You are on page 1of 7

FARMASI FISIK SILABUS NASIONAL Pertemuan Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5 Minggu 6 Minggu 7 Minggu 8 Minggu 9 Topik

Pendahuluan Larutan dan Kelarutan Larutan dan Kelarutan (lanjutan) fenomena Antar Muka Fenomena Antar muka (lanjutan) Rheologi Sistem dispersi koloidal Sistem dispersi suspensi Sistem dispersi emulsi

SYARAT MENGIKUTI PERKULIAHAN

FARMASI FISIK Terdiri dari dua kata Farmasi dan Fisika Maka melibatkan dua bidang ilmu yaitu : keFarmasian (bentuk dan sifat sedian obat) Fisika Farmasi fisik yaitu Kajian atau cabang ilmu hubungan antara fisika (sifat-sifat Fisika) dengan kefarmasian (sediaan Farmasi, farmakokinetik , dsb) Tujuan Pembelajaran Apa Hubungannya dunia farmasi dengan Ilmu fisika?? Hubungannya bahwa Ilmu farmasi tidak bisa berdiri sendiri, melainkan ilmu gabungan dari berbagai bidang ilmu, diantaranya: ilmu kimia, ilmu biologi (manusia, hewan, dan tumbuhan), matematika, dsb. Maka dari itu ada yang mengatakan bahwa farmasi adalah seni. Hubungannya dengan fisika yaitu, bahwa senyawa obat memiliki sifat fisika yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Sebutkan sifat-sifat fisika dari suatu senyawa obat??? Sifat-sifat fisika zat atau senyawa obat diantaranya: 1. Kelarutan 2. Titik leleh 3. Titik didih 4. Rumus struktur 5. Berat molekul Apa Hubungannya sifat sifat fisika tersebut dengan kefarmasian???

Penjelasan 1. Suatu zat (obat) sangat kecil kemungkinannya dipakai atau diberikan dalam bentuk murni, maka dari itu perlu dibuat sesuai kebutuhan seperti obat sirup (parasetamol) untuk anak-anak dan obat dengan sediaan padat (Tablet) untuk dewasa. pertanyaannya.: apakah suatu senyawa obat bisa dibuat sediaan sirup dengan mudah atau tidak dan apakah senyawa obat bisa dibuat sedian tablet dengan mudah atau tidak??? Maka seorang farmasis harus tau sifat-sifat fisika dan kimia dari suatu bahan atau seny obat. 2. Perlu di fikirkan cara pemberian obat yang sesuai: oral, topikal atau parenteral. 3. Perlu difikirkan Pelepasan zat aktif obat 4. Perlu difikirkan ukuran molekul, kepolaran molekul, dan sifat molekul sehingga menghasilkan efek/respon biologis LARUTAN DAN KELARUTAN

Pendahuluan Reaksi-reaksi kimia biasanya berlangsung antara dua campuran zat, bukannya antara dua zat mumi. Salah satu bentuk yang umum dari campuran adalah larutan. Larutan memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Di alam kebanyakan reaksi berlangsung dalam larutan air. Tubuh menyerap mineral, vitamin dan makanan dalam bentuk larutan. Pada tumbuhan nutrisi diangkut dalam larutan air ke semua bagian jaringan. Obat-obatan biasanya merupakan larutan air atau alkohol dari senyawa fisiologis aktif. Banyak reaksi-reaksi kimia yang dikenal, baik di dalam laboratorium atau di industri tejadi dalam larutan. Apa bedanya antara larutan dengan campuran? Apakah Emulsi dan Suspensi termasuk larutan? Apakah semua larutan berbentuk/berwujud cair?

Tapi Bagaimana jika campuran padatan seperti campuran antara emas dengan perak Maka Semua campuran gas dan padatan yg homogen secara umum adalah larutan Pada umumnya larutan yang dimaksud adalah campuran yang berbentuk cair, meskipun ada juga yang berfase gas maupun padat. Larutan yang berbentuk gas adalah udara yang merupakan campuran dari berbagai jenis gas seperti nitrogen dan oksigen. Sedangkan yang berbentuk padat adalah emas 22 karat yang merupakan campuran homogen dari emas dengan perak atau logam lain. Karena fase larutan dapat berbentuk padat, cair dan gas, berarti ada sembiIan kemungkinan jenis larutan. Diantara jenis-jenis larutan ini yang penting adalah larutan gas dalam cair, cair dalam cair dan.padat dalam cair.

Jenis Larutan Secara Umum

Komponen Larutan Larutan dapat didetinisikan sebagai campuran homogen dari dua zat atau lebih yang terdispers sebagai molekul ataupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Disebut homogen karena komposisi dari larutan begitu seragam (satu fasa) sehingga tidak dapat diamati bagian-bagian komponen penyusunnya meskipun dengan mikroskop ultra. Dalam campuran heterogen permukaan-permukaan tertentu dapat diamati antara fase-fase yang terpisah. Suatu larutan terdiri dari dua komponen yang penting. Biasanya salah satu komponen yang mengandung jumlah zat terbanyak disebut sebagai pelarut (solven). Sedangkan komponen lainnya yang mengandung jumlah zat sedikit disebut zat terlarut (solut). Kedua komponen dalam larutan dapat sebagai pelarut atau zat terlarut tergantung komposisinya. Misalnya dalam alkohol 70 % (70 : 30), maka alkohol merupakan pelarut dan air sebagai zat terlarut. Sedangkan dalam keadaan yang sukar ditentukan seperti alkohol 50 % (50 : 50), karena jumlah kedua zat dalam larutan sama, maka baik alkohol maupun air dapat dianggap pelarut atau zat terlarut.

Kelarutan Larutan adalah sistem homogen yang terdiri dari zat terlarut dan pelarut. Kelarutan adalah interaksi antara zat terlarut dan pelarut, serta seberapa besar zat terlarut tersebut dapat larut dalam medium pelarut. Kelarutan suatu senyawa juga bergantung pada faktor temperatur, tekanan, pH larutan dan luas permukaan zat terlarut. Dari Sembilan kemungkinan tipe campuran, berdasarkan pada ketiga wujud zat, hanya gas dalam cairan, cairan dalam cairan dan padat dalam cairan saja yang penting dalam bidang farmasi. Sistem padatan dalam cairan termasuk salah satu yang paling sering ditemui dan mungkin merupakan tipe larutan farmasetik yang paling penting. Kelarutan padatan dalam cairan tidak dapat diramalkan dengan cara yang sangat memuaskan, kecuali mungkin untuk larutan ideal, karena factor-faktor rumit yang harus dipertimbangkan Kelarutan Obat Kelarutan obat dapat dinyatakan dalam beberapa cara. Menurut U. S. Pharmacopeia dan National Formulary, definisi kelarutan obat adalah jumlah mL pelarut dimana akan larut 1 gr zat terlarut. Untuk zat yang kelarutannya tidak diketahui pasti, harga kelarutannya digambarkan dalam kompedia farmasi dengan menggunakan istilah umum tertentu. Istilah Perkiraan Kelarutan Istilah kelarutan Sangat mudah larut Mudah larut Larut Agak sukar larut Sukar larut Sangat sukar larut Praktis tidak larut

Bagian pelarut yang dibutuhkan untuk 1 bagian zat terlarut Kurang dari satu bagian 1 sampai 10 bagian 10 sampai 30 bagian 30 sampai 100 bagian 100 sampai 1000 bagian 1000 sampai 10000 bagian lebih dari 10000 bagian

Daya larut suatu zat berbeda-beda, tergantung dari sifat zat terlarut dan pelarutnya. Ada beberapa zat yang mudah larut, dan ada pula yang sukar larut. Biasanya kelarutan dinyatakan dalam gram zat terlarut per 100 ml atau per 100 g pelarut. Kelarutan kira-kira suatu zat atau senyawa dapat dilihat pada tabel. Suatu zat dikatakan tak larut (insoluble), jika zat tersebut larutan sangat sedikit, misalnya kurang dari 0,1 g zat terlarut dalam 1000 g pelarut. Pada dasarnya tidak ada zat yang bersifat mutlak tak larut dalam pelarut tertentu. Namun kebanyakan zat padat yang terbentuk dengan ikatan kuat seperti logam-logam, kaca, plastik, batuan silikat dan mineral praktis tidak larut dalam cairan biasa. Alasan Kepolaran, seperti: Bila dua cairan tak dapat larut satu sama lain, maka keduanya dikatakan tak dapat campur (immiscible). Contohnya air dan minyak. bila keduanya dicampur akan membentuk dua lapisan yang terpisah. Larutan Jenuh Partikel-partikel solut, baik berupa molekul atau ion di dalam air selalu dalam keadaan terhidrasi. Makin banyak partikel solut, makin banyak molekul air yang diperlukan untuk menghidrasi partikel solut. Bila ke dalam sejumlah air ditambahkan gula terus menerus, maka pada saat tertentu akan tercapai suatu keadaan dimana semua molekul air tidak cukup untuk menghidrasi molekul gula yang dilarutkan. Penambahan gula yang melebihi batas kelarutannya akan diendapkan di dasar wadah, sehingga larutan dikatakan telah mencapai keadaan jenuh. Larutan jenuh adalah larutan yang telah mengandung zat terlarut dalam jumlah maksimal, sehingga tidak dapat ditambahkan lagi zat terlarut. Pada keadaan ini terjadi kesetimbangan antara solut yang larut dan yang tak larut atau kecepatan pelarutan sama dengan kecepatan pengendapan. KONSENTRASI LARUTAN Persen Berat (% berat/berat) Persen berat adalah jumlah gram zat terlarut dalam 100g larutan.. Persen berat biasanya digunakan untuk menyatakah kadar komponen yang berupa zat padat.

Contoh : Suatu larut NaCl dibuat dengan melarutkan 5 g NaCl dalam 50 g air. Hitung persen berat NaCl ?

Persen Berat per Volume (% b/v) Persen berat per volume menyatakan banyaknya gram zat terlarut dalam 100 mL larutan. Cara ini biasanya dipakai untuk menyatakan kadar zat padat dalam suatu cairan atau gas.

Contoh : Suatu larutan.dibuat dengan melarutkan 20 g NaOH dalam air sampai volumenya 500 mL. Hitung % b/v NaOH ? Jawab:

Persen Volume(% volume/volume) Persen volumeadalahjumlah volume (mL) zat terlarut dalam 100 mL larutan. Persen volume biasanya digunakanuntuk menyatakan kadar komponen berupa zat cair atau gas.

Contoh: 25 mL asam asetat dilarutkan dalam air sampai volumenya 250 mL. Hitung % (v/v) asam asetat?

Bagian per Sejuta (bpj atau ppm) Bagian per sejuta (bpj) atau parts per million (ppm) adalah sat: bagian zat terlarut dalam satu juta bagian larutan. Satuan ppm sering dipakai untuk menyatakan konsentrasi zat yang sangat kecil dalam larutan gas, cair atau padat. 1 ppm = [1 mg zat terlarut] : 1 L larutan Atau 6 ppm = [berat zat terlarut : berat larutan] x 10 Hubungan ppm dengan satuan lain: a. ppm dengan berat per volume 1 ppm = 1mg/L b. ppm dengan berat per berat 1 ppm = 1 mg/kg Contoh 2.5 : Kadar zat besi (Fe) dalam 250 ml air minum adalah 0,05 mg. Nyatakan kadar tersebut dalam ppm ? Jawab: Kadar Fe = [0,05 mg ] : [250 ml] = [0,05 mg] : [0,25 l] = 0,2 mg/l = 0,2 ppm Molalitas (m) Molalitas adalahjumlah mol zat terlarut dalam 1000 g (1 kg) pelarut. Satuan molal tidak tergantung pada suhu dan biasanya digunakan untuk menyatakan banyaknya partikel zat terlarut dalam sejumlah tertentu pelarut. Jika w gram zat terlarut dilarutkan dalam p gram pelarut, maka kemolalan (m) larutan, dirumuskan : mol zat terlarut m= [mol zat terlarut] : kg pelarut atau m = [w] : [BM] x [1000] : [p] Contoh : b. Hitung kemolalan larutan NaCl (BM = 58,5) yang dibuat dengan melarutkan 5,85 g NaCl dalam 250 g air. Jawab :

Fraksi mol (X) Fraksi mol adalah perbandingan jumlah mol zat terlarut terhadap jumlah mol seluruh zat dalam larutan. Jika dalam larutan terdapat nl mol zat A, dan n2mol zat B, maka fraksi mol (X) masing-masing zat dirumuskan:

Hubungan fraksi mol kedua zat dalam larutan, berlaku : XA + X B = 1 Persen mol = fraksi mol x 100%

Normalitas (N) Normalitas adalah jumlah gram ekivalen (grek) zat terlarut dalam satu liter larutan. Satuan konsentrasi nonnalitas sering digunakan untuk analisa volumetri terutama dalam reaksi-reaksi asam-basa dan oksidasi-reduksi (redoks). Jika w gram senyawa asam-basa dilarutkan dalam V mL larutan, maka:

dimana : BE = Berat ekivalen BM = Berat molekul a = valensi (banyaknya ion dalam larutan), untuk : asam = banyaknya ion H+ basa = banyaknya ion OH redoks = banyaknya elektron yang dilepaskan atau diterima pada 1 mol senyawa. . Hubungan nonnalitas (N) dengan larutan yang mempunyai konsentrasi K %, dan kerapatan (BJ) = L, berlaku :

Contoh : a. Hitung Nonnalitas dari larutan HCI pekat (37 %), dengan kerapatan 1,18 g/mL. Jawab:

b. Hitung banyaknya gram NaOH yang harus dilarutkan ke dalam air sampai volumenya 0,5 L, agar diperoleh larutan NaOH 0,1 N. Jawab :

Molaritas (M) Molaritas adalah banyaknya mol zat terlarut dalam satu liter larutan. Jika w gram solut (zat terlarut) dilarutkan dalam V ml larutan, maka:

Contoh : 3,42 g sukrosa (BM = 342) dilarutkan dalam air menghasilkan 250 mL larutan. Hitung molaritas larutan. Jawab:....................................

Satuan Konsentrasi dalam Bidang Kedokteran dan ilmu Biologi 1. Persen Miligram (% mg) Di dalam laboratorium klinik dan ilmu-ilmu biologi seringkali dalam perhitungan digunakan satuan konsentrasi persen berat per volume seperti yang telah dibahas. Persen miligram digunakan untuk menyatakan kadar miligram zat terlarut dalam 100 mL larutan. Persen mligram (% mg) = {[mg zat terlarut] : [ml larutan]} x 100% Contoh 2.10 : Hitung konsentrasi K+ dalam % mg, jika 10 mL darah mengandung 0;25 mg K+. Jawab:

Ekivalen (Eq) Satuan ini digunakan untuk menyatakan komponen ionik dalam darah dengan muatan ionnya. 1 Eq = 1 mol muatan (+ atau-) + + 1 Eq. Na = I moNa =23 g 2+ 2+ 1 Eq. Mg =1/2mol Mg = 12 g 1 Eq. HCO3 = 1 mol HCO3 = 61 g Karena konsentrasi ion dalam darah sangat kecil, maka untuk mempermudah perhitungan biasanya digunakan milieqivalen (1 Eq = 1000 mEq). Contoh: + Cuplikan darah mengandung 3,9 mEq ion K . Hitung berapa mg ion K+. Jawab: + I Eq K = 39,1g + + 3,9 mEq K = 0,0039 Eq K + + = 39,1 x 0,0039 = 0,15249 g K = 152,5 mg K Keosmolaran atau Osmolaritas (Osm) Kadar osmolar digunakan untuk menyatakan partikel yang aktif secara osmotik. Satuan ini biasanya dinyatakan sebagai banyaknya mol partikel terlarut per liter larutan yang menyebabkan tekanan osmotik.

Dalam larutan ideal, misalnya n = I untuk glukosa, n = 2 untuk NaCl, n = 3 untuk CaCl2 Selain satuan osmolar juga sering dinyatakan sebagai miliosmol (1Osm = 1000 mOsm). Pengetahuan kadar osmolar berguna bagi dokter terutama untuk mengetahuiapakah suatu larutan bersifat hipo-osmotik, iso-osmotik atau hiper-osmotik. Contoh : a. Hitung keosmolaran 1 L NaCI o,1 M. Jawab : Osmolaritas NaCl = {[0,1]:[1]} x 2 = 0,2 Osm b. Hitung miliosmol NaCl 0,9 % (b/v) ? Jawab: NaCI 0,9 % (b/v), berarti dalam 100 mL larutan terdapat 0,9 g NaCl atau dalam 1 L (1000 mL) terdapat 9,0 g NaCl. Keosmolaran NaCl ={[9]:[58,5]}x 2 = 0,308 Osm = 308 mOsm Larutan ideal

Larutan ideal adalah larutan yang tidak mengalami perubahan sifat komponen (selain pengenceran) ketika zat-zat bercampur menjadi larutan. Pengenceran tidak mengalami perubahan panas Volume akhir Adalah jumlah dari masing-masing konstituen (tidak mengalami penyusutan atau pemuaian). Misalnya 100 ml MeOH ditambahkan 100 EtOH menghasilkan 200 ml larutan dan tidak mengalami perubahan panas. Tapi 100 ml dilarutkan dalam 100 ml H2SO4 menghasilkan 180 ml larutan dan mengalami peningkatan panas, disebut larutan tidak ideal (nyata, real). Larutan ideal adalah semua gaya intermolekul baik gaya intermolekul pada mol sejenis (solut-solut) atau pada mol yang tidak sejenis (solut-solvent) sama. Hukum Raoult Tekanan uap (escaping tendency) keluar dari larutan sehingga menghasilkan gaya-gaya yang terjadi. Tahun 1880 Raoult mengatakan bahwa tekanan uap pelarut (PA) pada permukaan larutan besarnya sama dengan hasilkali tekanan uap pelarut murni (PA) dengan fraksi mol pelarut tersebut didalam larutan (XA). PA = XA PA Bila zat terlarut bersifat mudah menguap sehingga tekanan uap dapat diukur : PB = XB PB Bila diasumsikan bahwa sistem hanya mengandung 2 komponen (A dan B) maka tekanan uap total (P). P = PA + PB (Hukum Dalton) P = XA PA + XB PB Hukum Raoult Bila dua cairan dicampur membentuk larutan ideal, maka masing-masing cairan akan menguap sehingga tekanan uap larutannya sama dengan jumlah tekanan uap parsialnya. Tekanan uap parsial masing-masing komponen dalam larutan lebih kecil daripada tekanan uap murninya, karena pada permukaan larutan terdapat dua zat yang saling berinteraksi sehingga kecenderungan tiap komponen untuk menguap berkurang. Masing-masing komponen sifatnya tetap seperti semula, hingga tekanan uap parsialnya sebanding dengan fraksi molnya. Gambar Kesetimbangan cairan-uap : (a) Cairan A - uap A. (b) Cairaan B -uap B. (c) Larutan A dan B dengan uap A dan B.

Cat :Hukum Raoult hanya berlaku pada larutan encer

Sifat Koligatif Koligatif atau kumpulan berupa sekumpulan sifat-sifat umum yang dimiliki larutan encer. Sifat-sifat umum dari sifat koligatif larutan adalah Penurunan tekanan uap, penurunan titik beku, kenaikan titik didih, dan tekanan osmosis. Sifat ini hanya bergantung pada jumlah mol zat terlarut yang ada dan tidak bergantung pada ukuran ataupun BM zat terlarut. Penurunan tekanan uap Larutan dari pelarut A dan zat terlarut B misalnya urea dalam air. Jika dalam larutan encer dapat memenuhi hukum Raoult : P A = X A P A XA = 1 XB PA = (1 XB) PA P A - P A = X B P A P = XB PA P / PA = XB tekanan uap yang disebabkan oleh zat terlarut non volatil. XB= Penurunan tekanan uap relatif Kenaikan Titik Didih Titik didih normal adalah temperatur dimana tekanan uap cairan menjadi sama dengan tekanan luar yaitu 760 mmHg (sistem terbuka). Titik didih yang mengandung zat terlarut dari pelarut murninya melihat bahwa zat terlarut mengalami penurunan tekanan uap pelarut. td = T - T T = P - P Perbandingan kenaikan titik didih dengan penurunan tekanan uap Td/ P = K atau Td = K P Dalam larutan encer Td = Kdm Keterangan Td = kenaikan titik didih Kd = tetapan ebulioskopi yang khas untuk setiap pelarut m = molalitas Penurunan Titik Beku Tb =Kb.m Tb = penurunan titik beku Kb = tetapan krioskopi Tetapan ebulioskopi dan krioskopi beberapa pelarut Zat Asam asetat Aseton Benzen Air Td 118,0 56 80,1 100,0 Kd 2,93 1,71 2,53 0,51 Zat Tb 16,7 -94,82 5,5 0,00 Kb 3,9 2,40 5,12 1,86

Tekanan Osmotik Osmosis adalah suatu proses spontan dimana pelarut dari sebuah larutan atau bisa juga disebut pelarut murni mengalir melalui membran semipermeabel ke larutan lain yang lebih pekat, sampai kedua larutan tadi sama dengan konsentrasinya. Membran Semipermeabel adalah suatu membran yang dapat dilalui molekul-molekul pada pelarut tetapi tidak dapat dilalui molekulmolekul zat terlarut. = gaya / luas Ahg Ket : A = tekanan osmosis h = tinggi cair dalam medium = massa jenis larutan (untuk larutan encer sama dengan 1 gram /cm3) g = konstanta gravitasi Hukum tekanan osmosis berupa termodinamik Ha dan percobaan. Tekanan osmosis berbanding lurus dengan suhu absolutnya / T = konstanta Tekanan osmosis suatu larutan berbanding lurus dengan konsentrasi zat terlarut dinyatakan dalam molar / = konstan Larutan non elektrolit encer yang mempunyai konsentrasi molar yang sama akan memiliki tekanan osmosis (isotonis) yang sama bila suhu konstan Hal-hal yang mempengaruhi kelarutan Pengaruh Suhu Pengaruh kenaikan suhu pada kelarutan zat berbeda-beda antara yang satu dengan lainnya. Tetapi pada umumnya kelarutan zat padat dalam cairan bertambah dengan naiknya suhu, karena kebanyakan proses pembentukan larutannya bersifat endoterm. Sebagai perkecualian ada beberapa zat yang kelarutannya menurun dengan naiknya suhu seperti Asam salisilat, serium sulfat dan natrium sulfat karena proses pelarutannya bersifat eksoterm. Bahkan ada zat yang hampir tidak dipengaruhi oleh suhu seperti natrium klorida. Pada gambar dicantumkan kelarutan beberapa zat dalam gram zat terlarut per 100g air, dialurkan terhadap suhu. Dari kurva terlihat bahwa perubahan kelarutan dengan berubah-ubahnya suhu untuk berbagai zat adalah tidak sama. Pengaruh Tekanan Perubahan tekanan mempunyai pengaruh yang kecil terhadap kelarutan suatu zat cair atau zat padat dalam pelarut cair. Tetapi kelarutan gas selalu bertambah dengan bertambahnya tekanan. Suatu minuman yang mengandung karbonat, dibotolkan dengan tekanan tinggi dibawah 3 - 4 atm supaya CO2 yang larut didalamnya besar. Jika tutup botol dibuka, tekanan di dalam botol turun sampai I atm dan gelembung CO2 lepas. Ini menunjukkan kelarutan CO2 turun dengan turunnya tekanan. Hal yang sama terjadi pada seorang penyelam yang terlalu cepat naik ke permukaan. Sewaktu menyelam kelarutan gas N2 dan O2 meningkat akibat tekanan yang tinggi, tetapi ketika keluar ke~perinukaan secam mendadak gas-gas tersebut akan dilepaskan dalam bentuk gelembung udara melalui pembulu darah. Keadaan ini sangat menyakitkan dan dapat mengakibatkan kematian. Gejala ini sering disebut sebagai "penyakit dekompresi" atau "the bends". Secara kuantitatif pengaruh tekanan pada kelarutan gas dinyatakan oleh William Henry (1804), yang dikenal dengan Hukum Henry. "Kelarutan suatu gas dalam larutan cair, berbanding lurus dengan tekanan gas di atas larutan tersebut. Secara matematis ditulis Cg=kgPg dimana : Cg=Konsentrasi atau kelarutan gas dalam cairan kg =Tetapan henry Pg =Tekanan parsial gas Contoh : -2 Gas oksigen dikumpulkan dari dalam air pada 25C dan tekanan total 760 mmHg akan larut 3,93 x 10 g/L. Jika diketahui tekanan uap air pada suhu 25C adalah 24 mmHg, berapa kelarutannya bila tekanan parsial di atas air 800 mmHg ? Jawab:

You might also like