You are on page 1of 172

HASIL BELAJAR DAN AKTIFITAS SISWA DENGAN PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR BERBASIS ANALISIS PENGETAHUAN AWAL SISWA

PADA PEMBELAJARAN KONSEP PENGELOLAAN LINGKUNGAN (STUDI KASUS DI SMP NEGERI 27 SEMARANG)

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh: Nama NIM : Dwi Apik Siyanto : 4401403076

Prodram Studi : Pendidikan Biologi Jurusan Fakultas : Biologi : MIPA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2007

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul: Judul Meningkatkan Hasil Belajar Dan Keaktifan Siswa Menggunakan Metode Permainan Pada Konsep Sistem Transportasi Di Kelas VIII SMP Negeri 2 Semarang Telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, Pada: Hari :

Tanggal : Panitia Ujian, Ketua Sekretaris

Drs. Kasmadi Imam S., M.S. NIP. 130781015 Pembimbing I

Ir. Tuti Widianti, M.Biomed. NIP. 130781009 Penguji I

Dra. Nur Kusuma Dewi, M.Si. NIP. 130935362 Pembimbing II

Dra. Nur Rahayu Utami, M.Si. NIP. 131764022 Penguji II

Dra. Chasnah NIP. 131413201

Dra. Nur Kusuma Dewi, M.Si. NIP. 130935362 Penguji III

Dra. Chasnah NIP. 131413201

ii

AJA RUMANGSA BISA NAMGING SING BISA RUMANGSANI

iii

ALA TANPA RUPA YEN TUMANDANG AMUNG SADELO

iv

MAMAYU HAYUNING BAWANA

SAPA SING SUCI ADOH SAKA BEBAYA PATI

vi

SENAJANTO ILMUNE GUDANGAN YEN ORA TANPA LAKU ISIH GADUNGAN

vii

CILIK ORA KURANG BAKAL GEDHE ORA TURAH BAKAL

viii

SURA DIRA JAYA NINGRAT LEBUR DENING PANGASTUTI

ix

WATON ISIH KENA TAK INGETI AKU ORA BAKAL MUNDUR

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan Judul Hasil Belajar dan Aktifitas Siswa dengan Penerapan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar Berbasis Analisis Pengetahuan Awal Siswa Pada Pembelajaran Konsep Pengelolaan Lingkungan (Studi Kasus di SMP Negeri 27 Semarang) Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Biologi FMIPA UNNES pada: Hari : Senin

Tanggal : 27 Agustus 2007 Panitia Ujian

Ketua

Sekretaris

Drs. Kasmadi Imam S, M. S NIP. 130781011 Pembimbing I

Ir. Tuti Widianti, M. Biomed NIP. 130781009 Penguji I

Drs. Sigit Saptono, M. Pd NIP 131931631 Pembimbing II

Drs. Putut Martin HB, M. Si NIP 132231403 Penguji II

Ir Kuntoro Budiyanto NIP 131876227

Drs. Sigit Saptono, M. Pd NIP 131931631 Penguji III

Ir Kuntoro Budiyanto NIP 131876227

ii

ABSTRAK

Mulai diberlakukannya kurikulum 2004 (Kurikulum berbasis Kompetensi) yang kemudian disempurnakan menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di sekolah membawa konsekuensi logis pada upaya peningkatan kualitas proses pembelajaran biologi di SMP yang disesuaikan dengan karakteristik dan lingkungan sekitar sekolah. Selama ini pembelajaran biologi selalu dilakukan dengan cara ceramah tanpa memanfaatkan potensi yang ada di lingkungan sekolah. Gambaran mengenai kegiatan belajar mengajar biologi tersebut dapat dilihat di SMP 27 Semarang. Untuk itu perlu adanya kegiatan pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan memberikan kompetensi pada siswa. Oleh karena itu penerapan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar berbasis Analisis Pengetahuan Awal Siswa sangat cocok untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar dan aktifitas siswa dengan penerapan Jelajah Alam Sekitar berbasis Analisis Pengetahuan Awal Siswa pada konsep Pengelolaan Lingkungan di SMP Negeri 27 Semarang. Penelitian dilakukan di tiga kelas yaitu kelas VIIB, VIIC, dan VIIG. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen yang dilaksanakan selama lima kali pertemuan. Pertemuan I pre-test, pertemuan II sampai IV pelaksanaan pembelajaran dan pertemuan V post-test. Data yang diambil meliputi data primer (hasil belajar dan aktifitas siswa) dan data sekunder (kinerja guru selama pembelajaran berlangsung). Data yang diperoleh diolah dan dianalisis dengan cara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pendekatan Jelajah Alam Sekitar belum dapat dilaksanakan secara maksimal. Secara individual rata-rata hasil belajar siswa di ketiga kelas lebih dari 65, untuk kelas VIIB 69,2; kelas VIIC 68,2 dan kelas VIIG 78,2, tetapi secara klasikal hanya kelas VIIG yang persentasenya di atas 85% yaitu sebesar 87,8% sedangkan kelas VIIB 73,1% dan VIIC 64,1%. Aktifitas siswa menunjukkan respon positif di kelas VIIB 94,3%, kelas VIIC 95,9% dan kelas VIIG 93,2%. Berdasarkan penelitian tersebut penerapan pendekatan Jelajah Alam Sekitar dalam proses pembelajaran perlu diterapkan secara intensif dan berkesinambungan pada setiap materi Biologi, karena untuk melihat hasil yang sesuai dengan harapan diperlukan waktu yang lama.

Kata kunci: Pendekatan Jelajah Alam Sekitar, hasil belajar, aktifitas siswa.

iii

MOTTO Allah akan meninggikan orang beriman dan orang berilmu diantara kalian beberapa derajat (Q. S Al-Mujadillah: 11) Sungguh kelak Tuhanmu pasti akan memberikan kemudahan dan karunia-Nya kepadamu sehingga engkau menjadi puas (Q. S Ad Duha: 5) Kebenaran itu adalah dari Tuhan-Mu sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu PERSEMBAHAN Ibu dan Ayahku yang dengan tulus ikhlas mendoakan dan mengalirkan keringatnya dalam samudera kasih yang tak pernah surut. Kakak-adikku tercinta: Mas Yoyok, Mas Pahing (Alm), Dik Bagus. Sepupuku Adi, Dita, Rio, Rachma, Gatot, Wisnu dan banyak lagi sehingga tidak dapat disebut satu persatu, yang selalu memberikan dukungannya dan membantuku atas segala kebutuhanku. Semoga masa depan kita cerah. Amin Terima kasih kepada Pak Sigit, Bu Kaesih, Bu Dewi Mustika, Bu Alimah, Mas Sholikin, Anah, Asri atas kesempatan dan bantuannya selama pelaksanaan penelitian kolaborasi Hibah A2. Bio-Hot dan teman-teman sekampus semoga kalian masih semangat dalam mengarungi hidup ini. Good Luck!!! Teman-temanku yang ada di Solo dan anak-anak GAM (Geng Anak Madangan) yang telah menemaniku dalam sedih maupun senang.

iv

KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur hanya milik Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis diberikan izin dan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Hasil Belajar dan Aktifitas Siswa dengan Penerapan Jelajah Alam Sekitar Berbasis Analisis Pengetahuan Awal Siswa Pada Konsep Pengelolaan Lingkungan (Studi Kasus di SMP Negeri 27 Semarang). Penulis menyadari skripsi ini tidak dapat tersusun dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin penelitian 2. Ketua Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam penyusunan skripsi. 3. Drs. Sigit Saptono, M. Si dan Ir. Kuntoro Budiyanto sebagai dosen pembimbing yang telah dengan sabar berkenan membimbing dan memberi petunjuk serta pengarahan selama penyusunan skripsi ini. 4. Drs. Putut Martin, M. Si sebagai dosen penguji yang telah memberikan banyak masukan bagi penyempurnaan skripsi ini. 5. Kepala Sekolah SMP Negeri 27 Semarang yang telah memberikan izin dan kemudahan serta kerjasamanya selama pelaksaan penelitian.

6. Ibu Roil Umamah dan Ibu Sularmi selaku guru biologi SMP Negeri 27 Semarang yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan masukan dan kerjasama selama penelitian. 7. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dan memberikan motivasi selama pelaksanaan penelitian sampai selesainya penyususnan skripsi ini. Hanya ucapan terima kasih dan doa, semoga apa yang telah diberikan tercatat sebagai amal baik dan mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis bersedia menerima berbagai saran ataupun kritik yang bersifat membangun demi sempurnanya skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi dalam kemajuan dunia pendidikan dan secara umum kaepada semua pihak.

Semarang, 28 Agustus 2007

Penulis

vi

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................................i HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................ii ABSTRAK ............................................................................................................iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................iv KATA PENGANTAR ..........................................................................................v DAFTAR ISI........................................................................................................vii DAFTAR TABEL.................................................................................................ix DAFTAR BAGAN ...............................................................................................x DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xi BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..........................................................................................1 B. Masalah .....................................................................................................7 C. Tujuan Penelitian ......................................................................................7 D. Manfaat Penelitian ....................................................................................8 E. Pembatasan Masalah .................................................................................8 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Belajar dan Proses Belajar Mengajar..................................................11 2. Hasil Belajar Siswa .............................................................................18 3. Aktifitas Siswa dalam Proses Pembelajaran .......................................21

vii

4. Jelajah Alam Sekitar (JAS).................................................................23 5. Jelajah Alam Sekitar sebagai Pendekatan Pembelajaran Biologi ......28 6. Strategi Pembelajaran dan Pengukuran Hasil Belajar Biologi Berbasis Jelajah Alam Sekitar ..........................................................................30 7. Penerapan Strategi Analisis Pengetahuan Awal Siswa pada JAS ......32 B. HIPOTESIS...............................................................................................37 BAB III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian.......................................................................................38 B. Data Penelitian ..........................................................................................38 C. Rancangan Penelitian ................................................................................39 D. Prosedur Penelitian ...................................................................................40 E. Data dan Cara Pengambilan Data .............................................................42 F. Instrumen ..................................................................................................43 G. Metode Analisis Data................................................................................49 H. Indikator Keberhasilan ..............................................................................53 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Belajar Siswa ...................................................................................54 B. Aktifitas Siswa .........................................................................................76 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ...................................................................................................84 B. Saran..........................................................................................................84 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................85 LAMPIRAN..........................................................................................................87

viii

DAFTAR TABEL Tabel Halaman

1. Hasil Analisis Validitas Butir Soal Uji Coba ................................................. 45 2. Hasil Analisis Taraf Kesukaran Butir Soal Uji Coba..................................... 46 3. Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal Uji Coba ....................................... 47 4. Hasil Analisis Realibilitas Soal Uji Coba....................................................... 48 5. Nomor soal yang Digunakan dan Tidak Digunakan ...................................... 48 6. Tabel Lembar Analisis Pre-test...................................................................... 50 7. Tabel Lembar Analisis Post-test .................................................................... 51 8. Tabel Konversi Skala 11 ................................................................................ 52 9. Tabel rekap Hasil Belajar Siswa .................................................................... 55 10. Hasil Observasi Aktifitas Guru ...................................................................... 66 11. Rekap Hasil Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran ................................ 72 12. Rekapitulasi Hasil Observasi Keaktifan Siswa .............................................. 77 13. Rekapitulasi Hasil Observasi Keterampilan Proses Siswa............................. 82

ix

DAFTAR BAGAN

Bagan

Halaman

1. Proses Perubahan Tingkah Laku ................................................................... 15 2. Komponen Proses Pembelajaran ................................................................... 17 3. Skema Perolehan Pengetahuan Sains ............................................................ 32 4. Skema Pembelajaran Strategi Analisis Pengetahuan Awal Siswa ................ 35 5. Alur Metode Pre-test dan Post-test design.................................................... 39 6. Alur Tahap-Tahap Pembelajaran................................................................... 56

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman

1. Rancangan Pembelajaran ............................................................................... 87 2. Soal-Soal Pre-Test ......................................................................................... 94 3. Rubrik Analisis Pre-Test................................................................................ 95 4. Tabel Analisis Hasil Pre-Test ........................................................................ 98 5. Lembar Kerja Siswa....................................................................................... 99 6. Soal Uji Coba Post-Test ............................................................................... 109 7. Kunci Jawaban Soal Uji Coba Post-Test ..................................................... 118 8. Kisi-Kisi Soal uji Coba ................................................................................ 119 9. Tabel Analisis Butir Soal Uji Coba (Post-test) ............................................ 121 10. Soal Ulangan Harian (Post-Test) ................................................................. 124 11. Kunci Jawaban Soal Ulangan Harian (Post-Test)........................................ 133 12. Nilai Hasil Belajar (Post-test) Siswa............................................................ 134 13. Analisis Hasil Belajar (Post-Test) Siswa ..................................................... 138 14. Grafik Pola Rata-rata Peningkatan Hasil Belajar Siswa .............................. 139 15. Lembar Observasi Aktifitas Siswa............................................................... 141 16. Rubrik untuk Observasi Aktifitas Siswa ...................................................... 142 17. Tabel Hasil Aktifitas Siswa.......................................................................... 144

xi

18. Lembar Observasi Tanggapan Siswa ........................................................... 148 19. Hasil Observasi Tanggapan Siswa ............................................................... 150 20. Lembar Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran................................. 151 21. Rubrik Kinerja Guru dalam Pengajaran....................................................... 152 22. Hasil Kinerja Guru Selama Pembelajaran.................................................... 156 23. Lembar Observasi Kinerja Siswa................................................................. 157 24. Rubrik Asesment Kinerja Menanam Tanaman di Pot dan Membuat Slogan158 25. Hasil Kinerja (Hand-On) Siswa ................................................................... 160 26. Dokumentasi Penelitian ............................................................................... 162

xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Mulai diberlakukannya kurikulum 2004 (Kurikulum berbasis Kompetensi) yang kemudian disempurnakan menjadi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) di sekolah membawa konsekuensi logis pada upaya peningkatan kualitas proses pembelajaran biologi di SMP yang disesuaikan dengan karakteristik dan lingkungan sekitar sekolah. Tujuan KTSP pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut (Wibowo, 2006). Proses belajar yang diharapkan melalui kurikulum ini bukan sekedar membahas materi dalam buku-buku panduan pelajaran atau menginformasikan pengetahuan kepada siswa, melainkan menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung kepada siswa untuk memahami gejala yang terjadi (Anonimus, 2004). Biologi adalah ilmu yang menjelaskan tentang konsep/teori berdasarkan kejadian di alam. Pelajaran biologi diperkenalkan mulai sekolah dasar sampai sekolah menengah. Selama ini pembelajaran biologi selalu dilakukan secara konvensional yaitu hanya sebatas penguasaan konsep-konsep yang dibahas dalam buku-buku panduan pelajaran, serta kurangnya pemanfaatan fasilitasfasilitas yang ada di sekolah seperti laboratorium dan lingkungan sekolah sekitar yang seringkali pembelajaran biologi dilakukan di dalam kelas.

Pembelajaran tersebut bagi guru merupakan suatu keterpaksaan yang harus dilakukan karena guru beranggapan bahwa kendala yang dihadapi dengan pembelajaran di luar kelas adalah tidak banyak materi yang dapat disampaikan, memakan waktu lama, siswa tidak aktif, tenaga pengajar yang kurang untuk pengelolaan kelas dan sumber belajar di lingkungan tidak lengkap. Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa guru-guru biologi masih berorientasi pada materi belajar (bukan proses untuk mencapai tujuan belajar). Pembelajaran konvensional yang sering dilakukan tersebut memperlakukan siswa sebagai obyek dalam belajar yang berperan sebagai penerima informasi yang diberikan oleh gurunya, sehingga pembelajaran tersebut dapat membatasi peran siswa untuk mengembangkan penalaran dan kreativitasnya dalam rangka pengembangan dirinya serta meningkatkan aktifitas siswa dalam belajar. Gambaran mengenai kegiatan belajar mengajar biologi seperti di atas dapat dilihat di SMP 27 Semarang, dari hasil observasi yang telah dilakukan bahwa usaha yang dilakukan guru untuk membelajarkan siswanya masih perlu dimaksimalkan. Guru lebih banyak menjelaskan, menggambar dan

memberikan informasi tentang konsep-konsep yang dibahas. Guru belum menunjukkan usaha memanfaatkan media dalam rangka menjelaskan dan memberikan contoh fenomena Biologi serta kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk beraktifitas dalam proses belajar seperti mengajukan pertanyaan, berdiskusi, melakukan presentasi, dan mengambil kesimpulan mengenai konsep/materi yang dibahas. Kualitas proses pembelajaran masih

perlu ditingkatkan seperti memberikan kesempatan siswa untuk bereksplorasi dalam rangka menemukan sendiri gejala atau fenomena alam yang terjadi atau bila mungkin mengubah pemahamannya yang mungkin tidak benar. Salah satu imbas dari kondisi seperti ini adalah hasil tes sumatif semester gasal tahun pelajaran 2004/2005 menunjukkan bahwa rerata nilai Biologi untuk kelas unggulan 8,15, sedangkan untuk kelas non unggulan 5,64. Pada semester gasal tahun pelajaran 2005/2006 rerata nilai Biologi untuk kelas unggulan 8,21, sedangkan kelas non unggulan 6,25. Hasil kajian tentang kebutuhan para guru SMP di Semarang dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran biologi (Saptono dkk, 2005) bahwa 75% guru Biologi belum pernah mendesain pembelajaran sesuai tuntutan kurikulum 2004 (yang disempunakan menjadi KTSP) yaitu menuntut pemberian pengalaman langsung kepada siswa dalam belajar untuk memahami gejala yang terjadi baik yang dilaksanakan di dalam kelas, laboratorium maupun di luar kelas. Sesuai dengan kurikulum yang berlaku di SMP, persentase materi yang memerlukan dukungan pembelajaran di luar kelas, yaitu 88% materi SMP kelas I, 10% materi kelas II dan 100% materi kelas III. Gambaran evaluasi hasil belajar siswa yang sering dilakukan guru Biologi SMP di Semarang adalah tes tertulis. Berdasarkan data-data di atas maka dapat ditemukenali bahwa beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran Biologi di SMP yang berkaitan dengan implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang disempurnakan menjadi KTSP adalah sebagai berikut:

1. Strategi pembelajaran Biologi berbasis kompetensi yang bervariasi 2. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berorientasi pada pencapaian kompetensi tertentu 3. Penerapan outdoor learning (termasuk pemanfaatan laboratorium) 4. Pengembangan instrumen evaluasi hasil belajar siswa (alternative assessment) Berdasarkan sifat Biologi yang mempelajari tentang konsep-konsep yang berhubungan dengan lingkungan, maka perlu adanya suatu pendekatan dalam membelajarkan biologi yang memberikan ruang gerak dan kesempatan kepada siswa untuk melakukan eksplorasi melalui kegiatan-kegiatan yang relevan sesuai dengan implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu salah satunya dengan penerapan Jelajah Alam Sekitar (JAS) dengan Strategi Analisis Pengetahuan Awal Siswa yang diharapkan dengan strategi ini dapat membantu guru pada kendala-kendala yang dialami selama

pembelajaran biologi yang sering dilakukan. Obyek Biologi adalah fenomena nyata sehingga cara-cara eksploratif adalah cara yang tepat untuk mempelajarinya (Djohar, 2005). Jelajah Alam Sekitar (JAS) merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pemanfaatan lingkungan alam di sekitar kehidupan siswa, baik lingkungan fisik, sosial, maupun budaya sebagai obyek belajar Biologi yang fenomenanya dipelajari melalui kerja ilmiah (Marianti dan Kartijono, 2005).

Pembelajaran dengan penerapkan JAS, siswa diajak bersentuhan langsung dan mengenal obyek, gejala dan permasalahan, menelaahnya dan menentukan simpulan atau konsep tentang sesuatu yang dipelajarinya (Saiful Ridlo, 2005). Jelajah Alam Sekitar secara ontologis dicirikan dengan siswa belajar melakukan secara nyata dan alamiah, bentuk kegiatan lebih utama dari pada hasil, berpusat pada siswa, terbentuknya masyarakat belajar, berpikir tingkat tinggi, memecahkan masalah, menanamkan sifat ilmiah dan ada sebagai cara dalam mengukur hasil belajar. Epistemolgi pembelajaran dengan Pendekatan JAS mencakup hal-hal yang inovatif dalam penerapannya yaitu

konstruktivisme, penerapan proses sains, proses inquiri, proses eksplorasi lingkungan alam sekitar, dan penerapan alternative assessment. Karakter Jelajah Alam Sekitar (JAS) antara lain adanya unsur joyful lerning (belajar yang menyenangkan) dengan nuansa Bioedutainment, tertanamnya sikap ilmiah yang berupa kejujuran, ketelitian, menghargai pendapat orang lain, disiplin, toleran, obyektif, kerja keras dan bertanggung jawab. Ciri-ciri pendekatan JAS adalah selalu dikaitkan dengan alam sekitar secara langsung maupun tidak langsung yaitu dengan menggunakan media, selalu ada kegiatan berupa ramalan (prediksi), pengamatan dan penjelasan serta adanya laporan untuk dikomunikasikan baik secara lesan, tulisan, gambar, foto atau audiovisual (Marianti dan Kartijono, 2005). Konseptualisasi dan pemahaman diperoleh siswa tidak hanya secara langsung dari guru atau buku, akan tetapi juga ditekankan melalui kegiatan ilmiah, seperti mengamati, mengumpulkan data, membandingkan,

memprediksi, membuat pertanyaan, merancang kegiatan, membuat hipotesis, dan membuat laporan secara komprehensif. Bell (1993) menerangkan bahwa pengetahuan siswa diperoleh dengan dua sumber yaitu pada saat siswa berinteraksi dengan lingkungan, dan pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan formal di sekolah. Pada saat siswa memperoleh kesempatan untuk menguji dan mencocokan gagasan baru dengan pengetahuan hasil interaksi dengan lingkungannya, maka secara psikologis siswa akan mengorganisasi kembali kerangka pengetahuannya. Oleh karena itu akan lebih bijaksana jika guru menganalisis pengetahuan awal siswa terlebih dahulu sebelum membahas konsep tertentu Berdasarkan asumsi di atas maka analisis pengetahuan awal siswa dijadikan suatu strategi dalam penerapan pendekatan JAS. Strategi tersebut menitikberatkan pada skema pembelajaran K-W-L, yaitu what did you Know, what do you Want to know, what will you Learn. Strategi Analisis Pengetahuan Awal Siswa dapat diterapkan untuk menggali pemahaman siswa tentang suatu konsep dan hubungan antar konsep biologi, kemudian menguji pemahaman siswa tersebut dengan pemberian kesempatan kepada siswa untuk melakukan eksplorasi, baik di kelas, laboratorium maupun di luar kelas. Pendekatan yang diterapkan dalam pembelajaran Biologi melalui penerapan Jelajah Alam Sekitar memberikan ruang gerak dan kesempatan kepada siswa untuk melakukan eksplorasi melalui kegiatan-kegiatan yang relevan, sehingga memungkinkan siswa merekonstruksi kembali pemahaman konseptualnya, dengan demikian siswa akan terlatih untuk selalu berupaya

mengembangkan

penalaran

dan

kreativitasnya

yang

nantinya

dapat

meningkatkan pemahamannya menjadi lebih baik Penerapan pendekatan JAS dapat diterapkan untuk mempelajari konsep biologi yang berkaitan dengan lingkungan seperti dalam materi konsep pengelolaan lingkungan. Penerapan pendekatan JAS dalam proses

pembelajarannya mengajak siswa menemukenali masalah-masalah yang ada di lingkungan baik penyebab maupun dampaknya terhadap lingkungan. Diharapkan siswa dapat menemukan konsep pelajaran dari hasil eksplorasinya dan dapat memecahkan masalah-masalah yang ditemukan selama proses pembelajaran mengenai konsep pengelolaan lingkungan seperti erosi, pencemaran udara, pencemaran air dan pencemaran tanah B. Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini, yaitu: 1. Bagaimanakah hasil belajar siswa tentang pengelolaan lingkungan dengan penerapan pendekatan JAS berbasis Analisis Pengetahuan Awal Siswa? 2. Bagaimanakah aktifitas siswa selama pembelajaran dengan penerapan pendekatan JAS berbasis Analisis Pengetahuan Awal Siswa? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran tentang: 1. Hasil belajar siswa SMP Negeri 27 Semarang dengan penerapan pendekatan JAS berbasis Analisis Pengetahuan Awal Siswa. 2. Aktifitas siswa SMP Negeri 27 Semarang dengan penerapan pendekatan JAS berbasis Analisis Pengetahuan Awal Siswa.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi siswa Siswa dapat mengembangkan kemampuannya secara maksimal, terutama dalam hal bereksplorasi, mengemukakan pendapat, dan mengembangkan kreativitasnya. 2. Manfaat bagi guru Menambah kemampuan menerapkan strategi pembelajaran Biologi sehingga dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dapat lebih bervariasi serta mampu memaksimalkan kualitasnya. 3. Manfaat bagi sekolah Memberi sumbangan bagi sekolah dalam rangka upaya perbaikan proses pembelajaran secara menyeluruh, sehingga prestasi para siswanya akan lebih meningkat. E. Pembatasan Masalah 1. Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) Jelajah Alam Sekitar (JAS) merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pemanfaatan lingkungan alam di sekitar kehidupan siswa, baik lingkungan fisik, sosial, maupun budaya sebagai obyek belajar Biologi yang fenomenanya dipelajari dengan kerja ilmiah (Marianti dan Kartijono, 2005). Ciri-ciri pendekatan JAS adalah selalu dikaitkan dengan alam sekitar secara langsung maupun tidak langsung yaitu degan menggunakan media, selalu ada kegiatan berupa ramalan (prediksi), pengamatan dan penjelasan serta adanya laporan untuk dikomunikasikan

baik secara lesan, tulisan, gambar, foto atau audiovisual (Marianti dan Kartijono, 2005) dengan joyful lerning (belajar yang menyenangkan) 2. Penerapan KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan (Wibowo, 2006) merupakan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Pada penelitian ini sekolah penelitian masih menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). 3. Pengetahuan Awal Pengetahuan awal merupakan pengetahuan atau konsepsi awal yang dimiliki oleh siswa melalui pengalaman yang telah dilakukan sebelum mendapatkan suatu hal baru (Rustaman, 2003). Dalam penelitian ini pengetahuan awal siswa diperoleh dengan cara melakukan pre-test sebelum dilakukan proses belajar mengajar. 4. Hasil Belajar Hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai setelah melakukan belajar. Dalam hal ini hasil belajar ditunjukkan dengan adanya produk berupa hasil post-test dan hasil kerja dari lembar penugasan. 5. Aktifitas Siswa Aktifitas siswa adalah kegiatan yang dilakukan siswa selama

pembelajaran. Dalam penelitian ini aktifitas siswa yang dinilai antara lain meliputi aktifitas siswa dalam kelompok maupun kelas yang meliputi kemampuan siswa dalam bertanya, berdiskusi dalam kelompok,

10

mengemukakan pendapat, menarik kesimpulan dan aktifitas siswa dalam melakukan eksplorasi. 6. Konsep Pengelolaan Lingkungan Penelitian ini mengambil materi Pengelolaan Lingkungan yang mengkaji tentang sumber atau penyebab terjadinya pencemaran lingkungan, baik pencemaran air, pencemaran tanah, pencemaran udara, dan erosi tanah. Selain itu juga mengkaji tentang dampak yang ditimbulkan serta upaya penanggulangan pencemaran lingkungan tersebut.

11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar dan Proses Pembelajaran Menurut Hamalik (2001) belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil maupun tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu yakni mengalami. Pengalaman diperoleh berkat interaksi antara individu dengan lingkungannya. Sedangkan belajar itu sendiri merupakan suatu kumpulan yang besifat individual, yang mengubah stimuli yang datang dari lingkungan seseorang ke dalam sejumlah informasi yang selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang. Hasil belajar ini memberikan kemampuan kepada siswa untuk melakukan berbagai penampilan. Secara umum belajar adalah terjadinya perubahan pada seseorang baik yang terlihat (Covert) maupun tidak terlihat (Convert), bertahan lama atau tidak, kearah positif atau negatif semuanya karena pengalaman. Menurut Sudjana (2000), belajar pada hakikatnya adalah suatu proses perubahan pada diri seseorang. Perubahan itu disebabkan karena suatu pengalaman. Pengalaman manusia dapat dijadikan dua jenis, yaitu pengalaman langsung dan tidak langsung. Pengalaman langsung yakni anak mengalami dan berbuat sendiri secara langsung. Anak melakukan sendiri perbuatan tersebut dalam situasi sebenarnya. Pengalaman demikian tentu akan

12

membawa hasil yang lebih baik. Tetapi tidak semua persoalan dapat dipelajari melalui pengalaman secara langsung, bahkan pada umumnya atau sebagian besar dipelajari melalui pengalaman tidak langsung. Pengalaman tidak langsung dapat diperoleh dengan beberapa cara sebagai berikut: a. Mengamati gejala atau situasi dengan menggunakan alat indera, misalnya mengamati orang yang sedang menjahit, orang yang sedang menari dan lain sebagainya. b. Melalui bentuk gambar, misalnya mempelajari lukisan, foto dan lain sebagainya. c. Melalui bentuk grafik, misalnya mempelajari peta, grafik, diagram dan lain sebagainya. d. Melalui bentuk verbal yaitu diperoleh dengan cara membaca, uraian tertulis dan lain sebagainya. e. Melalui lambang, seperti rumus, istilah dan lain-lain. Pengalaman demikian erat dengan alat peraga, ini menunjukkan betapa pentingnya keperagaan dalam proses belajar. Edgar Dale mengemukakan sepuluh jenis pengalaman. Kesepuluh jenis ini adalah: a. Pengalaman langsung Dalam pengalaman ini anak mengalami sendiri dan berbuat sendiri. Dengan cara ini akan memperoleh pengalaman secara langsung, sehingga hasilnya akan lebih berarti padanya.

13

b. Pengalaman langsung melalui benda-benda tiruan Banyak hal yang dipelajari melalui benda tiruan.yaitu dengan benda tiruan anak dapat mempelajarinya secara keseluruhan. c. Pengalaman melalui dramatisasi Dengan dramatisasi anak berkesempatan melakukan, menafsirkan, dan memamerkan suatu peranan tertentu. d. Pengalaman melalui demonstrasi Pada demonstrasi anak kelihatan tidak seaktif pada ketiga jenis di atas. Anak lebih banyak melihat dari pada berbuat. Demonstrasi bertujuan untuk memperlihatkan suatu proses. e. Pengalaman melalui karyawisata Karyawisata adalah kunjungan ke luar kelas dalam rangka belajar. Dalam karyawisata siswa menganalisis, mengobservasi, dan meneliti sesuatu di luar. f. Pengalaman melalui pameran Dalam pameran diperlihatkan benda-benda yang realistik dengan maksud menyajikan ide atau gagasan. g. Pengalaman melalui televisi dan gambar hidup Alat ini berpengaruh pada anak melalui pendengaran dan penglihatan. Jadi pengalaman yang diperolehnya tidak langsung tetapi membutuhkan penghayatan yang tinggi.

14

h. Pengalaman melalui radio dan rekaman Pengalaman ini hanya membutuhkan pendengaran saja, sehingga lebih sulit lagi dibandingkan dengan televisi dan gambar hidup. i. Pengalaman melalui lambang-lambang visual Pengalaman merupakan sebuah contoh dari lambang visual. Jadi pengalaman melalui lambang visual memerlukan penghayatan dan pemikiran yang tajam, sebab harus menerjemahkan lambang tadi untuk membentuk satu pengertian. j. Lambang kata (verbal) Lambang kata merupakan pengganti hal-hal yang sifatnya konkret. Tidak ada persamaan yang konkret dari lambang kata dengan ide atau benda dibalik kata tesebut. Kata-kata adalah abstraksi yang mutlak. Ini hanya mungkin dimengeri kalau anak sudah berfikir abstrak. Menurut Darsono, dkk (2001) belajar merupakan perubahan tingkah laku atau kegiatan dalam rangka mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik, maupun sikap. Sedangkan menurut Sanjaya (2007) belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang merupakan suatu misteri karena perubahan tersebut sulit dilihat dan diraba. Walaupun tidak dapat melihat proses terjadinya perubahan tetapi dapat ditentukan apakah seseorang telah belajar atau belum yaitu dengan membandingkan kondisi sebelum dan sesudah proses pembelajaran berlangsung. Proses perubahan tingkah laku tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

15

Proses

S' Output

Input

Bagan 1. Proses Perubahan Tingkah Laku Berdasarkan bagan di atas dapat dilihat bahwa telah terjadi proses belajar pada diri seseorang (S) manakala terjadi perubahan dari S sebagai input menjadi S' sebagai output. Misalkan sebelum sesorang mengalami proses belajar ia tidak tahu konsep tentang X tapi setelah mengalami proses belajar ia jadi paham konsep X, dengan demikian dapat dikatakan seseorang tersebut telah belajar. Sebaliknya sebelum terjadi proses pembelajaran ia tidak tahu tentang X , dan setelah mengalami proses pembelajaran ia masih tetap tidak tahu tentang X maka dapat dikatakan bahwa ia tidak belajar atau proses pembelajarannya dianggap gagal. Dengan demikian efektivitas pembelajaran atau belajar dan tidaknya seseorang tidak dapat dilihat dari aktifitasnya selama terjadi proses pembelajaran, tetapi hanya bisa dilihat dari adanya perubahan dari sebelum dan sesudah terjadi proses belajar. Seorang siswa yang sepertinya aktif belajar yang ditunjukkan dengan caranya memerhatikan guru dan rapinya ia membuat catatan, belum tentu ia belajar dengan baik manakala ia tidak mampu menunjukkan adanya perubahan tingkah laku. Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan

lingkungannya. Bagaimana suatu proses pembelajaran berhasil? Menurut Sanjaya (2007) faktor-faktor yang berpengaruh dalam sistem pembelajaran adalah

16

a. Faktor guru Guru yang menganggap mengajar hanya sebatas menyampaikan materi pelajaran akan berbeda dengan guru yang menganggap mengajar adalah suatu proses pemberian bantuan kepada peserta didik. Masing-masing perbedaan tersebut dapat mempengaruhi baik dalam penyusunan strategi atau implementasi pembelajaran. Dengan demikian efektivitas proses pembelajaran terletak di pundak guru, karena keberhasilan proses pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas dan kemampuan guru. b. Faktor siswa Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran yang dilihat dari aspek siswa meliputi latar belakang siswa yang terdiri dari jenis kelamin, tempat kelahiran, tempat tinggal siswa, dan lain-lain. Sedangkan dilihat dari sifat yang dimiliki siswa meliputi kemampuan dasar, pengetahuan dan sikap. c. Faktor sarana dan prasarana Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran. Keuntungan lengkapnya sarana dan prasarana terhadap prsses pembelajaran adalah dapat menumbuhkan gairah dan motivasi guru dalam mengajar, dapat memberikan pilihan pada siswa untuk belajar, jika mengajar dipandang sebagai proses penyampaian materi maka dibutuhkan sarana pembelajaran berupa alat dan bahan yang dapat menyalurkan pesan secara efektif dan efisien, sedangkan jika mengajaran dipandang sebagai proees mengatur lingkungan agar siswa

17

dapat belajar maka dibutuhkan sarana yang berkaitan dengan berbagai sumber belajar yang dapat medorong siswa untuk belajar. d. Faktor lingkungan Faktor organisasi kelas merupakan faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran. Faktor pengorganisasian kelas terdiri dari jumlah siswa dalam satu kelas. Organisasi kelas yang terlalu besar akan kurang efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen yang satu sama lain saling berinteraksi dan berinterelasi. Komponen-komponen tersebut dapat dilihat pada bagan berikut:
Proses

S'

Input

Tujuan

Output

Isi/Materi

Metode

Media

Evaluasi

Bagan 2. Komponen Proses Pembelajaran

18

Tujuan merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem pembelajaran. Mau dibawa kemana siswa, apa yang harus dimiliki oleh siswa, semuanya tergantung pada tujuan yang ingin dicapai. Isi/materi pelajaran merupakan inti dari proses pembelajaran karena sering diartikan proses pembelajaran sebagai proses penyampaian materi pelajaran, namun setting pembelajaran yang berorientasi pada pencapaian tujuan atau kompetensi, tugas, tanggungjawab maka materi pelajaran dapat digunakan sebagai sumber belajar. Strategi atau metode yang tepat merupakan komponen yang menentukan keberhasilan pencapaian tujuan. Alat dan sumber merupakan alat bantu yang berperan sebagai pengelola sumber belajar, melalui penggunaan sumber belajar diharapkan kualitas pembelajaran akan semakin meningkat. Evaluasi merupakan komponen terakhir dalam sistem proses pembelajaran, evaluasi tidak hanya untuk melihat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran tetapi juga sebagai umpan balik bagi guru atas kinerja dalam pengelolaan pembelajaran. 2. Hasil Belajar Siswa Menurut Purwanto (1986) bahwa hasil belajar biasanya dapat diketahui melaui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan sampai dimana tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Hasil belajar siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, menurut Dalyono (1996) faktor-faktor tersebut meliputi: faktor internal dan faktor eksternal.

19

a. Faktor Internal (faktor dari dalam) 1) 2) Kesehatan jasmani dan rohani Intelegensia dan bakat. Seseorang yang mempunyai intelegensi baik umumnya mudah belajar dan hasilnya cenderung baik. 3) Minat dan motivasi. Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang besar artinya dalam mencapai tujuan belajar. Seseorang yang belajar dengan motivasi kuat akan melaksanakan kegiatan belajarnya dengan sungguh-sungguh, penuh gairah dan semangat. 4) Cara belajar. Cara belajar seseorang mempengaruhi pencapaian hasil belajar mengajar tanpa memperhatikan faktor fisiologis, psikologis dan kesehatan akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan. b. Faktor Eksternal (faktor dari luar) 1) 2) 3) 4) Keluarga Sekolah Masyarakat Lingkungan sekitar.

Upaya pendekatan hasil belajar siswa merupakan suatu bentuk yang tidak mudah untuk dilakukan oleh guru dan pihak sekolah. Hal itu dikarenakan adanya perbedaan karakteristik yang ada pada setiap siswa. Antara siswa satu dengan yang lainnya memiliki karakteristik yang jauh bebeda. Oleh karena itu

20

guru perlu mengetahui karakteristik setiap siswa sebelum melakukan proses pembelajaran. Menurut Gagne (1985) dalam Soekamto dan Winataputra (1995), menyebutkan adanya lima hasil belajar sebagai berikut: a. Keterampilan intelektual atau pengetahuan prosedural yang mencakup belajar diskriminasi, konsep, prinsip, dan pemecahan masalah, yang kesemuanya diperoleh melalui materi yang disajikan di sekolah. b. Strategi kognitif yang kemampuannya untuk memecahakan masalahmasalah baru dengan jalan mengatur proses internal masing-masing individu dalam memperhatikan, belajar, mengingat dan berfikir. c. Informasi verbal yaitu kemampuan untuk mendeskripsikan sesuatu dengan kata-kata dengan jalan mengatur informasi yang relevan. d. Kemampuan motorik yaitu kemampuan untuk melaksanakan dan mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang berhubungan dengan otot. e. Sikap yaitu suatu kemampuan internal yang mempengaruhi tingkah laku seseorang dan didasari oleh emosi, kepercayaan-kepercayaan serta faktor intelektual. Kegiatan belajar siswa dapat tejadi apabila siswa ada perhatian dan dorongan terhadap stimulus belajar. Oleh karena itu maka guru harus berupaya menimbulkan dan mempertahankan perhatian dan dorongan siswa dalam melakukan kegiatan belajar. Upaya memberikan perhatian dan dorongan belajar kepada siswa dilakukan oleh guru sebelum mengajar dimulai, pada saat berlangsungnya proses dan pada saat-saat kondisi belajar siswa mengalami kemunduran. Perhatian siswa terhadap stimulasi belajar

21

dapat diwujudkan melalui beberapa upaya seperti penggunaan media pengajaran atau alat peraga, memberikan pertanyaan kepada siswa, melakukan pengulangan informasi yang berbeda sifatnya dengan cara sebelumnya, memberikan stimulus belajar dalam bentuk lain sehingga siswa tidak bosan (Sudjana, 2000). Agar kegiatan ini terwujud, harus ada motivasi yang disebut motivasi belajar. Oleh kaena itu, guru sebagai orang yang membelajarkan siswa harus peduli dengan masalah motivasi ini. Ia harus mampu dan mau memotivasi siswa yang rendah motivasi belajarnya dan meningkatkan motivasi siswa yang sudah mempunyai motivasi belajar. Motivasi belajar yang ada pada diri siswa dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. 3. Aktifitas Siswa dalam Proses Pembelajaran Aktifitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar diwujudkan dalam bentuk kegiatan seperti mendengarkan, berdiskusi, memproduksi sesuatu, menyusun laporan, memecahkan masalah dan lain sebagainya. Menurut Sanjaya (2007) aktifitas siswa tidak hanya ditentukan oleh aktifitas fisik semata, akan tetapi juga ditentukan aktifitas nonfisik seperti mental, intelektual, dan emosional. Oleh karena itu sebetulnya aktif dan tidak aktifnya siswa hanya siswa sendiri yang tahu secara pasti. Siswa yang diam mendengarkan penjelasan bukan berarti tidak aktif, sebaliknya belum tentu siswa yang secara fisik aktif memiliki kadar aktifitas mental yang tinggi pula. Menurut Zaini dalam Kasyati (2005) belajar aktif adalah salah satu cara untuk mengikat informasi yang baru dan menyimpannya di dalam otak. Belajar aktif ini sangat diperlukan oleh siswa untuk mendapatkan hasil belajar

22

yang maksimum. Ketika siswa pasif, atau hanya menerima dari guru ada kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang telah diberikan. Oleh karena itu diperlukan perangkat tertentu untuk dapat mengikat informasi yang baru saja diterima dari guru. Belajar yang hanya mengandalkan indera pendengaran mempunyai beberapa kelemahan, padahal hasil belajar seharusnya disimpan sampai waktu yang lama. Ketika ada informasi yang baru, otak manusia tidak hanya sekedar menerima dan menyimpan, akan tetapi otak manusia akan memproses informasi tersebut sehingga dapat dicerna kemudian disimpan. Agar otak dapat memproses informasi dengan baik, maka akan sangat membantu kalau terjadi proses refleksi secara internal. Jika siswa diajak berdiskusi, menjawab pertanyaan atau membuat pertanyaan, maka otak mereka akan bekerja lebih baik sehingga proses belajarpun dapat terjadi dengan baik pula. Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara aktif (Sudjana, 1996). Ketika siswa belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi pelajaran, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam satu persoalan yang ada dalam kehidupannya. Oleh karena itu dengan belajar aktif, siswa diajak untuk turut serta dalam seluruh proses pembelajaran, tidak hanya mental tetapi juga melibatkan fisik. Dengan cara ini biasanya siswa akan merasa suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan.

23

Variabel-variabel keaktifan siswa meliputi keikutsertaan mempersiapkan pelajaran, kegembiraan dalam belajar, kemauan dan kreativitas dalam belajar, keberanian menyampaikan gagasan dan minat, sikap kritis dan ingin tahu, kesungguhan bekerja sesuai dengan prosedur, pengembangan penalaran induktif dan pengembangan penalaran deduktif (Karyadi, 1993). 4. Jelajah Alam Sekitar Biologi adalah bagian dari IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Biologi merupakan terminologi yang berasal dari kata yaitu bios, yang berarti hidup dan logos, yang dapat diartikan sebagai ilmu/pengetahuan. Dari pengertian tersebut Biologi mencakup ilmu-ilmu atau pengetahuan yang berhubungan dengan kehidupan di alam semesta. Pengetahuan ini termasuk yang sudah ditemukan sejak jaman dahulu, hingga penemuan pengetahuan yang paling baru. Pengetahuan tersebut dapat berupa fakta, konsep, teori, maupun generalisasi yang menjelaskan tentang gejala kehidupan. Pengembangan pembelajaran Biologi adalah bahwa Biologi lebih dari sekedar kumpulan fakta ataupun konsep, karena dalam Biologi juga terdapat kumpulan proses dan nilai yang dapat diaplikasikan serta dikembangkan dalam kehidupan nyata (Saptono, 2003a). Pembelajaran Biologi yang berkaitan dengan gejala-gejala di alam atau fakta alam haruslah dilakukan suatu pengamatan langsung mengenai gejalagejala tersebut. Dalam aktifitas pembelajaran Biologi tersebut perlu adanya suatu kerja ilmiah yang mencakup proses pengamatan gejala alam, merumuskan hipotesis, melakukan pengujian serta membuat generalisasi.

24

Tanpa mengurangi hakikat pembelajaran Biologi, pembelajarannya dapat dilakukan di ruang kelas, laboratorium serta di luar ruang kelas, yang semuanya dapat diuraikan seperti di bawah ini: a. Pembelajaran Ruang Kelas Pembelajaran ruang kelas adalah pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas. Kelas: 1) Dalam arti sempit, kelas menurut H. Nawawi (dalam Rustaman, 2002) merupakan suatu ruangan yang dibatasi oleh empat dinding, dimana sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. 2) Dalam arti luas kelas dapat diartikan sebagai kelompok atau pengelompokan di dalam masyarakat yang masing-masing

mempunyai ciri khas, penentu, jenjang, atau tingkatan. 3) Menurut Hamalik (1986) (dalam Rustaman, 2002) kelas adalah suatu kelompok sosial yang pada hakikatnya suatu unit sosial yang mempunyai tujuan yang sama dan terbentuk secara formal, yang berada di bawah satu pimpinan yaitu guru. 4) Untuk guru Biologi, kelas merupakan sejumlah siswa yang berkumpul bersama mengikuti proses pembelajaran, tetapi tidak harus selalu di dalam suatu ruangan di lokasi sekolah. Untuk proses pembelajaran dapat dilakukan di tempat di luar ruangan kelas seperti pekarangan sekolah, lapangan rumput dekat sekolah, atau kebun sekolah, dan sebagainya.

25

5)

Pembelajaran di ruang kelas dibutuhkan pengelolaan kelas yang dapat diartikan sebagai keterampilan guru untuk memelihara dan menciptakan kondisi belajar mengajar yang optimal dan

mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam PBM (Rustaman, 2002). b. Pembelajaran Laboratorium Pemahaman bahwa Biologi dapat juga dikatakan sebagai suatu proses investigasi (penelusuran/penyelidikan) banyak diartikan dengan hal-hal yang selalu berhubungan dengan laboratorium beserta perlengkapannya (Saptono, 2003a). Menurut Rustaman (2002) dalam pendidikan IPA kegiatan laboratorium (praktikum) merupakan bagian integral dan kegiatan belajar mengajar khususnya Biologi. Berkaitan dengan hal tersebut, maka Woolnough dan Allsop (dalam Rustaman, 2002) mengemukakan empat hal yaitu: 1) Praktikum membangkitkan motivasi belajar IPA. Melalui kegiatan praktikum, siswa diberi kesempatan untuk memenuhi dorongan rasa, ingin tahu dan ingin bisa. Prinsip ini akan menunjang kegiatan praktikum dimana siswa menentukan pengetahuan melalui eksplorasi terhadap alam. 2) Praktikum mengembangkan keterampilan dasar melakukan

eksperimen. Dengan kegiatan praktikum siswa dilatih untuk mengembangkan kemampuan bereksperimen dengan melatih

kemampuan mereka dalam mengobservasi dengan cermat, mengukur secara akurat dengan alat ukur yang sederhana atau canggih,

26

menggunakan dan menangani alat secara aman, merancang, melakukan dan mengintepretasikan eksperimen. 3) Praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah. Metode yang dilakukan antara lain dengan menggunakan metode inkuari, yaitu siswa dituntut untuk untuk merumuskan masalah, merancang eksperimen, merakit alat, melakukan pengukuran secara cermat, mengintepretasikan data perolehan, serta mengkomunikasikannya, melalui laporan yang harus dibuatnya. 4) Praktikum menunjang materi pelajaran. Kegiatan praktikum

memberi kesempatan bagi siswa untuk menemukan teori, dan membuktikan teori. Dari kegiatan-kegiatan tersebut dapat

disimpulkan bahwa praktikum dapat menunjang pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. c. Pembelajaran Luar Ruang Pembelajaran luar ruang merupakan strategi dalam pembelajaran yang mengutamakan pemanfaatan lahan di sekitar sekolah atau sumber belajar lain di luar sekolah, sehingga memungkinkan siswa belajar secara langsung fenomena alam berdasarkan pengamatannya sendiri. Dalam hal ini guru harus jeli dalam memilih topik pelajaran yang cocok jika akan menggunakan strategi ini. Strategi ini mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan strategi ini adalah:

27

1) 2) 3)

Siswa belajar dalam kondisi menyenangkan, tidak membosankan. Strategi ini didasarkan pada learning by doing. Siswa dapat berinteraksi langsung dengan keadaan alam nyata, sehingga seluruh indera yang dimilikinya akan difungsikan.

4)

Siswa dapat melihat atau mengamati secara langsung fenomena alam di sekitar sekolahnya, jadi secara induktif siswa akan mengumpulkan fakta-fakta sehingga selanjutnya siswa akan membangun makna terhadap pengamatannya. Adapun kekurangan strategi ini adalah: a) Pengelolaan siswa yang cukup merepotkan guru. b) Belum tentu setiap sekolahan memiliki lahan yang dijadikan sebagai sumber belajar. c) Membutuhkan manajemen waktu yang ketat dan hal ini tidak mudah dilakukan, karena biasanya jika siswa belajar di luar ruang kelas, untuk kembali ke kelasnya mereka enggan.

Pada topik-topik tertentu dalam Biologi dapat diimplementasikan strategi pembelajaran di luar ruang. Konsep-konsep yang berkaitan dengan ekologi, sistematika tumbuhan, konservasi lingkungan, reproduksi tumbuhan, sumber daya alam dapat disajikan dengan strategi ini (Saptono, 2003a). Dalam pembelajaran luar ruang ini dikembangkan lebih lanjut menjadi pembelajaran Jelajah Alam Sekitar (JAS). 5. Jelajah Alam Sekitar (JAS) sebagai Pendekatan Pembelajaran Biologi Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembalajaran. Istilah pendekatan merujuk pada suatu proses

28

yang sifatnya masih umum (Sanjaya, 2007). Roy Killen dalam Sanjaya (2007) mencatat ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centred approaches) dan pendekatan yang berpusat pada siswa (student-centered approaches). Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan pendekatan yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inquiri serta strategi pembelajaran induktif. JAS merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pemanfaatan lingkungan alam sekitar kehidupan siswa, baik lingkungan fisik, sosial, maupun budaya sebagai obyek belajar Biologi yang fenomenanya dipelajari dengan kerja ilmiah (Marianti dan Kartijono, 2005). Pendekatan JAS mencakup hal-hal yang inovatif dalam penerapannya, yaitu

konstruktivisme, penerapan proses sains, proses inquiri, proses eksploitasi lingkungan alam sekitar, dan penerapan alternative assessment. Pendekatan JAS merupakan pendekatan kodrat manusia dalam upayanya mengenali alam lingkungannya. Pembelajaran melalui JAS memungkinkan siswa mengembangkan potensinya sebagai manusia yang memiliki akal budi. Pendekatan JAS menekankan pada kegiatan belajar yang dikaitkan dengan lingkungan alam sekitar kehidupan siswa dan dunia nyata, sehingga selain dapat membuka wawasan berpikir yang beragam, siswa juga dapat mempelajari berbagai konsep dan cara mengaitkannya dengan masalahmasalah kehidupan nyata. Dengan demikian, hasil belajar siswa lebih

29

bermakna bagi kehidupannya, sebagai makhluk Tuhan, makhluk sosial, dan integritas dirinya (Ridlo, 2005). Diterapkannya JAS, siswa diajak mengenal obyek, gejala dan

permasalahan, menelaah dan menemukan simpulan atau konsep tentang sesuatu yang dipelajarinya. Konseptualisasi dan pemahaman diperoleh siswa tidak secara langsung dari guru atau buku, akan tetapi melalui kegiatan ilmiah, seperti mengamati, mengumpulkan data, membandingkan, memprediksi, membuat pertanyaan, merancang kegiatan, membuat hipotesis, merumuskan simpulan berdasarkan data dan membuat laporan secara komprehensif. Secara langsung siswa melakukan eksplorasi terhadap fenomena alam yang terjadi. Fenomena tersebut dapat ditemui di lingkungan sekeliling siswa atau fenomena alam (Biologi) akan sangat membantu siswa untuk mengamati sekaligus memahami gejala atau konsep yang terjadi. Berdasarkan hal tersebut maka pembelajaran dengan pendekatan JAS dapat mengubah pengetahuan awal siswa yang semula salah ataupun ragu menjadi benar. Pendekatan JAS dikembangkan berdasarkan pemikiran Piaget dan Vygotsky yang menekankan konstruktivisme kognitif dan sosial. Seseorang akan lebih efektif dalam proses belajar jika kognitifnya secara aktif mengalami rekonstruksi, baik ketika berbenturan dengan suatu fenomena maupun kondisi sosial. Sebagai implikasinya, pembelajaran seharusnya memperhatikan pengembangan hand-on dan mind-on siswa. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam menerapkan hand-on dan mind-on adalah sebagai berikut:

30

a. Guru bertindak sebagai fasilitator sekaligus motivator yang tercermin dalam kegiatan yang dikembangkan dalam pembelajaran. b. Pembelajaran memungkinkan siswa belajar dalam kelompok. c. Guru senantiasa memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengekspresikan kemampuan dan gagasannya, baik melalui lisan, performance, maupun tulisan. 6. Strategi pembelajaran dan pengukuran hasil belajar Biologi berbasis JAS Kemp dalam Sanjaya (2007) menjelaskan strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan oleh guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien. Senada dengan pendapat di atas strategi pembelajaran menurut Dick dan Carey dalam Sanjaya (2007) juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa. Strategi pembelajaran merupakan

perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Sanjaya, 2007). Strategi pembelajaran merupakan hal penting dalam upaya membelajarkan siswa. Implementasi strategi berbasis pendekatan JAS dalam pembelajaran Biologi dapat dijabarkan sebagai berikut. Siswa diberi kesempatan untuk secara aktif melakukan eksplorasi ke lingkungan untuk mencapai kecakapan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dilakukannya eksplorasi, siswa dapat memahami konsep dan menyusun

31

pengetahuannya sendiri, dan berinteraksi sosial dengan lingkungannya. (Slavin, 1995). Kegiatan pembelajaran berbasis JAS meliputi: 1) Selalu dikaitkan dengan alam sekitar secara langsung, tidak langsung, maupun memanfaatkan media dalam pembelajaran kelas. 2) 3) Selalu ada kegiatan pengamatan, melakukan prediksi dan penjelasan. Ada laporan yang dapat dikomunikasikan, baik secara lisan, tulisan, melalui gambar, foto atau audiovisual. 4) Sasarannya pada dampak perorangan atau kelompok yang

memungkinkan siswa memenuhi rasa keingintahuan dan minatnya. 5) Keterlibatan aktif siswa dalam menjangkau kondisi di luar sekolahnya. Berdasarkan strategi pembelajaran Biologi berbasis JAS di atas, maka pengukuran hasil belajar siswa tidak cukup jika hanya berdasarkan hasil tes paper and pen. Alternative assessment sebagai alternatif penilaian komperehensif yang dapat menggambarkan proses dan hasil belajar siswa diperlukan untuk mengetahui kemajuan belajar siswa guna melengkapi tes paper and pen. Pelaksanaan tes paper and pen dapat digunakan untuk mengungkap kemampuan kognitif siswa tentang pengetahuan konseptual dan prosedural. Adapun untuk kemampuan prosedural atau kinerja (hand-on) dapat digunakan performance assessment sebagai salah satu alternative assessment (Lim, 1997). Teknik observasi dapat diterapkan pada saat mengakses aktifitas siswa.

32

Untuk mengetahui kemajuan belajar siswa, maka portofolio merupakan alternative assessment yang dapat diimplementasikan. 7. Penerapan Strategi Analisis Pengetahuan Awal Siswa pada JAS Strategi Analisis Pengetahuan Awal Siswa merupakan pengembangan dari pandangan yang menyatakan bahwa dalam proses belajar (perolehan pengetahuan) selalu diawali dengan terjadinya konflik kognitif (Saptono, 2003b). Konflik kognitif ini hanya dapat diatasi melalui pengaturan diri (self regulation) oleh siswa yang sedang belajar. Pada akhir proses belajar, pengetahuan akan dibangun sendiri oleh siswa (konstruktivisme) melalui pengalamannya dari hasil interaksi dengan lingkungannya. Terjadinya proses modifikasi struktur kognitif dapat digambarkan sebagai berikut: Hal Baru (hasil interaksi dengan lingkungan (pada saat siswa belajar) SKEMATA Dibandingkan dengan konsepsi awal Tidak cocok
Ketidakseimbangan

Akomodasi Cocok Keseimbangan Mengerti

Cocok

Belum memahami Perlu alternatif strategi lain

Asimilasi

Bagan 3. Skema Perolehan Pengetahuan Sains

33

Konflik kognitif terbentuk saat terjadi interaksi antara konsepsi awal (pengetahuan awal) yang telah dimiliki siswa dengan pengetahuan fenomena baru yang tidak dapat diintegrasikan begitu saja, sehingga diperlukan perubahan atau modifikasi struktur kognitif (skemata) untuk mencapai keseimbangan. Peristiwa ini akan terjadi secara berkelanjutan selama siswa menerima pengetahuan baru. Perolehan pengetahuan oleh siswa diawali dengan diadobsinya fenomena (pengetahuan) baru hasil interaksi dengan lingkungannya. Kemudian, hal baru tersebut dibandingkan dengan konsepsi awal yang telah dimiliki siswa sebelumnya. Jika hal baru tersebut sesuai dengan konsepsi awal siswa, maka akan terjadi asimilasi atau penguatan dalam struktur kognisinya. Jika hal baru tersebut tidak sesuai dengan konsepsi awal siswa, maka akan terjadi konflik kognitif yang mengakibatkan adanya ketidak keseimbangan (disequilibrium) dengan struktur kognisinya. Melalui proses akomodasi dalam kegiatan pembelajaran yang dikembangkan oleh guru, struktur kognisi siswa dapat memodifikasi menuju keseimbangan (equilibrium), sehingga terjadi proses asimilasi (pembentukan struktur kognisi yang sesuai). Namun demikian, tidak menutup kemungkinan siswa mengalami jalan buntu (tidak mampu mengetahui yang baru) karena struktur kognisinya tidak mampu berakomodasi secara positif. Hal ini diperlukan kreatifitas guru dalam mengembangkan variasi dalam berbagai strategi agar siswa dapat memahami pengetahuan yang sedang dipelajari.

34

Bertolak dari pandangan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan maknanya dari seorang guru kepada siswanya melainkan siswa sendirilah yang akan membangun pengetahuannya. Oleh karena itu dalam pembelajaran siswa harus dilibatkan secara langsung dengan fenomena-fenomena yang memungkinkan diperolehnya suatu pengetahuan. Dari pandangan ini kemudian muncul gagasan untuk mengembangkannya ke dalam model pembelajaran, termasuk Biologi. Gagasan tersebut antara lain menyebutkan bahwa dalam pengembangan pembelajaran Biologi hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Mengetahui adanya konsepsi awal yang dimiliki siswa melalui pengalaman sebelumnya. b. Menekankan pengembangan kemampuan hand-on dan mind-on siswa. c. Menyadari bahwa dalam proses pembelajaran terjadi perubahan konseptual. d. Mengetahui bahwa pengetahuan tidak dapat diperoleh secara pasif. e. Memperhatikan terjadinya interaksi sosial. Melalui penerapan model pembelajaran ini siswa diberi kesempatan sebanyak-banyaknya untuk memperoleh pengalaman nyata dan

pengembangan gagasan-gagasannya. Berdasarkan hal tersebut siswa akan terbiasa sekaligus mampu membangun pengetahuannya sendiri secara aktif tentang fenomena-fenimena alam yang ditemuinya dalam kehidupan seharihari.

35

Dalam implementasinya, tahap-tahap pembelajaran yang dikembangkan dalam Strategi Analisis Pengetahuan Awal Siswa yang diintegrasikan dengan alternative assessment adalah sebagai berikut:
Menggali pengetahuann awal siswa berkaitan Dengan materi yang akan dibahas

Memberikan informasi yang akan dilakukan

konstruktivi sme JAS Cooperative Bioedutain ment

Siswa melakukan eksplorasi secara kelompok

Siswa melaporkan hasil eksplorasi

Penegasan konseptual oleh guru

Tes tertulis Hasil karya/action (penugasan)

Tes/penugasan

Bagan 4. Skema Pembelajaran Strategi Analisis Pengetahuan Awal Siswa Tahap pertama dalam pembelajaran, siswa diberi motivasi agar menemukan pengetahuan awalnya tentang konsep/materi yang akan dibahas. Bila diperlukan guru bisa mengajukan pertanyaan problematik tentang fenomena yang sering ditemui siswa dalam kehidupan sehari-harinya tentang relevan dengan konsep/materi yang akan dibahas. Siswa diberi kesempatan untuk mengkomunikasikan dan mengilustrasikan pemahamannya terhadap konsep tersebut.

36

Tahap ke dua, siswa diberi kesempatan untuk menyelidiki dan menemukan konsep melalui pengumpulan, pengorganisasian dan penginterpretasian data dalam suatu kegiatan yang telah dirancang guru. Secara berkelompok, siswa melakukan kegiatan eksperimen dan berdiskusi. Hasil temuan kelompok didiskusikan dengan kelompok lain. Secara keseluruhan tahapan ini akan memenuhi rasa keingin tahuan siswa tentang fenomena alam di sekelilingnya. Tahap ketiga, saat siswa memberikan penjelasan dan solusi yang didasarkan pada hasil pengamatannya ditambah dengan penguatan guru, maka siswa akan membangun pemahaman baru tentang konsep yang sedang dipelajari. Hal ini menjadikan siswa tidak ragu-ragu lagi tentang pemahamanya. Tahap keempat, guru berusaha menciptakan iklim pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat mengaplikasikan pemahaman konseptualnya, baik melalui kegiatan atau pemunculan dan pemecahan masalah-masalah yang relevan dengan isu-isu dilingkungannya. Alternative assessment diterapkan pada saat siswa melakukan eksplorasi dan laporan hasil eksplorasi, baik secara lisan maupun yang tertulis seperti penyajian data dengan tabel, grafik, skema atau bentuk lainnya. Tes dan penugasan (berupa assesment kerja/action dari lembar penugasan)

dilaksanakan setelah pembelajaran selesai.

37

B. Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. Hasil belajar siswa SMP Negeri 27 Semarang dengan penerapan pendekatan JAS berbasis Analisis Pengetahuan Awal Siswa minimal mencapai 6,5. 2. Aktifitas siswa SMP Negeri 27 Semarang dengan penerapan pendekatan JAS berbasis Analisis Pengetahuan Awal Siswa menunjukkan adanya respon positif (+).

38

BAB III METODE PENELITIAN

A. Subyek Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP 27 Semarang yang saat penelitian dilakukan sekolah tersebut menerapkan KBK (Kurikulum 2004). Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen dengan pendekatan JAS sebagai treatment-nya. Subyek penelitian ditentukan secara sampling. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling karena pihak sekolah (kepala sekolah dan guru) menghendaki penelitian ini dilaksanakan di 3 kelas yaitu kelas VII C, VII B, dan VII G, hal ini dilakukan karena beberapa pertimbangan yaitu alasan keterbatasan waktu dan kesediaan tenaga pengajar B. Data Penelitian Data-data yang diambil dalam penelitian ini meliputi: 1. Data primer Data primer meliputi data-data hasil belajar dan aktifitas siswa selama pembelajaran. Hasil belajar yang diamati adalah perolehan nilai yang berhubungan dengan nilai tes dan nilai penugasan. Aktifitas yang diamati meliputi aktifitas siswa dalam kelompok dan dalam kelas. Aktifitas siswa dalam kelompok yang diamati meliputi aktifitas kerjasama, mengemukakan pendapat, presentasi kelompok, menarik simpulan. Aktifitas siswa dalam kelas meliputi memperhatikan penjelasan guru, mengemukakan pendapat atau bertanya, mengerjakan tugas yang diberikan guru dan menjawab pertanyaan guru.

39

2. Data sekunder Data sekunder meliputi kinerja/performance guru dalam KBM meliputi langkah-langkah proses pembelajaran yang seharusnya dilakukan guru secara keseluruhan dan potret secara diskripsi tentang kegiatan belajar mengajar C. Rancangan Penelitian Penelitian Quasi Eksperimen ini dilakukan dengan metode pre-test and post-test design. Pelaksanaan penelitian dapat digambarkan seperti alur di bawah ini: Pelaksanaan Pretest Analisis hasil pre-test Persentase Keberhasilan

Analisis hasil post-test

Post-test (nilai tes dan nilai tugas)

Treatment Pembelajaran JAS

Bagan 5. Alur Metode Pre-test and Post-test Design Pelaksanaan pre-test dilakukan sebelum diadakannya proses pembelajaran biologi dalam bentuk soal uraian sesuai dengan materi yang akan diterapkan. Setelah dilakukan pre-test kemudian hasilnya dianalisis berdasarkan pemahaman awal siswa mengenai materi yang akan diajarkan sehingga dapat diketahui konsep-konsep apa yang belum dimengerti siswa. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan sesuai dengan materi yang diajarkan yang lebih menekankan pada konsep-konsep yang belum dimengerti siswa/konsep yang salah berdasarkan hasil analisis pre-test.

40

Post-test dilaksanakan setelah pelaksanaan treatment yang berupa evaluasi dalam bentuk pilihan ganda dan tugas/assesment kerja. Analisis post-test dilakukan setelah pelaksanaan post-test yang berupa nilai hasil tes dan nilai penugasan/assesment kerja. D. Prosedur Penelitian 1. Persiapan Pada tahap awal penelitian dilakukan observasi awal terhadap

pembelajaran Biologi di SMP 27 Semarang dengan teknik pengamatan dan wawancara. 2. Perencanaan Pada tahap perencanaan menyusun perangkat untuk melaksanakan proses pembelajaran yang telah ditentukan. Perangkat tersebut adalah: a. Rencana Pembelajaran (RP). Penyususnan RP dilaksanakan sebelum dilakukan kegiatan belajar mengajar mengenai materi Pengelolaan Lingkungan dengan memperhatikan langkah-langkah strategis yang dapat diterapkan guru. Bersamaan dengan penyusunan RP tersebut juga dilakukan perencanaan tempat yang akan dijadikan sebagai sumber belajar, media yang mungkin digunakan, serta pembuatan perangkat pelengkap lain seperti apron untuk nama kelompok. b. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) LKS disusun untuk melengkapi RP. LKS yang disusun mempertimbangkan student centered activities, dengan menetapkan

41

langkah-langkah yang memungkinkan siswa menemukan sendiri konsep yang dibahas. c. Membuat Lembar Observasi Lembar observasi yang dibuat meliputi aktifitas siswa, lembar observasi kinerja guru dalam pembelajaran dan lembar observasi kinerja siswa (dalam lampiran). d. Membuat Lembar Penilaian (Rubrik) Lembar penilaian/rubrik dibuat berdasarkan lembar observasi yang diperlukan dalam penelitian seperti rubrik untuk aktifitas siswa, rubrik kinerja guru dalam pembelajaran dan rubrik assesment kinerja siswa (dalam lampiran). e. Instrumen Instrumen adalah alat bantu yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian. Instrumen yang digunakan adalah soal-soal yang dibuat untuk mengetahui daya tangkap atau pemahaman siswa tentang materi yang telah diberikan. Langkah-langkah penyusunan instrument dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Materi yang diberikan sesuai dengan konsep pengelolaan lingkungan . 2) Menentukan tipe soal untuk menguji kemampuan awal siswa berupa soal obyektif dan atau pilihan ganda.

42

3)

Menyusun kisi-kisi soal beserta pengetahuan yang ingin dicapai antara lain: aspek ingatan (C1), aspek pemahaman (C2), dan aspek aplikasi (C3).

4) f.

Menyusun soal sesuai dengan kisi-kisi yang telah ditentukan.

Uji coba instrumen Setelah perangkat tes disusun, kemudian dilakukan uji coba: tujuan uji coba adalah untuk mengetahui apakah instrument layak digunakan sebagai alat pengambil data atau tidak. Indikatornya adalah dengan menghitung validitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, dan reabilitasnya.

g.

Lembar tanggapan siswa Lembar tanggapan yang diberikan siswa untuk mengemukakan tanggapan, kesan maupun saran mengenai proses pembelajaran yang telah diterapkan dalam penelitian.

3. Tahap-tahap Penelitian Tahap-tahap penelitian dilaksanakan sesuai pembelajaran yang telah direncanakan melalui Rencana Pembelajaran (RP) (dalam lampiran). E. Data dan Cara Pengambilan Data 1. Sumber data Sumber data penelitian eksperimen ini adalah siswa kelas VII SMP 27 Semarang. Data yang diambil ada 2 yaitu data primer antara lain: nilai posttest dan aktifitas siswa, data sekunder yaitu data potret secara diskripsi tentang

43

kegiatan belajar mengajar (penerapan JAS dalam pembelajaran Biologi) dan kinerja guru dalam KBM. 2. Cara pengambilan data a. b. c. d. Data nilai belajar diambil dengan memberikan tes kepada siswa. Data aktifitas siswa diambil menggunakan lembar observasi Data tugas-tugas siswa dari guru setelah kegiatan belajar mengajar Data performance guru diambil dengan menggunakan lembar observasi. e. Data tentang situasi belajar mengajar pada saat dilaksanakannya pembelajaran dengan pendekatan JAS secara diskriptif F. Instrumen Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian Quasi-eksperimen ini berupa instrumen tes dan instrumen non tes. 1. Instrumen tes Instrumen tes digunakan untuk mengetahui data tentang hasil belajar siswa dalam konsep pembelajaran Biologi pada materi Pengelolaan Lingkungan. Instumen tes yang digunakan adalah tes uraian, tes kinerja siswa dan tes obyektif. Tes uraian digunakan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa yang diberikan sebelum proses pembelajaran dimulai, yang terdiri dari 16 butir soal isian. tes kinerja berupa assesmet kerja siswa yang dilaksanakan setelah setiap sub-materi pelajaran selesai dilaksanakan. Tes obyektif berupa pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban (option) yang berjumlah 30 butir. Pengambilan data melalui tes obyektif ini dilakukan sesudah seluruh proses pembelajaran/seluruh materi dalam Pengelolaan Lingkungan selesai. Alat

44

evaluasi berupa tes obyektif yang terlebih dahulu telah diujicobakan di luar sampel penelitian digunakan dalam penelitian untuk mengetahui validitas tes, reliabilitas soal, taraf kesukaran dan daya pembeda. a. Validitas butir soal Validitas dalam tes ini ditentukan dengan menghitung koefisien korelasi total dengan skor soal dengan rumus korelasi product moment angka kasar (Arikunto, 2002) yang sebagai berikut:
rxy =

(Nx

Nxy (x )(y )
2

(x )

)(Ny

(y )

Keterangan: rxy N X Y X Y = koefisien korelasi skor item dengan skor total = jumlah peserta = jumlah skor item = jumlah skor total = jumlah kuadrat skor item = jumlah kuadrat skor total

XY = jumlah perkalian skor item dengan skor total

Setelah diperoleh harga rxy kemudian dikonsultasikan dengan harga r product moment. Apabila harga rxy lebih besar daripada harga r tabel maka butir soal tersebut valid. Kriteria validitas soal menurut Arikunto (2002) yang

dimodifikasi sebagai berikut: 0,81 sampai dengan 1,00 = validitas sangat tinggi 0,61 sampai dengan 0.80 = validitas tinggi 0,41 sampai dengan 0.60 = validitas cukup 0,21 sampai dengan 0.40 = validitas rendah 0,00 sampai dengan 0,20 = validitas sangat rendah

45

Dari 35 butir soal yang telah diujicobakan sebelum penelitian, maka hasil analisisnya dapat disajikan pada tabel 1 berikut: Tabel 1. Hasil Analisis Validitas Butir Soal Uji Coba Keterangan Valid No Butir Soal 1,2,3,4,6,7,8,9,10,11,12,14,15,16 17,18,19,21,22,24,26,27,28,29,30,31,32,33,34,35 Tidak Valid 5,13,20,23,25

b.

Taraf kesukaran butir Menurut Arikunto (2002) taraf kesukaran butir soal dihitung dengan cara membangdingkan siswa yang menjawab betul dengan jumlah seluruh siswa peserta tes dengan rumus.

p
Keterangan: p B JS

b js

= indeks kesukaran = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul = jumlah seluruh siswa peserta tes

Klasifikasi indeks kesukaran menurut Arikunto (2002) yang dimodifikasi sebagai berikut: 0,00 sampai dengan 0,30 = sukar 0,31 sampai dengan 0,70 = sedang 0,71 sampai dengan 1,00 = mudah Dari 35 butir soal yang telah diujicobakan sebelum penelitian, maka hasil analisisnya dapat disajikan pada tabel berikut:

46

Tabel 2. Hasil Analisis Taraf Kesukaran Butir Soal Uji Coba Keterangan Sukar Sedang 7,8,12,17,31, No Butir Soal 32,33 20,23,24,25,26,27,28,29 1,2,3,5,9,10,11,13,14,15,16,18,

Mudah 4,5,19,21,22, 30,34,35

c.

Daya pembeda soal Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai (Arikunto, 2002). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda indeks diskriminasi (D). indeks diskriminasi berkisar antara 0,00 1,00.
D = BA BB = PA PB JA JB

keterangan: D = indeks diskriminasi JA JB = banyaknya peserta kelompok atas = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = banyaknya peserta kelompok atas menjawab betul BB = banyaknya peserta kelompok bawah menjawab betul PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab betul PB = proporsi peserta kelompok bawah menjawab betul

Klasifikasi daya pembeda sebagai berikut: 0,00 sampai dengan 0,20 0,21 sampai dengan 0,4 0,41 sampai dengan 0,71 0,71 sampai dengan 1,00 = jelek = cukup = baik = baik sekali

47

Dari 35 butir soal yang telah diujicobakan sebelum penelitian, maka hasil analisisnya dapat disajikan pada tabel 1 berikut: Tabel 3. Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal Uji Coba Keterangan Baik Sedang No Butir Soal 2,3,4,7,9,18,19,21,22 25,26,27,28,29,32,34 1,5,6,8,10,11,12,13,14, 15,16,17,20,24,30,31,33,35 Jelek 23

d.

Uji reabilitas atau keterhandalan Selain butir-butir soal diuji tingkat validitas, juga perlu diuji tingkat reabilitasnya. Butir yang valid belum tentu reliabel maka butir yang baik harus memiliki kriteria reliabel. Penentu reabilitas alat ukur dalam penelitian ini digunakan dalam langkah kerja sebagai berikut: Setelah perangkat tes diujicobakan, kemudian hasilnya

dimasukkan ke dalam tabel distribusi. Menghitung harga reabilitas dengan rumus sebagai berikut:
2 n S pq r11 = 2 n 1 S

Keterangan: R11 : Reliabilitas tes secara keseluruhan n p q S : Jumlah butir soal : Proporsi siswa yang menjawab benar : Proporsi siswa yang menjawab salah : Simpangan baku

48

Harga r yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan r tabel product moment dengan taraf signifikasi 5%. Jika harga r hitung > r tabel product moment maka item soal yang diuji bersifat reliabel. Besarnya koefisien korelasi adalah: 0.81 sampai1.00 0.61 sampai 0.80 0.41 sampai 0.60 0.21 sampai 0.40 0.00 sampai 0.20 : : : : : sangat tinggi tinggi cukup rendah sangat rendah

Berdasarkan hasil ujicoba soal, diketahui bahwa instrumen soal telah reliabel, yang berarti soal tersebut dapat digunakan sebagai soal tes tertulis karena memiliki taraf kepercayaan tinggi. Tabel 4. Hasil Analisis Reliabilitas Soal Uji Coba

Siswa (N)
42

r tabel
0,298

r11
0,927

Kriteria
Reliabel

Koefisien korelasi
Sangat tinggi

Dari hasil analisis tingkat kesukaran, daya beda, validitas san reliabilitas soal di atas, maka item yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: Tabel 5. Nomor Soal yang Digunakan dan Tidak Digunakan (dibuang) Nomor Butir Soal / Kriteria Digunakan Dibuang 1,2,3,4,6,7,8,9,10,11,12,14,15,16,17,18,19, 5,13,20,23,25 21,22,24,26,27,28,29,30,31,32,33,4,35

49

2. Instrumen non-test Instrumen non-test yang digunakan untuk mengumpulkan data aktifitas siswa maupun kinerja guru. a. Lembar observasi Lembar observasi ini digunakan untuk mengamati keaktifan siswa baik secara individu maupun kelompok dan kinerja guru pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. b. Lembar wawancara Lembar wawancara digunakan sebagai pedoman mendapatkan informasi tentang tanggapan siswa setelah pembelajaran. G. Metode Analisis Data Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif. Temuan yang berupa angka-angka dianalisis dan diberi makna berdasarkan catatan lapangan sehingga dapat digunakan untuk merumuskan simpulan. 1. Pengolahan data pre-test dilakukan secara diskriptif yaitu memberikan keterangan berdasarkan jumlah siswa yang menjawab betul lengkap, betul tidak lengkap, kurang betul, dan salah. Lembar penilaian post-test dapat ditunjukkan melalui tabel di bawah ini: LEMBAR ANALISIS PRE-TEST Materi pre-test Kelas = ............................................ = ............................................

50

Tabel 6. Lembar Analisis Pre-test No soal (Pre-test) 1 2 3 4 Rerata (%) Betul

Keterangan Jawaban Kurang Salah

Setelah dianalisis dan diketahui jumlah jawaban siswa yang menjawab betul lengkap, betul tidak lengkap, kurang lengkap, dan salah kemudian dijumlah dan dijadikan persentase (%) dengan cara sebagai berikut:

% betul lengkap =

jumlah siswa menjawab betul lengkap jumlah seluruh siswa

% kurang =

jumlah siswa menjawab kurang betul jumlah seluruh siswa

% salah =

jumlah siswa menjawab salah jumlah seluruh siswa

Analisis data post-test dilakukan dengan cara memberikan keterangan berdasarkan jumlah siswa yang menjawab betul atau salah pada setiap nomer soal post-test yang berkaitan dengan soal pre-test, yaitu dengan cara sebagai berikut:

51

LEMBAR ANALISIS POST-TEST

Tabel 7. Lembar Analisis Post-test Hasil Pre-test Kelas Materi


Betul Kurang Salah

Hasil Post-test
Betul Salah

Keterangan

2. Menentukan batas lulus individual, yaitu apabila telah mencapai nilai 6,5. Hal ini berdasarkan Standar Ketuntasan Belajar Mengajar (SKBM) yang ditetapkan pada mata pelajaran biologi SMP Negeri 27 Semarang. Untuk menghitung ketuntasan belajar secara individual dengan rumus:
NS = b 10 n

Keterangan: NS : Nilai ketuntasan belajar secara individual b n : Jumlah skor jawaban benar setiap siswa : Jumlah seluruh item

3. Menentukan persentase kelulusan siswa secara klasikal dengan rumus:


P= ni 100% n

Keterangan: P

= Ketuntasan belajar klasikal

ni = Jumlah siswa yang tuntas secara individual (nilai 6,5) n = Jumlah total siswa

52

Penilaian kualitas hasil belajar dilakukan dengan mengkonfirmasikan persentase kelulusan klasikal dengan parameter sebagai berikut: 0% - 20% 21% - 40% 41% - 60% 61% - 80% = Jelek = Kurang = Cukup = Baik

81% - 100% = Sangat baik (Ridlo, 2002) 4. Pengolahan data mengenai aktifitas siswa dianalisis secara deskriptif berdasarkan hasil observasi dengan menggunakan lembar observasi pada saat dilaksanakan kegiatan belajar mengajar. 5. Pengolahan data pada item performance dengan cara mengubah score dalam bentuk nilai. Penentuan nilai untuk aktifitas siswa dan kinerja guru digunakan skala 11. untuk menentukan nilai hasil konversi, maka langkah yang ditempuh adalah menentukan skor maksimal SMI) pada setiap pertemuan, dan membuat pedoman konversi skala 11. Tabel 8. Tabel Konversi Skala 11 No Tingkat Penguasaan Batas Bawah 1 2 3 4 5 6 95%-100% 85%-94% 75%-84% 65%-74% 55%-64% 45%-545 95% x SMI 85% x SMI 75% x SMI 65% x SMI 55% x SMI 45% x SMI Batas Atas 100% x SMI 94% x SMI 84% x SMI 74% x SMI 64% x SMI 545 x SMI Nilai 10 9 8 7 6 5

53

7 8 9 10 11

35%-44% 25%-34% 15%-24% 5%-14% 0%-4%

35% x SMI 25% x SMI 15% x SMI 5% x SMI 0% x SMI

44% x SMI 34% x SMI 24% x SMI 14% x SMI 4% x SMI

4 3 2 1 0

H. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah 1. a. Hasil belajar yang diperoleh siswa pada nilai post-test lebih dari 65. b. Lebih dari 85% siswa mendapatkan nilai post-test lebih dari 65. 2. Gambaran akivitas positif (+) siswa dalam mendukung pembelajaran biologi (pengelolaan lingkungan) yang telah dilakukan.

54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian yang berjudul Hasil Belajar dan Aktifitas Siswa dengan Penerapan Jelajah Alam Sekitar Berbasis Analisis Pengetahuan Awal Siswa Pada Konsep Pengelolaan Lingkungan (Studi Kasus di SMP Negeri 27 Semarang) telah dilaksanakan dari tanggal 11 April sampai dengan 10 Mei 2006 di SMP Negeri 27 Semarang. Dalam pelaksanaannya, penelitian ini dibagi menjadi 5 pertemuan, yaitu Pertemuan I pelaksanaan pre-test, pertemuan II membahas pengaruh penebangan hutan (erosi tanah), pertemuan III membahas tentang pencemaran udara, pertemuan IV membahas tentang pencemaran air dan tanah dan pertemuan V dilaksanakan post test Hasil penelitian ini meliputi hasil belajar siswa yang terdiri dari hasil pre-test, post-test, dan nilai assesment kerja dan hasil observasi aktifitas siswa terhadap proses pembelajaran dengan pendekatan JAS berbasis analisis pengetahuan awal siswa pada materi pengelolaan lingkungan. Berikut adalah hasil penelitian beserta pembahasannya:
A. Hasil Belajar Siswa

Penelitian hasil belajar dan aktifitas siswa dengan penerapan JAS berbasis analisis pengetahuan awal siswa pada materi pengelolaan lingkungan meliputi konsep erosi tanah, pencemaran udara, pencemaran air, dan pencemaran tanah. Penelitian pada konsep materi tersebut dilaksanakan selama lima kali pertemuan.

55

Hasil belajar siswa diperoleh dari hasil analisis pengetahuan awal siswa melalui pre-test yang dilaksanakan sebelum proses pembelajaran dimulai (pertemuan I), hasil evaluasi (post-test) dilaksanakan setelah proses pembelajaran pada materi pengelolaan lingkungan selesai dan nilai hasil unjuk kerja dilakukan setelah proses pembelajaran tiap pertemuan/submateri selesai. Ketuntasan belajar siswa secara individual adalah jika siswa sudah mencapai nilai 6,5 sesuai dengan standar ketuntasan sekolah SMP N 27 Semarang dan secara klasikal lebih dari 85% siswa mendapatkan nilai post-test lebih dari 65. Hasil penelitian tentang penerapan pendekatan JAS berbasis analisis pengetahuan awal siswa berupa hasil belajar siswa kelas VIIB, VIIC dan VIIG yang meliputi pre-test dan post-test dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 9. Rekap Hasil Belajar Siswa (pre-test dan post-test) pada Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan dengan Pendekatan JAS Berbasis Analisis Pengetahuan Awal Siswa SMP N 27 Semarang Kelas VIIB, VIIC dan VIIG. Data Kelas
VIIB VIIC VIIG

Nilai Pre-test (%): Betul Salah Nilai Post-test (%) Betul Salah Nilai rata-rata
Ketuntasan Klasikal (%) Kualitas Hasil Belajar

8,69 91,31 69,68 30,32 69,2 73,17


Baik

18,92 81,08 68,30 31,70 68,2 64,1


Baik

20,64 79,36 75,20 24,80 78,2 87,8


Sangat baik

56

Pada penelitian ini strategi yang digunakan adalah strategi pembelajaran yang berbasis analisis pengetahuan awal siswa. Strategi pembelajaran yang diungkapkan oleh Kemp dalam Sanjaya (2007) adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan oleh guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien. Menurut Dick dan Carey dalam Sanjaya (2007) juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa. Pada penelitian ini setiap pertemuan tahap-tahap pembelajaran yang dikembangkan dalam Strategi Analisis Pengetahuan Awal Siswa adalah sebagai berikut:
Menggali pengetahuann awal siswa berkaitan Dengan materi yang akan dibahas Memberikan informasi yang akan dilakukan

konstruktivisme

Siswa melakukan eksplorasi secara kelompok

JAS

Cooperative Bioedutainment

Siswa melaporkan hasil eksplorasi

Penegasan konseptual oleh guru

Tes tertulis Hasil karya/action (penugasan)

Tes/penugasan

Bagan 6. Alur Tahap-Tahap Pembelajaran

57

Sebelum guru melaksanakan proses pembelajaran, guru terlebih dahulu mempersiapkan hal-hal yang diperlukan dalam mendukung proses

pembelajaran seperti sarana dan prasarana yang meliputi penyusunan Rencana Pembelajaran mengenai materi pengelolaan lingkungan, media yang akan digunakan, Lembar Kerja Siswa, soal-soal pre-test dan post-test. Kegiatan pendahuluan yang dilakukan oleh guru berupa apersepsi yaitu memberikan pertanyaan awal tentang konsep pengelolaan lingkungan yang meliputi erosi, pencemaran udara, air dan tanah. Pertanyaan awal yang berupa soal isian ini dimaksudkan untuk menggali atau mengetahui sejauh mana pengetahuan awal siswa tentang konsep pengelolaan lingkungan. Hal ini dapat meyakinkan guru dari mana pembelajaran akan dimulai agar siswa mampu memahami apa yang akan dipelajarinya. Menurut Soekamto (1995) kemampuan awal penting untuk diketahui guru sebelum mulai pengajaran, karena dengan demikian dapat diketahui apakah siswa telah mempunyai keterampilan atau pengetahuan yang merupakan prasyarat untuk mengikuti pengajaran dan sejauh mana siswa telah mengetahui materi yang akan disajikan. Berdasarkan rekap hasil belajar siswa di atas dapat diketahui bahwa pada hasil pre-test di ketiga kelas menunjukkan persentase yang berbeda-beda yaitu pemahaman siswa mengenai pengelolaan lingkungan untuk kelas VIIB sebesar 8,69%, kelas VIIC 18,92%, dan kelas VIIG 20,64%.. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa kurang dari 75% materi pada konsep mengenai pengelolaan lingkungan belum diketahui atau dipahami oleh siswa. Hasil pre-

58

test pada kelas VIIG menunjukkan persentase yang lebih besar karena siswa kelas VIIG merupakan satu-satunya kelas unggulan yang dimiliki sehingga kemampuan intelegensinya memang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kelas lain, hal ini dibuktikan juga dengan hasil nilai ulangan pada materi sebelumnya yang selalu lebih tinggi nilai rata-ratanya dibanding kelas lainnya. Kemampuan yang tinggi dapat mendukung siswa dalam proses belajar dan akan mendapatkan hasil yang maksimal. Seperti yang dikemukakan oleh Dalyono (1996) bahwa seseorang yang mempunyai intelegensi baik umumnya mudah belajar dan hasilnya cenderung baik. Pengetahuan mengenai pengelolaan lingkungan tersebut mungkin

didapatkannya pada pengalaman-pengelaman siswa sebelumnya baik di tingkat formal (sekolah) maupun di tingkat nonformal (lingkungan). Selain bermanfaat untuk menggali pengetahuan awal siswa mengenai materi yang akan diajarkan, apersepsi atau pre-test berfungsi juga untuk menimbulkan dan mempertahankan perhatian dan dorongan terhadap stimulus belajar siswa dalam melakukan kegiatan belajar, juga dapat dijadikan sebagai dasar/patokan guru untuk merancang bagaimana proses pembelajaran yang sesuai. Setelah guru memberikan apersepsi, kemudian guru memberikan tujuan pembelajaran serta motivasi untuk mendukung proses belajar yang akan berlangsung. Pada kegiatan inti guru memberikan informasi kegiatan yang akan dilakukan. Informasi kegiatan tersebut berupa kegiatan yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari pada petemuan yang bersangkutan. Pada tiap-tiap pertemuan dalam kegiatan inti guru membentuk kelompok untuk

59

mendukung sistem pembelajaran yang akan berlangsung. Oleh karena itu masing-masing kelas yaitu kelas VIIB yang terdiri dari 42 siswa, VIIC yang terdiri dari 42 siswa dan VIIG terdiri dari 42 siswa dibagi menjadi 7 kelompok sehingga tiap kelompok terdiri dari 6 siswa. Berdasarkan analisis pre-test, siswa cenderung belum menguasai materi mengenai pengelolaan lingkungan yaitu kurang dari 75%, maka pendekatan yang diambil untuk mengubah pengetahuan awal siswa yang semula salah atau belum paham menjadi benar adalah pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS). Jelajah Alam Sekitar secara ontologis dicirikan dengan siswa belajar melakukan secara nyata dan alamiah, bentuk kegiatan lebih utama dari pada hasil, berpusat pada siswa, terbentuknya masyarakat belajar, berpikir tingkat tinggi, memecahkan masalah, menanamkan sifat ilmiah dan sebagai cara dalam mengukur hasil belajar Pendekatan JAS dikembangkan berdasarkan pemikiran Piaget dan Vygotsky yang menekankan konstruktivisme kognitif dan sosial. Seseorang akan lebih efektif dalam proses belajar jika kognitifnya secara aktif mengalami rekonstruksi, baik ketika berbenturan dengan suatu fenomena maupun kondisi sosial. Sebagai implikasinya, pembelajaran seharusnya memperhatikan pengembangan hand-on dan mind-on siswa Guru membagikan media tiruan beserta LKS (pada lampiran) yang sesuai dengan materi yang dipelajari Secara singkat proses pembelajaran kegiatan inti yang berlangsung di setiap pertemuan pada konsep pengelolaan lingkungan dengan penerapan JAS adalah sebagai berikut:

60

Pada pertemuan kedua pembelajaran yang dilakukan di laboratorium dimulai dengan materi erosi tanah. Siswa diajak untuk mengeksplorasi dan mengamati kejadian alam mengenai penggundulan hutan yang disimulasikan dengan media tiruan berupa 3 buah kotak yang diisi dengan tanah dan ditanami rumput dengan kepadatan yang berbeda-beda tiap kotak. Dengan alat bantu ini diharapkan siswa dapat menemukan konsep tentang erosi tanah, sebab dan akibat terjadinya erosi tanah dan dapat mengaplikasikan kejadian tersebut di alam nyata. Guru membimbing siswa dalam membuat laporan kegiatan dan melaksanakan assesment kerja berupa menanam tanaman di pot sebagai assesment-nya. Pembelajaran pada pertemuan ketiga dilaksanakan di laboratorium. Siswa diajarkan mengenai pencemaran air. Seperti pada pertemuan kedua, pada pertemuan ini menggunakan alat simulasi berupa beberapa ekor ikan yang dimasukkan ke dalam gelas. Alat bantu ini menggambarkan suatu keadan di sungai maupun di danau. Siswa diajak untuk mengeksplorasi bagaimana keadaan ikan maupun lingkungannya setelah tercemar dengan meneteskan beberapa tetes pertisida dan detergen. Dengan kegiatan ini diharapkan siswa mampu memahami ciri-ciri air yang tercemar, sebab dan akibat yang ditimbulkan, memahami pentingnya pelestarian alam dan upaya untuk menanggulanginya. Siswa dibimbing membuat laporan mengenai kegiatan yang telah dilakukan. Pada pertemuan keempat dilaksanakan dua kali kegiatan yaitu mengenai pencemaran udara dan pencemaran tanah. Kegiatan yang pertama kali

61

dilakukan mengenai pencemaran udara. Pada kegiatan ini siswa diajak ke luar ruang untuk melaksanakan ekplorasi mengenai keadaan lingkungan di sekitar sekolah. Setelah itu siswa diajak untuk melakukan eksperimen dengan menggunakan jangkrik yang dibungkus dengan plastik. Hal ini

menggambarkan suatu lingkungan yang dihuni oleh makhluk hidup. Pada kegiatan ini siswa dihaapkan dan dapat mengetahui lingkungan dan (udara) memahami tercemar.

situasi/kejadian

sebelum

sesudah

Pencemaran dilakukan dengan menambahkan asap kendaraan di dalam plastik yang telah berisi jangkrik. Siswa melakukan kegiatan pengamatan terhadap hewan uji mengenai keadaannya sebelum dan sesudah udara tercemar. Selain itu siswa juga mengamati kertas karton yang telah dioleskan gel dipermukaanya setelah didekatkan di knalpot sepeda motor.. Dengan kegiatan ini diharapkan siswa mampu memahami ciri-ciri udara yang tercemar, sebab dan akibat yang ditimbulkan, memahami pentingnya pelestarian alam dan upaya untuk menanggulanginya. Setelah kegiatan mengenai materi pencemaran udara, siswa diajak ke dalam ruang (laboratorium) untuk melaksanakan pembelajaran mengenai pencemaran tanah. Pada kegiatan ini dilaksanakan metode permainan yaitu bingo. Siswa disuruh untuk mengumpulkan sampah yang ada di sekitar laboratorium. Dari sampah-sampah yang telah dikumpulkan siswa tersebut dijadikan bahan untuk permainan Bingo (pelaksanaan permainan dapat dilihat pada LKS Penanggulangan Pencemaran Tanah). Setelah permainan berakhir guru memberikan tambahan maupun penegasan konsep mengenai pencemaran

62

tanah. Pada akhir kegiatan di pertemuan keempat ini siswa disuruh membuat poster/slogan yang berisi ajakan atau usulan penanggulangan pencemaran dan kerusakan lingkungan sesuai materi yang telah diajarkan (erosi tanah, pencemaran air, pencemaran udara dan pencemaran tanah). Kegiatan guru pada kegiatan inti adalah sebagai pembimbing jalannya kegiatan pelajaran baik pada saat siswa melakukan eksplorasi, pengamatan maupun membuat laporan. Menurut Slavin (1995) pada pembelajaran siswa diberi kesempatan untuk secara aktif melakukan eksplorasi ke lingkungan untuk mencapai kecakapan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dilakukannya eksplorasi, siswa dapat memahami konsep dan menyusun pengetahuannya sendiri dan berinteraksi sosial dengan lingkungannya Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan kedua sampai pertemuan keempat tersebut memperlihatkan bahwa pembelajaran tersebut sesuai dengan Pendekatan JAS yang mencakup hal-hal yang inovatif dalam penerapannya yaitu konstruktivisme, penerapan proses sains, proses inquiri, proses eksplorasi lingkungan alam sekitar, dan penerapan alternative assessment. Pada kegiatan inti guru berusaha menciptakan kegiatan yang menyenangkan antara lain mengajak belajar siswa ke luar kelas, menggunakan metode permainan maupun menggunakan metode simulasi/menggunakan media tiruan sebagai bentuk gambaran yang sesuai dengan keadaan alam. Menurut Sanjaya (2007) metode simulasi adalah cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Dalam pelaksanaannya siswa sendiri yang

63

memperagakan/mengeksplorasi media yang telah ditentukan tersebut. Metode seperti ini digunakan dengan asumsi bahwa tidak semua proses pembelajaran dengan peneraan JAS dapat dilakukan secara langsung pada obyek sebenarnya. Selain menggunakan media dalam proses pembelajaran siswa sekali-kali diajak ke luar ruang kelas. Pembelajaran tersebut dilakukan agar siswa terbebas dari suasana takut, menegangkan dan rasa bosan. Hal ini sesuai dengan karakter Jelajah Alam Sekitar (JAS) antara lain adanya unsur joyful lerning (belajar yang menyenangkan) dengan nuansa Bioedutainment. Menurut Sanjaya (2007) proses pembelajaran adalah proses yang dapat mengembangkan seluruh potensi siswa, seluruh potensi tersebut dapat dikembangkan manakala siswa terbebas dari rasa takut dan menegangkan, oleh karena itu perlu diupayakan proses pembelajaran yang menyenangkan (joyful learning). Proses pembelajaran yang menyenangkan dapat dilakukan dengan menata ruangan yang apik dan menarik, dan melalui pengelolaan pembelajaran yang hidup dan bervariasi yakni dengan menggunakan pola dan model pembelajaran, media dan sumber belajar yang relevan serta gerakangerakan guru yang mampu membangkitkan motivasi belajar. Menurut Suwarna (2006) pengetahuan tumbuh dan berkembang melalui pengalaman. Pemahaman berkembang semakin dalam dan semakin kuat apabila selalu diuji dengan pengalaman baru. Pengalaman pada proses pembelajaran ini merupakan pengalaman tiruan karena pengalaman yang diperoleh melalui benda atau kejadian yang dimanipulasi agar mendekati keadaan yang sebenarnya. Pengalaman tiruan sudah bukan merupakan pengalaman langsung

64

sebab obyek yang dipelajari tidak asli. Tahap-tahap kegiatan guru dan siswa tiap pertemuan dapat dilihat pada lampiran Rencana Pembelajaran. Kegiatan selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Setelah siswa menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan, guru memberikan penegasan atau tambahan konsep yang berhubungan dengan kegiatan yang telah dilakukan. Kegiatan tersebut dilakukan dengan maksud untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa serta keterkaitannya dengan pengalaman sebelumnya, mengetahui tingkat

keberhasilan siswa serta keberhasilan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Berdasarkan pemikiran Piaget dan Vygotsky bahwa pembelajaran seharusnya memperhatikan pengembangan hand-on siswa. Oleh karena itu pada akhir pembelajaran siswa diberikan tugas untuk melakukan unjuk kerja yang berupa menanam tanaman di pot (pada pertemuan ke dua materi erosi tanah) dan membuat slogan bertemakan lingkungan sesuai materi yang telah diberikan (pada pertemun ke empat). Hasil assesment kerja tiap kelompok mengenai kinerja menanam tanaman di pot dan kinerja membuat slogan sangat baik. Hal ini tampak pada hasil assesment yang menunjukkan bahwa setiap kelompok di ketiga kelas mendapatkan nilai 7. dengan hasil tersebut maka dapat dikatakan bahwa unjuk kerja yang dilakukan siswa dapat mendukung efekifitas proses pembelajaran.

65

Pada pertemuan terakhir (pertemuan ke lima) dilaksanakan evaluasi (posttest) yang bertujuan untuk mengtahui hasil belajar yang diperoleh siswa. Setelah dianalisis hasil post-test dapat dilihat pada tabel 9. Berdasarkan tabel 9 tersebut diketahui bahwa persentase hasil post-test siswa yang menjawab betul pada kelas VIIB sebesar 69,68% untuk kelas VIIC sebesar 68,30% dan kelas VIIG sebesar 75,20%. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa adanya peningkatan pemahaman siswa dibandingkan dengan hasil pre-test. Kelas VIIB mengalami peningkatan sebesar 60,99%, kelas VIIC sebesar 49,38% dan kelas VIIG sebesar 54,68%. Nilai rata-rata post-test di ketiga kelas yaitu VIIB, VIIC, dan VIIG telah menunjukkan hasil dengan rata-rata lebih dari 65. walaupun demikian untuk ketuntasan belajar secara klasikal belum mencapai tujuan yang diharapkan yaitu minimal 85% siswa mendapatkan nilai lebih dari 65. Nilai rata-rata kelas VIIB 69,2 dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar 73,17%, nilai rata-rata kelas VIIC 68,2 dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar 64,1% dan nilai rata-rata kelas VIIG 78,2 dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar 87,8%. Menurut Ridlo (2002) ketuntasan belajar yang diperoleh pada ketiga kelas yaitu untuk kelas VIIB dan VII tergolong baik sedangkan untuk kelas VIIG ketuntasan belajar secara klasikal sangat baik. Berdasarkan hasil belajar siswa dengan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar dengan Strategi Analisis Pengetahuan Awal Siswa pada penerapannya belum sesuai dengan harapan karena ketuntasan belajar yang diperoleh belum mencapai angka minimal yaitu 85%. Hal ini dapat dianalisis lebih jauh mengenai jalannya proses pebelajaran tersebut berlangsung.

66

Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya. Seperti yang dikemukakan oleh Sanjaya (2007) bahwa faktor-faktor yang berpengaruh dalam kegiatan proses sistem pembelajaran adalah guru, siswa, sarana dan prasarana, dan lingkungan. Berdasarkan hal tersebut maka pada penelitian ini dilaksanakan observasi kinerja guru dan observasi aktifitas siswa yang didukung dengan sarana dan lingkungan selama pembelajaran berlangsung. Adapun hasil aktifitas/kinerja guru selama proses belajar mengajar adalah sebagai berikut: Tabel 10. Hasil Observasi Aktifitas Guru Selama Pembelajaran.
No Aspek yang diamati

VII B 2 4 4 4 4 4 3 3 4 3 1 2 3 3 3 47 8
Baik

Kelas VII C

VII G 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 4 4 51 9 Sangat baik

Pendahuluan a. Memotivasi siswa b. Menyampaikan tujuan pembelajaran c. Menggali pengetahuan siswa Kegiatan Inti a. Memberi informasi tentang kegiatan b. Membentuk kelompok c. Membagi LKS dan memberi pelajaran d. Membimbing diskusi kelompok e. Memberi kelompok presentasi f. Memberi tanggapan kelompok g. Membimbing siswa menarik kesimpulan h. Memberi penegasan konsep essensial Penutup a. Membimbing siswa melakukan refleksi b. Memberi kesempatan siswa mencatat c. Melakukan feedback pertanyaan d. Memberi tugas Jumlah skor Konversi nilai skala 11
Kriteria

3 4 3 2 4 3 3 2 3 3 2 4 3 2 2 43 7
Baik

67

Berdasarkan pelaksanaan proses pembelajaran pengelolaan lingkungan guru telah melakukan pembelajaran sesuai dengan silabus dan RP yang telah disusun. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan JAS tersebut sebetulnya sangat merepotkan guru baik dalam mengatur waktu, mengatur kegiatan, kurangnya sarana yang dibutuhkan maupun kesulitan dalam mengelola siswa. Dengan adanya kendala-kendala tersebut maka tahap-tahap pembelajaran yang akan dilakukan selanjutnya tidak dapat dilakukan secara maksimal. Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran. Tanpa guru bagaimana bagus dan idealnya suatu strategi maka strategi itu tidak mungkin bisa diaplikasikan. Guru berperan sebagai pengelola pembelajaran, dengan demikian efektifitas proses pembelajaran terletak di pundak guru. Oleh karenanya keberhasilan suatu proses pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas atau kemampuan guru. Berdasarkan tabel hasil observasi di atas dapat diketahui kinerja guru dalam mengelola pembelajaran. Secara umum aktifitas guru selama proses pembelajaran berlangsung cukup baik dilihat dari nilai yang dihasilkan yaitu pada kelas VIIB 8 (baik), kelas VIIC 7 (baik) dan Kelas VIIG 9 (sangat baik). Namun demikian hal-hal yang paling mendasar untuk mendukung efektifitas proses pembelajaran belum dimaksimalkan oleh guru. Pada pendahuluan guru kurang memberikan motivasi kepada siswa. Hal ini ditunjukkan dengan skor yang diberikan cukup rendah di ketiga kelas. Menurut Sanjaya (2007) motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang

68

sangat penting, sering yang terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuan yang kurang tetapi dikarenakan tidak adanya motivasi untuk belajar sehingga siswa tidak mengerahkan segala

kemampuannya, bisa dikatakan juga siswa yang berprestasi rendah belum tentu disebabkan kemampuan yang rendah pula tetapi mungkin disebabkan oleh tidak adanya dorongan atau motivasi. Pada kelas VIIC guru kurang memberikan informasi tentang kegiatan yang akan dilakukan sehingga dapat mengakibatkan siswa cenderung bingung dan kurang tahu apa dan bagaimana kegiatan pembelajaran akan dilaksanakan sehingga berakibat pada tebuangnya waktu untuk menjawab petanyaan siswa mengenai kegiatan yang akan dilakukan, siswa sering melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan perintah baik oleh guru maupun pada lembar kegiatan, dapat juga kurang optimalnya siswa mengikuti pelajaran karena malas melaksanakan kegiatan, bergurau dengan teman, mengandalkan teman lain untuk melaksanakan kegiatan dan lain-lain. Pada akhirnya berdampak pada hasil belajar siswa tersebut. Guru kurang memberikan penegasan konsep essensial yang ditunjukkan dengan skor yang masih rendah di ketiga kelas. Penegasan konsep sangat diperlukan karena dimaksudkan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa serta keterkaitannya dengan pengalaman sebelumnya (Sanjaya, 2007). Jika hal ini tidak sepenuhnya dilakukan akan berdampak pada siswa dimana siswa akan mengalami konflik kognitif secara terus menerus. Menurut Saptono (2003b) dalam proses belajar

69

(perolehan pengetahuan) selalu diawali dengan terjadinya konflik kognitif. Konflik kognitif terbentuk saat terjadi interaksi antara konsepsi awal (pengetahuan awal) yang telah dimiliki siswa dengan pengetahuan fenomena baru yang tidak dapat diintegrasikan begitu saja, sehingga diperlukan perubahan atau modifikasi struktur kognitif (skemata) untuk mencapai keseimbangan. Peristiwa ini akan terjadi secara berkelanjutan selama siswa menerima pengetahuan baru. Guru dalam proses pembelajaran memegang peran yang sangat penting. Peran guru untuk siswa pada usia pendidikan dasar maupun menengah memerlukan bimbingan dan bantuan orang dewasa (Sanjaya, 2007). Skor rendah diperlihatkan di kelas VIIB dan VIIG dimana guru kurang memberikan bimbingan kepada siswa untuk melakukan refleksi yang berakibat pada kurangnya efektifitas proses pembelajaran. Di kelas VIIC guru kurang dalam memberikan pertanyaan sehingga belum terciptanya suasana pembelajaran yang lebih bermakna. Menurut Sanjaya (2007) bertanya merupakan bagian yang tidak terpisahkan yang memiliki dampak positif sebagai berikut: a. b. c. Meningkatkan partisipasi siswa secara penuh dalam proses pembelajaran Meningkatkan kemampuan berfikir siswa. Membangkitkan rasa ingin tahu siswa serta menuntun siswa dalam menemukan jawaban. d. Memusatkan siswa pada masalah yang sedang dibahas.

70

Berdasarkan

hasil

pengamatan

aktifitas

guru

selama

mengajar

diperlihatkan bahwa aktifitas kinerja guru di ketiga kelas berbeda-beda walaupun guru yang mengajar di ketiga kelas tersebut sama. Hal ini dikarenakan selama pembelajaran guru melakukan refleksi atas semua kekurangan dalam mengajar sebelumnya, sehingga pengajaran pada materi yang sama berikutnya di kelas yang lain akan berjalan lebih baik. Oleh karena itu, aktifitas kinerja guru paling baik rata-rata diperolehnya di kelas paling akhir yang mendapatkan materi pelajaran, yaitu di kelas VII G. Hasil aktifitas kinerja guru yang baik di kelas VII G belum menghasilkan peningkatan hasil belajar siswa lebih maksimal (pre-test post-test), sebaliknya peningkatan hasil belajar di kelas VIIB paling tinggi walaupun akifitas kinerja guru di kelas tersebut lebih rendah dari pada di kelas VIIG. Dari gambaran tersebut dapat dikatakan bahwa tingginya kualitas guru dalam mengajar bukan berarti hasil belajar siswa menjadi maksimal, hal ini disebabkan oleh sikap siswa itu sendiri saat melaksanakan maupun dalam menerima pelajaran berlangsung. Siswa adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya yang masing-masing anak pada setiap aspek tidak selalu sama. Proses pembelajaran dapat dipengaruhi oleh perkembangan anak yang tidak sama itu disamping karakteristik lain yang melekat pada diri anak. Menurut Dunkin dalam (Sanjaya 2007) faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi proses pembelajaran dilihat aspek siswa meliputi aspek latar belakang dan aspek sifat yang dimiliki.

71

Aspek latar belakang meliputi jenis kelamin siswa, tempat kelahiran, tempat tinggal siswa, tingkat sosial ekonomi siswa, keluarga dan lain-lain. Sedangkan faktor sifat yang dimiliki siswa antara lain pengetahuan dan sikap. Pada penelitian yang dilaksanakan di SMP N 27 Semarang, jenis kelamin siswa kelas VIIB, VIIC dan VIIG cukup berimbang dimana kelas VIIB memiliki siswa laki-laki 26 orang dan perempuan 16 orang, unuk kelas VIIC memiliki siswa laki-laki 20 orang dan perempuan 22 orang dan kelas VIIG memiliki siswa laki-laki 19 orang dan perempuan 24 orang. Sebagian besar siswa tinggal di perkotaan dengan tingkat sosial ekonomi menengah ke atas. Berdasarkan latar belakang tersebut siswa memiliki motivasi belajar penuh karena tingginya tingkat persaingan yang ada di perkotaan serta lengkapnya sumber pelajaran (buku, CD pembelajaran dan lain-lain) yang dapat mendukung siswa dalam belajar. Latar belakang yang baik tersebut perlu adanya daya dukung lain untuk mendukung proses belajar yaitu kemampuan siswa. Siswa yang memiliki kemampuan dan kemauan yang tinggi biasanya ditunjukkan dengan motivasi yang tinggi dalam belajar, perhatian, keseriusan dalam mengikuti pelajaran. Sedangkan siswa yang memiliki kemampuan dan kemauan yang rendah ditandai dengan kurangnya motivasi belajar, tidak adanya keseriusan dalam mengikuti pelajaran termasuk menyelesaikan tugas dan lain sebagainya. Kemampuan dan kemauan siswa tiap kelas saat proses pembelajaran mengenai pengelolaan lingkungan dapat dilihat pada tabel hasil tanggapan siswa berikut:

72

Tabel 11. Rekap Hasil Tanggapan Siswa Terhadap Proses Pembelajaran


No 1 Pertanyaan Pemahaman materi a. Paham b. Kurang paham c. Tidak paham Mengerjakan tugas pengamatan a. Selalu b. Kadang-kadang c. tidak Kegiatan diskusi a. Aktif b. Diam c. Menunggu teman bicara Sikap saat kegiatan berlangsung a. Aktif b. Becakap-cakap c. Diam Menyimpulkan kegiatan a. Dapat b. Sebagian c. Tidak dapat Kesan saat kegiatan a. Menyenangkan b. Biasa-biasa saja c. Menjemukan Kesan saat diskusi berlangsung a. Menyenangkan b. Biasa-biasa saja c. Menjemukan Kesan mengenai metode pembelajaran a. Menyenangkan mudah dipahami b. Menyenangkan kurang dipahami c. Biasa-biasa saja Kegiatan eksplorasi dapat mengaktifkan keterampilan proses a. Ya b. Ragu-ragu c. Tidak Mampu mengkaitkan pengetahuan dengan fenomena alam a. Ya b. Ragu-ragu c. Tidak Rata-rata tanggapan positif (pilihan a) 74,9 Persentase Kelas VIIC 40 55 5 84 13 3 82 11 7 82 18 0 29 71 0 76 24 0 39 61 0 66 17 17 47 42 11 84 16 0 62,9 74,6

Kelas VIIB 46 54 0 85 16 0 81 7 12 88 12 0 51 49 0 90 10 0 71 21 8 85 15 0 63 37 0 89 10 1

Kelas VIIG 56 44 0 78 20 2 90 7 3 90 4 6 66 34 0 83 17 0 59 39 2 73 17 10 66 34 0 85 12 3

10

73

Dari tabel tersebut di atas dapat diketahui mengapa hasil belajar siswa secara klasikal belum sesuai harapan, hal ini disebabkan siswa kurang paham terhadap materi yang diberikan melalui metode eksplorasi dimana hanya hampir separuh dari jumlah siswa per kelas yang memahami materi tersebut. Kurang pahamnya siswa mengenai materi yang diajarkan berdampak pada kemampuan siswa dalam menyimpulkan pelajaran yang telah dilakukan dimana rendahnya angka persentase siswa yang dapat menyimpulkan pelajaran terutama di kelas VIIC hanya 29% yang mampu menyimpulkan materi pelajaran. Kurangnya pemahaman siswa mengenai materi yang diajarkan berdampak juga pada kesulitan siswa dalam mengerjakan soal posttest. Banyaknya kesukaran pada butir soal post-test yang berupa grafik

maupun soal pemahaman memberikan kesulitan siswa untuk menjawab soal dengan betul. Bedasarkan tabel tanggapan siswa tersebut diperlihatkan bahwa kelas VII B rata-rata memiliki kemampuan dan kemauan paling tinggi dibandingkan kedua kelas yang lain yaitu sebesar 74,9 %. Kemampuan dan kemauan tersebut ditunjukkan siswa kelas VII B yang selalu mengerjakan tugas pengamatan, kesan saat kegiatan dan saat diskusi yang menyenangkan, serta mudahnya dalam memahami materi dan mengaitkan dengan fenomena nyata. Berdasarkan hal tersebut menyebabkan materi yang didapat oleh siswa lebih baik dan menghasilkan peningkatan pengetahuan yang lebih tinggi dibanding kelas VII C dan VII G.

74

Walaupun demikian berdasarkan tabel tanggapan siswa di atas diketahui bahwa sebagian besar siswa sangat antusias dalam pelaksanaan proses pembelajaran pada konsep pengelolaan lingkungan dengan pendekatan JAS. Siswa sangat aktif dalam mengikuti berbagai macam kegiatan seperti melakukan pengamatan, diskusi, maupun kegiatan yang lain. Selain aktif dalam melaksanakan kegiatan, siswa juga merasa senang saat melaksanakan kegiatan pembelajaran berlangsung seperti saat kegiatan pengamatan pada media, saat berlangsungnya diskusi sehingga siswa sangat senang dengan metode pembelajaran yang diterapkan tersebut. Oleh karena itu proses pembelajaran tersebut dapat membuat siswa merasa senang dan nyaman saat melaksanakan pembelajaran. Maka proses pembelajaran yang telah dilakukan dalam penelitian ini sudah sesuai dengan karakter JAS antara lain adanya unsur joyful learning (belajar yang menyenangkan). Pada tabel tanggapan siswa di atas dapat diketahui bahwa media ilustrasi yang dipakai dalam pembelajaran pada konsep pengelolaan lingkungan dapat membantu siswa untuk mengamati sekaligus memahami gejala atau konsep yang terjadi.. Selain guru dan siswa ada hal lain yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran adalah sarana dan lingkungan. Pada penelitian ini kelengkapan sarana yang mendukung untuk terciptanya susana belajar telah sesuai dengan pendekatan JAS yaitu dengan menggunakan alat simulasi yang dapat memberikan gambaran kepada siswa sesuai keadaan aslinya. Lingkungan merupakan faktor yang mendukung proses belajar diantaranya faktor organisasi kelas, yang di dalamnya meliputi jumlah siswa dalam satu kelas

75

merupakan aspek penting yang bisa mempengaruhi proses pembelajaran. Organiasi siswa yang terlalu besar akan kurang efektif untuk mencapai tujuan belajar. Kelompok belajar yang besar dalam satu kelas berkecenderungan: a. Sumber daya kelompok akan semakin luas sehingga waktu yang tersedia akan semakin sempit. b. Kelompok yang besar kurang memanfaatkan waktu. c. Kepuasan belajar setiap siswa akan cenderung menurun, karena pelayanan yang terbatas dari setiap guru. d. Semakin sukar mencapai kesepakatan kelompok. e. Anggota kelompok yang terlalu besar akan cenderung semakin banyak siswa yang enggan berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan. Kecenderungan tersebut kiranya terjadi pada saat proses pembelajaran berlangsung baik di kelas VIIB, VIIC dan VIIG karena pengorganisasian kelompok tiap kelas yang masih terlalu besar. Akibat dari hal tersebut maka dalam pelaksanaan penelitian terlihat bahwa siswa cenderung tidak memperhatikan guru, bermain sendiri maupun dengan teman, bergurau dengan teman dan tugas belum seluruhnya diselesaikan. Pada hasil belajar diketiga kelas masih terdapat siswa yang belum tuntas, dimana siswa masih ada yang mendapatkan nilai kurang dari 65. Ketidaktuntasan siswa terjadi juga di kelas VII G yang merupakan kelas unggulan. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang unggul dalam segi kognitifnya belum tentu mau dan mampu dalam melaksanakan pembelajaran yang diberikan. Anggapan ini didasarkan pada tanggapan siswa mengenai

76

kesan terhadap metode pengajaran yang diberikan masih biasa-biasa saja. Kesan seperti ini dapat menyebabkan siswa cenderung tidak antusias dalam belajar, sehingga menimbulkan kegiatan-kegiatan yang negatif (tidak mendukung pembelajaran) seperti bergurau, bermain, melamun diam tidak memperhatikan, dan lain-lain. Sikap-sikap seperti itu dapat menyebabkan siswa tidak tahu mengenai materi yang diajarkan sehingga berakibat pada hasil belajar yang kurang baik. Selain tersebut di atas karakteristik siswa yang sangat mempengaruhi dalam proses belajar adalah lupa. Menurut Soekamto (1995) lupa adalah kebalikan dari ingat dan merupakan hilangnya informasi yang telah disimpan di dalam ingatan jangka panjang. Dengan demikian konsep-konsep yang telah dibangun siswa saat kegiatan pembelajaran selama empat kali pertemuan berlangsung bisa jadi hilang begitu saja, hal ini dikarenakan: a. Tidak adanya ingatan yang tersimpan. b. Siswa gagl merubah ingatan jangka pendek menjadi jangka panjang. c. Siswa kesulitan mencari kembali informasi yang telah disimpan. d. Sebagian ingatan telah aus dimakan waktu. e. Ingatan tidak pernah dipakai. f. Materi tidak dikuasai sampai benar-benar dikuasai.

g. Adanya gangguan dalam bentuk informasi lain yang menghambatnya untuk mengingat kembali apa yang telah pernah dipelajari.

77

Pada pembelajaran dengan pendekatan JAS selain penerapan paper and pen test perlu adanya penilaian mengenai sikap atau aktifitas siswa selama proses pembelajaran dengan pendekatan Jelajah Alam Sekitar.
B. Aktifitas Siswa

Analisis data tentang keaktifan siswa selama mengikuti proses pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 12. Rekapitulasi Hasil Observasi Keaktivan Siswa dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan dengan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar di SMP N 27 Semarang
N o 1 Aspek yang diamati VII B 4 3 2 1 Kelas / sikap siswa (%) VII C 4 3 2 1 4 VII G 3 2 1

siswa responsif terhadap penjelasan guru 2 aktifitas siswa dalam kelompok 3 mengemu kakan pendapat 4 mengaitka n materi dengan kehidupan sehari-hari 5 memanfaa tkan waktu 6 membang un ide 7 menarik kesimpula n Total (%) Respon positif Konversi nilai skala 11

26.1

73.8

0.00

0.0

33.3

66.6

0.0

0.0

47.6

47.6

4.7

0.0

21.4

66.6

11.9

0.0

21.4

76.1

2.3

0.0

26.1

64.2

9.5

0.0

2.38

85.7

11.9

0.0

4.7

95.2

0.0

0.0

21.4

57.1

21.4

0.0

16.6

83.3

0.0

0.0

11.9

78.5

9.5

0.0

19.0

71.4

9.5

0.0

35.7 0.0 9.5

64.2 83.4 90.4

0.0 16.6 0.0

0.0 0.0 0.0

54.7 4.7 11.9

45.2 78.5 88.1

0.0 16.6 0.0

0.0 0.0 0.0

59.5 28.5 42.8

40.4 71.4 54.7

0.0 0.0 2.3

0.0 0.0 0.0

15.9 78.2 94.3 8

5.7 0.0 5.7

20.4 75.5 95,9 7

4.08 0.0 4,1

35.0 58.1 93,2 8

6.8 0.0 6,8

78

Belajar berdasarkan pendekatan JAS tidak mengutamakan hasil tetapi mengutamakan perubahan proses belajar yang dialami oleh siswa. Menurut Darsono, dkk (2001) belajar merupakan perubahan tingkah laku atau kegiatan dalam rangka mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik, maupun sikap. Aktifitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar diwujudkan dalam bentuk kegiatan seperti mendengarkan, berdiskusi, memproduksi sesuatu, menyusun laporan, memecahkan masalah dan lain sebagainya. Sanjaya (2007) menambahkan bahwa belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar adalah berbuat memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan, oleh karena itu dalam proses pembelajaran harus dapat mendorong aktifitas fisik maupun mental siswa. Berdasarkan tabel observasi aktifitas siswa pada kelas VIIB diketahui bahwa kurangnya aktifitas siswa terletak pada aktifitas siswa dalam kelompok dan aktifitas siswa mengemukakan pendapat masing-masing sebesar 11%. Siswa cenderung bergurau atau bermain sendiri dengan teman sekelompok maupun teman kelompok. Siswa dalam mengemukakan pendapat belum dapat runtut, mudah dipahami serta memberikan contoh. Sejumlah siswa sebesar 16,6% kurang dapat membangun ide, siswa hanya dapat memahami materi tetapi kurang dalam mengorganisasikan ide, menyampaikan ide serta belum dapat mengkaitkan dengan keseharian Secara klasikal aktifitas siswa di kelas VIIC lebih besar dibandingkan dengan kelas VIIB, tetapi secara individual aktifitas siswa paling rendah dibanding dengan kelas lain. Berdasarkan hasil observasi aktifitas siswa di

79

dalam kelompok masih ada yang belum dapat bekerja sama antar anggota kelompok sebesar 2,3%. Siswa cenderung gaduh atau bermain sendiri dengan teman yang lain. Selain itu 9,5% siswa masih belum dapat mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari, siswa tersebut belum bisa menjelaskan contohcontoh yang relevan sesuai materi yang telah diajarkan. 16,6% siswa kurang dapat membangun ide, siswa hanya dapat memahami materi tetapi kurang dalam mengorganisasikan ide, menyampaikan ide serta belum dapat mengkaitkan dengan keseharian. Walaupun secara individual aktifitas siswa di kelas VIIG paling tinggi dibandingkan kelas yang lain tetapi secara klasikal aktifitas siswa kelas VIIG paling rendah diantara kelas yang lain. Aktifitas siswa yang kurang mendukung terhadap proses pembelajaran di kelas ini antara lain 4,7% siswa kurang responsif terhadap penjelasan guru, siswa kurang memperhatikan, mencatat maupun menyimak penjelasan yang diberikan oleh guru. Siswa sering bergurau, bermain sendiri maupun dengan teman yang ada didekatnya. 9,5 % aktifitas siswa di dalam kelompok masih ada yang belum dapat bekerja sama dengan anggota kelompok yang lain, siswa cenderung gaduh atau bermain sendiri dengan teman. Sebesar 21,4 % siswa dalam mengemukakan pendapat belum dapat runtut, mudah dipahami serta memberikan contoh. 9,5% siswa masih belum dapat mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari, siswa tersebut belum bisa menjelaskan contoh-contoh yang relevan sesuai materi yang telah diajarkan. Dalam menarik kesimpulan 2,3% siswa belum

80

dapat menyimpulkan materi yang telah diajarkan dengan benar dan tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran. Berdasarkan tabel aktifitas siswa di atas dapat diketahui bahwa aktifitas siswa di kelas VIIB, VIIC dan VIIG secara klasikal siswa memberikan respon positif terhadap proses pembelajaran yang berlangsung yang ditunjukkan dengan banyaknya persentase jumlah siswa yang beraktifitas positif di setiap kelas yakni di kelas VIIB 94,3%, kelas VIIC 95,9% dan kelas VIIG 93,2%. Demikian juga secara individual aktifitas siswa yang dikonversikan ke skala 11 menunjukkan hasil yang baik yang mana nilai rata-rata kelas 7. perolehan nilai aktifitas yang sangat minim terdapat di kelas VIIC. Aktifitas positif semacam ini dapat mendukung proses pembelajaran secara penuh. Menurut Sudjana (1996) ketika siswa belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran. Dengan ini mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi pelajaran, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam satu persoalan yang ada dalam kehidupannya. Dengan belajar aktif ini, siswa diajak untuk turut serta dalam seluruh proses pembelajaran, tidak hanya mental tetapi juga melibatkan fisik. Dengan cara ini biasanya siswa akan merasa suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan. Berdasarkan asumsi di atas dapat disimpulkan bahwa tingginya aktifitas siswa yang responsif terhadap pembelajaran belum tentu dapat mendukung terciptanya hasil belajar yang maksimal. Selain hal-hal yang mempengaruhi

81

penurunan hasil belajar yang telah dibahas ada hal lain yang belum dapat diketahui saat siswa melaksanakan proses belajar. Oleh karena proses perubahan tingkah laku yang merupakan suatu misteri karena perubahan tersebut sulit dilihat dan diraba. Walaupun tidak dapat melihat proses terjadinya perubahan tetapi dapat ditentukan apakah seseorang telah belajar atau belum yaitu dengan membandingkan kondisi sebelum dan sesudah proses pembelajaran berlangsung Pada penelitian ini dapat ditentukan bahwa perubahan tingkah laku sebelum dan sesudah terjadinya proses pembelajaran adalah meningkatnya pemahaman siswa mengenai konsep pengelolaan lingkungan. Berdasarkan data-data yang diperoleh didapatkan bahwa pengetahuan awal siswa sangat mendukung dalam proses pembelajaran yang akan berlangsung yaitu guru dapat mengetahui konsep apa yang belum diketahui atau belum dipahami oleh siswa. Setelah diterapkannya pembelajaran dengan pendekatan JAS berbasis analisis pengetahuan siswa yang didukung dengan aktifitas siswa yang positif terhadap pembelajaran berlangsung, menghasilkan peningkatan pemahaman siswa yang semula tidak tahu atau belum benar manjadi benar. Walupun angka peningkatan hasil belajar yang tidak sama di ketiga kelas teapi dari ketiga kelas tersebut memiliki pola peningkatan hasil belajar yang sama Akan tetapi pada penelitian ini ketuntasan belajar di ketiga kelas belum memuaskan, hal ini dikarenakan ada sebagian siswa yang tidak mampu mencapai hasil belajar minimal yang ditetapkan yaitu 65. Tidak adanya perubahan pengetahuan seseorang setelah mengalami proses belajar atau

82

semakin turunnya pengetahuan seseorang setelah melakukan proses belajar dapat dikatakan proses pembelajaran tersebut gagal, dapat juga orang tersebut tidak belajar. Hal ini sesuai pendapat Sanjaya (2007) bahwa efektifitas pembelajaran atau belajar dan tidaknya seseorang tidak dapat dilihat dari aktifitasnya selama terjadi proses pembelajaran, tetapi hanya bisa dilihat dari adanya perubahan dari sebelum dan sesudah terjadi proses belajar. Seorang siswa yang sepertinya aktif belajar yang ditunjukkan dengan caranya memerhatikan guru dan rapinya ia membuat catatan, belum tentu ia belajar dengan baik manakala ia tidak mampu menunjukkan adanya perubahan tingkah laku. Walaupun demikian bukan berarti proses pembelajaran dengan

Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) hanya membantu siswa dalam belajar, justru dengan proses pembelajaran dengan Jelajah Alam Sekitar tersebut lebih mengajarkan siswa untuk mengembangkan keterampilan proses. Keterampilan proses yang terjadi pada siswa dapat dilihat pada tabel beikut: Tabel 13. Rekapitulasi Hasil Observasi Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan dengan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar di SMP N 27 Semarang Kelas VII B Kelas VII C Kelas VII G No Rata-rata skor Keterampilan I II III I II III I II proses sains 1. Keterampilan 2,33 2,52 2,71 2,54 3 3,28 2,97 3,31 bertanya 2. Keterampilan 2,02 2,2 2,31 2,11 2,38 2,69 2,71 2,88 berpendapat 3 Keterampilan 2,83 3,07 3,45 3,83 3,19 3,31 3,28 3,26 mengamati 4. Keterampilan membuat 3,33 3,2 3,26 3,21 3,52 3 3,61 3,90 kesimpulan

III 3,5 3,14 3,42 3,31

83

5.

Keterampilan mempersiapkan alat dan bahan Keterampilan berkomunikasi Keterampilan memberi contoh Jumlah Rata-Rata Kualitas

3,02 2,88 2,97

3,47 3,76 3,23

3,57 3,31 3,43

3,07 2,83 2,97

3,42 3,38 3,26

3,45 3,40 3,24

3,45 2,97 3,14

3,5 3,38 3,24

3,45 3,40 3,28

6. 7.

19,4 21,47 22,0 19,59 22,16 22,38 22,16 23,47 23,52 2,77 3,06 3,15 2,80 3,17 3,19 3,16 3,35 3,36 Cukup Baik Baik Cukup Baik Baik Baik Baik Baik

Penerapan pendekatan JAS tidak hanya dilakukan sekali saja dalam proses pembelajaran tetapi perlu adanya penerapan yang intensif atau terus menerus di setiap proses pembelajaran agar didapatkan hasil yang maksimal sesuai tujuan belajar.

84

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan tentang penerapan Jelajah Alam Sekitar berbasis analisis pengetahuan awal siswa pada konsep pengelolaan lingkungan (studi kasus di SMP N 27 Semarang), maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Rata-rata hasil belajar siswa secara individual di kelas VIIB, VIIC, dan VIIG telah mencapai 6,5 yaitu kelas VIIB 69,2; kelas VIIC 68,2 dan VIIG 78,2. Sedangkan hasil belajar siswa secara klasikal di kelas VIIIB 73,17%, kelas VIIC 64,1% dan kelas VIIG 87,8%. 2. Aktifitas siswa dalam mendukung proses pembelajaran berlangsung baik, dimana persentase respon positif siswa di kelas VIIB sebesar 95,9%, kelas VIIC 94,1% dan VIIG sebesar 93,1%.

B. Saran

Berdasarkan simpulan di atas, maka saran yang dapat disampaikan adalah: 1. Penerapan pendekatan Jelajah Alam Sekitar dalam proses penbelajaran perlu dimaksimalkan supaya mendapatkan hasil yang diinginkan.
2.

Penerapan pendekatan Jelajah Alam Sekitar dalam proses pembelajaran perlu diterapkan secara intensif dan berkesinambungan pada setiap materi Biologi karena untuk melihat hasilnya diperlukan waktu yang lama.

85

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Sains-Biologi Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Puskur Balitbang. Arikunto, S. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). Jakarta: Bumi Aksara. Bell, B. 1993. Childrens Science, Constructivism and Learning in Science. Victoria: Deakin University Press. Dalyono, M. 1996. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rinka Cipta. Darsono, M; Sugandhi, A; Martensi; Sutadi, R. K;dan Nugroho. 2001. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press. Djohar, 2005. Wacana Pendidikan MIPA, Kurikulum Pendidikan Visioner dan Lingkungan Sebagai sumber Belajar dan Prinsip Pengajarannya. Dipresentasikan pada Seminar dan Lokakarya Pengembangan Kurikulum dan Desain Inovasi Pembelajaran Jurusan Biologi FMIPA UNNES dalam rangka pelaksanaan PHK A2. Semarang . Biologi FMIPA UNNES. Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Kasyati, U. 2005. Meningkatkan Pemahaman dan Keaktifitan Siswa SMP N 8 Semarang Melalui Penerapan Strategi Bermain Pada Pembelajaran Konsep Sistem Pencernaan. Skripsi. Semarang:Jurusan Biologi UNNES. Purwanto. 1996. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remadja Karya. Lim, L. 1997. How to Assess Student Work. New Jersey. Prentice Hall, Inc. Marianti, A. dan N.E. Kartijono. 2005. Jelajah Alam Sekitar (JAS). Makalah. Dipresentasikan pada seminar dan lokakarya Pengembangan Kurikulum Pendidikan Biologi dengan pendekatan Jelajah Alam Sekitar Jurusan Biologi FMIPA UNNES dalam rangka pelaksanaan program PHK A2 di Semarang tanggal 14-15 Februari 2005. Ridlo, S. 2002. Diktat Kuliah Evaluasi Pembelajaran. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang.

86

Ridlo, S. 2005. Pendekatan Alam Sekitar (JAS). Makalah. Dipresentasikan pada seminar dan lokakarya Pengembangan Kurikulum Pendidikan Biologi dengan pendekatan Jelajah Alam Sekitar Jurusan Biologi FMIPA UNNES dalam rangka pelaksanaan program PHK A2 di Semarang tanggal 14-15 Februari 2005. Rustaman, N. 2002. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia. Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana, Prenada Media Group. Saptono, S. 2003a. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Universitas Negeri Semarang _______ 2003b. Pengembangan Model Conceptual Change pada Pembelajaran IPA. Buletin Fasilitator edisi 3. Jakarta: SEQIP Depdiknas. Saptono, Tuti Widianti, Supriyanto, Yustinus Ulung Anggraito, Andin Irsyadi. 2005.. Pengembangan Kurikulum Program Studi Pendidikan Biologi FMIPA UNNES untuk Mewujudkan Link and Match Lulusan dengan Kebutuhan Stakeholder. Laporan Kegiatan Hibah Kemitraan LPTK. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi. Slavin, R.E. 1995. Cooperative Learning, Theory, Research, and Practice. 2 nd ed. Massachusetts:Allyn & Bacon. Soekamto, T dan U. S Winataputra. 1995. Teori Belajar dan Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud. Sudjana, N. 2000. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Wibowo, T. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.

87

Lampiran 1. Rencana Pembelajaran (RP).

RENCANA PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok

: : : :

SMP Sains (Biologi) VI/genap Pengelolaan Lingkungan untuk Mengatasi

Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan. Alokasi Waktu : 10 x 45 menit

A Standar Kompetensi Mengidentifikasi komponen ekosistem dan saling ketergantungan antar komponen, serta melakukan upaya pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan. B Kompetensi dasar Mendeskripsikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan dan melaporkan dalam bentuk karya tulis, laporan pengamatan/percobaan. C Indikator 1. Menjelaskan konsekuensi penebangan hutan, pengaruhnya terhadap kerusakan lingkungan (misalnya kondisi tanah, keanekaragaman hayati, dan lain-lain). 2. Menjelaskan pengaruh pencemaran air, udara, dan tanah kaitannya dengan aktivitas manusia dan upaya mengatasinya 3. Mengusulkan penanggulangan pencemaran dan kerusakan lingkungan. D Model Pembelajaran Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS). E Strategi Pembelajaran Analisis pengetahuan awal siswa.

88

F Metode Pembelajaran 1. Metode demonstrasi 2. Metode diskusi G Sumber Belajar 1. Buku Biologi kelas VI semester genap atau buku yang relevan 2. Lembar Kerja Siswa (LKS) H Alat dan Bahan 1. Kotak berisi tanah dan tanaman 2. Pot, pupuk dan tanaman hias 3. Gelas plasik 4. Ikan 5. Detergen dan pestisida 6. Kertas karton dan spidol 7. Jangkrik 8. Minyak rambut 9. Kertas bingo 10. Sampah (kaleng bekas, kertas, ranting, bungkus plastik dan lain-lain) I Kegiatan Pembelajaran Pertemuan I (2 x 45 menit) 1. Kegiatan Pendahuluan (15 menit) a. Guru memberikan salam pembuka b. Guru menyampaikan meteri pelajaran dan indikatornya c. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan mengenai materi pengelolaan lingkungan. 2. Kegiatan Inti (60 menit) a. Guru memberikan soal pre-test kepada siswa dan disuruh mengerjakan sesuai waktu yang ditentukan. b. Guru memantau siswa dalam mengerjakan soal pre-test. c. Guru mengambil lembar jawab siswa setelah siswa selesai mengerjakan soal pre-test.

89

3. Kegiatan Penutup (15 menit) a. Guru memberitahukan sub materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. b. Guru membagi siswa ke dalam 10 kelompok c. Guru meminta setiap kelompok membuat 3 buah kotak dari papan/kayu yang telah diberi tanah dan kerapatan tanaman yang berbeda-beda tiap kotak, penyiram, dan gelas bejana. d. Guru memberikan salam penutup. Pertemuan II (2 x 45 menit) 1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit) a. Guru memberikan salam pembuka b. Guru menyampaikan meteri pelajaran dan indikatornya c. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan mengenai erosi tanah. d. Guru memerintahkan siswa untuk berkumpul sesuai kelompoknya masing-masing. 2. Kegiatan Inti (70 menit) a. guru memerintahkan kepada setiap kelompok untuk menyiapkan alat dan bahan yang akan dipakai dalam kegiatan belajar mengajar seperti kotak, air maupun gelas penampung. b. Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok. Guru memerintahkan kepada siswa untuk melakukan kegiatan sesuai petunjuk pada LKS (diharapkan adanya unsur enjoyful lerning dengan nuansa Bioedutainment, eksplorasi, proses sains dan konstruktivisme) c. Guru membimbing dan memantau jalannya kegiatan. d. Guru meminta beberapa kelompok untuk menyampaikan jawaban dan kesimpulan yang diperoleh dari hasil kegiatan yang telah dilakukan. e. Guru memberikan penegasan atau tambahan konsep yang berhubungan dengan kegiatan yang telah dilakukan dan bersama siswa

menyimpulkan hasil kegiatan. f. Guru menyuruh tiap kelompok untuk melakukan unjuk kerja menanam pot yang telah disediakan untuk mengembangkan hand-on siswa.

90

3. Kegiatan Penutup (5 menit) a. Guru memberitahukan sub materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.tentang pencemaran air. b. Guru memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk mengamati mkeadaan lingkungan sungai yang ada di sekitar rumah masingmasing dan mengambil beberapa makhluk hidup yang ada di sungai (9 ekor ikan) dan gelas plastik 5 buah pada untuk dibawa pada pertemuan berikutnya. c. Guru meminta setiap kelompok melakukan action/unjuk kerja menanam tanaman ke dalam pot yang telah disediakan sebagai contoh upaya menanggulangan kerusakan lingkungan dalam lingkup kecil. d. Guru memberikan salam penutup Pertemuan III (2 x 45 menit) 1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit) a. Guru memberikan salam pembuka b. Guru menyampaikan meteri pelajaran dan indikatornya c. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan mengenai pencmaran air. d. Guru memerintahkan siswa untuk berkumpul sesuai kelompoknya masing-masing. 2. Kegiatan Inti (70 menit) a. guru memerintahkan kepada setiap kelompok untuk menyiapkan alat dan bahan yang akan dipakai dalam kegiatan belajar mengajar seperti 9 ekor ikan, 5 buah gelas plastik, larutan detergen dan larutan pestisida b. Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok. Guru memerintahkan kepada siswa untuk melakukan kegiatan sesuai petunjuk pada LKS (diharapkan adanya unsur enjoyful lerning dengan nuansa Bioedutainment, eksplorasi, proses sains dan konstruktivisme). c. Guru membimbing dan memantau jalannya kegiatan. d. Guru meminta beberapa kelompok untuk menyampaikan jawaban dan kesimpulan yang diperoleh dari hasil kegiatan yang telah dilakukan.

91

e. Guru memberikan penegasan atau tambahan konsep yang berhubungan dengan kegiatan yang telah dilakukan dan bersama siswa

menyimpulkan hasil kegiatan. 3. Kegiatan Penutup (10 menit) a. Guru memberitahukan sub materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya yaitu tentang pencemaran udara dan pencemaran tanah. b. Guru memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk membawa 12 ekor jangkrik, kantong plastik bening, minyak rambut dan beberapa jenis sampah (kaleng bekas, plastik, ranting, bungkus makanan, dan lain-lain) pada pertemuan berikutnya. c. Guru memberikan salam penutup Pertemuan IV (2 x 45 menit) 1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit) a. Guru memberikan salam pembuka b. Guru menyampaikan meteri pelajaran dan indikatornya c. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan mengenai

pencemaran udara dan tanah. d. Guru memerintahkan siswa untuk berkumpul sesuai kelompoknya masing-masing. 2. Kegiatan Inti (70 menit) a. guru memerintahkan kepada setiap kelompok untuk menyiapkan alat dan bahan yang akan dipakai dalam kegiatan belajar mengajar yaitu 12 ekor jangkrik, kantong plastik bening, minyak rambut b. Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok. c. Guru memerintahkan kepada siswa untuk melakukan kegiatan sesuai petunjuk pada LKS (diharapkan adanya unsur enjoyful lerning dengan nuansa Bioedutainment, eksplorasi, proses sains dan konstruktivisme). d. Guru membimbing dan memantau jalannya kegiatan. e. Guru meminta beberapa kelompok untuk menyampaikan jawaban dan kesimpulan yang diperoleh dari hasil kegiatan yang telah dilakukan.

92

f. Guru memberikan penegasan atau tambahan konsep yang berhubungan dengan kegiatan yang telah dilakukan dan bersama siswa

menyimpulkan hasil kegiatan. g. Guru memerintahkan setiap kelompok untuk menyiapkan jenis-jenis sampah yang telah dibawa. h. Guru memberikan LKS kepada setiap kelompok. i. Guru memerintahkan kepada siswa untuk melakukan kegiatan sesuai petunjuk pada LKS (diharapkan adanya unsur enjoyful lerning dengan nuansa Bioedutainment, eksplorasi, proses sains dan konstruktivisme). j. Guru membimbing dan memantau jalannya kegiatan. k. Guru meminta beberapa kelompok untuk menyampaikan jawaban dan kesimpulan yang diperoleh dari hasil kegiatan yang telah dilakukan. l. Guru memberikan penegasan atau tambahan konsep yang berhubungan dengan kegiatan yang telah dilakukan dan bersama siswa

menyimpulkan hasil kegiatan. m. Guru membagikan kertas karton dan spidol kepada masing-masing kelompok. n. Guru memrintahkan kepada masing-masing kelompok untuk membuat poster/slogan yang berisi ajakan atau usulan penanggulangan pencemaran dan kerusakan lingkungan sesuai materi yang telah diajarkan (erosi tanah, pencemaran air, pencemaran udara dan pencemaran tanah). 3. Kegiatan Penutup (5 menit) a. Guru memberitahukan kepada siswa bahwa pada pertemuan

berikutnya akan diadakan evaluasi mengenai pengelolaan ligkungan. b. Guru memberikan salam penutup. Pertemuan V (2 x 45 menit) 1. Kegiatan Pendahuluan (15 menit) a. Guru memberikan salam pembuka b. Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan berupa evaluasi tentang materi pengelolaan lingkungan.

93

2. Kegiatan Inti (60 menit) a. Guru membagikan lembar jawab dan lembar soal evaluasi kepada setiap siswa. b. Guru memerintahkan untuk mengecek kelengkapan soal dan lembar jawab. c. Guru memerintahkan siswa untuk mengerjakan soal sesuai waktu yang telah ditentukan. d. Guru memantau siswa dalam mengerjakan tes evaluasi. e. Guru memerintahkan siswa untuk mengecek jawabannya dan identitas siswa sebelum lembar jawab siswa dikumpulkan. f. Guru meminta lembar jawab siswa setelah siswa selesai mengerjakan soal. g. Guru mengecek kelengkapan lembar jawab siswa. 3. Kegiatan Penutup (15 menit) a. Guru menyampaikan materi yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya. b. Guru memberikan salam penutup.

94

Lampiran 2. Soal-soal pre-test

Soal Pre-test Nama :

No. Absen : Kelas :

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas! (50 menit) Pre-test materi erosi tanah 1. Menurutmu apa yang akan terjadi jika hutan menjadi gundul? 2. Apa yang kamu ketahui tentang erosi tanah? 3. Hal-hal apa yang menyebabkan erosi tanah? 4. Menurutmu apa fungsi hutan? Pre-test materi pencemaran air. 1. Bagaimana ciri-ciri air yang belum tercemar dengan air yang sudah tercemar? 2. menurutmu benda apa yang sering mencemari air (danau, sungai, dll)? 3. apa yang terjadi pada ikan dan makhluk hidup yang lain pada danau atau sungai jika airnya tercemar? 4. bagaimana cara kalian agar air pada danau atau sungai tidak tercemar? Pre-test materi pencemaran tanah 1. apa yang kalian ketahui tentang tanah yang tercemar? 2. benda apa saja yang biasa mencemari tanah? 3. dimana kalian menemukan tanah yang tercemar? 4. dampak apa yang diakibatkan dengan adanya pencemaran tanah? 5. bagaimana cara mengurangi pencemaran tanah? Pre-test materi pencemaran udara 1. apa yang kalian ketahui tentang udara yang tercemar? 2. apa saja yang menyebabkan udara menjadi kotor? 3. apa yang kalian rasakan jika udara kotor? 4. Bagaimana cara mencegah terjadinya pencemaran udara? 5. menurutmu apa yang dimaksud dengan efek rumah kaca?

95

Lampiran 3. Rubrik Analisis Pre-test

No Materi erosi Tanah 1

Aspek yang dinilai

Penilaian

Menurutmu apa yang akan terjadi jika hutan menjadi gundul? a. Jawaban betul lebih dari 3 b. Jawaban kurang dari 3 dan ada yang salah c. Jawaban salah semua atau tidak dijawab Apa yang kamu ketahui tentang erosi tanah? B K S

a. Jawaban betul dan lengkap (erosi tanah adalah proses pengikisan tanah oleh air) b. Jawaban kurang lengkap dan kurang betul (erosi tanah adalah proses pengikisan tanah oleh udara c. Jawaban salah atau tidak dijawab

Hal-hal apa yang menyebabkan erosi tanah? a. Jawaban betul lebih dari 3 b.Jawaban kurang dari 3 dan ada yang salah c. Jawaban salah semua B K S

Menurutmu apa fungsi hutan? a. Jawaban betul lebih dari 3 b. Jawaban kurang dari 3 dan ada yang salah c. Jawaban salah semua atau tidak dijawab Materi Pencemaran Air Bagaimana ciri-ciri air yang belum tercemar dengan air yang B K S

sudah tercemar? a. Membandingkan dan jawaban betul lebih dari 3 b. jawaban kurang dari 3 dan atau jawaban ada yang salah c. Tidak membandingkan, jawaban salah semua atau tidak dijawab BL K S

96

Menurutmu benda apa yang sering mencemari air (danau, sungai, dll)? a. Jawaban betul lebih dari 3 b.Jawaban kurang dari 3 dan ada yang salah c. Jawaban salah semua atau tidak dijawab B K S

Apa yang terjadi pada ikan dan makhluk hidup yang lain pada danau atau sungai jika airnya tercemar? a. Jawaban betul dan bervariasi (ikan dan makhluk hidup yang lain lama-lama akan mati dan tidak ada kehidupan lagi di sungai) b.Jawaban kurang betul, kurang bervariasi (ikan dan makhluk hidup yang lain akan mati) c. Jawaban salah atau tidak dijawab S K B

Bagaimana cara kalian agar air pada danau atau sungai tidak tercemar? a. Jawaban betul lebih dari 3 b.Jawaban kurang dari 3 dan ada yang salah c. Jawaban salah semua atau tidak dijawab Materi Pencemaran Tanah BL K S

Apa yang kalian ketahui tentang tanah yang tercemar? a. Jawaban betul dan bervariasi (tanah yang kotor banyak sampah sehingga tidak bisa untuk ditanami) b. Jawaban kurang betul, kurang bervariasi (tanah yang kotor) c. Jawaban salah atau tidak dijawab K S B

Benda apa saja yang biasa mencemari tanah? a. Jawaban betul lebih dari 3 b. Jawaban kurang dari 3 dan ada yang salah c. Jawaban salah semua atau tidak dijawab B K S

Dampak apa yang diakibatkan dengan adanya pencemaran tanah?

97

a. Jawaban betul lebih dari 3 b. Jawaban kurang dari 3 dan ada yang salah c. Jawaban salah semua atau tidak dijawab 4 Bagaimana cara mengurangi pencemaran tanah? a. Jawaban betul lebih dari 3 b. Jawaban kurang dari 3 dan ada yang salah c. Jawaban salah semua atau tidak dijawab Materi Pencemaran Udara 1 Apa yang kalian ketahui tentang udara yang tercemar? a. Jawaban betul dan bervariasi (udara yang kotor sehingga tidak enak untuk bernafas) b. Jawaban kurang betul, kurang bervariasi (udara yang kotor) c. Jawaban salah atau tidak dijawab 2 Apa saja yang menyebabkan udara menjadi kotor? a. Jawaban betul lebih dari 3 b. Jawaban kurang dari 3 dan ada yang salah c. Jawaban salah semua atau tidak dijawab 3 Apa yang kalian rasakan jika udara kotor? a. Jawaban betul lebih dari 3 b. Jawaban kurang dari 3 dan ada yang salah c. Jawaban salah semua atau tidak dijawab 4 Bagaimana cara mencegah terjadinya pencemaran udara? a. Jawaban betul lebih dari 3 b. Jawaban kurang dari 3 dan ada yang salah c. Jawaban salah semua atau tidak dijawab 5 Menurutmu apa yang dimaksud dengan efek rumah kaca? a. Jawaban betul dan lengkap (meningkatnya pemanasan global (suhu bumi) akibat banyaknya polusi) b. Jawaban kurang betul, kurang bervariasi (meningkatnya suhu bumi karena banyak gedung-gedung berkaca) c. Jawaban salah atau tidak dijawab

B K S

B K S

K S

B K S

B K S

B K S

BL

98

Lampiran 4. Tabel Analisis Hasil Pre-test

kelas VII B erosi tanah No Keterangan B K S 1 2 3 4 % 9 5 4 15 20.63 30 26 33 25 71.25 1 9 3 0 8.13

No 1 2 3 4 %

kelas VII C erosi tanah Keterangan B K S 7 13 15 11 33 22 16 30 1 6 10 0

kelas VII G erosi tanah No Keterangan B K S 1 2 3 4 % 14 2 11 23 24 32 19 15 0 4 8 0

28.05 61.59 10.37

32.89 59.21

7.89

pencemaran udara No Keterangan B 1 2 3 4 5 % 1 13 0 1 0 7.89 K 37 25 38 37 0 72.11 S 0 0 0 0 38 20.0

pencemaran udara No Keterangan B 1 2 3 4 5 % 16 17 5 2 0 K 24 24 34 37 4 S 1 0 2 2 37

pencemaran udara No Keterangan B 1 2 3 4 5 % 8 12 0 9 0 14.10 K 33 29 41 32 13 72.20 S 0 0 0 0 28 13.7

19.51 60.00 20.49

pencemaran air no keterangan 1 2 3 4 B 0 5 3 0 K 40 35 35 40 S 0 0 2 0 1.25

pencemaran air no keterangan 1 2 3 4 B 7 25 0 3 K 33 15 39 37 S 0 0 1 0

pencemaran air no keterangan 1 2 3 4 B 22 20 1 7 K 16 18 37 31 S 0 0 0 0

5.00 93.75 % pencemaran tanah no 1 2 3 4 %

21.87 77.50 0.63 % pencemaran tanah


no 1 2 3 4 % keterangan B K S 9 1 0 0 24 38 35 35 7 1 5 5

32.89 67.11 0.00 % pencemaran tanah


no 1 2 3 4 % keterangan B K S 1 2 0 1 30 34 38 32 7 2 0 5

keterangan B K S 0 1 1 0 1.25 37 38 33 39 91.88 3 1 6 1 6.87

6.25 82.50 11.25

2.63 88.16

9.21

99

Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa (LKS)

LEMBAR KERJA SISWA I JANGAN TEBANGI TERUS HUTANKU...

A PENDAHULUAN Aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhannya sering menimbulkan efek samping negatif. Penebangan hutan yang dilakukan secara terus menerus akan menyebabkan hutan menjadi gundul. Hutan yang gundul akan menyebabkan tidak adanya akar-akar pohon yang mampu menyerap dan menahan air. Apa yang tejadi selanjutnya? Tanah akan mudah terkikis (erosi, longsor) dan jka HUJAN LEBAT, maka akan mudah banjir yang dapat merugikan manusia sendiri. Mari kita lakukan kegiatan agar dapat memahami akibat negatif penggundulan hutan! B TUJUAN Mengetahui dampak penggundulan hutan. C METODE Eksperimen D ALAT DAN BAHAN 1. balok kayu atau batu bata. 2. kayu persegi panjang 3 buah (kotak A, B, dan C) kotak A diisi dengan tanah yang ditumbuhi banyak rumput. Kotak B diisi dengan tanah yang ditumbuhi sedikit rumput. Kotak C diisi dengan tanah yang tidak ditumbuhi

3. alat penyiram tanaman 4. gelas kimia 1000 ml sebagai bejana penampung air.

100

E CARA KERJA 1. Susunlah perangkat percobaan seperti pada gambar di bawah! Dengan menggunakan kayu atau batu bata, aturlah agar posisi kotak A, B dan C agak miring.

2. Dengan alat penyiram tanaman, secara perlahan-lahan siramlah air ke tanah dan rumput pada kotak A, B dan C dengan volume air yang sama. 3. Dengan menggunakan gelas kimia, tampunglah air siraman masing-masing kotak. 4. Amatilah keadaan air tampungan, ukurlah volumenya kemudian catatlah hasilnya. Tabel Hasil Pengamatan Kotak A B C F PERTANYAAN 1. Samakah keadan air tampungan pada kotak A, B dan C? Adakah endapan tanah pada ketiga air tampungan? Menurutmu, apakah yang Keadaan air Volume air Endapan air

menyebabkannya? 2. Samakah volume air tampungan pada kotak A, B dan C? Menurutmu apakah yang menyebabkannya?

101

3. Bila diumpamakan ke tiga kotak percobaan tersebut di atas sebagai lahan yang luas, dan air penyiram sebagai hujan, maka lahan manakah yang akan mampu menampung air lebih banyak? Tuliskan alasanmu! 4. Kesimpulan apakah yang dapat diambil berdasarkan percobaan di atas!

LEMBAR KEGIATAN SISWA II ADA APA DENGAN IKAN-IKAN KU.. A LANDASAN TEORI Pada umumnya, air yang ada dipermukaan bumi tidak selalu dalam keadaan murni dan bersih, namun ada senyawa dan unsure lain yang terlarut didalamnya. Air merupakan komponen yang sangat diperlukan bagi makhluk hidup. Tapi bila keadaan air disekitar kita tercemar maka apa yang akan terjadi dengan organisme yang berada disekitar lingkungan tersebut? B TUJUAN Mengetahui dampak pencemaran air terhadap organisme. C METODE Eksperimen D. ALAT DAN BAHAN - Gelas 3 Buah berisi air yaitu Gelas A, B, dan C - Ikan 9 ekor - Larutan Pestisida - Larutan detergen E. CARA KERJA 1. Isilah gelas A, B, dan C dengan air dengan volume sama (500 ml). 2. Masukkan 3 ekor ikan ke dalam masing-masing gelas .

102

3. Teteskan secara bertahap masing-masing 5 tetes larutan detergen kedalam gelas B, larutan pestisida kedalam gelas C sampai tetesan yang ke 25. Gelas A sebagai kontrol (air). 4. Amati kondisi ikan setelah melakukan tetesan. 5. Bandingkan hasil pengamatanmu dari ketiga buah stoples tersebut kemudian diskusikan hasilnya dengan teman-temanmu. Tabel Hasil Pengamatan Kondisi Ikan No. 1. 2. 3. 4. 5. Tetesan 5 Tetes pertama 5 Tetes kedua 5 Tetes ketiga 5 Tetes keempat 5 Tetes kelima Gelas A Gelas B Gelas C

F. PERTANYAAN 1. Bagaimana kondisi ikan sebelum ditetesi larutan detergen dan larutan pestisida? Apa yang akan terjadi pada ikan-ikan tersebut setelah ditetesi larutan detergen dan larutan pestisida?Kira-kira factor apa yang mempengaruhinya? 2. Adakah perbedaan kondisi ikan pada gelas A, B, dan C setelah diberi perlakuan diatas, mengapa demikian?\ 3. Jika terjadi pencemaran air, apa yang akan terjadi pada kehidupan organisme air? 4. Berdasarkan kegiatan yang telah kamu lakukan, menurut kamu, bagaimana tindakan yang dilakukan untuk mengatasi terjadinya

pencemaran air? 5. Berikan kesimpulan dari kegiatan diatas.

103

LEMBAR KEGIATAN SISWA III PENCEMARAN UDARA A PENDAHULUAN Pencemaran lingkungan adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsure, atau komponen lain yang merugikan kedalam lingkungan akibat aktivitas manusia atau proses alami. Udara merupakan salah satu komponen lingkungan yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup. Oksigen sangat diperlukan bagi makhluk hidup untuk bernafas. Apabila udara yang kita hirup mengandung zat yang berbahaya , maka dapat mempengaruhi tubuh manusia khususnya organ pernafasan. B TUJUAN Mengetahui dampak pencemaran udara terhadap organisme. C METODE Eksperimen D ALAT DAN BAHAN 1. Kantong plastik @ kelompok 4 buah yaitu plastik A, B, C, dan D 2. Karet pengikat 3. Asap knalpot dengan lama waktu memasukan knalpot kedalam plastik A= 5 detik, B= 10 detik, Plastik C=15 detik dan plastik D berisis udara biasa (sebagai kontrol). 4.Serangga (jangkrik @ kelompok 12 ekor) E CARA KERJA 1. Tampunglah asap dari kenalpot motor dengan lama waktu pengambilan knalpot 5 detik; 10 detik; dan 15 detik ke dalam plastik A, B, C, dan plastik D berisis udara biasa (sebagai kontrol), kemudian masing-masing plastik diikat dengan erat.

104

2. Masukkan @ 3 ekor jangkrik kedalam plastik A, B, C, dan D tadi, dengan cara mengendorkan ikatan plastik lalu kencangkan kembali ikatan tersebut dan biarkan, lalu amati apa yang akan terjadi pada serangga tersebut. 3. Catat hasil pengamatan dan diskusikan dengan teman-temanmu. Tabel hasil pengamatan Plastik A B C D Keadaan jangkrik

F PERTANYAAN 1. Bagaimana keadaan jangkrik sebelum dimasukkan kedalam plastik yang berisi penuh dengan asap? 2. Apa yang terjadi setelah setelah serangga (jangkrik) dimasukkan kedalam plastik A, B, dan C yang berisi penuh dengan asap. Adakah perbedaan? Apa yang menyebabkannya? 3. Bagaimana pendapatmu apabila manusia dimasukkan ke dalam ruang tertutup yang penuh asap? 4. Tuliskan kesimpulan dari percobaan yang telah kamu lakukan?

LEMBAR KEGIATAN SISWA IV ADA APA DENGAN UDARA YANG KITA HIRUP. A PENDAHULUAN Pencemaran lingkungan adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsure, atau komponen lain yang merugikan kedalam lingkungan akibat aktivitas manusia atau proses alami. Udara merupakan salah satu komponen lingkungan yang

105

sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup. Oksigen sangat diperlukan bagi makhluk hidup untuk bernafas. Apabila udara yang kita hirup mengandung zat yang berbahaya , maka dapat mempengaruhi tubuh manusia khususnya organ pernafasan. B TUJUAN Mengetahui dampak pencemaran udara terhadap organisme. C METODE Eksperimen D ALAT DAN BAHAN 1. Vaselin/ minyak goring/ hand body lotion 2. Kertas 3. Alat perekat (double tip/ lem/ isolasi) E CARA KERJA 1. Oleskan vaselin/minyak goring/ hand body lotion secukupnya pada kertas putih 2. Tempelkan kertas tersebut masing-masing ditempat yang dekat jalan raya, disekitar rumah, dan disekitar sekolahmu. 3. Biarkan kertas tersebut selama dua hari. 4. Ambil kertas tersebut, lalu amati apa yang terjadi pada kertas tersebut. 5. Diskusikan dengan teman kelompokmu. Tabel hasil pengamatan Kertas A B C D Keadaan Kertas

106

F PERTANYAAN 1. Bagaimana kondisi kertas sebelum ditempel? 2. Adakah perbedaan kondisi kertas A, B, C, dan D setelah dibiarkan ditempel dan dibiarkan selama dua hari? Apa yang menyebabkannya? 3. Menurutmu dari kegiatan yang telah kamu lakukan, polusi udara yang paling banyak itu terjadi dimana? Apa yang menyebabkannya? 4. Berikan kesimpulan dari kegiatan diatas

LEMBAR KEGIATAN SISWA V PENANGGULANGAN PENCEMARAN TANAH

A LANDASAN TEORI Pencemaran tanah disebabkan aktivitas manusia yang menghasilkan berbagai limbah rumah tangga, industri, pertanian, dan buangan bahan-bahan yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme. Di kota-kota besar masalah sampah merupakan masalah yang serius, karena jumlah sampah yang menumpuk sementara tempat pembuangan dan daur ulang belum sepadan. Apa yang akan terjadi bila lingkungan sekitar kita penuh dengan sampah? Kita dapat menangulangi sampah yang ada disekitar kita dengan melalui program 3 R (Reduce, Reuse, dan Recycle) Yaitu dengan mengurangi penggunaan barang yang dapat menjadi sampah (reduce), Penggunaan kembali atau pendaur ulangan sampah (Reuse), dan mengolah sampah (Recycle). B TUJUAN Mengetahui berbagai jenis sampah padat dan mengetahui cara pengolahan sampah tersebut melalui program 3 R (Reduce, Reuse, Recycle). C METODE Permainan Bingo, dan Action.

107

D ALAT DAN BAHAN 1. 10 jenis sampah padat yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. 2. Kertas undian bingo 3. Tabel benda 3 R (Reduce, Reuse, Recycle). 4. Kotak kardus 5. Lembar bingo E CARA KERJA 1. Masing-masing kelompok mengambil lembar bingo. 2. Menuliskan 4 macam nama sampah padat pada tiap kotak pada lembar bingo. 3. Perwakilan dari tiap-tiap kelompok secara bergiliran maju untuk mengambil 2 undian bingo di dalam kotak kardus, lalu mencocokkan nama sampah padat yang tertulis pada kertas tersebut. 4. Apabila undian yang telah diambil sesuai dengan nama sampah yang dituliskan pada lembar bingo, maka kelompok tersebut harus melingkari kotak bingo yang sesuai dengan undian yang telah diambil. 5. Jika ada kelompok yang telah melingkari nama-nama sampah pada dua kotak lembar bingonya dan membentuk lajur horizontal, vertical, maupun diagonal maka kelompok tersebut harus membuat garis pada urutan kotak tersebut dan berkata Bingo sebagai tanda berhasil dan kelompok tersebut akan mendapatkan poin. 6. Untuk setiap nama sampah padat yang terundi, guru akan memberikan penjelasan tentang sampah tersebut dan bagaimana pemanfaatan sampah tersebut dengan program 3 R (reduce, reuse, recycle). 7. Lakukan kegiatan tersebut sampai 5 kali kegiatan Bingo terundi. 8. 8 Kelompok yang paling banyak mendapatkan poin maka kelompok tersebut sebagai pemenangnya. 9. Setelah selesai melakukan permainan Bingo tersebut, kemudian ambillah benda disekitar kelas yang menurutmu sebagai pencemar. 10. Kumpulkan polutan tersebut dan diskusikan bersama kelompokmu.

108

11. Buatlah tabel yang menggambarkan tentang macam polutan yang didapat, jenis polutan, sumber polutan dan sifat polutan tersebut. F PERTANYAAN 1. Berdasarkan dari permainan yang kamu lakukan, sebutkan bahan atau zat yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran tanah? 2. Bedakan antara sampah organic dan anorganik, beri contohnya! 3. Dari jenis sampah yang kamu temukan, apakah ada sampah yang dapat di daur ulang?sebutkan dan bagaimana cara mendaur ulangnya? 4. Berikan kesimpulan dari kegiatan diatas.

109

Lampiran 7. Soal Uji Coba Post-test SOAL ULANGAN HARIAN Konsep : Pengelolaan Lingkungan

Kelas/Semester : VII/Gasal Waktu : 45 Menit

Berilah Tanda silang (X) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling benar 1. Penebangan hutan secara liar dianggap sebagai penyebab utama terjadinya bencana banjir, karena... a. tidak memperhitungkan jumlah pohon yang ditebang. b. tidak membayar pajak pada pemerintah daerah. c. tidak mempertimbangkan ukuran pohon yang ditebang. d. tidak melibatkan masyarakat setempat. 2. Salah satu ciri bahwa air kolam atau danau telah tercemar adalah... a. airnya tidak berbau b. tumbuh banyak enceng gondok 3. c. air berbau dan berwarna d. dihuni banyak fauna

Berikut ini yang termasuk usaha manusia mencegah pencemaran udara: 1. membangun taman kota 2. mengurangi penggunaan bahan bakar fosil seperti bensin, batu bara. 3. meningkatkan gizi masyarakat 4. mengolah sampah menjadi kompos 5. membangun bak penampungan di sekitar rumah usaha yang bertujuan untuk mencegah pencemaran udara oleh CO2 adalah a. 1 dan 2 b. 2 dan 5 c. 2 dan 4 d. 3 dan 4

110

4.

Di bawah ini akibat yang ditimbulkan oleh limbah rumah tangga yang menggenang di bak atau selokan, kecuali... a. menyebabkan pencemaran air b. menjadi sumber mata air c. menyebabkan pencemaran udara (bau) d. sebagai sarang nyamuk anopeles

5.

Cara mencegah pencemaran lingkungan oleh limbah rumah tangga adalah... a. membuang sampah ke sungai b. membakar sampah plastik c. diolah menjadi pupuk kompos d. dibiarkan hancur oleh alam

6.

Kerugian besar yang diakibatkan oleh penggunaan pertisida untuk memberantas hama tanaman adalah a. panenan dapat meningkat b. mahalnya biaya untuk membeli pestisida. c. terbunuhnya hewan yang bermanfaat d. meningkatnya kekebalan tanaman

7.

Efek rumah kaca terjadi karena naiknya suhu udara/atmosfer yang disebabkan oleh... a. gas CO2, NOx, dan SOx b. gas O2, SOx, dan NOx c. meningkatnya gedung yang terbuat dari kaca d. udara/atmosfer sangat kering

8.

Penanggulangan hama tikus di sawah secara fisik yang tepat di bawah ini adalah... a. menyemprot dengan pestisida b. menangkap dan membunuh hama c. mendatangkan pemangsanya yaitu ular d. diberi racun tikus

9.

Cara menjaga pencemaran lingkungan oleh limbah pertanian yang paling aman adalah a. pengaturan penggunaan pupuk dan pestisida

111

b. meningkatkan penggunaan pupuk buatan c. penanaman tanaman yang kebal hama d. membasmi hama dengan pestisida 10. Cara menanggulangi pencemaran lingkungan oleh limbah industri adalah a. menutup pabrik-pabrik yang menghasilkan limbah b. mengalirkan limbah pabrik ke bak penampungan c. membuang limbah pabrik ke laut dalam d. mengolah limbah pabrik sebelum mengalirkannya ke sungai 11. Peningkatan suhu global di bumi disebabkan oleh pencemaran.... a. udara oleh debu b. air oleh radiasi ultraviolet c. udara oleh CO2 d. air oleh limbah kimia cair

12. Pengendalian hama tanaman budidaya secara biologis adalah pengendalian hama dengan a. memanfaatkan organisme sejenis b. menggunakan organisme pemangsa hama c. menggunakan organisme makanan hama d. menggunakan pestisida 13. Mengurangi penggunaan bahan bakar fosil seperti bensin, solar, batu bara akan dapat mengurangi pencemaran... a. air oleh CO2, CO, NOx, dan SOx b. udara oleh CO, CFC, dan oksida logam c. air oleh air panas, oksida logam, dan SOx d. udara oleh CO2, CO, NOx, asap, dan Sox 14. Erosi tanah disebabakan oleh a. b. c. d. hujan lebat pada tanah yang ada tanaman gelombang air laut yang besar naiknya permukaan air laut hujan lebat pada tanah yang tidak ada tanaman

112

Uraian di bawah ini untuk soal no 15 17. Pada suatu percobaan menggunakan 3 kotak yaitu kotak A, B, dan C. Pada kotak A diberi tanaman penuh (lebat), pada kotak B diberi tanaman sedikit (jarang), dan pada kotak C tidak diberi tanaman. Kemudian masing-masing kotak disiram dengan air melalui bagian atas kotak, dan pada bagian bawah kotak diberi wadah untuk menampung air maupun tanah yang terbawa oleh air. Percobaan di atas dapat digambarkan seperti di bawah ini:

15. Kotak-kotak di atas diibaratkan hutan, apa yang akan terjadi pada kotak A apabila turun hujan lebat? a. b. longsor banjir c. pengikisan tanah d. tumbuh tanaman

16. Pernyataan di bawah ini yang sesuai dengan kegiatan di atas adalah.... a. Volume air pada penampung di kotak A lebih besar dari pada volume air pada gelas penampung di kotak B. b. Endapan tanah pada gelas penampung di kotak C lebih kecil dari pada endapan tanah pada gelas penampung di kotak B. c. Endapan tanah pada gelas penampung di kotak C lebih besar dari pada endapan tanah pada gelas penampung di kotak B. d. Volume air pada gelas penampung di kotak C lebih kecil dari pada volume air pada gelas penampung di kotak B

113

17. Penanggulangan hama wereng secara biologis dapat dilakukan dengan cara a. b. c. d. mendatangkan pemangsa berupa ular mendatangkan pemangsa berupa burung menggunakan pestisida menggunakan insektisida

18. Perhatikan diagram/grafik di bawah ini:

volume air tampungan

150 ml 100 ml 70 ml 30 ml

B Kotak

Dari grafik di atas, pernyataan yang salah adalah. a. b. c. d. air yang disiram di kotak A terserap oleh tanaman terjadi erosi pada kotak A tidak ada tanaman yang menyerap air pada kotak C volume air pada kotak B lebih sedikit dari kotak C

19. Perhatikan pernyataan di bawah ini dengan seksama: 1. Menghasilkan oksigen 2. Sebagai tempat berlindung makhluk hidup 3. Membuka hutan untuk permukiman 4. Menyerap air hujan Dari pernyataan di atas, manakah yang termasuk fungsi hutan adalah... a. b. 1, 2, 3 1, 2, 4 c. 2, 3, 4 d. 1, 3, 4

114

20. Perhatikan gambar di bawah ini:

Pada gambar di atas yang tidak menyebabkan terjadinya pencemaran udara adalah... a. 1 b. 2 c. 3 d. 4

21. Yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran air adalah.. a. b. detergen, ikan, shampo eceng gondok, ikan, batu c. pupuk, detergen, rumput laut d. shampo, pestisida, detregen

22. Yang menyebabkan terjadinya pencemaran tanah adalah.... a. botol plastik b. sampah keleng c. botol kaca d. semua benar

23. Salah satu dampak atau akibat yang ditimbulkan dengan adanya pemanasan global adalah a. menurunnya permukaan air laut b. mencairnya es di kutub c. naiknya permukaan tanah d. cepatnya pertumbuhan flora dan fauna 24. Akibat adanya pencemaran tanah adalah a. b. tanah menjadi tandus tanah menjadi lebih subur c. banyak ikan yang mati d. tanaman tumbuh dengan baik

25. Udara akan tercemar apabila.. a. b. ada asap pabrik ada asap kendaraan c. ada asap rokok d. semua jawaban benar

115

26. Program 3 R (Reduce, Reuse, dan Recycle) dapat dilakukan untuk menanggulangi a. pencemaran air b. pencemaran udara c. pencemaran tanah d. pencemaran air dan tanah

27. Pada suatu percobaan menggunakan 3 buah gelas yaitu gelas A, B , dan C. Pada semua gelas diberi ikan. Pada gelas A tidak ditetesi apa-apa, pada gelas B ditetesi dengan deterjen, dan pada gelas C ditetesi dengan pestisida, dengan konsentrasi detergen dan pestisida sama yaitu 2,5 %. Ternyata setiap ditetesi deterjen maupun pestisida menyebabkan perubahan pada ikan yang digambarkan pada grafik di bawah ini: Jumlah tetesan 40 tetes 50 tetes detergen

30 tetes

pestisida

20 tetes

sehat

pingsan Keadaan Ikan

mati

Apa yang dapat kamu simpulkan dari grafik di atas a. b. c. d. Pestisida lebih berbahaya dari pada detergen Penggunaan pestisida dan detergen harus dihentikan detergen lebih berbahaya dari pestisida ikan mati pada penetesan detergen ke 30

28. Perhatikan gambar di bawah ini:

116

Dari gambar diatas yang termasuk sampah organik adalah.. a. 1 dan 3 b. 1 dan 2 c. 3 dan 4 d. 2 dan 4

29. Dari gambar diatas yang termasuk sampah anorganik adalah a. 3 dan 4 b. 1 dan 2 c. 2 dan 4 d. 1 dan 3

30. Asap knalpot kendaraan yang mengandung gas carbon monoksida (CO) dapat mengakibatkan a. terjadinya hujan asam b. gangguan pernafasan pada manusia c. perubahan kelembaban udara d. korosi pada logam 31. Perhatikan jenis-jenis sampah di bawah ini: 1. Kaleng minuman 2. kertas bekas 3. plastik blanja 4. botol plastik Dari jenis sampah diatas, yang dapat ditanggulangi dengan reuse (bisa digunakan kembali) adalah a. 1, 2, 3 b. 1, 3, 4 c. 2, 3, 4 d. semua benar

Untuk soal nomer 34-35, perhatikan tabel berikut: Tabel perhitungan luas arel hutan di beberapa kabupaten adalah sebagai berikut Nama Kabupaten Kabupaten A Kabupaten B Kabupaten C Kabupaten D Luas Areal Hutan 800 ha 300 ha 400 ha 600 ha Jumlah Pohon 5500 2000 5000 4000

117

32. Dengan melihat data pada tabel di atas, kabupaten yang tinggi kepadatan pohonnya adalah hutan kabupaten... a. kabupaten A b. kabupaten B c. kabupaten C d. kabupaten D

33. Berdasarkan tabel di atas, bila dianggap jumlah pohon berhubungan dengan kemampuan menahan air, maka kabupaten yang paling tinggi cadangan airnya adalah kabupaten.... a. kabupaten A b. kabupaten B c. kabupaten C d. kabupaten D

Untuk soal nomer 34 35 perhatikan grafik di bawah ini:


hubungan kebakaran hutan - pasien ISPA

jumlah pasien ISPA

100 80 60 40 20 0 251/2003 235/2004 222/2005 luas hutan terbakar/tahun


jumlah pasien ISPA

Garafik di atas menunjukkan jumlah pasien ISPA (Infeksi saluran Pernafasan Atas) yang dihubungkan dengan peristiwa kebakaran hutan 34. Dari grafik di atas, melihat kecenderungan luas hutan yang terbakar, maka pada tahun 2005 jumlah pasien ISPA ... a. meningkat b. menurun c. tetap d. tidak terukur

35. Bila ternyata luas hutan terbakar pada tahun 2006 menjadi 255 ha, maka bisa diperkirakan jumlah pasien ISPA akan... a. menurun b. meningkat c. tetap d. tidak terukur

118

Lampiran 8. Kunci Jawaban Soal Uji Coba Post-test

Kunci Jawaban Soal Uji Coba Post-test 1. a 2. c 3. a 4. b 5. c 6. c 7. a 8. b 9. a 10. d 11. c 12. b 13. d 14. d 15. d 16. c 17. b 18. b 19. b 20. d 21. d 22. d 23. b 24. a 25. d 26. c 27. a 28. a 29. c 30. b 31. d 32. c 33. a 34. b 35. b

119

Lampiran 9. Tabel Analisis Butir Soal Uji Coba (Pre-test)

120

Lampiran 10. Soal Ulangan Harian (Post-test)

SOAL ULANGAN HARIAN Konsep : Pengelolaan Lingkungan

Kelas/Semester : VII/Gasal Waktu : 45 Menit

Berilah Tanda silang (X) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling benar 1. Penebangan hutan secara liar dianggap sebagai penyebab utama terjadinya bencana banjir, karena... a. tidak memperhitungkan jumlah pohon yang ditebang. b. tidak membayar pajak pada pemerintah daerah. c. tidak mempertimbangkan ukuran pohon yang ditebang. d. tidak melibatkan masyarakat setempat. 2. Salah satu ciri bahwa air kolam atau danau telah tercemar adalah... a. airnya tidak berbau b. tumbuh banyak enceng gondok 3. c. air berbau dan berwarna d. dihuni banyak fauna

Berikut ini yang termasuk usaha manusia mencegah pencemaran udara: 1. membangun taman kota 2. mengurangi penggunaan bahan bakar fosil seperti bensin, batu bara. 3. meningkatkan gizi masyarakat 4. mengolah sampah menjadi kompos 5. membangun bak penampungan di sekitar rumah usaha yang bertujuan untuk mencegah pencemaran udara oleh CO2 adalah a. 1 dan 2 b. 2 dan 5 c. 2 dan 4 d. 3 dan 4

121

4.

Di bawah ini akibat yang ditimbulkan oleh limbah rumah tangga yang menggenang di bak atau selokan, kecuali... a. Menyebabkan pencemaran air b. Menjadi sumber mata air c. Menyebabkan pencemaran udara (bau) d. Sebagai sarang nyamuk anopeles

5.

Kerugian besar yang diakibatkan oleh penggunaan pertisida untuk memberantas hama tanaman adalah a. panenan dapat meningkat b. mahalnya biaya untuk membeli pestisida. c. terbunuhnya hewan yang bermanfaat d. meningkatnya kekebalan tanaman

6.

Efek rumah kaca terjadi karena naiknya suhu udara/atmosfer yang disebabkan oleh... a. gas CO2, NOx, dan SOx b. gas O2, SOx, dan NOx c. meningkatnya gedung yang terbuat dari kaca d. udara/atmosfer sangat kering

7.

Penanggulangan hama tikus di sawah secara fisik yang tepat di bawah ini adalah... a. menyemprot dengan pestisida b. menangkap dan membunuh hama c. mendatangkan pemangsanya yaitu ular d. diberi racun tikus

8.

Cara menjaga pencemaran lingkungan oleh limbah pertanian yang paling aman adalah a. pengaturan penggunaan pupuk dan pestisida b. meningkatkan penggunaan pupuk buatan c. penanaman tanaman yang kebal hama d. membasmi hama dengan pestisida

122

9.

Cara menanggulangi pencemaran lingkungan oleh limbah industri adalah a. menutup pabrik-pabrik yang menghasilkan limbah b. mengalirkan limbah pabrik ke bak penampungan c. membuang limbah pabrik ke laut dalam d. mengolah limbah pabrik sebelum mengalirkannya ke sungai

10. Peningkatan suhu global di bumi disebabkan oleh pencemaran.... a. udara oleh debu b. air oleh radiasi ultraviolet c. udara oleh CO2 d. air oleh limbah kimia cair 11. Pengendalian hama tanaman budidaya secara biologis adalah pengendalian hama dengan a. memanfaatkan organisme sejenis b. menggunakan organisme pemangsa hama c. menggunakan organisme makanan hama d. menggunakan pestisida 12. Erosi tanah disebabakan oleh e. f. g. h. hujan lebat pada tanah yang ada tanaman gelombang air laut yang besar naiknya permukaan air laut hujan lebat pada tanah yang tidak ada tanaman

Uraian di bawah ini untuk soal no 15 17. Pada suatu percobaan menggunakan 3 kotak yaitu kotak A, B, dan C. Pada kotak A diberi tanaman penuh (lebat), pada kotak B diberi tanaman sedikit (jarang), dan pada kotak C tidak diberi tanaman. Kemudian masing-masing kotak disiram dengan air melalui bagian atas kotak, dan pada bagian bawah kotak diberi wadah untuk menampung air maupun tanah yang terbawa oleh air. Percobaan di atas dapat digambarkan seperti di bawah ini:

123

13. Kotak-kotak di atas diibaratkan hutan, apa yang akan terjadi pada kotak A apabila turun hujan lebat? c. d. longsor banjir c. pengikisan tanah d. tumbuh tanama

14. Pernyataan di bawah ini yang sesuai dengan kegiatan di atas adalah.... e. Volume air pada penampung di kotak A lebih besar dari pada volume air pada gelas penampung di kotak B. f. Endapan tanah pada gelas penampung di kotak C lebih kecil dari pada endapan tanah pada gelas penampung di kotak B. g. Endapan tanah pada gelas penampung di kotak C lebih besar dari pada endapan tanah pada gelas penampung di kotak B. h. Volume air pada gelas penampung di kotak C lebih kecil dari pada volume air pada gelas penampung di kotak B. 15. Penanggulangan hama wereng secara biologis dapat dilakukan dengan cara e. f. g. h. mendatangkan pemangsa berupa ular mendatangkan pemangsa berupa burung menggunakan pestisida menggunakan insektisida

124

16. Perhatikan diagram/grafik di bawah ini:

volume air tampungan

150 ml 100 ml 70 ml 30 ml

B Kotak

Dari grafik di atas, pernyataan yang salah adalah. e. f. g. h. air yang disiram di kotak A terserap oleh tanaman terjadi erosi pada kotak A tidak ada tanaman yang menyerap air pada kotak C volume air pada kotak B lebih sedikit dari kotak C

17. Perhatikan pernyataan di bawah ini dengan seksama: 1. Menghasilkan oksigen 2. Sebagai tempat berlindung makhluk hidup 3. Membuka hutan untuk permukiman 4. Menyerap air hujan Dari pernyataan di atas, manakah yang termasuk fungsi hutan adalah... c. d. 1, 2, 3 1, 2, 4 c. 2, 3, 4 d. 1, 3, 4

18. Yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran air adalah.. c. detergen, ikan, shampo d. eceng gondok, ikan, batu c. pupuk, detergen, rumput laut d. shampo, pestisida, detregen

19. Yang menyebabkan terjadinya pencemaran tanah adalah.... a. botol plastik b. sampah keleng c. botol kaca d. semua benar

125

20. Akibat adanya pencemaran tanah adalah c. d. e. f. tanah menjadi tandus tanah menjadi lebih subur banyak ikan yang mati tanaman tumbuh dengan baik

21. Program 3 R (Reduce, Reuse, dan Recycle) dapat dilakukan untuk menanggulangi a. pencemaran air b. pencemaran udara c. pencemaran tanah d. pencemaran air dan tanah 22. Pada suatu percobaan menggunakan 3 buah gelas yaitu gelas A, B , dan C. Pada semua gelas diberi ikan. Pada gelas A tidak ditetesi apaapa, pada gelas B ditetesi dengan deterjen, dan pada gelas C ditetesi dengan pestisida, dengan konsentrasi detergen dan pestisida sama yaitu 2,5 %. Ternyata setiap ditetesi deterjen maupun pestisida

menyebabkan perubahan pada ikan yang digambarkan pada grafik di bawah ini: Jumlah tetesan 40 tetes 50 tetes detergen

30 tetes

pestisida

20 tetes sehat pingsan Keadaan Ikan Apa yang dapat kamu simpulkan dari grafik di atas e. Pestisida lebih berbahaya dari pada detergen. f. Penggunaan pestisida dan detergen harus dihentikan. g. Detergen lebih berbahaya dari pestisida. mati

126

h. Ikan mati pada penetesan detergen ke 30 23. Perhatikan gambar di bawah ini:

Dari gambar diatas yang termasuk sampah organik adalah.. a. 1 dan 3 b. 1 dan 2 c. 3 dan 4 d. 2 dan 4

24. Dari gambar diatas yang termasuk sampah anorganik adalah c. 3 dan 4 d. 1 dan 2 c. 2 dan 4 d. 1 dan 3

25. Asap knalpot kendaraan yang mengandung gas carbon monoksida (CO) dapat mengakibatkan a. terjadinya hujan asam b. gangguan pernafasan pada manusia c. perubahan kelembaban udara d. korosi pada logam 26. Perhatikan jenis-jenis sampah di bawah ini: 1. Kaleng minuman 2. kertas bekas 3. plastik blanja 4. botol plastik Dari jenis sampah diatas, yang dapat ditanggulangi dengan reuse (bisa digunakan kembali) adalah c. 1, 2, 3 d. 1, 3, 4 c. 2, 3, 4 d. semua benar

Untuk soal nomer 34-35, perhatikan tabel berikut:

127

Tabel perhitungan luas arel hutan di beberapa kabupaten adalah sebagai berikut Nama Kabupaten Kabupaten A Kabupaten B Kabupaten C Kabupaten D Luas Areal Hutan 800 ha 300 ha 400 ha 600 ha Jumlah Pohon 5500 2000 5000 4000

27. Dengan melihat data pada tabel di atas, kabupaten yang tinggi kepadatan pohonnya adalah hutan kabupaten... a. kabupaten A b. kabupaten B c. kabupaten C d. kabupaten D

28. Berdasarkan tabel di atas, bila dianggap jumlah pohon berhubungan dengan kemampuan menahan air, maka kabupaten yang paling tinggi cadangan airnya adalah kabupaten.... a. Kabupaten A b. Kabupaten B c. Kabupaten C d. Kabupaten D

Untuk soal nomer 34 35 perhatikan grafik di bawah ini:


hubungan ke bakaran hutan - pasie n ISPA

jum pasien ISPA lah

100 80 60 40 20 0 251/2003 235/2004 222/2005 luas hutan terbakar/tahun


jumlah pasien ISPA

Grafik di atas menunjukkan jumlah pasien ISPA (Infeksi saluran Pernafasan Atas) yang dihubungkan dengan peristiwa kebakaran hutan 29. Dari grafik di atas, melihat kecenderungan luas hutan yang terbakar, maka pada tahun 2005 jumlah pasien ISPA ... a. meningkat b. menurun c. tetap d. tidak terukur

128

30. Bila ternyata luas hutan terbakar pada tahun 2006 menjadi 255 ha, maka bisa diperkirakan jumlah pasien ISPA akan... a. menurun b. meningkat c. tetap d. tidak terukur

129

Lampiran 11. Kunci Jawaban Post-test

1. a 2. c 3. a 4. b 5. c 6. a 7. b 8. a 9. d 10. c 11. b 12. d 13. d 14. c 15. b

16. b 17. b 18. d 19. d 20. a 21. c 22. a 23 a 24. c 25. b 26. d 27. c 28. a 29. b 30. b

130

Lampiran 12. Hasil Belajar (Post-test) Siswa

Tabel Hasil Belajar Siswa Kelas VII C


No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 Nama siswa Abda Alif CH Agista Isma Alan Didi Alfian Saefudin Annisa Rama W Aulia Ade Hanisa Banon Gede U Catur Widiyono Danang Puji Wiyono Deli Puspita Fascal Tri Eryanto Galang Eksel Habib Mustika Hafishil Ihsan Harita Niken Hilda Hermita Karno Khomsatun Anisa Marco Setiyaji Muh Nabil Muh Nisal Muh Tri Yulianto Murdiono Nika Arum S Novia Budiani Nurul Aastri Randy Yohendri Rendra Ghalia Risky Citraning Riskyana Septy Rustanti Shima Suara G Nilai post test 70 77 83 70 83 77 87 63 70 67 47 70 73 67 53 80 53 73 47 67 73 57 67 80 77 77 73 47 70 83 73 73

131

33 34 35 36 37 38 39 40 41 42

Siswindarti Steven Putra Tri afiebbawa E Ulin Nuha M Wahyu Eka Wahyu setia Yunita Triana Yusuf Dewantoro Yusuf HK Maulana jamianto

60 70 60 63 60 73 87 77 73 67

Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-Rata

97 47 69,45

Hasil Belajar Siswa Kelas VII C


No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Nama Siswa Abdul Rosid Ade Yogyanto Adi Kurniawan Anisa Kusuma Arditya V Benny haryadi Cici Apriliani Deny Suliststianto Devy Nurita Dwi rahyo K Edgar Ema Anika R Evin Oktarika P Febri Trisnawati Febriyanto F Fitri Rohma W Hening Tri K Heru Wibowo Ilfan Afiandi Indah Permata S Kholifah Ayu Nilai post test 80 70 40 73 77 73 63 83 70 63 80 53 57 73 60 90 63 70 70 67 70

132

22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42

Lusi Setiyo Maulana Soba Mawar banondari Mela Fitri Mia Marcelina muh Saefudin Muji Lelono Nisfuan Dwi F Randa deski K Ratna Purnama S Saifudin Teguh Darsono Tri Setyo Wahyu Upik Nurkholifah Vena Vidiyanti Widiharto Widodo Widya Kusuma Winda Mareta Yantra Prasiwi Yodha Anandita

67 57 70 93 60 80 67 87 67 43 70 73 83 60 70 63 60 67 67 60 70

Nilai Tertinggi Nilai Terendah RATA-RATA

93 40 68,55

Hasil Belajar Siswa Kelas VII G


No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nama Siswa Ade Riski Agung Sugiarto Agus Santoso Akbar Salmani Ali Mubarok Anis Nurdyana Annisa Nurika Arifin Siddiq Ayyub Sunanajar Bayu Chirstian Nilai post test 60 87 80 73 80 70 70 63 70 70

133

11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42

Bonit Prawidyo Darwisata Denni pratama Devi Noviasari Ignu bayu P Imam Agus R Ina Anggraeni malinda Melati Kusuma Mila Ariska W Muh Saiful GL Naela Amalia Nova Nurdyanti Nur fauzi L Oni Kurnia Pranita Verk Probo dewi A Puji handayani rahayu Novia T Ravi Eno. A Reni febriyana H Senka Novier Sevia Septiyanti Silviani Sinta Aini P Siti fatmawati Sukma Hertoko Teguh Adi Putra Tri Yulianti Wahyu Winarningrum Yahya Al Abror Yudha Oktanoviana

77 77 67 77 67 77 80 60 70 87 70 87 70 73 77 90 63 77 93 77 77 87 67 67 77 87 70 47 73 87 73 80

Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-rata

93 47 74,54

134

Lampiran 13. Tabel Analisis Hasil Belajar Siswa

Tabel Analisis Hasil Belajar Siswa Kelas Materi


Betul lengkap

Hasil Pre-tes t(%)


Betul tidak lengkap Kurang betul Salah

Hasil Post-test
Betul (%) Salah (%)

Keterangan

VIIB

Erosi Tanah Udara Tanah Air Rerata 20.63 60.00 11.25 8.13 76.31 23.69

Nilai = 69,2 40-65 = 11 siswa 66-80 = 25 siswa 81-100 = 5 siswa ketuntasan=73,17%

9.38 1.25 5.00 9.06

79.38 73.75 56.88 67.50

11.25 18.13 11.88 13.13

23.75 6.88 1.25 10.00

74.91 67.25 62.31 70.19

25.09 32.75 37.69 29.81

VIIC

Erosi Tanah Udara Tanah Air Rerata 28.05 51.83 9.76 10.37 71.79 28.21

Nilai = 68,6 40-65 = 14 siswa 66-80 = 19 siswa 81-100 = 6 siswa ketuntasan=64,1%

24.39 6.10 17.07 18.90

63.41 57.32 22.56 48.78

11.59 23.17 9.76 13.57

25.61 10.98 0.61 11.89

67.77 68.50 67.83 68.97

32.23 31.50 32.17 31.03

VIIG

Erosi Tanah Udara Tanah Air Rerata 32.89 51.32 7.89 7.89 76.31 23.69

Nilai = 74,8 40-65 = 5 siswa 66-80 = 28 siswa 81-100 =8 siswa ketuntasan=87.8%

19.08 2.63 18.42 18.26

84.21 62.50 57.24 63.82

13.16 25.66 0.00 11.68

18.42 9.21 0.00 8.88

80.14 73.52 70.51 75.12

19.86 26.48 29.49 24.88

135

Lampiran 14. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar Observasi Aktivitas Siswa Nama sekolah Kelas Mata Pelajaran Materi Tanggal dan waktu = ............................................ = ............................................ = ............................................ = ............................................ = ............................................

Berilah tanda cek pada grafik skala yang sesuai dengan keadaan siswa yang diobservasi. No 1 Keterangan Bagaimana perhatian siswa responsif terhadap penjelasan guru? 2 Bagaimana aktivitas siswa dalam kelompok? 3 Bagaimana kemampuan siswa mengemukakan pendapat ? 4 Bagaimana kemampuan siswa mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari ? 5 Bagaimana siswa memanfaatkan waktu ? 6 7 Bagaimana siswa membangun ide ? Bagaimana siswa menarik kesimpulan? Responsif 4 3 tidak responsif 2 1

136

Lampiran 15. Rubrik untuk Observasi Aktivitas Siswa

Rubrik Observasi Aktivitas Siswa No 1 Kriteria Perhatian Siswa Terhadap Penjelasan Guru Memperhatikan, menyimak, mencatat Memperhatikan Kurang memperhatikan Tidak memperhatikan 2 Aktivitas Siswa dalam Kelompok Dapat bekerja sama, mengemukakan ide, menjawab pertanyaan teman, dan menghargai pendapat teman. Dapat bekerja sama, dan mengemukakan ide Kurang dapat bekerja sama Tidak beraktivitas 3 Kemempuan Siswa Mengemukakan Pendapat Responsif, runtut, mudah dipahami, disertai contoh. Responsif, runtut, mudah dipahami Responsif, runtut Tidak berpendapat 4 Kemempuan Siswa Mengkaitkan Materi dengan Kehidupan Sehari-hari Relevan, menyebutkan contoh, penjelasan contoh, memiliki iode pemecahan suatu masalah sehari-hari Relevan, menyebutkan contoh, penjelasan contoh Relevan, menyebutkan contoh Tidak dapat mengkaitkan 5 Kemampuan Siswa Memanfaatkan Waktu Datang tepat waktu, siap mengikuti pelajaran, dapat menyelesaikan tugas tepat waktu 4 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 Skor

137

Datang tepat waktu, dapat menyelesaikan tugas tepat waktu Datang tepat waktu, atau dapat menyelesaikan tugas tepat waktu Tidak dapat memanfaatkan waktu 6 Kemampuan Siswa Membangun Ide Memahami materi, mengorganisasi ide, mengakaitkan dengan keseharian, menyampaikan ide Memahami materi, mengorganisasi ide Memahami materi Belum mampu membangun ide 7 Kemampuan Siswa Menarik Kesimpulan Kesimpulan benar, logis, sesuai tujuan pembelajaran Kesimpulan benar, sesuai tujuan pembelajaran Kesimpulan logis Kesimpulan masih kabur

2 1

4 3 2 1

4 3 2 1

138

Lampiran 16. Tabel Hasil Aktivitas Siswa

Tabel Hasil Aktivitas Siswa


Aspek yang diamati Kelas / sikap siswa (%) VII B 2 1 4 3 2 1 4

N o

VII C 4 3

VII G 3 2 1

1 siswa responsif terhadap penjelasa n guru 2 aktivitas siswa dalam kelompok 3 mengemu kakan pendapat 4 mengaitk an materi dengan kehidupa n seharihari 5 memanfa atkan waktu 6 membang un ide 7 menarik kesimpul an
Total (%) Respon positif Konversi nilai skala 11

33.3

66.6

0.0

0.0

26.1

73.8

0.00

0.0

47.6

47.6

4.7

0.0

21.4

76.1

2.3

0.0

21.4

66.6

11.9

0.0

26.1

64.2

9.5

0.0

4.7

95.2

0.0

0.0

2.38

85.7

11.9

0.0

21.4

57.1

21.4

0.0

11.9

78.5

9.5

0.0

16.6

83.3

0.0

0.0

19.0

71.4

9.5

0.0

54.7 4.7 11.9

45.2 78.5 88.1

0.0 16.6 0.0

0.0 0.0 0.0

35.7 0.0 9.5

64.2 83.4 90.4

0.0 16.6 0.0

0.0 0.0 0.0

59.5 28.5 42.8

40.4 71.4 54.7

0.0 0.0 2.3

0.0 0.0 0.0

20.4 75.5 95,9 7

4.08 0.0 4,08

15.9 78.2 94,1 8

5.7 0.0 8,7

35.0 58.1 93,1 8

6.8 0.0 6,8

139

Lampiran 17. Lembar Observasi Tanggapan Siswa ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN Petunjuk : 1. Pilihlah salah satu jawaban sesuai dengan kondisi sebenarnya 2. Jawaban tidak mempengaruhi nilai Anda 1. Apakah Anda memahami materi yang baru saja diajarkan? a. Paham b. paham sebagian 2. Selama ini apakah anda mengerjakan tugas pengamatan yang diberikan oleh guru? a. Selalu b. Kadang 3. Apakah yang anda lakukan saat diskusi kelas berlangsung? a. Aktif b. Diam saja 4. Apakah yang anda lakukan saat percobaan berlangsung ? a. bercakap-cakap b. aktif 5. Apakah setelah mengerjakan tugas, melakukan percobaan, diskusi, Anda dapat menyimpulkan hasilnya? a. Tidak dapat b. Dapat 6. Kesan Anda pada saat melakukan tugas pengamatan? a. Menyenangkan b. Biasa-biasa saja 7. Kesan Anda saat diskusi berlangsung? a. Menyenangkan b. Biasa-biasa saja c. Menjemukan c. Menjemukan c. Sebagian c. Diam c. Menunggu teman yang lain bertanya c. tidak c. tidak paham

140

8. Bagaimana materi yang diajarkan guru dengan menggunakan pendekatan jelajah alam sekitar (JAS)? a. menyenangkan dan mudah dipahami b. menyenangkan tapi kurang bisa dipahami 9. Apakah dengan guru menerapkan pendekatan JAS, anda lebih aktif dalam mengembangkan keterampilan proses sains (keterampilan bertanya, c. Biasa-biasa saja

keterampilan berkomunikasi, keterampilan menginterprestasi, keterampilan berhipotesis, dsb)? a. Ia b. Ragu-ragu 10. Apakah dengan penerapan pendekatan JAS, Anda akan lebih mampu mengkaitkan pengetahuan Anda dengan fenomena nyata? a. Ia b. Ragu-ragu c. tidak c. tidak

141

Lampiran 18. Hasil Observasi Tanggapan Siswa

Tabel Hasil Observasi Tanggapan Siswa


No 1 Pertanyaan Pemahaman materi a. Paham b. Kurang paham c. Tidak paham Mengerjakan tugas pengamatan a. Selalu b. Kadang-kadang c. tidak Kegiatan diskusi a. Aktif b. Diam c. Menunggu teman bicara Sikap saat kegiatan berlangsung a. Aktif b. Becakap-cakap c. Diam Menyimpulkan kegiatan a. Dapat b. Sebagian c. Tidak dapat Kesan saat kegiatan a. Menyenangkan b. Biasa-biasa saja c. Menjemukan Kesan saat diskusi berlangsung a. Menyenangkan b. Biasa-biasa saja c. Menjemukan Kesan mengenai metode pembelajaran a. Menyenangkan mudah dipahami b. Menyenangkan kurang dipahami c. Biasa-biasa saja Kegiatan eksplorasi dapat mengaktifkan keterampilan proses a. Ya b. Ragu-ragu c. Tidak Mampu mengkaitkan pengetahuan dengan fenomena alam a. Ya b. Ragu-ragu c. Tidak Kelas VIIB 46 54 0 85 16 0 81 7 12 88 12 0 51 49 0 90 10 0 71 21 8 85 15 0 Persentase Kelas VIIC 40 55 5 84 13 3 82 11 7 82 18 0 29 71 0 76 24 0 39 61 0 66 17 17 Kelas VIIG 56 44 0 78 20 2 90 7 3 90 4 6 66 34 0 83 17 0 59 39 2 73 17 10

63 37 0

47 42 11

66 34 0

10

89 10 1

84 16 0

85 12 3

142

Lampiran 19. Lembar Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran

Lembar Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran


No Aspek yang diamati Pelaksanaan Terlaksana (skor) 4 1 Pendahuluan a. memotivasi siswa b. menyempaikan tujuan pembelajaran c. menggali pengetahuan awal siswa 2 Kegiatan inti a. memberikan informasi tentang kegiatan b. membentuk kelompok c. membegai LKS dan memberi penjelasan d. membimbing diskusi kelompok e. memberi kesempatan kelompok presentasi f. memberi tanggapan kelompok presentasi g. membimbing siswa menarik simpulan h. memberi penegasan konsep-konsep esensial 3 Penutup a. membimbing siswa melakukan refleksi b. memberi kesempatansiswa mecatat c. melakukan feed back pertanyaan atau tes d. memberi tugas 3 2 1 Tidak

143

Lampiran 20. Rubrik Kinerja Guru dalam Pengajaran

Tabel Rubrik Kinerja Guru dalam Pembelajaran No 1. Aspek yang diamati Pendahuluan a. memotivasi siswa a.1. memberi contoh fenomena, demonstrasi fenomena, tanya 4 jawab, mudah dipahami a.2. memberi contoh fenomena, tanya jawab, mudah dipahami a.3. memberi contoh fenomena, mudah dipahami a.4. memberi contoh fenomena,kurang dapat dipahami b. menyampaikan tujuan pembelajaran b.1. pada awal pembelajaran, menyebutkan tujuan, jelas b.2. pada awal pembelajaran, menyebutkan tujuan b.3. menyebutkan tujuan b.4. menyebutkan tujuan, kurang jelas c. menggali pengetahuan awal siswa c.1. terorganisir dengan baik, pertanyaan individual, terkait 4 materi c.2. terorganisir dengan baik, pertanyaan klasikall, terkait 3 materi c.3. pertanyaan klasikall, terkait materi c.4. pertanyaan klasikal terbatas 2 Kegiatan Inti a. memberi informasi tentang kegiatan a.1. rinci, jelas, runtut, tepat waktu a.2. rinci, jelas, runtut a.3. rinci, jelas a.4. rinci, kurang jelas b. membentuk kelompok 4 3 2 1 2 1 4 3 2 1 3 2 1 Skor

144

b.1. tugas, pemberian nama kelompok, efisien waktu, tidak 4 gaduh b.2. tugas, pemberian nama kelompok, efisien waktu b.3. tugas, pemberian nama kelompok b.4. kurang tegas c. membagi LKS dan menberi penjelasan c.1. lengkap, efisien waktu, penjelasan isi, memberi siswa 4 bertanya, menjawab pertanyaan c.2. lengkap, efisien waktu, penjelasan isi c.3. lengkap, penjelasan isi c.4. lengkap, informasi kurang jelas d. membimbing diskusio kelompok d.1. efisien waktu, membantu kelompok, membentu individu, 4 menjawab pertanyaan siswa, dapat dipahami siswa d.2. efisien waktu, membantu kelompok, menjawab pertanyaan 3 siswa, dapat dipahami siswa d.3. efisien waktu, membantu kelompok, dapat dipahami siswa d.4. membantu kelompok, tidak efisien waktu e. memberi kesempatan kelompok presentasi e.1. tegas, bergilir, efisien waktu e.2. tegas, bergilir e.3. tegas, tidak bergilir e.3.tidak tegas, tidak bergilir f. memberi tanggapan kelompok presentasi f.1. obyektif, mudah dipahami, memberi penghargaan f.2. obyektif, mudah dipahami f.3. obyektif, kurang mudah dipahami f.4. tidak obyektif, kurang mudah dipahami g. membimbing siswa menarik kesimpulan g.1. mengarahkan siswa, sesuai tujuan, dapat dipahami siswa, 4 4 3 2 1 4 3 2 1 2 1 3 2 1 3 2 1

145

efisien waktu g.2. mengarahkan siswa, sesuai tujuan, dapat dipahami siswa 3

g.3. mengarahkan siswa, sesuai tujuan, kurang dapat dipahami 2 siswa g.4. menyuruh siswa menyimpulkan sendiri h. memberi penegasab konsep-konsep esensial h.1. mengulangi konsep-konsep esensi, jelas, memberikan 4 contoh h.2. mengulangi konsep-konsep esensi., jelas h.3. mengulangi konsep-konsep esensi, kurang Jelas h.4. mengulangi konsep-konsep tidak esensi 3 Penutup a. membimbing siswa melakukan refleksi a.1. memberi kesempatan siswa memahami kembali, membuat 4 hubungan antar konsep, menuliskan pengalaman belajar, efisien waktu a.2. memberi kesempatan siswa memahami kembali, 3 3 2 1 1

menuliskan pengalaman belajar, efisien waktu a.3. memberi kesempatan siswa memahami kembali, efisien 2 waktu a.4. memberi kesempatan siswa memahami kembali, tidak 1 efisien waktu b. memberi kesempatan siswa mencatat b.1. efisien waktu, membimbing pemahaman yang harus 4 dicatat, menjawab pertanyaan siswa b.2. efisien waktu, siswa mencatat sendiri, menjawab 3 pertanyaan siswa b.3. efisien waktu, siswa mencatat sendiri b.4. tidak efisien waktu, tidak membimbing c. melakukan feed back pertanyaan dan tes 2 1

146

c.1. jelas, berkaitan dengan materi, pengembangan materi, 4 pertanyaan individual c.2. jelas, berkaitan dengan materi, pertanyaan individual c.3. jelas, berkaitan dengan materi, pertanyaan klasikal c.4. berkaitan dengan materi, kurang jelas d. memberi tugas d.1. jelas, berkaitan dengan materi, pengembangan materi, 4 tugas individual d.2. jelas, berkaitan dengan materi, tugas individual d.3. jelas, berkaitan dengan materi, tugas klasikal/kelompok d.4. berkaitan dengan materi, kurang jelas 3 2 1 3 2 1

147

Lampiran 21. Hasil Kinerja Guru Selama Pembelajaran

Tabel Hasil Kinerja Guru Selama Pembelajaran\ No 1 Aspek yang diamati Pendahuluan a. Memotivasi siswa b. Menyampaikan tujuan pembelajaran c. Menggali pengetahuan siswa Kegiatan Inti a. Memberi informasi tentang kegiatan b. Membentuk kelompok c. Membagi LKS dan memberi pelajaran d. Membimbing diskusi kelompok e. Memberi kelompok presentasi f. Memberi tanggapan kelompok g. Membimbing siswa menarik kesimpulan h. Memberi penegasan konsep essensial Penutup a. Membimbing siswa melakukan refleksi b. Memberi kesempatan siswa mencatat c. Melakukan feedback pertanyaan d. Memberi tugas Jumlah skor Konversi nilai skala 11 Kriteria VII B 2 4 4 4 4 4 3 3 4 3 1 2 3 3 3 47 8 Baik Kelas VII C 3 4 3 2 4 3 3 2 3 3 2 4 3 2 2 43 7 Baik VII G 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 4 4 51 9 Sangat baik

148

Lampiran 22. Lembar Observasi Kinerja Siswa

Lembar Observasi Kinerja Siswa Menanam Tanaman Pada Pot Kelas : ...........................................................

Nama kelompok : ........................................................... Berilah tanda cekl pada kolom yang tersedia sesuai dengan keadaan sebenarnya. No Aspek yang diamati Score Pelaksanaan 10 1 2 3 4 Pemberian tanah pada pot Keadaan Plastik pembungkus tanaman Letak tanaman pada pot Penyiraman tanaman Jumlah 9 8

Lembar Observasi Kinerja Siswa Membuat Slogan Kelas : ...........................................................

Nama kelompok : ........................................................... Berilah tanda cekl pada kolom yang tersedia sesuai dengan keadaan sebenarnya. No Aspek yang dinilai 10 1 2 3 Tulisan slogan Kelengkapan isi slogan Penampilan slogan Kesesuaian isi slogan dengan materi Jumlah Score Pelaksanan 9 8

149

Lampiran 23. Rubrik Asesmen Kinerja Menanam Tanaman Pada Pot dan Membuat Slogan

Rubrik Asesmen Kinerja Menanam Tanaman Pada Pot No Aspek yang dinilai Pemberian tanah pada pot: a. Memberikan tanah pada dasar pot terlebih dahulu, penggunakan tanah seimbang 1 b. Tidak memberikan tanah pada dasar pot, penggunaan tanah seimbang. c. Tidak memberikan tanah pada dasar pot, penggunaan tanah kurang seimbang Plastik pembungkus tanaman: 2 a. Membuang plastik pembungkus tanaman b. Melubangi plastik pada tanaman sebelum ditanam c. Plastik tanaman tidak dibuang dan tidak dilubangi Letak tanaman pada pot : 3 a. Tanaman ditanam dengan kuat b. Tanaman ditanam cukup kuat. c. Tanaman ditanam kurang kuat Penyiraman tanaman: 4 a. Menyiram tanaman, penggunaan air tidak berlebihan. b. Menyiram tanaman, penggunaan air berlebihan. c. Tidak menyiram tanaman SMI 10 9 8 40 10 9 8 10 9 8 10 Skor

150

Rubrik Asesmen Kinerja Membuat Slogan No 1 Aspek yang dinilai Tulisan slogan: a. Tulisan rapi dan mudah dibaca. b. Tulisan kurang rapi dan mudah dibaca c. Tulisan kurang rapi dan tidak mudah dibaca 2 Kelengkapan isi slogan: a. Slogan disertai dengan gambar yang sesuai dengan isi slogan. b. Slogan disertai gambar yang tidak sesuai dengan isi slogan b. Slogan tidak diberi gambar 10 10 9 8 Skor

Penampilan slogan a. Slogan menarik, bersih, rapi b. Slogan menarik dan bersih c. Slogan menarik/bersih/rapi saja 10 9 8

Kesesuaian isi slogan dengan materi: a. Isi slogan menarik, kreatif dan sesuai dengan materi pelajaran. b. Isi slogan kurang menarik, kurang kreatif, tapi sesuai dengan materi pelajaran c. Isi slogan tidak sesuai dengan materi yang diajarkan. SMI 10

8 30

151

Lampiran 24. Hasil Kinerja (Hand-Out)Siswa Assessment Kinerja Menanam Tanaman Pada Pot Ket Kelompok kelas VIIB Kelompok kelas VIIC Kelompok kelas VIIG Kel 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 Score 33 35 29 30 38 37 35 26 29 33 34 35 37 33 37 35 38 34 33 32 29 Nilai 8 9 7 8 10 9 9 7 7 8 9 9 9 8 9 9 10 9 8 8 7 Rata2 8,57 8,14 8,57 Assessment Kinerja Membuat Slogan Ket Kelompok kelas VIIB Kelompok kelas VIIC Kelompok kelas VIIG Kel 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 Score 33 34 35 29 30 35 34 28 33 34 33 35 30 37 37 35 33 29 34 32 34 Nilai 8 9 9 7 8 9 9 7 8 9 8 9 8 9 9 9 8 7 9 8 9 Rata2 8,42 8,28 8,42 Keterangan: Tabel konversi nilai skala 11: No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Tingkat Penguasaan 95%-100% 85%-94% 75%-84% 65%-74% 55%-64% 45%-545 35%-44% 25%-34% 15%-24% 5%-14% 0%-4% Batas Bawah 38 34 30 26 22 18 14 10 6 2 0 Batas Atas 40 37,6 33,6 29,6 25,6 21,6 17,6 13,6 9,6 5,6 1,6 Nilai 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0

You might also like