You are on page 1of 103

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Musik adalah perilaku sosial yang kompleks dan universal, setiap masyarakat memiliki apa yang disebut dengan musik (Blacking, 1995, p.224). Dan setiap anggota masyarakat adalah musikal. Musik pada dasarnya tidak hanya membantu mengatasi kebosanan, mengusir kesedihan / melepaskan stress, tetapi juga merupakan sarana yang efektif sebagai alat Bantu untuk menstimulasi kecerdasan intelektual dan emosional anak. Dalam suatu penelitian, musik tertentu bisa menambah konsentrasi belajar. Dalam dunia pendidikan, pengaruh musik terhadap

peningkatan kemampuan akademik sudah lama diyakini. Interaksi dini dengan musik, selain dapat berpengaruh positif terhadap kualitas kehidupan anak-anak dapat merangsang keberhasilan akademik jangka panjang (Widia P., 1998) Sejak saat dalam kandungan, musik juga bisa mempengaruhi kecerdasan sang bayi dalam kandungan nantinya. Dan pada saat lahir, bayi-bayi mulai mengumpulkan cetak biru pendengaran pribadi yang menyusun fonem-fonem dan suara-suara lain yang diucapkan orang-orang di sekitar mereka. Dengan cara demikian, bayi-bayi Indonesia. Bunyi-bunyi tersebut (termasuk musik) dapat membantu yang mendengar berbagai bahasa termasuk Bahasa

mereka untuk lancar dalam bahasa ibu mereka. Oleh karena itu sangat bagus untuk memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk

mendengarkan berbagai macam suara (kata-kata, musik, dan suara pada umumnya). Pengenalan musik pada anak-anak sejak dini sangat

berpengaruh pada perkembangan karakter dan kecerdasan anak di kemudian hari. Hal ini terbukti dari berbagai penelitian yang menyatakan bahwa ada kolerasi antara pendidikan musik pada awal pertumbuhan anak dan tingkat kecerdasan dan kepribadian siswa. Selain itu, bila pendidikan musik diberikan dengan benar sejak usia dini, maka peserta didik akan memperoleh stimulasi yang seimbang antara belahan otak kanan dan belahan otak kirinya, yang berarti menyeimbangkan perkembangan aspek intelektual dan emosional. Bila mereka mampu menggunakan fungsi kedua belahan otaknya secara seimbang, kelak bila mereka dewasa, akan menjadi manusia yang berpikiran logis, intuitif, sekaligus cerdas, kreatif, jujur, mampu mengambil keputusan dan tajam perasaannya Penelitian menunjukkan bahwa musik dapat memberikan rangsangan-rangsangan yang kaya untuk segala aspek perkembangan secara kognitif dan kecerdasan emosional (EQ). Roger Sperry (1992) dalam Siegel (1999) penemu teori Neuron mengatakan bahwa neuron baru akan menjadi sirkuit jika ada rangsangan musik sehingga neuron yang terpisah-pisah itu bertautan dan mengintegrasikan diri dalam sirkuit otak, sehingga terjadi perpautan antara neuron otak kanan dan otak kiri itu. Siegel, 1999 mengatakan bahwa musik klasik menghasilkan gelombang Alfa yang menenangkan yang dapat merangsang sistem limbik jaringan neuron otak. Hal yang sama dikemukakan Campbell 2001 dalam bukunya Efek Mozart) mengatakan musik Barok (Bach, Handel dan Vivaldi)

dapat menciptakan suasana yang merangsang pikiran dalam belajar. Musik klasik (Haydn dan Mozart) mampu memperbaiki konsentrasi ingatan dan persepsi spasial. Masih banyak lagi jenis-jenis musik lain mulai dari Jazz, New Age, Latin, Pop, lagu-lagu, Gregorian bahkan gamelan yang dapat mempertajam pikiran dan meningkatkan kreativitas. Kognitif merupakan semua proses dan produk pikiran untuk mencapai pengetahuan yang berupa aktivitas mental seperti mengingat, mensimbolkan, mengkategorikan, memecahkan masalah, menciptakan dan berfantasi Bila seseorang yang belajar dengan pola terpogram, akan dihasilkan prestasi yang baik. Maka, implentasi tersebut adalah bahwa pendidikan musik di SD yang diberikan dengan benar akan mempengaruhi keberhasilan studi pada pendidikan selanjutnya. Dengan demikian, pendidikan musik di SD termasuk faktor penentu dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia. Meskipun diperoleh dan ada berbagai macam ada teori yang mencoba yang

menjelaskan bagaimana kemampuan musikal, bahasa, dan berbicara dikembangkan, kesepakatan pokok menyatakan bahwa ketiga kemampuan tersebut berkembang dengan kecepatan yang sama. Melalui nyanyian dapat digunakan untuk memperkenalkan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Contoh yang paling mudah adalah lagu anak-anak populer di Indonesia seperti Pelangi ataupun Bintang Kecil. Dua lagu tersebut dapat memberikan pembelajaran yang mudah ditangkap oleh anak-anak.

10

Bahasa membutuhkan kata-kata, cara mengucapkan, dan cara menggabungkan kata-kata untuk menyatakan perasaan dan pendapat kepada orang lain, baik bahasa verbal maupun nonverbal, keduanya melibatkan suara, gerakan tubuh, tanda-tanda, serta berbagai macam dialek, iodom, istilah, gaya dan ekspresi. Sementara itu, wicara melibatkan penggunaan bahasa untuk mengkomunikasikan perasaan dan pendapat lewat kata-kata yang bisa didengar. Bahasa, percakapan, dan musik, semuanya dapat dibagikan, dibagikan, diungkapkan, atau diterima dengan berbicara atau bernyanyi, mendengar, membaca, dan menulis, serta menyusun lagu. Penggunaan musik dalam Bahasa Indonesia diantaranya

adalah pada musikalisasi puisi dan juga drama musikal. Dalam hal ini, puisi adalah karangan bahasa yang khas memuat pengalaman yang disusun secara khas pula. Pengalaman batin yang terkandung dalam puisi disusun dari peristiwa yang diberi makna dan ditafsirkan secara estetik. Kekhasan susunan bahasa dan susunan peristiwa itu diharapkan dapat menggugah rasa terhadap pembaca. Dalam musikalisasi puisi, musikalisasi puisi bukan merupakan hal baru dalam khasanah kesenian. Banyak musikus dan penyanyi yang telah melakukannya, baik dalam bentuk pementasan maupun rekaman. Di Indonesia, sebut saja nama kelompok Matahari, Bimbo, Ebiet G Ade, dan Leo Kristi. Mereka melantunkan bait-bait puisi dalam sebuah tembang. Walaupun pada umumnya, musikalisasi puisi (istilah yang lazim untuk lagu yang liriknya diangkat dari sebuah sajak) hanya dimanifestasikan dalam permainan instrumen musikal yang

11

bersahaja, beberapa orang berpandangan bahwa puisi lebih mudah dinikmati apabila telah digubah dalam bentuk musik. Ada sebagian orang yang tidak mengerti maksud penyair dalam puisi apabila puisi belum diubah menjadi lagu. Akan tetapi, setelah digubah menjadi musik, orang tersebut bisa dengan mudah menerima pesan yang disampaikan dari puisi tersebut, bisa menikmati puisi secara utuh, dan bisa membantu orang tersebut mengenal puisi lebih baik. Kalau dulu puisi hanya dapat didengar berupa rentetan ucapan kata-kata dalam tiap bait yang dibacakan seorang penyair atau pembaca puisi, tanpa iringan musik. Kini, para penikmat puisi dapat menikmati penyair membaca puisi dengan diiringi alunan musik pengiring, sehingga menambah syahdunya bagi penikmat puisi di sebuah pementasan. Pembacaan puisi diiringi alunan musik, biasa dikenal dengan musikalisasi puisi. Sedangkan drama atau sering disebut sandiwara, menurut bahasa adalah ajaran yang dirahasiakan atau samar-samar (terselubung). Istilah sandiwara mulai populer sejak pendudukan Jepang. Kemudian istilah pentas yang sekarang muncul artinya sama dengan play dalam Bahasa Inggris yang berarti pertunjukkan. Drama atau teater adalah rentetan kejadian yang berupa konflik dalam kehidupan manusia yang merupakan suatu cerita yang dipertunjukkan di atas pentas. Namun, sekarang pengertian antar keduanya menjadi berbeda, drama sebagai pertunjukkan itu sendiri, dan teater adalah kegiatan pertunjukkan tersebut.

12

Drama yang dialognya tidak diucapkan, tetapi dinyanyikan disebut dengan opera. Sedangkan opera dalam bentuk yang lebih kecil disebut operet. Musik yang disajikan dalam drama meliputi iringan musik atau ilustrasi musik atau yang lebih umum sekarang ini adalah pola suara yang diatur yang membentuk ucapan manusia. Akan tetapi, drama yang cenderung banyak menampilkan musiknya daripada dialog biasa kita sebut dengan drama musikal. Berbeda dengan opera, drama musikal masih memiliki segi dimana pemeran drama juga berdialog, sedang pada opera, pemeran drama hanya bermusik lewat menyanyi untuk menyampaikan peran yang mereka mainkan.

1.2

RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang telah penyusunpaparkan di atas,

penyusunmerumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pengaruh musik terhadap dunia pendidikan? 2. Bagaimanakah kecenderungan siswa terhadap musik? 3. Bagaimanakah Indonesia? 4. Bagaimanakah ketertarikan siswa terhadap musik sebagai media pembelajaran Bahasa Indonesia? 5. Apakah media musik efektif jika digunakan sebagai media pembelajaran Bahasa Indonesia? 6. Apa saja praktek yang menggunakan media musik dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia? pengaruh musik terhadap proses pembelajaran siswa khususnya pada bidang studi Bahasa

13

1.3

TUJUAN
Dari rumusan masalah yang telah penyusunpaparkan,

penyusunmerumuskan tujuan dari penelitian yang penyusunlakukan, yaitu sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh musik dalam dunia pendidikan. 2. Untuk mengetahui kecenderungan siswa terhadap musik. 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh musik terhadap proses pembelajaran siswa khususnya dalam bidang studi Bahasa Indonesia. 4. Untuk mengetahui musik seberapa besar ketertarikan siswa Bahasa terhadap Indonesia. 5. Untuk mengetahui pengaruh jenis musik tertentu terhadap cara siswa dalam berkomunikasi sehari-hari. 6. Untuk 7. Agar Musik. mengetahui siswa-siswi Bahasa praktek-praktek dapat yang menggunakan metode musik sebagai media pembelajaran Bahasa Indonesia. mempraktekkan dengan pembelajaran Indonesia menggunakan sebagai media pembelajaran

14

BAB II KERANGKA TEORI


2.1 MUSIK DAN PENDIDIKAN
Musik adalah perilaku sosial yang kompleks dan universal. Setiap masyarakat memiliki apa yang disebut dengan music (Blacking, 1995, p. 224 ) dan setiap anggota masyarakatnya adalah musikal. Musik pada dasarnya tidak hanya membantu mengatasi kebosanan, mengusir kesedihan atau melepaskan stress, tetapi juga merupakan sarana yang efektif sebagai alat Bantu untuk menstimulasi kecerdasan intelektual dan emosional anak. juga bisa dipakai untuk terapi macam-macam. Dalam suatu penelitian, musik tertentu bisa menambah

konsentrasi belajar. Tidak heran kalau ada perpustakaan yang ruang bacanya justru memberikan fasilitas tambahan dengan memutarkan musik jenis tertentu. Beberapa artikel juga pernah membahas tentang pengaruh musik untuk kecerdasan anak sejak di dalam kandungan. Namun tidak semua jenis musik pastinya. menyentuh jiwa, membuai, Memang musik itu bisa sangat Bisa membuat menghanyutkan.

pendengar menangis, ekstase, semangat, sedih dan lain sebagainya. Ada beberapa orang mendengarkan musik untuk relaks terkadang mereka mendengarkan musik saat mereka bekerja sehingga dia dapat merasa santai saat menyelesaikan tugasnya. Dengan lirik yang sesuai dengan kesenangan atau kepribadian seseorang dapat memberikan semangat dan timbul perasaan optimis pada diri sendiri. Musik cengeng dan mendayu-dayu kelabu sendu

15

menderu-deru bahkan dapat membuat para pendengar mengingat kesedihan yang pernah dialaminya dan membuat di perasa pesimis mengahdapi hari-hari selanjutnya Jadi kita harus pintar pilih-pilih musik yang tepat karena berbagai macam musik bisa meberikan berbagai pengaruhnya dengan suasana hati kita atau kepribadian kita Menurut Abler ( 1989 ), musik memiliki semua karakter penting dari system kimia, genetika, dan bahasa manusia , perkembangan perilaku musik dalam kenyataannya semakin kuat dipengaruhi oleh proses evolusi dalam pikiran. Banyak bukti ( Keil, 1994; Spelke, 1999 ) menunjukkan bahwa anak-anak lebih cepat mengembangkan kompetensi musik sebagai hasil dari proses belajar karena melibatkan interaksi dengan lingkungan. Belajar berbahasa membutuhkan kata-kata, cara mengucapkan, dan cara menggabungkan kata-kata untuk menyatakan perasaan dan pendapat kepada orang lain, baik bahasa verbal maupun nonverbal. Baik bahasa asing maupun bahasa Indonesia, keduanya melibatkan suara, gerakan tubuh, tanda-tanda serta berbagi macam dialek, idiom, istilah, gaya dan ekspresi. Sementara itu, wicara melibatkan penggunaan bahasa untuk mengkomunikasikan perasaan dan pendapat lewat kata-kata yang bias didengar. Bahasa, percakapan dan musik semuanya dapat dibagikan, diunglapkan atau diterima dengan berbicara atau bernyanyi, mendengar, membaca, dan menulis serta menyusun lagu. Menurut John M. Ortiz, Ph. D, meskipun ada berbagi macam teori yang mencoba menjelaskan bagian kemampuan musikal, bahasa dan berbicara diperoleh dan dikembangkan, ada kesepakatan pokok yang menyatakan bahwa ketiga kemampuan tersebut berkembang dan denagn kecepatan yang sama, seperti yang dapat diperkirakan,

16

perkembangan kemampuan berbicara, bahasa, serta respon terhadap musik dan suara lain bukanlah ilmu pasti dan akan berbeda dari orang ke orang. Penelitian menunjukkan bahwa musik dapat memberikan

rangsangan-rangsangan yang kaya untuk segala aspek perkembangan secara kognitif dan kecerdasan emosional (EQ). Roger Sperry (1992) dalam Siegel (1999) penemu teori Neuron mengatakan bahwa neuron baru akan menjadi sirkuit jika ada rangsangan musik sehingga neuron yang terpisah-pisah itu bertautan dan mengintegrasikan diri dalam sirkuit otak, sehingga terjadi perpautan antara neuron otak kanan dan otak kiri itu. Siegel, 1999 mengatakan bahwa otak. Dalam dunia pendidikan, pengaruh musik terhadap musik klasik menghasilkan gelombang Alfa yang menenangkan yang dapat merangsang sistem limbik jaringan neuron

peningkatan kemampuan akademik sudah lama diyakini. Interaksi berbahasa dan interaksi musik juga saling berpengaruh. Interaksi dini dengan musik dan bahasa, selain dapat berpengaruh positif terhadap kualitas kehidupan anak-anak, musik juga dapat merangsang keberhasilan akademik dalam jangka panjang. Dari banyak hal pengaruh musik dalam pendidikan. Ada tiga konsep utama mengenai pengaruh musik: 1. musik penting sebab merupakan sesuatu hal yang baik. 2. musik merupakan bagian dari kehidupan serat salh satu keindahan budaya manusia, selain terdapat nilai-nilai positif yang sangat berguna. 3. dengan mengembangkan kemampuan musik maka akan dimiliki keunggulan-keunggulan yang menyertainya, kegiatan latihan, mendengarkan dan menghargai musik

17

akan meningkatkan perkembangan kognitif, fisik, emosi, dan sosial. Proses mendengarkan, menciptakan musik dan

mengembangkan suara memberikan banyak manfaat, diantaranya: a. meningkatkan keterampilan mendengarkan. b. menyiapkan landasan untuk pengembangan bahasa ( bahasa asing dan bahasa Indonesia ) dan dinamika suara. c. mempertajam kemampuan memusatkan perhatian dan memperhatikan pelajaran saat mereka berada di sekolah. d. menyediakan metode lancar berkomunikasi dengan lafal yang benar. e. menyediakan cara untuk berkomuikasi dengan teman-teman sebaya. Penelitian merangsang penelitian membuktikan konsenstrasi bahwa dan musik ingatan,

memberikan banyak manfaat kepada manusia atau siswa seperti pikiran, memperbaiki meningkatkan aspek kognitif, membangun kecerdasan emosional, dll. Musik juga dapat menyeimbangkan fungsi otak kanan dan otak kiri, yang berarti menyeimbangkan perkembangan aspek intelektual dan emosional. Siswa yang mendapat pendidikan musik jika kelak dewasa akan menjadi manusia yang berpikiran logis, sekaligus cerdas, kreatif, dan mampu mengambil keputusan, serta mempunyai empati. Namun, dapat pendidikan dilaksanakan formal dengan di Indonesia tidak menekankan untuk keseimbangan antara aspek intelektual dan emosi. Keadaan ideal ini mengadakan pembenahan meningkatkan sumber daya manusia Indonesia melalui kurikulum pendidikan musik sebagai mata pelajaran wajib di tingkat SD dan SLTP.

18

Semua bangsa maju di dunia seperti Jerman, Amerika, Jepang, Inggris, Australia dan negara Eropa pada umumnya adalah bangsa yang musikal. Pengertian musikal yang dimaksud disini adalah pertama dapat memainkan instrumen musik atau menyanyi dengan baik, pengertian kedua tidak dapat bermain musik atau menyanyi dengan baik, tetapi dapat mengapresiasikan musik. Siswa-siswa setingkat kelas 1 4 SD di Amerika Serikat mendapatkan pelajaran musik 75 menit setiap minggu, sejak kelas 5 mereka memperoleh pelajaran musik selama 80 menit. Oleh karena itu, mereka sudah dapat membuat koor dengan aransemen-aransemen yang sulit untuk tiga suara dan dapat memainkan beberapa instrumen musik. Di tingkat SLTP mereka memperdalam pelajaran musik

pilihan dan mengadakan pertunjukan-pertunjukan. Tingkat SLTA mereka sudah melangkah dengan penekanan pada bentuk konserkonser. Oleh karena itu, mereka sudah mampu menyusun programprogram musik yang sangat maju dengan membuat satu atau dua koor gabungan. Sebagian besar sekolah-sekolah di sana memiliki ruangan khusus musik, demikan juga di Australia. Di Inggris anak usia TK yang berkemampuan membaca di bawah rata-rata, dapat mengejar teman-teman mereka yang di kelompok rata-rata sesudah mereka diperkaya dengan pelajaran musik tambahan, mereka belajar bernyanyi dalam sebuah kelompok melalui latihan ketepatan nada dan irama disertai dengan latihan kepekaan emosi, sebuah program yang sangat berstruktur dan dapat dinikmati anak-anak. Universitas-universitas di Jepang banyak yang mempunyai orkes Symphony sebagai kelanjutan dari pelajaran musik yang mereka terima di tingkat SD, SLTP dan SLTA. Begitu pun semua sekolah unggulan memasukkan mata

19

pelajaran musik sebagai materi wajib intrakurikuler dan diperkaya dengan kegiatan ekstrakurikuler, dimana materi pelajaran musik yang diajarkan meliputi musik universal dan musik tradisional, nampaknya hasil pembelajaran siswa-siswa sekolah unggulan pun rata-rata sangat baik. Namun kurikulum nasional di Indonesia, hanya menekankan perkembangan intelektual semata dan kurang memperhatikan perkembangan kecerdasan emosi. Hal ini tampak dengan banyaknya tawuran pelajaran di tingkat sekolah menengah dan tingkat lanjutan pertama, siswa sekolah dasar terbebani dengan padatnya mata pelajaran yang harus dihafal dan yang harus dikerjakan sehingga pembelajaran menghapus keceriaan anak pada masa perkembangannya. Tampaknya pada kurikulum (1994) yang berlaku, aspek

keseimbangan tersebut belum terpenuhi. Kurikulum pendidikan formal di Indonesia hanya menekankan perkembangan intelektual semata dan tidak memperhatikan perkembangan kecerdasan emosi. Melihat alokasi waktu mata pelajaran musik setiap minggu hanya waktu 2 x 45 menit, (GBPP kurikulum mata pelajaran kesenian 1994) yang masih terbagi dengan mata pelajaran seni tari, seni rupa, dan kerajinan tangan.

2.1.1 Rahasia yang Mengejutkan


Penemuan dan implikasi dari penelitian terhadap musik akhirakhir ini dapat dikatakan bahwa ternyata musik lebih penting dari apa yang kita pikirkan selama ini. Sebagi contoh, judul sebuah artikel dalam jurnal pendidikan musik berbunyi Musik dan Otak. Ini tentu bukan hal yang mengejutkan lagi karena telah lama

20

dibedakan

antara

perilaku

pendidikan

musik

dan

perilaku

neurosains, yaitu bidang yang berurusan dengan otak dan perilaku. Ibarat konsep rahasia yang mengejutkan, meminjam

ungkapan Darwin di akhir karir kreatifnya. Ia percaya bahwa daya intelektualnya akan lebih banyak pada musik. Apapun efek yang akan terjadi pada Darwin, ilmuwan biologi jenius dan warisan tak ternilai dari menusia ini percaya bahwa musik penting dalam ksitsnnys dengan fungsi otak. Sebenarnya hal yang diistilahkan rahasia ini baik bagi Darwin sendiri maupun orang lain tidak pernah terbayangkan sebelumnya.

2.1.2 Otak yang Musikal


Bahwa otak dapat memberitahu kapabilitas musik seseorang, walaupun ia tidak muncul ke permukaan dalam perilaku dan kesadaran. Mengapa ini penting? Karena untuk memahami pentingnya potensi musik dalam kehidupan manusia, pertama-tama kita harus terlebih dahulu mengerti kemampuan manusia. Kepercayaan popular menyangkut masalah ini menyatakan bahwa sebagian dari manusia adalah musikal atau lahir dengan bakat dan ketenangan adalah sebuah gumpalan musikal yang penting serta diperuntukkan saat seseorang belajar memainkan alat musik. Penemuan-penemuan para peneliti menunjukkan bahwa

seseorang yang bukan musisi pun sebenarnya memiliki musikalitas yang tinggi, sehingga dapat disimpulkan bahwa otak orang normal adalah otak yang musikal juga. Bagian lain dapat dapat dijelaskan kompleksitas, perhitungan dan dugaan ketaksadaran musikal ini? Apakah setiap orang memiliki seperangkat perlengkapan otak untuk

21

melakukan musik? Akhirnya kenyataan menunjukkan bahwa musik adalah bagian dari sifat dasar manusia normal. Kemampuan musikal terdapat di dalam otak pada tingkat ketidaksadaran, percaya bahwa sehingga mereka walaupun tidak seseorang sungguh-sungguh musikal memiliki kemampuan

sebenarnya mereka tidak benar-benar tahu. Penelitian tentang otak telah mengungkapkan bahwa sebenarnya seseorang yang bukan musisi pun memiliki musikalitas yang tinggi, hanya saja mereka tidak mengetahuinya. Itu persoalannya.

2.1.3 Musik, perkembangan, dan Otak


Pada usia 11 tahun sirkuit saraf sangat tepat untuk

mengembangkan segala jenis persepsi perbedaan sensori dalam musik, seperti mengidentifikasi pitch dan ritme, karena kedua kemampuan tersebut menjadi semakin dekat. Seandainya masa perkembangan ini tidak dimanfaatkan secara maksimal, maka anak tidak dapat mengalami apa yang dinamakan tuna nada dan irama ( Langstaff & Mayer, 1996 ). Pernyataan terebut diatas dikutip dari salah satu artikel mengenai hubungan otak dan musik dengan maksud untuk memberi dorongan pada guru-guru untuk berusaha menciptakan aktivitas musik dalam ruang kelasnya tentu saja ini adalah tujuan yang patut dipuji. Cukup banyak orang dewasa sendiri yang tidak lagi tertarik terhadap segala keuntungan yang diberikan dari belajar musik. Mereka sudah terlalu terlambat untuk memulai belajar musik dalam usia yang dewasa. Tetapi sampai saat ini belum ada bukti ilmiah

22

mengenai pembatasan usia atau kesulitan dalam belajar alat musik tertentu sesuai denagn kemampuan fisik seseorang. Namun bila kita mulai dari sudut pandang tidak ada kata terlambat untuk musik, lalu bagaimana dengan informasi yang mengatakan bahwa sirkuit saraf telah tertutup saat usia belasan? Sebenarnya sirkuit saraf itu tidak tertutup seperti kita menutup kita menutup daun pintu, mereka tetap neroperasi dengan baik. Tetapi banyak penelitian mengatakan bahwa tidak menemukan kendala untuk bermain biola.walau mulai belajar memainkannya setelah masa pubertas. Tidak dapat dipungkiri bahwa musik dalam bentuk apapun tidak akan lepas dari kinerja otak baik bila seseorang terlibat dalam kegiatan musik secara aktif maupun pasif. Para peneliti dari Universitas Munster di Jerman melaporkan penemuan mereka bahwa pelajaran musik untuk anak-anak ternyata dapat memperluas funsi otak, penemuan ini juga menjelaskan bahwa area tersebut dapat diperbesar melalui banyak latihan dan pengalaman.

2.1.4 Pandangan Intelegensi dalam Pendidikan Musik


Saat ini minat terhadap hubungan antara musik dan otak dari berbagi perspektif telah berkembang luas dan dapat diketahui dari berbagi publikasi. Flarvard Gardner, yang seorang psikolog kognitif dari Universitas mengembangkan teori intelegensi,

menyebutkan bahwa manusia memiliki 8 intelegensi dasar. Salah satunya Intelegensi Linguistik: kapasitas menggunakan kata-kata secara efektif, baik lisan maupun tulisan. Gardner menyatakan bahwa intelegensi musik mungkin lebih banyak mengandung aspek emosi, spiritual dan budaya daripada

23

intelegensi lainnya. Tetapi yang terpenting musik dapat membantu sebagian orang untuk mengorganisir cara berpikir dan bekerja sehingga membantu mereka berkembang dalam hal matematika, bahasa, dan kemampuan spatial. Intelegensi Verbal/Linguistik - kecakapan menggunakan kata-kata - menjelaskan, mengajar dan belajar secara verbal - menyakinkan orang lain ( berbicara dan menulis secara persuasive ) - analisis meta-linguistik - memiliki humor secara linguistic - memori verbal Dengan semakin banyaknya interdisiplin antara musik dengan bidang lain, semua itu menunjukkan bahwa kemampuan musik juga dapat meningkatkan kemampuan bidang lainnya. Beberapa hasil penelitian tentang kaitan antara musik dengan kedelapan intelegensi Gardner semakin mengukuhkan hasil penelitian sebelumnya. Intelegensi Linguistik Hall ( 1952 ) melakukan pengujian pada 278 siswa kelas 8-9 dengan menggunakan musik sebagai latar belakang dan secara subtanif hasilnya menunjukkan pningkatan yang lebih tinggi dalam tes membaca dibandingkan siswa yang tidak diberikan musik latar. Penelitian Ramey & Frances Campbell dari University of North Carolina ( dalam Readers Digest Oktober 1999 ) terhadap siswasiswi taman kanak-kanak yang belajar dengan menggunakan permainan serta lagu-lagu menunjukkan keunggulan hasil tes IQ 1020 poi diatas anak yang tidak menggunakan lagu.

24

Beberapa ahli telah menuliskan penemuannya dalam beberapa buku tentang keterkaitan intelegensi antara lainnya. intelegensi Melalui musik nyanyian dengan dapat perkembangan

digunakan untuk memperkenalkan pengetahuan lainnya. Sebuah buku yang berjudul Active Learning: Rappin and Rhymin digunakan di nama-nama bulan, dan perbendaharaan kata. Lagu anak-anak yang sangat popular di Indonesia misalnya Pelangi mengajarkan kepada anak tentang hari-hari dalam satu minggu. Kenyataan yang dijumpai bahwa pembelajaran yang diberikan melalui lagu mudah ditangkap anak-anak. Sifat dasar nyanyian mampu menggugah rasa keindahan yang secara hakiki telah dimiliki setiap orang, termasuk anak-anak yang masih dalam kelompok usia dini. Kenyataan lain bahwa bermain musik atau bernyanyi

sesungguhnya memerlukan gabungan beberapa intelegensi, yakni intelegensi logika matematis, intelegensi kebahasaan, intelegensi bodi kinestik, intelegensi skills building, dan intelegensi intra maupun interpersonal. Sebagai contoh seseorang yang menyanyi harus memahami dan tunduk pada ritme dan notasi nyanyiannya sehingga tercipta keselarasan antara nyanyian dengan musik yang mengiringinya. Selain itu, seseorang yang menyanyikan sebuah lagu ataupun menciptakan sebuah lagu pasti akan menggunakan perbendaharaan kata yang terpilih agar nyanyiannya bermakna sehingga mudah dipahami orang lain bahkan mampu menggugah perasaan orang lain.

25

Don

Schltz

berpendapat

bahwa

dalam

kurikulum

yang

terintegrasi di mana musik dikaitkan denagn bidang studi lainnya dirasakan sebagai pendekatan pengajaran yang cukup efektif. Slain untuk memperkenalkan materi, dapat dijadikan sebagi sarana mengidentifikasi permasalahan, siakp, kejadia-kejadian, nilai-nilai khusus yang berkembang di kalangan anak-anak. Pembelajaran bahasa asing sering kali dipandang sebagai bidang studi yang kurang diminati siswa karena dianggap sulit dan kurang menarik. Akan tetapi, National Comitte on Music Education di Nashville, Tenesse membuktikan bahwa pendapat di atas tidak dapat diterima. Di lembaga pendidikan tersebut pelajaran bahasa asing disampaikan melalui nyanyian. Kenyataan dapat dijumpai di sekeliling kita bahwa anak yang sering menyanyikan nyanyian asing lama-kelamaan akan dapat menyanyikannya dengan lafal yang mendekati lafal sesungguhnay., walaupun arti dan syair lagu tersebut mungkin tidak dimengertinya. Hal ini membuktikan bahwa anak lebih mudah belajar asing melalui nyanyian yang dirilis secara indah.

2.1.5 Musik dan Perkembangan Intelektual


Penemuan baru yang mencengangkan dikemukakan oleh

Gardner ( 1983 ) dalam bukunya yang berjudul Frames of Mind menyatakan bahwa kemampuan otak bersifat multi intelegensi yakni: (1) kemampuan kebahasaan yang memuat kemampuan memiliki perbendaharaan kata dan menggunakan untuk mengekspresi-kan makna-makna yang kompleks,

26

(2) kemampuan logika-matematika yang memungkinkan manusia mampu berhitung dan berpikir operasional matematis secara kompleks, (3) kemampuan spasial, yakni kemampuan berpikir secara tiga dimensi, (4) kemampuan bodi kinestik yang membekali seseorang dengan kemampuan memanipulasi obyek dan mengembangkan ke-mampuan fisik, (5) kemampuan musik yakni kemampuan untuk merasakan keindahan suatu melodi, mampu menangkap merdunya suatu lagu, ritme atau sentuhan artistic lainnya, (6) kemampuan interpersonal yaitu kemampuan untuk memahami orang lain, melakukan interaksi secara efektif dengan orang lain dan kemampuan bersosialisasi, dan (7) kemampuan interpersonal yakni kecenderunagn untuk mem-bangun keakurasian persepsi diri sendiri dan menggunakan untuk perencanaan dan mengatur diri sendiri. Pendapat berkembang Gardner ini mampu bahwa mematahkan otak manusia pemahaman hanya yan

slema

memiliki

kemampuan tunggal. Setiap kemampuan atau intelegensi lainnya. Intelegensi tersebut juga ada yang dipengaruhi oleh faktor bawaan, yakni bakat. Intelegensi musikal merupakan salah satu intelegensi yang berkembang yang banyak dipengaruhi oleh faktor bakat. Namun demikian, setiap anak dapat dikembnagkan kemampuan musikalnya apabila dikondisikan sejak awal. Beberapa peneliti membuktikan bahwa rangsangan musik klasik yang diberikan pada janin sejak dalam kandungan mampu merangsang perkembangan intelegensi anak secara optimal.

27

2.1.6 Musik Sebagai Pendekatan Belajar


Berbagai sirkuit pada otak mempunyai waktu perkembangan yang berbeda-beda. Merangsang anak pada waktu masa perkembangan yang tepat bisa memaksimalkan kemampuannya. Kemampuan matematika dan logika ada dalam korteks otak yang berdekatan dengan kemampuan musik dengan masa pembentukan 0 4 tahun. Untuk itu perlu dilakukan bermain hitungan sederhana bersama anak melalui media musik dalam mengajarkan berhitung, misalnya satu piring, satu garpu, satu sendok, saat bersantap di meja makan.

2.1.7 Musik dan Kecerdasan Emosi


Para ilmuwan sering membicarakan bagian otak yang

digunakan untuk berfikir yaitu korteks, (kadang-kadang disebut neokorteks) sebagai bagian yang berbeda dari bagian otak yang mengurangi emosi yaitu sistem limbik. Padahal keduanya mempunyai hubungan. Interaksi yang disebabkan rangsangan bunyi musik yang menentukan kecerdasan emosional Korteks adalah bagian berpikir otak dan berfungsi

mengendalikan emosi melalui pemecahan masalah, bahasa, daya cipta, dan proses kognitif lainnya. Sistem limbik merupakan bagian emosional otak. Sistem meliputi ini thalamus, yang mengirimkan pesan-pesan ke korteks; hippocampus, yang berperan dalam ingatan dan penafsiran persepsi; dan amigdala, pusat pengendalian emosi. Menurut peneliti Siegel (1999) ahli perkembangan otak, mengatakan bahwa musik dapat berperan dalam proses pematangan hemisfer kanan otak, walaupun dapat berpengaruh ke hemisfer sebelah kiri, oleh karena adanya cross-over dari kanan ke kiri dan sebaliknya yang sangat kompleks dari jaras-jaras neuronal di otak.

28

Efek atau suasana perasaan dan emosi baik persepsi, ekspresi, maupun kesadaran oleh pengalaman hemisfer bagi otak emosional, kanan. secara predominan hemisfer manusia ini yang diperantarai sangat Artinya,

memainkan peran besar dalam proses perkembangan emosi, yang penting perkembangan sifat-sifat manusiawi. Kehalusan dan kepekaan seseorang untuk dapat ikut

merasakan perasaan orang lain, menghayati pengalaman kehidupan dengan "perasaan", adalah fungsi otak kanan, sedang kemampuan mengerti perasaan orang lain, mengerti pengalaman dengan rasio adalah fungsi otak kiri. Kemampuan seseorang untuk dapat berkomunikasi dengan baik dan manusiawi dengan orang lain merupakan percampuran (blending antara otak kanan dan kiri itu). Proses mendengar musik merupakan salah satu bentuk

komunikasi afektif dan memberikan pengalaman emosional. Emosi yang merupakan suatu pengalaman subjektif yang inherent terdapat pada setiap manusia. Untuk dapat merasakan dan menghayati serta mengevaluasi makna dari interaksi dengan lingkungan, ternyata dapat dirangsang dan dioptimalkan perkembangannya melalui musik sejak masa dini. Campbell 2001 dalam bukunya efek Mozart mengatakan musik romantik (Schubert, Schuman, Chopin, dan Tchaikovsky) dapat digunakan untuk meningkatkan kasih sayang dan simpati. Musik digambarkan sebagai salah satu "bentuk murni"

ekspresi emosi. Musik mengandung berbagai contour, spacing, variasi intensitas dan modulasi bunyi yang luas, sesuai dengan komponen-komponen emosi manusia. Suzuki (1987) dalam Utami Munandar mengatakan bila anak dibesarkan dalam suasana musik Mozart sejak dini, jiwa Mozart

29

yang penuh kasih sayang dan disiplin akan tumbuh dalam dirinya. Inilah keajaiban musik.

2.1.8 Aspek-aspek Kecerdasan Emosi


Peter Salovey dan John Mayer (1990) dalam Shapiro (1997) menerangkan kualitas emosional yang tampaknya penting bagi keberhasilan kualitas ini adalah kemampuan mengenali emosi diri. Sternberg dan Salovery dalam Shapiro (1997) mengatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali emosi diri merupakan kemampuan seseorang dalam mengenali perasaannya sendiri sewaktu perasaan atau emosi itu muncul, dan ia mampu mengenali emosinya sendiri apabila ia memiliki kepekaan yang tinggi atas perasaan mereka yang sesungguhnya dan kemudian mengambil keputusan-keputusan secara mantap. Dalam hal ini, sikap yang diambil dalam menentukan berbagai pilihan seperti memilih sekolah, sahabat, profesi sampai kepada pemilihan pasangan hidup. Kemampuan mengelola emosi merupakan kemampuan

seseorang untuk mengendalikan perasaannya sendiri sehingga tidak meledak dan akhirnya dapat mempengaruhi perilakunya secara wajar. Misalnya seseorang yang sedang marah maka kemarahan itu tetap dapat dikendalikan secara baik tanpa harus menimbulkan akibat yang akhirnya disesali di kemudian hari. Kepekaan akan rasa indah timbul melalui pengalaman yang dapat diperoleh dari menghayati musik. Kepekaan adalah unsur yang penting guna mengerahkan kepribadian dan meningkatkan kualitas hidup. Seseorang memiliki kepekaan yang tinggi atas perasaan mereka maka ia akan dapat mengambil keputusan-keputusan secara mantap dan membentuk kepribadian yang tangguh. Kemampuan motivasi adalah kemampuan untuk memberikan semangat kepada diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang baik

30

dan bermanfaat. Dalam hal ini terkandung adanya unsur harapan dan optimisme yang tinggi, sehingga memiliki kekuatan semangat untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, misalnya dalam hal belajar. Seperti apa yang kita cita-citakan dapat diraih dan mengisyaratkan adanya suatu "perjalanan" yang harus ditempuh dari suatu posisi di mana kita berada (Point of Departure, POD) ke suatu titik tiba (Point of Arrival, POA) dalam kurun waktu tertentu. Kemampuan membina hubungan bersosialisasi sama artinya dengan kemampuan mengelola emosi orang lain. Evelyn Pitcer dalam Kartini (1982) mengatakan musik membantu anak-anak untuk mengerti orang lain dan memberikan kesempatan dalam pergaulan sosial dan perkembangan terhadap emosional mereka. Kemampuan untuk mengelola emosi orang lain sehingga tercipta keterampilan sosial yang tinggi dan membuat pergaulan seseorang menjadi lebih luas. Anak-anak dengan kemampuan ini cenderung mempunyai banyak teman, pandai bergaul. Melalui belajar kelompok (group) dituntut untuk bekerjasama, mengerti orang lain. Anak merupakan pribadi sosial yang memerlukan relasi dan komunikasi dengan orang lain untuk memanusiakan dirinya. Anak ingin dicintai, ingin diakui, dan dihargai. Berkeinginan pula untuk dihitung dan mendapatkan tempat dalam kelompoknya. Jelas bahwa individualitas anak. Kecerdasan emosional perlu dikembangkan karena hal inilah yang mendasari keterampilan seseorang di tengah masyarakat kelak, sehingga akan membuat seluruh potensi anak dapat berkembang secara lebih optimal. dan sosialitas merupakan unsur-unsur yang komplementer, saling mengisi dan melengkapi dalam eksistensi

31

Idealnya seseorang dapat menguasai keterampilan kognitif sekaligus keterampilan sosial emosional. Daniel Goleman (1995) melalui bukunya yang terkenal " Emotional Intelligences (EQ)", memberikan gambaran spectrum kecerdasan, dengan demikian anak akan cakap dalam bidang masing-masing namun juga menjadi amat ahli. Sebagaimana seperti dapat yang dikatakan oleh para ahli, (1996). perkembangan Agar terjadi sebagai

kecerdasan emosional sangat dipengaruhi oleh rangsangan musik dikatakan Gordon Shaw keseimbangan antara belahan otak kiri dan kanan, keajaiban musik menyehatkan belajar jiwa, untuk menciptakan mengajarkan kegembiraan berhitung, pendekatan mengajarkan

sopan santun dan lain sebagainya, dengan musik siswa dapat menyalurkan emosinya secara positif sehingga dapat mencegah terjadinya tawuran sesama pelajar. Agar terjadi keseimbangan antara belahan otak kiri dan kanan, keajaiban musik dapat menyehatkan jiwa, menciptakan kegembiraan sebagai dapat pendekatan menyalurkan belajar emosinya untuk secara mengajarkan positif berhitung, dapat mengajarkan sopan santun dan lain sebagainya, dengan musik siswa sehingga mencegah terjadinya tawuran sesama pelaja r.

2.1.9

Pengenalan

Musik

untuk

Pembentukan

Kepribadian Anak
Sejak lahir manusia sudah dibekali dengan bermilyar sel neuron yang memiliki cabang dendrite. Neuron tersebut bermakana jika cabang dendrite membentuk sambunagn denagn cabang dendrite pada neuron lain yang dihubungkan dengan myelin. Dendrite akan tumbuh sepanjang ada rangsanagn pada otak manusia.

32

Sebaliknya, otak yang tidak mendapatkan rangsangan yang cukup lambat laun akan mematikan neuron-neuron di dalam otak. Rangsangan-rangsangan pengalaman. Intervensi lingkungan menjadi faktor yang dominan dengan faktor bawaan yang memang sudah dimiliki anak sejak lahir. Sebagai contoh anak yang memiliki bakat musik, jika selama kehidupannya berkaitan berkembang. Bandura menyatakn bahwa perilaku manusia diatur oleh interaksi yang kompleks antara kejadian-kejadian internal (termasuk keyakinan, pengharapan serta persepsi sendiri) serta kekuatan lingkungan. Selanjutnya, Bandura meyakini bahwa pemfungsian psikologi dan pengembangan intelegensi sangat dipahami dalam bentuk interplay resiprokal berkesinambungan diantara pengaruhpengaruh lingkungan, kognitif, dan perilaku. Itu berarti perilaku dipengaruhi faktor lingkunagn tetapi secara aktif berperan dalam menciptakan nilai sosial serta situasi-situasi lainnya yang muncul dalam interaksi harian mereka. Rangsangan lingkungan berupa pengenalan musik kepada anak berpengaruh besar kepada perkembangan intelegensi anak termasuk juga berpengaruh terhadap pembentujkan watak dan kepribadian anak. Anak yang tidak pernah diperkenalkan pada musik yang lembut cenderung akan tumbuh dengan sifat yang enerjik penuh hentakan dan mungkin cara berpikir yang meloncat. tidak pernah musik, dikenalkan maka bakat dengan tersebut hal-hal tidak yang akan dengan yang dimaksud merupakan intervensi lingkungan yang didapatkan anak sebagai proses pembentukan

33

Emile Jeques Dalcroze (1921) berpendapat bahwa musik sangat berpengaruh terhadap perkembangan (listening), kemampuan dan gerak (movement), mendengharkan menciptakan

(creating). Kemampuan gerak sudah terjadi sejak bayi di dalam kandungan. Kemampuan gerak diawali dengan gerak reflek tanpa pengaturan dari otak dan bersifat gerak global. Sejalan dengan pertambahan usia, anak mampu menggerakkan tubuhnya secara terorganisir. Pemberian musik sejak bayi dapat meningkatkan kemampuan mengontrol gerak yang, meningkatkan kemampuan kontrol gerak yang sesuai dengan beat musik yang diperdengarkan dan mengorganisasikan gerak secara bersama sesuai dengan ritme musik. Secara spontan anak akan melakukan gerak tarian dinamis ketika diperdengarkan musik yang riang dan anak akan berhenti jika secara tiba-tiba tempo musik menjadi lambat. Sikap berhenti dari gerakan menari tersebut sebagai reaksi dan kemampuan mendengarkan dan membedakan suara dan jenis musik. Kemampuan ini dapat dikembangkan terus menjadi menjadi sikap yang peka terhadap segala perubahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Musik mampu meningkatkan kemampuan pendengaran. Oleh karena itu, mendengar merupakan dasar dan kegiatan musik. Anak tidak dapat merespon kegiatan fisik selama dia tidak dapat mendengarkan musik. Anak tidak mungkin dapat menyanyikan sebuah lagu dengan benar jika ia tidak mampu mendengarkan lagu dengan sempurna. Kamampuan mendengar yang dimaksud tidak sekedar menangkap suara yang dibunyikan, tetapi ada proses aktif yang meliputi menerima dan merngorganisasikan bunyi yang

34

ditangkap kemudian mengolah menjadi persepsi tentang bunyi tersebut. Pada bayi normal kemampuan menangkap bunyi telah dimiliki sejak lahir. Bayi mampu merespon musik yang didengarkan dengan dengan gerakan badan atau anggukan kepala pada anak usia dua tahun sudah menyenangi musik tertentu. Cobalah putar lagu kesayangannya dan tiba-tiba ganti dengan lagu yang lain, pasti anak akan merespon dengan rengekan atau bahkan tangisan. Pengenalan kemampuan didengarnya anak musik untuk sejak bunyi dini alat mampu dengan yang mengembangkan jelas sudah bunyi yang dikenalnya.

mebedakan

termasuk

Kemampuan tersebut membentuk sikap yang menghargai nilai-nilai keindahan. Tidak hanya sebatas keindahan saja yang dapat didengar, tetapi segala bentuk keindahan yang dapat dirasakan melalui alat inderanya. Penanaman matematis pengenalan dalam nilai estetika tidak dapat diajarkan harus yang secara dengan diamati

pelajaran

bidang

studi

tapi

segala bentuk

seni dan keteladanan

terutama bagaimana lingkungan terdekat memberikan penghargaan terhadap segala bentuk keindahan. Sebuah hasil obeservasi yang dilakukan sekelompok yang menamakan vandalisme diri di pecinta kalangan musik remaja jalanan terhadap kebiasaan pada mengungkapkan bahwa

dasarnya remaja cenderung memiliki sikap vandalisme, akan tetapi pendidikan keluarga yang didapatnya melahirkan perilaku yang berbeda yang dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yakni:

35

(1) anak atau remaja dengan tanpa bimbingan penanaman nilai tanpa estetika akan mengekspresikan diri dengan berupa coretan dinding tanpa makna. Artinya, ia mengeluarkan segala aspirasi dan keinginannya dalam bentu coretan dinding tanpa arah dan tanpa perhitungan. Hasilnya coretan-coretan kalimat hanya mengotori dinding, (2) anak atau remaja dengan bimbingan estetika sejak dini akan mengungkapkan Artinya, jika ekspresinya ia mencoret dengan dinding, coretan maka bermakna.

hasilanya akan memperindah dinding tersebut dengan lukisan yang baik. Musik membantu mengembangkan kreativitas. Kreativitas

merupakan kekuatan untuk memproduksi sesuatu yang baru dan asli. Jadi, kreativitas tidak berhenti dan menghayalkan sesuatu atau memikirkan sesuatu hal yang dianggap baru tetapi langsung menuangkan ka dalam kegiatan yang menghasilakn karya nyata. Seni, baik yang dilihat atau yang didengar ( musik ), membantu anak untuk menghasilakn yang unik, mampu berpikir bebas, fleksibel, dan menghasilkan ide-ide baru ( Hitz, 1987 ). Anak-anak merespon perlakuan musik yang positif. Misalnya mereka menggunakan berbagi alat untuk menghasilakn musik pengiring mereka bernyanyi. Beberapa pengamen yang tumbuh subur di Jakarta menggunakan berbagai benda untuk dijadikan alat musik. Sebut saja dari tutup botol hingga galon minuman mineral mereka padukan sehingga menghasilkan bunyi yang harmonis. Menghasilakan suatu karya yang kreatif memang bukan hal yang mudah, memerlukan waktu, kematangan, keterampilan, dan penge-tahuan tentang cara menghasilkan sesuatu yang baru. Untuk itu diperlukan bimbingan dan fasilitas yang mengkondisikan anak

36

untuk selalu berpikir dan berperilaku yang kreatif sehingga akhirnya memungkinkan anak terangsang untuk menghasilakn sesuatu karya yang benar-benar baru dan orisinil.

2.1.10 Pendidikan Seni, Masalah, dan Tantangannya


Musik adalah sesuatu yang menyenangkan, membuat perasaan tajam, dan jelas ( Kuhmaker, 1969 ). Musik untuk anak dapat dibuat secara saling terkait dengan kegiatan menari atau kegiatan lainnya, dapat juga dilakukan secara mandiri atau merupakan kegiatan individu yang dilakukan secara spontan atau memang direncanakan. Yang terpenting adalah musik merupakan pengalaman yang sangat menyenangkan ( Comte, 1982 ). Pengalaman yang menyenangkan, menurut para ahli

neuroscience, tiada lain proses rangsangan otak yang mampu menumbuhkan dendrite baru sehingga mampu menghubungkan selsel neuron. Adapun kita ketahui kualitas otak seseorang dipengaruhi seberapa banyak sel-sel neuron yang membentuk jaringan. Otak manusia secara maya terbagi menjadi dua belahan, yakni belahan otak kanan dan blahan otak kiri. Belahan otak lari mengembangkan kemampuan berpikir terstruktur, logis, matematis, dan sistematis. Adapun belahan otak kanan mengembangkan kemampuan berpikir tidak berstruktur dan meloncat. Belahan otak kanan dan otak kiri harus dikembangakn secara seimbang. Apabila terdominasi oleh belahan otak lainnya, maka akan menghasilkan perilaku yang abnormal. Orang yang dominan belahan otak kiri anak menjadi radikal, sedangkan orang yang dominan belahan otak kanannya akan menjadi pengkhayal. Musik merupakan

37

rangsangan belahan otak kanan yang sangat besar terkait dengan kemampuan kreativitas. Sayangnya, pendidikan musik atau seni lainnya kurang

mendapat porsi yang memadai di sekolah-sekolah baik di tingkat dasar maupun di tingkat lanjutan. Kurikulum nasional di Indonesia menempatkan pendidikan seni sebagai pengetahuan seni yang kering dengan rangsangan. Bahkan, banyak lembaga sekolah menempatkan guru kesenian sebagai pelengkap kurikulum, bukan suatu keharusan sehingga bidang studi kesenian dipegang oleh guru yang tidak memahami seni sama sekali. Hal ini mengakibatkan apresiasi anak tentang kesenian menjadi dangkal dan penghargaan terhadap bidang studi kesenian menjadi rendah. Perkelahian massal yang menjadi momok para pelajar dewasa ini merupakan salah satu indikator adanya ketidakseimbangan perkembangan belahan otak kanan dan otak kiri. Selayaknya ketidakseimbangan proporsi konsumsi belahan otak kanan dan otak kiri siswa di sekolah harus diimbangi dengan kegiatan ekstrakurikuler atau kegiatan di sanggar-sanggar seni. Ternyata hal ini pun belum tersempurna. Terbukti sanggar seni hanya mampu bertumbuhan di kota-kota besar dengan pelayanan terbatas pada masyarakat golongan ekonomi menengah ke atas. Adapun untuk golongan ekonomi ke bawah yang justru

jumlahnya sangat besar tidak tersentuh sama sekali. Hal ini merisaukan karena anak yang tidak tersentuh tadi beberapa tahun yang akan datang akan tumbuh menjadi anak yang tidak mengenal nilai estetika dan minus kreativitas. Padahal jumlah mereka jauh lebih besar dibanding dengan jumlah anak yang mendapatkan

38

sentuhan pembinaan seni. Maka dapatlah diprediksikan bagaimana kualitas bangsa Indonesia lima belas tahun yang akan datang. Pemikiran ini patut dibahas serius karena secara langsung maupun tidak langsung tergantung dengan eksistensi bangsa di masa datang. Sewajarnyalah para ahli pendidikan berpikir mencari solusi yang lebih efektif tentang bagaimana cara untuk menghindari prediksi tersebut diatas menjadi kenyataan pahit yang harus ditelan. Perubahan kurikulum nasional bukan satu-satunya jalan terbaik untuk mengatasi masalah tersebut. Tidak ada perubahan yang berarti apabila pendidikan seni di sekolah ditambah jam belajar dan muatannya sepanjang tidak ada perbaikan pada komponen lainnya seperti pengadaan guru seni, perlengkapan seni dan sebagainya.

2.1.11 Musik dan Suasana Hati


Dalam pengalaman sehari hari kita selalu yakin bahwa kita melihat segala sesuatu dengan objektif, mengingat dengan akurat, berpikir secara rasional dan bertindak denagn tepat. Kita akan menerimanya sebagai pengecualian bila kita merasakan sesuatu yang bersifat emosional, seperti gembira, sedih, ketakutan, tekanan fisik atau apa saja.tetapi walau berada dalam kondisi emosinal dan tahu bahwa kadang-kadang bertindak agak irasinal dan impulsive, kita masih bertahan untuk dapat realistis. Hal ini bukan akibat halusinasi tetapi lebih karena persepsi dan memori sehari-hari yang membuat setiap perialku diwarnai oleh suasana hati. Pada awalnya mungkin kita masih bertanya apakah musik benar-benar dapat mempengaruhi suasana hati, walaupun sudah banyak penelitian secara sistematis dilakukan terhadap hubungan antara berbagai jenis musik dan reaksi emosi. Lewis, Dember,

39

Schefft dan Radenhausen ( 1995 ) menemukan pengaruh musik atau video dalam beberapa hasil pengukuran suasana hati melalui kuesioner tentang optimisme/ pesimisme ( OPQ ) skala sikap dan skala Wessman-Rics tentang Elation dan Depression. Sebelumnya dipilih musik dan video dengan kategori suasana hati positif dan negatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa musik memiliki pengaruh yang kuat terhadap suasana hati tetapi tidak demikian dengan video. Musik dengan kategori positif menghasilkan peningkatan suasana hati yang positif demikian pula musik yan sedih juga meningkatkan suasana hati yang negatif. Maka disimpulkan bahwa sebuah musik cenderung menimbulkan suasana hati yang sama dalam diri pendengarnya. Pengalaman seseorang hanyalah sekumpulan memori dan pada gilirannya apa yang diingat tergantung pada hubungan antara bahasa dan musik. Sebagi contoh, T. Taniguchi ( 1991 ) dari Universitas Kyoto meneliti akurasi memori seseorang terhadap katakata sehubungan dengan musik yang diperdengarkan. Ia memutar musik yang bersifat gembira dan sedih sementara dua kelompk subjek yang berbeda mempelajari kata-kata yang berkenaan dengan karakter individu baik yang bersifat positif maupun negatif. Ketika dilakukan pengujian terhadap kata yang dipelajari ternyata hasilnya sangat kuat dipengaruhi oleh musik yang didengar. Kata-kata positif yang diingat dengan lebih baik saat

mendengar musik yang gembira sementara kata-kata yang negatif diingat dengan lebih baik saat mendengar musik yang sedih. Berarti musik mempengaruhi suasana hati, sementara kecocokan antara

40

musik dan arti bahasa meningkatkan memori. Jadi, apa yang diingat tergantung pada musik latar yang didengar. Hasil yang sama juga diperoleh dari penelitian Chastain, Seibert, dan Fertaro (1995) ynag menemukan bahwa musik yang mempengaruhi suasan hati memiliki efek mempertajam perhatian, sehingga subjek dapat lebih memberi perhatian pada kata-kata yang cocok dengan suasana musiknya. Pengaruh musik terhadap perhatian ini dapat menjelaskan mengapa kata-kata yang tepat lebih mudah diinat. Penemuan di atas sebenarnya tidak terlalu mengejutkan karena diakui bahwa memori dapat saja salah (khususnya akurasi memori setiap orang berbeda).

2.1.12 Pengaruh Musik


Musik ternyata sangat berpengaruh dalam kehidupan apalagi selain dapat didengarkan dan diselenggarakan ia juga dapat dipelajari berdasarkan ilmu pengetahuan. Hal itu diketahui dari penelitian yang dilakukan dengan memperdengarkan baik musik secara lengkap atau hanya irama. Ternyata, denyut nadi, kecepatan pernapasan, tahanan listrik pada kulit, dan pembuluh darah si pendengar mengalami perubahan. Bahkan terbukti bahwa denyut jantung akan menyesuaikan diri dengan irama yang didengarnya. Irama musik dengan kecepatan per detik hampir sama cepatnya dengan berbagai macam irama alam. Irama tersebut sama cepatnya dengan denyut jantung (rata-rata 0,8 detik). Waktu 0,8 detik ini sama dengan waktu yang dibutuhkan untuk berbagai proses sederhana dalam otak.

41

2.1.13 Musik Memberikan Rangsangan Terhadap Aspek Kognitif


Hal yang sama dikemukakan Campbell 2001 dalam bukunya Efek Mozart) mengatakan musik Barok (Bach, Handel dan Vivaldi) dapat menciptakan suasana yang merangsang pikiran dalam belajar. Musik klasik (Haydn dan Mozart) mampu memperbaiki konsentrasi ingatan dan persepsi spasial. Masih banyak lagi jenis-jenis musik lain mulai dari Jazz, New Age, Latin, Pop, lagu-lagu, Gregorian bahkan gamelan yang dapat mempertajam pikiran, meningkatkan kreativitas dan meningkatkan perkembangan kognitif. Kognitif merupakan semua proses dan produk pikiran untuk mencapai pengetahuan yang berupa aktivitas mental seperti mengingat, mensimbolkan, mengkategorikan, memecahkan masalah, menciptakan dan berfantasi. Mengacu pada perkembangan kognitif dari Piaget (1969) dalam teori belajar yang didasari oleh perkembangan motorik, maka salah satu yang penting yang perlu distimulasi adalah keterampilan bergerak. Melalui keterampilan motorik anak mengenal dunianya secara konkrit. Dengan bergerak ini juga meningkatkan kepekaan sensori, dan dengan kepekaan sensori ini juga meningkatkan perkiraan yang tepat terhadap ruang (spatial), arah dan waktu. Perkembangan dari struktur ini merupakan dasar dari

berfungsinya efisiensi pada area lain. Kesadaran anak akan tempo dapat bertambah melalui aktivitas bergerak dan bermain yang menekankan sinkronis, ritme dan urutan dari pergerakan. Kemampuan-kemampuan visual, auditif dan sentuhan juga diperkuat melalui aktivitas gerak. Gallahue, (1998) mengatakan, kemampuan-kemampuan seperti ini makin dioptimalkan melalui stimulasi dengan memperdengarkan

42

musik klasik. Rithme, melodi, dan harmoni dari musik klasik dapat merupakan stimulasi untuk meningkatkan kemampuan belajar anak. Melalui musik klasik anak mudah menangkap hubungan antara waktu, jarak dan urutan (rangkaian) yang merupakan keterampilan yang dibutuhkan untuk kecakapan dalam logika berpikir, matematika dan penyelesaian masalah. Hasil penelitian Herry Chunagi (1996) Siegel (1999), yang didasarkan atas teori neuron (sel kondiktor pada sistem saraf), menjelaskan bahwa neuron akan menjadi sirkuit jika ada rangsangan musik, rangsangan diri Itulah yang dalam berupa yang akan sirkuit gerakan, terpisah otak. semakin dasar elusan, bertautan Semakin kompleks adanya suara dan banyak jalinan mengakibatkan mengintegrasikan rangsangan antarneuron musik itu. neuron

diberikan

sebenarnya

kemampuan

matematika, logika, bahasa, musik, dan emosi pada anak. Selanjutnya, Gordon Shaw (1996) dalam newsweek (1996) mengatakan kecakapan dalam bidang yakni matematika, logika, bahasa, musik dan emosi bisa dilatih sejak kanak-kanak melalui musik. Dengan melakukan penelitian membagi 2 kelompok yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen melalui pendidikan musik sehingga sirkuit pengatur kemampuan matematika menguat. Musik berhasil merangsang pola pikir dan menjadi jembatan bagi pemikiran-pemikiran yang lebih kompleks. Didukung pula oleh Martin Gardiner (1996) dalam Goleman (1995) dari hasil penelitiannya mengatakan seni dan musik dapat membuat para siswa lebih pintar, musik dapat membantu otak berfokus pada hal lain yang dipelajari. Jadi, ada hubungan logis antara musik dan matematika, karena keduanya menyangkut skala yang naik turun, yaitu ketukan dalam musik dan angka dalam matematika. Daryono Sutoyo, Guru Besar Biologi UNS Solo, melakukan

43

penelitian (1981) tentang kontribusi musik yaitu menstimulasi otak, mengatakan bawha pendidikan kesenian penting diajarkan mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) agar peserta didik sejak dini memperoleh stimulasi yang seimbang antara belahan otak kiri dan belahan otak kanannya. Bila mereka mampu menggunakan fungsi kedua belahan otaknya secara seimbang, maka apabila mereka dewasa akan menjadi manusia yang berpikir logis dan intutif, sekaligus cerdas, kreatif, jujur, dan tajam perasaannya.Implementasi dari penelitian tersebut, pendidikan studi kesenian sewaktu di SD mempengaruhi keberhasilan pada pendidikan berikutnya.

Dengan demikian, diasumsikan bahwa pendidikan kesenian di SD termasuk faktor penentu dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia.

2.1.14 Musik adalah Magis


Dapat dipastikan bahwa seni perlu disediakan bagi anak khususnya pada anak yang hidup dalam kondisi dan lingkungan yang tidak memadai, karena musik dapat meningkatkan rasa harga diri, percaya diri dan menanamkan harapan dalam setiap kesempatan. Kesenian dapat meningkatkan kualitas masyarakat, karena kesenian berbicara tentang jiwa, membawa kultur yang berbeda dan membuat lebih cerdas. Tidak ada kata terlambat untuk belajar dan belajar musik munkin merupakan salah satu sarana agar hidup menjadi lebih menarik sehingga kita dapat berparisipasi secara total ke dalamnya. Bentuk partisipasi tergantung pilihan individu karena bagaimanapun juga aktivis musik dapat menjadi pemicu untuk menstimulasi daya tarik dalam memotivasi diri. Sudah banyak provokasi diberikan kepada orang dewasa agar menghargai kesehatan dan mencegah penyakit, dan bahwa

44

keterlibatan dengan musik cenderung membuat fisik dan fisiologis seseorang menjadi lebih baik. Ketik seseorang berhasil denagn musik, bebas dari rasa bosan, secara langsung akan mempengaruhi produktivitas serta menghadirkan kegembiraan.

2.1.15 Musik dan Manfaatnya


Menurut Nancy King manfaat seni adalah sebagi alat untuk mewujudkan perasaan-perasaan dan memberikan pengalaman yang dapat digali tanpa rasa khawatir memikirkan aturan-aturannya. Seseorang yang memperoleh kesempatan dan rangsangna dari salh satu cabang kesenian, memiliki kesempatan untuk mengembankan dan menikmati kehidupan di hari tuanya. Manfaat pembentuakn lain dari mempelajari seni adalah membantu

komunikasi verbal dan

nonverbal sehngga dapat

mencapai usaha belajar yang optimal, karena seni memberikan kesempatan untuk berekspresi tanpa kata-kata saat tidak dapat diungkapkan mengungkapkan secara verbal. ia Selain juga bermanfaat creator dalam untuk perasaan, menjadi

mewujudkan iri secara keseluruhan ( self actualization ) sebagai salah stu kebutuhan pokok hidup manusia dalam teori kebutuhan Maslow. Musik sendiri memiliki dimensi kreatif dan memiliki bagian yang identik dengan proses belajar secara umum. Sebagai contoh, dalam musik terdapat analogi melalui persepsi, visual,auditori, antisipasi, pemikiran induktif-deduktif, memori, konsentrasi, dan logika. Dalam musik juga dapat dibedakan serta dipelajari cepatlambat, rendah-tinggi, keras-lembut yang berguna untuk melatih

45

kepekaan terhadap stimulasi lingkungan. Selain itu musik juga berpengaruh sebagai alat untuk meningkatkan dan membantu perkembangan kemampuan pribadi dan sosial. Di kebutuhan Indonesia hdup manfaat musik masih Bila beluma banyak belanja untuk

dikembangkan apalagi yang secara langsung dihubungkan dengan manusia musik, sehari-hari. di sana pusat-pusat dipergunakan mempergunakan musik

mereduksi ketegangan atau kelelahan pengunjung. Dengan mendengarkan musik yang menyenangkan secara tanpa disadari pengunjung akan lebih betah untuk melihat-lihat dan tergoda untuk belanja. Di restoran cepat-saji, musik yang diberikan tidak dapat membuat pengunjung untuk berleha-leha dan tanpa disadari akan membuat mereka buru-buru menyelesaikan makan lalu pergi. Di Negara-negara maju, musik telah dimanfaatkan untuk kepentingan umum dan bukan hanya pada kepentingan musik. Bank, dokter gigi, agen asuransi, rumah sakit, dan tempat-tempat yang berhubungan dengan orang banyak telah memanfaatkan musik untuk kepentinagn tertentu. Wajar kalau negara miskin seperti Indonesia belum mampu untuk melihat prospek musik dari aspek manfaat. Musik masih difungsikan untuk sekedar hiburan dan itu sudah menjadi tradisi kuno, kalau boleh dikatakan primitif. Tetapi bila sampai sekarang hanya sebatas itu pemanfaatannya berarti musik menjadi sangat sempit dan ini tercermin dari orang-orang yang menggelayutinya.

46

2.2 Musik dan Bahasa Indonesia


2.2.1 Memberdayakan Lagu : Sebagai Media

Pembelajaran Sastra Indonesia 1. Hakikat Media


Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka, 1989), media diartikan : perantara atau penghubung. Dalam kaitannya dengan komunikasi, media diartikan sebagai apa apa saja yang dapat digunakan untuk menyalurkan informasi dari sumber informasi ke penerima informasi. Media merupakan salah satu dari keempat komponen komunikasi, keempat komponenkomponen komunikasi tersebut adalah sumber informasi, informasi, penerima informasi, dan media. Proses komunikasi tidak akan terjadi bila salah satu komponen tersebut tidak ada. Dalam proses belajar mengajar di era modern ini, sumber informasi beragam, yaitu : guru, siswa,orang tua, narasumber, bahan bacaan ( Koran, majalah, buku ensiklopedi, kamus ), media elektronik ( radio, TV, kaset, internet ), benda benda disekitar kita, lagu - lagu dan lain lain. Informasi dapat berupa konsep konsep penting, gejala, fakta, prinsip prinsip penting, kaidah kaidah, dan nilai nilai. Penerima informasi dapat berupa siswa, guru, dan orang tua. Media dalam pembelajaran dapat diartikan sebagai teknologi pembawa pesan ( informasi ) yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran atau sarana fisik untuk menyampaikan isi atau materi pembelajaran. Media pembelajaran berbeda dengan alat peraga (teaching aids). Alat peraga biasanya oleh guru digunakan untuk memperjelas

47

ide atau konsep yang disampaikan sedangkan media sesuai dengan pengrtian di atas merupakan sarana fisik untuk menyampaikan isi atau materi pembelajaran. Jadi, tanpa alat peraga, kegiatan belajar mengajar masih dapat berlangsung sedangkan tanpa media, kegiatan belajar mengajar tidak akan dapat berlangsung. Berdasarkan uraian diatas, media pembelajaran dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai sumber belajar dan alat belajar dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan secara efektif. Sebagai sumber dan alat belajar media harus memuat informasi yang dapat dikomunikasikan kepada siswa. Dari dengan segi materialnya keras dikenal istilah perangkat yang keras dapat

( hardware ) dan perangklat lunak ( software ). Yang dimaksud perangkat adalah segala peralatan digunakan untuk menyampaikan informasi. Perangkat keras itu misalnya adalah papan tulis, OHP, dan OHT-nya : film dan proyektornya, bahan siaran beserta pesawat TV dan perangkat penyebarannya Compact disc dan komputernya, dan sebagainya. Sedangkan yang dimaksud perangkat lunak adalah segala informasi yang termuat dan akan dikomunikasikan dengan perangkat keras di atas.

2. Peran Media dalam Pembelajaran Sastra Indonesia


Pembelajaran sastra di sekolah sering dianak tirikan, artinya para guru seringkali melewati atau mengajarkan pembelajaran sastra. Pembelajaran sastra dianggap tidak penting, menghabiskan waktu dan tidak dapat mendongkrak karena soal soal yang terkait dengan materi sastra sangat sedikit bahkan tidak ada.

48

Salah satu faktor penyebab diabaikannya pembelajaran sastra di sekolah adalah langkanya media untuk pembelajaran sastra yang dapat dipakai untuk melaksanakan proses pembelajaran sastra tersebut. Langkanya media pembelajaran sastra ini menyebabkan pembelajaran sastra hanya menekankan kegiatan yang bersifat hafalan bukan kegiatan yang bersifat apresiatif yang selanjutnya dapat digunakan untuk mengembangkan wawasan kehidupan dan wahana berpikir kritis dan kreatif. Sebagai contoh ketika guru akan membelajarkan materi menanggapi pembacaan cerpen, puisi atau drama, guru memerlukan media untuk menerangkan kepada anak didiknya agar mereka lebih mengerti. Namun ketika media itu tidak ada maka hafalan tentang sastra bukan pada kegiatan yang bersifat apresiatif yang dapat menumbuh kembangkan kemampuan siswa dalam berpikir kritis dan kreatif. Sebagai contoh ketika guru akan membelajarkan : menanggapi pementasan drama dengan argument yang logis, guru memerlukan media yang antara lain berupa rekaman pementasan drama. Dari rekaman ini siswa siswi dapat mengamati, menganalisis, melakukan apresiasi, dan akhirnya dapat memberikan komentar tentang kelemahan dan kelebihan dari masing masing aspek. Jika media berupa rekaman pementasan drama ini tidak ada maka mustahil pembelajaran sastra Indonesia dapat dilaksanakan dengan baik. Rekaman pementasan drama ini memiliki beberapa keunggulan, yakni : menghemat waktu otentik dan tentu saja lebih menarik perhatian siswa. Media dalam pembelajaran sastra memiliki peranan yang sangat penting. Tanpa media, pembelajaran tidak dapat dilaksanakan dengan baik. Menigingat pentingnya media dalam pembelajaran sastra., maka perlu dikembangkan secara serius media untuk pembelajaran sastra untuk di sekolah.

49

3. Lagu sebagai Media dalam Pembelajaran Sastra Indonesia


Untuk dapat memilih media yang baik dalam pembelajaran sastra dan dapat digunakan sebagai wahana pengembangan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, diperlukan berbagai jenis media untuk pembelajaran sastra. Media dalam pembelajaran sastra harus memenuhi criteria berikut : dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan apresiatif dan wahana berpikir kreatif dan kristis, menarik bagi siswa, mudah disiapkan dan digunakan dalam pembelajaran. Berikut ini akan dibicarakan salah satu media, dalam pembelajaran sastra Indonesia, yaitu lagu atau musik. 1.1 Kelebihan Lagu sebagai Media Pembelajaran Sastra

Kelebihan media ini adalah : menarik, hampir semua siswa menyukai, mudah didapat, murah, mudah disiapkan dan digunakan, memberikan beragam pengalaman konkret secara langsung. Lagu dapat menanamkan beragam konsep tentang puisi, unsur- unsur intrinsic dan ekstrinsik puisi dan dapat digunakan untuk memicu kegiatan menulis puisi, cerpen atau novel. 3.1.1 Lagu sebagai wahana menemukan konsep dan unsur unsur puisi 1. Menemukan Pengertian Tema Puisi

Tahukah kamu? Apakah yang dimaksud dengan tema ? untuk memahami pengertian tema, cobalah kit abaca cuplikan informasi seputar selebriti berikut:

50

Tema kampung di pesta nikah Ponco Buwono Banyak tema pesta nikah yang bisa dipilih agar perhelatan ini penuh kesan. Tema pedesaan menjadi pilihan Ponco Buwono dan istrinya Riandita Kusumanigrum. Apa makna yang ingin disampaikannya ? Di pesta pernikahan yang digelar 16 Juli lalu, Ponco memilih tema palemburan atau kampong. Auditorium manggala wana bakti, Jakarta, yang berdaya tampung sekita 1500 tamu itu pun disulap menjadi sebuah perkampungan. Memasuki pintu auditorium, para tam sudah disambut atmosfer pedesaaan. Padi rerumputan terhampar, melengkapi nuansa pedesaan pohon pisangpun ikut dipasang. Tak jauh dari situ tampak sumur buatan dan pancuran yang di bawahnya ikan mas bersliweran. Sepasang kerbau buatan dan bajaknya turut menghiasi.sementara, di lantai sengaja disebar daundaun bambu kering. Sekeliling area dipagari pohon pohon tinggi seperti bambu dan palem. Praktis ruangan tampak rimbun dan rindang. Uniknya lagi,jalan menuju ke pelaminan terbuat dari papan. Di kanan kirinya, sejumlah atribut khas desa menjadi pemandangan , antara lain delman, lesung padi, dan kecapi. Bahkan ada pula ayam , burung yang semuanya hidup! Para pagar ayu juga berpakaian ala gadis desa, sederhana tapi tetap cantik.

Dari informasi yang ada diatas tersebut, apa yang dapat kamu simpulkan apa yang dimaksud dengan tema.

51

2. Menemukan Tema Puisi Seperti telah diuraikan pada bagian sebelumnyua bahwa tema adalah ide pokok atau ide dasar yang menjiwai isi puisi. Untuk menemukan tema puisi, cobalah terlebih dahulu nyanyikan sebuah lagu berikut ini! PELANGI DI MATAMU Tiga puluh menit kita disini tanpa suara Dan aku resah harus menunggu lama Kata darimu Mungkin harus kursus merangkai kata Untuk bicara Dan aku benci harus jujur padamu Tentang semua ini *jam dinding pun tertawa karena aku hanya diam dan membisu ingin kumaki diriku sendiri yang tak berkutik di depanmu *ada yang lain di senyummu yang mambuat lidahku gugup tak berdaya ada pelangi di bola matamu yang memaksa diri tik bilang: aku sayang padamu mungkin sabtu nanti kuungkap semua isi di hati dan aku benci harus berkata jujur padamu tentang semua ini

52

3.1.2 Lagu sebagai Rangsang Menulis Puisi Puisi adalah karya imajinatif-kreatif yang syarat makna. Puisi lahir dari gagasan kreatif. Puisi lahir juga dari kepekaan penyair terhadap fenomena yang ada di sekelilingnya. Pembelajaran ini mengajak siswa mengamati fenomena yang ada di sekeliling untuk refleksikan dan dituangkan dalam bentuk puisi. Pada tahap pemula, siswa dapat menulis puisi dengan mengamati karya orang lain.

1. Mencermati Diksi dan Persajakan Puisi dari Syair Lagu

Syair

lagu

ditulis

dengan

memperhatikan

kaidah-kaidah

penulisan puisi. Nyanyikanlah lagu-lagu yang puitis dan cermatilah kehebatan diksa dan persajakan yang terdapat dalam lagu tersebut. Sebagai contoh, nyanyikanlah lagu-lagu puitis berikut ini! Lagu 1 Titip Rindu Buat Ayah Di matamu masih tersimpan selaksa peristiwa Benturan dan hempasan terpahat di keningmu Kau nampak tua dan lelah keringat mengucur deras Namun kau tetap tabah Meski nafasmu kadang tersengal Memikul beban yang makin sarat Kau tetap bertahan Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini

53

Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan Bahumu matahari Kini kurus dan terbungkus Namun semangat tak pernah pudar Meski langkahmu kadang gemetar Kau tetap setia Reff: Ayah dalam hening sepi kurindu Untuk menuai padi milik kita Tapi kerinduan tinggal hanya kerinduan Anakmu sekarang banyak menanggung beban yang dulu kekar legam terbakar

Ebiet G. Ade

Lagu 2 Bunda Kubuka album biru Penuh debu dan usang Kupandangi semua gambar diri Kecil putih belum ternoda Pikirku pun melayang Dahulu penuh kasih Teringat semua cerita orang Tentang riwayatku

54

Reff: Kata mereka diriku slalu dimanja Kata mereka diriku slalu ditimbang Nada-nada yang indah Slalu terurai darinya Tangisan nakal dari bibirku Takkan jadi deritanya Tangan halus nan suci Tlah mengangkat tubuh ini Jiwa raga dan seluruh hidup Rela dia berikan OhBunda ada tiada Dirimu kan slalu ada di dalam hatiku

2. Menulis Puisi dengan Rangsang Lagu Setelah mendengarkan lagu Titip Rindu untuk Ayah dan Bunda di atas, dapat memunculkan inspirasi untuk menulis puisi yang senada, misalnya tentang Bundaku Tercinta, seperti contoh berikut ini. Bundaku Tercinta Ibundaku tercinta Aku sangat bahagia Bila ibu selalu ada Di manapun aku berada

55

Belaian lembutmu Dan senyum ikhlasmu Tutur katamu yang bijak mengiring mesra setiap langkahku Ibundaku tercinta Aku begitu bergantung padamu Resah hatiku Bila ibu jauh dariku Ibundaku tercinta Kuberjanji takkan membuat Ibu kecewa Takkan kubiarkan Ibu meneteskan air mata Karena ulahku yang sia-sia

2.2.2 Musikalisasi Puisi 1. Pengertian Puisi


Puisi adalah karya seni sastra. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra. Rene Wellek dan Warren (1968,hal. 25) mengemukakan bahwa paling baik kita memandang kesustraan sebagai karya sastra yang didalamnya fungsi estetikanya dominant, yaitu fungsi seninya yang berkuasa. Tanpa fungsi seni itu karya kebahasaan tidak dapat disebut karya (seni) sastra. Puisi adalah suatu sistem penulisan yang margin kanan dan penggantian barisnya ditentukan secara internal oleh suatu mekanisme yang terdapat dalam baris itu sendiri.

56

Aspek penting dari puisi terlihat di dalam etimologi kata puisi itu sendiri. Puisi atau (verse) berasal dari bahasa Latin versus yang berasal dari kata kerja verso, versare, yang berarti to turn (mengadap). Dalam bahasa Inggris verse mengacu pada pengaturan baris demi baris yang disengaja yang membedakannya dari prosa (Wallace, 1987:3-4). Tarigan (1984:4) mengatakan bahwa kata puisi berasal dari bahasa Yunani poesis yang berarti penciptaan. Dalam bahasa Inggris puisi disebut poetry yang berarti puisi, poet berarti penyair, poem berarti syair, sajak. Arti yang semacam ini lama kelamaan dipersempit ruang lingkupnya menjadi hasil seni sastra yang katakatanya disusun menurut syarat-syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak, dan kata-kata kiasan. Dapat dikatakan bahwa puisi adalah pengucapan dengan perasaan, sedangkan prosa pengucapan dengan pikiran. Ada ahli yang berpendapat bahwa puisi ialah hal mencari dan melukiskan yang diidamkan (the idea). Dengan demikian tujuan puisi bukanlah melukiskan kebenaran, melainkan memuja kebenaran dan memberi jiwa sesuatu gambaran yang lebih indah. Unsur keindahan dalam puisi satu diantaranya adalah rasa. John Dreyden menghubungkan puisi dengan musik. Katanya, poetry is articulate music (puisi adalah musik yang tersusun rapi). Poetry not to speak but to sing . Jadi, bukan berbicara tapi berdendang (kepada peminatnya). Samuel Johnson mengatakan bahwa puisi adalah peluapan spontan dari perasaan-perasaan penuh daya; dia bercikal bakal dari emosi yang berpadu kembali dalam kedamaian. Matthew Arnold memberikan definisi bahwa puisi merupakan bentuk organisasi tertinggi dari kegiatan intelektual manusia. Senada dengan itu, Bradley mengatakan puisi adalah semangat. Dia bukan pembantu kita, tetapi pemimpin kita. Ralph

57

Waldo Emerson mengatakan bahwa puisi merupakan upaya abadi untuk mengekspresikan jiwa sesuatu, untuk menggerakkan tubuh yang kasar dan mencari kehidupan dan alasan yang menyebabkannya ada.

Dari beberapa pendapat para sastrawan, dapat disimpulkan bahwa puisi merupakan ekspresi dari pengalaman imajinatif manusia. Sementara itu, kita dapat mengenal adanya unsur-unsur estetik (keindahan) misalnya gaya bahasa dan komposisi. Puisi sebagai karya sastra , maka fungsi estetiknya dominant dan didalamnya ada unsur-unsur estetiknya. Unsur-unsur keindahan ini merupakan unsur-unsur kepuitisannya. Kadangkala unsur estetikanya dilihat dari sudut pandang gaya bahasa puisi tersebut . Puisi sebagai salah satu karya seni sastra yang dapat dikaji dari berbagai macam-macam aspek. Puisi dapat dikaji dari strukturnya dan unsur-unsurnya, mengingat bahwa puisi itu adalah struktur yang tersusun dari bermacam-macam unsur dan saranasarana kepuitisan. Dapat pula puisi dikaji dari jenis-jenis atau ragam-ragamnya, mengingat bahwa banyak ragam puisi. Meskipun sampai sekarang orang tidak dapat memberikan definisi secepatnya apakah puisi itu, namun untuk memahaminya perlu diketahui ancarancar sekitar pengertian puisi. Pengertian puisi menurut pandangan lama, salah satunya dalam buku Wirjosoedarmo (1984, hlm 51) sebagai berikut. Puisi itu karangan yang terikat, terikat oleh : 1. banyak baris dalam tiap bait (kuplet/strofa, suku karangan); 2. banyak kata dalam tiap baris; 3. banyak suku kata dalam tiap baris;

58

4. rima; 5. dan irama. Namun puisi menurut pengertian baru berbeda lagi. Para penyair baru (modern) menulis puisi tanpa memperduliakan ikatanikatan formal seperti puisi lama. Akan tetapi, mengapa tulisannya atau hasil karyanya masih disebut puisi? Hal Penyair ini dapat disebabkan menulis karena bentuk-bentuk formal itu merupakan sarana-sarana kepuitisan saja, bukan hakikat puisi. dan mengkombinasikan sarana-sarana kepuitisan yang disukainya. Yang penting sarana yang dipilih itu dapat mengekspresikan pengalaman jiwanya. Puisi itu mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan, merangsang imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama, semua itu merupakan sesuatu yang penting yang direkam dan diekspresiakan, dinyatakan dengan menarik dan memberi kesan puisi itu merupakan rekaman dan Interpretasi pengalaman manusia yang penting, digubah dengan wujud yang paling terkesan. Puitis itu disebut sebagai karya seni puisi. Kata puitis sudah mengandung nilai keindahan yang khusus untuk puisi.

2. Pengaruh Bunyi dalam Puisi


Dalam puisi bunyi bersifat estetik, merupakan unsur puisi untuk mendapatkan keindahan dan tenaga ekspresif. Bunyi itu erat hubungannya dengan anasir-anasir musik, misalnya : lagu, melodi, irama, dan sebagainya. Bunyi disamping hiasan dalam puisi, juga mempunyai tugas yang lebih penting lagi, yaitu untuk memperdalam ucapan, menimbulkan rasa , dan menimbulkan bayangan angan yang jelas, menimbulkan suasana yang khusus, dan sebagainya.

59

Karena pentingnya peranan bunyi ini dalam kesusastraan, maka bunyi ini pernah menjadi unsur kepuitisan yang utama dalam sastra romantik, yang timbul sekitar abad ke-18, 19 di Eropa Barat (Slametmuljana, 1956:56). Lebih-lebih lagi aliran simbolisme yang dipelopiri oelh Charles Baudelaire (1821-1867). Salah seorang simbolis, Paul Verlaine (1844-1896) berkata bahwa musiklah yang paling utama dalam puisi (De la musique avant tout chose). Para penyair romantik dan simbolis ingin menciptakan puisi yang mendekati musik: merdu bunyinya dan berirama kuat. Mereka ingin merubah kata menjadi gaya suara, bahkan mereka menginginkan agar kata-kata puisi adalah suara belaka. Menurut teori simbolisme, tugas puisi adalah mendekati kenyataan dengan cara tak usah memikirkan arti katanya, melainkan mengutamakan suara, lagu, irama, dan rasa yang timbul karenanya dan tanggapan-tanggapan yang mungkin dibangkitkannya. Baik dalam aliran simbolisme maupun romantik arti kata terdesak oleh bunyi atau suaranya. Dengan begitu, kesustraan telah kemasukan aliran seni musik (Slametmuljana, 1956:59) Sajak Hugo Ball yang berikut ini hanya berupa rangkaian bunyi saja : kata-kata tanpa arti. RATAPAN MATI Ombala Take Biti Solunkola Tabla tokta tokta takabala Taka tak Tabubu mbalam

60

Tak tru-u Wo-um Biba bimbel O kla o auwa Kla o auwa Kla auma Kling inga Miao-Auwa Omba dij omuff powo-auwa Tru u Tro uu o-a-o Mo-auwa Gumum guma zanga gag ago blagaga Szagaglugi m ba-o-auma Szaga szigo Szaga lamblama Bschigi bschigo Bschigo Bschigi Bshigo Bschigo Gogo gogo Og Goggo o-a-o O (Ajip Rosidi, 1964 : 60) Dengan kata-kata tanpa arti itu Hugo ball ingin bencana

mengekspresikan

keharuannya

(kengeriannya)

terhadap

kematian dengan tiruan bunyi musik. Bunyi-bunyi itu berupa tiruan suara alat-alat musik (dapat ditafsirkan demikian), seperti ketipung, bonggo, simbal, drum, dan sebagainya. Bunyi musik yang gemuruh itu tidak menggambarkan letupan dan dentuman senjata dalam peperangan yang dasyat! Tentu saja letusan alat-alat perang itu menyebabkan kehancuran dan kematian yang hebat. Seperti

61

misalnya terjadi dalam pertempuran di Libanon atau pertempuran Irak-Irak yang membawa banyak korban dan kematian. Dengan demikian, sajak itu diberi judul Ratapan Mati. Dengan tiruan bunyi musik yang gemuruh itu, yang merupakan tiruan suara letupan senapan dan dentuman alat-alat perang lainnya, si penyair meratapi kematian, atau bunyi yang dasyat itu merupakan ratapan kematian. Dalam sajak-sajak penyair symbolis kebanyakan karena

mementingkan suara, irama, maka kata-katanya sudah melupakan tugasnya sebagai tanda yang mewakili pengertian (Slametmuljana, 1956:60) karena dalam puisi ini pengertian tidak lagi di utamakan. Dalam kesusastraan Indonesia pernah kemasukan aliran

romantik, lewat Gerakan 80 negeri Belanda, yaitu Pujangga Baru. Tampaknya dalam sajak-sajak Pujangga Baru rapi, suaranya merdu, berirama karena terjadi ulangan-ulangan bunyi, ulangan kata, dan ulangan-ulangan kalimat. Tampaknya para penyair pujangga baru ingin mendekati suara musik. Dalam puisi bunyi dipergunakan sebagai orkestrasi, ialah untuk menimbulkan bunyi musik. Bunyi konsonan dan vocal disusun begitu rupa sehingga menimbulkan bunyi yang merdu dan berirama seperti bunyi musik. Dari bunyi musik murni ini dapatlah mengalir perasaan imaji-imaji dalam pikiran atau pengalaman-pengalaman jiwa pendengarnya musik (pembacanya). Instrumentalia, Seperti bunyi misalnya yang bila merdu kita itu mendengar

menimbulkan perasaan-perasaan, pikiran-pikiran, dan gambarangambaran angan, pendek kata, menimbulkan pengalama jiwa yang mengagumkan. Begitulah maksud para penyair yang mengutamakan bunyi musik dalam sajak-sajaknya.

62

Kombinasi-kombinasi bunyi yang merdu itu biasanya disebut ofoni(euphony), bunyi yang indah. Orkestrasi bunyi yang merdu ini biasanya dapat atau untuk menggambarkan perasaan mesra, kasih saying atau cinta, serta hal-hal yang menggembirakan. Begitulah, memperdalam unsur bunyi musik dapat digunakan dan untuk

arti,

memperjelas

tanggapa,

memperdalam

perasaan. Akan tetapi seperti dikemukakan Slametmuljana (1956:61) bagaimanapun pentingnya anasir bunyi/musik dalam puisi, puisi tetap berbeda dengan musik. Bunyi kata tidak sanggup menjilmakan perasaan girang, sedih, gundah, murung sekuat suara musik. Bunyi kata hanya dapat digunakan untuk memberi sugesti tentang suasana riang dan sedih. Bunyi kata lepas dari artinya tidak dapat memberikan suasana sedih dan gembira seperti suara musik. Didalam puisi bunyi kata itu disamping juga sebagai: 1. peniru bunyi atau onomatope 2. lambing suara (klanksymbliek) 3. kiasan suara (klankmetaphoor) Di masyarakat puisi yang di iringi musik lebih dikenal dengan Musikalisasi Puisi tugasnya yang

pertama sebagai simbol arti dan juga untuk orkestrasi, digunakan

3. Pengertian Musikalisasi Puisi


''Aku bertanya kepada bumi, siapa yang melahirkan ibu/ Bumi tersipu, tapi kudengar laut menyahut/ ''Ia bersaksi atas fakta, namun tak berdaya untuk bicara!''/ Aku bertanya kepada laut, siapa yang menampungnya?/ Laut menggelora, tapi kerontang sebelum usai membilang nama...'' (''Osmosa Asal Mula'' karya Sitok Srengenge)

63

Puisi sepertinya tidak mampu beradaptasi ketika berada di tempat- tempat umum. Daya hidupnya hanya terbatas di habitatnya saja. Penikmat puisi, selain jumlahnya tidak banyak, juga keberadaannya tidak tersebar secara merata dalam masyarakat. Mereka pada umumnya tergabung dalam sebuah wadah khusus biasanya berupa komunitas - yang sengaja dibentuk sebagai tempat untuk mengadakan kegiatan yang berkaitan dengan puisi. Jadi, dengan demikian bukan puisi yang aktif menghampiri mereka, tapi mereka yang aktif menghampiri puisi. Karena sifatnya yang pasif, eksistensi puisi tidak bisa secara langsung bersentuhan dengan masyarakat awam (umum). Perlu pendekatan yang intens terlebih dahulu untuk bisa mengapresiasi puisi, harus melalui proses yang memakan waktu tidak sedikit. Sedangkan kebanyakan masyarakat awam adalah orang-orang yang memandang sebuah karya seni hanya dari sisi praktisnya saja, tanpa perlu bersusah payah untuk bisa memahaminya. Apalagi dalam masyarakat awam dengan minat baca rendah yang telah terbiasa dimanjakan oleh rangsangan inderawi saja untuk menikmati seni, maka akan semakin sulit bagi puisi untuk beradaptasi. Ada beberapa cara yang telah dicoba untuk mempopulerkan puisi. Ada yang membawakannya dengan cara berorasi, mengemasnya dalam bentuk musikalisasi, atau memasukannya ke dalam adegan film. Promosi puisi masih membutuhkan bantuan dari media lain seperti audio atau visual supaya bisa diterima secara luas, belum ada yang bisa menarik peminat yang banyak dengan hanya mengandalkan media teks saja. Meskipun terbukti efektif, cara-cara seperti itu lama kelamaan bisa menimbulkan ketergantungan yang berdampak buruk bagi perkembangan puisi secara tekstual.

64

Apresiasi terhadap teks bisa berkurang sehingga dengan sendirinya kualitas puisi juga akan ikut menurun, karena teks adalah media utama dalam penciptaan terhadap teks dan pendokumentasian akan puisi. kurang Eksplorasi penyair dikhawatirkan

maksimal, sehingga diksi yang dihasilkan menjadi monoton dan maknanya kurang dalam, karena kekuatan teks tidak lagi dijadikan prioritas utama dan kelemahannya bisa ditutupi dengan kelebihan pada instrumen seni yang lain. Misalnya sebuah puisi yang kualitas teksnya rendah bisa ditutupi bila dikemas dengan iringan musik yang indah, karena perhatian penonton akan terbagi dan tidak lagi terfokus pada teksnya saja. Akibatnya, puisi tidak lagi berdiri sendiri sebagai sebuah karya seni yang utuh, karena penyampaiannya tergantung pada bantuan karya seni yang lain. Apakah anda pecinta musik? Tahukah anda bagaimana

pemusik mencipyakan sebuah lagu? Ia menciptakan lagunya dulu, baru dibuat liriknya, atau sebaliknya, menciptakan liriknya lebih dahulu, baru lagunya? Ada pemusik yang menciptakan lagu dulu, baru liriknya. Ada pula yang menciptakan lirik dulu, baru lagunya. Salah satu pemusik yang menciptakan lirik dulu, baru

menciptakan lagunya adalah Ebiet G. Ade. Bahkan, karena sebelum menciptakan lagu dia selalu menciptakan lirik-liriknya yang sangat puitis, lirik-lirik lagu Ebiet dapat disetarakan dengan puuisi. Adapun Ebiet disebut sebagai seorang penyair. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa puisi dapat diekspresikan dalam bentuk lagu yang dapat disertai dengan iringan musik. Penyatuan puisi dengan lagu/musik itu merupakan sebuah kegiatan yang sering disebut musikalisasi puisi. 1) Menyimak Lagu

65

Kepada

anda

akan

diperdengarkan

sebuah

lagu

yang

dinyanyikan oleh Ebiet G. Ade, misalnya, yang berjudul Kupukupu Kertas. Sambil membaca teks lagunya, tirukanlah nyanyian itu bersama-sama. KUPU-KUPU KERTAS (Ebiat G. Ade-1995) Setiap waktu engkau tersenyum Sudut matamu memancarkan rasa Keresahan yang terbenam Kerinduan yang tertahan Duka dalam yang tersembunyi Jatuh di lubuk hati Kata-katamu Riuh mengalir bagai pesimis Seperti angin yang tak pernah diam Selalu beranjak setiap saat Menebarkan jala asmara Menaburkan aroma luka Benih kebencian kau tanam Bakar ladang gersang Entah sampai kapan Berhenti menipu diri Kupu-kupu kertas Yang terbang kian kemari Aneka rupa dan warna Dibias lampu temeram Membasuh debu yang lekat dalam jiwa Mencuci bersih dari segala kekotoran Aku menunggu

66

Hujan turunlah Aku mengharap Badai datanglah Gemuruhnya akan melumatkan semua Kupu-kupu kertas 2) Memahami dan membarikan irama/lagu pada teks puisi Setelah menyimak lagu Ebiet di atas, cobalah And abaca puisi berikut dengan cermat, kata demi kata, baris demi baris, dan bait demi bait agar Anda betul-betul menghayati puisi tersebut. Pakailah alat musik seadanya untuk mengiringi lagu anda., misalnya ketukan meja, tepukan tangan, atau peralatan lain yang dapat menimbulkan irama. PEREMPUAN-PEREMPUAN PERKASA Hartoyo Andangjaya Perempuan-perempuan perkasa Yang membawa bakul di pagi buta Dari manakah mereka Ke stasiun kereta mereka dating Dari bukit-bukit desa Sebelum peluit kereta terjaga Sebelum hari bermula dalam pesta kerja Perempuan-perempuan perkasa Yang membawa bakul di pagi buta Kemanakah mereka Mereka berlomba dengan surya Menuju ke gerbang kota Merebut hidup di pasar-pasar kota

67

Perempuan-perempuan perkasa Yang membawa bakul di pagi buta Siapakah mereka Akar-akar melata dari tanah perbukitan turun ke kota Mereka cinta kasih yang bergerak Menghidupi desa demi desa Dari contoh di atas tampak jelas bahwa lagu dapat digunakan sebagai wahana untuk menemukan konsep-konsep sastra, unsur intrinsic sastra, dan menulis sastra tanpa mengabaikan kegiatan apresiasif dan pengembangan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Musikalisasi puisi bukan hal baru dalam khasanah kesenian. Umumnya musikalisasi puisi (istilah yang lazim untuk lagu yang liriknya diangkat dari sebuah sajak) hanya dimanifestasikan dalam permainan instrumen musikal yang bersahaja. Banyak musikus dan penyanyi yang telah melakukannya, baik dalam bentuk pementasan maupun rekaman. Di Indonesia, sebut saja nama kelompok Matahari, Bimbo, Ebiet G Ade, dan Leo Kristi. Mereka melantunkan bait-bait puisi dalam sebuah tembang. Puisi adalah lagu. Dan lagu itu juga sebuah puisi.

Musikalisasi puisi adalah suatu penciptaan (kembali) karya puisi yang dikemas dalam sebuah lagu, dimana bait-bait puisi menjadi syairnya. Musikalisasi sebuah puisi menjadikan sebuah puisi lahir dua kali. Kelahiran pertama adalah kelahiran bait-baitnya dari sang pencipta puisi, dan kelahirannya yang kedua adalah dari sang komposer, musiknya. Bagi masyarakat Indonesia pada umumnya, musikalisasi puisi pencipta musik,penyanyi serta pemain instrumen

68

memang sesuatu yang belum banyak dikenal. Jenis kreativitas seni ini lebih dikenal di kalangan pelaku / penikmat sastra / budaya, bengkel teater, mahasiswa ilmu sastra / budaya, dan semacamnya. Apakah ini menandakan masyarakat Indonesia sulit menerima suatu musik yang memiliki bait syair yang relatif sulit dicerna? (karena tersirat dan bermakna dalam?). Musikalisasi puisi dapat digunakan sebagai upaya

mempertahankan eksistensi puisi dimasyarakat terutama dikalangan remaja selain yang mempelajari sastra.. Kalau dulu puisi hanya dapat didengar berupa rentetan ucapan kata-kata dalam tiap bait yang dibacakan seorang penyair atau pembaca puisi, tanpa iringan musik. Kini, para penikmat puisi dapat menikmati penyair membaca puisi dengan diiringi alunan musik pengiring, sehingga menambah syahdunya bagi penikmat puisi di sebuah pementasan. Pembacaan puisi diiringi alunan musik, biasa dikenal dengan musikalisasi puisi. Ada sebuah pertanyaan penting yang hingga kini belum terjawab dengan jelas dan tuntas, yakni, sejak kapan musikalisasi puisi dikreasi orang di Indonesia? Pertanyaan ini layak dijawab oleh para pakar, karena hingga kini apa yang dinamakan musikalisasi puisi, terpecah dalam dua jawaban. Pertama, ada yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan musikalisasi puisi itu adalah cara baca puisi dengan seluruh tafsirnya dalam bentuk musik yang tidak melibatkan suara manusia di dalamnya. Kedua, bahwa yang dimaksud dengan musikalisasi puisi itu, adalah cara baca puisi dengan seluruh tafsirnya yang dilagukan oleh manusia dengan iringan musik yang pas, yang senyawa dengan isi puisi. Jika pengertian musikalisasi puisi merujuk pada pendapat yang kedua, yakni lirik puisi yang diberi bentuk lagu untuk dilantunkan dengan vokal yang indah serta iringan musik yang pas, apa yang dinamakan musikalisasi puisi itu - sesungguhnya sudah

69

lahir sejak lama di negeri ini. Entah pada abad keberapa, terutama jika hal itu mengingat dukun atau para pawang pada zamannya, yang ketika mengobati pasiennya, atau ketika mengusir roh jahat dari sebuah tempat, ia melantunkan mantra dengan irama tertentu, meski tanpa iringan musik. Puisi-puisi yang ia lagukan punya tema beragam, dari soal cinta, politik, hingga kehidupan. Puisi karya Orlando Emanuels misalnya, bertutur tentang penderitaan rakyat Suriname yang selama 10 tahun berada di bawah rezim militer. ''Meski semua habis kau ratakan dengan tanah, dan bunga-bunga berubah jadi arang, aku tetap akan menari dengan sekuntum anggrek di tangan''. Musikalisasi juga bisa menjadi jembatan untuk menyajukan puisi dengan bentuk lain. Tidak hanya dengan dibaca saja dengan mimik yang menyakinkan, namun juga dengan diiringi musik. Musik dapat memberikan nyawa baru pada puisi yang sedang dibaca tersebut. Sehingga para pendengar bisa memahami dengan seksama dan merasakan isi puisi yang di bawakan pembaca. Membacanya pun harus di sesuaikan dengan musik yang akan menjadi pengiringnya. Jangan sampai suara pembaca puisi tersebut tenggelam diantara musik yang mengiringi atau musik terlampau pelan sehingga tidak terdengar oleh pendengar. Lewat cara yang demikian paling tidak kita tahu bahwa dalam upaya mengkomunikasikan lirik dalam bentuk lagu itu - tidak harus berteriak, dan jingkrak-jikrak dengan suara yang meraung-raung. Ruang-ruang meditatif musik dan lagu yang dilantunkan dengan nada itu, senantiasa memberikan kesempatan kepada

apresiatornya untuk melihat ke dalam dirinya.

Hal tersebut juga tidak mudah, karena pemberi nuansa musik dalam musikalisasi puisi (komposer) bukanlah si pencipta puisi itu

70

sendiri, tetapi orang lain yang mencoba memahami bait-bait puisi untuk dimasukkan dalam kerangka melodi sebuah lagu. Tidak mudah juga, karena puisi itu sendiri pada awalnya sudah merupakan sebuah irama yang tak bernada yang diciptakan oleh penulisnya.

Adalah tugas seorang komposer/pencipta lagu yang memakai sebuah puisi menjadi syairnya untuk membunyikan nada yang belum dimainkan dalam ruh sebuah puisi untuk kemudian diterjemahkan dalam komposisi nada dan dinamika. Tak jarang, musikalisasi puisi menjadi suatu kelahiran yang gagal. Kegagalan ini karena musik yang dibuat justru mengubur roh / jiwa puisi yang sudah ada terlebih makna. dahulu. Makna dalam puisi menjadi tidak tampak, terkurubur dalam riuhnya musik karena kesalahpahaman interpretasi

Menurut Gusti Sri,

mencoba memaknai musik sebagai puisi

tanpa kata dan puisi merupakan musik tanpa notasi. Keduanya samasama mempunyai irama, lagu, tempo dan dinamika. Esensi dari semuanya itu terdapat dalam puisi yang diterjemahkan menjadi notasi-notasi musik.

Dalam musikalisasi puisi, sebuah puisi dengan bait-bait kalimatnya memang menjadi tuan dalam sebuah lagu. Musik dengan segala dinamika, nada, tempo, harus takluk dalam makna sebuah puisi yang sudah terlahir terlahir / tercipta terlebih dahulu. Perlu kebesaran hati sebuah pencipta musikalisasi puisi untuk berdialog dengan pencipta puisi sehingga ia dapat membahasakan kembali makna sebuah puisi dalam hadirnya sebuah lagu yang akan ia ciptakan.

71

Ada puisi-puisi yang cenderung tenang, romantis, sederhana dalam pemilihan kata. Dalam ciri khas inilah seorang komposer musikalisasi puisi ditantang untuk menghadirkan kembali puisi-puisi tersebut tanpa kehilangan ruh puisi yang tenang, romantis, sederhana, namun dalam maknanya. Sebuah karya musikalisasi puisi yang jenaka, nyeleneh, aneh, musik yang tak terduga, kontemporer namun tetap punya pola, membuat pendengarnya tertawa namun sekaligus mentertawakan dirinya Demikian pula musik yang akan mengiringi adalah musik yang serupa dengan gaya bahasa puisinya.

Mendengarkan sebuah karya musikalisasi puisi, bagi sebagian orang yang kurang akrab dengan karya seni puisi, dapat menjadi suatu awal yang sulit untuk mencerna makna sebuah karya musikalisasi puisi. Penikmat karya perlu sedikit cerdas, tak hanya cerdas menikmati melodi lagu, tapi juga cerdas mengaolah makna.

Karena makna harus digali dari bait bait syair yang nota bene adalah sebuah puisi yang tak rela begitu saja membahasakan makna dengan mudah dan gamblang. Makna besembunyi dibalik kata-kata, simbol, rima suku kata, seperti layaknya bahasa puisi yang tersirat dan tak begitu saja dengan mudahnya mengungkapkan makna.

Kadang kita harus menduga-duga, berimajinasi seolah olah kita adalah sang pencipta puisi tersebut. Lalu kemudian mengakrabi musiknya, seiring dengan *musik syair* yang sudah ada. Tak ada salahnya membaca terlebih dahulu bait syairnya, sebelum mendengarkan lagunya dengan begitu tidak terlalu membuat dahi kita berlipat ketika mendengarkan sebuah musikalisasi puisi.

72

Belakangan ini pemahaman atau rasa senang pada puisi itu semakin besar. Sudah banyak orang yang dirasa perlu untuk yang menggunakan puisi itu dan dipelajari. Dengan untuk undangan perkawinannya Puisi sudah menjadi sesuatu hal dinikmati musikalisasi puisi bisa membantu orang mengenal puisi lebih baik. Menjadikan puisi teman, seperti membaca bahan buku atau tulisan kreatif lain. Jadi tidak ada rasa ngeri atau takut dibilang bodoh karena persepsi berbeda atau dibilang tidak cukup layak. Sebetulnya tidak ada istilah seperti itu untuk memahami sebuah karya. Untuk menjadikan puisi lebih mudah dinikmati puisi dapat dirubah dalam bentuk musik. Kalau dulu puisi hanya dapat didengar berupa rentetan ucapan kata-kata dalam tiap bait yang dibacakan seorang penyair atau pembaca puisi, tanpa iringan musik. Kini, para penikmat puisi dapat menikmati penyair membaca puisi dengan diiringi alunan musik pengiring, sehingga menambah syahdunya bagi penikmat puisi di sebuah pementasan. Usaha untuk mempopulerkan puisi dengan cara-cara seperti itu adalah sebuah hal yang dilematis. Di satu sisi bisa berdampak positif, karena eksistensi puisi akan dikenal secara luas, tidak terbatas di habitatnya saja. Sedangkan di sisi lain bisa berdampak negatif, karena kualitas puisi tidak lagi dinilai dari teksnya saja, sudah terdistorsi dengan adanya bantuan dari instrumen seni yang lain. Jalan keluarnya adalah dengan menjawab pertanyaan ini: apakah puisi bisa populer bila hanya mengandalkan kekuatan teks saja?

73

Kendala utamanya adalah diksi puisi yang sudah terlanjur mendapat cap rumit sehingga sulit dimengerti oleh masyarakat awam. Jargon yang digunakan tidak biasa dipakai secara umum, hanya orang-orang tertentu yang bisa langsung tahu artinya. Orang awam yang ingin tahu harus membuka kamus terlebih dahulu, sehingga dari sana bisa timbul keengganan karena mereka merasa direpotkan. Kendala lainnya adalah kata-kata dan alur puisi yang terlalu panjang dan bertele-tele, sehingga tidak bisa dinikmati hanya dalam sekali baca, apalagi dihafalkan di luar kepala. Padahal syarat untuk menjadi karya populer adalah yang bisa langsung dimengerti dan cepat diserap oleh masyarakat awam, tapi bukan berarti kualitasnya tidak diperhitungkan. Masyarakat awam mempunyai kriterianya sendiri dalam menentukan mana karya yang bisa mereka terima dan mana yang tidak. Mereka tidak sembarang menerima karya begitu saja, ada ukuran yang tidak secara sengaja mereka sepakati bersama yang mereka terapkan dalam menyeleksi sebuah karya, apakah bisa memenuhi selera mereka atau tidak. Karena itulah diperlukan kejelian penyair untuk membaca situasi dan mengamati gejala yang sedang terjadi dalam masyarakat umum. Puisi populer harus mampu relevan dengan situasi dan kondisi yang sedang berkembang luas, sehingga eksistensinya bisa bersentuhan langsung dengan masyarakat umum. Tentunya tidak cukup hanya dengan mengemukakan teori saja untuk mewujudkan gagasan puisi. Lebih dari itu harus ada juga karya nyata yang bisa mewakili dan memenuhi syarat untuk menjadi puisi, sehingga bisa mempelopori lahirnya genre baru dalam dunia perpuisian Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu contoh puisi yang memiliki kriteria untuk menjadi puisi pop:

74

TENTANG SESEORANG

Aku ingin berhenti menuliskanmu. Bosan aku dengan pena, dan enyah saja kau kertas! Seperti mengerami mimpi yang tak kunjung menetas... Digenangi air mata jingga adalah bayangmu. Aku tersedu karena rindu; ingin bertemu...
Puisi di atas sangat memenuhi syarat untuk menjadi puisi pop: singkat, padat dan mudah dicerna. Diksi yang ditawarkan adalah kata- kata yang bisa mengundang selera masyarakat awam, karena biasa digunakan secara umum sehingga tidak perlu membuka kamus khusus. Isi yang ingin disampaikan menggunakan perumpamaan dan simbol yang sederhana, sehingga tidak perlu mengerutkan dahi untuk memahaminya. Meskipun terkesan ringan, bukan berarti puisi tersebut mengesampingkan kualitas dalam penulisannya, supaya tidak dianggap remeh oleh pembaca yang lebih kritis. Bila dilihat dari segi diksi saja, mungkin kebanyakan pembaca akan menganggap puisi tersebut hanyalah sebuah parodi yang bermaksud main-main, karena mencomot lalu memodifikasi beberapa baris dari puisi yang terdapat dalam sebuah karya film pop. Tapi bila dilihat juga dari segi isi, secara keseluruhan apa yang ingin disampaikan melalui puisi tersebut sangatlah serius. Tema yang diangkat adalah tentang kerinduan yang

mengharukan, tergambar jelas dari penggunaan kata-kata dan tandatanda dalam penulisannya. Kontinuitas dari satu baris ke baris selanjutnya terikat kuat, sehingga secara keseluruhan membentuk sebuah kesatuan puisi yang utuh. Tidak ada diksi yang sia-sia,

75

semuanya dipilih secermat mungkin supaya bisa mewakili perasaan yang ingin disampaikan. Dibumbui penempatan rima secukupnya, dalam satu baris dan antar baris, membuat isi puisi terasa bertambah lezat untuk dilahap para pembaca. Singkat, padat dan mudah dicerna. Yang seperti itulah yang dinamakan puisi pop. Seperti halnya dalam karya pop lainnya, orisinalitas yang sifatnya umum tidak perlu dipermasalahkan, karena sudah dianggap milik bersama dan boleh digunakan oleh siapa saja. Dalam musik pop, kesamaan susunan beberapa nada pada sebuah lagu baru dengan lagu sebelumnya sudah lumrah terjadi. Tapi ada ukuran tertentu baik yang sudah tertulis maupun yang masih berupa bahan perdebatan yang disepakati untuk menentukan sampai mana batas

sebuah karya bisa dikatakan sebagai plagiat atau tidak. Demikian juga dengan karya pop lainnya seperti novel, film dan lain-lain. Tidak ada salahnya menjadikan puisi sebagai karya pop sebagaimana karya seni lainnya, tapi dengan catatan tanpa mengesampingkan kualitasnya. Tidak ada yang tabu dalam seni, segala kemungkinan patut dicoba. Tidak perlu khawatir kesakralan puisi akan ternoda karenanya. Sudah saatnya puisi terbebas dari keterbatasannya untuk menjadi bagian dari hiruk pikuk dunia di luarnya. Keberadaan puisi pop bisa merangsang minat baca masyarakat awam, sehingga selanjutnya mereka mungkin akan tertarik untuk naik ke tingkat bacaan yang lebih tinggi. Dengan adanya puisi pop, promosi puisi bisa berdiri dan berjalan sendiri, tidak perlu lagi tergantung pada bantuan dari karya seni yang lain. Dan bukan tidak mungkin masih banyak lagi dampak positif yang akan bisa diwujudkan dengan adanya puisi pop.

4. Musikalisasi puisi dalam prakteknya

76

Dewasa ini sedikit sekali peranan generasi muda dalam dunia sastra khususnya puisi. Mereka cenderung beranggapan bahwa puisi itu membosankan dengan bahasanya yang mendayu-dayu. Mereka juga kurang tertarik untuk menjadi penerus para sastrawansastrawati yang dulu pernah berjaya dimasanya.dengan keadaan yang seperti inilah, peranan musikalisasi puisi diharapkan dapat membantu generasi muda untuk menyukai dan mencintai puisi itu sendiri. Banyak kita ketahui saat ini musik sangat mendominasi kehiduapan generasi muda terutama remaja. Dengan begitu puisi yang diiringi dengan musik yang kerap kali disebut musikalisasi puisi, bisa membuat para remaja tesebut tertarik dan berminat untuk menekuni dan ingin mengetahui lebih banyak tentang puisi. Berkaitan dengan praktek musikalisasi puisi yang semakin banyak dikenalkan para seniman dikalangan masyarakat, pada sisi yang lain, ada banyak pihak berpendapat, sejak kelompok musik Bimbo yang dikomandani oleh Samsuddin Hardjakusumah pada 10 Desember 1972 lalu, berhasil menafsir puisi dalam bentuk lagu dengan iringan musik yang pas, antara lain berhasil menafsir karya Wing Kardjo dan Taufiq Ismail yang digelar dalam acara "Temu Sastrawan di Teater Tertutup, Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta" maka apa yang dinamakan musikalisasi puisi mendapat momentumnya yang tepat, karena ia tidak dibawakan menurut selera pasar. Salah satu puisi yang ditulis oleh penyair Taufiq Ismail ketika ia bermukim di luar negeri itu, seperti di bawah ini. Oda pada van Gogh Pohon sipres. Kafe tua Di ujung jalan

77

Sepi. Sepi jua Langit berombak Bulan di sana Sepi, namanya Bimbo berhasil menafsir puisi tersebut, tidak hanya mampu mengangkat tentang suasana sebuah kafe yang sunyi dan senyap, yang kemungkinan semua itu terjadi di musim salju, tetapi juga menyuguhkan keterasingan kita berada di sebuah tempat yang jauh, yang dalam suasana demikian itu, mampu menumbuhkan benihbenih kerinduan di hati, mungkin pada seseorang atau entah siapa ia. Kini, selain Bimbo, banyak sudah kelompok musik lainnya, yang juga tertarik pada puisi. Iwan Fals dengan Kantata Takwa banyak membawakan puisi Rendra, demikian juga dengan Franky & Jane yang banyak membawakan puisi Yudhistira ANM Massardi pada zamannya, serta Emha Ainum Nadjib dengan kelompoknya, dan beberapa kelompok lainnya seperti Sanggar Matahari, Hajar Aswad, Mukti-Mukti, Ferry Curtis, Harry Roesli (almarhum), serta Kelompok Tatyana (Nana), Reda dan Umar Muslim yang gandrung dengan puisi-puisi Sapardi Djoko Damono, dan kelompok lainnya. Kelompok Nana dan Reda, setidaknya sudah "melahirkan" dua album musikalisasi puisi, yakni "Hujan Bulan Juni" yang dipublikasikan beberapa tahun lalu, serta "Gadis Kecil" (2005). Ketika puisi di bawah ini, ditafsir dalam lagu yang komposisi musiknya digarap oleh Reda Gaudiamo dengan iringan gitar dibawakan oleh J. Kristanto serta vokal oleh Reda, yang sampai pada kita adalah sebuah alam yang lain dari sebuah dunia imajinasi yang membukakan "dirinya" ke arah langit pengalaman yang lain. Lewat kekuatan vokal yang halus serta petikan gitar yang entah apa namanya, yang mampu membuat bulu roma kita berdiri.

78

"Gadis Kecil", puisi pendek yang dimusikaslisasikan itu, begini bunyinya: ada gadis kecil diseberangkan gerimis/ di tangan kanannya bergoyang-goyang payung/ tangan kirinya mengibaskan tangis/ di pinggir padang ada pohon dan seekor burung// Puisi tersebut memang pendek, namun makna yang sampai pada kita bukan soal gadis kecil yang tengah mencari nafkah lewat upaya menyewakan payung kepada orang-orang yang membutuhkan jasanya, yang dengan itu, ia harus mengibaskan tangis.Lebih tegasnya, harus bekerja keras demi memperjuangkan hidup dan kehidupan yang didera kemiskinan, tetapi secara tidak langsung darinya, meruap pula bayang-bayang maut, yakni tentang derita yang harus ditanggung oleh si gadis tersebut, di tengah-tengah kehidupan yang keras. Ketika Tatyana (Nana) Reda dan Umar Muslim membawakan puisi-puisi Sapardi Djoko Damono dalam acara peluncuran antologi puisi Before Dawn karya Sapardi Djoko Damono yang diterjemahkan kedalam bahasa Inggris oleh John H. McGlynn serta peluncuran album musikalisasi puisi "Gadis Kecil" di Galeri Soka, Jakarta, yang bertepatan dengan pameran lukisan Jeihan Sukmantoro di galeri tersebut, artis sinetron Cornelia Agatha tidak mau ketinggalan. Ia ikut ambil bagian dengan mendendangkan puisi "Hujan Bulan Juni" yang dimuat lagi dalam album "Gadis Kecil." Suara Cornelia yang ternyata enak didengar itu, membuat para hadirin diam menyimak. Larik-larik puisi yang ditulis oleh Sapardi Djoko Damono itu, begini bunyinya: tak ada yang lebih tabah/ dari bulan hujan juni/ di rahasiakannya rintik rindunya/ kepada pohon berbunga itu// tak ada yang lebih bijak/ dari hujan bulan juni/ dihapusnya jejak-jejak kakinya/ yang ragu-ragu di jalan itu// tak ada yang lebih arif/ dari hujan bulan juni/ dibiarkannya yang tak terucapkan/ diserap akar

79

pohonan bunga itu// . Bagi para penikmat puisi tersebut adalah sebuah puisi cinta yang indah, itu yang adalah juga dibayang-bayangi tafsir, yang kematian. mempunyai Sapardi ruang mengatakan bahwa musikalisasi puisi yang bersumber dari puisipuisinya sebentuk komunikasi tersendiri di dalam kehidupan manusia dalam bentuk lagu yang diiringi dengan musik yang pas. Lewat cara yang demikian paling tidak kita tahu bahwa dalam upaya mengomunikasikan lirik dalam bentuk lagu itu - tidak harus berteriak, dan jingkrak-jikrak dengan suara yang meraung-raung. Ruang-ruang meditatif musik dan lagu yang dilantunkan dengan nada itu, senantiasa memberikan kesempatan kepada

apresiatornya untuk melihat ke dalam dirinya, seperti apa ia berada di tengah-tengah denyut kehidupan yang tengah berlangsung di hadapannya.

5. Sastrawan-sastrawati Musikalisasi Puisi

Denise Jannah
Manakala Denise Jannah menampilkan musikalisasi puisi di Auditorium RRI , Jalan A Yani, Selasa (27/9) malam,Semarang. Berbeda dari yang sudah ada, penyanyi kelahiran Suriname itu membawakan puisi dalam irama jaz. Ia tampil dalam konser bertajuk ''Puisi dan Jazz Denise Jannah & Band''. Puisi karya penyair dari sejumlah negara ia lagukan. Antara lain ''Mal Wega'' karya Elis Juliana (Curacao), ''Waribikiri'' karya Ernesto Rosenstand (Aruba), ''Wan Bari-bari Odi'' karya Michael Flory (Suriname), Wys My Die Plek Waar ons Saam Gestaan Het...'' karya C Louis Leipoldt (Afrika Selatan), ''Voor een Dag van Morgen karya Hans Andreus dan Ra karya Vasalis (Belanda), serta ''Osmosa Asal Mula'' karya penyair Indonesia Sitok Srengenge. Semua itu

80

terangkum dalam album terakhirnya ''Gedicht Gezongen'' (2004). Menarik sekali menyaksikan gaya penyanyi yang pernah belajar musik di Konservatorium Hilversum Belanda itu di atas pentas. Dengan improvisasi yang matang, Denise tampil lugas dan lepas. Vokal messo soprannya berkelindan nyaman dengan cabikan gitar Wolf Martini dan kontrabas Tacoo Nieuwenhuizen Segaar, tepukan perkusi Bart Fermie, denting piano Mark Alan Isaacs serta gebukan drum Elfa Zulham Syah Warongan. Puisi-puisi yang ia lagukan punya tema beragam, dari soal cinta, politik, hingga kehidupan. Puisi karya Orlando Emanuels misalnya, bertutur tentang penderitaan rakyat Suriname yang selama 10 tahun berada di bawah rezim militer. ''Meski semua habis kau ratakan dengan tanah, dan bunga-bunga berubah jadi arang, aku tetap akan menari dengan sekuntum anggrek di tangan''. Tepuk tangan riuh membahana di ruang pertunjukan saat Denise membawakan ''Osmosa Asal Mula'' karya Sitok Srengenge. Meski mengaku tak paham bahasa Indonesia, ia mampu melafalkan kata demi kata dalam puisi itu dengan artikulasi jelas. Sebagai seorang entertainer sejati, penyanyi yang pernah memenangkan first prize pada International Golden Orpheus Festival di Burgas, Bulgaria (1992) itu mampu menguasai panggung pertunjukan. Ia dengan enjoy mengakrabi penonton, berdialog dan bercanda di sela-sela penampilannya. Tak terkecuali saat Denise menyilakan dua penonton, Giri dan Rosalia Ambarwati unjuk kebolehan. Ini adalah bukti bahwa musik yang mampu mengiringi puisi tidak hanya musik pop atau dengan jenis-jenis musik tertentu.

81

Seperti halnya Denise Jannah, dia mampu menyajikan musikalisasi puisi dengan menggunakan musik jazz. Namun tidak semua jenis musik mampu dikolaborasikan dengan semua puisi. Apabila puisi tersebut bertema cinta tidak mungkin kita memberikan instrument musik rock atau metal. Puisi yang bertema cinta lebih tepat kita padupadankan dengan musik yang kalem atau slow.

Agus Gusti

Musik Puisi, Purnama di Atas Kardus


DI tengah perdebatan mengenai definisi musik puisi (musikalisasi puisi), Sabtu (16/7) sore Teater Ambang Wuruk Tasikmalaya (TAWT) mementaskan musik puisi yang disuguhkan dengan kemasan seni multimedia. Pertunjukan yang diberi judul "Purnama di Atas Kardus" itu menggabungkan beberapa unsur seni, seperti teater, musik, puisi, dan visual. Alur ceritanya disajikan dalam lima sesi, mengacu pada lima puisi karya Gusti Sri selaku pimpinan produksi. Kelima karya puisi itu, masing-masing "Balada Anak Negeri", "Manuscript", "lukisan dilema", "Purnama di Atas Kardus", dan "Doa Kecil" diracik dengan karya seni musik garapan Agus Gusti, menjadi karya yang mereka sebut musik puisi. Pasalnya antara unsur musik dan puisi dihadirkan bersamaan. Hasilnya, pada karya yang digarap sutradara Dwi Feb ini, masing-masing unsur saling mengisi, melengkapi, dan memberi ruang. Latar belakang pembuatan karya itu sendiri, di antaranya karena melihat puisi telah menjadi dinamika. Sementara musik merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari geliat kesenian di Kota Tasikmalaya.

82

Jalannya pentas diawali dengan menggelapkan panggung. Di tengah remang-remang cahaya samar terlihat beberapa sosok masuk arena pentas. Hitungan angka mundur, terpancar dari proyektor yang disorotkan ke latar belakang panggung. Disusul tulisan "Balada Anak Negeri" yang menandakan dimulainya sesi pertama. Beberapa saat kemudian, terdengar alunan suara dari perangkat musik digital, dimainkan A-Gusti. Bersamaan dengan itu cahaya pun menerangi panggung, diiringi berbagai gerak langkah kreasi tarian, dibawakan sembilan pelaku. Proyektor pun menampilkan potongan rekaman berbagai

peristiwa tragedi yang pernah terjadi di era reformasi, disisipi fotofoto sejumlah petinggi di era Orde Baru. Alunan vokal Diah dan bait puisi dari Gusti Sri terdengar, mengikuti irama musik. Demikian pula pada sesi berikutnya, seperti "Manuscript", "Lukisan Dilema" dan "Purnama di Atas Kardus". Setiap sesi hadir dengan memadukan gerakan beberapa

pemain, irama musik, visualisasi gambar dan lantunan vokal. Semuanya disesuaikan dengan isi materi puisi yang disajikan pada setiap sesi, menyampaikan pesan tentang perubahan jaman. Pada sesi terakhir, pentas ditutup dengan sesi "Doa Kecil" menghadirkan gerak tunggal seorang pemain, mengekspresikan materi puisi. Di sesi penutup ini, bercerita tentang doa kepada yang maha kuasa dan harapan akan adanya perubahan, termasuk meminta perlindungan dari perubahan zaman yang tidak bisa dihindari. Salah satunya, pesan yang disampaikan seperti terlihat pada tulisan di latar belakang panggung, diambil dari naskah puisi yang di pancaran melalui proyektor, seperti "Isilah cawan kotor ini, kekasih, walau hanya setitik air, aku ingin dimandikan". "Pabila kembaraku belum berakhir, peliharalah aku, di ladang kesayangan Mu.

83

2.2.3 Opera
Opera adalah sebuah bentuk seni, dari pentasan panggung dramatis sampai pentasan musik . Opera adalah bentuk lain dari teater. Opera juga merupakan salah satu pembelajaran Bahasa Indonesia dengan mengunakan Musik. Dalam mementaskan sandiwara , opera memakai elemen khas teater seperti pemandangan, pakaian, dan akting namun kata-kata dalam opera, atau kata-kata nyanyian, dinyanyikan daripada dituturkan. Penyanyi ditemani oleh ansambel musik yang, dari ansambel menolong yang kecil hingga orkes simfoni penuh. Opera tradisional terdiri atas dua mode nyanyian: resitatif, deklamasi, dan nyanyian, yang menunjuk kepada bagian tunggal yang dinyanyikan. Bagian yang dinyanyikan yang pendek juga diserahkan ke sebagai ariosos. Masing-masing macam nyanyian ditemani di samping alat musik. Penyanyi dan peran mereka bermain disusan menurut golongan menurut besarnya suara mereka. Penyanyi pria digolongkan sebagai bas, bas-penyanyi bariton, penyanyi bariton, tujuan dan alto. Penyanyi wanita disusan menurut golongan, sebagai penyanyi contralto, mezzo-penyanyi sopran dan penyanyi sopran. Masing-masing klasifikasi ini mempunyai sub-bagian, atau fachs, seperti liris penyanyi sopran, coloratura, spinto, dan dramatis penyanyi sopran yang menghubungkan suara penyanyi dengan tugas paling cocok untuk warna nada suara dan kualitas.

84

Opera terilhalmi dari banyak bentuk seni lain. Entah opera ini adalah bentuk musik tertinggi sudah merupakan subyek perdebatan sejak abad ke-17. Seni visual, seperti melukis, dilaksanakan untuk membuat tontonan visual di panggung, yang dianggap sebagai sebagian penting pentasan panggung. Akhirnya, menari adalah sering dianggap bagian pentasan opera. Oleh karena ini, terkenal opera penggubah Richard Wagner menunjuk kepada gaya sebagai Gesamtkunstwerk, atau karya seni satu padu.

85

BAB III METODE PENGUMPULAN DATA


Dalam pengerjaan tugas ini penyusun menggunakan beberapa metode dalam mengumpulkan data. Metode-metode tersebut juga memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing, sehingga dalam melakukan penelitian dianjurkan tidak hanya menggunakan salah satu metode saja. Dalam memperoleh data yang dibutuhkan sebagai peneliti bahan dan pembuatan laporan penelitian,ada jenis beberapa tehnik, cara atau metode yang dilakukan oleh disesuaikan dengan penelitiannya.Apabila kita hanya menggunakan metode angket, kita tidak mengetahui keakuratan hasilnya, karena jawaban-jawaban yang diberikan adalah relative dari satu orang ke orang yang lainnya. Oleh karena itu, penyusunmenggunakan 3metode yang berbeda, metode-metode tersebut adalah sebagai berikut : 3.1 Studi Pustaka Studi pustaka adalah metode pengumpulan data dengan cara mengambil data-data yang sudah ada dalam buku yang penyusun gunakan sebagai acuan. Buku acuan yang digunakan juga umumnya bermacam-macam, tergantung pokok permasalahan apa yang ingin kita kaji lebih lanjut. Buku acuan tersebut juga terdiri dari banyak pengarang terkenal dan perpengalaman. Dari pokok bahasan yang akan kita kaji, Apresiasi Musik

sebagai Media Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA Negeri 4 Malang, banyak sekali buku acuan sebagai media studi pustaka.

86

Seperti halnya buku yang bersangkut paut dengan Musik dan Pendidikan, buku acuan tersebut banyak ditemui di perpustakaan. Setelah dikaji melalui berbagai macam buku acuan terbukti bahwa musik sangat berpengaruh dalam perkembangan pendidikan anak. Musik sangat membantu sekali dalam proses perkembangan kecerdasan anak-anak dari balita sampai belasan tahun. Justru anak yang mulai dari kecil tidak dikenalkan dengan musik anak memdapat dampak yang positif dari musik tersebut.

3.2 Metode Angket (kuesioner) Metode angket yaitu memberikan instrumen angket kepada responden. Angket disini bisa disebarkan kemana saja tergantung konsumennya. Atau dapat disebut juga angket merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan untuk mengumpulkan data dengan cara membagi daftar pertanyan kepada responden agar resaponden tersebut memberikan jawabannya. Angket dibagi menjadi dua : 1. Kuesioner terbuka Dalam kuesioner untuk ini responden sesuai diberi dengan kesempatan menjawab

kalimatnya sendiri. 2. Kuesioner tertutup Dalam kuesioner ini jawaban sudah disediakan oleh peneliti, sehingga responden tinggal memilih saja. Keuntungan angket adalah : Waktu yang digunakan relative sedikit dan hasil yang diperoleh lebih banyak.

87

Tidak memerluakan hadirnya peneliti Dapat dibagikan serentak Dapat dijawab respondensesuai dengan

waktu yang ada Dapat dibuat anonim Angket dapat dibuat standart

Kerugian angket adalah : Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewati tidak dijawab, padahal sukar diulang kembali kepadanya Seringkali sukar dicari validitasnya Walaupun dibuat anonym, kadang

responden dengan sengaja memberikan jawaban yang tidak betul dan tidak jujur Seringkali tidak kembali Waktu pengembalian tidak bersama-sama

bahkan kadang-kadang ada yang terlalu lama sehingga terlambat. Metode angket adalah metode yang penyusun lakukan dengan cara menyebarkan angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang ingin penyusun ketahui dari sample, yaitu kelas X dan XI. Angket yang telah penyusunsebar di kelas X dan XI berjumlah sebanyak 100 lembar, dengan populasi SMA Negeri 4 Malang dan sebagai sample adalah siswa kelas X-5, X-6, XI-A3, dan XI-A4. Populasi merupakan sekumpulan orang atau objek yang memiliki kesamaan dalam satu atau beberapa hal dan yang membentuk masalah pokok dalam suatu riset khusus. Populasi yang akan diteliti harus didefinisikan dengan jelas sebelum penelitian

88

dilakukan. (Santoso & Tjiptono, 2002, 79) Sampel adalah semacam miniatur (mikrokosmos) dari populasinya. (Santoso & Tjiptono, 2002, 80)

3.3 Metode Wawancara

Metode wawancara adalah metode yang penyusun gunakan dalam memperoleh data dengan cara mewawancarai narasumber yang sudah berkecimpung di bidang Bahasa Indonesia. Wawancara merupakan teknik pengambilan data dimana

peneliti langsung berdialog dengan responden untuk menggali informasi dari responden. Wawancara, menurut Lexy J Moleong (1991:135) dijelaskan bahwa wawancara adalah percakapan dengan maksud - maksud tertentu. Pada metode ini peneliti dan responden berhadapan langsung ( face to face ) untuk mendapatkan mendapatkan informasi data secara yang lesan dapat dengan tujuan menjelaskan

permasalahan penelitian. Sesuai a.Wawancara dengan jenisnya, yaitu Faisol (1990: 63) yang

membaginya ke dalam empat jenis, yaitu : berstruktur, wawancara dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara sistematis dan pertanyaan yang diajukan telah disusun sebelumnya. b.Wawancara luas dan tidak leluasa yang berstruktur tanpa telah adalah wawancara susunan dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara lebih terikat oleh pertanyaan dipersiapkan sebelumnya,

89

biasanya pertanyaan muncul secara sepontan sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi ketika melakukan wawancara. Dengan tehnik ini diharapkan terjadi komunikasi langsung, luwes dan fleksibel serta terbuka, sehingga informasi yang didapat lebih banyak dan luas. c.Wawancara secara untuk terang terangan, tehnik ini dipergunakan memperoleh informasi secara

leluasa dengan baik dan benar dari lawan bicara, karena berawal dari keterbukaan dan keterus terangan bahwa peneliti menginginkan beberapa informasi dari responden. d. Wawancara dengan menempatkan informan sebagai sejawat. Karena data dan informasi yang diperoleh sangat mempengaruhi kualitas hasil penelitian, maka informan itulah respoden sejawat) atau responden juga sebagai penentu, informan (pasangan ini, untuk atau atau peneliti menempatkan co-researcher Pada

sebagai peneliti.

kesempatan

peneliti

berterus terang mengungkapkan maksud dan tujuan penelitian, juga beberapa harapan yang diinginkan dari informan.

Narasumber lingkup

adalah

orang

yang orang

berada yang

pada dapat

penelitian,

artinya

memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Jadi ia harus banyak pengalaman tentang penelitian dan secara sukarela menjadi anggota tim meskipun tidak secara formal, mereka dapat memberikan pandangannya dari dalam tentang nilai nilai, sikap, proses dan kebudayaan yang menjadi latar penelitian.

90

Cara

untuk

memilih

informan/narasumber

yang

dilakukan oleh peneliti pada langkah awal yaitu peneliti lebih memperdalam tentang sejauh mana mekanisme, aturan -aturan yang dikembangkan dalam penelitiannya. Disamping mencari informasi kepada informan/narasumber baik sebagai pengurus, anggota laki - laki dan perempuan yang sekaligus akan dijadikan sample tertentu dalam untuk penelitian. mendapatkan tentang orang Dengan menggunakan yang yang akan dapat pendekatan pendekatan tertentu kepada orang - orang informasi, orang menggambarkan

dipilih sebagai sampel. Langkah dirasa cukup bekal berikutnya sebagai dengan menggali dalam informasi penelitian melakukan

lebih dalam untuk mendapatkan beberapa orang sampai narasumber awal, .Dengan informasi peneliti

observasi secara mendalam melalui wawancara dengan orang - orang yang telah ditetapkan sebagai sampel .Hal ini untuk menguji kebenaran informasi yang telah diperoleh dan untuk mendapatkan data yang akurat dan penggolongan secara pasti dengan menggunakan tehnik wawancara. Metode wawancara sangat membutuhkan narasumber yang benar-benar bisa dimintai informasi. Sebab informasi bisa diberikan siapa saja dan setiap informasi juga perlu dibuktikan kebenarannya. Dengan begitu setiap kali akan melakuakn suatu wawancara harus pintar-pintar memilih narasumber yang profesional dan tidak asal. Keuntungan dari metode wawancara adalah hasil yang

diperoleh dari wawancara tersebut selalu jitu dan dapat dipertanggungjawabkan oleh narasumber.

91

Kerugian dari metode wawancara adalah waktu yang digunakan relative lama dan jika kita tidak mempunyai koneksi yang luas maka narasumber yang kita dapatkan tidak maksimal. Hal hal yang perlu diperhatikan dalam wawancara 1. Harus ada narasumber yang professional dan sesuai dengan informasi yang akan kita butuhkan. 2. Menentukan topik yang akan dibicarakan, jangan

sampai melalui batasan materi yang ditentukan. 3. Menetapkan tujuan wawancara 4. Menyiapkan pertanyaan yang sesuai dengan topik. 5. Menyimpulkan hasil wawancara

Dari beberapa metode penelitian tersebut, masih banyak metode yang bisa digunakan untuk mendapatkan hasil penelitian. Dan setiap metode yang akan digunakan pastinya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga harus memilih mana metode yang tepat agar penelitian itu bisa berjalan dengan baik dan lancar.

92

BAB IV Analisa Data

4.1 Data Penelitian


Salah satu metode penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan angket yang penyusunsebarkan di SMA Negeri 4 khususnya di kelas X5, X6, XI A1 dan XI A2. Dari angket-angket tersebut bisa dianalisa seberapa minat dan tertariknya siswa pada Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan mengunakan prantara musik. Dari angket-angket yang penyusunsebarkan, penyusunmendapat tanggapan yang menyenangkan . Mereka mengisi angket tersebut dengan antusias. Dari beberapa pertanyaan diatas yang berhubungan dengan tema penelitian penyusunApresiasi Musik Sebagai Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA Negeri 4 Khususnya kelas X dan XI, diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Apakah anda menyukai atau suka mendengarkan musik? Data yang diperoleh : ya, sebanyak 97,9% dan tidak sebanyak 2,04%
DIAGRAM 1

SUKA TIDAK SUKA

2. Jenis musik apa yang anda gemari? Data yang diperoleh: pop,

93

sebanyak 40,9% ; Rock, sebanyak 32,7% ; Jazz, sebanyak 6,55% ; lainnya, sebanyak 19,6%
DIAGRAM 2
POP ROCK JAZZ LAINNYA

3.

Bagaimana menggunakan 4,08%

pendapat musik

anda sebagai

tentang alat

pembelajaran bantunya?

dengan yang

Data

diperoleh : Setuju, sebanyak 95.9% ; tidak setuju, sebanyak

DIAGRAM 3

SETUJU TIDAK SETUJU

4. Apakah musik dapat membantu anda dalam proses KBM

94

khususnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia? Data yang diperoleh : Ya, sebanyak 81,6% dan Tidak, sebanyak 18,36%
DIAGRAM 4

YA TIDAK

5. Menurut anda apakah materi mudah diserap jika metode pembelajarannya menggunakan cara penghafalan materi dengan diubah menjadi lagu? Data yang diperoleh : ya, sebanyak 73,46% dan tidak, sebanyak 26,53%
DIAGRAM 5

YA TIDAK

6. Apakah anda tertarik jika metode musik digunakan dalam

95

pembelajaran Bahasa Indonesia? Data yang diperoleh : ya, sebanyak 91,6% dan tidak, sebanyak 8,3%
DIAGRAM 6

YA TIDAK

4.2 Wawancara
Metode yang digunakan selanjutnya adalah metode wawacara. Metode tidak ini jauh memiliki berbeda studi keakuratan keakuratan pustaka, yang dengan bisa diperhitungkan penelitian yang akan dibandingkan metode angket. Namun metode wawancara ini juga metode mengunakan sebab narasumber

diwawancara pastinya sudah mengenal dan menggerti tentang pokok bahasannya. Adapun pertanyaan yang akan penyusun ajukan adalah sebagai berikut : Dari pertanyaan diatas, kemudian penyusun mewawancarai dua nara sumber. Yang pertama Mahasiswi Universitas Merdeka Malang jurusan Sastra Indonesia dan selanjutnya Ibu Sri Utami seorang guru Bahasa Indonesia di SMA Negeri 4 Malang. Hasil wawancaranya adalah sebagai berikut :

96

Narasumber I Nama lengkap TTL Jurusan / Semester Universitas Pengalaman kerja Cita-cita : : Guru : Ulfie Mufida : Malang, 10 Mei 1986 : Sastra Indonesia / 6 : Universitas Merdeka Malang

1. Apakah anda menyukai musik? Ya, karena musik yang berperan sebagai karya seni, selain itu dapat digunakan sebagai sarana belajar tentang banyak hal. Tetapi tidak semua jenis musik yang saya sukai, hanya jenis musik yang memberikan falsafah kehidupan saja. 2. Menurut anda, apakah musik dapat mempengaruhi perilaku dan jalan pikiran seorang siswa? Seperti yang saya katakana tadi, musik dapat memberikan falsafah nilai kehidupan baik perilaku, perilaku dan perasaan. Namun tidaksemua jenis musik, hanya musik-musik yang memiliki unsur-unsur tentang makna falsafah dan sajak mendalam. tidak hanya Pembelajaran kehidupan

dipelajari dan didalami oleh seniman saja. Tetapi siswa juga bisa berperan sebagai seniman, pemerhati dan penikmat sastra. Hal itu karena siswa memiliki pikiran dan perasaan. Seperti yang manusia bijaksana pada atau umumnya. orang Sehingga, musik bisa nilai memberikan pemahaman nilai, sehingga ia menjadi orang yang melaksanakan kehidupan. 3. Dalam pembelajaran khususnya Bahasa Indonesia, adakah materi yang berkaitan dengan musik? (contohnya)

97

Tentu ada, misalnya puisi yang diberi unsur musik yang lebih dikenal masyarakat sebagai musikalisasi puisi. 4. Bagaimana jika musik dijadikan sebagai Alternatif dalam cara mengajar khususnya dalam Bahasa Indonesia? Bisa saja, hanya saja tidak semua materi pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia tidak dapat dimusikalisasi hanya materi-materi tertentu misalnya puisi, drama dan opera. 5. Salah satu materi dalam Bahasa Indonesia yang berkaitan dengan musik adalah musikalisasi puisi dan drama musikal, menurut anda apakah pengertian? Musikalisasi puisi adalah pemusikan puisi atau memberi unsur-unsur musik kedalam sebuah puisi. Seperti lirik-lirik lagu yang dinyanyikan oleh penyanyi (atau melagukan puisi sesuai dengan diksi, riam, penekanan, atau unsur puisi yang lainnya) sedangakn drama musikal adalah pementasan drama, dimana antara babak atau adegan-adegan tersebut diselingi dengan musik atau penyanyi lagu oleh pemeran atau oleh penyanyi diluar tokoh. Jadi berbeda antara musikalisasi puisi atau drama musikal. 6. Adakah kendala atau hambatan jika anda menggunakan musik sebagai metode pembelajaran? Kendalanya adalah ketika guru dan siswa tidak dapat menadakan puisi yang ingin dimusikalisasi. Tetapi penggunaan metode pembelajaran yang menggunakan musik sangat menarik bagi siswa dan guru, sehingga siswa dan guru mampu berinteraksi dan melaksanakan pembelajaran dengan

98

baik. Hal itu karena musik sangat dekat dengan kehidupan siswa dan hal itu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita, bukan? 7. Mungkinkah pembelajaran dapat diterima dengan baik oleh siswa, jika metode pembelajarannya menggunakan musik? Bisa, karena musik dekat dengan kita. Selain itu, dengan musik siswa dapat menerima pembelajaran dengan mudah lantaran menggunakan media musik. Musik juga dapat dijadikan alat untuk menyampaiakan nilai, maksud dan pemikiran. Siswa kepada guru, guru pada siswa, dan antara siswa dengan siswa, karena didalamnya terdapat alat komunikasi atara mereka. Jadi, musik merupakan media yang ampuh untuk pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Narasumber II Nama lengkap TTL : Dra. Sri Utami : Blitar, 11 September 1957

Pengalaman kerja : Guru 1. Apakah anda menyukai musik ? Sedikit suka 2. Bisakah musik mempengaruhi perilaku para siswa ? Bisa 3. Di dalam pelajaran khususnya Bahasa Indonesia adakah salah satu materinya yang berkaitan dengan musik ? ada, misal puisi dan drama

99

4. Tolong, berikan contoh dalam pelajaran bahasa Indonesia serta adakah manfaatnya ? Puisi musik) Drama : mengiringi drama atau tata bunyi : musikalisasi puisi (mengiringi puisi dengan

5. Bagaimana jika musik dijadikan sebagai alternatif dalam cara mengajar khususnya dalam bahasa Indonesia ? Bisa untuk media, misal media bahasa Indonesia tetapi bukan sebagai alternatif. 6. Salah satu materi dalam Bahasa Indonesia yang berhubungan dengan musik adalah musikalisasi puisi dan drama musikal, seberapa besar antusias siswa dalam mengikutinya ? Siswa lebih menyukai puisi atau drama yang diiringi musik. 7. Apakah anda pernah menggunakan metode pembelajaran

dengan musik ? seberapa berhasilkah? Pernah, berhasil mengajarkan para siswa siswi untuk lebih mudah memahami isi dari suatu puisi atau drama 8. Apa ada kendala atau hambatannya ketika anda menggunakan musik sebagai pembelajaran siswa ? Iya, ada karena hanya anak yang mengetahui musik yang bisa dengan yang lain kurang bisa mengikuti.

100

4.2 Analisis Data


Belajar Bahasa Indonesia ternyata bisa menggunakan musik. Ada materi materi tertentu yang bisa menggunakan media musik untuk lebih memaksimalkan pelajaran yang diajarkan. Musik memang sangat erat kaitannya dengan proses belajar mengajar khususnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Musik yang berperan sebagai karya seni, selain itu juga dapat digunakan sebagai sarana belajar tentang banyak hal. Seperti pada musikalisasi puisi ataupun drama musikal. Musik bisa digunakan untuk mengiringi puisi atau sering disebut juga dengan musikalisasi puisi. Dengan media musik para siswa akan lebih terinspirasi sehingga materi yang diajarkan akan lebih bisa mereka tangkap. Seperti apa isi yang ada dalam puisi tersebut, atau juga amanat yang disampaikan pengarang dalam puisinya. Puisi sepertinya tidak mampu beradaptasi ketika berada di tempat- tempat umum. Daya hidupnya hanya terbatas di habitatnya saja. Penikmat puisi, selain jumlahnya tidak banyak, juga keberadaannya tidak tersebar secara merata dalam masyarakat. Karena sifatnya yang pasif, eksistensi puisi tidak bisa secara langsung bersentuhan dengan masyarakat awam (umum). Perlu pendekatan yang intens terlebih dahulu untuk bisa mengapresiasi puisi, harus melalui proses yang memakan waktu tidak sedikit. Sedangkan kebanyakan masyarakat awam adalah orang-orang yang memandang sebuah karya seni hanya dari sisi praktisnya saja, tanpa perlu bersusah payah untuk bisa memahaminya. Apalagi dalam masyarakat awam dengan minat baca rendah yang telah terbiasa dimanjakan oleh rangsangan inderawi saja untuk menikmati seni, maka akan semakin sulit bagi puisi untuk beradaptasi.

101

Dewasa ini memang banyak diketahui di masyarakat minat para remaja terhadap puisi atau pun karya sastra yang lain mulai meluntur. Bagi mereka puisi terkesan kuno dan tidak menarik lagi dikalangan remaja seusia mereka. Dengan musik inilah para pengamar pendidikan diberi jalan keluar bagaimana caranya agar minat para remaja terhadap puisi bisa seperti saat-saat sastrawa.sastrawati berjaya. Musik bisa membuat suatu puisi yang hanya bisa dibaca, bisa enak didengar apabila telah diinstrumen dengan musik. Kalau dulu puisi hanya dapat didengar berupa rentetan ucapan kata-kata dalam tiap bait yang dibacakan seorang penyair atau pembaca puisi, tanpa iringan musik. Kini, para penikmat puisi dapat menikmati penyair membaca puisi dengan diiringi alunan musik pengiring, sehingga menambah syahdunya bagi penikmat puisi di sebuah pementasan. Tidak hanya itu, musik juga bisa dipakai untuk mengiringi drama atau tata bunyi. Dengan musik, suasana yang digambarkan oleh drama tersebut akan lebih terasa hidup dan menarik untuk dilihat dan diikuti sampai selesai. Selain keuntungan-keuntungan yang diberikan musik dalam proses KBM, namun ada pula kesulitan yang dirasakan oleh para pengajar. Kesulitan itu limbul saat puisi maupun drama yang akan dibubuhkan musik didalamnya tidak menemukan titik temu yang menyatu. Jusru disaat itulah puisi jadi makin tidak enak didengar. Memusikalisasikan puisi tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Kita membutuhkan beberapa tahapan yang penting dikhalayak umum. Pemberi nuansa musik dalam musikalisasi puisi (komposer) bukanlah si pencipta puisi itu sendiri, tetapi orang lain yang agar puisi yang dicampur dengan instrument musik tersebut diterima

102

mencoba

memahami

bait-bait

puisi

untuk

dimasukkan

dalam

kerangka melodi sebuah lagu. Tidak mudah juga, karena puisi itu sendiri pada awalnya sudah merupakan sebuah irama yang tak bernada yang diciptakan oleh penulisnya. Adalah tugas seorang komposer/pencipta lagu yang memakai sebuah puisi menjadi syairnya untuk membunyikan nada yang belum dimainkan dalam ruh sebuah puisi untuk kemudian diterjemahkan dalam komposisi nada dan dinamika. Tak jarang, musikalisasi puisi menjadi suatu kelahiran yang gagal. Kegagalan ini karena musik yang dibuat justru mengubur roh / jiwa puisi yang sudah ada terlebih makna. Selain dalam musikalisasi puisi, musik juga bisa dimanfaatkan dalam drama musical yang juga termasuk dalam metode pembelajaran yang ada dalam Bahasa Indonesia. Dalam drama musical, musik bisa dimanfaatkan juga, dimana antara babak atau adegan-adegan tersebut diselingi dengan musik atau penyanyi lagu oleh pemeran atau oleh penyanyi diluar tokoh. Pada opera yang menyajikan adegan dengan lagu-lagu. dahulu. Makna dalam puisi menjadi tidak tampak, terkurubur dalam riuhnya musik karena kesalahpahaman interpretasi

Pemeran menyanyikan lagu untuk menyampaikan maksud dari peran yang mereka mainkan.

103

BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa: Pada pendidikan. kenyataannya Musik juga musik pengaruh sangat berhubungan segala hal dengan dalam

terhadap

kehidupan kita, diantaranya : (1) Pengalaman seseorang hanyalah sekumpulan memori dan pada gilirannya apa yang diingat tergantung pada hubungan antara bahasa dan musik. (2) Musik memberikan rangsangan terhadap jalinan

antara neuron, sehingga neuron yang bertautan akan meningkatkan kemampuan matematika dan emosi. (3) Musik merangsang pikiran. (4) Musik memperbaiki konsentrasi dan ingatan. (5) Musik membuat siswa lebih pintar. (6) Musik meningkatkan aspek kognitif. (7) Musik membangun kecerdasan emosional. (8) Musik mampu meningkatkan kemampuan

pendengaran (9) Musik membantu mengembangkan kreativitas (10) Siswa yang mendapat pendidikan musik jika kelak dewasa akan menjadi manusia yang berpikiran

104

logis,

sekaligus

cerdas,

kreatif

dan

mampu

mengambil keputusan dan mempunyai empati. (11) Dengan pendidikan musik, anak memperoleh

stimulasi yang seimbang antara belahan otak kiri dan belahan otak kanan, artinya terdapat keseimbangan antara aspek kognitif dan aspek emosi. (12) Musik ternyata sangat berpengaruh dalam kehidupan apalagi selain dapat didengarkan dan diselenggarakan ia juga dapat dipelajari berdasarkan ilmu pengetahuan. Hal itu diketahui dari penelitian yang dilakukan dengan memperdengarkan baik musik secara lengkap atau hanya irama. Manfaat yang nyata dirasakan pula dalam Bahasa Indonesia. Musik dan Bahasa Indonesia sangat erat kaitannya. Diantaranya puisi yang digabungkan dengan instrumen musik, yang dimasyarakat lebih dikenal dengan musikalisasi puisi. Selain musikalisasi puisi tersebut masih Opera. ada pembelajaran Bahasa Indonesia lain yang berkaitan dengan musik contohnya Drama musikal, Teater dan

Musikalisasi puisi adalah suatu penciptaan (kembali) karya puisi yang dikemas dalam sebuah lagu, dimana bait-bait puisi menjadi syairnya. Kalau dulu puisi hanya dapat didengar berupa rentetan ucapan kata-kata dalam tiap bait yang dibacakan seorang penyair atau pembaca puisi, tanpa iringan musik. Kini, para penikmat puisi dapat menikmati penyair membaca puisi dengan diiringi alunan musik pengiring, sehingga menambah syahdunya bagi penikmat puisi di sebuah pementasan. Opera adalah sebuah bentuk seni, dari pentasan panggung dramatis sampai pentasan musik . Opera adalah bentuk lain dari

105

teater. Opera juga merupakan salah satu pembelajaran Bahasa Indonesia dengan mengunakan Musik.

5.2 Saran
Dari memberikan penelitian beberapa yang saran telah penyusun cara lakukan, penyusun Bahasa

untuk

pembelajaran

Indonesia di SMA Negeri 4 Malang melalui media musik, antara lain sebagai berikut : (1) Pembelajaran Bahasa Indonesia perlu ditingkatkan di bidang musik, karena melalui musik siswa dapat lebih mengerti materi yang akan dibahas. (2) Pembelajaran puisi perlu ditingkatkan dengan cara

memusikalisasikan puisi, agar siswa-siswi lebih bisa memahami puisi dan lebih menikmati pembelajarannya. (3) Pembelajaran drama perlu ditingkatkan, terutama drama musikal. (4) Siswa dapat mempraktektan proses pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan musik

106

DAFTAR PUSTAKA
Djohan. 2003. Psikologi Musik. Yogyakarta : Penerbit Buku Baik. Djojosuroto, Kinayati. 2004. Pengajaran Puisi Analisis dan Pemahaman. Jakarta : Penerbit Nuansa. http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0805/13/0804.htm http://www.suaramerdeka.com/harian/0509/29/bud02.htm http://www.rsi.sg/malay/seni/view/20060913122017/1/.html http://www.suarantb.com/2007/03/26/Hiburan/index.html http://www.suaramrdeka.com/harian/0209/25/bud2.htm http://www.mailarchive.com/sma1bks@yahoogroups.com/msg03737.html http://www.depdiknas.go.id/Jurnal/30/musik_merupakan_stimulasi_t erhad.htm http://mohammadreiza.wordpress.com/2007/02/16/musik-dangairah-kerja/ http://www.hukum.jogja.go.id/upload Khisbiyah, Yayah, dkk. 2004. Pendidikan Apresiasi Seni Wacana dan Praktik untuk Toleransi Pluralisme Budaya. Surakarta : Penerbit Pusat Studi Budaya dan perubahan Sosial Universitas Muhammaddiyah Surakarta. Kleden, Ninuk, dan Probonegoro. 1996. Teater Lenong Betawi Studi Perbandingan Diakronik. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia bekerja sama dengan Yayasan Asosiasi Tradisi Lisan anggota IKAPI DKI Jakarta atas bantuan The Ford Foundation. Ortiz, John M. 2002. Nurturing Your Child With Music. Menumbuhkan Anak-anak yang Bahagia, Cerdas, dan Percaya Diri dengan Musik. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Pradopo, Rachmat Djoko. 2000. Pengkajian Puisi. Jogjakarta : Gadjah Mada University Press.

107

Soemanto, Bakdi. 2001. Jagat Teater. Yogyakarta : Penerbit Media Pressindo. Suroto. 1989. Teori dan Bimbingan Apresiasi Sastra Indonesia. Jakarta : Penerbit Erlangga.

108

Lampiran 1 Daftar pertanyaan angket yang telah dibagikan : 1. Apakah anda suka mendengarkan musik? a. Ya b. tidak alasan : . 2. Jenis musik apa yang paling anda gemari? a. pop c. jazz b. rock d. lainnya alasan : . 3. Bagaimana pendapat anda tentang pembelajaran menggunakan musik sebagai alat bantunya? a. setuju b. tidak setuju alasan : .. 4. Apakah musik dapat membantu anda dalam proses kegiatan belajar a. Ya mengajar b. tidak khususnya dalam pelajaran Bahasa Indonesia? alasan : .. 5. Menurut anda, apakah materi akan mudah diserap jika metode pembelajarannya a. Ya menggunakan cara penghafalan materi dengan diubah menjadi lagu? b. tidak alasan : .. 6. Apakah anda tertarik jika metode musik digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia? a. Ya b. tidak Alasan : .

109

Lampiran 2 Daftar pertanyaan wawancara Apakah anda menyukai musik? Menurut anda, apakah musik dapat mempengaruhi

perilaku dan jalan pikiran seseorang atau seorang siswa? Dalam pembelajaran khususnya Bahasa Indonesia,

adakah materi yang berkaitan dengan musik? (contohnya) Bagaimana jika musik dijadikan sebagai alternatif

dalam cara mengajar khususnya Bahasa Indonesia? Salah satu materi dalam Bahasa Indonesi yang

berkaitan dengan musik adalah musikalisasi puisidan drama musikal, menurut anda apakah pengertian keduanya? Adakah kendala atau hambatan jika anda

menggunakan musik sebagai metode pembelajaran? musik? Mungkinkah pembelajaran dapat diterima dengan

baik oleh siswa, jika metode pembelajarannnya menggunakan

110

You might also like