You are on page 1of 15

Panduan Pembangunan Pembangkit Listrik Mikro Hidro

00:20 HaGe 11Komentar 1. Tujuan Pembangunan Mikro Hidro Mikrohidro adalah istilah yang digunakan untuk instalasi pembangkit listrik yang mengunakan energi air. Kondisi air yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber daya (resources) penghasil listrik adalah memiliki kapasitas aliran dan ketinggian tertentu dan instalasi. Semakin besar kapasitas aliran maupun ketinggiannya dari istalasi maka semakin besar energi yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik. Biasanya Mikrohidro dibangun berdasarkan kenyataan bahwa adanya air yang mengalir di suatu daerah dengan kapasitas dan ketinggian yang memadai. Istilah kapasitas mengacu kepada jumlah volume aliran air persatuan waktu (flow capacity) sedangan beda ketinggian daerah aliran sampai ke instalasi dikenal dengan istilah head. Mikrohidro juga dikenal sebagai white resources dengan terjemahan bebas bisa dikatakan "energi putih". Dikatakan demikian karena instalasi pembangkit listrik seperti ini menggunakan sumber daya yang telah disediakan oleh alam dan ramah lingkungan. Suatu kenyataan bahwa alam memiliki air terjun atau jenis lainnya yang menjadi tempat air mengalir. Dengan teknologi sekarang maka energi aliran air beserta energi perbedaan ketinggiannya dengan daerah tertentu (tempat instalasi akan dibangun) dapat diubah menjadi energi listrik, Seperti dikatakan di atas, Mikrohidro hanyalah sebuah istilah. Mikro artinya kecil sedangkan hidro artinya air. Dalam prakteknya, istilah ini tidak merupakan sesuatu yang baku namun bisa dibayangkan bahwa Mikrohidro pasti mengunakan air sebagai sumber energinya. Yang membedakan antara istilah Mikrohidro dengan Miniihidro adalah output daya yang dihasilkan. Mikrohidro menghasilkan daya lebih rendah dari 100 W, sedangkan untuk minihidro daya keluarannya berkisar antara 100 sampai 5000 W. Secara teknis, Mikrohidro memiliki tiga komponen utama yaitu air (sumber energi), turbin dan generator. Air yang mengalir dengan kapasitas dan ketinggian tertentu di salurkan menuju rumah instalasi (rumah turbin). Di rumah turbin, instalasi air tersebut akan menumbuk turbin, dalam hal ini turbin dipastikan akan menerima energi air tersebut dan mengubahnya menjadi energi mekanik berupa berputamya poros turbin. Poros yang berputar tersebut kemudian ditransmisikan/dihubungkan ke generator dengan mengunakan kopling. Dari generator akan dihasilkan energi listrik yang akan masuk ke sistem kontrol arus listrik sebelum dialirkan ke rumah-rumah atau keperluan lainnya (beban). Begitulah secara ringkas proses Mikrohidro, merubah energi aliran dan ketinggian air menjadi energi listrik. Terdapat sebuah peningkatan kebutuhan suplai daya ke daerah-daerah pedesaan di sejumlah negara, sebagian untuk mendukung industri-industri, dan sebagian untuk menyediakan penerangan di malam hari. Kemampuan pemerintah yang terhalang oleh biaya yang tinggi dari perluasan jaringan listrik, sering membuat Mikro Hidro memberikan sebuah alternatif ekonomi ke dalam jaringan. Ini karena Skema Mikro Hidro yang mandiri, menghemat biaya dari jaringan transmisi dan karena skema perluasan jaringan sering memerlukan biaya peralatan dan pegawai

yang mahal. Dalam kontrak, Skema Mikro Hidro dapat didisain dan dibangun oleh pegawai lokal dan organisasi yang lebih kecil dengan mengikuti peraturan yang lebih longgar dan menggunakan teknologi lokal seperti untuk pekerjaan irigasi tradisional atau mesin-mesin buatan lokal. Pendekatan ini dikenal sebagai Pendekatan Lokal. Gambar 1 menunjukkan betapa ada perbedaan yang berarti antara biaya pembuatan dengan listrik yang dihasilkan.

Gambar 1. Skala Ekonomi dari Mikro-Hidro (berdasarkan data tahun 1985) Keterangan gambar 1 Average cost for conventional hydro = Biaya rata-rata untuk hidro konvensional. Band for micro hydro = Kisaran untuk mikro-hidro Capital cost = Modal Capacity = Kapasitas (kW) 2. Komponen-Komponen Pembangkit Listrik Mikro Hidro

Gambar 2. Komponen-komponen Besar dari sebuah Skema Mikro Hidro Diversion Weir dan Intake (Dam/Bendungan Pengalih dan Intake) Dam pengalih berfungsi untuk mengalihkan air melalui sebuah pembuka di bagian sisi sungai (Intake pembuka) ke dalamsebuah bak pengendap (Settling Basin).

Settling Basin (Bak Pengendap) Bak pengendap digunakan untuk memindahkan partikel-partikel pasir dari air. Fungsi dari bak pengendap adalah sangat penting untuk melindungi komponen-komponen berikutnya dari dampak pasir.

Headrace (Saluran Pembawa) Saluran pembawa mengikuti kontur dari sisi bukit untuk menjaga elevasi dari air yang disalurkan.

Headtank (Bak Penenang) Fungsi dari bak penenang adalah untuk mengatur perbedaan keluaran air antara sebuah penstock dan headrace, dan untuk pemisahan akhir kotoran dalam air seperti pasir, kayu-kayuan.

Penstock (Pipa Pesat/Penstock) Penstock dihubungkan pada sebuah elevasi yang lebih rendah ke sebuah roda air, d

ikenal sebagai sebuah Turbin. Turbine dan Generator Perputaran gagang dari roda dapat digunakan untuk memutar sebuah alat mekanikal (seperti sebuah penggilingan biji, pemeras minyak, mesin bubut kayu dan sebagainya), atau untuk mengoperasikan sebuah generator listrik. Mesin-mesin atau alat-alat, dimana diberi tenaga oleh skema hidro, disebut dengan Beban (Load),dalam Gambar 2. bebannya adalah sebuah penggergajian kayu.

Tentu saja ada banyak variasi pada penyusunan disain ini. Sebagai sebuah contoh, air dimasukkan secara langsung ke turbin dari sebuah saluran tanpa sebuah penstock seperti yang terlihat pada penggergajian kayu di Gambar 2. Tipe ini adalah metode paling sederhana untuk mendapatkan tenaga air, tetapi belakangan ini tidak digunakan untuk pembangkit listrik karena efisiensinya rendah. Kemungkinan lain adalah bahwa saluran dapat dihilangkan dan sebuah penstock dapat langsung ke turbin dari bak pengendap pertama. Variasi seperti ini akan tergantung pada karakteristik khusus dari lokasi dan skema keperluan-keperluan dari pengguna. sumber: energiterbarukan.net

PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)


Pembangkit tinggi tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi potensial (dari dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin air) dan dari energi mekanik menjadi energi listrik(dengan bantuan generator). Kapasitas PLTA diseluruh dunia ada sekitar 675.000 MW ,setara dengan 3,6 milyar barrel minyak atau sama dengan 24 % kebutuhan listrik dunia yang digunakan oleh lebih 1 milyar orang. Jenis jenis PLTA : Potensi tenaga air didapat pada sungai yang mengalir di daerah pegunungan. Untuk dapat memanfaatkan potensi dari sungai ini, maka kita perlu membendung sungai tersebut dan airnya disalurkan ke bangunan air PLTA. Ditinjau dari cara membendung air, PLTA dapat dibagi menjadi 2 kategori yaitu : 1. 2. PLTA run off river PLTA dengan kolam tando (reservoir)

Pada PLTA run off river, air sungai dialihkan dengan menggunankan dam yang dibangun memotong aliran sungai. Air sungai ini kemudian disalurkan ke bangunan air PLTA. Pada PLTA dengan kolam tando (reservoir), air sungai dibendung dengan bendungan besar agar terjadi penimbunan air sehingga terjadi kolam tando. Selanjutnya air di kolam tando disalurkan ke bangunan air PLTA. Dengan adanya penimbunan air terlebih dahulu dalam kolam tando, maka pada musim hujan di mana debit air sungai besarnya melebihi kapasitas penyaluran air bangunan air PLTA, air dapat ditampung dalam kolam tando. Pada musim kemarau di mana debit air sungai lebih kecil daripada kapasitas penyaluran air bangunan air PLTA, selisih kekurangan air ini dapat diatasi dengan mengambil air dari timbunan air yang ada dalam kolam

tando. Inilah keuntungan penggunaan kolam tando pada PLTA. Hal ini tidak dapat dilakukan pada PLTA run off river. Pada PLTA run off river, daya yang dapat dibangkitkan tergantung pada debit air sungai, tetapi PLTA run off river biaya pembangunannya lebih murah daripada PLTA dengan kolam tando (reservoir), karena kolam tando memerlukan bendungan yang besar dan juga memerlukan daerah genangan yang luas. Jika ada sungai yang mengalir keluar dari sebuah danau, maka dapat dibangun PLTA dengan menggunakan danau tersebut sebagai kolam tando. Contoh mengenai hal ini yaitu PLTA Asahan yang menggunakan Danau Toba sebagai kolam tando, karena Sungai Asahan mengalir dari Danau Toba. Cara Kerja PLTA Komponen kompnen dasar PLTA berupa dam, turbin, generator dan transmisi. Dam berfungsi untuk menampung air dalam jumlah besar karena turbin memerlukan pasokan air yang cukup dan stabil. Selain itu dam juga berfungsi untuk pengendalian banjir. contoh waduk Jatiluhur yang berkapasitas 3 miliar kubik air dengan volume efektif sebesar 2,6 miliar kubik. Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik. gaya jatuh air yang mendorong baling-baling menyebabkan turbin berputar. Turbin air kebanyakan seperti kincir angin, dengan menggantikan fungsi dorong angin untuk memutar baling-baling digantikan air untuk memutar turbin. Perputaran turbin ini di hubungkan ke generator. Turbin terdiri dari berbagai jenis seperti turbin Francis, Kaplan, Pelton, dll. Generator dihubungkan ke turbin dengan bantuan poros dan gearbox. Memanfaatkan perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet didalam generator sehingga terjadi pergerakan elektron yang membangkitkan arus AC. Travo digunakan untuk menaikan tegangan arus bolak balik (AC) agar listrik tidak banyak terbuang saat dialirkan melalui transmisi. Travo yang digunakan adalah travo step up. Transmisi berguna untuk mengalirkan listrik dari PLTA ke rumah rumah atau industri. Sebelum listrik kita pakai tegangannya di turunkan lagi dengan travo step down.
http://industri09ekabayu.blog.mercubuana.ac.id/2011/01/02/plta-pembangkit-listrik-tenaga-air/

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)


Posted: May 9, 2011 by rahmanta13 in Mechanical Engineering Tags: head, pelton, PLTA, turbin francise, turbin kaplan, turbin pleton

Air yang mengalir mempunyai energi yang dapat digunakan untuk memutar roda turbin, karena itu pusat-pusat tenaga air dibangun disungai-sungai dan dipegunungan-pegunungan. Pusat tenaga air tersebut dapat dibedakan dalam 2 (dua) golongan, yaitu pusat tenaga air tekanan tinggi dan pusat tenaga air tekanan rendah. Pada pusat tenaga air tekanan tinggi dapat diketahui bahwa dengan didirikannya bendungan di daerah yang tinggi akan terdapatlah sebuah reservoir air cukup besar. Dengan menggunakan pipa air tersebut dialirkan ke rumah pusat tenaga yang dibangun dibagian bawah bendungan, dan didalam rumah tersebut telah dipasang dua buah nosel turbin, lewat nosel itulah air akan menyemprot keluar dan memutar roda turbin, kemudian baru air tersebut dibuang ke sungai. Dari selisih tinggi permukaan air atas TPA dan permukaan air bawah TPB terdapat tinggi air jatuh H. Dan dengan menggunakan rumus-rumus mekanika fluida, daya turbin,luas penampang lintang saluran dan dimensi bagian-bagian turbin lainnya serta bentuk energi dari aliran air dapat ditentukan. 5.1 PRINSIP KERJA PUSAT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)

Bagian-bagian utama dari sebuah pusat listrik tenaga air (PLTA) terdiri dari sbb. :
1. Bendungan/dam (water reservoir). 2. Pipa pesat (pipe line). 3. Turbin air (water turbine).

Air sungai merupakan salah satu potensi yang cukup besar untuk dapat membangkitkan tenaga listrik. Aliran sungai dengan jumlah debit air yang cukup besar ditampung dalam waduk (1) yang ditunjang dengan bangunan bendungan (3). Air tersebut dialirkan melalui saringan Power Intake(2) kemudian masuk ke Pipa Pesat (Penstock) (4) untuk merubah energi potensial menjadi energi kinetik. Pada ujung pipa pesat dipasang Katup Utama (Main Inlet Valve) (5) untuk mengalirkan air ke turbin. Katup utama akan ditutup otomatis apabila terjadi gangguan atau di stop atau dilakukan perbaikan/pemeliharaan turbin. Air yang telah mempunyai tekanan dan kecepatan tinggi (energi kinetik) dirubah menjadi energi mekanik dengan dialirkan melalui sirip-sirip pengarah (sudu tetap) akan mendorong sudu jalan/runner yang terpasang pada turbin (6). Energi putar yang diterima oleh turbin selanjutnya digunakan untuk menggerakkan generator (7) yang kemudian menghasilkan tenaga listrik. Air yang keluar dari turbin melalui Tail Race (8) selanjutnya kembali ke sungai (9). Tenaga listrik yang dihasilkan oleh generator, tegangannya masih rendah (13,8 kV). Oleh karena itu, tegangan tersebut terlebih dahulu dinaikkan dengan Trafo Utama (10) menjadi 154 kV untuk efisiensi penyaluran energi dari pembangkit ke pusat beban. Tegangan tinggi tersebut kemudian diatur/dibagi di Switch Yard 150 kV Gardu Induk (11) dan selanjutnya disalurkan/interkoneksi ke sistem tenaga listrik melalui kawat saluran Tegangan Tinggi 150 kV (12). Disamping itu pada waduk dengan sungai yang menjadi sumber energi utamanya apabila terjadi banjir maka kelebihan air tersebut akan dibuang melalui pintu pelimpas otomatis (spillway) (13). Pada pusat listrik tenaga air (PLTA) ini energi listrik yang dihasilkan generator sangatlah bergantung dari tingkat ketersediaan air yang ada dan sumber-sumber air yang mampu untuk

dimanfaatkan serta kondisi geografis yang ada. Seperti pada pusat listrik tenaga air (PLTA) dinegeri Cina energi listrik yang mampu dihasilkan oleh generator sampai diatas 1000 MW karena tingkat ketersediaan air yang sangat berlimpah dan berlangsung dalam periode tahunan, dimana air sebagai sumber energi utamanya diambil dari aliran sungai kuning (yellow river).Sedangkan pada pusat listrik tenaga air (PLTA) dengan skala energi listrik yang dihasilkan oleh generator kecil dapat diambil contoh pada PLTA Sudirman di Banjarnegara, dimana air sebagai sumber energi utamanya diambil dari aliran beberapa sungai yang ada dan ditampung didalam bendungan/dam, sehingga hal ini tingkat ketersediaan air sangatlah terbatas. Sedangkan pada pusat listrik tenaga air (PLTA) dengan skala energi listrik yang dihasilkan oleh generator adalah skala menengah seperti pada PLTA Saguling di Jawa Barat, dimana air sebagai sumber energi utamanya diambil dari aliran beberapa sungai yang ada dan ditampung didalam bendungan/dam serta ditambah dengan curah hujan yang relative cukup tinggi dan dalam rentang periode yang cukup lama, maka air sebagai sumber energi utama PLTA tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal.

Ada beberapa jenis turbin air yang dapat digunakan/diaplikasikan didalam pusat listrik tenaga air (PLTA) sebagai berikut :
1. Turbin Kaplan.

Turbin Kaplan adalah turbin tekanan lebih yang special, sudu jalan turbin ini kemurniannya sangat kecil dan pada saluran sudu jalan belokannya hanya sedikit. Pada waktu keja sudu jalan turbin ini bisa diatur posisinya, disesuaikan dengan perubahan tinggi air jatuh sehingga turbin ini cocok untuk pusat listrik tenaga air yang dibangun di sungai.

2. Turbin Pelton (turbin tekanan sama) Turbin tekanan sama disebut juga sebagai turbin pancaran bebas atau turbin impuls, karena aliran air yang keluar dari nosel tekanannya adalah sama dengan tekanan atmosfir sekitarnya. Semua energi tinggi tempat dan tekanan ketika ke sudu jalan turbin dirubah menjadi energi kecepatan. Turbin pelton dipakai untuk tinggi air jatuh yang besar, aliran air didalam pipa akan keluar dengan kecepatan tinggi air jatuh H dihitung dari permukaan air diatas sampai ke tengah-tengah pancaran air bawah. Dibagian bawah roda turbin terdapat suatu tempat yang dinamakan sebagai ruang bebas. Ruang bebas tersebut harus sekecil mungkin, sedemikian rupa sehingga dalam batas-batas yang diijinkan.

3.

Turbin Francis.

Turbin francis bekerja dengan memakai proses tekanan lebih, pada waktu air masuk ke roda jalan sebagian dari energi tinggi jatuh telah bekerja didalam sudu pengarah diubah sebagai kecepatan arus masuk. Sisa energi tinggi jatuh dimanfaatkan/bekerja didalam sudu jalan, dengan adanya pipa isap memungkinkan energi tinggi jatuh bekerja didalam sudu jalan dengan semaksimal mungkin. Pada sisi sebelah keluar roda jalan terdapat tekanan kerendahan (kurang dari 1 atmosfir) dan kecepatan aliran air yang tinggi. Didalam pipa isap kecepatan aliran akan berkurang dan tekanannya akan kembali naik, sehingga air bisa dialirkan keluar lewat saluran air bawah dengan tekanan dan kecepatan air ketika melewati dan berproses didalam turbin. Pipa isap pada turbin ini mempunyai tugas yang mirip dengan sudu hantar yang terdapat pada pompa sentrifugal yakni sama-sama mengubah energi kecepatan menjadi energi tekanan.

Adapun sebagai pendukung pusat listrik tenaga air ini digunakan beberapa alat bantu (auxiliary equipments) untuk membantu turbin air berjalan dengan baik, seperti:

1. 2. 3. 4. 5.

Sistem pelumas (lube oil system). Sistem pendingin (cooler system). Sistem udara kontrol (air control system). Sistem udara servis (air service system). Sistem hidrolik (hydraulic system)

sumber :

ALEX HARAHAP ROY HADINATA SIJABAT


http://rahmanta13.wordpress.com/2011/05/09/pembangkit-listrik-tenaga-air-plta/

Pembangkit Listrik Tenaga Osmosis


15:04 Dunia Listrik 2Komentar

Kebutuhan terhadap sumber energi, terutama energi listrik, mendorong munculnya banyak variasi sumber pembangkit. Terlebih adanya desakan untuk menciptakan sumber pembangkit ramah lingkungan, menjadi salah satu faktor pendorong untuk mencari sumber energi lain selain bahan bakar fosil. Salah satu yang saat ini sedang ramai adalah pembangkit dengan konsep renewable energy yang umumnya sudah banyak dikembangkan di

negara negara maju. Salah satu bagian dari renewable energy adalah pembangkit listrik menggunakan teknik energi osmosis yang akan dibahas pada artikel ini. Pada prinsipnya, proses pembangkitan listrik melibatkan perubahan energi kinetik menjadi energi listrik (memutar rotor pada generator). Energi kinetik inilah yang umum menjadi permasalahan. Hal ini dikarenakan pada metode pembangkitan secara konvesional (seperti pembangkit berbahan bakar fosil) bahan bakar tersebut akan dibakar untuk memanaskan air, yang pada proses selanjutnya akan menghasilkan tekanan untuk memutar rotor. Hal inilah yang kemudian dilihat dan berusaha dimanfaatkan pada proses osmosis. Berdasarkan pengertiannya, Osmosis merupakan salah satu sifat yang dimiliki dari benda cair (fluida) untuk berpindah melalui lapisan semiperrmiabel diantara 2 fluida yang memiliki kepekatan berbeda. Lapisan semipermiabel ini berfungsi untuk memisahkan 2 lapisan dan hanya mampu ditembus oleh air, sementara partikel yang lain tertahan. Sehingga arah pergerakan fluida berasal dari fluida dengan kepekatan rendah menuju fluida dengan kepekatan lebih tinggi hingga dicapai kepekatan yang sama. Perpindahan fluida ini akan mengakibatkan adanya perubahan volume yang juga mengakibatkan tekanan pada sisi fluida yang lebih pekat. Tekanan ini kemudian akan menyebabkan pergerakan fluida dan tekanan yang dapat digunakan sebagai sumber energi kinetik. Konsep inilah yang kemudian digunakan pada pembangkit listrik dengan konsep teknik osmosis dengan memanfaatkan air laut. Dengan memanfaatkan kepekatan air laut dan juga air murni, pembangkit listrik dengan teknik osmosis dapat dikembangkan. Untuk lebih memahami mengenai proses osmosis, dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Pada kondisi awal

Pada saat proses osmosis telah mencapai titik keseimbangan Teknik osmosis yang digunakan pada pembangkit listrik memiliki 2 tipe yang berbeda, yaitu SHEOPP Converter dan Underground PLO Plant. SHEOPP Converter SHEOP Converter merupakan pembangkit listrik yang terpasang di dasar permukaan laut. Prinsip yang digunakan pada pembangkit ini adalah menggunakan air laut sebagai fluida pekat, dan memanfaatkan aliran air sungai atau dam yang berfungsi sebagai fluida yang kurang pekat. Dasar peletakan pembangkit ini didasar laut dikarenakan faktor beda ketinggian dan juga kadar kepekatan air laut itu sendiri. Faktor ini cukup mempengaruhi energi listrik yang nantinya dapat dibangkitkan.

SHEOPP Converter Plant

Underground PLO Plant Pada prinsipnya, tipe pembangkit Undergorund PLO Plant memiliki prinsio kerja yang sama dengan SHEOPP Converter. Perbedaan terletak pada penempatan pembangkit. Jika pada SHEOPP Converter, pembangkit diletakkan pada bagian dasar laut untuk memastikan tekanan dan jumlah fluida yang tepat, maka pada pembangkit tipe Undergorund PLO plant pembangkit diletakkan di bawah tanah. Hal ini yang didasarkan untuk memunculkan perbedaan tekanan, dengan mengalirkan air dari sungai atau dam dan air laut menuju ke level tekanan yang lebih rendah. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Underground PLO Plant Akan tetapi, seperti banyak pembangkit renewable energy lainnya, konsep pembangkit dengan teknik osmosis masih mendapat banyak tantangan. Hal ini terkait dengan faktor faktor kualitas, kuantitas, dan ekonomis yang kurang baik. Permasalahan terutama terpaku pada kemampuan lapisan semipermiabel sebagai bagian penting teknik ini, dan juga faktor biaya yang dibutuhkan dalam menghasilkan energi listrik per Watt-nya.Oleh karena itu masih sedikit pembangkit listrik dengan teknik ini yang dikembangkan. Perkembangan pembangkit dengan teknik ini sampai sekarang, hanya terdapat beberapa tempat , diantaranya adalah oleh perusahaan Starkraft di Tofte, Norwegia dan Eddy Potash Mine di New Mexico. Bahkan ketika pertama kali dibangun, pembangkit listrik yang berada di Norwegia hanya mampu menghasilkan beberapa kilo-Watt yang jika dikonversikan hanya dapat memanaskan air untuk 1-2 ketel. Perhatian pada pembangkit ini pun akhirnya menarik beberapa pihak untuk meneliti dan menelaah lebih jauh. Salah satunya adalah perhatian untuk peningkatan kerja pada sisi lapisan semipermiabelnya. Namun, seiring waktu berjalan, bukanlah sesuatu yang tidak mungkin apabila di masa depan pembangkit dengan teknik ini dapat menjadi salah satu bagian dari sistem pembangkit listrik dengan dasar renewable energy.
http://dunia-listrik.blogspot.com/2010/06/pembangkit-listrik-tenaga-osmosis.html

Prototipe pertama di dunia pembangkit listrik osmotik mulai beroperasi minggu ini. Berlokasi di tepi Oslo fjord di selatan Norwegia, menghasilkan listrik menggunakan proses alami yang membuat tanaman berdiri tegak dan sel-sel tubuh kita sendiri bengkak, kaku dan terhidrasi. Osmosis terjadi di manapun dua larutan dengan konsentrasi yang berbeda bertemu di sebuah membran semipermeabel. Bagian spontan air dari encer ke larutan pekat melalui membran menghasilkan perbedaan tekanan yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik. "Potensi sangat besar," kata Terje Riis-Johansen, Menteri Norwegia untuk minyak dan energi, berbicara pada upacara pembukaan pabrik baru di Tofte, dekat Oslo, Selasa. Statkraft, raksasa energi terbarukan-menjalankan proyek, memperkirakan potensi global total daya osmotik menjadi sekitar 1.700 terawatt-jam per tahun - sekitar 10 persen dari konsumsi listrik dunia saat ini. di pabrik prototipe, dua solusi yang digunakan adalah garam dan air tawar, tersedot dari dekat titik di mana mereka bertemu di mulut fjord. Kedua cairan yang dipompa ke kedua sisi membran, di mana osmosis menciptakan tekanan setara dengan kolom air 120 meter tinggi. Hal ini digunakan untuk menggerakkan turbin dan menghasilkan listrik. Banyak kota-kota besar di dunia berada di muara sungai yang bisa ideal untuk pembangkit listrik osmotik. Tidak seperti angin dan tenaga surya, dapat menyediakan sumber energi yang terus menerus, meskipun musiman sungai-tingkat perubahan tersebut menyebabkan beberapa fluktuasi. Diskon daya yang digunakan untuk memompa air ke fasilitas di tempat pertama, pabrik Tofte saat ini memproduksi hanya 4 kilowatt - cukup untuk terus mendidih dua atau tiga ceret.

Scaling up teknologi bisa membuktikan sulit, kritikus mengatakan, karena pertanyaanpertanyaan mendasar seperti efek dari lumpur dan bakteri sungai pada kinerja membran 'dari waktu ke waktu belum diselesaikan. Stein Erik Skilhagen, kepala kekuasaan osmotik di Statkraft, mengakui ketidakpastian, tetapi mengatakan adalah penting untuk membuat memulai. "Tidak ada keraguan banyak tantangan yang akan datang," katanya. "Saya tidak bisa mengatakan apa yang mereka akan."
http://www.newscientist.com/article/dn18204-first-osmosis-power-plant-goes-on-stream-innorway.html

http://www.alpensteel.com/article/66-105-energi-sungai-plta--waduk--bendungan/1938-rancangansistem-kontrol-operasi-pembangkit-listrik-tenaga-air.html http://www.alpensteel.com/article/66-105-energi-sungai-plta--waduk--bendungan/1932--pembangkittenaga-listrik-tenaga-air-sedunia.html http://dunia-listrik.blogspot.com/2010/06/pembangkit-listrik-tenaga-osmosis.html

You might also like