You are on page 1of 8

Mengurai Pemikiran Adam Smith, Sang Bapak Kebebasan: Benarkah Ekonomi Liberal hanya Menganjurkan Ketamakan dan Ketidakpedulian?

(14 Agustus 2010) Wednesday, 15 December 2010 09:04 Dewasa ini, paham ekonomi liberalis sering dituduhkan menjadi paham ekonomi kapitalis. Prinsip-prinsip ekonomi liberal yang menjunjung tinggi kebebasan bagi tiap-tiap individu untuk beraktivitas ekonomi demi memenuhi kebutuhannya seringkali ditafsirkan sebagai suatu ajaran yang menganjurkan tiap-tiap orang untuk bersikap serakah dan individualis. Tuduhan-tuduhan ini pun semakin menjadi-jadi tatkala memasuki era globalisasi seperti sekarang. Banyak yang menuding bahwa perdagangan bebas antar negara (yang menjadi konsekuensi dari perkembangan gagasan ekonomi liberal) hanyalah alat negara maju untuk menghancurkan dan menguasai perekonomian negara berkembang, dan mengakibatkan tingkat kemiskinan menjadi semakin parah. Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah apakah benar paham ekonomi liberal memang begitu buruk seperti anggapan orang, bahwa paham tersebut hanya mengajarkan tentang keserakahan dan keegoisan? Apakah benar paham ekonomi liberal ini hanya merupakan alat bagi negara maju untuk melakukan penjajahan secara ekonomi terhadap negara berkembang? Dan apakah paham ini hanya membuahkan tingkat kemiskinan yang semakin parah dan jurang kesenjangan pendapatan yang semakin melebar? Jawaban dari pertanyaan ini hanya satu: perlu mengenal ekonomi liberal ini lebih jauh. Dan alternatifnya adalah melakukan kajian terhadap pemikiran dari Adam Smith, orang yang disebut-sebut sebagai peletak dasar ekonomi kebebasan. Kritik Adam Smith tentang Merkantilisme dan Ide Dasar tentang Ekonomi Liberal Salah satu yang menjadi penyebab tidak langsung lahirnya ekonomi liberalisme adalah merkantilisme. Merkantilisme adalah suatu paham yang mempercayai bahwa ekonomi dunia adalah stagnan dan kekayaannya tetap, sehingga satu bangsa hanya bisa berkembang dengan mengorbankan negara lain. Sistem merkantilis juga menganut paham bahwa kekayaan hanya terdiri dari emas dan perak. Emas dan perak inilah yang seharusnya menjadi tujuan utama dari setiap bangsa. Konsekuensinya, negara yang menganut paham merkantilis harus menciptakan suatu pelegalan

terhadap sistem monopoli yang memungkinkan adanya pengerukan sebanyaknya-banyaknya komoditas berharga dari negara lain. Dengan kata lain paham merkantilis ini mengakibatkan tumbuh suburnya praktik kolonialisme. Konsekuensi lain, kaum merkantilis juga harus melakukan suatu perdagangan yang seimbang, karena jumlah emas dan perak harus selalu tetap tidak boleh berkurang. Akibatnya, sistem perdagangan yang dianut dari negara- negara yang ada saat itu memiliki mekanisme yang sama: memperbesar ekspor dan mengurangi impor, demi menambah kekayaan negara. Dan paham merkantilis ini merupakan paham ekonomi yang berkembang pesat di dunia saat itu; sebelum Adam Smith mengemukakan idenya. Adam Smith memulai gagasannya dengan serangan terhadap pandangan-pandangan keliru merkantilisme, seperti soal perdagangan dan kemakmuran. Pertama adalah seputar ide dasar Smith tentang perdagangan internasional. Bagi Smith, pembatasan perdagangan dalam merkantilisme hanya menghasilkan kemakmuran dan keuntungan bagi produsen dan pemegang monopoli, dan sebaliknya justru merugikan konsumen. Pada poin inilah Smith mulai menggagas tentang sistem perdagangan internasional dalam ekonomi liberal yang ia rancang. Smith mencitacitakan tentang suatu perdagangan internasional yang bebas hambatan, karena hambatan perdagangan hanya akan mengurangi produksi maksimal dari tiap-tiap negara. Lebih lanjut, Smith juga menyinggung tentang absolute advantage untuk pertama kalinya, demi mendukung gagasannya itu, dimana disebutkan bahwa, tidak masuk akal jika kita melarang impor anggur dari Perancis, hanya untuk membuat anggur di Skotlandia, sedangkan biaya untuk memproduksi anggur di Skotlandia 30 kali lipat dibanding biaya impor dari Perancis. Poin penting dari ide besar Smith adalah tentang Kemakmuran. Smith menyerang keseimbangan perdagangan dan penumpukan emas perak dari merkantilisme yang dianggapnya tidak berpengaruh terhadap kemakmuran. Bagi Smith, yang paling penting demi peningkatan kemakmuran adalah peningkatan produktivitas dan penghematan. Kemakmuran bukan kuantitas tetap dan juga bukan soal uang dan perak yang menumpuk. Kemakmuran adalah ketersediaan fasilitas dan kebutuhan hidup dengan harga murah bagi tiap penduduk, dan tiap negara bisa bertambah makmur tanpa mengorbankan Adam negara Smith lain. Inilah tentang ide dasar Adam Smith tentang Kemakmuran. Kebebasan Sistem Ekonomi

Setelah mengemukakan ide-ide tentang kemakmuran dan perdagangan bebas, Smith

melanjutkannya dengan ide besarnya tentang kebebasan ekonomi, gagasan yang menjadikan namanya abadi sebagai seorang maestro ekonomi. Smith beranggapan bahwa satu-satunya cara untuk mencapai peningkatan produktivitas dan mencapai kemakmuran adalah dengan pemberian kebebasan ekonomi kepada rakyat. Kebebasan ekonomi ini sifatanya alamiah, dimana orang bebas untuk melakukan apapun yang diinginkan tanpa campuran negara. Bagi Smith kebebasan ini penting, karena tidak hanya menghasilkan kehidupan materiil tapi juga merupakan Hak Asasi Manusia. Kebebasan ekonomi yang digolongkan oleh Smith sebagai suatu Kebebasan Alamiah yang harus didukung kuota adalah: impor Hak unuk membeli barang dari mana saja, termasuk produk asing tanpa pembatasan tariff atau Hak untuk mencari pekerjaan di manapun ia mau. Dengan kata lain penetapan sertifikasi untuk melegalkan perpindahan tenaga kerja dari lokasi yang satu ke yang lain merupakan suatu ketakniscayaan Hak untuk mendapatkan upah sesuai kemampuan pasar. Smith menentang usaha negara untuk mengatur dan menaikkan upah secara artifisial. Poin ini sering diperdebatkan. Sesungguhnya Smith sendiri juga mendukung adanya kenaikan upah, tapi harus melalui proses alamiah di pasar tenaga kerja, bukan ketentuan pemerintah. Hak untuk menabung, berinvestasi, dan mengumpulkan modal tanpa pembatasan pemerintah. Poin inilah yang menurut Smith merupakan kunci penting bagi pertumbuhan ekonomi. Berangkat dari ide dasarnya tentang kemakmuran yang hanya bisa dicapai jika didukung dengan pemenuhan kebebasan ekonomi alamiah di atas, Smith selanjutnya menderivasikan model ekonomi capital Kepentingan diri (self interest): hak seseorang untuk melakukan usaha sendiri dan membantu kepentingan diri orang lain Persaingan (competition): hak untuk bersaing dalam produksi dan perdagangan barang dan jasa. Bagi Smith, ketiga unsur inilah yang akan menghasilkan harmoni alamiah dari kepentingan antara buruh dengan pemilik modal. Masing- masing akan memperjuangkan kepentingan dirinya liberalnya menjadi tiga karakteristik utama: Kebebasan (freedom): hak untuk memproduksi dan memperdagangkan produk, tenaga kerja, dan

( self-interest). Dan dalam pasar, kepentingan pribadi dari masing- masing orang ini akan dibimbing oleh tangan tak terlihat (invisible hand) hingga akhirnya terbentuk keseimbangan yang mampu memberikan kemakmuran dan pemenuhan kebutuhan bagi tiap-tiap individu ini. oleh karena itulah, masing-masing individu harus diberi kebebasan, karena jika tidak mekanisme tangan tak terlihat dari pasar ini tidak akan berjalan. Mekanisme invisible hand dan kebebasan yang tak harus dibatasi adalah dua poin ajaran Smith yang menjadi poin perdebatan. Apakah memang benar Smith bermaksud untuk mengarahkan manusia Dimensi menjadi Kepedulian individu Sosial dari yang Pandangan serakah Liberalisme dan Adam egois? Smith

Tudingan yang seringkali muncul dewasa ini, seperti dikemukakan di awal tulisan adalah anggapan bahwa gagasan kebebasan Smith ini justru mngakibatkan tumbuh suburnya kapitaliskapitalis yang serakah, curang, dan penipu, sehingga yang ada adalah pengutamaan kepentingan pribadi di atas kepentingan publik. Apakah gagasan Smith memang pada akhirnya memiliki konsekuensi seperti itu? Satu yang perlu diketahui, pada hakikatntya Adam Smith sendiri merupakan seorang filsuf moral. Sistem kebebasan ekonomi alamiah harus juga didasari dengan sistem sosial masyarakat yang berlaku ideal: dimana dipenuhi dengan nilai kebaikan dan penegakan hukum. Institusi sosial seperti institusi peradilan perlu diperkuat lagi demi mendukung praktik ekonomi kebebasan ini. Karena iklim moral yang baik dan sistem hukum yang kuat akan bermanfaat bagi pertumbuhan ekonomi. Mengapa? Karena, hakikatnya tangan tak terlihat Smith ini hanya bisa bekerja maksimal jika ada kepastian hukum yang adil, dimana tidak ada kemungkinan bahwa produsen akan merugikan konsumen. Dengan kata lain, prinsip kepentingan pribadi yang membantu kepentingan masyarakat hanya akan terjadi ketika antara produsen dan konsumen terdapat hubungan yang saling menguntungkan. Apabila hal ini bisa tercapai maka sejatinya kesejahteraan masyarakat juga dapat dengan mudah diwujudkan. Tuduhan terhadap paham liberalisme Smith yang menekankan kerakusan dan individualis memang bisa dikatakan tidak sepenuhnya tepat. Jika melihat sepak terjang pemikiran Adam Smith, yang memang ada kontradiksi lain yang terjadi. Ketika di ( The Wealth of Nation ia menganjurkan kepentingan individu sebagai motif utama, tapi di karya

Theory of Moral Sentiment) ia malah menyampaikan bahwa kekuatan simpati adalah kekuatan penggerak demi mencapai kemakmuran. Hal yang sepintas bertentangan ini sebenarnya saling berkorelasi positif. Artinya, dapatlah dipahami bahwa setiap manusia memiliki keinginan dasar untuk diterima oleh orang lain. Untuk mendapatkan inilah, orang akan bertindak semaksimal mungkin supaya dihormati. Dan jika ditransformasikan ke dalam perspektif ekonomi, ini adalah self interest yang bagus dimana adanya hubungan yang saling menguntungkan, yang memenuhi permintaan dan penawaran dari tiap individu. Dan jika kita lihat, ada semacam integrasi ekonomi dengan perilaku moral yang coba dilakukan Adam Smith. Apakah memang ini yang dimaksud oleh Jangan Salah Adam Kaprah tentang Smith? Liberalisme!

Dari studi yang dilakukan terhadap pemikiran Adam Smith, maka bisa ditarik kesimpulan bahwa anggapan tentang ekonomi liberal sebagai paham yang menganjurkan kerakusan dan keegoisan adalah anggapan yang benar-benar keliru. Ekonomi liberal bukan berarti membebaskan manusia untuk bertindak sesuka hatinya. Ekonomi liberal hanyalah suatu sistem yang membebaskan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sebebas-bebasnya dan sesuai dengan apa yang ia mau, hanya jika tindakannya itu sesuai dengan sistem hukum yang berlaku, dan tindakan tersebut tidak merugikan orang lain. Pengertian ini juga sama dengan pengertian tokoh liberal yang lain semisal John Locke, yang juga menekankan pentingnya penegakan supremasi hukum sebagai payung liberalisme. Maka dapat dikatakan bahwa tudingan miring terhadap liberalisme dan Adam Smith merupakan tudingan-tudingan picik yang tak berdasar. Dan liberalisme telah membuktikannya melalui eksistensinya selama lebih dari tiga abad di seluruh penjuru dunia, mengalahkan ideologi lain yang Ditulis Divisi Kajian/Badan telah padam oleh: Otonom seperti Komunisme. Alamsyah Economica

[1] Bahan Diskusi mengenai Pemikiran Adam Smith adalah buku karya Mark Skousen, Sang Maestro Teori-teori Ekonomi Modern, edisi pertama, 2006, Jakarta: Prenada, bab 1 Pada awalnya adalah Adam, hal 15-54

Add Name E-mail

comment (required) (required) Website Notify me of follow-up comments

Refresh Send JComments #Twitter

Never be able to organize your day? "Agenda UI 2011" will solve your concern about time:) Get Contact #Terbaru Artikel Balada Wednesday, Aku Sunday, Baliho Wednesday, Tanah Wednesday, Papua 15 dan 30 Janji-janji 15 Menangis December Sang 16 Tulis January Kampanye December (13 (25 Penguasa February Sajak 2011 November 2010 Oktober 2010 Turun 2011 Tahta 06:10 Ini 10:21 2011) 09:28 2010) 09:13 it now person: by contacting Rara us! 0852 Only IDR 5565 30K!! 8306

Fundamental Wednesday, Menganjurkan Wednesday, Berita Acara 15 Ketamakan 15

(15 December dan

Agustus 2010 (14 2010 Agustus

2010) 09:09 2010) 09:04

Mengurai Pemikiran Adam Smith, Sang Bapak Kebebasan: Benarkah Ekonomi Liberal hanya Ketidakpedulian? December

Journalist Wednesday, Internal Balada Wednesday, Aku Sunday, Baliho Wednesday, Tanah Wednesday, Fundamental Wednesday, Menganjurkan Wednesday, Visitors Beranda Artikel Internal Acara Produk Contact & 15 Ketamakan 15 dan Papua 15 (15 December dan 30 Janji-janji 15 Menangis December Sang 16 Tulis January Kampanye December (13 Penguasa February 07 April

Days 2010 Turun 2011 Sajak 2011 (25 November 2010 Oktober 2010 Agustus 2010 (14 2010 Agustus

2011 03:10 Tahta 06:10 Ini 10:21 2011) 09:28 2010) 09:13 2010) 09:09 2010) 09:04 Counter Berita

Mengurai Pemikiran Adam Smith, Sang Bapak Kebebasan: Benarkah Ekonomi Liberal hanya Ketidakpedulian? December

Us

Badan Fakultas Ekonomi

Otonom Universitas

Economica Indonesia

You might also like