You are on page 1of 34

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin modern dan canggih serta proses pemenuhan kebutuhan manusia yang semakin banyak dan cepat, terlebih dalam proses pembiayaan, maka dibutuhkan beberapa solusi yang tepat untuk menangani kebutuhan manusia ini. Oleh karena itu, dewasa ini telah banyak berkembang beberapa lembaga pembiayaan sebagai alternatif dalam pemenuhan kebutuhan pembiayaan yang dibutuhkan oleh manusia. Sekilas mengenai sejarah lembaga pembiayaan, yaitu dimulai sejak tahun 1974, berdasarkan Surat Keputusan Bersama 3 Menteri, yaitu: Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian, dan Menteri Perdagangan RI tanggal 7 Februari 1974, tentang Perizinan Usaha Leasing. Selain itu, tahun 1984 Perusahaan Leasing berjumlah 48 perusahaan, serta tahun 1988 Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988 menjelaskan Pengertian mengenai Lembaga Pembiayaan. Kaitan Pembiayaan dalam lingkup yang lebih luas dikenal dengan istilah umumPerkreditan dimana pada awal timbulnya kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu CREDERE yang mempunyai arti KEPERCAYAAN. Hal itu disebabkan karena pada awalnya kredit ini dilakukan berdasarkan kepercayaan dari pemilik dana pada pihak yang memerlukan dana. Terdapat dua dasar hukum beserta definisi tentang lembaga pembiayaan, yaitu menurut Keputusan Presiden No. 61 tahun 1988 Lembaga Pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan

pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat. Perusahaan Pembiayaan adalah badan usaha di luar Bank dan Lembaga

Keuangan Bukan Bank yang Khusus didirikan untuk melakukan kegiatan termasuk dalam bidang usaha Lembaga Pembiayaan. Peraturan Menteri Keuangan No. 84/PMK.012/2006,

1 Lembaga-lembaga Pembiayaan

Perusahaan Pembiayaan adalah suatu badan usaha di luar Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan yang termasuk dalam bidang usaha Lembaga Pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal dengan tidak menarik dana secara masyarakat. langsung dari

Adapun yang termasuk lembaga pembiayaan yaitu : Sewa Guna Usaha (Leasing) yaitu perjanjian antara lessor (perusahaan leasing) dengan lesse (Nasabah) dimana pihak lessor menyediakan barang dengan hak penggunaan oleh lesse dengan imbalan pembayaran sewa dengan jangka waktu tertentu. Anjak Piutang (factoring) yaitu perusahaan yang kegiatannya adalah melakukan penaghanatau pembelian, atau pengambilalihan ataupengelolaan utang pitang suatu perusahaan dengan imbalanatau pembayaran tertentu milik perusahaan. Modal Ventura yaitu suatu badan usaha yang melakukan suatu pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal kedalam suatu perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan. Kartu Plastik atau kartu kredit yaitu suatu badan usaha yang melakukan usaha pembiayaan untuk membeli barang dan jasa dengan menggunakan kartu kredit. Lembaga pembiayaan konsumen (consumers finance) adalah suatu lembaga yang dalam melakukan pembiayaan pengadaan barang untuk kebutuhan konsumen dilakukan dengan system pembayaran secara angsuran.

1.2 Rumusan Masalah Dengan melihat latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut mengenai lembaga-lembaga pembiayaan : 1. Bagaimana uraian penjelasan mengenai Sewa Usaha (leasing)?

2 Lembaga-lembaga Pembiayaan

2. Bagaimana uraian penjelasan mengenai Anjak Piutang (factoring)? 3. Bagaimana uraian penjelasan mengenai Modal Ventura? 4. Bagaimana uraian penjelasan mengenai Kartu Plastik? 5. Bagaimana uraian penjelasan mengenai Pembiayaan Konsumen (Consumers Finance) ?

1.3 Tujuan Penulisan 1. Mengetahui detail dari uraian mengenai Sewa Usaha (leasing) 2. Mengetahui detail dari uraian mengenai Anjak Piutang 3. Mengetahui detail dari uraian mengenai Modal Ventura 4. Mengetahui detail dari uraian mengenai Kartu Plastik 5. Mengetahui detail dari uraian mengenai Pembiayaan Konsumen (Consumers Finance)

1.4 Manfaat 1. Dengan mengetahui macam-macam lembaga pembiayaan para pebisnis dapat dengan bijak memilih lembaga pembiayaan yang mana yang sesuai dengan kebutuhannya. 2. Untuk semua pembaca diharapkan agar makalah ini dapat memberikan pemahan mengenai pentingnya lembaga pembiayaan ini serta apa keuntungan dan kerugian serta masalah yang mungkin saja bisa muncul. 3. Bagi penelitian selanjutnya, penelitian ini dapat dijadikan kerangka dalam melakukan penelitian terutama yang berkaitan dengan Lembag-lembaga pembiayaan.

3 Lembaga-lembaga Pembiayaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA


2.1 Deskriptif Analisis 2.1.1 Teori Perlindungan Hukum Dalam Melihat Peran Lembaga Pembiayaan Perlindungan hukum menurut Hadjon meliputi dua macam perlindungan hukum bagi rakyat meliputi: 1. Perlindungan Hukum Preventif : dimana kepada rakyat diberi kesempatan untuk mengajukan keberatan atau pendapatnya sebelum suatu keputusan pemerintah mendapat bentuk yang definitive. 2. Perlindungan Hukum Represif; dimana lebih ditujukan dalam penyelesian sengketa.

4 Lembaga-lembaga Pembiayaan

Perlindungan hukum bagi rakyat Indonesia adalah prinsip pengakuan dan perlindungan terhadap harkat dan martabat manusia yang bersumber pada Pancasila dan prinsip Negara Hukum yang berdasarkan Pancasila. Adapun elemen dan cirriciri Negara Hukum Pancasila ialah: 1. Keserasian hubungan antara pemerintah dengan rakyat berdasarkan asas kerukunan. 2. Hubungan fungsional yang proporsional antara kekuasaan-kekuasaan negara 3. Prinsip penyelesian sengketa secara musyawarah dan peradilan merupakan sarana terakhir. 4. Keseimbangan antara hak dan kewajiban. Berdasarkan elemen-elemen tersebut, perlindungan hukum bagi rakyat terhadap pemerintah diarahkan kepada: 1. Usaha-usaha untuk mencegah terjadinya sengketa atau sedapat mungkin mengurangi terjadinya sengketa, dalam hubungan ini sarana perlindungan hukum preventif patut diutamakan daripada sarana perlindungan represif. 2. Usaha-usaha untuk menyelesaikan sengketa antara pemerintah dan rakyat dengan cara musyawarah. 3. Penyelesaian sengketa melalui peradilan merupakan jalan terakhir, peradilan hendaklah merupakan ultimum remedium dan peradilan bukan forum konfrontasi sehingga peradilan harus mencerminkan suasana damai dan tentram terutama melalui hubungan acaranya. 2.1.2 Pemikiran Roscoe Pound Mengenai Penerapan Sistem Hukum Dalam Pembangunan Demokrasi Ekonomi Terkait Dengan Adanya Lembaga Pembiayaan Pemikiran selanjutnya oleh Roscoe Pound dalam mendefinisikan fungsi hukum sebagai social engineering yang menyumbangkan pemikiran tentang kepentingan manusia yang dilindungi oleh hukum yang meliputi 1. Kepentingan umum (public interests) 2. Kepentingan kemasyarakatan (social interests) 3. kepentingan-kepentingan pribadi (private interests)

5 Lembaga-lembaga Pembiayaan

Pemikiran Pound ini terkait dengan penerapan sistem hukum dalam pembangunan demokrasi ekonomi ialah bahwa suatu sistem hukum haruslah memperhitungkan dan mendahulukan kepentingan umum terlebih dahulu, lalu kemudian kepentingan masyarakat yang terakomodiir, baru kemudian kepentingan-kepentingan pribadi yang lebih kepada hak-hak yang diberikan dalam kegiatan perekonomian. Roscoe Pound lebih lanjut mengulas tentang kepentingan-kepentingan masyarakat yang lebih rinci terkait kemajuan umum yang ingin diraih yaitu: 1. Kebebasan untuk memiliki sesuatu 2. Kebebasan untuk berdagang dan perlindungan terhadap monopoli 3. kebebasan untuk mengusahakan usaha industri 4. dorongan untuk menemukan penemuan-penemuan. Dalam kaitannya dengan penerapan pembangunan demokrasi ekonomi ini, segala macam kebebasan yang diungkapkan Pound tersebut merupakan essensi dasar dari adanya demokrasi, prinsip-prinsip tersebut menghadirkan sebuah keadilan dan kesamarataan dalam ikut berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi disertai dengan prinsip tanggungjawab dalam arti tidak merugikan kepentingan pihak lain. Jika dicermati, pemikiran pound inilah yang dapat penulis katakan sebagai tujuan dari dibentuknya Lembaga Pembiayaan. Prinsip kebebasan, keadilan kemudian kesamarataan yang Pound katakan merupakan tujuan akhir dari adanya lembaga ini. Setiap pelaku usaha akan dapat mengoptimalkan usahanya tanpa harus takut akan adanya kemungkinan itikad tidak baik dari debitur sehingga tercapai suatu pengutamaan kepentingan umum dan kepentingan masyarakat dari suatu kepentingan pribadi.

2.2. Tinjauan Teoritis 2.2.1 Sewa Guna Usaha (leasing) Kata leasing sebenarnya berasal dari kata to lease yang berarti menyewakan. Keputusan Menteri Keuangan No. 1169/KMK.01/1991 adalah kegiatan

6 Lembaga-lembaga Pembiayaan

pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal, baik secara sewa guna usaha dengan opsi (finance lesse) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lesse) untuk digunakan oleh lesse selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala. Ketentuan mengenai leasing secara resmi telah diperbolehkan beroperasi di Indonesia setelah keluar surat keputusan bersama antara menteri keuangan, menteri perindustrian dan menteri perdagangan Nomor Kep. 122/MK/IV/2/1974, Nomor 32/M/SK/2/74 dan Nomor 30/Kpb/I/74 tanggal 07 Februari 1974tentang Perizinan Usaha Leasing di Indonesia. Wewenang untuk memberikan usaha leasing dikeluarkan oleh menteri keuangan berdasarkan Surat Keputusan Nomor 649/MK/IV/5/1974 Tanggal 06 Mei 1974 yang mengatur mengenai ketentuan tata cara perizinan dan kegiatan usaha leasing di Indonesia. 2.2.2 Anjak Piutang (factoring) Pengertian anjak piutang menurut Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 Tanggal 20 Desember 1988 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam dan luar negeri. Kegiatan perusahaan Anjak Putang di Indonesia diatur berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember 1988 yang dapat disimpulkan bahwa kegiatan anjak piutang meliputi: pengambilalihan tagihan sutu perusahaan dengan fee tertentu; pembelian piutang perusahaan dalam suatu transaksi perdagangan dengan harga yang sesuai dengan kesepakatan dan; mengelola usaha penjualan kredit suatu perusahaan, artinya perusahaan anjak piutang dapat mengelola kegiatan administrasi kredit suatu perusahaan sesuai kesepakatan. 2.2.3 Modal Ventura Pengertian Perusahaan Modal ventura sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988 adalah Badan usaha yang melakukan suatu pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan.

7 Lembaga-lembaga Pembiayaan

Pengaturan kegiatan modal ventura lebih lanjut diatur dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 469/KMK/17/1995 Tanggal 3 Oktober 1995 tentang pendirian dan pemberian modal ventura. 2.2.4 Kartu Plastik Kartu plastik merupakan kartu yang dikeluarkan oleh Bank maupun Non Bank yang kegunaannya sebagai pengganti uang dan dapat dipergunakan diberbagai tempat serta dapat juga diuangkan. Penggunaan kartu kredit masih relative baru di Indonesia, yaitu sekitar tahun 80-an, tetapi dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember telah mengubah peta penyebaran kartu plastik semakin luas. Berdasarkan Surat Keputusan tersebut bisnis kartu plastik digolongkan sebagai kelompok usaha jasa pembiayaan.

2.2.4 Pembiayaan Konsumen (Consumers Finance)

Kehadiran lembaga pembiayaan konsumen ini sebenarnya secara informal sudah tumbuh sejak lama sebagai bagian dari aktifitas trading. Namun secara normal baru diakui sejak tahun 1988 melalui SK Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 yang secara formal mengangkat kegiatan usaha pembayaran ke permukaan, sebagai bagian resmi sector jasa keuangan. Lembaga pembiayaan ini berbeda dengan bank, walaupun kedua-duanya merupakan sumber dana yang diperlukan seseorang. Bila pembiayaan konsumen akan melihat barng-barang apa saja yang dibiayai, maka pada kredit bank, pihak bank cukup memandang siapa konsumen yang akan mendapat bantuan dana. Kedua lembaga ini mempunyai kesamaan seperti objeknya sama yaitu barangbarang konsumsi dan mengenakan bunga sebagai biaya.

8 Lembaga-lembaga Pembiayaan

BAB III PEMBAHASAN


3.1Sewa Guna Usaha (leasing)

A. Pihak-pihak yang terlibat dalam leasing: 1. Lessor, merupakan perusahaan leasing yang membiayai keinginan para

nasabah untuk memperoleh barang-barang modal. 2. Lesse, merupakan nasabah yang mengajukan permohonan leasing kepada lessor untuk memperoleh barang modal yang diinginkan. 3. Supplier, yaitu pedagang yang menyediakanbarang yang akan di leasing sesuai perjanjian antara Lessor dengan Lessedan dalam hal ini Supplier juga dapat bertindak sebagai Lessor. 4. Asuransi, merupakan perusahaan yang akan menanggung resiko terhadap perjanjian antara lessor dengan lesse. Dalam hal ini lesse dikenakan biaya

9 Lembaga-lembaga Pembiayaan

asuransi dan apabila terjadi sesuatu, maka perusahaan akan menanggung resiko sebesar sesuai dengan perjanjian terhadap barang yang dileasingkan.

B. Kegiatan Leasing Kegiatan Leasing dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: 1. Melakukan sewa guna usaha dengan menggunakan hak opsi bagi lesse (financial lesse). 2. Melakukan sewa guna usaha dengan tanpa hak opsi bagi lesse {operating lesse).

C. Jenis-Jenis Perusahaan Leasing 1. Independent leasing, merupakan perusahaan leasing yang berdiri sendiri dapat sekaligus supplier atau membeli barang-barang modal dari supplier lain untuk dileasekan. 2. Captive lessor, dalam perusahaan jenis ini, produsen atau supplier mendirikan perusahaan leasing dan yang mereka lessekan adalah barangbarang mereka sendiri. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan penjualan sehingga mengurangi penumpukan barang di gudang atau took. 3. Lesse Broker, kerjanya hanyalah mempertemukan keinginan lesse untuk memperoleh barang modal kepada pihak lessor untuk dileasekan. Jadi dalam hal ini lesse broker hanya sebagai perantara antar pihak lessor dengan pihak lesse.

D. Perjanjian Leasing Perjanjian leasing atau lease agreement memuat kontrak kerja bersyarat antara kedua belah pihak. Adapun sis kontrak secara umum memuat antara lain: 1. Nama dan alamat lessee

10 Lembaga-lembaga Pembiayaan

2. Jenis barang modal yang diinginkan 3. Jumlah atau nilai barang yang dileasingkan 4. Syarat-syarat pembayaran 5. Syarat-syarat pemilikan atau syarat lainnya 6. Biaya-biaya yang dikenakan 7. Sanksi-sanksi apabila lessee ingkar janji 8. Dan lain-lainnya Jika seluruh persyaratan sudah disetujui maka pihak lessor akan menghubungi supplier untuk negosiasi barang dan menghubungi pihak asuransi untuk menanggung resiko kemacetan pembayaran oleh lessee. E. Biaya-biaya yang dikeluarkan Adapun biaya-biaya yang dibebankan kepada lessee biasanya terdiri dari: 1. Biaya administrasi yang besarnya dihitung per tahun; 2. Biaya materai untuk perjanjian; 3. Biaya bunga terhadap barang yang dileasekan; 4. Premi asuransi yang disetor kepada pihak asuransi.

F. Prosedur Permohonan Leasing 1. Pihak lessee mengajukan permohonan untuk memperoleh fasilitas suatu barang modal baik secara lisan maupun tertulis. 2. Pihak lessor akan meneliti maksud dan tujuan permohonan lessee. a. Mengajukan permohonan secara tertulis kepada pihak leasing,

yang berisi antara lain maksud dan tujuan mengajukan leasing serta cara pembayarannya.

11 Lembaga-lembaga Pembiayaan

b.

Akte pendirian perusahaan jika lessee bebbentuk Perseroan

Terbatas atau yayasan. c. d. e. KTP dan Kartu Keluarga jika lessee berbentuk perseorangan. Laporan Keuangan 3 tahun terakhir jika lessee berbentuk PT. Slip gaji dan bukti penghasilan lainnya jika lessee berbentuk

perorangan. f. NPWP baik untuk perorangan maupun PT.

3. Jika dokumen sudah lengkap, maka pihak lessor akan memberikan informasi tentang persyaratan dalam perjanjian kontrak, termasuk hak dan kewajiban masing-masing pihak. 4. Pihak lessor akan mengadakan penelitian dan analisis terhadap informasi dan data yang diberikan lessee dengan cara: a. Penelitian data untuk mengukur kemampuan dan kemauan lessee

membayar kembali. b. c. Meneliti langsung ke lokasi lessee berada. Meneliti ke lokasi dimana lessee punya hubungan.

5. Penelitian dilakukan untuk mengukur kemampuan nasabah membayar dan kemauan untuk membayar dengan disertai kebenaran informasi data yang ada dilapangan. Dari hasil penelitian dapatlah ditarik tiga kesimpulan, yaitu: a. Menolak permohonan lessee. b. Masih mempertimbangkan dengan catatan ditunda atau permohonan belum dapat diproses sampai jangka waktu tertentu. c. Menerima permohonan lessee. 6. Jika permohonan lessee diterima, maka pihak lessor mengadakan pertemuan dengan pihak lessee, tentang persyaratan yang harus dipenuhi antara lain penandatanganan surat perjanjian serta biaya-biaya yang harus dibayar oleh lessee.

12 Lembaga-lembaga Pembiayaan

7. Pihak lessee membayar sejumlah kewajibannya dan menandatangani surat perjanjian. 8. Pihak lessor melakukan pemesanan kepada supplier sesuai dengan barang yang diinginkan pihak lessee dan membayar sesuai dengan perjanjian dengan pihak supplier. 9. Pihak lessor juga menghubungi serta membayar premi asuransi yang sudah disetor lessee sebelumnya kepada pihak lessor. 10.Pihak supplier mengirimkan barang sesuai dengan pesanan dan surat bukti pembayaran. 11.Pihak lessor juga mengirimkan polis asuransi kepada lesse setelah diterbitkan oleh pihak lessor atas nama lessee.

G.

Sanksi-sanksi

1. Berupa teguran lisan supaya segera melunasi; 2. Jika teguran lisan tidak digubri maka akan diberikan teguran tertulis; 3. Dikenakan denda sesuai perjanjian 4. Penyitaan barang yang dipegang oleh lesse 5. Pengalihan jalur hukum perdata.

H.

Keuntungan Transaksi Fleksibilitas Fee yang Relatif Murah Penghematan pajak Tidak terlalu complicated Kriteria yang cukup longgar

13 Lembaga-lembaga Pembiayaan

Proses Cepat

I.

Kelemahan Transaksi Biaya Bunga Cukup Tinggi Kurangnya Perlindungan Hukum Proses Eksekusi Leasing Macet yang cukup sulit

3.2Anjak Piutang (factoring)

A. Peran Lembaga Keuangan Anjak Piutang Dalam Ekonomi Kenyataan selama ini banyak sektor usaha yang menghadapi berbagai masalah dalam menjalankan kegiatan usahanya. Masalah masalah tersebut pada prinsipnya berkaitan antara lain: kurang kemampuan dan terbatasnya sumbersumber permodalan, lemahnya pemasaran sehingga target penjualan tidak tercapai. Disamping itu perusahaan hanya terkonsentrasi pada usaha peningkatan produksi dan penjualan sedangkan administrasi penjualan termasuk penjualan secara kredit (Piutang) masih terabaikan. Kelemahan dibidang manajemen/ pengelolaan piutang menyebabkan semakin meningkatnya kredit macet. Kondisi seperti ini mengancam kontinuitas usaha yang pada gilirannya akan menyulitkan perusahaan dalam memperoleh sumber pembiayaan dari lembaga keuangan. Beberapa manfaat yang dapat diberikan lembaga anjak piutang dalam rangka mengatasi masalah dunia usaha adalah sebagai berikut:

Penggunaan jasa anjak piutang akan menurunkan biaya produksi dan

biaya penjualan.

14 Lembaga-lembaga Pembiayaan

Anjak piutang dapat memberikan fasilitas pembiayaan dalam bentuk

pembayaran dimuka (Advanced Payment) sehingga akan meningkatkan Crediet standing perusahaan .

Kegiatan anjak piutang dapat meningkatkan kemampuan bersaing

perusahaan klien karena klien dapat mengadakan transaksi perdagangan secara bebas baik perdagangan dalam negeri maupun perdagangan internasional.

Meningkatkan kemampuan klien dalam memperoleh laba melalui Menghilangkan risiko kerugian akibat terjadinya kredit macet karena Kegiatan anjak piutang dapat mempercepat proses ekonomi dan

peningkatan perputaran modal kerja. resiko kredit macet ini dapat diambil alih oleh lembaga anjak piutang. meningkatkan pendapatan nasional. B. Pihak pihak yang terlibat dan Fasilitas Yang di Berikan Dalam kegiatan transaksi perusahaan anjak piutang terdapat tiga pihak yang saling berkepentingan. Tanpa keterlibatan ketiga pihak tersebut, maka kegiatan perusahaan anjak piutang tidak akan berjalan sebagaimana mestinya. Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan transaksi anjak piutang adalah sebagai berikut : Kreditor atau Klien yang menyerahkan tagihannya kepada pihak anjak piutang untuk di tagih atau di kelola atau di ambil alih dengan di kelola atau di beli sesuai perjanjian dan kesepakatan yang telah di buat. Perusahaan anjak piutang ( Factoring ), yaitu perusahaan yang akan mengambil alih atau mengelola piutang atau penjualan kredit debiturnya. Debitur, yaitu nasabah yang mempunyai masalah (utang) kepada kreditor (Klien). Kemudian fasilitas yang dapat di berikan perusahaan anjak piutang dalam penagihan atau pengelolaan penjualan kreditnya kepada kreditor (kliennya). Dilihat dari berbagai sisi sebagai berikut : 1. Berdasarkan Pemberitahuan 15 Lembaga-lembaga Pembiayaan

a) Disclosed Yaitu fasilitas yang di berikan kepada perusahaan anjak piutang dalam penagihan piutangnya dengan sepengetahuan debitur. b) Undisclosed Merupakan fasilitas yang di berikan kepada perusahaan anjak piutang tanpa sepengetahuan si debitur, kecuali jika ada pelanggaran terhadap kesepakatan yang telah di buat dan atau oleh perusahaan anjak piutang mengandung suatu resiko. 2. Berdasarkan Tanggung Jawab b) Withrecourse Dalam hal ini apabila si debitur tidak mampu melunasi segala kewajibannya, maka resiko kredit tersebut menjadi tanggung jawab pihak si kreditur dan pihak anjak piutang mengembalikan tanggung jawab penagihannya. c) Without recourse Dalam fasilitas ini apabila semua resiko yang tidak terbayar dalam suatu penagihan piutang menjadi tanggung jawab pihak anjak piutang sepenuhnya dan bukan tanggung jawab si kreditor. 3. Berdasarkan Pelanggan 2. Full Service Factoring Merupakan perusahaan anjak piutang yang memebrikan semua jenis fasilitas jasa anjak piutang baik dalam jasa pembiayaan maupun nonpembiayaan, termasuk fasilitas untuk menanggung resiko terhadap kredit yang macet. 3. Resource Factoring

16 Lembaga-lembaga Pembiayaan

Jasa yang di berikan oleh perusahaan anjak piutang meliputi hampir fasilitas semua jasa anjak piutang kecuali proteksi terhadap resiko tidak terbayar tagihannya. Dalam hal ini resiko kredit tetap berada pada kreditor. 4. Bulk Factoring Jasa yang di berikan kepada kreditor hanyalah fasilitas jasa pembiayaan dan pemberitahuan jatuh tempo pada debitor. 5. Maturity Factoring Dalam perusahaan jenis ini fasilitas yang di berikan kepada kreditor adalah perlindungan kredit yang meliputi pengurusan atas penjualan, penagihan dari debitur dan perlindungan atas piutang dan dalam jenis ini jasa yang di berikan adalah tanpa pembiayaan. 6. Invoice Discounting Pemberian fasilitas jasa hanyalah untuk yang berbentuk pembiayaan anjak piutang.

7. Undisclosed Factoring Dalam fasilitas ini perusahaan anjak piutang memberikan proteksi terhadap kemacetan pelunasan piutang sampai dengan presentase tertentu dari jumlah faktur yang telah di setujui. 8. Advanced Payment Yaitu transaksi pengalihan piutang di mana pembayarannya di lakukan pada saat jatuh tempo dan besarnya sekitar 80% dari nilai faktur. 4. Berdasarkan Wilayah a) Domestic Factoring

17 Lembaga-lembaga Pembiayaan

Merupakan perusahaan anjak piutang yang hanya beroperasi di wilayah Indonesia. b) International Factoring Merupakan kegiatan anjak piutang yang kegiatannya dapat di lakukan antarnegara seperti pembiayaan fasilitas ekspor impor.

C. Mekanisme Pembiayaan Lembaga Keuangan Anjak Piutang (Factoring) Transaksi anjak piutang biasanya diawali dengan negosiasi antara perusahaan (klien) dengan lembaga anjak piutang (factoring) yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan dan dengan fasilitas yang disediakan perusahaan anjak piutang. Apabila perusahaan sudah mengetahui kebutuhannya sejak awal maka akan lebih mempermudah dan mempercepat transaksi anjak piutang. Mekanisme transaksi ini bisa dijelaskan sebagai berikut : 1. Terjadi penjualan secara kredit kepada pelanggan (klien) 2. Negosiasi dan kontrak factoring antara perusahaan (klien) dengan lembaga anjak piutang dimana perusahaan menyerahkan faktur penagihan dan dokumen terkait lainnya (dokumen asli). 3. Perusahaan memberitahu kepada debitur kalau piutang dan penagihan sudah dialihkan ke lembaga anjak piutang. 4. Lembaga anjak piutang memberikan pembiayaan maksimum 80% dari nilai faktur. 5. Pada saat jatuh tempo lembaga anjak piutang melakukan penagihan kepada debitur. 6. Pelanggan (debitur) membayar tagihan kepada anjak piutang. 7. Lembaga anjak piutang menyerahkan sisa dan (20% Nilai faktur) kepada perusahaan (klien) setelah sebelumnya dikurangi biaya administrasi. Dalam transaksi anjak piutang terdapat beberapa risiko yang mungkin timbul diantaranya:

18 Lembaga-lembaga Pembiayaan

1. Pada Undisclosed Factoring ada kemungkinan perusahaan (klien) ingkar janji (wanprestasi) yaitu tidak mengembalikan pinjaman/pembiayaan kepada factoring walaupun perusahaan sudah menerima pembayaran dari debitur sehingga anjak piutang mengalami kerugian. 2. Pelanggan/debitur yang ingkar janji yaitu tidak membayar hutangnya pada saat jatuh tempo sehingga kemungkinan perusahaan atau lembaga anjak piutang yang mengalami kerugian. Untuk mengatasi risiko tersebut, pada saat kontrak/ perjanjian dibuat maka perlu ditetapkan pihak yang bertanggung jawab atas penanggungan resiko. Jika debitur tidak dapat memenuhi kewajibannya dan yang menanggung resiko tersebut perusahaan (klien) maka perjanjiannya dinamakan with recourse factoring sedangkan jika lembaga anjak piutang yang menanggung risiko kerugiaannya maka perjanjiannya dinamakan without recourse factoring. Jika melihat fasilitas-fasilitas yang disediakan lembaga anjak piutang, ternyata usaha anjak piutang lebih dominan kepada pemberian jasa pembiayaan (financing service) atas pengalihan piutang dari klien (perusahaan). Namun demikian lembaga anjak piutang juga memberikan jasa dibidang non pembiayaan (non financing service). Jasa non pembiayaan ini pada dasarnya untuk melayani pengelolaan piutang (kredit) perusahaan klien. Produk jasa non pembiayaan ini diantaranya : 1. Investigasi kredit (credit investigation) atau analisis kredit yaitu lembaga anjak piutang membantu perusahaan untuk menilai calon customer/debitur. 2. Mengelola administrasi penjualan secara kredit (sales ledger administration/sales accounting). 3. Mengawasi/ memonitor penjualan yang dilakukan klien termasuk menetapkan prosedur penagihan. 4. Memberikan masukan atau mengusahakan cara pengamanan terhadap risiko piutang terutama jika transaksi perdagangan secara internasional (export financing) yang rentan terhadap risiko terjadinya fluktuasi kurs valuta asing. Dengan memanfaatkan jasa anjak piutang maka perusahaan (klien) tidak perlu membentuk bagian kredit tersendiri dalam organisasi. Lembaga anjak 19 Lembaga-lembaga Pembiayaan

piutang sudah secara otomatis telah melaksanakan fungsi bagian crediet (credit departement) dimana lembaga anjak piutang akan memberikan laporan hasil kerjanya secara periodik kepada perusahaan (klien) Atas pemanfaatan jasa anjak piutang timbul suatu kewajiban bagi perusahaan (klien) yaitu membayar biaya anjak piutang. Biaya ini terdiri dari:

Service charge yaitu biaya yang dikeluarkan karena klien menggunakan

jasa untuk pengelolaan/ pembukuan penjualan (sales ledger) dari transaksi penjualan yang dilakukan klien. Besarnya biaya berkisar antara 0,5% 2,5% tergantung kesepakatan antara anjak piutang dan klien.

Discount charge yaitu biaya yang dikeluarkan karena klien memperoleh

pembiayaan (dana tunai) dari lembaga anjak piutang. Besarnya biaya discount charge antara 2% 3%. Biaya ini juga ditetapkan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak.

D. Manfaat dan Keuntungan Lembaga Keuangan Anjak Piutang Bagi Pihakpihak yang Terlibat a. Manfaat Lembaga Keuangan Anjak Piutang: Bagi Klien Manfaat yang diterima melalui jasa pembiayaan antara lain adalah: Peningkatan penjualan, adanya jasa pembiayaan memungkinkan klien melakukan penjualan dengan cara kredit. Kelancaran modal kerja, jasa anjak piutang memungkinkan klien untuk mengkonversikan piutangnya yang belum jatuh tempo menjadi dana tunai dengan prosedur yang relatif mudah dan cepat. Pengurangan resiko tidak skema without recourse tertagihnya piutang, pembiayaan adanya pengalihan dengan sebagian memungkinkan

resiko tidak tertagihnya piutang kepada factor.

Manfaat yang diterima melalui jasa non-pembayaran antara lain: 20 Lembaga-lembaga Pembiayaan

Memudahkan penagihan piutang, jasa penagihan piutang yang diberikan oleh factor menyebabkan klien tidak perlu secara langsung melakukan penagihan piutang pada customer. Efisiensi usaha, karena administrasinya dikelola oleh pihak (factor) yang sudah lebih berpengalaman. Peningkatan kualitas piutang, jasa administrasi penjualan memungkinkan pemberian fasilitas kredit kepada pembeli secara selektif. Memudahkan perencanaan cash flow, memungkinkan klien melakukan perkiraan waktu dan jumlah piutang yang dapat ditagih.

Bagi factor Berupa penerimaan dalam bentuk fee dari pihak klien. Fee tersebut terdiri dari : a. Discount fee/charge. Fee ini dibayarkan oleh klien kepada factor karena factor memberikan jasa pembiayaan (uang muka) atas piutang yang diberikan oleh factor. Discount fee diperhitungkan sebesar persentase tertentu terhadap besarnya pembiayaan yang diberikan atas dasar: Resiko tertagihnya Jangka waktu Rata-rata tingkat bunga perbankan

b. Service fee/charge Fee ini dibayarkan oleh klien kepada factor karena factor memberikan jasa non-pembiayaan yang nilainya ditentukan sebesar persentase tertentu dari piutang atas dasar beban kerja yang akan dilakukan oleh factor. Semakin besar volume penjualan maka fee ini juga semakin besar. Semakin sulit penagihan piutang, maka fee ini juga semakin besar.

Bagi Customer Customer memperoleh manfaat berupa: a. Kesempatan untuk melakukan pembelian dengan cara kredit. b. Pelayanan penjualan yang lebih baik.

21 Lembaga-lembaga Pembiayaan

b. Keuntungan Lembaga Keuangan Anjak Piutang Keterlibatan berbagai pihak dalan kegiatan anjak piutang akan memberikan atau memperoleh keuntungan bagi masing-masing pihak yang terlibat, baik perusahaan anjak piutang, kreditor maupun debitur. Keuntungan yang diperoleh masing-masing pihak adalah sebagai berikut: Bagi Perusahaan Anjak Piutang a. Memperoleh keuntungan berupa fee dan biaya administrasi. b. Membantu menyelesaikan pertikaian di antara kreditur dan debitur. c. Membantu manajemen pihak kreditor dalam penyelenggaraan kredit. Bagi Kreditor a. Mengurangi resiko kerugian dengan tertagihnya piutang. b. Memperbaiki sistem administrasi yang semrawut. c. Memperlancar kegiatan usaha. d. Dengan di tagihnya piutang oleh perusahaan anjak piutang, kreditor dapat berkonsentrasi ke usaha lainnya. Bagi Debitur Memberikan motivasi kepada debitur untuk segera membayar secepatnya, karena ada rasa malu sehingga berusaha sekuat tenaga untuk segera membayar dengan berbagai cara.

3.3 Modal Ventura

A. Landasan Hukum untuk Mendirikan Modal Ventura 1. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 469/KMK.017/1995 Tanggal 3 oktober 1995 tentang Pendirian dan Pembinaan Perusahaan Modal Ventura.

22 Lembaga-lembaga Pembiayaan

2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1995 tentang Pajak Penghasilan bagi Perusahaan Modal Ventura. 3. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 227/KMK.01/1994 Tanggal 9 Juni 1994 tentang Sektor-sektor usaha Perusahaan Pasangan Usaha dari Perusahaan Modal Ventura. 4. Peraturan Pemerintah Nomor 62 tahun 1992 Tentang Sektor-sektor usaha perusahaan Pasangan Usaha (PPU) Perusahaan Modal Ventura. 5. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 Tanggal 20 Desember 1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan. 6. Keppres Nomor 61 Tahun 1988 Tentang Lembaga Pembiayaan.

B. Tujuan Pendirian Modal Ventura 1. Untuk mengembangkan suatu proyek tertentu. 2. Pengembangan suatu teknologi baru atau pengembangan produk bary. Pembiayaan untuk usaha ini baru memperoleh keuntungan dalam jangka panjang. 3. Pengambilalihan kepemilikan suatu perusahaan. Tujuan pembiayaan dengan pengambilalihan kepemilikan usaha perusahaan lain banyak diarahkan untuk mencari keuntungan. 4. Kemitraan dalam rangka pengentasan kemiskinan, dengan tujuan untuk membantu para pengusaha lemah yang kekurangan modal tetapi tidak punya jaminan materiil sehingga sulit memperoleh pinjaman. 5. Alih teknologi yang dilakukan ke perusahaan yang masih menggunakan teknologi lama sehingga dapat meningkatkan kapasitas produksi dan mutu produknya. 6. Membantu perusahaan yang sedang kekurangan likuiditas.

23 Lembaga-lembaga Pembiayaan

7. Membantu pendirian perusahaan baru, dimana tingkat resiko kerugiannya sangat besar.

C. Keuntungan Yang Diperoleh 1. Bagi Perusahaan Modal Ventura a. Memperoleh keuntungan berupadeviden dari penyertaan

modalnya dalam bentuk saham. b. Memperoleh keuntungan berupa capital gain dari hasil selisih

dari transaksi penjualan dan pembelian surat-surat berharga. c. Memperoleh keuntungan berupa bagi hasil untuk usaha tertentu

sesuai dengan perjanjian yang sudah dibuatnya. 2. Bagi Perusahaan Pasangan Usaha (PPU) a. Membantu penambahan modal usaha bagi perusahaan yang

sedang mengalami kekurangan modal (likuiditas). b. Memperbaiki teknologi melalui pengalihan dari teknologi lama

ke teknologi baru sehingga dapat membantu peningkatan kapasitas produksi dan peningkatan mutu produknya. c. Membantu pengembangan usaha melalui perluasan pasar dan

pengembangan usaha baru seperti melalui diversifikasi usaha. d. Mengurangi resiko kerugian.

D. Jenis-jenis Pembiayaan 1. Equity Financing Merupakan jenis pembiayaan langsung dimana perusahaan Modal Ventura melalukan penyertaan pada PPU dengan cara mengambil bagian dari sejumlah saham PPU. 2. Semi equity Financial

24 Lembaga-lembaga Pembiayaan

Merupakan pembiayaan dengan membeli obligasi konversi yang diterbitkan oleh PPU. 3. Mendirikan Perusahaan Baru Dimana Perusahaan Modal Ventura dan PPU mendirikan usah yang baru bersama-sama. E. Sumber-sumber Dana Modal Ventura a. Dari dalam Perusahaan Setoran modal dari para pemegang saham Cadangan laba yang belum dipakai Laba yang ditahan

b. Dari luar perusahaan Investor Pinjaman dari bank Pinjaman dari perusahaan Asuransi Penjaman dana dari perusahaan dana pension.

3.4 Kartu Plastik A. Pihak-pihak yang Terlibat a. Bank atau perusahaan pembiayaan baik secara penerbit dan pembayar b. Pedagang c. Pemegang Kartu adalah nasabah yang namanya tertera dalam kartu tersebut dan yang berhak menggunakannya.

B. Sistem Kerja Kartu Plastik

25 Lembaga-lembaga Pembiayaan

1. Nasabah mengajukan permohonan sebagai pemegang kartu dengan memenuhi segala peraturan yang telah dibuat. 2. Bank atau lembaga penerbit akan menerbitkan kartu apabila disetujui setelah melakukan penelitian terhadap kredibilitas dan kapabilitas bagi calon nasbah, kemudian diserahkan ke nasabah. 3. Dengan kartu yang sudah disetujui pemegang kartu telah dapat menggunakannya. Selanjutnya apabila nasabah pemegang kartu melakukan transaksi maka system kerja penagihannya sebagai berikut; 1. Pemegang kartu melaukukan transaksi dengan menunjukan kartu dan menandatangani bukti transaksinya. 2. Pihak pedagang akan menagihkan ke bang atau lembaga pembiayaan berdasarkan bukti trnasaksinya dengan nasabah. 3. Bank atau lembaga penerbit akan membayar kembali pada pedagang sesuai dengan perjanjian yang telah mereka sepakati. 4. Bank atau lembaga penerbit akan menagihkan kepada nasabah berdasarkan bukti pembelian sampai batas waktu tertentu. 5. Pemegang kartu akan membayar sejumlah nominal yang tertera sampai batas waktu yang telah ditentukan dan apabila terjadi keterlambatan, maka nasabah akan dikenakan bunga dan denda.

C. Jenis-jenis Kartu Kredit 1. Dilihat dari segi fungsi a. Charge card

Merupakan kartu kredit dimana pemegang kartu harus melunasi semua penagihan yang terjadi atas dirinya sekaligus pada saat jatuh tempo. b. Credit Card

26 Lembaga-lembaga Pembiayaan

Suatu system dimana pemegang kartu dapat melunasi penagihan yan terjadi atas dirinya sekaligus atau secara angsuran pada saat jatuh tempo. c. Debit Card

Merupakan kartu kredit yang pembayaran atas oenagihan nasabah melalui pendebitan atas rekening yang ada di bank dimana pada saat membuka kartu. d. Cash Card

Merupakan kartu yang berfungsi sebagai alat penarikan tunai pada ATM maupun langsung di teller bank. e. Check Guarantee

Merupakan kartu yang digunakan sebagai jaminan dalam penarikan cek dan dapat pula digunakan untuk menarik uang tunai. 2. Berdasarkan Wilayah a. Kartu Lokal Merupakan kartu kredit yang hanya dapat dilakukan dalam suatu wilayah tertentu. b. Kartu Internasional Kartu kredit yang dapat digunakan lintas Negara atau dapat digunakan di seluruh Negara.

D. Persyaratan Pemegang Kartu 1. Nasabah mengajukan permohonan dengan mengisi formulir permohonan yang sudah disiapkan oleh penerbit. 2. Nasabah melengkapi persyaratan yang disyaratkan.

27 Lembaga-lembaga Pembiayaan

3. Pihak bank atau lembaga penerbit akan melakukan penelitian langsung kealamat calon pemegang kartu dan lewat telepon. 4. Pihak Bank atau lembaga penerbit akan menyetujuipenerbitan kartu jika dari hasil penelitian dianggap layak dan mengirimkan kartu tersebut pada nasabah.

3.5Pembiayaan Konsumen (Consumers Finance) A. Pengertian Pengertian Pembiayaan Konsumen sebagaimana yang didefinisikan dalam ketentuan yang berlaku adalah kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan sistem pembayaran angsuran atau berkala oleh konsumen. Dalam kegiatan usaha Pembiayaan Konsumen ini, secara umum Perusahaan Pembiayaan dalam mengelola risiko pembiayaan salah satunya melalui pengaturan Jaminan Fidusia atas barang yang dimiliki konsumen. Fidusia adalah suatu pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam penguasaan pemilik benda (secara khusus telah diterbitkan pengaturan Jaminan Fidusia melalui Undang-undang RI No.42 Tahun 1999). Tidak terdapat pengaturan atau kriterian khusus untuk suatu transaksi dapat di kategorikan sebagai Pembiayaan konsumen banyak digunakan untuk membiayai barang modal/barang umum.

B. Lahirnya Pembiayaan Konsumen Bank Kurang tertarik untuk menyediakan kredit berukuran kecil. Sumber dana formal lainnya kurang fleksibel, contoh pegadaian. Sistem pendanaan Informal seperti tengkulak / lintah darat sudah ditinggalkan

28 Lembaga-lembaga Pembiayaan

C. Alasan Debitur Memilih Transaksi Pembiayaan Konsumen Tidak terlalu banyak persyaratan. Tidak berorientasi pada jaminan. Tidak mengganggu keuangan konsumen. Pembayaran dan jangka waktu bisa disesuaikan dengan kemampuan konsumen. Proses Cepat dan Tidak berbelit.

D. Kegiatan Perusahaan Pembiayaan Konsumen (Consumers Finance Company) Kegiatan pembiayaan konsumen dilakukan dalam bentuk penyedia dana bagi konsumen untuk pembelian barang yang pembayarannya dilakukan secara angsuran atau berkala oleh konsumen.

E. Pendirian dan Perizinan Lembaga Pembiayaan dapat dilakukan oleh : a. b. c. Bank Lembaga Keuangan Bukan Bank Perusahaan Pembiayaan

Perusahaan Pembiayaan berbentuk Perseroat Terbatas (PT), saham Perusahaan Pembiayaan yang berbentuk PT dapat dimiliki oleh : a. Warga Negara Indonesia dan atau Badan Hukum Indonesia b. Badan Usaha Asing dan Warga Negara Indonesia atau Badan Hukum Indonesia (usaha Patungan).

F. Pembatasan Lembaga Pembiayaan Perusahaan Pembiayaan dilarang menarik dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk : a. Giro 29 Lembaga-lembaga Pembiayaan

b. Deposito c. Tabungan d. Surat Sanggup Bayar (Promissory Nota)

Perusahaan Pembiayaan dapat menerbitkan Surat Sanggup Bayar hanya sebagai jaminan atas hutang kepada bank yang menjadi krediturnya.

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan A. Leasing Kata leasing sebenarnya berasal dari kata to lease yang berarti menyewakan. Keputusan Menteri Keuangan No. 1169/KMK.01/1991 adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal, baik secara sewa guna usaha dengan opsi (finance lesse) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lesse) untuk digunakan oleh lesse selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala. 30 Lembaga-lembaga Pembiayaan

Ketentuan mengenai leasing secara resmi telah diperbolehkan beroperasi di Indonesia setelah keluar surat keputusan bersama antara menteri keuangan, menteri perindustrian dan menteri perdagangan Nomor Kep. 122/MK/IV/2/1974, Nomor 32/M/SK/2/74 dan Nomor 30/Kpb/I/74 tanggal 07 Februari 1974tentang Perizinan Usaha Leasing di Indonesia. Wewenang untuk memberikan usaha leasing dikeluarkan oleh menteri keuangan berdasarkan Surat Keputusan Nomor 649/MK/IV/5/1974 Tanggal 06 Mei 1974 yang mengatur mengenai ketentuan tata cara perizinan dan kegiatan usaha leasing di Indonesia. B. Factoring Pengertian anjak piutang menurut Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 Tanggal 20 Desember 1988 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam dan luar negeri. Kegiatan perusahaan Anjak Putang di Indonesia diatur berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember 1988 yang dapat disimpulkan bahwa kegiatan anjak piutang meliputi: pengambilalihan tagihan sutu perusahaan dengan fee tertentu; pembelian piutang perusahaan dalam suatu transaksi perdagangan dengan harga yang sesuai dengan kesepakatan dan; mengelola usaha penjualan kredit suatu perusahaan, artinya perusahaan anjak piutang dapat mengelola kegiatan administrasi kredit suatu perusahaan sesuai kesepakatan. C. Modal Ventura Pengertian Perusahaan Modal ventura sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988 adalah Badan usaha yang melakukan suatu pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan. Pengaturan kegiatan modal ventura lebih lanjut diatur dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 469/KMK/17/1995 Tanggal 3 Oktober 1995 tentang pendirian dan pemberian modal ventura.

31 Lembaga-lembaga Pembiayaan

D. Kartu Plastik Kartu plastik merupakan kartu yang dikeluarkan oleh Bank maupun Non Bank yang kegunaannya sebagai pengganti uang dan dapat dipergunakan diberbagai tempat serta dapat juga diuangkan. Penggunaan kartu kredit masih relative baru di Indonesia, yaitu sekitar tahun 80an, tetapi dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember telah mengubah peta penyebaran kartu plastik semakin luas. Berdasarkan Surat Keputusan tersebut bisnis kartu plastik digolongkan sebagai kelompok usaha jasa pembiayaan. E. Pembiayaan Konsumen (Consumers Finance)

Lembaga pembiayaan konsumen (consumers finance) adalah suatu lembaga yang dalam melakukan pembiayaan pengadaan barang untuk kebutuhan konsumen dilakukan dengan system pembayaran secara angsuran. Kehadiran lembaga pembiayaan konsumen ini sebenarnya secara informal sudah tumbuh sejak lama sebagai bagian dari aktifitas trading. Namun secara normal baru diakui sejak tahun 1988 melalui SK Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 yang secara formal mengangkat kegiatan usaha pembayaran ke permukaan, sebagai bagian resmi sector jasa keuangan.

3.2 Saran 1. Lembaga Pembiayaan yang ada di Indonesia semuanya masih relative

baru sehingga masih kurang maksimal kinerjanya sehingga masih perlu dilakukan berbagai penelitian-penelitian lebih lanjut tentang efektifitas dari lembaga-lembaga pembiayaan tersebut.

32 Lembaga-lembaga Pembiayaan

2.

Dalam makalah ini belum membahas secara terperinci, sehingga

dibutuhkannya penelitian lebih lanjut untuk menambah khasanah keilmuan dalam hal materi lembaga pembiayaan ini.

DAFTAR PUSTAKA
Hadjon, M. Philippus, Perlindungan Hukum bagi Rakyat Indonesia, Bina Ilmu, Surabaya, 1988 Kasmir, Bank dan lembaga keuangan lainnya. Grafindo, Jakarta: 2002 Sihabuddin, Diktat Mata Kuliah Hukum Pembiayaan, Program Pasca Sarjana Universitas Brawijaya, 2006 Soetiksno, Filsafat Hukum,Pradnya Paramita,Jakarta, 1981

33 Lembaga-lembaga Pembiayaan

Zamroni Abdussamad, SH.,MH, Diktat mata kuliah Aspek Hukum Bisnis dan Pajak, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri gorontalo, 2005 PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN Keputusan Menteri Keuangan No. 1169/KMK.01/1991 1251/KMK.013/1988 Tanggal 20 Desember 1988 Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988 1251/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember Artikel : Melirik Pembiayaan Anjak Piutang, http://www.kompas.com/kompas-

cetak/03/08/22/finansial Website : http://www.google.co.id/prospek+perusahaan+pembiayaan, diakses 17 Juni 2011 http://bang-aan.blogspot.com/2010/01/modal-usaha-dari-kartu-kredit.html, diakses 17 Juni 2011

34 Lembaga-lembaga Pembiayaan

You might also like