You are on page 1of 26

Komposisi Dua Transformasi

Transformasi-transformasi yang telah dibahas sebelumnya merupakan jenis-jenis


transformasi tunggal. Pada bagian ini akan dibahas suatu cara untuk menentukan aturan
transformasi yang melibatkan dua atau lebih transformasi tunggal secara berurutan. Misal


adalah transformasi yang memetakan titik ke titik

, kemudian dilanjutkan
oleh transformasi

yang memetakan titik

ke titik

. Proses transformasi

dilanjutkan transformasi

tersebut dapat divisualisasikan dengan menggunakan bagan


berikut ini:





Perhatikan bahwa transformasi

dilanjutkan transformasi

ini akan memetakan titik


ke titik

. Pengerjakan transformasi

dilanjutkan transformasi

seperti
itu dituliskan dengan menggunakan notasi sebagai berikut:


Transformasi yang ditulis dalam bentuk

(dibaca:

komposisi

) dinamakan
komposisi transformasi atau transformasi majemuk ,yaitu suatu transformasi yang di
dalamnya melibatkan dua atau lebih transformasi tunggal secara berurutan.
Catatan:







Komposisi Dua Translasi Berurutan
Misalkan

adalah translasi yang diwakili oleh ruas garis berarah

dan

adalah translasi
yang diwakili oleh ruas garis berarah

. Translasi

dilanjutkan dengan translasi


(ditulis

) disebut komposisi transformasi. Secara geometri, komposisi translasi


ditentukan dengan cara menempatkan ujung ruas garis berarah

pada pangkal ruas garis



Transformasi


Transformasi


1. Notasi

menyatakan transformasi

dikerjakan terlebih dahulu, kemudian


dilanjutkan dengan transformasi

.
2. Notasi

menyatakan transformasi

dikerjakan terlebih dahulu, kemudian


dilanjutkan dengan transformasi

.

berarah

sehingga diperoleh ruas garis berarah

. Proses ini divisualisasikan sebagai


berikut:


Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa:












Contoh:
Perhatikan gambar berikut

adalah translasi yang diwakili oleh ruas garis berarah

adalah translasi yang


diwakili oleh ruas garis berarah berarah

). Translasi

dilanjutkan

) (

) (

)
Translasi

diwakili oleh ruas garis berarah

dilanjutkan dengan translasi

(diwakili
oleh ruas garis berarah

, menghasilkan translasi tunggal yang diwakili oleh ruas garis


berarah


Ditulis:



translasi

translasi

komposisi translasi


Rumus:









Contoh Soal:
Translasi

diwakili oleh (

) dan translasi

diwakili oleh (

),
a. Tentukan translasi tunggal yang mewakili komposisi translasi


b. Tentukan translasi tunggal yang mewakili komposisi translasi


c. Tentukan


d. Tentukan



Penyelesaian:
a. Translasi tunggal yang mewakili komposisi translasi

ditentukan oleh:

) (

) (

)
b. Translasi tunggal yang mewakili komposisi translasi

ditentukan oleh:

) (

) (

)
c. Dengan menggunakan hasil

pada jawaban a, maka:


Jadi

.
d. Dengan menggunakan hasil

pada jawaban b, maka:


Jadi

.
Sifat-sifat komposisi dua translasi berurutan:








) (

)
(

*
Translasi

) dilanjutkan dengan translasi

) ditulis sebagai
dan komposisi translasi itu ekuivalen dengan translasi tunggal
Komposisi translasi

menghasilkan pemetaan yang sama dengan


komposisi translasi

. Dalam hal demikian , dikatakan bahwa komposisi


translasi bersifat komutatif.
Ditulis:


Komposisi Dua Refleksi Berurutan terhadap Dua Sumbu Sejajar
Bangun geometri berbentuk huruf pada gambar dicerminkan terhadap ruas garis

sehingga diperoleh bangun geometri

Kemudian

dicerminkan terhadap ruas garis

sehingga diperoleh bangun geometri

yang juga berbentuk huruf lagi.




Ada dua fakta yang dapat diamati dalam pemetaan pada gambar di atas , yakni :
1. Bangun geometri dipetakan ke

diperoleh dengan cara membalik bidang.


Transformasi semacam ini dinamakan transformasi berlawanan. Pencerminan atau
(refleksi) terhadap garis tertentu termasuk jenis transformasi berlawanan.
2. Bangun geometri dipetakan ke

diperoleh dengan cara menggeser bidang.


Transformasi semacam ini dinamakan transformasi langsung. Pergeseran (translasi)
termasuk jenis transformasi langsung.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa :




A. Percerminan terhadap Dua Sumbu yang Sejajar terhadap Sumbu
Pada gambar 6-54 di bawah ini titik direfleksikan terhadap garis y=a dilanjutkan
dengan refleksi terhadap garis Perhatikan bahwa titik direfleksikan
terhadap dua garis (garis dan garis kedua garis ini sejajar dan masing-masing
sejajar terhadap sumbu

Bangun geometri

adalah bayangan dari bangun geometri oleh dua refleksi secara


berurutan terhadap sumbu dan sumbu yang saling sejajar. Dua refleksi berurutan
terhadap dua sumbu sejajar itu ekuivalen dengan sebuah translasi tunggal yang besar dan
arahnya tertentu.




Misalkan :

adalah transformasi refleksi terhadap garis dan

adalah transformasi refleksi terhadap garis .


Kita ingat bahwa bayangan titik ditentukan oleh :


Aturan tersebut akan diterapkan untuk menentukan koordinat bayangan titik oleh
refleksi terhadap garis yang dilanjutkan dengan refleksi terhadap garis
melalui langkah-langkah sebagai berikut :

a) Titik direfleksikan terhadap garis diperoleh


b) Titik

dicerminkan terhadap garis diperoleh


()


Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa:




1. Titik ) , ( y x P direfleksikan terhadap garis a y = dilanjutkan dengan refleksi terhadap
garis ) ( a b b y > = menghasilkan bayangan )) ( 2 , ( " a b y x P + .
Ditulis: )) ( 2 , ( " ) , (
1 2
a b y x P y x P
y y
M M
+


2. Refleksi terhadap garis a y = dilanjutkan dengan refleksi terhadap garis b y =
(komposisi dua refleksi
y y
M M
1 2
) ekuivalen dengan translasi tunggal yang diwakili
oleh
|
|
.
|

\
|
) ( 2
0
a b
.
Ditulis:
y y
T M
1 2
=
|
|
.
|

\
|
) ( 2
0
a b

Sekarang timbul pertanyaan, bagaimana halnya jika titik ) , ( y x P direfleksikan terhadap garis
b y = terlebih dahulu, baru kemudian direfleksikan terhadap garis a y = ? Secara geometri,
komposisi refleksi tersebut divisualisasikan pada gambar 6-55 di bawah ini

Koordinat titik bayangan ) " , " ( " y x P ditentukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
o Titik ) , ( y x P direfleksikan terhadap garis b y = , diperoleh:
). 2 , ' ( ' ) , (
2
y b x P y x P
y
M

o Titik ) 2 , ' ( ' y b x P direfleksikan terhadap garis a y = , diperoleh:

y
M
y b x P
1
) 2 , ' ( ' )). ( 2 , ( " )) 2 ( 2 , ( " ) " , " ( " b a y x P y b a x P y x P + = =
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa:






Selain itu, bayangan yang dihasilkan pada refleksi terhadap garis a y = dilanjutkan refleksi
terhadap garis b y = tidak sama dengan bayangan yang dihasilkan pada refleksi terhadap
b y = dilanjutkan refleksi terhadap a y = . Hal ini menunjukan bahwa komposisi dua refleksi
berurutan terhadap dua sumbu sejajar yang sejajar terhadap sumbu X tidak komutatif.
1. Titik ) , ( y x P direfleksikan terhadap garis b y = dilanjutkan dengan refleksi terhadap garis
) ( a b a y > = menghasilkan bayangan )). ( 2 , ( " b a y x P +
Ditulis: )). ( 2 , ( " ) , (
2 1
b a y x P y x P
y y
M M
+


2. Refleksi terhadap garis b y = dilanjutkan dengan refleksi terhadap garis a y = (komposisi
dua refleksi
y y
M M
2 1
) ekuivalen dengan translasi tunggal yang diwakili oleh
|
|
.
|

\
|
) ( 2
0
b a

Ditulis:
|
|
.
|

\
|

=
) ( 2
0
2 1
b a
M M
y y

Ditulis:
y y y y
M M M M
2 1 1 2
=

Contoh:
Tentukan koordinat bayangan titik ) 2 , 3 ( P oleh transformasi-transformasi berikut ini.
a. Refleksi terhadap garis 1 = y dilanjutkan dengan refleksi terhadap garis . 6 = y
b. Refleksi terhadap garis 6 = y dilanjutkan dengan refleksi terhadap garis . 1 = y
Jawab:
Misalkan:
y
M
1
adalah transformasi refleksi terhadap garis 1 = y , dan

y
M
2
adalah transformasi refleksi terhadap garis . 6 = y
a. Refleksi terhadap garis 1 = y dilanjutkan dengan refleksi terhadap garis 6 = y adalah
komposisi dua refleksi .
1 2 y y
M M
)) ( 2 , ( " ) , (
2 1
a b y x P y x P
y y
M M
+


) 12 , 3 ( " )) 1 6 ( 2 2 , 3 ( " ) 2 , 3 (
1 2
= + P P P
y y
M M

Jadi, koordinat bayangan dari titik ) 2 , 3 ( P oleh refleksi terhadap garis 1 = y dilanjutkan
dengan refleksi terhadap garis 6 = y adalah ). 12 , 3 ( P
b. Refleksi terhadap garis 6 = y dilanjutkan dengan refleksi terhadap garis 1 = y adalah
komposisi dua refleksi .
2 1 y y
M M
)) ( 2 , ( " ) , (
21 1
b a y x P y x P
y y
M M
+


) 8 , 3 ( " )) 6 1 ( 2 2 , 3 ( " ) 2 , 3 (
1 2
= + P P P
y y
M M

Jadi, koordinat bayangan dari titik ) 2 , 3 ( P oleh refleksi terhadap garis 6 = y dilanjutkan
dengan refleksi terhadap garis 1 = y adalah ). 8 , 3 ( P

B. Pencerminan terhadap Dua Sumbu yang Sejajar terhadap Sumbu Y
Pada gambar 6-56 titik ) , ( y x P direfleksikan terhadap garis a x = dilanjutkan dengan
refleksi terhadap garis ) ( a b b x > = garis a x = dan garis b x = merupakan dua garis sejajar
dan masing-masing sejajar terhadap sumbu Y.
Misalkan:

x
M
1
adalah transformasi refleksi terhadap garis a x = , dan

x
M
2
adalah transformasi refleksi terhadap garis b x = .
Di depan telah ditunjukkan bahwa bayangan dari titik ) , ( y x P oleh refleksi terhadap garis
h x = ditentukan oleh:
) , 2 ( ' ) , ( y x h P y x P
h x

=

Koordinat titik bayangan ) " , " ( " y x P ditentukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
o Titik ) , ( y x P direfleksikan terhadap garis a x = , diperoleh:
) , 2 ( ' ) ' , ' ( ' ) , (
1
y x a P y x P y x P
x
M
=
o Titik ) , 2 ( y x a P direfleksikan terhadap garis b x = diperoleh:
) ), ( 2 ( " ) ), 2 ( 2 ( " ) " , " ( " ) , 2 (
2
y a b x P y x a b P y x P y x a P
x
M
+ = =

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa:

Jika titik ) , ( y x P direfleksikan terhadap garis b x = terlebih dahulu, baru kemudian
direfleksikan terhadap garis a x = (perhatikan gambar 6-57), maka koordinat bayangan
) " , " ( " y x P ditentukan melalui langkah-langkah berikut
o Titik ) , ( y x P direfleksikan terhadap garis b x = , diperoleh:
) , 2 ( ' ) ' , ' ( ' ) , (
2
y x b P y x P y x P
x
M
=
o Titik ) , 2 ( y x b P direfleksikan terhadap garis a x = diperoleh:
) ), ( 2 ( " ) ), 2 ( 2 ( " ) " , " ( " ) , 2 (
2
y b a x P y x b a P y x P y x a P
x
M
+ = =
1. Titik ) , ( y x P direfleksikan terhadap a x = dilanjutkan dengan refleksi terhadap garis
) ( a b b x > = menghasilkan bayangan titik ) ), ( 2 ( " y a b x P + .
Ditulis: ) ), ( 2 ( " ) , (
1 2
y a b x P y x P
x x
M M
+


2. Refleksi terhadap garis a x = dilanjutkan dengan releksi terhadap garis b x = (komposisi
dua refleksi
x x
M M
1 2
) ekuivalen dengan translasi tunggal yang diwakili oleh
|
|
.
|

\
|
0
) ( 2 a b
.
Ditulis:
|
|
.
|

\
|
=
0
) ( 2
1 2
a b
M M
x x


Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa :
1. Titik direfleksikan terhadap garis dilanjutkan dengan refleksi terhadap
garis menghasilakn bayangan .
Ditulis :


2. Refleksi terhadap garis dilanjutkan dengan refleksi terhadap garis
(komposisi dua refleksi

) ekuivalen dengan translasi tunggal yang diwakili


oleh (

)
Ditulis :

)
Perhatikan bahwa bayangan yang dihasilkan pada efleksi tehadap garis dilanjutkan
dengan refleksi terhadap garis tidak sama dengan bayangan yang dihasilkan pada
refleksi terhadap garis dilanjutkan refleksi terhadap garis . Hal ini bahwa
komposisi dua refleksi berurutan terhadap dua sumbu sejajar terhadap dua sumbu
sejajar terhadap sumbu Y tidak komutatif.
Contoh :
Tentukan koordinat bayangan titik oleh ransformasi-transformasi berikut ini :
a. Refleksi terhadap garis dilanjutkan dengan refleksi terhadap garis .
b. Refleksi terhadap garis dilanjutkan dengan refleksi terhadap garis .
Penyelesaian :
Misalkan

adalah transformasi refleksi terhadap garis , dan

adalah transformasi
rerfleksi terhadap garis .
a. Refleksi terhadap garis dilanjukan dengan refleksi terhadap adalah
komposisi dua refleksi


Jadi koordinat bayangan dari titik oleh refleksi terhadap garis
dilanjukan dengan refleksi terhadap adalah titik
b. Refleksi terhadap garis dilanjukan dengan refleksi terhadap adalah
komposisi dua refleksi


Jadi koordinat bayangan dari titik oleh rflekssi terhadap garis
dilanjukan dengan refleksi terhadap adalah titik .

Secara umum sifat-sifat komposisi dua refleksi berurtan terhadap dua sumbu sejajar
dapat diungkapkan sebagai berikut :
1. Pengerjaan dua refleksi berurutan terhadap dua sumbu sejajar mengakibatkan titik
bergeser sejauh dua kali jarak antara kedua sumbu dalam arah tegak lurus
sumbu-sumbu dari sumbu refleksi pertama ke sumbu kedua.
Jadi pengerjaan dua refleksi berurtan terhadap dua sumbu sejajar ekuivalen
dengan sebuah translasi tunggal dengan jarak dan arah translasi ditentukan sebagai
berikut :
- Jarak translasi sama dengan dua kali jarak antara kedua sumbu refleksi.
- Arah translasi tegak lurus terhadap kedua sumbu, dari sumbu pertama ke
sumbu kedua.
2. Jika

adalah refleksi terhadap sumbu pertama dan

adalah refleksi terhadap


sumbu kedua, pada umumnya

. Dikatakan pengerjaan dua


refleksi berurutan terhadap dua sumbu sejajar tidak komutatif.

Komposisi Dua Refleksi Berurutan Terhadap Dua Sumbu yang Saling tegak Lurus
Bangun geometri berbentuk huruf P pada gambar 6-59a direfleksikan terhadap garis KL
sehingga diperoleh bangun geometri bayangan

sebagaimana diperlihatkan pada gambar 6-


59b. Kemudian

direfleksikan terhadap garis MN sehingga diperoleh bayangan akhir

,
sebagaimana diperlihatkan pada gambar 6-60. Perhatikan bahwa sumbu refleksi KL dan
sumbu refleksi MN teagk lurus dan berpotongan di tititk O.

Dengan mengacu pada gambar 6-59, tampak bahwa transformasi yang memetakan bangun
geometri ke P ke bangun geometri

adalah rotasi setengah putaran yang berpusat di O (titik


O) adalah titik potong antara sumbu KL dengan sumbu KN. Fakta ini mengarah pada
kesimpulan berikut :
Pengerjaan dua refleksi terhadap dua sumbu yang saling tegak lurus ekivalen dengan rotasi
setengah putaran yang berpusat di titik potong antara kedua sumbu refleksi.
Sekarang pandang gambar 6.60. bangun geometri berbentuk huruf P direfleksikan terhadap
garis MN terlebih dahulu, kemudian direfleksikan terhadap garis KL. Perhatikan bahwa
bbyangan akhir yang dihasilkan sama apabila bangun geometri P direfleksikan terhadap garis
KL kemudian direfleksikan terhadap garis MN. Fakta ini mengarah pada kesimpulan sebagai
berikut :
Pengerjaan dua refleksi berurutan terhadap dua sumbu yang saling tegak lurus bersifat
komutatif.

Refleksi terhadap Sumbu-Sumbu koordinat secara Berurrutan
Misalkan : X menyatakan refleksi terhadap sumbu X, dan Y menyatakan refleksi terhadap
sumbu Y.
- Pada gambar 6.61b, titik direfleksikan terhadap sumbu X diperoleh titik
bayangan . Kemudian titik direfleksikan terhadap sumbu Y
diperoleh bayangan . Komposissi dua refleksi ini dapat ditulis dalam
bentuk :


- Pada gambar 6.61b, titik direfleksikan terhadap sumbu Y diperoleh titik
bayangan . Kemudian titik direfleksikan terhadap sumbu X
diperoleh bayangan . Komposissi dua refleksi ini dapat ditulis daalm
bentuk :






Contoh:
Tentukan koordinat bayangan titik P(4,2) oleh transformasi-transformasi berikut ini.
a. refleksi terhadap sumbu-X dilanjutkan dengan refleksi terhadap sumbu-Y.
b. refleksi terhadap sumbu-Y dilanjutkan dengan refleksi terhadap sumbu-X.
Jawab:
a. [o] titik P(4,2) direfleksikan terhadap sumbu-X:
P(4,2) P'(4,-2)
[o] titik P'(4,-2) direfleksikan terhadap sumbu-Y:
P'(4,2) P(-4,-2)
jadi koordinat bayangan titik P(4,2) oleh refleksi terhadap sumbu-X dilanjutkan dengan
refleksi terhadap sumbu-Y adalah P(-4,-2). Ditulis:
b. [o] titik P(4,2) direfleksikan terhadap sumbu-Y:
P(4,2) P'(-4,2)
Berdasarkan hasil-hasil perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa:
1. pengerjaan dua refleksi secara berurutan terhadap sumbu-X dan sumbu-Y ekuivalen
dengan rotasi setengah putaran yang berpusat di O(0,0)
2. pengerjaan dua refleksi secara berturut terhadap sumbu-X dan sumbu-Y bersifat
komutatif
Ditulis:
[o] titik P'(4,-2) direfleksikan terhadap sumbu-X:
P'(4,2) P(-4,-2)
jadi koordinat bayangan titik P(4,2) oleh refleksi terhadap sumbu-Y dilanjutkan
dengan refleksi terhadap sumbu-X adalah P(-4,-2). Ditulis:
Berdasarkan hasil-hasil perhitungan pada a. dan b. di atas jelas bahwa:


Contoh:
Diketahui: Mx adalah refleksi terhadap garis , dan
My adalah refleksi terhadap garis
Tentukan koordinat bayangan titik P(1,2) oleh refleksi-refleksi berikut ini.
a. Refleksi terhadap garis dilanjutkan dengan refleksi terhadap garis
b. Refleksi terhadap garis dilanjutkan dengan refleksi terhadap garis
Jawab:
a. [o] titik P(1,2) direfleksikan terhadap garis , diperoleh:
P(1,2)P'((2)(3)-1,2)=P'(5,2)
[o] titik P'(5,2) direfleksikan terhadap garis , diperoleh:
P'(5,2)P(5, (2)(6)-2)=P(5,10)
jadi koordinat bayangan titik P(1,2) oleh refleksi terhadap garis dilanjutkan dengan
refleksi terhadap garis adalah P(5,10). Ditulis My o Mx(1,2) = (5,10).
b. [o] titik P(1,2) direfleksikan terhadap garis , diperoleh:
P(1,2)P'(1,(2)(6)-2)=P'(1,10)
[o] titik P'(5,2) direfleksikan terhadap garis , diperoleh:
P'(1,10)P((2)(3)-1, 10)=P(5,10)
jadi koordinat bayangan titik P(1,2) oleh refleksi terhadap garis dilanjutkan dengan
refleksi terhadap garis adalah P(5,10). Ditulis Mx o My(1,2) = (5,10).
Berdasarkan hasil-hasil perhitungan a dan b di atas, jelas bahwa:
My o Mx(1,2) = Mx o My(1,2) = (5, 10)

Komposisi Dua Refleksi Berurutan Terhadap Dua Sumbu Yang Saling Berpotongan
Pada gambar 6-63 di bawah ini, titik A direfleksikan terhadap garis OP sehingga diperoleh
bayangan A'. Kemudian titik A' direfleksikan terhadap garis OQ sehingga diperoleh
bayangan titik A. Perhatikan bahwa titik A direfleksikan terhadap dua sumbu (sumbu OP
dan sumbu OQ), dan dua sumbu ini berpotongan di titik O. Transformasi semacam ini
dinamakan komposisi dua refleksi berurutan terhadap dua sumbu yang saling berpotongan.
Misalkan titik K adalah titik potong antara AA' dengan OP dan titik L adalah titik potong
antara A'A dengan OQ.


Dengan mengacu pada ganbar 6-63 dan dengan menggunakan sifat refleksi, jelas bahwa:
[o] Segitiga AOK kongruen dengan dengan segitiga A'OK, akibatnya:
<AOK = <A'OK atau <AOA' = 2 x <A'OK ......................(1)
OA = OA' .....................(2)
[o] Segitiga A'OL kongruen dengan dengan segitiga AOL, akibatnya:
<A'OL = <AOL atau <A'OA = 2 x <A'OL ......................(3)
OA' = OA .....................(4)
Dengan menggunakan persamaan (2) dan (3) , diperoleh hubungan:
<AOA = <AOA' + <A'OA
<AOA = 2 x <A'OK + 2 x A'OL
<AOA = 2 x (<A'OK + <A'OL)
<AOA = 2 x <KOL
<AOA = 2 x <POQ
dari persamaan (2) dan (4) diperoleh hubungan: OA = OA' = OA
Oleh karena OA = OA dan <AOA = 2 x <POQ, maka dapat disimpulkan bahwa refleksi
berurutan terhadap OP dan OQ ekuivalen dengan sebuah rotasi tunggal, di mana:
- titik O bertindak sebagai titik pusat rotasi,
- besar sudut rotasi <AOA = 2 x <POQ, dan
- arah rotasi dari sumbu OP ke sumbu OQ.
Hasil ini dapat diungkapkan secara umum sebagai berikut:
Refleksi berurutan terhadap dua sumbu yang saling berpotongan ekuivalen dengan sebuah
rotasi tunggal, di mana:
- titik potong kedua sumbu refleksi bertindak sebagai titik pusat rotasi.
- besar sudut rotasi sama dengan dua kali besar sudut antara kedua sumbu refleksi, dan
- arah rotasi dari sumbu refleksi pertama ke sumbu refleksi kedua.
Contoh:
1) Dengan menggunakan kertas berpetak, gambarlah bayangan titik A oleh refleksi-refleksi
berikut ini.
a) Refleksi terhadap sumbu-X dilanjutkan dengan refleksi terhadap garis y=x
b) Refleksi terhadap garis y=x dilanjutkan dengan refleksi terhadap sumbu X.
2) Dengan menggunakan aturan transformasi yang sesuai, tentukan koordinat bayangan titik
A(3,2) oleh refleksi-refleksi pada soal (a).
Jawab:
1) bayangan titik A(3,2) oleh:
a) refleksi terhadap sumbu-X dilanjutkan dengan refleksi terhadap garis y = x
digambarkan pada kertas berpetak sebagaimana diperlihatkan pada gambar 6-64a.
b) Refleksi terhadap garis y = x dilanjutkan dengan refleksi terhadap sumbu X
digambarkan pada kertas berpetak sebagaimana diperlihatkan pada gambar 6-64b.

2) untuk menentukan koordinat bayangan dari titik A(3,2) digunakan aturan-aturan refleksi
yang telah dipelajari dalam pasal 6-4-2.
i. A(3,2) direfleksikan terhadap sumbu X, diperoleh :
A(3,2) sumbu X A(3,-2)
A(3,-2) direfleksikan terhadap garis y = x, diperoleh :
A(3,-2) y = x A(-2,3)
Jadi, koordinat bayangan titik A(3,2) oleh refleksi terhadap sumbu X dilanjutkan
dengan refleksi terhadap garis y = x adalah titik A(-2,3)
ii. A(3,2) direfleksikan terhadap garis y = x, diperoleh :
A(3,2) y = x A(3,-2)
A(3,-2) direfleksikan terhadap sumbu X, diperoleh :
A(3,-2) sumbu X A(-2,3)
Jadi, bayangan titik A(3,2) oleh refleksi terhadap garis y = x dilanjutkan dengan
refleksi terhadap sumbu X adalah titik P(2,-3)
Berdasarkan hasil perhitungan pada Contoh 42 bagian b), tampak bahwa koordinat bayangan
titik A(3,2) oleh refleksi terhadap sumbu X dilanjutkan dengan refleksi terhadap garis y = x
tidak sama dengan koordinat bayangan titik A(3,2) oleh refleksi terhadap garis y = x
dilanjutkan dengan refleksi terhadap sumbu X.
Secara umum :
Komposisi dua refleksi berturutan terhadap dua sumbu yang saling berpotongan, pada
umumnya tidak komutatif.
Contoh :
Sebuah titik dapat dinyatakan dalam bentuk koordinat kutub (polar) sebagai P(r,), dengan r
menyatakan jarak OP dan menyatakan besar sudut yang dibentuk oleh garis OP dengan
sumbu X positif. Tentukan bayangan titik P(3,40) oleh refleksi-refleksi berikut ini.
a. Refleksi terhadap garis = 30 dilanjutkan refleksi terhadap garis = 10.
b. Refleksi terhadap garis = 60 dilanjutkan refleksi terhadap garis = 90.
Jawab :
a. Perhatikan Gambar 6-65a.
P(3,40) direfleksikan terhadap garis =30, diperoleh :
P(3,40) = 30 P(3,20).
P(3,20) direfleksikan terhadap garis =10, diperoleh :
P(3,20) = 10 P(3,0).
Jadi, bayangan titik P(3,40) direfleksikan terhadap garis = 30 dilanjutkan dengan
refleksi terhadap garis = 10 adalah titik P(3,0)
b. Perhatikan Gambar 6-65b.
P(3,40) direfleksikan terhadap garis =60, diperoleh :
P(3,40) = 60 P(3,80).
P(3,80) direfleksikan terhadap garis =90, diperoleh :
P(3,80) = 90 P(3,100).
Jadi, bayangan titik P(3,40) direfleksikan terhadap garis = 60 dilanjutkan dengan
refleksi terhadap garis = 90 adalah titik P(3,100)



Komposisi Dua Rotasi Berurutan yang Sepusat
Pada Gambar 6-67 di samping ini, titik P adalah bayangan titik P oleh rotasi berpusat di O
sejauh
1
berlawanan arah jarum jam dan titik P adalah bayangan titik P oleh rotasi yang
berpusat di O sejauh
2
berlawanan arah jarum jam. Perhatikan bahwa titik P dirotasi dua
kali secara berurutan terhadap titik pusat yang sama yaitu titik O. Transformasi semacam ini
dinamakan komposisi dua rotasi berurutan yang sepusat.
Tampak bahwa, pemetaan titik P ke titik P ekivalen dengan rotasi tunggal sejauh (
1

2
)
berlawanan arah jarum jam terhadap titik pusat O. Fakta ini megarah pada kesimpulan
berikut:

Dua rotasi berurutan yang sepusat ekuivalen dengan sebuah rotasi tunggal sejauh
jumlah masing-masing rotasi semula dan berpusat di titik yang sama dengan titik pusat
semula.


CONTOH:
a. Dalam koordinat Cartesius, titik P(x,y) dirotasi oleh [O,
1
] sehingga diperoleh
bayangan titik P(x,y). Selanjutnya titik P(x,y) dirotasi oleh [O,
2
] sehingga
diperoleh bayangan titik P(x,y). Tunjukkan bahwa :
X = x cos (
1
+
2
) y sin (
1
+
2
), dan
Y = x sin (
1
+
2
) y cos (
1
+
2
).
b. Dengan menggunakan hasil yang diperoleh pada jawaban a) di atas, tentukan
bayangan titik (2,1) oleh rotasi [O,10] dilanjutkan dengan rotasi [O,20].
Jawab :
a. Titik dirotasi oleh [ ] menjadi titik


b. Titik

dirotasi oleh [ ] menjadi titik


Substitusi persamaan (1) dan (2) ke persamaan (3), diperoleh :


Substitusi persamaan (1) dan (2) ke persamaan (4), diperoleh :


Jadi, terbukti bahwa titik P(x,y) dirotasi oleh [O,
1
] dilanjutkan oleh rotasi
[O,
2
] menghasilkan bayangan titik P(x,y) dengan:


Titik , berarti dan .
Rotasi [ ] berarti

dan rotasi [ ] berarti

,
sehingga

. Selanjutnya dengan menggunakan hubungan yang


diperoleh pada jawaban a), maka:
-


Jadi, koordinat bayangan titik oleh rotasi [ ] dilanjutkan
dengan rotasi [ ] adalah titik

)

Matriks Refleksi
Agar lebih memahami bagaimana cara menetapkan matriks transformasi, mari kita simak
rotasi [ ] yang memetakan titik ke melalui hubungan:


atau (

* (


) (

)
Berdasarkan hubungan yang terakhir dapat diterapkan bahwa matriks (


)
ditetapkan sebagai matriks rotasi yang bersesuaian dengan rotasi [ ].
Secara umum, konsep di atas digunakan untuk menetapkan matriks transformasi yang lain
sebagaimana dijelaskan dalam paparan berikut.
Sebuah transformasi memetakan titik ke . Misalkan hubungan antara
dengan ditentukan oleh:



atau (

* (


) (

)
Berdasarkan hubungan yang terakhir ini, matriks (


) ditetapkan sebagai matriks
transformasi yang memetakan titik ke titik .
Contoh:
Transformasi memetakan titik ke titik melalui hubungan:



a. Tentukan matriks transformasi yang bersesuaian dengan pemetaan itu.
b. Dengan menggunakan matriks transformasi yang diperoleh pada soal a), tentukan
koordinat bayangan dari titik
Jawab:
a. Dari hubungan

dan

, diperoleh persamaan matriks


(

* (


) (

)
Jadi , matriks transformasi yang bersesuaian adalah (


)
b. Bayangan dari titik ditentukan dengan menggunakan perkalian matriks
sebagai berikut: (

* (


) (

) (

)
Jadi, bayangan dari titik adalah titik
Cara menentukan matriks transformasi yang telah dibicarakan di atas, akan digunakan untuk
menetapkan matriks-matriks refleksi sebagaimana dijelaskan dalam uraian berikut.

A. Matriks Refleksi Terhadap Sumbu X
Di depan telah ditunjukkan bahwa refleksi terhadap sumbu titik yang memetakan titik
ke titik ditentukan oleh persamaan transformasi refleksi terhadap sumbu ,
yaitu:

Persamaan ini dapat dituliskan kembali menjadi:


atau (

* (


) (

)
Berdasarkan persamaan yang terakhir, dapat ditetapkan bahwa matriks yang bersesuaian
dengan transformasi refleksi terhadap sumbu (disebut: matriks refleksi terhadap sumbu
) adalah:

B. Matriks Refleksi terhadap sumbu
Mari kita perhatikan kembali persamaan transformasi refleksi terhadap refleksi sumbu ,
yaitu:

Persamaan ini dapat dimanipulasi menjadi:


atau (

* (


) (

)
Jadi, matriks yang bersesuaian dengan transformasi refleksi terhadap sumbu (disebut:
matriks refleksi terhadap sumbu ) adalah:

C. Matriks Refleksi Terhadap Garis
Kita ingat bahwa persamaan transformasi refleksi terhadap garis ditentukan oleh
hubungan:



(


)



(


)



Persamaan ini dapat dimanipulasi menjadi:


atau (

* (


) (

)
Dari persamaan yang terakhir, dapat ditetapkan bahwa matriks yang bersesuaian dengan
transformasi refleksi terhadap garis (disebut: matriks refleksi terhadap garis )
adalah:

D. Matriks Refleksi Terhadap Garis
Persamaan transformasi refleksi terhadap garis ditentukan oleh hubungan:

Persamaan ini dapat dimanipulasi menjadi:


atau (

* (


) (

)
Jadi, matriks yang bersesuaian dengan transformasi refleksi terhadap garis (disebut:
matriks refleksi terhadap garis ) adalah:

E. Matriks Refleksi Terhadap Titik Asal
Persamaan transformasi refleksi terhadap titik asal ditentukan oleh hubungan:

Persamaan ini dapat dimanipulasi menjadi:


atau (

* (


) (

)
Dari persamaan yang terakhir, dapat ditetapkan bahwa matriks yang bersesuaian dengan
transformasi refleksi terhadap titik asal (disebut: matriks refleksi terhadap titik asal
) adalah:

(


)



(


)



(


)
Agar lebih mudah untuk mengingat, matriks-matriks refleksi yang telah dibicarakan di atas
dapat dirangkum dalam sebuah tabel sebagaimana diperlihatkan dalam tabel berikut ini:
Refleksi terhadap Pemetaan Matriks rotasi yang
bersesuaian
Sumbu
(


)
Sumbu
(


)
Garis
(


)
Garis
(


)
Titik asal
(


)
Di dalam penerapannya, matriks-matriks refleksi tersebut digunakan untuk menentukan
bayangan atau peta

. Nilai dan diperoleh dengan cara mengalikan (perkalian


matriks) matriks refleksi yang bersesuaian terhadap koordinat yang ditulis dalam
bentuk matriks kolom sebagai (

). Untuk lebih jelasnya, mari kita simak beberapa contoh


berikut.
Contoh:
Tentukan bayangan atau peta dari titik oleh pencerminan-pencerminan berikut ini.
a. Pencerminan terhadap sumbu
b. Pencerminan terhadap sumbu
c. Pencerminan terhadap garis
d. Pencerminan terhadap garis
e. Pencerminan terhadap titik asal
Jawab:
a. Matriks pencerminan terhadap sumbu adalah (


)
Bayangan titik oleh pencerminan terhadap sumbu :
(

* (


) (

) (

)
Jadi, bayangan titik oleh pencerminan terhadap sumbu adalah
b. Matriks pencerminan terhadap sumbu adalah (


)
Bayangan titik oleh pencerminan terhadap sumbu :
(

* (


) (

) (

)
Jadi, bayangan titik oleh pencerminan terhadap sumbu adalah
c. Matriks pencerminan terhadap garis adalah (


)
Bayangan titik oleh pencerminan terhadap garis :
(

* (


) (

) (

)
Jadi, bayangan titik oleh pencerminan terhadap garis adalah
d. Matriks pencerminan terhadap garis adalah (


)
Bayangan titik oleh pencerminan terhadap garis :
(

* (


) (

) (

)
Jadi, bayangan titik oleh pencerminan terhadap garis adalah

e. Matriks pencerminan terhadap titik asal adalah (


)
Bayangan titik oleh pencerminan terhadap titik asal :
(

* (


) (

) (

)
Jadi, bayangan titik oleh pencerminan terhadap titik asal adalah
Contoh:
Diketahui segitiga dengan koordinat titik-titik sudut dan .
Tentukan bayangan dari titik-titik sudut segitiga jika dicerminkan terhadap garis
.
Jawab:
Matriks pencerminan terhadap garis adalah (


)
Bayangan dari titik-titik sudut segitiga dan ditentukan secara serentak
sebagai berikut:

(


) (


) (


)
Jadi, bayangan dari titik-titik sudut segitiga oleh pencerminan terhadap garis
adalah

dan


Matriks Rotasi
Di depan telah ditunjukkan bahwa rotasi [ ] yang menentukan titik ke titik

ditentukan oleh persamaan transformasi rotasi melalui hubungan:


Perhatikan bahwa hubungan ini berbentuk sistem persamaan linear dua variabel. Dengan
menggunakan konsep matriks yang pernah dipelajari sebelumnya, sistem persamaan linear
dua variabel itu dapat ditulis dalam bentuk persamaan matriks sebagai berikut:


* (


) (

)
Matriks yang berbentuk (


) inilah yang dinamakan sebagai matriks rotasi yang
bersesuaian dengan rotasi [ ].
Dengan demikian, matriks rotasi yang bersesuaian dengan rotasi[ ] ditetapkan sebagai
berikut:
(


)

Contoh:
Tentukan matriks rotasi yang bersesuaian dengan rotasi-rotasi berikut ini:
a. *

+ c. *

+
b. *

+ d. *

+
Penyelesaian:
a. Rotasi *

+ berarti

. Matriks rotasinya adalah:


(

) (


)
b. Rotasi *

+ berarti

. Matriks rotasinya adalah:


(
(

) (

)
(

) (

)
) (


)
c. Rotasi *

+ berarti

. Matriks rotasinya adalah:


(

) (

)
d. Rotasi *

+ berarti

. Matriks rotasinya adalah:


(
(

) (

)
(

) (

)
) (

)

Hubungan antara rotasi, pemetaan koordinat, dan matriks rotasi yang bersesuaian dapat
dirangkum dalam sebuah tabel berikut ini:

Rotasi Pemetaan
MatriksRotasi yang
Bersesuaian
[ ]


(


)
*

+ atau *

+ (


)
*

+ atau *

+ (


)
[ ] atau [ ] (


)

Lalu timbul pertanyaan, apa kegunaan dari matriks rotasi? Berdasarkan hubungan persamaan
matriks yang telah dibicarakan di depan, yaitu:
(

* (


) (

)
Jelaskan bahwa matriks rotasi dapat digunakan untuk menentukan bayangan atau peta
, yaitu dengan cara mengalikan (perkalian matriks) matriks rotasi dengan koordinat
dalam bentuk matriks kolom (

). Agar lebih jelasnya, simaklah beberapa contoh


berikut ini.
Contoh:
1. Tentukan bayangan atau peta dari titik oleh rotasi dengan pusat di
sejauh

radian.
Penyelesaian:
Matriks yang bersesuaian dengan rotasi terhadap sejauh

radian atau rotasi


*

+ adalah (


).
Misalkan titik dipetakan ke

ditentukan melalui perkalian matriks


berikut:
(

* (


) (

) (

)
Jadi, bayanganataupetadarititik olehrotasidenganpusat di sejauh

radian
adalah .

2. a. Tentukan matriks rotasi yang bersesuaian dengan rotasi dengan pusat sejauh

radian.
b. Dengan menggunakan matriks rotasi yang diperoleh pada soal a. tentukan bayangan
atau peta dari titik .
Penyelesaian:
a. Matriks yang bersesuaian dengan rotasi terhadap sejauh

radian atau rotasi


*

+adalah:
(

) (

)

b. Bayangan atau peta dari titik ditentukan sebagai berikut:
(

* (

)(

) (


*
Jadi, bayangan atau peta dari titik oleh rotasi *

+ adalah

( )

You might also like