You are on page 1of 8

Bab 1

PENDAHULUAN

1.1 Statistik dan Statistika


Banyak persoalan, apakah itu hasil penelitian, riset ataupun pengamatan, baik yang dilakukan khusus ataupun yang berbentuk laporan, dinyatakan atau dicatat dalam bentuk bilangan atau angkaangka. Kumpulan angka-angka itu sering disusun, diatur atau disajikan ke dalam bentuk daftar atau tabel. Sering pula daftar atau tabel tersebut disertai dengan gambar-gambar yang biasa disebut diagram atau grafik, supaya lebih dapat menjelaskan lagi tentang persoalan yang sedang dipelajari. Bertahun-tahun orang menamakan persoalan tersebut sebagai suatu statistik. Jadi kata statistik telah dipakai untuk menyatakan kumpulan data, bilangan, atau nonbilangan yang tersusun di dalam suatu tabel atau diagram. Kata statistik juga masih mengandung pengertian lain, yakni dipakai untuk menyatakan ukuran sebagai wakil dari kumpulan data mengenai sesuatu hal. Misalnya dari 100 siswa, terdapat 20% yang memiliki IPK di atas 3,00, maka nilai 20% tersebut dapat kita sebut sebagai statistik. IPK mahasiswa Universitas Malikussaleh rata-rata 3,00 dan rata-rata IPK mahasiswa ITB Bandung adalah 2,75, maka nilai 3,00 dan 2,75 dapat juga kita katakan sebagai statistik. Apakah sekarang yang dimaksud dengan statistika ? Dari hasil penelitian, riset maupun pengamatan, baik yang dilakukan khusus ataupun berbentuk laporan, sering disertai suatu uraian, penjelasan atau kesimpulan tentang persoalan yang diteliti. Sebelum

STATISTIKA PARAMETRIK

kesimpulan dibuat, keterangan atau data yang telah terkumpul itu terlebih dahulu dipelajari, dianalisis atau diolah dan berdasarkan pengolahan inilah baru kesimpulan dibuat. Pengumpulan data atau keterangan, pengolahan dan pengambilan kesimpulan harus dilakukan dengan baik, cermat, teliti, hati-hati, mengikuti cara-cara dan teori yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan. Ini semua ternyata merupakan pengetahuan tersendiri yang diberi nama statistika. Jadi, statistika adalah pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan data, pengolahan atau penganalisaannya dan penarikan kesimpulan berdasarkan kumpulan data dan penganalisaan yang dilakukan. Ada dua cara yang ditempuh untuk mempelajari statistika. Jika ingin membahas statistika secara mendasar, mendalam, dan teoritis, maka mata kuliah yang menaungi hal-hal tersebut adalah statistika matematika. Untuk mempelajari statistika matematika diperlukan pemahaman matematika yang dalam. Statistika matematika membahas segala penurunan sifat-sifat, dalil-dalil, rumus-rumus, menciptakan model dan bagian-bagian lainnya yang bersifat teoritis dan matematis. Dan jika ingin mempelajari statistika dari segi penerapannya, maka buku yang anda pegang ini dapat menjadi perantara untuk memahami penerapan statistika.

1.2 Mean, Median, Modus


Jika diketahui suatu kasus berikut : Jumlah Kasus Perceraian Berdasarkan Interval Usia di Kab. Aceh Utara 2009 Usia Jumlah kasus 21-25 2 26-30 8 31-35 9 36-40 6 41-45 3 46-50 2

PENDAHULUAN

Maka untuk menghitung rata-rata, kita perlu memperluas tabel menjadi : Interval 21-25 26-30 31-35 36-40 41-45 46-50 Titik tengah Frekuensi

(xi )
23 28 33 38 43 48

( fi )
2 8 9 6 3 2 30

f i xi
46 224 297 228 129 96 1020

Rata-rata (mean) dapat dihitung menggunakan formula :

x=

fx
i =1 r i

f
i =1

di mana :

xi = titik tengah interval kelas ke- i .


x = rata-rata.

f
i =1

= n = jumlah data.

Maka x =

fx
i =1 r i

f
i =1

1020 = 34 30

STATISTIKA PARAMETRIK

Modus (nilai yang sering muncul) dapat dihitung menggunakan formula :

Modus = L + c
L = tepi bawah kelas modus

d1 d1 + d 2

d1 = selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas


sebelumnya.

d 2 = selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas sesudahya.

c = lebar kelas.
Modus untuk tabel : Usia 21-25 26-30 31-35 36-40 41-45 46-50 Jumlah kasus 2 8 9 6 3 2

Modus = L + c

d1 1 = 30,5 + 5 = 31,75 d1 + d 2 1+ 3
1nF Median = L + c 2 f

Median (nilai yang paling tengah) dapat dihitung dengan formula :

Keterangan :

F = frekuensi kumulatif sebelum kelas median


f = frekuensi pada kelas median
Untuk tabel :

PENDAHULUAN

Usia 21-25 26-30 31-35 36-40 41-45 46-50 Usia (Interval) 21-25 26-30 31-35 36-40 41-45 46-50

Jumlah kasus 2 8 9 6 3 2 Frekuensi kumulatif 2 10 19 25 28 30

Sebelumnya buat tabel pembantu seperti tabel berikut : Jumlah kasus (Frekuensi) 2 8 9 6 3 2

Median yang diperoleh adalah :

1nF 1 30 10 Median = L + c 2 = 30,5 + 5 2 = 33,28 9 f

1.3 Kuartil
Kuartil merupakan suatu nilai-nilai yang membagi suatu data terurut menjadi empat bagian yang sama. Ambil kasus : Usia 21-25 26-30 31-35 36-40 41-45 46-50 Jumlah kasus 3 9 4 10 3 11

STATISTIKA PARAMETRIK

Diketahui :

1 n F1 Q1 = L1 + c 4 f1 1 n F2 Q 2 = L2 + c 2 f2 3 n F3 Q 3 = L3 + c 4 f3
Buat tabel pembantu : Usia 21-25 26-30 31-35 36-40 41-45 46-50 Jumlah kasus (Frekuensi) 3 9 4 10 3 11 Frekuensi Kumulatif 3 12 16 26 29 40

Maka Q1 , Q2 , dan Q3 adalah :

1 n F1 1 40 3 4 4 Q1 = L1 + c = 25,5 + 5 = 29,39 9 f1 1 n F2 1 40 16 2 2 Q 2 = L2 + c = 35,5 + 5 = 37,5 10 f2 3 n F3 3 40 29 4 4 Q 3 = L3 + c = 45,5 + 5 = 45,95 11 f3

PENDAHULUAN

1.4 Standar Deviasi


Simpangan baku dari data x1 , x 2 , x3 ,..., x n didefinisikan sebagai :

Sr =

(x

x)

tetapi untuk data-data pada tabel frekuensi, standar deviasi atau simpangan baku dihitung menggunakan formulasi :

Sr =

( f (x x ) ) f
2 i i i

Jika kita dihadapkan pada kasus berikut : Usia 21-25 26-30 31-35 36-40 41-45 46-50 Jumlah kasus 2 8 9 6 3 2

Maka langkah pertama sebelum menghitung simpangan baku adalah memperluas tabel untuk mempermudah perhitungan. Interval 21-25 26-30 31-35 36-40 41-45 46-50 Titik tengah

(xi )
23 28 33 38 43 48

xi x
-11 -6 -1 4 9 14

( x i x )2
121 36 1 16 81 196 30

( fi )
2 8 9 6 3 2

f i (xi x )
242 288 9 96 243 392 1270

STATISTIKA PARAMETRIK

Sekarang kita dapat melakukan perhitungan simpangan baku, sehingga :

Sr =

( f (x x ) ) = f
2 i i i

1270 = 6,51 30

You might also like