Professional Documents
Culture Documents
Seminar Pemrasaran Pembimbing Hari/TGL/Jam Tempat : Proses Pengolahan Minyak Nilam pada Nilam Jaya Desa Babah IE Kecamatan Jaya Kabupaten Aceh jaya : Rahmayatti / 0605105010020 : Santi Noviasari, S.TP : Senin,12 April 2010/ 10.00-selesai WIB : Ruang Seminar Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan pemasok minyak nilam terbesar di pasaran dunia dengan kontribusi 90%. Ekspor minyak nilam pada tahun 2002 sebesar 1.295 ton dengan nilai US $ 22,5 juta Sebagian besar produk minyak nilam diekspor untuk dipergunakan dalam industri parfum, kosmetik, antiseptik dan insektisida (Mangun, 2005). Minyak nilam yang baik umumnya memiliki kadar PA diatas 30%, berwarna kuning jernih dan memilki wangi dan khas dan sulit dihilangkan. Minyak nilam jenis ini didapat dengan menggunakan teknik penyulingan uap kering yang dihasilkan mesin penghasil uap yang diteruskan kedalam tangki reaksi (autoklaf) selanjutnya uap akan menembus bahan baku nilam kering dan uap yang ditimbulkan dan diteruskan kebagian pemisahan untuk dilakukan pemisahan uap air dengan uap minyak nilam dengan sistem penyulingan. Minyak nilam yang baik dihasilkan dari tabung reaksi dan peralatan penyulingan yang terbuat dari baja tahan karat (stainless steel) dan peralatan tersebut hanya digunakan untuk menyuling nilam saja (Anonim, 2002). Pada industri penyulingan minyak nilam Bapak Hasan Arsyad menggunakan penyulingan nilam dengan uap. Air dan bahan diletakkan pada tempat terpisah. Air dimasukkan kedalam ketel air, dimana pada ketel terdapat tungku yang dihubungkan oleh pipa. Uap panas akan melewati pipa guna untuk menembus bahan atau daun. Kapasitas alat penyulingan ini sebanyak 25 Kg daun nilam. Alat yang digunakan terbuat dari bahan anti karat. Sedangkan alat tempat masuknya air adalah berupa drum besar. B. TUJUAN Kegiatan praktek lapang ini bertujuan untuk mempelajari dan mengetahui secara langsung proses pengolahan minyak nilam pada Nilam Jaya Kecamatan Jaya Kabupaten Aceh Jaya
RUANG LINGKUP Kegiatan praktek lapang yang dilaksanakan pada Nilam jaya meliputi beberapa aspek, yaitu:
III. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Lokasi dan Tata letak Pabrik Ketel Hasan Arsyad, terletak di Desa Babah IE Kecamatan Jaya, Kabupaten Aceh Jaya. Tempat penyulingan nilam ini terletak di atas areal yang luasnya + 1 Ha, di atasnya terdapat tempat pengolahan minyak nilam beserta perkebunan nilam. B. Sejarah Perkembangan Pabrik Ketel Nilam Jaya ini didirikan pada tahun 2008, yang dipimpin oleh Bapak Hasan Arsyad. Awalnya tempat ini adalah perkebunan nilam yang luasnya 1 Ha. Modal awal yang digunakan oleh Bapak Hasan Arsyad dalam membangun usaha ini adalah sekitar Rp 10.000,00-. Alat yang digunakan pada industri ini masih sangat manual dan hanya dapat menyuling minyak nilam 80 kg perharinya. Begitu juga dengan tenaga kerja yang dimiliki hanya 10 orang saja. Minyak nilam yang telah dihasilkan nantinya akan dijual kepada penampung minyak Nilam yang ada di Lamno. Ketenagakerjaan Pada Ketel Hasan Arsyad, saat ini hanya mempekerjakan 10 orang karyawannya yang bertugas menangani proses produksi yaitu pada saat pengisian bahan baku ke dalam ketel suling, menjaga tungku perapian pada ketel penyulingan dan mengeluarkan ampas nilam setelah proses penyulingan selesai. Tenaga kerja yang dimiliki berasal dari masyarakat sekitar. Penyulingan ini dilakukan setiap hari, dari jam 08.00-12.00 dan jam 14.00-18.00. Struktur Organisasi Bentuk struktur organisasi pada industri ini adalah bentuk perorangan dimana hanya terdiri dari 1 orang pemimpin yang hanya memimpin 10 orang tenaga kerja. IV. PROSES PENGOLAHAN DAUN NILAM MENJADI MINYAK NILAM A. Nilam Minyak nilam diperoleh dari hasil penyulingan daun, batang dan cabang tanaman nilam. Kadar minyak tertinggi terdapat pada daun dengan kandungan utamanya adalah patchouli yang berkisar antara 30 50 %. Aromanya segar dan khas dan mempunyai daya fiksasi yang kuat, sulit digantikan oleh bahan sintetis. B. Bahan Baku dan Bahan Pendukung a. Bahan Baku Pada proses produksi bahan baku utama yang digunakan adalah daun nilam. Daun nilam yang digunakan pada industri ini berasal dari kebun sendiri. Berikut adalah langkah langkah yang dilakukan dalam penanganan daun nilam mulai dari panen hingga pasca panen:
Panen Panen merupakan hasil yang diperoleh setelah menunggu beberapa bulan yang dihabiskan selama budi daya. Pemanenan daun nilam dilakukan setelah tanaman berumur 6 bulan. Pemotongan dilakukan dengan cara memotong ranting dan daun setinggi minimal 15 cm. Pemotongan dilakukan sebelum daun berwarna coklat, karena daun yang telah berubah menjadi warna coklat akan kehilangan sebagian minyak oleh pengaruh panas dan cuaca. 2. Pasca Panen Pasca panen merupakan kegiatan yang dilakukan setelah pemanenan nilam kegiatan pasca panen terdiri dari penjemuran dan perawatan tanaman. 1). Proses Pemotongan dan Penjemuran Hasil panen berupa daun basah yang terdiri dari daun, ranting, dahan dan batang yang dipotong atau dicincang berukuran 10-15 cm. Pemotongan dilakukan secara manual. Setelah itu, daun di jemur dibawah sinar matahari sekitar 4 jam sehari selama 2 sampai 3 hari, yaitu dimulai dari pukul 08.00 sampai dengan pukul 12.00 WIB. Penjemuran daun nilam dilakukan dengan meletakkan daun diatas lantai semen yang bersih. Penjemuran dilakukan pada lahan terbuka agar memperoleh sinar matahari secara langsung. Daun nilam di jemur sambil di angin-anginkan dengan ketebalan lapisan maksimal 50 cm. Lapisan daun harus di bolak-balik sebanyak 2 kali sehari selama 2 sampai 3 hari agar daun kering secara merata. 2). Perawatan Tanaman Pasca Panen Pemeliharan pada nilam dilakukan agar panen berikutnya sesuai dengan harapan maka perlu pembumbunan, pemupukan serta penyiraman yang teratur agar segera diperoleh daun dan ranting serta dahan yang baru. Jika hal ini dilakukan secara teratur maka hasil panen pada tahap berikutnya dapat dihasilkan lebih baik dalam volume dan kualitas yang baik. b. Bahan Pendukung Bahan pendukung yang digunakan untuk membantu proses penyulingan ini adalah air. Dimana pada industri ini menggunakan metode penyulingan minyak nilam yaitu dengan metode uap. Jenis dan Fungsi Peralatan Produksi Alat-alat yang diperlukan untuk penyulingan tergantung pada banyaknya bahan dan cara penyulingan yang dilakukan. Ada tiga bagian alat utama alat penyulingan dengan menggunakan metode uap yaitu: 1. Ketel Suling (retort) 2. Pendingin (kondensor) 3. Penampung hasil kondensasi Ketiga alat tersebut diperlukan pada proses penyulingan uap dengan metode penyulingan uap berlangsung.
C.
D.
1. Ketel Suling (retort) Ketel suling atau biasanya disebut tangki berfungsi sebagai wadah tempat air atau uap untuk mengadakan kontak dengan bahan, serta untuk menguapkan minyak atsiri. Ketel suling ini berbentuk silinder atau tangki, yang mempunyai diameter sama atau lebih kecil dari tinggi tangki. 2. Pendingin (kondensor) Kondensor merupakan salah satu perlengkapan penyulingan. Ukuran dan bentuk kondensor ini bermacam-macam. Kondensor berfungsi untuk mengubah seluruh uap air dan uap minyak menjadi fase cair. Jumlah panas yang dikeluarkan pada peristiwa kondensasi sebanding dengan panas yang diperlukan untuk penguapan minyak dan uap air serta sejumlah kecil panas tambahan yang dikeluarkan untuk menjaga supaya suhunya dibawah titik didih. 3.Penampung Hasil kondensasi Hasil kondensasi ditampung dengan alat pemisah minyak dan air. Dalam proses pemisahan minyak dan air terdapat 2 kemungkinan, yaitu lapisan minyak diatas air atau sebaliknya. D. Persiapan Sebelum Penyulingan Pada industri Nilam Jaya daun nilam yang akan disuling dipotong terlebih dahulu sebelum dikeringkan pada panas matahari. Proses pemotongan ini bertujuan supaya kelenjar minyak dapat terbuka sebanyak mungkin. Ukuran ketebalan bahan tempat terjadinya difusi akan berkurang, sehingga pada penyulingan, laju penguapan minyak atsiri dari bahan menjadi cukup cepat. Bahkan pada tanaman yang dirajangpun, hanya sebagian besar masih tetap bersatu dengan partikel hasil rajangan. Minyak yang telah dibebaskan dapat segera dipisahkan dari tanaman dengan cara penguapan. Kemudian setelah dipotong daun nilam dijemur dibawah sinar matahari selama 2-3 hari. Pelayuan dan pengeringan bertujuan untuk menguapkan sebagian air dalam bahan sehingga penyulingan berlangsung lebih mudah dan lebih singkat. Selain itu juga untuk menguraikan zat yang tidak berbau wangi menjadi berbau wangi. E. Proses Pengolahan Minyak Nilam Pada industri Nilam Jaya menggunakan metode penyulingan dengan uap. Air dan bahan diletakkan pada tempat terpisah. Air dimasukkan kedalam ketel air, dimana pada ketel terdapat tungku yang dihubungkan oleh pipa. Uap panas akan melewati pipa guna untuk menembus bahan atau daun nilam. Kapasitas alat penyulingan ini sebanyak 25 kg daun nilam. Alat yang digunakan terbuat dari bahan anti karat (seperti stainless steel), sedangkan alat tempat masuknya air adalah berupa drum besar . G. Proses Akhir Penyulingan Waktu yang dibutuhkan pada proses penyulingan di Industri Nilam Jaya terkadang diperpanjang atau lebih dari 4 jam. Hal ini disebabkan minyak nilam memiliki titik didih yang tinggi dan jumlah kandungan minyak dalam setiap daun nilam berbeda-beda. Biasanya perpanjangan waktu penyulingan ini dapat dilihat dari masih adanya minyak yang keluar dari kondensor. F. Perlakuan Terhadap Minyak Atsiri
Minyak akan mengalami kerusakan jika tidak langsung dipisahkan dengan air, ini disebabkan air suling selalu jenuh dengan minyak, dan minyak hasil kondensasi akan selalu jenuh pula dengan air. Sehingga terjadinya reaksi antara minyak dan air tersebut. Dan dilakukan pemisahan secara manual berdasarkan bobot jenis. G. Perlakuan pada Air Suling Air suling hasil pemisahan air dan minyak masih mengandung sebagian kecil minyak, baik dalam bentuk terlarut ataupun suspensi, dan jumlahnya tergantung pada kelarutan dan bobot jenis komponen minyak tersebut. Air suling ini tidak hanya mengandung minyak tetapi juga mengandung emulsi dalam jumlah yang sedikit. Hal ini dapat dilihat dari warna air suling yang memiliki warna yang keruh dan kotor. Ini sangat terlihat jelas kotoran yang ditimbulkan selama penyulingan minyak berlangsung. H. Perlakuan terhadap Limbah Daun Nilam Limbah yang diperoleh dari ampas daun nilam setelah penyulingan selesai biasanya limbah ini langsung dibuang begitu saja pada tempat pembuangan ampas ini. Limbah ini dibuang begitu saja dan di tempatkan di halaman belakang industri, sehingga hal ini kurang baik bagi kebersihan tempat penyulingan. Kini tumpukan limbah ini sudah sangat banyak.
IV. PEMBAHASAN
Penelitian Nurdjanah dan Mamun (1994) menyatakan bahwa daun nilam yang tanpa dijemur atau dianginkan selama 2 minggu menghasilkan produksi lebih tinggi yaitu 29,7 ml/2 kg bahan sedangkan dengan dijemur selama 4 jam di panas matahari menghasilkan minyak nilam 27,0 ml/2 kg bahan. Pengeringan langsung dibawah sinar matahari juga menyebabkan sebagian minyak nilam akan turut menguap, dan pengeringan yang terlalu cepat menyebabkan daun menjadi rapuh dan sulit disuling. Sebaliknya bila penyulingan terlalu lambat daun akan menjadi lembab dan timbul bau yang tidak disenangi akibat adanya kapang, sehingga mutu minyak yang dihasilkan akan menurun. Pengeringan nilam dilakukan dengan dihamparkan diatas tikar dan dibalik dari waktu ke waktu supaya keringnya merata dan terhindar dari proses fermentasi dan harus dihindari penumpukan bahan dalam keadaan basah. Tergantung dari teriknya matahari dan kelembaban udaranya. Tanda pengeringan sudah cukup apabila sudah timbulnya bau nilam yang lebih keras dan khas bila dibandingkan daun segar.
Pada industri Nilam Jaya limbah yang diperoleh dari ampas daun nilam setelah penyulingan selesai biasanya limbah ini langsung dibuang begitu saja pada tempat pembuangan ampas.
V. PENUTUP Kesimpulan Adapun kesimpulan yang didapat dari hasil praktek lapang berdasarkan uraian sebelumnya adalah sebagai berikut: 1. Ketel Hasan Arsyad, terletak di Desa Babah IE Kecamatan Jaya,Kabupaten Aceh Jaya. Tempat penyulingan nilam ini terletak di atas areal yang luasnya + 1 Ha, di atasnya terdapat tempat pengolahan minyak nilam beserta perkebunan nilam. Nilam yang diolah berasal dari kebun sendiri. 2. Pemanenan daun nilam dilakukan setelah tanaman berumur 6 bulan. Pemotongan dilakukan dengan cara memotong ranting dan daun setinggi minimal 15 cm, sebelum daun berwarna coklat. 3. Pada Industri Nilam Jaya metode yang digunakan penyulingan dengan uap, dengan banyaknya bahan 25 kg dan hasil yang diperoleh 1-2 kg minyak nilam. 4. Minyak nilam yang dihasilkan masih memiliki mutu yang rendah hal ini dapat dilihat dari warna minyak masih kuning kecoklatan, minyak nilam yang bagus memiliki warna yang kuning B. Saran Tempat pembuangan ampas nilam hasil penyulingan sebaiknya dibuang lebih jauh dari tempat penyulingan sehingga tidak mengganggu atau ampas ini juga dapat diolah menjadi pupuk bagi tanaman atau sebagai bahan bakar.
DAFTAR PUSTAKA Ketaren. 1985. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. PN Balai Pustaka, Jakarta. Mangun. 2005. Nilam. Penebar Swadaya, Jakarta. Mangun. 2005. Nilam. Penebar Swadaya, Jakarta. Manoi, F. 2007. Perkembangan Teknologi Pengolahan Perkembangan Teknologi Pengolahan Minyak Nilam Serta Pemanfaatan Limbahnya. http://www.adobe.com/products/acrobat/messaging/mobile.html [16 November 2009]. Nuryani, Y,. 2001. Investasi Nilam http://login.yahoo.com/config/login?.src=slv&.done=file%3a%2f%2f %2fD%3a%2fPL%2520terbaru%2520gw%2fsanti%2520poe%2fotisdap.html [7 Juli 2009].