You are on page 1of 24

PENDAHULUAN

DIVERSIFIKASI IKAN Diversifikasi dapat juga diartikan sebagai pengembangan suatu produk untuk memperoleh bentuk baru dengan nilai ekonomis tinggi dan melebihi dari harga bahan baku dan disini berupa produk perikanan olahan. Ikan adalah salah satu dari hasil perairan yang mudah untuk dibudidayakan dan mudah pula didapatkan, dan ikan sangat baik untuk dijadikan bahan pangan/ dikonsumsi karena ikan memiliki nilai protein dan nilai gizi yang sangat tinggi. Menganekaragamkan produk olahan hasil perikanan perlu dikembangkan dan dapat dijadikan alternatif cara menumbuhkan kebiasaan mengkonsumsi ikan bagi masyarakat Indonesia. Mengkonsumsi produk olahan ikan atau produk yang mengandung ikan, juga merupakan upaya untuk meningkatkan nilai gizi masyarakat melalui protein ikan. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan untuk meningkatkan nilai ekonomis produk, meningkatkan nilai gizi produk, dan meningkatkan mutu produk kita harus melakukan perubahan melakukan diversifikasi terhadap pengolahan ikan. Sekarang produk- produk pengolahan ikan sudah banyak kita jumpai baik di pasar tradisional maupun pasar pasar internasional Dibawah ini ada beberapa contoh produk hasil dari diversifikasi ikan : - Ikan asap - Baso ikan - Kerupuk ikan - Ikan asin

- Kerupuk kulit ikan - Gelatin - Tepung tulang ikan - Keripik sirip - Kecap ikan - Minyak hati dan, - Enkapsulasi minyak hati ikan

- Cornet - Sardine - Nauget - Abon - Serundeng - Sosis

Semua produk perikanan yang tersebut diatas merupakan hasil dari diversifikasi ikan segar dengan menggunakan teknologi modern dan tradisional atau dengan bahasa lain dengan sistem konvensional dan nonkonvensional. TUJUAN DIVERSIFIKASI Meningkatkan nilai jual produk Meningkatkan nilai gizi produk Meningkatkan mutu produk

DASAR- DASAR PENGEMBANGAN PRODUK BARU Konsumen mengalami kejenuhan dalam sajian atau tampilan produk Meningkatkan daya tarik dan minat masyarakat akan konsumsi produk Nilai tambah produk Menggunakan aplikasi teknologi secara standar dan epesien

TIGA MACAM KESEMPATAN PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI diversifikasi tergantung, yaitu usaha menambah produk baru yang mempunyai sinergi tenologik atau sinergi pemesaran dengan garis produk

yang ada. Produk- produk baru ini biasanya ditunjukkan untuk menarik kelompok konsumen baru. Diversifikasi lepas, yaitu usaha menambah produk- produk barutersebut yang tidak mempunyai hubungan dengan garis produk yang ada. Divesifikasi perluasan, yaitu usaha menambah produk baru untuk dijual kepada golongan pembeli baru, dengan tujuan menjaga stabilitas produksi dan penjualan atau merupakan pemamfaatan kesempatan lingkungan yang menguntungkan produk baru tersebut tidak mempunyai hubungan apapun dengan garis yang ada, baik teknologi maupun pasar. Dari sudut pandang pemasaran kebaikan diversifikasi produk adalah kemempuan untuk menawarkan lebih banyak pilihan kepada langganan. Tetapi, diversifikasi produk yang terlalu banyak akan membuat fungsi pemasaran sulit. Terlalu banyak macam akan membingungkan langganan yang tidak dapat membedakan produk- produk sejenis.

MODEL SKEMA MANAJEMEN DIVERSIFIKASI

-Diversifikasi tergantung -Diversifikasi lepas -Diversifikasi perluasan

Untuk menawarkan lebih banyak pilihan kapada langganan

Sprsifikasi produk harus jelas

Promosi untuk mengenalkan produk yang di pasarkan

Konsumen akan mencari produk yang telah jelas spesifikasinya

Produk yang banyak pilihan/ beragam dapat memuaskan pelanggan

Skema Diversifikasi ikan

IKAN SEGAR

KELAPA DAGING TULANG KULIT SIRIP ISI PERUT HATI

CORRNET

GELATIN

TEPUNG TULANG

KERUPUK KULIT

RAMPAK KULIT IKAN

KERIPIK SIRIP

KECAP IKAN

MINYAK HATI

KAPSUL MINYAK IKAN

ABON

SERUN DENG

SOSIS IKAN

BASO IKAN

KERUPUK IKAN

Dari skema diversifikasi ikan diatas kami akan mngangkat tiga jenis produk untuk dibahas, diantaranya yaitu 1. Sosis ikan 2. Gelatin 3. Kapsul minyak ikan A. Deskripsi Menganekaragamkan produk olahan hasil perikanan perlu dikembangkan dan dapat dijadikan alternatif cara menumbuhkan kebiasaan mengkonsumsi ikan bagi masyarakat Indonesia. Mengkonsumsi produk olahan ikan atau produk yang mengandung ikan, juga merupakan upaya untuk meningkatkan nilai gizi masyarakat melalui protein ikan. Salah satu bentuk dari aneka produk olahan hasil perikanan adalah sosis ikan. Sosis ikan merupakan salah satu produk olahan daging ikan yang dibuat dengan cara menggiling dan menghaluskan daging serta diberikan bumbu, kemudian dibentuk seperti silinder (bulat panjang) menggunakan selongsong (casing sosis). Sosis dibuat menurut selera lokal, sehinga komposisi dan jenis bumbu yang digunakan bervariasi sesuai daerah masing-masing. Sosis ikan yang bermutu tinggi dapat diperoleh dari penanganan bahan baku yang baik hingga ke pemasaran, dengan menerapkan prinsip-prinsip kendali mutu selama proses pengolahan. Protein merupakan faktor terpenting dalam pembentukan emulsi daging yang stabil, sehingga suhu selama penggilingan harus dikontrol agar tidak lebih SOSIS IKAN

dari 22 OC. Untuk mempertahankan suhu di bawah 22 OC selama penggilingan dan pencampuran bahan tambahan perlu ditambahan es sekitar 15 30% dari berta filet. Adonan sosis merupakan emulsi minyak dalam air. Untuk memperkuat emulsi air dan lemak, dapat ditambahakn bahan pengikat seperti susu skim atau konsentrat protein kedelai. Penambahan bahan-bahan yang mengandung karbohidrat seperti tepung tapioka, tepung terigu, tepung sagu atau tepung beras dapat membentuk tekstur sosis yang kompak (padat). Pembungkus sosis (casing ) khususnya pada sosis ikan dapat digunakan casing buatan yang terbuat dari slulosa, serat dan kalogen. Bahan tambahan dan bumbu untuk pembuatan sosis ikan adalah tepung tapioka 10% - 15%, garam halus 2,5 3%, bawang putih 3%, bawang merah 2,5%, minyak goreng 3%, lada halus 0,5%, gula halus 1,5% dan MSG 0,75 - 1% dari berat filet. Pemasakan sosis dapat dilakukan dengan perebusan atau pengasapan. Pemasakan sosis bertujuan untuk menyatukan komponen adonan sosis, memantapkan warna, memberikan aroma dan rasa (flavor) yang khas, menonaktifkan enzim dan mikroorganisme sehingga dapat memperpanjang masa simpan. Pemasakan dengan perebusan dapat dilakukan dengan dua tahapan. Perebusan pertama menggunakan suhu 60 OC selama 15 20 menit. Perebusan kedua dengan suhu 80 OC - 90 OC sampai matang ( ? 15 menit). Sedangkan untuk proses pengasapan, dimulai dari suhu rendah (32 38 OC dengan kelembaban

90%) selama 10-20 menit, kemudian suhu dinaikkan menjadi 74OC dengan kelembaban 75% - 80% sampai matang. Pembuatan Sosis Ikan Proses pembuatan sosis ikan meliputi langkah-langkah sebagai beikut : a. Filet yang telah bersih dilumatkan menggunakan alat penggiling daging atau meat sparator / food prosessor sehingga diperoleh daging lumat. Jika daging lumat ini masih mengandung serat dan duri, dipisahkan terlebih dahulu.

Gambar . Food Processor

b. Daging lumat yang sudah bersih tersebut digiling sambil ditambahkan sedikit demi sedikit es batu, minyak goreng, tepung tapioka, gula, bawang putih dan bawang merah yang sudah digiling, lada halus dan penyedap rasa. Pengadukan dilakukan sampai adonan homogen.

Gambar . Daging ikan lumat

c. Adonan yang sudah terbentuk dimasukkan ke dalam stuffer (alat pencetak kue), kemudian dimasukkan ke casing dan diikat dengan ukuran panjang yang dikehendaki.

Gambar . Stuffer

d. Setelah semua adonan masuk casing, dilakukan perebusan dengan suhu 60OC selama 15 20 menit, dan dilanjutkan dengan suhu 80 90 OC sampai matang. Perebusan dilakukan secara bertahap, agar tekstur sosis kompak dan casing tidak pecah. e. Sosis yang telah matang diangkat dan didinginkan, kemudian digunting ikatan benangnya dan dikemas dengan plastic menggunakan vakum sealer. Sosis yang sudah dikemas disimpan di ruang pendingin atau refrigerator yang bersuhu 5 OC.

Gambar . Sosis Ikan

Proses pembuatan sosis ikan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut; filet yang telah bersih digiling sampai lumat menggunakan alat penggiling daging atau meat sparator / food prosessor. Daging lumat digiling/ diaduk sambil ditambahkan sedikit demi sedikit es batu, minyak goreng, tepung tapioka, bumbu dan penyedap rasa. Pengadukan dilakukan sampai adaonan homogen. Adonan yang sudah terbentuk dimasukkan ke dalam stuffer (alat pencetak kue), kemudian dimasukkan ke casing dan diikat dengan ukuran panjang yang dikehendaki. Adonan yang telah dimasuk casing, dilakukan perebusan dengan suhu 60 OC selama 15 20 menit, dan dilanjutkan dengan suhu 80 90 OC hingga matang.

B. GELATIN

Deskripsi Gelatin adalah sejenis protein yang dapat diekstraksi dari tulang. Produk ini digunakan untuk keperluan pengolahan pangan, kosmetika, dan media mikrobiologis. Pembuatan gelatin merupakan upaya untuk mendayagunakan limbah tulang yang biasanya tidak terpakai dan dibuang di rumah pemotongan hewan. PEMBUATAN GELATIN 1. BAHAN 1) Tulang 2) Larutan kapur 10 %. Cara membuat 1 m3 larutan kapur 10% adalah sebagai berikut: 100 kg kapur dimasukkan ke dalam bak, kemudian ditambahkan air sampai volumenya menjadi 1 m3. Campuran ini diaduk-aduk sampai kapurnya larut. 2. PERALATAN 1) Keranjang semprotan. Alat ini digiunakan untuk meletakkan tulang yang dicuci dengan semprotan air. Dasar wadah berlobang-lobang untuk meniriskan air. 2) Wadah perendaman. Wadah ini digunakan sebagai tgempat merendam serpihan tulang. Untuk itu dapat digunakan bak semen, bak serat gelas (fiber glass), baskom plastik, atau ember plastik.

3) Mesin penggiling tulang. Alat ini digunakan untuk menggiling tulang hingga menjadi sepihan dengan ukuran 1~3 cm. 4) Palu dan kayu landasan. Alat ini digunakan jika tidak tersedia mesin penggiling tulang. 5) Wadah perebusan. Alat ini digunakan untuk merebus tulang. Drum bekas yang dipotong dua dapat digunakan untuk keperluan ini. 6) Wadah ekstraksi gelatin. Alat ini digunakan untuk merendam tulang pada suhu panas setelah tulang tersebut direndam dengan larutan kapur. Wadah ini terbuat dari logam tahan karat, seperti aluminium dan stainless steel. 7) Wadah penguapan larutan gelatin. Wadah ini digunakan untuk penguapan larutan gelatin. Wadah ini terbuat dari logam tahan karat, seperti aluminium dan stainless steel. Bentuknya berupa bak dangkal dengan permukaan luas. 8) Tungku atau kompor 9) Cetakan. Cetakan terbuat dari plat aluminium atau stainless steel yang bersekat-sekat. CARA PEMBUATAN 1) Pencucian. Tulang dimasukkan ke dalam ember atau bak dan diaduk-aduk, kemudian airnya dibuang. Hal ini dilakukan beberapa kali. Pencucian tulang dapat juga dilakukan penyemprotan air tekanan tinggi agar kotoran-kotoran yang menempel kuat pada tulang terlepas. 2) Pemotongan. Tulang dipotong-potong dengan kampak sehingga ukurannya menjadi 5~10 cm. Potongan tulang ini kembali dicuci dengan semprotan air sampai bersih.

3) Perebusan I. Potangan yang telah bersih direbus di dalam air mendidih selama 4~5 jam. Kotoran yang mengambang dan buih dibuang. Setelah itu tulang ditiriskan, kemudian dijemur atau dikeringkan dengan alat pengering. 4) Penggilingan Kasar. Tulang digiling kasar sehingga ukuran menjadi 1~3 cm. Pengecilan ukuran ini dapat juga dilakukan dengan cara memukul tulang dengan palu. 5) Perendaman di dalam Larutan Kapur. Serpihan tulang direndam di dalam larutan kapur 10%. Setiap 1 kg tulang membutuhkan 1 liter larutan kapur. Lama perendaman adalah 4~5 minggu. Selama perendaman, dilakukan pengadukan sekali dua hari. Proses ini akan menyebabkan ossein yang terdapat pada tulang akan membengkak. Proses ini disebut juga proses membengkakkan ossein. Setelah itu, tulang dicuci dan disemprot dengan air sehingga kotoran dan kapur yang menempel pada tulang terbuang. 6) Ekstra Gelatin. Gelatin di dalam tulang diekstrak dengan air panas yang bersuhu 60-1000C. Ekstraksi yang baik dapat menghasilkan rendemen 14~15% (dihitung dari berat tulang). Ekstrasi dilakukan dengan merendam tulang di dalam air panas 3 tahap, yaitu: a) Tahap 1. Tulang direndam di dalam air bersuhu600c selama 4 jam. Setiap 1 kg tulang membutuhkan 1 liter air perendam. Selama perendaman, dilakukan pengadukan. Gelatin akan larut ke dalam air perendam. Setelah perendaman, tulang dikeluarkan, dan cairan perendaman dipindahkan ke wadah penguapan larutan gelatin. Di wadah ini larutan gelatin dipanaskan pada suhu 500C sampai kental. Larutan kental ini mengandung gelatin, dan disebut larutan gelatin tahap 1.

b) Tahap 2. Sementara melakukan ekstraksi tahap 1, telah disiapkan air panas bersuhu 700C. Tulang yang diangkat dari air panas tahap 1, langsung dimasukkan ke dalam air panas yang bersuhu 700C tersebut. Selama perendaman dilakukan pengadukan. Lama perendaman adalah 4~5 jam. Suhu tersebut dipertahankan tetap selama perendaman. Setelah perendaman selesai, tulang segera diangkat, dan cairan perendam dipindahkan ke wadah penguapan larutan gelatin yang telah berisi larutan gelatin dari tahap 1. Di wadah ini larutan gelatin dipanaskan pada suhu 500C sampai kental. Larutan kental ini mengandung gelatin. c) Tahap 3. Sementara melakukan ekstraksi tahap 2, telah disiapkan air panas bersuhu 1000C. Tulang yang diangkat dari air panas tahap 2, langsung dimasukkan ke dalam air panas yang bersuhu 1000C tersebut. Selama perndaman dilakukan pengadukan. Lama perendaman adalah selama 4~5 jam. Suhu tersebut, dipertahankan tetap selama perendaman. Setelah perendaman selesai, tulang segera diangkat, dan cairan perendaman dipindahkan ke wadah penguapan larutan gelatin yang telah berisi larutan gelatin dari tahap 1 dan 2. Di dalam wadah ini larutan lemtal ini mengandung gelatin terus dipanaskan pada suhu 500C sampai kental. Larutan kental ini mengandung gelatin. 7) Pengentalan Larutan Gelatin. Larutan gelatin pada wadah pengentalan terus dipanaskan pada suhu 500C agar lebih kental dan kadar airnya di bawah 40%. 8) Pencetekan Gelatin. Larutan yang telah kental dan masih panas dituangkan ke dalam cetakan. Gelatin dibiarkan dingin dan mengeras.

9) Pengeringan Gelatin. Pengeringan dapat dilakukan dengan 2 cara: a. Gelatin yang telah mengeras di dalam cetakan dikeringkan di dalam ruangan yang berdinding kawat agar sirukulasi udara tetap lancar dan tidak dapat

dimasuki oleh serangga dan tikus. Proses ini dilakukan sampai kadar air di bawah 20%. b. Gelatin yang telah mengeras dikeluarkan dari cetakan, kemudian dikeringkan dengan alat pengering pada suhu 50~600C sampai kadar airnya di bawah 20%. 10) Pengemasan Gelatin. Gelatin yang telah kering dapat dikemas di dalam kantong plastik, atau kotak kaleng yang tertutup rapat.

C. KAPSUL MINYAK IKAN Deskripsi Jenis minyak yang satu ini bukan untuk menggoreng tempe atau kerupuk. Minyak ikan sangat baik untuk pertumbuhan dan perkembangan si kecil. Ya, walaupun tergolong keluarga minyak-minyakan, minyak ikan bukan untuk menggoreng namun merupakan makanan tambahan sumber zat gizi. Bahkan, minyak ikan termasuk bahan makanan sumber lemak yang rendah kolesterol, sehingga para ahli gizi dan kesehatan sepakat untuk memberikan label aman untuk dikonsumsi oleh bayi, balita, maupun orang dewasa. Meski bernilai gizi baik, namun kandungan minyak di dalam ikan ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu jenis ikan , jenis kelamin, umur (tingkat kematangan), musim, siklus bertelur, dan letak geografis perairan tempat si ikan hidup. minyak ikan berasal dari daging ikan, mengandung Eicosanoid berupa EPA dan DHA. Atau bisa dibilang omega 3. berbeda dengan omega 6 atau omega 9. Omega 3, 6, dan 9 ini tidak bisa dibentuk oleh tubuh (kecuali anak kecil).dan untuk omega 9, itu banyak dimakanan kita. kalo omega 6 agak banyak, misalnya di gandum, biji bunga matahari,dll. kalo omega 3 tidak ada. hanya ada di minyak ikan COD. ikan COD adalah ikan yang hidup di perairan dingin daerah kutub. EPA dan DHA ini membuat kotoran/plak dalam pembuh darah berkurang. Yang juga bisa menyebabkan penurunan resiko serangan jantung. Hal ini dibuktikan juga secara statistik, kalo orang alaska sana jarang kena sakit jantung.

Minyak ikan adalah salah satu zat gizi yang mengandung asam lemak kaya manfaat itu, karena mengandung sekitar 25% asam lemak jenuh dan 75% asam lemak tidak jenuh. Asam lemak tak jenuh ganda (polyunsaturated fatty acid/PUFA ) di dalamnya akan membantu proses tumbuh-kembang otak (kecerdasan), serta perkembangan indera penglihatan dan sistem kekebalan tubuh bayi dan balita. Kandungan Minyak Berbagai Jenis Ikan Jenis Ikan Halibut Pasifik Tempat Simpanan Minyak Hati Tubuh Hati Tubuh Hati Tubuh Tubuh Tubuh Hati Hati Tubuh Tubuh Tubuh Kandungan Minyak (%) 7-11 3,6 45-67 1,4 9-35 5,0 4,3-7,5 4,9 5-20 60-70 4-20 37,0 20,0

Cod Tuna sirip biru Tuna albacore Tongkol Kembung Hiu Lemuru, Sardin Paus biru Sidat (Eel) Minyakikan

Umumnya, minyak ikan ini diekstrak dari hati ikan cod atau tubuh ikan halibut dan mengandung vitamin A serta D. Minyak ikan memang dapat dibuat dalam bentuk konsentrat yang dilapisi dengan gelatin sebagai pelindung, serta dijual dalam bentuk kapsul gelatin ukuran 1 gram dengan tambahan vitamin E sebesar 1 IU per gram. Sebenarnya, kapsul ini

adalah campuran dari asam lemak linolenat, EPA dan DHA, serta diekstrak dari jaringan lemak ikan makerel, herring , sardin, salem, dan lemuru.

PDO adalah minyak dari sejenis ikan yang hidup di laut yang dalam ( DEEP OCEAN ), dan diolah secara murni ( PURE ), alamiah, hygienis dan bermutu, tanpa bahan kimia sehingga dapat dikomsumsi untuk segala umur.

PDO mengandung semua unsur penting/berkhasiat Asam Lemak Essensial ( EFA ) yaitu : Omega 3 53 %, Omega 6 14%, Omega 9 1%. Juga diperkaya VitaminE. Omega 3, Omega 6, Omega 9 dikenal berperan dalam MAMFAAT DA KEGUNAANNYA : 1. UNTUK METABOLISME

Meningkatkan proses metabolisme dalam tubuh, memperlancar sirkulasi darah & proses fisiologi (ex. Kesemutan). Menurunkan kadar kolesterol total, LDL dan trigaliserida. Mengurangi kelebihan jaringan lemak, sehingga membantu proses penurunan berat badan.

2. UNTUK SISTEM KARDIOVASKULER


Mencegah serangan jantung dan stroke. Mencegah penggumpalan darah abnormal yang mengakibatkan sumbatan pembuluh darah di serulurh tubuh. Menurunkan hipertensi dan mencegah atherosklerosis ( kekakuan dinding arteri )

3. UNTUK SISTEM IMUNITAS


Meningkatkan pungsi sistem kekebalan tubuh. Meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh. Mengurangi inflamasi/peradangan. Baik untuk detoksifikasi dan sebagai anti bakteri serta anti virus. Mempercepat masa penyembuhan pasien pasca operasi.

4. UNTUK SEL

Meningkatkan suplay oksigen kepada sel-sel ditubuh. Membentuk sel-sel baru pada seluruh tubuh. Di butuhkan oleh sel-sel saraf dan otak adalam menjalankan fungsi secara maksimal seperti daya ingat, berfikir, konsentrasi dll. Menghambat dan mematikan jaringan sel-sel kanker. Sebagai antioksidan alamiah untuk melawan radikal bebas yang merusak sel-sel tubuh.

5. UNTUK SISTEM SARAF

Menjaga kesehatan sistem saraf.

Melingdungi otak dari toksik ( terutama pasca stroke ). Mengatasi kelemahan serabut saraf. Mengatasi depresi pasca melahirkan

6. UNTUK MATA

Menjaga kesehatan mata secara menyeruluh. Mengoptimalkan fungsi retina yang bermanfaat untuk pengelihatan.

7. UNTUK SISTEM PERNAFASAN


Mencegah bronkhitis dan asma. Mencegah penyakit paru.

8. UNTUK SENDI

Memelihara kesehatan sendi dan tulang Mengatasi sakit/nyeri akibat arthritis, osteoarthritis dan osteoprosis.

9. UNTUK KULIT

Menjaga kesehatan dan kecantikan kulit. Menambah elastisitas dan kehalusan kulit ( menunda proses penuan dini ).

10. UNTUK SISTEM REPRODUKSI


Mengatasi masalah PMS ( sakit menjelang menstruasi ) Meningkatkan fungsi reproduksi Menyuburkan kandungan bagi yang belum punya keturunan. Mengatasi kekeringan vagina yang menyertai menopause. Mengatasi gangguan prostat.

11. UNTUK MASA KEHAMILAN

Mengoptimalkan kesehatan ibu hamil dan menyusui .

Menjaga pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai pada bayi dan anak. Sebagai nutrisi dalam perkembangan prenatal

12. UNTUK MENCEGAH PENYAKIT DEGENARATIF


Menyembuhkan penyakit diabetes dan menomalkan gula darah. Asam urat. Hepatitis Kanker Payudara Vertigo Parkinson ( Tremor / Gemeteran ) Leukemia Kanker Rahim, Mium & Kista Kanker Hati.

DAFTAR PUSTAKA

H E R I Y A N T O, E-mail : heri_samhan@yahoo.com 2007 DepoIKAN.com - Fresh & Frozen Seafood Web Hosting by Serpong.net diInter.net Hasbullah, 2001. Teknologi Tepat Guna Agroindustri Kecil Sumatera Barat, Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat W a r i d i, S P., 2004. penolahan sosis ikan.departemen pendidikan nasional. Jakarta Mirna ilza, MS, 2006. manajemen industri hasil perikanan aplikatif. Faperika press Universitas Riau Pekanbaru. 56-58 hal

DIVERSIFIKASI IKAN

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2009

By. Josa Surya

You might also like