You are on page 1of 23

Nama : Ikhsan Firmawan NIM : H1E109008

Sifat Fisika Tanah


February 28, 2010 | In: ilmu Sifat Fisika Tanah Tanah mempunyai beberapa karakteristik yang terbagi dalam tiga kelompok diantaranya adalah sifat fisik, sifat kimia dan sifat biologi. Sifat fisik tanah antara lain adalah tekstur, permeabilitas, infiltrasi, dll. Setiap jenis tanah memiliki sifat fisik tanah yang berbeda. Usaha untuk memperbaiki kesuburan tanah tidak hanya terhadap perbaikan sifat kimia dan biologi tanah tetapi juga perbaikan sifat fisik tanah. Perbaikan keadaan fisik tanah dapat dilakukan dengan pengolahan tanah, perbaikan struktur tanah dan meningkatkan kandungan bahan organik tanah. Selain itu sifat fisik tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Kondisi fisik tanah menentukan penetrasi akar dalam tanah, retensi air, drainase, aerasi dan nutrisi tanaman. Sifat fisik tanah juga mempengaruhi sifat kimia dan biologi tanah.

* Sifat fisik tanah : tekstur, struktur, kepadatan tanah, porositas, konsistensi, warna, air tanah, temperatur, aerasi. * Tanah terdiri dari 3 komponen : Komponen padatan terdiri atas mineral anorganik dan bahan organik. Komponen cair (liquid) terdiri atas air, ion yang terlarut, molekul, gas yang secara kolektif disebut : cairan tanah (soil solution). Komponen gas tanah seperti gas atmosfer di atas tanah tetapi berbeda proporsinya. * Volume tanah = volume pori (air, gas) + volume padatan = konstan; untuk tanah yang tidak mengembang/swelling * Tanah berswelling tidak konstan tergantung dari kandungan airnya * Tanah ideal = 50% padatan dan 50% pori (45% bahan anorganik,5% organik) * Pori = makro berisi udara atmosfer berisi air (air ditahan oleh gaya adhesi partikel tanah dengan air melawan gaya gravitasi). * Untuk analisis diperlukan berat tanah kering mutlak. Caranya dengan mengringovenkan pada suhu 105C selama 48 jam yang dikenal dengan nama oven-dry-weight. Jumlah kalsium, potassium, bahan organik, air tanah dihitung berdasarkan oven-dry-weight.

SIFAT BIOLOGI TANAH


19 Februari 2009 tags: Biologi oleh andre Beberapa Sifat Biologi Tanah antara lain : Total Mikroorganisme Tanah Tanah dihuni oleh bermacam-macam mikroorganisme. Jumlah tiap grup mikroorganisme sangat bervariasi, ada yang terdiri dari beberapa individu, akan tetapi ada pula yang jumlahnya mencapai jutaan per gram tanah. Mikroorganisme tanah itu sendirilah yang bertanggung jawab atas pelapukan bahan organik dan pendauran unsur hara. Dengan demikian mereka mempunyai pengaruh terhadap sifat fisik dan kimia tanah (Anas 1989). Selanjutnya Anas (1989), menyatakan bahwa jumlah total mikroorganisme yang terdapat didalam tanah digunakan sebagai indeks kesuburan tanah (fertility indeks), tanpa mempertimbangkan hal-hal lain. Tanah yang subur mengandung sejumlah mikroorganisme, populasi yang tinggi ini menggambarkan adanya suplai makanan atau energi yang cukup ditambah lagi dengan temperatur yang sesuai, ketersediaan air yang cukup, kondisi ekologi lain yang mendukung perkembangan mikroorganisme pada tanah tersebut. Jumlah mikroorganisme sangat berguna dalam menentukan tempat organisme dalam

Nama : Ikhsan Firmawan NIM : H1E109008

hubungannya dengan sistem perakaran, sisa bahan organik dan kedalaman profil tanah. Data ini juga berguna dalam membandingkan keragaman iklim dan pengelolaan tanah terhadap aktifitas organisme didalam tanah (Anas 1989). Jumlah Fungi Tanah Fungi berperan dalam perubahan susunan tanah. Fungi tidak berklorofil sehingga mereka menggantungkan kebutuhan akan energi dan karbon dari bahan organik. Fungi dibedakan dalam tiga golongan yaitu ragi, kapang, dan jamur. Kapang dan jamur mempunyai arti penting bagi pertanian. Bila tidak karena fungi ini maka dekomposisi bahan organik dalam suasana masam tidak akan terjadi (Soepardi, 1983). Jumlah Bakteri Pelarut Fosfat (P) Bakteri pelarut P pada umumnya dalam tanah ditemukan di sekitar perakaran yang jumlahnya berkisar 103 106 sel/g tanah. Bakteri ini dapat menghasilkan enzim Phosphatase maupun asamasam organik yang dapa melarutkan fosfat tanah maupun sumber fosfat yang diberikan (Santosa et.al.1999 dalam Mardiana 2006). Fungsi bakteri tanah yaitu turut serta dalam semua perubahan bahan organik, memegang monopoli dalam reaksi enzimatik yaitu nitrifikasi dan pelarut fosfat. Jumlah bakteri dalam tanah bervariasi karena perkembangan mereka sangat bergantung dari keadaan tanah. Pada umumnya jumlah terbanyak dijumpai di lapisan atas. Jumlah yang biasa dijumpai dalam tanah berkisar antara 3 4 milyar tiap gram tanah kering dan berubah dengan musim (Soepardi, 1983) Total Respirasi Tanah Respirasi mikroorganisme tanah mencerminkan tingkat aktivitas mikroorganisme tanah. Pengukuran respirasi (mikroorganisme) tanah merupakan cara yang pertama kali digunakan untuk menentukan tingkat aktifitas mikroorganisme tanah. Pengukuran respirasi telah mempunyai korelasi yang baik dengan parameter lain yang berkaitan dengan aktivitas mikroorganisme tanah seperti bahan organik tanah, transformasi N, hasil antara, pH dan rata-rata jumlah mikroorganisrne (Anas 1989). Penetapan respirasi tanah didasarkan pada penetapan : 1.Jumlah CO2 yang dihasilkan, dan 2.Jumlah O2 yang digunakan oleh mikroba tanah. Pengukuran respirasi ini berkorelasi baik dengan peubah kesuburan tanah yang berkaitar dengan. aktifitas mikroba seperti: 1.Kandungan bahan organik 2.Transformasi N atau P, 3.Hasil antara, 4.pH, dan 5.Rata-rata jumlah mikroorganisme.

SIFAT KIMIA TANAH


19 Februari 2009 tags: Kimia, Tanah oleh andre Beberapa Sifat Kimia Tanah antara lain : Derajat Kemasaman Tanah (pH) Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ didalam tanah, semakin masam tanah tersebut. Di dalam tanah selain H+ dan ion-ion lain ditemukan pula ion OH-, yang jumlahnya berbanding terbalik dengan banyaknya H+. pada tanah-tanah masam jumlah ion H+ lebih tinggi daripada OH-, sedang pada tanah alkalis kandungan OH- lebih banyak daripada H+. Bila kandungan H+ sama dengan OH- , maka tanah bereaksi netral yaitu mempunyai pH = 7 (Anonim 1991).

Nama : Ikhsan Firmawan NIM : H1E109008

Nilai pH berkisar dari 0-14 dengan pH 7 disebut netral sedangkan pH kurang dari 7 disebut masam dan pH lebih dari 7 disebut alkalis. Walaupun dcmikian pH tanah umumnya berkisar dari 3,0-9,0. Di Indonesia unumnya tanahnya bereaksi masam dengan 4,0 5,5 sehingga tanah dengan pH 6,0 6,5 sering telah dikatakan cukup netral meskipun sebenarnya masih agak masam. Di daerah rawa-rawa sering ditemukan tanah-tanah sangat masam dengan pH kurang dari 3,0 yang disebut tanah sangat masam karena banyak mengandung asam sulfat. Di daerah yang sangat kering kadang-kadang pH tanah sangat tinggi (pH lebih dari 9,0) karena banyak mengandung garam Na (Anonim 1991). C-Organik Kandungan bahan organik dalam tanah merupakan salah satu faktor yang berperan dalam menentukan keberhasilan suatu budidaya pertanian. Hal ini dikarenakan bahan organik dapat meningkatkan kesuburan kimia, fisika maupun biologi tanah. Penetapan kandungan bahan organik dilakukan berdasarkan jumlah C-Organik (Anonim 1991). Bahan organik tanah sangat menentukan interaksi antara komponen abiotik dan biotik dalam ekosistem tanah. Musthofa (2007) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kandungan bahan organik dalam bentuk C-organik di tanah harus dipertahankan tidak kurang dari 2 persen, Agar kandungan bahan organik dalam tanah tidak menurun dengan waktu akibat proses dekomposisi mineralisasi maka sewaktu pengolahan tanah penambahan bahan organik mutlak harus diberikan setiap tahun. Kandungan bahan organik antara lain sangat erat berkaitan dengan KTK (Kapasitas Tukar Kation) dan dapat meningkatkan KTK tanah. Tanpa pemberian bahan organik dapat mengakibatkan degradasi kimia, fisik, dan biologi tanah yang dapat merusak agregat tanah dan menyebabkan terjadinya pemadatan tanah (Anonim 1991). N-Total Nitrogen merupakan unsur hara makro esensial, menyusun sekitar 1,5 % bobot tanaman dan berfungsi terutama dalam pembentukan protein (Hanafiah 2005). Menurut Hardjowigeno (2003) Nitrogen dalam tanah berasal dari : a.Bahan Organik Tanah : Bahan organik halus dan bahan organik kasar b.Pengikatan oleh mikroorganisme dari N udara c.Pupuk d.Air Hujan Sumber N berasal dari atmosfer sebagai sumber primer, dan lainnya berasal dari aktifitas didalam tanah sebagai sumber sekunder. Fiksasi N secara simbiotik khususnya terdapat pada tanaman jenis leguminoseae sebagai bakteri tertentu. Bahan organik juga membebaskan N dan senyawa lainnya setelah mengalami proses dekomposisi oleh aktifitas jasad renik tanah. Hilangnya N dari tanah disebabkan karena digunakan oleh tanaman atau mikroorganisme. Kandungan N total umumnya berkisar antara 2000 4000 kg/ha pada lapisan 0 20 cm tetapi tersedia bagi tanaman hanya kurang 3 % dari jumlah tersebut (Hardjowigeno 2003). Manfaat dari Nitrogen adalah untuk memacu pertumbuhan tanaman pada fase vegetatif, serta berperan dalam pembentukan klorofil, asam amino, lemak, enzim, dan persenyawaan lain (RAM 2007). Nitrogen terdapat di dalam tanah dalam bentuk organik dan anorganik. Bentuk-bentuk organik meliputi NH4, NO3, NO2, N2O dan unsur N. Tanaman menyerap unsur ini terutama dalam bentuk NO3, namun bentuk lain yang juga dapat menyerap adalah NH4, dan urea (CO(N2))2 dalam bentuk NO3. Selanjutnya, dalam siklusnya, nitrogen organik di dalam tanah mengalami mineralisasi sedangkan bahan mineral mengalami imobilisasi. Sebagian N terangkut, sebagian kembali scbagai residu tanaman, hilang ke atmosfer dan kembali lagi, hilang melalui pencucian dan bertambah lagi melalui pemupukan. Ada yang hilang atau bertambah karena pengendapan. P-Bray Unsur Fosfor (P) dalam tanah berasal dari bahan organik, pupuk buatan dan mineral-mineral di dalam tanah. Fosfor paling mudah diserap oleh tanaman pada pH sekitar 6-7 (Hardjowigeno 2003). Siklus Fosfor sendiri dapat dilihat pada Gambar 2. Dalam siklus P terlihat bahwa kadar P-Larutan merupakan hasil keseimbangan antara suplai dari pelapukan mineral-mineral P, pelarutan (solubilitas) P-terfiksasi dan mineralisasi P-organik dan kehilangan P berupa immobilisasi oleh tanaman fiksasi dan pelindian (Hanafiah 2005). Menurut Leiwakabessy (1988) di dalam tanah terdapat dua jenis fosfor yaitu fosfor organik dan fosfor anorganik. Bentuk fosfor organik biasanya terdapat banyak di lapisan atas yang lebih kaya akan bahan organik. Kadar P organik dalam bahan organik kurang lebih sama kadarnya dalam tanaman yaitu 0,2 0,5 %. Tanah-tanah tua di Indonesia (podsolik dan litosol) umumnya berkadar alami P rendah dan berdaya fiksasi tinggi, sehingga penanaman tanpa memperhatikan suplai P kemungkinan besar akan gagal akibat defisiensi P (Hanafiah 2005). Menurut Foth

Nama : Ikhsan Firmawan NIM : H1E109008

(1994) jika kekurangan fosfor, pembelahan sel pada tanaman terhambat dan pertumbuhannya kerdil. Kalium (K) Kalium merupakan unsur hara ketiga setelah Nitrogen dan Fosfor yang diserap oleh tanaman dalam bentuk ion K+. Muatan positif dari Kalium akan membantu menetralisir muatan listrik yang disebabkan oleh muatan negatif Nitrat, Fosfat, atau unsur lainnya. Hakim et al. (1986), menyatakan bahwa ketersediaan Kalium merupakan Kalium yang dapat dipertukarkan dan dapat diserap tanaman yang tergantung penambahan dari luar, fiksasi oleh tanahnya sendiri dan adanya penambahan dari kaliumnya sendiri. Kalium tanah terbentuk dari pelapukan batuan dan mineral-mineral yang mengandung kalium. Melalui proses dekomposisi bahan tanaman dan jasad renik maka kalium akan larut dan kembali ke tanah. Selanjutnya sebagian besar kalium tanah yang larut akan tercuci atau tererosi dan proses kehilangan ini akan dipercepat lagi oleh serapan tanaman dan jasad renik. Beberapa tipe tanah mempunyai kandungan kalium yang melimpah. Kalium dalam tanah ditemukan dalam mineral-mineral yang terlapuk dan melepaskan ion-ion kalium. Ion-ion adsorpsi pada kation tertukar dan cepat tersedia untuk diserap tanaman. Tanah-tanah organik mengandung sedikit Kalium. Natrium (Na) Natrium merupakan unsur penyusun lithosfer keenam setelah Ca yaitu 2,75% yang berperan penting dalam menentukan karakteristik tanah dan pertumbuhan tanaman terutama di daerah kering dan agak kering yang berdekatan dengan pantai, karena tingginya kadar Na di laut, suatu tanah disebut tanah alkali jika KTK atau muatan negatif koloid-koloidnya dijenuhi oleh 15% Na, yang mencerminkan unsur ini merupakan komponen dominan dari garam-garam larut yang ada. Pada tanah-tanah ini, mineral sumber utamanya adalah halit (NaCl). Kelompok tanah alkalin ini disebut tanah halomorfik, yang umumnya terbentuk di daerah pesisir pantai iklim kering dan berdrainase buruk. Sebagaimana unsur mikro, Na juga bersifat toksik bagi tanaman jika terdapat dalam tanah dalam jumlah yang sedikit berlebihan (Hanafiah, 2005). Kalsium (Ca) Kalsium tergolong dalam unsur-unsur mineral essensial sekunder seperti Magnesium dan Belerang. Ca2+ dalam larutan dapat habis karena diserap tanaman, diambil jasad renik, terikat oleh kompleks adsorpsi tanah, mengendap kembali sebagai endapan-endapan sekunder dan tercuci (Leiwakabessy 1988). Adapun manfaat dari kalsium adalah mengaktifkan pembentukan bulu-bulu akar dan biji serta menguatkan batang dan membantu keberhasilan penyerbukan, membantu pemecahan sel, membantu aktivitas beberapa enzim (RAM 2007). Magnesium (Mg) Magnesium merupakan unsur pembentuk klorofil. Seperti halnya dengan beberapa hara lainnya, kekurangan magnesium mengakibatkan perubahan warna yang khas pada daun. Kadang-kadang pengguguran daun sebelum waktunya merupakan akibat dari kekurangan magnesium (Hanafiah 2005). Kapasitas Tukar Kation (KTK) Kapasitas tukar kation (KTK) merupakan sifat kimia yang sangat erat hubungannya dengan kesuburan tanah. Tanah-tanah dengan kandungan bahan organik atau kadar liat tinggi mempunyai KTK lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan kandungan bahan organik rendah atau tanah-tanah berpasir (Hardjowogeno 2003). Nilai KTK tanah sangat beragam dan tergantung pada sifat dan ciri tanah itu sendiri. Besar kecilnya KTK tanah dipengaruhi oleh : 1.Reaksi tanah 2.Tekstur atau jumlah liat 3.Jenis mineral liat 4.Bahan organik dan, 5.Pengapuran serta pemupukan. Soepardi (1983) mengemukakan kapasitas tukar kation tanah sangat beragam, karena jumlah humus dan liat serta macam liat yang dijumpai dalam tanah berbeda-beda pula. Kejenuhan Basa (KB) Kejenuhan basa adalah perbandingan dari jumlah kation basa yang ditukarkan dengan kapasitas tukar kation yang dinyatakan dalam persen. Kejenuhan basa rendah berarti tanah kemasaman tinggi dan kejenuhan basa mendekati 100% tanah bersifal alkalis. Tampaknya terdapat hubungan

Nama : Ikhsan Firmawan NIM : H1E109008

yang positif antara kejenuhan basa dan pH. Akan tetapi hubungan tersebut dapat dipengaruhi oleh sifat koloid dalam tanah dan kation-kation yang diserap. Tanah dengan kejenuhan basa sama dan komposisi koloid berlainan, akan memberikan nilai pH tanah yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh perbedaan derajat disosiasi ion H+ yang diserap pada permukaan koloid (Anonim 1991). Kejenuhan basa selalu dihubungkan sebagai petunjuk mengenai kesuburan sesuatu tanah. Kemudahan dalam melepaskan ion yang dijerat untuk tanaman tergantung pada derajat kejenuhan basa. Tanah sangat subur bila kejenuhan basa > 80%, berkesuburan sedang jika kejenuhan basa antara 50-80% dan tidak subur jika kejenuhan basa < 50 %. Hal ini didasarkan pada sifat tanah dengan kejenuhan basa 80% akan membebaskan kation basa dapat dipertukarkan lebih mudah dari tanah dengan kejenuhan basa 50% (Anonim 1991).

Komponen Tanah. Tanah mineral yang dapat berfungsi sebagai media tumbuh ideal secara ideal material tersusun oleh 4 komponen yaitu bahan padatan (mineral dan bahan organik), air dan udara, berdasarkan volumenya, maka tanah secara terata terdiri dari (1) 50% padatan, berupa 45% bahan mineral dan % bahan organik, dan (2) 30% ruang pori, berisi 25% ah dan 25% udara. Secara alamiah proporsi komponen-komponen tanah sangat tergantung pada 1) Ukuran partikel penyusun tanah makin halus berarti makin padat tanah, sehingga ruang porinya juga akan menyempit, sebaliknya jika makin kasar 2) Sumber bahan organik tanah, tanah bervegetasi akan mempunyai proposi bot tinggi, sebaliknya pada tanah gundul (tanah vegetasi) 3) Iklim terutama curah hujan dan temperatur, saat hujan dan eksporasi (penguapan) rendah proposi air meningkat (dan proposi udara menurun), sebalik pada saat tidak hujan dan evaporasi tinggi 4) Sumber air, tanah yang berdekatan dengan sungai dan sungai akan lebih banyak mengandung air ketimbang yang jauh dari sungai Fungsi Utama Tanah Sebagai Media Tumbuh Bahan organik dan mineral tanah terutama berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara bagi tetanaman dan biota tanah. Bahan mineral melalui bentuk partikel-partikelnya merupakan penyusun ruang pori tanah yang tidak saja berfungsi sebagai gudang udara dan air, tetapi juga sebagai ruang untuk berpenetrasi makin sedikit ruang pori ini akan makin tidak berkembang sistem perakaran tanaman. Bahan organik merupakan sumber energi, karbon dan hara bagi biota heterotrofik (pengguna senyawa organik), sehingga BOT (bahan organik tanah) akan sangat menentukan populasi da aktivitasnya dalam membebaskan hara-hara tersedia yang dikandung BOT. makna terpenting dari makin berkembang sistem perakaran ini adalah makin banyak hara dan air yang diserap tanaman, sehingga makin terjamin kebutuhannya selama proses pertumbuhan dan produksinya dan akhirnya makin produktif suatu areal lahan.

Bahan Penyusun Tanah


oleh: infotech25

Summary rating: 3 stars (6 Tinjauan) Kunjungan : 989 kata:600 Comments : 3

Nama : Ikhsan Firmawan NIM : H1E109008

More About : penyusun+tanah


Bahan Penyusun Tanah

Tanah tersusun atas 4 bahan utama, yaitu: bahan mineral, bahan organik, air dan udara. Untuk lebih jelasnya kita bahas satu-per satusecara singkat : 1. Bahan Mineral - Berasal dari hasil pelapukan batuan. - Susunan mineral dalam tanah berbeda-beda sesuai susunan mineral batuan induknya (beku, malihan dan endapan) - Ukuran mineral : kerikil, kerakal, batuan : > 2 mm pasir : 2 mm 50 u debu : 50 u 2 u liat : < 2 u - Mineral dapat dibedakan menjadi : mineral primer dan mineral sekunder. Mineral primer adalah mineral yang berasal langsung dari batuan yang dilapuk, umumnya dalam fraksi-fraksi pasir dan debu. Mineral sekunder baru yang terbentuk selama proses pembentukan tanah berlangsung, umumnya dalam fraksi liat. 2. Bahan Organik - Hasil penimbunan sisa-sisa tumbuhan dan binatang, sebagian telah mengalami pelapukan dan pembentukan kembali menjadi mangsa jasad mikro, sehingga sifatnya selalu berubah atau tidak mantap. - Kadar bahan organik pada tanah mineral umumnya < 3%. - Berfungsi sebagai perekat butiran tanah, sumber utama unsur N, P dan S, meningkatkan kemampuan tanah dan menahan air dan hara serta sebagai sumber energi bagi jasad mikro. - Komposisi : a. jaringan asli (bagian akar dan atas tanaman) dan bagian baru yang telah mengalami pelapukan. b. humus : telah diubah dari sifat aslinya secara menyeluruh, berwarna hitam, bersifat kolodial, kemampuan menahan air dan ion lebih besar dari liat. 3. Air - Dalam tanah terdapat dalam ruang pori tanah. - Kuat atau tidaknya air ditahan oleh tanah yang mempengaruhi tingkat ketersediaan air tanah bagi tanaman. - Air dalam pori besar umumnya tidak tersedia bagi tanaman karena segera hilang merembves ke bawah. - Air dalam pori sedang: mudah diserap oleh tanah. - Air dalam pori halus : sulit diambil oleh tanaman. Jadi, tidak semua air dalam tanah tersedia bagi tanaman, sebagian tetap tinggal dalam tanah. - Larutan tanah mengandung garam-garam larut, sebagian besar berupa hara tanaman : N, P ,K Ca, Mg dan S (hara makro) Fe,Mn, B, Mo,Cu, Zn dan Cl (hara mikro) - Terjadi dinamika hara dengan adanya pertukaran antara hara dalam larutan dengan yang terdapat di permukaan tanah.

Nama : Ikhsan Firmawan NIM : H1E109008

4. Udara - Menempati pori tanah (terutama sedang dan besar) - Jumlahnya berubah-ubah tergantung kondisi air tanah. - Susunannya tergantung dari reaksi yang terjadi dalam tanah : uap air > atmosfer CO2 > atmosfer O2 < atmosfer (bervariasi dipengaruhi kandungan CO2 dalam tanah) Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/agronomy-agriculture/2064228-bahan-penyusuntanah/#ixzz1ZO8xq46J

Tanah sebagai media tumbuh di mulai sejak peradaban manusia mulai beralih dari manusia pengumpulan pangan yang tidak menetap menjadi manusia pemukiman yang mulai melakukan pemindahan tanaman pangan/nonpangan ke areal dekat mereka tinggal berkembang pemahaman fungsi tanah sebagai penyedia nutrisi bagi tanaman sehingga produksi yang di capai tanaman tergantung pada kemampuan tanah dalam penyediaan nutrisi ini.

Peranan Tanah Bagi Kehidupan Manusia

Tanah berperan penting bagi kehidupan manusia. Hal ini disebabkan karena tanah:
Digunakan untuk tempat tinggal dan tempat melakukan kegiatan. Sebagai tempat tumbuhnya vegetasi yang sangat berguna bagi kepentingan hidup manusia. Mengandung barang tambang atau bahan galian yang berguna bagi manusia. Sebagai tempat berkembangnya hewan yang sangat berguna bagi manusia.

Nama : Ikhsan Firmawan NIM : H1E109008

SUMBER TENAGA

Tenaga yang dibutuhkan untuk menjalankan seluruh unit osmosa balik sangat bervariasi tergantung dari kapasitas alat yang diinginkan, sebagai contoh alat pengolah air sistem osmosa balik kapasitas 10 m3/hari membutuhkan Genset dengan kapasitas 10 KVA dengan fasilitas 3 phase dan tegangan 380 volt.

CARA KERJA SISTEM DAN SPESIFIKASI TEKNIS

Berdasarkan analisa kualitas air baku, maka unit-unit berikut ini yang dilengkapi dengan perangkat pendukungnya dapat menurunkan kadar parameter-parameter yang tidak memenuhi syarat standar kualitas air minum yang berlaku.

a. Pompa Air Baku

Pompa air baku adalah pompa sentrifugal biasa dengan kapasitas yang sesuai dengan kapasitas maksimum dari Unit Pengolah Awal. Pompa air baku minimal mempunyai daya tarik minimal 9 meter dan daya dorong 40 meter. Pada kondisi daya hisap kurang, sebaiknya dilengkapi pula oleh pompa celup yang dipasang pada selang air baku. Unit-unit yang harus dilalui oleh air baku adalah tangki pencampur (reactor tank), saringan pasir cepat (rapid sand filter), saringan mangan-zeolit cepat dan saringan karbon aktif/resin. Sebagai contoh kasus dalam proses pengolahan awal (Kapasitas 10 m3/hari) kehilangan tekanan sekitar 2,5 bar. Sehingga minimal pompa air baku harus bertekanan 5 bar, sehingga pada saat memasuki unit osmosa balik tekanan masih tersisa sekitar 2 - 2,5 bar.

Nama : Ikhsan Firmawan NIM : H1E109008

b. Tangki Pencampur (Reaktor Tank)

Tangki Pencampur adalah alat untuk mengakomodasikan terjadinya proses pencampuran antara air baku dan bahan-bahan kimia tertentu. Biasanya dipakai Kalium permanganat atau klorin yang berfungsi sebagai zat oksidator untuk menurunkan kandungan bahan organik dan soda ash yang digunakan untuk menaikkan pH kearah netral. Penggunaan Kalium permanganat atau klorin dimaksudkan untuk membunuh bakteri-bakteri pathogen, sehingga tidak menimbulkan masalah penyumbatan di sistem penyaringan berikutnya karena terjadinya proses biologi (terbentuknya jamur dll.). Tangki pencampur didisain khusus agar waktu kontak sesingkat mungkin dan pencampuran antara air baku dan bahanbahan kimia tersebut dapat terjadi sebaik mungkin (homogen). Sistem pencampuran disini adalah sistem hidrolika (hydraulic mixing), sehingga dapat menghemat pemakaian energi listrik.

c. Penyaring Pasir Cepat

Air dari tangki pencampur masuk ke unit penyaringan pasir cepat dengan tekanan maksimum sekitar 4 Bar. Unit ini berfungsi menyaring partikel kasar yang berasal dari air baku dan hasil oksidasi kalium permanganat atau klorin, termasuk besi dan mangan. Unit filter berbentuk silinder dan terbuat dari bahan fiberglas. Unit ini dilengkapi dengan keran multi purpose (multiport), sehingga untuk proses pencucian balik dapat dilakukan dengan sangat sederhana, yaitu dengan hanya memutar keran tersebut sesuai dengan petunjuknya. Tinggi filter ini mencapai 120 cm dan berdiameter 30 cm. Media penyaring yang digunakan berupa pasir silika dan terdiri dari 4 ukuran, yaitu dari diameter terbesar 2 - 3 cm, kemudian 0,5 - 1 cm, 3 - 5 mm dan yang terkecil 1 - 2 mm. Unit filter ini juga didisain secara khusus, sehingga memudahkan dalam hal pengoperasiannya dan pemeliharaannya. Dengan dilengkapi oleh 2 (dua) buah water moore, maka penggantian media filter dapat dilakukan dengan mudah.

d. Penyaring Mangan Zeolit

Unit ini mempunyai bentuk dan dimensi yang sama dengan unit penyaring pasir cepat, namun mempunyai material media filter yang sangat berbeda. Media filter adalah mangan zeolit yang berdiameter sekitar 0,3 - 0,5 mm. Dengan menggunakan unit ini, maka kadar besi dan mangan, serta beberapa logam-logam lain yang masih terlarut dalam air dapat dikurangi sampai sesuai dengan kandungan yang diperbolehkan untuk air minum.

e. Penyaring Karbon Aktif atau Resin

Unit ini khusus digunakan untuk penghilang bau, warna, logam berat dan pengotor-pengotor organik lainnya. Ukuran dan bentuk unit ini sama dengan unit penyaring lainnya. Media penyaring yang digunakan adalah karbon aktif granular atau butiran dengan ukuran 1 - 2,5

Nama : Ikhsan Firmawan NIM : H1E109008 mm atau resin sintetis, serta menggunakan juga media pendukung berupa pasir silika pada bagian dasar.

f. Filter Kartridge

Penyaring ini merupakan penyaring pelengkap untuk menjamin bahwa air yang akan masuk ke proses penyaringan osmosa balik benar-benar memenuhi syarat air baku bagi sistem osmosa balik. Alat ini mempunyai media penyaring dari bahan sintetis selulosa. Alat ini juga berbentuk silinder dengan tinggi sekitar 25 cm dan diameter sebesar 12 cm. Kemampuan filtrasi filter ada dua macam, yaitu 0,45 m dan 0,1 m. Unit ini dipasang sebelum pompa tekanan tinggi dan membran osmosa balik.

g. Pompa Tekanan Tinggi

Pompa Tekanan Tinggi digunakan untuk mengalirkan air dari sistem penyaringan konvensional ke sistem penyaringan skala molekuler (membrane polymer). Untuk menembus membran osmosa balik membutuhkan tekanan besar. Jika air baku payau (TDS < 12.000 ppm) maka tekanan yang dibutuhkan berkisar 20 - 30 bar, sedangkan untuk air laut dibutuhkan tekanan antara 30 - 60 bar. Tegangan listrik yang dibutuhkan oleh pompa ini adalah 380 Volt (tiga phasa).

h. Pompa Dosing

Dalam sistem pengolahan air payau dengan sistem osmosa balik ini, dibutuhkan 3 (tiga) buah pompa dosing. Masing-masing untuk klorin atau kalium permanganat, zat pengatur pH (soda ash), anti pengerakkan dan anti penyumbatan. Pompa dosing memerlukan energi listrik yang rendah, yaitu maksimum sebesar 30 Watt. Kapasitas dapat divariasikan dari 0,39 sampai dengan 12,0 liter per jam dan jumlah stroke maksimum 100 untuk setiap menit. Berat pompa masing-masing sekitar 2,6 kg. Tekanan 5 - 7 Bar.

i. Unit Osmosa balik

Unit Osmosa balik merupakan jantung dari sistem pengolahan air secara keseluruhan. Unit ini terdiri dari selaput membran yang digulung secara spiral dengan pelindung kerangka luar (vessel) yang tahan terhadap tekanan tinggi. Kapasitas tiap unit bermacam-macam tergantung disain yang diinginkan. Daya tahan membran ini sangat tergantung pada proses pengolahan awal. Jika pengolahan awalnya baik, maka membran ini dapat tahan lama.

j. Panel Kontrol

Nama : Ikhsan Firmawan NIM : H1E109008

Seluruh rangkaian listrik dalam sistem osmosa balik ini berada dan berpusat dalam satu unit yang disebut panel kontrol. Panel ini dilengkapi dengan indikator-indikator tekanan dan sistem otomatis. Apabila tekanan pada membrane telah mencapai nilai maksimum, maka dengan sendirinya switch aliran listrik menghentikan suplainya dan seluruh sistem juga berhenti. Dalam keadaan seperti ini kondisi membran harus diamati secara khusus dan apakah sudah saatnya harus diganti.

k. Ultra Violet Sterilizer

Proses sterilisasi dalam sistem pengolahan air ini menggunakan lampu Ultra Violet. Lampu ini dapat membunuh semua bakteri dalam air minum. Ukuran dan dimensi alat ini sama dengan Filter Kartridge. Energi yang dibutuhkan maksimum sebesar 30 Watt. Lampu ini dipasang sebagai tambahan, terutama jika unit dipergunakan untuk air tawar dan tidak melalui membran osmosa balik.

l. Tangki Penampung Air Olahan

Air hasil pengolahan sistem osmosa balik ini ditampung pada tangki penampung air olahan. Jumlah tangki penampung disesuaikan dengan kebutuhan. Setiap tangki penampung ini bervolume 1000 liter. Tangki ini terbuat dari bahan fiberglas. Tangki penampung ini diletakkan ditempat yang agak tinggi (1 m atau lebih) agar supaya air hasil olahan tersebut dapat dialirkan secara gravitasi.

m. Tangki Bahan-Bahan Kimia

Tangki bahan kimia terdiri dari lima buah tangki fiberglas dengan volume masing-masing 30 liter. Bahan-bahan kimia utama adalah klorin, kalium permanganat, soda ash, anti penyumbatan dan anti pengerakkan. Sebuah tangki lagi dipersiapkan dan digunakan sebagai cadangan.

n. Sistem Jaringan Perpipaan

Sistem jaringan perpipaan terdiri dari empat bagian, yaitu jaringan inlet (air masuk), jaringan outlet (air hasil olahan), jaringan bahan kimia dari pompa dosing dan jaringan pipa pembuangan air pencucian. Sistem jaringan ini dilengkapi dengan keran-keran sesuai dengan ukuran perpipaan. Diameter yang dipakai sebagian besar adalah 3/4 , sebagian lagi 1 dan 1/2. Bahan pipa PVC tahan tekan, seperti rucika. Sedangkan keran yang dipakai adalah keran tahan karat terbuat dari plastik.

Nama : Ikhsan Firmawan NIM : H1E109008 Petugas Operator

Untuk mengoperasikan WTP dibutuhkan seorang operator yang tugas utamanya adalah : Menghidupkan/menjalankan semua peralatan Mengisi larutan zat kimia Melakukan pencucian filter (Backwash) secara periodik Memeriksa air baku dan air hasil olahan secara periodik.

Agar dapat melaksanakan fungsi tersebut di atas, maka sebaiknya seorang operator berpendidikan minimal STM atau yang sederajat.

DESAIN OPERASI

Feedwater Temperature Product flow rate Concentrate flow rate Feed flow rate Recovery Electrical source Feed water pH Total Dissolved Solid Feedwater Manganese concentration

: Max. 45oC : 0,31 M3/Jam ( 5,2 l/menit ) : 0,58 M3/Jam (9,8 l/menit ) : 0,9 M3/Jam ( 15 l/menit) : 35 % : 380 V ; 50 Hz ; 3 phasa :4 - 9 : < 12.000 ppm

: 0,1 ppm max.

Feedwater Iron concentration


Maximum Feedwater Turbidity Maximum Feedwater SDI

: 0,1 ppm.
: 1,0 NTU : 4,0

Feedwater Chlorine Concentration : < 0,1 ppm Maximum Applied Pressure : 300 Psig ( 2,07 Mpa )

Nama : Ikhsan Firmawan NIM : H1E109008


SPESIFIKASI TEKNIS

PRETREATMENT

1. Raw Water Pump

Capasity Power Pressure Suction Head : 9 m Dischard heah Number

: 110 liter/menit : 500 Watt : 4 - 5 Bars

: 40 50 m : 1 unit

2. Dosing Pump Pulsa Feeder

Type Pressure Capacity Pump head Diaphragm Number

: Chemtech 100/030 : 7 Bars : 4.7 lt/hour : SAN : Hypalon : 2 uni

3. Chemical Tank

Model Volume Dimension

: BT 502510 : 25 liter : 50 cm x 25 cm x 10 cm

Material of Contraction: FRP (Fiberglass Reinforced Plastic) Number : 2 unit

Nama : Ikhsan Firmawan NIM : H1E109008 4. Flexible Inlet Pipe + Accessories

Type Panjang Diameter Valve Number

: PVC : 20 m : inch : Standard : 1 unit

5. Reaktor Tank Model : RT 6312

Capasity
Dimension Material Inlet/Outlet Number : 63 cm x 120 cm : Mild Steel with (FRP) :1 : 1 unit

: 0,5 - 1 M3/jam

6. Rapid sand Filter

Model Pressure Capacity Dimension Material Pipa Inlet / outlet System Media Filter Supporting Media Number

: F/S 12 : 3 Bars : 1.4 - 1.8 m3 / jam : 8 inchi x 120 cm : FRP : inch : Semi automatic backwash : Pasir Silika : Gravel : 1 unit

7. Iron Manganese Filter

Nama : Ikhsan Firmawan NIM : H1E109008

Model Pressure Capacity Dimension Material Pipa Inlet / outlet Supporting Media Media Filter System Number

: FH 12 : 3 Bars : 1.4 - 1.8 m3 / jam : 8 inchi x 120 cm : FRP : inch : Gravel : Manganese Greensand ( USA) : Semi automatic backwash : 1 unit

8. Karbon Aktif

Model Kapasitas Dimension Material Pipa Inlet /outlet Supporting Media Media Filter Pressure Number

: FC 12 : 1.0 - 1.25 m3 / hour : 8 inchi x 120 cm : FRP : inch : Gravel : Karbon Aktif Butiran (Granular) : 4 Bars : 1 unit

RO TREATMENT

1. RO Unit Model Kapasitas Raw Water : CF 10T : 10 m3 / hari : Air Payau

Nama : Ikhsan Firmawan NIM : H1E109008 Total Dissolved Solid Tekanan air masuk Tekanan Operasi Temperatur Operasi Toleransi Kadar besi Toleransi Kadar mangan Toleransi kadar khlorida Type elemen Motor : < 12 000 ppm : Minimum 1 bar : 20 - 24 bars : Maximum 40 0C : Maximum 0.01 ppm : Maximum 0.01 ppm : Maximum 0.01 ppm

: Thin Film Composite : 2,2 KW ; 380 Volt ; 50 Hz ; 2900 RPM

Kelengkapan : Product Flow meter Reject flow meter Inlet presure gauge Operating presure gauge Pre filter pressure gauge Reject pressure regulator Solenoid valve Conductivity tester Tool Kit Anti Scalan Unit Anti Fouling Unit

2. Dosing Pump Pulsa Feeder (Single Acting) (USA)

Type Pressure Capacity Pump Head Diaphragm

: Chemtech 100/030 (Setara) : 7 bars : 4.7 lt / hour : SAN : Hypailon

Nama : Ikhsan Firmawan NIM : H1E109008 Number : 1 unit

3. Dosing Pump Pulsa Feeder (Double Acting) (USA)

Type Pressure Capacity Pump Head Diaphragm Number

: Chemtech 100 D/ 1444 (Setara) : 5.25 bars : 2 x 4.7 lt / hour : SAN : Hypailon : 1 unit

RESERVOIR

1. Bak Penampung Air Bersih + Valve

Volume Material Gate Valve Number

: 500 Liter : FRP/stainless steel : : 1 Unit

POWER SYSTEM

1. Generator

Output
Voltage Phase Number

: 10 KVA
: 220 V/380 V : 3 Phase : 1 Unit

2. Kabel

Nama : Ikhsan Firmawan NIM : H1E109008 Type Number : Standard (10 A. Min)SNI : 1 Unit

TRUCK CONTAINER

1. Truck Container

Type Model Pintu Size Mechine Tonase Number

: Truk : Bak Container (Aluminium) : 3 pintu : Standard : Solar : > 3 ton : 1 Unit

BIAYA PRODUKSI

Biaya produksi air olahan siap minum tergatung dari kualitas air bakunya. Makin besar kadungan garamnya (konsentrasi TDS makin besar) biaya produksi juga makin besar. Berdasarkan pengalaman lapangan dari unit-unit yang telah terpasang biaya produksi air olahan siap minum dengan teknologi reverse osmosis (RO) berkisar antara Rp. 25,- sampai Rp. 50,- per liter air siap minum.

Nama : Ikhsan Firmawan NIM : H1E109008

Nama : Ikhsan Firmawan NIM : H1E109008 Unit Pengolahan Air Minum

Secara umum, pengolahan air bersih terdiri dari 3, yaitu pengolahan secara fisika, kimia, dan biologi. Pada pengolahan secara fisika, biasanya dilakukan secara mekanis, tanpa adanya penambahan bahan kimia. Contohnya adalah pengendapan, filtari, adsorpsi, dan lain-lain. Pada pengolahan secara kimiawi, terdapat penambahan bahan kimia, seperti klor, tawas, dan lain-lain, biasanya digunakan untuk menyisihkan logam-logam berat yang terkandung dalam air. Pada pengolahan secara biologis, biasanya memanfaatkan mikroorganisme sebagai media pengolahnya. PDAM, biasanya melakukan pengolahan secara fisika dan kimiawi dalam proses penyediaan air bersih. Secara umum, skema pengolahan air bersih di daerah-daerah di Indonesia terlihat seperti pada gambar di bawah. Terdapat 3 bagian penting dalam sistem pengolahannya.

1. Bangunan Intake Bangunan intake ini berfungsi sebagai bangunan pertama untuk masuknya air dari sumber air. Pada umumnya, sumber air untuk pengolahan air bersih, diambil dari sungai. Pada bangunan intake ini biasanya terdapat bar screen yang berfungsi untuk menyaring benda-benda yang ikut tergenang dalam air. Selanjutnya, air akan masuk ke dalam sebuah bak yang nantinya akan dipompa ke bangunan selanjutnya, yaitu WTP Water Treatment Plant.

2. Water Treatment Plant Water Treatment Plant atau lebih populer dengan akronim WTP adalah bangunan utama pengolahan air bersih. Biasanya bagunan ini terdiri dari 4 bagian, yaitu : bak koagulasi, bak flokulasi, bak sedimentasi, dan bak filtrasi. Nah, sekarang kita bahas satu per satu bagian-bagian ini. a. Koagulasi Dari bangunan intake, air akan dipompa ke bak koagulasi ini. Apa yang terjadi dalam bak ini..?? pada proses koagulasi ini dilakukan proses destabilisasi partikel koloid, karena pada dasarnya air sungai atau air-air kotor biasanya berbentuk koloid dengan berbagai partikel koloid yang terkandung di dalamnya. Destabilisasi partikel koloid ini bisa dengan

Nama : Ikhsan Firmawan NIM : H1E109008

penambahan bahan kimia berupa tawas, ataupun dilakukan secara fisik dengan rapid mixing (pengadukan cepat), hidrolis (terjunan atau hydrolic jump), maupun secara mekanis (menggunakan batang pengaduk). Biasanya pada WTP dilakukan dengan cara hidrolis berupa hydrolic jump. Lamanya proses adalah 30 90 detik.

Proses Koagulasi Secara Mekanis dengan mesin pemutar b. Flokulasi Setelah dari unit koagulasi, selanjutnya air akan masuk ke dalam unit flokulasi. Unit ini ditujukan untuk membentuk dan memperbesar flok. Teknisnya adalah dengan dilakukan pengadukan lambat (slow mixing).

c. Sedimentasi Setelah melewati proses destabilisasi partikel koloid melalui unit koagulasi dan unit flokulasi, selanjutnya perjalanan air akan masuk ke dalam unit sedimentasi. Unit ini berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel koloid yang sudah didestabilisasi oleh unit sebelumnya. Unit ini menggunakan prinsip berat jenis. Berat jenis partikel koloid (biasanya berupa lumpur) akan lebih besar daripada berat jenis air. Dalam bak sedimentasi, akan terpisah antara air dan lumpur.

Proses Sedimentasi Gabungan unit koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi disebut unit aselator

Nama : Ikhsan Firmawan NIM : H1E109008

Unit Aselator pada Water Treatment Plant d. Filtrasi Setelah proses sedimentasi, proses selanjutnya adalah filtrasi. Unit filtrasi ini, sesuai dengan namanya, adalah untuk menyaring dengan media berbutir. Media berbutir ini biasanya terdiri dari antrasit, pasir silica, dan kerikil silica denga ketebalan berbeda. Dilakukan secara grafitasi.

Unit Filtrasi Selesailah sudah proses pengolahan air bersih. Biasanya untuk proses tambahan, dilakukan disinfeksi berupa penambahan chlor, ozonisasi, UV, pemabasan, dan lain-lain sebelum masuk ke bangunan selanjutnya, yaitu reservoir. 3. Reservoir Setelah dari WTP dan berupa clear water, sebelum didistribusikan, air masuk ke dalam reservoir. Reservoir ini berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air bersih sebelum didistribusikan melalui pipa-pipa secara grafitasi. Karena kebanyakan distribusi di kita menggunakan grafitasi, maka reservoir ini biasanya diletakkan di tempat dengan eleveasi lebih tinggi daripada tempat-tempat yang menjadi sasaran distribusi. Biasanya terletak diatas bukit, atau gunung.

Reservoir air bersih Gabungan dari unit-unit pengolahan air ini disebut IPA Instalasi Pengolahan Air. Untuk menghemat biaya pembangunan, biasanya Intake, WTP, dan Reservoir dibangun dalam satu kawasan dengan ketinggian yang cukup tinggi, sehingga tidak diperlukan pumping station dengan kapasitas pompa dorong yang besar untuk menyalurkan air dari WTP ke reservoir. Barulah, setelah dari reservoir, air bersih siap untuk didistribusikan melalui pipa-pipa dengan berbagai ukuran ke tiap daerah distribusi.

Nama : Ikhsan Firmawan NIM : H1E109008

http://www.kaskus.us/showthread.php?t=9727081 Diakses 30/09/2011

You might also like