You are on page 1of 8

PERBEDAAN BANK SYARIAH dan BANK KONVENSIONAL Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Pendidikan Agama Islam

Oleh: Aluh Arlina Reza Fajarul Huda Dina Candra A Andi Permata Ramadhan Rina Eka N 308422410992 308422410993 308422410997 308422411006 308422418305

SI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MALANG DESEMBER 2008

KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan atas kehadiran Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahNya yang telah dilimpahkan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini yang berjudul Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional. Dalam penulisan tugas ini tidak terlepas dari peranan pihak-pihak yang membantu proses pembuatan makalah. Untuk itu kami ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ali Masum,S.Pd,M.A selaku dosen pembimbing. 2. Kedua orang tua kami tercinta, atas segala doa restu, pengorbanan serta kasih sayangnya yang selalu menyertai langkah kami. Tidak menutup kemungkinan juga masih banyak kekurangan dalam penulisan tugas ini. Namun kami berharap agar tulisan ini dapat diterima dan bermanfaat bagi semua pihak. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan tugas ini.

Malang, November 2008

Penulis

ISI

Pengertian Bank Umum Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha seperti menghimpun dana dan memberikan pinjaman serta jasa lalu lintas pembayaran dalam bidang keuangan kepada masyarakat. Dalam bank umum, hubungan antara bank dan nasabah adalah sebagai kreditur (menyimpan) dan debitur (meminjam). Usaha dan fungsi bank umum meliputi : 1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan bentuk lainnya. 2. Memberikan kredit dan surat pengakuan utang. 3. Membeli, menjual atau menjamin atas resiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya. 4. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun nasabahnya. 5. Menempatkan dan meminjamkan dana kepada bank lain. 6. Menerima pembayaran dan tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan pihak ketiga. 7. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga. 8. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak. 9. Melakukan penempatan dana kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek. 10. Membeli melalui pelelangan agunan. 11. Menyediakan pembayaran dan melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang sesuai dengan undang-undang dan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

Pengertian Bank Syariah Bank Syariah adalah bank yang dikelola sesuai dengan prinsip Islam yang mengharamkan memungut bunga dari suatu transaksi ekonomi. Dalam bank syariah, kedudukan bank adalah sebagai pemodal (investor). Sedangkan nasabahnya bertindak sebagai Mitra Pemakai Modal. Aktivitas ekonomi pada bank syariah 1. Bersifat produktif 2. Tidak eksploitatif 3. Berkeadilan 4. Tidak bersifat spekulatif 5. Anti riba Atas prinsip-prinsip utama ekonomi Islam tersebut, perbankan Islam (di Indonesia) mengeluarkan produk-produk bernama al wadiah (simpanan), pembiayaan bagi hasil, baial murabahah (kredit), baial salam dan baial istishna (pembelian barang dilakukan di muka), al ijarah (sewa-menyewa), al wakalah (amanat), al kafalah (garansi), al hawalah (anjak piutang/factoring), dan ar Rahn (pegadaian). Keunggulan yang dimiliki oleh bank Islam 1. Keunggulan bank Islam terutama pada kuatnya ikatan emosional keagamaan antara pemegang saham, pengelola bank dan nasabah. 2. Dengan adanya keterkaitan secara agama, maka semua pihak yang terlibat dalam bank Islam akan berusaha sebaik-baiknya sebagai pengamalan agama Islam. Sehingga berapapun hasil yang diperoleh diyakini membawa berkah. 3. Adanya fasilitas pembayaran ( Al Mudharabah) yang tidak membebani nasabah sejak awal dengan kewajiban membayar biaya secara tetap. 4. Dengan diterapkannya sistem bagi hasil, maka tidak ada lagi diskriminasi terhadap nasabah yang didasarkan atas kemampuan ekonominya sehingga bank syariah lebih bisa diterima secara luas.

Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional Sebelum membahas mengenai perbedaan kita akan membahas mengenai persamaan antara bank syariah dan bank konvensional yakni ada persamaan dalam hal sisi teknis penerimaan uang, persamaan dalam hal mekanisme transfer, teknologi komputer yang digunakan maupun dalam hal syarat-syarat umum untuk mendapat pembiayaan seperti KTP, NPWP, proposal, laporan keuangan dan sebagainya. Dalam hal persamaan ini semua hal yang terjadi pada Bank Syariah itu sama persis dengan yang terjadi pada Bank Konvensional, nyaris tidak ada perbedaan. Selanjutnya, mengenai perbedaannya, antara lain meliputi aspek akad dan legalitas, struktur organisasi, konsep pengelolaan dana nasabah, usaha yang dibiayai, kewajiban mengelola zakat dan lingkungan kerja. 1. Tentang akad dan legalitas. Akad dan legalitas ini merupakan kunci utama yang membedakan antara bank syariah dan bank konvensional. innamal amalu bin niat, sesungguhnya setiap amalan itu bergantung dari niatnya. Dan dalam hal ini bergantung dari aqadnya. Perbedaannya untuk aqad-aqad yang berlangsung pada bank syariah ini hanya aqad yang halal, seperti bagi hasil, jual beli atau sewa menyewa. Bank syariah tidak melaksanakan sistem bunga dalam seluruh aktivitasnya sedangkan bank kovensional justru kebalikannya. Dengan demikian sebenarnya semua jenis transaksi perniagaan melalu bank syariah diperbolehkan asalkan tidak mengandung unsur bunga (riba). Riba secara sederhana berarti sistem bunga berbunga atau compound interest dalam semua prosesnya bisa mengakibatkan membengkaknya kewajiban salah satu pihak seperti efek bola salju pada cerita di awal artikel ini. Sangat menguntungkan saya tapi berakibat fatal untuk banknya. Riba, sangat berpotensi untuk mengakibatkan keuntungan besar disuatu pihak namun kerugian besar dipihak lain, atau malah ke dua-duanya. 2. Struktur organisasi bank. Dalam bank syariah ada keharusan untuk memiliki Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam struktur organisasinya. DPS ini bertugas untuk mengawasi operasional bank dan produkproduknya agar sesuai dengan garis-garis syariah. DPS ini ditetapkan pada saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) setiap tahunnya.

3. Konsep Pengelolaan Dana Nasabah Hasil keuntungan dari pemanfaatan dana nasabah yang disalurkan ke dalam berbagai usaha itulah yang akan dibagikan kepada nasabah.. Jadi konsep bagi hasil hanya bisa berjalan jika dana nasabah di bank di investasikan terlebih dahulu kedalam usaha, barulah keuntungan usahanya dibagikan. Berbeda dengan simpanan nasabah di bank konvensional, tidak peduli apakah simpanan tersebut di salurkan ke dalam usaha atau tidak, bank tetap wajib membayar bunganya yaitu sejumlah prosentase dari dana yang disimpannya saja. Perbedaan lainnya pada bank syariah penyaluran dana dikenal dengan istilah pembiayaan, karena pada dasrnya bank dianggap ikut serta dalam usaha yang dilakukan nasabah. Oleh karena itu, hasil usaha akan dibagi oleh nasabah dengan bank syariah melalui sistem bagi hasil. Sistem ini diterapkan dalam empat akad utama, yaitu al musyarakah, al mudharabah, al muzaraah dan al musaqah. Sedangkan pada bank konvensional dikenal istilah pinjaman atau kredit untuk penyaluran dana nasabah. Nasabah akan membayar pinjaman berikut bunganya setelah jangka waktu pinjaman berakhir. 4. Usaha yang Dibiayai Ada aturan bahwa usaha-usaha yang dibiayai oleh bank syariah ini hanya lah usaha yang halal. Sedangkan untuk usaha yang haram, seperti usaha asusila, usaha yang merusak masyarakat atau sejenisnya itu tidak akan dibiayai oleh bank syariah. 5. Kewajiban Mengelola Zakat Bank syariah diwajibkan menjadi pengelola zakat yaitu dalam arti wajib membayar zakat, menghimpun, mengadministrasikannya dan mendistribusikannya. Hal ini merupakan fungsi dan peran yang melekat pada bank syariah untuk memobilisasi dana-dana sosial (zakat. Infak, sedekah). 6. Lingkungan Kerja Bank Syariah Coba sekali-sekali pergi ke bank syariah, pasti ketika kita memasuki kantor bank tersebut ada nuansa tersendiri. Nuansa yang diciptakan untuk lebih bernuansa islami. Mulai dari cara berpakaian, beretika dan bertingkahlaku dari para karyawannya.

KESIMPULAN Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha seperti menghimpun dana dan memberikan pinjaman serta jasa lalu lintas pembayaran dalam bidang keuangan kepada masyarakat. Bank Syariah adalah bank yang dikelola sesuai dengan prinsip Islam yang mengharamkan memungut bunga dari suatu transaksi ekonomi. persamaan antara bank syariah dan bank konvensional yakni ada persamaan dalam hal sisi teknis penerimaan uang, persamaan dalam hal mekanisme transfer, teknologi komputer yang digunakan maupun dalam hal syaratsyarat umum untuk mendapat pembiayaan seperti KTP, NPWP, proposal, laporan keuangan dan sebagainya. Dalam hal persamaan ini semua hal yang terjadi pada Bank Syariah itu sama persis dengan yang terjadi pada Bank Konvensional, nyaris tidak ada perbedaan. Perbedaannya, antara lain meliputi aspek akad dan legalitas, struktur organisasi, konsep pengelolaan dana nasabah, usaha yang dibiayai, kewajiban mengelola zakat dan lingkungan kerja.

REFERENSI http://kamale.wordpress.com http://www.wealthindonesia.com S. Alam, 2004. Ekonomi SMA untuk kelas XI, Jakarta, Penerbit Erlangga TIM MGMP Kota Malang, 2006. Pendidikan Agama Islam SMA untuk kelas II, Malang, Penerbit Perdana Ilmu

You might also like