You are on page 1of 9

RANGKUMAN Hakikat kemanusiaan sebagai dasar negara ialah sifat-sifat dan keadaan negara harus sesuai dengan keadaan

manusia monopluraris dalam kesatuan yang seimbang dan harmonis. Hakikat kodrat manusia sebagaimana diuraikan terdahulu, yaitu terdiri atas: jiwa dan raga, sifat individu dan sosial, pribadi mandiri dan makhluk tuhan. Hakikat kodrat manusia secara alamiah menimbulkan kebutuhan mutlak baik yang keragaan maupun kejiwaan, kebutuhan tuhan diri sendiri atau perorangan maupun kebutuhan bersama atau umum, serta menimbulkan kebutuhan religius. Semua unsur hakikat kodrat manusia serta semua kebutuhannya secara manusiawi sama-sama diperhatikan dan dipelihara dengan baik dalam kesatuan yang seimbang dan harmonis dalam diri manusia. Sifat-sifat dan dan keadaan negara yang seharusnya sesuai dengan hakikat kodrat manusia ialah segala sesuatu hal pokok kenegaraan, termasuk penyelenggaraan negara, yaitu seperti hakikat negara, rakyat sebagai pendukung kekuasaan negara, kesatuan wilayah negara, kesatuan negara. Bentuk negara republik kesatuan, organisasi negara, tujuan serta tugas negara baik nasional maupun internasional. Sifat-sifat dan keadaan negara ini semua harus diperhatikan dan dipelihara dengan baik dalam negara kesatuan yang seimbang dan harmonis. Hakikat kodrat manusia monopluraris ini pola kesatuannya beserta pemenuhan kebutuhannya akan menjiwai pola pelaksanaan kenegaraan sebagai akibat langsung atau penjelmaannya, sehingga moral kemanusiaan merupakan salah satu fundamen moral negara yang menjiwai fundamen politik negara. Kesatuan seimbang dan harmonis dalam hakikat kodrat manusia menjelma dalam kesatuan yang seimbang dan harmonis dalam sifat-sifat dan keadaan negara. LATAR BELAKANG Pancasila sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945, antara sila satu dengan lainnya merupaka kesatuan yang bulat tidak terpisahkan walaupun tiap sila dapat berdiri sendiri dan memenuhi fungsi tersendiri, tetapi

semuanya saling memenuhi serta selalu berhubungan secara harmonis mengabdi kepada keseluruhan. Keharmonisan ini karena adanya cerminan dari kehidupan manusia sendiri, baik dalam hidup manusia sebagai pribadi, dalam hidup hubungan dengan masyarakat, hubungan dengan bangsa-bangsa lain, hubungan manusia dengan alam, dan dalam hubungan manusia dengan Tuhan-nya, maupun dalam mengejar kemajuan lahiriah dan kebahagiaan batiniah. Pancasila merupakan cerminan kehidupan manusia yang harmonis, dengan kata lain selaras serasi seimbang, rumusannya harus dijelaskan bagaimana isi ajarannya itu, untuk dihayati dan diamalkan sebagai pandangan hidup dan pedoman hidup bangsa. Oleh karena itu isi ajaran Pancasila harus dibudayakan. Adapun cara membudayakan Pancasila ini pertama yang harus ditempuh adalah penghayatan tentang isi arti ajaran Pancasila yang murni terlepas dari pandangan golongan apapun yang selanjutnya untuk diamalkan bermasyarakat. RUMUSAN MASALAH Kemanusiaan dari pokok kata manusia, ialah suatu organisme yang berindra dan berakal, sering juga didefinisikan manusia adalah hewan yang berakal. Definisi ini mengikuti analisis logis, yang memasukkan manusia dalam kelompok jenis hewan, yaitu organisme yang berindra, sedang ciri pembeda bagi manusia untuk membedakan hewan yang lain, karena manusia memiliki akal budi yang dapat mengatasi perjuangan hidupnya. Selain itu ada juga yang memberikan definisi bahwa manusia adalah makhluk yang berakal, hal ini dipengaruhi oleh ajaran-ajaran agama, untuk membedakan manusia dengan makhluk-makhluk yang lain. Bangsa Indonesia menyadari bahwa manusia mempunya harkat dan martabat serta derajat yang sama. Persamaan harkat dan martabat manusia tidak terbatas pada satu kelompok masyarakat atau dalam satu negara tertentu, akan tetapi kesamaan derajat meliputi seluruh umat manusia. Atas dasar pandangan terhadap kesamaan derajat manusia ini, terdapat pengakuan bahwa setiap manusia adalah saudara, setiap manusia merasa menjadi saudara dari manusia yang lain, dalam kehidupan

dan berada dalam satu wadah besar keluarga umat manusia dalam mencapai kesejahteraan bersama. Manusia memiliki hak dan kewajiban yang sesuai dengan prinsip keadilan, apa yang telah menjadi hak setiap manusia harus dihormati oleh siapapun. Penghormatan atas hak manusia ini harus diimbangi pula dengan pemenuhan kewajiban oleh manusia sendiri terhadap lingkungannya, karena manusia tidak juga sebagai makhluk individu tetapi juga makhluk sosial.

PEMBAHASAN Pokok-pokok pikiran dari sila kemanusiaan yang adil dan beradab adalah sebagai berikut: Menempatkan manusia sesuai dengan hakikatnya sebagai makhluk tuhan. Maksudnya, kemanusiaan itu memiliki sifat yang universal.

Menjunjung tinggi kemerdekaan sebagai hak segala bangsa. Hal ini juga bersifat universal, dan bila diterapkan dalam masyarakat Indonesia sudah barang tentu bangsa Indonesia menghargai hak dari setiap warga negara dalam masyarakat Indonesia. Konsekuensi dari hal ini, dengan sendirinya sila kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung prinsip menolak atau menjauhi rasialisme atau sesuatu yang bersumber pada ras.

Mewujudkan keadilan dan peradaban yang tidak lemah. Hal ini berarti bahwa yang dituju masyarakat Indonesia adalah keadilan dan peradaban yang tidak pasif, yaitu perlu pelurusan dan penegakan hukum yang kuat jika terjadi penyimpangan dan pelanggaran. Keadilan diwujudkan dengan berdasarkan pada hukum. Prinsip keadilan dikaitkan dengan hukum, karena keadilan harus direalisasikan dalam kehidupan masyarakat. Manusia ditempatkan sesuai dengan harkatnya. Hal ini berarti bahwa

manusia mempunyai derajat yang sama dihadapan hukum. Sejalan dengan sifat universal bahwa kemanusiaan itu dimiliki oleh semua bangsa, maka hal itu pun

juga kita terapkan dalam kehidupan bangsa Indonesia. Sesuai dengan hal itu, hak kebebasan dan kemerdekaan dijunjung tinggi. Dengan adanya prinsip menjunjung tinggi hak kemerdekaan itu, dengan sendirinya jika dalam masyarakat ada kelompok ras, tidak boleh lalu bersifat eksklusif atau menyendiri satu sama lain. Di dunia barat terdapat kehidupan yang diwarnai eksklusifisme. Misalnya, di Afrika Selatan, Amerika Serikat, yang mengklaim sebagai negara yang menjunjung tinggi HAM pun, dalam praktek kehidupannya masih dihinggapi rasa perbedaan ras antara kulit hitam dan kulit putih. Di Indonesia dasar hidup masyarakatnya persatuan dan kesatuan yang jika dihubungkan dengan prinsip kemanusiaan itu, maka rasionalisme tidak boleh ada. Oleh karena itu di Indonesia diharapkan selalu tumbuh dan berkembang kebahagiaan lahir dan batin. Mewujudkan keadilan dan peradaban yang tidak lemah berarti diusahakan perwujudannya secara positif. Jika ada hal yang menyimpang dari norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku, harus dilakukan tindakanyang setimpal. Dari uraian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Prinsip kemanusiaan adalah nilai-nilai yang sudah terpelihara dalam masyarakat Indonesia sejak dulu. 2. Nilai-nilai itu diperkuat dengan datangnya agama besar di Indonesia yang kemudian dianut oleh bangsa Indonesia. 3. Bahwa suasana demikian itu menumbuhkan suasana keakraban (senasib sepenanggungan), walaupun pada masa reformasi tampak bahwa semangat ini mulai kendor, karena fenomena disintegrasi yang menampilak konflik yang disertai dengan tindakan anarkis, kekerasan, pengadilan massa yang justru mempresentasikan tindakan yang merendahkan kemartabatan manusia. 4. Landasan kehidupan masyarakat Indonesia beranjak dari senasib dan sepenanggungan dan kemanusiaan dalam arti luas. Persaudaraan dalam arti luas dan meneruskan kebiasaan seiya sekata semufakat.

KESIMPULAN Kesadaran, sikap dan perbuatan yang sesuain dengan nilai-nilai moral dalam kehidupan bersama atas dasar tuntutan mutlak hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya. Perwujudan dari sila Kemanusiaan yang adil dan beradab ini, pertama yang perlu diperhatikan dan yang merupakan dasar hubungan sesama umat manusia, ialah pengakuan hak-hak asasi manusia. Manusia diakui dan diperlakukan sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang sama derajatnya, yang sama hak dan kewajiban-kewajiban asasinya. Untuk itu perlu dikembangkan juga sikap saling mencintai sesama manusia, sikap tenggang-rasa atau tepa-selira, yaitu: 1. Secara negatif: Janganlah berbuat sesuatu terhadap orang lain apa yang tidak anda kehendaki maka orang lain akan berbuat demikian dengan anda. 2. Secara positif: Berbuatlah terhadap orang lain apa yang anda kehendaki maka orang lain juga berbuat demikian terhadap anda. Selanjutnya, hal kedua yang perlu diperhatikan dalam kehidupan seharihari ialah pelaksanaan empat tabiat saleh yang menurut Notagoro, adalah sebagai dasar ajaran moral Pancasila. Dengan memelihara nilai-nilai kehidupan manusia, dan nilai-nilai kehidupan religius, melakukan perbuatan lahir-batin sesuai dengan kesatuan dwitunggal susunan kodrat manusia jiwa dan raga, kesatuan dwitunggal sifat kodrat manusia individu dan manusia sosial, serta kesatuan dwitunggal kedudukan kodrat manusia pribadi sebagai makhluk Tuhan, semuanya dalam keseimbangan kesatuan monopluraris yang harmonis dan dinamis. Secara singkat empat tabiat saleh itu adalah sebagai berikut: 1. Tabiat saleh kebijaksanaan 2. Tabiat saleh kesederhanaan

3. Tabiat saleh keteguhan 4. Tabiat saleh keadilan Dalam kehidupan bersama Dalam kehidupan bersama, jika manusia selalu melaksanakan hal-hal diatas secara harmonis, maka akan merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu dikembangkanlahsikap saling hormat-menghormati dan bekerja sama sesama umat manusia. Perwujudan sila kedua ini merupakan dasar ajaran moral Pancasila yang humanistik dan religius karena dijiwai oleh sila pertama. Untuk perwujudan yang lebih khusus perlu dijabarkan lagi lebih terperinci dalam pedoman pengamalannya.

DAFTAR PUSTAKA Rukiyati. 2008. Pendidikan Pancasila Buku Pegangan Kuliah. UNY-Press: Yogyakarta. Bakry, Noor MS. 1997. Pancasila Yuridis Kenegaraan. Liberty: Yogyakarta. Bakry, Noor MS. 1997. Orientasi Filsafat Pancasila. Liberty: Yogyakarta.

PENERAPAN PANCASILA SILA KEDUA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

DISUSUN OLEH: GANANG WIBAWANTO 11.11.5413 KELOMPOK E

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA T.A 2011-2012

You might also like