You are on page 1of 19

FATWA

PAKAIAN SHALAT
BAGI KAUM LELAKI

alif_lam_mim_1711@yahoo.co.uk
Hanya bagi ALLAH saja segala puja dan puji-pujian yang sebanyak-banyaknya,
karena DIA-lah tuhan alam semesta. Salam kesejahteraan dan salawat
semoga senantiasa atas Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.
Sesungguhnya pasal pakaian bagi kaum laki-laki ini sangat sederhana, karena
aurat yang harus ditutup oleh orang laki-laki hanyalah bagian tubuh antara
pusar hingga pahanya.
Tetapi meskipun sederhana tetapi ada pengharaman bagi kaum laki-laki
dalam masalah pakaian, misalnya haram memakai baju dari kain sutera,
memakai emas, dan ada satu yang sangat besar yaitu pengharaman memakai
celana yang panjangnya melebihi kedua mata kaki. Dalil tentang inilah yang
kita sampaikan agar lelaki muslim yang beriman hendaknya menjauhi perkara
kecil yang sangat berbahaya ini.
Ulama kita yang terdahulu sudah lagi mengamalkannya, kemudian pakaian
mereka kita kenali dengan nama CELANA KOLOR dan SELUAR COLOK.
Keduanya sama-sama tinggi di atas buku lali. Namun pakaian ini dihina oleh
orang-orang bodoh yang mengaku Syafi’i. dengan berdalih mengikuti trend
mode atau jika boleh jujur kita katakan bahwa mereka itu malu berpakaian
mengikuti Rasulullah sehingga dapat lah kita katakan mereka sombong atas
perintah ALLAH subhanahu wa ta’ala.
SYARAT UTAMA PAKAIAN LELAKI

1. Ujung kain (sarung atau celana atau seluar) tidak menutup mata
kaki dan minimal harus diatas mata kaki
2. Tidak menyerupai pakaian wanita
3. Tidak menyerupai pakaian kaum lelaki kafir
4. Tidak mengandung bahan sutera
5. Tidak berwarna kuning

Adapun tentang dalil yang mengatur tentang syarat utama


pakaian lelaki akan kita sampaikan dalam presentasi terpisah.
Pada presentasi ini kita khususkan pada masalah ujung kain
yang harus berada diatas mata kaki dan pengharaman bagi yang
menolaknya.
DALIL HADIS YANG MENYEBUT
PENGHARAMAN PAKAIAN YANG MELEBIHI
DI BAWAH MATA KAKI
DALIL SAHIH

1. Dari Ibnu Umar bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam


bersabda: “Barangsiapa yang menurunkan kainnya di bawah
mata kaki karena sombong, maka pada hari kiamat nanti ALLAH
tidak akan melihatnya.”
Kemudian Abu Bakar berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya
kain saya selalu turun sampai bawah mata kaki kecuali kalau
saya sangat berhati-hati.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya:
“Sesungguhnya kamu tidaklah termasuk orang-orang yang
berbuat semacam itu.
[Bukhari]

Beberapa riwayat mengatakan Abu Bakar seorang yang berperawakan


gemuk, karena itu kainnya dapat melorot. Hadis ini mengisyaratkan tidak
ada tawar menawar dalam memakai kain (celana/seluar/sarung), ujung
kain itu harus berada di atas mata kaki. Siapa yang menolak, maka
dipastikan baginya neraka.
Inilah hadis yang senantiasa dijadikan dalil oleh orang-orang yang
menolak mengangkat celananya di atas mata kaki.
DALIL SAHIH
• Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: “Pada hari kiamat nanti ALLAH tidak akan
melihat orang yang menurunkan kainnya di bawah mata kaki
karena sombong.” [Bukhari, Muslim]

• Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau


bersabda: “Kain yang di bawah mata kaki itu berada dalam
neraka.” [Bukhari]

• Dari Ibnu Umar berkata: “Saya berjalan di depan Rasulullah


shallallahu ‘alaihi wa sallam sedangkan kain saya terlalu rendah,
kemudian beliau bersabda, “Wahai Abdullah, naikkan kainmu
itu”. Maka saya menaikkannya. Beliau bersabda lagi, “Tambah
lagi (dinaikkan)”. Maka saya pun menambahinya. Setelah itu
saya selalu menaikkan kai saya sesuai petunjuk itu. Ada orang
yang bertanya: Sampai di mana kamu menaikkan? Abdullah
menjawab: Sampai pertengahan betis”. [Muslim]
DALIL SAHIH
• Dari Abu Dzar dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau
bersabda: “Ada tiga kelompok manusia yang mana pada hari
kiamat nanti ALLAH tidak akan berbicara dengan mereka, ALLAH
tidak akan melihat kepada mereka, dan ALLAH tidak akan
mengampuni dosa mereka, serta bagi mereka siksaan yang
amat pedih.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
mengatakan kalimat itu tiga kali. Kemudian Abu Dzar berkata:
“Sangatlah kecewa dan rugi mereka itu. Siapakah mereka itu
wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Yaitu orang yang
menurunkan kain, orang yang suka menyebut-nyebut
pemberiannya, dan orang yang menjual barang dagangannya
dengan menggunakan sumpah palsu. [Muslim]

• Dari Ibnu Umar dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau


bersabda: “Orang yang menurunkan kain, kemeja dan
sorbannya, barangsiapa yang memanjangkan sesuatu karena
sombong, maka nanti pada hari kiamat ALLAH tidak akan
melihat kepadanya.” [Abu Dawud dan An Nasai, dengan isnad
sahih]
DALIL HASAN SAHIH
1. Dari Abu Juray Jabir bin Sulaim berkata: “Saya melihat seseorang
yang selalu diikuti oleh orang banyak dalam segala pendapatnya,
apapun yang dikatakannya pasti diikuti oleh mereka. Saya
bertanya, “Siapakah orang itu?”. Para sahabat menjawab, “Itu
adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam!” Saya
mengucapkan “Alaikas-salaamu yaa rasuulullah” dua kali.
Kemudian beliau bersabda: “Janganlah kamu mengucapkan
alaikas salam, karena ucapan alaikas-salam adalah salam untuk
orang yang sudah meninggal dunia, tetapi ucapkanlah ”Assalaamu
‘alaika.”
Jabir berkata: Saya bertanya: “Benarkah engkau utusan ALLAH?”
Beliau menjawab: “Ya, saya adalah utusan ALLAH, dzat yang
apabila kamu tertimpa suatu musibah kemudian kamu berdoa
kepada-NYA niscaya DIA akan menghilangkan musibah yang
menimpa kamu ; apabila kamu tertimpa masa paceklik (kurang
makan) kemudian kamu berdoa kepada-NYA niscaya DIA akan
segera menumbuhkan tanaman untuk kamu ; dan apabila kamu
berada di tengah gurun sahara atau tanah lapang kemudian
kendaraanmu (ternakmu) hilang, lantas kamu berdoa kepada-NYA
niscaya DIA akan mengembalikannya kepada kamu.”
DALIL HASAN SAHIH
……………………….sambungan………………………
Jabir berkata: Saya berkata kepada beliau, “Berilah saya nasehat.”
Beliau bersabda: “Janganlah sekali-kali kamu memaki seseorang.”
Jabir berkata, “Maka setelah itu saya tidak pernah memaki orang
yang merdeka, budak, onta dan kambing.”
Beliau bersabda pula: “Janganlah sekali-kali kamu meremehkan
suatu kebaikan, dan berkatalah kepada temanmu dengan muka
yang manis. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk kebaikan.
Dan tinggikanlah kainmu sampai pada pertengahan betis dan kalau
kamu enggan (keberatan) maka boleh sampai pada kedua mata
kaki. Janganlah kamu menurunkan kain itu melebihi mata kaki
karena itu termasuk sombong, dan sesungguhnya ALLAH tidak
menyukai sifat sombong. Dan apabila ada seseorang memaki dan
mencela kamu dengan apa yang ia ketahui tentang dirimu, maka
janganlah kamu mencelanya dengan apa yang kamu ketahui
tentang dirinya, karena sesungguhnya akibat dari caci-maki itu
akan kembali kepadanya.
[Abu Dawud dan Tirmizi, dengan isnad hasan sahih]
DALIL SAHIH
• Dari Abu Hurairah berkata: “Suatu ketika ada seseorang shalat
dengan kain yang sampai di bawah mata kaki, maka Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya: “Pergilah dan
berwudu”. Ia pun pergi dan berwudu, kemudian ketika datang dia
datang, beliau bersabda lagi: “Pergilah dan berwudu”. Maka ada
seseorang bertanya: “Wahai Rasulullah, kenapa tuan menyuruh
orang itu berwudu kemudian tuan diamkan?”Beliau bersabda:
“Karena ia shalat dengan memakai kain sampai di bawah mata
kaki, sesungguhnya ALLAH tidak akan menerima salat seseorang
yang memakai kain sampai di bawah mata kaki. [Abu Dawud,
dengan isnad sahih sebagaimana syarat hadis Muslim]

• Dari Abu Sa’id al Khudry berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa


sallam bersabda: “Kain (sarung) seorang muslim adalah sampai
pertengahan betis. Dan tidaklah berdosa kalau sampai di antara
betis dan mata kaki. Adapun yang sampai di bawah mata kaki,
maka itu berada dalam neraka dan barang siapa yang
menurunkan kainnya sampai ke bawah mata kaki karena
sombong, maka ALLAH nanti tidak akan melihat kepadanya. [Abu
Dawud, dengan isnad sahih]
DALIL HASAN SAHIH
• Dari Ibnu Umar berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Barangsiapa yang menurunkan kainnya karena
sombong, maka nanti kelak pada hari kiamat ALLAH tidak akan
melihat kepadanya”.Ummu Salamah bertanya: “Maka
bagaimana cara wanita menurunkan tepi kain mereka?” Beliau
bersabda: “Mereka menurunkan satu jengkal.” Ia berkata:
“Kalau begitu, terbuka telapak kaki mereka?” Beliau bersabda:
“Mereka boleh menurunkan satu hasta, tidak boleh lebih dari
itu.” [Tirmizi, Abu Dawud, dengan isnad hasan sahih]

Kalimat awal hadis ini jelas-jelas memerintahkan kaum lelaki untuk


menaikkan kainnya diatas mata kaki, kemudian bagi wanita justeru
kebalikannya.
KESIMPULAN
Itulah beberapa dalil sahih yang melarang kita memakai celana, sarung, atau
seluar dengan panjang yang menutupi kedua mata kaki.
Kecil memang bahkan kita mungkin menganggapnya remeh, tetapi ALLAH
subhanahu wa ta’ala menyebutnya suatu kesombongan.
Sekarang marilah kita berpikir, sudah berapa lama kita mendustakan perintah
ALLAH dan Rasul-NYA?
Apakah menurut kita perkara remeh ini biasa saja???
Ini adalah hadis sahih, jika menolak maka ia tidaklah dikatakan muslim yang
beriman.
Jadi apakah berguna segala amal ibadah kita? Diterimakah shalat kita?
Bagaimana pula Puasa, Zakat dan Haji kita??? TIDAK DITERIMA…
ALLAH tidak menerima amal orang-orang lelaki yang memakai kain yang
panjang menutupi mata kaki, karena ALLAH tidak berkenan memandang
kepada manusia itu.
Jika ALLAH Tuhan kita berpaling dari kita, maka kemana lagi kita
menghadapkan wajah? Tuhan mana lagi yang akan memberi ampun??
BEBERAPA CONTOH
PAKAIAN SHOLAT UNTUK KAUM LELAKI
YANG SESUAI SYARIAT ISLAM
MEMAKAI KAIN SARUNG
Memakai sarung (tapih) adalah salah satu tradisi melayu yang baik,
karena ia lebih condong kepada menyelisihi (berbeda) dengan
pakaian orang-orang kafir. Tidak ada larangan motif apapun, asalkan
sarung itu jangan bergambar dan berbahan sutera, serta diatas mata
kaki

BENAR SALAH
HARUS DIIKUTI JANGAN DITIRU
MEMAKAI GAMIS ALA ARAB
Gamis adalah pakaian tradisional Arab, pakaian ini
turun temurun sejak Nabi-Nabi terdahulu. Adapun
gamis ini juga lebih menyelisihi orang-orang kafir
dalam berpakaian. Orang-orang kafir umumnya
berpakaian dengan jas, topi dan lainnya.
Di negara ini pakaian gamis banyak dijual di
BENAR pasaran. Umumnya dipakai orang-orang selepas
datang haji. Adapun kita sebagai bangsa melayu,
HARUS DIIKUTI apabila kita merasa risih apabila memakainya,
lebih baik tinggalkan saja, karena “tampil beda”
lebih condong kepada fitnah riya’ yang termasuk
dosa.
Kecuali jika kita memang dari kalangan pesantren
yang sudah terbiasa dengan baju gamis, sehingga
apabila kita memakainya maka orang lain yang
melihat kita tentu akan memakluminya.
MEMAKAI CELANA PANJANG
Ini adalah celana panjang yang hampir dipakai oleh semua laki-laki.
Tetapi bagaimanapun juga, syarat-syarat utama pakaian adalah harus
berada di atas mata kaki. Jika tidak maka sholat itu tidak diterima.
Jadi sia-sialah sholat yang kita kerjakan meskipun dengan penuh
khusyu.

BENAR SALAH
HARUS DIIKUTI JANGAN DITIRU

Mata kaki
Apakah pakaian adat kita ini benar???

Masya ALLAH, ternyata salah total.


Entah sudah berapa lama nenek moyang kita
mengajarkan kedustaan dan menyembunyikan
kebenaran yang mengakibatkan banyak anak cucu
ini masuk neraka?
Perkara yang kita anggap remeh, kecil dan tidak
penting ini ternyata justeru menjadikan kita ahli
neraka.
SALAH
Marilah kita jujur kepada Mazhab Syafii yang kita JANGAN DITIRU
ikuti,
Tidak ada fatwa ulama kita yang mengajarkan
berpakaian menutupi mata kaki.

Jika ada, silahkan kirim hadis bantahannya kepada


Owner.

Jika kita mengaku cinta Rasul maka sudah


sepantasnyalah kita mengikuti ajaran Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Naikkanlah ujung kain
sarung atau celana kita itu di atas mata kaki.
Ya Allah, tetapkanlah salam
salawat kepada pemimpin
kami Nabi Muhammad
Shallallahu Alaihi wa sallam.
Ya Allah, sesungguhnya
mereka menyebut kami
sebagai orang-orang yang
kebanjiran karena celana-
celana kami.
Jika kami adalah orang-orang
yang benar , yang mengikuti
Rasul-MU,
maka anugerahkanlah kepada
kami kebanjiran pahala dan
`

Presented by:

Posted on:

You might also like