You are on page 1of 11

LAPORAN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK BLOK HEMATOIMUNOLOGI

Pemeriksaan Hemoglobin Metode Sahli

Oleh Kelompok Anggota : C4 G1A010009 G1A010022 G1A010034 G1A010046 G1A010109

: Aji Suandana Mayunda Riani Fani Trestanita I Ngurah Ardhi Intan Puspita H

Asisten

: Diana Verify Hastutya

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU ILMU KESEHATAN JURUSAN KEDOKTERAN PURWOKERTO 2011

LEMBAR PENGESAHAN PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN

Oleh Kelompok C4

Disusun untuk memenuhi persyaratan praktikum Patologi Klinik Kedokteran Blok Hematoimunologi pada Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto

Diterima dan disahkan Purwokerto, September 2011

Asisten

Diana Verify Hastutya G1A008051

BAB I PENDAHULUAN A. Judul Praktikum Pemeriksaan Hemoglobin Metode Sahli

B. Waktu Praktikum Jumat, 23 September 2011

C. Tujuan Praktikum 1. Mahasiswa mengetahui cara pemeriksaan hemoglobin. 2. Mahasiswa mengetahui kadar hemoglobin darah sample.

BAB II DASAR TEORI

A.

Hemoglobin Hemoglobin merupakan protein dalam eritrosit yang berfungsi membawa O2 ke jaringan dan mengembalikan CO2 dari jaringan ke paru. Tiap eritrosit mengandung sekitar 640 juta molekul hemoglobin (Hoffbrand, 2005). Fungsi hemoglobin yang lain diantaranya untuk : 1. Mengikat dan membawa karbondioksida dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh. 2. Mengikat dan membawa karbondioksida dari seluruh jaringan tubuh ke paru-paru. 3. Memberi warna merah pada darah. 4. Mempertahankan keseimbangan asam-basa dari tubuh (Murray, 2006) Hemoglobin merupakan protein tetramer kompak yang setiap monomernya terikat pada gugus prostetik hem dan keseluruhannya mempunyai berat molekul 64.450 Dalton. Darah mengandung 7,8 sampai 11,2 mMol hemoglobin monomer/L (12,6 18,4 gr/dL), tergantung pada jenis kelamin dan umur individu. Hemoglobin dapat mengikat 4 atom oksigen per tetramer (satu pada tiap subunit hem), atom oksigen terikat pada atom Fe2+, yang terdapat pada hem, pada ikatan koordinasi ke-5. Hemoglobin yang terikat pada oksigen tersebut hemoglobin teroksigenasi atau oksihemoglobin (HbO2), sedangkan hemoglobin yang sudah melepaskan oksigen disebut deoksihemoglobin (Hb). Warna merah pada darah disebabkan oleh kandungan hemoglobin (Hb) yang merupakan susunan protein yang komplek yang terdiri dari protein, globulin dan satu senyawa yang bukan protein yang disebut heme. Heme tesusun dari suatu senyawa lingkar yang bernama porfirin yang

bagian pusatnya ditempati oleh logam besi (Fe). Jadi heme adalah senyawa-senyawa porfirin-besi, sedangkan hemoglobin adalah senyawa komplek antara globin dengan heme (Mazrizal, 2007).

Sintesis hemoglobin Sintesis hemoglobin dimulai dalam proeritloblas dan kemudian dilanjutkan sedikit sedikit dalam stadium retikulosit, karena ketika retikulosit meninggalkan sumsum tulang dan masuk ke dalam aliran darah, maka retikulosit tetap membentuk sedikit hemoglobin selama beberapa hari berikutnya (Guyton, 1997).

BAB III METODE PENELITIAN

A. Alat dan Bahan 1. Alat untuk sampling darah vena a. Spuit b. Tourniquet c. Kapas alkohol 2. Hemometer Sahli a. Tabung pengencer b. Tabung standar Hb c. Pipet Hb d. Pipet HCl e. Botol tempat aquades dan HCL 0,1 N f. Batang pengaduk B. Cara Kerja Isi tabung pengencer dengan HCL 0,1 N sampai angka 2 ( 5 tetes). Dengan pipet Hb hisap darah sampai angka 20 ul, jangan sampai ada gelembung udara yang ikut terhisap. Hapus darah yang ada pada ujung pipet. Tuang darah kedalam tabung pengencer, bilas dengan HCL bila masih ada darah dalam pipet, aduk sampai darah dan reagen tercampur. Diamkan 1 3 menit Tambahkan aquadest tetes demi tetes, aduk dengan batang kaca pengaduk. Bandingan larutan dalam tabung pengencer dengan warna larutan standart. Persamaan campuran dgn batang standard harus dicapai dalam waktu 3 5 menit setelah darah tercampur dengan HCL.

Bila sudah sama warnanya penambahan aquadest dihentikan, baca kadar Hb pada skala yang ada di tabung pengencer / gr / 100 ml darah.

Nilai rujukan menurut Dacie : Dewasa laki laki Dewasa wanita Bayi < 3 bulan Bayi > 3 bulan Umur 1 tahun Umur 3 6 tahun Umur 10 12 tahun : 12,5 18,0 gr % : 11,5 16,5 gr % : 13,5 19,5 gr % : 9,5 13,5 gr % : 10,5 13,5 gr % : 12,0 14,0 gr % : 11,5 14,5 gr %

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Kadar Hb 8 gr % B. Pembahasan Darah vena diambil dari seorang praktikan bernama Intan Puspita, umur 19 tahun. Nilai normal kadar Hb dalam darah untuk wanita dewasa adalah 11,5 16,5 gr %. Ini berarti bahwa kadar Hb probandus kurang dari normal. Dalam hal ini, dapat terjadi kesalahan. Yang pertama, kesalahan praktikan. Hal ini bisa terjadi karena ketajaman mata tiap individu yang berbeda, intensitas cahaya yang kurang, terdapat gelembung udara, atau waktu kurang dari satu menit sehingga asam hematin belum terbentuk. Yang kedua, kesalahan alat. Hal ini dapat terjadi bila volume pipet tidak tepat, warna tabung standar pucat, atau alat yang sebelumnya tidak tercuci bersih. Yang ketiga adalah kesalahan reagen karena reagen mungkin sudah lama. Kemungkinan yang lain disamping terjadi kesalahan dalam praktikum adalah karena memang kadar Hb probandus berada di bawah normal. Namun, belum dapat dicari tahu penyebab dan penyakitnya karena untuk itu diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan yang lain.

C. Aplikasi Klinis 1. Talasemia Talasemia merupakan penyakit kelainan darah yang secara genetik diturunkan. Penyakit ini terjadi akibat kelainan sintesis hemoglobin dimana terjadi pengurangan produksi satu atau lebih rantai globin yang menyebabkan ketidakseimbangan produksi rantai globin.

Anak yang menderita Talasemia memperlihatkan kondisi yang baik saat lahir tetapi akan menunjukkan keadaan anemia yang terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan berkurangnya kadar hemoglobin. Kondisi ini menyebabkan anak membutuhkan terapi transfusi darah merah seumur hidup untuk mengatasi hemoglobin. (Wahyuni, MS, 2011) 2. Anemia Menurut depkes RI tahun 2007 anemia adalah keadaan penurunan kadar hemoglobin, hematocrit dan eritrosit di bawah nilai normal. Hal ini terjadi karena beberapa sebab sesuai dengan klasisifikasi dari anemia itu sendiri. Anemia dan kondisi anemia dan mempertahankan kadar

diklasifikasikan etiopatogenesis. Anemia

berdasarkan

morfologi

eritrosit

berdasarkan

morfologi

eritrosit:

anemia

hipokromik mikrositer, anamia normokromik normositer, anemia makrositer. Anemia berdasarkan etiopatogenesis: anemia karena gangguan pembentukan eritrosit dalam sumsum tulang, anemia akibat hemoragi, anemia hemolitik, anemia dengan penyebab tidak diketahui atau dengan patogenesis yang komplek.

BAB V KESIMPULAN

1. Kadar Hb pada sampel darah probandus adalah 8 gr % 2. Terdapat dua kemungkinan yang dapat terjadi dalam praktikum ini, yang pertama karena kesalahan pada saat praktikum dan yang kedua adalah karena memang probandus mengalami penurunan kadar Hb di bawah normal.

Daftar Pustaka

Guyton, Arthur C. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 9. Jakarta: EGC, hal. 1093-1095.
Hoffbrand, A.V. 2005. Kapita Selekta Hematologi. Jakarta: EGC.

Masrizal. 2007. Anemia Defisiensi Besi. Jurnal Kesehatan Masyarakat II: 140145. Diakses tanggal 21 September 2011. Murray, Robert K. 2009. Biokimia Harper. Jakarta: EGC. Wahyuni, MS. 2011. Tersedia di http://repository.usu.ac.id. Diakses 24 September 2011.

You might also like