Professional Documents
Culture Documents
Aaron : haha Pasti sedang mengais-ngais sampah. Namanya juga orang miskin. Gerit : Apaan sih. Ayo kita samperin saja dia. Nuii : Julio, apa yang sedang kau lakukan? Kenapa kau tidak masuk 2 minggu ini? Julio : (dengan Kaget) aku? Ya seperti yang kalian liat. Aaron : aku bilang juga apa. Pasti dia sedang mengais-ngais sampah. Seperti tidak tahu saja kalian kerjaan orang miskin. Romario : sudahlah Aaron, begitu-begitu Julio itu sahabatmu. Nuii : Apa-apaan sih. Kenapa kau tidak masuk sekolah lagi Julio? Julio : Begini, orang tua ku tidak punya uang untuk membiayai aku dan adikku untuk sekolah. Sedangkan adikku masih mau sekolah, jadi aku mengalah saja untuk adikku. Biar adikku yang sekolah dan aku membantu orang tua ku untuk menyambung hidup. Gerit : Mulia betul hati mu sobat. Aaron : haha. Mulia apanya? Dia cuma mau cari muka tahu? kalian ini gampang sekali dibodohi sama dia. Julio : Tega sekali kau berkata begitu pada ku. Aku memang sekarang sudah miskin, tapi aku masih punya perasaan. Kalau kamu tidak mau bersahabat lagi dengan ku ya sudah itu tidak jadi masalah buat ku, tapi jangan kau hina aku dengan kata-katamu itu. Satu lagi, aku tidak pernah menyesal pernah berkenalan dengan mu. Tapi itu merupakan pembelajaran bagi ku. Terima kasih Aaron. (Julio pun lari secepat mungkin meninggalkan mereka berempat dengan perasaan yang bercampur aduk) Nuii : sudah puas kau menyakiti dia? ingat Aaron, suatu hari nanti kau juga akan merasa apa yang Julio rasakan sekarang. Gerit dan Romario : Betul itu. Aaron : haha. Itu tidak mungkin. Keluarga ku tidak mungkin jatuh miskin seperti dia. Toh keluargaku memiliki banyak usaha yang menghasilkan banyak uang. Dan tidak akan habis untuk 5 generasi. Haha ( sambil tertawa Aaron pun jalan meninggalkan mereka bertiga) Gerit : Sombong sekali itu anak. Semoga hidupnya baik-baik saja. Nuii : ya semoga saja. Memang terkadang kita harus menyadari bahwa ada orang tertentu yang bisa tinggal dihati kita, namun tidak dalam kehidupan kita Romario : ya betul itu. Dan semoga suatu hari nanti kita bisa bertemu lagi dengan Julio. .( mereka bertiga akhrinya melanjutkan perjalan ke sekolah ). Narator : Hari itu merupakan hari terakhir mereka bertemu Julio. Dan ketika semuanya telah terjadi, Aaron pun merasakan apa yang dulu Julio rasakan. Keluarganya bangkrut karena ditipu oleh orang lain. Tapi sayangnya Aaron tidak terima dengan hidupnya yang miskin, dan ia beranggapan bahwa semua ini salah Julio. *naskah pertama yg dibuat penulis, dan penulis berpikir untuk melanjutkan cerita ini:) semoga bermanfaat