You are on page 1of 20

PENGERTIAN

Kompos (menurut Wikipedia Indonesia) berarti hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik. Pengomposan (menurut Wikipedia Indonesia) berarti proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi

Pengertian Bokashi
Bokashi adalah Bahan Organik Kaya akan Sumber Hayati. Bokashi merupakan hasil fermentasi bahan organik dari limbah pertanian (pupuk kandang, jerami, sampah, sekam serbuk gergaji, rumput dll.) dengan menggunakan EM-4. EM-4 (Efektif Microorganisme-4) merupakan bakteri pengurai dari bahan organik yang digunakan untuk proses pembuatan bokashi, yang dapat menjaga kesuburan tanah sehingga berpeluang untuk meningkatkan produksi dan menjaga kestabilan produksi. Bokashi selain dapat digunakan sebagai pupuk tanaman juga dapat digunakan sebagai pakan ternak. Pupuk Bokashi merupakan salah satu pupuk organik yang banyak memberikan manfaat bagi masyarakat. Dengan penggunaan pupuk bokashi diharapkan dapat membantu menyuburkan tanaman, mengembalikan unsur hara dalam tanah, sehingga kesuburan tanah tetap tejaga dan ramah lingkungan. Pembuatan bokashi sangat perlu untuk diterapkan, karena merupakan teknologi baru yang tepat guna, dengan biaya murah serta mudah dilaksanakan dengan memanfaatkan limbah ternak dan limbah pertanian yang ada.

Masalah dalam Sektor Pertanian


Petani seringkali dihadapi oleh masalah tingkat penurunan kesuburan tanah secara berangsur-angsur yang dirasakan saat menjelang datangnya panen. Hal ini nampak dengan penurunan hasil panen tanaman pangan dari tahun ke tahun dan musim ke musim. Kondisi seperti itu memang wajar terjadi karena pemeliharaan kualitas tanah yang tidak terjaga dengan baik khususnya dalam pemeliharaan tanah. Salah satu faktor penyebabnya adalah pemakaian pupuk kimia yang berlebih sehingga mencemari tanah, terjadinya erosi tanah akibatnya lapisan humus tercuci, dan terjadi perubahan struktur kemunduran tanah secara bertahap. Pupuk organik yang di dalamnya terdapat bahan organik berpengaruh terhadap pasokan unsur hara tanah disamping juga menjaga sifat fisik, biologi dan kimia tanah. Peranan pupuk organik yang didalamnya terdapat bahan-bahan organik terhadap sifat fisik tanah meliputi struktur, konsistensi, porositas, daya mengikat air, dan menjaga ketahanan tanah terhadap erosi. Pupuk organik dengan bahan organik merupakan salah satu pembentuk agregat tanah yang mempunyai peran sebagai bahan perekat antar partikel tanah. Komponen asam humat dan asam fulvat sebagai sementasi partikel tanah membentuk logam-humus. Pada tanah pasir pupuk organik mampu berperan sebagai pembentuk struktur tanah dari bentuk tunggal ke gumpal yang bermanfaat untuk mencegah porositas tinggi.

Macam-Macam Bokashi
Bokashi terdiri dari beberapa macam yaitu : Bokashi sebagai pupuk tanaman Bokashi pupuk kandang Bokashi pupuk kandang arang Bokashi pupuk kandang tanah Bokashi jerami Bokashi cair Bokashi eksores 24 jam Bokashi Bokashi sebagai pakan ternak

Manfaat
Manfaat Bokashi : Untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanam. Kandungan hara dalam pupuk bokashi lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk kompos. Periode tumbuh pada tanaman lebih cepat. Peningkatan aktivitas mikroorganisme yang menguntungkan seperti mycorhiza, rhizobium, bakteria pelarut fosfat dll. Menghambat pertumbuhan hama dan penyakit yang merugikan tanaman. Bila bokashi dimasukan ke dalam tanah, bahan organiknya dapat digunakan sebagai substrat oleh mikroorganisme, efektif untuk berkembang biak dalam tanah, sekaligus sebagai tambahan persediaan unsur hara bagi tanaman. Manfaat EM-4 : Memperbaiki sifat fisika, kimia dan biologi tanah. Meningkatkan ketersediaan unsur hara, serta menekan aktivitas hama dan mikroorganisme pathogen. Meningkatkan dan menjaga kestabilan produksi tanaman. Mempercepat proses fermentasi pada pembuatan bokashi.

Cara Membuat Bokashi


1. Bokashi sebagai pupuk tanaman : Bokashi pupuk kandang (untuk 1 ton) Bahan : Pupuk kandang (kotoran hewan ternak: sapi, kambing, kerbau dll) Sekam/katul (dedak padi kasar) 50 kg EM-4 1 liter Kapur pertanian 1 sak/50 kg Tetes tebu atau larutan gula merah (gula jawa), 1 kg/1 liter air Pasir kayu (gerajen) secukupnya Dolomit Jika ditambahkan Mol 0,5 liter akan lebih bagus

Dapat pula ditanbahkan Febrio Powder 1 kg untuk menambah kualitas Air secukupnya. Alat-alat : Bak besar/ember Cangkul Sekop Gayung Terpal atau karung goni Gembor sebagai alat untuk penyiraman Ayak besar atau mesin penghancur (crusher) Sebelum proses pembuatan, bahan baku yang berupa pupuk kandang perlu dikeringanginkan terlebih dahulu.

Tahapan pembuatan : 1) Pupuk kandang (yang telah dikering-anginkan) dicangkul, diratakan ditanah kira-kira setinggi 30cm. 2) Pasir kayu (gerajen), kapur dan sekam ditaburkan di atas tumpukan tanah (pupuk) tadi sedikit demi sedikit hingga merata. 3) Siapkan bak besar untuk mencampur 1 botol EM-4 dan tetes tebu dan ditambah air secukupnya, campurkan dan aduk hingga rata. 4) Larutan dari pencampuran EM-4 dll tadi diletakan ke dalam gembor, agar proses penyiraman lebih merata. 5) Siramkan larutan dari campuran EM-4 dll tadi, lakukan hingga kandungan air di adonan mencapai 30 - 40%. Tandanya, bila campuran dikepal, air tidak keluar dan bila kepalan dibuka, adonan tidak buyar. Setelah proses pencampuran, cangkul hingga merata. 6) Pinggirkan sedikit yang sudah jadi, lalu buat lagi menurut kebutuhan. Setelah semuanya selesai tutup dengan terpal atau lainnya. Proses fermentasi membutuhkan air, udara dan panas. Proses fermentasi ini normal terjadi dalam jangka waktu 14-21 hari. Agar suhu adonan tidak terlalu panas akibat fermantasi yang terjadi adonan dibuka dan diaduk 5 jam sekali setiap hari untuk mengetahui suhunya, sehingga suhu dapat dipertahankan pada kisaran 45-50oC. Apabila kurang panas disemprot dengan air yang dicampur tetes gula dan EM-4. Begitu pula seterusnya, sehingga bahan bokashi tidak berbau kotoran dan jika dipegang tidak panas lagi. Proses penutupan bisa dilakukan dengan terpal atau lainnya, asalkan jangan dengan plastik karena dapat mengakibatkan air tidak bisa menguap, menjadi bau lalu panas, dan jika plastik tersebut panas dikarenakan terjadinya proses fermentasi, pada pupuk tersebut akan terjadi pengembunan, dan jika embunnya tidak bisa hilang maka pupuk tersebut akan berair dan menjadi busuk, jika terjadi pembusukan pada pupuk maka pembuatan berarti gagal. Ciri-ciri apabila sudah menjadi pupuk adalah hangat dan hitam. Struktur tanah nya seperti jeli, dikarekan adanya campuran gerajen dan sekam. Setelah jadi, bokashi diayak atau diselep (dihancurkan) dengan keadaan harus kering. Agar lebih cepat, pengahancuran bokashi dapat dilakukan dengan mesin penghancur (Crusher).

Bokashi pupuk kandang arang Bahan : Pupuk kandang : 300 kg Dedak/katul : 10 kg Sekam/serbuk gergajian (arang) : 200 kg Gula pasir : 10 sendok makan EM-4 : 200 ml/20 sendok makan Air : 20 ltr Alat-alat : Alat-alat pembuatan sama dengan yang di atas Tahapan pembuatan : Cara pembuatan sama dengan yang di atas Bokashi pupuk kandang tanah Bahan : Pupuk kandang Tanah Dedak/katul Sekam/serbuk gergajian (arang) Gula pasir EM-4 Air

: 10 kg : 20 kg : 10 kg : 10 kg : 10 sendok makan : 100 ml/10 sendok makan : secukupnya

Alat-alat : Alat-alat pembuatan sama dengan yang di atas Tahapan pembuatan : Cara pembuatan sama dengan yang di atas Bokashi jerami Bahan : Jerami/rumput : 200 kg (dipotong-potong + 10 cm) Dedak/katul : 10 kg Sekam padi : 100 kg Gula pasir : 10 sendok makan EM-4 : 200 ml Air : 20 ltr Alat-alat : Alat-alat pembuatan sama dengan yang di atas Tahapan pembuatan : Cara pembuatan sama dengan yang di atas Bokashi cair (untuk 200 liter) Bahan :

1) 2) 3) 4) 5)

Pupuk kandang (kotoran sapi, kanbing, kerbau, kelinci dll) 30 kg Hijauan daun secukupnya EM-4 1 liter Gula pasir 1 kg Terasi 1 kg Air bersih 200 liter Dapat pula ditambah 2 kg pupuk NPK untuk memper kaya nutrisi Alat-alat : Bak besar/ember Drum plastik Pengaduk Penutup drum Tahapan pembuatan : Pupuk kandang dihaluskan Larutkan gula pasir, tersi, EM-4 dan NPK kedalam air Campuran pupuk kandang dan larutan gula dimasukan ke dalam drum kemudian ditambahkan air hingga volumenya mencapai 200 liter Drum ditutup rapat, setiap hari dibuka dan diaduk selama 15 menit Bokashi cair akan siap digunakan setelah 5-7 hari.

Bokashi ekspres 24 jam Bahan : Jerami kering, daun kering, serbuk gergajian dan bahan lainnya sebanyak 10 kg Pupuk kandang sebanyak 5 kg (sudah jadi) Dedak 1 kg C Airan EM-4 dan gula Alat-alat : Alat-alat pembuatan sama dengan yang di atas Tahapan pembuatan : Cara pembuatan bokashi ekspres sama dengan cara pembuatan bokashi cair, hanya bahanbahan yang akan difermentasikan dicampur dengan bokashi yang sudah jadi dan dedak secara merata. Proses fermentasi hanya berlangsung selama 24 jam dan sesudahnya bahan dapat diaplikasikan sebagai pupuk organik. Bokashi (untuk 1 kw) Bahan : Pupuk kandang Katul Sekam Jerami/serbuk gergajian Super Degra Air Alat-alat :

: 50 kg : 10 kg : 15 kg : 25 kg : 100 cc/ 5 tutup : secukupnya

Ember/bak : 2 buah Pengaduk Penutup/karung goni Tahapan pembuatan : 1) Super Degra dilarutkan dalam air 2) Semua bahan dicampur sampai rata 3) Larutan Super Degra disiramkan pada campuran bahan sedikit demi sedikit sambil diaduk-aduk sampai rata 4) Adonan ditutup dengan karung goni/dedaunan 5) Setelah 2 hari dikontrol suhunya, bila terlalu panas tutup bisa dikurangi. 2. Bokashi sebagai pakan ternak :

Manfaat : untuk pakan ternak ayam, itik dan babi. Dapat menekan biaya pakan sampai 30%. Syarat : kotoran ayam, kambing dan sapi dalam keadaan kering. Formula A Bahan : Kotoran ayam : 2 kg Kotoran kambing : 1 kg EM-4 :10 ml Gula pasir/tetes tebu : 2 sendok makan Tanah bubur/halus yang bersih : 1 genggam Air : secukupnya/30% Alat-alat : Ember/bak Pengaduk Penutup Tahapan pembuatan : Semua bahan dicampur jadi satu dalam ember, difermentasikan selama 2-4 hari dalam keadaan tertutup rapat tanpa oksigen. Formula B Bahan : Formula A : 10 kg Dedak :5 kg Konsentrat : 2 kg Jagung : 2 kg Alat-alat : Ember/bak Pengaduk Tahapan pembuatan : Semua bahan dicampur jadi satu dan langsung dapat digunakan sebagai pakan ternak. Cara penggunaan : Untuk ayam petelur dapat diberikan setelah ayam berumur 3 bulan, dan hanya diberikan sebagai pakan tambahan.

Catatan : setiap bagian berdasarkan volume (ember/kaleng).


Dosis Pemakaian Bokashi
Pupuk bokashi yang sudah jadi dapat digunakan secara langsung pada tanaman sebanyak 3-4 genggam per m Untuk tanah yang kering/kurang subur dapat digunakan lebih banyak Untuk tanaman padi dapat digunakan 1-2 ton per ha Untuk tanaman jagung dapat digunakan sebagai penutup lubang setelah tanam biji

Pengaruh Pemberian Bokashi pada Tanah


Bokashi berasal dari proses penguraian bahan-bahan organik yang bermanfaat untuk menyuburkan dan menyediakan unsur hara yang berguna bagi kelangsungan hidup tanaman. PPengaruh pada tanah antara lain : Memperbaiki struktur dan tekstur tanah Meningkatkan KTK (Kapasitas Tukar Kation) Sebagai sumber unsur hara N, P dan S yang berguna untuk pertumbuhan tanaman Meningkatkan aktifitas mikroba PPengaruh pada tanaman : Untuk meningkatkan jumlah klorofil yang berguna membantu proses fotosintesis yang berpengaruh terhadap produksi.

Menakar Efektifitas Kompos dan Bokashi Written by Eti Wahyuni - Medan Bisnis Monday, 07 May 2007

Senin, 07 Mei 2007 Membuat kompos, wah sering merepotkan ya. Proses pembuatan dan efek ke tanaman sering membutuhkan waktu yang lama. Padahal yang namanya kompos (baca pupuk organik) bisa dikatakan satu nyawa dengan pertanian organik. Tapi tidak perlu khawatir atau menunda rencana untuk melakukan budidaya organik karena ada bokashi yang memiliki kelebihan yang sekaligus bisa menuntaskan masalah-masalah tersebut. Meskipun sama-sama organik namun ada perbedaan yang cukup mendasar antara kompos dengan bokashi. Bokashi merupakan teknologi untuk menghasilkan pupuk kompos yang lebih efektif melalui formulasi bahan-bahan pembuat. Lantas, seperti apakah proses pembuatan bokashi dan apa saja manfaat masing-masing bahan pencampurnya. Untuk mengetahuinya, MedanBisnis mendatangi dua NGO penggiat pertanian organik yaitu Sintesa dan Yayasan

Bitra Indonesia. Istilah bokashi pertama kali penulis dengar ketika Jumarni, staf Pertanian Yayasan Bitra Indonesia sedang melakukan pendampingan kepada kelompok tani di Desa Pulau Gambar, Serdang Bedagai. Dari sini pula akhirnya diketahui ada perbedaan yang cukup mendasar antara kompos dengan bokashi. Ternyata Sintesa, sebuah NGO yang consern di bidang pertanian juga melakukan hal yang sama di sejumlah desa di Kabupaten Asahan. Baik Sintesa maupun Bitra Indonesia melalui program pengembangan penggunaan pupuk bokashi ini dilatari pada kondisi petani yang masih memiliki ketergantungan sangat tinggi terhadap produk-produk kimia. Selanjutnya dilakukan upaya untuk menciptakan kemandirian petani. Karena, pertanian konvensional telah menyebabkan petani sangat tergantung dengan produk-produk kimia sehingga biaya operasionalnya menjadi mahal. Padahal penggunaan pupuk kimia ini juga berdampak buruk terhadap tanah yang menjadi sumber produksi bagi petani. Bokashi berasal dari bahasa Jepang yang artinya adalah perubahan secara bertahap. Istilah ini untuk menjelaskan proses pembuatan bokashi melalui peragian dan penguraian atau pembusukan. Bokashi juga mengandung pengertian melalui bahan ini tanah yang telah tandus dan miskin unsur hara bisa pulih secara bertahap. Penggunaan bokashi ini menjadi tren petani Jepang sejak 10 tahun lalu. Fenomena ini merupakan dampak lain dari tuntutan pasar terhadap produk yang sehat (bebas residu kimia). Apalagi penggunaan bokashi juga ternyata efektif untuk mencegan hama dan menyuburkan tanah sehingga penggunaan pupuk alami ini semakin digiatkan. Sekretaris Pelaksana Sintesa, Akhmad Sofyan yang didampingi stafnya, Nurliana mengatakan, bokashi ini memiliki kelebihan yang terkandung di dalam pupuk kimia sekaligus juga bisa menutupikekurangan yang ada pada kompos. Misalnya saja, kandungan gizi dan vitamin pada pupuk kimia dan bokashi sama-sama konsentratnya tinggi sedangkan pada kompos rendah. Di lain pihak, bokashi dan kompos sangat baik untuk menyuburkan tanah sedangkan pupuk kimia justru berdampak negatif, membuat tanah menjadi keras. Dengan konsentratnya yang tinggi, bokashi memiliki efek yang cepat terhadap tanaman sama seperti pupuk kimia. Sedangkan kompos efeknya relatif lama, jelas Ana. Selain itu, perbedaan lain untuk ketiga jenis pupuk ini adalah lama pembuatannya. Jika pupuk kimia bisa langsung didapat dengan membeli di toko, maka kompos dan bokashi harus memprosesnya terlebih dahulu. Jika proses pembuatan kompos membutuhkan waktu antara 6-1 tahun, maka bokashi cukup 10-14 hari saja. Berikut adalah perbedaan antara pupuk kimia, kompos dan bokashi.

Hama Penyakit Berbahaya


Kelebihan lain dari bokashi ini, dengan formulasi bahan-bahan maka sangat mudah untuk mengontrol jumlah vitamin. Sementara Damiri menjelaskan, unsur yang terkandung pada pupuk bokashi sama dengan kompos, bedanya kalau bokashi sama artinya dengan peragian dengan

sistem cepat dengan jangka waktu 3 minggu, bokasi sudah dapat digunakan sedangkan kalau pembuatan kompos prosesnya pembusukan dengan jangka waktu yang lebih lama mencapai waktu 2 bulan.

Perbedaan lainnya, bokashi langsung untuk mensuplai makanan tanaman dan unsur hara tanah, tetapi lebih besar mensuplai mkanan tanaman. Sementara kompos secara keseluruhan unsur yang dikandung untuk mensuplai tanah agar unsur hara yang di kandung lebih meningkat dan lebih baik walaupun pada akhirnya unsur yang terkandung juga untuk menyuplai tanaman juga. Berkaitan dengan proses pemakaian ke lahan, menurut Damiri, kalau pupuk kompos dengan cara ditabur ke lahan langsung, sedangkan bokasi bisa dilakukan dengan cara menabur ke lahan atau dapat juga dicampur dengan air dan disiramkan ke tanaman. Untuk kapasitas pemakaian pupuk bokasi atau kompos ke lahan harus melihat kondisi tanah, apakah tanah tersebut tandus atau sebaliknya. Untuk penggunaan ke lahan, apabila lahan tersebut tandus maka bokasi yang di gunakan untuk lahan 1 rante (400 m2) sebanyak 100 kg, sedangkan kalau tanah tersebut tidak begitu tandus maka penggunaannya cukup 50 kg. Agar penggunaan bokashi ini efektif sebagai pupuk dasar, bokashi ditabur di atas bedengan kemudian ditutupi sedikit supaya tidak terbawa arus hujan. Pupuk ini juga baik untuk pupuk susulan. Sedangkan untuk media pembibitan dapat dicampurkan tana1h humus, dengan ratio tanah humus dan bokashi 1:3.

PEMBUATAN KOMPOS DG TEKNOLOGI FERMENTASI


I. PENDAHULUAN

Teknologi pengolahan bahan organik dengan cara fermentasi (peragian) pertama kali dikembangkan di Okinawa Jepang oleh Profesor Dr. Teruo Higa pada tahun 1980. Teknologi ini dikenal dengan teknologi EM (Effective Microorganisms).

Sebelum tahun 1980, penelitian dan penerapan proses fermentasi masih terbatas pada proses fermentasi untuk pembuatan bahan makanan, termasuk pakan ternak, dan belum banyak dilakukan untuk pengolahan limbah organik serta penyuburan tanah. Di Indonesia kita sudah mengenal proses fermentasi ini melalui proses peragian kedelai dalam pembuatan tempe, tauco, kecap; fermentasi singkong menjadi tape; fermentasi

susu menjadi keju, yogurt; serta masih banyak lagi produk fermentasi hasil kerja mikroorganisme fermentasi yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Fermentasi merupakan proses penguraian atau perombakan bahan organik yang dilakukan dalam kondisi tertentu oleh mikroorganisme fermentatif. Kondisi lingkungan yang mendukung proses fermentasi antara lain adalah (1) derajat keasaman atau pH rendah, antara 3-4; (2) kadar garam dan kandungan gula yang tinggi; (3) kadar air sedang antara 30-50%, (4) kandungan antioksidan dari tanaman rempah dan obat, serta (5) adanya mikroorganisme fermentasi.

II. TEKNOLOGI EFFECTIVE MICROORGANISME

Teknologi

effective

microorganisme bermanfaat

adalah bagi

suatu

kultur

campuran tanaman.

berbagai Effective

mikroorganisme

yang

pertumbuhan

microorganisme diaplikasikan sebagai inokulan untuk meningkatkan keragaman dan populasi mikroorganisme dalam tanah. Kultur effective microorganisme tidak

mengandung mikroorganisme yang secara genetis telah dimodifikasi, melainkan campuran berbagai spesies mikroba yang terdapat dalam lingkungan alami.

Effective microorganisme yang diaplikasikan dengan sampah organik kota dapat dikembalikan ke tanah dalam bentuk pupuk organik untuk meningkatkan kualitas tanah. Effective microorganisme bertindak sebagai agen pengendali secara biologis dengan cara menghambat efek fitopatogenik mikroorganisme tanah dan memfasilitasi dekomposisi senyawa beracun dalam tanah.

Teknologi fermentasi ini dapat digunakan untuk meningkatkan keanekaragaman biologi tanah, meningkatkan kualitas air, mengurangi kontaminasi tanah dan merangsang penyehatan dan pertumbuhan tanaman yang semua itu berarti meningkatkan hasil.

Beberapa keuntungan aplikasi effective microorganisme adalah bahwa EM dapat:

A. Menekan pertumbuhan mikroorganisme patogen atau yang merugikan tanah dan tanaman;

B. Mempercepat penguraian limbah atau sampah organik baik padat maupun cair dan sekaligus menghilangkan bau yang ditimbulkan dari proses penguraian bahan organik;

C. Meningkatkan ketersediaan nutrisi dan senyawa organik pada tanaman;

D.

Meningkatkan aktivitas mikroorganisme indigenus yang menguntungkan, misalnya Mycorrhiza, Rhizobium, bakteri pelarut fosfat, dll;

E. Mengikat nitrogen;

F. Mengurangi kebutuhan pupuk dan pestisida kimia;

G. Menekan pertumbuhan mikroorganisme patogen yang selalu merupakan masalah pada budidaya monokultur dan budidaya tanaman senjenis secara terus-menerus (continous cropping). EM bukanlah merupakan pestisida, tetapi lebih merupakan pengendali biologis dalam menekan/mengendalikan

hama/penyakit tanaman melalui proses alami dengan meningkatkan aktivitas komposisi antagonistik pada mikroorganisme dalam inokulan EM;

H. Menghilangkan panas pada tanah dasar tambak dan gas-gas beracun yang timbul akibat akumulasi sisa-sisa pakan dan udang/ikan yang telah mati melalui fermentasi.

Hasil fermentasi bahan organik tanah dapat menciptakan kondisi yang baik bagi pertumbuhan jamur pemangsa nematoda (cacing) parasit, sehingga dapat menurunkan populasi cacing parasit tanaman di dalam tanah.

III

KANDUNGAN MIKROORGANISME

Kandungan mikroba dalam effective microoganisme terdiri dari mikroorganisme aerob dan anaerob yang bekerjasama menguraikan bahan organik secara terus menerus. Hasil fermentasi bahan organik dengan inokulasi EM dikenal dengan istilah bokashi. Istilah bokashi sendiri berasal dari bahasa Jepang yang artinya bahan organik terfermentasi dengan EM, tetapi dapat pula diakronimkan sebagai Bahan Organik Kaya Akan Sumber Kehidupan. Effective microorganisme merupakan cairan berwarna coklat dan berbau khas, apabila muncul bau busuk menandakan bahwa mikroorganisme yang terkandung di dalamnya telah rusak atau mati.

Effective microorganisme mengandung beberapa jenis mikroorganisme, yaitu:

A. Bakteri Fotosintetik

Bakteri fotosintetik adalah mikroorganisme yang mandiri. Bakteri ini membentuk senyawa-senyawa yang bermanfaat dari sekresi akar tumbuh-tumbuhan, bahan organik dan/atau gas-gas berbahaya seperti hidrogen sulfida, dengan dibantu sinar matahari dan panas sebagai sumber energi. Zat-zat bermanfaat tersebut meliputi asam amino, asam nukleat, zat-zat bioaktif, dan gula, yang semuanya dapat mempercepat pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Hasil-hasil metabolisme yang dihasilkan oleh bakteri ini dapat diserap langsung oleh tanaman dan juga berfungsi sebagai substrat bagi mikroorganisme lain sehingga jumlahnya terus dapat bertambah.

B. Bakteri Asam Laktat

Bakteri asam laktat menghasilkan asam laktat dari gula, dan karbohidrat lain yang dihasilkan oleh bakteri fotosintetik dan ragi. Bakteri asam laktat dapat menghancurkan

bahan-bahan organik seperti lignin dan selulosa, serta memfermentasikannya tanpa menimbulkan senyawa-senyawa beracun yang ditimbulkan dari pembusukan bahan organik.

C. Ragi

Ragi dapat menghasilkan senyawa-senyawa yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman dari asam amino dan gula di dalam tanah yang dikeluarkan oleh bakteri fotosintetik atau bahan organik melalui proses fermentasi. Ragi juga menghasilkan senyawa bioaktif seperti hormon dan enzim.

D. Actinomycetes

Actinomycetes merupakan suatu kelompok mikroorganisme yang strukturnya merupakan bentuk antara dari bakteri dan jamur. Kelompok ini menghasilkan zat-zat anti mikroba dari asam amino yang dikeluarkan oleh bakteri fotosintetik dan bahan organik. Zat-zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme ini dapat menekan

pertumbuhan jamur dan bakteri yang merugikan tanaman, tetapi dapat hidup berdampingan dengan bakteri fotosintetik. Dengan demikian kedua spesies ini samasama dapat meningkatkan kualitas lingkungan tanah dengan meningkatkan aktivitas anti mikroba tanah.

E. Jamur Fermentasi

Jamur fermentasi seperti Aspergillus dan Penicillium menguraikan bahan organik secara cepat untuk menghasilkan alkohol, ester, dan zat-zat anti mikroba. Pertumbuhan jamur ini berfungsi dalam menghilangkan bau dan mencegah serbuan serangga serta ulat-ulat yang merugikan dengan cara menghilangkan penyediaan makanannya.

Setiap jenis effective microorganisme mempunyai fungsi masing-masing dalam proses fermentasi bahan organik, namun bakteri fotosintetik adalah pelaksana kegiatan EM yang terpenting. Bakteri ini mendukung kegiatan mikroorganisme lain, di lain pihak bakteri ini memanfaatkan zat-zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme lain.

IV. BOKASHI SAMPAH KOTA Bokashi sampah kota merupakan hasil fermentasi sampah organik kota dengan menggunakan EM. Fermentasi bahan organik terjadi bila kita menginokulasikan EM dalam larutan gula dengan dosis 0,1 1% ke dalam tumpukan sampah sekali dalam seminggu, yang dapat dilakukan dengan mesin penyemprot atau sprayer.

Berdasarkan pengalaman, dibutuhkan 1 liter EM dan 1 liter gula atau molas untuk memfermentasikan 1 ton sampah organik. Untuk dapat menekan biaya, larutan molas difermentasikan terlebih dahulu dalam tangki fermentasi selama satu minggu. Larutan ini dikenal sebagai FM atau Fermentasi Molas. Cara menyiapkan Fermentasi Molas (FM) adalah sebagai berikut:

A. Siapkan 20 liter air dalam galon/tangki; B. Campurkan 1 liter EM dan 1 liter molas dengan 20 liter air; C. Tutup tangki/galon tersebut, dan diamkan selama 1 minggu; D. Setelah 1 minggu kita mendapatkan 20 liter FM; E. Untuk mendapatkan larutan 0,1% FM; 10 liter FM harus dilarutkan ke dalam 1.000 liter air.

Gambar berikut ini adalah skema pembuatan cairan FM (Fermentasi Molas).


1 lt EM + 1 lt. Molas

Semprotkan ke dalam tumpukan sampah organik

Disimpan 1 minggu di dalam tangki

Fermentasi Molas 20 liter

Fermentasi Molas

Air 1000 liter

Air 20 liter

EM

Gambar 4.1. Skema Pembuatan dan Penerapan Fermentasi Molas (FM)

Cara pembuatan bokashi sampah kota adalah sebagai berikut:

1. Langkah 1 : Pemilahan Sampah

Sampah yang masuk ke lokasi pengomposan dipilah terlebih dahulu untuk mendapatkan bahan organik pilihan sebagai bahan baku kompos. Untuk mempermudah pekerjaan, akan lebih baik lagi bila sampah yang masuk sudah dalam keadaan terpilah (pemilahan di sumber sampah). Satu hal yang harus diperhatikan adalah, sampah yang akan diolah menjadi kompos harus sampah segar dan pemilahan harus segera dilakukan. Bila hal ini tidak dilaksanakan dengan baik, maka pembusukan liar akan terjadi dan akan timbul bau yang dapat mengganggu lingkungan sekitarnya.

2. Langkah 2 : Pemotongan Sampah Organik Pilihan

Untuk mempercepat proses pengomposan, sebaiknya ukuran sampah diperkecil terlebih dahulu. Pemotongan sampah dapat menggunakan alat pemotong/pencacah (shredder), dan dapat pula dicacah secara manual.

3. Langkah 3 : Penumpukan Sampah Organik Pilihan

Proses pengomposan dapat berjalan dengan cepat dan baik bila perbandingan antara kandungan karbon dan nitrogen dalam sampah atau rasio C/N adalah 30 :

1. Secara teoritis rasio C/N sampah rumah tangga adalah 15 : 1, maka untuk mendapatkan rasio C/N ideal sampah tersebut harus dicampur dengan material yang memiliki rasio C/N lebih tinggi, seperti serbuk gergaji. Perhitungannya adalah sebagai berikut:
- C/N sisa makanan = 15 : 1 - C/N serbuk gergaji = 500 : 1 X = bagian sisa makanan Y = bagian serbuk gergaji

(X . 15) + (Y . 500)/ X + Y = 30 X = 1 (1 . 15) + (Y . 500)/ 1 + Y = 30 15 + 500Y = 30 + 30Y 500Y - 30 Y = 30 - 15 470 Y = 15 Y = 15 : 470 Y = 0,03

Ini berarti dibutuhkan 1 bagian sisa makanan dan 0,03 bagian serbuk gergaji untuk mencapai rasio C/N ideal 30 : 1.

Kemudian campuran sampah tersebut ditumpuk dengan ketinggian 30 50 cm, panjang tumpukan 0,75 - 1 meter, berat sampah basah 1 ton.

Langkah ini dapat berlangsung selama dua hari, misalnya karena bahan/sampah tidak mencukupi.

4. Langkah 4 : Inokulasi EM Melalui Penyiraman Larutan Fermentasi Molas (FM)

Larutan 0,1% FM yang telah disiapkan disiramkan secara perlahan-lahan ke dalam adonan secara merata sampai kandungan air mencapai 30%. Kemudian tumpukan tersebut ditutup dengan karung goni. Penyemprotan dengan larutan FM dilakukan setiap seminggu sekali.
5. Langkah 5 : Pemantauan Suhu

Pada tahap ini suhu tumpukan perlahan-lahan akan meningkat mencapai 650C. Suhu setinggi ini selama 1-2 hari diperlukan untuk mematikan gulma dan mikroba patogen, serta membantu memperlunak bahan yang dikomposkan. Suhu tinggi ini tidak boleh dipertahankan lama (lebih dari 2 hari), karena akan mematikan jasad renik yang diperlukan untuk proses pengomposan. Pemantauan suhu dilakukan setiap hari, dan dipertahankan antara 40 500C. Bila suhu mencapai lebih dari 500C, maka karung penutup harus dibuka dan gundukan adonan dibolak balik, kemudian ditutup kembali dengan karung goni. Perlakuan ini berlangsung selama 2 minggu, sampai suhu mendekati suhu kamar dan stabil.

6. Langkah 6 : Pematangan Kompos

Untuk meyakinkan bahwa kompos telah matang dan dapat menjamin bahwa kompos benar-benar aman ketika dipakai oleh pengguna kompos, maka perlu dilakukan langkah pematangan kompos. Pematangan ini ditandai dengan suhu rata-rata tumpukan semakin menurun dan stabil mendekati suhu kamar ( 27 300C), bahan telah lapuk dan menyerupai tanah dengan warna coklat kehitaman. Tahap pematangan memerlukan waktu 5 7 hari dan suhu tumpukan tetap diukur.

7.

Langkah 7 : Pemanenan dan Pengemasan

Setelah seluruh tahapan proses dilalui dan sampah sudah menjadi kompos matang, maka kompos sudah bisa dipasarkan. Untuk itu kompos perlu dikemas dalam ukuran yang sesuai dengan kehendak pembeli. Untuk mendapatkan ukuran butiran kompos yang diinginkan, maka kompos tersebut harus disaring/diayak memakai saringan kawat dengan ukurang lubang saringan bervariasi, yaitu:

- Kompos halus - Kompos ukuran sedang - Kompos kasar

: lubang saringan = 1 cm x 1 cm : lubang saringan = 2 cm x 2 cm : lubang saringan = 4 cm x 4 cm

Kompos yang sudah disaring dikemas ke dalam kantung/kemasan sesuai dengan kebutuhan pemasaran. Kemasan yang biasa digunakan saat ini, adalah:
1. Plastik kedap air, ukuran 30 cm x 25 cm untuk kompos halus seberat 3 kg. 2. Plastik kedap air, ukuran 35 cm x 29 cm untuk kompos halus seberat 5 kg. 3. Karung plastik kedap air, ukuran 90 cm x 60 cm untuk kompos halus, kasar, maupun sedang seberat 40 kg.

PUPUK ORGANIK
March 2, 2010 syariffauzi

Pagi hari jam 10.30 lagi asik-asik menulis proposal buat persiapan usaha yang kami jalankan terusik dengan keributan dari sahabatku yang juga asik browsing internet dengan laptopnya. Ternyata pas ku selidiki dia lagi nyari bahan tentang pupuk organik. Wah kayaknya asyik nih menjadi bahan penulisan di blog ku. Setelah nyari-nyari di paman Google yang saya kutip dari http//balittanah.litbang.deptan.go.id
Pupuk organik adalah nama kolektif untuk semua jenis bahan organik asal tanaman dan hewan yang dapat dirombak menjadi hara

tersedia bagi tanaman. Sedangkan pupuk hayati merupakan inokulan berbahan aktif organisme hidup yang berfungsi untuk menambat hara tertentu atau memfasilitasi tersedianya hara dalam tanah bagi tanaman Pupuk organik bisa kita dapatkan dari hewan maupun tumbuhan, dari hewan bisa kita dapatkan dari dari bekas kotoran hewan yang disebut juga dengan pupuk kandang, sedangkan dari tumbuhan ataupun tanaman bisa kita sebut dengan pupuk kompos. Pupuk organik dari hewan tidak hanya dari kotoran hewan, tetapi juga berasal dari hewan yang sudah mati yang kemudian dijadikan pupuk. proses pembuatan pupuk tidak lepas dari suatu proses, yaitu ptoses fermentasi, yang mana proses tersebut sangat penting bagi pengolahan pupuk organik yang akan dibuat. Dalam pembuatan pupuk yang dilalui oleh proses fermentasi adalah proses pemanfaatan mikroorganisme yang menjadi agen yang membantu dalam proses fermentasi pada pembuatan pupuk organik. Mikroorganisme yang digunakan dalam proses fermentasi bisa mikroorganisme aerob dan anaerob, hal tersebut tergantung kondisi bagaimana pembuatan pupuk tersebut, bahan, jenis mikroorganisme, dll. Pengalaman terdahulu dalam pembuatan pupuk organik yang kami lakukan yaitu pembuatan bokhasi pada sampah organik rumah tangga pertama kali mengalami kegagalan. Pertama kali dilakukan secara tertutup didalam drum plastik mengalami kegagalan. Kemungkinan dikarenakan suhu yang mempengaruhi, dalam penggunaan drum plastik dengan drum besi memiliki shu yang berbeda. Jadi, kemungkinan kegagalannya disebabkan hal tersebut. Setelah dilakukan dengan drum yang kedua yang merupakan juga drum plastik tetapi kami modifikasi dengan memasukkan drum tersebut kedalam tanah agar suhunya tetap terjaga. Akhirnya kami mendapatkan hasil yang cukup bagus, pupuk bokhasi dari limbah rumah tangga bisa kami hasilkan. Pembuatan pupuk bokhasi tidak terlalu sulit, pertama kita siapakan cairan EM4 yang bisa kita dapatkan di toko-toko alat pertanian, kemudian kita mencari limbah organik yang sudah kita isolasi dari limbah anorganik. Kemudian limbah organik tersebut kita masukkan kedalam suatu wadah ataupun drum lalu bubuhi dengan caritan EM4 secukupnya kemudian kita aduk hingga menyebar rata. Kemudian tutup wadah pembuatan pupuk tersebut dan kita simpan di tempat yang sejuk dan suhu yang terjada (artinya tidak terjadi perubahan suhu secara drastis). kemudian kita biarkan beberapa hari hingga proses fermentasi terjadi secara sempurna.

You might also like