You are on page 1of 13

Kerupuk Kulit, Tak Sekedar Street Food Belaka

Posted: May 29, 2009 by Sebuah Catatan Bulanan in Ada Barang Bagus

21

kerupuk kulit Kerupuk kulit tidak hanya sekedar street food atau jajanan saja. Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari kudapan ini. Dari segi bisnis hingga segi kesehatan. Kerupuk sudah tak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Jajanan ini sering dikonsumsi untuk makanan selingan dan pelengkap makan nasi, bahkan tak sedikit orang menganggap kerupuk sebagai lauk sehari-hari. Ada dua jenis kerupuk yang dikenal masyarakat, yaitu kerupuk dengan bahan baku nabati dan kerupuk dengan tambahan bahan pangan hewani. Kerupuk bahan baku nabati seperti kerupuk singkong, kerupuk bawang, kerupuk pecel, kerupuk rambak, dan kerupuk mie. Sedangkan untuk kerupuk tambahan bahan pangan hewani seperti kerupuk udang, kerupuk ikan, dan kerupuk rambak kulit. Untuk kerupuk rambak kulit masih belum banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Kerupuk dengan bahan tambahan hewani yang banyak beredar di masyarakat saat ini mengunakan tambahan ikan dan udang. Bawang merah, bawang putih, dan garam umumnya digunakan produsen sebagai penyedap rasa alami. Agak Rumit. Konsumsi kerupuk rambak kulit yang rendah disebabkan juga karena belum banyak produsen yang menekuni usaha ini karena memang proses pembuatannya cukup rumit.Butuh ketekunan dan ketelitian dari pembuatnya. Saya harus mencoba sampai lima kali, setelah itu baru bisa lancar membuat kerupuk rambak, ujar Dalimin (66) yang sudah 22 tahun menggeluti usaha ini. Proses awal yang harus Anda lakukan untuk membuat kerupuk rambak yaitu kulit utuh sapi atau kerbau diiris menjadi empat. Disarankan memakai kulit kerbau karena akan memudahkan dalam pengelupasan bulunya. Kemudian dibuat lubang di salah satu sudutnya. Lalu direbus sekitar 15 menit hingga bulu dan kulit luar mudah dikelupas. Setelah direbus lalu didinginkan. Kemudian Anda kerok dengan menggunakan pisau sampai bersih. Langkah berikutnya, kulit tadi dipotong-potong segi empat kurang lebih 10 cm. Lalu di rebus kembali sampai matang. Proses selanjutnya adalah pendinginan dan pembersihan serta

pengambilan daging yang masih melekat di kulit. Kemudian dipotong kecil-kecil sekitar 2 cm. Baru dijemur kurang lebih 2-3 hari. Apabila tidak dijemur hingga kering bisa membuat kerupuk hancur pada saat penggorengan. Proses terakhir adalah proses penggorengan dan pemberian bumbu. Di sini merupakan proses yang paling sulit. Penggorengan akan menentukan kerupuk yang mengembang dan renyah. Sedangkan pemberian bumbu akan menentukan merata atau tidaknya bumbu. Untuk penggorengan bisa memakan waktu hingga 8 jam. Dalam proses penggorengan disarankan menggunakan kayu bakar. Pakai kayu bakar selain murah juga bisa mengatur suhu minyaknya, ungkap Dalimin. Pemberian bumbu dilakukan saat kerupuk sudah mulai mengembang. Bumbu untuk kerupuk rambak umumnya bawang putih dan garam. Keduanya dihaluskan hingga benar-benar halus. Ada tips pemberian bumbu dari Dalimin, yaitu mengurangi jumlah kayu dan minyak kira-kira sampai setengahnya. Ini supaya suhu tidak terlalu panas dan mengurangi letupan yang diakibatkan adanya garam dalam bumbu tadi. Jika terjadi letupan, selain membahayakan penggoreng juga bisa menyebabkan kerupuk menjadi rusak.

Dalimin, pengusaha kerupuk kulit Peluang Bisnis. Belum banyaknya pengrajin yang menekuni usaha kerupuk rambak kulit, tentunya membuka peluang bisnis bagi Anda. Dengan sedikitnya pesaing di usaha ini akan memudahkan Anda dalam proses pemasarannya. Dua kulit sapi atau kerbau bisa menghasilkan 100 kg kerupuk rambak. Harga yang dipatok Dalimin dalam menjual kerupuknya sebesar 100 ribu rupiah per kg. Harga 100 ribu per kilo tidak memberatkan pembeli kok, kalau lebaran Saya sampai kewalahan memenuhi permintaan pembeli, ujar pengrajin yang saat pertama kali usaha menjual kerupuknya seharga 12 ribu rupiah per kg ini. Dalimin bisa menjual kerupuk rambak hingga 300 kg per produksi jika lebaran tiba. Kesulitan dalam usaha ini terletak pada pemenuhan bahan baku utamanya yaitu kulit. Lebih sulit mencari kulit kerbau daripada kulit sapi, padahal kulit kerbau lebih mudah dalam proses penglupasan bulunya. Kalau di Purworejo sudah tidak ada kulit kerbau, Saya harus mencari sampai Solo, kata pengrajin asal Purworejo itu.

Diantara kerupuk rambak yang berhasil dalam penggorengan ada pula kerupuk yang gagal. kerupuk-kerupuk gagal tersebut tetap bisa dijual. Umumnya digunakan untuk sayur. Untuk kerupuk sayur ini, Dalimin tetap menjual dengan harga 100 ribu per kg. Saat ditanya berapa omzet per bulan, Dalimin hanya mengatakan mengambil keuntungan 5 ribu rupiah per kilogram dari kerupuk rambak yang dijualnya. Bergizi Tinggi. Tak hanya berpeluang bisnis, kerupuk kulit juga berpeluang menambah gizi untuk kesehatan tubuh. Berdasarkan hasil penelitian dari Pusat Penelitian Penyakit Tidak Menular, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI, menyimpulkan bahwa kerupuk kulit merupakan kerupuk yang paling bergizi dibandingkan dengan kerupuk tapioka, terigu, dan kedelai. Berbagai macam gizi seperti protein, karbohidrat, dan lemak serta mineral terkandung didalamnya. Kerupuk kulit mengandung 82,9 % protein. Sedangkan mineral seperti kalsium, fosfor, dan besi terkandung sebanyak 0,04%. Jajanan ini juga tak semuanya dibuat dengan bahan alami. Demi meraup keuntungan yang lebih, pengrajin kadang mencampurkan bahan tambahan seperti boraks, MSG, dan zat pewarna buatan. Anda tentunya harus berhati-hati dengan ketiga bahan tambahan tersebut. Pengrajin nakal kadang menambahkan warna kuning agar penampilan kerupuk lebih menarik. Untuk kerupuk rambak tanpa zat pewarna mempunyai warna kuning kusam yang terciptakan secara alami dalam proses penggorengan.

Proses membersihkan rambut Pemberian MSG pada kerupuk kulit biasanya untuk penyedap rasa. Terlalu banyak pemberian MSG tentunya tidak baik bagi kesehatan yaitu bisa menimbulkan Chinese Restaurant Syndrome (CRS). Gejala pengidap CRS ini adalah perasaan kaku bagian tengkuk kemudian menyebar ke bagian tangan, punggung. Hal lain yaitu Anda merasa lemas, denyut jantung lebih cepat, pusing, muka memerah, sesak nafas dan perasaan tidak enak. Boraks umumnya digunakan pengrajin untuk bahan pengawet. Saya tak perlu menggunakan bahan pengawet, dengan proses pengeringan yang baik bisa bikin kerupuk lebih tahan lama kok, ungkap Dalimin. Sesuai dengan Permenkes No. 1168/Menkes/Per/X/1999, penggunaan boraks pada makanan dilarang. Ini dikarenakan akan menyebabkan efek samping negatif pada kesehatan tubuh. Efek samping tersebut seperti mual, lemas, pusing, depresi, muntah-muntah, diare, dan

kram perut. Apabila terlalu sering menyantap makanan berboraks bisa menyebabkan efek samping yang lebih parah seperti kekejangan, koma, dan koleps. Makanan kecil, makanan ringan, atau kudapan apapun, jika kita jeli maka akan mempunyai manfaat dan peluang yang besar. http://misteergalih.wordpress.com/2009/05/29/kerupuk-kulit-tak-sekedar-street-food-belaka/

Analisis kelayakan usaha pembuatan kerupuk rambak kulit sapi dan kulit kerbau (Studi kasus: usaha pembuatan kerupuk rambak di kecamatan Pegandon kabupaten Kendal Jawa Tengah)
Show full item record
Title: Analisis kelayakan usaha pembuatan kerupuk rambak kulit sapi dan kulit kerbau (Studi kasus: usaha pembuatan kerupuk rambak di kecamatan Pegandon kabupaten Kendal Jawa Tengah)

Author: Oktafiyani, Roch Ika Sektor UKM merupakan sektor yang memiliki berbagai keunggulan. Keunggulan ini membuat kontribusi UKM terhadap perekonomian Indonesia pada tahun 2007 sebesar 53,6 persen. UKM juga memiliki laju pertumbuhan yang lebih baik jika dibandingkan dengan usaha besar. Keunggulan UKM membuat Pemda Kabupaten Kendal memberdayakan UKM untuk membangun daerah. Kontribusi industri pengolahan termasuk UKM sebesar 35,48 persen dari total PDRB di Kabupaten Kendal. Pemda Kabupaten Kendal telah menetapkan wilayah-wilayah tertentu sebagai produsen makanan kecil. Salah satu produk yang dikembangkan adalah kerupuk rambak dengan sentra pembuatannya adalah di Kecamatan Pegandon. Kerupuk rambak merupakan salah satu jenis kerupuk yang terbuat dari bahan baku kulit sapi dan Abstract: kerbau. Permintaan kerupuk rambak meningkat namun permintaan ini tidak diimbangi oleh penawaran dari industri kerupuk rambak. Ketidakseimbangan permintaan dan penawaran ini mengindikasikan masih ada pangsa pasar yang masih dapat diraih oleh pelaku usaha. Namun, usaha pembuatan kerupuk rambak dianggap sebagai usaha tradisional yang tidak mendatangkan keuntungan. Selain itu, usaha kerupuk rambak dipengaruhi oleh bahan baku. Harga kulit kerbau lebih mahal jika dibandingkan dengan kulit sapi. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis kelayakan usaha untuk menilai usaha pembuatan kerupuk rambak serta analisis bagaimana pengaruh penggunaan bahan baku kulit kerbau sebagai input produksi kerupuk rambak terhadap kelayakan usaha. Tujuan penelitian ini adalah 1) Mengidentifikasi kelayakan pembuatan usaha kerupuk rambak dilihat dari aspek non finansial, 2) Menganalisis kelayakan finansial usaha pembuatan kerupuk rambak bahan baku kulit sapi dan kulit kerbau,

3) Menganalisis kepekaan usaha pembuatan kerupuk rambak kulit sapi dan kulit kerbau, 4) Membandingkan kelayakan finansial usaha pembuatan kerupuk rambak dengan bahan baku kulit sapi dan kulit kerbau. Lokasi penelitian dipilih secara purposive. Pengambilan data di lapang dilaksanakan pada bulan Desember 2008 sampai dengan Maret 2009. Data diambil dari tiga responden pengusaha kerupuk rambak. Pengambilan sampel menggunakan metode pengambilan contoh secara simple random sampling untuk responden pengusaha kerupuk rambak kulit sapi sedangkan untuk pengusaha kerupuk rambak kulit kerbau dilakukan secara purposive. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan studi literatur. Analisis yang digunakan yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, dan aspek ekonomi, sosial dan lingkungan dalam usaha pembuatan kerupuk rambak. Analisis kuantitatif dilakukan untuk menganalisis kelayakan aspek finansial menggunakan kriteria Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period, Net benefit and Cost Ratio (Net B/C Ratio) dan analisis switching value. Variabel untuk analisis switching value adalah penurunan penjualan kemasan besar, penurunan penjualan kemasan kecil, penurunan penjualan kedua kemasan, kenaikan harga kulit dan kenaikan harga lemak. Keragaan usaha pembuatan kerupuk rambak jika dilihat dari aspek pasar, aspek teknis, aspek hukum dan aspek sosial ekonomi dan lingkungan layak untuk diusahakan. Namun dari aspek manajemen, usaha pembuatan kerupuk rambak belum layak karena belum memiliki pembukuan atas penjualan yang dilakukan. Dari aspek teknis, usaha dinilai lebih layak menggunakan bahan baku kulit sapi karena ketersediaan kulit sapi yang lebih banyak di pasar. Hasil analisis finansial usaha pembuatan kerupuk rambak kulit sapi menunjukkan nilai NPV yaitu Rp 271.883.775,00. Nilai IRR sebesar 67,81 persen. Nilai Net B/C sebesar 5,09. Payback Period (PBP) selama 2,83 tahun. Berdasarkan kriteria kelayakan investasi usaha kerupuk rambak kulit sapi layak diusahakan. Berdasarkan hasil analisis switching value, perubahan terhadap penurunan penjualan kerupuk rambak kedua jenis kemasan secara serentak dikatakan berpengaruh paling besar diantara kondisi lainnya terhadap kelayakan usaha. Sedangkan analisis kelayakan finansial kerupuk rambak kulit kerbau menunjukkan nilai NPV yaitu Rp 89.836.846,00. Nilai IRR sebesar 27,48 persen. Nilai Net B/C sebesar 2,16. Payback Period (PBP) selama 5,30 tahun. Berdasarkan kriteria kelayakan investasi usaha pembuatan kerupuk rambak yang menggunakan bahan baku kulit kerbau layak diusahakan. Berdasarkan hasil analisis switching value, perubahan terhadap penurunan penjualan kerupuk rambak kedua jenis kemasan secara serentak dikatakan berpengaruh paling besar diantara kondisi lainnya terhadap kelayakan usaha. Perbandingan kelayakan finansial antar kedua usaha menunjukkan bahwa dari kedua jenis usaha, usaha pembuatan kerupuk rambak yang menggunakan bahan baku kulit sapi merupakan usaha yang lebih layak diusahakan. Hal ini dapat dilihat dari kriteria kelayakan finansial dari usaha kerupuk rambak kulit sapi memiliki nilai yang lebih baik berdasarkan kriteria investasi dibandingkan usaha pembuatan kerupuk rambak menggunakan bahan baku kulit kerbau. Perhitungan laba rugi menunjukkan bahwa usaha pembuatan kerupuk rambak kulit sapi menghasilkan keuntungan yang lebih besar jika dibandingkan dengan usaha yang menggunakan kulit kerbau. Usaha pembuatan kerupuk rambak yang menggunakan bahan baku kulit kerbau memiliki kepekaan

yang lebih tinggi terhadap perubahan yang disebabkan oleh keempat variabel dibandingkan dengan usaha kerupuk rambak yang menggunakan bahan baku kulit sapi.

http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/14241

Gurihnya Kerupuk Kulit


Last Updated on Wednesday, 30 March 2011 13:29 Written by Administrator Wednesday, 30 March 2011 13:06

Siapa yang tidak mengenal kerupuk kulit. Lidah orang Indonesia sangat klop dengan kerupuk yang kebanyakan terbuat dari bahan baku hewan sapi ini. Baik orang tua, muda, bahkan anakanak amat menggemari kerupuk kulit. Kerupuk kulit tidak hanya berbahan baku dari sapi, tapi juga ada juga yang berbahan baku dari kerbau bahkan kambing. Namun kerupuk kulit yang berbahan baku dari sapi lebih tipis, renyah, dan tidak berbau amis, tak heran menjadi yang paling digemari. Kerupuk kulit begitu banyak diminati penggemar kuliner dan cemilan di Indonesia. Kerupuk kulit cukup mudah ditemukan di Indonesia. Dari warung kecil hingga restorant

menyediakannya. Apalagi isu cinta produk Indonesia makin gencar-gencarnya oleh pemerintah dan banyak kalangan masyarakat.

Kerupuk kulit merupakan makanan legendaris Indonesia, maka tak heran di beberapa daerah kerupuk kulit memiliki cukup banyak sebutan, seperti Karupuk Jangek, Rambak, dan Krecek. Krupuk kulit biasa dijadikan cemilan oleh masyarakat Indonesia, ataupun sebagai teman makan seperti soto, nasi pecel, nasi padang, bubur ayam, sate ayam, gulai kambing, bahkan jangan asam pun turut ditemaninya.

Kerupuk kulit dibuat dari lemak kulit sapi, tidak dari kulitnya secara langsung. Bagaimanakah cara pembuatan kerupuk kulit? Pembuatan kerupuk kulit sapi cukup rumit, Pertama-tama kulit sapi direndam dalam air kapur selama beberapa hari. Setelah itu dilakukan proses perebusan untuk membersihkan kulit bagian luar dan lemak yang menempel pada kulit. Kemudian bulu-bulu yang masih tersisa dihilangkan dengan cara dikerok menggunakan pisau. Proses selanjutnya adalah pengeringan dengan cara dijemur, hingga kerupuk sapi berwarna coklat. Proses pengeringan ini harus benarbenar sempurna, agar didapatkan kerupuk kulit sapi yang mengembang dengan baik. Proses terakhir yang dilakukan adalah adalah memotong kulit sapi sesuai dengan ukuran yang diinginkan.

Untuk mendapatkan kerupuk rambak sapi yang garing dan gurih, kerupuk kulit sapi harus digoreng dalam minyak yang panas dan banyak. Dari bentuk kecokelatan kecil kerupuk akan mengembang berwarna terang dengan bagian tengah berongga.

Kerupuk kulit cukup baik bagi tubuh lho! Karena kerupuk yang gurih dan renyah ini mengandung zat yang bermanfaat bagi tubuh, diantaranya protein, lemak, mineral, dan natrium glutamat. Berdasarkan penelitian terbaru, kerupuk kulit mengandung protein 82,91%. Lemak kerupuk kulit sapi yang mentah umumnya 3,84% per 100 g. Setelah di goreng, kandungan lemak meningkat menjadi 20-30 kali lipat tergantung pada bahan yang di gunakan dan cara menggorengnya, ditiriskan atau tidak. Hal ini sangat membantu bagi individu yang membutuhkannya, namun cukup merugikan bagi individu yang harus membatasi konsumsi minyak. Kandungan mineral yang terdapat dalam kerupuk kulit sebesar 0,04%. Kandungan mineral ini terdiri dari kalsium, fosfor, besi dan mineral lainnya. Sedang Natrium glutamat atau MSG, yang terkandung pada kerupuk kulit sebesar 0,8 g 5,3 g per 100 g kerupuk kulit dengan rata-rata 3,05 g per 100 g. Kelompok glutamat sebagai garam kalsium, kalium dan natrium merupakan kelompok bahan tambahan makanan (BTM) yang berfungsi sebagai penguat rasa atau meningkatkan rasa enak. MSG ini adalah kelompok garam, efeknya hampir sama dengan garam dapur yang jika dikonsumsi banyak akan meninggikan tekanan darah.

Besarnya minat masyarakat Indonesia pada kerupuk kulit ini mendatangkan berkah bagi pelaku usaha kerupuk kulit, terutama industri rumahan atau industri rumah tangga (IRT). Karena

memang mayoritas produsen kerupuk kulit adalah pelaku usaha menengah kebawah atau industri rumahan. Berita baiknya, makanan kriuk-kriuk ini telah di ekspor ke Malaysia, Brunei Darussalam hingga ke Arab Saudi. Berita buruknya, fakta dilapangan produsen kerupuk kulit sulit mendapatkan bahan baku kulit sapi. Bila ada, harganyapun melmbung tinggi. Hingga tak heran, dengan banyaknya permintaan, sedang produksinya paspasan mengakibatkan melambungnya harga kerupuk kulit dipasaran. Maka ada adigiumkerupuk kulit adalah makanan favorit mahal masyarakat menengah kebawah.

Akhir-akhir ini produksi peternakan sapi lokal memang melemah. Kulit lokal yang bagus, selain untuk keperluan pangan, juga digunakan untuk kerajinan kulit, seperti sepatu, tas, dan jaket. Oleh karena itu wajar jika kulit untuk keperluan kerupuk menjadi langka dan sulit didapatkan. Untuk memenuhi kebutuhan kulit sapi guna memenuhi produksi kerupuk kulit, para produsen mengimpor dari luar negri diantaranya Australia, China, Selandia baru, Kore, Amerika, dan Thailand. Tidak hanya karena alasan sulitnya mendapatkan kulit sapi lokal, namun harga yang ditawarkan daging dan kulit impor juga lebih murah hingga produsen kerupuk kulit lebih memilih kulit sapi impor. Untuk mendapatkan bahan baku tersebut, para pengusaha kerupuk tidak mampu mengimpor sendiri. Mereka mendapatkan dari para pemasok dan pedagang besar yang mampu mengimpor secara langsung dari luar negeri. Perdagangan kulit impor ini terjadi secara sembunyi-sembunyi, tidak bisa dilakukan di pasarpasar umum. Bahkan pengusaha kerupuk yang tidak tahu informasi ini juga sulit mendapatkan bahan baku tersebut. Setelah kita membahas kegurihan dan kerenyahan kerupuk kulit, respon masyarakat, kandungan gizinya, cara pembuatannya serta fenomena produksinya, ada hal penting lainnya yang perlu dibahas yaitu isu kehalalan kerupuk kulit yang mulai diragukan. Ketua Bidang Fatwa MUI Jatim, KH. Abdurrahman Navis mengatakan Rambak (kerupuk kulit) haram dikonsumsi jika terbuat dari kulit yang tidak jelas kehalalannya. MenurutKyai Navis, kulit yang tidak jelas itu adalah kulit yang dari bangkai, kulit impor, dan kulit limbah. Kulit-kulit tersebut, ujarnya selain haram juga bisa mengakibatkan penyakit. Sedangkan, menurutnya, selama ini tidak sedikit kerupuk kulit yang terbuat dari kulit tersebut.

Kulit impor dikhawatirkan menjadikan kerupuk kulit menjadi haram, hal ini disebabkan negeri pengimpor adalah negeri yang mayoritas penduduknya non Muslim, hingga dapat dipastikan proses penyembelihannya tidak sesuai syari. Hal lain yang dipertanyakan adalah apakah benar itu kulit sapi bukan kulit babi. Sebab kulit sapi dan kulit babi ketika diproses menjadi kerupuk akan menghasilkan jenis kerupuk yang mirip. Bagi orang awam akan sulit membedakan antara kerupuk kulit sapi ataukah kulit babi. Tidak hanya kulit sapi impor yang terbukti adalah kulit babi, di Indonesiapun cukup banyak beredar yang setelah diteliti kerupuk kulit ini berbahan baku babi.

Keraguan kehalalan kerupuk kulit ini berada pada ranah kebenaran kulit tersebut dari sapi atau dari babi? Cara penyembelihannya sesuai syari atau tidak terutama kulit impor? Sedang apabila

memang kerupuk kulit ini terbuat dari bahan baku sapi atau sejenisnya (seperti kerbau) dengan proses pembuatan seperti biasanya kerupuk kulit, maka kerupuk kulit tersebut halal. (fh)
http://www.muzakki.com/index.php?option=com_content&view=article&id=192:gurihnya-kerupukkulit&catid=34:info-halal&Itemid=66

Kerupuk Kulit
August 10th, 2009 admin

Kerupuk kulit memang sudah menjadi bagian yang sulit dipisahkan dari lidah konsumen orang Indonesia. Penggemarnya sangat banyak, yang berasal dari berbagai kalangan. Kerupuk yang gurih dan renyah inipun cocok dipasangkan dengan makanan apa saja. Ia bisa menemani soto, baso, nasi padang, bubur ayam, dan berbagai jenis masakan lainnya. Bahkan dimakan sendirian pun enak juga. Konsumsi kerupuk kulit di Indonesia sangatlah besar. Anda akan dengan mudah mendapatkannya di berbagai warung dan restoran. Memang secara statistik belum didapatkan angka pasti mengenai jumlah kuantitatif konsumsi kerupuk kulit di Indonesia. Tetapi melihat animo masyarakat yang begitu besar dan keberadaannya yang tersebar luas, kita pantas menduga bahwa konsumsi kerupuk ini sangat besar. Besarnya permintaan kerupuk kulit ini tentunya mendatangkan hikmah bagi industri kecil yang bergerak di bidang tersebut. Tetapi dari hasil pantauan kami terhadap beberapa industri kecil kerupuk kulit di Sidoarjo dan Jember, Jawa Timur, justru menunjukkan fakta yang sebaliknya. Beberapa industri yang skalanya masih industri rumah tangga (IRT) itu mengeluh tidak dapat berproduksi secara kontinyu. Beberapa IRT tersebut mengaku sulit mendapatkan bahan baku kulit yang dibutuhkannya. Kalaupun ada harganya sudah melambung sangat tinggi, karena minimnya pasokan dan banyaknya permintaan. Kesulitan bahan baku ini bahkan telah memaksa beberapa penghasil kerupuk kulit di Jember terpaksa harus menghentikan produksinya. Dalam beberapa tahun terakhir ini, produksi peternakan sapi lokal kita memang mengalami stagnansi. Untuk memenuhi kebutuhan daging sapi, maka daging impor pun didatangkan dari negara-negara Australia, Selandia Baru, dan Amerika. Daging tersebut didatangkan dalam bentuk daging beku tanpa tulang dan tanpa kulit. Sedangkan kulit lokal yang bagus, selain untuk

keperluan pangan, juga digunakan untuk kerajinan kulit, seperti sepatu, tas, dan jaket. Oleh karena itu wajar jika kulit untuk keperluan kerupuk menjadi langka dan sulit didapatkan. Lalu pertanyaannya, kerupuk kulit yang beredar dan banyak dikonsumsi masyarakat itu berasal dari mana?Sebagaimana angka konsumsi, data produksi kerupuk kulit ini juga sulit didapatkan. Apalagi kebanyakan industri yang membuatnya adalah industri kecil atau industri rumah tangga yang sulit dipantau keberadaannya. Dari hasil penelusuran informasi kepada para pengusaha kerupuk kulit didapatkan fakta bahwa beberapa industri kerupuk kulit tersebut menggunakan bahan baku kulit impor. Kulit sapi impor itu konon didatangkan dari Korea dan Cina, meskipun data secara pastinya belum didapatkan. Untuk mendapatkan bahan baku tersebut, para pengusaha kerupuk tidak mampu mengimpor sendiri. Mereka mendapatkan dari para pemasok dan pedagang besar yang mampu mengimpor secara langsung dari luar negeri. Perdagangan kulit impor ini terjadi secara sembunyi-sembunyi, tidak bisa dilakukan di pasar-pasar umum. Bahkan pengusaha kerupuk yang tidak tahu informasi ini juga sulit mendapatkan bahan baku tersebut. Jika benar kulit yang dipakai industri kerupuk tersebut didapatkan dari impor, apalagi dari negara-negara non-Muslim, akan mendatangkan masalah dan pertanyaan besar, apakah kulit tersebut dijamin kehalalannya? Dari hewan yang menghasilkan kulitnya, kita masih bisa mempertanyakan, apakah hewan tersebut benar-benar sapi ataukah babi? Sebab kulit sapi dan kulit babi ketika diproses menjadi kerupuk akan menghasilkan jenis kerupuk yang mirip. Bagi orang awam akan sulit membedakan antara kerupuk kulit sapi ataukah kulit babi. Kalaupun seandainya memang benar kulit sapi, kita masih akan bertanya, apakah sapi tersebut disembelih secara halal ataukah tidak? Jika berasal dari negara seperti Korea dan Cina, akan sulit mendapatkan sapi yang disembelih secara Islam. Kalau demikian, bagaimana status kehalalan kerupuk kulit yang setiap hari disajikan di warungwarung dan kita makan? Memang sulit menentukan status kehalalannya. Secara fisik menggunakan pandangan mata biasa, akan sulit menentukan kehalalan kerupuk kulit tersebut. Apalagi jika sudah disajikan secara rapi dan dikemas di dalam plastik. Namun sekedar tips kecil, Anda sebaiknya waspada terhadap kerupuk kulit yang warnanya lebih putih, penampakannya lebih halus, lebih empuk dan lubang udaranya kecil-kecil. Lebih dari itu memang sebaiknya kita waspada terhadap makanan yang gurih dan renyah ini. tim lppom mui (republika)
http://www.halalguide.info/2009/08/10/kerupuk-kulit/

Senin, 22 November 2010 PEMBUATAN KERUPUK KULIT

Daftar Isi
Kata Pengantar 1 Pendahuluan .2 Cara Pembuatan Kerupuk Kulit 3 Penutup .........6

Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah S.W.T, yang telah memberikan kesehatan pada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini serta yang menciptakan alam semesta ini. Allah menciptakan manusia dengan akal dan pikiran untuk memenuhi kehidupannya serta dapat mengembangkan teknologi sehingga lebih maju. Semua itu dibutuhkan kemampuan dan belajar. Belajar dan usaha merupakan jalan agar seseorang bisa mencapai tujuannya. Dalam makalah tentang cara pembuatan kerupuk kulit ini, kami buat dengan materi-materi tentang cara dan langkah-langkah dalam pembuatan kerupuk kulit. Isi makalah ini cukup lengkap dari Langkah awal sampai selesainya proses pembuatan kerupuk kulit. Agar isi makalah ini dapat mudah di mengerti, kami menyusunnya dengan sistematis dan semenarik mungkin. Akhirnya kami selaku penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfat bagi kita semua, mohon kritik dan sarannya demi kelengkapan makalah ini. Bekasi, November 2010 Penulis

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Makalah ini kami buat di dasari karena rasa keingintahuan akan cara membuat kerupuk kulit. Indonesia merupakan bangsa yang terdiri dari berbagai macam jenis makanan daerah. Oleh karena itu kami berusaha mencari tahu mengenai pembuatan atau produksi awal kerupuk kulit. Dari beberapa hasil pencarian kami ketahui bahwa kerupuk kulit berasal dari daerah jawa tengah yaitu Yogyakarta dan sering di pergunakan untuk makanan gudeg dan krecek. Dan kerupuk kulit pun sudah berkembang luas di daerah Indonesia. Dengan makalah ini, kami juga ingin mengajak kepada masyarakat luas agar kita bisa membuat kerupuk kulit atau membuat usaha seperti ini. dan Jadikanlah usaha seperti ini untuk mebuat lapangan pekerjaan yang baru dan bisa mengurangi tingkat pengangguran.

1.2 Tujuan Megetahui cara pembuatan kerupuk kulit Mempelajari langkah awal dari pembuatan kerupuk kulit 1.3 Manfaat Menambah wawasan kita mengenai sebuah pembuatan kerupuk kulit

BAB II CARA PEMBUATAN KERUPUK KULIT


Kerupuk kulit merupakan salah satu jenis makanan yang berbahan dasar dari kulit sapi atau kerbau.Namun dalam pembuatan bahan dasarnya tidak semua jenis sapi atau kerbau yang bisa diambil kulitnya untuk pembuatan kerupuk kulit ,Karena disini lebih diutamakan sapi atau kerbau yang berumur masih muda dan sapi atau kerbau yang paling bagus untuk bahan dasar pembuatan kerupuk kulit adalah sapi atau kerbau yang berasal dari kupang dan bali.karena selain mudah dalam penggolahanya kerupuk yang dihasilkan juga lebih bagus kualitasnya ,oleh karena itu kulit yang sapi atau kerbau untuk dasar pembutannya tidak boleh sembarangan agar hasilnya memuaskan konsumen apabila ia mengkonsumsinya . Dalam pembuatan kerupuk kulit juga diperlukan banyak pekerja untuk mendukung hasil produksi . para pekerja sudah mempunyai tugasnya masing-masing. cara pembuatan kerupuk kulit tidak semudah yang kita bayangkan . Bahan Bahan : Kulit sapi kupang dan bali Air mendidih sekitar 1 atau 2 bak Penggorengan besar dan oven Panjang Dan alat-alat tajam lainnya Langkah pertama kulit sapi atau kerbau dipesan dari luar daerah seperti kupang atau bali. Setelah itu kulit sapi sebagai bahan dasar utama sampai dipabrik para pekerja bersama-sama bergotong-royong untuk membersihkan bulu-bulu yang ada pada kulit sapi dengan cara dipanggang dalam bara atau tungku pembakaran . Setelah itu kulit sapi terpisah dari bulu-bulunya para pekerja melanjutkannya dengan mencuci kulit kulit sapi kedalam sebuah wadah yang telah berisi air dan di cuci beberapa kali sampai bersih dan ditiriskan , Setelah itu airnya mulai kering kulit pun mulai dipotong kotak-kotak kecil oleh 2 orang pekerja atau lebih untuk yang bertugas memegangi kulitnya agar mudah untuk dipotong.kulit sapi yang telah dipotong diletakan dalam sebuah tempat segi empat memanjang dan siap untuk dijemur diluar pabrik tempatnya dilapangan yang telah disediakan . Biasanya kulit dijemur dari pagi sampai sore. Setelah matahari mulai terbenam kulit yang tadi dijemur siap di angkat kedalam pabrik kembali dan digoreng setengah matang dalam minyak yang telah dipanas kan sedikit demi sedikit dan kemudian ditiriskan.

Namun bila tidak ada matahari di siang hari atau pada saat hujan. Pegganti dari pemanasan matahari yaitu dengan menggunakan pemanasan lewat oven yang sudah tersedia oleh pabrik atau produsennya. Setelah kulit terpisah dari minyak tadi dan didinginkan, kulitpun dimasukan dalam karung yang berukuran 50 kg dan siap untuk dipasarkan. tapi kerupuk kulit yang dihasilkan oleh pabrik baru berbentuk kerupuk kulit setengah jadi . Bagi para pembeli ,yang ingin menikmati kerupuk kulit terlebih dahulu harus di goreng kembali.biar bisa dikonsumsi oleh keluarga .

BAB III PENUTUP DAN KESIMPULAN


Kekurangan dalam proses pembuatan kerupuk kulit : 1. Tempat pembuatan kerupuk kulit(pabrik) kurang diperhatikan kebersihan tempat dan pembuatanya . 2. Para pekerjanya pun juga kurang memperhatikan kebersihan diri Karena para pekerja. bekerja dengan tanpa menggunakan baju. 3. Alat-alat yang digunakan masih manual . 4. Manajemen yang digunakan masih sederhana . Keuntungan dalam proses pembuatan kerupuk kulit : 1. Biaya yang digunakan masih tebilang murah karena alat-alat yang digunakan cukup sederhana .
http://dimasfahriza28.blogspot.com/2010/11/daftar-isi-kata-pengantar-1-pendahuluan.html

You might also like