You are on page 1of 4

PROSES SENSORIK Sensasi: pengalaman yang sitimbulkan oleh stimuli sederhana. Stimulus: rangsangan.

Persepsi: integrasi atas sensasi tersebut. Proses sensorik: dikaitkan dengan organ indera dan tingkat tepi sistem saraf. Proses perseptual: berkaitan dengan tingkat sistem saraf yang lebih tinggi. Modalitas sensorik: indra individual. Umumnya, seluruh indra manusia memiliki rasa sensitif terhadap stimulus. Menilai sensitivitas modalitas sensorik adalah menentukan besar minimum stimulus yang dapat dibedakan dari tidak ada stimulus, contoh cahaya terlemah yang dapat dibedakan dari kegelapan. Besar minimum ini dinamakan ambang mutlak dan prosedur yang digunakannya disebut metode psikofisik. Ambang mutlak bervariasi dari satu individu ke individu lain, tergantung keadaan fisik dan motivasi individu tersebut. Mendeteksi perubahan intensitas, disebabkan oleh hubungan dunia dan nilai yang berguna bagi kehidupan terus-menerus berubah. Untuk merasakan sesuatu, harus ada stimulus minimum tertentu dan untuk mendapatkan perbedaannya, harus ada dua besar stimulus. Perbedaan minimum besar stimulus yang diperlukan untuk membedakan dua stimuli dinamakan ambang perbedaan atau just noticeable difference (jnd). Contohnya dengan eksperimen bintik cahaya yang dinyalakan dengan durasi bebeda-beda dan direspon oleh subjek. Jnd merupakan fraksi konstan suatu intensitas stimulus (Hukum Weber), dengan rumus = k, dengan I (intensitas standar), I (peningkatan intensitas jnd), dan k (konstanta proporsi = konstanta Weber). Semakin kecil konstanta tersebut, semakin sensitif kita terhadap perubahan intensitas modalitas. Besar stimulus merupakan jumlah jnd di atas nilai ambangnya. Penyandian Sensorik dari Reseptor ke Otak Otak hanya berbicara dengan bahasa sinyal listrik yang berhubungan dengan pelepasan saraf. Dengan demikian tiap modalitas sensorik harus diubah dulu dari energi fisiknya menjadi energi listrik sehingga sinyal tersebut mencapai otak. Proses ini dinamakan transduksi, dilakukan oleh sel khusus di organ indra yang dinamakan reseptor, yaitu sel saraf atau neuron. Jika dia teraktivasi, dia mengeluarkan sinyal listrik ke neuron penghubung. Sinyal berjalan menaiki medulla spinalis hingga mencapai area reseptif di korteks yang berbeda untuk setiap modalitas sensorik. Bisa dimungkinkan di area resptif kortikal atau di tempat lain di otak, sinyal listrik menghasilkan penglaman sensorik, misal sentuhan, terjadi di otak kita, bukan di kulit kita. Penyandian Intensitas dan Kualitas

Indra Visual Cahaya adalah radiasi elektromagnetik, lalu berjalan dalam gelombang. Sistem visual manusia terdiri dari mata, beberapa bagian di otak, dan jalur yang menghubungkan mereka. Mata memiliki dua sistem, membentuk citra dan mentransduksi citra ke impuls listrik. Sistem pembentuk citra terdiri dari kornea,pupil, dan lensa. Selanjutnya proses melihat berlangsung

melewati kornea, lensa hingga terbentuk bayangan di retina, tepatnya di fovea. Di fovea terdapat banyak reseptor, di antaranya sel batang untuk melihat dalam keadaan gelap dan sel kerucut untuk melihat dalam keadaan terang (berwarna). Kedua sel tersebut mentukan sensitivitas. Indra Lain Indra selain indra penglihatan dan pendengaran tidak memiliki kekayaan pola dan organisasi sehingga menyebabkan indra yang menghasilkan penglihatan dan pendengaran dinamakan indra luhur. Penciuman (olfaktorius) Penciuman memiliki jalur langsung ke otak, reseptornya berada di rongga hidung, berhubungan langsung tanpa sinaps ke otak. Reseptornya terpapar langsung dengan lingkunganberada di rongga hidung tanpa tameng pelindung di depannya. Sensitivitas penciman tertinggi ada pada penciuman anjing, hingga polisi memanfaatkan hal tersebut untuk hal melacak. Pada spesies lain, penciuman digunakan sebagai sarana utama komunikasi. Serangga contohnya, mensekresikan zat kimia pheromone, yang terbawa dan tercium oleh anggota lain spesiesnya. Kebanyakan serangga juga mengungkapkankematian dan cinta dengan zat kimia yang tercium oleh mereka. Manusia pun bisa, seperti mengenali pakaian mereka sendiri dari baunya. Sistem Olfaktorius Molekul yang dilepaskan substansi tertentu menstimulasi penciuman, berjalan melalui udara, dan memasuki hidung. Sistem olfaktorius terdiri dari reseptor di rongga hidung, daerah otak, dan jalur neural penghubung. Reseptor penciuman terletak di puncak rongga hidung. Jika silia bertemu molekul odorant (aroma), terjadilah impuls listrik, inilah proses transduksi. Impuls berjalan melalui serabut saraf ke bulbus olfaktorius, daerah di otak tepat di bawah lobus frontalis. Lalu bulbus olfaktorius berhubungan dengan korteks olfaktorius di dalam lobus temporalis. Mengindra Intensitas dan Kualitas Reseptor olfaktorius berespons untuk banyak bau yang berbeda, sehingga kualitas mungkin hanya tersandi separuh oleh pola aktivitas neuron bahkan dalam modalitas sensorik yang kaya neuron ini. Pengecapan (gustatorik) Faktor yang menentukan rasa: substansi ang sedang dirasakan, susunan gnetik, dan pengalaman masa lalu. Sistem Gustatorius Stimulus pengecapan: substansi yang larut dalam saliva, cairan mirip seperti air garam. Sistem gustatorius mencakup reseptor di lidah (bintik penecap taste buds dan sekeliling mulut), bagian-bagian otak, dan neural penghubung. Pada ujung bintik pengecap terdapat struktur kecil seperti rambut yang menonjol dan kontak dengan larutan di dalam mulut, lalu menghasilkan impuls listrik (proses transduksinya), lalu berjalan ke otak. Mengindra Intensitas dan Kualitas

Sensitivitas terhadap substansi asin dan manis paling baik di dekat ujung lidah; asam paling baik di sepanjang sisi lidah; dan pahit paling baik di langit-langit lunak. Di pertengahan lidah daerahnya tidak sensitif terhadap pengecapan (biasa tempat kita meletakkan pil obat yang pahit). Tampaknya terdapat empat tipe serabut saraf yang dapat menyandikan rasa, bersesuaian dengan empat rasa dasar; manis, asin, asam, dan pahit. Indra Kulit Sentuhan mencakup tiga indra kulit berbeda berespons terhadap tekanan, temperatur, dan nyeri. Alasan pembagian yaitu karena ketiga indra kulit: a. berespons terhadap tiga stimuli berbeda b. memiliki kemampuan untuk membedakan masing-masingnya dalam kelasnya c. memiliki reseptor tersendiri d. menyebabkan pengalaman berbeda secara fenomenologi jika indra itu distimulasi Tekanan Stimulus: tekanan fisik pada kulit. Yang paling sensitif terhadap tekanan: bibir, hidung, dan pipi. Paling kurang sensitif: ibu jari. Temperatur Stimulus: temperatur di kulit kita. Reseptor: neuron dengan ujung saraf bebas tepat di bawah kulit. Reseptor dingin bukan hanya berespons terhadap temperatur rendah tetapi juga terhadap temperatur yang sangat tinggi. Stimulus yang sangat panas akan mengaktivasi reseptor hangat maupun dingin, lalu menimbulkan sensasi panas. Nyeri Stimulus: semua stimulus yang cukup kuat untuk merusak jaringan. (dapat berupa tekanan, temperatur, kejutan listrik, atau zat kimia iritan) Efek stimulus: lepasnya substansi kimia di kulit. Fase fasik: nyeri yang kita rasakan segera saat merasakan cedera. (singkat, intensitas meningkat, turun secara cepat) Fase tonik: nyeri yang kita rasakan setelah cedera terjadi. (lama dan stabil) Faktor intensitas dan kualitas nyeri: stimulus segera, kultur seseorang, sikap, dan pengalaman sebelumnya. Pengaruh kultur contohnya upacara berayun pada kait di India. Nyeri merupakan masalah pikiran dan reseptor. Pada fenomena upacara kait, menghasilkan teori kontrol gerbang (gate control theory) dari nyeri. Sensasi nyeri bukan hanya membutuhkan teraktivasinya reseptor nyeri di kulit, tetapi juga mengharuskan terbukanya gerbang neural di medulla spinalis agar sinyal saraf dapat masuk ke otak. Ada juga versi analgesia yang dihasilkan oleh stimulasi, di mana stimulasi suatu daerah di otak tengah beraksi sebagai anestetik. Ada lagi fenomena penurunan nyeri akibat akupunktur, yaitu prosedur pengobatan yang berkembang di Cina, di mana jarum diinsersikan di kulit di titik-titik tertentu, memuntir jarum tersebut hingga dapat menghilangkan nyeri sepenuhnya. Kemungkinan jarum menstimulasi serabut saraf yang menyebabkan penutupan gerbang nyeri.

Indra tubuh - Kinestetis: suatu sensasi tentang posisi dan pergerakan kepala dan anggota gerak relatif terhadap batang tubuh. Reseptor yang bertanggung jawab untuk transduksi: otot, tendon, sendi, dan kulit. Kinestetis dibantu oleh sinyal yang dihasilkan pusat sensorik di otak ke sistem perseptual. - Orientasi dan Pergerakan Tubuh Kita merasakan orientasi tubuh bderkaitan dengan gravitasi dan merasakan pergerakan tubuh dalam ruang. Ruang untuk orientasi dan pergerakan linear terletak di ruang berisi cairan yang disebut kantung vestibularis. Reseptor gerakan angular: peka terhadap pergerakan tubuh atau bagian-bagian tubuh saat berotasi dalam ruang, terdapat di kanalis semisirkularis.

You might also like