You are on page 1of 8

KECERDASAN EMOSIONAL SEBAGAI HASIL BELAJAR

A. PENGERTIAN KECERDASAN EMOSIONAL Istilah kecerdasan emosional pertama kali dilontarkan pada tahun 1990 oleh psikolog Peter Salovey dari Harvard University dan John Mayer dari University of New Hampshire Amerika untuk menerangkan kualitas-kualitas emosional yang tampaknya penting bagi keberhasilan. Kualitas-kualitas ini antara lain adalah : - Empati (kepedulian) - Mengungkapkan dan memahami perasaan - Mengendalikan amarah - Kemandirian - Kemampuan menyesuaikan diri - Disukai - Kemampuan memecahkan masalah antar pribadi - Ketekunan - Kesetiakawanan - Keramahan - Sikap hormat Tidaklah mudah untuk membentuk pribadi dengan kecerdasan emosional yang ideal, perlu kesadaran dan ketelitian. Usaha membentuk kecerdasan emosional ini bukanlah suatu yang harus membebani orang tua dalam mendidik anaknya, dan tidak ada orang tua yang sempurna. Satu hal penting yang perlu diingat adalah bahwa satu perubahan saja dapat memberikan efek yang luar biasa pada kehidupan anak kita. Dengan kata lain, menekankan pada pada salah satu aspek (dalam kecerdasan emosional) akan mendatangkan efek bola salju. Kecerdasan emosional adalah himpunan bagian dari kecerdasan yang melibatkan kemampuan memantau perasaan dan emosi baik pada diri sendiri maupun pada orang

lain, memilah-milah semuanya, dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan (Salovey dan Meyer). Dengan kata lain keterampilan IQ dan EQ harus saling berinteraksi secara dinamis, baik dalam tingkat konseptual maupun empirik.

B. CIRI-CIRI KECERDASAN EMOSIONAL

Menurut Richard Hernstein dan Charles Murray ciri-ciri kecerdasan emosional : kemampuan seperti kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berfikir, berempati, dan berdoa. Goleman menggambarkan ciri-ciri kecerdasan emosional yang terdapat pada diri seseorang berupa: 1. Kemampuan memotivasi diri sendiri 2. Ketahanan menghadapi frustasi 3. Kemampuan mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan 4. Kemampuan menjaga suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati dan berdoa. Kemampuan memotivasi diri sendiri merupakan kemampuan internal pada diri seseorang berupa kekuatan menjadi suatu energi yang mendorong seseorang untuk mampu menggerakkan potensi-potensi fisik dan psikologis atau mental dalam melakukan aktivitas tertentu sehingga mampu mencapai keberhasilan yang diharapkan. Untuk itu, sebagai orang tua maupun guru hendaknya dapat membantu mengembangkan tumbuhnya motivasi diri anak. Agar emosi tidak berkembang ke arah negatif, seseorang perlu mengenali dirinya sendiri melalui pemikiran yang jernih untuk menyadari perasaan diri sepenuhnya, tidak tenggelam dalam permasalah serta tidak mudah pasrah. Bilamana pengenalan diri dapat dilakukan dengan baik, maka akan sangat membantu seseorang untuk dapat menguasai diri.

Keadaan flow merupakan puncak kecerdasan emosional. Flow merupakan keadaan batin yang menandakan seorang anak sedang tenggelam dalam tugas yang cocok. Oleh sebab itu, hendaknya model ini dikembangkan di sekolah-sekolah untuk menghindari kebosanan dan sekaligus menguasai rasa kecemasan di kalangan anak (De Porter, 2000). Kemampuan mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan menjadi ciri dari kecerdasan emosi. Dalam pembahasan emosi factor empati merupakan hal yang harus dikembangkan, karena dengan kemampuan berempati seseorang akan dapat mengetahui bagaimana perasaan orang lain. Selain itu, kemampuan mengadakan hubungan anatar pribadi atau keterampilan sosial dan kemampuan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir juga merupakan ciri dari kecerdasan emosional. Kecerdasan Emosional Spiritual (ESQ) merupakan suatu metode dan konsep yang jelas dan pasti dari kekosongan batin/jiwa. C. EMOSI DAN KEGUNAANNYA Kecerdasan emosi juga memiliki fungsi atau kegunaan sebagai berikut : 1. Dengan adanya emosi manusia dapat menunjukkan keberadaannya dalam masalah duniawi 2. Emosi sebagai titik pusat manusia 3. Emosi menuntut kita menghadapi saat-saat kritis dan tugas-tugas yang terlampau riskan bila hanya diserahkan pada otak 4. Emosi menjadi pembimbing yang bijaksana dalam perjalanan Evolusi yang panjang 5. Emosi memberi masukan dan informasi kepada proses pikiran rasional dan pikiran emosional 6. Emosi mampu untuk melepaskan suasana hai yang tidak mengenakkan. Kecerdasan emosi merupakan bagian dari aspek kejiwaan seseorang yang paling mendalam, dan merupakan suatu kekuatan, karena dengan adanya emosi itu manusia dapat menunjukkan keberadaannya dalam masalah-masalah manusiawi. Kekuatan emosi sering kali mengalahkan kekuatan nalar, sehingga harus ada upaya untuk mengendalikan, mengatasi, dan mendisiplinkan kehidupan emosional, misalnya dengan memberlakukan aturan-aturan untuk mengurangi gejolak emosi. Secara universal, manusia memiliki dua jenis tindakan pikiran yaitu tindakan pikiran emosional (perasaan) dan tindakan pikiran rasional (berpikir). Keduanya saling mempengaruhi dalam membentuk kehidupan mental manusia. Sehingga antara akal dan emosi harus berjalan dengan seimbang. D. KECAKAPAN-KECAKAPAN EMOSIONAL

Tanda-tanda kekurangan perhatian terhadap aspek emosi terlihat dari banyaknya peristiwa-peristiwa kekerasan di kalangan siswa, meningkatnya kekacauan masa remaja dan beberapa ekses perilaku negatif lainnya.Tinjauan baru terhadap penyebab depresi pada kaum muda menunjukkan dengan jelas adanya cacat dalam dua bidang keterampilan emosional, yaitu keterampilan membina hubungan, dan cara menafsirkan kegagalan yang memicu timbulnya depresi. Cara yang paling baik untuk mencegah terjadinya berbagai tindakan kekerasan serta depresi adalah dengan mengembangkan keterampilan emosional melalui penemuan ketahanan diri pada anak. Sebuah kemampuan penting untuk mengendalikan dorongan hati adalah mengetahui perbedaan antara perasaan dan tindakan, misalnya dengan mengidentifikasi konsekuensi sebelum melakukan suatu tindakan.

E. PENETAPAN KECERDASAN EMOSIONAL Perbedaan-perbedaan dalam pendidikan emosi menghasilkan keterampilanketerampilan yang berbeda. Anak perempuan mahir membaca, baik sinyal emosi verbal maupun nonverbal, serta mahir mengungkapkan dan mengkomunikasikan perasaanperasaannya. Sedangkan anak laki-laki menjadi cakap dalam meredam emosi berkaitan dengan perasaan rentan, salah, takut dan sakit. Dalam proses pembelajaran, penetapan kecerdasan emosional dapat dilakukan secara luas dalam berbagai sesi, aktivitas dan bentuk-bentuk spesifik pembelajarannya. Upaya-upaya untuk mengembangkan kecerdasan emosional anak adalah: 1. Mengembangkan Empati dan Kepedulian Empati adalah dasar semua keterampilan sosial, sedikit demi sedikit anak harus diperkenalkan tentang pentingnya berempati yaitu, suatu sikap atau kemampuan menempatkan diri sendiri dalam posisi orang lain, sehingga dirinya mampu merasakan apa yang orang lain rasakan. Beberapa cara untuk mengembangkan sikap empati dan peduli adalah: a. Memperketat tuntutan pada anak mengenai sikap peduli dan tanggung jawab b. Mengajarkan dan melatih anak mempraktekkan perbuatan-perbuatan baik c. Melibatkan anak di dalam kegiatan-kegiatan layanan masyarakat.

2. Mengajarkan Kejujuran dan Integritas Beberapa hal yang dapat dilakukan guru atau orang tua untuk mmenumbuhkan kejujuran anak, antara lain: a. Usahakan agar pentingejujuran terus menjadi topik perbincangan dalam rumah tangga, kelas, dan sekolah b. Membangun kepercayaan c. Menghormati privasi anak

3. Mengajarkan Memecahkan Masalah Anak-anak sanggup memecahkan masalah yang lumayan rumit bila mereka terbiasa dibimbing menggunakan istilah-istilah yang akrab dan kongkrit bagi mereka. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran, anak-anak harus sesering mungkin diajak untuk memecahkan masalah yang sesuai dengan tingkat usia dan pengalaman yang mereka dapat. Untuk menghadapi tantangan masa depan, siswa akan membutuhkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai di sembilan area kunci yaitu: a. b. c. d. e. f. g. h. i. Kemampuan berbahasa, matematika dan sains Keterampilan teknologi baru Kemampuan pemecahan masalah, pikiran kritis dan kreativitas Kesadaran sosial, keterampilan berkomunikasi dan membangun sinergisitas kelompok Kesadaran global dan keterampilan konservasi Pendidikan kesehatan dan kesejahteraan Orientasi moral dan etika Kesadaran estetika Pendidikan seumur hidup untuk kemandirian belajar

Langkah-langkah pemecahan masalah yang tepat untuk diterapkan yaitu: a. b. c. d. Mengidentifikasi masalah Memikirkan alternatif pemecahan Membandingkan alternatif-alternatif pemecahan yang mungkin akan dipilih Menentukan pemecahan yang terbaik

Selain keempat hal tersebut di atas, guru perlu mengembangkan suasana yang mendukung pemecahan masalah tersebut yang memungkinkan mereka merasa lebih percaya diri serta merasa memiliki keleluasaan dalam mengambil keputusan yang tepat.

F. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN EMOSI Menurut Bambang Sujiono, Yuliani Nurani Sujono (2001 : 115), ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi, yaitu : 1. Faktor Pematangannya Perkembangan kelenjar endoktrin berperan dalam pematangan perilaku emosional. Bayi secara relatif kekurangan produksi endoktrin yang diperlakukan untuk menopang reaksi fisiologis terhadap stress. kelenjar adrenalin yang memainkan peran utama pada emosi mengecil secara tajam segera setelah bayi lahir. Tidak lama kemudian kelenjar itu mulai membesar lagi, pembesarannya melambat pada usia 5 11 tahun, dan membesar lebih pesat berusia 16 tahun, kelenjar tersebut mencapai ukuran semula seperti pada saat lahir. hanya sedikit adrenalin yang diproduksi dan dikeluarkan sampai saat kelenjar itu membesar, pengaruhnya penting terhadap keadaan emosional pada masa kanakkanak. 2. Faktor Belajar Anak harus siap untuk belajar sebelum tiba saatnya masa belajar. sebagai contoh bayi yang baru lahir tidak mampu mengekspresikan kemarahan kecuali dengan menangis, dengan adanya pematangan sistem syaraf dan otot, anak-anak mengembangkan potensi untuk berbagai macam reaksi potensial mana yang akan digunakan untuk menyatakan kemarahan. 3. Faktor Penunjang Perkembangan Emosi - Belajar secara coba dan ralat - Belajar dengan cara meniru - Belajar dengan cara mempersamakan diri - Belajar melalui pengkondisian - Pelatihan

G. MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL Kecerdasan emosional dapat di tingkatkan dengan: 1. Membaca situasi Dengan memperhatikan situasi sekitar Anda, Anda akan mengetahui apa yang harus dilakukan. 2. Mendengarkan dan menyimak lawan bicara Anda yang selalu merasa benar punya kecenderungan untuk tidak mendengarkan kata orang lain. Luangkan waktu untuk melakukannya, maka Anda akan tahu apa yang sebenarnya terjadi. 3. Siap berkomunikasi Jurus ini memang paling ampuh. Lakukan selalu komunikasi biar pun pada situasi sulit. 4. Tak usah takut ditolak Ada kalanya orang ragu-ragu bertindak karena takut ditolak orang lain. Sebelum berinisiatif, sebenarnya Anda cuma punya 2 pilihan: diterima atau ditolak. Jadi, siapkan saja diri Anda. Yang penting usaha. 5. Mencoba berempati EQ tinggi biasanya didapati pada orang-orang yang mampu berempati atau bisa mengerti situasi yang dihadapi orang lain. Caranya, apalagi kalau bukan mendengarkan dengan baik ? 6. Pandai memilih prioritas Ini perlu supaya Anda bisa memilih pekerjaan apa yang mendesak, dan apa yang bisa ditunda. 7. Siap mental

Sikap mental tempe itu sudah ketinggalan zaman. Situasi apa pun yang akan dihadapi, Anda mesti menyiapkan mental sebelumnya. Ingat, tak ada kesukaran yang tak bisa ditangani. Paling tidak, Anda sudah berusaha. 8. Ungkapkan lewat kata-kata Bagaimana orang bisa membaca pikiran Anda kalau Anda diam seribu bahasa? Ungkapkan pikiran Anda lewat kata-kata yang jelas. 9. Bersikap rasional Betul, kecerdasan emosi berhubungan dengan perasaan. Tapi, tetap memerlukan pola pikir yang rasional, apa lagi dalam pekerjaan. 10. Fokus Konsentrasikan diri Anda pada suatu masalah yang perlu mendapat perhatian. Jangan memaksa diri melakukannya dalam 4-5 masalah secara bersamaan. Dua atau 3 mungkin masih bisa ditangani, tapi lebih dari itu, Anda bisa kehabisan energi.

You might also like