You are on page 1of 40

FATWA

PAKAIAN WANITA
DALAM SHOLAT
Aysha_khumaira@yahoo.co.id

Reference:
“Hijabul Mar’ah Al Muslimah fi Al Kitab wa As Sunnah”
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani
Pakaian wanita untuk sholat

Hanya bagi ALLAH saja segala puja dan puji-pujian yang sebanyak-banyaknya,
karena DIA-lah tuhan alam semesta. Salam kesejahteraan dan salawat semoga
senantiasa atas Muhammad shallallahu alaihi wassalam.
Salah satu syariat yang mendapatkan perhatian yang besar dalam Islam adalah
perkara menutup aurat. Sesungguhnya pasal menutup aurat ini sudah cukup
jelas dalam Al Quran surah An Nuur ayat 31. Namun cara menutup aurat belum
jelas apakah untuk sholat ataukah untuk sehari-hari. Sehingga dalam hal
menutup aurat ini banyak perbedaan pendapat dalam Mazhab. Namun kita
mengambil fatwa dari Syafii – Salaf dimana didukung oleh ahli-ahli hadis
mereka yang ternama, Bukhari–Ibnu Hajar, Muslim-Nawawi hingga AL Albani.
Adapun artikel ini dikhususkan untuk membahas mengenai syarat-syarat utama
pakaian wanita mukminah sesuai petunjuk Al Quran dan Sunnah Rasul yang
sahih, agar kita kaum wanita mendapat keselamatan dari ALLAH.

Cinta-Rasul-Owner@yahoogroups.com
Pakaian wanita untuk sholat

AL QURAN, Surah An-Nuur, ayat 31:


Pakaian wanita untuk sholat

[24. An Nuur: 31]


Katakanlah kepada perempuan yang beriman: "Hendaklah mereka
menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka
menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari
padanya.
Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya,
Dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami
mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-
putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-
saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka,
atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau perempuan-
perempuan islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau
pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap
perempuan) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat
perempuan.
Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan
yang mereka sembunyikan.
Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang
beriman supaya kamu beruntung.
Pakaian wanita untuk sholat

KEWAJIBAN MENUTUP AURAT

[33. Al Ahzab: 59]


Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu
dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan
jilbabnya[*] ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya
mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu.
Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

[*]. Jilbab ialah sejenis baju kurung yang lapang (panjang dan luas) yang
dapat menutup kepala, muka dan dada.
SYARAT UTAMA
PAKAIAN WANITA

Al Albani
Pakaian wanita untuk sholat

SYARAT UTAMA PAKAIAN WANITA:


1. Menutup seluruh badan selain yang dikecualikan
2. Bukan berfungsi sebagai perhiasan
3. Kainnya harus tebal dan tidak tipis
4. Harus longgar, tidak ketat (fresh body) sehingga tidak dapat
menggambarkan sesuatu dari tubuhnya
5. Tidak diberi wewangian atau parfum
6. Tidak menyerupai pakaian laki-laki
7. Tidak menyerupai pakaian wanita-wanita kafir
8. Bukan “libas syuhrah” yaitu pakaian untuk mencari ketenaran
(popularity)
Pakaian wanita untuk sholat

1. Menutup seluruh badan selain yang dikecualikan


Para ulama salaf mengikut pendapat sahabat dan tabiin yang menafsirkan firman
ALLAH dalam Al Quran surah An Nur 31 dan Al Ahzab 59, bahwa wanita
hendaknya mengulurkan jilbab ke seluruh tubuhnya. Itu berarti seluruh tubuh
tertutupi. Sedangkan pengecualian yang dimaksud adalah muka (wajah) dan dua
telapak tangan.
Adapun dalil yang dipakai untuk hal ini adalah:
DALIL Ke-1
Dari Qatadah, dari Khalid bin Duraik dari Aisyah, bahwa Rasulullah bersabda:
“Jika seorang wanita telah sampai pada masa haid, maka tidak baik jika
terlihat darinya kecuali ini dan ini”, beliau SAW mengisyaratkan kepada wajah
dan telapak tangannya.”
[Abu Dawud dalam kitab As Sunnan, hadis dengan isnad mursal]

Dari Qatadah, bahwa Rasulullah bersabda: “Jika seorang wanita telah


memasuki masa haid, tidak baik jika terlihat dari dirinya kecuali wajah dan
telapak tangannya sampai pergelangan.”
[Abu Dawud dalam kitab Al Marasil, hadis dengan isnad mursal]
Pakaian wanita untuk sholat

1. Menutup seluruh badan selain yang dikecualikan


DALIL Ke-2
Dari Aisyah, ia berkata: Saya keluar menemui putra saudara saya dalam
keadaan berhias, maka Nabi tidak menyukainya. Saya katakan: “Dia adalah
putra saudaraku (kemenakan), ya Rasulullah.” Beliau SAW bersabda: “Jika
seorang wanita telah dewasa, maka tidak dihalalkan baginya untuk
menampakkan anggota tubuhnya kecuali wajahnya dan kecuali di bawah ini.”
Beliau SAW memegangi hastanya (pergelangan tangan) sendiri.
[Ibnu Juraij, hadis dengan isnad munkar]

DALIL Ke-3

Dari Aisyah, bahwa Asma binti Abu Bakar menemui Rasulullah sedangkan ia
memakai pakaian tipis. Maka Rasulullah berpaling darinya dan bersabda
kepadanya, “Wahai Asma, sesungguhnya jika seorang wanita telah mencapai
masa haid, tidak baik jika ada bagian tubuhnya yang terlihat, kecuali ini.”
Kemudian beliau menunjuk wajah dan telapak tangannya.
[Abu Dawud]
Pakaian wanita untuk sholat

1. Menutup seluruh badan selain yang dikecualikan


DALIL Ke-4
Dari Asma anak perempuannya Umais bahwa ia berkata: Rasulullah
mengunjungi Aisyah binti Abu Bakar, sedangkan di sisi Aisyah terdapat Asma
binti Abu Bakar (saudari Aisyah) sedang mengenakan pakaian model Syam
yang lengannya lebar. Tatkala Rasulullah melihatnya, maka beliaupun bangkit
dan keluar. Aisyah berkata, “Menyingkirlah, karena Rasulullah SAW melihat
sesuatu yang beliau benci!” Kemudian Asma-pun menyingkir dan kemudian
Rasulullah SAW masuk. Aisyah menanyakan kepada beliau mengapa beliau
sampai bangkit. Maka beliaupun menjawab: “Tidakkah engkau lihat
dandanannya (Asma)? Sesungguhnya seorang wanita muslimah itu tidak
boleh tampak dari tubuhnya kecuali ini dan ini!” Beliau mengambil kedua
lengan bajunya, lalu menutupkan dengan lengan baju itu pada bagian
punggung telapak tangan beliau sehingga yang terlihat hanyalah jari jemari
beliau. Selanjutnya beliau meletakkan kedua telapak tangan beliau pada
kedua pelipis sehingga yang terlihat hanyalah wajah beliau.
[Thabrani dan Baihaqi, hadis dengan isnad dha’if]
Pakaian wanita untuk sholat

Dari berbagai keterangan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa seorang wanita


muslimah harus menutupi seluruh badan tubuhnya kecuali wajah dan telapak
tangan (termasuk punggung tangan).
Bagaimana jika wanita itu memilih bercadar dan memakai kaos tangan???

HUKUM MEMAKAI CADAR (NIQAB)


Didalam mengerjakan ibadah wajib yaitu sholat, para ulama salaf berpendapat
menghubungkan hukum memakai cadar dengan sabda Rasulullah shallallahu
‘alaihi wassalam yang sahih yaitu:

Dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah bersabda:


“Janganlah wanita yang berihram itu mengenakan niqab (cadar, tutup wajah)
dan juga jangan memakai qaffaz (kaos tangan).”
[Bukhari, Nasai, Baihaqi dan Ahmad]
Ihram adalah rukun Haji, sedangkan haji adalah salah satu ibadah wajib dalam
rukun Islam, sehingga kedudukan ihram disamakan sholat. Karena itu hadis ini
dijadikan sebagai dalil fatwa bahwa “Untuk berpakaian sehari-hari, wanita
muslimah boleh memakai cadar dan kaos tangan. Tetapi apabila ia
mengerjakan sholat, maka hendaklah ia melepas cadar dan sarung
tangannya (glove).”
Pakaian wanita untuk sholat

2. Baju itu bukan berfungsi sebagai perhiasan


Para ulama salaf mengikut pendapat sahabat dan tabiin yang menafsirkan firman
ALLAH dalam Al Quran surah An Nur 31, bahwa wanita hendaknya mengulurkan
jilbab agar tidak tampak kelihatan perhiasannya. Itu berarti baju muslimah harus
baju yang polos tidak bercorak, sederhana dan tidak ada perhiasan, yang
menyebabkan kaum laki-laki dapat melihat/melirik kepada mereka.
Adapun dalil yang dipakai untuk hal ini adalah:
DALIL Ke-1
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan
bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang terdahulu.”
[Quran Surah ke-33 Al Ahzab ayat 33]

Firman ALLAH ini memperkuat dalil An Nur: 31 sehingga jumhur ulama


menjadikannya sebagai dalil yang sangat kuat untuk menfatwakan bahwa
“wanita muslimah tidak boleh memakai perhiasan apabila ia memakai pakaian
sholat, apalagi jika ia bertujuan ingin berjamaah di masjid.”
Pakaian wanita untuk sholat

2. Baju itu bukan berfungsi sebagai perhiasan


DALIL Ke-2

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Ada tiga golongan yang


tidak akan ditanya (karena mereka sudah pasti termasuk orang-orang yang
binasa atau celaka): [1] Seorang laki-laki yang meninggalkan jama’ah dan
mendurhakai imamnya serta meninggal dalam keadaan durhaka; [2] seorang
budak wanita atau laki-laki yang melarikan diri (dari tuannya) lalu ia mati; [3]
serta seorang wanita yang ditinggal pergi oleh suaminya, padahal suaminya
telah mencukupi keperluan duniawinya, namun setelah itu ia ber-tabarruj.
Ketiganya itu tidak akan ditanya.”
[Bukhari, Ahmad, Abu Ya’la, Thabrani, Baihaqi & Al Hakim dari Fadhalah bin
Ubaid]
Tabarruj adalah perilaku wanita yang menampakkan perhiasan dan
kecantikannya serta segala sesuatu yang wajib ditutupi karena dapat
membangkitkan syahwat laki-laki.

Khusus untuk Tabarruj insya ALLAH kita sampaikan dalam artikel fatwa lainnya dalam
Cinta-Rasul dan Cinta_Rasul.
Pakaian wanita untuk sholat

2. Baju itu bukan berfungsi sebagai perhiasan


Firman ALLAH dalam Al Quran surah An Nur 31 itu sudah sangat jelas
mengatakan bahwa tujuan utama memakai jilbab adalah untuk menutupi
perhiasan wanita.
Jadi apabila pakaian wanita itu dihiasi dengan berbagai macam aneka bordir,
renda atau motif, maka sebenarnya hal itu termasuk dalam tabarruj, busana
muslimah itu berubah menjadi hiasan yang berdosa baginya apabila dipakai.
Bagaimana dengan pakaian wanita yang berwarna-warni selain warna hitam
atau putih???
Dalam hal ini ulama salaf berpegang kepada hadis:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda: Minyak harum wanita
adalah yang tampak warnanya dan tersembunyi baunya……”
Hadis ini ditafsirkan bahwa pakaian wanita yang polos apabila diberi parfum
(minyak harum) yang berwarna, maka warnanya akan berubah mengikuti
warna parfum itu, sedangkan Rasulullah SAW tidak menolaknya. Sehingga
dapat dijadikan dalil fatwa bahwa “wanita boleh memakai kain yang
berwarna selain hitam atau putih.”
Pakaian wanita untuk sholat

2. Baju itu bukan berfungsi sebagai perhiasan


Ulama salaf juga berpegang kepada hadis mauquf (hadis yang tidak sampai
kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam) antara lain:
Dari Ibrahim An Nakhai, bahwa ia bersama Alqomah dan Al Aswad pernah
mengunjungi para istri Nabi dan ia melihat mereka mengenakan mantel-
manetl berwarna merah.
Dari Ibnu Abi Malikah, ia berkata: Saya pernah melihat Ummu Salamah (istri
Nabi) mengenakan baju dan mantel yang dicelup dengan kembang Usfur
(nama bunga yang berwarna kuning).
Dari Al Qasim (Ibnu Muhammad bin Abu Bakar As Shiddiq) bahwa Aisyah
pernah mengenakan pakaian yang di-wenter (diwarnai) dengan kembang
Usfur sedangkan ia dalam keadaan ihram.
Dari Hisyam, dari Fatimah binti Al Mundzir bahwa Asma pernah memakai baju
yang diwarnai dengan kembang Usfur sedang ia dalam keadaan ihram.
Dari Sa’id bin Jubair bahwasanya ia pernah melihat sebagian dari para istri
Nabi sedang melakukan thawaf di Baitul Haram dengan mengenakan pakaian
yang diberi warna (diwenter) dengan Usfur.
Pakaian wanita untuk sholat

3. Kainnya harus tebal, tidak tipis


Kain yang tipis tentu saja tidak dapat dikatakan menutup aurat apalagi menutup
perhiasan. Kain yang tebal pun apabila ia transparan (tembus pandang), maka hal
itu lebih berdosa lagi untuk dipakai.
Dari Abdullah bin Abu Salamah, bahwasanya Umar bin Khattab pernah
memakaikan baju Qubhtyah (jenis pakaian ala Mesir yang tipis dan berwarna
putih), kemudian Umar berkata: “Jangan kamu pakaikan baju itu pada istri-istrimu!”
Seseorang kemudian bertanya: “Wahai Amirul Mukminin, telah saya pakaikan ia
pada istriku, dan aku telah lihat dirumah (baju itu) dari arah depan maupun
belakang, namun aku tidak melihatnya sebagai pakaian yang tipis! Umar
menjawab: “Sekalipun tidak tipis, namun ia mensifati (agak-agak transparent,
sehingga menggambarkan lekuk tubuh). [Baihaqi, dengan isnad mursal]
Dari Ummu AlQamah bin Abu Alqamah bahwa ia berkata: Saya pernah melihat
Hafshah bin Abdurrahman bin Abu Bakar mengunjungi Aisyah dengan
mengenakan khimar tipis yang dapat menggambarkan pelipisnya, lalu Aisyah pun
tidak berkenan melihatnya dan berkata: “Apakah kamu tidak tahu apa yang telah
diturunkan oleh ALLAH dalam surat An Nur?” Kemudian Aisyah mengambil khimar
untuk dipakaikan kepadanya. [Ibnu Sa’d & Ibnu Hibban, isnad jayyid]
Pakaian wanita untuk sholat

4. Harus Longgar, tidak ketat, sehingga tidak dapat


menggambarkan sesuatu dari tubuhnya
Tujuan utama mengenakan jilbab adalah untuk menghilangkan fitnah yang
ditimbulkan dari pandangan kamu laki-laki, dan hal itu tidak akan tercapai kecuali
pakaian itu longgar dan luas (lapang).
Dari Usamah bin Zaid, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam
memberiku baju Qubhtiyah (jenis pakaian ala Mesir yang tipis dan berwarna
putih) yang tebal, (baju) yang merupakan baju yang dihadiahkan oleh Dihyah
Al Kalbi kepada beliau SAW. Baju itupun aku pakaikan pada istriku, Nabi
bertanya kepadaku: “Mengapa kamu tidak mengenakan baju Qubhtiyah?” Aku
menjawab: “Saya pakaikan baju itu pada istri saya.” Kemudian Nabi
bersabda: “Perintahkanlah ia agar mengenakan pakaian dalam dibalik
Qubhtiyah itu, karena saya khawatir baju itu masih bisa menggambarkan
bentuk tulangnya.
[Ahmad, Baihaqi, Ad Dhiya’ Al Maqdisi, dengan isnad hasan]
Pakaian wanita untuk sholat

4. Harus Longgar, tidak ketat, sehingga tidak dapat


menggambarkan sesuatu dari tubuhnya
Imam Syafii sebagai pemimpin Mazhab Syafii berfatwa dalam Kitab Al Umm:
Jika seseorang menunaikan sholat dengan mengenakan gamis yang tipis
(transparan) maka hal itu tidak diperbolehkan.
Jika menunaikan sholat dengan mengenakan satu gamis yang dapat
menggambarkan tubuhnya namun tidak transparan (tembus pandang), maka
hal itu di-makruh-kan baginya, dan tidak ada kejelasan lagi bahwa ia harus
mengulangi shalatnya.
Bagi wanita jelas lebih keras larangannya dibanding larangan terhadap kaum
laki-laki, jika ia menunaikan sholat dengan mengenakan baju dan khimar yang
bajunya itu dapat menggambarkan lekuk tubuhnya.
Saya suka jika wanita itu hanya menunaikan shalat dengan mengenakan
jilbab dan baju yang longgar agar bajunya itu tidak dapat menggambarkan
tubuhnya.
Pakaian wanita untuk sholat

4. Harus Longgar, tidak ketat, sehingga tidak dapat


menggambarkan sesuatu dari tubuhnya
Beberapa hadis mauquf tentang tata cara berpakaian dalam shalat:
• Aisyah mengatakan: “Seorang wanita dalam mengerjakan shalat harus
mengenakan tiga pakaian; baju, jilbab dan khimar.” Adalah Aisyah pernah
mengulurkan izar-nya (pakaian sejenis jubah) dan berjilbab dengannya.
[Ibnu Sa’d, dengan isnad shahih berdasarkan syarat Muslim]
• Ibnu Umar berkata: “Jika seorang wanita menunaikan shalat, maka ia harus
mengenakan seluruh pakaiannya; baju, khimar dan milhafah (mantel).
[Ibnu Abi Syaibah, dengan isnad shahih]
• Dari Ummu Ja’far binti Muhammad bin Ja’far bahwasanya Fatimah binti
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam berkata: “Wahai Asma, sesungguhnya
aku memandang buruk apa yang dilakukan oleh kaum wanita yang
mengenakan baju yang dapat menggambarkan tubuhnya…………………”
[Abu Nu’aim, Baihaqi]
Pakaian wanita untuk sholat

5. Tidak diberi wewangian atau parfum


Dalil-dalil sahih yang kuat yang melarang wanita memakai parfum adalah:
• Dari Zainab Ats Tsaqafiyah bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam
bersabda: “Jika salah seorang diantara kalian (kaum wanita) keluar menuju
masjid, maka janganlah sekali-kali mendekatinya dengan (memakai)
wewangian.” [Muslim & Abu ‘Awanah]
• Dari Abu Hurairah bahwa ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam
bersabda: “Siapapun perempuan yang memakai bakhur, maka janganlah ia
menyertai kami dalam menunaikan sholat Isya’ yang akhir.” [Muslim & Abu
Awanah]
Bakhur adalah wewangian yang dihasilkan dari pengasapan, dengan alat
semacam dupa atau kemenyan.
Pakaian wanita untuk sholat

5. Tidak diberi wewangian atau parfum


Dalil-dalil sahih yang kuat yang melarang wanita memakai parfum adalah:
• Dari Abu Musa Al Asy’ari bahwasanya ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wassalam bersabda: “Siapapun perempuan yang memakai wewangian, lalu ia
melewati kaum laki-laki agar mereka mendapatkan baunya, maka ia adalah
pezina.” [Tirmizi, Abu Dawud, An Nasai, Ahmad, Al Hakim, Ibnu Khuzaimah,
Ibnu Hibban; Tirmizi menyebut isnadnya hasan shahih, Al Hakim menyatakan
shahih dan disepakati oleh Adz Dzhabi, menurut Syaikh Al Albani hadis itu
isnadnya hasan]
• Dari Musa bin Yasar, dari Abu Hurairah: Bahwa seorang wanita berpapasan
dengannya dan bau wewangiannya tercium. Maka Abu Hurairah berkata,
“Wahai hamba ALLAH! Apakah kamu hendak ke masjid?” Ia menjawab, “Ya”
Abu Hurairah kemudian berkata lagi, “Pulanglah saja, lalu mandilah! Karena
sesungguhnya aku telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam
bersabda, “Jika seorang wanita keluar rumah menuju masjid sedangkan bau
wewangiannya menghembus, maka ALLAH tidak menerima shalatnya,
sehingga ia pulang lagi menuju rumahnya lalu mandi. [Baihaqi, isnad munkar]
Pakaian wanita untuk sholat

6. Tidak menyerupai pakaian laki-laki


Banyak dalil yang menyebut larangan terhadap kaum wanita untuk menyerupai
kaum laki-laki dalam segala hal, termasuk pula dalam masalah pakaian, dan
kita sebut diantaranya adalah:
• Dari Ibnu Abbas, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam melaknat
kaum lelaki yang menyerupakan diri dengan kaum wanita dan kaum wanita
yang menyerupakan diri dengan kaum lelaki. [Bukhari, Abu Dawud, Ad Darami
dan Ahmad, matan hadis yang mirip juga diriwayatkan dari Tirmizi, Ibnu Majah
dan At Thayalisi]
• Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam melaknat
pria yang memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian laki-
laki.” [Abu Dawud, Nasai, Ibnu Majah, Al Hakim, Ahmad dan Ibnu Hibban,
isnadnya sahih sebagaimana syarat Muslim]
• Dari Abdullah bin Amru, ia berkata: Saya mendengar Rasulullah shallallahu
‘alaihi wassalam bersabda: “Tidak termasuk golongan kami para wanita yang
menyerupakan diri dengan kaum lelaki; dan kaum lelaki yang menyerupakan
diri dengan kaum wanita.” [Ahmad]
Pakaian wanita untuk sholat

7. Tidak menyerupai pakaian wanita-wanita kafir


Syariat Islam sudah melarang seluruh kaum muslimin agar jangan ber-tasyabuh
(menyerupai) atau mengikuti kebiasaan-kebiasaan bangsa kafir, baik dalam
ibadah, perayaan hari raya dan berpakaian seperti bangsa kafir. Dalil yang
memerintahkan kita agar tidak mengikuti orang-orang kafir antara lain:
• Quran surah Al-Jatsiyah: 16 – 18, Ar-Ra’d: 36 – 37, Al-Hadid: 16, Al-Baqarah:
104, An-Nisa’: 46
• Dari Ali, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
“Janganlah kalian memakai pakaian para pendeta, karena barangsiapa
mengenakan pakaian mereka atau menyerupakan diri dengan mereka, bukan
dari golonganku.”
[Thabrani, hadis ini menurut Albani adalah dhaif]
Pakaian yang menyerupai pendeta wanita atau biarawati tentu saja
diharamkan untuk diikuti.
Pakaian wanita untuk sholat

7. Tidak menyerupai pakaian wanita-wanita kafir


• Dari Ali bin Abu Thalib, katanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam telah
melarang berpakaian seperti pendeta dan memakai pakaian tercelup dengan
warna kuning, memakai cincin emas dan membaca Qur’an dalam ruku’ (solat).
[Muslim]
• Dari Abdullah bin Amru bin Al Ash, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wassalam melihat saya mengenakan dua buah kain yang diwarnai dengan
usfhfur (nama tumbuhan), maka beliau bersabda: “Sungguh, ini merupakan
pakaian orang-orang kafir, maka janganlah memakainya.
[Muslim, Nasai, Al Hakim dan Ahmad]

Ini adalah hadis yang melarang laki-laki memakai baju berwarna kuning,
sedangkan bagi kaum wanita hal itu dibolehkan saja. Sebagaimana sutera
haram bagi lelaki namun halal bagi wanita.
Pakaian wanita untuk sholat

7. Tidak menyerupai pakaian wanita-wanita kafir


Sebagai halnya aturan bagi kaum lelaki, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wassalam juga menyuruh kaum wanita untuk menyelisihi (berbeda) dengan
kebiasaan-kebiasaan bangsa kafir, termasuk dalam masalah pakaian:
Dari Abu Umamah yang berkata: Suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wassalam keluar ke tengah-tengah para tokoh dari kalangan Anshar, jenggot
mereka berwarna putih. Beliau bersabda: Wahai sekalian orang Anshar!
Semirlah dengan warna merah dan kuning, selisihilah ahli kitab! Maka kami
berkata: Ya Rasulullah! Sesungguhnya ahli kitab memakai celana, tetapi tidak
memakai sarung! Maka Rasulullah bersabda: Pakailah! Pakailah celana dan
pakailah sarung, selisihilah ahli kitab! Kami berkata: Ya Rasulullah!
Sesungguhnya ahli kitab berjalan dengan kaki telanjang dan tidak mau
memakai alas kaki! Beliau bersabda: Berjalanlah dengan kaki telanjang
maupun dengan alas kaki, selisihilah ahli kitab. Kami berkata: Ya Rasulullah,
sesungguhnya ahli kitab memangkas jenggot mereka dan memanjangkan
kumis mereka. Beliau bersabda: Pangkaslah kumis kalian dan panjangkanlah
jenggot kalian, selisihilah ahli kitab. [Ahmad, dengan isnad hasan]
Selanjutnya insya ALLAH kita sampaikan dalam artikel terpisah: “Hukum Tasyabbuh, menyerupai
orang-orang kafir.”
Pakaian wanita untuk sholat

8. Bukan “Libas Syuhrah” (baju untuk mencari popularity)


Libas syuhrah adalah setiap pakaian yang dipakai dengan tujuan mendapatkan
ketenaran ditengah-tengah orang banyak, baik pakaian itu mahal yang dipakai
oleh seseorang untuk berbangga dengan dunia dan perhiasannya, maupun
pakaian yang bernilai rendah yang dipakai oleh seseorang untuk
menampakkan kezuhudannya dan dengan tujuan riya (pamer).
Beberapa dalil yang menyebut tentang larangan memakai pakaian yang bersifat
untuk mencari ketenaran (popularity) adalah:
• Dari Ibnu Umar berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
”Barangsiapa mengenakan pakaian syuhrah (untuk mencari popularity atau
ketenaran) di dunia, niscaya ALLAH mengenakan pakaian kehinaan
kepadanya pada hari kiamat, kemudian membakarnya dengan api neraka.”
[Abu Dawud & Ibnu Majah, dengan isnad hasan menurut Al Mundziri, Al Albani
mengatakannya hasan sahih karena isnadnya dari para perawi Bukhari]
• Dari Abu Dzar, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam: “Barangsiapa
mengenakan pakaian pakaian popularitas, maka ALLAH berpaling darinya
sampai kelak ALLAH menghinakannya.”
[Ibnu Majah & Abu Na’im, isnadnya hasan lighairihi]
Pakaian wanita untuk sholat

8. Bukan “Libas Syuhrah” (baju untuk mencari popularity)


Dari Kinanah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam melarang dua syuhrah,
yaitu [1] seseorang yang memakai pakaian indah yang menarik perhatian
orang lain dan [2] orang yang memakai pakaian hina atau usang yang menarik
perhatian orang lain.
[Baihaqi, isnadnya shahih tetapi munkar, karena Kinanah adalah tabi’in]
Menurut Al Albani, hadis seperti ini juga diriwayatkan oleh Ibnu Na’im, alam
riwayat Thabrani yang bersumber dari Ibnu Umar, salah satu rawinya
dinyatakan pemalsu hadis, sehingga isnadnya menjadi ma’udhu.

Dari hadis-hadis itu dapatlah disimpulkan bahwa 2 macam pakaian itu adalah:
5. Pakaian yang harganya mahal atau terlalu mencolok yang apabila dipakai
maka akan terlihat “tampil beda”, sehingga pemakainya dapat menjadi
sombong, angkuh dan riya’ dalam memamerkan pakaiannya itu.
6. Pakaian yang buruk seperti pakaian para pengemis yang compang-camping,
kusam, kumul dan kotor, karena mungkin saja pemakainya terkena fitnah riya’
disebabkan anggapannya bahwa ia ingin “zuhud” sebagaimana ajaran kaum
Sufism, sehingga orang-orang yang melihatnya akan berkata demikian.
BAJU UNTUK SHOLAT
Pakaian wanita untuk sholat

BAJU UNTUK SHOLAT


Dari Ummu Salamah katanya: Saya bertanya kepada Nabi SAW: “Bolehkah
wanita sholat memakai dira’ (gaun panjang) dan khimar (kerudung) tanpa izar
(sarung)? Jawab beliau SAW: Boleh saja, apabila gaunnya cukup menutupi aurat
sampai ke ujung kaki. [Abu Dawud]
Dari Aisyah bahwa ia pernah ditanya orang: Bagaimana seharusnya pakaian
wanita ketika sholat? Bermacam-macam kah? Jawab Aisyah: Tanyakan kepada
Ali bin Abi Thalib, kemudian kembali kepada saya dan kabarkan kepadaku
jawabnya! Penanya kemudian mendatangi Ali lalu bertanya kepadanya. Jawab
Ali: Khimar dan dira’ yang cukup panjang. [Abu Dawud]

DIRA’ adalah baju wanita yang dikenakan melalui leher sampai badan (seperti
gaun, blus, kemeja atau baju kurung).
IZAR adalah pakaian yang menutupi tubuh separoh ke bawah hingga kaki,
seperti sarung atau rok.
KHIMAR adalah kerudung.
Pakaian wanita untuk sholat

BAJU UNTUK SHOLAT


Dari keterangan-keterangan tentang syarat-syarat busana muslimah yang sudah
diterangkan dimuka, maka dengan demikian bisa disimpulkan bahwa pakaian
wanita untuk sholat adalah:
1. Haruslah menutupi kepala hingga ujung kaki
2. Wajah dan kedua telapak tangan harus ditampakkan, karena mereka
termasuk anggota sujud, artinya: tidak boleh memakai cadar (niqab) dan
sarung tangan
3. Punggung tangan harus ditutupi, sehingga yang terlihat hanyalah jari-jemari
saja
4. Punggung dan telapak kaki termasuk aurat yang harus ditutupi, karena itu
baju untuk sholat haruslah menutupinya atau boleh memakai kaos kaki jika
pakaian yang dibawah mata kaki itu dikhawatirkan terbuka pada saat sujud.

Syarat-syarat yang diminta tersebut sudahlah disepakati oleh jumhur ulama,


sehingga kemudian dibuatlah baju wanita khusus untuk sholat yang kita kenal
dengan nama MUKENA.
Pakaian wanita untuk sholat

MUKENA yang dicontohkan dalam gambar ini


sudah memenuhi syarat-syarat utama pakaian
wanita yaitu:
 Meliputi seluruh badan (menutupi seluruh
tubuh) kecuali muka, karena dahi adalah
termasuk anggota sujud.
 Warnanya yang putih polos bukan
berfungsi sebagai perhiasan, warna putih
adalah warna kesukaan Rasulullah. BENAR
 Kain yang dipakai tidak tembus pandang
(transparent)
 Longgar & lapang sehingga tidak dapat
membentuk lekukan tubuh
 Motifnya yang polos sehingga tidak
menimbulkan perhatian.
KESALAHAN FATAL
DALAM BUSANA SHOLAT
MUKENA INDONESIA
Pakaian wanita untuk sholat

1
MUKENA yang dicontohkan dalam Gambar-1ini
berada dalam kategori syubhat (meragukan)
”model mukena seperti ini jangan diikuti”
Kebenarannya:
 Meliputi seluruh badan (menutupi seluruh tubuh)
 Kain yang dipakai tidak tembus pandang
 Longgar & lapang SYUBHAT
 Motifnya yang polos
JANGAN DITIRU

Kekurangannya:
 Warnanya boleh selain putih dan hitam
asalkan tidak mengkilat (berbahan nylon)
karena dikhawatirkan efek cahaya itu
membuat kaum lelaki jadi memandang
kepada pemakainya.
Pakaian wanita untuk sholat

2
MUKENA yang dicontohkan dalam Gambar-2 ini
berada dalam kategori HARAM (berdosa)
”model mukena seperti ini jangan diikuti”
Kekurangannya:
 Warnanya mengkilat (berbahan nylon)
karena dikhawatirkan efek cahaya itu

SALAH
membuat kaum lelaki jadi memandang
kepada pemakainya.
 Adanya renda-renda, motif atau variasi
yang menyebabkan mukena ini dapat JANGAN DITIRU
berubah menjadi perhiasan yang
dipamerkan
 harganya yang mahal akan menyebabkan
pemakainya riya’
Pakaian wanita untuk sholat

3
MUKENA yang dicontohkan dalam Gambar-3 ini
berada dalam kategori HARAM (berdosa)
”model mukena seperti ini jangan diikuti”
Kekurangannya:
 Warnanya mengkilat (berbahan nylon)
karena dikhawatirkan efek cahaya itu

SALAH
membuat kaum lelaki jadi memandang
kepada pemakainya
 Adanya renda-renda, motif atau variasi
yang menyebabkan mukena ini dapat JANGAN DITIRU
berubah menjadi perhiasan yang
dipamerkan dan membawanya ke tabarruj
 harganya yang mahal mungkin dapat
menyebabkan pemakainya riya’
Pakaian wanita untuk sholat

4
MUKENA yang dicontohkan dalam Gambar-4 ini
berada dalam kategori HARAM (berdosa)
”model mukena seperti ini jangan diikuti”
Kekurangannya:
 Warna-warninya yang mencolok dengan
jelas menunjukkan mukena ini sengaja

SALAH
ditujukan untuk tabarruj (pamer)
 Aneka bordir atau sulaman, motif dan
variasi yang menyebabkan mukena ini
berubah menjadi baju berhias yang JANGAN DITIRU
dipamerkan
 harganya yang mahal akan menyebabkan
pemakainya riya’ ingin dilihat orang-
orang sebagai “trend mode”
Pakaian wanita untuk sholat

5
MUKENA yang dicontohkan dalam Gambar-5 ini
berada dalam kategori HARAM (berdosa)
”model mukena seperti ini jangan diikuti”
Kekurangannya:
 Warna-warninya yang mencolok dengan
jelas menunjukkan mukena ini sengaja

SALAH
ditujukan untuk tabarruj (pamer)
 Aneka renda-renda, bordir, sulaman,
motif atau variasi yang menyebabkan
mukena ini dapat berubah menjadi JANGAN DITIRU
perhiasan yang dipamerkan
 Harganya yang mahal akan menyebabkan
pemakainya riya’ ingin dilihat orang-
orang sebagai “trend mode”
Pakaian wanita untuk sholat

5 (lima) contoh mukena tersebut tidak pantas untuk dipakai sholat berjamaah di
mesjid, karena terlalu berwarna-warni. Mukena seperti ini hanya membawa fitnah
dan dosa bagi pemakainya. Membuat wanita-wanita lain yang melihat mukena ini
akan berkurang khusyunya. Karena begitulah kodrat wanita, diciptakan dengan
menyukai keindahan.
Terlarang memakai mukena seperti 5 contoh diatas dalam jamaah masjid, hal ini
untuk menghindari kebiasaan buruk kaum wanita yang membawanya ke neraka
yaitu tabarruj (memamerkan pakaian) dan riya (minta dilihat). Jika mukena ini
dipakai maka kemungkinan orang-orang akan menyangka wanita yang
memakainya hanya ingin fashion show, bukan untuk beribadah kepada ALLAH.
ALLAH sudah jelas dan terang memerintahkan wanita untuk tidak berhias yang
berlebihan di luar rumah. ALLAH pun juga mengeluarkan ancaman terhadapnya.
Mukena yang benar yaitu yang sesuai syariat Islam dan terhindar dari fitnah.
Untuk menghindari fitnah ini, sebaiknya memilih warna mukena yang polos (tidak
ada corak/motif) dan berwarna yang kalem (lembut) tidak mencolok.
Tujuan dari memakai mukena (telekung) adalah untuk salat, beribadah kepada
ALLAH, bukan untuk fashion show dihadap-NYA. ALLAH menganjurkan untuk
memakai pakaian yang indah setiap memasuki masjid, tetapi yang dimaksud itu
untuk kaum lelaki, bukan untuk wanita.
Pakaian wanita untuk sholat

Ya ALLAH, sesungguhnya telah sampai


petunjuk dari Rasul-MU
Damascus, kepada kami,
Syria
maka kami9/5/1371 hijriah
patuh dan taat kepada
Muhammad Nashiruddin Al-Albani
perintahAbu
ALLAH dan Rasul-NYA.
Abdurrahman
Ya ALLAH, sampaikanlah salam
salawat kami kepada Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wassalam.
FATWA ini diedarkan dan dipertanggungjawabkan dalam milis:

Public Unmoderated:
Cinta_Rasul@yahoogroups.com
Cinta_Rasul@googlegroups.com

You might also like