You are on page 1of 4

CONTOH MODUL PRAKTIKUM HIDROLIK PNEUMATIK

Posted on Maret 22, 2010 by thathit PERCOBAAN I HIDROLIKA I. Tujuan Percobaan 1. Memahami dan menjelaskan fungsi dan pengaplikasian dari tekanan hidrostatik 2. Memahami pengaplikasian dari system pneumatic dalam pengendalian proses II. Peralatan Yang Digunakan 1.Motor Hidrolik 2.Pompa Hidrolik 3.Katup (Valve) 4.Tube 5.Selang Hidrolik III. Teori Hidrolika adalah suatu ilmu yang mempelajari sifat-sifat dan hokum-hukum yang berlaku pada zat cair baik zat itu dalam keadaan diam ataupun bergerak (mengalir). Dalam sistem hidrolik fluida cair berfungsi sebagai penerus gaya. Minyak mineral adalah jenis fluida cair yang umum dipakai. Pada prinsipnya mekanika fluida dibagi menjadi 2 bagian yaitu: 1. Hidrostatik : zat cair diam. Contohnya adalah pesawat tenaga hidrolik. 2. Hidrodinamik : zat cair bergerak (mengalir)Contohnya Energi pembangkit listrik tenaga turbin air pada jaringan tenaga hidro elektrik. Di dalam praktikum ini hanya akan dipelajari hidrolika, yaitu cabang dari ilmu mekanika fluida. Dalam suatu rangkaian hidrolis biasanya terdiri atas aktuator, penggerak dan fluida kerja yang bekerja dalam sebuah sistem untuk tujuan tertentu. Dimana komponen-komponen tersebut dapat dilambangkan dalam simbol-simbol rangkaian. Tenaga hidrolik dapat dibagi kedalam bagian suplai tenaga, pengontrol tenaga dan bagian kerja sistem. Bagian penyuplai tenaga digunakan sebagai pengkonversi energi dan penghasil tekanan.

Gambar 1.1 Klasifikasi Hydrolik dalam Penampang dan Skema Prinsip dasar dari hidrolik adalah sifat fluida cair yang sangat sederhana dan sifat zat cair tidak mempunyai bentuk tetap, tetapi selalu menyesuaikan bentuk yang ditempatinya. Karena sifat cairan yang selalu menyesuaikan bentuk yang ditempatinya, sehingga akan mengalir ke berbagai arah dan dapat melewati dalam berbagai ukuran dan bentuk, sehingga fluida cair tersebut dapat mentranferkan tenaga dan gaya. Hukum Pascal Tekanan yang diberikan kepada zat cair di dalam ruang tertutup diteruskan sama besar ke segala arah Suatu aliran didalam silinder yang dilengkapi dengan sebuah penghisap yang mana kita dapat memakaikan sebuah tekanan luar po tekanan p disuatu titik P yang sebarang sejarak h dibawah permukaan yang sebelah atas dari cairan tersebut diberikan oleh persamaan. p = po + rgh. Prinsip Pascal, tekanan yang dipakaikan kepada suatu fluida tertutup diteruskan tanpa berkurang besarnya kepada setiap bagian fluida dan dinding-dinding yang berisi fluida tersebut. Hasil ini adalah suatu konsekuensi yang perlu dari hukum-hukum mekanika fluida, dan bukan merupakan sebuah prinsip bebas. p A2 = F2 atau (**) Dengan menyamakan ruas kanan Persamaan (*) dan Persamaan (**), akan didapatkan : = F2 = X F1 (***) PERCOBAAN II PNEUMATIK I.Tujuan Percobaan 1. Memahami dan menjelaskan prinsip kerja, fungsi system pneumatic dan

2. Memahami pengaplikasian dari system pneumatic dalam pengendalian proses II.Peralatan Yang Digunakan 1.Kompressor 2.Katup (valve) 3.Tube 4.Selang Pneumatik 5.Tombol Pneumatik 6.Pressure Gauge III. Teori Pneumatik berasal dari kata Yunani: pneuma = udara. Jadi pneumatik adalah ilmu yang berkaitan dengan gerakan maupun kondisi yang berkaitan dengan udara.Tenaga fluida adalah istilah yang mencakup pembangkitan, kendali dan aplikasi dari fluida bertekanan yang digunakan untuk memberikan gerak. Berdasarkan fluida yang digunakan tenaga fluida dibagi menjadi pneumatik, yang menggunakan udara, serta hidrolik, yang menggunakan cairan. Dasar dari aktuator tenaga fluida adalah bahwa fluida mempunyai tekanan yang sama ke segala arah. Pada dasarnya sistem pneumatik dan hidrolik tidaklah jauh berbeda. Pembeda utama keduanya adalah sifat dari fluida kerja yang digunakan. Cairan adalah fluida yang tidak dapat ditekan (incompressible fluid) sedangkan udara adalah fluida yang dapat terkompresi (compressible fluid). Gambar 2.1 Prinsip kerja pneumatika, Udara sebagai fluida kerja pada sistem pneumatik memiliki karakteristik khusus, antara lain : 1. Jumlahnya tak terbatas 2. Mencari tekanan yang lebih rendah 3. Dapat dimampatkan 4. Memberi tekanan yang sama rata ke segala arah 5. Tidak mempunyai bentuk (menyesuaikan dengan tempatnya) 6. Mengandung kadar air Keterangan 1. Rumah silinder 2. Lubang masuk udara bertekanan 3. Piston 4. Batang piston 5. Pegas pengembali Gambar 2.2 Konstruksi Silinder Kerja Tunggal Gaya piston yang dihasilkan oleh silinder bergantung pada tekanan udara, diameter silinder dan tahanan gesekan dari komponen perapat. Gaya piston secara teoritis dihitung menurut rumus berikut : Untuk silinder kerja tunggal :

Untuk silinder kerja ganda : langkah maju langkah mundur Keterangan : 1. F = Gaya piston ( N ) 2. f = Gaya pegas ( N ) 3. D = Diameter piston ( m ) 4. d = Diameter batang piston ( m ) 5. A = Luas penampang piston yang dipakai ( m2 ) 6. p = Tekanan kerja ( Pa ) Pada silinder kerja tunggal, gaya piston silinder kembali lebih kecil daripada gaya piston silinder maju karena pada saat kembali digerakkan oleh pegas . Sedangkan pada silinder kerja ganda, gaya piston silinder kembali lebih kecil daripada silinder maju karena adanya diameter batang piston akan mengurangi luas penampang piston. Sekitar 3 10 % adalah tahanan gesekan. Untuk menyiapan udara dan untuk mengetahui biaya pengadaan energi, terlebih dahulu harus diketahui konsumsi udara pada sistem. Pada tekanan kerja, diameter piston dan langkah tertentu, konsumsi udara dihitung sebagai berikut : Kebutuhan udara = perbandingan kompresi x luas penampang piston x panjang langkah Kebutuhan udara dihitung dengan satuan liter/menit (l/min) sesuai dengan standar kapasitas kompresor. Kebutuhan udara silinder sebagai berikut : Silinder kerja tunggal : Q = s . n . q dalam l/min Silinder kerja Ganda : Q = 2 ( s n q ) dalam l/min

You might also like