You are on page 1of 11

BAB I

PENDAHULUAN

Siapakah manusia sebenarnya? Apakah kita sudah mengenal diri kita sendiri?
Dimanakah kedudukan kita sebagai ciptaan Allah? Bagaimana seharusnya sikap kita
pada Allah SWT? Dan masih banyak lagi persoalan yang perlu dilontarkan kepada
manusia pada dirinya sendiri yang sudah hidup sekian lamanya di muka bumi.
Masalah manusia adalah hal yang tidak pernah ada habis-habisnya dibicarakan.
Banyak ilmuan mencoba membicarakan dan mempelajarinya,namun tidak begitu
berhasil. Karena masing-masing pakar mempunyai teori dan definisinya sendiri
mengenai manusia. Berbagai disiplin ilmu seperti
psikologi,sosiologi,ekonomi,antropologi,filsafat,dan teologi mempunyai berbagai
pendekatan yang berbeda dan teori yang berlainan tentang manusia.


















BAB II
PERMASALAHAN

Rumusan Masalah:
1. Apakah yang dimaksud dengan hakekat manusia menurut bahasa dan istilah?
2. Siapakah manusia itu menurut Islam?
3. Bagaimana hakekat manusia menurut ajaran Islam?
4. Apakah yang dimaksud dengan manusia mono dan cabang?



























Bab III
Pembahasan


1. Hakekat manusia menurut bahasa dan istilah.

Hakekat manusia menurut Allah adalah makhluk yang dimuliakan,
dibebani tugas, bebas memilih, dan bertanggung jawab. Sebagai makhluk,
manusia mempunyai sifat fitrah, lemah, bodoh, dan fakir. Namun, ia diberikan
kemuliaan karena mempunyai ruh, mempunyai berbagai keistimewaan, serta
ditundukkannya alam ini baginya. Manusia juga diberikan beban oleh Allah
SWT untuk beribadah dan menjalankan perannya sebagai khalifah di bumi
untuk mengatur alam dan isinya. Allah memberikan manusia kesempatan
untuk memilah beriman kepada Allah atau sebaliknya. Berbeda dengan
makhluk lainnya yang tidak mempunyai pilihan lain. Manusia juga diberi
tanggung jawab oleh Allah SWT berupa semua perbuatan yang telah
diperbuatnya selama di dunia.
2. Manusia menurut Islam
Kehadiran manusia pertama tidak terlepas dari asal usul kehidupan di alam
semesta. Asal usul manusia menurut ilmu pengetahuan tidak bisa dipisahkan
dari teori tentang spesies lain yang telah ada sebelumnya melalui proses
evolusi. Evolusi menurut para ahli paleontology dapat dibagi menjadi empat
kelompok berdasarkan tingkat evolusinya, yaitu :
Pertama, tingkat pra manusia yang fosilnya ditemukan di Johanesburg
Afrika Selatan pada tahun 1942 yang dinamakan fosil Australopithecus.
Kedua, tingkat manusia kera yang fosilnya ditemukan di Solo pada tahun
1891 yang disebut pithecanthropus erectus.
Ketiga, manusia purba, yaitu tahap yang lebih dekat kepada manusia
modern yang sudah digolongkan genus yang sama, yaitu Homo walaupun
spesiesnya dibedakan.
Fosil jenis ini di neander, karena itu disebut Homo Neanderthalesis dan
kerabatnya ditemukan di Solo (Homo Soloensis).
Pengertian manusia di dalam buku Ensiklopedi Umum dalam Bahasa
Indonesia adalah alam kecil sebagian dari alam besar yang ada di atas bumi,
sebagian dari makhluk yang bernyawa, sebagian dari bangsa
Anthropomorphen, binatang yang menyusui, akan tetapi makhluk yang
mengetahui kealamatnya, yang mengetahui dan dapat menguasai kekuatan-
kekuatan alam, di luar dan di dalam dirinya (lahir dan batin).

Beberapa pendapat ahli mengemukakan beberapa pengertian manusia,
yaitu:
1. Homo Sapiens kata Linneus, artinya makhluk yang mempunyai budi (akal)
dan ahli agama Kristen menyebut dia: Animal Rationale, yaitu biantang
yang berfikiran.
2. Homo Laquen, kata Revesz dalam Das Problem des Urs prungs der
Sprache, yaitu makhluk yang pandai menciptakan bahasa dan
menjelmakan fikiran dan perasaan dalam kata-kata yang tersusun.
3. Homo Faber, menurut kata Bergson dalam Levolution Creatrice yaitu
makhluk yang tukang, dia pandai membuat alat perkakas. Toolmaking
Animal kata Franklin.
4. Zoon Politicon kata Aristoteles dan lagi katanya Animal Ridens
makhluk yang ada humor, yang bisa ketawa. Manusia tidak sekuat
lembu atau kerbau, namun manusia juga tidak sekuat lokomotif atau
traktor. Akan tetapi semua bekerja untuk kepentingannya sendiri. Sebab
manusia itu bisa berorganisasi dalam masyarakat dan binatang tidak.
5. Homo Ludens, (Huizinga), yaitu manusia suka main.
6. Homo Religious, yaitu manusia dasrnya beragama.
7. Homo Divinans, yaitu manusia itu Khalifah Tuhan.
8. Homo Ekonomicus, yaitu manusia itu takluk pada undang-undang
ekonomi dan dia bersifat ekonomis.
9. Homo Delegaus, menurut A.J. Bernet Kempers, yaitu makhluk yang bisa
menyerahkan kerja dan kekuasaannya pada orang lain, dia berwakil,
berwali.


Begitulah beberapa pendapat tentang pengertian manusia, yang pada
umumnya menganggap manusia sebagai binatang saja, tetapi yang mempunyai
beberapa kelebihan dan binatang-binatang yang lain. Sehingga hal ini sangat
merndahkan martabat manusia sendiri. Padahal menurut Allah, sang Maha
Pencipta, martabat manusia amat tinggi.
Dalam Al Quran, manusia dipandang sebagai makhluk biologis,
psikologis, dan social. Manusia sebagai basyar tunduk pada takdir Allah, sama
dengan makhluk lain. Manusia sebagai insan dan al-nas bertalian dengan
hembusan roh Allah yang memiliki kebebasan dalam memilih untuk tunduk
atau menentang takdir Allah.
Manusia memiliki fitrah dalam arti potensi, yaitu kelengkapan yang
diberikan pada saat dilahirkan ke dunia. Potensi yang dimiliki manusia dapat
dikelompokkan pada dua hal, yaitu potensi fisik dan potensi ruhaniah.
Potensi fisik manisia adalah sifat psikologis spiritual manusia sebagai
makhluk yang berfikir diberi ilmu dan memikul amanah.sedangkan potensi
ruhaniah adalah akal, gaib, dan nafsu. Akal dalam penertian bahasa Indonesia
berarti pikiran atau rasio. Dalam Al Quran akal diartikan dengan
kebijaksanaan, intelegensia, dan pengertian. Dengan demikian di dalam Al
Quran akal bukan hanya pada ranah rasio, tetapi juga rasa, bahkan lebih jauh
dari itu akal diartikan dengan hikmah atau bijaksana.
Musa Asyari (1992) menyebutkan arti alqaib dengan dua pengertian, yang
pertama pengertian kasar atau fisik, yaitu segumpal daging yang berbentuk
bulatpanjang, terletak di dada sebelah kiri, yang sering disebut jantung.
Sedangkan arti yang kedua adalah pengertian yang halus yang bersifat
ketuhanan dan rohaniah, yaitu hakekat manusia yang dapat menangkap segala
pengertian, berpengetahuan, dan arif.
Akal digunakan manusia dalam rangka memikirkan alam, sedangkan
mengingat Tuhan adalah kegiatan yang berpusat pada qalbu.
Adapun nafsu adalah suatu kekuatan yang mendorong manusia untuk
mencapai keinginannya. Dorongan-dorongan ini sering disebut dorongan
primitif, karena sifatnya yang bebas tanpa mengenal baik dan buruk. Oleh
karena itu nafsu sering disebut sebagai dorongan kehendak bebas.
Definisi manusia menurt Prof. Abbas Mahmud El-Aqqad dalam bukunya
Haqiqul Islam Wa Abathilu Kusumihi yang telah merumuskan pandangan
Al-Quran tentang manusia bahwasanya manusia itu adalah makhluk yang
bertanggung jawab, yang diciptakan dengan sifat-sifat ketuhanan. Definisi ini
mengnadung tiga unsure pokok, yaitu manusia sebagai ciptaan Allah, manusia
bertanggung jawab atas segala tingkah lakunya, yang menurut Al-Quran akan
dipertanggung jawabakn nanti dihadapan Tuhan di akhirat, dan manusia
diciptakan dengan sifat ketuhanan.



3. Hakekat manusia dalam ajaran Islam
Manusia diciptakan oleh Allah di bumi bukan tanpa tujuan dan manfaat.
Karena sesungguhnya Allah tidak pernah menciptakan sesuatu yang tidak
berguna maupun bermanfaat. Seluruh ciptaan Allah di alam semesta ini pasti
memiliki tugas, peran dan manfaat masing-masing. Begitu juga manusia.
Manusia diciptakan Allah dan ditempatkan di bumi ini sesungguhnya bukan
tanpa tujuan. Melainkan ada sebuah hakikat seorang manusia, kenapa Allah
menciptakan manusia dan menempatkan manusia di bumi.
Dan suatu hal yang muskil bahwa manusia sebagai wakil tuhan, manusia
yang masa evolusi dan transformasinya berlangsung cukup lama, rumit dan
kompleks akan disia-siakan Allah dan karenanya tidak mungkin manusia tidak
ada gunanya di alam semesta ini. Rasanya secara logika tidak mungkin apabila
manusia yang memiliki struktur yang rumit, akal, pikiran, serta perasaan ini
diciptakan secara sia-sia.
Menurut ajaran Islam, hakikat manusia slah satunya adalah menjadi
khalifah Allah di bumi. Allah mengharapkan manusia menjadi khalifah Allah
sesuai dengan fitrahnya pada awal penciptaan manusia. Status manusia
sebagai khalifah , dinyatakan dalam al-baqarah 30 yang berbunyi :
^O)4 4~ G4O
gOj^UEUg O)E+) gN~E}
O) ^O- LOEO)UE= W
W-EO7~ NE^_` OgOg
}4` O^NC OgOg lgOEC4
47.4`g].- }^44
E)Ol=O+^ Eg;O4
+Eg-+^4 El W 4~ EO)E+)
NU;N 4` 4pOUu> ^@
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya
Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata:
"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan
membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan
berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Dari ayat diatas sangat jelas bahwa sesungguhnya ALLAH
menciptakan dan menempatkan manusia di bumi sesungguhnya sebagai
khalifah, walaupun dalam ayat diatas dijelaskan, malaikat sempat meragukan
keputusan Allah yang menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi. Namun
Allah maha mengetahui, sehingga Allah tetap menjadikan manusia sebagai
khalifah di bumi.
kata khalifah berasal dari kata khalafa yakhlifu khilafatan atau khalifatan
yang berarti meneruskan, sehingga kata khalifah dapat diartikan sebagai
pemilih atau penerus ajaran Allah. Kebanyakan umat Islam menerjemahkan
dengan pemimpin atau pengganti, yang biasanya dihubunkan dengan jabatan
pimpinan umat islam sesudah Nabi Muhammad saw wafat , baik pimpinan
yang termasuk khulafaurrasyidin maupun di masa Muawiyah-Abbasiah.
Perlu diingat bahwa istilah khalifah pernah dimunculkan Abu bakar pada
waktu dipercaya untuk memimpin umat islam. Pada waktu itu beliau
mengucapkan inni khalifaur rasulillah, yang berarti aku adalah pelanjut sunah
rasulillah. Dalam pidatonya setelah diangkat oleh umat islam, abu bakar antara
lain menyatakan selama saya menaati Allah, maka ikutilah saya, tetapi
apabila saya menyimpang , maka luruskanlah saya. Jika demikian pengertian
khalifah, maka tidak setiap manusia mampu menerima atau melaksanakan
kekhalifahannya. Hal itu karena kenyataan menunjukkan bahwa tidak semua
orang mau memilih ajaran Allah.



Dalam sebuah ayat lainnya yakni dalam al araaf ayat10, dijelaskan bahwa
manusia juga dituntut menjadi makhluk yang kreatif dan inovatif. Hal itu
dalam rangka pengembangan dan pemanfaatan segala sumber daya yang
disediakan oleh Allah di bumi ini yang tentunya disediakan untuk manusia.
Ayat tersebut berbunyi :

4 :EL-4` O) ^O-
4LUEE_4 7 OgOg
=j1E4` 1EO)U~ E` 4pNO7;=>
^
10. Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di
muka bumi (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur
Dalam ayat tersebut sangat jelas diterangkan bahwa Allah memfasilitasi kita
muka bumi ini sebagai sumber penghidupan. Namun tentunya butuh sebuah usaha
dari manusia itu sendiri untuk memanfaatkan sumber daya-suber daya yang telah
disediakan oleh Allah. Namun harus tetap mensyukuri apa yang diberikan Allah
kepada kita
Jadi, secara tersirat, dalam ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa tugas atau
hakikat manusia selain menjadi khalifah, juga sebagai makhluk yang kreatif dan dapat
mengolah dan memanfaatkan sumber daya yang di berikan oleh Allah di muka bumi
ini namun tidak boleh upa untuk mensyukuri segala nikmat yag diberikan oleh Allah.
Selain poin diatas yang menjelaskan tentang hakikat manusia di bumi ini, ada
lagi hakikat manusia yang sangat penting di dunia ini, yaitu senantiasa bersyukur dan
senantiasa menyembah hanya kepada Allah. Jelas sekali hakikat manusia pada poin
ini amatlah penting sebab, sebagai makhluk yang diciptakan oleh Allah, sudah
selayaknya kita selalu mensyukuri segala nikmat yang diberikan oleh Allah meskipun
sekecil apapun. Hal tersebut terdapat pada surat Al Anam ayat 165 yang berbunyi:
O-4 Og~-.- :UEE_
E-j^UE= ^O- E74O4
7_u4 -O *u4 eE_4OE1
74OUl41g O) .4`
7>-47 Ep) El+4O 7C)O=
g^- +O^^)4 EOO4
l7gOO ^g)
165. dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian
kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya
kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu Amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya Dia Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.
Dari surat Al Anam ayat 65 dijelaskan bahwa Allah telah meninggikan dan
menjadikan manusia semulia-mulianya makhluk di bumi ini serta menjadikan
manusia sebagai penguasa-penguasa di bumi ini. Namun sesungguhnya segala
kemulian kemulian tersebuut dalam rangka pengujian seberapa jauh keimanan dan
apakah dengan kenikmatan yang segitu banyaknya manusia tetap bersyukur atas
nikmat yang diberikan Allah kepada manusia


4. Manusia mono
Banyaknya definisi tentang manusia, membuktikan bahwa manusia adalah
makhluk multidimensional(banyak wajah). Sedangkan menurut pandangan
Notonagoro, hakekat manusia adalah sebagai makhluk monopluralis atau
majemuk-tunggal, yang artinya manusia terdiri dari banyak unsur tapi unsur
yang banyak itu tidaklah terpisah antara satu dengan yang lainnya, melainkan
satu kesatuan yang utuh. Unsur-unsur hakekat manusia jika dilihat dari
kedudukan kodrat manusia, terdiri atas manusia sebagai makhluk pribadi dan
sebagai makhluk Allah. Sedngkan jika dilihat dari susunan kodratnya, manusia
terdiri dari unsur jiwa dan raga. Serta hakekat manusia terdiri dari unsur
individu dan social jika dilihat dari sifat kodratnya. Dan unsur-unsur yang
dimiliki manusia tersebut merupakan potensi-potensi yang telah dimiliki oleh
kita sebagai manusia.

















BAB IV
PENUTUP
Sesungguhnya Allah menciptakan segala sesuatu di dunia ini memiliki
fungsi serta guna masing-masing. Tidaklah mungkin Allah menciptakan
segala sesuatu di alam semesta ini secara sia-sia. Manusia sebagai makhluk
ciptaan Allah yang ditempatkan di bumi tentunya punya tugas dan fungsi,
yaitu menjadi khalifah di bumi ini. Serta sebagai makhluk Allah yang berakal
dan telah dipercaya Allah untuk mendiami bumi, manusia harus senantiasa
merasa memiliki tanggung jawab atas segala karuni Allah yang diberikan
kepada manusia.












MAKALAH
Hakikat Manusia Menurut Islam
Ditujukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Agama Islam



Disusun oleh:
Firman Ardyansyah (nrp: 1411100025)
Sestriana Mutia Sari (nrp: 1411100034)
Anita
Dosen : Muhtarom Ilyas



Mata Kuliah Agama Islam
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
2011

You might also like