You are on page 1of 9

Kecakapan antar Personal Rabu, 30 Juni 2010 Kecakapan Antar Personal BAB I PENDAHULUAN Pendidikan kecakapan hidup adalah

pendidikan kemampuan, kesanggupan, dan keteram pilan yang diperlukan oleh seseorang untuk menjalankan kehidupan. Tujuan pendidi kan kecakapan hidup adalah menyiapkan peserta didik agar yang bersangkutan mampu , sanggup, dan terampil menjaga kelangsungan hidup, dan perkembangannya di masa datang. Kecakapan hidup mencakup kecakapan dasar dan kecakapan instrumental. Kecakapan d asar meliputi: (l) kecakapan belajar mandiri; (2) kecakapan membaca, menulis, da n menghitung; (3) kecakapan berkomunikasi; (4) kecakapan berpikir ilmiah, kritis , nalar, rasional, lateral, sistem, kreatif, eksploratif, reasoning, pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah; (5) kecakapan kalbu/personal; (6) kecakapan m engelola raga; (7) kecakapan merumuskan kepentingan dan upaya-upaya untuk mencap ainya; dan (8) kecakapan berkeluarga dan sosial. Kecakapan instrumental meliputi: (l) kecakapan memanfaatkan teknologi; (2) kecak apan mengelola sumber daya; (3) kecakapan bekerjasama dengan orang lain; (4) kec akapan memanfaatkan informasi; (5) kecakapan menggunakan sistem; (6) kecakapan b erwirausaha; (7) kecakapan kejuruan; (8) kecakapan memilih, menyiapkan, dan meng embangkan karir; (9) kecakapan menjaga harmoni dengan lingkungan: dan (10) kecak apan menyatukan bangsa. Tantangan pendidikan nasional yang dihadapi oleh bangsa Indonesia dari waktu kew aktu meliputi empat hal, yaitu peningkatan: (1) pemerataan kesempatan, (2) kuali tas, (3) efisiensi, dan (4) relevansi. Pengenalan pendidikan kecakapan hidup (li fe skill education) pada semua jenis dan jenjang pendidikan pada dasarnya didoro ng oleh anggapan bahwa relevansi antara pendidikan dengan kehidupan nyata kurang erat. Tujuan pendidikan kecakapan hidup adalah untuk: (1) mengaktualisasikan potensi p eserta didik sehingga dapat digunakan untuk memecahkan problema yang dihadapi, ( 2) memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan pembelajaran yang fl eksibel, sesuai dengan prinsip pendidikan berbasis luas, dan (3) mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lingkungan sekolah, dengan member peluang pemanfaatan su mber daya yang ada di masyaakat, sesuai dengan prinsip manajemen berbasis sekola h. BAB II ISI DEFINISI KOMUNIKASI Secara bahasa Kecakapan berasal dari kata Cakap berarti pandai, mampu pintar ata u bisa mengerjakan. Antar bermakna penengah, yang menjembatani atau yang menenga hi sedangkan Personal berarti perseorangan bersifat tunggal (singular) bukan jam ak (plural). Mengapa kita perlu komunikasi karena sudah merupakan hukum alam bahwa manusia ad alah makhluk sosial, artinya manusia harus hidup bersama dengan manusai lain. Da lam skema hidup bersama ini muncul kebutuhan untuk memahami kebutuhan manusia la in, maka timbullah komunikasi antar manusia. James A.F. Stoner & Charles Wankel (1989) komunikasi ialah satu cara manusia berhubung yang melibatkan pengertian atau maksud yang dibagikan, dengan syarat mereka perlu bersetuju dengan definisi istilah-istilah yang digunakan berdasarka

n sesuatu yang simbolik seperti isyarat, dan perkataan yang melambangkan atau me nyerupai idea-idea yang dapat menyampaikan maksud. S.Bernard Rosenblatt dalam bukunya Communication in Business (l983) mendefini sikan komunikasi sebagai pertukaran idea, pendapat, maklumat, perhubungan dan se bagainya yang mempunyai tujuan dan dipersembahkan secara pribadi atau tidak prib adi melalui simbol atau isyarat yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan organi sasi. Emery, Ault dan Agee (dlm. Sulaiman Masri, 1997) komunikasi ialah seni memind ahkan maklumat, idea, dan sikap daripada seseorang kepada seseorang. Sulaiman Masri (l997) merumuskan bahwa, komunikasi bermula apabila satu pesan (maklumat) daripada pengirim (penutur, penulis) dipindahkan menerusi alat atau saluran tertentu kepada penerima (pembaca, pendengar) yang kemudiannya memberika n maklum balas (mengekod dan mentafsir) pesan tersebut. PROSES KOMUNIKASI. Messages (Pesan langsung) dapat berlangsung silih berganti (Bergantian) tetapi h alangannya atau gangguan yang berlaku pada situasi tersebut adalah bunyi bising , kesibukan, kurang pendengaran,dan sebagainya. Ketika berkomunikasi, ada banyak hal yang harus kita kuasai dan mengerti, antara lain: 1. Bagaimana kita mengenal diri kita sendiri. 2. Bagaimana kita mengenal dan memahami orang lain. 3. Bagaimana kita mengekspresikan diri kita. 4. Bagaimana kita menegaskan kebutuhan kita. 5. Bagaimana kita memberikan dan menerima masukan. 6. Bagaimana kita mendengarkan pembicaraan dengan orang lain . 7. Bagaimana kita memengaruhi orang lain. 8. Bagaimana menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan orang lain. 9. Bagaimana menjadi anggota sebuah tim/kelompok/grup. 10. Bagaimana melakukan negosiasi. 11. Bagaimana menyelesaikan konflik. 12. dan banyak Bagaimana lainnya. Kemampuan tersebut di atas sangat memengaruhi bagaimana kita mempersepsikan diri kita terhadap orang lain, dan bagaimana orang mempersepsikan diri kita. Jika me miliki ketrampilan interpersonal yang tinggi, hal pertama yang kita rasakan ada lah kuatnya rasa percaya diri, untuk kemudian kita akan dihargai oleh orang lain, dan pada akhirnya kita akan d apat membangun hubungan yang harmonis dengan orang lain. Jenis komunikasi dapat dibagi 2 (dua) yaitu 1. Komunikasi lisan, yaitu komunikasi dengan suara dan perkataan berlaku apab ila terdapat dua atau tiga komunikator duduk secara bersemuka atau dalam peristi wa bahasa seperti pembicaaan dalam telephone. 2. Komunikasi bukan lisan, yaitu komunikasi dengan pergerakan badan, pergerak an muka, pergerakan mata dsb. KOMPONEN DALAM KOMUNIKASI 1. Sender (pemberi pesan): individu yang bertugas mengirimkan pesan. 2. Receiver (penerima pesan) seseorang yang menerima pesan. Bisa berbentuk pesan yang diterima maupun pesan yang sudah diinterpretasikan. 3. Pesan informasi yang diterima, bisa berupa kata, ide atau perasaan. Pesan akan efektif bila jelas dan terorganisir yang diekspresikan oleh si pengirim

pesan 4. Media metode yang digunakan dalam pesan yaitu kata, bisa dengan cara ditulis, diucapkan, diraba, dicium. Contoh: catatan atau surat adalah kata, bau badan atau cium parfum adalah penciuman (dicium), dan lain-lain. 5. Umpan balik penerima pesan memberikan informasi/ pesan kembali kepada pengirim pesan dalam bentuk komunikasi yang efektif. Umpan balik merupakan proses yang terus menerus karena memberikan respons pesan dan mengirimkan pesan berupa stimulus yang baru kepada pengirim pesan. RUMUSAN DEFINISI KOMUNIKASI. Proses pertukaran idea dan maklumat antara dua individu atau lebih, dengan maks ud untuk berbagi pesan dan pengalaman bagi mencari persamaan. Pertukaran idea in i boleh berlaku secara lisan atau tulisan ataupun dengan menggunakan berbagai ca ra yang ada pada manusia. BIDANG-BIDANG KOMUNIKASI. 1. Komunikasi Intrapersonal (Diri). Komunikasi Intrapersonal berlaku di dalam diri seseorang, seperti seseorang yang sedang berfikir tentang sesuatu perkara sebenarnya ia sedang dalam proses berko munikasi dengan dirinya, dan berkomunikasi dengan diri untuk. 2. Komunikasi Interpersonal. Komunikasi Interpersonal berlaku antara individu yang proses komunikasi yang mel ibatkan dua orang atau lebih, secara tatap-muka yang memungkinkan setiap peserta nya menangkap reaksi orang lain secara langsung, bentuk khusus dan komunikasi in terpersonal ini adalah komunikasi dua arah yang melibatkan hanya dua orang, sepe rti suami-istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid, dan sebagainya. Cir i-ciri komunikasi dua arah adalah: pihak-pihak yang berkomunikasi berada dalam j arak yang dekat; pihak-pihak yang berkomunikasi mengirim dan menerima pesan seca ra simultan dan spontan, balk secara verbal ataupun nonverbal. 3. Komunikasi Kumpulan / Kelompok. Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan yang sama, yang berintera ksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, da n memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Kelompok ini misainya adalah keluarga, tetangga, kawan-kawan terdekat; kelompok diskusi,; kelompok pem ecahan masalah; atau suatu komite yang berapat untuk mengambil suatu keputusan. Komunikasi kelompok ini dengan sendirinya melibatkan juga komunikasi interperson al (antarpribadi). 4. Komunikasi Publik Komunikasi publik adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah bes ar orang (khalayak), yang tidak bisa dikenali satu persatu. Komunikasi demikian sering juga disebut pidato,ceramah, atau kuliah (umum). Beberapa pakar komunikas i menggunakan istilah komunikasi kelompok-besar. Komunikasi publik biasanya berlangsung lebih formal dan lebih sulit daripada kom unikasi interpersonal atau komunikasi kelompok, karena komunikasi publik menuntu t persiapan pesan yang cermat, keberanian dan kemampuan menghadapi sejumlah besa r orang. Daya tarik fisik pembicara bahkan sering merupakan factor penting yang menentukan efektifitas pesan, selain keahlian dan kejujuran yang dimiliki pembic ara. Dalam komunikasi publik hanya satu pihak yang aktif (pembicara) sedangkan p ihak lainnya cenderung pasif. Umpan balik yang mereka berikan terbatas, terutama umpan batik yang bersifat verbal. Umpan batik nonverbal lebih jelas diberikan o leh orang-orang yang duduk di jajaran depan, karena merekalah yang paling jelas terlihat. Sesekali pembicara menerima umpan balik yang bersifat serempak, sepert i tertawa atau tepuk tangan. Komunikasi publik sering bertujuan memberikan pener

angan, menghibur, memberikan penghormatan, atau membujuk. 5. Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga i nformal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar dari komunikasi k elompok. Komunikasi organisasi seringkali melibatkan juga komunikasi diadik, kom unikasi interpersonal (antarpribadi) dan adakalanya juga komunikasi publik. Komu nikasi formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi, yakni komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas dan komunikasi horizontal, sedangkan komunikasi infor mal tidak tergantung pada struktur organisasi, seperti komunikasi antar sejawat, juga termasuk gossip. 6. Komunikasi Massa. Komunikasi Massa berlaku untuk sebaran umum, menggunakan alat-alat media massa s eperti surat kabar, majalah, radio, televisi, buku yang bersifat luas dan sebaga inya. yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang dituju kan kepada sejumlah orang yang tersebar di banyak tempat. Pesan-pesannya bersifa t umum, disampaikan secara cepat, serentak dan selintas (khususnya media elektro nik). Komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok dan komunikasi organisasi be rlangsung juga dalam proses untuk mempersiapkan pesan yang disampaikan media mas sa ini. MENGAPA KITA BERKOMUNIKASI Fungsi-Fungsi Komunikasi Apa yang mendorong kita berkomunikasi (?). Manfaat-manfaat apa yang kita peroleh dari komunikasi (?). Sejauh mana komunikasi memberikan andil kepada kepuasan kita. Berdasarkan pengamaan yang mereka lakukan, para pakar komunikasi mengemukakan fu ngsi yang berbedabeda meskipun adakalanya terdapat kesamaan dan tumpang tindih d i antara berbagai pendapat tersebut. Fungsi Pertama : Komunikasi Sosial Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep-diri, aktualisasi-diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar clad tekanan dan ketegangan. Pembentukan konsep-diri Konsep-diri adalah pandangan kita mengenai siapa diri kita, dan itu hanya bisa k ita peroleh lewat informasi yang diberikan orang lain kepada kita. Aspek-aspek k onsep did seperti jenis kelamin, agama, kesukuan, pendidikan, pengalaman, rupa f isik, kita tanam kepada diri kita lewat pernyataan (umpan balik) orang lain dala m masyarakat yang menegaskan aspek-aspek tersebut -dan ini dilakukan lewat komun ikasi. Pernyataan eksistensi-diri Orang berkomunikasi untuk menunjukkan dirinya eksis. Bila kita berdiam diri , or ang lain akan memperlakukan kita seolah-olah kita tidak ada. Pengamatan juga men unjukkan bahwa bila seorang anggota diskusi tidak berbicara sama sekali dan memi lih tetap diam, orang lain akan segera menganggap bahwa si pendiam itu tidak ada sama sekali. Mereka tidak meminta si pendiam itu untuk memberi komentar atau be rbicara kepadanya. Dan bila kemudian si pendiam memutuskan berbicara, anggota la innya sering bereaksi seolah-olah si pendiam itu mengganggu saja. Mereka memperh atikannya sedikit saja. Mereka mengharapkan si pendiam itu tidak berbicara. Resp on kelompok yang demikian mungkin tidak akan terjadi bila sejak awal si pendiam membuat komentar dalam diskusi dan kemudian menunggu giliran untuk berbicara lag i. Dengan bersikap pasif si pendiam gagal menggunakan pembicaraan untuk menyatak an eksistensi-dirinya. Sejak lahir kita tidak dapat hidup sendin untuk mempertahankan hidup. Kita perlu dan harus berkomunikasi dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan biologis kit

a seperti makan dan minum, dan memenuhi kebutuhan psikologis kita seperti sukses dan kebahagiaan. Melalui komunikasi pula kita dapat memenuhi kebutuhan emosiona l kita dan meningkatkan kesehatan mental kita. Kita belajar makna cinta, kasih s ayang, keintiman, simpati, rasa hormat, rasa bangga, bahkan irihati dan kebencia n. Melalui komunikasi, kita dapat mengalami berbagai kualitas perasaan itu dan m embandingkannya antara perasaan yang satu dengan perasaan lainnya. Komunikasi sosial mengisyaratkan bahwa komunikasi dilakukan untuk pemenuhan-diri untuk merasa terhibur, nyaman dan tenteram dengan diri sendiri dan juga orang l ain. Dua orang dapat berbicara berjam jam dengan topik yang berganti-ganti tanpa mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pesan-pesan yang mereka pertu karkan mungkin hal-hal yang remeh, namun pembicaraan itu membuat keduanya merasa senang. Fungsi Kedua : Komunikasi Ekspresif Erat kaitannya dengan komunikasi sosial adalah komunikasi ekspresif yang dapat d ilakukan sendirian ataupun dalam kelompok. Komunikasi eskpresif tidak otomatis b ertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi terseb ut instrumen untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita. Perasaan-perasaa n tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesan-pesan nonverbal. Perasaan saya ng, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut, prihatin, marah dan benci dap at disampaikan lewat kata-kata, namun terutama lewat perilaku nonverbal. Emosi j uga dapat disalurkan lewat puisi,lagu, tarian,lukisan dan pemberian bunga maupun drama. Fungsi Ketiga : Komunikasi Ritual Erat kaitannya dengan komunikasi ekspresif adalah komunikasi ritual yang biasany a dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara be rlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup yang disebut para antropolog sebagai rites of passage, mulai dan upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun (nyanyi Hap py Birthday dan pemotongn kue), pertunangan (melamar, tukar icin), siraman, pern ikahan (ijab-qabul, sungkem kepada orang-tua, sawer dsb.), ulang tahun perkawina n hingga upacara kematian. Kini kegiatan olahragapun sudah menjadi komunikasi ri tual, misalnya Olimpiade, Piala Dunia Sepakbola, PON. Dalam acara-acara itu orang mengucapkan k ata-kata atau menampilkan perilaku-perilaku tertentu yang bersifat simbolik. Fungsi Keempat : Komunikasi Instrumental Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum: menginformasikan, mengaj ar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan, dan mengubah perilaku atau menggera kkan tindakan dan juga untuk menghibur. Bila diringkas kesemua tujuan tersebut d apat disebut membujuk (bersifat persuasive). Komunikasi yang berfungsi memberita hukan atau menerangkan (to inform) mengandung muatan persuasive dalam arti pembi cara menginginkan pendengamya mempercayai bahwa fakta atau informasi yang disamp aikan akurat dan layak untuk diketahui. Bahkan komunikasi yang menghibur (to ent ertain) pun secara tidak langsung membujuk khalayak untuk melupakan persoalan hi dup mereka. Tiga Dimensi Penting Yang Mendasari Definisi-definisi Komunikasi Dimensi Pertama : Tingkat Observasi atau derajat keabstrakannya Misalnya, definisi komunikasi yang menyatakan "komunikasi adalah proses yang men ghubungkan satu sama lain bagian-bagian terpisah dare dunia kehidupan" adalah te rlalu umum, sementara definisi komunikasi yang menyatakan bahwa "komunikasi seba gai alat untuk mengirim pesan militer, perintah, dan sebagainya lewat telepon, t elegraf, radio, kurir, dan sebagainya" terlalu sempit. Dimensi Kedua : Kesengajaan (intentionality) Sebagian definisi mencakup hanya pengiriman dan penerimaan pesan yang disengaja; sedangkan sebagian definisi lainnya tidak menuntut syarat ini. Contoh definisi

yang mensyaratkan kesengajaan (Gerald E Miller) komunikasi sebagai "situasi-situ asi yang memungkinkan suatu sumber mentransmisikan suatau pesan kepada seorang p enerima dengan disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima". Sedangkan definis i yang mengabaikan kesengajaan (Alex Code) " suatu proses yang membuat sama bagi dua orang atau lebih apa yang tadinya merupakan monopoli seseorang atau sejumla h orang". Dimensi Ketiga : Penilaian Normatif Sebagian definisi meskipun secara implisit, menyertakan keberhasilan atau kecerm atan; sebagian tidak demikian. Definisi komunikasi dad John B Hoben, misalnya me ngasumsikan bahwa komunikasi itu (harus) berhasil: "Komunikasi adalah pertukaran verbal pikiran atau gagasan". Asumsi dibalik definisi adalah suatu pikiran atau gagasan secara berhasil dipertukarkan. Sebagian definisi lainnya tidak otomatis mensyaratkan keberhasilan, seperti definisi komunikasi dari Berard Berelson dan Gary Steiner: "Komunikasi adalah transmisi informasi" , definisi ini tidak mens yaratkan bahwa informasi itu hares diterima atau dimengerti. Prinsip-prinsip komunikasi 1. Komunikasi bukanlah benda, ia sebuah proses 2. Komunikasi bersifat kompleks 3. Komunikasi tidak dapat digantikan 4. Komunikasi melibatkan keterlibatan yang total dari kepribadian kita Komunikasi menjadi penting karena : Dapat merupakan sarana terbina hubungan antar manusia Dapat melihat perubahan perilaku yang terjadi pada individu Dapat sebagai kunci keberhasilan seseorang Dapat sebagai tolak ukur kepuasan seseorang Di bawah merupakan hambatan umum yang sering saya hadapi saat berkomunikasi: 1. Kecepatan berbicara Terkadang saya tidak bisa mengontrol kecepatan berbicara, kadang terlalu cepat d an kadang terlalu lambat. 2. Komunikasi satu arah Tidak ada umpan balik dari lawan bicara saya. Sehingga terkesan seperti berbicar a sendiri. 3. Penggunaan bahasa yang kurang umum Ada kalanya saat berbicara resmi, saya masih belum bisa mengontrol bahasa yang s aya gunakan. Bahasa daerah yang saya gunakan, kadang membuat lawan bicara saya m enjadi binggung. Sehingga pesan tidak bias tersampaikan dengan baik. 4. Kekacauan ide Komunikasi tanpa persiapan bias membuat saya kurang bahan bicara. Sehingga ide y ang ingin saya sampaikan tidak sesuai/tepat urutannya. 5. Redudansi/ pengulangan Mengatakan hal yang sama secara berulang-ulang dengan cara yang berbeda menyebab kan lawan bicara saya menjadi bingung dan tidak/ kurang memahami. 6. Sulit mengekspresikan diri Dengan adanya ekspresi diri, maka komunikasi akan lebih hangat dan akrab, sehing ga pesan dapat tersampaikan dengan baik. Tetapi saya masih sulit mengeskpresikan diri sesuai dengan topic yang sedang dibicarakan. 7. Adanya emosi Terkadang saya masih sulit mengendalikan emosi diri. Tiga Konseptualisasi Komunikasi

Ada tiga kerangka pemahaman mengenai komunikasi, yakni komunikasi sebagai tindak an satu-arah, komunikasi sebagai interaksi, dan komunikasi sebagai transaksi. (J ohn R. Wenburg & William E Wilmot juga Kenneth K Sereno dan Edward M. Bodaken) Komunikasi sebagai tindakan satu-arah Pemahaman populer mengenai komunikasi manusia adalah komunikasi yang mengisyarat kan penyampaian pesan searah dad seseorang (atau suatu lembaga) kepada seseorang (sekelompok orang) lainnya, balk secara langsung (tatap-muka) ataupun melalui m edia. Misalnya, seseorang itu mempunyai informasi mengenai suatu masalah, lalu i s menyampaikannya kepada orang lain, orang lain mendengarkan, dan mungkin berper ilaku sebagai hasil mendengarkan pesan tersebut, lalu komunikasi dianggap telah terjadi. Jadi komunikasi dianggap suatu proses linear yang dimulai dengan sumber atau pengirim dan berakhir pada penerima, sasaran atau tujuannya. Pemahaman komunikasi sebagai proses searah sebenarnya kurang sesuai bila diterap kan pada komunikasi tatap-muka, namun mungkin tidak terlalu keliru bila diterapk an pada komunikasi publik (pidato) yang tidak melibatkan tanya -jawab dan komuni kasi massa cetak dan elektronik (untuk acara/program yang tidak interaktif) Komunikasi sebagai interaksi Pandangan ini menyetarakan komunikasi dengan suatu proses sebabakibat atau aksireaksi, yang arahnya bergantian. Seseorang menyampaikan pesan balk verbal atau n onverbal, sesorang penerima bereaksi dengan members jawaban verbal atau mengangg ukkan kepala, kemudian orang pertama bereaksi lagi setelah menerima respons atau umpan batik dari orang kedua, dan begitu seterusnya. Pokoknya masing-masing dan kedua pihak berfungsi secara berbeda, bila yang satu sebagai pengirim, maka yan g satunya lagi sebagai penerima. Begitu pula sebaliknya. Pandangan ini selangkah lebih maju dari pandangan pertama, yakni komunikasi sebagai tindakan satuarah, namun pemahaman ini juga kurang memadai dalam menguraikan proses komunikasi kare na mengabaikan kemungkinan bahwa orang-orang dapat mengirim dan menerima pesan p ada saat yang sama. Komunikasi sebagai transaksi Ketika anda mendengar seseorang yang berbicara, sebenarnya pada saat itu bisa sa ja andapun menginmkan pesan secara nonverbal (isyarat tangan, ekspresi wajah, na da suara dan sebagainya) kepada pembicara tadi. Anda menafsirkan bukan hanya kat a-kata pembicara tadi, juga perilaku nonverbalnya. Dua orang atau beberapa orang yang berkomunikasi, sating bertanya, mengangguk, menggeleng, berdehem, mengangk at bahu, memberi isyarat dengan tangan, tertawa dan sebagainya, sehingga proses pengiriman pesan/penyandian dan penyandian balik yang terjadi bersifat spontan d an simultan. Semakin banyak orang yang berkomunikasi semakin rumit transaksi kom unikasi yang terjadi. Kelebihan konseptualisasi komunikasi sebagai transaksi adalah bahwa komunikasi t ersebut tidak membatasi kita pada komunikasi yang disengaja atau respon yang dap at diamati. Artinya, komunikasi terjadi apakah pelakunya menyengajanya atau tida k, dan bahkan meskipun menghasilkan respon yang tidak diamati. Berdiam din, meng abaikan orang lain di sekitar, bahkan meninggalkan ruangan- semuanya bentuk-bent uk komunikasi, semuanya mengirimkan sejenis pesan. Gaya pakaian dan rambut anda, ekspresi wajah anda, kata yang anda gunakan-semua itu mengkomunikasikan sikap, kebutuhan, perasaan dan penilaian anda. Dalam komunikasi transaksional, komunikasi dianggap telah berlangsung bila seseo rang telah menafsirkan perilaku orang lain, baik perilaku verbal maupun perilaku nonverbalnya. Istilah transaksi mengisyaratkan bahwa pihak-pihak yang berkomuni kasi berada dalam keadaan interdependensi atau timbal batik; eksistensi satu pih ak ditentukan oleh eksistensi pihak lainnya. Pendekatan transaksi menyarankan ba hwa semua unsure dalam proses komunikasi sating berhubungan. Persepsi seorang pe serta komunikasi atas orang lain bergantung pada persepsi orang lain terhadapnya , dan bahkan bergantung pula pada persepsinya terhadap lingkungan di sekitarnya.

Beberapa definisi yang sesuai dengan pemahaman ini antara lain: John R. Wenburg dan William Wilmot: "Komunikasi adalah suatu usaha memperoleh makna" Donald Byker dan Loren J. Anderson: "Komunikasi (manusia) adalah berbagi informasi antara dua orang atau lebih" William 1. Gorden: "Komunikasi secara ringkas dapat didefinisikan sebagai suatu transaksi dinamis yang melibatkan gagasan dan perasaan" Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson: "Komunikasi adalah proses memahami dan berbagi makna" Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss: "Komunikasi adalah proses pembentukan makna di antara dua orang atau lebih" Para pakar tersebut mendefinisikan komunikasi sebagai proses karena komunikasi m erupakan kegiatan yang ditandai dengan tindakan, perubahan, pertukaran, dan perp indahan. Terdapat kontinuitas dari setiap unsurnya. Sepanjang hidup anda berkomu nikasi dengan orang lain, dan mereka berkomunikasi dengan anda. Bahkan ketika an da mengemukakan gagasan kepada seseorang, pemahaman timbal batik atas gagasan te rsebut terus berkembang sebagai pengaruh dari respons mereka terhadap gagasan te rsebut dan sebagai reaksi anda terhadap respon mereka. Lebih jauh lagi, komunika si terus berlangsung setelah anda dan mereka berpisah, karena setiap pihak terus memikirkan dan merespon apa yang dikatakan pihak lain. Meskipun kematian menghentikan peran anda sebagai penerima, kematian tidak mengh entikan peran anda sebagai sumber. Singkatnya, kita tidak dapat menyetop komunik asi. Kapan komunikasi mulai atau berakhir sulit ditentukan. KONTEKS-KONTEKS KOMUNIKASI Komunikasi tidak berlangsung dalam ruang hampa-sosial, melainkan dalam suatu kon teks atau situasi tertentu. Secara luas konteks disini berarti semua factor di l uar orang-orang yang berkomunikasi, yang terdiri dari: pertama, aspek bersifat f isik seperti iklim, cuaca, suhu udara, bentuk ruangan, warna dinding, penataan t empat duduk, jumlah peserta komunikasi, dan alat yang tersedia untuk menyampaika n pesan; kedua, aspek psikologis, seperti: sikap, kecendrungan, prasangka, dan e mosi peserta komunikasi; ketiga, aspek sosial, seperti: norma kelompok, nilai so sial dan karakteristik budaya; dan keempa4 aspek waktu , yakni kapan berkomunika si (hari apa, jam berapa, pagi, slang, sore,malam). Banyak pakar komunikasi mengkiasifikasikan komunikasi berdasarkan konteksnya. is tilah-istilah lain juga digunakan untuk merujuk kepada konteks ini. Selain konte ks yang lazim, juga digunakan istilah tingkat, bentuk, situasi, keadaan, arena, jenis, cara, dan pertemuan. Indikator paling umum untuk mengkiasifikasikan komunikasi berdasarkan konteksnya atau tingkatnya adalah jumlah peserta yang terlibat dalam komunikasi. Maka dike nallah: komunikasi intrapersonal, komunikasi diadik, komunikasi interpersonal, k omunikasi kelompok kecil, komunikasi publik (pidato), komunikasi organisasi, kom unikasi massa.

BAB III KESIMPULAN

Komunikasi penting dalam kehidupan seharian manusia untuk berhubung dan melaksan akan sesuatu tugas. Komunikasi yang berkesan dapat mengekalkan persahabatan dan perhubungan yang baik . Pendidikan kecakapan hidup adalah pendidikan kemampuan, kesanggupan dan keteramp ilan yang diperlukan oleh seseorang untuk menjalankan kehidupan dengan nikmat da n bahagia. Pada dasarnya, pendidikan kecakapan hidup adalah pendidikan yang memb eri bekal dasar dan latihan yang dilakukan secara benar kepada peserta didik ten tang nilai-nilai kehidupan sehari-hari agar yang bersangkutan mampu, sanggup dan terampil menjalankan kehidupannya yaitu dapat menjaga kelangsungan hidup dan pe rkembangannya. Kecakapan hidup dapat dipilah menjadi dua kategori, yaitu kecakap an hidup yang bersifat dasar dan instrumental. Kecakapan dasar bersifat universa l dan berlaku sepanjang zaman, dan kecakapan instrumental bersifat relative, kon disional, dan dapat berubah-ubah sesuai dengan perubahan ruang, waktu, dan situa si.

DAFTAR PUSTAKA Deddy Mulyana, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdak arya. Jalaludin Rakhmat, 1994, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya. Littlejohn, 1999, Theories of Human Communication, Belmont, California: Wadsw orth Publishing Company. http://akosaja.blogspot.com/2010/01/materi-kuliah-kecakapan-antar-personal.ht ml

You might also like