You are on page 1of 31

LAPORAN KULIAH LAPANGAN KAMPUS ITB BIOSISTEMATIK (BI 2104)

Tanggal Kuliah Lapangan Tanggal Pengumpulan

: 17 September 2011 : 27 September 2011

Disusun oleh : Cattleya Adi Putri Virani (10609041) Aditya Mirzapahlevi Saptadjaja (10610001) Wisya Aulia Prayudi (10610011) Nanda Akmalia (10610015) William Theoputra (10610019) Ursula Nungky (10610024) Dyah Nadira Zarra (10610031) Andra Satria (10610065) Kelompok 2 Asisten : Satrio

PROGRAM STUDI BIOLOGI SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2011

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Setiap tumbuhan memiliki karakteristik tertentu yang membedakan tumbuhan yang satu

dengan yang lainnya. Karakteristik tersebut menunjukan keunikan masing-masing individu. Semakin banyak perbedaan karakteristik, maka kekerabatannya semakin jauh. Semakin banyak persamaan karakteristik, maka kekerabatan semakin dekat. Hal ini akan dijelaskan lebih lanjut pada taksonomi tumbuhan. Taksonomi tumbuhan merupakan kajian tentang identifikasi (penamaan), klasifikasi (pengelompokan) suatu tumbuhan ke dalam takson atau taksa tertentu dan deskripsi dari tumbuhan tersebut berdasarkan nomenklatur botani atau kode Internasional tata nama tumbuhan yang berlaku secara universal (Tjitrosoepomo, 1991). Eichler pada tahun 1883 mengusulkan sistem untuk mengklasifikasikan kerajaan tumbuhan menjadi dua subkingdom: Cryptogamae dan Phanerogamae (Anonim 1, 2010). Tumbuhan tingkat tinggi merupakan tumbuhan yang memiliki akar, batang, dan daun sejati. Tumbuhan tingkat tinggi masuk ke dalam subkingdom Phanerogamae. Tumbuhan dalam subkingdom ini semuanya memiliki bunga, oleh karena itu disebut flower plants (Anonim 1, 2010). Bagian-bagian yang menjadi karakteristik tumbuhan tingkat tinggi adalah daun, bunga, buah, batang, dan akar. Karakteristik-karakteristik dalam daun yang biasanya diamati adalah bagian dan bentuk daun, jenis daun, tata letak daun, dan susunan urat daun. Karakteristikkarakteristik dalam bunga yang biasanya diamati adalah macam-macam bunga, jumlah bunga, letak bunga, jumlah korola, jumlah kaliks, letak ovarium pada perhiasan bunga, bentuk dasar bunga, dan estivasi. Karakteristik-karakteristik dalam buah yang biasanya diamati adalah macam-macam buah seperti buah sejati dan buah semu. Karakteristik-karakteristik dalam batang adalah penampang batang, arah tumbuh, tipe percabangan, modifikasi batang, dan tipe batang. Karakteristik-karakteristik dalam akar yang biasanya diamati adalah sistem perakaran dan modifikasi akar. (Djuita, 2007)

Di ITB, terdapat keanekaragaman hayati yang cukup tinggi, terutama tumbuhantumbuhannya. Oleh karena itu, kuliah lapangan dapat membantu kita dalam memahami karakteristik dan kekerabatan tiap spesies.

1.2 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Tujuan Menentukan karakteristik yang terlihat pada Tabebuia argentea. Menentukan karakteristik yang terlihat pada Alternanthera sp. Menentukan karakteristik yang terlihat pada Bougainvillea spectabilis. Menentukan karakteristik yang terlihat pada Heliconia sp. Menentukan karakteristik yang terlihat pada Lagerstroemia flos-reginae. Menentukan karakteristik yang terlihat pada Pyrostegia venusta. Menentukan karakteristik yang terlihat pada Pterocarpus indicus. Menentukan karakteristik yang terlihat pada Ixora javanica. Menentukan karakteristik yang terlihat pada Erythrina crista-galli.

10. Menentukan karakteristik yang terlihat pada Nerium oleander.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Karakter Tumbuhan

2.1.1 Akar Akar merupakan organ pada tubuh tumbuhan yang berada di dalam tanah. Fungsi dari akar secara umum adalah sebagai penyokong bagi tumbuhan, sebagai tempat tumbuhan melekat pada media (tanah), dan untuk menyerap garam mineral dan air. Berdasarkan jenisnya, terdapat tiga jenis akar yaitu, akar tunggang, akar serabut, dan akar adventif. Pada akar tunggang, terdapat sebuah akar besar yang memiliki cabang dan serabut akar. Akar tunggang berasal dari perkembangan akar primer biji yang berkecambah dan akar ini dimiliki oleh tumbuhan dikotil. Pada akar serabut, terdapat sejumlah akar kecil dan ramping yang semuanya memiliki ukuran yang sama. Sistem perakaran ini terbentuk pada saat akar primer membentuk banyak cabang sehingga cabang tidak menjadi besar dan akar primer menjadi mengecil. Akar serabut dapat ditemukan pada tumbuhan monokotil. Pada akar adventif terdapat akar yang tumbuh pada setiap bagian tubuh tumbuhan yang bukan merupakan akar primer, akar yang keluar dari umbi batang dan akar yang keluar dari batang (cangkokan) (Anonim 2, 2011).

Gambar 2.1.1 Akar Tunggang (Sumber: http://akartunggang.files.wordpress.com/2009/06/akartunggang1.jpg)

Gambar 2.1.2 Akar Serabut (Sumber: http://bukanpapantulis.blogspot.com/2011_02_01_archive. html)

Bagian-bagian utama dari akar adalah leher akar, cabang akar, batang akar, serabut akar, rambut akar, ujung akar, dan tudung akar.

Gambar 2.1.3 Bagian-bagian Utama Akar (Sumber: http://www.sentra-edukasi.com/2011/06/struktur-jaringan-jenis-fungsi-akar.html)

Terdapat beberapa modifikasi dari akar, diantaranya: Akar banir, yaitu akar yang memeiliki struktur seperti papan memanjang secara radikal dari pangkal batang (Anonim 3, 2008). Akar gantung, yaitu akar yang keluar dari cabang pohon di atas permukaan tanah dengan posisi menggantung. Contohnya adalah padapohon beringin (Rachmat, 2007). Akar nafas, yaitu akar udara yang berbentuk seperti pensil atau kerucut yang menonjol ke atas. Akar ini merupakan perluasan akar yang tumbuh secara horizontal (Anonim 3, 2008). Akar tunjang, yaitu akar udara yang tumbuh di atas permukaan tanah, keluar dari batang pohon dan dahan paling bawah serta memanjang keluar menuju ke permukaan tanah (Anonim 3, 2008). Akar rambat, yaitu akar yang merambat pada batang tumbuhan lain (Rachmat, 2007) Akar lutut, yaitu akar horizontal berbentuk seperti lutut yang terlipat di atas permukaan tanah. Membelok ke atas dan ke bawah dengan ujung yang membulat di atas permukaan tanah (Anonim 3, 2008).

2.1.2 Batang Batang adalah bagian penting dari tumbuhan yang berada di permukaan tanah. Batang tumbuh dari batang lembaga yang terdapat dalam biji. Batang berfungsi untuk mendukung bagian-bagian lain pada tumbuhan yang berada di atas tanah, seperti: daun, bunga, dan buah (Aryulina, 2004). Batang dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: pohon, perdu, dan herba. Pohon yaitu tumbuhan yang memiliki batang berkayu yang kuat dan tetap selama hidupnya. Pohon memiliki diameter yang cukup besar, memiliki batang utama, dan biasanya tumbuh tinggi. Perdu yaitu tumbuan dengan batang berkayu, namun memiliki diameter kecil, memiliki percabangan mulai dari bawah, dan biasanya hanya tumbuh setinggi badan manusia. Herba yaitu tumbuhan berbatang lunak dan berair. Biasanya herba memiliki batang yang berwarna hijau (Rachmat, 2007). Tipe percabangan pohon dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: monopodial, simpodial, dan dikotom. Percabangan monopodial adalah percabangan yang berada di samping-samping batang utama pohon, contohnya seperti pohon pinus. Percabangan simpodial, yaitu percabangan yang terbagi-bagi menjadi beberapa cabang yang tak tentu jumlah cabangnya, contohnya adalah pohon sawo manila. Percabangan dikotom adalah percabangan yang setiap kali bercabang terbentuk dua cabang yang sama persis, contohnya seperti pada paku kawat (Purwanto, 2010). Terdapat beberapa modifikasi dari batang, antara lain (Iriawati, 2009): Rhizoma, yaitu batang yang tumbuh di bawah permukaan tanah secara horizontal dan berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan. Stolon, yaitu batang yang tumbuh secara horizontal di atas permukaan tanah yang sebenarnya merupakan pemanjangan dari internodus. Filokladium, merupakan batang yang tumbuh memipih dan tersusun atas beberapa internodus. Kladodium, batang yang tumbuh memipih dengan laju pertumbuhan terbatas, yang memiliki fungsi sebagai tempat fotosintesis.

2.1.3 Daun Daun adalah organ tumbuhan yang berfungsi untuk fotosintesis. Umumnya daun berbentuk lembaran untuk memaksimalkan luas permukaan yang terkena sinar matahari. Daun

mempunyai pigmen-pigmen fotosintetik untuk memfasilitasi fotosintesis, diantaranya yag paling umum adalah klorofil, yang memberikan warna hijau pada daun. Secara luas, daun dapat dibedakan menjadi dua macam: tunggal (satu petiolus untuk satu lembar daun) dan majemuk (banyak lembaran daun dalam satu petiolus). Daun majemuk dapat dibedakan menjadi menyirip (pinnatus) dan menjari (palmatus).

Gambar 2.1.4 Jenis-jenis daun majemuk; a. Pinnatus b. Palmatus (Sumber: Perring, 2011)

Susunan daun majemuk juga dapat dikelompokkan menjadi unifoliolatus (satu anak daun), bifoliolatus (dua anak daun), atau trifoliolatus (tiga anak daun). Bentuk dasar daun dapat dibedakan menjadi bulat, bulat telur, lonjong, dan lanset. Filotaksis (susunan daun pada batang) dapat dibedakan menjadi spiral, bersebrangan (distikus), menyilang (dekusatus), atau ekuitan (tanpa petiolus).

Gambar 2.1.5 Filotaksis; a. Alternatus, b. Dekusatus, c. Distikus, d. Vertisilata (Sumber: http://mudztova.blogspot.com/2011/04/biologiupaya-manusia-dalam-pengembangan.html)

Urat daun dapat tersusun secara menyirip atau menjari.

Gambar 2.1.6 Susunan Urat Daun (Sumber: Weiblen dan Deacon, 2003)

2.1.4 Bunga Bunga adalah organ seksual tumbuhan dan memiliki fungsi utama sebagai alat reproduksi. Bunga terdiri atas kaliks, korolla, stamen (yang terdiri atas filamen dan antera) dan pistilum (yang terdiri atas stigma, stilus, dan ovarium). Tidak semua bunga memiliki organ jantan dan betina; beberapa spesies bersifat uniseksual (satu pohon hanya terdiri atas bunga jantan/betina).

Gambar 2.1.7 Bagian-bagian Bunga (Sumber: Knee, 2011)

Secara anthotaksis, bunga dapat dibedakan menjadi dua tipe utama: bunga tunggal dan bunga majemuk. Berdasarkan tipe perbungaan, bunga majemk dapat dibedakan menjadi rasemosa (dari bawah ke atas dan dari luar ke dalam) dan simosa (dari atas ke bawah dan dari dalam ke luar).

Simetri

susunan

korola

dapat

dibedakan menjadi bilateral (hanya simetris dalam 1 bidang) dan multilateral (simetri dalam segala bidang). Jumlah korola dapat genap atau ganjil. Hal ini juga berlaku pada kaliks, meskipun jumlah kaliks dapat

berbeda denga jumlah korola.

Gambar 2.1.8 Tipe Perbungaan (Sumber: http://www.floranordica.org/info/termlistfiler/engeng.html)

2.2 2.3 Herbarium Herbarium adalah sekumpulan contoh tumbuhan yg dikeringkan (diawetkan), diberi nama, disimpan, dan diatur berdasarkan sistem klasifikasi, digunakan dl penelitian botani, atau juga bisa berarti kotak, kamar, atau gedung untuk menyimpan kumpulan contoh tumbuhan yg

dikeringkan (diawetkan), disimpan dan diklasifikasikan, digunakan dl penelitian botani. Herbarium berasal dari kata hortus dan botanicus, artinya kebun botani yang dikeringkan. Secara sederhana yang dimaksud herbarium adalah koleksi spesimen yang telah dikeringkan, biasanya disusun berdasarkan sistim klasifikasi. Fungsi herbarium secara umum antara lain: 1. Sebagai pusat referensi, merupakan sumber utama untuk identifikasi tumbuhan bagi para ahli taksonomi, ekologi, petugas yang menangani jenis tumbuhan langka, pecinta alam, para petugas yang bergerak dalam konservasi alam.

2.

Sebagai lembaga dokumentasi, merupakan koleksi yang mempunyai nilai sejarah, seperti tipe dari taksa baru, contoh penemuan baru, tumbuhan yang mempunyai nilai ekonomi dan lain-lain.

3.

Sebagai pusat penyimpanan data, ahli kimia memanfaatkannya untuk mempelajari alkaloid, ahli farmasi menggunakan untuk mencari bahan ramuan untuk obat kanker, dan sebagainya.

Secara umum herbarium dibagi menjadi dua jenis, berdasarkan cara pengawetan ada hebarium basah dan herbarium kering. Kegunaan herbarium untuk kelengkapan koleksi dalam penelitian dan identifikasi, karena dengan cara diawetkan tanaman dapat bertahan lebih lama, beberapa kegunaan herbarium: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Material peraga pelajaran botani Material penelitian. Alat pembantu identifikasi tanaman Material pertukaran antar herbarium di seluruh dunia Bukti keanekaragaman Spesimen acuan untuk publikasi spesies baru Cara melakukan koleksi kering, Adapun cara untuk mengambil spesimen dan mengawetkannya adalah sebagai berikut: a. Mengambil spesimen selengkap mungkin(diusahakan diambil batang, daun, bunga, dan buah), kemudian data-datanya dicatat selengkap mungkin karena nantinya bagian-bagian tersebut akan berubah warnanya menjadi coklat jika sudah kering. b. Spesimen ditata di antara kertas koran, penataan tersebut harus mewakili sebagian besar bagian tumbuhan. Misal untuk bagian daun maka harus ada bagian atas dan bagian bawah yang terlihat. c. Spesimen diberi label dengan etiket gantung menggunakan pensil agar tidak hilang atau luntur yang bertuliskan nama specimen kolektor tanggal. d. Kertas koran yang telah berisi spesimen dimasukkan dalam plastik besar dan disiram dengan alkohol 70% atau spirtus agar tidak membusuk dan daunnya tidak mudah rontok.

e.

Proses pengepresan dengan menggunakan sasak atau menggunakan papan kayu yang diantaranya diberi kardus dan seng bergelombang agar panasnya merata dan spesimen tidak menjadi rusak dan rata.

f.

Pengarangan / pengeringan di dalam oven. Untuk pengarangan ini dilakukan dua macam. Ada yang dengan menggunakan oven arang dan ada pula dengan oven listrik. Untuk oven arang suhunya tidak tentu karena hanya berdasarkan banyaknya arang dan suhunya tidak dapat diukur. Dalam sehari bisa menghabiskan tiga karung arang. Dan untuk yang menggunakan oven listrik menggunakan suhu pemanasan 60C -70C

g.

Spesimen yang sudah kering dilengkapi datanya dari lapangan (kolektor) yang meliputi nama ilmiah, nama daerah, tempat koleksi dan catatan-catatan yang diperlukan sebagai penjelas. Misalnya warna asli dan habitus pada etiket tempel. Jika kolektor sudah meninggal, atau label sudah rusak, atau pada herbarium tersebut tidak dicantumkan kolektor maka dapat melihat pada buku lapangan yang beliau tinggalkan.

h.

Penempelan Spesimen yang sudah dikeringkan selanjutnya ditempel dikertas acid free. Penempelan spesimen menggunakan isolatip khusus, Isolatip tesebut hanya dapat menempel pada kertas acid free bila isolatip tersebut dipanaskan menggunakan pemanas yang berbentuk seperti solder. Hal ini memudahkan pada saat proses remounting karena isolatip tidak menempel langsung pada specimen, selain itu isolatip khusus ini lebih tahan lama dari pada isolaip biasa.

i.

Remounting. Proses remounting merupakan proses penempelan ulang spesimen yang sudah sangat lama atau hampir rusak. Pada proses remounting, dibagian bawah kertas diberi tanggal specimen tersebut diremounting. Pada herbarium kering, revisi nama specimen ditempatkan pada kertas kecil dan ditempelkan di atas label asli. Apabila collector ragu-ragu terhadap data yang ada, maka diberi tanda tanya. Penyimpanan di lemari pendingin pada suhu 20oC selama seminggu. Hal ini untuk mencegah dari gangguan serangga. Cara melakukan koleksi basah pada spesimen buah atau bunga yang memiliki bentuk yang

j.

tebal dan tidak memungkinkan dilakukannya pengawetan dengan cara koleksi kering, maka dilakukan koleksi basah. Larutan umum yang dipakai: a. Alkohol 95% sebanyak 3500 ml (70 %) dan aquades 1500 ml (30%) sehingga total larutan keseluruhan adalah 5000 ml.

b.

Larutan blangko terdiri dari alkohol 95% sebanyak 3100 ml (62%) , aquades 1050 ml (33) , dan gliserin 250 ml (5%). Spesimen yang diawetkan kemudian dimasukkan dalam toples kaca. Ukuran toples

disesuaikan dengan besar kecilnya spesimen yang diawetkan. Pada spesimen tertentu, kandungan alkohol akan berubah, sehingga harus dilakukan penggantian alkohol secara rutin. Contohnya adalah pada spesimen bunga Raflessia (Anonim 4, 2011).

BAB III METODOLOGI

3.1

Waktu dan Tempat Kegiatan kuliah lapangan ini dilaksanakan pada tanggal 17 September 2011 pukul 07.30

sampai dengan 10.00 WIB di sekitar taman tengah antara octagon dan TVST, parkiran gerbang belakang pool bus dan sepanjang jalan menuju GKU Timur sampai CC Timur.

3.2

Alat dan Bahan Tabel 3.2-1 Alat dan Bahan No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Alat Gunting stek Pressing board Koran Label etiket Galah panjang Pensil Papan berjalan Kamera Kantong plastik bening 10L Benang kasur Alkohol 70 % Bahan

Spesimen dari arah labtek biru - taman tengah oktagon tvst parkiran belakang- pool bus - GKU timur - CCtimur.

3.3

Metode Kerja

3.3.1 Pengoleksian Praktikan ditugaskan untuk mengambil 10 spesimen yang berbeda- beda, dengan catatan tidak ada 5 spesimen yang sama dengan kelompok besar. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan koleksi adalah pengambilan spesimen disekitar kampus tidak disarankan dalam lingkungan yang berbentuk taman hias, lebih disarankan untunk mengambil sebagian besar dari pohon / perdu/ herba yang tumbuh umum (lebih dari satu pohon dalam lingkungan kampus). Selanjutnya adalah dalam proses pengambilan spesimen diusahakan mengambil bagian

bunga, batang, dan daun dengan metode pengambilan anatomi lengkap seperti ini dapat memudahkan dalam proses identifikasi. Material herbarium dengan bunga dan buah jauh lebih berharga dan biasa disebut herbarium fertil, sedangkan material herbarium tanpa bunga dan buah disebut herbarium steril (Onrizal,2005). Dalam pengambilan spesimen juga diperhatikan bentuk hidup spesimen, kalau yang terlihat hanya batang daun bunga ataupun buah, maka yang harus diperhatikan adalah sifat batang, morfologi batang yang meliputi penampang, modus pertumbuan, permukaan batang, arah pertumbuhan batang. Beberapa keterangan yang harus dicantumkan antara lain: lokasi, habitat, habit, warna (bunga, buah), bau, eksudat, pollinator (kalau ada), pemanfaatan secara lokal, nama daerah dan sebagainya. Begitu juga dengan daun, yang harus diperhatikan adalah filotaksis dan letak daun, susunan urat daun, macam daun, bentuk daun. Setelah batang dan daun, yang diperhatikan selanjutnya adalah bunga. Bagian-bagian yang diperhatikan adalah letak bunga, dan struktur bunga. Setelah bahan diambil, kita memasang label etiket yang berisi nama spesies, urutan spesies yang diambil, tanggal kulap, kolektor- dalam hal ini adalah kelompok kecil, dan letak specimen yang diambil secara spesifik.

3.3.2 Pengeringan Setelah tahap pengoleksian, maka berlanjut ke tahap pengeringan. Semua specimen tanaman yang didapatkan, dipotong/ dipangkas sesuai dengan ukuran kertas koran (kompas) yang dilipat menjadi 2, tujuan memangkas specimen ini adalah memudahkan proses pengeringan, dengan dipangkas specimen akan dengan mudah dimasukkan dalam pressing board. Penggantian koran dilakukan secara berkala 2 hari sekali. Tujuan penggantian koran ini adalah menjaga specimen dari binatang-binatang kecil, dan jamur. Pengeringan spesimen,setelah dilabel (etiket gantung) koleksi dimasukkan ke dalam lipatan kertas koran dimasukkan ke kantong plastik disiram dengan alkohol 70 % hingga basah dikeringkan.

3.3.3 Pembuatan herbarium Mounting Spesimen yang sudah kering dijahit atau dilem di atas kertas karton.

Gunakan kertas yang kuat atau tidak cepat rusak dan kaku, ukuran 29 x 43 cm. Untuk tumbuhan Palmae atau tumbuhan lain yang organnya besar, 1 spesimen dimounting pada beberapa lembar kertas. Labeling Label yang berisi keterangan-keterangan tentang tumbuhan tersebut diletakkan di sudut kiri bawah atau sudut kanan bawah. Spesimen dipisahkan sesuai dengan kelompoknya kemudian diidentifikasi. Dianjurkan membuat lembar label kosong untuk kemungkinan perubahan nama.

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1

Hasil Pengamatan
Sp.1 Tabebuia argantea Sp.2 Alternanthera sp Sp.3 Bougainvilea spectabilis Sp.4 Heliconia sp Sp.5 Lagerstroemia flos-reginae

Karakter Nama Ilmiah

Dokumentasi Pribadi Macam daun Tipe daun majemuk Filotaksis daun Tepi daun Bentuk daun Modifikasi daun Susunan urat daun Macam bunga Tipe perbungaan Simetri mahkota Susunan mahkota Jumlah korola Jumlah kaliks Jumlah epikaliks Jumlah stamen Panjang relative stamen Pelekatan ovarium majemuk palmatus dekusatus rata lanset x menyirip majemuk simos bilateral 5 4 tunggal x dekusatus rata jorong x menyirip majemuk rasemosa lebih dari 10 x tunggal x spiral rata bulat telur brachtea menyirip majemuk rasemosa bilateral 5 tunggal x ekuitan rata bulat telur lanset brachtea menyirip majemuk rasemosa belum mekar tunggal x dekusatus rata bulat telur lonjong stipula menyirip majemuk rasemosa bilateral 6 6 -

Macam buah Jumlah kotiledon Endosperma Sistem akar Modifikasi akar Tipe batang Percabangan Permukaan batang Arah pertumbuhan Penampang melintang batang modifikasi batang Karakter Nama Ilmiah

buah kering memecah x pohon simpodial kasar mengelupas tegak lurus x Sp.6 Pyrostegia venusta

x tunggang x perdu simpodial berambut tegak lurus x Sp.7 Pterocarpus indicus

x x x perdu simpodial berdiri tegak lurus berduri Sp.8 Ixora javanica

x x x herba simpodial halus tegak lurus x Sp.9 Erythrina crista-galli

buah kering memecah pohon simpodial kasar kulit mengelupas tegak lurus x Sp.10 Nerium oleander

Dokumentasi Pribadi Macam daun Tipe daun majemuk Filotaksis daun Tepi daun Bentuk daun Modifikasi daun Susunan urat daun Macam bunga Tipe perbungaan Simetri mahkota Susunan mahkota Jumlah majemuk bifolialatus berhadapan rata bulat telur lonjong x menyirip majemuk rasemosa bilateral 4 majemuk imparipinatus tersebar rata bulat telur lonjong x menyirip majemuk simosa bilateral 4 tunggal x dekusatus rata jorong x menyirip majemuk umbella komposita multilateral 4 majemuk hifolialatus tersebar rata ovatus x menyirip majemuk rasemosa bilateral 3 tunggal x dalam lingkaran rata lanset x menyirip majemuk rasemosa korimbus bilateral lebih dari 10

korola Jumlah kaliks Jumlah epikaliks Jumlah stamen Panjang relative stamen Pelekatan ovarium Macam buah Jumlah kotiledon Endosperma Sistem akar Modifikasi akar Tipe batang Percabangan Permukaan batang Arah pertumbuhan Penampang melintang batang modifikasi batang

5 -

6 -

perdu simpodial halus memanjat sulur

pohon simpodial agak kasar tegak lurus x

perdu simpodial halus tegak lurus x

pohon simpodial halus tegak lurus x

herba simpodial halus tegak lurus x

Keterangan: (x): tidak ada, (-): tidak teramati

4.2

Deskripsi Menurut Literatur

4.2.1 Tabebuia argentea

Gambar 4.2.1 Bunga, Daun dan Batang T. argentea (Sumber: http://toptropicals.com)

Tabebuia argenta tumbuh hingga mencapai 25 kaki. Spesimen ini tumbuh tegak. Kanopinya asimetrik dan terdiri dari dua atau tiga cabang. Kulit kayunya berwarna kelabu dengan alur pada batang. Bentuk daunnya lonjong berwarna hijau keabu-abuan. Daun palmatusnya tumbuh hingga panjang 11 inci (Starr, 2011). Tabebuia argentea berupa pohon. Filotaksis daunnya adalah opposita atau berhadapan. Terdapat petiolus. Daun tidak berpelepah. Komposisi daunnya majemuk; palmatus dengan urat daun menyirip. Tepi lamina (helai daun) rata. Daun tidak mempunyai stipula. Terdapat stomata pada daun. Pada batang terdapat kambium. Polinasi dibantu oleh serangga, burung, maupun kelelawar. Anthotaxisnya inflorescentia (perbungaan) simosa; dikhasium. Tumbuhan

hermaprodit. Termasuk bunga hipoginus. Calyx dan corolla bunga terlihat jelas. Jumlah calyx 5; dalam satu lingkaran; gamosepalus. Jumlah corolla 5; dalam satu lingkaran; gamopetalus. Estivasi segmen-segmen corollanya termasuk dalam imbrikata. Jumlah stamen 2-5; berada di dekat dasar bunga; didinamus; alternipetal. Ovarium superus. Buah kering; dehisen; kapsula. Endosperma pada biji sangat sedikit; bersayap. Kotiledon berkeping dua; pipih (Watson dan Dallwitz, 1991).

4.2.2 Alternanthera sp

Gambar 4.2.2 Bunga dan Daun Alternanthera sp (Sumber: http://toptropicals.com)

Alternanthera tumbuh dengan warna daun yang cerah. Biasanya terdapat dua variasi warnasatu cokelat kemerahan dan satu berwarna hijau dengan bagian teduhnya berwarna merah muda. Tingginya kira-kira 10 cm (Anonim 5, 2011). Alternanthera berupa perdu dan tumbuh tegak. Filotaksis daun dekusatus (bersilangan); tidak berpelepah; berdaun tunggal. Tepi lamina rata; urat daun menyirip. Daun tidak berstipula. Kambium ada pada batang; penampang melintang bulat. Spesimen ini biasanya hermaprodit. Anthotaxisnya inflorenscentia (perbungaa); simosa. Bunga hipoginus. Calyxnya 3-5; polisepalus; tidak berdaging; kaku. Simetri corolla multilateral; estivasi segmen-segmen corollanya imbrikata. Jumlah stamen 1-5; alternipetal. Ovarium superus. Buah ada yang berdaging atau kering; bukan buah agregat; bisa dehisen atau indehisen; kapsula. Endosperma pada biji dsangat sedikit (Watson dan Dallwitz, 1991).

4.2.3 Bougainvillea spectabilis

Gambar 4.2.3 Daun, Bunga dan Batang B. spectabilis (Sumber: http://www.hear.org)

Disebut juga bunga kertas. Habitat asalnya berasal dari Brasil. Tanaman yang bisa menjadi tanaman peneduh. Tumbuh 150-240 cm bila ditanam di dalam pot, namun bila di tanah bisa tumbuh hingga 10 meter. Tanaman ini justru berbunga banyak dan tumbuh subur di tanah yang kondisinya tidak basah (kering). Bougainvillea spectabilis berupa pohon; arah pertumbuhan tegak, atau memanjat. Mesofitik. Filotaksis daunnya opposita (berhadapan); daun tidak berpelepah; berdaun tunggal. Tepi lamina rata; urat daun menyirip. Daun tidak berstipula. Pada batang terdapat kambium. Tumbuhan hermaprodit. Komposisi bunganya adalah inflorenscentia; simosa. Bunga dilindungi braktea (biasanya beberapa braktea); ukuran sedang; simetri corollanya multilateral. Bunga hipoginus. Calyx bunga (terlihat seperti corolla) berjumlah 3-10; tersusun dalam satu lingkaran; gamosepalus; estivasi segmen-segmen corollanya valvatus. Stamen berjumlah 1-30; alternisepal; kaku di bagian pucuknya. Dalam satu bunga terdapat satu karpel. Karpel berkurang jumlahnya tergantung jumlah bunganya. Satu pistil berisi satu ovarium. Termasuk buah kering; indehisen. Buah biasanya berada di dekat dasar bunga; berbiji satu. Endosperma pada biji melimpah. Terdapat perisperm. Kotiledon berkeping dua (Watson dan Dallwitz, 1991).

4.2.4 Heliconia sp

Gambar 4.2.4 Bunga dan Modifikasi Daun Heliconia sp (Sumber: http://www.hear.org)

Heliconia memiliki 100-200 jenis tanaman berbunga yang berasal dari Amerika tropis dan Kepulauan Samudera Pasifik sebelah barat Indonesia. Bunga ini diproduksi dalam bentuk panjang, tegak atau malai yang menjuntai, dan terdiri dari kelopak berlilin dan warna yang cerah, dengan bunga kecil yang keluar dari kelopak. Heliconia berukuran besar dan termasuk dalam herba (tinggi dari 75-700 cm). Tumbuhan perennial. Filotaksis daunnya distikha; petiolusnya panjang; berpelepah. Berdaun tunggal. Tepi daun rata; berbentuk elips, urat daun menyirip. Terdapat stomata pada daun. Batang tidak berkayu. Tumbuhan hermaprodit. Ada nektarium pada bunga; sekresi nektar berasal dari ginosium (alat reproduksi betina). Polinasi dibantu burung. Anthotaxisnya inflorenscentia (perbungaan). Perbungaannya scapiflora. Bunga dilindungi braktea; simetri corolla bilateral. Bunga terdiri tepal (petal dan sepal tidak bisa dibedakan); jumlah 6; bergabung; dalam dua lingkaran. Stamen berjumlah 5; jumlah stamen tergantung jumlah bunga. Anther basifikal. Jumlah pistil 3 buah, ovarium inferius. Buah berdaging; schizocarp. Kotiledon berkeping satu (Watson dan Dallwitz, 1991).

4.2.5 Lagerstroemia flos-reginae

Gambar 4.2.5 Batang, Daun dan Bunga L. flos-reginae (Sumber: http://toptropicals.com)

Disebut juga bungur adalah tanaman berbentuk pohon yang tingginya mencapai 5-25 meter. Batangnya umumnya bengkok, demikian juga dengan percabangannya. Umumnya, tanaman ini banyak dijumpai sebagai peneduh jalan. Bungur termasuk dalam tumbuhan herba. Filotaksis daunnya opposita; berdaun tunggal. Tepi daun rata; urat daun menyirip. Daun berstipula (stipula kecil). Penampang melintang pada batang muda adalah silindris. Kambium ada. Tumbuhan hermaprodit; polinasi dibantu serangga. Anthotaxisnya inflorenscentia, dengan jenis perbungaan simosa atau rasemosa. Terdapat dua brakteola pada bunga. Bunga hipoginus. Calyx dan corolla pada bunga terlihat jelas. Jumlah calyx-nya 6; dalam satu lingkaran; epicalyx ada. Jumlah corolla 6; tersusun dalam satu lingkaran; polipetalus; biasanya berwarna merah, ungu, atau oranye. Corolla berkuku (duri, tajam). Jumlah stamen 8-16; tergantung jumlah bunga; alternisepal; kaku di bagian pucuknya. Satu bunga biasanya terdapat 2-4 pistil. Ovarium superus. Buah kering; dehisen; kapsula. Bijinya tidak mengandung endosperm (kalaupun ada, jumlahnya sangat sedikit); bersayap unilateral. Kotiledon berkeping dua; terlipat (Watson dan Dallwitz, 1991).

4.2.6 Pyrostegia venusta

Gambar 4.2.6 Bunga, Daun dan Modifikasi Batang P. venusta (Sumber: http://toptropicals.com)

Disebut stepanot jingga (atau flame vine) merupakan tanaman yang berasal dari Brazil selatan atau sekitar kawasan selatan Argentina dan Paraguay. Memiliki mahkota berbentuk corong seperti terompet dengan lima helai mahkota bunga berwarna jingga. Flame vine berupa perdu. Tumbuhnya dengan memanjat. Filotaksis daun opposita; daun tidak berpelepah; termasuk dalam daun majemuk pinnatus. Tepi daun rata. Daun tidak berstipula. Stomata terdapat pada daun. Pada batang terdapat kambium. Tumbuhan hermaprodit. Polinasi dibantu oleh serangga, burung, atau kelelawar. Anthotaxisnya inflorenscentia dengan perbungaan rasemosa. Bunga hipoginus. Pada bunga terdiri dari calyx dan corolla yang terlihat jelas. Calyx berjumlah 5; yang tersusun dalam satu lingkaran; gamosepalus. Corolla berjumlah 5; yang tersusun dalam satu lingakran; gamopetalus. Estivasi segmen-segmen corolla-nya imbrikatus. Stamen berjumlah 4; berada di dasar bunga; didinamus; alternipetal. Pada satu bunga biasanya terdapat dua karpel. Ovarium superus. Buah kering; dehisen; kapsula. Bijinya tidak mempunyai endoperm; bersayap. Kotiledon berkeping dua; pipih (Watson dan Dallwitz, 1991).

4.2.7 Pterocarpus indicus

Gambar 4.2.7 Batang, Daun, Bunga dan Buah P. indicus (Sumber: http://toptropicals.com)

Disebut juga angsana atau sonokembang. Angsana adalah tumbuhan yang berupa pohon. Arah pertumbuhan tegak. Filotaksis daunnya spiral; berdaun majemuk; imparipinatus. Daun berstipula. Terdapat stomata pada daun. Tumbuhan hermaprodit. Polinasi dibantu serangga, burung, atau kelelawar. Anthotaxisnya adalah inflorescentia; rasemosa panikula. Simetri corollanya bilateral. Bunga terdiri dari calyx dan corolla yang jelas terlihat. Calyx berjumlah 5; yang tersusun dalam satu lingkaran; gamosepalus. Corolla berjumlah 5; yang tersusun dalam satu lingkaran; polipetalus. Estivasi segmen-segmen corolla-nya adalah imbrikatus; warna corolla biasanya putih, kuning, jingga, merah, pink, ungu, atau biru. Stamen berjumlah 9-10. Bunganya memiliki satu karpel; ovarium superus. Buah kering; indehisen; legume. Endosperm pada biji tidak ada atau sangat sedikit. Kotiledon berkeping dua (Watson dan Dallwitz, 1991).

4.2.8 Ixora javanica

Gambar 4.2.8 Bunga dan Daun I. javanica (Sumber: http://www.sybout.com/flowering_shrubs.htm)

Soka merupakan tanaman hias yang cukup populer di kalangan pecinta tanaman hias. Soka merupakan tumbuhan perdu. Arah pertumbuhannya tegak. Filotaksis daunnya dekusatus. Berdaun tunggal. Tepi daun rata; urat daun menyirip. Daun berstipula. Stomata pada daun ada. Penampang melintang pada batang muda tetragonal. Kambium ada pada batang. Tumbuhan hermaprodit; polinasi dibantu serangga. Anthotaxisnya inflorenscentia dengan perbungaan simosa. Simetri corolla-nya multilateral. Bunga terdiri dari calyx dan corolla yang terlihat jelas. Calyx berjumlah 4 atau 5; tersusun dalam satu lingkaran; polisepalus. Corolla berjumlah 4 atau 5; yang tersusund dalam satu lingkaran; gamopetalus; estivasi segmen-segmen corolla-nya adalah imbrikata. Stamen berjumlah 4 atau 5; berada di dekat dasar bunga; alternipetal. Pada bunga biasanya terdapat dua karpel (pistil). Ovarium inferus. Buah berdaging; dehisen. Pada biji terdapat endosperma; tidak bersayap. Kotiledon berkeping dua; pipih (Watson dan Dallwitz, 1991).

4.2.9

Erythrina crista-galli

Gambar 4.2.9 Daun dan Bunga E. crista-galli (Sumber: http://toptropicals.com)

Disebut juga dadap merah. Pohon ini gemar didatangi burung karena hewan tersebut suka memakan buah sepsimen ini. Dadap merah merupakan pohon. Arah pertumbuhan tegak. Filotaksis daunnya spiral; berdaun majemuk; bifoliolatus. Daun berstipula. Terdapat stomata pada daun. Tumbuhan hermaprodit. Polinasi dibantu serangga, burung, atau kelelawar. Anthotaxisnya adalah inflorescentia; rasemosa panikula. Simetri corolla-nya bilateral. Bunga terdiri dari calyx dan corolla yang jelas terlihat. Calyx berjumlah 5; yang tersusun dalam satu lingkaran; gamosepalus. Corolla berjumlah 5; yang tersusun dalam satu lingkaran; polipetalus.

Estivasi segmen-segmen corolla-nya adalah imbrikatus; warna corolla biasanya putih, kuning, jingga, merah, pink, ungu, atau biru. Stamen berjumlah 9-10. Bunganya memiliki satu karpel; ovarium superus. Buah kering; indehisen; legume. Endosperm pada biji tidak ada atau sangat sedikit. Kotiledon berkeping dua (Watson dan Dallwitz, 1991).

4.2.10 Nerium oleander

Gambar 4.2.10 Daun, Bunga dan Biji N. oleander (Sumber: http://toptropicals.com)

Disebut juga bunga mentega. Bunga mentega merupakan tumbuhan perdu. Arah pertumbuhan tegak. Daun berwarna hijau; filotaksis daunnya berhadapan; berdaun tunggal. Tepi daun rata; urat daun menyirip. Daun tidak berstipula. Kambium ada pada batang. Tumbuhan hermaprodit. Anthotaxisnya inflorenscentia; dengan perbungaan panikula. Bunga dilindungi braktea; simetri corolla-nya multilateral. Bunga hipoginus. Bunga terdiri dari calyx dan corolla yang terlihat jelas. Calyx berjumlah 5; yang tersusun dalam satu lingkaran; gamosepalus. Corolla berjumlah 5; yang tersusun dalam satu lingkaran; gamopetalus. Warna corolla putih, kuning, merah, pink, ungu, atau biru. Jumlah stamen 5; berada di dekat dasar bunga; alternipetal. Terdapat dua karpel dalam satu bunga. Ovarium superus. Buah berdaging; dehisen; endosperm pada biji tidak ada atau hampir tidak ada. Biji biasanya pipih. Kotiledonnya berkeping dua (Watson dan Dallwitz, 1991).

BAB V KESIMPULAN
1. Karakteristik yang terlihat pada Tabebuia argantea adalah daun, bunga, buah, dan batang. Dilihat dari karakteristik daun memiliki daun majemuk palmatus, filotaksis dekusatus, tepi rata, bentuk lanset, susunan urat daun menyirip. Dilihat dari karakteristik bunga memiliki bunga majemuk simosa dengan simetrik mahkota bilateral, jumlah korola 5, jumlah kaliks 4. Dilihat dari karakteristik buah memiliki buah kering memecah. Dilihat dari karakteristik batang, tanaman ini merupakan pohon dengan percabangan simpodial, permukaanya kasar mengelupas, dan arah tumbuhnya tegak lurus. 2. Karakteristik yang terlihat pada Alternanthera sp. adalah daun, bunga, batang, dan akar. Dilihat dari karakteristik daun memiliki daun tunggal, filotaksis dekusatus, tepi rata, bentuk jorong, dan susunan urat daun menyirip. Dilihat dari karakteristik bunga memiliki bunga rasemosa dan jumlah korola lebih dari 10. Dilihat dari karakteristik batang, tanaman ini merupakan perdu dengan percabangan simpodial, permukaannya berambut, dan arah tumbuh tegak lurus. Dilihat dari karakteristik akar memiliki akar tunggang. 3. Karakteristik yang terlihat pada Bougainvilea spectabilis adalah daun, bunga, dan batang. Dilihat dari karakteristik daun memiliki daun tunggal, filotaksis spiral, tepi rata, bentuk bulak telur, modifikasi brachtea, dan susunan urat daun menyirip. Dilihat dari karakteristik bunga memiliki bunga majemuk rasemosa dengan simetri mahkota bilateral, dan jumlah korola 5. Dilihat dari karakteristik batang, tanaman ini merupakan perdu dengan percabangan simpodial, permukaannya berdiri, dan arah tumbuh tegak lurus. 4. Karakteristik yang terlihat pada Heliconia sp. adalah daun, bunga, dan batang. Dilihat dari karakteristik daun memiliki daun tunggal, filotaksis ekuitan, tepi rata, bentuk bulat telur lanset, modifikasi brachtea, dan susunan urat daun menyirip. Dilihat dari karakteristik bunga memiliki bunga majemuk rasemosa. Dilihat dari karakteristik batang, tanaman ini merupakan herba dengan percabangan simpodial, permukaannya halus, dan arah tumbuh tegak lurus. 5. Karakteristik yang terlihat pada Lagerstroemia flosreginae adalah daun, bunga, buah, dan batang. Dilihat dari karakteristik daun memiliki daun tunggal, filotaksis dekusatus, tepi rata, bentuk bulat telur lonjong, modifikasi stipula, dan susunan urat daun menyirip. Dilihat dari

karakteristik bunga memiliki bunga majemuk rasemosa dengan simetris mahkota bilateral, jumlah korola 6, dan jumlah kaliks 6. Dilihat dari karakteristik buah memiliki buah kering memecah. Dilihat dari karakteristik batang, tanaman ini merupakan pohon dengan percabangan simpodial, permukaan kasar dan kulit mengelupas, dan arah tumbuh tegak lurus. 6. Karakeristik yang terlihat pada Pyristegia venusta adalah daun, bunga, dan batang. Dilihat dari karakteristik daun memiliki daun majemuk bifolialatus, filotaksis berhadapan, tepi rata, bentuk bulat telur lonjong, dan susunan urat daun menyirip. Dilihat dari karakteristik bunga memiliki bunga majemuk rasemosa dengan simetri mahkota bilateral, jumlah korola 4, dan jumlah kaliks 5. Dilihat dari karakteristik batang, tanaman ini merupakan perdu dengan percabangan simpodial, permukaannya halus, dan arah tumbuh memanjat. 7. Karakteristik yang terlihat pada Pterocarpus indicus adalah daun, bunga, dan batang. Dilihat dari karakteristik daun memiliki daun majemuk imparipinatus, filotaksis tersebar, tepi rata, bentuk bulat telur lonjong, dan susunan urat daun menyirip. Dilihat dari karakteristik bunga memiliki bunga majemuk simosa dengan simetri mahkota bilateral, jumlah korola 4, dan jumlah kaliks 6. Dilihat dari karakteristik batang, tanaman ini merupakan pohon dengan percabangan simpodial, permukaannya agak kasar, dan arah tumbuh tegak lurus. 8. Karakteristik yang terlihat pada Ixora javanica adalah daun, bunga, dan batang. Dilihat dari karakteristik daun memiliki daun tunggal, filotaksis dekusatus, tepi rata, bentuk jorong, dan susunan urat daun menyirip. Dilihat dari karakteristik bunga memiliki bunga majemuk umbella komposita dengan simetri mahkota multilateral, dan jumlah korola 4. Dilihat dari karakteristik batang, tanaman ini merupakan perdu dengan percabangan simpodial, permukaannya halus, dan arah tumbuh tegak lurus. 9. Karakteristik yang terlihat pada Erythryna cristagalli adalah daun, bunga, dan batang. Dilihat dari karakteristik daun memiliki daun majemuk hifolialatus, filotaksis tersebar, tepi rata, bentuk ovatus, dan susunan urat daun menyirip. Dilihat dari karakteristik bunga memiliki bunga majemuk rasemosa dengan simetri mahkota bilateral, dan jumlah korola 3. Dilihat dari karakteristik batang, tanaman ini merupakan pohon dengan percabangan simpodial, permukaannya halus, dan arah tumbuh tegak lurus. 10. Karakteristik yang terlihat pada Nerium oleander adalah daun, bunga, dan batang. Dilihat dari karakteristik daun memiliki daun tunggal, filotaksis dalam lingkarang, tepi rata, bentuk

lanset, dan susunan urat daun menyirip. Dilihat dari karakteristik bunga memiliki bunga majemuk rasemosa korimbus dengan simetri mahkota bilateral, dan jumlah korola lebih dari sepuluh. Dilihat dari karakteristik batang, tanaman ini merupakan herba dengan percabangan simpodial, permukaannya halus dan arah tumbuh tegak lurus.

DAFTAR PUSTAKA
Aryulina, Dyah. 2004. Biologi 2. Jakarta: Erlangga. Djuita, Nina Ratna. 2007. Morfologi Tumbuhan. Jakarta: Universitas Terbuka. Iriawati. 2009. Batang. Diakses dari http://www.sith.itb.ac.id/profile/pdf/iriawati/bahankuliah/bahan-1/Batang%20dan%20pola%20percabangan.pdf. pada tanggal 23 September 2011. Knee, Michael. 2011. Anthophyta: Evolution and Diversity. Ohio: Ohio State University. Onrizal. 2005. Teknik Pembuatan Herbarium. Diakses dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/960/1/hutan-onrizal5.pdf. pada tanggal 23 September 2011. Perring, Franklyn. 2011. How to use the key to identify an unknown leafy twig. Diakses dari http://www-saps.plantsci.cam.ac.uk/trees/intro2.htm. pada tanggal 25 September 2011. Purwanto, Rudy (dkk). 2010. Buku Anti Remedial IPA Terpadu. Jakarta: Wahyumedia. Rachmat. 2007. Ringkasan Pengetahuan Alam. Jakarta: Grasindo. Starr, Joyce. 2011. Tabebuia Argentea Trees. Diakses dari http://www.ehow.com/info_8596683_tabebuia-argentea-trees.html pada tanggal 21 September 2011 Tjitrosoepomo, G. 1991. Dasar-Dasar Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada. Watson, L., and Dallwitz, M.J. 1991. The families of angiosperms: automated descriptions, with interactive identification and information retrieval. Aust. Syst. Bot. 4: 681695. Weiblen, George, Deacon, Nick. 2003. Inteactive Key to the Wooy Plants of Minnesota. Diakses dari http://geo.cbs.umn.edu/treekey/navikey.html. pada tanggal 25 September 2011. Anonim 1, 2010. Plant Kingdom. Diakses dari http://www.tutorvista.com/content/science/science-i/diversity-living-organisms/plantkingdom.php pada tanggal 21 September 2011. Anonim 2. 2011. Strukur, Jaringan, Jenis, & Fungsi Akar pada Tumbuhan. Diakses dari http://www.sentra-edukasi.com/2011/06/struktur-jaringan-jenis-fungsi-akar.html. pada tanggal 22 September 2011. Anonim 3. 2008. Mau Tahu Jenis-jenis Mangrove? Kenali Tipe Akarnya. Diakses dari http://www.undip.ac.id/kesemat/index.php?option=com_content&task=view&id=112&Ite mid=1. pada tanggal 23 September 2011. Anonim 4, 2011. Pembuatan Herbarium. Diakses dari http://www.scribd.com/doc/25325106/Pembuatan-Herbarium. pada tanggal 23 September 2011. Anonim 5. 2011. Alternanthera sp. Diakses dari http://toptropicals.com/catalog/uid/Alternanthera_sp.htm pada tanggal 21 September 2011.

You might also like