You are on page 1of 54

Mengatasi Kesulitan Belajar Pada Anak Written by Helex Wirawan Monday, 23 February 2009 11:01 Pendahuluan Sebagai seorang

guru yang sehari-hari mengajar di sekolah, tentunya tidak jarang harus menangani anak-anak yang mengalami kesulitan dalam belajar. Anak-anak yang sepertinya sulit sekali menerima materi pelajaran, baik pelajaran membaca, menulis, serta berhitung. Hal ini terkadang membuat guru menjadi frustasi memikirkan bagaimana menghadapi anak-anak seperti ini. Demikian juga para orang tua yang memiliki anak-anak yang memiliki kesulitan dalam belajar. Harapan agar anak mereka menjadi anak yang pandai, mendapatkan nilai yang baik di sekolah menambah kesedihan mereka ketika melihat kenyataan bahwa anak-anak mereka kesulitan dalam belajar. Akan tetapi yang lebih menyedihkan adalah perlakuan yang diterima anak yang mengalami kesulitan belajar dari orang tua dan guru yang tidak mengetahui masalah yang sebenarnya, sehingga mereka memberikan cap kepada anak mereka sebagai anak yang bodoh, tolol, ataupun gagal. Fenomena ini kemudian menjadi perhatian para ilmuan yang tertarik dengan masalah kesulitan belajar. Keuntungannya ialah, mereka mencoba menemukan metode-metode yang dapat digunakan untuk membantu anak-anak yang mengalami kesulitan belajar tersebut tetap dapat belajar dan mencapai apa yang diharapkan guru dan orang tua. Dalam tulisan ini, kita akan mendapati apa sebenarnya yang dimaksud masalah kesulitan belajar, factor apa yang menjadi penyebabnya, serta metode yang dapat digunakan untuk membantu anak yang mengalami masalah kesulitan belajar. Definisi Kesulitan Belajar

Aktifitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar. Kadangkadang lancar, kadang-kadang tidak, kadang-kadang dapat cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa amat sulit. Dalam hal semangat, terkadang semangatnya tinggi, tetapi juga sulit untuk mengadakan konsentrasi. Demikian kenyataan yang sering kita jumpai pada setiap anak didik dalam kehidupan sehari-hari dalam kaitannya dengan aktifitas belajar. Setiap individu memang tidak ada yang sama. perbedaan individu ini pulalah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku dikalangan anak didik. dalam keadaan di mana anak didik / siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah yang disebut dengan kesulitan belajar. Kesulitan belajar merupakan kekurangan yang tidak nampak secara lahiriah. Ketidak mampuan dalam belajar tidak dapat dikenali dalam wujud fisik yang berbeda dengan orang yang tidak mengalami masalah kesulitan belajar. Kesulitan belajar ini tidak selalu disebabkan karena factor intelligensi yang rendah (kelaianan mental), akan tetapi dapat juga disebabkan karena faktor lain di luar intelligensi. Dengan demikian, IQ yang tingi belum tentu menjamin keberhasilan belajar. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa kesulitan belajar adalah suatu kondisi proses belajar yang ditandai hambatan-hambatan tertentu dalam mencapai hasil belajar. Jenis Kesulitan Belajar

Jenis kesulitan belajar ini dapat dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu sebagai berikut :

Dilihat dari jenis kesulitan belajar : ada yang berat ada yang sedang

Dilihat dari bidang studi yang dipelajari : ada yang sebagian bidang studi yang dipelajari, dan ada yang keseluruhan bidang studi.

Dilihat dari sifat kesulitannya : ada yang sifatnya permanen / menetap, dan ada yang sifatnya hanya sementara

Dilihat dari segi factor penyebabnya : ada yang Karena factor intelligensi, dan ada yang karena factor bukan intelligensi Faktor Penyebab Kesulitan Belajar

Masalah kesulitan belajar ini, tentunya disebabkan oleh berbagai factor. Untuk memberikan suatu bantuan kepada anak yang mengalami kesulitan belajar, tentunya kita harus mengetahui terlebih dahulu faktor apa yang menjadi penyebab munculnya masalah kesulitan belajar. Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar dapat digolongkan ke dalam dua golongan, yaitu : A. Faktor intern (factor dari dalam diri anak itu sendiri ) yang meliputi: 1). Faktor fisiologi Faktor fisiologi adalah factor fisik dari anak itu sendiri. seorang anak yang sedang sakit, tentunya akan mengalami kelemahan secara fisik, sehingga proses menerima pelajaran, memahami pelajaran menjadi tidak sempurna. Selain sakit factor fisiologis yang perlu kita perhatikan karena dapat menjadi penyebab munculnya masalah kesulitan belajar adalah cacat tubuh, yang dapat kita bagi lagi menjadi cacat tubuh yang ringan seperti kurang pendengaran, kurang penglihatan, serta gangguan gerak, serta cacat tubuh yang tetap (serius) seperti buta, tuli, bisu, dan lain sebagainya.

2). Faktor psikologis Faktor psikologis adalah berbagai hal yang berkenaan dengan berbagai perilaku yang ada dibutuhkan dalam belajar. Sebagaimana kita ketahui bahwa belajar tentunya memerlukan sebuah kesiapan, ketenangan, rasa aman. Selain itu yang juga termasuk dalam factor psikoogis ini adalah intelligensi yang dimiliki oleh anak. Anak yang memiliki IQ cerdas (110 140), atu genius (lebih dari 140) memiliki potensi untuk memahami pelajaran dengan cepat. Sedangkan anakanak yang tergolong sedang (90 110) tentunya tidak terlalu mengalami masalah walaupun juga pencapaiannya tidak terlalu tinggi. Sedangkan anak yang memiliki IQ dibawah 90 ataubahkan dibawah 60 tentunya memiliki potensi mengalami kesulitan dalam masalah belajar. Untuk itu, maka orang tua, serta guru perlu mengetahui tingkat IQ yang dimiliki anak atau anak didiknya. Selain IQ factor psikologis yang dapat menjadi penyebab munculnya masalah kesulitan belajar adalah bakat, minat, motivasi, kondisi kesehatan mental anak, dan juga tipe anak dalam belajar. B. Factor ekstern (factor dari luar anak) meliputi ; 1). Faktor-faktor sosial Yaitu faktor-faktor seperti cara mendidik anak oleh orang tua mereka di rumah. Anak-anak yang tidak mendapatkan perhatian yang cukup tentunya akan berbeda dengan anak-anak yang cukup mendapatkan perhatian, atau anak yang terlalu diberikan perhatian. Selain itu juga bagimana hubungan orang tua dengan anak, apakah harmonis, atau jarang bertemu, atau bahkan terpisah. Hal ini tentunya juga memberikan pengaruh pada kebiasaan belajar anak. 2). Faktor-faktor non- sosial Faktor-faktor non-sosial yang dapat menjadi penyebab munculnya masalah kesulitan belajar adalah factor guru di sekolah, kemudian alat-alat pembelajaran, kondisi tempat belajar, serta kurikulum. Mengatasi Kesulitan Belajar

Anak yang memiliki keterlambatan kemampuan membaca, mengalami kesulitan dalam mengartikan atau mengenali struktur kata-kata (misalnya huruf atau suara yang seharusnya tidak diucapkan, sisipan, penggantian atau kebalikan) atau memahaminya (misalnya, memahami faktafakta dasar, gagasan, utama, urutan peristiwa, atau topik sebuah bacaan). Mereka juga mengalami kesulitan lain seperti cepat melupakan apa yang telah dibacanya. Sebagian ahli berargumen bahwa kesulitan mengenali bunti-bunyi bahasa (fonem) merupakan dasar bagi keterlambatan kemampuan membaca, dimana kemampuan ini penting sekali bagi pemahaman hubungan antara bunyi bahasa dan tulisan yang mewakilinya. Istilah lain yang sering dipergunakan untuk menyebutkan keterlambatan membaca adalah disleksia. Istilah ini sebenarnya merupakan nama bagi salh satu jenis keterlambatan membaca saja. Semasa awal kanak-kanak, seorang anak yang menderita disleksia mengalami kesulitan dalam mempelajari bahasa lisan. Selanjutnya ketika tiba masanya untuk sekolah,anak ini mengalami kesulitan dalam mengenali dan mengeja kata-kata, sehingga pada akhirnya mereka mengalami masalah dalam memahami maknanya. Disleksia mempengaruhi 5 hingga 10 persen dari semua anak yang ada. Kondisi ini pertama kali

diketahui pada abad ke sembilan belas, dimana ketika itu disebut dengan buta huruf (word blindness). Beberapa peneliti menemukan bahwa disleksia cenderung mempengaruhi anak lakilaki lebih besar disbanding anak perempuan. Tanda-tanda disleksia tidak sulit dikenali, bila seorang guru dan orangtua cermat mengamatinya. Sebagai contoh, bila anda menunjukkan sebuah buku yang asing pada seorang anak penderita disleksia, ia mungkin akan mengarang ngarang cerita berdasarkan gambar yang ia lihat tanpa berdasarkan tulisan isi buku tersebut. Bila anda meminta anak tersebut untuk berfokus pada kata-kata dibuku itu, ia mungkin berusaha untuk mengalihkan permintaan tersebut.. Ketika anda menyuruh anak tersebut untuk memperhatikan kata-kata, maka kesulitan mebaca pada anak tersebut akan terlihat jelas. beberapa kesulitan bagi anak-anak penderita disleksia adalah sebagai berikut : Membaca dengan sangat lambat dan dengan enggan Menyusuri teks pada halaman buku dengan menggunakan jari telunjuk. Mengabaikan suku kata, kata-kata, frase, atau bahkan baris teks. Menambahkan kata-kata atau frase yang tidak ada dalam teks. Membalik urutan huruf atau suku kata dalam sebuah kata Salah dalam melafalkan kata-kata, termasuk kata-kata yang sudah dikenal Mengganti satu kata dengan kata lain, meskipun kata yang digantikan tidak mempunyai arti dalam konteksnya. Menyusun kata-kata yang tidak mempunyai arti. Mengabaikan tanda baca. Kiat Mengatasi Problem Dysleksia

Cara yang paling sederhana, paling efektif untuk membantu anak-anak penderita dysleksia belajar membaca dengan mengajar mereka membaca dengan metode phonic. Idealnya anak-anak akan mempelajari phonic di sekolah bersama guru, dan juga meluangkan waktu untuk berlatih phonic di rumah bersama orang tua mereka. Metode phonic ini telah terbukti berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan anak dalam membaca (Gittelment & Feingold, 1983). Metode phonic ini merupakan metode yang digunakan untuk mengajarkan anak yang mengalami problem dysleksia agar dapat membaca melalui bunyi yang dihasilkan oleh mulut. Metode ini dapat ssudah dikemas dalam bentuk yang beraneka ragam, baik buku, maupun software. Bagi anda orang tua, berikut ini merupakan ide-ide yang dapat membantu anak anda dengan phonic dan membaca: Cobalah untuk menyisihkan waktu setiap hari untuk membaca.

Tundalah sesi jika anak terlalu lelah, lapar, atau mudah marah hingga dapat memusatkan perhatian. Jangan melakukan sesuatu yang berlebih-lebihan pada saat pertama;mulailah dengan sepuluh

atau lima belas menit sehari.

Tentukan tujuan yang dapat dicapai : satu hari sebanyak satu halaman dari buku phonics atau buku bacaan mungkin cukup pada saat pertama.

Bersikaplah positif dan pujilah anak anda ketika dia membaca dengan benar. Ketika dia membuat kesalahan, bersabarlah dan bantu untuk membenarkan kesalahan. Jika dia ragu-ragu, berikan waktu sebelum anda terburu-buru memberi bantuan.

Ketika anda membaca cerita bersama-sama, pastikan bahwa anak tidak hanya melafalkan katakata, tetapi merasakannya juga. Tanyakan pendapatnya tentang cerita atau karakter-karakter dalam cerita tersebut.

Mulailah dengan membaca beberapa halaman pertama atau paragraph dari cerita dengan suara keras untuk memancing anak. Kemudian mintalah anak membaca terusan ceritanya untuk mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya.

Variasikan aktivitas dengan meluangkan beberapa sesi untuk melakukan permaianan kata-kata sebagai ganti aktivitas membaca, atau mintalah anak untuk mengarang sebuah cerita, tulislah cerita tersebut, dan mintalah ia untuk membaca kembali tulisan tersebut.

Jangan membuat sesi ini sebagai pengganti kegiatan membaca dengan suara keras pada anak anda. Jik anda selalu membacakan cerita waktu tidur, pertahankanlah itu. Ini akan sangat membantunya mengenal buku dengan punuh kegembiraan.

Berikan hadiah padanya ketika dia melakukan sesuatu dengan sangat baik atau ketika anda melihat perubahan yang nyata pada nilai-nilainya di sekolah. Problem Kesulitan Menulis (Dysgraphia)

Dalam sebuah pelatihan menjadi ahli ilmu kesehatan anak, terdapat seorang ahli ilmu kesehatan yang bernama Stephen yang tidka pernah menulis apapun di atas kertas. Ia menggunakan mesin ketik yang dapat dibawa kemana-mana (portable) untuk segala sesuatu laporan pasien, catatan singkat. Kemudian diketahui bahwa Stephen memang tidak dapat menulis secara jelas. seberapapun ia mencoba dengan keras ia tidak dapat menulis apapun dengan jelas, sehingga dia dan orang lain tidak dapat membaca tulisan tangannya. Apa yang dialami Stephen merupakan problem kesulitan menukis (disgraphya). Tentunya

disgraphya ini berbeda dengan tulisan tangan yang jelek. Tulisan tangan yang jelek biasanya tetap dapat terbaca oleh penulisnya, dan juga dilakukan dalam waktu yang relatif sama dengan yang menulis dengan bagus. Akan tetapi untuk dysgraphia, anak membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menulis. Dalam menulis sesuatu kita membutuhkan penglihatan yang cukup jelas, keterampilan motorik halus, pengetahuan tentang bahasa dan ejaan, dan otak untuk mengkoordinasikan ide dengan mata dan tangan untuk menghasilkan tulisan. Jika salah satu elemen tersebut mengalami masalah maka menulis akan menjadi suatu pekerjaan yang sulit atau tidak mungkin dilakukan. Kiat Mengatasi Problem Dysgrapia

Untuk mengatasi problem dysgraphia ini, sangatlah baik apabila kita belajar dari sebuah kasus anak yang mengalami dysgraphia. Problem dysgraphia muncul pada Stephen saat sekolah dasar, ia memiliki nilai yang bagus pada masa-masa awal, akan tetapi kemudian nilainya jatuh dan akhirnya guru Stephen di kelas V memanggilnya, dan juga memanggil orang tuanya. Guru tersebut meminta orang tua Stephen untuk mengajari Stephen mengetik pada mesin ketik yang dapat dibawa kemana-mana (portable). Hasilnya nilai dan prestasi Stephen meningkat secara tajam. Sebagian ahli merasa bahwa pendekatan yang terbai untuk dysgraphia adalah dengan jalan mengambil jalan pintas atas problem tersebut, yaitu dengan menggunakan teknologi untuk memberikan kesmepatan pada anak mengerjakan pekerjaan sekolah tanpa harus bersusah payah menulis dengan tangannya. Ada dua bagian dalam pendekatan ini. Anak-anak menulis karena dua alasan : pertama untuk menangkap informasi yang mereka butuhkan untuk belajar (dengan menulis catatan) dan kedua untuk menunjukkan pengetahuan mereka tentang suatu mata pelajaran (tes-tes menulis). Sebagai ganti menulis dengan tangan, anak-anak dapat: Meminta fotokopi dari catatan-catatan guru atau meminta ijin untuk mengkopi catatn anak lain yang memiliki tulisan tangan yang bagus ; mereka dapat mengandalkan teman tersebut danmengandalkan buku teks untuk belajar. Belajar cara mengetik dan menggunakan laptop / note book untuk membuat catatan di rumah dan menyelesaikan tugas-tugas sekolah. Menggunakan alat perekam untuk menangkap informasi saat pelajaran Sebagai ganti menulis jawaban tes dengan tangan, mereka dapat : Melakukan tes secara lisan Mengerjakan tes dengan pilihan ganda. Mengerjakan tes-tes yang dibawa pulang (take home test) atau tes dalam kelas dengan cara menegtik. Bila strategi-strategi di atas tidak mungkin dilakukan Karena beberapa alasan, maka anak-anak penderita dysgraphia harus diijinkan untuk mendapatkan waktu tambahan untuk tes-tes dan ujian

tertulis. Keuntungan dari pendekatan ini adalah bahwa pendekatan ini memberikan perbedaan yang segera tampak pada anak. Dari pada mereka harus bersusah payah mengusaia suatu keterampilan yang sangat sulit bagi mereka, dan nantinya mungkin akan jarang butuhkan ketika beranjak dewasa, mereka dapat berkonsentrasi untuk mempelajari keterampilan lain, dan dapat menunjukkan apa yang mereka ketahui. Hal ini membuat mereka merasa lebih baik berkenaan dengan sekolah dan diri mereka sendiri. tidka ada alasan untuk menyangkal kesempatan bagi seorang anak yang cerdas untuk meraih kesuksesan di sekolah. selain itu, karena pendidikan sangatlah penting bagi masa depan anak, maka tidak sepadan resiko membiarkan anak menjadi semakin lama semakin frustasi dan menjadi putus asa karena pekerjaan sekolah. Problem Kesulitan Menghitung (Dyscalculia)

Berhitung merupakan kemampuan yang digunakan dalam kehidupan kita sehari-hari, baik ketika membeli sesuatu, membayar rekening listrik, dan lain sebagainya. Tidak diragukan lagi bahwa berhitung merupakan pekerjaan yang kompleks yang di dalamnya melibatkan : membaca, menulis, dan keterampilan bahasa lainnya.

kemampuan untuk membedakan ukuran-ukuran dan kuantitas relatif dan obyektif.

kemampuan untuk mengenali urutan, pola, dan kelompok.

ingatan jangka pendek untuk meningat elemen-elemen dari sebuah soal matematika saat mengerjakan persamaan.

kemampuan membedakan ide-ide abstrak, seperti angka-angka negatif, atau system angka yang tidk menggunkan basis sepuluh. Meskipun banyak masalah yang mungkin turut mempengaruhi kemampuan untuk memahami, dan mencapai keberhaislan dalam pelajaran matematika. Istilah dyscalculia, biasanya mengacu pada pada suatu problem khusus dalam menghitung, atau melakukan operasi aritmatika, yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Anak yang mengalami problem dyscalculia merupakan anak yang memiliki masalah pada kemampuan menghitung. Anak tersebut tentunya belum tentu anak yang bodoh dalam hal yang lain, hanya saja ia mengalami masalah dengan kemampuan menghitungnya. Untuk lebih jelas mengenai gambaran anak yang mengalami problem dyscalculia, perhatikanlah contoh kasus berikut. Seorang anak bersama Jesica (sepuluh tahun, duduk di kelas V) didapati mengalami masalah dengan mata pelajaran matematika. Nilai matematika yang Jessica dapat selalu rendah, walaupun

pada mata pelajaran lain, nilainya baik. Lalu seorang guru memanggilnya, dan memberinya lembar kertas dan pensil dan memintanya menyelesaikan soal berikut :Jones seorang petani memiliki 25 pohon apel dan tiap pohon menghasilkan 50 kilogram apel pertahun, berapa kilogram apel yang dihaislkan Jones tiap tahun?. Ia berusaha keras menemukan jawabannya tetapi tetap tidak bisa. Ketika guru bertanya bagaimana cara menyelesaikan, ia menjawab, ia harus mengalikan 25 dengan 50, akan tetapi ia tidak dapat menghitungnya. Kemudian guru memberinya kalkulator, dan kemudian ia dapat menghitungnya. Inilah gambaran seorang anak yang mengalami problem dyscalculia. Kiat Mengatasi Anak Dengan Dyscalculia

Seperti halnya problem kesulitan menulis dan membaca, ada dua pendekatan yang mungkin : kita dapat menawarkan beberapa bentuk penganganan matematika yang intensif, atau dengan mengambil jalan pintas. Pendekatan yang pertama, yaitu penanganan matematika yang intensif, dapat kita lakukan dengan teknik individualisasi yang dibantu tim. Pendekatan ini menggunakan pengajaran secara privat dengan teman sebaya (peer tutoring). Pendekatan ini mendasari tekniknya pada pemahaman bahwa kecepatan belajar seorang anak berbeda-beda, sehingga ada anak yang cepat menangkap, dan ada juga yang lama. Teknik ini mendorong anak yang cepat menangkap materi pelajaran agar mengajarkannya pada temannya yang lain yang mengalami problem dyscalculia tersebut. Pendekatan yang kedua, yaitu jalan pintas, sebagaimana Jessica diberikan kalkulator untuk menghitung, maka anak dengan problem dyscalculia ini juga dapat diberikan calculator untuk menghitung. Hal ini sederhana karena anak dengan problem dyscalculia tidka memiliki masalah dengan kaitan antara angka, akan tetapi lebih kepada menghitung angka-angka tersebut. Penutup

Pada dasarnya semua anak memiliki kemampuan, walaupun mungkin saja kemampuan yang dimiliki berbeda satu dengan yang lainnya. pada tingkat pendidikan dasar berbagai kemampuan tersebut masih memiliki relasi yang kuat, membaca, menulis, serta berhitung. Masalah yang mungkin ada pada pada salah satu kemampuan tersebut dapat menggangu kemampuan yang lain. Dengan demikian apa yang kita sering lakukan baik sebagai seorang orang tua, ataupun seorang guru dengan mengatakan seorang anak yang mendapatkan nilai yang rendah merupakan anak yang bodoh dan gagal perlu menjadi perhatian kita. Karena sebagaimana kita ketahui bahwa mungkin saja anak hanya mengalami gangguan pada salah satu kemampuan tadi, dan ia tidak tahu bagaimana mengatasi masalah tersebut. Untuk itu, yang terpenting bagi kita adalah dapat menelaah dengan baik perkembangan anak kita. Diagnosis terhadap permasalahan sesungguhnya yang dialami anak mutlak harus dilakukan. Dengan demikian kita akan mengetahui kesulitan belajar apa yang dialami anak, sehingga kita dapat menentukan alternatif pilihan bantuan bagaimana mengatasi kesulitan tersebut.

Daftar Pustaka Ahmadi, Abu & Widodo, Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta Wood, Derek et al. Penerjemah Taniputra. 2005. Kiat Mengatasi Gangguan Belajar (Terjemahan). Yogyakarta : Kata Hati. Feldmen, William. Penerjemah Sudarmaji. 2002. Mengatasi Gangguan Belajar Pada Anak. Jakarta : Prestasi Putra.

Makassar Menuju Kota Dunia

Wajah Kota Makassar,Provinsi Sulsel dari tahun ke tahun terus berbenah.Bak jamur,pembangunan dan investasi berkelas internasional terus menggeliat. Tujuannya hanya satu; mengembalikan status Makassar sebagai kota dunia tanpa melepas jati diri. PADA abad XVI lalu, Makassar di mata dunia sudah tidak asing lagi.Kala itu,kota yang dijuluki Anging Mammiri ini dikenal sebagai pusat bandar niaga. Kehadiran Bandar Niaga Makassar yang berada di muara Sungai Tallo dan Jeneberang yang tak jauh dari Benteng Somba Opu itulah yang menjadi pusat transaksi dalam dunia perdagangan maritim. Transaksi perdagangan dilaut bebas di zaman kerajaan itu pun tersebut terus menggeliat.Alhasil, para pedagang dari berbagai di bumi ini memilih menetap di kota Makassar. Keanekaragaman penduduk baik lokal dan non lokal saling bersinergi. Data menyebutkan, jumlah penduduk Makassar kala itu sudah memiliki 100.000 jiwa sedangkan Kota Amsterdam Negara Belanda hanya berpenduduk 20.000 jiwa. Kota Makassar pun dicap sebagai sebagai salah satu kota dari empat kota terpenting di Asia, yakni Ayyutia yang berada di Thailand, Malacca di Malaysia), dan Batavia (Jakarta) yang berada di Indonesia. Ada sekitar 26 negara yang memilih tinggal di Makassar untuk berdagang diantaranya Portugis, China,Turki, Spanyol, dan India, tutur Sejarawan Kota Makassar Andi Ima Kesuma. Dalam perjalanan sejarah puncak peradaban dunia, pada abad tersebut Makassar telah membuktikan pernah menjadi 20 kota terkemuka di dunia. Kunci sejarah puncak kejayaan Kota Makassar dalam peradaban dunia tak lepas dari jalinan hubungan internasional, kawasan pasar bebas, dan pusat penyebaran Islam. Beranjak dari aspek kesejarahan, Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar ditangan Ilham Arief Sirajuddin mencoba kembali menggaungkan torehan sejarah itu dengan sebuah visi dan misi Makassar Menuju Kota Dunia Dalam Kearifan Lokal. Dan tak dipungkiri, mengembalikan sejarah Makassar sebagai kota dunia tidaklah mudah.

Secara mendasar yang menguntungkan mempercepat laju menuju cita-cita itu, menurut Ilham, selain torehan sejarah, posisi Makassar dalam letak geografis Indonesia yang berada pada sentrum antara timur dan barat. Orang dari timur yang akan menuju ke Barata pasti singgah di Makassar. Begitu juga sebaliknya. Sehingga dulu Makassar sebagai pintu gerbang Kawasan Timur Indonesia, sejak tahun 2004 tidak saya pakai lagi. Tapi, bagaimana membuat makassar sebagai living room,kata Ilham. Makassar diharapkan menjadi ruang keluarga bagi masyarakat Indonesia dimana semua aktivitas dari timur akan bertumpu di Makassar. Dan bagaimana mewujudkan itu,tentunya Makassar kini sudah berbenah dengan membangun apa yang menjadi kebutuhan masyarakat makassar dan masyarakat Indonesia. Untuk menuju kota dunia, Pemkot Makassar harus meletakkan pondasi yang kuat dengan sumber daya manusia, infrastruktur yang layak,perbaikan lingkungan, penataan transporasi, pelayanan kesehatan dasar yang memenuhi, sistem pelayanan yang tidak birokratis, akses pendidikan serta aspek sosial, budaya dan stabilitas keamanan. Di masa pemerintahan kali kedua bagi Ilham Arief Sirajuddin dalam memimpin Makassar,tandatanda Makassar kembali ke kota dunia dengan peradaban yang baru sudah nampak. Dalam hal infrastruktur, Makassar sebagai ibukota dari Provinsi Sulsel menata pintu masuk baik udara, laut, darat, dan dunia maya. Salah satunya dengan menaikkan status jalur transportasi bandara Sultan Hasanuddin menjadi skala internasional yang diresmikan pada akhir 2008 lalu. Begitupun dengan perluasan Pelabuhan Soekarno Hatta yang dijadwalkan terealisasi pada akhir tahun ini dengan skala internasional dan pengerjaan jalan fly over serta pelebaran sejumlah jalan dalam mengantisipasi tingkat kemacetan. (selengkapnya lihat grafis infrastruktur). Dalam perencanaan tata ruang Makassar 2008-2028, Pemkot Makassar pun telah merancang pembangunan jaringan kereta api monorel dengan rute Bandara Sultan Hasanuddin yang nantinya menyusuri kawasan perkotaan hingga kawasan pelabuhan. Pada tahun 2020, Kota Makassar pun dikembangkan sebagai Kota Megapolitan Mamminasata yang mencakup Makassar, Maros, Sungguminasa, dan Takalar. Kawasan ini diproyeksikan sebagai urat nadi perekonomian Sulawesi Selatan dan pusat ekonomi di kawasan timur Indonesia. Dalam konsep Mamminasata, Makassar nantinya ditempatkan sebagai sentra pertumbuhan. Konsep itu laiknya adalah Jabodetabek (Jakarta-Bogor-Tanggerang Depok dan Bekasi). Pembangunan di Makassar dititikberatkan pada fungsi bisnis dan komersial. Dua proyek paling strategis yang diusulkan adalah Jalan Trans Sulawesi dan Bypass Maminasata. Bypass Mamminasata akan membentang dari Maros sampai Takalar. Semua pembangunan yang dilakukan berlandaskan kearifan lokal dengan tidak mencabut sejarah Makassar, nilai-nilai luhur yang ada, atau tak menghilangkan jati diri Makassar. Inilah

yang disebut dengan pembangunan berkarakter tiga dimensi dalam artian proses pembangunan dilakukan oleh orang yang tahu dengan dengan kondisi yang ada dan melibatkan sumber daya manusia lokal, papar salah satu penggagas Makassar Menuju Kota Dunia, Idris Patarai.

Makassar (ANTARA News) - Makassar mendapatkan pengakuan Internasional masuk dalam kategori kota dunia, kata konsultan tata ruang Kota Makassar Dany Pomanto di kota itu, Kamis. Ia mengatakan, pengakuan ini disampaikan beberapa perwakilan negara. Dari beberapa kota besar di Indonesia, hanya dua kota yang diundang untuk mengikuti "World Cities Summit" di Singapura akhir Juni ini, yakni Jakarta dan Makassar. "Maka benarlah apa yang dikatakan beberapa pemerhati perkotaan di Indonesia yang mengatakan bahwa Makassar berpeluang menjadi kota kedua setelah Jakarta. Selama ini Makassar berada di posisi kelima di Indonesia," ucapnya. Tata ruang Makassar yang memiliki pantai menghadap ke arah barat yang bisa menangkap matahari terbenam, dianggap sangat jarang terjadi dan menjadi daya tarik dunia. Undangan menghadiri pertemuan pembangunan kota masa depan dunia di Singapura adalah salah satu penghargaan kedua setelah beberapa waktu lalu diundang datang dalam pembahasan penataan lingkungan di Kopenhagen, Denmark. "Inilah hal-hal yang cukup membanggakan kota ini, terlepas dari kondisi kota ini yang memiliki banyak kelemahan untuk dibenahi," ucapnya.(*)

Kota Makassar Menuju Kota Dunia Kamis, 08 Juli 2010 19:55 Makassar, Staf ahli Bidang Perekonomian Pemerintah Kota Makassar, Abdul Madjid Sallatu, mengatakan, untuk menjadi kota dunia, Makassar harus merevitalisasi perencanaan pembangunannya. Makassar bisa mengambil referensi dari India dan Cina. Hal tersebut diungkapkan oleh Madjid di ruang pola kantor Wali Kota Makassar saat memaparkan hasil pertemuan 43 wali kota sedunia dalam World Cities Summit di Singapura. Revitalisasi tersebut harus memperhatikan empat indikator penting, yakni arus manusia, bagaimana fungsi kota bekerja, geliat bisnis, serta organisasi yang terakomodasi dalam kehidupan perkotaan. Tujuannya adalah untuk mencapai keseimbangan lingkungan serta keharmonisan warga. "Makassar sudah on the track dalam pembangunannya menuju kota dunia," ujar Madjid. Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin mengatakan Makassar akan mengadopsi banyak hal dari beberapa kota besar yang dinilai maju dalam menerapkan kota berwawasan lingkungan. Hasil ini kemudian akan dikomunikasikan

dengan seluruh satuan kerja perangkat daerah. Pantai Losari dinilai sangat berpeluang besar menjadi ikon kota pantai dunia. Namun, menurut Ilham, program pemerintah Makassar untuk membangun kota ini selalu mendapat pertentangan dari warga. Contohnya dalam program reklamasi Pantai Losari seluas 1 hektare. Menurut Ilham, di Singapura, pemerintahnya melakukan reklamasi pantai seluas 4.800 hektare tanpa ada gejolak warga. "Karena pada prinsipnya masyarakat mereka sadar bahwa apa yang dilakukan pemerintahnya adalah untuk kepentingan mereka," ujar Ilham. Kota Makassar juga terhambat oleh ketidakseimbangan pembangunan yang tidak memperhitungkan wawasan lingkungan. Untuk itu, Ilham mengatakan pemerintah akan segera merevisi Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Makassar. Namun, Madjid mengingatkan, sebaik apa pun konsep yang digunakan, tidak akan membawa pengaruh positif jika tanpa disertai konsistensi pemerintah dan warga Makassar dalam menjalankannya. (suk-tem)

Blog About me

Urbanisme Cina: Memberantas Korupsi dengan Sayembara Desain Tragedi Dunia dalam Lensa Semiotika Arsitektur

Memimpikan Bandung menjadi Kota Dunia


Published October 2, 2008 Bandung + Creativity 5 Comments Pikiran Rakyat, April 2008 Saya benci Bandung, kata seorang pengusaha Jakarta di Sabtu sore. Semrawut, makin panas, sering macet dan sistem lalu lintasnya sering berubah, membingungkan. Itulah sekelumit citra negatif yang sering diutarakan oleh sebagian pelancong dari luar kota. Terutama ketika mereka datang di akhir pekan.

Kami menyukai Bandung, ujar beberapa pelancong yang dijumpai di jalan Dago. Kotanya masih teduh, sekolahnya bagus-bagus, dekat dengan suasana pegunungan, anak-anak mudanya kreatif dan wisata belanjanya menyenangkan. Cukup melegakan mendengar pujian mereka tentang Bandung.

Itulah yang terjadi. Bandung adalah paradoks. Kadang dirindu. Kadang dibenci. Bandung disukai karena suasana santainya, namun digerutui karena kemacetannya. Didatangi karena kualitas universitasnya, namun ditinggalkan karena minim peluang berkarirnya. Dipuji karena banyak ahli kota dan arsiteknya, namun diejeki karena minimnya inovasi dan kesemrawutan kotanya

Bandung adalah persilangan sebuah kota yang kaya dengan arsitektur bersejarah dengan lingkungan alam Parahyangan yang menenangkan hati. Di Bandung banyaknya perguruan tinggi yang didukung oleh stabilitas sosial yang terbuka dan kondusif adalah konteks unik yang melahirkan budaya kosmopolitan global yang berbeda dengan konteks kental religius ala Bali atau konteks patuh tradisi alaYogya.

Kosmopolitan dan kontemporer adalah karakter khas Bandung. Irisan dan persilangan unik khas Bandung ini melahirkan banyak peluang, terutama yang berkaitan dengan kekuatan ekonomi yang lahir dari tingginya kreativitas dan inovasi generasi mudanya. Ekonomi yang lahir dari kekuatan berpikir. Dari kekuatan human capital atau yang sering disebut dengan istilahcreative economy.

***

Di tatar Parahyangan ini banyak tersembunyi kegiatan-kegiatan ekonomi berbasis inovasi dan kreativitas tanpa banyak kita hapal. Di Bandung terdapat pusat-pusat riset teknologi seperti LIPI, Pusat mikroelektronika, RISTI, MDIC, Eckman Center, Batan dan Microsoft Innovation Center at ITB. Di kota kreatif ini pula terdapat perusahaan teknologi seperti Omedata semikonduktor, LEN, INTI, CMI telkom, Harif Tunggal telekomunikasi, Daya Engineering, Quasar telekom dan PT Dirgantara.

Di Bandung pula, peluang-peluang ekonomi kreatif berbasis gaya hidup atau lifestyle tumbuh subur. Factory Outlet hadir dengan omset milyaran rupiah perbulan. Industri Distro (distribution store) anak muda Bandung yang kosmopolitan dengan desain clothing unik tumbuh dengan super cepat dan menjalar ke kota-kota lainnya.

Tidak heran, suasana kreatif dan alam yang unik di tatar Parahyangan ini membuat industri musik pun berkembang. Grup musik terkenal seperti Peterpan, Seurieus, Mocca, Laluna, PAS, Rif, Elfa, Krakatau hadir berbarengan dengan belasan grup musik Indie seperti Changcuters, Burgerkill, Besides, Pure Saturday dan komunitas underground musik yang produktif di Ujung Berung. Galeri-galeri seni kelas internasional juga tumbuh pesat di bandung, seperti Galeri Barli, Galeri Sumarja, Galeri Jehan, Galeri Padi, dan Selasar Sunaryo yang aktif dengan kegiatan seni internasionalnya sebagai agenda agenda rutinnya.

Di dunia arsitektur, progresivitas berpikir dan desain eksperimental arsitek-arsitek Bandung cukup jauh meninggalkan kota-kota lainnya. 70 persen-an pemenang sayembara nasional arsitektur selalu dari Bandung. Prestasi ini terjadi karena suasana komunitas, dialog dan iklim akademiknya yang kondusif dan inspiratif. Tahun 2007 URBANE menjadi satu-satunya firma kecil dari Bandung yang masuk 10 besar arsitek Indonesia verisi BCI awards, yang mengukur kerberhasilan firma arsitektur dari kuantitas nilai bisnisnya. Bahkan pemenang pertamaYoung Design Entrepreneur of the Year dari British Council, dimenangkan oleh warga Bandung 2 tahun beruturut-turut.

***

Di sisi lain, salah satu syarat menjadi kota kelas dunia adalah kualitas infrastruktur fisik kota dan ruang publiknya. Inilah kelemahan kota Bandung. Tidak ada kemajuan yang berarti dari segi pembanguan fisik dan sarana kota kecuali jembatan Pasupati. Sarana kota seperti Stadion Siliwangi yang sudah uzur, taman-taman kota yang tidak jelas konsepnya, Gelora Saparua yang sudah tidak layak pakai, adalah contoh-contoh buruknya. Dari sudut pandang prasarana, tragedi konser musik di Braga menjadi salah satu bukti, bagaimana aspirasi dan antusiasme kegiatan ekonomi kreatif tidak terwadahi oleh tempat yang layak.

Pemerintah kota dan propinsi seharusnya bisa melihat bagaimana investasi di fasilitas publik dengan arsitektur progresif bisa mengangkat ekonomi kota melompat ke level internasional. Seperti halnya kehadiran Museum Guggenheim di kota Bilbao Spanyol yang berdiri di bekas stasiun yang terbengkalai. Karena publikasi yang mendunia, sekitar empat jutaan pelancong datang ke kota tersebut hanya untuk melihat keunikan museum yang dirancang oleh superstar arsitek Frank Gehry. Jutaan pelancong itulah dalam 4 tahun yang membawa devisa 14 trilyun rupiah ke kota industri di Spanyol ini. Kesimpulannya, arsitektur publik yang baik dan progresif, seperti halnya Esplanade di Singapura atau Sydney Opera House di Australia, mampu menyumbangkan devisa yang besar bagi ekonomi kotanya.

Di sisi lain, pemerintah seringkali tidak mampu menahan pihak-pihak swasta yang tidak bertanggung jawab untuk berinvestasi namun merusak fisik kota Bandung atas nama investasi dan pertumbuhan ekonomi. Rencana Babakan Siliwangi yang akan dikomersilkan, kawasan Punclut yang digerus, beberapa Factory Outlet di Dago yang merusak karakter arsitektur Art Deco dan melanggar sempadan adalah contoh-contohnya.

Karenanya jangan heran jika banyak orang-orang pintar pergi dari Bandung setelah mereka lulus. Mereka hanya menumpang lewat. Mereka tidak melihat iklim kota Bandung dan sarana kotanya cukup kondusif untuk melakukan inovasi-inovasi dan bisnis yang selayaknya. Sementara otak-otak kreatif yang tinggal dan berbisnis di Bandung hanya bisa menggerutu dan bertahan semampunya tanpa bantuan dan dukungan yang signifikan dari pemerintah,

***

Kekuatan Bandung terbesar ada pada aset kualitas manusianya. Inilah kekuatan Bandung di masa depan. Inilah tiket bersaing global. Jangan sampai ribuan orang-orang kreatif dan pintar ini selalu pergi ke Jakarta atau Singapura setelah mereka lulus sekolah di Bandung, Mereka harus diakomodasi untuk berbisnis dan berkarir di Bandung. Mereka harus distimulasi untuk mencintai kota Bandung.

Karenanya pemerintah harus berinvestasi dengan 2 cara. Pertama, investasi dalam bentuk dukungan instrumen kebijakan ekonomi yang kondusif dan jangka panjang. Instrumen ini untuk mendorong investasi ekonomi kreatif mengalir dan eksis di Bandung. Sehingga orang-orang kreatif dan pintar dari luar kota pun mau dan tertarik untuk pindah ke Bandung dengan membawa kapital, ide-ide kreatif atau inovasi-inovasi bisnisnya.

Kedua, pemerintah harus berinvestasi memperbaiki infrastruktur dan sarana kota. Memperbaiki lalu lintas, memperbanyak gedung-gedung pertunjukan atau galeri, memelihara dan mempercantik bangunan-banguan bersejarah, berinovasi dalam ruang hijau kota atau menyuntikkan seni dalam penataan kawasan kota. Ingat, kreativitas dan inovasi mudah lahir dari wadah yang inspiratif.

Persaingan dunia bukan lagi antar negara, tapi antar kota. Karena itulah strategi-strategi perencanaan kota yang inovatif sudah dilakukan oleh kota London, Glasgow, Taipei, Singapura, Bangalore, Buenos Aires dalam merespon ekonomi baru ini. Kebijakan ekonomi kreatif yang responsif dan peningkatan kualitas sarana kota, bersatu kompak bagai dua sisi dalam satu koin uang. Pemerintah kota Bandung sudah saatnya berpikir inovatif diluar norma-norma standar pengelolaan kota-kota Indonesia. Kita harus berpikir dan berinovasi seperti kota-kota dunia.

Bandung Kota Dunia bukanlah hanya mimpi. Kita sudah punya modal awal yaitu aliran sumber daya manusia yang kreatif dan kompetitif berkelas dunia. Modal ini harus disempurnakan dengan kualitas sarana kota yang berkelas dunia pula. Inilah reposisi dan wajah baru Bandung di era milenium. Wajah baru yang menyempurnakan era Bandung sebagai wajah pemersatu Asia Afrika tahun 1955. Jangan biarkan mimpi ini mati sebagai mimpi. Mari sama-sama bekerja keras menghadiahkan masa depan yang indah untuk generasi cucu kita.

Like Be the first to like this post. 5 Responses to Memimpikan Bandung menjadi Kota Dunia Feed for this Entry Trackback Address

1.

Arry Akhmad Arman October 10, 2008 at 12:09 am

Bandung Kota Dunia bukanlah hanya mimpi. Kita sudah punya modal awal yaitu aliran sumber daya manusia yang kreatif dan kompetitif berkelas dunia. Saya sangat setuju dengan statement tersebut dan optimis bahwa mimpi mengubah Bandung menjadi kota dunia menurut saya tidak sulit kita wujudkan. Hanya ada syarat utamanya: pemerintahan yang bersih, punya konsep yang jelas ke masa depan dan konsisten untuk melaksanakannya, serta satu lagi: mau mendengar kritik dan menerapkannya untuk perbaikan. Ayi Rudi, alhamdulillah, berbagai kesempatan tidak terduga telah membuka mata saya melihat berbagai kota dunia. Saya pun punya mimpi yang sama dengan Ayi Rudi. Banyak sisi baik dari kota-kota dunia yang dapat kita contek di Bandung ditambah sentuhan plus khas Bandung. Itu semua bisa diraih dengan syarat di atas. Dengan pengelola kota yang ada saat ini, terus terang rasanya syarat yang saya kemukakan di atas tadi semua tidak terpenuhi dan modal awal yang disebutkan di atas jadi kurang efektif. Salam dari Labtek 8

Reply

2.

eNz November 28, 2008 at 10:18 pm

jadi pengin tau bandung,,


Reply

3.

Koloritem February 16, 2009 at 6:18 pm

Bandung adalah salah satu kota Eropa (koloni) terbaik di dunia. Dia dulu disejajarkan dengan Paris dan jauh di atas Berlin atau Warsawa. Konsep-konsep kota taman modern yang sangat memanusiakan manusia berhasil diciptakan di kota ini. Zonasi dan interlinkage dan selfcontaining sangat bagus di jamannya. Orang Belanda bilang `kalau dia sudah pindah ke Bandung kita anggap saja dia sudah hilang di dunia peri` Akan tetapi karena terlalu idealisnya pembuat kota, ternyata di luar kota taman yang asri ini (khususnya Bandung selatan) telah terjadi pembusukan `lambung`kota yang parah. Kantong-kontong kemiskinan di zona penunjang tersebut tidak pernah disentuh pada zaman kolonial.Ironis Ketika kota cantik ini harus diserahkan dengan berat hati ke RI semuanya serba tidak terkendali. Seperti filem Lord of The Ring dimana Pasukan Saruman menyerbu Rivendel yang indah damai. Tragis Bandung tetap Bandung. Sekeras apa pun urbanisasi setelah jaman kemerdekaan ternyata si Putri Geulis ini masih tetap punya pesona yang kuat hingga saat ini. Tak bisa dibantah: Bandung telah berhasil kampung halaman bagi `manusia` teknokrat, seniman liberal dan para leader berhati. Dari mana dan kemanapun mereka pergi We always love Bandung!
Reply

4.

bayu.an March 29, 2010 at 4:36 am

membaca tulisan bapakmendalami kecintaan bapak terhadap kota bandung; seperti inilah seharusnya seorang pemimpin:) sy juga orang sunda yg skr menetap di Bandung mencintai dan ingin berkontribusi thd kota bandung yg sudah 8 tahun saya tinggali. Anak istri sy bernafas dikota ini. Kota kreatif yg sgt sy banggakan terimakasih atas pencerahannya Pak
Reply

5.

fahreza June 1, 2011 at 3:36 am

bagaimana cara saya menjadikan kota kelahiran saya seperti yg di harapkan om emil utk kota bandung?? saya berdomisili di kutai kartanegara..sya mahasiswa arsitek di universitas 17 agustus 1945 samarinda..usia saya 19 thnsya punya ide2 kreatif utk kota sya sperti yg di lakukan BCCF..namun saya hanya jd bahan tertawaan tmn2 sya aja saat ini
Reply

Mewujudkan Makassar sebagai Kota Dunia Berlandaskan Kearifan Lokal


View What links here Track

Posted Fri, 30/04/2010 - 11:40 by itaibnu

Oleh : Andi Rosman (Mahasiswa Fisika Universitas Negeri, Makassar) Tanggal : Kamis, 29 April 2010 KOTA Makassar yang juga dikenal dengan Kota Anging Mammiri memiliki luas wilayah 175,77 km2 yang terbagi kedalam 14 kecamatan dan 143 kelurahan dengan jumlah penduduk 1.371.904 jiwa di malam hari dan hampir 1,6 juta jiwa di siang hari. Kota Makassar Ibukota Propinsi Sulawesi Selatan secara geografis berada di tengah-tengah kepulauan nusantara atau Center Point of Indonesian dan memiliki posisi strategis sebagai pusat pengembangan, distribusi barang/ jasa dan ruang keluarga atau "Living Room" Kawasan Timur Indonesia. Dalam kurun 3 tahun terakhir jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang datang berkunjung di Kota Makassar mengalami peningkatan yang cukup signifikan dengan rata-rata 30% tiap tahunnya, hal ini mempertegas posisi Makassar sebagai Kota Destinasi Unggulan Pariwisata dan Kota Penyelenggaraan MICE (Meeting, Incentive, Conference and Exhibitions) Indonesia. Aktifitas pembangunan ekonomi Kota Makassar selama ini, tidak terlepas dari kegiatan investasi pada berbagai sektor industri. Aktifitas pembangunan tersebut merupakan pengejawantahan dari misi dan program pembangunan yang telah disusun sebagai upaya untuk mencapai sasaran pembangunan, atau lebih jauh lagi untuk mencapai visi pembangunan baik visi jangka panjang (2025) maupun visi lima tahunan (2014) sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Makassar dengan rumusan : "Terwujudnya Makassar sebagai Kota Maritim, Niaga, Pendidikan, Budaya dan jasa yang berorientasi global, berwawasan lingkungan dan paling bersahabat" Selanjutnya Visi jangka panjang tersebut dijabarkan dalam Visi lima tahunan (2009 - 2014) Pemerintah Kota Makassar dengan rumusan: "Dalam rangka pencapaian Visi dan Misi yang telah ditetapkan maka dirumuskan strategi yaitu : pemerataan; pertumbuhan; keserasian; dan keseimbangan, interkoneksitas, dan dinamika terkendali." Sesuai dengan strategi di atas dan dengan tetap mengacu kepada Visi Pemerintah Kota Makassar, maka dirumuskan 5 (lima) pokok-pokok kebijakan Pemerintah Kota Makassar dalam RPJMD 2009 - 2014 yang meliputi : (1). Pembangunan Kualitas Manusia; (2). Pengembangan Kawasan, Tata Ruang dan Lingkungan; (3). Penguatan Struktur Ekonomi; (4). Desentralisasi Penyelenggaraan Pemerintahan yang Baik dan Bebas Korupsi; dan (5). Penegakan Hukum dan Hak Azasi Manusia. Pembangunan ekonomi Kota Makassar telah menunjukkan kemajuan yang cukup signifikan

dilihat dari beberapa indikator ekonomi makro terutama dari Pertumbuhan Ekonomi. Pertumbuhan ekonomi teah mencapai 8,17% pada tahun 2008, sedangkan rata-rata pertumbuhan ekonomi sebesar 8,44% dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Struktur perekonomian Kota Makassar pada tahun 2008 didominasi oleh 4 sektor yang masingmasing kontribusi terhadap pembentukan PDRB yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran (28,44%), sektor industri pengolahan (23,13 %), sektor angkutan dan komunikasi (15,78%) serta sektor jasa-jasa (11,59%). Kontribusi masing-masing sektor tersebut menjadi kerangka dasar bagi pertumbuhan dan transformasi struktur ekonomi lima tahun ke depan dengan pertimbangan bahwa : (1) Kota Makassar sebagai simpul kegiatan ekonomi potensial memiliki daya dukung dan daya saing dari daerah-daerah hinterlannya, (2) memiliki sarana dan fasilitas penunjang yang dapat mempermudah arus barang yang berkaitan erat dengan ekspor dan hasil olah industri pada kawasan yang telah ada, sekaligus mendorong terciptanya sektor jasa dan sumber pendapatan bagi masyarakat Kota Makassar. Transformasi struktural yang terjadi tidak terlepas dari maraknya kegiatan investasi dan dorongan instrumen moneter dengan tingkat bunga yang responsif terhadap iklim investasi. Dengan dasar itu telah terjadi persetujuan investasi domestik (PMDN) dengan nilai Rp 928,375 milyar dan investasi asing (PMA) sebesar US$ 18.629.070 (PMA) pada tahun 2008. Untuk faktor infrastruktur, sarana dan prasarana perhubungan baik darat maupun laut dan udara yang kondisinya cukup baik dengan pertumbuhan rata-rata 8,49% per tahun. Sedangkan untuk pengaturan pola jaringan jalan yang akan dikembangkan yaitu outer ring road, middle ring road, inner ring road dan central radial road. Saat ini pengembangan jalan tol seksi IV dari bandara ke pusat kota sepanjang 11,570 km telah selesai dan manfaatnya sangat dirasakan oleh masyarakat. Dengan adanya jalan tol seksi IV tersebut, maka waktu tempuh dari bandara ke pusat kota hanya 20 menit saja. Dalam hal sarana perhubungan laut, Pelabuhan Makassar telah dikembangkan tidak hanya untuk meningkatkan kondisi fasilitas, tetapi juga dalam rangka memodifikasi pola operasi pelabuhan agar dapat berjalan sebaik mungkin, terutama seluruh fasilitas yang dibutuhkan pelabuhan samudera Makassar sebagai "sea port of entry" di Kawasan Timur Indonesia, dan Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar dari tahun 2007 telah dilirik dan disinggahi oleh Kapal Pesiar asal Eropa, 2008 tercatat kl 6 kapal pesiar telah berlabuh dan alhasil sekarang Makassar telah menjadi a new port call of Indonesia atau pelabuhan tujuan bagi kapal-kapal pesiar dalam wilayah Asia Tenggara, untuk tahun 2009 Januari 2011 telah terjadwal secara berkala kedatangan Cruise Ship di Kota Makassar sebanyak 15 kali dengan jumlah penumpang atau wisatawan mancanegara sebanyak 19.232 orang. Sementara itu bandar udara Hasanuddin yang bertaraf internasional juga terus dikembangkan. Luas terminal bandara saat ini adalah 52.000 m2 dengan kapasitas terminal 7 juta penumpang per tahun. Jumlah penerbangan Domestik dan Internasional pada tahun 2008 yaitu sebanyak 49.584 penerbangan atau rata-rata 136 penerbangan per hari, dan jumlah penumpang pada tahun 2008 sebesar 4.706.189 penumpang atau rata-rata 12.894 penumpang per hari.

Untuk lebih menggairahkan kegiatan perekonomian di Makassar, Pemerintah kota Makassar dengan intens mengkampanyekan Makasssar kepada setiap orang, perusahaan dan organisasi lainnya untuk melakukan aktifitas di Makassar seperti kegiatan rapat, perjalanan insentif, konferensi, lokakarya, pameran dan aktivitas lainnya. Keberhasilan mempromosikan kota Makassar sebagai destinasi berbagai event penting terlihat dalam beberapa tahun terakhir ini dimana beberapa event bertaraf nasional dan internasional dilaksanakan di kota Makassar seperti Pasar Wisata TIME 2006 dan 2008, FIPOB, AGRO AND FOOD EXPO, PSBM (Pertemuan Saudagar Bugis Makassar), Sulawesi Expo, Beberapa Rapat Kerja dan Rapat Koordinasi yang bersifat regional maupun nasional, Festival Sea Food dan Makanan Tradisional, Makassar Regatta, Asia Pacific Rally Championship, Yacht Race Darwin-Makassar, Indonesia Sail Race Darwin-Singapore, serta expo dan eksibisi berskala nasional internasional lainnya. Kondisi ini signifikan dengan tingkat hunian hotel yang meningkat sampai rata-rata 80%, dan bahkan sampai berdampak pada diliriknya Makasar untuk investasi pada sektor property dan pusat-pusat perbelanjaan yang pada akhirnya akan tercipta kesempatan kerja dan peningkatan kesejahteraan dan ekonomi masyarakat Kota Makassar. Di bidang pariwisata, Potensi wisata Makassar Kota Depan Pantai atau The Waterfront City cukup beragam dan menarik dimana obyek wisata Bahari dengan 12 pulau yang eksotis dalam gugusan Spermonde dan trade mark kawasan sekitar pantai losari yang tersohor, budaya dan sejarah, wisata pendidikan, dan wisata belanja merupakan daya tarik unggulan nan unik. Untuk mendukung potensi wisata, Khususnya pengembangan Kawasan pusat kota yang terkait dengan penataan lingkungan kota, Pemerintah Kota telah melakukan penataan lingkungan dengan menciptakan sebuah ruang kota yang nyaman dengan ketersediaan 'ruang terbuka hijau' sekaligus sebagai ruang publik yang ideal, sehingga kota kelihatan cantik, nyaman dan menyenangkan, menyediakan lahan permukiman berupa real estate, apartement yang ditunjang dengan pusat-pusat bisnis yang berada dalam satu area seperti, pengembangan 'Kawasan Bisnis Global Terpadu' pada lokasi tanjung bunga yang diperuntukkan sebagai kawasan dengan pemusatan dan pengembangan berbagai kegiatan bisnis global. Untuk mengakselerasi pembangunan Kota Makassar maka Pemerintah Kota Makassar terus melakukan pembenahan beberapa infrastruktur antara lain peningkatan prasarana jalan berupa pembangunan Fly Over dan pelebaran jalan, Revitalisasi Karebosi dan Pantai Losari serta rencana pembangunan Centre Point of Indonesia. Untuk mendukung kegiatan-kegiatan penunjang yang saling bersinergi dalam suatu sistem ruang yang solid, bersama dengan pemerintah propinsi telah membangunan Celebes Convention Centre atau Triple C yang berfungsi sebagai tempat konferensi, pameran, maupun kontak bisnis yang berskala nasional dan internasional dilaksanakan di tempat ini. Dari uraian di atas, tergambar bahwa komitmen Pemerintah Kota Makassar yang besar dan dibarengi dengan penentuan kebijakan yang tepat guna telah mampu menciptakan kondisi keamanan yang kondusif, arus lalulintas yang lancar dan terkendali, tersedianya infrastruktur yang cukup memadai, memberikan kemudahan perizinan, serta berkembangnya diversifikasi obyek wisata kota akan menjadi daya tarik tersendiri khususnya dalam mendukung kegiatan kegiatan Meeting, Incentive, Conference, Exhibition (MICE) atau Pertemuan, Perjalanan Wisata

Insentif, Konferensi dan Eksibisi. Dengan segala potensi kepariwisataan yang dimiliki dan untuk lebih menggairahkan pengembangan sektor pariwisata Kota Makassar ke depan sebagai leading dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah maka Pemerintah Kota dalam rangkaian menyambut HUT-nya ke 402 pada tangal 9 Nopember akan mencanangkan program "VISIT MAKASSAR 2011" sebagai momentum kebangkitan pariwisata Kota Makassar. Visit Makassar 2011 merupakan salah satu langkah upaya promosi yang dipandang sangat strategis untuk lebih meningkatkan pencitraan Kota Makassar sebagai 'a new travel destination' atau daerah tujuan pariwisata. Tentunya dalam pencapaian maksud dan tujuan pencanangan program Visit Makassar 2011 ditemui banyak kendala dan tantangan baik dari faktor Sumber Daya Alam maupun dari Manusianya. Pariwisata yang bersifat multiplayer effect yang melibatkan semua unsur pendukung dalam pengembangannya menuntut suatu sinergitas yang solid antar Pemerintah, Stakehoders Pariwisata dan Masyarakat yang merupakan kata kunci yang tidak dapat ditawar lagi. Melalui seminar simposium ini berlandas pada komitmen dalam memajukan pariwisata Makassar dalam pencanangan program Visit Makassar 2011 atas nama Pemerintah Kota kami mengajak kepada seluruh stakeholders pariwisata dan masyarakat bersama membahas dan merumuskan langkahlangkah strategis yang akan dilakukan sekaligus menganalisa permasalahan, kekuatan, tantangan serta dampak dari pelaksanaan program Visit Makassar 2011. Pokok bahasan dan rumusan yang terakumulir dalam kegiatan ini akan menjadi suatu input yang sangat berarti bagi penentuan kebijakan Pemerintah kaitannya pencarian solusi yang tepat dan berdaya guna dalam menyambut program Visit Makassar 2011. Demikian yang dapat saya sampaikan semoga apa yang kita lakukan dan upayakan demi kemajuan bangsa dan negara khususnya bagi pengembangan dan kemajuan Kota Makassar yang sama kita cintai mendapat rahmat dan ridho di sisi Allah SWT. Amin.(*)

Sumber: http://www.mediaindonesia.com/webtorial/klh/index.php?ar_id=NzA1Mg==

Ilham Siradjuddin Pimpin Kembali Kota Makassar


Written by admin (Makassar, MADINA): Janji Ir.H.Ilham Arif Siradjuddin untuk memimpin kembali Kota Makassar, benarbenar terwujud. Dalam Pilkada Walikota Makassar, Sulawesi Selatan, yang dilaksanakan pada 29 Oktober lalu, calon incumbent yang diusung partai Golkar, PDIP, PBR, PDS, PBB dinyatakan sebagai pemenang. Penetapan Ilham Siradjuddin yang berpasangan Drs H Supomo Guntur ditandai dengan rapat pleno penetapan calon walikota-wakil walikota terpilih oleh pihak KPUD Kota Makassar pada 4 Nopember lalu. Dari 7 pasang calon walikota Makassar yang berkompetisi, pasangan Ilham Arief SiradjuddinDrs.Supomo Guntur atau biasa disingkat IASmo dinyatakan unggul dan meraih 370.912 suara atau 67,06 persen. Posisi kedua diraih pasangan H.A.Idris Manggabarani- H.Adil Patu dengan jumlah suara sebanyak 102.241 atau 18, 48 persen. Pasangan ini diusung partai Demokrat dan Partai PDK. Calon Walikota Makassar yang menempati posisi ke tiga dalam perolehan suara yakni pasangan H.Halim Razak- H.Jafar Sodding.Calon walikota yang dijagokan partai PKS , Merdeka, PNBK, PNI Marhaen dan PSI ini hanya meraih 37.507 suara atau 6,78 persen suara. Pasangan Ir.H.Ridwan Syaputra Musagani- Irwan Paturusi berada di posisi ke empat. Calon walikota Makassar yang diusung partai PPP dan PAN ini hanya mampu meraup 11.885 suara atau 2.15 persen. Posisi kelima ditempati pasangan Firmansyah Mappasawan- Kasma F Amin meraih 13.509 suara atau 2,44 persen. Pasangan Iriantosyah Kasim Razak Jalle neraih 12,950 suara atau 2,34 persen dan calon walikota yang menempati posisi ke tujuh atau juru kunci dalam perolehan suara adalah pasangan Ilham Alim BahriHerman Handoko hanya mampu meraih 4.107 suara atau 0,7 persen. Ketiga pasangan calon walikota yang meraih suara terendah ini berasal dari calon perseorangan atau calon independen. Kemenangan pasangan incumbent dalam pilkada kota Makassar memang sudah diprediksi banyak pihak. Pasalnya, Ilham Arief Siradjuddin cukup populer di masyarakat. Calon walikota incumbent ini menawarkan konsep pembangunan yang menyentuh langsung masyarakat. Kearifan Lokal Calon walikota Makassar terpilih, Ir.H.Ilham Arief Siradjuddin mengungkapkan, untuk membangun kota Makassar ke depan maka dia berciri pada dua struktur berpikir yakni program pembangunan berkesinambungan dan program pembangunan berkarakter yang dibingkai dalam satu judul yakni Makassar kota dunia berlandas kearifan lokal

Dia menambahkan, rumusan visi Makassar kota dunia berlandas kearifan lokal merupakan visi Makassar 2014 yang merujuk pada visi jangka panjang kota Makassar tahun 2005-2025 yakni Makassar sebagai kota maritim, niaga , pendidikan, budaya dan jasa yang berorientasi global, berwawasan lingkungan dan paling bersahabat. Visi 2005-2025 ini telah diakomodasi oleh visi pemerintah kota Makassar 20042009 di era kepemimpinan saya bersama Ir.Herry Iskandar yakni Makassar kota maritim, niaga dan pendidikan yang bermartabat dan manusiawi yang membawa perubahan pada wajah Makassar saat ini, tandas Ilham Arief Siradjuddin. Menurut Ilham, untuk menjamin konsistensi pembangunan jangka menangan dan jangak panjang dan dipelihara kesinambungan arah pembangunan dari waktu ke waktu serta perubahan yang berkelanjutan maka perlu dicanangkan visi lima tahun yaitu Makassar kota dunia berlandas kearifan lokal. Juga dipertimbangkan isu dan kecenderungan strategis dalam jangka menengah yang telah dianalisis dan menghasilkan faktor kunci keberhasilan yakni terbangunnya kerjasama konstruktif antara pemerintah dan masyarakat dan terpeliharanya komitmen bersama seluruh pemangku kepentingan dalam mewujudkan pemerintahan yang baik, tandas Ilham yang juga Ketua Golkar Makassar. Visi Makassar kota dunia berlandas kearifan lokal, lanjut Ilham, terinspirasi dari duah hal mendasar. Pertama, jiwa dan semangat untuk memacu perkembangan Makassar agar lebih maju, terkemuka dan menjadi kota yang diperhitungkan dalam pergaulan regional, nasional dan global. Kedua, jiwa dan semangat untuk tetap memelihara kekayaan kultural dan kejayaan Makassar yang telah dibangun sebelumnya, ditandai dengan keterbukaan untuk menerima perubahan dan perkembangan serta tidak meninggalkan nilai-nilai yang menjadi sejarah masa lalu. Calon walikota Makassar terpilih ini mengutarakan, penjabaran dari visi Makassar kota dunia berlandas kearifan lokal dilakukan melalui lima misi yakni mewujudkan kota bermartabat, sehat, terdidik, produktif dan daya saing. Misi ke tiga yakni mewujudkan warga kota yang demokratis berlandaskan hukum, kota aman, lestari, maju dan kuat berbasis kemaritiman serta mewujudkan Makassar yang berperan penting dalam dunia internasional yang berkarakter melalui perniagaan barang, jasa, industri , konvensi dan pendidikan. Untuk menopang upaya perwujudan visi-misi, Ilham Arief Siradjuddin menetapkan lima kebijakan pokok strategis yang akan ditempuh dengan penjabaran program prioritas. Antara lain, program peningkatan kualitas manusia dengan tiga program gratis yakni peningkatan kualitas dan pemerataan pendidikan melalui sekolah bersubsidi penuh atau gratis pada tingkat SD dan SLTP, kesehatan gratis dan pembedayaan masyarakat dan peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan mengurangi jumlah penduduk miskin, pengangguran dan penataan daerah kumuh. Kebijakan kedua adalah pembangunan daya saing ekonomi dengan program penciptaan iklim investasi yang kondusif dan pemberdayaan ekonomi rakyat dengan meningkatkan daya saing komoditi unggulan dan peningkatan kesempatan kerja. Kebijakan pokok strategi ketiga yakni pengembangan tata ruang dan lingkungan hidup dengan program pembangunan infrastruktur, pengadaan, pemeliharaan sarana dan

prasarana, pengelolaan lingkungn hidup dan pemeliharaan lingkungan perumahan dan pemukiman. Kebijakan pokok strategis keempat yakni pembangunan pemerintahan yang baik dan bebas korupsi melalui program peningkatan pelayanan publik, antara lain pelayanan pendidikan, kesehatan, air bersih dan administrasi dan peningkatan profesinalisme aparatur melalui kegiatan penataan dan pemantapan akuntabilitas dan kinerja aparatur, transparansi pengelolaan keuangan daerah. Kebijakan pokok strategis yang terakhir yakni pembangunan politik, hukum dan HAM dengan program pembangunan politik dan kesadaran berdemokrasi melalui pembinaan partai politik, peningkatan kesadaran berbangsa dan bernegara dan membangun iklim demokrasi yang sehat. Penegakan hukum dan HAM melalui pemberdayaan masyarakat dalam pemahaman hukum dan HAM dan peningkatan kesadaran hukum dalam bentuk pemebrian bantuan hukum secara gratis kepada masyarakat serta pemberantasan KKN. (darwis)

GANGGUAN BELAJAR
Jump to Comments DEFINISI Gangguan belajar meliputi kemampuan untuk memperoleh, menyimpan, atau menggunakan keahlian khusus atau informasi secara luas, dihasilkan dari kekurangan perhatian, ingatan, atau pertimbangan dan mempengaruhi performa akademi.Gangguan belajar sangat berbeda dari keterlambatan mental dan terjadi dengan normal atau bahkan fungsi intelektual tinggi. Gangguan belajar hanya mempengaruhi fungsi tertentu, sedangkan pada anak dengan keterlambatan mental, kesulitan mempengaruhi fungsi kognitif secara luas. Terdapat tiga jenis gangguan belajar : gangguan membaca, gangguan menuliskan ekspresi, dan gangguan matematik. Dengan demikian, seorang anak dengan gangguan belajar bisa mengalami kesulitan memahami dan mempelajari matematika yang signifikan, tetapi tidak memiliki kesulitan untuk membaca, menulis, dan melakukan dengan baik pada subjek yang lain. Diseleksia adalah gangguan belajar yang paling dikenal. Gangguan belajar tidak termasuk masalah belajar yang disebabkan terutama masalah penglihatan, pendengaran, koordinasi, atau gangguan emosional. PENYEBAB Meskipun penyebab gangguan belajar tidak sepenuhnya dimengerti. Mereka termasuk kelainan pada proses dasar yang berhubungan dalam memahami atau menggunakan ucapan atau penulisan bahasa atau numerik dan pertimbangan ruang. Diperkirakan 3 sampai 15% anak bersekolah di Amerika Serikat memerlukan pelayanan pendidikan khusus untuk menggantikan gangguan belajar. Anak laki-laki dengan gangguan belajar bisa melebihi anak gadis lima banding satu, meskipun anak perempuan seringkali tidak dikenali atau terdiagnosa mengalami gangguan belajar. Kebanyakan anak dengan masalah tingkah laku tampak kurang baik di sekolah dan diperiksa dengan psikologis pendidikan untuk gangguan belajar. Meskipun begitu,

beberapa anak dengan jenis gangguan belajar tertentu menyembunyikan gangguan mereka dengan baik, menghindari diagnosa, dan oleh karena itu pengobatan, perlu waktu yang lama. GEJALA Anak kecil kemungkinan lambat untuk mempelajari nama-nama warna atau huruf, untuk menyebutkan kata-kata untuk objek yang dikenal, untuk menghitung, dan untuk kemajuan pada awal keahlian belajar lain. Belajar untuk membaca dan menulis kemungkinan tertunda. Gejalagejala lain dapat berupa perhatian dengan jangka waktu yang pendek dan kemampuan yang kacau, berhenti bicara, dan ingatan dengan jangka waktu yang pendek. Anak tersebut bisa mengalami kesulitan dengan aktifitas yang membutuhkan koordinasi motor yang baik, seperti mencetak dan mengkopi. Anak dengan gangguan belajar bisa mengalami kesulitan komunikasi. Beberapa anak mulanya menjadi frustasi dan kemudian mengalami masalah tingkah laku, seperti menjadi mudah kacau, hiperaktif, menarik diri, malu, atau agresif. DIAGNOSA Anak yang tidak membaca atau belajar pada tingkatan yang diharapkan untuk kemampuan verbal atau kecerdasan harus dievaluasi. Pemeriksaan pendengaran dan penglihatan harus dijalankan, karena masalah pikiran sehat ini bisa juga berhubungan dengan keahlian membaca dan menulis. Dokter meneliti anak tersebut untuk berbagai gangguan fisik. Anak tersebut melakukan rangkaian tes kecerdasan, baik verbal maupun non verbal, dan tes akademik pada membaca, menulis, dan keahlian aritmatik. PENGOBATAN Pengobatan yang paling berguna untuk gangguan belajar adalah pendidikan yang secara hatihati disesuaikan dengan individu anak. Cara seperti membatasi makanan aditif, menggunakan vitamin dalam jumlah besar, dan menganalisa sistem anak untuk trace mineral seringkali dicoba tetapi tidak terbukti. Tidak ada obat-obatan yang cukup efektif pada pencapaian akademis, intelegensi, dan kemampuan pembelajaran umum. Karena beberapa anak dengan gangguan belajar juga mengalami ADHD, obat-obatan tertentu, seperti methylphenidate, bisa meningkatkan perhatian dan konsentrasi, meningkatkan kemampuan anak untuk belajar. http://medicastore.com/penyakit/3187/Gangguan__Belajar.html Gangguan belajar adalah defisiensi pada kemampuan belajar sepesifik dalam konteks

Tipe-tipe Gangguan Belajar - Gangguan Matematika Gangguan Metematika menggambarkan anak-anak dengan kekurangan kemampuan aritmatika. - Gangguan Menulis Gangguan Menulis mengacu pada anak-anak dengan keterbatasan kemampaun menulis - Gangguan Membaca ( disleksia ) Gangguan Membaca disleksia- mengacu pada anak-anak yang memiliki perkembangan

ketrampilan yang buruk dalam mengenali kata-kata dan memahami bacaan. Perspektif Teoritis Penyebab gangguan belajar cenderung terfokus pada masalah-masalah kognitif-perseptual dan kemungkinan faktor-faktor neorologis yang mendasarinya. Banyak anak dengan gangguan belajar memiliki masalah dengan persepsi visual dan auditori. Intervensi gangguan belajar Intervensi-intervensi untuk gangguan belajar umumnya menggunakan perspektif berikut (Lyon & Moats,1988) 1. Model Psikoedukasi Menekankan pada kekuatan-kekuatan dan preferensi-preferensi anak daripada usaha untuk mengoreksi definisi yuang diduga mendasarinya. 2. Model Behavioral Mengasumsikan bahwa belajar akademik dibangun diatas hierarki ketrampilan-ketrampilan dasar, atau perilaku yang memampukan (enabling behaviours). 3. Model Medis Mengasumsikan bahwa gangguan belajar merupakan simtom-simtom dari defisiensi dalam pengolahan kognitif yang memiliki dasar biologis. 4. Model neuropsikologi Berasal dari model psikoedukasi dan medis, diasumsikan bahwa gangguan belajar merefleksikan deficit dalam pengolahan informasi yang memiliki dasar biologis (model medis). 5. Model lingguistik Berfokus pada defisiensi dasar dalam bahasa anak, seperti kegagalan untuk mengenali bagaimana suara-suara dan kata-kata saling dikaitkan untuk menciptakan arti, yang akan menimbulkan masalah dalam membaca, mengeja, dan menemukan kata-kata untuk mengekspresikan diri mereka. 6. Model kognitif Berfokus pada bagaimana anak-anak mengatur pemikiran-pemikiran mereka ketika mereka balajar materi-materi akademik.
http://www.masbow.com/2009/11/gangguan-belajar.html

Jenis jenis Gangguan Belajar/Learning Disorders (LD):


Gangguan membaca (Disleksia) Gangguan matematik (Diskalkulia) Gangguan menulis ekspresif (Spelling Dyslexia, Spelling Disorder) Gangguan belajar lainnya / tidak spesifik

1. Gangguan Membaca (Disleksia):

Adalah ketrampilan membaca yang berada di bawah tingkatan usia, pendidikan dan inteligensi anak.Ciri khasnya: gagal dalam mengenali kata-kata, lambat & tidak teliti bila membaca, pemahaman yang buruk.∑ 4% dari anak usia sekolah di AS∑ anak laki-laki 3-4 kali > anak perempuanGangguan. emosi & perilaku yang sering menyertai: - ADHD, Conduct disorder, & depresi (remaja)

2. Gangguan Matematik (diskalkulia)


Adalah ketrampilan matematik yang berada di bawah tingkatan usia, pendidikan dan inteligensi anakCiri khasnya adalah kegagalan dalam ketrampilan : - linguistik (memahami istilah matematika, mengubah soal tulisan ke simbol matematika), - perseptual (kemampuan untuk memahami simbol dan mengurutkan kelompok angka) - matematik (+/-/x/: dan cara mengoperasikannya) - atensional (mengkopi bentuk dengan benar, mengoperasikan simbol dengan benar) - Prevalensi 5% anak usia sekolah - Anak perempuan > anak laki-laki - Biasanya disertai gangguan belajar yang lain - Kebanyakan terdeteksi ketika berada di kelas 2 dan 3 SD (6-8 th)

3. Gangguan Menulis Ekspresif (Spelling Dyslexia, Spelling Disorder)


Adalah ketrampilan menulis yang berada di bawah tingkatan usia, pendidikan dan inteligensi anakBanyak, ditemukan kesalahan dalam menulis dan penarnpilan tulisan yang buruk (cakar ayam). Biasanya sudah tampak sejak kelas 1 5DRasa frustrasi, marah oleh karena kegagalan dalam prestasi akademik menyebabkan munculnya gangguan depresi yang kronis. Bagaimana http://www.kesulitanbelajar.org/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=15 Deteksi Dini Gangguan Belajar pada Anak Gangguan belajar pada anak penting untuk dideteksi sejak dini. Hal ini karena gangguan belajar dapat mempengaruhi perasaan dan perilaku anak. Perilaku anak dengan gangguan belajar dapat diamati saat di kelas. Anak biasanya tidak dapat duduk tenang di tempatnya, lambat menyelesaikan tugas atau bahkan tidak mau mengerjakan tugas yang diberikan. Hal ini sebetulnya merupakan bentuk penghindaran dari mengerjakan tugas yang dirasanya sulit. Perkembangan anak sejak kecil juga bisa merupakan pertanda kemungkinan terjadinya gangguan belajar pada usia sekolah dasar. Anak dengan keterlambatan bicara (belum bisa

mengucapkan kalimat sederhana di usia 2 tahun), bisa merupakan faktor prediksi terjadinya gangguan belajar. Gangguan koordinasi motorik, terutama pada usia menjelang taman kanakkanak, juga bisa menjadi faktor prediksi terjadinya gangguan belajar. Jika orang tua atau guru melihat tanda-tanda adanya gangguan belajar pada anak, perlu segera dikonsultasikan kepada dokter. Pertama kali dilakukan pemeriksaan ada atau tidaknya gangguan pada penglihatan dan pendengaran. Karena seringkali gangguan pada penglihatan dan pendengaran juga dapat mengganggu kemampuan belajar anak. Pemeriksaan psikologis seperti tingkat kecerdasan (tes IQ), juga perlu dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan adanya tingkat kecerdasan yang kurang, seperti pada retardasi mental. Selain itu, diperiksa juga kemungkinan adanya gangguan jiwa lain seperti autisme, gangguan pemusatan perhatian dan perilaku, atau gangguan kecemasan. http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=3&dn=20070119230849 Cara Membantu Anak Mengatasi Gangguan Belajar, Tips Bagi Orang Tua Anak yang mengalami gangguan belajar sering kali akan menunjukkan gangguan perilaku. Hal ini bisa berdampak pada hubungan pasien dengan orang-orang di sekitarnya (keluarga, guru dan teman-teman sebaya). Untuk itu anak perlu didampingi untuk menghadapi situasi ini.Orang tua merupakan guru yang pertama dan terdekat dengan anak. Dengan demikian, peran orang tua sangat penting untuk mengenali permasalahan apa yang dialami anak. Selain itu, penting juga untuk menemukan kekuatan atau kemampuan yang dimiliki anak. Hal ini akan membantu orang tua mendukung anak mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga dapat meningkatkan kepercayaan diri anak. Tugas anak adalah bermain, maka proses belajar pun sebaiknya menjadi proses yang menyenangkan untuk anak. Apalagi pada anak dengan gangguan belajar, penting untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan tidak membebani anak. Kenali hal apa yang membuat anak merasa senang. Misalnya, jika anak tersebut menyukai lagu tertentu, ajak anak itu belajar sambil memutarkan lagu tersebut. Ijinkan anak membawa mainan kesayangannya saat belajar. Jika anak senang dengan suatu obyek tertentu, misalnya kereta api, sertakan bentuk kereta api dalam pelajaran. Sebagai contoh, anak dengan gangguan berhitung, saat belajar berhitung dapat digunakan gambar kereta api yang dia senangi. Anak dengan gangguan belajar juga bisa mengalami perasaan rendah diri karena ketidakmampuannya atau karena sering diejek oleh teman-temannya. Untuk itu, penting bagi orang tua memberikan pujian jika ia berhasil melakukan suatu pencapaian. Misalnya, bila suatu kali anak berhasil mendapat nilai yang cukup baik atau mengerjakan tugas dengan benar, maka orang tua hendaknya memberi pujian pada anak. Hal ini akan memotivasi anak untuk berbuat lebih baik, meningkatkan rasa percaya diri dan membantu anak merasa nyaman dengan dirinya. Keterlibatan pihak sekolah juga perlu diperhatikan karena sebagian besar waktu belajar anak ada di sekolah. Diskusikan dengan guru kelas mengenai kesulitan dan kemampuan anak dalam

belajar. Posisi tempat duduk anak di kelas juga bisa membantu anak untuk lebih berkonsentrasi dalam belajar. Akan lebih baik jika anak duduk di depan kelas sehingga perhatiannya tidak teralih ke anak-anak lain atau ke jendela kelas. Masalah gangguan belajar penting sekali dipahami oleh orang tua dan guru sehingga dapat mendukung dan membantu anak dalam belajar. Jika ditangani dengan tidak benar maka hanya akan menambah permasalahan pada anak. Deteksi dan konsultasi dini pada anak yang diduga mengalami gangguan belajar menjadi faktor penting sehingga anak dapat segera ditangani dengan tepat. Kerja sama antara orang tua, guru dan profesional kesehatan jiwa (psikiater dan psikolog) diperlukan untuk membantu anak menghadapi permasalahan gangguan belajar tersebut. http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=3&dn=20070119230849

BERBAGAI JENIS GANGGUAN FISIK DAN PSIKIATRIK YANG BERHUBUNGAN DENGAN TIMBULNYA KESULITAN BELAJAR PADA ANAK
I. GANGGUAN FISIK Gangguan dalam sistim saraf pusat/otak anak atau organ pendengaran atau organ penglihatan, misalnya oleh karena adanya infeksi baik langsung maupun tidak langsung pada otak, trauma pada otak, penyakit bawaan, gangguan konduksi listrik ( epilepsi ), gangguan metabolic sistemik, dll. Semua ini dapat yang menyebabkan timbulnya disfungsi otak minimal, yang mungkin bermanifestasi dalam berbagai bentuk gangguan psikiatrik, di antaranya ialah kesulitan belajar. II. GANGGUAN PSIKIATRIK Retardasi Mental Kondisi ini ditandai oleh tingkat kecerdasan anak yang berada di bawah rata-rata. Anak akan mengalami kesulitan dalam melaksanakan kegiatan seharihari sebagaimana anak seusianya, seperti mengurus dirinya sendiri, melakukan pekerjaan rumah atau berinteraksi dengan lingkungannya. o Gangguan Pemusatan Perhatian & Hiperaktivitas. Ciri utama dari gangguan ini adalah kesulitan anak untuk memusatkan perhatian-nya yang timbul pada lebih dari satu situasi, misalnya di rumah, di sekolah dan di dalam kendaraan, dll, dapat disertai atau tidak disertai dengan hiperaktivitas. Gangguan ini disebabkan oleh adanya kelainan fungsi inhibisi perilaku dan kontrol diri. Anak tidak mampu untuk berkonsentrasi pada satu pekerjaan tertentu, dan merencanakan tujuan dari pekerjaan tersebut. Ia tidak mampu menyusun langkahlangkah dalam usaha untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan demikian ia akan mengalami kesulitan dalam menyimak pelajaran yang diberikan gurunya, dan akhirnya ia tidak mengerti apa yang diterangkan oleh gurunya itu. Gangguan Tingkah Laku Pada anak yang mengalami gangguan ini seringkali dikatakan sebagai anak nakal, sulit diatur, suka melawan, sering membolos dan berperilaku antisosial, dll. Anak dengan Gangguan Tingkah Laku ini seringkali mempunyai prestasi akademik di bawah taraf yang

diperkirakan. Kesulitan belajar yang terjadi dikarenakan anak sering membolos, malas, motivasi belajar yang kurang, kurang disiplin, dll. Gangguan Depresi Seorang anak yang mengalami Gangguan Depresi akan menunjukkan gejala- gejala seperti : Perasaan sedih yang berkepanjangan Suka menyendiri Sering melamun di dalam kelas/di rumah Kurang nafsu makan atau makan berlebihan Sulit tidur atau tidur berlebihan Merasa lelah, lesu atau kurang bertenaga Merasa rendah diri Sulit konsentrasi dan sulit mengambil keputusan Merasa putus asa Gairah belajar berkurang Tidak ada inisiatif, hipo/hiperaktivitas Anak dengan gejala-gejala depresi akan memperlihatkan kreativitas, inisiatif dan motivasi belajar yang menurun, dengan demikian akan menimbulkan kesulitan belajar sehingga membuat prestasi belajar anak menurun hari demi hari. http://groups.yahoo.com/group/cfbe/message/5531

DAMPAK KESULITAN BELAJAR


elajar merasa lebih terpojok n Kesulitan belajar yang terjadi pada seorang anak tidak hanya berdampak bagi pertumbuhan dan perkembangan anak saja, tetapi juga berdampak dalam kehidupan keluarga dan juga dapat mempengaruhi interaksi anak dengan lingkungannya. Sistim keluarga dapat mengalami disharmoni oleh karena saling menyalahkan di antara ke dua orang tua. Orang tua merasa frustrasi, marah, kecewa, putus asa, merasa bersalah atau menolak, dengan kondisi ini justru membuat anak dengan kesulitan belajar merasa lebih terpojok lagi. Anak dengan kesulitan belajar seringkali menuding dirinya sebagai anak yang bodoh, lambat, berbeda dan keterbelakang. Mereka menjadi tegang, malu, rendah diri dan berperilaku nakal, agresif, impulsif atau bahkan menyendiri/menarik diri untuk menutupi kekurangan pada dirinya. Seringkali mereka tampak sulit berinteraksi dengan teman-teman sebayanya, dan lebih mudah bagi mereka untuk bergaul dan bermain dengan anak-anak yang mempunyai usia lebih muda

dari mereka. Hal ini menandakan terganggunya sistim harga diri anak. Kondisi ini merupakan sinyal bahwa anak membutuhkan pertolongan segera. http://groups.yahoo.com/group/cfbe/message/5531

MENGENAL GANGGUAN BELAJAR DISKALKULIA & DISGRAFIA


Banyak orang tua langsung menduga anaknya bodoh atau malas ketika melihatnya mengalami kesulitan membaca, berhitung atau mengikuti pelajaran di sekolah. Padahal, bisa jadi si anak mengalami gangguan persarafan. DISKALKULIA Menurut Jacinta F. Rini, M.Psi, dari Harmawan Consulting, Jakarta, diskalkulia dikenal juga dengan istilah math difficulty karena menyangkut gangguan pada kemampuan kalkulasi secara matematis. Kesulitan ini dapat ditinjau secara kuantitatif yang terbagi menjadi bentuk kesulitan berhitung (counting) dan mengkalkulasi (calculating). Anak yang bersangkutan akan menunjukkan kesulitan dalam memahami proses-proses matematis. Hal ini biasanya ditandai dengan munculnya kesulitan belajar dan mengerjakan tugas yang melibatkan angka ataupun simbol matematis. CIRI-CIRI Inilah beberapa hal yang bisa dijadikan pegangan: 1. Tingkat perkembangan bahasa dan kemampuan lainnya normal, malah seringkali mempunyai memori visual yang baik dalam merekam kata-kata tertulis. 2. Sulit melakukan hitungan matematis. Contoh sehari-harinya, ia sulit menghitung transaksi (belanja), termasuk menghitung kembalian uang. Seringkali anak tersebut jadi takut memegang uang, menghindari transaksi, atau apa pun kegiatan yang harus melibatkan uang. 3. Sulit melakukan proses-proses matematis, seperti menjumlah, mengurangi, membagi, mengali, dan sulit memahami konsep hitungan angka atau urutan. 4. Terkadang mengalami disorientasi, seperti disorientasi waktu dan arah. Si anak biasanya bingung saat ditanya jam berapa sekarang. Ia juga tidak mampu membaca dan memahami peta atau petunjuk arah. 5. Mengalami hambatan dalam menggunakan konsep abstrak tentang waktu. Misalnya, ia bingung dalam mengurut kejadian masa lalu atau masa mendatang. 6. Sering melakukan kesalahan ketika melakukan perhitungan angka-angka, seperti proses substitusi, mengulang terbalik, dan mengisi deret hitung serta deret ukur.

7. Mengalami hambatan dalam mempelajari musik, terutama karena sulit memahami notasi, urutan nada, dan sebagainya. 8. Bisa juga mengalami kesulitan dalam aktivitas olahraga karena bingung mengikuti aturan main yang berhubungan sistem skor. FAKTOR PENYEBAB Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi gangguan ini, di antaranya: 1. Kelemahan pada proses penglihatan atau visual Anak yang memiliki kelemahan ini kemungkinan besar akan mengalami diskalkulia. Ia juga berpotensi mengalami gangguan dalam mengeja dan menulis dengan tangan. 2. Bermasalah dalam hal mengurut informasi Seorang anak yang mengalami kesulitan dalam mengurutkan dan mengorganisasikan informasi secara detail, umumnya juga akan sulit mengingat sebuah fakta, konsep ataupun formula untuk menyelesaikan kalkulasi matematis. Jika problem ini yang menjadi penyebabnya, maka anak cenderung mengalami hambatan pada aspek kemampuan lainnya, seperti membaca kode-kode dan mengeja, serta apa pun yang membutuhkan kemampuan mengingat kembali hal-hal detail. 3. Fobia matematika Anak yang pernah mengalami trauma dengan pelajaran matematika bisa kehilangan rasa percaya dirinya. Jika hal ini tidak diatasi segera, ia akan mengalami kesulitan dengan semua hal yang mengandung unsur hitungan. CARA PENANGGULANGAN Diagnosa diskalkulia harus dilakukan oleh spesialis yang berkompeten di bidangnya berdasarkan serangkaian tes dan observasi yang valid dan terpercaya. Bentuk terapi atau treatment yang akan diberikan pun harus berdasarkan evaluasi terhadap kemampuan dan tingkat hambatan anak secara detail dan menyeluruh. Bagaimanapun, kesulitan ini besar kemungkinan terkait dengan kesulitan dalam aspekaspek lainnya, seperti disleksia. Perbedaan derajat hambatan akan membedakan tingkat treatment dan strategi yang diterapkan. Selain penanganan yang dilakukan ahli, orang tua pun disarankan melakukan beberapa latihan yang dapat mengurangi gangguan belajar, yaitu: 1. Cobalah memvisualisasikan konsep matematis yang sulit dimengerti, dengan menggunakan gambar ataupun cara lain untuk menjembatani langkah-langkah atau urutan dari proses keseluruhannya.

2. Bisa juga dengan menyuarakan konsep matematis yang sulit dimengerti dan minta si anak mendengarkan secara cermat. Biasanya anak diskalkulia tidak mengalami kesulitan dalam memahami konsep secara verbal. 3. Tuangkan konsep matematis ataupun angka-angka secara tertulis di atas kertas agar anak mudah melihatnya dan tidak sekadar abstrak. Atau kalau perlu, tuliskan urutan angka-angka itu untuk membantu anak memahami konsep setiap angka sesuai dengan urutannya. 4. Tuangkan konsep-konsep matematis dalam praktek serta aktivitas sederhana seharihari. Misalnya, berapa sepatu yang harus dipakainya jika bepergian, berapa potong pakaian seragam sekolahnya dalam seminggu, berapa jumlah kursi makan yang diperlukan jika disesuaikan dengan anggota keluarga yang ada, dan sebagainya. 5. Sering-seringlah mendorong anak melatih ingatan secara kreatif, entah dengan cara menyanyikan angka-angka, atau cara lain yang mempermudah menampilkan ingatannya tentang angka. 6. Pujilah setiap keberhasilan, kemajuan atau bahkan usaha yang dilakukan oleh anak. 7. Lakukan proses asosiasi antara konsep yang sedang diajarkan dengan kehidupan nyata sehari-hari, sehingga anak mudah memahaminya. 8. Harus ada kerja sama terpadu antara guru dan orang tua untuk menentukan strategi belajar di kelas, memonitor perkembangan dan kesulitan anak, serta melakukan tindakan-tindakan yang perlu untuk memfasilitasi kemajuan anak. Misalnya, guru memberi saran tertentu pada orang tua dalam menentukan tugas di rumah, buku-buku bacaan, serta latihan yang disarankan. DISGRAFIA Kelainan neurologis ini menghambat kemampuan menulis yang meliputi hambatan secara fisik, seperti tidak dapat memegang pensil dengan mantap ataupun tulisan tangannya buruk. Anak dengan gangguan disgrafia sebetulnya mengalami kesulitan dalam mengharmonisasikan ingatan dengan penguasaan gerak ototnya secara otomatis saat menulis huruf dan angka. Kesulitan dalam menulis biasanya menjadi problem utama dalam rangkaian gangguan belajar, terutama pada anak yang berada di tingkat SD. Kesulitan dalam menulis seringkali juga disalahpersepsikan sebagai kebodohan oleh orang tua dan guru. Akibatnya, anak yang bersangkutan frustrasi karena pada dasarnya ia ingin sekali mengekspresikan dan mentransfer pikiran dan pengetahuan yang sudah didapat ke dalam bentuk tulisan. Hanya saja ia memiliki hambatan. Sebagai langkah awal dalam menghadapinya, orang tua harus paham bahwa disgrafia bukan disebabkan tingkat intelegensi yang rendah, kemalasan, asal-asalan menulis,

dan tidak mau belajar. Gangguan ini juga bukan akibat kurangnya perhatian orang tua dan guru terhadap si anak, ataupun keterlambatan proses visual motoriknya. CIRI-CIRI Ada beberapa ciri khusus anak dengan gangguan ini. Di antaranya adalah: 1. Terdapat ketidakkonsistenan bentuk huruf dalam tulisannya. 2. Saat menulis, penggunaan huruf besar dan huruf kecil masih tercampur. 3. Ukuran dan bentuk huruf dalam tulisannya tidak proporsional. 4. Anak tampak harus berusaha keras saat mengkomunikasikan suatu ide, pengetahuan, atau pemahamannya lewat tulisan. 5. Sulit memegang bolpoin maupun pensil dengan mantap. Caranya memegang alat tulis seringkali terlalu dekat bahkan hampir menempel dengan kertas. 6. Berbicara pada diri sendiri ketika sedang menulis, atau malah terlalu memperhatikan tangan yang dipakai untuk menulis. 7. Cara menulis tidak konsisten, tidak mengikuti alur garis yang tepat dan proporsional. 8. Tetap mengalami kesulitan meskipun hanya diminta menyalin contoh tulisan yang sudah ada. MEMBANTU ANAK DISGRAFIA Ada beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua untuk membantu anak dengan gangguan ini. Di antaranya: 1. Pahami keadaan anak Sebaiknya pihak orang tua, guru, atau pendamping memahami kesulitan dan keterbatasan yang dimiliki anak disgrafia. Berusahalah untuk tidak membandingkan anak seperti itu dengan anak-anak lainnya. Sikap itu hanya akan membuat kedua belah pihak, baik orang tua/guru maupun anak merasa frustrasi dan stres. Jika memungkinkan, berikan tugas-tugas menulis yang singkat saja. Atau bisa juga orang tua meminta kebijakan dari pihak sekolah untuk memberikan tes kepada anak dengan gangguan ini secara lisan, bukan tulisan. 2. Menyajikan tulisan cetak Berikan kesempatan dan kemungkinan kepada anak disgrafia untuk belajar menuangkan ide dan konsepnya dengan menggunakan komputer atau mesin tik. Ajari

dia untuk menggunakan alat-alat agar dapat mengatasi hambatannya. Dengan menggunakan komputer, anak bisa memanfaatkan sarana korektor ejaan agar ia mengetahui kesalahannya. 3. Membangun rasa percaya diri anak Berikan pujian wajar pada setiap usaha yang dilakukan anak. Jangan sekali-kali menyepelekan atau melecehkan karena hal itu akan membuatnya merasa rendah diri dan frustrasi. Kesabaran orang tua dan guru akan membuat anak tenang dan sabar terhadap dirinya dan terhadap usaha yang sedang dilakukannya. 4. Latih anak untuk terus menulis Libatkan anak secara bertahap, pilih strategi yang sesuai dengan tingkat kesulitannya untuk mengerjakan tugas menulis. Berikan tugas yang menarik dan memang diminatinya, seperti menulis surat untuk teman, menulis pada selembar kartu pos, menulis pesan untuk orang tua, dan sebagainya. Hal ini akan meningkatkan kemampuan menulis anak disgrafia dan membantunya menuangkan konsep abstrak tentang huruf dan kata dalam bentuk tulisan konkret. http://www.tabloid-nakita.com/Panduan/panduan05233-02.htm Intervensi gangguan belajar Intervensi-intervensi untuk gangguan belajar umumnya menggunakan perspektif berikut (Lyon & Moats,1988) 1. Model Psikoedukasi Menekankan pada kekuatan-kekuatan dan preferensi-preferensi anak daripada usaha untuk mengoreksi definisi yuang diduga mendasarinya. 2. Model Behavioral Mengasumsikan bahwa belajar akademik dibangun diatas hierarki ketrampilan-ketrampilan dasar, atau perilaku yang memampukan (enabling behaviours). 3. Model Medis Mengasumsikan bahwa gangguan belajar merupakan simtom-simtom dari defisiensi dalam pengolahan kognitif yang memiliki dasar biologis. 4. Model neuropsikologi Berasal dari model psikoedukasi dan medis, diasumsikan bahwa gangguan belajar merefleksikan deficit dalam pengolahan informasi yang memiliki dasar biologis (model medis). 5. Model lingguistik Berfokus pada defisiensi dasar dalam bahasa anak, seperti kegagalan untuk mengenali bagaimana suara-suara dan kata-kata saling dikaitkan untuk menciptakan arti, yang akan menimbulkan masalah dalam membaca, mengeja, dan menemukan kata-kata untuk mengekspresikan diri mereka.

6. Model kognitif Berfokus pada bagaimana anak-anak mengatur pemikiran-pemikiran mereka ketika mereka balajar materi-materi akademik. http://www.masbow.com/2009/11/gangguan-belajar.html
Tugas utama seorang pelajar adalah belajar. Banyak siswa yang sudah belajar, tetapi kegagalan dalam mengikuti ujian kelihatannya tidak sedikit. Ini mungkin disebabkan system belajar mereka yang kurang tepat. Tulisan ini dimaksudkan untuk memberi solusi cerdas teman-teman di dalam menentukan system belajar yang baik.

Disiplin Belajar
Disiplin belajar, dalam arti menentukan program-program belajar dan melaksanakannya sesuai dengan program-program/jadwal yang telah ditentukan. Mungkin teman-teman juga merasakanbahwa ada seribu satu macam gangguan belajar, misalnya melamun, malas, fasilitas tidak memadai, gangguan situasi keluarga, dan lain-lain. Gangguan seperti ini sering menimpa teman-teman sehingga belajar pun terganggu dan alibatnya gagal di dalam ujian. Di sinilah pentingnya disiplin belajar agar dampak-dampak negatif dari gangguan tersebut dapat ditekan semaksimal mungkin. Pembagian Waktu BelajarJadwal belajar perlu dibuat. Kapan waktu belajar dan pelajaran apa saja yang dipelajari tiap hari. Ada sebagian siswa yang kegiatannya setiap hari ditulis di dalam daftar rencana kerja sampai mendetail dari bangun tidur sampai tidur lagi. Cara ini memang ada baiknya, tetapi ada waktunya kita menemukan kelemahannya. Karena dengan menepati ketentuan yang ada di tabel kita akan menyingkirkan hal-hal lain yang justru merupakan hal-hal yang penting. Lalu bagaimanakah langkah kita dapat menentukan waktu belajar? Untuk itu tentukan saja pelajaran apa saja yang harus dipelajari pada tiap-tiap hari, misalnya tiap hari harus belajar dua atau tiga mata pelajaran. Minimal harus belajar satu kali tiap mata pelajaran dalam satu minggu.

Konsentrasi Belajar
Belajar tanpa konsentrasi tidak akan membuahkan hasil yang diharapkan. Untuk membantu konsentrasi belajar, perhatikan hal-hal di bawah ini. 1. Sediakan tempat belajar lengkap dengan meja belajar serta penunjang yang lainnya. 2. Hilangkan hal-hal/sesuatu yang mengganggu. Usahakan agar di atas meja hanya tersedia alat-alat yang diperlukan untuk belajar. Alat lain yang belum dibutuhkan sebaiknya disimpan terlebih dahulu. 3. Tentukan waktu, misalnya dalam waktu satu jam harus sudah dapat membaca sekian halaman, atau waktu sekian harus sudah dapat memahami satu atau dua bab. 4. Untuk menambah konsentrasi gunakanlah alat tulis untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dan menggaris bawahi hal yang penting.

5. Apabila konsentrasi buyar mungkin kejenuhan merupakan salah satu faktor penyebabnya. Untuk itu gantilah membaca buku lain, tapi jika masih belum juga berkonsentrasi, sebaiknya tinggalkan saja meja belajar. 6. Pakailah hukum 1 X 5 lebih baik daripada 5 X 1. Membaca sedikit dengan cara berulang-ulang lebih baik daripada membaca banyak dalam waktu yang singkat/ satu kali baca.

Proses Belajar
Di dalam membaca buku kita dapat memilih atu dari tiga cara proses belajar berikut ini. 1. Membaca permulaan sampai akhir dengan berurutan secara langsung. 2. Membaca dari permulaan sampai akhir dengan cara urut, tetapi waktunya tidak langsung. 3. Membaca bab-bab yang disukai atau yang dianggap penting saja. http://smpn13-mgl.sch.id/solusi-cerdas-mengatasi-gangguan-belajar.html

Mengenali masalah gangguan belajar anak dari segi okupasi dan sensori integrasi
Masih banyak sekali tenaga pengajar atau guru di sekolah belum mengetahui masalah sesungguhnya mengapa anak peserta didiknya menjadi malas, tidak mau menulis, kurang huruf saat menulis atau membaca, tidak konsentrasi ataupun tidak mau mendengar. Sering sekali para tenaga pengajar sangat mudah sekali mencap anak sebagi anak yang nakal, malas ataupun bodoh. Tenaga pengajar yang baik atau bijak sana seharnya tidak dapat dengan mudah mencap anak nakal, malas atau bodoh. Akan lebih baik apabila sebelum memberikan cap kepada seorang anak anak terlebih dahulu melihat kepada faktor dari luar dan faktor dari dalam diri anak. Faktor dari luar seperti pola asuh keluarga, lingkungan tempat tinggal dan bermain mungkin dapat kita observasi di lingkungan aslinya ataupun dapat menanyakan langsung kepada orangorang yang berhubungan dengan anak. Yang paling sulit adalah untuk melihat ataupun memahami faktor dari diri anak, seperti, taraf kecerdasan, masalah visual, persepsi perseptual), dan gerak tubuh (motor). Visual Banyak anak menunjukkan kesulitan dalam hal oculo-motor control (kontrol otot mata) ketika diasses. Dalam kegiatan yang sederhana yang mengharuskan penggunaan objek, misalnya pensil, anak gagal memberikan respons yang sesuai. Jika kita memahami bahwa penglihatan adalah suatu indra yang dasar dan penting di lingkungan belajar, ketidakmampuan menunjukkan dasar gerakan-gerakan oculo-motor akan memberikan konsekuensi yang signifikan. Kesulitan dalam mengikuti jejak secara horizontal (horizontal tracking) mempengaruhi kemampuan membaca dengan kecenderungan melompati kata-kata/baris tertentu, dll. Kesulitan dalam hal memadukan data (convergence) menyebabkan kelelahan di mata perhatikan apakah mata sering digosok saat membaca dan juga kemampuan yang kurang baik dalam bermain bola. Gerakan

mata yang cepat di antara 2 benda (saccadic) menyebabkan anak mempunyai kesulitan menyalin dari halaman/papan tulis karena mereka kehilangan titik / tempat acuan / referensi. Perceptual Dapat didefinisikan bukan hanya sebagai apa yang dilihat tetapi bagaimana otak kita menginterpretasikan apa yang kita lihat. Kesulitan yang paling umum ditemukan adalah dalam bidang visual figure tugas yang mengharuskan anak menemukan bentuk tertentu yang tersembunyi dalam latar belakang dan dapat diasosiasikan dengan pengamatan melihat tetapi tidak memperhatikan. Ingatan visual yang kurang baik (jangka pendek) sering mengindikasikan kesulitan dalam membaca, terutama di mana metode membaca tertentu digunakan (slight method of reading). Anak sering gagal mengenali kata baru padahal dia baru saja membacanya di 2 3 baris sebelumnya. Pada anak yang lebih kecil, sering juga terjadi keterbalikan membaca yang umum p, b, d; saw menjadi was, dsb. Karenanya, dari beberapa faktor di atas ini dapat dilihat bahwa membaca dapat menjadi masalah dan sering mengakibatkan perilaku menghindar (avoidance behaviours). Anak usia 8 tahun keatas seringkali menunjukkan faktor-faktor lain yang pada dasarnya penting untuk perkembangan berikutnya. Dengan kata lain anak seumur ini diharapkan dapat melakukan .. Dua bidang yang signifikan adalah adanya ketetapan bentuk (form constancy) dan daya ingat urutan visual (visual sequential memory) (jangka panjang). Agar dapat melengkapi tes yang mencakup dua hal tersebut, diperlukan kemampuan kognitif yang lebih tinggi karena jawaban tidak tercantum secara jelas pada teks. Kesulitan dalam bidang-bidang ini sering mempengaruhi bidang lain : Bahasa (language) pada umumnya anak tidak dapat melengkapi tes komprehensif di mana jawaban harus diperoleh melalui pengambilan kesimpulan (inference). Matematika anak mungkin menunjukkan kemampuan dalam hal tugas penambahan, dsb. Tetapi tidak dapat mengintrepretasikan jika sudah ditulis dalam bahasa rumus tertentu. Keterampilan sosial secara sosial, anak mengalami kesulitan memahami peraturan dalam permainan, dan pengertian dari isyarat non-verbal. Pada prakteknya, Occupational Therapist dan Speech Pathologist bekerjasama dengan anak memberikan terapi bahasa dan proses visual. Kesulitan menulis juga dapat dihubungkan dengan bidang ini. Anak-anak mengalami kesulitan dalam melihat kesamaan antar huruf dan cenderung melihat setiap huruf sebagai karakter yang berdiri tersendiri. Misal : b d f h l t semuanya memiliki punggung yang tegak. Selain itu, dalam menulis halus juga terdapat masalah karena ketidakmampuan anak mendeteksi sambungannya. Secara luas, kesemua hal di atas ini konsisten dengan yang dianggap sebagai executive function (E.F) yang disebut-sebut dalam literatur (CHADD Conf. Oktober 99). Dua pola umum seringkali ditemui saat assessment : Motor

1. Kebingungan antara Kiri-Kanan (L-R Confusion) atau kebingungan menetap dalam menggunakan dua tangan secara bersamaan (persistence of ambidexterity hand confusion). Anak-anak dengan masalah ini lebih cenderung mengalami kesulitan belajar. Di samping itu, mereka juga akan mengalami kesulitan dengan kegiatan yang memerlukan 2 tangan, misal : mengendalikan halaman, membuat stabil kertas dengan tangan yang tidak dominan. 2. Motor Dyspraxia ketidakmampuan mengorganisasikan / mengurutkan ketrampilan motorik, misal : lari, lompat, menangkap bola. Anak dengan tipe ini lebih cenderung kikuk / ceroboh (clumsy) dan mempunyai kesulitan di bidang motorik kasar dan halus. Penanganan dan Strategi Karena kemampuan fungsi kurang bekerja dengan baik, terapi dilihat sebagai mengajarkan dan memperkuat strategi sebagai kompensasi. Bagi kebanyakan dari kita, secara otomatis kita menggunakan alat bantu atau strategi yang dapat meningkatkan atau mengurangi frustasi kita dalam rangka meningkatkan hasil kerja. Kita sekarang tahu bahwa sangat sering populasi ini mempunyai kesulitan mengevaluasi hasil kerja. Keadaan ini sering memberi pengaruh yang nyata dalam hal bagaimana tugas-tugas diajarkan dan strategi diaplikasikan karena anak-anak ini cenderung lebih merupakan pemikir yang harafiah dan konkret. Karena itu mereka memerlukan : 1. Tingkatan atau derajat reinforcement yang tinggi dan spesifik dengan tugas yang dilakukan. 2. Instruksi yang spesifik. Saya ingin mata kamu melihat ke mata saya. Bila instruksinya hanya Lihat Saya, respons yang diberikan anak kemungkinan tidak seperti yang diharapkan. 3. Reinforcement verbal harus spesifik tugas bagus cara kamu menggerakkan bahu dan siku dibandingkan dengan komentar seperti anak baik (good boy atau good girl). 4. Langkah-langkah untuk mencapai keterampilan tertentu / penguasaan harus dibagi menjadi langkah kecil dan bertambah sedikit demi sedikit. 5. Pengulangan 6. Konsekuensi coba lagi dimana anak diperkenalkan dengan konsep kendali mutu (quality control), misal menggunakan skate board melalui halangan-halangan, kalau sampai ada yang tertabrak mulai lagi dari awal. 7. Memberikan reinforcement / penguat respons yang hampir benar dalam melakukan tugas, misal : Wow, hebat ya kantongnya masuk karena kamu pakai matamu untuk melihat! Tujuan penggunaan strategi adalah untuk mencapai sukses dalam mengerjakan tugas yang akan berdampak pada rasa percaya diri anak. Kesulitan yang dihadapi sifatnya

sering membuat anak merasa kewalahan dan frustasi sehingga menyebabkan anak menyerah dan atau belajar untuk merasa tak berdaya. Untuk anak-anak dengan gangguan spektrum autisme, assassment tidak selalu sukses karena tergantung dari derajat minat anak atau perilaku dan juga hal-hal lain yang mungkin dapat ditentukan saat sesi observasi dalam terapi. Strategi yang digunakan untuk terapi tetap sangat cocok, tetapi anak pada awalnya perlu lebih banyak struktur untuk membantu mengatasi kesulitan dalam bidang bahasa dan pemahaman. Akhirnya, dengan memahami penyebab dasar masalah, kita memperoleh informasi yang dapat digunakan untuk meningkatkan efektifitas terapi dan remediasi. http://bra6.wordpress.com/2010/01/19/mengenali-masalah-gangguan-belajar-anak-darisegi-okupasi-dan-sensori-integrasi/ 1. Apa yang dimaksud dengan disleksia? Disleksia berasal dari bahasa Greek, yakni dari kata dys yang berarti kesulitan, dan kata lexis yang berarti bahasa. Jadi disleksia secara harafiah berarti kesulitan dalam berbahasa. Anak disleksia tidak hanya mengalami kesulitan dalam membaca, tapi juga dalam hal mengeja, menulis dan beberapa aspek bahasa yang lain. Kesulitan membaca pada anak disleksia tidak sebanding dengan tingkat intelegensi ataupun motivasi yang dimiliki untuk kemampuan membaca dengan lancar dan akurat, karena anak disleksia biasanya mempunyai lebel intelegensi yang normal bahkan sebagian di antaranya di atas normal. Disleksia merupakan kelainan dengan dasar kelainan neurobiologis, yang ditandai dengan kesulitan dalam mengenali kata dengan tepat / akurat, dalam pengejaan dan dalam kemampuan mengkode simbol. Ada juga ahli yang mendefinisikan disleksia sebagai suatu kondisi pemprosesan input/informasi yang berbeda (dari anak normal) yang seringkali ditandai dengan kesulitan dalam membaca, yang dapat mempengaruhi cara kognisi seperti daya ingat, kecepatan pemprosesan input, kemampuan pengaturan waktu, aspek koordinasi dan pengendalain gerak. Dapat terjadi kesulitan visual dan fonologis, dan biasanya terdapat perbedaan kemampuan di berbagai aspek perkembangan. Menurut Jovita Maria Ferliana (dalam pengantar Living with Dyslexia, 2007), penderita disleksia sebenarnya mengalami kesulitan membedakan bunyi fonetik yang menyusun sebuah kata. Mereka bisa menangkap kata-kata tersebut dengan indera pendengarnya. Namun, ketika harus menuliskannya dengan huruf-huruf yang mana saja. Dengan demikian, dia juga kesulitan menuliskan apa yang ia inginkan ke dalam kalimat-kalimat panjang yang akurat. 2. Disleksia dan otak kita. Tahun 1891 Dejerine telah melaporkan bahwa proses membaca diatur oleh bagian khusus dari sistem saraf manusia yaitu di bagian belakang otak. Pada tahun 1896, British Medical Journal melaporkan artikel dari Dr. Pringle Morgan, mengenai seorang anak lelaki berusia 14 tahun bernama Percy yang pandai dan mampu menguasai

permainan dengan cepat tanpa kekurangan apapun dibandingkan teman-temannya yang lain namun Percy tidak mampu mengeja, bahkan mengeja namanya sendiri. Beberapa teori mengemukakan penyebab disleksia. Selikowitz (1993) mengemukakan beberapa penyebab utama disleksia. Selikowitz membagi pada dua keadaan penyebab secara umum, yakni faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetis, yaitu dari garis keturunan orangtuanya (tidak harus orangtua langsung, bisa dari kakek-nenek atau buyutnya). Penelitian terkini menunjukkan bahwa terdapat anatomi antara otak anak disleksia dengan anak normal, yakni di bagian temporal-parietal-oksipitalnya (otak bagian samping dan bagian belakang). Pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging yang dilakukan untuk memeriksa otak saat dilakukan aktivitas membaca ternyata menunjukkan bahwa aktivitas otak individu disleksia jauh berbeda dengan individu biasa terutama dalam hal pemprosesan input huruf/kata yang dibaca lalu diterjemahkan menjadi suatu makna. 4. Diagnosis Disleksia pada Anak Tidak ada satu jenis tes pun yang khusus atau spesifik untuk menegakkan diagnosis disleksia. Diagnosis disleksia ditegakkan secara klinis berdasarkan cerita dari orang tua, observasi dan tes psikometrik yang dilakukan oleh dokter anak atau psikolog. Selain dokter anak dan psikolog, profesional lain seyogyanya juga terlibat dalam observasi dan penilaian anak disleksia yaitu dokter saraf anak (mendeteksi dan menyingkirkan adanya gangguan neurologis), audiologis (mendeteksi dan menyingkirkan adanya gangguan pendengaran), opthalmologis (mendeteksi dan menyingkirkan adanya gangguan penglihatan), dan tentunya guru sekolah. Anak disleksia di usia pra sekolah menunjukkan adanya keterlambatan berbahasa atau mengalami gangguan dalam mempelajari kata-kata yang bunyinya mirip atau salah dalam pelafalan kata-kata, dan mengalami kesulitan untuk mengenali huruf-huruf dalam alphabet, disertai dengan riwayat disleksia dalam keluarga. Keluhan utama pada anak disleksia di usia sekolah biasanya berhubungan dengan prestasi sekolah, dan biasanya orang tua tidak terima jika guru melaporkan bahwa penyebab kemunduran prestasinya adalah kesulitan membaca. Kesulitan yang dikeluhkan meliputi kesulitan dalam berbicara dan kesulitan dalam membaca. Kesulitan mengenali huruf atau mengejanya. Kesulitan membuat pekerjaan tertulis secara terstruktur misalnya esai Huruf tertukar-tukar, misal b tertukar d, p tertukar q, m tertukar w, s tertukar z Membaca lambat dan terputus-putus serta tidak tepat. Menghilangkan atau salah baca kata penghubung (di, ke, pada). Mengabaikan kata awalan pada waktu membaca (menulis dibaca sebagai tulis).

Tidak dapat membaca ataupun membunyikan perkataanyang tidak pernah dijumpai. tertukar-tukar kata (misalnya : dia-ada, sama-masa, lagu-gula, batu-buta, tanamtaman, dapat padat, mana-nama). Daya ingat jangka pendek yang buruk Kesulitan memahami kalimat yang dibaca atau pun yang didengar Tulisan tangan yang buruk Mengalami kesulitan mempelajari tulisan sambung Ketika mendengarkan sesuatu, rentang perhatiannya pendek Kesulitan dalam mengingat kata-kata Kesulitan dalam diskriminasi visual Kesulitan dalam persepsi spatial Kesulitan mengingat nama-nama Kesulitan / lambat mengerjakan PR Kesulitan memahami konsep waktu Kesulitan membedakan huruf vokal dengan konsonan Kebingungan atas konsep alfabet dan symbol Kesulitan mengingat rutinitas aktivitas sehari-hari Kesulitan membedakan kanan kiri Pertanda disleksia pada anak usia sekolah dasar. Kesulitan dalam berbicara : Salah pelafalan kata-kata yang panjang Bicara tidak lancer Menggunakan kata-kata yang tidak tepat dalam berkomunikasi Kesulitan dalam membaca: Sangat lambat kemajuannya dalam ketrampilan membaca Sulit menguasai / membaca kata-kata baru

Kesulitan melafalkan kata-kata yang baru dikenal Kesulitan membaca kata-kata kecil seperti: di, pada, ke Kesulitan dalam mengerjakan tes pilihan ganda Kesulitan menyelesaikan tes dalam waktu yang ditentukan Kesulitan mengeja Membaca sangat lambat dan melelahkan Tulisan tangan berantakan Sulit mempelajari bahasa asing (sebagai bahasa kedua) Riwayat adanya disleksia pada anggota keluarga lain. (Shaywitz. S. Overcoming dyslexia. Ney York: Alfred A Knopf, 2003:12-124) 4. Penyembuhan Disleksia Penelitian retrospektif menunjukkan disleksia merupakan suatu keadaan yang menetap dan kronis. Ketidak mampuannya di masa anak yang nampak seperti menghilang atau berkurang di masa dewasa bukanlah kareana disleksia nya telah sembuh namun karena individu tersebut berhasil menemukan solusi untuk mengatasi kesulitan yang diakibatkan oleh disleksia nya tersebut. Mengingat demikian kompleksnya keadaan disleksia ini, maka sangat disarankan bagi orang tua yang merasa anaknya menunjukkan tanda-tanda seperti tersebut di atas, agar segera membawa anaknya berkonsultsi kepada tenaga medis profesional yang kapabel di bidang tersebut. Karena semakin dini kelainan ini dikenali, semakin mudah pula intervensi yang dapat dilakukan, sehingga anak tidak terlanjur larut dalam kondisi yang lebih parah. Bantuan yang dapat diberikan kepada penderita disleksia : - Adanya komunikasi dan pemahaman yang sama mengenai anak disleksia antara orang tua dan guru - Anak duduk di barisan paling depan di kelas - Guru senantiasa mengawasi / mendampingi saat anak diberikan tugas, misalnya guru meminta dibuka halaman 15, pastikan anak tidak tertukar dengan membuka halaman lain, misalnya halaman 50 - Guru dapat memberikan toleransi pada anak disleksia saat menyalin soal di papan tulis sehingga mereka mempunyai waktu lebih banyak untuk menyiapkan latihan (guru dapat memberikan soal dalam bentuk tertulis di kertas)

- Anak disleksia yang sudah menunjukkkan usaha keras untuk berlatih dan belajar harus diberikan penghargaan yang sesuai dan proses belajarnya perlu diseling dengan waktu istirahat yang cukup. - Melatih anak menulis sambung sambil memperhatikan cara anak duduk dan memegang pensilnya. Tulisan sambung memudahkan murid membedakan antara huruf yang hampir sama misalnya b dengan d. Murid harus diperlihatkan terlebih dahulu cara menulis huruf sambung karena kemahiran tersebut tidak dapat diperoleh begitu saja. Pembentukan huruf yang betul sangatlah penting dan murid harus dilatih menulis huruf-huruf yang hampir sama berulang kali. Misalnya huruf-huruf dengan bentuk bulat: g, c, o, d, a, s, q, bentuk zig zag: k, v, x, z, bentuk linear: j, t, l, u, y, bentuk hampir serupa: r, n, m, h. - Guru dan orang tua perlu melakukan pendekatan yang berbeda ketika belajar matematika dengan anak disleksia, kebanyakan mereka lebih senang menggunakan sistem belajar yang praktikal. Selain itu kita perlu menyadari bahwa anak disleksia mempunyai cara yang berbeda dalam menyelesaikan suatu soal matematika, oleh karena itu tidak bijaksana untuk memaksakan cara penyelesaian yang klasik jika cara terebut sukar diterima oleh sang anak. - Aspek emosi. Anak disleksia dapat menjadi sangat sensitif, terutama jika mereka merasa bahwa mereka berbeda dibanding teman-temannya dan mendapat perlakukan yang berbeda dari gurunya. Lebih buruk lagi jika prestasi akademis mereka menjadi demikian buruk akibat perbedaan yang dimilikinya tersebut. Kondisi ini akan membawa anak menjadi individu dengan self-esteem yang rendah dan tidak percaya diri. Dan jika hal ini tidak segera diatasi akan terus bertambah parah dan menyulitkan proses terapi selanjutnya. Orang tua dan guru seyogyanya adalah orang-orang terdekat yang dapat membangkitkan semangatnya, memberikan motivasi dan mendukung setiap langkah usaha yang diperlihatkan anak disleksia. Jangan sekali-sekali membandingkan anak disleksia dengan temannya, atau dengan saudaranya yang tidak disleksia. http://rbcendikia.blogspot.com/2009/05/gangguan-belajar-disleksia.html Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Masalah kesulitan belajar ini, tentunya disebabkan oleh berbagai factor. Untuk memberikan suatu bantuan kepada anak yang mengalami kesulitan belajar, tentunya kita harus mengetahui terlebih dahulu faktor apa yang menjadi penyebab munculnya masalah kesulitan belajar. Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar dapat digolongkan ke dalam dua golongan, yaitu : A. Faktor intern (factor dari dalam diri anak itu sendiri ) yang meliputi: 1). Faktor fisiologi

Faktor fisiologi adalah factor fisik dari anak itu sendiri. seorang anak yang sedang sakit, tentunya akan mengalami kelemahan secara fisik, sehingga proses menerima pelajaran, memahami pelajaran menjadi tidak sempurna. Selain sakit factor fisiologis yang perlu kita perhatikan karena dapat menjadi penyebab munculnya masalah kesulitan belajar adalah cacat tubuh, yang dapat kita bagi lagi menjadi cacat tubuh yang ringan seperti kurang pendengaran, kurang penglihatan, serta gangguan gerak, serta cacat tubuh yang tetap (serius) seperti buta, tuli, bisu, dan lain sebagainya. 2). Faktor psikologis Faktor psikologis adalah berbagai hal yang berkenaan dengan berbagai perilaku yang ada dibutuhkan dalam belajar. Sebagaimana kita ketahui bahwa belajar tentunya memerlukan sebuah kesiapan, ketenangan, rasa aman. Selain itu yang juga termasuk dalam factor psikoogis ini adalah intelligensi yang dimiliki oleh anak. Anak yang memiliki IQ cerdas (110 140), atu genius (lebih dari 140) memiliki potensi untuk memahami pelajaran dengan cepat. Sedangkan anak-anak yang tergolong sedang (90 110) tentunya tidak terlalu mengalami masalah walaupun juga pencapaiannya tidak terlalu tinggi. Sedangkan anak yang memiliki IQ dibawah 90 ataubahkan dibawah 60 tentunya memiliki potensi mengalami kesulitan dalam masalah belajar. Untuk itu, maka orang tua, serta guru perlu mengetahui tingkat IQ yang dimiliki anak atau anak didiknya. Selain IQ factor psikologis yang dapat menjadi penyebab munculnya masalah kesulitan belajar adalah bakat, minat, motivasi, kondisi kesehatan mental anak, dan juga tipe anak dalam belajar. B. Factor ekstern (factor dari luar anak) meliputi ; 1). Faktor-faktor sosial Yaitu faktor-faktor seperti cara mendidik anak oleh orang tua mereka di rumah. Anakanak yang tidak mendapatkan perhatian yang cukup tentunya akan berbeda dengan anak-anak yang cukup mendapatkan perhatian, atau anak yang terlalu diberikan perhatian. Selain itu juga bagimana hubungan orang tua dengan anak, apakah harmonis, atau jarang bertemu, atau bahkan terpisah. Hal ini tentunya juga memberikan pengaruh pada kebiasaan belajar anak. 2). Faktor-faktor non- sosial Faktor-faktor non-sosial yang dapat menjadi penyebab munculnya masalah kesulitan belajar adalah factor guru di sekolah, kemudian alat-alat pembelajaran, kondisi tempat belajar, serta kurikulum. http://www.iapw.info/home/index.php?option=com_content&view=article&id=141:menga tasi-kesulitan-belajar-pada-anak&catid=32:ragam&Itemid=45

SEJARAH Sejarah kesulitan belajar dibagi menjadi empat fase oleh Wiederholt (1974) dan Lerner (1988). 1. Fase pertama (foundation phase) tahun 1800-1930, penelitian tentang otak oleh Paul Broca (1861), Hinshelwood (1917) dan Goldstein (1939), yang menjadi dasar para pakar untuk menghubungkan kesulitan belajar dengan fungsi dan disfungsi otak. 2. Fase kedua (transition phase) tahun 1930-1960, penyelidikan klinis pada anak kesulitan belajar untuk mencari cara dalam mengajar. Fernald (1943) dan McGinnis (1963) pelopor dalam membuat dasar bagaimana menangani anakanak kesulitan belajar, yang dilanjutkan oleh Cruickshank, Barsch, Frostig, Kephart, Kirik dan Myklebust. 3. Fase ketiga (integration phase) tahun 1960-1980 meliputi perkembangan program untuk anak kesulitan belajar di sekolah dan ditemukan cara diagnostik medik, juga menentukan kemungkinan penyebab kesulitan belajar. 4. Fase keempat (contemporary phase) tahun 1980 sampai sekarang, Pengembangan upaya untuk penanganan kesulitan belajar pada anak sampai dewasa melalui komputerisasi mengingat meningkatnya usia yang mengalami kesulitan belajar. http://www.kesimpulan.com/2009/04/kesulitan-belajar.html Bagaimana sebaiknya orangtua menyikapi gangguan belajar pada anak? Dengan sikap dan cara yang tepat bukan mustahil potensi besar yang terpendam justru menjadi prestasi luar biasa: Coba memahami keadaan anak Jangan membandingkan anak tersebut dengan anak-anak lain. Sikap seperti itu akan membuat anak menjadi stres dan frustasi. Sebenarnya anak sudah menyadari kekurangannya dan juga merasa sedih. Jadi sebaiknya orangtua menjadi motivator bagi si anak,ujar Evita, psikolog dan dosen pendidikan. Jangan terlalu menuntut anak Orangtua layaknya manusia biasa yang menginginkan kesempurnaan. Namun, jangan terlalu menuntut dan bersikap tidak realistis kepada anak. Tuntutan ini kadang terlontar tanpa disadari, seperti kamu kok malas atau kamu harus berusaha lebih keras lagi karena kamu gagal mendapat nilai bagus. Hati-hati kata-kata itu dapat mempengaruhi konsep diri anak.

Menyajikan tulisan dengan media lain Beri kesempatan anak menulis dengan menggunakan media selain buku seperti komputer atau mesin ketik. Dengan menggunakan komputer anak bisa mengetahui kesalahannya dalam mengeja dengan menggunakan fasilitas korektor ejaan. Orangtua juga dituntut untuk lebih kreatif lagi daam mengajari anak membaca, menulis dan berhitung,ujar Evita. Membangun rasa percaya diri anak Berikan pujian yang wajar bagi anak atas usahanya. Hindari untuk menyepelekan atau melecehkannya karena hal itu akan membuatnya rendah diri dan frustrasi. Sebaiknya orangtua tidak mengatakan payah kamu atau oh kamu tidak bisa karena akan membuat anak malas mencoba belajar,ujar Lody Paat, psikolog pendidikan luar biasa. Latih anak untuk terus menulis Pilih metode yang sesuai dengan tingkat kemampuannya ketika menulis. Berikan tugas yang menarik dan memang diminatinya. Bisa juga memintanya untuk membuat gambar di tiap paragraf. Temukan potensi Anak Jangan terpaku pada kekurangannya, berikan anak kesempatan untuk mengenal kemampuan lain selain membaca, menulis dan berhitung misalnya melukis, seni atau desain. Atau perluas pergaulannya sehingga anak mudah bersosialisasi. Hal ini juga dapat melatih kemampuan bahasanya. Sesungguhya sampai sekarang masih belum diketahui secara pasti penyebab Disleksia. Namun, sejumlah neurolog di AS berpendapat ini merupakan gangguan pada saraf atau otak, sama sekali bukan karena anak itu bodoh, idiot atau bahkan cacat jiwa seperti mayoritas pendapat orang. Walau tidak menjalani pengobatan khusus, penderita disleksia tidak akan selamanya menderita gangguan membaca dan menulis. Ketika pertumbuhan otak dan sel otaknya sudah sempurna, ia akan dapat mengatasinya. Tentu didukung dengan metode pelatihan yang tepat. Sumber: Majalah Inspire Kids http://cyberwoman.cbn.net.id/cbprtl/common/ptofriend.aspx?x=Hot+Topic&y=cyberwom an|0|0|5|20 DISLEKSIA Disleksia atau reading disabilities adalah kelainan neurologis yang menyebabkan kemampuan membaca anak di bawah kemampuan yang semestinya, jika mempertimbangkan tingkat intelegensi, usia, dan pendidikannya.

PENYEBAB: 1. Neurologis Gangguan ini bukanlah suatu ketidakmampuan fisik, semisal kesulitan visual. Namun murni karena kelainan neurologis, yakni bagaimana otak mengolah dan memproses informasi yang sedang dibaca oleh anak secara tidak tepat, terutama otak bagian kiri depan yang berhubungan dengan kemampuan membaca dan menulis. Selain itu, ada perkembangan yang tidak proporsional pada sistem magno-cellular, yang berhubungan dengan kemampuan melihat benda bergerak (moving images) yang menyebabkan ukurannya menjadi lebih kecil. Kondisi ini menyebabkan proses membaca jadi lebih sulit karena otak harus membaca dan memahami secara cepat huruf-huruf dan sejumlah kata yang berbeda yang terlihat secara bersamaan oleh mata ketika mata men-scanning kata dan kalimat. 2. Keturunan Menurut penelitian, 80% penderita disleksia mempunyai anggota keluarga dengan kesulitan belajar (learning disabilities) dan 60% di antaranya kidal (left-handedness). 3. Gangguan pendengaran sejak dini Jika kesulitan pendengaran terjadi sejak dini dan tak terdeteksi, maka otak yang sedang berkembang akan sulit menghubungkan bunyi atau suara yang didengarnya dengan huruf atau kata yang dilihatnya. 4. Kombinasi Kombinasi dari berbagai faktor di atas menjadikan kondisi anak dengan gangguan disleksia kian serius atau parah, hingga perlu penanganan menyeluruh dan kontinu. DISGRAFIA Kelainan neurologis yang menyebabkan kemampuan menulis anak di bawah kemampuan yang semestinya, jika mempertimbangkan tingkat intelegensi, usia dan pendidikannya. Kondisi ini bisa meliputi hambatan secara fisik, seperti tak dapat memegang pensil dengan mantap ataupun tulisan tangan yang buruk. PENYEBAB: Seperti halnya disleksia, disgrafia juga disebabkan faktor neurologis, yakni adanya gangguan pada otak bagian kiri depan yang berhubungan dengan kemampuan membaca dan menulis. Anak mengalami kesulitan dalam harmonisasi secara otomatis antara kemampuan mengingat dan menguasai gerakan otot menulis huruf dan angka. Kesulitan ini tak berkaitan dengan masalah kemampuan intelektual.

DISKALKULIA Yaitu, ketidakmampuan kalkulasi secara matematis atau istilah lainnya, math difficulty. Bentuk kesulitan yang dialami anak adalah dalam berhitung (counting) dan mengalkulasi (calculating). Anak juga kesulitan mengonseptualkan atau memahami proses-proses matematis. PENYEBAB: 1. Mempunyai kelemahan dalam proses visual (Visual Processing Weakness). 2. Masalah dalam hal mengurutkan (Problem Sequencing) Anak yang mengalami kesulitan dalam mengurutkan dan mengorganisasikan informasi secara detail, umumnya akan sulit mengingat sebuah fakta, konsep ataupun formula untuk menyelesaikan kalkulasi matematis. Jika problem ini yang menjadi penyebabnya, anak cenderung mengalami hambatan pada aspek kemampuan lainnya, seperti membaca kode-kode dan mengeja serta apa pun yang membutuhkan kemampuan mengingat hal-hal detail. 3. Fobia matematika Beberapa anak yang pernah mengalami trauma dengan pelajaran matematika membuatnya kehilangan rasa percaya diri dan akhirnya mengalami kesulitan dengan hal-hal yang mengandung unsur hitungan. http://www.tabloid-nakita.com/Khasanah/khasanah09457-03.htm

Jadilah orang pertama yang menyukai tulisan ini Apakah anda menyukai tulisan ini ?

Suka tulisan ini

4 Comments Filed under Tak Berkategori

4 Responses to GANGGUAN BELAJAR

Julian Says: June 30th, 2010 at 06:43 nice share.. kunjungi blog saya juga ya.. http://blog.unand.ac.id/jrbadidi/ thanks

haryoshi Says: December 8th, 2010 at 13:15 nice post. visit me ok repository unand

Rama Sejati Says: February 2nd, 2011 at 20:22 Info yang bagus ! Barangkali informasi mengenai fobia matematika berikut, juga berguna bagi rekan rekan yang memerlukannya. Klik > Fobia Matematika ?

Mutiara Pembelajar Says: April 8th, 2011 at 04:27 salam belajar

Leave a Reply
Name (required)

Mail (will not be published) (required)

Website

You might also like