You are on page 1of 13

METODOLOGI ASUHAN KEBIDANAN STUDI KASUS SEMU INC

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dengan bertambah banyaknya tenaga yang dapat memberi pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan kebidanan, maka bertambah pulalah usaha-usaha dalam bidang itu. Walaupun demikian, hanya sebagian masyaraakat, menikmati pelayanan kebidanan, untuk masyarakat desa sebagian besar masih berada di tangan tenagatenaga tradisional. Secara singkat dapat disebutkan bahwa usaha-usaha yang dilakukan menjadi perhatian kita. Maka perlu sekali diusahakan mendidik tenaga yang terlatih untuk mengawasi Ibu dan anaknya. Dengan demikian, pelayanan kebidanan yang eduquate dapat dinikmati tidak hanya untuk sebagian kecil masyarakat, tetapi berlaku pula untuk bagian-bagian lain dari pelayanan kesehatan. Begitu juga dengan bidan yang dikategorikan tenaga pelayanan kesehatan yang profesional harus menerapkan manajemen berdasarkan kompetensi yang dimiliki. Mengenai suatu manajemen hendaknya disadari bahwa ilmu ini adalah alat dan bukan tujuan organisasi untuk itu dengan manajemen diupayakan untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan dengan memanfaatkan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya. Untuk itu dalam penerapan proses manajemen kebidanan, maka penulis tertarik untuk melakukan studi kasus semu pada INC (intra natal care) dan menulis kembali dalam bentuk makalah dengan judul Metodologi Asuhan kebidanan INC (Intranal Care). 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 1.2.2 1.2.3 1.2.4 1.2.5 Apa saja pendekatan dalam praktek kebidanan? Apa pengertian manajemen kebidanan? Apa saja prinsip roses manajemen kebidanan menurut ACMN? Apa saja proses manajemen kebidanan menurut Helen Varney? Bagaimana penerapan manajemen kebidanan pada study kasus semu INC (Iintranata Care)?

1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum Setelah mempelajari metodologi asuhan kebidanan diharapkan mahasiswa mampu memahami asuhan kebidanan pada study kasus semu INC (intranata Care) 1.3.2 1. 2. 3. 4. 5. Tujuan Khusus Mengidentifikasi pendekatan dalam praktek kebidanan Memahami pengertian manajemen kebidanan Mengerti prindip proses manajemen kebidanan menurut ACMN Mengetahui proses manajemen kebidanan menurut Helen Varney Menerapkan manajemen kebidanan dalam study kasus semu INC (Intranata Care) 1.4 Manfaat Penulisan Bagi akademik sebagai motivasi peningkatan mutu pendidikan guna menciptakan tenaga kesehatan yang profesional. Bagi pembaca dengan harapan dapat berguna dalam menambah wawasan pendidikan kebidanan serta perbedaanya. Bagi penulis sebagai motivasi untuk lebih aktif dan kreatif guna mendalami ilmu kebidanan serta penerapannya secara profesional.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 1. PENDEKATAN DALAM PRAKTEK KEBIDANAN

Sistem Approach Adalah mendemonstrasikan dan mengabsahkan kemampuan praktik seperti profesional kerja,komunikasi,pendidikan kesehatan ,supervisi, dan pendidikan pada nakes lain. 2. Problem Surving Approach Adalah mengintegrasikan komponen pemecahan masih seperi pengkajian dan sebagainya. 3. Primary Health Care Approach Adalah melaksanakan investigasi masalah dan kebutuhan masyarakat 4. Team Approach

Bekerjasama dengan yang lain 5. Holistic Approach Adalah memberikan asuhan kepada individu sesuai kebutuhan 6. Pendekatan Manajemen Kebidanan Sesuai dengan manajemen kebidanan 2.2 Pengertian Manajemen kebidanan Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien. Manajemen kebidanan menyangkut pemberian pelayanan yang utuh dan menyeluruh dari kepada kliennya, yang merupakan suatu proses manajemen kebidanan yang diselenggarakan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas melalui tahapantahapan dan langkah-langkah yang disusun secara sistematis untuk mendapatkan data, memberikan pelayanan yang benar sesuai dengan keputusan tindakan klinik yang dilakukan dengan tepat, efektif dan efisien. 2.3 Prinsip Proses Manajemen Kebidanan Menurut ACNM Proses management kebidanan sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh American College of Nurse Midwife terdiri dari:

Secara sistematis mengumpulkan dan memperbaharui data yang lengkap dan relevan dengan melakukan pengkajian yang komprehensif terhadap kesehatan terhadap kesehatan setiap klien termasuk mengumpulkan riwayat kesdehatan dan pemeriksaan fisik

Mengidentifikasikan masalah dan membuat diagnosa berdasarkan interpretasi data dasar Mengidentifikasikan klien kebutuhan terhadap asuhan kesehatan dalam

menyelesaikan masalah dan merumuskan tujuan asuhan kesehatan bersama

Memberikan informasi dan support sehingga klien dapat membuat keputusan dapat bertanggungjawab terhadap kesehatannya

Membuat rencana asuhan yang kompherensif bersama klien Secara pribadi bertanggung jawab terhadap implementasi rencana individual Melakukan konsultasi, perencanaan dan melaksanakan management dan berkolaborasi dan menunjukkan klien untuk mendapatkan asuhan selanjutnya Merencananakan management terhadap komplikasi tertentu dalam situasi darurat dan bila ada penyimpangan dari keadaan normal Melakukan evaluasi bersama klien terhdap pencapaian asuhan keseahatan dan merevisi rencana asuhan sesuai dengan kebutuhan

Manajemen Kebidanan Menurut Varney, 1997 2.4.1 Pengertian Proses pemecahan masalah Digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah Penemuan-penemuan ketrampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis Untuk pengambilan suatu keputusan Yang berfokus pada klien

2.4.2 Langkah-langkah I. II. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk memulai keadaan klien secara keseluruhan Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah III. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya IV.Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain serta rujukan berdasarkan kondisi klien

V.

Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah-langkah sebelumnya

VI.Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman VII.Mengevaluasi keefektifan asuhan yang dilakukan mengulang kembali manajemen proses untuk aspek-aspek yang tidak efektif. Langkah I : Tahap Pengumpulan Data Dasar Pada langkah pertama ini berisi semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Yang terdiri dari data subyektif dan obyektif. Data subyektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa. Yang termasuk data subyektif antara lain biodata. Riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas, biospsikologi, spiritual, pengetahuan klien. Data obyektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien. Hasil laboratorium dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus. Data obyektif terdiri dari pemeriksaan fisik yang sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital. Pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi) pemeriksaan penunjang (laboratorium, catatan baru dan sebelumnya). Langkah II : Interpretasi Data Dasar Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Langkah III : Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya. Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi. Langkah IV : Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, untuk melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien Langkah V : Menyusun Rencana Asuhan yang menyeluruh Pada langkah ini direncanakan usaha yang ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah di identifikasi atau diantisipasi. Langkah VI : Pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walaupun bidan tidak melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya. Langkah VII : Evaluasi Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar tetap terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dianggap efektif jika memang benar dalam pelaksanaannya

2.5

Penerapan menejemen kebidanan pada study kasus semu INC (Intranata Care) 2.5.1 Definisi - Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina kedunia luar (Wikmosastro, 1991:180) - Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi pembukaan servik serta pengeluaran janin dan plasenta dari uterus ibu

2.5.2 Mekanisme Persalinan 1. Enggagement - Nullipara terjadi 2 minggu sebelum persalinan

- Multi para terjadi pada permulaan persalinan

2. Discent (turunya kepala) Turunnya kepala atau presentasi pada inlet disebabkan oleh : - Tekanan cairan ketuban - Tekanan langsung oleh fhundus uteri - Kontraksi diafragma dan otot perut (Kalla II) - Melurusnya badan janin akibat kontraksi uterus

3. Fleksi Majunya kepala : kepala mendapat tahanan dari cervik, dinding panggul dan dasar panggul

4. Internal Rotasi (Putaran paksi dalam) Bagian terendah memutar kedepan, ke bawah simpisis

5. Ekstensi Defleksi kepala : mengarah ke depan dan ke atas 6. Eksternal Rotasi (Putaran paksi luar) Setelah kepala lahir memutar kembali kea rah punggung bayi 7. Expulsi Bahu depan dibawah simpisis, lahir bahu belakang, bahu depan, dan badan 2.5.3 Faktor-faktor yang penting dalam persalinan - Pasenger : Besarnya anak, presentasi dan posisi - Pasagway : Bentuk dan ukuran panggul

- Power : Kontraksi uterus (kekuatan, lama, dan frekuensi), tenaga ibu untuk mengedan - Plasenta : Tempat insersi plasenta - Psikologi : Perubahan psikologis yang terjadi 2.5.4 Kalla Persalinan 1. Kalla I - Waktu pembukaan servik sampai lengkap ( 10 cm) - Pada primipara biasanya berlangsung 6-18 jam, dimana setiap jam pembukaan bertambah 1cm, pada multipara 2-10cm pembukaan 1cm dalam 30 menit - Beberapa yang harus dimonitor pada kalla I adalah : Keadaan ibu Pembukaan servik yaitu pembesaran ostinum eksterna sampai 1-10cm. Pada pembukaan lengkap tidak teraba lagi bibir postio, segmen bawah rahim, servik dan vagina menjadi satu saluran a. Fase pada kalla I Fase Laten Pembukaan servik berlangsung lambat, pembukaan dari 0-3 cm, biasanya dalam waktu 7-8jam Fase Aktif Biasanya berlangsung 6 jam, dibagi atas beberapa periode: - Periode Akselerasi : Pembukaan servik 3-4 cm (biasanya selama 2 jam - Periode dilatasi maksimal : Pembukaan 4-9 cm (biasanya selama 2 jam) - Periode deselerasi : Pembukaan 9-10 cm (biasanya 2 jam) b. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembukaan kalla I - Otot-otot servik menarik rahim - Segmen bawah servik diregang oleh isi abdomen - Ketuban sewaktu kontraksi, menonjol ke kanalis servikalis dan bila ketuban sudah pecah dan dorongan kepala janin c. Kontraksi Uterus Pada awalnya tidak begitu kuat, biasanya dorong setiap 10-15 menit, yang lamakelamaan menjadi kuat dan jaraknya yang lebih pendek

d. Pemeriksaan Leopold Leopold I : Menentukan tuanya kehamilan dan bagian apa yang terdapat di fundus Leopold II : Menentukan dimana letak punggung anak dan dimana letak bagian terkecil Leopold III : Menentukan apa yang terdapat dibagian bawah dan apakah sudah masuk pada PAP Leopold IV : Menentukan apa yang normal bagian bawah dan sudah berapa masuknya bagian bawah ke dalam PAP e. Turunnya Kepala Janin - Hodge I : Kepala turun setinggi PAP - Hodge II : Kepala turun setinggi pinggir bawah simpisis - Hodge III : Kepala turun setinggi spina ischiadika - Hodge IV : Kepala turun setinggi os cogsegis f. Station - Fiqating : Bagian presentasi diatas inlet -4,-5 - Fixed : -3, -2, -1 - Engaged ukuran terbesar bagian terendah setinggi spina ischiadika : 0 - Mid platul : Antara inlet bagian terendah panggul : +1, +2, +3 - Pada perineum : +4, +4 g. Posisi dan Presentasi Posisi : hubungan presentasi dengan kanan atau kiri ibu - Cephalik presentasi : Occiput - Breceh presentasi : Sacrum - Face presentasi : Dagn - Transperse presentasi : Scapula - Bach Cephalik presentasi : Ubun-ubun kecil h. Teknik Meneran

- Menurut codayra-barela 1. Meneran secara pendek tidak lebih dari 6-7 detik 2. Meneran waktu ada dorongan setiap his meneran 3-5 kali 3. Meneran dengan membuka glottis dan sedikit menghembus - Cara Klasik Ibu disarankan meneran setiap ada his - Cara Semi Fowler 1. Jika ada kontraksi kepala dan bahu diangkat 450C 2. Uterus mulai berkontraksi, paha ditarik kearah abdomen, tangan merangkul paha dan bawah lutut 3. Meneran pendek 5 detik dengan membuka glottis, menarik nafas sebelum mengedan dihindari 4. Menarik pada lutut dengan menempel pada dada menguatkan dorongan diafragma dan otot perut 5. Diluar his, tungkai diluruskan untuk mengurangi tekanan pada pangkal dan relaksasi dasar panggul 2. Kalla II a. Kalla pengeluaran hasil konsepsi b. Penatalaksaaan kalla II 1) Observasi tanda-tanda kalla II seperti: His makin kuat, lama dan sering, perdarahan meninkat, timbul deflek meneran seperti: ingin BAB, anus meregang, kepala tampak divulva, perineum meregang dan vulva membuka 2) Monitor DJJ : normal 120-140x/menit 3) Bantu persalinan, lakukan episiotomi jika ada indikasi 4) Merapihkan bayi dan menilai APGAR scors 5) Perhatikan teknik septic dan antiseptic 6) Tingkatkan rasa nyaman, bila nyeri lakukan : - Kompres dingin/hangat

- Teknik bernafas - Stimulasi dengan memijat perut ibu 3. Kalla III Fase keluarnya plasenta pada primipara : jam dan pada multipara jam Penatalaksanaan kalla III 1. Observasi tanda-tanda lepasnya plasenta - Timbulnya kontraksi uterus - Fundus membundar - Tali pusat menjulur - Terlihat masa di introitus - Perdarahan sekonyong-konyong 2. Menentukan lepasnya plasenta 3. Menilai cara lahirnya plasenta - Cara Duncan : Plasenta lepas dari pinggir, perdarahan sedikit - Cara Sechulze : Plasenta lepas dari tangan, perdarahan sekonyong-konyong 4. Menentukan kelengkapan plasenta - Jumlah kortiledon 16-22 - Tebalnya 2-3 cm - Beratnya 550-600 cm - Panjang tali pusat 55 60 cm - Diameter 14 16 - Insersi tali pusat - Arteri 2 dan Vena 1 - Periksa pinggir plasenta ada robekan atau tidak 5. Observasi jalan lahir 6. Monitoring kontraksi uterus 7. Observasi keadaan umum ibu 8. Penuhi kebutuhan dasar ibu, minum, makan dan rasa nyaman 4. Kalla IV

Fase keluarnya plasenta dimana uterus tidak kontraksi lagi Penatalaksanaan - Observasi jalan lahir, anus terjadi atau tidak - Monitor tanda-tanda vital, keadaan umum, kontraksi uterus dan respon klien - Penurunan rasa nyaman: Bersihan ibu, ganti baju, panjang pembalut, atur posisi yang nyaman - Beri ibu makan dan minum - Lakukan bonding attacchman 2.5.5 Data Fokus Identitas - Biodata klien atau ibu - Riwayat kehamilan sebelumnya yang berkaitan dengan antenatal care - Riwayat persalinan atau kelahiran terdahulu (vakum, forceps, induksi oksitosin), BBLR, BBL besar - Riwayat post partum : Perdarahan, hipertensi akibat kehamilan - Riwayat penyakit yang diderita : sulit bernafas, hipertensi, kelainan jantung - Riwayat kesehatan keluarga : Gameli, molahidatidosa - Riwayat kehamilan sekarang : ANC, keluhan HPHT untuk menentukan taksiran partus : Siklus 28 hari : tanggal (+7), bulan (-3), tahun (+1) Siklus 35 hari : tanggal (+ 7 ), bulan (-3), tahun (+1) Sejak kapan ibu merasa mulas Apakah sudah teratur Kapan terakhir makan Kapan terakhir BAB atau BAK Pemeriksaan fisik - Abdomen a. Tinggi fundus uteri dengan pemeriksaan Leopold I, jika > 40 cm kemungkinan kehamilan kembar, poli hidramnion atau makrosamia b. Posisi, letak, presentasi dan turunnya kepala janin dengan leopold II, III, IV

c. Pemeriksaan untuk menilai turunnya kepala janin : Station - 5/5 : seluruh kepala janin dapat diraba dengan 5 jari - 4/4, 3/5, 2/5, 1/5, 0 d. Kontraksi uterus - Fase laten 1 kalla setiap 10 menit - Fase aktif < 20 detik (lemah), 20-40 detik (sedang), > 40 detik (kuat) e. DJJ normal: 120-140x/menit

2.5.6 Diagnosa 1. Gangguan rasa aman cemas berhubungan dengan krisis situasi, transmisi interpersonal, kebutuhan tidak terpenuhi Kriteria - Ekspresi tenang, secara verbal mengatakan cemas berkurang Intervensi - Berikan dukungan professional sesuai kebutuhan klien Orientasikan klien pada lingkungan, stak dan prosedur, berikan informasi tentang perubahan psikologis dan fisiologis - Kaji dan pantau kontraksi uterus - Anjurkan klien mengungkapkan perasaan, masalah dan rasa takut - Dokumentasikan metode persalinan dan relaksasi, berikan kenyamanan - Tingkatkan privacy dan penghargaan - Berikan kesempatan klien untuk bertanya 2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake yang kurang, peningkatan pengeluaran Kriteria - Tanda dehidrasi tidak ada - Tanda-tanda vital stabil - DJJ stabil Intervensi - Pantau intake dan output, perhatikan BJ urine - Anjurkan klien mengosongkan kandung kemih setiap 23 jam - Pantau produksi mucus, jumlah air mata dan turgor kulit - Berikan cairan pengganti Berikan perawatan mulut - Pertimbangkan cairan parenteral - Pantau hemotoksit 3. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurang mengingat, kesalahan interpretasi informasi Kriteria Klien berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan - Klien mengungkapkan pemahaman Intervensi - Informasi tentang prosedur dan kemajuan persalinan - Diskusikan pilihan perawatan selama proses - Dokumentasikan teknik pernafasan atau relaksasi dengan tepat (caldiyro garcio, semi fowler, klasik) - Tinjau ulang aktivitas yang tepat dan tindakan pencegahan injury

You might also like