You are on page 1of 15

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian mengenai Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan yang peneliti lakukan di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Ishlah Glanggang Beji ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan studi kasus. Pendekatan kualitatif peneliti gunakan karena obyek yang diteliti berlangsung dalam latar yang wajar dan bertujuan untuk mengetahui, memahami, dan menghayati dengan seksama dan secara lebih mendalam tentang bagaimana kepemimpinan yang dilakukan oleh kepala MI Al Ishlah Glanggang Beji dalam mengelola lembaga yang dipimpinnnya untuk pemasaran jasa pendidikan Berdasarkan tempat penelitiannya, penelitian ini termasuk kelompok penelitian kancah atau lapangan. Sedangkan pendekatan yang digunakan menurut jenis datanya, penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor sebagaimana dikutip Moleong adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati. Berdasarkan dari taraf pembahasan masalah, penelitian yang dilakukan ini termasuk penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan studi kasus.

67

68

Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan, dan memeriksa suatu gejala tertentu. Adapun studi kasus merupakan kajian dari suatu penelitian yang terdiri dari suatu unit secara mendalam, sehingga hasilnya merupakan gambaran lengkap atau kasus pada unit tersebut. Ditinjau dari hasilnya, penelitian ini adalah penelitian kualitatif karena penelitian ini menghasilkan data deskriptif yang berbentuk tulisan tentang orang atau kata-kata orang dan perilakunya yang tampak dan kelihatan. Penggunaan metode ini dipandang sebagai prosedur penelitian yang diharapkan dapat menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lesan dari sejumlah orang dan perilaku yang diamati. Penelitian ini juga menggambarkan secara mendalam upaya kepemimpinan dalam menerapkan manajemen mutu terpadu di MI Al Ishlah Glanggang Beji. Data yang digambarkan berupa diskripsi situasi tertentu atau data yang terkumpulkan lebih berbentuk kata-kata. Menurut Mantja, penelitian kualitatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) Merupakan tradisi Jerman yang berlandaskan humanisme, idealisme, dan kulturalisme; 2) Penelitian ini dapat menghasilkan teori, mengembangkan pemahaman, dan menjelaskan realita yang kompleks; 3) Bersifat dengan pendekatan induktif-deskriptif; 4) Memerlukan waktu yang panjang; 5) Datanya berupa deskripsi, dokumen, catatan lapangan, foto, dan gambar; 6) Informannya

69

Maximum Variety; 7) Berorientasi pada proses; 8) Penelitiannya berkonteks mikro. Menurut Nasution terdapat 16 ciri penelitian kualitatif, yaitu: 1) Sumber datanya adalah situasi yang wajar atau natural setting, 2) Peneliti berkedudukan sebagai instrumen, 3) Laporan dan uraian penelitian berupa penuangan data deskriptif, 4) Proses maupun produk dalam arti memperhatikan bagaimana perkembangan sesuatu hal terjadi, 5) Metode ini berusaha memahami kelakuan manusia dalam konteks yang lebih luas, dipandang dari kerangka pemikiran dan perasaan responden, dengan kata lain, mencari makna di belakang kelakuan dan perbuatan, 6) Data langsung atau first hand diutamakan, 7) Triangulasi yakni pengecekan data pada sumber lain, melalui metode yang berbeda-beda, 8) Data ditonjolkan dalam rincian kontekstual, data tidak dipandang sebagai sesuatu yang lepas-lepas, namun saling berkaitan, 9) Subyek yang diteliti berkedudukan sama dengan peneliti, dalam arti tidak dianggap obyek atau orang yang lebih rendah kedudukannya, 10) Perspektif emic diutamakan. Ini berarti mengutamakan pandangan responden, yakni bagaimana responden memandang dan menafsirkan dunia dari segi pendiriannya, 11) Verifikasi dilakukan antara lain melalui kasus yang bertentangan atau negatif, 12) Sampling yang purposif. Metode ini tidak menggunakan sampling acak atau populasi yang banyak, 13) Peneliti menggunakan audit trail, yakni mencatat seluruh metode yang dipakai dan untuk data apa, sehingga langkah untuk mencapai kesimpulan dapat dilacak oleh pihak lain, 14) Partisipasi tanpa mengganggu, karena itu tidak menonjolkan diri, 15) Analisis dilaksanakan sejak awal dan terus menerus sepanjang pelaksanaan

70

penelitian, 16) Desain penelitian tampil dalam proses penelitian. Penelitian kualitatif digunakan istilah konfirmabilitas yang relatif sama dengan obyektifitas, dependabilitas disamakan dengan reliabilitas, dan kredibilitas disamakan dengan validitas internal. Konfirmabilitas menunjukkan apakah hasil penelitian ini obyektif atau tidak, dalam arti apakah semua orang akan memberi penafsiran yang sama terhadap suatu data. Dependabilitas berarti adanya ketetapan atau konsistensi data yang didapatkan. Kredibilitas diidentikkan dengan validitas internal, yang menunjukkan ketetapan data yang terkumpul dengan data pada obyek yang sesungguhnya terjadi. Artinya data yang dikumpulkan harus mengandung nilai kebenaran dan dapat dipercaya. Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif. Metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi di lapangan. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus, tujuan utama studi kasus adalah untuk memahami secara menyeluruh suatu kasus. B. Kehadiran peneliti Salah ciri khas dalam penelitian kualitatif adalah bahwa peneliti berkedudukan sebagai instrumen utama, sedangkan instrumen non manusia bersifat sebagai data pelengkap. Kehadiran peneliti merupakan kata kunci keberhasilan atau pemahaman terhadap beberapa kasus. Peneliti bertindak sebagai instrumen utama dalam pengumpulan data atau instrumen kunci. Istrumen utama dalam penelitian ini adalah manusia, karena itu untuk

71

menyimpulkan data secara komprehensif maka kehadiran peneliti di lapangan sangat diutamakan karena pengumpulan data harus dilakukan dalam situasi yang sebenarnya, tanpa dimanipulasi, dibuat-buat dan dipanjang lebarkan.

Dalam penelitian ini peneliti juga berperan sebagai pengamat partisipasif atau pengamat berperan serta agar peneliti dapat mengamati subyek secara langsung sehingga data yang dikumpulkan benar-benar lengkap karena diperoleh dari interaksi sosial yang memakan waktu cukup lama antara penelitian dengan subyek yaitu kepala MI Al Ishlah Glanggang Beji. Istrumen utama dalam penelitian ini adalah manusia, sehingga untuk menyimpulkan data secara komprehensif dan utuh maka kehadiran peneliti di lapangan sangat diutamakan dan menjadi penting kiranya. Lebih jauh disebutkan bahwa kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit karena peneliti dalam hal ini sekaligus sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, penganalisis, penafsir data dan pada akhirnya ia menjadi pelopor hasil penelitiannya. Oleh karena itu kehadiran peneliti di lapangan sangat diperlukan, hal ini sejalan dengan karakteristik penelitian kualitatif yang mempunyai latar yang bersifat natural sebagai sumber data langsung, sedangkan peneliti sendiri merupakan instrumen utama. Peran sebagai instrumen sekaligus pengumpul data itu penulis realisasikan dengan mendatangi lokasi penelitian di MI Al Ishlah Glanggang Beji. Kemudian peneliti mendatangi Kepala Madrasah, Waka Madrasah, guru dan siswa sebagai sumber data.

72

C. Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian Thesis ini adalah di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Ishlah Glanggang Beji Tahun Pelajaran 2010/2011. Keberadaan penelitian di MI Al Ishlah di dasari oleh beberapa alasan sebagai berikut, yaitu: Pertama, komponen hasil belajar yang ditunjukkan dengan nilai 5,75 sudah menunjukkan salah satu wujud peningkatan pemasaran jasa pendidikan yang ada di sana yang diwujudkan oleh keberadaan guru yang profesional. Kedua Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Ishlah Glanggang Beji ini dalam dekade terakhir ini terus menunjukkan existensinya khususnya dalam upaya peningkatan pemasaran jasa pendidikannya. Hal ini dapat dilihat dari beberapa peningkatan kegiatan kependidikan yang sangat berkaitan dengan usaha peningkatan pemasaran jasa pendidikan misalnya, penyelengaaraan kelas tambahan, penambahan jam pelajaran Bahasa Arab Inggris, serta mata pelajaran Akhlak. D. Instrumen Penelitian Lazimnya sebuah penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif, maka instrumen utama dalam mengumpulkan data adalah peneliti sendiri. Menurut Nasution peneliti bertindak sebagai instrumen kunci atau instrumen utama dalam pengumpulan data (key instrumen). Adapun keuntungan sebagai instrumen langsung adalah; subyek lebih tanggap dengan maksud kedatangan peneliti, sehingga peneliti langsung dapat menyesuaikan diri terhadap setting penelitian, peneliti juga dapat menjelajah ke seluruh setting penelitian untuk mengumpulkan data. Pengambilan keputusan

73

juga dapat dilakukan secara tepat, terarah, strategi dan topik pembicaraan dapat berubah-ubah dan jika perlu pengumpulan data dapat ditunda. Keuntungan lain yang didapat dengan menggunakan peneliti sebagai instrumen adalah informasi dapat diperoleh melalui sikap dan cara responden memberikan informasi. E. Sumber Data Penelitian Penulis sengaja memilih lokasi atau obyek penelitian Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Ishlah Glanggang Beji, karena MI ini banyak diminati oleh masyarakat sekitar yang relatif agamis, meskipun letaknya betul-betul di pinggiran. Sumber data penelitian ini adalah unsur manusia dan unsur non manusia. Unsur manusia meliputi Kepala Madrasah, wakil kepala, guru, karyawan, murid, wali murid dan dokumentasi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Ishlah Glanggang Beji. Data yang dikumpulkan melalui penelitian ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu data utama dan data pendukung. Moleong menjelaskan bahwa katakata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama. Adapun yang merupakan sumber data utama atau informan kunci dalam penelitian ini adalah Kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Ishlah Glanggang Beji. Penelitian informan dalam penelitian dengan cara snow ball sampling yaitu informan kunci akan menunjuk orang-orang yang mengetahui masalah yang akan diteliti untuk melengkapi keterangannya dan orang-orang yang ditunjuk dan menunjuk orang lain bila keterangan kurang memadai begitu seterusnya. Pemilihan dan penentuan jumlah sumber data tidak hanya didasarkan pada

74

banyaknya informan, tetapi lebih dipentingkan pada pemenuhan kebutuhan data. Sehingga sumber data di lapangan bisa berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan. F. Metode Pengumpulan Data 1. Wawancara Mendalam Wawancara secara mendalam dilakukan karena penelitian ini bersifat eksploratif yang diharapkan banyak mempunyai data dari dialog dengan Kepala Madrasah, Wakamad, guru, yang berguna untuk memperoleh gambaran kegiatan-kegiatan dalam peningkatan mutu akademik. Wawancara mendalam mempunyai arti yang sama terhadap interview, tetapi kelebihannya interview hanya menjawab pertanyaan. Untuk wawancara mendalam suatu percakapan yang mendalam untuk mendalami pengalaman orang lain dan makna dari pengalaman tersebut. 2. Teknik Observasi Observasi dalam penelitian ini dilaksanakan dengan cara peneliti melibatkan diri atau berinteraksi pada kegiatan yang dilakukan oleh subyek dalam lingkungannya, mengumpulkan data secara sistematik dalam bentuk catatan lapangan. Pada penelitian ini, metode observasi dilakukan untuk memperoleh data tentang lokasi madrasah, kegiatan-kegiatan madrasah, aktivitas kepala madrasah pada saat berinteraksi dengan para guru dan pada saat kepala madrasah melakukan aktivitas di madrasah. Dalam pengambilan datanya dilaksanakan dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat dan standar lain untuk keperluan tersebut . Dalam

75

menggunakan metode observasi, peneliti menggunakan partisipan dan non partisipan observasi. Disamping kedua jenis observasi sebagaimana hal tersebut di atas, masih ada lagi jenis jenis observasi yang lainnya, yaitu: a. Observasi sistematika. b. Observasi non sistematika. c. Observasi eksperimtal.

Observasi dalam penelitian ini dilaksanakan dengan teknik partisipan (participant observation), yaitu : Observasi yang dilaksanakan dengan cara peneliti melibatkan diri atau berinteraksi pada kegiatan yang dilakukan oleh subyek dalam lingkungannya, mengumpulkan data secara sistematik dalam bentuk catatan lapangan . Teknik pengumpulan data tersebut adalah teknik observasi partisipan. Adapun tipe dari observasi partisipan adalah pasif, sedang, aktif, dan lengkap.

Observasi partisipan pasif dilakukan dengan melibatkan diri pada kelompok subyek yang sedang melakukan kegiatan pemahaman tentang kegiatan subyek dilakukan dengan cara peneliti masuk lingkungan mereka. Peneliti hanya melakukan percakapan persahabatan, tetapi tetap sambil memperhatikan kegiatan yang dilakukan para subyek. Dengan demikian data dapat dikumpulkan tanpa membuat subyek merasa bahwa mereka sedang diobservasi.

76

Observasi partisipan sedang adalah observasi yang dilakukan dengan melibatkan diri tetapi masih setengah-setengah. Artinya peneliti masih tetap memperlihatkan diri sebagai orang luar dari kelompok subyek yang diteliti, tetapi menunjukkan keikutsertaan peneliti dalam melakukan kegiatan dengan sungguh-sungguh. Observasi partisipan bersifat aktif adalah observasi dimana peneliti secara aktif melibatkan diri kedalam kelompok subyek untuk melakukan kegiatan sebagaimana kelompok subyek itu melakukan kegiatan tersebut. Keterlibatan secara aktif yang dilakukan peneliti tersebut, jangan sampai mengurangi atau menghilangkan peranannya sebagai peneliti. Sedangkan observasi partisipan lengkap adalah dimana tingkat keterlibatan peneliti untuk berpartisipasi dalam suatu kegiatan yang sangat tinggi penelitian mempelajari aturan yang berlaku untuk memudahkan pengumpulan data Secara inderawi peneliti melakukan pengamatan partisipan terhadap situasi di MI Al Ishlah Glanggang Beji seperti di lokasi, fisik, pelaku dan arsiktektur pembelajaran yang disertai dengan pencatatanpencatatan. Disana penulis mengobservasi kegiatan kepemimpinan kepala madrasah, aktivitas seharihari kepala madrasah selama di madrasah. Disamping itu penulis mengobservasi kegiatan Madrasah dalam kaitannya dengan peningkatan pemasaran jasa pendidikan tersebut, dimulai dari pagi hari sampai siang hari. 3. Dokumentasi

77

Untuk menghemat dan menghindari hilangnya data yang telah terkumpul, maka perlu dilakukan pencatatan secara lengkap dan secepat mungkin dalam setiap selesai pengumpulan data di lapangan. Pengumpulan data jenis kualitatif ini biasanya memerlukan waktu yang panjang, dilakukan dalam waktu panjang, dilakukan secara simultan dalam masa yang sama antara aktivitas merumuskan hasil sementara dan menganalisa data mengenai strategi kepemimpinan kepala madrasah. Pada tahapan analisa hipotesis selanjutnya, maka harus didukung dengan sumber-sumber data sebelumnya seperti catatan data lapangan dan kepustakaan yang terkait dengan masalah penelitian. Di samping itu data dokumentasi diperlukan untuk melengkapi data yang diperoleh dari wawancara dan observasi. Dokumen yang dimaksud bisa berupa foto-foto, dokumen madrasah, dan dokumen tentang sejarah madrasah serta perkembangannya. Kesemua dokumentasi ini akan dikumpulkan untuk dianalisa demi kelengkapan data penelitian. G. Teknik Analisis Data Penelitian Analisis data merupakan proses mencari dan mengatur secara sistematik hasil observasi, transkrip wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain yang telah dihimpun untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti yang dilanjutkan dengan pencarian makna untuk dilaporkan. Sedangkan Huberman dan Miles mengemukakan bahwa analisis data penelitian kualitatif merupakan proses penelaahan, pengerutan dan pengelompokan data dengan tujuan untuk menyususn hipotesis kerja dan mengangkatnya menjadi

78

teori hasil penelitian. Berdasarkan hal tersebut maka analisis data dalam penelitian ini adalah proses mencari dan mengatur hasil observasi, wawancara dan catatan lapangan lainnya. Dalam suatau penelitian, setelah data terkumpul maka perlu diadakan pengolahan data atau disebut juga dengan analisis data. Analisis data menurut Patton sebagaimana dikutip Moleong adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan satuan kategori besar. Dengan demikian data yang berhasil dikumpulkan dari lokasi penelitian, maka langkah selanjutnya menganalisa dan kemudian menyajikannya secara tertulis dalam laporan tersebut, yaitu berupa data yang ditemukan dari observasi partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi yang diperoleh dari MI Al Ishlah Glanggang Beji. Adapun langkah-langkah yang diterapkan peneliti dalam menganalisa data mengikuti alur yang dinyatakan oleh Miles dan Huberman bahwa analisa data terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, paparan/penyajian data dan penarikan kesimpulan yang dilakukan selama dan sesudah penelitian. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan prosedur analisis ke dalam tiga langkah, yaitu : 1. Penyajian Data

Data yang disajikan dalam penelitian adalah data yang sebelumnya sudah dianalisis, tetapi analisis yang dilakukan masih berupa catatan untuk kepentingan peneliti sebelum disusun dalam bentuk laporan.

79

2.

Reduksi Data

Langkah ini adalah proses ilmiah, mencari fokus, membuat singkatan, mencari abstraksi, menambah dan mengurangi data kasar yang baru diperoleh dari lapangan, kemudian reduksi data dan penyajian hasil terbaik ditarik kesimpulan. 3. Penarikan Kesimpulan

Sejak permulaan pengumpulan data, penarikan kesimpulan sudah dilakukan itu mempertimbangkan apa ini informasi dan apa pula maksudnya. H. Teknik Keabsahan Data Untuk menjamin kepercayaan atau validitas data yang diperoleh melalui penelitian, maka diperlukan adanya uji keabsahan dan kelayakan data, yang dilakukan dengan berbagai cara, yakni: 1. Diskusi Sejawat

Diskusi sejawat yaitu dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat yang memiliki keahlian yang berkaitan dengan strategi dan tentang peningkatan mutu pendidikan. Diskusi teman sejawat ini dilakukan dengan cara membahas data dan temuan-temuan penelitian selama peneliti berada di lapangan, peneliti akan mendiskusikan hasil kembali data dengan guru-guru dan kepala sekolah. Melalui diskusi teman sejawat, diharapkan banyak memberikan kritikan demi menyempurnakan pembahasan dan menjadikan bahan informasi bagi peneliti untuk keperluan audit di kemudian hari.

80

Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat. Teknik ini mengandung beberapa maksud yaitu: (1) untuk membuat agar peneliti tetap mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran; (2) diskusi dengan sejawat ini memberikan suatu kesempatan awal yang baik untuk mulai menjajaki dan menguji hipotesis yang muncul dari pemikiran peneliti. 2. Triangulasi Data

Kegiatan triangulasi data digunakan untuk mencari informasi baru guna membuktikan bahwa data yang telah diperoleh adalah data yang terpercaya. Pencarian informasi tentang data yang sama, digali dari beberapa informasi yang berbeda dan pada tempat yang berbeda pula. 3. Triangulasi Sumber Data

Untuk menguji keabsahan data digunakan pula triangulasi sumber, yaitu dengan cara membandingkan suatu fenomena berdasarkan data yang diperoleh oleh peneliti dari dimensi waktu maupun sumber-sumber lain, misalnya dengan membandingkan data yang diperoleh melalui wawancara terhadap kepala madrasah dengan data yang diperoleh dari dewan guru. Triangulasi sumber digunakan untuk pengecekan data tentang realisasi upaya kepala madrasah dalam meningkatkan mutu akademik. Triangulasi sumber data digunakan untuk menyingkat keterbatasan ruang dan waktu serta membatasi orang sebagai sumber data. 4. Perpanjangan kehadiran penelitian

81

Perpanjangan kehadiran peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Perpanjangan kehadiran peneliti tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat, tetapi memerlukan perpanjangan kehadiran peneliti pada latar penelitian. Perpanjangan kehadiran peneliti akan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan. Pertama, peneliti dengan perpanjangan kehadirannya akan banyak mempelajari kebudayaan dapat menguji ketidakbenaran informasi yang diperkenalkan oleh distorsi, baik yang berasal dari diri sendiri maupun dari responden, dan membangun kepercayaan subjek. Dengan demikian, penting sekali arti perpanjangan kehadiran peneliti itu guna berorientasi dengan situasi, juga guna memastikan apakah konteks itu dipahami dan dihayati.

You might also like