You are on page 1of 25

Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) DI

1.Landasan Teori

Model pembelajaran ini dikemukakan oleh Albert Bandura Menurut Bandura belajar yang dialami manusia sebagian besar diperoleh dengan cara meniru perilaku dan pengalaman (permodelan) orang lain baik keberhasilan atau kegagalannya yang bertumpu pada prinsip psikologi perilaku

2.Sintak Model DI F1. Pendahuluan 1.Menuliskan judul materi pembelajaran 2.Memotivasi siswa 3.Mengemukakan prasarat ilmu pengetahuan 4.Membagi kelompok 5.Menyampaikan SK dan Indikator Pembelajaran
1

F2 s/d F5 Kegiatan Inti F2.1 Menyampaikan informasi tahap demi tahap atau mendemonstrasikan pengetahuan/keterampilan F3.2 Siswa melakukan eksperimen F4.3 Guru keliling membimbing ulang (memodelkan) ulang kegiatan yang belum benar dan memberikan pujian jika kegiatan tersebut sudah benar F5.4 Memberikan pelatihan ulang atau penerapan pengetahuan/keterampilan yang baru dilatihkan atau mencari contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari F6.Penutup 1. Membuat rangkuman tertulis 2. Evaluasi 3. Mengimpormasikan materi pelajaran minggu depan
4.

Rencana Pelajaran (RP)


Satuan Pendidkan Mata Pelajaran Kelas Materi Pokok Submateri Pokok Alokasi Waktu : SMP : Sains : VII : Pengukuran : Massa : 1 3 45 menit

I. KOMPETENSI DASAR (KD) Siswa mampu melakukan pengukuran dasar dengan menggunakan alat ukur yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari II. INDIKATOR 1. Siswa mampu menyebutkan nama bagian-bagian neraca lengan (Ohauss) 2. Siswa terampil menggunakan neraca Ohauss untuk mengukur massa benda III.MODEL PENGAJARAN Pengajaran Langsung (DI) IV. SUMBER PEMBELAJARAN 1. LKS neraca Ohauss 2. Bagan neraca Ohauss V. ALAT DAN BAHAN 1. Neraca Ohauss 2. Kubus besi dan balok kayu dengan massa yang sama 3. Benda-benda lain yang dapat ditimbang massanya (misalnya : kerikil, beras atau jagung) VI. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR 1. Pendahuluan (6 10 menit)

a. Memotivasi siswa dengan meminta siswa memegang kubus besi dan balok kayu, kemudian tanyakan kepada siswa benda mana yang labih berat. (Fase 1) b. Pada papan tulis, tuliskan kata-kata PENGUKURAN, MASSA, NERACA LENGAN (OHAUSS), secara hirarki. (Fase1) c. Menyampaikan kompetensi dasar dan indicator pembelajaran. (Fase 1)

2. Inti (6 30 menit)

a. Menyajikan informasi tahap demi tahap tentang nama-nama bagian neraca Ohauss dengan menggunakan bagan neraca Ohauss. (Fase 2) b. Mendemonstrasikan keterampilan cara menggunakan neraca Ohauss untuk menimbang massa kubus besi, tahap demi tahap. (Fase 2) c. Meminta siswa menimbang massa balok kayu, dan guru membimbing siswa dalam melakukan pengukuran massa balok kayu itu. (Fase 3) d. Memberikan umpan balik (pujian) pada aspek-aspek yang sudah benar terhadap keterampilan siswa dalam menggunakan neraca Ohauss. (Fase 4) e. Memodelkan lagi pada langkah-langkah penggunaan neraca Ohauss yang masih salah ketika siswa berlatih mengukur massa balok kayu. (Fase 4) f. Memberikan pelatihan lanjutan dengan meminta siswa mengukur massa benda-benda lain (kerikir, beras, atau jagung) dengan menggunakan neraca Ohauss. (Fase 5)

3. Penutup (6 5 menit)

a. Membimbing siswa membuat rangkuman pembelajaran. Rangkuman pembelajaran berisi bagian-bagian neraca Ohauss, serta langkah-langkah pengoperasian neraca Ohauss sebagai alat ukur massa. b. Menginformasikan kepada siswa bahwa pada pertemuan selanjutnya akan dibahas tentang penggunaan alat ukur panjang dengan menggunakan jangka sorong.

Model Pembelajaran Koperatip (Coperatip Learning) CL


1.

Landasan Teori

Model pembelajaran ini dikemukakan Vygotsky Model koperatip efektif untuk membantu siswa memahami konsep yang sulit dengan cara belajar dalam bentuk kelompok kecil yang anggotanya memiliki tingkat kemampuan berbeda.

2.

Sintak CL

F1. Pendahuluan 1.Menuliskan judul materi pokok 2.Menyampaikan KD dan Indikator 3.Memotivasi siswa 4.Menyampaikan prasarat ilmu pengetahuan F2 s/d F5 Kegiatan Inti F2. Menyajikan Informasi 1.Diskusikan/demonstrasikan tentang teori/manfaat materi yang akan dipelajari
5

F3. Pengorganisasian siswa 1. Membentuk kelompok belajar 2. Menyampaikan isu/permasalahan yang akan dibahas 3. Membagikan LKS dan alat bahan yang diperlukan F4. Membimbing Bekerja/Belajar 1. Membimbing siswa kerja kelompok sesuai LKS/petunjuk guru F5. Evaluasi Kegiatan 1. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok 2. Membuat rangkuman

Macam macam model pembelajaran Coperatip learning 1. Jigsaw


Model pembelajaran koperatif dengan cara pembagian kelompok berdasarkan penguasaan materi/para ahli dengan anggota kelompok 5 sampai 6 orang atau jumlah anggota kelompok disesuaikan dengan jumlah/banyak nya permasalahan/sub pokok bahasan yang akan dipelajari
6

Urutan Kegiatan :
1.

Membagi kelompok inti yang anggotanya sebanyak permasalahan/sub pokok bahasan yang akan dipelajari.

2.Masing-masing anggota kelompok diberi tugas mempelajari permasalahan/sub pokok bahasan yang menjadi tanggung jawab nya yang selanjutnya dianggap siswa ahli di bidang tersebut. 3.Masing-masing siswa yang dijadikan orang ahli dari tiap kelompok nya membentuk kelompok baru sesuai keahlian mereka masing-masing. 4.Masing-masing kelompok ahli berdiskusi mempelajari permasalahan/membahas sub pokok bahasan yang menjadi tanggung jawab nya sampai tuntas dengan bimbingan guru. 5.Setelah diskusi kelompok ahli selesai masingmasing anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal (kelompok inti). 6.Di kelompok inti para siswa ahli berdiskusi saling tukar pengalaman/pengetahuan dengan
7

sesama anggota kelompk inti saat berdiskusi, mereka secara bergantian mengajari teman satu kelompoknya tentang permasalahan dan sub pokok bahasan yang telah ditugaskan, kemudian masing-masing anggota kelompok inti secara individu membuat kesimpulan secara tertulis. 7.Diskusi kelas. 8.Pemberian kuis dan penguatan.

2.

Berpikir Berpasangan Berbagi (B3)


1.

(Thingking Pairing Sharing) TPS/Frank Lyman Thingking (berpikir) Guru mengajukan pertanyaan/tugas, siswa diminta memikirkan/menjawab secara tertulis Pairing (berpasangan) Jawaban masing-masing didiskusikan secara berpasangan dengan teman sebangku

2.

Sharing (berbagi) Diskusi kelompok 4 s/d 5 orang dengan bangku/meja berdekatan membahas masalah yang telah didiskusikan secara berpasangan Diskusi kelas 4. Membuat kesimpulan
3. 3.

Penomoran Berpikir Bersama (PBB) Numbered Head Together (NHT) 1.Penomoran Membagi kelompok dengan anggota 3 s/d 5 orang lalu tiap anggota diberi nomor 1 s/d 5 2.Mengajukan Pertanyaan Guru mengajukan pertanyaan berpariasi Siswa mendiskusikan pertanyaan perkelompok 3.Menjawab Guru memanggil nomor Siswa yang nomornya dipanggil angkat tangan Siswa yang angkat tangan menjawab pertanyaan secara bergantian untuk kelas
9

Rencana Pelajaran (RP)


Satuan Pendidkan Mata Pelajaran Kelas Materi Pokok Submateri Pokok Alokasi Waktu : SMP dan MTS : Sains : VII : Cahaya (Optik Geometrik) : Sifat-sifat Cahaya : 2 3 45 menit

I. KOMPETENSI DASAR (KD) Siswa mampu mendeskripsikan tentang sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan cermin dan lensa II. INDIKATOR Siswa dapat : 1. Menjelaskan manfaat cahaya dalam kehidupan sehari-hari. 2. Menjelaskan terjadinya bayang-bayang. 3. Melakukan pengamatan untuk mengetahui bagaimana cahaya merambat. 4. Mengamati pembentukan bayang-bayang (umbra dan penumbra). 5. Melukiskan lintasan cahaya sehingga terbentuk bayang-bayang. Keterampilan Sosial : Siswa dapat : 1. Mengajukan pertanyaan 2. Menyampaikan pendapat/menjawab pertanyaan 3. Menjadi pendengar yang aktif III.MODEL PENGAJARAN Pembelajaran kooperatif (CL) tipe STAD IV. SUMBER PEMBELAJARAN 1. Buku siswa : Cahaya 2. LKS Bagaimana Cahaya Merambat 3. LKS Bayng-bayang 4. LKS Membuat Kamera Lubang Jarum V. ALAT DAN BAHAN 1. Penutup mata dari kain 2. Lilin 3. Kertas karton 4. Paku kecil 5. Korek api 6. Sumber cahaya lain (matahari, lampu neon, lampu senter, dsb.) 7. Benda-benda (pensil, buku, orang, dsb) 8. Kertas HVS putih (untuk layar)

VI. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR 1. Pendahuluan (6 10 menit) a. Memotivasi siswa dengan meminta siswa menceritakan pengalamannya tentang lampu padam di malam hari ketika siswa sedang belajar. Tanyakan pada siswa apakah mereka dapat melihat benda-benda disekitarnya. Apa yang harus dilakukan supaya benda-benda di sekitarnya itu dapat terlihat kembali. (Fase 1) b. Pada papan tulis, tuliskan kata-kata CAHAYA serta SIFAT-SIFAT CAHAYA. (Fase 1) c. Menyampaikan kompetensi dasar dan indikator pembelajaran. (Fase 1)

2. Inti (6 70 menit) a. Menyajikan informasi kepada siswa tentang manfaat cahaya dengan meminta siswa mendemonstrasikan Kegiatan Penyelidikan : Akan Seperti Apa Jadinya. (Fase 2) b. Menanyakan pada siswa apa yang dirasakan ketika matanya ditutup rapat. (Fase 2) c. Meminta siswa duduk dalam tatanan pembelajaran kooperatif sambil mengingatkan keterampilan kooperatif yang akan dilatihkan dan bagaimana cara mengikuti pelatihan keterampilan kooperatif. (Fase3) d. Membagikan LKS : Bagaimana Cahaya Merambat kepada tiap siswa, dan tiap-tiap kelompok diberi seperangkat alat dan bahan untuk melakukan LKS itu. (Fase3) e. Meminta siswa melakukan kegiatan dalam LKS : Bagaimana Cahaya Merambat. Guru membimbing tiap-tiap kelompok untuk melakukan kegiatan dalam LKS itu. (Fase 4) f. Meminta satu-dua kelompok untuk menuliskan di papan tulis jawaban analisis LKS : Bagaimana Cahaya Merambat, nomor 1 dan 2. Kelompok lain diminta menanggapinya. (Fase 5) g. Guru memastikan bahwa seluruh kelompok telah mengetahui jawaban yang benar. (Acuan untuk guru adalah Panduan LKS : Bagaimana Cahaya Merambat). (Fase 5) 1

h. Membagikan LKS : Bayang-Bayang kepada tiap siswa , dan masing-masing kelompok diberi seperangkat alat dan bahan untuk melakukan LKS itu. Bila mungkin, masing-masing kelompok diminta untuk menyediakan sendiri alat dan bahanya. (Fase3) i. Meminta siswa melakukan kegiatan dalam LKS : Bayang-Bayang. Guru membimbing masing-masing kelompok untuk melakukan kegiatan dalam LKS itu. (Fase 4) j. Meminta satu atau dua kelompok untuk menuliskan di papan tulis jawaban Analisis LKS : Bayang-Bayang, nomor 1,2, dan 3. Kelompok lain diminta menanggapinya. (Fase 5) k. Guru memastikan bahwa seluruh kelompok telah mengetahui jawaban yang benar. (Acuan untuk guru adalah Panduan LKS : Bayang-Bayang). (Fase 5)

3. Penutup (10 menit) a. Mengevaluasi siswa dengan memberi pertanyaan-pertanyaan secara lisan, seputar indikator pembelajaran yang ingin dicapai. (Fase 5) b. Memberi Penghargaan pada siswa atau kelompok yang kinerjanya bagus. (Fase 6) c. Membimbing siswa membuat rangkuman pelajaran, dengan mempresentasikan lagi jawaban benar LKS : Bagaimana Cahaya Merambat dan LKS : Bayang-Bayang. d. Memberi tugas pada kelompok siswa untuk membawa alat dan bahan (LKS : Membuat Kamera Luubang Jarum). Kegiatan dalam LKS ini dilakukan pada pertemuan berikutnya.

Model Belajar Berdasarkan Permasalahan (Problem Based Instruction) PBI


1.Landasan Teori

Teori PBI dikemukakan oleh Bruner Menurut Bruner belajar sebaiknya diawali dari suatu permasalahan yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari lalu siswa diminta untuk mencari pemecahan masalah tersebut Model PBI sangat efektif untuk mengajarkan proses berpikir tingkat tinggi dan sangat membantu siswa untuk berlatih mengkaitkan konsep yang telah dimilikinya ke dalam situasi yang baru serta mencari informasi sebanyak-banyaknya untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.

2.Sintak CL Pendahuluan ((F1) F1. Orientasi siswa pada masalah 1.Menuliskan judul materi pokok 2.Menjelaskan judul materi pokok
1

3.Memotivasi siswa 4.Menyampaikan prasarat ilmu pengetahuan Kegiatan Inti (F2-F3) F2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar 1.Menyampaikan masalah 2.Mengidentifikasi cara memecahkan masalah tersebut 3.Merumuskan hipotesis 4.Eksperimen (kerja kelompok) menguji hipotesis sesuai dengan LKS yang sudah ada atau merancang sendiri kegiatan eksperimen sesuai dengan ide/kesepakatan kelompok F3. Membimbing Penyelidikan 1.Meminta siswa/tiap kelompok bekerja sesuai petunjuk LKS atau menggunakan rancangan yang telah dibuat disepakati 2.Memberi petunjuk/bimbingan kepada kelompok yang belum dapat menyelesaikan permasalahan 3.Memberikan penguatan pujian pada kelompok yang telah mampu menyelesaiakn permasalahan

F4. Mengembangkan/Menyajikan Hasil Kerja 1.Mensimulasikan hasil kerja kelompok di depan kelas F5. Menganalisis/Mengevaluasi 1.Meminta kelompok lain menanggapi laporan/hasil karya kelompok simulasi 2.Merepleksi semua kelompok yang tampil lalu memberi penguatan/pujian pada hal-hal yang sudah benar dan memperbaiki yang belum benar. Kegiatan Akhir F6. Isi Kegiatan 1.Membuat kesimpulan 2.Evaluasi kognitif dan psikomotor 3.Tindak lanjut

Rencana Pelajaran (RP)


Satuan Pendidkan Mata Pelajaran Kelas Materi Pokok Submateri Pokok Alokasi Waktu : SMP dan MTS : Sains : VIII : Pemisahan Campuran : Penyaringan : 2 3 45 menit

I. KOMPETENSI DASAR (KD) Siswa dapat melakukan percobaan untuk memisahkan campuran dengan beberapa cara sesuai dengan karakteristik campuran. II. INDIKATOR Siswa dapat : 1. Menjelaskan cara menjernikan air yang keruh 2. Menyebutkan bahan-bahan yang dapat digunakan untuk menjernihkan air 3. Menggatnti air hasil penyaringan . 4. Mengidentifikasi variabel-variabel dalam percobaan (variabel manipulasi, respon, dan kontrol) 5. Menyelidiki pengaruh jenis bahan penyaring terhadap kejernihan air hasil penyaringan 6. Menggunakan stop watch 7. Menggunakan gelas ukur 8. Membuat model penjernihan air yang efektif dan efisien Keterampilan Sosial : Siswa dapat : 1. Mengajukan pertanyaan 2. Menyampaikan pendapat/menjawab pertanyaan 3. Menjadi pendengar yang aktif III.MODEL PENGAJARAN Pengajaran Berdasarkan Masalah (PBI) IV. SUMBER PEMBELAJARAN 1. Buku siswa untuk SMPKelas VIII (Materi : Campuran) 2. LKS : Mari Kita Menjernikan Air 3. Panduan LKS : Mari Kita Menjernikan Air (untuk guru) V. ALAT DAN BAHAN 1. Kebutuhan tiap kelompok : satu set alat dan bahan percobaan sesuai LKS : Mari Kita Menjernikan Air

2. Gelas ukur, stop watch 3. Bahan-bahan untuk penjernihan air 4. Pupuk penyubur (fertilizer), pipet tetes

VI. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR 1. Pendahuluan (6 10 menit) d. Memotivasi siswa dengan menunjukkan segelas air jernih dan segelas air keruh. Meminta siswa untuk mendeskripsikan perbedaan kedua air dalam gelas itu. Tanyakan pada siswa Apakah air yang keruh itu dapat diubah menjadi jernih? (Fase 1) e. Pada papan tulis, tuliskan kata-kata PEMISAHAN CAMPURAN serta Penjernihan Air. (Fase 1) f. Menyampaikan kompetensi dasar dan indikator pembelajaran. (Fase 1)

2. Inti (6 70 menit) a. Meminta siswa duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing. (Fase 2) b. Membagikan LKS : Mari Kita Menjernikan Air kepada tiap siswa, dan tiap-tiap kelompok diberi seperangkat alat dan bahan untuk melakukan kegiatan dan LKS tersebut. (Fase 2) c. Meminta tiap-tiap kelompok untuk melakukan kegiatan sesuai dengan petunjuk dalam LKS. (Fase 3) d. Membimbing tiap-tiap kelompok untuk membuat model penjernih air yang efektif dan efisien. (Fase 3) e. Tiap-tiap kelompok yang telah selesai melakukan kegiatan, diminta untuk menyiapkan dan memamerkan hasil karyanya serta menuliskan laporannya. (Fase 4) f. Meminta tiap-tiap kelompok untuk mengamati karya-karya yang telah dipamerkan dan diminta untuk menilai mana karya yang dapat menghasilkan air paling jernih, dan mana yang menghasilkan air paling cepat. (Fase 5) g. Meminta kelompok yang menghasilkan air paling jernih, dan yang menghasilkan air paling cepat untuk presentasi. Kelompok lain diminta menanggapinya. (Fase 5) h. Guru merefleksi terhadap karya-karya serta apa saja yang telah dikerjakan oleh tiap-tiap kelompok. (Fase 5) 1 i. Memberikan penghargaan kepada siswa/kelompok yang kinerjanya bagus atau yang menghasilkan model penjernihan air paling efektif dan efisien.

3. Penutup (6 10 menit)

a. Membimbing siswa membuat rangkuman pembelajaran, terutama tentang model penjernihan air yang efektif dan efisien, b. Masih dalam seting kelompok, meminta tiap-tiap kelompok menuang air hasil saringannya ke dalam sebuah gelas plastik yang bersih dan disimpan untuk pembelajaran minggu depan. Pada gelas yang lain, siswa diminta untuk menuangkan air aquarium yang telah disiapkan oleh guru. c. Meminta tiap-tiap kelompok untuk memberikan fertilizer pada kedua gelas itu sebanyak 20 tetes. Dan kemudian, kedua gelas itu ditutup dengan plastik bening.

Model Pembelajaran Bermakna


1.

Landasan Teori

Model pembelajaran bermakna dikemukakan oleh Ausabel Menurut Ausabel belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru dengan konsep-konsep yang relevan terhadap struktur kognitip seseorang yang sudah ada. Belajar lebih bermakna, lebih muda berlangsung bila konsep yang lebih sulit atau dari konsep yang khusus ke konsep yang lebih umum atau pun sebaliknya dalam bentuk peta konsep.

2.

Sintak

Fase I : Menyampaikan tujuan Memotivasi siswa Menyampaikan prasarat ilmu pengetahuan jika ada
1

Fase II : Menggali konsep/struktur yang sudah dimiliki siswa lalu menuliskannya di papan tulis Fase III : Membimbing siswa untuk menemukan konsep-konsep baru yang belum dimiliki siswa Fase IV : Menyusun peta konsep dengan cara mengkaitkan konsep yang sudah dimiliki siswa dan konsep baru dari umum ke khusus atau sebaliknya Fase V : Membuat kesimpulan Fase VI : Evaluasi dan tindak lanjut

Model Belajar Kreativitas Menurut Williams, belajar yang efektif adalah memungkinkan kerja otak bagian kanan dan bagian kiri secara optimal Kebanyakan siswa belajar menggunakan otak belahan kiri Untuk memungsikan otak bagian kanan siswa diajak belajar dengan LKS model kreativitas, seperti : 1.Mengubah lagu 2.Membuat sajak dengan gambar 3.Puisi 4.Pantun 5.Sumbang saran 6.Mengubah gambar ke kata-kata 7.Melengkapi teks 8.Potong tempel gambar 9.Bermain teka-teki 10. TTS
2

11. Broken Circle

Sintak Model Kreativitas


a.

Pendahuluan 1.Menulis judul materi pokok 2.Menyampaikan KD dan indikator 3.Memotivasi siswa 4.Menyampaikan prasarat ilmu pengetahuan Kegiatan Inti 1.Mendemonstrasikan LKS kreativitas 2.Kerja kelompok membahas informasi dan permasalahan yang ditemukan pada LKS kreativitas 3.Diskusi kelas Kegiatan Akhir 1.Membuat kesimpulan 2.Evaluasi 3.Tugas (PR) membuat karya kreativitas

b.

c.

Teori Belajar Williams Dan Teknik Kreativitas Mengajar Dasar Hasil penelitian para ahli untuk belajar efektif kondisi otak kita harus pada posisi gel-2 (relax) atau dalam keadaan hot. Bila otak mulai lelah maka kondidsi otak pada gelombang alfa akan berpindah pada gelombang teta, delta, dan beta. Alfa : Relax Teta : Ngantuk Delta :Tidur Beta : Panik Untuk mengembalikan kondisi teta agar kembali pada kondisi alfa otak perlu dirangsang dan direlakskan kembali hal yang paling efektif untuk hal tersebut adalah siswa

diajak berkreativitas dengan cara menciptakan suatu kondisi belajar yang aktif seperti : 1.Mengubah lagu 2.Mengubah sajak 3.Bermain teka-teki 4.Menyusun teka-teki silang 5.Peta konsep 6.Melengkapi teks 7.Sumbang saran 8.Broken Circle, dan lain-lain Teknik kreativitas dapat diterapkan pada awal (pembuka) pelajaran atau akhir (penutup) pelajaran dengan harapan gelombang otak siswa yang sedang belajar tetap pada kondisi hot (gelombang alfa).

You might also like