You are on page 1of 10

IDIOM (UNGKAPAN) DAN PERIBAHASA

1. Idiom (Ungkapan) Idiom adalah ungkapan bahasa berupa gabungan kata (frase) yang maknanya sudah menyatu dan tidak dapat ditafsirkan dengan makna unsur yang membentuknya. Contoh: (1) selaras dengan, insaf akan, berbicara tentang, terima kasih atas, berdasarkan pada/kepada. (2) membanting tulang, bertekuk lutut, mengadu domba, menarik hati, berkeras kepala Pada contoh (1) terlihat bahwa kata tugas dengan, akan, tentang, atas, dan pada/kepada dengan kata-kata yang digabunginya merupakan ungkapan tetap sehingga tidak dapat diubah atau digantikan dengan kata tugas yang lain.Demikian pula pada contoh (2). Idiom-idiom tersebut tidak dapat diubah dengan kata-kata yang lain. 1.1 Idiom dengan Bagian Tubuh a. hati kecil = maksud yang sebenarnya kecil hati = agak marah; penakut besar hati = a) sombong; b) bangga hati terbuka = senang hati berat hati = kurang suka melakukan lapang hati = sabar tinggi hati = sombong setengah hati = segan-segan berkeras hati = a) menurut kemauannya sendiri; b) tidak mau mundur jatuh hati = menjadi cinta mendua hati = bimbang sampai hati = tega berhati jantung = berperasaan halis berhati batu = tidak menaruh belas kasihan berhati tungau = penakut mengandung hati = a) menaruh dendam; b) merasa cinta b. darah daging = anak kandung; keluarga mendarah daging = sudah menjadi kebiasaan darah panas = pemarah darah putih = keturunan bangsawan mengisap darah = terlalu banyak mengambil dari orang lain mandi darah = berperang hebat sekali sehingga banyak yang luka atau mati

naik darah = marah tumpah darah = tanah air c. kepala angin = bodoh kepala batu = tidak mau menurut perintah orang lain berat kepala = tidak mudah mengerti kepala dingin = tenang dan sabar ringan kepala = mudah belajar kepala udang = bodoh sekali tergadai kepala = malu sekali orang berkepala dua = memihak ke sana ke sini d. muka masam = rupa muka yang menyatakan perasaan kecewa tebal muka = tak mempunyai rasa malu kehilangan muka = mendapat malu mencari muka = berbuat sesuatu agar dipuji orang tarik muka dua belas = sangat kecewa tatap muka (bersemuka) = berhadapan muka e. melihat dengan mata kepala = secara langsung memasang mata = melihat baik-baik membuang mata = melihat-lihat terbuka matanya = mulai tahu/mengerti mata telinga = kaki tangan mata hati = perasaan dalam hati f. mulut manis = lemah lembut dan sangat menarik hati tutur katanya berat mulut = tak suka berbicara besar mulut = suka membual/menyombong buah mulut = sebut-sebutan; yang selalu dipercakapkan orang gatal mulut = selalu hendak berkata-kata apa saja panjang mulut = suka menyampaikan perkataan orang kepada orang lain dan ditambah-tambah ringan mulut = suka berbicara/bertanya tutup mulut = diam cepat mulut = lancang perang mulut = berbantah keras mulut = tidak mudah menurut (tentang kuda) g. berat bibir = tidak peramah; pendiam tipis bibir = pandai benar berkata-kata; cerewet menghapus bibir = kecewa; tak berhasil buah bibir = yang selalu menjadi pembicaraan orang panjang bibir = suka menyampaikan perkataan orang (mengadu)

h. lidah api = ujung nyala api keras lidah = tak pandai melafalkan kata-kata asing lidah bercabang = perkataannya selalu berubah-ubah pahit lidah = apa yang dikatakan selalu terbukti manjur panjang lidah = suka mengadu patah lidah = a) tidak betul mengucapkan kata-kata; pelat b) tidak pandai berkata-kata c) terdiam (tak dapat menjawab/berkata-kata lagi) ringan lidah = lancar dan fasih tutur katanya cepat lidah = lancang mulut; suka mengeluarkan kata-kata yang kurang baik mengerat lidah = memenggal/menyela kata orang tergelincir lidah = salah mengatakan tergigit lidah =a) tidak mempunyai rasa malu b) tak berani berkata terus terang karena sudah berhutang budi terkalang lidah = tak berani membantah/menjawab berlidah dua = tidak teguh pendirian; mudah berpihak pada orang lain i. tebal telinga = tak mau mendengarkan kata orang tipis telinga = lekas marah kalau mendengar kata yang kurang baik memberi telinga = suka mendengarkannya terangin-angin ke telinga = kedengaran tentang desas-desus memasang telinga = mendengar-dengarkan kabar j. alas perut = sarapan duduk perut = mengandung membawa perut= datang ke rumah orang untuk makan buruk perut = mudah kena penyakit buta perut = asal makan saja; tak peduli rasa makanan k. tangan besi = tindakan/kekuasaan keras tangan kanan = pembantu yang utama tangan dingin = segala yang ditanam, diobati, dan sebagainya selalu berhasil tangan baik = selalu menang dalam berjudi tangan turun = selalu kalah dalam berjudi berat tangan = malas bekerja buah tangan = barang yang dibawa dari bepergian hampa tangan = tidak membawa/mendapat apa-apa makan tangan = kena tinju; beruntung ringan tangan = suka bekerja turun tangan = turut campur tangan berpangku tangan = tidak bekerja apa-apa l. kaki lima = lantai di muka pintu/di tepi jalan

kaki seribu = berlari ketakutan kaki telanjang = tidak bersepatu kaki tangan = pembantu; orang kepercayaan cepat kaki, ringan tangan = suka membantu m. bertukar bulu = bertukar pendapat tidak memandang bulu = tidak memilih-milih kedudukan seseorang memperlihatkan bulunya = memperlihatkan keadaan yang sebenarnya berbulu mata melihat = merasa benci sekali berbulu hatinya = suka mendengki 1.2 Idiom dengan Kata Indera dingin hati = tidak bergembira/tidak bersemangat perang dingin = perang tanpa senjata, hanya saling menggertak tidak lekang oleh panas = tidak berubah sedikitpun uang panas = uang pinjaman dengan bunga yang banyak; uang yang tidak halal panas rezeki = sukar mencari rezeki tertangkap basah = tertangkap ketika sedang melakukan kejahatan sepala-pala mandi biarlah basah = melakukan sesuatu janganlah setengahsetengah kering kerontang = kering sekali kurus kering = kurus sekali kabar yang hangat = kabar yang baru terjadi dan sedang menarik perhatian umum (aktual) sambutan yang hangat = meriah pengalaman pahit = pengalaman yang tidak menyenangkan sepahit semanis = bersama-sama dalam suka dan duka mendapat kopi pahit = mendapat teguran keras/marah muka manis = menarik hati kritik yang pedas = keras dan kejam merasakan asin garam = senang dan susah dalam hidup tahu asam garamnya = tahu seluk beluknya panjang akal = tidak picik; pandai mencari akal menarik napas panjang = mengeluh pendek permintaan = singkat umurnya besar kepala = sombong besar perut = rakus; lahap besar cakap = suka membual pakaian kebesaran = kehormatan orang kecil = rakyat kebanyakan

tinggi rezeki = sukar mencari rezeki rendah hati = tidak angkuh rendah budi = hina luas pengalaman = banyak pengalaman sempit hati = lekas marah 1.3 Idiom dengan Warna merah muka = kemalu-maluan merah telinga = marah sekali lampu merah = tanda sesuatu yang membahayakan jago merah = api kebakaran buku putih = buku yang berisi keterangan pemerintah mengenai suatu peristiwa politik berputih tulang = mati berdarah putih = keturunan bangsawan hitam di atas putih = dengan tertulis; tidak secara lisan belum tentu hitam putihnya = ketentuannya masih hijau = belum berpengalaman naik kuda hijau = mabuk lapangan hijau = gelanggang olah raga lampu hijau = sesuatu yang akan membuat menjadi lancar/lebih baik karena sudah disetujui/diizinkan kartu kuning = suatu peringatan dalam sepak bola mengelabui mata = menipu 1.4 Idiom dengan Nama Benda-benda Alam jadi bumi langit = orang yang selau diharapkan pertolongannya dibumihanguskan = dimunaskan/dihancurkan sama sekali tanah tumpah darah = tanah tempat lahir gerakan di bawah tanah = gerakan rahasia makan tanah = miskin sekali kejatuhan bulan = beruntung besar menjadi bulan-bulanan = sasaran/tujuan menentang matahari = melawan orang yang berkuasa terang bintangnya = beruntung berbintang naik = mulai mujur bintang lapangan = pemain yang terbaik salah air = salah didikan telah jadi air = habis modalnya/uangnya

pandai berminyak air = pandai bermuka-muka bersuluh minta api = bertanya tentang sesuatu yang sudah diketahui semangat berapi-api = berkobar-kobar, bersemangat skali kabar angin = desas-desus perasa angin = mudah tersinggung menangkap angin = sia-sia belaka hujan jatuh ke pasir = kebaikan yang tidak berbalas seri gunung = tampak elok jika dilihat dari jauh rendah gunung tinggi harapan = harapan yang sangat besar tak lari gunung dikejar = tidak usah tergesa-gesa dalam mengerjakan sesuatu yang sudah tentu 1.5 Idiom dengan Nama Binatang kambing hitam = orang yang dipersalahkan kelas kambing = kelas paling murah kuda hitam = pemenang yang tak diduga-duga mengadu domba = mempertentangkan kita dengan kita sendiri berkulit badak = tidak tahu malu, tidak berperasaan tenaga badak = kuat sekali banteng ketaton = mengamuk dengan hebatnya akal kancil = tipu muslihat yang sanat licik, sangat cerdik buaya darat = penjahat; orang laki-laki yang gemar kepada perempuan ular kepala dua = orang yang munafik, ikut ke sana kemari saja membebek(membeo) = hanya meniru-niru perkataan/perbuatan orang lain menantikan kucing bertanduk = menantikan sesuatu yang mustahil membabi buta = melakukan sesuatu dengan menekat saja buta ayam = mata kabur pada waktu malam mati ayam = mati konyol tidur-tidur ayam = sudah tidur tetapi belum lelap benar kabar burung = kabar yang tidak boleh dipercaya karena belum pasti kebenarannya otak udang = bodoh sekali 1.6 Idiom dengan Bagian Tumbuh-tumbuhan pohon kejahatan = asal mula batang air = sungai sebatang kara = hidup seorang diri bercabang hatinya = tidak hanya satu yang dipirkan lidah bercabang = kata-katanya tidak dapat dipercaya

lari beranting = lari bersambung(estafet) berurat berakar = sudah mendalam benar naik daun = 1) selalu menang/beruntung dalam bermain kartu, judi, dan sebagainya 2) mendapat nasib baik bunga api = petasan bunga rampai = kumpulan karangan yang terpilih bunga kampung = gadis yang tercantik di kampung itu buah pena = karangan buah pembicaraan = hasil pembicaraan biji mata = kekasih 1.7 Idiom dengan Kata Bilangan bersatu padu = bersatu benar-benar bersatu hati = seiya sekata berbadan dua = hamil tiada duanya = tidak ada bandingannya telah dua kepalanya = mabuk mendua hati = ragu-ragu setengah hati = tidak dengan bersungguh-sungguh bekerja setengah-setengah = tanggung jalan tengah = keputusan yang diambil dari dua pendapat secara adil, tidak memihak salah satu pendapat itu setengah tiang = pengibaran bendera tanda berduka cita masuk tiga, keluar empat = membenjakan uang lebih besar dari penghasilannya pertemuan empat mata = pertemuan hanya dua orang kaki lima = lantai di muka pinti atau di tepi jalan tujuh keliling = nama penyakit kepala yang sangat keras diam seribu bahasa = diam sama sekali, tidak berkata sepatah pun 2. Peribahasa Peribahasa adalah bahasa berkias berupa kalimat atau kelompok kata yang tetap susunannya. 2.1 Pepatah Pepatah ialah sejenis peribahasa yang berisi nasihat atau ajaran dari orang tua. Contoh : 1. Air tenang menghayutkan.(Orang pendiam tetapi berilmu banyak.) 2. Bermain air basah, bermain api hangus, bermain pisau luka.(Barang siapa yang melakukan pekerjaan yang berbahaya/jahat, tentu akan kena akibatnya.)

3. Hancur badan dikandung tanah, budi baik dikenang jua.(Budi baik tidak akan dilupakan orang.) 4. Besar kayu besar bahannya, kecil kayu kecil bahannya.(Jika besar penghasilan, besar juga pengeluarannya; tetapi jika kecil penghasilannya, kecil juga pengeluarannya.) 5. Bayang-bayang sepanjang badan.(Apa yang dikerjakan hendaklah disesuaikan dengan kekuatan diri sendiri.) 6. Setinggi-tinggi terbang bangau, hinggapnya ke kubangan juga.(Walupun ke mana juga seseorang pergi, kelak tentu kembali ke negeri sendiri.) 7. Ringan sama dijunjung, berat sama dipikul.(Orang yang berkaum keluarga/bersahabat harus seiya sekata.) 8. Tak ada gading yang tak retak.(semua orang/sesuatu itu tentu ada kurang/celanya meskipun hanya sedikit.) 9. Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi.(Pelajaran yang tak sempurna dituntut, tidak ada gunanya.) 10. Ikut hati mati, ikut rasa binasa.(Barang siapa menurutkan hawa nafsu, tentu akan hancur.) 11. Berjalan pelihara kaki, berkata pelihara lidah.(Dalam sebarang kerja hendaklah selalu ingat benar.) 12. Kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang penggalan.(Kasih ibu kepada anak tidak ada putus-putusnya, tetapi kasih anak kepada ibu kadang-kadang sedikit.) 13. Biar lambat asal selamat, tak lari gunung dikejar.(Dalam mengerjakan pekerjaan tidak perlu tergesa-gesa, harus ingat agar selamat.) 14. Barang siapa menggali lubang, ia juga terperosok ke dalamnya.(Siapa yang mencari tipu daya yang jahat untuk mencelakakan orang lain, biasanya dia jugalah yang mendapatkan kesusahan karena tipu dayanya itu.) 15. Mati-mati mandi air basah.(Melakukan sesuatu jangan kepalang tanggung.) 16. Murah dimulut, mahal di timbangan.(Banyak janji tetapi tak ditepati.) 17. Nasi sudah menjadi bubut.(Perbuatan salah yang terlanjur.) 18. Sebab nila setitik rusak susu sebelanga.(Karena kesalahan/cela yang sedikit, rusak kebaikan yang banyak.) 19. Ukur banyak di badan sendiri.(Mengukur kemampuan orang dengan kemampuan sendiri.) 20. Panas setahun dihapuskan oleh hujan sehari.(Kebaikan yang banyak hilang oleh kesalahan yang sedikit.0 21. /Besar pasak daripada tiang.(Belanja lebih besar daripada penghasilan.) 22. Pasar jalan karena diturut, lancar kaji karena diulang.(Pekerjaan yang biasa dikerjakan tentu mahir.)

23. Rambut sama hitam, hati masing-masing.(Kesukaan setiap orang tidak sama.) 24. Tiada rotan akar pun jadi.(Jika tidak ada yang baik, yang kurang baik pun dapat digunakan.) 25. Mati semut karena gula.(Manusia dapat dikuasai dengan kata-kata manis.) 2.2 Perumpamaan Perumpamaan ialah sejenis peribahasa yang berisi perbandingan. Biasanya menggunakan kata seperti kata : seperti, sebagai, laksana, bagai(kan), bak,dan sebagainya. Contoh : 1. Bagai air di daun talas.(Orang yang tak tetap pendirian.) 2. Seperti anak ayam kehilangan induk.(Suatu kaum/keluarga yang terpecahpecah karena ditinggalkan oleh orang yang menjadi tempat bergantung.) 3. Seperti anjing berebut tulang.(Hal orang yang tamak memperebutkan harta.) 4. Bagai air dengan tebing.(Hal orang yang sangat kokoh bersahabat dan bertolong-tolongan.) 5. Seperti bulan dengan matahari.(Hal orang yang sudah sepadan/sejodoh.) 6. Bagai bumi dengan langit.(Hal orang/barang yang jauh sekali bedanya.) 7. Laksana kera dapat bunga.(Hal orang yang tak tahu menghargai barang yang bagus.) 8. Hati bagai baling-baling.(Pikiran yang tidak tetap.) 9. Bagai hujan jatuh ke pasir.(Berbudi baik kepada orang yang tidak tahu membalas guna, tentu saja tak kehilangan baginya.) 10. Laksana burung dalam sangkar.( Seseorang yang terikat oleh keadaan.) 11. Bagai diiris dengan sembilu.(Hati yang sangat pedih.) 12. Bagai kerakap di atas batu, hidup enggan mati tak mau.(Hal orang yang sudah menderita sekali.) 13. Bagai api dengan asap. Bagai kuku dengan daging.(Kasih sayang yang sangatn akrab.) 14. Bagai kucing dibawakan lidi.(Hal orang yang dalam ketakutan.) 15. Bagai makan buah simalakama, dimakan ibu mati, tak dimakan bapak mati. (Serba sulit dalam menentukan sikap/tindakan.) 16. Bagai menentang matahari.(Melawan pendapat orang yang lebih berkuasa tentu akhirnya kalah.) 17. Seperti ilmu padi, kian berisi kian merunduk.(Orang yang berilmu tinggi tidak akan menyombongkan dirinya.) 18. Seperti pinang dibelah dua.(Hal dua orang yang serupa benar.) 19. Seperti pungguk merindukan bulan.(Mengharap-harapkan sesuatu yang tak mungkin tercapai.)

20. Bagai rambut dibelah tujuh. Bagai rambut dibelah seribu.(Sesuatu yang sangat sedikit/kecil.) 21. Bagai berumah di tepi tebing.(Selalu dalam kekhawatiran.) 22. Seperti rusa masuk kampung.(Keheran-heranan karena belum pernah melihat.) 23. Seperti api dalam sekam.(Kejahatan yang berlaku deangan diam-diam.) 24. Ditatang bagai minyak penuh.(Sangat dikasihi, dipelihara dengan hati-hati.) 25. Seperti telur di ujung tanduk.(Dalam keadaan yang mengkhawatirkan/berbahaya.) 2.3 Pemeo Pemeo ialah jenis peribahasa yang dijadikan semboyan. Contoh : 1. Patah tumbuh, hilang berganti. 2. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. 3. Daripada hidup bercermin bangkai, lebih baik mati berkalang tanah.(Daripada hidup menanggung malu, lebih baik mati.) 4. Tak emas bungkal diasah, tak air talang dipancung.(Segala daya upaya dilakukan, asal yang dicita-citakan tercapai.) 5. Esa hilang, dua terbilang.(Tetap hati mengerjakan suatu pekerjaan yang berbahaya.) 6. Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul. Laba sama dibagi, rugi sama dirjuni. (Seiya sekata, senasib sepenanggungan.) 7. Patah sayap, bertongkat paruh.(Tidak berputus asa.) 8. Daripada berputih mata, lebih baik berputih tulang.(Daripada hidup menanggung malu, lebih baik mati.)

DAFTAR PUSTAKA Soedjito,Drs.1990.Kosa Kata Bahasa Indonesia.Jakarta: PT Gramedia.

You might also like