You are on page 1of 117

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE OBSERVASI YANG DIVARIASIKAN DENGAN LKS WORD SQUARE PADA MATERI

KLASIFIKASI HEWAN DI SMP NEGERI 8 PURWOREJO

SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata I Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun oleh : Nama NIM Program Studi Jurusan :Tri Wurianingrum : 4401402038 : Pendidikan Biologi : Biologi

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2007

HALAMAN PENGESAHAN Skripsi dengan judul : Meningkatkan Hasil belajar Siswa melalui Metode Observasi yang divariasikan dengan LKS Word Square pada Materi Klasifikasi Hewan di SMP Negeri 8 Purworejo. Telah dipertahankan di depan sidang panitia ujian skripsi jurusan Biologi FMIPA UNNES pada : Hari Tanggal : Senin : 21 Agustus 2007 Panitia ujian Ketua Sekretaris

Drs. Kasmadi I. S, M. S NIP. 130781011 Pembimbing I

Ir. Tuti Widianti, M. Biomed NIP. 130781009 Anggota Penguji

Dra. Nur Kusuma Dewi, M.Si NIP. 131413201

1. Drs. Partaya, M.Si NIP. 131763888

Pembimbing II

2. Drs. Nur Kusuma Dewi, M.Si NIP. 131413201

Dra. Lina Herlina, M.Si NIP. 132003069

3. Dra. Lina Herlina, M.Si NIP. 132003069

ii

ABSTRAK Pembelajaran Biologi merupakan bagian dari sains yang menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung. Selama ini siswa kesulitan mempelajari materi Klasifikasi Hewan karena banyak menggunakan nama ilmiah dan pembelajaran yang bersifat abstrak dengan metode ceramah. Untuk membantu siswa dalam memahami materi, maka diterapkan pembelajaran dengan metode observasi yang divariasikan dengan LKS Word square. Penelitian ini didesain melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar materi Klasifikasi Hewan melalui penerapan metode observasi yang divariasikan dengan LKS Word square di kelas VII A SMP Negeri 8 Purworejo. Subjek penelitian ini adalah kelas VII A SMP Negeri 8 Purworejo dengan jumlah siswa 40 orang. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu: perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting). Indikator keberhasilan penelitian ini adalah (1) peningkatan persentase siswa yang memperoleh nilai 65 atau jumlah siswa yang belajar tuntas meningkat menjadi 85%, (2) ketuntasan keaktifan klasikal 75%. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data kenaikan prosentase pencapaian ketuntasan belajar klasikal pada siklus I 77, 5% dan siklus II 87,5%, sedangkan keaktifan klasikal pada siklus I 61,25% dan siklus II 76,25%. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa melalui penerapan metode observasi yang divariasikan dengan LKS Word square pada materi Klasifikasi Hewan dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas VII A. Sedangkan saran penelitian ini adalah hendaknya metode observasi yang divariasikan dengan LKS Word square perlu diterapkan pada materi-materi biologi yang lain karena metode observasi yang divariasikan dengan LKS Word square memudahkan siswa dalam memahami materi yang dipelajari. Kata kunci: Hasil belajar, metode observasi, LKS Word square, materi Klasifikasi Hewan

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini, skripsi dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar Siswa melalui Metode Observasi yang divariasikan dengan LKS Word Square pada Materi Klasifikasi Hewan di SMP Negeri 8 Purworejo. Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini tidak lepas dari peran berbagai pihak. Oleh karena itu penulis dalam kesempatan ini mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada : 1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi di UNNES. 2. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian dan penulisan skripsi. 3. Ketua Jurusan Biologi FMIPA UNNES yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran dalam penyusunan skripsi. 4. Dra. Nur Kusuma Dewi, M.Si, selaku dosen pembimbing I yang dengan penuh kesabaran membimbing dan memberi motivasi sehingga skripsi ini dapat selesai. 5. Dra. Lina Herlina, M.Si, selaku dosen pembimbing II yang selalu memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai.

iv

6. Drs. Partaya, M.Si yang telah menguji dan memberikan masukan terhadap penyusunan skripsi ini. 7. Sutopo Slamet, S.pd, M.pd selaku kepala sekolah dan guru pengampu SMP Negeri 8 Purworejo yang telah memberikan kesempatan dan kemudahan kepada penulis melakukan penelitian. 8. Ayahanda tercinta yang selalu memberikan dukungan dan doa. 9. Kakak-kakakku mba Ndari, mba Wiek, dan mas Sarko 10. Orang yang sangat kusayangi dan yang sangat menyayangiku yang selalu membantu dalam segala hal, semangat, dukungan, serta doa. 11. Kedua keponakanku yang sangat saya cintai Ravika Erviana DJ dan Amalya Rachmaniar Putri. 12. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu demi terselesaikannya skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu dengan penuh rendah hati penulis akan menerima saran dan kritik untuk menyempurnakan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya. Semarang,
Penulis

2007

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................. i HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... ii

ABSTRAK .................................................................................................. iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................ iv KATA PENGANTAR ............................................................................... v

DAFTAR ISI .............................................................................................. vii DAFTAR TABEL ...................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ................................................................................. x DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah. C. Penegasan Istilah........................................................................ 1 7 7

D. Cara Pemecahan Masalah........................................................... 10 E. Tujuan Penelitian........................................................................ 11 F. Manfaat Penelitian ..................................................................... 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka......................................................................... 12 1. Hasil Belajar......................................................................... 12

2. Implementasi Metode Observasi pada Materi Klasifikasi Hewan... 15 3. LKS Word Square................................................................. 16

vi

4. Peranan Media dalam Proses Belajar Mengajar................... 18 5. Materi Klasifikasi Hewan..................................................... 19 6. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan................................. 21

B. Hipotesis...................................................................................... 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian............................... B. Variabel Penelitian. C. Rancangan Penelitian. D. Prosedur Penelitian E. Data dan Cara Pengumpulan Data............................................. F. Metode Analisis Data. G. Indikator Kinerja BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Belajar... B. Keaktifan Siswa . 39 41 24 24 25 28 34 35 37

C. Kinerja Guru 45 D. Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran dengan Menerapkan Metode Observasi yang divariasikan dengan LKS Word Square .................................................................................................... 48 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan. 53 B. Saran... 54 DAFTAR PUSTAKA . 55 LAMPIRAN. 57

vii

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman 39 42 45 48 51

1. Hasil Belajar Siswa.. 2. Keaktifan Siswa dalam PBM... 3. Kinerja Guru Selama Proses pembelajaran. 4. Tanggapan Siswa Terhadap Proses Pembelajaran.. 5. Refleksi Untuk Dilaksanakan Pada Siklus II..

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman 5 6

1. Pohon Masalah... 2. Pohon Alternatif.

3. Desain Penelitian 27 a. Bagan Rencana Penelitian Tindakan Kelas...... 27 b. Rancangan Penelitian dengan Metode Observasi yang divariasi kan Dengan LKS Word Square.... 27

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman 1. Silabus 57 2. Rencana Pembelajaran... 60 3. Lembar Pengamatan Siswa, Lembar Diskusi Siswa, dan LKS Word Square beserta Kunci Jawaban.......................................................... 70 4. Kisi-kisi Soal Evaluasi...................................................................... 99 5. Soal Evaluasi..................................................................................... 101 6. Kunci Jawaban Soal Evaluasi ...... 110 7. Lembar Jawab... 111 8. Analisis Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran, dan Daya Pembeda Soal Uji Coba 113 9. Lembar Observasi Keaktifan Siswa.................................................. 127 10. Lembar Observasi Kinerja Guru... 130 11. Lembar Angket Siswa... 131 12. Lembar Pedoman Wawancara Guru. 132 13. Pembagian kelompok 133 14. Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa... 134 15. Rekapitulasi Hasil Penilaian Keaktifan Siswa.. 136 16. Rekapitulasi Penilaian Kinerja Guru dalam Pembelajaran... 141 17. Rekapitulasi Hasil Kuesioner tanggapan Siswa 143 18. Rekapitulasi Hasil Wawancara Guru.... 147 19. Surat Ijin Penelitian.. 148 20. Surat Keterangan Penelitian 149

21. Surat Penetapan Dosen Pembimbing.. 22. Foto Penelitian

151 152

xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Biologi merupakan bagian dari sains yang menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung. Karena itu siswa perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah keterampilan supaya mereka mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar serta dirinya sendiri (Budimansyah, 2002). Kenyataan yang banyak dijumpai di lapangan adalah pembelajaran IPA yang berpusat pada guru sebagai pemberi pengetahuan bagi siswa, penyampaian materi pelajarannya cenderung masih didominasi dengan metode ceramah. Siswa kurang berperan aktif dalam proses pembelajaran untuk membangun dan menemukan sendiri melalui interaksi dengan lingkungannya, sehingga siswa hanya manghafalkan fakta-fakta dari buku dan bukan dari hasil menemukan serta membangun sendiri pengetahuannya. Berdasarkan hasil studi intensif mengenai pola pembelajaran dan pemahaman siswa menyimpulkan bahwa proses pembelajaran cenderung text book oriented dan tidak terkait dengan kehidupan sehari-hari (Suhandini, 2003). Siswa kesulitan untuk memahami konsep akademik seperti yang diajarkan selama ini, yaitu menggunakan sesuatu yang abstrak dengan metode ceramah. Pembelajaran yang berorientasi pada target penguasaan materi terbukti hanya mampumengantarkan siswa mengingat-ingat materi pelajaran dalam waktu yang relatif pendek, tetapi seringkali anak tidak memahami dan mengetahui secara mendalam, pengetahuan yang didapat hanya bersifat

hafalan yang menyebabkan anak akan mudah lupa, sehingga gagal dalam membekali anak untuk memecahkan masalah dalam waktu yang lama (Nurhadi, 2002). Berdasarkan hasil observasi kelas VII SMP Negeri 8 Purworejo, kebanyakan suasana pembelajaran masih monoton dan aktivitas siswa kurang. Untuk itu diperlukan suatu upaya yang dapat meningkatkan efektivitas belajar siswa. Penelitian ini dilakukan di kelas VII A karena memiliki karakteristik hasil belajar pada materi Klasifikasi Hewan masih rendah. Upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran adalah melalui metode yang bervariasi dan sesuai dengan materi. Alasannya adalah : (1) dengan metode pembelajaran yang tepat dapat membantu siswa dalam memahami materi, (2) metode pembelajaran dipandang sebagai salah satu unsur penting dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Penggunaan metode yang tepat akan membuat proses pembelajaran menjadi lebih efektif karena dengan metode yang tepat siswa akan mampu memahami materi pelajaran dengan lebih mudah. Metode pembelajaran merupakan alat untuk mencapai tujuan pengajaran yang ingin dicapai sehingga penggunaan metode yang baik dan tepat akan semakin berhasil sebagai sarana pencapaian tujuan. Hal ini sesuai dengan tugas guru dalam proses pembelajaran yaitu : (1) memberi informasi yang jelas dan bermakna kepada siswa, (2) memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan gagasannya sendiri, (3) menanamkan kesadaran belajar dan menggunakan strategi belajarnya sendiri (Anni, 2004).

Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar adalah dengan menggunakan metode observasi yang divariasikan dengan LKS Word Square. Kelebihan dari metode observasi adalah siswa dilibatkan untuk turut berpikir sehingga emosi siswa dapat terlibat langsung dalam proses pembelajaran, meningkatkan keterampilan siswa melalui suatu kegiatan, dapat mengamati suatu proses/kejadian dengan sendirinya, sehingga akan memperkaya pengalaman dan meningkatkan serta meningkatkan serta membangkitkan rasa ingin tahu. Siswa akan lebih memahami sesuatu yang bersifat abstrak dan lebih mampu mengingat dalam jangka waktu yang relatif lebih lama. LKS Word Square merupakan salah satu media pembelajaran yang di dalamnya terdapat unsur permainan, sehingga anak tidak merasa bosan dan dapat menarik minat dan menambah motivasi belajar siswa. Kelebihan LKS Word Square cenderung menggali pengetahuan siswa dan menarik minat siswa dalam mengunakan buku sumber pelajaran biologi. Penyelenggaraaan pendidikan akan dapat berhasil apabila semua unsur dalam sistem pembelajaran berjalan seiring dan seirama menuju tujuan pendidikan yang ditetapkan. Dengan demikian pembelajaran biologi harus bertumpu pada dua hal yaitu optimalisasi interaksi semua unsur pembelajaran dan optimalisasi keterlibatan seluruh siswa dalam pembelajaran. Seiring dengan arus perubahan dunia pendidikan di Indonesia, mulai tahun pelajaran 2006/2007 Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) meluncurkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau akrab disebut Kurikulum 2006. KTSP diolah berdasarkan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan produk Badan Standar Nasional (BNSP). Dalam KTSP setiap satuan pendidikan

mempunyai otonomi/berwenang menyusun kurikulum sendiri dengan tetap memperhatikan potensi sekolah dan potensi daerah sekitar. Batas akhir pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini adalah tahun 2007. Di SMP Negeri 8 Purworejo kelas VII pada tahun pelajaran 2006/2007 telah menggunakan KTSP. Berdasarkan hasil observasi awal pada pembelajaran materi Klasifikasi Hewan menunjukkan bahwa: 1. Metode pembelajaran yang dilakukan kurang bervariasi, hanya menggunakan ceramah. Guru kurang bisa merancang belajar yang dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. 2. Siswa kurang berperan aktif dalam proses pembelajaran untuk membangun dan menemukan sendiri pengetahuannya melalui interaksi dengan siswa, sehingga siswa hanya menghafalkan fakta-fakta dari buku. 3. Siswa kurang diarahkan dan dibawa untuk mengamati dan berinteraksi dengan objek serta lingkungan dunia nyata siswa. Akibatnya siswa kurang memperoleh kesempatan mengembangkan kemampuan untuk membangun pengetahuan melalui interaksi dengan objek dan lingkungan. 4. Jumlah siswa yang aktif dalam proses pembelajaran kurang optimal. Partisipasi siswa selama proses pembelajaran cenderung hanya mencatat dan mendengarkan penjelasan guru, siswa sulit sekali untuk mengajukan pertanyaan dan pendapat bahkan cenderung diam. Akibatnya interaksi guru dan siswa hanya berlangsung satu arah sehingga suasana pembelajaran menjadi membosankan.

5. Nilai rata-rata kelas VII A untuk materi Klasifikasi Hewan tahun ajaran 2005/2006 adalah 5, 8. Hasil analisis penyebab rendahnya hasil belajar siswa dalam mempelajari klasifikasi hewan dapat dijabarkan seperti pada Gambar berikut:

Hasil belajar klasifikasi hewan rendah Pemahaman materi klasifikasi hewan rendah Motivasi terhadap materi klasifikasi hewan rendah Variasi model pembelajaran kurang Sarana/media pembelajaran terbatas Materi klasifikasi hewan sulit

Guru dominan Ceramah

Pembelajaran monoton

siswa kurang dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran

siswa kurang diarahkan untuk mengamati dan berinteraksi dengan objek/lingkungan dunia nyata

Gambar 1. Pohon Masalah (Modifikasi dari model pohon masalah dalam Priyono dan Djunaedi, 2001)

Rendahnya hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran Biologi dapat disebabkan oleh rendahnya motivasi belajar siswa yang disebabkan kurang bervariasinya model pembelajaran yang digunakan selama ini. Hal ini sesuai pendapat Sudjana (2001) yang menyatakan bahwa metode pembelajaran yang tepat dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya dapat meningkatkan hasil belajar.

Berkaitan dengan itu dalam pembelajaran yang tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta tetapi sebuah metode pembelajaran yang mendorong siswa untuk aktif dan berpikir kritis dalam belajar, dan menerapkan apa yang dipelajari dalam konteks nyata. Sebagai target yang ingin dicapai dalam penelitian, maka disusun pohon alternatif seperti pada Gambar 2:

Hasil belajar klasifikasi hewan tinggi Pemahaman materi klasifikai hewan tinggi Motivasi terhadap materi klasifikasi hewan meningkat Siswa dapat berkembang sesuai dengan kemampuan dan keinginan/minat Terlaksananya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Terwujudnya guru menggunakan metode yang tepat dan menarik bagi siswa Terpenuhinya sarana/ media pembelajaran yang mendukung Terwujudnya materi pembelajaran biologi yang menarik dan mudah dipahami Terwujudnya guru untuk melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran

Terwujudnya guru Terwujudnya guru tidak hanya ceramah yang dapat dalam pembelajaran memotivasi siswa

Terwujudnya pembelajaran dua arah

Gambar 2. Pohon Alternatif (Modifikasi dari model pohon alternatif dalam Priyono dan Djunaedi, 2001)

Berdasarkan uraian di atas akan dilakukan penelitian untuk mengetahui penggunaan metode observasi yang divariasikan dengan LKS Word Square dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Klasifikasi hewan di Kelas VII SMP Negeri 8 Purworejo.

B. Rumusan Masalah Masalah-masalah yang terdapat dalam proses pembelajaran materi Klasifikas Hewan di kelas VII SMP Negeri 8 Purworejo adalah: 1. Pembelajaran cenderung teoritik dan tidak terkait dengan kehidupan seharihari, sehingga motivasi belajar siswa kurang. 2. Aktivitas belajar siswa dalam proses pembalajaran relatif rendah. 3. Guru belum menemukan metode dan media pembelajaran yang tepat untuk sub materi pokok Klasifikasi Hewan Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan diteliti yaitu Apakah dengan menggunakan metode observasi yang divariasikan dengan LKS Word Square dapat meningkatkan hasil belajar pada materi Klasifikasi Hewan di kelas VII SMP Negeri 8 Purworejo?

C. Penegasan Istilah Penegasan istilah dalam skripsi ini dimaksudkan agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap judul skripsi dan memberikan gambaran yang lebih jelas kepada para pembaca. Adapun istilah-istilah yang perlu dijelaskan adalah: 1. Hasil Belajar Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya, dan lain-lain aspek yang ada pada individu. Hasil

belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 1990). Hasil belajar menurut Gagne dalam Dahar (1991) meliputi hasil belajar bersifat kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dalam pendekatan kontekstual menekankan pada proses yaitu segala kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dalam penelitian ini yang dimaksud hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan siswa ini dilihat dari hasil belajar yang dicapai siswa setelah melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Hasil belajar dikatakan meningkat apabila nilai yang diperoleh siswa setiap siklus mengalami peningkatan. Kegiatan evaluasi ini berupa soal pilihan ganda yang berjumlah 20 dengan 4 pilihan jawaban (option) untuk masing-masing siklus pada akhir siklus. 2. Metode observasi Metode adalah cara untuk mencapai sesuatu (Gulo, 2002). Observasi berarti pengamatan; peninjauan secara cermat, sedangkan mengobservasi berarti mengamati dengan teliti (Anonim, 1989). Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi secara langsung dan observasi secara tak langsung. Suatu observasi disebut observasi langsung jika pengobservasian dilakukan langsung terhadap objek aslinya, sedangkan observasi tidak langsung adalah jika pengobservasian dilakukan terhadap skema/bagan/chart, maupun gambar atau replika dari objek aslinya. Metode observasi dalam proses belajar mengajar, diartikan sebagai cara mengajarkan materi pelajaran dengan mengajak siswa

mengamati secara teliti suatu objek (Winataputra, 1992). Metode observasi dalam penelitian ini meliputi pengamatan hewan, pengelompokkan hewan, dan bagan dikotomi kunci determinasi. 3. LKS Word square Menurut Laurence Urdang (1968) Word Square is a set of words such that when arranged one beneath another in the form of a square the read a like horizontally, artinya word square adalah sejumlah kata yang disusun satu di bawah yang lain dalam bentuk bujur sangkar dan dibaca secara mendatar dan menurun. Word Square menurut Hornby (1994) adalah sejumlah kata yang disusun sehingga kata-kata tersebut dapat dibaca ke depan dan ke belakang. LKS Word square adalah salah satu alat bantu/media pembelajaran berupa kotak-kotak kata yang berisi kumpulan huruf. Pada kumpulan huruf tersebut terkandung konsep-konsep yang harus ditemukan oleh siswa sesuai dengan pertanyaan yang berorientasi pada tujuan pembelajaran (Anonim,1991).Metode observasi yang divariasikan dengan LKS Word square berarti suatu cara mengajarkan materi pelajaran dengan mengajak siswa mengamati secara teliti suatu objek yang dipadukan dengan LKS Word square. 4. Pembelajaran materi Klasifikasi Hewan Pembelajaran materi Klasifikasi Hewan dalam penelitian ini adalah pembelajaran meliputi Klasifikasi hewan invertebrata dan vertebrata yang termasuk dalam Standar Kompetensi Memahami Keanekaragaman Makhluk Hidup dan Kompetensi Dasar Mengklasifikasikan makhuk hidup berdasarkan ciri-

10

ciri yang dimiliki, pada siswa kelas VII semester II seperti yang tercantum dalam kurikulum 2006.

D. Cara Pemecahan Masalah Permasalahan yang diuraikan di atas dicoba untuk dipecahkan melalui metode observasi yang divariasikan dengan LKS Word square. Dengan metode observasi yang divariasikan dengan LKS Word square diharapkan siswa dapat aktif dalam proses belajar mengajar dan sekaligus meningkatkan pemahaman dalam materi Klasifikasi Hewan meliputi invertebrata dan vertebrata meliputi kegiatan observasi objek yang dipelajari, diskusi kelompok, dan

mempresentasikan hasilnya di depan kelas. Pembelajaran ini dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk mengingat materi pelajaran sehingga dapat bertahan lebih lama, menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, serta memudahkan dalam menjelaskan informasi konkrit yang dituangkan dalam bentuk observasi dan LKS Word square. Kegiatan utama dalam pembelajaran ini dengan memanfaatkan preparat asli/awetan maupun gambar-gambar hewan invertebrata dan vertebrata kemudian mempresentasikan hasil pengamatan di depan kelas sebagai bahan diskusi kelas sehingga siswa dapat memahami fakta dari materi yang telah dipelajari.

11

E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Klasifikasi Hewan melalui metode observasi yang divariasikan dengan LKS Word Square di kelas VII SMP Negeri 8 Purworejo.

F. Manfaat Penelitian 1. Bagi siswa a. Mengembangkan kemampuan berpikir dalam memecahkan masalah b. Meningkatkan minat dan motivasi belajar Biologi c. Meningkatkan pemahaman dan aktivitas belajar. d. Memberikan pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. 2. Bagi guru a. Sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan dalam memilih metode pembelajaran yang tepat dan mendesain kegiatan belajar mengajar guna meninngkatkan kualitas pembelajaran. b. Memacu kreativitas guru dalam memilih dan menggunakan media yang tepat. 3. Bagi sekolah Memberikan sumbangan bagi sekolah dalam rangka mengoptimalkan potensi siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran Biologi.

12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka 1. Hasil Belajar Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subjek yang menerima pelajaran (sasaran didik), sedangkan mengajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar. Belajar bukan merupakan kegiatan menghafal dan bukan pula mengingat. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagaibentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya

penerimaannya, dan lain-lain aspek yang ada pada individu (Sudjana, 1990). Dalam proses belajar mengajar terjadi interaksi antara guru dan siswa sebagai makna utama proses pengajaran memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pengajaran yang efektif. Kedudukan siswa dalam proses belajar mengajar adalah sebagai subjek dan sekaligus sebagai objek dalam pengajaran sehingga proses belajar mengajar adalah kegiatan belajar siswa dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Hasil belajar dalam pendekatan kontekstual menekankan pada proses yaitu segala kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Nilai siswa diperoleh dari penampilan siswa sehari-hari ketika

13

belajar. Hasil belajar diukur dengan berbagai cara, misalnya proses bekerja, hasil karya, penampilan, rekaman, dan test. (Anonim, 1993). Pembelajaran merupakan suatu usaha dasar yang dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk membantu siswa agar dapat belajar sesuai kebutuhan dan minatnya, sehingga perubahan tingkah laku yang diharapkan dapat terwujud. Proses belajar adalah kegiatan yang dilakukan siswa dalam mencapai tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Dengan demikian hasil belajar dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai siswa, baik hasil belajar/nilai, peningkatan kemampuan berpikir dan memecahkan masalah perubahan tingkah laku atau kedewasaannya. Horward Kysley Dalam Sudjana (1990) membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) stategi kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan motoris. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk

14

kognitif tingkat tinggi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketetapan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretative. Menurut Purwanto (1986) bahwa hasil belajar biasanya dapat diketahui melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan sampai dimana tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan dan faktor yang datang dari luar siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Seperti dikemukakan oleh Clark bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan. Di samping faktor kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor lain seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis (Sudjana, 1990). Adapun pengaruh dari dalam diri siswa, merupakan hal yang logis dan wajar, sebab hakikat perbuatan belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang diniati dan disadari. Salah satu lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil

15

belajar di sekolah, ialah kualitas pengajaran yaitu tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran. 2. Implementasi Metode Observasi pada Materi Klasifikasi Hewan Metode ialah cara untuk mencapai sesuatu (Gulo, 2002). Observasi berarti pengamatan, peninjauan secara cermat. Sedangkan mengobservasi berarti mengamati dengan teliti (Anonim, 1989). Dalam mengobservasi, seseorang tidak perlu memberi perlakuan pada objek yang diteliti. Dalam prakteknya observasi dibedakan menjadi dua, yaitu observasi langsung dan observasi tak langsung. Suatu observasi disebut observasi langsung jika pengobservasian dilakukan langsung terhadap objek aslinya, sedangkan observasi tak langsung adalah jika observasi dilakukan terhadap skema, bagan, chart, maupun gambar atau replika dari objek aslinya. Metode observasi dalam proses belajar mengajar diartikan sebagai cara mengajarkan materi pelajaran dengan mengajak siswa mengamati secara teliti suatu objek (Winataputra, 1992). Untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal, metode observasi perlu disertai dengan diskusi (Djajadisastra, 1982). Adapun kelebihan metode observasi menurut Subiyanto (1990) adalah siswa dilibatkan untuk turut berpikir sehingga emosi siswa dapat terlibat langsung dalam proses pembelajaran, meningkatkan keterampilan siswa melalui suatu kegiatan, dapat mengamati suatu proses/kejadian dengan sendirinya, sehingga akan memperkaya pengalaman dan meningkatkan serta membangkitkan rasa ingin tahu. Dengan metode observasi siswa akan lebih memahami sesuatu yang bersifat abstrak dan lebih mampu mengingat dalam jangka waktu yang relatif lebih lama. Implementasi metode observasi pada materi Klasifikasi Hewan meliputi

16

pengamatan hewan invertebrata dan vertebrata, baik dengan objek asli, spesimen awetan, maupun gambar-gambar; dari observasi tersebut kemudian dilakukan klasifikasi/pengelompokkan hewan, dilanjutkan dengan membuat kunci

determinasi menggunakan bagan dikotomi kunci determinasi. 3. LKS Word square Menurut Laurence Urdang (1968) Word Square is a set of words such that when arranged one beneath another in the form of a square the read a like horizontally, artinya word square adalah sejumlah kata yang disusun satu di bawah yang lain dalam bentuk bujur sangkar dan dibaca secara mendatar dan menurun. Word Square menurut Hornby (1994) adalah sejumlah kata yang disusun sehingga kata-kata tersebut dapat dibaca ke depan dan ke belakang. LKS Word Square adalah salah satu alat bantu/media pembelajaran berupa kotak-kotak kata yang berisi kumpulan huruf. Pada kumpulan huruf tersebut terkandung konsep-konsep yang harus ditemukan oleh siswa sesuai dengan pertanyaan yang berorientasi pada tujuan pembelajaran (Anonim, 1991). Pembelajaran LKS Word Square berisi pertanyaan yang sesuai dengan pengertian-pengertian penting suatu konsep atau sub konsep. Pertanyaan pertama berupa pertanyaan yang jawabannya berupa kunci yang dalam mata pelajaran biologi seringkali menggunakan istilah asing. Pertanyaan kedua harus terkait dengan pertanyaan pertama dan merupakan lanjutan dari pengertian tersebut. Begitu seterusnya, sehingga semua pertanyaan sudah mewakili konsep yang akan dipelajari. Setelah itu siswa berdiskusi untuk mendapatkan jawaban dan menemukannya pada kotak-kotak Word Square. Pada akhir pembelajaran, siswa menyimpulkan materi bahasan yang telah didiskusikan.

17

Dengan demikian siswa memperoleh pengalaman belajar yang berarti (Anonim, 1991). LKS Word Square memerlukan pengetahuan dasar dari siswa sehingga sebelumnya siswa harus membaca materi/pokok bahasan yang akan dipelajari. Dengan demikian siswa akan terlatih untuk memanfaatkan buku sumber dan terampil belajar mandiri. Langkah-langkah membuat LKS Word Square adalah sebagai berikut: a. menentukan topik sesuai konsep/subkonsep b. menuliskan kata-kata kunci sesuai dengan tujuan yang akan dicapai c. menuliskan kembali kata-kata kunci dimulai dengan kata-kata terpanjang d. membuat kotak-kotak word square e. mengisikan kata-kata kunci pada kotak word square f. menambahkan huruf pengisian ke kotak kosong secara acak LKS Word Square sebagai alat bantu pembelajaran mempunyai peranan sebagai berikut: a. merupakan variasi pembelajaran b. memudahan mengajar karena LKS word square disusun sesuai urutan pengertian penting c. meningkatkan keaktifan dan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar mengajar karena model ini selalu diikuti diskusi atau penjelasan guru, sehingga jawaban pertanyaan merupakan pengertian yang utuh dan berkaitan d. Konsep yang disampaikan oleh guru menjadi nyata dan jelas, mudah dipahami dan diingat

18

e. memotivasi belajar siswa yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar Menurut Saptono (2003) langkah-langkah pembelajaran Word square adalah: a. siswa diarahkan untuk mempelajari topik tertentu yang akan disampaikan b. siswa disuruh menemukan istilah dalam word square yang relevan dengan topik yang telah dipelajari c. siswa memberikan penjelasan tentang kata yang ditemukan. Informasi dari siswa tentang kata tersebut sebanyak-banyaknya digalim oleh guru. d. penjelasan siswa divariasikan dengan pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada seluruh siswa. 4. Peranan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar Dalam metode pembelajaran ada dua aspek yang paling menonjol yaitu metode mengajar dan media pengajaran sebagai alat bantu mengajar. Menurut Sudjana (2001) media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar mengajar siswa yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Ada beberapa alasan mengapa media pembelajaran mempertinggi proses belajar siswa. Alasan pertama berkenaan dengan manfaat media pengajaran antara lain: a. pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. b. bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat dipahami oleh siswa dan memungkinkan menguasai tujuan pembelajaran lebih baik.

19

c. metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru sehingga siswa tidak merasa bosan. d. siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru saja. Alasan kedua adalah berkenaan dengan taraf berfikir siswa, taraf berfikir manusia mengikuti tahap perkembangan mulai dari berfikir sederhana menuju berfikir kompleks. Melalui media pembelajaran hal-hal yang abstrak dapat dikonkretkan dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan. Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini berupa gambar hewan invertebrata dan vertebrata, preparat asli dan awetan, serta LKS Word square. 5. Materi Klasifikasi Hewan Materi klasifikasi hewan ini penyajian materinya disesuaikan dengan Silabus Biologi kurikulum 2006 kelas VII semester 2. Berdasarkan Silabus Biologi Kurikulum 2006 untuk mata pelajaran Sains Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah kelas VII untuk materi pokok Klasifikasi Hewan memiliki Standar Kompetensi (SK) memahami keanekaragaman makhluk hidup, dan Kompetensi Dasar (KD) Mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan ciriciri yang dimiliki. Sub materi Klasifikasi Hewan meliputi klasifikasi hewan invertebrata dan vertebrata serta penggunaan kunci determinasi sederhana. Karakteristik pokok kajian Klasifikasi Hewan adalah bahwa hewan sangat beranekaragam sehingga menuntut adanya suatu sistem untuk mengenal dan mempelajarinya.

20

a. Tujuan dan manfaat klasifikasi Klasifikasi yaitu penempatan makhluk hidup dalam kelompok atau golongan dengan mempertimbangkan persamaan dan perbedaan ciri atau sifat yang nampak. Klasifikasi bertujuan untuk menyederhanakan obyek studi yang beranekaragam, sehingga mempermudah untuk mengenalnya. Klasifikasi bermanfaat untuk mengenal berbagai spesies makhluk hidup, hubungan kekerabatan di antara makhluk hidup, dan interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya. b. Sistem Tata Nama Makhluk Hidup Tata nama ilmiah ini dikemukakan oleh Carolus Linnaeus (1737)), seorang ahli Botani dari Swedia dengan sistem tata nama ganda (Binomial Nomenklatur). Tata nama ini menggunakan bahasa latin atau yang dilatinkan, yang sampai sekarang masih digunakan sebagai komunikasi ilmiah di dunia. c. Kunci determinasi Kunci determinasi adalah petunjuk yang dapat digunakan untuk menentukan jenis hewan yang ada di lingkungan. Di dalam kunci itu tercantum ciri-ciri hewan yang akan ditentukan golongannya. Hewan yang akan ditentukan golongannya harus diidentifikasikan (dicandra atau dipertelakan). Setiap ciri yang dimunculkan di dalam kunci determinasi hendaknya bersifat khusus, yang hanya dimiliki oleh hewan tertentu dan tidak dimiliki oleh hewan lain. Dalam mempertelakan digunakan sistem ya dan tidak.

21

6. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif, dan berprestasi. KTSP merupakan paradigma baru pengembangan kurikulum, yang memberikan otonomi luas pada setiap satuan pendidikan, dan pelibatan masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses belajar-mengajar di sekolah. Otonomi diberikan agar setiap satuan pendidikan dan sekolah memiliki keleluasaan dalam mengelola sumber daya, sumber dana, sumber belajar dan mengalokasikannya sesuai prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat. KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan, dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan yang sudah siap dan mampu mengembangkannya dengan memperhatikan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36: Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversivikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik. Kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP.

22

Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum. Secara khusus tujuan diterapkan KTSP adalah untuk: 1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan

sumberdaya yang tersedia. 2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam

penegmbangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama. 3. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan yang akan dicapai. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dilandasi oleh undang-undang dan peraturan pemerintah sebagai berikut: 1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Dalam Undang-Undang Sisdiknas dikemukakan bahwa Standar Nasional Pendidikan (SNP) terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan.

2) Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang SNP Dikemukakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai

23

pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. 3) Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Mengatur tentang standar isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah 4) Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Mengatur Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik. 5) Permendiknas No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan permendiknas no. 22 dan 23 (pelaksanaan SKL dan Standar Isi) KTSP memiliki karakteristik sebagai berikut: pemberian otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan, partisipasi masyarakat dan orang tua yang tinggi, kepemimpinan yang demokratis dan profesional, serta team-kerja yang kompak dan transparan.

B.

HIPOTESIS Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, maka hipotesis pada penelitian ini

adalah Dengan menggunakan metode observasi yang divariasikan dengan LKS word square dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi klasifikasi

hewan di kelas VII SMP Negeri 8 Purworejo.

24

BAB III METODE PENELITIAN

A. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 8 Purworejo yang berjumlah 5 kelas, yaitu kelas VII A-VII E. Sampel penelitian adalah kelas VII A, dengan teknik pengambilan sampel purpossive sampling yaitu pengambilan sampel dengan tujuan tertentu dimana kelas VII A memiliki karakteristik: nilai hasil belajar ratarata kelas untuk materi Klasifikasi Hewan masih rendah yaitu 5, 8 dengan ketuntasan belajar 65% dan aktivitas belajar siswa rendah. Kelas VII A mempunyai jumlah siswa 40 anak yang terdiri dari 18 siswa putra dan 22 siswa putri.

B. Variabel penelitian Variabel dalam penelitian ini meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. Guru Hal yang diteliti adalah kinerja guru dalam menggunakan metode observasi yang divariasikan dengan LKS Word Square pada materi Klasifikasi Hewan. 2. Siswa Hal-hal yang diteliti adalah aktivitas belajar siswa selama pembelajaran berlangsung dan pemahaman siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dengan metode observasi yang divariasikan dengan LKS Word Square. Untuk

25

mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan dilakukan tes tertulis di setiap akhir siklus. 3. Proses Hal yang diamati adalah proses kegiatan belajar yang terjadi selama guru melaksanakan pembelajaran melalui metode observasi yang divariasikan dengan LKS Word Square. Hal ini dapat dilihat melalui tugas-tugas yang dikerjakan siswa selama proses pembelajaran.

C. Rancangan Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dirancang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Observasi awal dilakukan untuk mengetahui tindakan yang tepat diberikan dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa. Dari hasil observasi awal maka dalam refleksi ditetapkanlah bahwa tindakan yang digunakan untuk meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran Klasifikasi Hewan adalah melalui metode observasi yang divariasikan dengan LKS Word Square. Dengan berpatokan pada refleksi awal tersebut maka dilaksanakan tindakan kelas ini dengan prosedur: perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting) dalam setiap siklus. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada setiap siklus adalah sebagai berikut:

26

1. Perencanaan Perencanaan dalam tahap ini meliputi kegiatan mengidentifikasi masalah melalui observasi awal, analisis penyebab masalah dan menetapkan rencana tindakan. 2. Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini guru melaksanakan kegiatan pembelajaran materi Klasifikasi Hewan dengan metode observasi yang divariasikan dengan LKS Word Square sesuai dengan Rencana Pembelajaran yang telah disiapkan pada tahap perencanaan. 3. Observasi Peneliti melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran, menilai kemampuan guru dalam mengelola dan melaksanakan pembelajaran, dan menilai kemampuan dan keterampilan proses siswa. Untuk keberhasilan pelaksanaan tindakan dalam setiap siklus, maka dilakukan tes tentang materi yang telah diajarkan yang diberikan pada akhir setiap siklus yang berupa tes tertulis. Selanjutnya diambil rata-rata kelas dari tes-tes yang diberikan untuk mengetahui peningkatan hasil relajar. 4. Refleksi Refleksi di sini meliputi kegiatan: analisis, sntesis, penafsiran, menjelaskan dan menyimpulkan. Dalam tahap ini hasil observasi dikumpulkan dan dianalisis oleh peneliti, sehingga peneliti dapat merefleksikan teori tentang berhasil atau tidaknya tindakan yang dilakukan untuk perbaikan pada setiap siklus selanjutnya dalam rangka mencapai tujuan akhir.

27

Diharapkan setelah akhir siklus II, dari sajian data diambil simpulan bahwa metode observasi yang divariasikan dengan LKS Word Square pada materi Klasifikasi Hewan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII A SMP Negeri 8 Purworejo. Secara ringkas urutan rancangan penelitian untuk setiap siklus dapat digambarkan sebagai berikut: Pelaksanaan Pengamatan

Perencanaan

Refleksi

Observasi Awal

Siklus berikutnya

Gambar 3. Bagan rencana penelitian tindakan kelas

Siklus I: Observasi awal Perencanaan Pelaksanaan Pengamatan Refleksi

Siklus II: Perencanaan Pelaksanaan Pengamatan Refleksi

Hasil belajar siswa meningkat

Gambar 4. Rancangan penelitian dengan metode observasi yang divariasikan dengan LKS Word square

28

Penelitian tindakan kelas (PTK) ini terdiri dari dua siklus. Masing-masing siklus dilaksanakan sebanyak 4 jam pelajaran. Diharapkan dengan dua siklus ini, penelitian tindakan kelas ini telah tercapai sesuai tujuan peneliti.

D. Prosedur Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua tahap sebagai berikut: 1. Persiapan Penelitian Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan adalah: a. Melakukan observasi awal untuk identifikasi masalah dan analisis penyebab masalah melalui wawancara dengan guru bidang studi Biologi. b. Menentukan tindakan solusi pemecahan masalah melalui metode observasi yang divariasikan dengan LKS Word Square. c. Menyusun instrumen penelitian berupa silabus, rencana pembelajaran (RP), lembar pengamatan siswa (LPS), lembar diskusi siswa (LDS) dan mempersiapkan pembelajaran. d. Membuat lembar observasi aktivitas siswa, kuisioner tanggapan siswa dan guru dalam mengikuti proses pembelajaran. e. Menyusun kisi-kisi instrumen tes uji coba. f. Menyusun soal tes. Soal tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tes tertulis pilihan ganda. alat dan bahan yang diperlukan dalam proses

29

g. Menguji coba instrumen Untuk mendapatkan tingkat kesukaran, daya beda, validitas dan reliabilitas yang baik maka instrumen tes diujicobakan terlebih dahulu di luar sampel penelitian. Uji alat evaluasi dilakukan secara empiris yaitu sebagai berikut : 1. Tingkat kesukaran, yaitu persentase siswa yang menjawab suatu soal dengan benar. Tingkat kesukaran dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

P=

B JS

Keterangan : P : Tingkat kesukaran B : Banyaknya siswa yang menjawab suatu item yang benar JS : Jumlah keseluruhan siswa yang mengerjakan tes (Arikunto, 2001) Klasifikasi taraf kesukaran adalah sebagai berikut :
Soal dengan P 0,00 sampai dengan 0,10 adalah soal sangat sukar

- Soal dengan P 0,11 sampai dengan 0,30 adalah soal sukar - Soal dengan P 0,31 sampai dengan 0,70 adalah soal sedang - Soal dengan P 0,71 sampai dengan 0,90 adalah soal mudah - Soal dengan P > 0,90, adalah soal sangat mudah

2. Daya beda, merupakan kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa kelompok atas dengan kelompok bawah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi disingkat D. Daya beda dicari dengan menggunakan rumus :

30

D=

BA BB JA JB

Keterangan : D : Daya beda BA : Jumlah siswa pada kelompok atas yang menjawab suatu item dengan benar BB : Jumlah siswa pada kelompok bawah yang menjawab suatu item dengan benar JA : Jumlah siswa kelompok atas JB : Jumlah siswa kelompok bawah Klasifikasi daya beda adalah sebagai berikut :
- Soal dengan D 0,00 sampai dengan 0,20 tergolong jelek - Soal dengan D 0,21 sampai dengan 0,40 tergolong cukup - Soal dengan D 0,41 sampai dengan 0,70 tergolong baik - Soal dengan D 0,71 sampai dengan 1,00 tergolong baik sekali - Soal dengan D negatif semuanya tidak baik, sehingga sebaiknya

soal tersebut tidak dipakai ( Arikunto, 2001 ). 3. Validitas, menunjukkan kemampuan suatu soal untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas butir soal ditentukan dengan menggunakan teknik korelasi produk moment kasar:
rxy = N XY ( X )( Y )

{N X 2 ( X ) 2 }{N Y 2 ( Y ) 2 }

31

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi


X : Skor tiap butir soal Y : Skor total yang benar dari tiap subyek N : Jumlah subyek Harga r diperoleh dikonsultasikan dengan r tabel product moment dengan taraf signifikasi 5 %. Jika harga r hitung > tabel product moment, maka item soal yang diuji bersifat valid ( Arikunto, 2001 ). 4. Reliabilitas, menyangkut akurasi dan konsistensi alat atau instrument pengumpul data. Artinya, apabila instrumen tersebut digunakan di beberapa tempat berbeda, maka hasil akan relatif sama. Reliabilitas dapat dihitung dengan berbagai rumus. Akan tetapi, rumus yang hasilnya lebih bagus adalah rumus K-R.20 yang dikemukakan oleh Kuder dan Richardsom (Arikunto, 2001). Berikut adalah rumus KR.20
2 n S pq r11 = 2 n 1 S

Keterangan :
r11 : Reliabilitas tes secara keseluruhan

n : jumlah butir soal p : Proporsi si siswa yang menjawab benar q : Proporsi si siswa yang menjawab salah s : Simpangan baku

32

Harga r yang diperoleh dikonsultasikan dengan r tabel product moment dengan taraf signifikasi 5 %. Jika r hitung > r tabel product moment, maka instrumen yang dicobakan bersifat reliabel ( Arikunto, 2001 ). Pengujian instrumen untuk menilai proses, yaitu angka dan lembar observasi dilakukan secara logis dengan parameter ranah konstruksi, ranah isi, dan ranah bahasa yang telah ditentukan. Instrumen angket terdiri dari angket tanggapan siswa dan pedoman wawancara guru. Alat observasi yang digunakan yaitu lembar observasi yang belum memenuhi parameter yang ditetapkan kemudian direvisi sampai memenuhi parameter yang akan ditetapkan. 2. Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan dalam 8 jam pelajaran yang terdiri dari 4 pertemuan. Masing-masing pertemuan disusun dalam satu rencana

pembelajaran. Adapun langkah-langkah penelitian yang ditempuh pada setiap siklus dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Perencanaan (planning) Dalam perencanaan ini meliputi pengenalan materi Klasifikasi Hewan, menyiapkan alat observasi dan praktikum klasifikasi hewan, pembentukan kelompok diskusi, dan menyiapkan angket aktifitas siswa dan kinerja guru.

33

b. Pelaksanaan tindakan (acting) Dalam tahap pelaksanaan ini, dilaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan. Kegiatan pembelajaran ini secara umum meliputi: 1. Pendahuluan Pada tahap ini dilakukan apersepsi dan motivasi kepada siswa. 2. Kegiatan inti Meliputi kegiatan observasi, diskusi, dan permainan LKS Word

square.
3. Penutup Pada tahap ini dilakukan penarikan kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan. c. Pengamatan (observing) Pada kegiatan ini peneliti dibantu guru biologi sebagai guru mitra dalam melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan untuk mengetahui sejauh mana efek tindakan pembelajaran menggunakan metode observasi yang diavariasikan dengan LKS Word Square. Guru mitra juga menjadi teman diskusi apabila ada hal-hal yang kurang jelas, juga untuk membantu mengatasi apabila ada permasalahan dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM). Observasi dilaksanakan bersamaan pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Aspek-aspek yang diamati adalah aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung serta hasil tes pada akhir siklus.hasil

34

analisis data yang dilaksanakan dalam tahap ini digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan siklus berikutnya. d. Refleksi (Reflecting) Hasil dari tahap observasi yang meliputi aktivitas siswa selama proses belajar mengajar (PBM), cara guru mengajar, hasil tes pada akhir siklus juga kendala-kendala yang dihadapi selama kegiatan pembelajaran dikumpulkan serta dianalisis sehingga diperoleh hasil refleksi kegiatan untuk mengetahui perubahan yang terjadi selama menerapkan

pembelajaran menggunakan metode observasi yang divariasikan dengan LKS Word Square. Hasil analisis data yang dilaksanakan dalam tahap ini digunakan sebagai acuan untuk melaksankan siklus berikutnya.

E. Data dan Cara pengambilan data

1. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini meliputi siswa dan guru pada saat pembelajaran dan setelah proses pembelajaran. Sumber data dari siswa yaitu berupa aktivitas siswa dan hasil belajar, sedangkan sumber data dari guru berupa kinerja guru. 2. Jenis Data Jenis data yang akan dikumpulkan adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa nilai hasil belajar siswa yang terdiri dari skor hasil belajar siswa yang terdiri dari skor hasil belajar evaluasi (tes). Sedangkan data kualitatif berupa:

35

a. Kinerja guru dalam pembelajaran b. Aktivitas belajar siswa c. Tanggapan siswa terhadap metode observasi yang divariasikan dengan LKS Word Square d. Tanggapan dan masukan guru terhadap proses pembelajaran 3. Cara Pengumpulan data a. Data tentang hasil belajar siswa diambil dengan memberikan tes/evaluasi kepada siswa. b. Data tentang kinerja guru diambil melalui lembar observasi kinerja guru. c. Data tentang aktivitas belajar siswa diambil dengan lembar observasi aktivitas siswa. d. Data tentang tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran diambil dengan kuisioner. e. Data tentang tanggapan guru terhadap pembelajaran dengan metode observasi yang divariasikan dengan LKS Word square diambil dengan wawancara di akhir siklus.

F. Metode Analisis Data

Metode analisis data pada penelitian ini adalah menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa angka hasil belajar siswa (meliputi penentuan rata-rata kelas, ketuntasan belajar individual dan ketuntasan belajar secara klasikal dari hasil test) yang dideskripsikan dengan kata-

36

kata, sedangkan data kualitatif berupa prosentase hasil observasi dan angket yang juga dideskripsikan dengan kata-kata. Menurut Slameto (2001) data tentang nilai hasil belajar (kognitif) siswa dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Nilai Akhir =
Jumlah jawaban benar 100 Jumlah seluruh soal

Hasil penelitian dianalisis 3 kali yaitu analisis untuk menghitung rata-rata kelas, menentukan ketuntasan belajar secara individual dan menentukan ketuntasan belajar secara klasikal. 1. Menentukan rata-rata kelas Menurut Sudjana (1990) untuk mengetahui nilai rata-rata kelas pada masing-masing siklus sebagai berikut:
X =

X
N

Keterangan :

= Nilai rata-rata (mean)


= Jumlah nilai seluruh siswa

X
N

= Banyaknya siswa yang mengikuti test

2. Menentukan ketuntasan belajar secara individual Analisis ini digunakan untuk mengetahui tingakat penguasaan tiap indikator dan kompetensi dasar dari tes yang diujikan. Rumus yang digunakan deskriptif prosentase yang menggambarkan besarnya tingkat penguasaan materi (Ali, 1993) yaitu:

37

TP =

n X 100% N

Keterangan: TP: prosentase penguasaan materi n : skor yang diperoleh responden N : skor maksimal Dalam penelitian ini digunakan standar penguasaan 65% artinya siswa yang tingkat penguasaan materinya kurang dari 65% dikatakan belum tuntas belajar. 3. Menentukan ketuntasan belajar secara klasikal Rumus yang digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa secara klasikal menurut Ali (1993) sebagai berikut:
P=

n1 X 100%
n

Keterangan: P : nilai ketuntasan belajar

n1 : jumlah siswa tuntas belajar secara klasikal


n : jumlah total siswa

G. Indikator Kinerja

Indikator

keberhasilan

dalam

penelitian

ini

adalah

meningkatnya

pemahaman belajar siswa yang ditunjukkan dengan meningkatnya hasil belajar siswa dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu minimal siswa memperoleh nilai 65. Hal tersebut didasarkan pada teori belajar tuntas, maka seorang peserta

38

didik dipandang tuntas belajar jika ia mampu menyelesaikan, menguasai kompetensi atau mencapai tujuan pembelajaran minimal 65% dari seluruh tujuan pembelajaran (Mulyasa, 2004). Sedangkan untuk keberhasilan klasikal jika 85% dari seluruh siswa memperoleh nilai 6,5. Hal tersebut berdasarkan Standar Ketuntasan Belajar Mengajar (SKBM) yang ditetapkan di SMP Negeri 8 Purworejo untuk mata pelajaran biologi. Indikator keberhasilan keaktivan siswa jika keaktifan klasikal siswa mencapai 75%.

39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Belajar

Berdasarkan hasil analisis data, hasil belajar siswa selama siklus I dan II dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Hasil Belajar Siswa Selama Proses Pembelajaran Siklus I-II

Aspek Nilai Tertinggi Nilai terendah Rata-rata Ketuntasan Klasikal

Sebelum Tindakan 75 50 58 65%

Siklus I 90 55 69,63 77,5%

Siklus II 95 60 76,38 87,5%

Ket: data lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 12, Hal. 134 Hasil belajar siswa meliputi rata-rata kelas, ketuntasan belajar individual dan ketuntasan belajar secara klasikal. Peningkatan pemahaman siswa sangat dipengaruhi keaktifan dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Keaktifan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan belajar. Hasil observasi terhadap proses pembelajaran siklus I tampak adanya peningkatan nilai rata-rata dibandingkan sebelum diterapkan pembelajaran metode observasi dan LKS Word square, juga diiringi dengan meningkatnya ketuntasan belajar siswa secara klasikal sebesar 12,5%. Meningkatnya hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II menunjukkan terjadinya peningkatan pemahaman terhadap materi yang dipelajari. Kenyataan ini sesuai dengan pendapat Dewey dalam Nurhadi (2004) yang menyatakan bahwa siswa belajar dengan baik apabila mereka secara aktif dapat mengkonstruksi sendiri

40

pemahaman mereka tentang apa yang dipelajarinya. Walaupun hasil belajar pada siklus I meningkat, namun peningkatan ini belum optimal karena belum sesuai dengan indikator keberhasilan yang diharapkan, yaitu siswa yang memperoleh nilai 65 kurang dari 85%. Peningkatan keaktifan siswa dari siklus I ke siklus II menyebabkan hasil belajar siswa pada siklus II meningkat. Peningkatan rata-rata kelas dan jumlah siswa yang belajar tuntas ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran meningkat. Kenyataan ini sesuai dengan pendapat Nurhadi (2004) yang menyatakan bahwa siswa akan belajar dengan baik apabila mereka terlibat secara aktif dalam segala kegiatan di kelas dan berkesempatan untuk menemukan sendiri. Pendapat tersebut didukung oleh Suparno dalam Sardiman (2005) yang menyatakan bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya. Pembelajaran dengan metode observasi dan LKS Word square mempunyai beberapa kelebihan. Kelebihan dari metode observasi adalah siswa dilibatkan untuk turut berpikir sehingga emosi siswa dapat terlibat langsung dalam proses pembelajaran, meningkatkan keterampilan siswa melalui suatu kegiatan, dapat mengamati suatu

proses/kejadian dengan sendirinya, sehingga akan memperkaya pengalaman dan meningkatkan serta meningkatkan serta membangkitkan rasa ingin tahu. Siswa akan lebih memahami sesuatu yang bersifat abstrak dan lebih mampu mengingat dalam jangka waktu yang relatif lebih lama. Kelebihan LKS Word Square cenderung menggali pengetahuan siswa dan menarik minat siswa dalam mengunakan buku sumber pelajaran biologi. Hal ini menunjukkan bahwa siswa

41

yang diajar dengan menggunakan metode observasi yang divariasikan dengan LKS Word square terdapat peningkatan hasil belajar yang signifikan. Dalam diri siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya sehingga diharapkan akan menghasilkan dasardasar pengetahuan yang mendalam dimana siswa akan mampu menyelesaikan masalah dalam pembelajarannya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Suparno dalam Sardiman (2005) yang menyatakan bahwa belajar berarti mencari makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan, dan alami. Dalam pembelajaran metode observasi siswa belajar untuk memecahkan masalah melalui LPS maupun LDS. Proses belajar mengajar selama siklus II masih terdapat kekurangan. Kendala yang dihadapi adalah dari dalam diri siswa, yaitu faktor psikis. Hal ini dapat diatasi dengan terampilnya guru dalam memotivasi dan menumbuhkan suasana belajar yang menyenangkan. Ketuntasan belajar klasikal pada siklus II sudah melebihi 85%, hal ini berarti indikator kinerja untuk peningkatan persentase siswa yang memperoleh 65 atau jumlah siswa yang belajar tuntas meningkat menjadi 85% sudah tercapai.

B. Keaktifan Siswa

Hasil penilaian keaktifan siswa selama siklus I-II diringkas dalam Tabel 2 di bawah ini.

42

Tabel 2. Hasil Penilaian Keaktifan Siswa Selama Siklus I-II Kategori Tingkat Keaktifan Siklus I Siklus II Tinggi Sedang Rendah Keaktifan klasikal 42,5% 37,5% 20% 61,25% 62,5% 27,5% 10% 76,25%

Ket: Data lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 13, Hal. 136 Berdasarkan Tabel 2 di atas, tampak bahwa penerapan metode observasi yang divariasikan dengan LKS Word Square dapat meningkatkan keaktifan siswa. Pada siklus I keaktifan siswa masih belum optimal, dibuktikan keaktifan kategori rendah mencapai 20%. Hal ini disebabkan siswa yang aktif dalam pembelajaran belum merata, hanya siswa tertentu saja yang sudah aktif dalam pembelajaran. Yaitu siswa yang sudah terbiasa aktif sebelum diterapkannya pembelajaran dengan metode observasi yang divariasikan dengan LKS Word Square perolehan keaktifan yang dicapai pada siklus I ini terjadi karena siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran melalui kegiatan observasi/pengamatan dan diskusi. Dalam kegiatan observasi, siswa mengamati secara langsung melalui spesimenspesimen/preparat awetan dan secara tidak langsung melalui gambar-gambar dari internet maupun buku-buku sumber. Sedangkan dalam kegiatan diskusi, siswa mengerjakan LPS, LDS, dan LKS Word square. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media seperti ini akan meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Penggunaan media pembelajaran menyebabkan proses belajar mengajar menjadi menarik, dapat menumbuhkan minat siswa untuk menerima pelajaran dan dapat diaplikasikan dalam berbagai pendekatan pembelajaran. Hal ini sesuai yang dikatakan Sudjana (2001), bahwa media pengajaran dapat mempertinggi proses

43

belajar siswa yang diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan diskusi kelas melalui presentasi perwakilan kelompok. Siswa yang belum aktif dalam pembelajaran diduga karena mereka belum terbiasa dengan kegiatan pembelajaran melalui observasi dan diskusi, kurang tertarik saat kegiatan diskusi, kurang berani dalam mengemukakan

pendapat/presentasi, dan masih kurang mampu dalam menjawab pertanyaan maupun bertanya kepada guru atau teman. Saat diskusi berlangsung, siswa sangat ramai sehingga guru perlu berkalikali memperingatkan siswa. Keramaian yang terjadi karena siswa lebih banyak bersenda gurau dengan temannya dibandingkan bekerja dan berdiskusi dalam kelompoknya. Hal ini berimbas pada saat sharing di depan kelas, hanya satu kelompok yang mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya karena ditunjuk oleh gurunya, akibatnya penggunaan waktu menjadi kurang efektif. Hal ini sesuai dengan pendapat Slavin dalam Kauchak (1998) yang menyatakan bahwa adanya masalah yang akan dihadapi guru saat menerapkan strategi belajar bersama di kelas yaitu ramai, gagal untuk saling mengenal, perilaku yang salah, dan penggunaan waktu yang tidak efektif. Penggunaan waktu yang tidak efektif oleh siswa terjadi karena siswa bersenda gurau dan bermain sendiri. Hal ini juga terjadi karena guru kurang terampil memotivasi dan memfasilitasi siswa. Berdasarkan refleksi pada siklus I, ditemukan adanya kekurangan pada siswa yaitu kurang aktifnya siswa saat proses pembelajaran. Kekurangan ini dapat diperbaiki dengan cara siswa harus lebih mengerti kegiatan pembelajaran melalui observasi dan LKS

44

Word square, siswa harus berusaha lebih aktif dalam proses pembelajaran sehingga dapat menyesuaikan dengan apa yang diinginkan guru, demikian juga guru harus lebih mampu mengelola kelas dan memotivasi siswa lebih baik. Pada siklus II tingkat keaktifan siswa semakin meningkat. Siswa yang aktif dalam pembelajaran sudah hampir merata. Siswa lebih aktif dan serius dalam melakukan diskusi. Siswa bekerja sama dalam kelompok melalui pengamatan, baik secara langsung dengan preparat awetan maupun tidak langsung dengan gambar-gambar sehingga siswa lebih cepat membangun pengetahuannya dan lebih mudah memahami konsep-konsep yang dipelajarinya. Hal yang sama dinyatakan oleh John Dewey dalam Nurhadi (2004) bahwa siswa belajar dengan baik apabila mereka secara aktif dapat mengkonstruksi sendiri pemahaman mereka tentang apa yang dipelajari. Pada siklus II ini keberhasilan peningkatan persentase siswa yang terlibat aktif dalam proses pembelajaran telah tercapai. Hal ini dibuktikan keaktifan siswa kategori tingkat keaktifan tinggi meningkat 20% dari 42,5% menjadi 62,5%, tingkat keaktifan rendah menurun sebesar 10% dari 20% menjadi 10%, sedangkan tingkat keaktifan sedang tetap. Secara keseluruhan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran meningkat dari siklus I.

C. Kinerja Guru

Berdasarkan data observasi, aktivitas yang dilakukan guru selama pembelajaran dikelompokkan menjadi aktivitas guru dalam persiapan (membuka pelajaran, menyampaikan tujuan pelajaran, memeriksa kehadiran siswa, dan melakukan apersepsi dan motivasi siswa), melaksanakan kegiatan inti (menguasai

45

materi,

mengajak

siswa

melakukan

observasi,

mengajukan

pertanyaan,

membagikan LPS dan LDS, , membimbing siswa berdiskusi, melakukan diskusi kelas, mengelola kelas), dan penutup (menyimpulkan materi, memberi tugas siswa dan menutup pelajaran). Penilaian terhadap kinerja guru selama pembelajaran berlangsung rata-rata baik. Hasil kinerja guru selama proses pembelajaran dirangkum dalam Tabel 3 berikut ini. Tabel 3. Hasil Kinerja Guru Selama Proses Pembelajaran Aspek Siklus I Siklus II Persiapan Kegiatan Inti Penutup Jumlah 11,11% 44,44% 16,67% 72,22% 22,22% 55,56% 16,67% 94,45%

Ket: Data lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 14, Hal. 141 Peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa tidak terlepas dari peran guru. Peran guru dalam proses pembelajaran merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Sardiman (2005) yang menyatakan bahwa kreativitas guru juga mutlak diperlukan agar dapat merencanakan kegiatan siswa yang sangat bervariasi itu. Pada siklus I kinerja guru sebesar 72,22 % sudah tergolong baik walaupun belum sepenuhnya terampil mengelola pembelajaran. Pada pembelajaran siklus I guru belum menyampaikan indikator atau tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa, padahal dengan mengetahui tujuan pembelajaran siswa akan memiliki gambaran hal-hal apa saja yang akan dipelajari. Guru kurang dapat menumbuhkan interaksi antar siswa sehingga dalam melakukan observasi dan diskusi siswa cenderung kurang aktif. Guru juga kurang memberikan bimbingan selama siswa

46

berdiskusi. Hal ini disebabkan karena guru hanya berkeliling ke tiap kelompok satu kali dan komunikasi yang terjadi sangat singkat waktunya. Di samping itu guru juga kurang dapat mengkondisikan kelas sehingga suasana yang terjadi pada saat diskusi cukup gaduh. Dari beberapa kekurangan yang dilakukan guru pada siklus I, guru juga sudah mempunyai kelebihan yang terlihat selama proses pembelajaran yaitu guru sudah baik mempersiapkan alat dan bahan, melakukan apersepsi, membimbing siswa melakukan observasi/pengamatan, membagikan LPS dan LDS, membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, mengevaluasi hasil belajar, memberikan penghargaan kepada kelompok, menyimpulkan materi pelajaran, dan menutup pelajaran. Dalam proses pembelajaran guru memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk membangun konsep, bertanya, menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat, dan memberikan tanggapan. Guru terus memotivasi siswa pada tiap siklusnya dan membimbing siswa dalam pembelajaran dengan cara berkeliling pada setiap kelompok dan membantu kelompok yang mengalami kesulitan dalam kegiatan pembelajaran. Guru juga berinteraksi dengan dengan siswa dan berupaya agar suasan kelas lebih menyenagkan yaitu dengan membuat suasana tidak tegang. LKS Word square merupakan salah satu cara membuat suasana belajar menjadi lebih menyenangkan karena di dalamnya terdapat unsur permainan. Guru juga mengajak siswa untuk selalu mengkaitkan antara materi yang dipelajari dengan kehidupan nyata dan selalu berpikir secara terintegrasi. Selama pembelajaran berlangsung guru selalu mengaktifkan siswa dan menjadi fasilitator dalam kegiatan pembelajaran.

47

Pada siklus II guru telah menyampaikan tujuan pembelajaran secara jelas dan indikator meningkatnya persentase kinerja guru dalam proses pembelajaran menjadi 85% telah tercapai. Keberhasilan kinerja guru yang meningkat ini menyebabkan peningkatan keaktifan dan motivasi belajar, hal ini berakibat hasil belajar siswa ikut meningkat. Melalui kegiatan observasi, diskusi, dan LKS Word square tercipta pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi siswa, karena siswa menemukan sendiri pengetahuan yang dipelajarinya. Hal ini sesuai dengan pendapat Nurhadi (2004) yang menyatakan bahwa belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami sendiri apa yang dipelajari, bukan mengetahui saja. Peningkatan kinerja guru dan keaktifan siswa dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Nurhadi (2004) yang menyatakan bahwa guru berperan sebagai mediator dan fasilitator untuk membantu optimalisasi belajar siswa. Pendapat Nurhadi ini didukung oleh sardiman (2005) bahwa peranan guru dalam pembelajaran diantaranya sebagai informator, motofator, mediator, dan fasilitator.

D. Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran dengan Menerapkan Metode Observasi yang divariasikan dengan LKS Word Square

Tanggapan siswa diperlukan untuk mendapatkan umpan balik terhadap proses pembelajaran melalui metode observasi yang divariasikan dengan LKS Word square. Keseluruhan tanggapan ini mengalami peningkatan setiap siklusnya. Tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran yang sudah dilakukan selama siklus I-II dirangkum dalam Tabel 4 di bawah ini.
Tabel 4. Rangkuman Tanggapan Siswa Terhadap Proses Pembelajaran Selama Siklus I-II

48

No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Pendapat Siswa Suka dengan mata pelajaran biologi Suka apabila dalam belajar biologi didukung dengan media pembelajaran Dengan metode observasi dan LKS Word square dapat lebih memahami materi klasifikasi hewan Dengan metode observasi dan LKS Word square dapat lebih memotivasi belajar Tertarik dengan strategi pembelajaran yang disampaikan guru Berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar mengajar Menyukai suasana kegiatan belajar mengajar sekarang Tidak mengalami kesulitan dalam kegiatan belajar mengajar yang telah berlangsung ketertarikan siswa belajar biologi

Ya

Siklus I Tidak 45% 20% 52,5% 35% 40% 47,5% 35% 40% 39,38%

Siklus II Ya Tidak 82,5% 92,5% 75% 85% 77,5% 80% 90% 85% 83,44% 17,5% 7,5% 25% 15% 12,5% 20% 10% 15% 15,31%

55% 80% 47,5% 65% 60% 52,5% 65% 60% 60,63%

Rata-rata

menggunakan metode observasi dan LKS Word square

Ket: Data lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 15, Hal. 143

Pada siklus I sebanyak 24 siswa tertarik dengan pembelajaran melalui metode observasi yang divariasikan dengan LKS Word square. Siswa beralasan bahwa pembelajaran dengan metode observasi dan LKS Word square dapat membuat materi pelajaran lebih mudah dipahami dan lebih menyenangkan sehingga lebih termotivasi untuk belajar. Pembelajaran dengan metode observasi dan LKS Word square yang diterapkan juga memudahkan siswa untuk memahami materi. Hal ini karena materi yang dibahas bersifat konkret sehingga dapat lebih lama diingat. Berdasarkan pengamatan observer, walaupun masih banyak siswa yang tidak terlibat aktif dalam proses pembelajaran, namun siswa telah mulai menyukai suasana kelasnya sekarang. Tetapi dalam kinerja kelompok masih

49

tampak adanya kekurangseriusan untuk bekerjasama dalam kelompok karena masih adanya anggota kelompok yang bersenda gurau atau bermain sendiri. Siswa sudah mengetahui bahwa kinerja dan hasil tes akan dinilai tetapi pada siklus I siswa masih kurang termotivasi dalam belajar karena belum terbiasa dengan pembelajaran metode observasi dan LKS Word square dan kurangnya motivasi dari guru. Pada siklus II ini hanya 9% siswa yang tidak tertarik mengikuti pembelajaran yang berlangsung karena membuat suasana kelas ramai, sedangkan siswa lainnya beranggapan pembelajaran melalui penerapan metode observasi dan LKS Word square semakin menarik karena suasana pembelajaran yang menyenangkan. Hal ini terbukti dengan hasil angket bahwa siswa lebih mudah memahami materi, lebih termotivasi belajar, dapat meningkatkan keaktifannya, dan menyukai suasana kelasnya sekarang. Keterlibatan siswa dalam pembelajarn semakin meningkat, sudah banyak siswa yang berani mengajukan pertanyaan, mengemukakan pendapat, menjawab pertanyaan maupun menanggapi pendapat. Pada siklus II siswa telah merasakan manfaat kerja kelompok dari diskusi pada metode observasi dan LKS Word square. Siswa menjadi lebih mudah belajar, lebih paham dengan konsep yang dipelajari, dan lebih aktif. Bila belum paham siswa dapat langsung menanyakan pada teman satu kelompoknya. Hal ini sesuai dengan angket siswa pada siklus II sebesar 90% siswa menyatakan bahwa pembelajaran dengan metode observasi yang divariasikan dengan LKS Word square lebih menyenangkan karena dapat belajar secara lebih konkret melalui spesimen asli maupun gambar. Metode observasi menekankan pada kegiatan

50

pembelajaran yang dikaitkan dengan situasi dunia nyata sehingga dapat membuka wawasan berpikir yang beragam dari seluruh peserta didik. Siswa yang memiliki kemampuan akademik tinggi berperan sebagai tutor bagi teman-temannya yang memiliki kemampuan akademik lebih rendah. Kendala-kendala yang ditemui pada penelitian ini yaitu keramaian pada saat melakukan observasi karena asyik berkeliling ke kelompok lain melihat preparat yang di kelompoknya tidak ada. Selain itu kurangnya waktu yang disediakan kepada siswa untuk mengisi angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan menerapkan metode observasi yang divariasikan dengan LKS Word square sehingga mengurangi waktu istirahat untuk mengisi angket.

REFLEKSI

Berdasarkan pengamatan observer selama penelitian pada siklus I, masih terdapat banyak kekurangan. Refleksi pada siklus I ini digunakan untuk perbaikan pada siklus II. Kendala-kendala yang dihadapi selama siklus I dan bentuk rekomendasi yang diajukan untuk perbaikan pada siklus II dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

51

Tabel 5. Refleksi Untuk Dilaksanakan Pada Siklus II Aspek Kendala Hasil Belajar Psikis siswa, motivasi belajar, minat dan perhatian siswa kurang Siswa kurang memahami dan melaksanakan intruksi dari guru Terbatasnya media, sarana dan prasarana

Rekomendasi

Guru lebih memotivasi siswa, memberi penguatan, mengelola kelas dan membuat suasana pembelajaran menyenangkan Guru pandai mengkomunikasikan langkah-langkah pembelajaran dengan bahasa yang mudah dipahami siswa Guru harus terampil dan kreatif membuat media pembelajaran sendiri, pemiliham metode dan variasi pembelajaran yang tepat Guru lebih aktif melakukan interaksi

Kekurangkompakan anggota kelompok

Keaktifan siswa

Suasana kelas yang ramai Psikis siswa, motivasi siswa, minat dan perhatian Siswa takut dan malu bertanya dan menjawab pertanyaan guru

Guru lebih terampil mengelola kelas Guru lebih aktif melakukan interaksi, memotivasi siswa

Guru memberi penguatan (pujian/hadiah) Guru harus pandai dan kreatif membuat media

Kinerja guru

Media, sarana dan prasarana kurang lengkap

52

pembelajaran sendiri Guru banyak mencari informasi dari berbagai sumber Tanggapan guru Siswa kurang aktif dan termotivasi belajar Siswa merasa bosan dengan pembelajaran Kekurangkompakan siswa dalam berdiskusi Guru harus lebih memotivasi belajar siswa Guru harus pandai melakukan variasi dalam mengajar Guru harus aktif dan terampil melakukan interaksi dan membimbing diskusi Catatan: Hasil Rangkuman dari Lembar Observasi Hasil Belajar Siswa, Keaktifan Siswa, Kinerja Guru, dan Tanggapan Siswa dapat dilihat pada Lampiran 12, 13, 14, 15 Hal. 134, 136, 141, 143

53

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat diambil kesimpulan bahwa melalui metode observasi yang divariasikan dengan LKS Word square pada materi Klasifikasi Hewan di kelas VII A SMP Negeri 8 Purworejo, keaktifan dan motivasi belajar siswa serta kinerja guru baik, hal ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari rata-rata kelas 69,63 menjadi 76, 38 dengan ketuntasan klasikal 77,5% menjadi 87,5%.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dicapai, maka dapat diberikan saran sebagai berikut 1. Hendaknya guru biologi menerapkan metode observasi dan LKS Word square pada materi-materi biologi yang lainnya, karena metode observasi yang divariasikan dengan LKS Word square memudahkan siswa dalam memahami materi yang dipelajari 2. Perlu dilakukan sosialisasi terlebih dahulu tentang langkah-langkah pembelajaran metode observasi yang divariasikan dengan LKS Word square pada siswa sebelum diterapkan dalam pembelajaran agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.

54

3. Perlu manajemen waktu yang baik terhadap pelaksanaan pembelajaran melalui penerapan metode observasi yang dvariasikan dengan LKS Word square sehingga siswa benar-benar dapat memanfaatkan waktu untuk berdiskusi dan memahami materi yang dipelajari. 4. Perlu diupayakan pengelolaan kelas yang baik oleh guru saat proses pembelajaran berlangsung sehingga siswa benar-benar terlibat dalam proses pembelajaran.

55

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad. 1993. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung : Angkasa. Anni, Catharina, Tri. 2004. Psikologi Belajar. Semarang : Unnes Press. Anonim. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. _______. 1991. Material for Learning Work Sheet Biology. Indonesia PKG. Science Instructor. _______. 1993. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: Fakultas Ilmu Pendidikan, IKIP Semarang. Arikunto, S. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Budimansyah, D. 2002. Model Pembelajaran Berbasis Portofolio. Bandung: Grasindo. Dahar, R. W. 1989. Teori-teori Belajar. Bandung: Erlangga. Djajadisastra, J. 1982. Metode-metode Mengajar. Bandung: Angkasa. Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Gramedia Widyasarana Indonesia. Hornby, A.S. 1974. Oxford Advanced learners dictionary of Current English: Oxford University Press. Kauchak, P. D. 1998. Learning and Teaching: Riset and Based Method. Amerika Serikat Aviacom Company. Mulyasa, E. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep Karakteristik dan Implementasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. . 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Nugroho. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press. Nurhadi. 2002. Pendekatan Kontekstual (Contectual Teaching and Learning). Jakarta: Depdiknas. _______. 2004. Kurikulum 2004 (Pertanyaan dan Jawaban). Jakarta: Grasindo.

56

Ridlo, S. 2002. Diktat Kuliah Evaluasi pembelajaran. Semarang: FMIPA Universitas Negeri Semarang. Saptono, S. 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Semarang: Universitas Segeri Semarang. Sardiman. 2005. Interaksi dan Motiovasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta. Subiyanto. 1990. Strategi Belajar Mengajar IPA. Malang: IKIP Malang. Sudjana, N. 1990. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. _________. 2001. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Suhandini, P. 2003. Pembelajaran Kontekstual dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi dan Manajemen Berbasis Sekolah. Makalah disampaikan dalam Seminar dan Lokakarya Nasional 29 April 2003. Syamsuri, I; Sulis, S; Ibrohim; Sofia. 2004. Sains Biologi SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga. Urdang, L. 1968. The Random House Dictionary of the English Language the College Edition. New York: Random House. Winataputra, U.S. 1992. Strategi Belajar Mengajar IPA. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Lampiran 1. Silabus

SILABUS DAN SISTIM PENILAIAN Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester : SMP : Biologi : VII/2

Standar Kompetensi : Memahami Keanekaragaman makhluk hidup Penilaian Kompetensi dasar Materi pokok dan uraian materi pokok Pengelaman belajar Indikator Jenis tagihan Bentuk instrumen Alokasi waktu Sumber alat/bahan

Contoh instrumen

Klasifikasi hewan Invertebrata Klasifikasi hewan Melalui pengamatan, invertebrata: observasi, Porifera, Mengklasifik identifikasi, Coelenterata, asikan klasifikasi dan Echinodermata, makhluk mengkomunikas Platyhelminthes, hidup ciri-ciri Nemathelminthes,A ikan berdasarkan nnelida, Mollusca, morfologi dan ciri-ciri yang karakteristik Arthtropoda dimiliki masing-masing filum invertebrata

Mengidentifikasi , membedakan, dan mengkomunikas ikan ciri-ciri morfologi Invertebrata Mengetahui anggota masingmasing Filum dan Kelas Invertebrata Mendeskripsi-

Tugas kelompok Diskusi kelompok Evaluasi (tes)

Pilihan ganda

Hewan dengan tubuh lunak dan kulit luar 4X40 dilindungi dengan Isian singkat cangkang digolongkan dalam Uraian filum.... obyektif a. Porifera b. Annelida c. Coelenterata d. Mollusca

Buku paket 2004 Buku-buku Biologi kelas VII semester II yang relevan

Sistem klasifikasi makhluk hidup (hewan): -Manfaat klasifikasi -Tata urutan Takson -Penulisan nama ilmiah

Mencari informasi melalui referensi tentang dasardasar klasifikasi makhluk hidup

Uraian kan manfaat Tes tertulis klasifikasi Mengetahui tata urutan takson Memahami penulisan nama ilmiah yang benar Mampu menggunakan kunci determinasi sederhana Tes tertulis

Jelaskan manfaat klasifikasi makhluk hidup (hewan)!

Penggunaan Kunci Menggunakan Determinasi kunci sederhana determinasi dari kunci determinasi yang telah disediakan

Uraian 1.a. Tubuh lunak..2 b. Tubuh tdk lunak............3. 2.a. Ditutupi cangkang...Bekic ot b. Tidak ditutupi cangkang..Cacin g 3. Dst... Hewan cacing memiliki urutan kunci determinasi... Sebutkan masingmasing kelas dalam vertebrata!

Vertebrata Klasifikasi hewan vertebrata: Pisces, Amphibia, Reptil, Aves, Mammalia

Mengidentifikasi , membedakan, dan mengkomunikas Uraian Melalui ikan ciri-ciri Tes tertulis pengamatan, morfologi observasi, vertebrata identifikasi, Mengetahui klasifikasi dan anggota masing-

Sistem klasifikasi makhluk hidup (hewan): -Manfaat klasifikasi -Tata urutan Takson -Penulisan nama ilmiah Membuat Kunci Determinasi sederhana

mengkomunikas masing filum ikan ciri-ciri dan kelas morfologi dan vertebrata karakteristik masing-masing filum vertebrata Mendeskripsika n manfaat klasifikasi Mengetahui tata urutan takson Mencari Memahami Uraian informasi penulisan nama Tes tertulis melalui ilmiah yang referensi benar tentang dasr- Mampu membuat dasar klasifikasi kunci determinasi makhluk hidup sederhana Membuat kunci determinasi sederhana dari gambar yang telah disediakan

Jelaskan tata cara penulisan nama ilmiah yang benar!

Uraian Tes tertulis Terdapat hewan: ikan, katak, ayam, dan tikus. Buatlah kunci determinasi sederhan.

Lampiran 2. Rencana Pembelajaran

RENCANA PEMBELAJARAN SIKLUS 1 (Pertemuan 1)

Standar Kompetensi : Memahami Keanekaragaman Makhluk Hidup Materi Pokok Sub Materi Pokok Bidang Studi Kelas/ Semester Waktu : Klasifikasi hewan : Klasifikasi hewan invertebrata : Sains/ Biologi : VII/ 2 : 2 x 40 menit/ 2 JP

A. Kompetensi Dasar Mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki B. Indikator 1. Produk a. Siswa mengetahui sistem klasifikasi hewan, tata urutan takson dan tata cara penulisan nama ilmiah. b. Siswa mengetahui dasar pengklasifikasian hewan. c. Siswa mampu membedakan ciri-ciri hewan invertebrata dan vertebrata. d. Siswa mampu mendeskripsikan ciri-ciri masing-masing kelas hewan invertebrata. e. Siswa mengetahui manfaat klasifikasi hewan. 2. Proses Siswa mampu mengidentifikasi, mendeskripsikan dan mengklasifikasikan hewan invertebrata. 3. Keterampilan Sosial a. Siswa mampu bekerja sama dengan anggota kelompok yang lain. b. Siswa mampu menghargai pendapat orang lain.

c. Siswa mampu mengikuti proses pembelajaran dengan aktif. C. Metode Pembelajaran/Strategi Belajar Metode observasi dan diskusi D. Sumber Pembelajaran 1. Buku pegangan siswa (Paket) 2. Buku Sains Biologi SMP Kelas VII terbitan Erlangga tahun 2004 3. Buku-buku sumber lain yang relevan E. Media/ Alat / Bahan Berbagai gambar hewan (invertebrata dan vertebrata) Preparat asli/awetan LPS dan LDS F. Kegiatan Belajar Mengajar 1. Pendahuluan (5 menit) a. Salam pembuka b. Apersepsi (Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan mengajukan pertanyaan Kalian tentu pernah melihat cacing dan belalang, apakah ada persamaan dan perbedaan antara keduanya?) . c. Motivasi (Mengapa kita perlu mengklasifikasikan/mengelompokkan hewan?) 2. Kegiatan Inti (70 menit) a. Guru menjelaskan dasar klasifikasi hewan. b. Guru menanyakan kepada siswa tentang tokoh Carolus linnaeus. c. Guru menjelaskan klasifikasi hewan, tata urutan takson, tata cara penulisan nama ilmiah, dan hubungan kekerabatan hewan. d. Guru menginstruksikan kepada siswa untuk duduk bersama kelompok yang telah dibentuk sebelumnya. e. Guru membagikan LPS dan LDS kepada masing-masing kelompok untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasikan hewan invertebrata dan vertebrata, kemudian didiskusikan bersama.

f. Guru membagikan LPS dan LDS tentang invertebrata kepada masingmasing kelompok untuk diidentifikasi dan diklasifikasikan. g. Diskusi kelas (salah satu kelompok mempresentasikan hasil observasi dan kelompok lain memberikan tanggapan). h. Permainan LKS Word Square. Guru menempelkan word square di papan tulis Guru membacakan aturan permainan LKS word square. 1. Setiap kelompok duduk bersama kelompoknya. 2. Guru membacakan pertanyaan yang berhubungan dengan materi pada hari tersebut (klasifikasi hewan invertebrata). 3. Setiap kelompok berdiskusi dan berlomba untuk menjawab pertanyaan. 4. Kelompok yang terlebih dahulu tunjuk jari berhak menjawab pertanyaan. 5. Kelompok yang mendapat skor nilai terbanyak mendapat penghargaan berupa hadiah. 3. Penutup (5 menit) a. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan. b. Masing-masing kelompok mengumpulkan LDS. c. Guru memberi tugas kepada siswa untuk membuat tabel klasifikasi hewan invertebrata (meliputi filum, kelas, ciri, beserta contoh) G. Penilaian 1. Keaktifan siswa dalam kegiatan kelompok (diskusi). 2. Laporan hasil diskusi. 3. Keaktifan siswa menjawab pertanyaan guru.

RENCANA PEMBELAJARAN SIKLUS I (Pertemuan 2)

Standar Kompetensi : Memahami Keanekaragaman Makhluk Hidup Materi Pokok Sub Materi Pokok Bidang Studi Kelas/ Semester Waktu : Klasifikasi hewan : Kunci determinasi Invertebrata : Sains/ Biologi : VII/ 2 : 1x 40 menit/ 1 JP

A. Kompetensi Dasar Mengklasifikasikan makhuk hidup berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki B. Indikator 1. Produk a. Siswa mengetahui pengertian kunci determinasi. b. Siswa mengetahui manfaat penggunaan kunci determinasi. c. Siswa mampu menggunakan kunci determinasi sederhana. 2. Proses Siswa mampu menggunakan kunci determinasi sederhana pada hewan invertebrata. 3. Keterampilan Sosial a. Siswa mampu bekerja sama dengan anggota kelompok yang lain. b. Siswa mampu menghargai pendapat orang lain. c. Siswa mampu mengikuti proses pembelajaran dengan aktif. C. Metode Pembelajaran/Strategi Belajar Metode observasi dan diskusi D. Sumber Pembelajaran 1. Buku pegangan siswa (Paket)

2. Buku Sains Biologi SMP Kelas VII terbitan Erlangga tahun 2004 3. Buku-buku sumber lain yang relevan E. Media/ Alat / Bahan LDS Berbagai gambar hewan (invertebrata) F. Kegiatan Belajar Mengajar a. Pendahuluan (5 menit) Apersepsi (Bagaimana cara kita untuk memudahkan pengenalan dan mempelajari hewan yang beranekaragam?) Motivasi (apa yang kalian ketahui tentang kunci determinasi?) b. Kegiatan Inti (35 menit) 1. Guru menjelaskan tentang pengertian kunci determinasi 2. Guru menjelaskan cara penggunaan kunci determinasi. 3. Guru menginstruksikan kepada siswa untuk duduk bersama kelompoknya. 4. Guru membagikan LDS dan lembar gambar hewan invertebrata. 5. Siswa berdiskusi kelompok dalam menyusun penggunaan kunci determinasi sederhana pada invertebrata. 6. Presentasi kelas (perwakilan dua anggota kelompok mempresentasikan hasil diskusi). c. Penutup (5 menit) 1. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan. 2. Masing-masing kelompok mengumpulkan LDS. 3. Guru memberi tugas kepada masing-masing kelompok untuk membawa contoh hewan-hewan vertebrata. G. Penilaian a. Keaktifan siswa dalam kegiatan kelompok (diskusi). b. Laporan hasil diskusi.

RENCANA PEMBELAJARAN SIKLUS II (Pertemuan 1)

Standar Kompetensi : Memahami Keanekaragaman Makhluk Hidup Materi Pokok Sub Materi Pokok Bidang Studi Kelas/ Semester Waktu : Klasifikasi hewan : Klasifikasi hewan vertebrata : Sains/ Biologi : VII/ 2 : 2 x 40 menit/ 2 JP

A. Kompetensi Dasar Mengklasifikasikan makhuk hidup berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki B. Indikator 1. Produk a. Siswa mengetahui klasifikasi hewan vertebrata. b. Siswa mampu membedakan ciri-ciri masing-masing kelas hewan vertebrata. c. Siswa mampu mendeskripsikan ciri-ciri khusus masing-masing hewan vertebrata. 2. Proses Siswa mampu mengidentifikasi dan membuat perbandingan ciri-ciri masingmasing kelas hewan vertebrata. 3. Keterampilan Sosial b. Siswa mampu bekerja sama dengan anggota kelompok yang lain. c. Siswa mampu menghargai pendapat orang lain. c. Siswa mampu mengikuti proses pembelajaran dengan aktif. C. Metode Pembelajaran/Strategi Belajar Metode observasi dan diskusi

D. Sumber Pembelajaran 1. Buku pegangan siswa (Paket) 2. Buku Sains Biologi SMP Kelas VII terbitan Erlangga tahun 2004 3. Buku-buku sumber lain yang relevan E. Media/ Alat / Bahan Berbagai gambar hewan vertebrata Preparat asli/awetan LPS dan LDS F. Kegiatan Belajar Mengajar 1. Pendahuluan (10 menit) a. Apersepsi Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa Kalian tentu pernah melihat ayam dan kucing bukan? Adakah persamaan dan perbedaan yang kalian temukan! b. Motivasi Apakah yang kalian ketahui tentang vertebrata? 2. Kegiatan Inti (75 menit) a. Guru menjelaskan klasifikasi vertebrata. b. Guru menginstruksikan untuk duduk sesuai kelompok masing-masing. c. Guru meminta masing-masing kelompok untuk mengeluarkan preparat sesuai tugas yang telah diberikan pertemuan sebelumnya. d. Guru membagikan LPS dan LDS kepada setiap kelompok untuk diidentifikasi kemudian menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan vertebrata. e. Guru membimbing siswa dalam diskusi kelas (satu anggota kelompok mewakili untuk presentasi dan kelompok lain menanggapi). f. Permainan LKS word square. 1. Guru menempelkan word square di papan tulis 2. Guru membacakan aturan permainan LKS word square:

Setiap kelompok duduk bersama kelompoknya. Guru membacakan pertanyaan yang berhubungan dengan materi pada hari tersebut (klasifikasi hewan vertebrata). Setiap kelompok berdiskusi dan berlomba untuk menjawab pertanyaan. Kelompok yang terlebih dahulu tunjuk jari berhak menjawab pertanyaan. Kelompok yang mendapat skor nilai terbanyak mendapat penghargaan berupa hadiah. 3. Penutup (5 menit) a. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan. b. Guru memberikan tugas rumah kepada masing-masing kelompok untuk membawa preparat hewan vertebtara. c. Masing-masing kelompok mengumpulkan LDS. d. Guru memberi tugas kepada siswa untuk membuat tabel klasifikasi hewan vertebrata G. Penilaian a. Keaktifan siswa dalam kegiatan kelompok (diskusi). b. Laporan hasil diskusi.

RENCANA PEMBELAJARAN SIKLUS II (Pertemuan 2)

Standar Kompetensi : Memahami Keanekaragaman Makhluk Hidup Materi Pokok Sub Materi Pokok Bidang Studi Kelas/ Semester Waktu : Klasifikasi hewan : Kunci determinasi Vertebrata : Sains/ Biologi : VII/ 2 : 1 x 40 menit/ 2 JP

A. Kompetensi Dasar Mengklasifikasikan makhuk hidup berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki B. Indikator 1. Produk a. Siswa mengetahui pengertian kunci determinasi. b. Siswa mengetahui manfaat penggunaan kunci determinasi. c. Siswa mampu membuat kunci determinasi sederhana pada vertebrata. 2. Proses Siswa terampil membuat kunci determinasi sederhana pada hewan vertebrata. 3. Keterampilan Sosial a. Siswa mampu bekerja sama dengan anggota kelompok yang lain. b. Siswa mampu menghargai pendapat orang lain. c. Siswa mampu mengikuti proses pembelajaran dengan aktif. C. Metode Pembelajaran/Strategi Belajar Metode observasi dan diskusi D. Sumber Pembelajaran 1. Buku pegangan siswa (Paket) 2. Buku Sains Biologi SMP Kelas VII terbitan Erlangga tahun 2004

3. Buku-buku sumber lain yang relevan E. Media/ Alat / Bahan LDS Berbagai gambar hewan dan vertebrata F. Kegiatan Belajar Mengajar a. Pendahuluan (5 menit) Apersepsi (Apa yang kalian ketahui tentang kunci determinasi?) Motivasi (Apa yang kalian ketahui tentang kunci determinasi?) b. Kegiatan Inti (35 menit) 1. Guru menjelaskan tentang pengertian kunci determinasi 2. Guru menjelaskan cara penggunaan kunci determinasi. 3. Guru menginstruksikan kepada siswa untuk duduk bersama kelompoknya. 4. Guru membagikan LDS dan lembar gambar hewan invertebrata. 5. Siswa berdiskusi kelompok dalam menyusun penggunaan kunci determinasi sederhana pada invertebrata. 6. Presentasi kelas (perwakilan dua anggota kelompok mempresentasikan hasil diskusi). c. Penutup (5 menit) 1. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan. 2. Masing-masing kelompok mengumpulkan LDS. G. Penilaian a. Keaktifan siswa dalam kegiatan kelompok (diskusi). b. Laporan hasil diskusi.

99

Lampiran 4. Kisi-kisi Soal Evaluasi

KISI-KISI SOAL TES SIKLUS I Mata Pelajaran : Biologi Sub Konsep : Invertebrata Kelas : VII A No 1. Indikator Siswa mampu membedakan golongan hewan invertebrata berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki Filum Porifera Filum Coelenterata Filum Echinodermata Filum Nemathelminthes Filum Annelida Filum Mollusca Filum Arthropoda No soal Aspek ranah Kunci Jawaban

18 4 19 2 20 3 9 5 6 7 8 10 11 12 1 13 14 15 16 17

C2 C2 C2 C2 C1 C2 C1 C1 C3 C3 C3 C3 C3 C2 C1 C2 C1 C1 C3 C2 20

C C C B A D B A B D A C C B A D B A D D

2. 3. 4.

Siswa mengetahui masing-masing golongan hewan invertebrata Siswa mampu mendeskripsikan manfaat klasifikasi makhluk hidup (hewan) Siswa mengetahui tata urutan takson

5. 6.

Siswa mampu mendeskripsikan penulisan nama ilmiah Siswa mampu menggunakan kunci determinasi Jumlah

Keterangan : C1 : Aspek kognitif hafalan C2 : Aspek kognitif pemahaman C3 : Aspek kognitif penerapan

100

KISI-KISI SOAL TES SIKLUS II

Mata Pelajaran : Biologi Sub Konsep : Vertebrata Kelas : VII A No 1. 2. Indikator Siswa mengetahui ciri-ciri hewan vertebrata Siswa mampu membedakan golongan hewan vertebrata berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki Pisces Amfibia Reptilia Aves Mammalia No soal 1 2 Aspek ranah C2 C2 Kunci Jawaban D C

3.

Siswa mampu kekerabatan

memahami

hubungan

5 11 20 6 4 9 12 7 8 10 19 13

C3 C2 C3 C2 C2 C2 C2 C1 C1 C3 C2 C3

C D A B B C A D D A B A

4. 5. 6.

Siswa mengetahui tata urutan takson Siswa memahami penulisan nama ilmiah Siswa mampu membuat kunci determinasi Jumlah

3 15 14 16 17 18

C2 C1 C2 C2 C2 C2 20

B D C B C C

Keterangan : C1 : Aspek kognitif hafalan C2 : Aspek kognitif pemahaman C3 : Aspek kognitif penerapan

101

Lampiran 5. Soal Evaluasi

SOAL EVALUASI SIKLUS 1

Petunjuk Mengerjakan ! 1. Berdoalah sebelum Anda mengerjakan soal. 2. Tulislah Nama dan Nomor absen Anda pada lembar yang tersedia. 3. Pilihlah jawaban yang benar dengan memberikan tanda silang (X) pada lembar jawaban yang tersedia.

1.

Perhatikan nama-nama hewan berikut ini! 1 Katak 4. Kadal 5. Gurita 6. Kepiting

2. Ikan mas 3. Udang Yang tergolong invertebrata adalah.... a. 1, 2 dan 4 b. 1, 3 dan 5 2. Ciri-ciri hewan: 1). Tubuh simetri bilateral. 2) Tubuh radial simetri 3). Permukaan tubuh berpori-pori.

c. 2, 4 dan 6 d. 3, 5 dan 6

4). Ada yang hidup bebas ada yang hidup parasit. Ciri hewan cacing ditunjukkan oleh no.... a. 1 dan 2 b. 1 dan 4 3. Siput bersifat hermafrodit artinya.... a. Tidak mempunyai alat kelamin. c. Mempunyai alat kelamin betina saja. c. 2 dan 3 d. 2 dan 4

102

b. Mempumyai alat kelamin jantan d. Mempunyai alat kelamin jantan dan saja. 4. Perhatikan gambar betina.

1.

2.

3.

4.

Hewan yang memiliki radial simetri adalah. a. 1 dan 2 b. 1 dan 3 5. Sefalothoraks adalah gabungan dari. a. Kepala dan dada b. Perut dan dada 6. c. Kepala dan perut d. Perut dan kaki c. 2 dan 3 d. 2 dan 4

Ditemukan hewan dengan ciri-ciri sebagai berikut. Tubuh terdiri atas kepala, dada, dan perut Kaki 3 pasang Pada kepala terdapat sungut/antena Berdasarkan ciri-ciri di atas, hewan tersebut termasuk ke dalam kelas. a. Myriapoda b. Insecta c. Arachnoidea d. Crustacea

7.

Perhatikan gambar hewan di bawah ini....

1.

2.

3.

4.

103

Hewan yang termasuk ke dalam satu kelas adalah... a. 1 dan 2 b. 1 dan 3 8. Nama hewan 1. Labah-labah 2. Udang 3. Belalang c. 2 dan 3 d. 2 dan 4 Alat pernafasan a. Trakea b. Paru-paru buku c. Insang

Pasangan hewan dengan alat pernafasan yang tepat pada kolom di atas adalah.... a. 1 dengan b b. 2 dengan a 9. Pasangan yang tidak sesuai adalah.... a. Kerang - berkaki pipih (Pelecypoda) c. b. Bekicot-berkaki kepala (Cepalopoda) d. Keong-berkaki perut (Gastropoda) Cumi-cumi (Cepalopoda) c. 2 dengan b d. 3 dengan c

10. Seorang siswa mengamati seekor hewan dengan ciri-ciri memiliki kepala dan badan belakang yang panjang, di setiap ruas tubuhnya terdapat sepasang kaki. Ia berkesimpulan hewan tersebut termasuk kelas.... a. Insecta b. Arachnoidea c. Myriapoda d. Crustacea

11. Seseorang mendapatkan hewan yang kakinya berbuku-buku, kepala dan dada menyatu, dan mempunyai kaki 5 pasang. Ia berkesimpulan hewan tersebut tergolong kelas.... a. Insecta b. Arachnoidea c. Myriapoda d. Crustacea

12. Hewan yang tergolong Crustacea adalah.... a. c.

104

b.

d.

13. Tujuan klasifikasi makhluk hidup adalah.... a. Memberikan nama pada setiap c. Menentukan makhluk hidup hidup asal-usul makhluk

b. Memilih makhluk hidup yang d. Mempermudah pengenalan suatu yang dapat dimakan makhluk hidup Memberikan nama pada setiap makhluk hidup 14. Tingkatan-tingkatan kelompok dalam klasifikasi makhluk hidup disebut.... a. Identifikasi b. Takson c. Divisi d. Nomenklatur

15. Urutan takson yang paling tepat adalah.... a. Filum-kelas-ordo-famili-genusspesies b. Filum-kelas-famili-ordo-genusspesies c. Filum-ordo-kelas-famili-genusspesies d. Filum-ordo-famili-kelas-genusspesies

16. Cara penulisan nama ilmiah yang benar untuk ubu-ubur adalah.... a. Aurelia Aurita b. Aurelia aurita 17. Penggunaan kunci determinasi 1. a. Tubuh terdiri dari kepala, dada, dan badan belakang..2 b. Tubuh terdiri dari kepala-dada dan badan belakang3 2. a. Mengalami metamorfosis sempurnaKupu-kupu b. Mengalami metamorfosis tak sempurna.Belalang 3. a. Kaki berjumlah 4 pasang.Labah-labah b. Kaki berjumlah 5 pasang.Kepiting Hewan labah-labah memiliki urutan kunci determinasi sebagai berikut.... c. Aurelia Aurita d. Aurelia aurita

105

a. 1a-2a-3a b. 1b-2b-3a

c. 1b-2a-3b d. 1b-3a

18. Pernyatan berikut ini yang tidak benar adalah. a. Porifera berkembang biak secara c. Tubuh Echinodermata tertutup oleh generatif dan vegetatif duri tubuh Coelenterata adalah

b. Rangka luar Mollusca tersusun d. Tipe dari zat kitin

simetri lateral

19. Apakah fungsi madreporit pada Echinodermata? a. Menangkap mangsa c. Mengambil dan menyalurkan air ke dalam tubuh b. Mempertahankan diri dari musuh d. Sebagai alat gerak

20. Lintah (Hirudo medicinalis) bermanfaat dalam bidang pengobatan. Hewan ini termasuk dalam filum.... a. Platyhelminthes b. Nemathelminthes c. Annelida d. Mollusca

Percaya pada diri sendiri, berdoa dan berusahalah Selamat Mengerjakan! ******

106

SOAL EVALUASI SIKLUS II

Petunjuk Mengerjakan ! 4. Berdoalah sebelum Anda mengerjakan soal. 5. Tulislah Nama dan Nomor absen Anda pada lembar yang tersedia. 6. Pilihlah jawaban yang benar dengan memberikan tanda silang (X) pada lembar jawaban yang tersedia.

1.

Yang membedakan kelompok hewan invertebrata dengan vertebrata adalah.... a. b. Ada tidaknya penutup tubuh Ada tidaknya kaki c. d. Ada tidaknya kelenjar susu Ada tidaknya tulang belakang

2.

Di bawah ini yang termasuk hewan vertebrata adalah. a. b. Ikan, kalajengking, cicak Kadal, udang, nyamuk c. d. Katak, cicak, ular Kumbang, kelabang, ikan

3.

Pernyataan di bawah ini yang salah adalah.... a. Pengelompokkan suatu organis- c. me berdasarkan persamaan ciri yang dimiliki b. Organisme yang memiliki banyak d. persamaan ciri dikelompokkan ke dalam tingkatan takson yang tinggi Organisme yang memiliki persamaan ciri dikelompokkan ke dalam takson yang sama Organisme yang memiliki sedikit persamaan ciri dikelompokkan ke dalam tingkatan takson yang tinggi

4.

Pernyataan di bawah ini yang benar adalah.... a. Ikan bernafas dengan insang dan b. kulit b. Reptil bernafas dengan paru-paru d. Tubuh amfibi ditutupi sisik yang berlendir Aves termasuk hewan poikiloterm

107

5.

Hewan berikut yang tergolong Poikiloterm adalah.... a. b. Lumba-lumba dan paus Paus dan hiu c. d. Kuda laut dan hiu Singa laut dan lumba-lumba

6.

Ditemukan hewan dengan ciri-ciri sebagai berikut: Bernafas dengan paru-paru Jantung terdiri 3 ruang Kulit berlendir Hewan di atas tergolong kelas.... a. b. Pisces Amfibi c. d. Reptilia Aves

7.

Kelinci termasuk hewan homoioterm, artinya.... a. Suhu tubuh dipengaruhi suhu c. lingkungan b. Suhu tubuh berubah-ubah d. Suhu tubuh dan lingkungan saling berpengaruh Suhu tubuh tetap

8.

Hewan yang berkembang biak dengan cara melahirkan anak disebut.... a. b. Ovoipar Ovovivipar c. d. Ovipar Vivipar

9.

Seorang siswa mengamati seekor hewan dengan ciri-ciri: Bernafas dengan paru-paru Jantung terdiri 4 ruang Homoioterm Tubuh ditutupi bulu Ia berkesimpulan hewan tersebut termasuk kelas.... a. b. Amfibi Reptil c. d. Aves Mamalia

10. Seekor hewan memiliki ciri-ciri: homoioterm, memiliki kelenjar susu, bernafas dengan paru-paru. Ciri-ciri tersebut ditemukan pada hewan berikut, kecuali.... a. Hiu c. Lumba-lumba

108

b.

Kelelawar

d.

Tikus

11. Labirin pada ikan berfungsi untuk.... a. Memudahkan bergerak di dalam c. air b. Memudahkan mencari mangsa di d. dalam air Memudahkan mengambil oksigen di dalam air Memudahkan buang urin di dalam air

12. Hewan yang perkembangbiakan terjadi di saluran reproduksi disebut. a. b. Fertilisasi internal Fertilisasi eksternal c. d. Fertilisasi hemi internal Fertilisasi hemi eksternal

13. Berikut adalah nama-nama beberapa hewan: 1. Tikus 2. Anjing 3. Kelelawar Di antara hewan tersebut, yang paling dekat hubungan kekerabatannya adalah.... a. b. 1 dan 4 2 dan 3 c. d. 3 dan 4 3 dan 5 4. Bajingi 5. Merpati

14. Cara klasifikasi makhluk hidup yang dipakai saat ini dikemukakan pertama kali oleh.... a. b. Charles Darwin J.B Lamark c. d. Carolus Linnaeus Robert Brown

15. Ilmu yang mempelajari tentang pengelompokkan makhluk hidup disebut.... a. b. Anatomi Klasifikasi c. d. Fisiologi Taksonomi

16. Nama ilmiah kadal yaitu Mabuia multifasciata, kata Mabuia penunjuk nama. a. b. Famili Genus b. d. Spesies Kelas

17. Sejumlah kata mengenai ciri-ciri suatu makhluk hidup (hewan) yang dipakai untuk menentukan kelompok hewan tersebut disebut.

109

a. b.

Taksonomi Klasifikasi

c. d.

Determinasi Identifikasi

18. Kunci Determinasi 1. a. Mempunyai kaki sebagai alat gerak......................2 b.Tidak mempunyai kaki .........................................3 2. a. Tubuh ditutupi bulu...............................................(....) b. Tubuh tidak ditutupi bulu.....................................3 3. a. Tubuh ditutupi rambut...........................................(....) b.Tubuh ditutupi sisik ..............................................(....) Urutan yang benar untuk ayam adalah.... a. b. 1a-2b-3b 1a-2b-3a c. d. 1a-2a 1b-2b

19. Ciri mamalia yang tidak ditemukan pada hewan lain adalah.... a. b. Bernafas dengan paru-paru Penutup tubuh dengan rambut c. d. homoioterm Memiliki kaki dua pasang

20. Di bawah ini yang tergolong ikan bertulang rawan adalah.... a. b. Ikan cucut dan ikan hiu Ikan mas dan ikan lele c. d. Ikan pari dan ikan kakap Ikan bandeng dan ikan cucut

110

Lampiran 6. Kunci Jawaban Soal Evaluasi

KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI SIKLUS I

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

A B D C A B D A B

11. C 12. B 13. D 14. B 15. A 16. D 17. D 18. C 19. C 20. A

10. C

KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI SOAL UJI COBA SIKLUS II 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. D C B B C B D D C 11. D 12. A 13. A 14. C 15. D 16. B 17. C 18. C 19. B

Lampiran 8. Lembar observasi aktivitas siswa

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA Berilah tanda () pada kolom berikut ini, sesuai dengan aktivitas yang dilakukan oleh siswa. Dan ketegorikan dalam aktivitas tinggi, sedang, dan rendah. Kelom pok I Variabel keaktifan Anggota 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Jumlah Skor Kategori Keaktifan T S R

II

III

IV

VI

VII

VIII

Keterangan: Variabel keaktifan siswa: 1. Duduk dengan tenang, indikatornya siswa duduk dengan tenang selama kegiatan belajar mengajar. 2. Kegembiraan dalam belajar, indikatornya siswa menunjukkan perilaku yang antusias dalam belajar. 3. Mendengarkan penjelasan guru, indikatornya siswa mendengarkan penjelasan guru dengan seksama. 4. Memperhatikan pelajaran, indikatornya siswa mengikuti pelajaran dengan baik selama kegiatan belajar mengajar 5. Membuat catatan materi pelajaran, indikatornya siswa terampil membuat catatan materi yang penting. 6. Ijin keluar kelas, indikatornya siswa tidak banyak ijin keluar kelas selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. 7. Kesungguhan bekerja sesuai dengan prosedur, indikatornya siswa tertib dan sungguh-sungguh dalam kegiatan diskusi dan pengamatan. 8. Kemauan dan kreativitas dalam belajar, indikatornya dilihat dari hasil diskusi siswa dalam menyelesaikan LPS/LKS dan LDS. 9. Keberanian menyampaikan gagasan dan minat, indikatornya siswa memberikan masukan dalam diskusi kelas. 10. Sikap kritis dan ingin tahu, indikatornya siswa bertanya, menyanggah. 11. Pengembangan penalaran induktif dan deduktif, indikatornya siswa mampu menyampaikan kesimpulan pengamatan dan diskusi.

Kategori tingkat keaktifan siswa:

Keaktifan klasikal =

(Tx 2) + ( Sx1) + ( Rx0) x100% siswax 2

Tinggi (T) : jika memenuhi 8-11 variabel keaktifan

Sedang (S) : jika memenuhi 5-7 variabel kektifan Rendah (R) : jika memenuhi 0-4 variabel keaktifan

Lampiran 15 . Rekapitulasi Hasil Penilaian Keaktifan Siswa

REKAPITULASI HASIL PENILAIAN KEAKTIFAN SISWA SELAMA PROSES PEMBELAJARAN SIKLUS I

Kelom pok I

Variabel keaktifan Anggota Agustyaningsih Desi Indrawati Elda Kurniawati Nurma Gupita Tri Yulianti Rumpi Nurwati Ester Tri wardani Arum Setyawati Erika Endra S Roma wardani Sidhiq Prasetyo Endro M Citra Pramulasari Ayu dwi P 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Jumlah Skor 6 10 10 8 8 4 5 7 8 5 6 9 10 5

II

III

Kategori Keaktifan T S R

IV

VI

VII

VIII

Adi Prasetyo Agma Dian Kartika April Lia Susanti Dwi Lestari Florentina Dwi Yuniati L.G Arga Rakasiwi Sidiq Mustofa A Susilo Raharjo Deni Purwoko Prio Akbar P Susanto Asri Mariana A.S Faqih Pramudito Matsura Kusuma Ningrum Nike PuspitaSari Pitra Ayu Mutia Kriswana A.G Gandung P Wahyu pamungkas Ade Susanto Achmad Taufik Imam Achyadi Indra Ari Prasetyo Elya Rosita Devitasari Frederikuz Rizky N.H Ibnu Kurniawan

4 9 5 10 9 11 9 7 9 4 7 4 9 5 6 7 10 7 5 4 6 9 4 9 3 6

REKAPITULASI HASIL PENILAIAN KEAKTIFAN SISWA SELAMA PROSES PEMBELAJARAN SIKLUS II

Kelom pok I

Anggota Agustyaningsih Desi Indrawati Elda Kurniawati Nurma Gupita Tri Yulianti Rumpi Nurwati Ester Tri wardani Arum Setyawati Erika Endra S Roma wardani Sidhiq Prasetyo Endro M Citra Pramulasari Ayu dwi P Adi Prasetyo 1 2 3 4

Variabel keaktifan 5 6 7 8 9 10 11

Jumlah Skor 8 10 11 9 7 8 5 4 9 6 5 10 11 7 4

II

III

Kategori Keaktifan T S R

IV

VI

VII

VIII

Agma Dian Kartika April Lia Susanti Dwi Lestari Florentina Dwi Yuniati L.G Arga Rakasiwi Sidiq Mustofa A Susilo Raharjo Deni Purwoko Prio Akbar P Susanto Asri Mariana A.S Faqih Pramudito Matsura Kusuma Ningrum Nike PuspitaSari Pitra Ayu Mutia Kriswana A.G Gandung P Wahyu pamungkas Ade Susanto Achmad Taufik Imam Achyadi Indra Ari Prasetyo Elya Rosita Devitasari Frederikuz Rizky N.H Ibnu Kurniawan

8 8 10 8 11 10 9 9 4 7 9 11 7 9 8 10 7 9 8 8 9 6 10 4 7

Keterangan:

Variabel keaktifan siswa: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Duduk dengan tenang, indikatornya siswa duduk dengan tenang selama kegiatan belajar mengajar. Kegembiraan dalam belajar, indikatornya siswa menunjukkan perilaku yang antusias dalam belajar. Mendengarkan penjelasan guru, indikatornya siswa mendengarkan penjelasan guru dengan seksama. Memperhatikan pelajaran, indikatornya siswa mengikuti pelajaran dengan baik selama kegiatan belajar mengajar Membuat catatan materi pelajaran, indikatornya siswa terampil membuat catatan materi yang penting. Ijin keluar kelas, indikatornya siswa tidak banyak ijin keluar kelas selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Kesungguhan bekerja sesuai dengan prosedur, indikatornya siswa tertib dan sungguh-sungguh dalam kegiatan diskusi dan pengamatan. 8. Kemauan dan kreativitas dalam belajar, indikatornya dilihat dari hasil diskusi siswa dalam menyelesaikan LPS/LKS dan LDS. 9. Keberanian menyampaikan gagasan dan minat, indikatornya siswa memberikan masukan dalam diskusi kelas. 10. Sikap kritis dan ingin tahu, indikatornya siswa bertanya, menyanggah. 11. Pengembangan penalaran induktif dan deduktif, indikatornya siswa mampu menyampaikan kesimpulan pengamatan dan diskusi.

Kategori tingkat keaktifan siswa:

Keaktifan klasikal siklus I =

(17 x 2) + (15 x1) + (8 x0) x100% 40 x 2

Tinggi (T) : jika memenuhi 8-11 variabel keaktifan Sedang (S) : jika memenuhi 5-7 variabel kektifan Rendah (R) : jika memenuhi 0-4 variabel keaktifan
(Tx 2) + ( Sx1) + ( Rx0) x100% siswax 2

(34) + (15) + (0) x100% = 61,25 % 80


(25 x 2) + (11x1) + (4 x0) x100% 40 x 2 (50) + (11) + (0) x100% = 76, 25% 80

Keaktifan klasikal siklus II =

Keaktifan klasikal =

141

Lampiran 10. Lembar angket siswa


LEMBAR ANGKET SISWA

Hari, tanggal : Responden No : Pertanyaan Ya 1. Apakah anda suka dengan mata pelajaran biologi? 2. Apakah nada suka apabila dalam belajar biologi didukung dengan media seperti gambar, preparat awetan/asli, dan LKS Word square? 3. Apakah dengan metode observasi yang divariasikan dengan LKS Word square anda lebih memahami materi klasifikasi hewan? 4. Apakah dengan observasi dan LKS Word square anda lebih termotivasi belajar biologi? 5. Apakah anda tertarik dengan strategi pembelajaran yang disampaikan guru? 6. Apakah anda berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar mengajar? 7. Apakah anda menyukai suasana kegiatan belajar mengajar sekarang? 8. Apakah anda mengalami kesulitan dalam kegiatan belajar mengajar yang telah berlangsung? Jawaban dan alasan Tidak Alasan

141

131

Lampiran 11. Lembar pedoman wawancara guru

PEDOMAN WAWANCARA GURU Hari, tanggal : No Pokok pertanyaan 1. Bagaimana tanggapan Bapak terhadap pembelajaran materi Klasifikasi Hewan dengan menggunakan metode observasi yang divariasikan dengan LKS Word square? Menurut Bapak, apakah strategi pembelajaran yang peneliti gunakan pada materi Klasifikasi Hewan menarik bagi siswa? Menurut Bapak apakah dengan dengan observasi dan LKS Word square dapat membantu siswa untuk lebih mudah memahami materi Klasifikasi hewan? Apakah kendala atau kesulitan yang Bapak alami selama proses pembelajaran? Menurut Bapak, apakah siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar mengajar? Apa kelebihan dan kekurangan dari metode observasi dan LKS Word square?

Jawaban

2.

3.

4.

5.

6.

Pengajar

Sutopo Slamet, S. Pd, M. Pd NIP. 131284445

131

Lampiran 18. Hasil wawancara guru

HASIL WAWANCARA GURU Hari, tanggal : No Pokok pertanyaan 1. Bagaimana tanggapan Bapak terhadap pembelajaran materi Klasifikasi Hewan dengan menggunakan metode observasi yang divariasikan dengan LKS Word square? Menurut Bapak, apakah strategi pembelajaran yang peneliti gunakan pada materi Klasifikasi Hewan menarik bagi siswa? Menurut Bapak apakah dengan dengan observasi dan LKS Word square dapat membantu siswa untuk lebih mudah memahami materi Klasifikasi hewan? Apakah kendala atau kesulitan yang Bapak alami selama proses pembelajaran? Menurut Bapak, apakah siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar mengajar? Apa kelebihan dan kekurangan dari metode observasi dan LKS Word square?

Jawaban Sangat baik, karena melalui metode observasi siswa dapat melihat objek secara langsung sehingga membuat siswa tertarik dan LKS Word square membuat siswa lebih antusias Ya, hal ini terlihat pada saat kegiatan observasi dan mengerjakan LKS Word square Ya, hal ini karena materi yang dipelajari lebih bersifat nyata sehingga memudahkan siswa dalam memahami dan lebih lama diingat

2.

3.

4.

keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah dalam mendukung PBM Ya, hal ini terlihat saat kegiatan observasi, diskusi, presenatsi, dan mengejakan LKS Word square Kelebihanya dapat meningkatkan motivasi, ketertarikan, dan keingintahuan siswa sehingga siswa semangat untuk belajar. Kekurangan : Keterbatasan sarana dan prasarana dan diperlukkan pengelolaan kelas yang lebih dari biasanya Pengajar

5.

6.

Sutopo Slamet, S.Pd, M. Pd NIP. 131284445

133

Lampiran 13. Pembagian Kelompok

PEMBAGIAN KELOMPOK

Kelompok I: 1. 2. 3. 4. 5. Agustyaningsih (01) Desi Indrawati (02) Elda Kurniawati (03) Nurma Gupita (04) Tri Yulianti (05)

Kelompok II: 1. 2. 3. 4. 5. Rumpi Nurwati (06) Ester Tri Wardani (07) Arum Setyawati (08) Erika Endra S (09) Roma Wardani (10)

Kelompok III: 1. 2. 3. 4. 5. Sidhiq Prasetyo Endro M Citra Pramulasari Ayu Dwi P Adi prasetyo (11) (12) (13) (14) (15)

Kelompok IV: 1. 2. 3. 4. 5. Agma Dian Kartika April Lia Susanti Dwi Lestari Florentina Dwi Yuniati L.G. Arga Rakasiwi (16) (17) (18) (19) (20)

Kelompok V: 1. 2. 3. 4. 5. Sidiq Mustofa A Susilo Raharjo Deni Purwoko Prio Akbar P Susanto (21) (22) (23) (24) (25)

Kelompok VI: 1. 2. 3. 4. 5. Asri Mariana A.S Faqih Pramudityo Matsura Kusuma N Nike Puspitasari Pitra Ayu Mutia (26) (27) (28) (29) (30)

Kelompok VII: 1. 2. 3. 4. 5. Kriswana A.G (31) Gandung P (32) Wahyu Pamungkas (33) Ade Susanto (34) Achmad Taufik (35)

Kelompok VIII: 1. 2. 3. 4. 5. Imam Achyadi Indra Ari Prasetyo Elya Rosita Devitasari Frederikuz Ricky N.H Ibnu Kurniawan (36) (37) (38) (39) (40)

Lampiran 14. Rekapitulasi ketuntasan hasil belajar siswa siklus I-II

REKAPITULASI KETUNTASAN HASIL BELAJAR No nilai N-01 N-02 N-03 N-04 N-05 N-06 N-07 N-08 N-09 N-10 N-11 N-12 N-13 N-14 N-15 N-16 N-17 N-18 N-19 N-20 N-21 N-22 N-23 N-24 N-25 N-26 N-27 N-28 N-29 N-30 N-31 N-32 N-33 60 70 90 70 55 65 65 65 70 65 65 70 75 70 60 75 55 85 70 90 75 70 85 55 70 65 80 60 75 70 85 65 70 Siklus I keterangan Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Siklus II Keterangan Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas

Nilai 70 80 90 80 60 75 60 75 80 70 80 80 90 80 75 80 65 90 75 95 80 75 90 65 75 60 85 65 80 85 95 70 75

N-34 N-35 N-36 N-37 N-38 N-39 N-40

60 75 80 55 80 55 65

Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas

60 75 85 65 90 60 70

Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas

Lampiran 16. Rekapitulasi hasil kuesioner tanggapan siswa

REKAPITULASI KUESIONER TANGGAPAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN MATERI KLASIFIKASI HEWAN INVERTEBRATA
(Siklus I)

Sekolah : SMP Negeri 8 Purworejo Kelas : VII A Jumlah siswa : 40 Submateri : Klasifikasi Hewan Invertebrata

No 1.

Pertanyaan Apakah anda suka dengan mata pelajaran biologi? Apakah anda suka apabila dalam belajar biologi didukung dengan media seperti gambar, preparat awetan/asli, dan LKS Word square? Apakah dengan metode observasi yang divariasikan dengan LKS Word square anda lebih memahami materi klasifikasi hewan? Ya 55% (22) 80% (32)

2.

Persentase jumlah siswa yang menjawab dan alasannya Alasan Tidak Alasan Berhubungan 45% Banyak hafalan dengan kehidupan (18) Banyak bahasa ilmiah sehari-hari Menyenangkan 20% Suasana kelas menjadi (8) ramai

3.

47,5% (19)

Dapat melihat 52,5% berbagai hewan (21) secara langsung Dapat berdiskusi dan bertukar pikiran dengan teman

Karena buku sumber kurang Belum belajar terlebih dahulu

4.

5.

6.

7.

Apakah dengan observasi dan LKS Word square anda lebih termotivasi belajar biologi? Apakah anda tertarik dengan strategi pembelajaran yang disampaikan guru? Apakah anda berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar mengajar? Apakah anda menyukai suasana kegiatan belajar mengajar sekarang? Apakah anda mengalami kesulitan dalam kegiatan belajar mengajar yang telah berlangsung?

65% (26) 60% (24) 52,5% (21) 65% (26)

Materi tidak bersifat abstrak Tidak membosankan Lebih menyanangkan Agar mendapat nilai

35% (14) 40% (16) 47,5% (19) 35% (14)

Terlalu serius, tidak dapat santai Banyak diskusi

8.

40% (16)

Sumber pembelajaran lebih banyak Tidak monoton Banyak belajar mandiri (diskusi) Kurangnya buku sumber Malas belajar sebelumnya

20% (24)

Malu bertanya Takut menjawab pertanyaan jika salah Ada anggota yang menggantungkan teman Kegiatan diskusi tidak berjalan baik Materi lebih bersifat nyata sehingga mudah dipahami

REKAPITULASI KUESIONER TANGGAPAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN MATERI KLASIFIKASI HEWAN INVERTEBRATA
(Siklus II)

Sekolah : SMP Negeri 8 Purworejo Kelas : VII A Jumlah siswa : 40 Submateri : Klasifikasi Hewan Vertebrata

No 1.

Pertanyaan Apakah anda suka dengan mata pelajaran biologi? Apakah anda suka apabila dalam belajar biologi didukung dengan media seperti gambar, preparat awetan/asli, dan LKS Word square? Apakah dengan metode observasi yang divariasikan dengan LKS Word square anda lebih memahami materi klasifikasi hewan? Apakah dengan observasi dan LKS Word square anda lebih termotivasi

2.

Persentase jumlah siswa yang menjawab dan alasannya Ya Alasan Tidak Alasan 82,5% Berhubungan dengan 17,5% Banyak hafalan (33) kehidupan sehari-hari (7) Banyak bahasa Mengetahui alam sekitar ilmiah 92,5% Lebih mudah dipahami dan 7,5% Suasana kelas (37) diingat (3) menjadi Menyenangkan ramai 75% (30) Dapat bertukar pikiran dengan teman Tidak seperti belajar hafalan Materi tidak bersifat abstrak 15% (10) Perlu banyak buku sumber belajar Belum belajar terlebih dahulu Tidak dapat santai, perlu

3.

4.

85% (34)

15% (6)

belajar biologi? 5. Apakah anda tertarik dengan strategi pembelajaran yang disampaikan guru? Apakah anda berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar mengajar? 77,5% (31)

Tidak membosankan Lebih menyanangkan Mudah dipahami Dapat meningkatkan keaktifan Melakukan observasi dan menemukan istilah pada LKS word square Sumber pembelajaran lebih banyak Tidak membosankan 22,5% (9)

belajar terlebihi dahulu Banyak diskusi

6.

80% (32)

20% (8)

7.

Apakah anda menyukai suasana 90% kegiatan belajar mengajar sekarang? (36)

10% (4)

8.

Apakah anda mengalami kesulitan dalam kegiatan belajar mengajar yang telah berlangsung?

15% (6)

Banyak belajar mandiri (diskusi) Kurangnya buku sumber

85% (34)

Malu bertanya Takut menjawab pertanyaan jika salah Ada anggota yang menggantungkan teman Kegiatan diskusi tidak berjalan baik Materi lebih bersifat nyata sehingga mudah dipahami

Lampiran 20.Foto-foto Penelitian

Gambar. Siswa sedang melakukan kegiatan observasi (pengamatan)

Gambar. Siswa berkelompok mengerjakan Lembar Pengamatan Siswa

Gambar. Siswa berkelompok mengerjakan Lembar Diskusi Siswa

Gambar. Siswa sedang berusaha menemukan istilah dalam Word Square

Gambar. Perwakilan anggota kelompok sedang melakukan presentasi

Gambar. Siswa sedang mengerjakan soal evaluasi

You might also like