You are on page 1of 14

BAB I FORENSIK

A.

Pengertian Komputer Forensik. Forensik (berasal dari bahasa Yunani Forensis yang berarti "debat" atau

"perdebatan") adalah bidang ilmu pengetahuan yang digunakan untuk membantu proses penegakan keadilan melalui proses penerapan ilmu atau sains. Dalam kelompok ilmuilmu forensik ini dikenal antara lain ilmu fisika forensik, ilmu kimia forensik, ilmu psikologi forensik, ilmu kedokteran forensik, ilmu toksikologi forensik, ilmu psikiatri forensik, komputer forensik dan sebagainya. Pada makalah ini kelompok kami akan membahas salah satu dari ilmu yang dijabarakan di atas yaitu Komputer Forensik. Komputer forensik yang juga dikenal dengan nama digital forensik, adalah salah satu cabang ilmu forensik yang berkaitan dengan bukti legal yang ditemui pada komputer dan media penyimpanan dijital. Tujuan dari komputer forensik adalah untuk menjabarkan keadaan kini dari suatu artefak dijital. Istilah artefak dijital bisa mencakup sebuah sistem komputer, media penyimpanan (seperti flash disk, hard disk, atau CD-ROM), sebuah dokumen elektronik (misalnya sebuah pesan email atau gambar JPEG), atau bahkan sederetan paket yang berpindah dalam jaringan komputer. Penjelasan bisa sekedar "ada informasi apa disini?" sampai serinci "apa urutan peristiwa yang menyebabkan terjadinya situasi kini?".

Tahapan pada Komputer Forensik Ada empat fase dalam komputer forensik, antara lain

Empat tahapan dalam komputer forensik. a) Pengumpulan data Pengumpulan data bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai sumber daya yang dianggap penting dan bagaimana semua data dapat terhimpun dengan baik. b) Pengujian Pengujian mencakup proses penilaian dan meng-ekstrak berbagai informasi yang relevan dari semua data yang dikumpulkan. Tahap ini juga mencakup bypassing proses atau meminimalisasi berbagai feature sistem operasi dan aplikasi yang dapat menghilangkan data, seperti kompresi, enkripsi, dan akses mekanisme kontrol. Cakupan lainnya adalah mengalokasi file, mengekstrak file, pemeriksanan meta data, dan lain sebagainya. c) Analisis Analisis dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan sejumlah metode. Untuk memberikan kesimpulan yang berkualitas harus didasarkan pada ketersediaan sejumlah data atau bahkan sebaliknya, dengan menyimpulkan bahwa tidak ada kesimpulan. Hal tersebut sangat dimungkinankan. Tugas analisis ini mencakup berbagai kegiatan, seperti identifikasi user atau orang di luar pengguna 2

yang terlibat secara tidak langsung, lokasi, perangkat, kejadiaan, dan mempertimbangkan bagaimana semua komponen tersebut saling terhubung hingga mendapat kesimpulan akhir. d) Dokumentasi dan laporan Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil dokumentasi dan laporan, seperti: Alternative Explanations (Penjelasan Alternatif) Berbagai penjelasan yang akurat seharusnya dapat menjadi sebuah pertimbangan untuk diteruskan dalam proses reporting. Seorang analis seharusnya mampu menggunakan sebuah pendekatan berupa metode yang menyetujui atau menolak setiap penjelasan sebuah perkara yang diajukan. Audience Consideration (Pertimbangan Penilik) Menghadirkan data atau informasi keseluruh audience sangat berguna. Kasus yang melibatkan sejumlah aturan sangat membutuhkan laporan secara spesifik berkenaan dengan informasi yang dikumpulkan. Selain itu, dibutuhkan pula copy dari setiap fakta (evidentiary data) yang diperoleh. Hal ini dapat menjadi sebuah pertimbangan yang sangat beralasan. Contohnya, jika seorang Administrator Sistem sebuah jaringan sangat memungkinkan untuk mendapatkan dan melihat lebih dalam sebuah network traffic dengan informasi yang lebih detail. Actionable Information Proses dokumentasi dan laporan mencakup pula tentang identifikasi actionable information yang didapat dari kumpulan sejumlah data terdahulu. Dengan bantuan data-data tersebut, Anda juga bisa mendapatkan dan mengambil berbagai informasi terbaru.

Dunia teknologi informasi yang berkembang sedemikian cepat sungguh diluar dugaan, tetapi perkembangan ini diikuti pula dengan kejahatan teknologi informasi. Dan karena kejahatan ini pula menyebabkan banyak orang harus membayar mahal untuk mencegahnya dan menaati hukum yang ada.

B. Apa saja cara-cara untuk mencegah kejahatan komputer : I. Memperkuat hukum Kini dengan hukum dunia teknologi informasi diperkuat maka setiap orang tidak seenaknya lagi melanggar hukum, karena bisa-bisa digiring sampai ke kantor polisi. Organisasi industri seperti Software Publishers Association (SPA) segera dibentuk setelah maraknya pembajakan perangakat lunak dalam sekala besar maupun kecil. (Pembajakan perangkat lunak komersial sekarang merupakan tindak pidana berat, bisa dienjara maksimal 5 tahun dan didenda hingga 250.000 dollar bagi siapa saja yang terbukti memakai peragkat bajakan). Dengan memperkuat hukum ini minimal akan mengurangi resiko kejahatan Teknologi informasi.

II.

CERT : Computer Emergency respose Team Pada tahun 1988, setelah internet tersebar luas, Departemen pertahanan AS

membentuk CERT. Meskipun lembaga ini tidak mempunyai wewenang untuk menahan atau mengadili, CERT menyediakan informasi internasional dan layanan seputar keamanan bagi para pengguna internet. CERT hadr sebagai pendamping pihak yang diserang, membantu mengatasi penggangu, dan mengevaluasi sistem yang telah megalami serangan untuk melindunginya dari gangguan dimasa yang akan datang.

III.

Alat pendeteksi kecurangan perangkat lunak deteksi berbasis aturan. Dalam teknik ini pengguna, semisal pedagang membuat file negatif yang memuat

kriteria yang harus dipenuhi oleh setiap transaksi. Kriteria ini meliputi nomor kartu kredit yang dicuri dan juga batas harganya, kecocokan alamat rekening pemegang kartu dan alamat pengiriman, dan peringatan jika satu item dipesan dalam jumlah besar. Berdasarkan penelitian ini diperoleh hasil bahwa Ilmu pengetahuan forensik adalah sebuah ilmu pengetahuan yang ditujukan untuk membantu proses peradilan, terutama dalam bidang pembuktian. Sehingga di dapat bukti-bukti yang sulit ditemukan dengan cara biasa, dan memerlukan metode-metode tertentu dalam pencariannya. Dengan ditemukannya bukti tersebut diharapkan pengadilan dapat memberi putusan yang tepat, sehingga hukum dapat ditegakkan dengan benar. Ilmu pengetahuan forensik berkembang seiring dengan semakin banyaknya tindak kejahatan yang terjadi dalam masyarakat. Fungsi ilmu forensik adalah membuat suatu perkara menjadi jelas, yaitu dengan mencari dan menemukan kebenaran materiil yang selengkap-lengkapnya tentang suatu perbuatan ataupun tindak pidana yang telah terjadi. Peranan ilmu forensik dalam usaha untuk memecahkan kasus-kasus kriminalitas adalah sangat besar, hal ini dapat dilihat dari berbagai kasus yang ada dimana ilmu forensik dipakai untuk menentukan apakah si tersangka bisa dikenai hukuman atau tidak menyangkut kesehatan jiwanya, kemudian ilmu forensik dapat digunakan untuk menentukan keaslian suatu tulisan ataupun dokumen, lalu penggunaan ilmu forensik untuk mengidentifikasi korban kejahatan ataupun bencana, dan yang paling utama adalah penggunaan ilmu forensik untuk mengetahui tersangka dari suatu tindak kejahatan. Komputer Forensik adalah proses penyelidikan perangkat elektronik atau media komputer untuk tujuan menemukan dan menganalisis tersedia, dihapus, atau "tersembunyi" informasi yang dapat berfungsi sebagai bukti berguna dalam mendukung

dan pertahanan kedua klaim dari masalah hukum sebaik dapat membantu ketika data telah sengaja dihapus atau hilang akibat kegagalan perangkat keras. Namun, ini adalah teknik yang sangat tua tetapi sekarang sudah banyak berubah karena kemajuan teknologi, alat-alat modern dan perangkat lunak yang membuat Computer Forensics lebih mudah bagi Ahli Forensik Komputer untuk mencari & memulihkan lebih banyak bukti / data lebih cepat dan dengan lebih akurat. Komputer forensik telah mengubah cara bukti digital yang dikumpulkan & digunakan sebagai bukti dari kejahatan & hal itu dilakukan dengan menggunakan teknik dan teknologi canggih. Seorang ahli forensik komputer menggunakan teknik ini untuk menemukan bukti dari perangkat penyimpanan elektronik untuk kemungkinan kejahatan. Data dapat berasal dari berbagai jenis perangkat elektronik seperti Pen drive, cakram, kaset, handheld, PDA, memory stick, Email, log, tersembunyi atau dihapus file dll Kebanyakan dari kita berpikir bahwa menghapus file atau sejarah akan menghapus sepenuhnya dari hard disk drive. Di perumahan, itu hanya menghapus file dari lokasi tetapi file yang sebenarnya masih tetap di komputer Anda. Lebih mudah untuk melacak apa yang telah dilakukan pada komputer Anda, tetapi sulit untuk mengatakan oleh siapa walaupun dimungkinkan untuk mengubah atau menghapus sepenuhnya data dari perangkat penyimpanan Anda. Tergantung pada ahli forensik komputer keterampilan seberapa baik ia dapat menemukan dan mengembalikan data tanpa kehilangan atau perubahan. Forensik komputer mendapat perhatian luas dalam skandal Enron secara luas diyakini sebagai penyelidikan forensik komputer terbesar yang pernah. Kini Computer Forensics & Electronic Penemuan ini menjadi bagian standar dari semua jenis litigasi, terutama perusahaan besar yang melibatkan litigations masalah di mana terdapat sejumlah besar data. Forensik komputer dapat digunakan untuk mengungkap penipuan, penyalahgunaan komputer, pelanggaran terhadap kebijakan perusahaan, dll pencatatan yang tidak memadai dengan melacak e-mail, chatting-sejarah, file, kaset, situs orang browse atau bentuk lainnya dari komunikasi elektronik.

Keamanan data adalah salah satu masalah terbesar yang dihadapi dunia usaha sekarang oleh perusahaan penerbitan internet / kebijakan & konsekuensi untuk pelanggaran, penandatanganan dokumen kepatuhan oleh karyawan. Bisnis dapat melakukan pemantauan sistem komputer mereka sendiri untuk menghindari konsekuensi hukum di masa depan. Membuat karyawan sadar bahwa software monitoring dan Komputer forensik personil yang tersedia dapat mencegah pekerja dari salah lakukan. Dengan penggunaan komputer dalam kehidupan sehari-hari dan peningkatan jumlah kejahatan hi-tech, Komputer forensik adalah tumbuh ceruk di sektor dukungan litigasi. Tidak seperti banyak pekerjaan di sektor teknologi informasi, kemungkinan besar layanan forensik komputer tidak akan outsourcing ke negara lain karena kerahasiaan data usaha yang tidak akan mengizinkannya untuk melakukan perjalanan hanya untuk menabung sedikit uang tunai.

BAB II CYBER CRYME

A. Sejarah Cyber Crime Kemajuan teknologi telah merubah struktur masyarakat dari yang bersifat lokal menuju ke arah masyarakat yang berstruktur global. Perubahan ini disebabkan oleh kehadiran teknologi informasi. Perkembangan teknologi informasi itu berpadu dengan media dan komputer, yang kemudian melahirkan piranti baru yang disebut internet. Kehadiran internet telah memunculkan paradigma baru dalam kehidupan manusia. Kehidupan berubah dari yang hanya bersifat nyata (real) ke realitas baru yang bersifat maya (Virtual). Realitas yang kedua ini biasa dikaitkan dengan internet dan cyber space. Perkembangan Internet yang semakin hari semakin meningkat, baik perangkat maupun penggunaannya, membawa dampak positif atau pun negatif. Tentunya, untuk yang bersifat positif kita pantas bersyukur, karena banyak manfaat dan kemudahan yang kita dapatkan dari teknologi ini. Tetapi juga, tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi Internet membawa dampak negatif yang tidak kalah banyaknya dari manfaatnya. Internet membuat kejahatan yang semula bersifat konvensional seperti pengancaman, pencurian dan penipuan menjadi lebih canggih melalui penggunaan media komputer secara online dengan resiko tertangkap yang sangat kecil. Dari paparan di atas tentang realitas efek positif maupun negatif komputer, makalah ini akan memfokuskan pada Cyber Crime, contoh kasus dan tinjauan hukumnya di Indonesia. B. Pengertian Cyber Crime Cyber Crime adalah kejahatan dimana tindakan kriminal hanya bisa dilakukan dengan menggunakan teknologi cyber dan terjadi di dunia cyber atau di dunia maya yaitu 8

dengan melalui internet. Tidak semua cybercrime dapat langsung dikatagorikan sebagai kejahatan dalam artian yang sesungguhnya. Ada pula jenis kejahatan yang masuk dalam wilayah abu-abu. Salah satunya adalah probing atau portscanning. Ini adalah sebutan untuk semacam tindakan pengintaian terhadap sistem milik orang lain dengan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari sistem yang diintai, termasuk sistem operasi yang digunakan, port-port yang ada, baik yang terbuka maupun tertutup, dan sebagainya. Kalau dianalogikan, kegiatan ini mirip dengan maling yang melakukan survey terlebih dahulu terhadap sasaran yang dituju. Di titik ini pelakunya tidak melakukan tindakan apapun terhadap sistem yang diintainya, namun data yang ia dapatkan akan sangat bermanfaat untuk melakukan aksi sesungguhnya C. Jenis jenis Cyber Crime 1) Cyberpiracy Penggunaan teknologi komputer untuk : mencetak ulang software atau informasi mendistribusikan informasi atau software tersebut melalui jaringan komputer

2) Cybertrespass Penggunaan teknologi komputer untuk meningkatkan akses pada: Sistem komputer sebuah organisasi atau individu Web site yang di-protect dengan password

3) Cybervandalism Penggunaan teknologi komputer untuk membuat program yang : Mengganggu proses transmisi informasi elektronik Menghancurkan data di komputer

Menurut RM Roy Suryo(2007), kasus-kasus cybercrime yang banyak terjadi di Indonesia setidaknya ada tiga jenis berdasarkan modusnya, yaitu : a) Pencurian Nomor Kredit. Menurut Rommy Alkatiry (Wakil Kabid Informatika KADIN), penyalahgunaan kartu kredit milik orang lain di internet merupakan kasus cybercrime terbesar yang berkaitan dengan dunia bisnis internet di Indonesia. Penyalahgunaan kartu kredit milik orang lain memang tidak rumit dan 9

bisa dilakukan secara fisik atau on-line . Nama dan kartu kredit orang lain yang diperoleh di berbagai tempat (restaurant, hotel, atau segala tempat yang melakukan transaksi pembayaran dengan kartu kredit) dimasukkan di aplikasi pembelian barang di internet. b) Memasuki, Memodifikasi, atau merusak Homepage (Hacking) Menurut John. S. Tumiwa pada umumnya tindakan hacker Indonesia belum separah aksi di luar negeri. Perilaku hacker Indonesia baru sebatas masuk ke suatu situs komputer orang lain yang ternyata rentan penyusupan dan memberitahukan kepada pemiliknya untuk berhati-hati. Di luar negeri hacker sudah memasuki sistem perbankan dan merusak data base bank. c) Penyerangan situs atau e-mail melalui virus atau spamming. Modus yang paling sering terjadi adalah mengirim virus melalui e-mail. Menurut RM Roy M. Suryo, di luar negeri kejahatan seperti ini sudah diberi hukuman yang cukup berat. Berbeda dengan di Indonesia yang sulit diatasi karena peraturan yang ada belum menjangkaunya. D. Contoh Kasus Cyber Crime di Indonesia Pencurian dan penggunaan account Internet milik orang lain. Salah satu kesulitan dari sebuah ISP (Internet Service Provider) adalah adanya account pelanggan mereka yang dicuri dan digunakan secara tidak sah. Berbeda dengan pencurian yang dilakukan secara fisik, pencurian account cukup menangkap userid dan password saja. Hanya informasi yang dicuri. Sementara itu orang yang kecurian tidak merasakan hilangnya benda yang dicuri. Pencurian baru terasa efeknya jika informasi ini digunakan oleh yang tidak berhak. Akibat dari pencurian ini, penggunan dibebani biaya penggunaan acocunt tersebut. Kasus ini banyak terjadi di ISP. Namun yang pernah diangkat adalah Membajak situs penggunaan account curian oleh dua Warnet di Bandung. web. Salah satu kegiatan yang sering dilakukan oleh cracker adalah mengubah halaman web, yang dikenal dengan istilah deface. Pembajakan dapat dilakukan dengan mengeksploitasi lubang keamanan. Sekitar 4 bulan yang lalu, statistik di Indonesia menunjukkan satu (1) situs web dibajak setiap harinya. 10

Contoh : Pembobol Situs KPU Ditangkap (kompas,2004) Jakarta, Kompas Aparat Satuan Cyber Crime Direktorat Reserse Khusus Kepolisian Daerah Metro Jaya telah menangkap Dani Firmansyah (25), yang diduga kuat sebagai pelaku yang membobol situs (hacker) di Pusat Tabulasi Nasional Pemilu Komisi Pemilihan Umum (TNP KPU). Kepada polisi, Dani mengaku meng-hack situs tersebut hanya karena ingin mengetes keamanan sistem keamanan server tnp.kpu.go.id, yang disebut-sebut mempunyai sistem pengamanan berlapis-lapis. Motivasi tersangka melakukan serangan ke website KPU hanya untuk memperingatkan kepada tim TI KPU bahwa sistem TI yang seharga Rp 125 miliar itu ternyata tidak aman. Tersangka berhasil menembus server tnp.kpu.go.id dengan cara SQL Injection, kata Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Makbul Padmanagara. Ia didampingi Kepala Bidang Humas Komisaris Besar Prasetyo dan Direktur Reserse Kriminal Khusus Komisaris Besar Edmond Ilyas. Meski perbuatan itu hanya iseng, kata Makbul, polisi tetap menilai tindakan Dani telah melanggar hukum. Kalau kita mempunyai keahlian tertentu, janganlah disalahgunakan untuk melakukan pelanggaran hukum. Lebih baik datang ke KPU. Bilang, Pak, ini masih bisa ditembus. Itu akan jauh lebih bermanfaat, tutur Makbul. Saat diperiksa polisi , Dani tampak ditemani ibunya. Dani tidak banyak bicara, tapi sempat tertawa ketika ditanya wartawan mengenai keahliannya meng- hack sebuah situs di internet. Suara tawanya seperti tawa anak nakal yang kepergok sedang berbuat jahil. Menurut ibunya, Dani mempelajari teknologi komputer sejak kelas satu SMU. Belajar secara otodidak, tidak sekolah khusus komputer atau kursus, kata sang ibu, yang enggan menyebut namanya. Selain kuliah, Dani bekerja sebagai konsultan teknologi informasi (TI) di PT Danareksa di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta, dengan gaji Rp 3 juta per bulan. Untuk itu, ia harus bolak balik Jakarta-Yogya. Paling tidak satu minggu sekali ia harus ke Jakarta untuk melaksanakan kontrak kerjanya dengan PT Danareksa. Dalam meng-hack TNP KPU, Dani pun memanfaatkan fasilitas PT Danareksa. Pada Jumat 16 April, Dani mencoba melakukan tes sistem sekuriti kpu.go.id melalui XSS (cross site scripting) dengan menggunakan IP Public PT Danareksa 202.158.10.117, namun dilayar 11

keluar message risk dengan level low (website KPU tidak dapat ditembus atau dirusak). Hari Sabtu, 17 April 2004 pukul 03.12,42, Dani mencoba lagi menyerang server tnp.kpu.go.id dengan cara SQL Injection dan berhasil menembus IP tnp.kpu.go.id 203.130.201.134, serta berhasil meng-up date daftar nama partai pada pukul 11.23,16 sampai pukul 11.34,27. Teknik yang dipakai Dani dalam meng-hack yakni melalui teknik spoofing (penyesatan). Dani melakukan hacking dari IP public PT Danareksa 202.158.10.117, kemudian membuka IP Proxy Anonymous Thailand 208.147.1.1 lalu msuk ke IP tnp.kpu.go.id 203.130.201.134, dan berhasil membuka tampilan nama 24 partai politik peserta pemilu. Menurut polisi, Dani juga mengubah hasil perolehan suara dengan cara perolehan suara dikalikan 10. Tetapi upaya itu tidak berhasil, karena field jumlah suara tidak sama dengan field yang Dani tulis dalam sintaks penulisan. Menurut Kepala Polda Metro Jaya, pengungkapan kasus pembobolan situs KPU ini merupakan keberhasilan Satuan Cyber Crime yang menonjol sejak dua tahunan satuan tersebut terbentuk. Sebetulnya, banyak kasus cyber crime yang sudah diungkap, namun baru kasus ini yang mendapat sorotan publik cukup besar. Keberhasilan kami juga dibantu instansi lain seperti KPU dan telekomunikasi, tutur Makbul. Ia menambahkan, karena undang-undang tentang cyber crime belum ada, tersangka Dani dikenakan UU Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi. Salah satu pasal yang disangkakan adalah Pasal 50, yang ancamannya pidana penjara paling lama enam tahun Denial of Service (DoS) dan atau denda paling banyak Rp 600 juta. Distributed DoS (DDos) attack. DoS attack merupakan serangan yang bertujuan untuk melumpuhkan target (hang, crash) sehingga dia tidak dapat memberikan layanan. Serangan ini tidak melakukan pencurian, penyadapan, ataupun pemalsuan data. Akan tetapi dengan hilangnya layanan maka target tidak dapat memberikan servis sehingga ada kerugian finansial. Bagaimana status dari DoS attack ini? Bayangkan bila seseorang dapat membuat ATM bank menjadi tidak berfungsi. Akibatnya nasabah bank tidak dapat melakukan transaksi dan bank (serta nasabah) dapat mengalami kerugian finansial. DoS attack dapat ditujukan kepada server (komputer) dan juga dapat ditargetkan kepada jaringan (menghabiskan bandwidth). Tools untuk melakukan hal ini banyak tersebar di Internet. DDoS attack meningkatkan serangan ini dengan melakukannya dari berberapa (puluhan, ratusan, dan bahkan ribuan) komputer secara serentak. Efek yang dihasilkan 12

lebih dahsyat dari DoS attack saja. Kejahatan yang berhubungan dengan nama domain. Nama domain (domain name) digunakan untuk mengidentifikasi perusahaan dan merek dagang. Namun banyak orang yang mencoba menarik keuntungan dengan mendaftarkan domain nama perusahaan orang lain dan kemudian berusaha menjualnya dengan harga yang lebih mahal. Pekerjaan ini mirip dengan calo karcis. Istilah yang sering digunakan adalah cybersquatting. Masalah lain adalah menggunakan nama domain saingan perusahaan untuk merugikan perusahaan lain. (Kasus: mustika-ratu.com) Kejahatan lain yang berhubungan dengan nama domain adalah membuat domain plesetan, yaitu domain yang mirip dengan nama domain orang lain. (Seperti kasus klikbca.com) Istilah yang digunakan saat ini adalah typosquatting. PENANGGULANGAN Beberapa langkah penting yang harus dilakukan setiap Melakukan modernisasi negara dalam penanggulangan cybercrime adalah : hukum pidana nasional beserta hukum acaranya, yang diselaraskan dengan konvensi internasional yang terkait dengan kejahatan tersebut Meningkatkan sistem pengamanan jaringan komputer nasional sesuai Meningkatkan pemahaman serta keahlian aparatur standar internasional penegak hukum mengenai upaya pencegahan, investigasi dan penuntutan Meningkatkan perkara-perkara yang berhubungan dengan cybercrime kesadaran warga negara mengenai masalah cybercrime serta pentingnya Meningkatkan kerjasama antar mencegah kejahatan tersebut terjadi negara, baik bilateral, regional maupun multilateral, dalam upaya penanganan cybercrime, antara lain melalui perjanjian ekstradisi dan mutual assistance treaties Contoh bentuk penanggulangan antara lain : IDCERT (Indonesia Computer Emergency Response Team) Salah satu cara untuk mempermudah penanganan masalah keamanan adalah dengan membuat sebuah unit untuk melaporkan kasus keamanan. Masalah keamanan ini di luar negeri mulai dikenali dengan munculnya sendmail worm (sekitar tahun 1988) yang menghentikan sistem email Internet kala itu. Kemudian dibentuk sebuah Computer Emergency Response Team (CERT) Semenjak itu di negara lain mulai juga dibentuk CERT untuk menjadi point of contact bagi orang untuk melaporkan masalah kemanan. IDCERT merupakan CERT Sertifikasi perangkat security. Perangkat yang digunakan Indonesia. untuk menanggulangi keamanan semestinya memiliki peringkat kualitas. Perangkat yang digunakan untuk keperluan pribadi tentunya berbeda dengan perangkat yang digunakan untuk keperluan militer. Namun sampai saat ini belum 13

ada institusi yang menangani masalah evaluasi perangkat keamanan di Indonesia. Di Korea hal ini ditangani oleh Korea Information Security Agency. D. Tinjauan Hukum Saat ini di Indonesia belum memiliki UU khusus/Cyber Law yang mengatur mengenai Cybercrime, walaupun UU tersebut sudah ada sejak tahun 2000 namun belum disahkan oleh Pemerintah Dalam Upaya Menangani kasus-kasus yg terjadi khususnya yang ada kaitannya dengan cyber crime, para Penyidik ( khususnya Polri ) melakukan analogi atau perumpamaan dan persamaan terhadap pasal-pasal yg ada dalam KUHP Pasal yang dapat dikenakan dalam KUHP pada Cybercrime Pasal 362 antara lain: 1. KUHP ( Kitab Undang-Undang Hukum Pidana ) ( Kasus carding ) Pasal 378 KUHP tentang KUHP Tentang pencurian Pasal Penipuan ( Penipuan melalui website seolah-olah menjual Pasal

barang) 311 KUHP Pencemaran nama Baik ( memalui media internet dg mengirim Pasal 303 KUHP Perjudian email kpd Korban maupun teman-teman korban) 282 KUHP Pornografi ( Penyebaran (permainan judi online) Pasal 282 dan 311 KUHP ( tentang pornografi melalui media internet). kasus Penyebaran foto atau film pribadi seseorang yang vulgar di Pasal 378 dan 362 (Tentang kasus Carding karena pelaku Internet). melakukan penipuan seolah-olah ingin membayar, dg kartu kredit hasil curian ) 2. Undang-Undang No.19 Thn 2002 Ttg Hak Cipta, Khususnya ttg Program Komputer atau software 3. Undang-Undang No.36 Thn 1999 ttg Telekomukasi, ( penyalahgunaan Internet yg menggangu ketertiban umum atau pribadi). 4. Undangundang No.25 Thn 2003 Ttg Perubahan atas Undang-Undang No.15 Thn 2002 TTg Pencucian Uang. 5. Undang-Undang No.15 thn 2003 Ttg Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. E. Daftar Pustaka http://www.channel-11.net/event/12.htm Kompas, 2004, artikel online diambil dari http://www2.kompas.com/kompascetak/0404/27/humaniora/994814.htm

14

You might also like