You are on page 1of 18

BAB I PENDAHULUAN A.

LATAR BELAKANG Ibu hamil hendaknya mengetahui bagaimana caranya memperlakukan diri dengan baik dan body mekanik ( sikap tubuh yang baik ) diinstruksikan kepada wanita hamil karena diperlukan untuk membentuk aktivitas sehari-hari yang aman dan nyaman selama kehamilan. Dengan meningkatnya kesadaran akan kesehatan, kini kaum perempuan mulai mau berolahraga selama hamil. Ini buka berarti hamil merupakan saat untuk memulai latihan kebugaran yang berat, apalagi jika sebelumnya anda tidak aktif secara fisik. Namun apabila anda biasa berolahraga secara rutin sebelum hamil, lanjutkan terus, kecuali jika dokter melarangnya. Bahkan dokter menyarankan supaya pasien yang kurang gerak sebelum hamil untuk memulai berolahraga ringan selama hamil. Mungkin bila dilihat dari gerakan-gerakannya, senam hamil hanya sekedar senam, selayaknya olahraga hanya membuat tubuh segar dan bugar. Namun, pengalaman sejumlah orang membuktikan lain, ternyata senam hamil sangat membantu selama proses melahirkan anak. Sedangkan istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh ibu hamil. Dengan istirahat dan tidur yang cukup,tubuh baru dapat berfungsi secara optimal. Ibu hamil dianjurkan untuk merencanakan periode istirahat, terutama saat hamil tua. Selama periode istirahat yang singkat, seorang wanita dapat mengambil posisi terlentang kaki diangkat pada dinding untuk meningkatkan aliran vena dari kaki dan mengurangi edema kaki dan varises vena. B. 1. TUJUAN PENULISAN Tujuan Umum Untuk mengetahui kebutuhan fisik ibu hamil trimester I, II dan III

2. Tujuan khusus Untuk mengetahui kebutuhan fisik ibu hamil trimester I, II dan III, yaitu : 1. Mobilisasi, body mekanik 2. Senam hamil 3. Istirahat dan tidur

C. 1. a. b.

MANFAAT PENULISAN Manfaat Teoritis Sebagai pengembangan bahan masukan atau pengkajian baru khususnya ilmu kebidanan. Dapat menjadi acuan bagi pengkajian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi institusi Kepada institusi, makalah ini diharapkan dapat dijadikan bahan literature atau referensi pembuatan makala selanjutnya b. Manfaat bagi mahasiswa Kepada mahasiswa diharapkan sebagai sumber informasi dalam upaya penanganan pencegahan infeksi. BAB II TINJAUAN TEORI

A.

MOBILISASI, BODY MEKANIK Sikap tubuh seorang wanita yang kurang baik dapat mengakibatkan sakit pinggang. Alternatif sikap untuk mencegah dan mengurangi sakit pinggang :

1.

Gerakan atau goyangkan panggul dengan tangan diatas lutut dan sambil duduk di kursi dengan punggung yang lurus atau goyangkan panggul dengan posisi berdiri pada sebuah dinding.

2. 3. 4. a.

Untuk berdiri yang lama misalnya menyetrika, bekerja di luar rumah yaitu letakkan satu kaki diatas alas yang rendah secara bergantian atau menggunakan sebuah kotak. Untuk duduk yang lama caranya yaitu duduk yang rendah menapakkan kaki pada lantai lebih disukai dengan lutut lebih tinggi dari pada paha. Menggunakan body mekanik dimana disini otot-otot kaki yang berperan. Untuk menjangkau objek pada lantai atau dekat lantai yaitu dengan cara membengkokan kedua lutut punggung harus lurus, kaki terpisah 12-18 inchi untuk menjaga keseimbangan.

b.

Untuk mengangkat objek yang berat seperti anak kecil caranya yaitu mengangkat dengan kaki, satu kaki diletakkan agak kedepan dari pada yang lain dan juga telapak lebih rendah pada satu lutut kemudian berdiri atau duduk satu kaki diletakkan agak kebelakang dari yang lain sambil ibu menaikkan atau merendahkan dirinya.

5.

Menyarankan agar ibu memakai sepatu yang kokoh atau menopang dan tumit yang rendah tidak lebih dari 1 inchi. Ibu hamil boleh melakukan kegiatan/aktivitas fisik biasa selama tidak terlalu melelahkan. Ibu hamil dapat melakukan pekerjaan seperti menyapu,mengepel, masak, dan mengajar. Semua pekerjaan tersebut harus sesuai dengan kemampuan wanita tersebut dan mempunyai cukup waktu untuk istirahat. Secara anatomi, ligamen sendi putar dapat meningkatkan pelebaran/pembesaran rahim pada ruang abdomen. Nyeri pada ligamen ini terjadi karena pelebarab dan tekanan pada ligemen karena adanya pembesaran rahim. Nyeri pada ligamen ini merupakan suatu ketidaknyamanan pada ibu hamil. Sikap tubuh yang perlu diperhatikan oleh ibu hamil :

a.

Duduk Tempatkan tangan di lutut dan tarik tubuh ke posisi tegak. Atur dagu ibu dan tarik bagian atas kepala seperti ketika ibu berdiri.

b.

Berdiri

Sikap berdiri yang benar sangat membantu sewaktu hamil di saat janin berat janin semakin bertambah, jangan berdiri untuk jangka waktu yang lama. Berdiri dengan menegakkan bahu dan mengangkat pantat. Tegak lurus dari telinga sampai ke tumit kaki. c. Berjalan Ibu hamil penting untuk tidak memakai sepatuberhak tinggi atau tanpa hak. Hindari juga sepatu bertumit runcin karena mudah menghilangkan keseimbangan. d. Tidur Ibu boleh tidur tengkurap kalau sudah terbiasa namun tekuklah sebelah kaki dan pakailah guling supaya ada ruangan bagi anak anda. Posisi miring juga mengenangkan, namun jangan lupa memakai guling untuk menopang beratrahim anda. Sebaiknya setelah usia kehamilan enam bulan, hindari tidur terlentang, karena tekanan rahim pada pembuluh darah utama dapat menyebabkan pingsang. Tidur dengan kedua tungkai kaki lebih tinggi dari badan dapat mengurangi rasa lelah. e. Bangun dari berbaring Untuk bangun dari tempat tidur, geser dulu tubuh ibu ke tepi tempat tidur, kemudian tekuk lutut. Angkat tubuh ibu perlahan dengan kedua tangan, putar tubuh lalu perlahan turunkan kaki ibu. Diamlah dulu dalam posisi duduk beberapa saat sebelum berdiri Lakukan setiap kali ibu bangun dari berbaring. f. Membungkuk dan mengangkat Terlebih dahulu menekuk lutut dan gunakan otot kaki untuk tegak kembali. Hindari membungkuk yang dapat membuat punggung tegang, termasuk untuk mengambil sesuatu yang ringan sekalipun.

B.

SENAM HAMIL Menurut Ervin Indarti, Fisioterapis RSI jemur sari Surabaya, senam hamil bermanfaat untuk mempermudah proses kelahiran , mengurangi rasa sakit pada saat melahirkan, serta memperkuat otot-otot dasar panggul dn dinding perut ibu dalam memperlancar proses kelahiran.

Senam hamil ini hanya bisa dilakukan ketika kandungan berusia 22-36 minggu. Namun yang perlu diperhatikan tidak semua kondisi ibu hamil dapat melakukan treatment ini. Disarankan sebelum melakukan senam, konsultasi terlebih dahulu dengan dokter pendamping. Ada 2 tipe kondisi wanita yang tidak bisa melakukan yaitu yang bersifat relative (riwayat kebidanan jelek, janin kembar, penderita diabetes, letak bayi sungsang). Sementara yang bersifat mutlak tidak boleh dilakukan senam hamil adalah (penderita penyakit jantung, hipertensi, resiko kelahiran premature). Latihan senam ini harius dihentikan jika terjadi keluhan nyeri di bagian dada, nyeri kepala, dan nyeri persendian, kontraksi rahim yang sering, keluar cairan, denyut nadi meningkat >140/menit, kesulitan untuk berjalan, dan mual serta muntah yang menetap. Senam hamil dibagi menjadi 4 tahap berdasarkan usia kandungan. Tahap pertama (usia kehamilan 22-25minggu). Tahap kedua (usia kehamilan 26-30minggu). Tahap ketiga (usia kehamilan 31-35minggu). Dan tahap ke empat (usia kehamilan 36melahirkan) Senam hamil pada kehamilan normal atas nasihat dari dokter atau bidan dapat dimulai pada kehamilan kurang lebih 16-38 minggu. Ibu hamil dapat mengikuti kelas senam hamil yang disediakan di fasilitas kesehatan dengan instruktur yang bersertifikat. Pelaksanaan senam sedikitnya seminggu sekali dan menggunakan pakaian yang sesuai dan longgar. Lakukan selalu pemanasan dan pendinginan setiap kali senam. Intensitas senam harus disesuaikan dengan kondisi tubuh. Bila di lantai gunakan kasur atau matras saat melakukan senam. Jangan mendadak berdiri sesuai senam, tetapi lakukan secara perlahan untuk menghindari pusing. Bidan hendaknya menyarankan agar ibu melakukan masing-masing latihan 2 kali pada awal dan berlanjut dengan kecepatan menurut kehendak mereka sendiri hingga sebanyak 5 kali. Secara umum, tujuan utama persiapan fisik dari senam hamil sebagai berikut : 1. Mencegah terjadinya deformitas (cacat) kaki dan memelihara fungsi hati untuk dapat menahan berat badan yang semakin naik, nyeri kaki, varices, bengkak dan lain-lain.

2.

Melatih dan mengusai teknik pernafasan yang berperan penting dalam kehamilan dan proses persalinan. Dengan demikian proses relaksasi dapat berlangsung lebih cepat dan kebutuhan 02 terpenuhi.

3. a. b. c.

Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut, otot-otot dasar panggul dan lain-lain. Membentuk sikap tubuh yang sempurna selama kehamilan. Memperoleh relaksasi yang sempurna dengan latihan kontraksi dan relaksasi. Mendukung ketenangan fisik. Beberapa persyaratan yang harus diperhatikan untuk melakukan senam hamil sebagai berikut : a. minggu) b. c. d. e. berikut : Diutamakan kehamilan pertama atau pada kehamilan berikutnya yang Latihan harus secara teratur dalam suasana yang tenang. Berpakaian cukup longgar. Menggunakan kasur/ matras menjalani kesakitan persalinan / melahirkan anak prematur pada persalinan sebelumnya. Kehamilan normal yang dimulai pada umur kehamilan 5 bulan (22

Secara lebih detail manfaat senam hamil secara teratur dan terukur adalah sebagai 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Memperbaiki sirkulasi darah Mengurangi pembengkakan Memperbaiki keseimbangan otot Mengurangi resiko gangguan perut termasuk sembelit Mengurangi kram atau kejang kaki Menguatkan otot perut Mempercepat proses penyembuhan setelah melahirkan Langkah-langkah senam hamil adalah sebagai berikut: 1. Duduk bersila dan tegak, kedua lengan mengarah ke depan dan rilex. Dilakukan sebanyak mungkin sebagai posisi sehari-hari.

2.

Sikap merangkak. Jarak antara kedua tangan sama dengan jarak antara kedua bahu, keempat anggota tubuh tegak lurus pada lantai dan bahan sejajar dengan lantai. Lakukanlah kegiatan-kegiatan berikut : Tundukkan kepala, lihat perut bagian bawah dan pinggang diangkat sambil mengempiskan perut dan mengerutkan lubang dubur. Kemudian turunkan pinggang dengan mengangkat kepala sambil melemaskan otot-otot dinding perut dan otot dasar panggul. Lakukan gerakan ini sebanyak 8 kali.

3.

Sikap merangkak, letakkan kepala diantara kedua tangan lalu menoleh ke samping kiri/kanan. Kemudian turunkan badan sehingga dada menyentuh kasur dengan menggeser siku sejauh mungkin kesamping. Bertahanlah pada posisi tersebut selama 1 menit, kemudian ditingkatkan 5-10 menit (sesuai kekuatan ibu hamil)

4.

Berbaring miring ke kiri, lebih baik ke arah punggung bayi, lutut kanan diletakkan di depan lutut kiri, lebih baik diganjal bantal. Lutut kanan ditekuk di depan lutut kiri (lebih baik diganjal bantal). Lengan kanan ditekuk di depan dan lengan kiri diletakkan di belakang badan.

5.

Berbaring miring, kedua lutut dan kedua lengan ditekuk, dibawah kepala diberi bantal dan dibawah perut pun diberi bantal, agar perut tidak menggantung. Tutuplah mata, tenang dan atur pernafasan dengan teratur dan berirama.

6.

Berbaring terlentang, kedua lutut dipegang oleh kedua tangan dan relax. Lakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut : buka mulut secukupnya tarik nafas dalam semaksimal mungkin, kemudian mulut ditutup lalu mengejan seperti buang air besar. Gerakannya ke bawah badan dan ke depan. Setelah tidak dapat menahan karena lelah, kembali ke posisi awal, ulangi latihan ini sebanyak 3-4 kali dengan interval 2 menit.

C. ISTIRAHAT DAN TIDUR Wanita hamil harus mengurangi semua kegiatan yang melelahkan, tapi tidak boleh digunakan sebagai alasan untuk menghindari pekerjaan yang tidak disukainya. Wanita hamil juga harus menghindari posisi duduk, berdiri dalam waktu yang sangat lama. Ibu hamil harus mempertimbangkan pola istirahat dan tidur yang mendukung kesehatan sendiri, maupun kesehatan bayinya. Kebiasaan tidur larut malam dan kegiatankegiatan malam hari harus dipertimbangkan dan kalau mungkin dikurangi hingga seminimal mungkin. Tidur malam sekitar 8 jam/ istirahat/ tidur siang 1 jam Wanita hamil dianjurkan untuk merencanakan istirahat yang teratur khususnya seiring kemajuan kehamilannya. Jadwal istirahat dan tidur perlu di perhatikan dengan baik, karena istirahat yang teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan perkembangan dan pertumbuhan janin. Tidur pada malam hari selama kurang lebih delapan jam dan istirahat dalam keadaan rileks pada siang hari selama satu jam. Ibu hamil harus menghindari posisi duduk dan berdiri dalam menggunakan kedua ibu jari, dilakukan dua kali sehari selama dua menit. Posisi Tidur Ibu Hamil

Menghabiskan waktu tentu menguras energi, semua aktifitas pasti membakar kalori dan menjadikan tubuh lemas. Maka, satu-satunya hal yang dapat dilakukan untuk memulihkan tenaga adalah istirahat.Pada kehamilan trimester awal wanita hamil dapat tidur dan beristirahat dengan berbagai posisi, yang terpenting adalah dapat memberikan rasa nyaman. Posisi tidur yang nyaman akan sulit didapat oleh wanita hamil yang usia kehamilannya pada trimester ketiga dimana uterus mulai membesar sehingga sulit dalam menentukan posisi tidur. Beberapa posisi tidur ibu hamil: a. Posisi Tengkurap, Menurut Rahmi (2008) dan Dewi (2008) Di awal kehamilan posisi ini cukup aman, namun paska kehamilan trimester pertama, saat payudara mulai membesar dan lebih sensitif, posisi ini tidak lagi disarankan. Begitu juga di minggu ke 14 saat perut mulai membesar, posisi ini tidak lagi nyaman sehingga harus menyokong paha dengan bantal. Dari hasil survei, di kehamilan 16 minggu, hanya 1 persen ibu hamil yang tidur dengan posisi ini dan 0 persen pada usia kehamilan di atas 16 minggu. b. Posisi Telentang. Dianjurkan setelah kehamilan 16 minggu wanita hamil untuk tidak tidur telentang, karena dengan tidur posisi telentang meletakan seluruh berat rahim ke bagian belakang, usus, dan vena cava inferior. Tidur dengan posisi telentang juga dapat meningkatkan resiko sakit pinggang, wasir, gangguan pencernaan, menganggu pernafasan dan sirkulasi. Posisi tidur telentang pada trimester ke dua dan tiga juga dapat mempengaruhi tekanan darah. Seperti turunnya tekanan darah yang menimbulkan sakit kepala. Sedangkan wanita yang memiliki tekanan darah tinggi, posisi ini sama sekali tidak dianjurkan (Suririnah, 2004) dan (Dewi, 2008). c. Posisi Miring Ke Kiri. Menurut Bobak (2004), Musbikin (2005), dan Dewi (2008) Wanita hamil sangat dianjurkan untuk tidur dengan posisi miring kekiri, terutama dikehamilan 16 minggu, karena janin akan mendapatkan aliran darah dan nutrisi yang lebih maksimal. Posisi ini juga membantu ginjal membuang sisa produk dan cairan dari tubuh, sehingga mengurangi pembengkakkan di kaki, pergelangan kaki dan tangan. d. Posisi Miring Ke Kanan. Posisi ini juga aman bagi wanita hamil, sehingga dapat berganti posisi dari miring ke kiri atau kekanan, tergantung kenyamanannya (Dewi, 2008). Jika posisi punggung bayi kebetulan berada di sebelah kanan, pada saat tidur miring kekiri maka janin akan "memberontak" terus-menerus. Hal ini karena posisi janin seolah-olah jatuh tertelungkup, untuk mengatasinya dianjurkan untuk tidur miring kekanan

(Musbikin, 2005) Di kehamilan usia lanjut, saat perut telah begitu besar, akan merasakan kondisi kurang nyaman, seperti kram, sering buang air kecil, kontraksi palsu, tendangan bayi, dan peningkatan asam lambung yang membuat anda kerap terbangun dan mengubah posisi tidur beberapa kali. Belum ada penelitian lebih lanjut tentang posisi tidur yang aman untuk wanita hamil, tapi para pakar menganjurkan bahwa setelah kehamilan 16 minggu, sebaiknya wanita hamil tidur dengan posisi miring ke sisi kiri. Posisi tidur miring kekiri dianjurkan selama kehamilan karena posisi tidur miring ke sisi kiri dapat membantu mengoptimalkan aliran darah oksigen dan nutrisi ke fetoplasenta dengan mengurangi tekanan pada vena kava asenden (hipotensi supine) (Bobak, 2004). Menurut Rahmi (2008) Posisi miring kekiri juga membantu ginjal membuang sisa produk dan cairan dari tubuh, sehingga mengurangi pembengkakkan di kaki, pergelangan kaki dan tangan. BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Kehamilan yang sehat, dibarengi dengan persalinan yang lancar merupakan anugerah yang sangat besar. Banyak kebutuhan ibu hamil yang harus diperhatikan seorang ibu agar kesehatan pribadi tetap terjaga dan janin yang dikandungnya lahir dengan sehat dan selamat, diantara kebutuhan-kebutuhan tersebut adalah : a. Mobilisasi body mekanik Postur adalah posisi tubuh ketika duduk, berdiri, berjalan, tidur, bangun dari baring, membungkuk dan mengangkat pada ibu hamil terjadi perubahan bodi mekanik sehubungan dengan berubahnya titik tumpu pada ibu hamil. Hal ini terutama karena pertambahan berat badan diperoleh selama kehamilan, dengan sebagian besar berat didistribusikan di sekitar perut. Hal ini menyebabkan pusat gravitasi ibu hamil menggeser ke depan, yang menghasilkan lebih rendah kelengkungan tulang belakangnya. b. Senam hamil

Senam hamil adalah adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu hamil, secara fisik atau mental, pada persalinan cepat, aman dan spontan. Senam hamil selain sangat sederhana dan mudah dilakukan, juga tetap dapat dilakukan secara privasi. Hal ini menguntungkan, karena dapat melakukannya dimanapun dan kapanpun. Dalam posisi duduk di kursi kantor atau bahkan saat berbaring. Intinya senam hamil ini dapat dilakukan dan dijadikan kebiasaan positif kapanpun juga. Melakukan senam hamil, dapat dimulai pada usia kehamilan 26 minggu. Anjuran senam hamil dengan kondisi normal atau dengan kata lain tidak terdapat kaadaan-kaadaan yang mengandung resiko baik bagi ibu maupun janin. Tujuan senam hamil ini adalah : -Agar ibu hamil dapat menyesuaikan tubuh agar lebih baik dalam menyangga beben kehamilan -Memperkuat otot-otot untuk memopong tekanan tambahan -Membangun daya tahan tubuh -Memperbaiki sirkulasi dan respirasi -Meredakan ketegangan -Membentuk kebiasaan bernafas yang baik -Memperoleh sikap mental yang baik c. Istirahat dan tidur Untuk menjaga kebugaran dan kesehatan selama hamil, ibu hamil membutuhkan istirahat dan tidur. Waktu untuk ibu hamil harus lebih lama dari keadaan biasa. Tidur siang menguntungkan bagi ibu hamil dan baik untuk kesehatan. Waktu tidur ibu hamil sekitar : Tidur malam sekitar 8 jam/ istirahat/ tidur siang 1 jam. Ibu hamil harus lebih mengatur pola istirahat dan tidur selama ia hamil, agar mendapatkan energi yang cukup untuk beraktivitas sesuai dengan perubahan bentuk tubuh ibu.

BODY MEKANIK Body mekanik merupakan penggunaan tubuh yang efisien, terkoordinir dan aman untuk

menghasilkan pergerakan dan mempertahankan keseimbangan selama aktivitas. Body Mekanik meliputi 3 elemen dasar yaitu : 1. Body Aligement (Postur Tubuh) Susunan geometrik bagian-bagian tubuh dalam hubungannya dengan bagian tubuh yang lain. 2. Balance / Keseimbangan Keseimbangan tergantung pada interaksi antara pusat gravity, line gravity dan base of support. 3. Koordinated Body Movement (Gerakan tubuh yang terkoordinir) Dimana body mekanik berinteraksi dalam fungsi muskuloskeletal dan sistem syaraf. Prinsip Body Mekanik Gravity Balance (Keseimbangan) Weight (berat) Pergerakan Dasar Yang Digunakan Dlm Body Mekanik 1. Walking / berjalan Kestabilan berjalan, sangat berhubungan dg ukuran base of support 2. Squating / jongkok Squating mempertinggi atau meningkatkan keseimbangan tubuh, ketika seseorang mengangkat obyek yg terletak dibawah pusat gravity tubuh. 3. Pulling / menarik 4. Pivoting / berputar Pivoting adalah s/u tehnik dimana tubuh dibungkukkan dlm rangka menghondari terjadinya resiko keseleo tulang Faktor-faktor yang mempengaruhi body mekanik : Status kesehatan Kondisi kesehatan seseorang akan berpengaruh terhadap keseimbangan tubuh sehingga aktivitasnya menjadi terganggu.

Nutrisi Pemenuhan kebutuhan tubuh akan nutrisi sangat penting karena mempengaruhi produksi energi yang digunakan untuk mobilisasi. Emosi Situasi dan kebiasaan Gaya hidup Pengetahuan PERAN SISTEM SKELETAL, MUSKULAR, DAN SARAF A. SISTEM SKELETAL Sebagai penunjang jaringan tubuh yang membentuk otot-otot tubuh. Melindungi organ tubuh yang lunak, seperti otak, jantung, paru-paru dan sebagainya. Membantu pergerakan tubuh. Menyimpan garam-garam mineral, seperti kalsium. Membantu proses hematopoiesis yaitu pembuntukan sel darah merah dalam sum-sum tulang. B. SISTEM MUSKULAR Secara umum mempengaruhi kontraksi sehingga menghasilkan gerakan-gerakan C. SISTEM SARAF Neurotransmiter merupakan substansi kimia seperti asetilkolin yang memindahkan impuls listrik dari saraf yang bersilangan pada simpul mioeural ke otot.

KEBUTUHAN MOBILITAS DAN IMOBILITAS KONSEP DASAR MOBILITAS Mobilitas adl kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah, teratur dan mempunyai tujuan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup sehat. Faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas antara lain :

1. Gaya hidup Belajar tentang nilai dari aktifitas lingkungan keluarga & lingkungan di luar rumah Pengaruh faktor budaya terhadap aktifitas 2. Ketidakmampuan Kelemahan fisik & mental yg menghalangi seseorang untuk melaksanakan aktifitas kehidupan. ketidakmampuan dibagi atas 2 yaitu ketidakmampuan primer dan sekunder. 3. Tingkat energi Pada tiap individu bervariasi tingkat energinya. 4. Usia Usia mempengaruhi tingkat aktifitas dikaitkan dengan tingkat perkembangan dari sejak lahir sampai dengan usia lanjut. KONSEP DASAR TENTANG IMOBILITAS Imobilitas merupakan manifestasi klinis akibat adanya gangguan anatomi dan fisiologi yang menimbulkan keterbatasan dalam melakukan pergerakan seperti berjalan, duduk dan bangun dari tempat tidur. 3 Alasan dari Imobilitas : 1. Pembatasan gerak yang sifatnya terapeutik 2. Pembatasan yang tidak dapat dihindari karena ketidakmampuan primer 3. Pembatasan secara otomatis sampai dengan gaya hidup

Tingkat Imobilitas Bervariasi Komplit : pada pasien tidak sadar Parsial : pada pasien fraktur kaki Pembatasan aktifitas karena alasan kesehatan; klien sesak nafas tidak boleh naik tangga. Bedrest Bedrest Total : Klien tidak boleh bergerak dari tempat tidur & tidak boleh pergi ke kamar mandi atau duduk di kursi.

Bedrest : Klien istirahat di tempat tidur kecuali ketika ia pergi kemar mandi RANGE OF MOTION (ROM) ROM AKTIF DAN PASIF 1. ROM Aktif yaitu pasien mampu menggerakkan anggota badan sendiri. a. Klien menggerakkan tiap sendi dalam tubuh melalui gerakan komplit b. Secara maximal mengencangkan semua otot c. Meningkatkan kekuatan ketahanan otot d. Membantu mempertahankan fungsi cardiorespirasi 2. ROM pasif yaitu perawat membantu pasien dalam bergerak baik bangun dari tempat tidur, duduk, berjalan. a. Orang lain membantu menggerakkan setiap sendi klien melalui gerakan komplit b. Dilaksanakan 2 X sehari

PERUBAHAN FISIOLOGI DAN PSIKOSOSIAL AKIBAT MOBILISASI DAN IMOBILISASI 1. Perubahan Fisiologi Mobilisasi Mengacu pada terbentuknya system integument, kardiovaskuler, respirasi, pencernaan,perkemihan,muskuluskeletal, dan neurosensoris kearah yang lebih baik atau normal. Imobilisasi 1. Sistem Integument Kerusakan intergritas kulit seperti abrasi dan dekubitus. 2. Sistem kardiovaskuler @ Penurunan Kardiak Reserve @ Peningkatan Beban Kerja Jantung @ Hipotensi Ortostatik

@ Phlebotrombosis 3. Sistem respirasi o Penurunan kapasitas vital o Penurunan ventilasi volunteer maksimal o Penurunan ventilasi atau perfusi setempat o Mekanisme batuk yang menurun 4. Sistem pencernaan o Anoreksia o Metabolisme (kecepatan metabolisme, metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein) 5. Sistem perkemihan o Menyebabkan perubahan pada eliminasi urin. 6. Sistem musculoskeletal o Menyebabkan penurunan massa otot. 7. Sistem neurosensoris o menyebabkan kerusakan jaringan dan menimbulkan gangguan saraf. 2. Perubahan psikososial Mobilisasi Menyebabkan emosional intelektual, sensori, dan sosiokultural ke arah yang lebih baik atau normal Imobilisasi @ Depresi @ Perubahan Tingkah Laku @ Perubahan Siklus Bangun Tidur @ Penurunan Kemampuan Pemecahan Masalah PROSES KEPERAWATAN KLIEN DENGAN MASALAH MOBILISASI 1. Pengkajian Menilai adanya kemampuan dan keterbatasan dalam bergerak dengan cara bangkit dari posisi berbaring ke posisi duduk, kemudian bangkit dari kursi ke posisi berdiri, atau perubahan posisi. Menilai adanya kelainan mekanika tubuh saat duduk, beraktivitas, atau saat pasien

mengalami pergerakan serta pengkajian terhadap kasus ambulasinya. Menilai gaya berjalan untuk mengetahui ada atau tidaknya kelainan dengan cara mengamati gaya berjalan pasien, dan ayunan lengan atas. 2. Diagnosa Risiko cedera berhubungan dengan adanya paralysis gaya berjalan tidak stabil, atau penggunaan tongkat yang tidak benar. Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik secara umum 3. Perencanaan Tujuan : Memperbaiki penggunaan mekanika tubuh pada saat melakukan aktivitas sehari-hari. Memulihkan dan memperbaiki ambulasi. Mencegah terjadinya cedera akibat jatuh. 4. Pelaksanaan Latihan ambulasi a. Duduk di atas tempat tidur b. Turun dan berdiri c. Membantu berjalan Membantu ambulasi dengan memindahkan pasien 5. Evaluasi Menilai kemampuan pasien dalam penggunaan mekanika tubuh dengan baik, penggunaan alat bantu gerak, cara menggapai benda, naik atau turun, dan berjalan.

DAFTAR PUSTAKA Redaksi,tim.2009.Olahraga Bagi Ibu Hamil dan Menyusui. Yogyakarta : Banyu media http://www.tanyadokteranda.com/artikel/2009/11/senam-hamil-untuk-persalinan-lancar ibuprita.suatuhari.com/.../makalah-kebutuhan-istirahat-dan-tidur-pada-ibu-hamil/ Tembolok www.adypadoe.com/pdf/mobilisasi-ibu-hamil.html http://honey72.wordpress.com/2010/08/04/245/

You might also like