You are on page 1of 18

MAKALAH HAJI

Dosen Pembimbing : Khoirul Asfiyak, M. HI

Oleh :

Ali Shofwan Lailatul Fitria Ningsih Lukman hakim Siti Mauidlotul Hasanah Fatiyatul Afida

Mahcfud Safitolia Nurul karimah Nur Kholidin Lailatul Ustatik Rudi Asfarudin

JURUSAN PGMI PROGRAM KUALIFIKASI FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS ISLAM MALANG MEI 2011

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan nikmat-Nya, saya dapat menulis makalah ini, sholawat serta salam semoga senantiasa tersanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW. Makalah ini disusun juga untuk memenuhi tugas mata kuliah Ulumul

Hadist di Program Kualifikasi S1 PGMI Universitas Islam Malang .Terima kasih disampaikan kepada Bapak Khoirul Asfiyak, M.HI selaku dosen mata kuliah Ulumul Hadist yang telah membimbing dan memberikan kuliah demi lancarnya tugas ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, tegur sapa dari semua pihak sangat kami harapkan demi kebaikan bersama. Dan akhirnya kami berharap mudah mudahan rangkuman ini dapat bermanfaat.

Malang, Mei 2011

Penulis

DAFTAR ISI Kata Pengantar.............................................................................................. 2 Daftar Isi........................................................................................................ 3 BAB I Pendahuluan....................................................................................... 4 A. Latar Belakang.......................................................................................... 4 B. Rumusan Masalah.................................................................................... 5 C.Tujuan........................................................................................................ 6 BAB II Pembahasan...................................................................................... 7 A. Konsep Dasar Mendengar......................................................................... 7 B. Jenis Tingkat Strategi Mendengarkan....................................................... 12 BAB III Penutup............................................................................................. 16 A. Kesimpulan................................................................................................ 16 B. Saran......................................................................................................... 16 Daftar Pustaka............................................................................................... 17

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Haji dalam struktur syariat islam termasuk bagian dari ibadah. Sebagaimana ibadah lainnya, haji dalam pengamalannya melewati suatu proses yang dimulai dengan pengatahuan tentang haji, pelaksanaan haji, dan berakhir pada fungsi haji, baik bagi diri sendiri maupun bagi masyarakat. Ketiga bagian dalam proses pengamalan haji tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh. Pengetahuan tentang haji diperlukan sebagai acuan bagi pelaksanaan haji itu sendiri. Nilai haji, atau yang disebut haji mabrur (hajjan mabrura) tidak tergantung pada sahnya pelaksanaan haji semata, tetapi tergantung pada fungsi ibadah haji itu bagi pembentukan integritas pribadi pelaku haji dan bagi masyarakat dimana ia berada. Berdasarkan hal tersebut dan juga untuk memenuhi tugas mata kuliah Ulumul Hadist, maka kami menyusun sebuah makalah tentang haji dan faidah atau keutamaan dan hikmah ibadah haji yang disertai dengan dalil Al Quran dan Hadist sebagai penguatnya. Dengan adanya makalah ini mudah - mudahan dapat memberikan pengetahuan tentang haji dan merupakan salah satu sumber pengetahuan bagi pembacanya, sebelum melaksanakan pelaksanaan ibadah haji. B. Rumusan Masalah 1. Apa itu haji ? 2. Apa rahasia dibalik pengsyariatan ibadah haji ? 3. Apa fadilah atau keutamaan ibadah haji ? 4. Apa dampak haji bagi pribadi, masyarakat dan Negara ? 5. Apa hikmah pengsyariatan ibadah haji C. Tujuan Penulisan Makalah ini kami susun bertujuan : pertama untuk memenuhi tugas mata kuliah Ulumul Hadist yang di bimbing oleh Bapak Khoirul Asfiyak, M. HI pada Jurusan PGMI Program Kualifikasi Fakultas Agama Islam Universitas Islam Malang .Kedua,makalah ini kami susun juga bertujuan agar dapat memberi manfaat dan pengetahuan bagi pembaca makalah ini.

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Ibadah Haji Ibadah haji adalah ibadah yang wajib dilakukan oleh umat islam yang mampu atau kuasa untuk melaksanakannya baik secara ekonomi, fisik, psikologis, keamanan, perizinan dan lain-lain sebagainya. Pergi haji adalah ibadah yang masuk dalam rukun islam yakni rukun islam ke lima yang dilakukan minimal sekali seumur hidup. a. Syarat Sah Haji 1. Agama Islam 2. Dewasa / baligh (bukan mumayyis) 3. Tidak gila / waras 4. Bukan budak (merdeka) b. Persyaratan Muslim yang Wajib Haji 1. Beragama Islam (Bukan orang kafir/murtad) 2. Baligh / dewasa 3. Waras / berakal 4. Merdeka (bukan budak) 5. Mampu melaksanakan ibadah haji Syarat "Mampu" dalam Ibadah Haji 1. Sehat jasmani dan rohani tidak dalam keadaan tua renta, sakit berat, lumpuh, mengalami sakit parah menular, gila, stress berat, dan lain sebagainya. Sebaiknya haji dilaksanakan ketika masih muda belia, sehat dan gesit sehingga mudah dalam menjalankan ibadah haji dan menjadi haji yang mabrur. 2. Memiliki uang yang cukup untuk ongkos naik haji (onh) pulang pergi serta punya bekal selama menjalankan ibadah haji. Jangan sampai terlunta-lunta di Arab Saudi karena tidak punya uang lagi. Jika punya tanggungan keluarga pun harus tetap diberi nafkah selama berhaji. 3. Keamanan yang cukup selama perjalanan dan melakukan ibadah haji serta keluarga dan harta yang ditinggalkan selama berhaji. Bagi wanita harus didampingi oleh suami atau muhrim laki-laki dewasa yang dapat dipercaya.

c. Rukun Haji Rukun haji adalah hal-hal yang wajib dilakukan dalam berhaji yang apabila ada yang tidak dilaksanakan, maka dinyatakan gagal haji alias tidak sah, harus mengulang di kesempatan berikutnya. 1. Ihram 2. 3. Wukuf Thawaf

4. Sa'i 5. Tahallul 2. Rahasia Dibalik Pengsyariatan Ibadah Haji Diantara rahasia dan manfaat yang terkandung di dalamnya adalah :

1. Perwujudan ubudiyah kepada Allah Ta'ala : karena kesempurnaan


makhluk ada pada perwujudan ubudiyahnya kepada Allah, setiap kali perwujudan ubudiyah seorang hamba bertambah maka akan bertambah pula kesempurnaannya, dan tinggilah derajatnya di sisi Allah. Dalam ibadah haji makna semacam ini nampak jelas, karena di dalamnya terbukti penghinaan diri kepada Allah, tunduk di hadapan-Nya, karena jamaah haji meninggalkan kelezatan dunia dan berhijrah kepada Rabbnya. Meninggalkan hartanya, keluarganya dan tanah airnya, sederhana dalam pakaiannya, terbuka kepalanya, tawadhu kepada Rabbnya, meninggalkan wangian dan wanita, berpindah-pindah dari satu tempat ketempat lain dengan hati yang khusyuk, air mata yang mengalir, lisan yang selalu berdzikir mengharapkan rahmat Rabbnya, dan takut akan adzab-Nya.Kemudian syiar jamaah haji semenjak ihramnya hingga melempar Jumrah Aqabah dan mencukur ( Labbaika Allahumma Labbaika, Labbaika Laa Syariika Laka Labbaika ) Maknanya adalah : Ya Allah, aku tunduk kepada-Mu, melaksanakan perintah-Mu, bersiap mengemban amanah yang Engkau Bebankan, karena mentaati-Mu, berserah diri tanpa paksaan atau keraguan. Dan Talbiyah ini melembutkan perasaan jamaah haji, dan

mengisyaratkan kepadanya bahwa dia sejak keluar berpisah dengan

keluarganya datang menghadap Rabbnya, melepaskan diri dari adatadat dan kenikmatannya, menanggalkan kebanggaan dan keistimewaannya. Dan tawadhu dan penghinaan diri seperti ini memiliki kedudukan yang agung disisi Allah Taalaa karena merupakan kesempurnaan hamba dan keindahannya, dan tujuan ubudiyah yang agung, dengan sebabnya menghapuskan bekas-bekas dosa dan kegelapannya dari seorang hamba, sehingga dia masuk kedalam kehidupan yang baru yang penuh dengan kebaikan dan kebahagiaan. Maka apabila keadaan ini mendominasi para jamaah haji, hingga ubudiyah kepada Allah memenuhi hatinya dan ketika itu inilah yang menjadi penggerak kenapa mereka datang dan meninggalkan maka mereka akan membuat keajaiban-keajaiban bagi kemanusiaan, dan membebaskan mereka dari kedholiman, kesengsaraan, dan sifat kehewanan.

2.

Menegakkan dzikir kepada Allah Taalaa karena dzikir merupakan tujuan yang paling agung dalam seluruh ibadah, dimana ibadah tidak disyariatkan kecuali karenanya, dan tidak manusia bertaqarrub dengan sesuatu yang menyerupainya. Makna seperti ini nampak dengan sejelas-jelasnya dalam ibadah haji, tidaklah disyariatkan thawaf mengelilingi Kabah, tidak juga Syai antara Shafa dan Marwah, tidak juga melempar Jumrah kecuali untuk menegakkan dzikir kepada Allah.

28 .] -:" " ]:
Artinya : 28. Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan. [ QS Al Hajj : 28 ][985] Hari yang ditentukan ialah hari raya haji dan hari tasyriq, Yaitu tanggal 10, 11, 12 dan 13 Dzulhijjah.

:"

)891( )991( .] )002(( " ]


Artinya : 198. Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil perniagaan) dari Tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari 'Arafat, berdzikirlah kepada Allah di Masy'arilharam(bukit Quzah di Muzdalifah) dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan Sesungguhnya kamu sebelum itu benarbenar Termasuk orang-orang yang sesat. 199. Kemudian bertolaklah kamu dari tempat bertolaknya orang-orang banyak ('Arafah) dan mohonlah ampun kepada Allah; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. 200. Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, Maka berdzikirlah dengan menyebut Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu[126], atau (bahkan) berdzikirlah lebih banyak dari itu. Maka di antara manusia ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan Kami, berilah Kami (kebaikan) di dunia", dan Tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat.

3. Keterikatan kaum muslimin dengan kiblat mereka : dimana mereka


memalingkan wajah kearahnya dalam shalat fardhu mereka lima kali dalam sehari. Dalam ikatan ini ada rahasia yang begitu menakjubkan, karena memalingkan wajah mereka dari menghadap ke barat yang kafir, atau timur yang atheis, sehingga kekal izzah dan kemuliaan mereka.

4. Bahwa haji merupakan kesempatan agung untuk menghadap


kepada Allah dengan bermacam taqarrub : dimana dalam ibadah haji terkumpul berbagai ibadah yang tidak ditemukan dalam ibadah lain, dimana didalamnya ada ibadah yang lain seperti sholat lima waktu dan ibadah lain yang dilakukan dalam haji maupun diluarnya. Namun wukuf hanya ada dalam ibadah haji, begitu juga bermalam diMuzdalifah, melempar Jumrah, menyembelih hadyu, dan amalan haji yang lain.

5. Ibadah haji merupakan wasilah yang agung untuk menggugurkan


kesalahan,dan mengangkat derajat : karena haji menghancurkan dosa yang sebelumnya.

- - - -: ) ( .
Nabi shallawahu alaihi wasallam berkata kepada Amru bin Ash radhiallahu anhu : ( tahukah engkau bahwa Islam menghancurkan dosa yang sebelumnya, dan bahwa hijrah menghancurkan dosa sebelumnya, dan bahwa haji menghancurkan dosa yang sebelumnya ) HR Muslim. Haji merupakan ibadah yang paling afdhol setelah iman dan jihad sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih.

: ) - -: : : : : .: (
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu berkata : ( Nabi shallawahu alaihi wasallam ditanya : amal apa yang paling afdhol ? Beliau menjawab : Iman kepada Allah dan RasulNya. Ditanya : Kemudian apa ? Beliau menjawab : Jihad dijalan Allah, Ditanya lagi : Kemudian apa ? Beliau menjawab : Haji yang mabrur ) HR Imam Bukhari. Haji merupakan jihad yang paling afdhol dalam kondisi tertentu.

- - : ): ! . : (
Dari Aisyah radhiallahu anha berkata : ( Aku bertanya : Ya Rasulullah ! Kami melihat bahwa jihad adalah amal yang paling afdhol, maka kenapa kita tidak berjihad ? Beliau berkata : akan tetapi jihad yang paling afdhol adalah haji mabrur ) HR Imam Bukhari. Dan haji yang mabrur tidak ada balasannya kecuali surga.

- -: ) . (
Rasulullah shallawahu alaihi wasallam bersabda : Dari umrah ke umrah yang selanjutnya merupakan penebusan dosa diantara keduanya, dan haji yang mabrur tidak ada balasannya kecuali surga ) HR Imam Muslim. Jamaah haji kembali dengan ampunan seluruh dosanya seperti hari dilahirkan ibunya apabila hajinya mabrur sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih.

- -: ) . (
Nabi shallawahu alaihi wasallam : ( barangsiapa berhaji dan tidak berbuat keji dan dosa maka dia kembali seperti hari dilahirkan ibunya ) HR Imam Bukhari dan Muslim.

6.

Ibadah haji memberikan cerita kenangan yang indah bagi yang mengalaminya, sehingga kita sering mendengar kisah mereka yang indah-indah ketika berhaji. Seperti karamah-karamah yang terjadi pada sebagian jamaah haji yang kesemuanya benar-benar menunjukkan kebesaran Allah Azza Wajalla. Dan banyak lagi rahasia dan hikmah dari haji yang belum tersampaikan disini, semoga Allah Memberikan haji yang mabrur bagi jamaah haji kita juga Memberikan kemudahan bagi mereka yang belum berhaji.

3. Fadilah atau Keutamaan Ibadah Haji Ada 5 keutamaan haji yang akan disertai dengan hadits-hadits yang menjelaskannya. Pertama, haji merupakan amal yang paling utama. Kedua, haji merupakan jihad. Ketiga, haji menghapus dosa. Keempat, orang yang

melakukan haji merupakan duta Allah. Dan kelima, ganjaran haji adalah surga. 1. Haji merupakan amal paling utama

- - . .
Rasulullah SAW ditanya mengenai amal yang paling utama. Maka jawab beliau: "yaitu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya." Tanya orang itu lagi, "Kemudian apa?" jawab beliau, "Kemudian berjihad di jalan Allah" Ditanya pula "Setelah itu apa?" Beliau menjawab, "Setelah itu haji yang mabrur." (HR. Bukhari)

Haji mabrur ialah haji yang tidak dinodai oleh dosa. Sedangkan menurut hasan, ciri-cirinya adalah bila seseorang kembali dari haji dengan mencintai akhirat dan tidak menghiraukan dunia. Diriwayatkan secara marfu' dengan sanad hasan bahwa haji mabrur/dipenuhi kebajikan itu adalah bila seseorang suka menyumbangkan makanan dan lemah lembut dalam ucapan. 2. Haji merupakan jihad

: : :

Ada seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW dan berkata "Aku ini penakut dan aku ini lemah." Ujar Nabi, "Ayolah berjihad yang tidak ada kesulitannya yaitu naik haji." (HR. Abdurrazaq dan Thabrani, perawi-perawinya dapat dipercaya)

Jihad dari orang yang telah tua, dari orang yang lemah, dan dari wanita adalah haji dan umrah. (HR. An-Nasai dengan sanad hasan)

- -
Dari Aisyah, bahwa ia bertanya kepada Rasulullah SAW, "Ya Rasulullah, menurut engkau jihad itu adalah amal yang paling utama. Kalau begitu tidakkah kami akan berjihad?" Jawab Rasulullah SAW, "Bagi kalian adalah jihad yang lebih utama, yaitu haji yang mabrur." (HR. Bukhari) 3. Haji menghapus dosa


Barangsiapa mengerjakan haji dan ia tidak menjima' istrinya pada waktu terlarang dan tidak pula berbuat maksiat, maka ia akan kembali seperti pada saat dilahirkan ibunya. (HR. Muslim)

- - . - - . . . . .
Tatkala Allah telah menanamkan Islam di hatiku, aku datang menemui Rasulullah SAW, lalu berkata, "Ulurkanlah tanganmu agar aku membai'at kepadamu." Nabi pun mengulurkan tangannya, tapi aku masih mengatupkan talapak tanganku." Maka tanya beliau, "Bagaimana engkau ini wahai Amar?" aku menjawab, "Aku akan mengajukan syarat" "Apa syaratnya?" tanya Rasulullah SAW. "Yaitu agar aku diampuni" jawabku. Maka sabda beliau, "Tidakkah engkau

tahu bahwa Islam itu menghapuskan keadaan sebelumnya, begitu juga hijrah menghapuskan apa yang sebelumnya, juga haji menghapuskan apa yang sebelumnya?" (HR. Muslim)


Hendaknya engkau melakukan haji dan umrah itu secara

beriringan karena keduanya akan melenyapkan kemiskinan dan kesalahan tak ubahnya seperti kipas angin menerbangkan kotorankotoran besi, emas, dan perak. Dan tiadalah ganjaran bagi haji yang mabrur itu selain surga. (HR. An-Nasa'i dan Tirmidzi) 4. Orang yang melakukan haji merupakan duta Allah


Orang yang mengerjakan haji dan orang-orang yang mengerjakan umrah merupakan duta-duta Allah. Jika mereka memohon kepadaNya pastilah dikabulkan-Nya dan jika mereka meminta ampun pastilah diampuni-Nya. (Hr. An-Nasa'i dan Ibnu Majah) 5. Ganjaran Haji adalah Surga


Umrah kepada umrah menghapuskan dosa yang terdapat diantara keduanya, sedang haji yang mabrur tiada ganjarannya kecuali surga. (HR. Bukhari dan Muslim)

" "
Rumah ini adalah tiang Islam. Maka siapa yang berangkat menuju rumah ini, baik untuk mengerjakan haji maupun umrah, maka telah dijamin oleh Allah jika ia meninggal akan dimasukkan-Nya ke dalam surga dan jika kembali akan diberkahi-Nya dengan oleh-oleh pahala. (HR. ibnu Juraij dengan sanad hasan).

4. Dampak Haji Bagi Pribadi, Masyarakat dan Negara

a. Bagi Pribadi 1. Patuh melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT, patuh melaksanakan sholat, konsekuen membayar zakat, sungguh-sungguh membangun keluarga sakinah mawaddah dan wa rahmah, selalu rukun dengan sesama umat manusia, sayang kepada sesama makhluk Allah SWT. 2. Konsekuen meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah SWT, terutama dosa-dosa besar, seperti syirik, riba, judi, zina, khamr, korupsi, membunuh orang, bunuh diri, bertengkar, menyakiti orang lain, khurafat, bid'ah dsb. 3. Gemar melakukan ibadah wajib, sunat dan amal shalih lainnya serta berusaha meninggalkan perbuatan yang makruh dan tidak bermanfaat. 4. Aktif berkiprah dalam memperjuangkan, menda'wahkan Islam dan istiqamah serta sungguh-sungguh dalam melaksanakan amar ma'ruf dengan cara yang ma'ruf, melaksanakan nahi munkar tidak dengan cara munkar. 5. Memiliki sifat dan sikap terpuji seperti sabar, syukur, tawakkal, tasamuh, pemaaf, tawadlu dsb. 6. Malu kepada Allah SWT utk melakukan perbuatan yang dilarang-Nya. 7. Semangat dan sungguh-sungguh dalam menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan terutama ilmu-ilmu Islam. 8. Bekerja keras dan tekun untuk memenuhi keperluan hidup dirinya, keluarganya dan dalam rangka membantu orang lain serta berusaha untuk tidak membebani dan menyulitkan orang lain. 9. Cepat melakukan taubat apabila terlanjur melakukan kesalahan dan dosa, tidak membiasakan diri proaktif dengan perbuatan dosa, tidak mempertontonkan dosa dan tidak betah dalam setiap aktivitas berdosa. 10. Sungguh-sungguh memanfaatkan segala potensi yang ada pada dirinya untuk menolong orang lain dan menegakkan "Izzul Islam wal Muslimin". b. Bagi masyarakat dan Negara

Haji adalah lambang persatuan dan kesatuan umat. Ajaran ini tercermin sejak orang yang melaksanakan ibadah haji memasuki miqat. Di sini mereka harus berganti pakaian karena pakaian melambangkan pola, status, dan perbedaan-perbedaan tertentu. Pakaian menciptakan batas palsu yang tidak jarang menyebabkan perpecahan di antara manusia. Selanjutnya dari perpecahan itu timbul konsep aku, bukan kami atau kita, sehingga yang menonjol adalah kelompokku, kedudukanku, golonganku, sukuku, bangsaku, dan sebagainya yang mengakibatkan munculnya sikap individualisme. Penonjolan keakuan adalah perilaku orang musyrik yang dilarang oleh Allah Subhanahu wa Taala. Haji juga melambangkan egalitarianisme. Mulai dari miqat mereka mengenakan pakaian yang sama yaitu kain kafan pembungkus mayat, yang terdiri dari dua helai kain putih yang sederhana. Semua memakai pakaian seperti ini. Tidak ada bedanya antara yang kaya dan yang miskin, yang cukup makan dan yang kurang makan, yang dimuliakan dan yang dihinakan, yang bahagia dan yang sengsara, yang terhormat dan orang awam, yang berasal dari Barat dan yang berasal dari Timur. Mereka memakai pakaian yang sama, berangkat pada waktu dan tempat yang sama, dan akan bertemu pada waktu dan tempat yang sama pula. Mereka beraktifitas dengan aktivitas yang sama dan menggunakan kalimat yang sama. Ibadah haji juga terbukti telah ikut membawa keuntungan ekonomi bagi berbagai pihak yang terkait dengan perjalanan dan pelaksanaan haji. Haji telah membuka peluang untuk memperoleh pekerjaan masyarakat di tanah air dan mukimin di Mekah. Selain itu juga telah membawa perubahan tertentu bagi kehidupan ekonomi masyarakat. Diantaranya adalah : 1. Timbulnya etos kerja yang tinggi bagi masyarakat muslim, yakni kerja keras dan juga hemat 2. Pengenalan transkasi ekonomi antar daerah dan internasional di Mekah ketika jamaah haji membeli bahkan mungkin menjual sesuatu pada masyarakat setempat atau kepada jamaah haji yang lain

5. Hikmah Dibalik Pengsyariatan Ibadah Haji

Diantara asmaul husna yang dimiliki oleh Alloh SWT. Adalah Al Hakim (yang menetapkan hukum atau yang mempunyai sifat hikmah) dimana Alloh tidak berkata dan bertindak dengan sia-sia. Oleh karena itu semua syariat Alloh itu mempunyai kebaikan yang besar dan manfaat yang banyak bagi hambanya. Ibadah haji yang telah disyariatkan Allah kepada hamba-Nya mempunyai manfaat yang besar yang membawa kebaikan di dunia dan akhirat. Dan di antara hikmah ibadah haji ini adalah.: 1. Mengikhlaskan Seluruh Ibadah 2. Mendapat Ampunan Dosa-Dosa Dan Balasan Jannah 3. Menyambut Seruan Nabi Ibrahim AS 4. Menyaksikan Berbagai Manfaat Bagi Kaum Muslimin 5. Saling Mengenal Dan Saling Menasihati 6. Mempelajari Agama Allah SWT 7. Menyebarkan Ilmu 8. Memperbanyak Ketaatan 9. Menunaikan Nazar 10.Menolong Dan Berbuat Baik Kepada Orang Miskin 11.Memperbanyak Zikir Kepada Allah 12.Berdoa Kepada-Nya 13.Menunaikan Manasik Dengan Sebaik-Baiknya 14.Menyembelih Korban

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Haji adalah rukun (tiang agama) Islam yang kelima setelah syahadat, shalat, zakat dan puasa. Menunaikan ibadah haji adalah bentuk ritual tahunan yang dilaksanakan umat Islam sedunia yang mampu (secara material, fisik, dan keilmuan) dengan berkunjung dan melaksanakan beberapa kegiatan di beberapa tempat di Arab Saudi pada suatu waktu yang dikenal sebagai musim haji (bulan Dzulhijjah) 2. Ibadah haji merupakan ibadah yang agung, yang menunjukkan tandatanda kekuasaan Allah Azza Wajalla, menyimpan rahasia yang indah, hikmah yang bermacam, keberkahan yang banyak, manfaat yang terlihat, baik itu dalam peringkat individu maupun masyarakat. 3. Sesungguhnya haji adalah bentuk ketaatan yang agung dan ibadah yang mulia. Didalamnya terdapat realisasi penghambaan dan kesempurnaan ketundukan dan kerendahan diri dihadapan Rabb Azza wa Jalla. 4. Ibadah haji mengandung pendidikan dan pengajaran luhur, yaitu agar ummat Islam berjuang menyiarkan agama dengan setegak-tegaknya di dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari kehidupan dalam rumah tangga hingga hidup bermasyarakat dan bernegara. Ibadah haji mengandung pendidikan dan pengajaran luhur, yaitu agar ummat Islam jangan sampai menyepelekan masalah persatuan. Ummat Islam harus bersatu padu, rukun dan damai, jangan sampai bermusuhan dan bertengkar, tetapi harus tetap manunggal menjadi satu dalam barisan. 5. Ibadah haji merupakan madrasah keimanan yang akan menambah keimanan seorang muslim, meningkat derajatnya dihadapan Allah Swt, dan akhlaknya bertambah baik. Tentu apabila dilakukan dengan sebaikbaiknya, menjauhi perbuatan maksiat, pertengkaran, permusuhan, dan tidak menyakiti yang lainnya sesama muslim B. Saran

Kami mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini, sehingga kami dapat lebih baik lagi dalam penulisan makalah baerikutnya

REFRENSI

Blog pada WordPress.com. www.voa-islam.com

You might also like