Professional Documents
Culture Documents
H. Sholeh Hidayat
Landasan pendidikan adalah asumsi-asumsi yang menjadi dasar pijakan atau titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan. Fungsi Landasan Pendidikan Pendidikan yang diselenggarakan dengan suatu landasan yang kokoh, maka prakteknya akan mantap, artinya jelas dan tepat tujuannya, tepat pilihan isi kurikulumnya, efisien dan efektif cara-cara pendidikan yang dipilihnya, dst. Dengan landasan yang kokoh setidaknya kesalahankesalahan konseptual yang dapat merugikan akan dapat dihindarkan sehingga praktek pendidikan diharapkan sesuai dengan fungsi dan sifatnya, serta dapat dipertanggungjawabkan (responsibilty) dan dipertanggunggugatkan (acountability).
Praktik Pendidikan
Kegiatan seseorang atau sekelompok orang atau lembaga dalam membantu individu atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan pendidikan. Kegiatan bantuan dalam praktek pendidikan dapat berupa pengelolaan pendidikan (makro maupun mikro), dan dapat berupa kegiatan pendidikan (bimbingan, pembelajaran dan atau latihan) (Redja Mudyaharjo).
Studi Pendidikan
Seperangkat kegiatan intelektual yang bertujuan memahami suatu prinsip, konsep atau teori pendidikan (Mudyahardjo) Contoh: Mahasiswa Pascasarjana sedang mengikuti kuliah Landasan Pendidikan Dosen sedang membaca buku Beknopte Theoretishe Pedagogik karya MJ. Langeveld
Tujuan Pendidikan
Untuk membantu perkembangan pikiran dan diri pribadi (self) siswa. Mengingat bakat manusia berbeda-beda maka pendidikan yang diberikan kepada setiap orang harus sesuai dengan bakatnya masing-masing.
Metode Pendidikan
Tidak cukup mengajar siswa tentang bagaimana berpikir, sangat penting bahwa apa yang siswa pikirkan menjadi kenyataan dalam perbuatan. Metode mangajar hendaknya mendorong siswa untuk memperluas cakrawala, mendorong berpikir reflektif, mendorong pilihan-pilihan moral pribadi, memberikan keterampilan-keterampilan berpikir logis, memberikan kesempatan menggunakan pengetahuan untuk masalahmasalah moral dan sosial, meningkatkan minat terhadap isi mata pelajaran, dan mendorong siswa untuk menerima nilainilai peradaban manusia (Callahan and Clark,1983).
Kurikulum
Pendidikan berfokus pada kehidupan yang baik pada masa sekarang dan masa yang akan datang. Kurikulum pendidikan pragmatisme berisi pengalaman-pengalaman yang telah teruji, yang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Kurikulum tersebut akan berubah
Metode Pendidikan
Lebih mengutamakan penggunaan metode pemecahan masalah (problem solving method) serta metode penyelidikan dan penemuan (inquiri and discovery method). Dalam praktiknya (mengajar), metode ini membutuhkan guru yang memiliki sifat pemberi kesempatan, bersahabat, seorang pembimbing, berpandangan terbuka, antusias, kreatif, sadar bermasyarakat, siap siaga, sabar, bekerjasama, dan bersungguh-sungguh agar belajar berdasarkan pengalaman dapat diaplikasikan oleh siswa dan apa yang dicita-citakan dapat tercapai.
Peran Guru
a. Menyediakan berbagai pengalaman yang akan memuculkan motivasi. Field trips, film-film, catatan-catatan, dan tamu ahli merupakan contohcontoh aktivitas yang dirancang untuk memunculkan minat siswa. Membimbing siswa untuk merumuskan batasan masalah secara spesifik Membimbing merencanakan tujuan-tujuan individual dan kelompok dalam kelas guna memecahkan suatu masalah Membantu para siswa dalam mengumpulkan informasi berkenaan dengan masalah. Bersama-sama kelas mengevaluasi apa yang telah dipelajari, bagaimana mereka mempelajarinya, dan informasi baru yang ditemukan oleh setiap
b. c. d. e.
siswa.
Pandangan Pendidikan
Sikun Pribadi (1971) eksistensialisme sangat berhubungan dengan pendidikan. Karena pusat pembicaraan eksistensialisme adalah keberadaan manusia sedangkan pendidikan hanya dilakukan oleh manusia.
Tujuan Pendidikan
Untuk mendorong setiap individu agar mampu mengembangkan semua potensinya untuk pemenuhan diri. Implikasi filsafat eksistensialisme dalam pendidikan Tujuan pendidikan : Memberikan bekal pengalaman yang luas dan komprehensif dalam semua bentuk kehidupan
Status siswa Mahluk rasional dengan pilihan bebas dan tanggungjawab atau pilihan suatu komitmen terhadap pemenuhan tujuan pendidikan Kurikulum Yang diutamakan kurikulum liberal. Yaitu merupakan landasan bagi kebebasan manusia. Kebebasan memiliki aturanaturan. Oleh karena itu di sekolah harus diajarkan pendidikan sosial untuk mengajar respek rasa hormat terhadap kebebasan untuk semua. Proses pembelajaran, pengetahuan tidak ditumpahkan melainkan ditawarkan. Untuk menjadi hubungan antara guru dengan siswa sebagai suatu dialog.
Peranan Guru
Melindungi dan memelihara kebebasan akademik Metode Tak ada pemikiran yang mendalam tentang metode , tetapi metode apapun yang dipakai harus merujuk pada cara unik mencapai kebahagian dan karakter yang baik.
Keberhasilan pendidik dalam berbagai peranannya antara lain akan dipengaruhi oleh pemahamannya tentang perkembangan peserta didik, serta kemampuan mengaplikasikannya dalam praktek pendidikan. Pernyataan ini mengacu kepada asumsi bahwa : Peranan pendidik adalah membantu peserta didik untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas perkembangan sesuai dengan tahap perkembangannya. Tahap perkembangan peserta didik mengimplikasikan kemampuan dan kesiapan belajarnya. Keberhasilan peserta didik menyelesaikan tugas-tugas perkembangan pada tahapnya akan mempengaruhi keberhasilan penyelesaian tugastugas perkembangan pada tahap perkembangan selanjutnya. Pendidikan yang dilaksanakan menyimpang dari tahapan dan tugas-tugas perkembangan peserta didik memungkinkan akibat negatif bagi perkembangan peserta didik selanjutnya.
Landasan Antropologis
Prinsip-prinsip Antropologis Keharusan Pendidikan ; Manusia sebagai Makhluk yang perlu didik dan mendidik diri (Animal educandum). Prinsip-prinsip Kemungkinan Pendidikan : Manusia sebagai Makhluk yang Dapat Dididik (Animal educabile)
Landasan Historis
Sejak Kebangkitan Nasional (1908) sifat perjuangan rakyat Indonesia dilakukan melalui berbagai partai dan organisasi, baik melalui jalur politik praktis, jalur ekonomi, sosial budaya, dan khususnya melalui jalur pendidikan. Sifat perjuangan bangsa Indonesia saat itu tidak lagi hanya menitik beratkan pada perjuangan fisik.
Landasan Historis
Ciri-ciri pendidikan yang diselenggarakan pemerintah Kolonial Belanda tidak memungkinkan bangsa Indonesia untuk menjadi cerdas, bebas, bersatu, dan merdeka. Kaum pergerakan semakin menyadari bahwa pendidikan yang bersifat nasional harus segera dimasukan ke dalam program perjuangannya.
Manusia Ekonomi
Memiliki etos kerja Terbiasa bekerja dengan sempurna tidak setengah-setengah Bersifat produktif Biasa hidup hemat, tidak bermewah-mewah Biasa hidup efisien (Made Pidarta)
Landasan Yuridis
Pasal 31(3) UUD 1945 mengamanatkan: Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.
Landasan Yuridis
Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan (UU.No.20/2003 Pasal 1 ayat 2)
Strategi Bangdiknas
Pelaksanaan pendidikan agama serta akhlak mulia Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi Proses pembelajaran yang mendidik dan dialogis Evaluasi, akreditasi dan sertifikasi pendidikan yang memberdayakan Peningkatan keprofesionalan pendidik dan tenaga kependidikan Penyediaan sarana belajar yang mendidik Pembiayaan pendidikan yang sesuai dengan prinsip pemerataan dan berkeadilan
Strategi Bangdiknas
Penyelenggaraan pendidikan yang terbuka dan merata Pelaksanaan wajib belajar Pelaksanaan otonomi manajemen pendidikan Pemberdayaan peran masyarakat Pusat pembudayaan dan pembangunan masyarakat, Pelaksanaan pengawasan dalam sistem pendidikan nasional
Perspektif Sosiologi
Anak manusia harus belajar dalam waktu yang relatif lebih panjang untuk mampu melaksana kan berbagai peranan sesuai statusnya dan sesuai kebudayaan masyarakatnya. Perspektif Antropologi: Pendidikan merupakan transfer nilai dari generasi tua kepada generasi muda (Enkulturasi).
Perspektif ekonomi: Pendidikan dipandang sebagai human investment atau usaha penanaman modal pada diri manusia untuk mempertinggi mutu tenaga kerja, sehingga mempertinggi produksi barang dan/atau jasa. Perspektif politik, pendidikan didefinisikan sebagai proses civilisasi, yaitu Suatu upaya menyiapkan warga Negara yang sesuai dengan aspirasi bangsa dan negaranya (Odang Muchtar 1976).
Pendidikan berdasarkan Pendekatan sistem Pendidikan dapat merupakan suatu keseluruhan yang terdiri atas sejumlah komponen yang saling berhubungan secara fungsional dalam rangka mencapai tujuan pendidikan (mentransformasi input menjadi out put).
Karakteristik Sistem
a. memiliki tujuan;
b. memiliki batas yang memisahkannya dari lingkungannya; c. memiliki sifat wholism (memiliki unsur/ bagian/komponen yang saling berhubungan/ketergantungan sebagai suatu keseluruhan); d. ada proses transformasi, yaitu mengubah masukan menjadi keluaran; e. Memiliki sub sistem-sub sistem dan berhubungan dengan supra sistem.
RAWINPUT
PROCESS
OUTPUT
ENVIRONMENTAL INPUT