Professional Documents
Culture Documents
2
Fy
s
Fx
s
-Fye
W
UA
SL3
3
-Fx
e
-Me
Ms
3
Modul Biomekanika
Praktikum Genap 2010/2011
Laboratorium Analisis Perancangan Kerja & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia
49
4. Punggung
Dengan menggunakan teknik perhitungan keseimbangan gaya pada tiap
segmen tubuh manusia, maka didapat moment resultan pada L5/S1. Kemudian
untuk mencapai keseimbangan tubuh pada aktivitas pengangkatan, moment pada
L5/S1 tersebut diimbangi gaya otot pada spinal erector (FM) yang cukup besar dan
juga gaya perut (FA) sebagai pengaruh tekanan perut (PA) atau Abdominal
Pressure yang berfungsi untuk membantu kestabilan badan karena pengaruh
momen dan gaya yang ada seperti model pada gambar 2.8 dibawah ini.
Mt
Fy = 0
Fx = 0 -- tidak ada gaya horisontal.
M = 0
4 = 67%
W
T
= 50% x W
badan
F
yt
= 2F
ys
+ W
T
M
t
= 2Ms + (W
T
x 4 x SL
4
x cos
4
)
+ (2F
ys
x SL
4
x cos
4
)
-Fxs
Fx
t
SL4
4
-Ms
-Fys
W
T
Fx
t
4
Modul Biomekanika
Praktikum Genap 2010/2011
Laboratorium Analisis Perancangan Kerja & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia
50
Gambar 1.8 Model sederhana dari punggung bawah (low back) yang diteliti oleh
chaffin untuk analisis terhadap aktifitas angkat Koplanar Statis. (Chaffin, 1984)
Gaya otot pada spinal erector dirumuskan sebagai berikut:
D F M E F
A S L M
. .
) 1 / 5 (
=
(Newton)
FM = Gaya otot pada Spinal Erector (Newton)
E = Panjang Lengan momen otot spinal erector dari L5/S1
(estimasi 0,05 m sumber: Nurmianto; 1996)
M(L
5
/S
1
) = MT = Momen resultan pada L5/S1
FA = Gaya Perut (Newton)
D = Jarak dari gaya perut ke L5/S1 ( 0,11 m)
( Sumber:Nurmianto,1996)
Untuk mencari Gaya Perut (FA), maka perlu dicari Tekanan Perut (PA) dengan
persamaan:
(N/Cm
2
)
(newton)
W
tot
= Wo +2 WH + 2 W
LA
+ 2 W
UA
+ Wt
Keterangan:
PA = Tekanan Perut
AA = Luas Diafragma (465 cm
2
)
H
= Sudut inklinasi perut
T
= Sudut inklinasi kaki
W
tot
= Gaya keseluruhan yang terjadi
Kemudian gaya tekan/kompresi pada L5/S1 dirumuskan sbb:
F
C
= W
tot
. cos u
4
F
A
+ F
m
(newton)
Modul Biomekanika
Praktikum Genap 2010/2011
Laboratorium Analisis Perancangan Kerja & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia
51
Gambar 1.9 Contoh pengangkatan MPL.
1.2.2 Recommended Weight Limit (RWL)
Recommended Weight Limit merupakan rekomendasi batas beban yang
dapat diangkat oleh manusia tanpa menimbulkan cidera meskipun pekerjaan
tersebut dilakukan secara repetitive dan dalam jangka waktu yang cukup lama.
RWL ini ditetapkan oleh NIOSH pada tahun 1991 di Amerika Serikat.
Persamaan NIOSH berlaku pada keadaan :
a. Beban yang diberikan adalah beban statis, tidak ada penambahan ataupun
pengurangan beban di tengah tengah pekerjaan.
3
2
1
4
H
T
Modul Biomekanika
Praktikum Genap 2010/2011
Laboratorium Analisis Perancangan Kerja & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia
52
b. Beban diangkat dengan kedua tangan.
c. Pengangkatan atau penurunan benda dilakukan dalam waktu maksimal 8 jam.
d. Pengangkatan atau penurunan benda tidak boleh dilakukan saat duduk atau
berlutut.
e. Tempat kerja tidak sempit.
Berdasarkan sikap dan kondisi sistem kerja pengangkatan beban dalam proses
pemuatan barang yang dilakukan oleh pekerja dalam eksperimen, penulis
melakukan pengukuran terhadap faktor faktor yang mempengaruhi dalam
pengangkatan beban dengan acuan ketetapan NIOSH (1991).
Gambar 1.10 Recommended Weight Limit
Persamaan untuk menentukan beban yang direkomendasikan untuk diangkat
seorang pekerja dalam kondisi tertentu menurut NIOSH adalah sbb:
RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
Keterangan:
LC = konstanta pembebanan = 23 kg
HM = faktor pengali horizontal = 25 / H
FM = faktor pengali frekuensi (Frequency Multiplier) *lihat tabel 1
CM = faktor pengali kopling (handle) * lihat tabel 2
VM = Faktor pengali vertikal
Modul Biomekanika
Praktikum Genap 2010/2011
Laboratorium Analisis Perancangan Kerja & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia
53
DM = Faktor pengali perpindahan
AM = Faktor pengali asimetrik
Catatan (lihat gambar )
Keterangan:
H = jarak beban terhadap titik pusat tubuh
V = jarak beban terhadap lantai
D =jarak perpindahan beban secara vertical
A = sudut simetri putaran yang dibentuk tubuh
Untuk Frekuensi Pengali ditentukan dengan menggunakan tabel FM
dibawah ini dengan mengetahui frekuensi angkatan tiap menitnya dan juga
nilai V dalam inchi.
Modul Biomekanika
Praktikum Genap 2010/2011
Laboratorium Analisis Perancangan Kerja & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia
54
Tabel 1.1 Tabel Frekuensi Pengali
Frekuensi Durasi Kerja
Angktn/mnt s 1 jam 1 jam s t s 2 jam 2 jam s t s 8 jam
(F) V < 30 V > 30 V < 30 V > 30 V < 30 V > 30
s0.2 1.00 1.00 0.95 0.95 0.85 0.85
0.5 0.97 0.97 0.92 0.92 0.81 0.81
1 0.94 0.94 0.88 0.88 0.75 0.75
2 0.91 0.91 0.84 0.84 0.65 0.65
3 0.88 0.88 0.79 0.79 0.55 0.55
4 0.84 0.84 0.72 0.72 0.45 0.45
5 0.80 0.80 0.60 0.60 0.35 0.35
6 0.75 0.75 0.50 0.50 0.27 0.27
7 0.70 0.70 0.42 0.42 0.22 0.22
8 0.60 0.60 0.35 0.35 0.18 0.18
9 0.52 0.52 0.30 0.30 0.00 0.15
10 0.45 0.45 0.26 0.26 0.00 0.13
11 0.41 0.41 0.00 0.23 0.00 0.00
12 0.37 0.37 0.00 0.21 0.00 0.00
13 0.00 0.34 0.00 0.00 0.00 0.00
14 0.00 0.31 0.00 0.00 0.00 0.00
15 0.00 0.28 0.00 0.00 0.00 0.00
>15 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Keterangan: untuk frekuensi pengangkatan kurang atau hanya 1 kali dalam 5 menit
ditetapkan F = 2 Lift/mnt
Untuk Faktor Pengali kopling (handle) dapat ditentukan pada tabel 2.1 berikut :
Tabel 1.2 Tabel Coupling Multiplier
Coupling Multiplier
Coupling V < 30 inches V > 30 inches
Type (75 cm) (75 cm)
Good 1.00 1.00
Fair 0.95 1.00
Poor 0.90 0.95
Modul Biomekanika
Praktikum Genap 2010/2011
Laboratorium Analisis Perancangan Kerja & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia
55
Dari persamaan yang ditetapkan NIOSH tersebut, terdapat perbedaan faktor
pengali jarak vertikal untuk pekerja Indonesia, sehingga perlu penyesuaian
terhadap nilai perkiraan berat beban yang direkomendasikan untuk diangkat.
Adanya perbedaan ini karena faktor pengali vertikal sangat bergantung pada
antropometri ketinggian knuckle (jarak vertikal dari lantai ke ujung jari tangan
dengan posisi lurus ke bawah). Perumusan faktor pengali vertikal yang dihasilkan
oleh NIOSH adalah :
Sedangakan dari hasil penelitian di dapat bahwa untuk pekerja industri
Indonesia faktor pengali jarak :
Setelah nilai RWL diketahui, selanjutnya perhitungan Lifting Index, untuk
mengetahui index pengangkatan yang tidak mengandung resiko cidera tulang
belakang, dengan persamaan :
RWL
L
Limit Weight d Recommende
Weight Load
LI = =
Keterangan:
Jika LI s 1, maka aktivitas tersebut tidak mengandung resiko cidera tulang
belakang. Jika LI > 1, maka aktivitas tersebut mengandung resiko cidera tulang
belakang
Dalam tubuh manusia terdapat tiga jenis gaya: Winter, 1979 )
1. Gaya Gravitasi, yaitu gaya yang melalui pusat massa dari tiap segmen tubuh
manusia dengan arah ke bawah. Besar gayanya adalah massa dikali percepatan
gravitasi ( F = m.g )
2. Gaya Reaksi yaitu gaya yang terjadi akibat beban pada segmen tubuh atau berat
segmen tubuh itu sendiri.
3. Gaya otot yaitu gaya yang terjadi pada bagian sendi, baik akibat gesekan sendi
atau akibat gaya pada otot yang melekat pada sendi. Gaya ini menggambarkan
besarnya momen otot.
Modul Biomekanika
Praktikum Genap 2010/2011
Laboratorium Analisis Perancangan Kerja & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia
56
Tubuh manusia terdiri dari 6 link Chaffin & Anderson (1984), yaitu:
1. Link lengan bawah, dibatasi joint telapak tangan dan siku.
2. Link lengan atas, dibatasi joint siku dan bahu.
3. Link punggung, dibatasi joint bahu dan pinggul.
4. Link paha, dibatasi joint pinggul dan lutut.
5. Link betis, dibatasi joint lutut dan mata kaki.
6. Link kaki, dibatasi joint mata kaki dan telapak kaki.
2. KELELAHAN
Dalam biomekanik kita akan berurusan dengan salah satu kejadian yang
dinamakan kelelahan. Kelelahan ini tidak lepas dari biomekanik karena dalam
aplikasinya biomekanik melihat orang secara mekanik, tetapi kodrat
kemanusiaan pada manusia tidak dapat dikesampingkan sehingga
manusia/pekerja mempunyai keterbatasan yaitu salah satunya keadaan yang
dinamakan lelah. Kelelahan adalah proses menurunnya efisiensi performansi
kerja dan berkurangnya kekuatan atau ketahanan fisik tubuh manusia untuk
melanjutkan kegiatan yang harus dilakukan.
Dalam bahasan lain, kelelahan didefinisikan sebagai suatu pola yang
timbul pada suatu keadaan yang secara umum terjadi pada setiap individu yang
telah tidak sanggup lagi untuk melakukan aktivitasnya. Ada beberapa macam
kelelahan yang diakibatkan oleh beberapa faktor, seperti:
1. Lelah otot, yang diindikasikan dengan munculnya gejala kesakitan ketika
otot harus menerima beban berlebihan.
2. Lelah visual, yaitu lelah yang diakibatkan ketegangan yang terjadi pada
organ visual (mata) yang terkonsentrasi secara terus menerus pada suatu
objek.
3. Lelah mental, yaitu kelelahan yang datang melalui kerja mental seperti
berfikir sering juga disebut sebagai lelah otak.
4. Lelah monotonis, yaitu kelelahan yang disebabkan oleh aktivitas kerja
yang bersifat rutin, monoton, ataupun lingkungan kerja yang menjemukan.
Sedangkan kelelahan yang disebabkan oleh sejumlah faktor yang
berlangsung secara terus menerus dan terakumulasi, akan menyebabkan apa
Modul Biomekanika
Praktikum Genap 2010/2011
Laboratorium Analisis Perancangan Kerja & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia
57
yang disebut dengan lelah kronis. Di mana gejala-gejala yang tampak jelas
akibat lelah kronis dapat dicirikan seperti:
1. Meningkatnya emosi dan rasa jengkel sehingga orang menjadi kurang
toleran atau asosial terhadap orang lain.
2. Munculnya sikap apatis terhadap pekerjaan.
3. Depresi yang berat.
2.1 Proses Terjadinya Kelelahan
Kelelahan terjadi karena terkumpulnya produk-produk sisa dalam otot dan
peredaran darah, di mana produk-produk sisa ini bersifat membatasi
kelangsungan aktivitas otot dan mempengaruhi serat-serat syaraf dan sistem
syaraf pusat sehingga orang menjadi lambat bekerja. Makanan yang
mengandung glikogen mengalir dalam tubuh melalui peredaran darah. Setiap
kontraksi dari otot selalu diikuti oleh kimia (oksidasi glukosa) yang merubah
glikogen menjadi tenaga, panas dan asam laktat (produk sisa).
Pada dasarnya kelelahan timbul karena terakumulasinya produk sisa dalam
otot dan tidak seimbangnya antara kerja dan proses pemulihan.
Secara lebih jelas terdapat 3 penyebab timbulnya kelelahan fisik, yaitu:
1. Oksidase glukosa dalam otot menimbulkan CO
2
,saerolactic, phosphati dan
sebagainya, dimana zat-zat tersebut terikat dalam darah yang kemusian
dikeluarkan waktu bernafass.
Kelelahan terjadi apabila pembentukan zat-zat tersebut tidak seimbang
dengan proses pengeluaran, sehingga timbul penimbunan dalam jaringan
otot yang mengganggu kegiatan otot selanjutnya.
2. Karbohidrat didapat dari makanan dirubah jadi glukosa dan disimpan dihati
dalam bentuk glukogen. Setiap cm
2
darah normal akan membawa 1 mm
glukosa, berarti setiap sirkulasi darah hanya membawa 0,1% dari sejumlah
glikogen yang ada dalam hati karena bekerja persediaan glikogen akan
menipis dan kelelahan akan timbul apabila konsentrasi glikogen dalam hati
tinggal 0,7%.
3. Dalam keadaan normal jumlah udara yang masuk dalam pernafasan kira-
kira 4 Lt/menit, sedangkan dalam keadaan kerja keras dibutuhkan udara
kira-kira 15 Lt/menit. Ini berarti pada suatu tingkat kerja tetentu akan
Modul Biomekanika
Praktikum Genap 2010/2011
Laboratorium Analisis Perancangan Kerja & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia
58
dijumpai suatu keadaan dimana jumlah oksigen yang masuk melalui
pernafasan lebih kecil dari tingkat kebutuhan. Jika hal ini terjadi maka
kelelahan yang timbul dikarenakan reaksi oksidasi dalam tubuh yaitu untuk
mengurangi asam laktat menjadi air dan karbon dioksida agar dikeluarkan
dari tubuh, menjadi tidak seimbang dengan pembentukan asam laktat itu
sendiri (asam laktat terakumulasi dalam otot dalam peredaran darah)
2.2 Gejala-Gejala Kelelahan
Secara pasti datangnya keletihan yang menimpa pada diri seseorang akan
sulit untuk diidentifikasikan secara jelas mengukur lingkungan kelelahan
seseorang bukanlah pekerjaan yang mudah. Prestasi ataupun performansi kerja
yang bisa mengevaluasi tingkatan kelelahan. Kelelahan dapat kita lihat melalui
indikasi-indikasi (gejala-gejala) sebagai berikut:
1. Perhatian pekerja yang menurun.
2. Perasaan berat dikepala, menjadi lelah seluruh badan, kaki terasa berat
menguap, pikiran merasa kacau, mata merasa berat, kaku dan canggung
dalam gerakan tidak seimbang dalam berdiri terasa berbaring.
3. Merasa susah berpikir menjadi gugup tidak dapat konsentrasi tidak dapat
mempunyai perhatian terhadap sesuatu cenderung lupa kurang kepercayaan
cemas terhadap sesuatu tidak dapat mengontrol sikap dan tidak tekun dalam
pekerjaan.
4. Sakit kekakuan bahu nyeri di pinggang pernafasan merasa tertekan suara
serat, haus, terasa pening , spasme dari kelopak mata, tremor pada anggota
badan merasa kurang sehat badan.
2.3 Upaya Mengurangi Kelelahan.
Problematika kelelahan akhirnya membawa manajemen untuk selalu
berupaya mencari jalan keluar. Karena apabila kelelahan tidak segera ditangani
secara serius akan menghambat produktivitas kerja dan bisa menyebabkan
kecelakaan kerja.
Adapun upaya-upaya untuk mengurangi kelelahan adalah sebagai berikut;
1. Sediakan kalori secukupnya sebagai input untuk tubuh.
Modul Biomekanika
Praktikum Genap 2010/2011
Laboratorium Analisis Perancangan Kerja & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia
59
2. Bekerja menggunakan metode kerja yang baik. Misalkan bekerja dengan
menggunakan prinsip ekonomi gerakan.
3. Memperhatikan kemampuan tubuh, artinya mengeluarkan tenaga tidak
melebihi pemasukannya dengan memperhatikan batasan- batasannya.
4. Memperhatikan waktu kerja yang teratur. Berarti harus dilakukan
pengaturan terhadap jam kerja, waktu istirahat, dan sarana-sarananya.
Masa-masa libur dan rekreasi.
5. Mengatur lingkungan fisik sebaik-baiknya, seperti temperatur, kelembaban,
sirkulasi udara, pencahayaan kebisingan getaran, bau/wangi-wangian, dll.
6. Berusaha untuk mengurangi monotoni warna dan dekorasi ruangan kerja,
menyediakan musik, menyediakan waktu-waktu olah raga, dll.
2.4 Penyebab Kelelahan
Kelelahan yang terjadi dapat disebabkan berbagai hal penyebab yang
paling penting adalah:
1. Monotonitas
2. Intensitas dan durasi kerja
3. Lingkungan suasana, cahaya, dan kebisingan.
4. Fisiologi tanggung jawab.
5. Sakit, ngilu, dan gejala nutrisi.
Modul Biomekanika
Praktikum Genap 2010/2011
Laboratorium Analisis Perancangan Kerja & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia
60
Contoh Soal:
A. MPL
1. Seorang pekerja mengambil kotak yang berada pada ketinggian 45 cm di
atas lantai dan mengangkat ke meja 70 cm di atas lantai. Berat kotak 60 kg,
berat badan 65 kg, jarak pergelangan tangan ke pusat masa benda 0,07 m,
1
= 20
o
, jarak pergelangan tangan-siku = 0,28 m,
2
= 20
o
, jarak siku-bahu
= 0,3 m
3
= 80
o
, jarak bahu ke L5/S1 = 0,36 m
4
= 45
o
. sudut inklinasi
perut 45
o
, sudut inklinasi paha 50
o
. Hitunglah gaya tekan pada L5/S1
tersebut!
Penyelesaian :
W
H
= 0,6 % W
badan
= 0,6% * 650 = 3,9 N
W
LA
= 1,7 % W
badan
= 1,7% * 650 = 1,05 N
W
UA
= 2,8 % W
badan
= 2,8% * 650 = 18,2 N
W
T
= 50 % W
badan
= 50% * 650 = 325 N
Sehingga,
W
TOT
= Wo + 2W
H
+ 2W
LA
+ 2W
UA
+ W
T
= 971,3 N
2
= 0.43
3 = 0.436
4 = 0.67
D = 0.11
AA = 465 cm2
W
o
= 60 kg * 10 = 600 N
W
bdn
= 65 kg * 10 = 650 N
Tabel 2.2 panjang dan sudut segmentasi tubuh
No Segmentasi Tubuh Panjang (m) Sudut (derajat)
1. Telapak tangan SL
1
= 0,07 20
o
2. Lengan bawah SL
2
= 0,28 20
o
3. Lengan Atas SL
3
= 0,30 80
o
4. Punggung SL
4
= 0,36 45
o
5. Inklinasi Perut
H
= 45
o
6. Inklinasi Paha
T
= 50
o
Modul Biomekanika
Praktikum Genap 2010/2011
Laboratorium Analisis Perancangan Kerja & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia
61
A. Telapak Tangan
F
yw
= Wo/2 + W
H
= 303.9 N
M
W
= (W0/2 + W
H
)
*
SL
1
*
Cos
1
= 19,99 = 20 Nm
B. Segmen Lengan Bawah
F
ye
= Fyw + W
LA
= 314,95 N = 315 N
M
e
= M
W
+ (W
LA *
2
*
SL
2 *
Cos
2
) + (Fyw
*
SL
2 *
Cos
2
) = 101,21
Nm
C. Segmen Lengan Atas
F
ys
= Fye + W
UA
= 333,2 N
M
s
= M
e
+ (W
UA *
3
*
SL
3 *
Cos
3
) + (Fye
*
SL
3 *
Cos
3
) = 118,03
Nm
D. Segmen Punggung
F
yt
= 2Fys + W
T
= 991.4 N
M
t
= 2Ms
+ (W
T *
4
*
SL
4 *
Cos
4
) + (2Fys
*
SL
4 *
Cos
4
)
= 236.06 + 55,43 + 169.64 = 461.04 Nm
Kemudian Gaya perut (PA) dan Tekanan Perut (FA)
( ) | |
( ) | |
1 / 5
75
36 . 0 43 10
4
S L M PA
T H
u u +
=
1,8
= 0,73 N/cm
2
FA = PA
*
AA = 0,73
*
465 = 339.45 N
Gaya otot pada spinal erector :
F
M
*
E = M
(L5/S1)
F
A
*
D
F
M
= 8474,01 N
Gaya Tekan/kompresi pada L5/S1:
Fc = Wtot * Cos
4
FA + F
M
= 8821.37 N > 6500 N
Kesimpulan:
Pekerjaan tersebut membahayakan bagi pekerja dan sebaiknya dilakukan
perbaikan secara adimistasi dan teknis sehingga pekerja dapat bekerja dengan
sehat tanpa mengalami cedera pada L5/S1 serta tujuan dan target perusahaan
dapat tercapai.
Modul Biomekanika
Praktikum Genap 2010/2011
Laboratorium Analisis Perancangan Kerja & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia
62
B. RWL
2. Seorang pekerja mengambil kotak dengan berat 5 kg di atas konveyor 15
cm dan mengangkat ke sebuah meja dengan ketinggian 125 cm dari lantai.
Jarak beban terhadap titik pusat tubuh 35 cm. Sudut simetri putaran yang
dibentuk tubuh 45
o
. Jika selama 80 menit pekerja tersebut melakukan
pengangkatan sebanyak 224 kali, Berapa batas beban yang
direkomendasikan? Apakah pekerjaan tersebut dikategorikan aman atau
tidak? (diketahui Handle Coupling dalam kategori Fair)
Penyelesaian :
L= 5 kg LC = 23 kg
V = 15 cm Handle Fair = 0,95
D = 110 cm H = 35 cm
A = 45
o
Menghitung,
HM = 25/H = 25/35 = 0,714
VM = 1- 0,00326 69 V = 1- 0,00326 69 15
= 0,82396
DM = 0,82 + 4,5/D = 0.82 + 4.5/110 = 0.861
FM = 224 lift/80 mnt= 2.8 = 3
CM = 0,95
LC = 23
Sehingga :
RWL = LC
*
HM
*
VM
*
DM
*
AM
*
FM
*
CM
RWL = (23) (0.714) (0.82396) (0.861) (0.856) (0.79) (0.95)
= 7,484
Kemudian mencari Lifting Index,
69 , 0
484 , 7
5
_ _ Re
=
= = =
LI
RWL
L
Limit Weight commended
LoadWeight
LI
Modul Biomekanika
Praktikum Genap 2010/2011
Laboratorium Analisis Perancangan Kerja & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia
63
Kesimpulan:
Karena LI 1, maka aktivitas tersebut tidak mengandung resiko cidera
tulang belakang bagi pekerja dan sebainya metode kerja di pertahankan dan
data tersebut dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dalam
perekrutan pekerja baru.
C. PERALATAN PRAKTIKUM
1. Beban kerja
2. Penggaris atau meteran pengukur
3. Alat pengukur sudut (busur)
4. Timbangan berat badan
5. Stop watch
6. Meja kerja
7. Lembar pengamatan
D. PROSEDUR PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Ukur berat beban kerja.
2. Untuk pengangkatan RWL, posisikan operator pada bidang pengangkatan,
catat data-data yang diperlukan seperti data operator, beban, H, V, dan A
pada posisi pertama (origin), jumlah angkatan per menit (F), dll.
3. Operator mengangkat beban kerja dari lantai ke meja kerja selama 2 menit.
4. Catat H, V dan A pada posisi setelahnya (destination), dan hitung D.
5. Sedangkan untuk pengangkatan MPL, posisikan operator pada bidang
pengangkatan sesuai posisi MPL.
6. Foto operator untuk 1 kali pengangkatan, kemudian analisa berdasarkan
analisa MPL.
7. Lengkapi lembar pengamatan kriteria Biomekanik (RWL dan MPL).
8. Data diolah dan dihitung.
Modul Biomekanika
Praktikum Genap 2010/2011
Laboratorium Analisis Perancangan Kerja & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia
64