You are on page 1of 8

Peranan politik luar negeri RI dalam percaturan Internasional 6.

2
Dari Crayonpedia
Langsung ke: navigasi, cari

Daftar isi
[sembunyikan]

1 Politik Luar Negeri Indonesia Bebas dan Aktif o 1.1 1. Pengertian Politik Luar Negeri o 1.2 2. Politik Luar Negeri Bebas Aktif o 1.3 3. Tujuan Politik Luar Negeri Indonesia
o

1.4 4. Landasan Politik Luar Negeri Indonesia

Politik Luar Negeri Indonesia Bebas dan Aktif


Perang Dunia II berakhir, keadaan dunia dikuasai oleh dua kekuatan yang berideologi berbeda, yaitu blok Barat dan blok Timur. Blok Barat dipimpin oleh Amerika Serikat yang berideologi liberal. Sebaliknya, blok Timur dipimpin oleh Uni Soviet yang berideologi komunis. Negara-negara dunia pun terpecah dalam kebijakan luar negerinya. Ada negara yang melaksanakan kebijakan luar negerinya beraliran liberal dan tidak sedikit pula yang melaksanakan kebijakan komunis. Walaupun demikian, muncul pula negara-negara yang tidak mengikuti kebijakan yang ada. Mereka bersifat netral, seperti yang dilakukan Indonesia. Oleh karena itu, bangsa Indonesia melaksanakan politik luar negerinya yang bersifat bebas aktif.

1. Pengertian Politik Luar Negeri


Apa yang dimaksud dengan politik luar negeri? Politik luar negeri adalah arah kebijakan suatu negara untuk mengatur hubungannya dengan negara lain. Politik luar negeri merupakan bagian dari kebijakan nasional yang diabdikan bagi kepentingan nasional dalam lingkup dunia internasional. Setiap negara mempunyai kebijakan politik luar negeri yang berbedabeda. Mengapa demikian? Karena politik luar negeri suatu negara tergantung pada tujuan nasional yang akan dicapai. Kebijakan luar negeri suatu negara dipengaruhi oleh faktor luar negeri dan faktor dalam negeri. a. Faktor Luar Negeri Faktor luar negeri, misalnya akibat globalisasi. Dengan globalisasi seakanakan dunia ini sangat kecil dan begitu dekat. Maksudnya dunia ini seperti tidak ada batasnya. Hubungan satu negara dengan negara lainnya sangat mudah dan cepat. Apalagi dengan adanya

kemajuan teknologi komunikasi seperti sekarang ini. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di negara lain dengan mudah diketahui oleh negara lain. b. Faktor Dalam Negeri Faktor dalam negeri juga akan mempengaruhi kebijakan luar negeri suatu negara. Misalnya sering terjadinya pergantian pemimpin pemerintahan. Setiap pemimpin pemerintahan mempunyai kebijakan sendiri terhadap politik luar negeri. Bagaimana dengan politik luar negeri di Indonesia?

2. Politik Luar Negeri Bebas Aktif


Politik luar negeri Indonesia bersifat bebas aktif. Bagaimana maksudnya? Bebas, artinya bahwa Indonesia tidak akan memihak salah satu blok kekuatan-kekuatan yang ada di dunia ini. Aktif, artinya Indonesia dalam menjalankan politik luar negerinya selalu aktif ikut menyelesaikan masalahmasalah internasional. Misalnya, aktif memperjuangkan dan menghapuskan penjajahan serta menciptakan perdamaian dunia. Berdasarkan politik luar negeri bebas dan aktif, Indonesia mempunyai hak untuk menentukan arah, sikap, dan keinginannya sebagai negara yang merdeka dan berdaulat. Oleh karena itu, Indonesia tidak dapat dipengaruhi kebijakan politik luar negeri negara lain.

3. Tujuan Politik Luar Negeri Indonesia


Tujuan politik luar negeri setiap negara adalah mengabdi kepada tujuan nasional negara itu sendiri. Tujuan nasional bangsa Indonesia tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea keempat yang menyatakan melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial Menurut Drs. Moh. Hatta, tujuan politik luar negeri Indonesia, antara lain sebagai berikut:

a. mempertahankan kemerdekaan bangsa dan menjaga keselamatan negara; b. memperoleh barang-barang yang diperlukan dari luar negeri untuk memperbesar kemakmuran rakyat; c. meningkatkan perdamaian internasional; d. meningkatkan persaudaraan dengan semua bangsa.

Tujuan politik luar negeri tidak terlepas dari hubungan luar negeri. Hubungan luar negeri merupakan hubungan antarbangsa, baik regional maupun internasional, melalui kerja sama bilateral ataupun multirateral yang ditujukan untuk kepentingan nasional.

Politik luar negeri Indonesia oleh pemerintah dirumuskan dalam kebijakan luar negeri yang diarahkan untuk mencapai kepentingan dan tujuan nasional. Kebijakan luar negeri oleh pemerintah dilaksanakan dengan kegiatan diplomasi yang dilaksakan oleh para diplomat. Dalam menjalankan tugasnya para diplomat dikoordinasikan oleh Departemen Luar Negeri yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri. Tugas diplomat adalah menjembatani kepentingan nasional negaranya dengan dunia internasional. Inginkah kamu menjadi seorang diplomat? Seorang diplomat tinggal dan menetap di negara lain sebagai wakil dari negara yang menugaskan.

4. Landasan Politik Luar Negeri Indonesia


Politik luar negeri Indonesia berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Pancasila sebagai landasan ideal dan UUD 1945 sebagai landasan konstitusional. a. Pancasila sebagai Landasan Ideal Pancasila adalah dasar negara Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila harus dijadikan sebagai pedoman dan pijakan dalam melaksanakan politik luar negeri Indonesia. b. Landasan Konstitusional Landasan konstitusional politik luar negeri Indonesia tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea pertama dan Alinea keempat, serta pada batang tubuh UUD 1945 Pasal 11 dan Pasal 13. 1) Alinea Pertama Pembukaan UUD 1945 Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan

dan perikeadilan 2) Alinea Keempat Pembukaan UUD 1945 dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial, 3) UUD 1945 Pasal 11 Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan perang, membuat perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain. 4) UUD 1945 Pasal 13 Ayat 1: Presiden mengangkat duta dan konsul. Ayat 2: Dalam mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat. Ayat 3: Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat.

Jenis Koleksi Judul Judul Seri Edisi No. Panggil Penulis / Pengarang Penerbit ISBN/ISSN

Buku Informasi dan Komunikasi: Dalam Percaturan Internasional

621.395 Rac i F. Rachmadi Alumni Topik/Subjek Klasifikasi Bahasa Indonesia Tahun Terbit Tempat Kolasi Terbit 1988 Bandung xvii, 205p. ; ill. ; 21 cm

979-414-132- Communication 621.395 1 Systems

Abstrak / Catatan

Komunikasi intemasional sekarang ini telah semakin menempati posisi yang amat strategis dalam hubungan intemasional, sebagai sarana untuk menumbuhkan dan mengembangkan saling pengertian serta kerja sama intemasional. Dengan demikian membantu upaya untuk pemeliharaan perdamaian dunia (Unesco, 1977). Peranan dan pengaruh informasi dan komunikasi sangat terasa dalam berbagai aspek kehidupan bangsa: politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Menyadari akan pentingnya komunikasi intemasional itu. maka banyak diantara negara bahkan badan-badan intemasional seperti PBB, Unesco dan Iain-lain yang membahas dan mengkaji kedudukau, peranan, masalah-masalah informasi dan komunikasi juga berupaya mencarikan jalan serta cara untuk memecahkannya. Pembahasan serta pengkajian masalah informasi dan komunikasi terutama ditujukan kepada upaya untuk me'mperbaiki keadaan tatanan infomiasi dan komunikasi yang dirasakan sangat pincang dan tidak adil. Tata informasi dan komunikasi yang lebih adil dan efektif sangat diperlukan sebagai bagian dari usaha untuk mewujudkan tata ekonomi intemasional baru. Buku yang ditulis oleh Drs. F. Rachmadi ini merupakan salah satu usaha untyk mengantar masyarakat baik dari kalangan Perguruan Tinggi/Universit; kalangan masyarakat timum untuk memahair politik ekonomi, sosial budaya dan teknologi dal komunikasi intemasional. Download/View File Code : 66-89 Location : LAPAN PUSAT Status : Available

Daftar Isi Ketersediaan

67-89 Gambar Sampul

LAPAN PUSAT

Available

Kembali ke sebelumnya

Site Credit |FAQs

KabarIndonesia - Global Village, itulah yang bisa menggambarkan interaksi antar bangsa di dunia saat ini. Global village dapat diartikan sebagai menyatunya negara-negara di dunia dalam satu sistem internasional, dimana satu negara membutuhkan keunggulan negara lain yang diimplementasikan dalam bentuk kerjasama. Hilangnya batas-batas nasional memudahkan pergerakan ekonomi berjalan leluasa seperti jasa, barang, modal, dan manusia yang idealnya nantinya akan berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi dunia dengan kata lain memperbaiki kesejahteraan masyarakat dunia. Selain menjadi indikasi pertumbuhan isu ekonomi juga menimbulkan permasalahan sosial (ketimpangan), keamanan(penyelundupan), lingkungan (polusi dan limbah), HAM (pengabaian hak buruh) dan lainnya. Sekarang bagaimana usaha Indonesia mampu memainkan perannya di dunia internasional secara maksimal. Untuk mewujudkannya diperlukan kondisi ekonomi, dan stabiltas politik yang kuat di dalam negeri terlebih dahulu dalam menciptakan internal power yang nantinya diperlukan dalam posisi tawar dalam hubungannya dengan negara lain dalam mencapai kepentingan nasional. Kemampuan diplomasi dan meracik kebijakan luar negeri akan menentukan peran serta Indonesia dalam menyelesaikan masalah-masalah internasional. Kebijakan Luar negeri dikatakan sebagai visi dan misi dimana perencanaanya didasarkan pada pengetahuan atau pun pengalaman baik dalam tindakan maupun tingkah laku dalam hubungan internasional yang mempunyai tujuan untuk mempromosikan dan melindungi kepentingan suatu negara. Sedangkan diplomasi menurut Harold Nicholson adalah Kebijaksanaan politik luar negeri melalui negosiasi dan mekanisme sebagai jalan keluar dalam menyelesaikan perselisihan atau konflik atau masalah luar negeri. Semakin kuat suatu negara dalam arti tingkat kemajuan dan kemakmuran, maka negara itu makin dipercaya, dihargai dan perhitungkan dalam percaturan internasional yang otomatis mendukung suatu upaya diplomasi. Untuk itu perlulah kiranya kita melihat peran internasional apa saja pada periode pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono yang bisa menjadikan Indonesia sebagai the role country setidaknya dalam scop Asia? Indonesia disebut salah satu negara demokrasi terbesar yang telah sukses memilih presiden secara langsung yang mayoritas penduduknya adalah Muslim yang menjadikan Indonesia dipandang masyarakat internasional sebagai model masyarakat muslim yang moderat. Indonesia sebagai anggota OIC (Organization Islamic Conference) menjadi pendorong bagi perdamaian di Timur Tengah khususnya mendukung Palestina sebagai negara merdeka dari pendudukan zionisme Israel. Indonesia juga menjadi tuan rumah dan pemrakarsa Konferensi Internasional Ulama sedunia pada bulan April 2007 di Bogor. Disini para ulama sedunia menyuarakan penghentian kekerasan di Irak, Lebanon dan Palestina. Pertemuan itu mengeluarkan pernyataan agar Amerika Serikat tidak menjadi pemecah-belah umat Islam di Timur Tengah yang ditenggarai para ulama sebagai alasan tidak terselesaikannya perdamaian di dunia Arab. Indonesia juga mempromosikan Islam yang moderat, toleran, solidaritas, serta meningkatan dialog lintas budaya dan peradaban, karena pada saat ini masyarakat internasional salah persepsi bahwa penyerangan yang dilakukan oleh segelintir orang muslim terhadap kepentingan barat dalam bentuk teror dipahami sebagai benturan antar peradaban, tapi melainkan terjadi karena ketidakadilan dan ketimpangan sosial di dunia. Peran Indonesia dalam hal HAM yaitu, telah meratifikasi Konvenan Internasional tentang Hak ekonomi sosial dan budaya dan Konvenan internasional tentang hak Sipil dan politik. Kemudian, kepercayaan Internasional kepada Indonesia menjadikan Indonesia sebagai ketua Komisi HAM tahun 2006 dan terpilih kembali menjadi Dewan HAM dalam periode satu tahun 2006-2007. Walaupun begitu Indonesia belum menegakkan HAM secara tegas dengan belum terungkapnya kasus-kasus seperti, Tragedi Tanjung Priok, Talangsari, kerusuhan Mei 1998, tragedi Semanggi dan kematian Munir yang belum juga terungkap. Di badan PBB Indonesia terpilih bersama Qatar dari kawasan Asia menjadi DK tidak tetap di PBB, namun Indonesia tidak menunjukkan Independensinya dengan ikut menyetujui sanksi terhadap Iran yang dituduh Amerika Serikat (AS) mengoperasikan reaktor nuklir untuk membuat senjata nuklir yang dirasa AS akan mengancam keamanan negerinya. Saya berpendapat Indonesia melakukan itu karena mendapat tekanan dari AS dimana kepentingan nasional Indonesia banyak bergantung kepada AS. Sebagai anggota PBB Indonesia juga telah banyak ikut serta dalam Peace Keeping Operation salah satunya di Lebanon setelah penyerangan Israel baru-baru ini. Dibidang pertahanan Indonesia telah menjajaki kerjasama

dalam bidang produksi senjata dengan India dalam pertemuan Komite Bersama Kerja Sama Pertahanan RI-India di Jakarta, 12-14 Juni 2007, yang diharapkan Indonesia mampu menciptakan alat utama sistem persenjataan secara mandiri yang diperlukan dalam menjaga kedaulatan negara dari ancaman pihak luar. Pembelian pesawat tempur dan kapal selam Rusia juga ditempuh agar tidak tergantung dengan negara Barat khususnya Amerika Serikat. Pada isu perlucutan senjata Indonesia sempat menjadi Ketua Komite I pada konfrensi The 2005 Review Conference of States Parties to the Treaty on Non-Proliferation of Nuclear Weapons/NPT) yang berlangsung sejak tanggal 2 Mei 2005 di Markas Besar PBB, New York, yang di ketuai Sudjadnan Parnohadiningrat yang berhasil menyampaikan kertas kerja (working papers) kepada konfrensi itu. Di bidang ekonomi kunjungan Wapres Jusuf Kalla ke Jepang 22-27 Mei 2007 dan China 6-10 Juni 2007 mengindikasikan ingin ditingkatkannya hubungan dagang kedua negara dimana terutama Cina telah menjadi salah satu raksasa ekonomi dunia. Kemudian Baru-baru ini juga telah diadakan petemuan D8 di nusa dua Bali, yaitu kerjasama dalam bentuk perdagangan antara Negara-negara berkembang (Bangladesh, Mesir, Iran, Malaysia, Pakistan, Nigeria, Turki, dan Indonesia). Dalam kerjasama regional ASEAN telah menciptakan kerjasama ASEAN+3 (Korsel, Cina, dan Jepang yang memungkinkan Indonesia mengambil manfaat ekonomi dari pembentukan kerjasama itu. Di forum regional Indonesia juga memprakarsai visi ASEAN kearah ASEAN Community layaknya Uni Eropa sekarang ini dan Common Security dimana ASEAN akan memiliki nilai-nilai bersama sebagai suatu komunitas besar baik ekonomi, kemakmuran, dan keamanan bersama. Semua peran internasional Indonesia diatas dalam berbagai forum merupakan poin penting untuk meningkatkan kepercayaan kepada masyarakat internasional dalam ikut menyelesaikan masalah internasional. Bila masyarakat internasional telah hormat dan segan kepada Indonesia, diyakini pihak-pihak luar enggan mengusik Indonesia. Dengan modal kepercayaan itulah Indonesia akan mencapai posisi tawar yang tinggi untuk mencapai kepentingan nasional dalam hubungannya dengan negara lain dan bangsa Indonesia dapat menentukan nasibnya sendiri tanpa didikte pihak lain. Apalagi Indonesia kini memerlukan dukungan dunia internasional agar mendukung keutuhan negara Indonesia dari gerakan separatisme yang sedang gencar menggrogoti keutuhan negara dari dalam. Tidak kalah pentingnya peran Indonesia dalam menjaga perdamaian dunia merupakan amanah dari pembukaan UUD 1945, yaitu ikut mewujudkan perdamaian dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Semoga kedepannya bangsa Indonesia akan lebih baik menata diri, memperbaiki kekeliruan yang ada demi kemakmuran dan kesejahteraan bangsa dan negara. (*)

You might also like