Professional Documents
Culture Documents
PERTANIAN BERKELANJUTAN
Tahun 1980, istilah sustainable agriculture atau diterjemahkan menjadi pertanian berkelanjutan digunakan untuk menggambarkan suatu sistem pertanian alternatif berdasarkan pada konservasi sumberdaya dan kualitas kehidupan di pedesaan. ditujukan untuk mengurangi kerusakan lingkungan, mempertahankan produktivitas pertanian, meningkatkan pendapatan petani meningkatkan stabilitas dan kualitas kehidupan masyarakat di pedesaan.
PERTANIAN BERKELANJUTAN
Tiga indikator besar yang dapat dilihat:
Lingkungannya lestari Ekonominya meningkat (sejahtera) Secara sosial diterima oleh masyarakat petani.
Rp
HILANGNYA PLASMA NUTFAH VARIETAS LOKAL KULTIVAR PADI DARI IRRI: LEDAKAN HAMA WERENG DAN PENYAKIT VIRUS TUNGRO TEKNOLOGI PRODUKSI PERTANIAN, PERIKANAN,, PETERNAKAN : BOROS ENERGI dan MAHAL POLUSI AKIBAT PUPUK ANORGANIK DAN PESTISIDA YANG TINGGI: MEMATIKAN MUSUH ALAMI HPT DAN MENYEBABKAN KETERGANTUNGAN PETANI TERHADAP INPUT DARI LUAR
POLEMIK:
Produktivitas VS Kelestarian
SOLUSI :
Kembali ke cara-cara pertanian yang tidak memerlukan biaya tinggi
Penggunaan input internal-eksternal rendah :
Pemanfaatan secara optimal sumberdaya lokal, termasuk kearifan dan pengetahuan tradisional Memanfaatkan keanekaragaman hayati
Mengatasi Polemik, Muncul beberapa istilah : Sustainable Agriculture Low Input Sustainable Agriculture (LISA) Low Eksternal Input Sustainable Agriculture (LEISA) Dan kelompok masyarakat secara mandiri:
Pertanian Organik Pertanian Hemat Energi Pertanian Pekarangan Pertanian Terpadu Pertanian konservasi
ABAD 21
Back to Nature
Pangan yang sehat dan bergizi tinggi diproduksi dengan metode baru yang dikenal dengan pertanian organik.
Pertanian organik
Pertanian organik adalah teknik budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintetis. Tujuan utama pertanian organik adalah menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya serta tidak merusak lingkungan
Jenuh?
Lihat gambar dulu.
PO memandang alam secara menyeluruh, komponennya saling tergantung dan menghidupi, dimana manusia juga adalah bagian di dalamnya. Sistem nilai PO mendasarkan pada prinsip-prinsip hukum alam. PO juga mengajak petani dan manusia umumnya untuk arif dan kreatif dalam mengelola alam yang tercermin dalam sikap dan keyakinannya. PO juga tidak menolak penggunaan teknologi modern di dalam praktek budidayanya, sejauh teknologi modern tersebut selaras dengan prinsip PO, yaitu keberlanjutan, penghargaan pada alam, keseimbangan ekosistem, keanekaragaman varietas, kemandirian dan kekhasan lokal. Maka, baik kearifan tradisional dan teknologi modern yang tunduk pada prinsip alam, keduanya mendapat tempat dalam PO.
komoditas-komoditas eksotik seperti sayuran dan perkebunan seperti kopi dan teh yang memiliki potensi ekspor cukup cerah perlu segera dikembangkan. Produk kopi misalnya, Indonesia merupakan pengekspor terbesar kedua setelah Brasil, tetapi di pasar internasional kopi Indonesia tidak memiliki merek dagang. Pengembangan pertanian organik di Indonesia belum memerlukan struktur kelembagaan baru, karena sistem ini hampir sama halnya dengan pertanian intensif seperti saat ini. Kelembagaan petani seperti kelompok tani, koperasi, asosiasi atau korporasi masih sangat relevan. Namun yang paling penting lembaga tani tersebut harus dapat memperkuat posisi tawar petani.
Pertanian Terpadu
Pertanian terpadu merupakan sistem yang menggabungkan kegiatan pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan dan ilmu lain yang terkait dengan pertanian dalam satu lahan, sehingga diharapkan dapat sebagai salah satu solusi alternatif bagi peningkatan produktivitas lahan, program pembangunan & konservasi lingkungan serta pengembangan desa secara terpadu Diharapkan kebutuhan jangka pendek, menengah dan panjang petani berupa pangan, sandang dan papan akan tercukupi dengan sistem pertanian berbasis agroforestry ini
Pertanian Terpadu
Model Integrated farming dikembangkan juga dengan beberapa kajian lebih mendalam melalui:
ICM (Integrated Crop Management atau Pengelolaan tanaman terpadu), INM (Integrated Nutrient Management atau pengelolaan hara terpadu), IPM (Integrated Pest Management atau pengelolaan hama terpadu), dan IMM (Integrated Soil Moisture Management atau pengelolaan air terpadu)
Pertanian Terpadu
Jenuh?
Lihat gambar lagi.
setempat/lokal/internal yang tersedia, dengan cara menggabungkan komponen sistem pertanian yang berbeda:
Tanaman-tanaman Hewan-hewan Tanah Air Iklim, dan; Manusia
SALING MELENGKAPI , DAN SECARA BERSAMA-SAMA MEMILIKI PENGARUH BESAR YANG POSITIF
2.
Menggunakan input-input eksternal hanya jika input-input tersebut diperlukan untuk menyediakan unsur-unsur yang kurang dalam ekosistem, dan meningkatkan ketersediaan sumberdaya yang bersifat biologi, fisik, dan manusia.
MAKA:
LEISA:
MERUPAKAN SUATU PERTANIAN YG MENGGUNAKAN SECARA OPTIMAL SUMBERDAYA SETEMPAT YG TERSEDIA DAN SESUAI SECARA EKONOMI MAUPUN EKOLOGI SERTA DAPAT DIADAPTASIKAN SECARA SOSIAL BUDAYA
LEISA:
Penggunaan input eksternal tdk dikesampingkan, tetapi merupakan pelengkap dlm menggunakan sumberdaya setempat. Dalam menggunakan input-input eksternal, perhatian utama ditujukan thd memaksimumkan daur ulang dan meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan (Reintjes et.al., 1992) Penerapan pengetahuan secara agroekologi yang berasal dari ILMUAN dan PETANI adalah mungkin sehingga penggabungan input eksternal dan internal dpt mempertahankan dan meningkatkan sumberdaya alam, menambah produktivitas, dan keamanan serta menghindari pengaruh-pengaruh negatif
LEISA
LEISA menyatukan komponen-komponen terbaik dari pengetahuan dan praktik-praktik petani tradisional, pertanian berwawasan ekologi, ilmu pengetahuan konvensional, dan pendekatan-pendekatan baru dalam ilmu pengetahuan (misal: agroekologi, bioteknologi) LEISA tidak bertujuan memaksimumkan hasil dalam waktu singkat tetapi mencapai tingkat produksi yang stabil untuk waktu yang panjang/berkelanjutan
LEISA
LEISA berusaha untuk memelihara dan jika mungkin meningkatkan sumberdaya alam dan memaksimumkan pemakaian proses-proses alami. Pada saat produksi dipasarkan, kemungkinankemungkinan untuk mengembalikan hara yang terbawa pada saat memasarkan harus dipikirkan/ditinjau.
Meminimalkan kerugian karena Hama Penyakit Tanaman dan hewan ternak Mengeksploitasi yang saling melengkapi dan bersama-sama dalam penggunaan sumbersumber genetik
Penggabungan dlm sistem pertanian terpadu dengan tingkat keanekaragaman yang tinggi
Menghilangkan pergiliran tanaman Penggunaan varietas unggul yg makin homogen Penggunaan masukan agrokimia (pupuk dan pestisida) makin meningkat
SOLUSI ??!
POLYCULTURE
Ciri khas tradisional (termasuk agroforestry) Resiko kerusakan yg besar oleh HPT dan erosi tanah akan berkurang Kebutuhan akan pupuk juga akan berkurang, jika polyculture mencakup jenis kacang-kacangan dan limbah pertanian dipakai sebagai mulsa dan didaur ulang sebagai kompos bersama dengan kotoran hewan Kebutuhan pestisida berkurang. Mengurangi biaya dan resiko pencemaran Erosi gen menurun Hasil pertanian menciptakan nilai tambah
MAKA:
TEKNIK BUDIDAYA POLYCULTURE Merupakan salah-satu model pertanian yang mengarah ke PERTANIAN BERKELANJUTAN
CONTOH LAIN:
TALUN
Merupakan sistem pertanian asli yang dipraktekkan di Jawa Barat TALUN : sebuah kebun yang terdiri dari tanaman tahunan (Kamus Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda,1985) Dibandingkan dengan sistem pertanian lain, TALUN dicirikan oleh: 1. Budidaya di atas lahan yang terletak di luar rumah 2. Ditanami dengan berbagai jenis tanaman (buah-buahan, tanaman industri, tanaman kayu, dan tanaman setahun 3. Pengelolaannya tidak intensif 4. Berisi berbagai macam tanaman dengan kanopi menutupi seluruh permukaan tanah
Namun demikian, dalam pengembangannya menuju LEISA, Talun masih perlu perbaikan dalam aspek-aspek agronomi:
Pengaturan jarak tanam Aspek-aspek ekonomi: hasil panen bisa dijual, tidak hanya untuk kebutuhan sendiri
KESIMPULAN
LEISA sebagai pertanian alternatif sesungguhnya adalah gabungan antara caracara tradisional yang pernah dilakukan petani setempat dan temuan teknologi yang pernah dikembangkan di tempat itu 2. LEISA bukan OBAT tertentu, tetapi konsep yang menyadarkan manusia tidak hanya meningkatkan produksi dalam jangka pendek tapi memproduksi dalam jumlah yang cukup dan berkelanjutan 3. Penerapan LEISA tergantung pada kondisi agroekologi setempat
1.
Diskusi :
Bagaimana peluang pengembangan pertanian organik di Kalimantan Barat? Bagaimana peluang penerapan LEISA di Kalimantan Barat?
Aspek sumberdaya dan produktivitas lahan Aspek sumberdaya manusia Aspek penguasaan teknologi budidaya Aspek sumberdaya lokal sebagai input.
Kehilangan Hasil
Kehilangan hasil panen dan pasca panen akibat dari ketidaksempurnaan penanganan pasca panen mencapai 20,51 persen, dimana:
kehilangan saat pemanenan 9,52 persen, perontokan 4,78 persen, pengeringan 2,13 persen dan penggilingan 2,19 persen. Angka ini jika dikonversikan terhadap produksi padi nasional yang mencapai 54,34 juta ton setara lebih dari Rp15 triliun. (BPPS, 2006)