaan investasi dana dalam berbagai aktiva, baik aktiva lancar maupun aktiva tetap. Adapun kegunaan dari analisis return on investment adalah sebagai berikut: 1. Sebagai salah satu kegunaan yang prinsipil ialah sifatnya yang menyeluruh. Apabila perusahaan sudah menjalankan praktek akuntansi yang baik, maka manajemen dengan menggunakan teknik analisa ROI dapat mengukur efisiensi penggunaan modal kerja, efesiensi produksi dan efesiensi bagian penjualan. 2. Apabila perusahaan mempunyai data industri sehingga dapat diperoleh rasio industri, maka dengan analisa ROI ini dapat dibandingkan efesiensi penggunaan modal pada perusahaannya dengan perusahaan lain yang sejenis, sehingga dapat diketahui apakah perusahaannya berada dibawah, sama, atau di atas rata-rata. Dengan demikian akan dapat diketahui di mana kelemahannya dan apa yang sudah kuat pada perusahaan tersebut dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis. 3. Analisa ROI dapat digunakan untuk mengukur efisiensi tindakan tindakan yang dilakukan oleh divisi/bagian, yaitu dengan

mengalokasikan semua biaya dan modal ke dalam bagian yang bersangkutan. Arti pentingnya mengukur rate of return pada tingkat bagian adalah untuk dapat membandingkan efisiensi suatu bagian dengan bagian yang lain di dalam perusahaan yang bersangkutan.

25

4. ROI selain berguna untuk keperluan kontrol, juga berguna untuk keperluan perencanaan. Misalmya ROI dapat digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan kalau perusahaan akan mengadakan ekspansi. Selain kegunaan dari analisa ROI, terdapat pula kelemahan-kelemahannya, antara lain sebagai berikut : 1. Salah satu kelemahan yang prinsipil ialah kesukarannya dalam membandingkan rate of return suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis, mengingat bahwa kadang-kadang praktek akuntansi yang digunakan oleh masing-masing perusahaan tersebut adalah berbeda-beda. Perbedaan metode dalam penilaian berbagai aktiva antara perusahaan satu dengan perusahaan yang lain, perbedaan tersebut akan dapat memberi gambaran yang salah. 2. Kelemahan lain dari teknik analisa ini adalah terletak pada adanya fluktuasi nilai dari uang. Suatu mesin atau perlengkapan tertentu yang dibeli dalam keadaan inflasi nilainya berbeda dengan kalau dibeli pada waktu tidak ada inflasi, dan hal ini akan berpengaruh dalam menghitung investment turnover dan profit margin. 3. Dengan menggunakan analisa return on investment data tidak akan dapat digunakan untuk mengadakan perbandingan antara dua perusahaan atau lebih dengan mendapatkan kesimpulan yang memuaskan.

26

2.2.

Hasil Penelitian Terdahulu Winarni (2004), melakukan penelitian dengan judul analisis pengaruh assets turn over dan profit margin terhadap return on investment pada perusahaan jasa bongkar muat PT. Sarana Bandar Nasional Cabang Surabaya. Variabel independen dalam penelitian ini adalah rasio keuangan meliputi : assets turn over dan profit margin. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah return on investment (ROI). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dilihat dari uji determasi, besarnya pengaruh variabel asset turn over dan profit margin terhadap ROI sebesar 96%. Sedangkan dilihat dari uji parsial, pengaruh asset turn over dan profit margin terhadap ROI masing-masing sebesar 92,5% dan 93,6% dengan probabilitas kesalahan 0,00%. Merry (2010), melakukan penelitian dengan judul pengaruh rasio profitabilitas dan rasio aktivitas dalam memprediksi perubahan laba pada perusahaan metal and allied products yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen dalam penelitian ini adalah rasio keuangan meliputi : net profit margin, return on investment, total assets turn over, dan inventory turn over. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah perubahan laba. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model regresi linier berganda yang digunakan adalah cocok atau sesuai untuk mengetahui perubahan net profit margin, perubahan return on investment, perubahan total asset turn over, dan perubahan inventory turn

27

over terhadap perubahan laba. Secara parsial variabel yang berpengaruh hanya net profit margin sedangkan return on investment, total asset turn over, dan inventory turn over tidak terbukti berpengaruh terhadap perubahan laba. Firsada (2010), melakukan penelitian dengan judul pengaruh perputaran persediaan dan total assets turn over (TATO) terhadap return on investment (ROI) melalui net profit margin (NPM) pada perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2009. Variabel independen dalam penelitian ini adalah rasio keuangan meliputi : inventory turn over, total assets turn over, dan net profit margin. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah return on investment. Penelitian ini dilakukan terhadap 15 perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia dengan menggunakan model analisis jalur (path analysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pengaruh perputaran persediaan dan total asset turn over terhadap net profit margin mempunyai tingkat signifikasi t masing-masing 0,003;0,091 lebih kecil dari nilai 0,10. Sedangkan pengaruh perputaran persediaan, total asset turn over dan net profit margin tarhadap ROI mempunyai tingkat signifikasi t masing-masing 0,000;0,000;0,000 lebih kecil dari nilai 0,10.

28

2.3.

Kerangka Pemikiran Kinerja keuangan perusahaan dapat diukur dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. Rasio tersebut sangat bermanfaat untuk mengontrol operasional dan finansial perusahaan, sehingga dapat dicapai suatu kondisi yang paling efisien tanpa harus mengorbankan performance perusahaan. Dalam penelitian ini memfokuskan terhadap analisis mengenai pengaruh asset turnover dan profit margin terhadap return on investment. Dimana berdasarkan landasan teori yang disebutkan diatas menunjukkan bahwa asset turnover dan profit margin memiliki hubungan yang komplementer terhadap return on investment. Sehingga kerangka pemikiran penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : Asset Turnover ROI Profit Margin Gambar 2.1 : Kerangka Pemikiran

Keterangan : Asset Turnover sebagai Variabel Independen Profit Margin sebagai Variabel Independen ROI sebagai Variabel Dependen

29

2.4.

Hipotesa Dari kerangka pemikiran seperti tersebut diatas, maka hipotesa dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. 2. 3. Ada pengaruh secara parsial dari asset turnover terhadap ROI. Ada pengaruh secara parsial dari profit margin terhadap ROI. Ada Pengaruh secara simultan dari asset turnover dan profit margin terhadap ROI.

30

BAB III METODE PENELITIAN

3.1

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. ROI (Return On Investment) adalah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan keuntungan. 2. Net Profit Margin adalah perbandingan antara laba bersih (laba sesudah biaya dan pajak) dengan penjualan bersih perusahaan. 3. Total Asset Turnover adalah perbandingan antara jumlah penjualan perusahaan dengan seluruh harta/aktiva perusahaan. untuk operasinya perusahaan untuk menghasilkan

3.2

Jenis Data dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang berupa laporan keuangan setiap perusahaan sampel dari tahun 2008 2010. Sumber data yang digunakan adalah laporan keuangan perusahaan sampel yang didapat dari Lembaga Pasar Modal (LPM) Gika Surabaya yang juga dapat dilihat di website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id).

3.3

Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik dokumentasi

31

berdasarkan laporan keuangan perusahaan sampel periode tahun 2008 2010 yang dipublikasikan oleh BEI melalui situs www.idx.com. 3.4 Populasi dan Sampel Dalam penelitian ini populasinya adalah perusahaan food and baverage yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Artinya sampel dipilih berdasarkan pertimbangan subyektif penelitian dimana persyaratan yang dibuat sebagai kriteria harus dipenuhi sebagai sampel (Subagyo, 1997). Berdasarkan hal tersebut peneliti menetapkan 9 perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai sampel. Adapun kriteria yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut : 1. Perusahaan food and baverage yang listed di BEI dan selalu menyajikan laporan keuangan tahun buku 31 Desember selama periode penelitian (2008-2010). 2. Perusahaan harus sudah listing pada awal penelitian dan tidak didelisting sampai akhir periode penelitian. 3. Pada awal periode penelitian hingga akhir periode penelitian menghasilkan laba yang positif. Adapun perusahaan yang memenuhi kriteria tersebut di atas adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. PT. Aqua Golden Mississipi, Tbk PT. Delta Djakarta, Tbk PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk

32

4. 5. 6. 7. 8. 9. 3.5

PT. Mayora Indah, Tbk PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk PT. Prasidha Aneka Niaga, Tbk PT. Siantar Top, Tbk PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk PT. Ultrajaya Milk Industry, Tbk

Metode Analisa Data 3.5.1 Pengujian Asumsi Klasik Penelitian ini menggunakan model analisa regresi linier berganda. Persyaratan untuk bisa menggunakan persamaan regresi linier berganda adalah terpenuhinya uji asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik ini dilakukan untuk mendapatkan nilai pemeriksa yang efisien dan tidak bias atau BLUE (best linier unbias estimator) dari satu persamaan regresi berganda dengan metode kuadrat terkecil (least square). Adapun uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Uji Normalitas Uji normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Penggunaan uji normalitas karena pada analisis statistik parametik, asumsi yang harus dimiliki oleh data adalah bahwa data tersebut harus terdistribusi normal yang berarti data akan mengikuti bentuk distribusi normal (Santosa & Ashari, 2005 : 231).

33

Uji normalitas bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan Normal P-P Plot dan Tabel Kolmogorov Smirnov. Pada Normal P-P Plot prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan : Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2007:110-112). Sedangkan pada uji Tabel Kolmogorov Smirnov (uji K-S) dilakukan dengan membuat hipotesis : H0 : Data residual berdistribusi normal apabila nilai signifikan < 5% (0,05). HA : Data residual tidak berdistribusi normal apabila nilai signifikan > 5% (0,05). b. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas.

34

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal (Ghozali 2007:91). Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas, dapat dilihat dari value inflation factor (VIF). Apabila nilai VIF > 10, terjadi multikolinearitas. Sebaliknya jika VIF < 10, tidak terjadi multikolinearitas (Wijaya, 2009:119). c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regeresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telahdiprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y Prediksi Y sesungguhnya) yang telah distudentized. Dasar analisisnya adalah sebagai berikut:

35

Jika ada pola tertentu, sperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar

kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka O pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. d. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi merupakan pengujian asumsi dalam regresi dimana variabel terikat tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri. Maksud korelasi dengan diri sendiri adalah bahwa nilai dari variabel terikat tidak berhubungan dengan nilai variabel itu sendiri, baik nilai variabel sebelumnya atau nilai periode sesudahnya (Sentosa&Ashari, 2005:240). Dasar pengambilan keputusan : Angka DW dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif. Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi. 3.5.2 Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

Analisis Regresi Linier Berganda Untuk menguji pengaruh variabel-variabel independen (ATO dan PM) terhadap ROI, maka dalam penelitian ini digunakan analisis regeresi linier berganda dengan persamaan kuadrat terkecil (ordinary least square OLS) dengan model dasar sebagai berikut:

36

Y = a + b1X1+b2X2 +e Keterangan : Y a b 1-2 X1 X2 e = Return On Investment (ROI) = Konstanta = Koefisien Regresi dari masing-masing variabel bebas = Assets Turn Over (ATO) = Profit Margin (PM) = Variabel Residual Untuk mengetahui apakah model regresi benar-benar menunjukkan hubungan yang signifikan dan representatif, maka model tersebut harus memenuhi uji asumsi klasik regresi. Besarnya konstanta tercemin dalam a dan besarnya koefisien regresi dari masing-masing variabel independen ditunjukkan dengan b1 dan b2 . Analisis regresi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara variabel independen dan dependennya. 3.5.3 Uji Hipotesis Dalam uji asumsi klasik dapat dilakukan analisis hasil regresi atau uji hipotesis. Uji hipotesis yang digunakan meliputi; uji pengaruh parsial (t-test), uji pengaruh simultan (F-test), dan uji koefisien determinasi (R). a. Uji Pengaruh Parsial (t-test) Uji t digunakan untuk menguji apakah variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

37

Langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut : 1. Merumuskan hipotesis, H1 artinya ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. 2. Menentukan tingkat signifikansi, taraf signifikansi adalah 95% atau a = 5%. 3. Membandingkan t hitung dan t tabel = t a / 2 (n-k-1). (H1) ditolak apabila t hitung < t tabel (H1) diterima apabila t hitung > t table

4. Berdasarkan probabilitas (H1) ditolak apabila P > 0,05 (H1) diterima apabila P < 0,05

5. Melihat pengaruh hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, apakah bertanda (+) atau (-). b. Uji Pengaruh Simultan (F-test) Menurut Imam Ghozali (2009), uji pengaruh simultan digunakan untuk mempengaruhi apakah variabel independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel dependen. Hipotesisnya dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Ho: b1, b2 = 0 (artinya bahwa tidak ada pengaruh signifikan secara bersama-sama dari seluruh variabel independen terhadap variabel dependen).

38

2. Ho: Tidak semua bi = 0 (artinya belum terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama dari seluruh variabel independen terhadap variabel dependen). Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut : 1. Bila nilai F lebih besar daripada 4 maka Ho dapat ditolak, pada derajat 5%. Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif independen dependen. 2. Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka Ho ditolak dan menerima H1. c. Uji Koefisien Determinasi Koefisien determinasi R2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi dependen atau dengan kata lain untuk menguji goodness-fit dari model regresi. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas (Ghozali, 2009). Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua yang menyatakan simultan bahwa semua variabel variabel

secara

mempengaruhi

39

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Untuk menghindari bias, maka digunakan nilai Adjusted R2, karena Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambah ke dalam model. Menurut Gurajati (2003), jika dalam uji empiris didapat nilai Adjusted R2 negatif, maka nilai Adjusted R2 dianggap bernilai nol.

40

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan disajikan hasil dari analisa data berdasarkan pengamatan sejumlah variabel yang dipakai dalam model analisis regresi linear berganda. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan terhadap sampel yang terdiri dari sembilan (9) perusahaan sektor makanan dan minuman dengan periode penelitian selama tiga tahun (2008-2010). Adapun urutan pembahasan secara
sistematis adalah sebagai berikut: 1. Statistik deskriptif

2. Pengujian asumsi klasik 3. Analisis data yang berupa hasil analisis regresi linier berganda 4. Pengujian variabel independen baik secara parsial, simultan dan determinasi 5. Pembahasan tentang pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Model analisis regresi linier berganda pada penelitian ini menggunakan program komputer SPSS 16.0. Berikut ini merupakan paparan hasil regresi dari penelitian. 4.1 Statistik Deskriptif Berdasarkan data yang didapat dari laporan keuangan perusahaan sampel, maka dapat dihitung rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi return on investment (ROI), assets turnover (ATO), dan profit margin (PM). Adapun hasil perhitungan rasio-rasio tersebut adalah sebagai berikut :

41

Tabel 4.1 Data Hasil Perhitungan Rasio ROI, ATO, dan PF tahun 2008-2010 2008 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Nama Perusahaan PT. Aqua Golden Mississipi, Tbk PT. Delta Djakarta, Tbk PT. Indoffod Sukses Makmur, Tbk PT. Mayora Indah, Tbk PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk PT. Prasidha Aneka Niaga, Tbk PT. Siantar Top, Tbk PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk PT. Ultrajaya Milk Industry, Tbk ROI 0,08 0,12 0,03 0,07 0,24 0,09 0,01 0,03 0,18 ATO 2,32 0,96 0,98 1,34 1,41 2,49 1,00 0,48 0,79 PF 0,04 0,12 0,03 0,05 0,17 0,04 0,01 0,06 0,22

2009 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Nama Perusahaan PT. Aqua Golden Mississipi, Tbk PT. Delta Djakarta, Tbk PT. Indoffod Sukses Makmur, Tbk PT. Mayora Indah, Tbk PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk PT. Prasidha Aneka Niaga, Tbk PT. Siantar Top, Tbk PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk PT. Ultrajaya Milk Industry, Tbk ROI 0,08 0,17 0,05 0,11 0,34 0,13 0,07 0,03 0,04 ATO 2,38 0,97 0,92 1,47 1,63 1,68 1,14 0,40 0,93 PF 0,04 0,17 0,06 0,08 0,21 0,08 0,07 0,07 0,04

No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

2010 Nama Perusahaan PT. Aqua Golden Mississipi, Tbk PT. Delta Djakarta, Tbk PT. Indoffod Sukses Makmur, Tbk PT. Mayora Indah, Tbk PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk PT. Prasidha Aneka Niaga, Tbk PT. Siantar Top, Tbk PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk PT. Ultrajaya Milk Industry, Tbk

ROI 0,07 0,20 0,06 0,11 0,39 0,06 0,07 0,04 0,05

ATO 1,66 0,77 0,81 1,64 1,57 2,24 1,17 0,36 0,94

PF 0,04 0,25 0,08 0,07 0,25 0,03 0,06 0,11 0,06

42

Dari data mentah yang telah diinput dapat dilihat nilai maksimum, minimum, mean dan standard deviation dari masing-masing variabel penelitian pada tabel 4.2 sebagai berikut:

Tabel 4.2
Descriptive Statistics Std. N ROI ATO PM Valid N (listwise) 27 27 27 27 Minimum .01 .36 .01 Maximum .39 2.49 .25 Mean .1081 1.2759 .0930 Deviation .09303 .59233 .07048

Berdasarkan hasil perhitungan dari descriptive statistics diatas, variabel ROI memiliki nilai standar devisiasi yang lebih kecil daripada nilai rata-ratanya. Dimana nilai rata-ratanya sebesar 0.1081 dan nilai standar devisiasinya sebesar 0.09303. Demikian pula nilai minimumnya yang lebih kecil dari nilai rata-ratanya (0.01) dan nilai maksimumnya yang lebih besar dari nilai rata-ratanya (0.39). Hal ini mencerminkan bahwa variabel ROI mengindikasikan hasil yang baik dengan penyimpangan dari data variabel yang cukup kecil. Hal yang sama juga terlihat pada variabel ATO yang memiliki nilai standar deviasi yang lebih kecil daripada nilai rata-ratanya, masing-masing 0.59233 dan 1.2759. Demikian pula nilai minimumnya yang lebih kecil dari nilai rata-ratanya (0.36) dan nilai maksimumnya yang lebih besar dari nilai rata-ratanya (2.49). Sehingga variabel ATO secara keseluruhan juga

43

mengindikasikan hasil yang baik dengan penyimpangan dari data variabel yang cukup kecil. Untuk variabel PM juga terlihat memiliki nilai standar devisiasi yang lebih kecil daripada nilai rata-ratanya. Dimana standar devisiasinya sebesar 0.07048 dan rata-ratanya sebesar 0.0930 dengan nilai minimum yang lebih kecil dari nilai rata-ratanya (0.01) dan nilai maksimumnya yang lebih tinggi dari nilai rata-ratanya (0.25). Sehingga variabel PM juga mengindikasikan hasil yang baik dengan penyimpangan data variabel yang cukup kecil. Dari data deskriptif 9 perusahaan food and baverage yang menjadi sampel diperoleh gambaran sebagai berikut : 1. Nilai ROI perusahaan food and baverage dari 9 perusahaan sampel tahun 2008-2010, besar nilai maksimum diperoleh PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk pada tahun 2010, sedangkan nilai minimum diperoleh PT. Siantar Top, Tbk pada tahun 2008. 2. Nilai ATO perusahaan food and baverage dari 9 perusahaan sampel tahun 2008-2010, besar nilai maksimum diperoleh PT. Prasidha Aneka Niaga, Tbk pada tahun 2008, sedangkan nilai minimum diperoleh PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk pada tahun 2010. 3. Nilai PM perusahaan food and baverage dari 9 perusahaan sampel tahun 2008-2010, besar nilai maksimum diperoleh PT. Delta Djakarta, Tbk pada tahun 2010, sedangkan nilai minimum diperoleh PT. Siantar Top, Tbk pada tahun 2008.

44

4.2

Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik merupakan prasyarat pengujian dengan model analisis regresi berganda. Dari hasil perhitungan sampel perusahaan selama 3 tahun (2008-2010), maka dalam penelitian ini perlu dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu meliputi : uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut : 4.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data sudah terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah data yang digunakan harus terdistribusi normal. Salah satu cara termudah ialah dengan menggunakan grafik histogram yaitu dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal grafik. Adapun grafik histogram dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 4.3

45

Dari analisis kurva dapat dilihat bahwa data menyebar agak jauh dari garis diagonal, namun masih disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis. Hal ini menunjukkan bahwa data tidak memenuhi asumsi normalitas. Untuk analisis yang lebih akurat dapat digunakan tabel Kolmogorov-Smirnov sebagai berkut : Tabel 4.4
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ROI N Normal Parameters
a

ATO 27 27 1.2759 .59233 .161 .161 -.096 .836 .487

PM 27 .0930 .07048 .277 .277 -.149 1.438 .032

Mean Std. Deviation

.1081 .09303 .211 .211 -.163 1.099 .179

Most Extreme Differences

Absolute Positive Negative

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa variabel ROI dan ATO telah memenuhi asumsi normalitas, dimana nilai signifikansi lebih dari 5% (0.05). Sedangkan variabel PM masih belum memenuhi uji normalitas karena nilai signifikansi masih dibawah 0.05 yaitu 0.032. 4.2.2 Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas ini digunakan untuk menguji model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas. Untuk mendeteksi adanya multikolinieritas adalah dengan

46

melihat Value Inflation Factor (VIF). Apabila VIF > 10 terjadi multikolinieritas, sebaliknya jika VIF < 10 tidak terjadi

multikolinieritas. Adapun hasil dari uji multikolinieritas dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 4.5
Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) ATO PM B -.087 .062 1.247 Std. Error .019 .011 .091 .394 .944 Standardized Coefficients Beta t Sig. Collinearity Statistics Tol VIF

-4.651 .000 5.729 .000 13.733 .000 .956 1.046 .956 1.046

a. Dependent Variable: ROI

Dari tabel diatas dapat diketahui nilai VIF < 10 dan Tol > 0.1, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. 4.2.3 Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas ini digunakan untuk menguji apakah terdapat ketidaksamaan varian dari residual pengamatan satu ke pengamatan lainnya (heteroskedastisitas). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk menguji apakah telah terjadi heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scaterplot dimana apabila titik-titik dalam grafik menyebar dan tidak membentuk pola tertentu maka tidak terjadi heteroskedastisitas, namun sebaliknya jika titik-titik membentuk pola tertentu

(bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka terjadi

47

heteroskedastisitas. Adapun hasil dari uji heteroskedastisitas dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 4.6

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk pola tertentu. Terlihat bahwa titiktitik menyebar baik diatas maupun dibawah angka nol (0) pada sumbu Y. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas. 4.2.4 Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah variabel dependen tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri. Pada model regresi yang baik seharusnya variabel dependen tidak berhubungan

48

dengan nilai variabel itu sendiri. Untuk mendeteksi apakah terjadi autokorelasi atau tidak adalah dengan melihat nilai Durbin Watson (D-W) dimana apabila nilai D-W < -2 berarti ada korelasi positif, sedangkan jika nilai D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi, dan jika nilai D-W > +2 berarti ada korelasi negatif. Adapun hasil dari uji autokorelasi dari penelitian adalah sebagai berikut : Tabel 4.7
Model Summaryb Std. R Mode l 1 R .944a Squar e .891 Adjuste Error of dR the R Change Statistics F Sig. F Chang Durbindf1 df2 2 24 e .000 Watson 1.969

Square Chang e

Square Estimate Change .882 .03190

.891 98.556

a. Predictors: (Constant), PM, ATO b. Dependent Variable: ROI

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai dari D-W adalah 1,969, ini berarti nilai tersebut berada diantara -2 sampai +2 yang berarti pada model regresi tidak ada autokorelasi. 4.3 Analisis Regresi Berganda Analisis pengaruh assets turnover dan profit margin terhadap return on investment pada perusahaan food and baverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dapat dilihat dari hasil analisis regresi berganda. Pengujian koefisian regresi bertujuan untuk mengetahui pengaruh hubungan antara variabel X dengan variabel Y baik secara bersama-sama (simultan) maupun secara individual (parsial). Dalam penelitian ini uji hipotesis yang digunakan

49

adalah uji pengaruh parsial (t-test), uji pengaruh simultan (f-test), dan uji koefisien determinasi (R2). 4.3.1 Uji Pengaruh Parsial (t-test) Berdasarkan hasil output SPSS versi 16.0 nampak bahwa pengaruh secara parsial variabel ATO terhadap ROI dan variabel PM terhadap ROI adalah sebagai berikut : Tabel 4.8
Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model B Std. Error .019 .011 .091 .394 Standardized Coefficients Beta t Collinearity Statistics Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) -.087 ATO PM .062 1.247

-4.651 .000 5.729 .000 .956 .956 1.046 1.046

.944 13.733 .000

a. Dependent Variable: ROI

Hipotesis yang terbentuk secara parsial : H1 : Ada pengaruh signifikan dari assets turnover terhadap return on investment. H2 : Ada pengaruh signifikan dari profit margin terhadap return on investment. Dari tabel 4.8 diatas persamaan regresi linier yang terbentuk adalah : ROI = -0.087+0,062ATO+1,247PM Dari hasil persamaan regresi linier berganda diatas, maka dapat dianalisis sebagai berikut : 1. Konstanta sebesar 0,087 menyatakan bahwa apabila variabel lainya dianggap konstan, maka nilai ROI sebesar - 0,087.

50

2. Dari uji parsial dikatakan bahwa nilai t hitung untuk variabel ATO sebesar 5,729 dengan signifikansi 0,000. Hal ini berarti H1 diterima, karena nilai t hitung > t tabel (5,729 > 1,71088) dan nilai signifikan < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan dari ATO terhadap ROI. Perubahan nilai ATO mempunyai nilai koefisien regresi sebesar 0,062 (koefisien betanda positif), berarti perubahan nilai ATO sebesar 1% akan menyebabkan kenaikan ROI perusahaan sebesar 0,062% (dengan catatan variabel independen lainnya konstan). 3. Dari uji parsial dikatakan bahwa nilai t hitung untuk variabel PM sebesar 13,733 dengan signifikansi 0,000. Hal ini berarti H1 diterima, karena nilai t hitung > t tabel (13,733 > 1,71088) dan nilai signifikan < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan dari PM terhadap ROI. Perubahan nilai PM mempunyai nilai koefisien regresi sebesar 1,247 (koefisien betanda positif), berarti perubahan nilai PM sebesar 1% akan menyebabkan kenaikan ROI perusahaan sebesar 1,247% (dengan catatan variabel independen lainnya konstan). 4.3.2 Uji Pengaruh Simultan (f-test) Berdasarkan hasil output SPSS versi 16.0 nampak bahwa pengaruh secara simultan variabel ATO dan PM terhadap ROI adalah sebagai berikut :

51

Tabel 4.9
ANOVAb Sum of Model 1 Regression Residual Total Squares .201 .024 .225 df 2 24 26 Mean Square .100 .001 F 98.556 Sig. .000a

a. Predictors: (Constant), PM, ATO b. Dependent Variable: ROI

Hipotesis yang terbentuk secara simultan : H0 : Tidak ada pengaruh signifikan dari ATO dan PM secara bersama-sama terhadap ROI. H3 : Ada pengaruh signifikan dari ATO dan PM secara bersamasama terhadap ROI Dari hasil output SPSS versi 16.0 diatas dapat dianalisis sebagai berikut : 1. Dari uji simultan, diketahui bahwa nilai f hitung sebesar 98,556 dengan signifikansi 0,000. Hal ini berarti H0 dapat ditolak karena nilai f hitung > 4 dan nilai signifikan < 0,05. 2. Dari uji simultan, diketahui bahwa nilai f hitung > f tabel dimana f hitung sebesar 98,556 dan f tabel sebesar 3,4 pada probabilitas 5%, sehingga H0 dapat ditolak dan menerima H3. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh simultan antara variabel ATO dan PM terhadap ROI.

52

4.3.3

Koefisien Determinasi (R2) Uji koefisien determinasi digunakan untuk menguji

goodness-fit dari model regresi. Berdasarkan hasil output SPSS besarnya nilai adjusted R dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 5.0
Model Summaryb Std. R Mode l 1 R .944a Squar e .891 Adjuste Error of dR the R Change Statistics F Sig. F Chang Durbindf1 df2 2 24 e .000 Watson 1.969

Square Chang e

Square Estimate Change .882 .03190

.891 98.556

a. Predictors: (Constant), PM, ATO b. Dependent Variable: ROI

Dari tabel diatas, dapat diketahui nilai koefisien determinasi (R2) adalah sebesar 0,882 atau 88,2 %. Ini berarti variasi variabel independen (ATO dan PM) dapat menjelaskan 88,2% variabel dependen (ROI) selebihnya sebesar 11,8 % dijelaskan oleh modelmodel lain diluar model regresi. Standar Error of estimate (SEE) sebesar 0,03190. Makin kecil nilai SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen.

53

BAB V PENUTUP

5.1

Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan serta dari hipotesis yang telah disusun dan telah diuji pada bagian sebelumnya, maka dapat disimpulkan pengaruh variabel-variabel independen terhadap Return On Investment (ROI) sebagai berikut : 1. Hasil uji statistik secara parsial (t-test) selama periode penelitian (20082010), variabel ATO mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel ROI. Hasil ini ditunjukkan dengan besarnya t hitung untuk variabel ATO sebesar 5,729 dengan signifikansi 0,000. Hal ini berarti hipotesa kerja diterima, karena nilai t hitung > t tabel (5,729 > 1,71088) dan nilai signifikan < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan dari ATO terhadap ROI. Perubahan nilai ATO mempunyai nilai koefisien regresi sebesar 0,062 (koefisien betanda positif), berarti perubahan nilai ATO sebesar 1% akan menyebabkan kenaikan ROI perusahaan sebesar 0,062% (dengan catatan variabel independen lainnya konstan). 2. Hasil uji statistik secara parsial atas variabel PM juga menunjukkan hasil yang sama, yaitu variabel PM mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel ROI. Hasil ini diketahui dengan nilai t hitung untuk variabel PM sebesar 13,733 dengan signifikansi 0,000. Hal ini berarti hipotesa kerja diterima, karena nilai t hitung > t tabel (13,733 > 1,71088)

54

dan nilai signifikan < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan dari variabel PM terhadap ROI. Perubahan nilai PM mempunyai nilai koefisien regresi sebesar 1,247 (koefisien betanda positif), berarti perubahan nilai PM sebesar 1% akan menyebabkan kenaikan ROI perusahaan sebesar 1,247% (dengan catatan variabel independen lainnya konstan). 3. Hasil uji statistik secara simultan (F-test) selama periode penelitian (2008-2010) menunjukkan bahwa variabel ATO dan PM secara serempak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel ROI. Hasil ini ditunjukkan dengan besarnya nilai f hitung sebesar 98,556 dengan signifikansi 0,000. Hal ini berarti hipotesa kerja diterima, karena besar nilai f hitung > f tabel (3,4) pada probabilitas 5%. 4. Dari hasil perhitungan menunjukkan nilai koefisian determinasi berganda sebesar 0,882 atau 88,2%. Ini berarti variasi variabel independen (ATO dan PM) dapat menjelaskan 88,2% variabel dependen (ROI) selebihnya sebesar 11,8% dijelaskan oleh model-model lain diluar model regresi. 5. Standar Error Estimate (SEE) pada model summary uji statistik menunjukkan angka 0,03190. Ini berarti model regresi sudah tepat dalam memprediksi variabel independen, dimana semakin kecil nilai SEE menunjukkan ketepatan model regresi dalam memprediksi variabel independen. 6. Dari pengujian statistik, model regresi yang digunakan cukup layak untuk digunakan. Pernyataan ini dilihat dari hasil tiga uji asumsi klasik,

55

dimana dalam ketiga uji tersebut tidak terdapat gejala multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas. Sehingga model tersebut layak diterapkan. 5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan diatas dan keterbatasan dalam melakukan penelitian, maka saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut : 1. Bagi Investor dan manajer perusahaan, agar lebih memperhatikan faktor fundamental perusahaan yang pada penelitian ini mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ROI (ATO dan PM). Karena perubahan ATO dan PM mempunyai pengaruh positif terhadap ROI. 2. Penelitian ini hanya menggunakan ROI untuk menilai kinerja perusahaan. Untuk selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini dengan menilai rasio keuangan lainnya yang dapat digunakan untuk menilai kinerja perusahaan seperti ROE, ROA, EPS, dll. 3. Faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap perubahan kinerja perusahaan sebaiknya mendapat perhatian sebelum mengambil

keputusan investasi. Sehingga tidak hanya rasio keuangan seperti ATO dan PM, tetapi juga dapat menggunakan rasio-rasio lainnya yang dapat mempengaruhi perubahan kinerja perusahaan, seperti quick ratio, Lavarege, dll.

56

DAFTAR PUSTAKA

Zane Bodie, Kane Alex, dan J. Marcus Alan. 2004. Essentials Of Investment, 5th Editon. New York. Mc. Graw-Hill Irwin. Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat. Yogyakarta. BPFE-UGM. Jumingan. 2006. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta. PT. Bumi Aksara. Husein, Umar. 2005. Evaluasi Kinerja Perusahaan. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama. Sartono, Agus R. 2001. Manajemen Keuangan (Teori dan Aplikasi), Edisi Keempat. Yogyakarta. BPFE-UGM. Winarni. 2004. Analisis Pengaruh Assets Turnover dan Profit Margin Terhadap Return on Investment pada Perusahaan Jasa Bongkar Muat PT. Sarana Bandar Nasional Cabang Surabaya. Skripsi Tidak Diterbitkan. Surabaya. STIE Widya Dharma. Toisuta, Merry Christine. 2010. Rasio Profitabilitas dan Rasio Aktivitas Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan Metal and Allied Products Yang Terdaftar di BEI. Skripsi Tidak Diterbitkan. Surabaya. Universitas Pembangunan Nasional Veteran. Ersia, Firsada Ayu. 2010. Pengaruh Perputaran Persediaan dan Total Assets Turnover (TATO) Terhadap Return on Investment (ROI) Melalui Net Profit Margin (NPM) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Listing di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2009. Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang. Universitas Negeri Malang. Lembaga Pasar Modal (LPM) GIKA. 2008-2010. Laporan Keuangan Perusahaan Food and Baverage Yang Listed di PT. BEI. Surabaya. PT. Bursa Efek Indonesia. Subagyo, Joko. 1997. Metode Penelitian : Dalam Teori dan Praktek. Jakarta. Rineka Cipta. Ashari & Santosa, Purbaya Budi. 2005. Analisa Statistik Dengan Microsoft Excel & SPSS. Yogyakarta. Andi. Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang. Badan Penerbit UNDIP. Wijaya, Tony. 2009. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Yogyakarta. Penerbit Universitas Atmajaya.

57

You might also like