You are on page 1of 41

PEMASARAN BERAS IR 64 DARI DESA TES LEBONG SELATAN KE PASAR TRADISIONAL MODERN (PTM) KOTA BENGKULU

SKRIPSI

Oleh:

DEWI IRHAMNA NURHAPY NPM. 0750090533

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU 2011

PEMASARAN BERAS IR 64 DARI DESA TES LEBONG SELATAN KE PASAR TRADISIONAL MODERN (PTM) KOTA BENGKULU

SKRIPSI
Di Ajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Oleh: DEWI IRHAMNA NURHAPY NPM.0750090533

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU 2011

ABSTRAK

Dewi Irhamna Nurhapy :

Pemasaran Beras IR 64 Dari Desa Tes Lebong Selatan ke Pasar Tradisional Modern (PTM) Kota Bengkulu, di bawah bimbingan Ir.Rita Feni,M.Si dan Ir. Yukiman Armadi,M.Si

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saluran pemasaran beras IR 64 di Desa Tes Lebong Selatan dan Pasar Tradisional Modern (PTM) Kota Bengkulu Rumusan masalah dari penelitian ini untuk mengetahui banyak dan panjang saluran pemasaran beras IR 64 Lebong Selatan ke Pasar Tradisional Modern (PTM) Kota Bengkulu dan juga besar margin pemasaran beras IR 64 dari Desa Tes Lebong Selatan ke Pasar Tradisional Modern (PTM) Kota Bengkulu. Manfaat penelitian ini untuk dapat menambah pengetahuan di bidang pemasaran makanan pokok, khususnya pemasaran beras, dan juga dapat memberikan sumbangan kepada masyarakat tani untuk mengambil keputusan dibidang pemasaran hasil pertanian khususnya komoditi beras. Sebagai panduan penelitian selanjutnya Hipotesis penelitian ini untuk mengetahui beberapa saluran pemasaran beras IR 64 dari Desa Tes Lebong Selatan ke Pasar Tradisional Modern (PTM) Kota Bengkulu, dan semakin panjang saluran pemasaran semakin besar margin pemasaran.

Metodelogi penelitian ini mengunakan metode survey, dimana survey ini menghasilkan informasi yang lebih efektif dengan cara mewawancara secara langsung kepada responden mengunakan kuisioner. Metode analisa data penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder, dan penentuan sampel menggunakan Snowball Sampling. Hasil pembahasan penelitian ini mengunakan indentitas responden, saluran pemasaran, harga beli dan harga jual, biaya pemasaran, keuntungan lembaga pemasaran, dan margin pemasaran. Kesimpulan dari penelitian penulis adalah, biaya pemasarn terbesar dikeluarkan oleh pedagang pengecer saluran II sebesar Rp.475/Kg, dan biaya pemasaran yang terendah pada pedagang pengecer saluran I sebesar Rp.144/K, sedangkan keuntungan terbesar terdapat pada pedagang pengecer saluran I

sebesar Rp.1,856/Kg, dan yang terkecil pada pedagang pengumpul saluran I sebesar Rp. 241/Kg, dan margin pemasaran terbesar terdapat pada saluran I sebesar Rp. 3,600/Kg, dan terkecil ada pada saluran II sebesar Rp.3,500/Kg.

MOTTO dan PERSEMBAHAN

MOTTO: Dunia Ibarat Lautan yang Luas. Kita adalah Kapal yang Berlayar di Lautan yang Telah Banyak Kapal Karam di dalamnya, andai muatan kita adalah iman, dan layarnya takwa, niscaya kita akan selamat dari tersesat didalam lautan hidup ini. Bermimpilah apa yang ingin kamu impikan, pergilah ke tempat-tempat kamu pergi. Jadilah seperti yang kamu inginkan, karena kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan. Teruslah semangat untuk mengejar masa depan.

PERSEMBAHAN : Syukur Alhamdulillah dan Ridho Mu ya

Allahakhirya dapat aku rasakan juga kebahagian ini yang ku raih dengan air mata dan keringat, kebahagian ini tidak

akan aku rasakan sendiri, akan aku persembahkan karya kecilku ini untuk: Allah SWT Ayahanda (Ir. Sukarna Nurhapy) dan Ibunda (Radiana) yang telah memenuhi semua kebutuhan ku selama ini, dan memberikan doa tanpa henti untuk keberhasilan ku. Kakak ku (Adedo Nurhapy, S.Sos, A.Md) Adiku (Ade Duway Nurhapy) Seluruh keluarga besarku Seseorang yang ku sayang telah membantu ku selama ini, dan memotivasi tiada henti-hentinya (Kak Ilham Mahfudz, SH) Buat sahabat-sahabat ku yang telah membantu

angkatan 2007 Almamater ku yang telah banyak kenangan

PEMASARAN BERAS IR 64 DARI DESA TES LEBONG SELATAN KE PASAR TRADISIONAL MODERN (PTM) KOTA BENGKULU
Oleh: DEWI IRHAMNA NURHAPY NPM. 0750090533

Telah Dipertahankan Di Depan Tim Penguji Pada Tanggal 19 Agustus 2011

PEMBIMBING 1

PEMBIMBING 2

Ir. RITA FENI, M.Si NIP.196802261993032004

Ir. YUKIMAN ARMADI, M.Si NIP.196607091993031002

PENGUJI I

PENGUJI II

EDI EFRI TA, SP.MP NIP.196904271994031002 MENGETAHUI

Ir. JON YAWAHAR, M.Si NIP.196608131993021001

DEKAN FAKULTAS PERTANIAN

EDI EFRITA, SP.MP NIP.196608131993021001

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Pembangunan sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan yang sangat penting dari keseluruhan perekonomian nasional, sebab Indonesia mempunyai struktur yang disebut dengan perekonomian agraris dimana sebagian penduduknya bekerja di sektor pertanian. Sektor pertaniannya sangat berkembang pesat, hal ini didukung karena kekayaan sumber daya yang sangat banyak. Penduduk negara Indonesia mayoritas memakan nasi, tapi ada sebagian wilayah di Indonesia makan sagu dan jagung, hal ini di akibatkan di wilayah sana banyak tanaman sagu dan jagung. Menurut Kotler (2005) , pemasaran adalah proses sosial yang dari individu dan kelompok mendapat apa yang mereka butuhkan dan inginkan denganmenciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Tujuan pemasaran pemasaran adalah memahami pelanggan dengan baik sehingga produk yang di tawarkan cocok untuk di jual. Sedangkan menurut Sudiyono (2001), lembaga pemasaran adalah badan usaha atau individu yang menyelenggarakan pemasaran, menyalurkan jasa dan komodite dari produsen kepada konsumen akhir serta mempunyai hubungan dengan badan usaha atau badan usaha lainnya.

Menurut Simamora (2003), pemasaran adalah bekerja dengan pasar untuk melakukan pertukaran memenuhi kebutuhan orang-orang. Manfaat pemasaran adalah memaksimalkan konsumsi, memaksimalkan kepuasan

konsumen, memaksimalkan kepuasan konsumen, memaksimalkan kualitas hidup. Manfaat pemasaran adalah kegunaan bentuk, kegunaan tempat, kegunaan waktu, dan kegunaan informasi.

1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut : 1. Berapa banyak dan panjang saluran pemasaran beras IR 64 dari Desa Tes Lebong Selatan ke Pasar Tradisional Modern (PTM) Kota Bengkulu? 2. Berapa besar margin pemasaran beras IR 64 dari Desa Tes Lebong Selatan ke Pasar Tradisional Modern (PTM) Kota Bengkulu?

1.3. Tujuan Penelitian Dari latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui saluran pemasaran beras IR 64 dari Desa Tes Lebong Selatan ke Pasar Tradisional Modern (PTM) Kota Bengkulu? 2. Untuk mengetahui margin masing- masing saluran pemasaran.

1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu dapat memberikan manfaat sebagaimana berikut : 1. Dari hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan di bidang pemasaran makanan pokok, khususnya pemasaran beras IR 64. 2. Dapat memberikan informasi kepada masyarakat sekitar untuk mengambil keputusan dibidang pemasaran hasil pertanian khususnya komoditi beras IR 64

1.5. Kerangka Pemikiran Keberhasilan kegiatan pemasaran beras dapat dipengaruhi beberapa faktor antara lain yaitu pengangkutan, penyimpanan, penjemuran, kualitas/Mutu beras, dan harga. Margin pemasaran yang tinggi menunjukkan semakin besarnya perbedaan antara harga yang dibayar konsumen dengan harga yang diterima oleh produsen. Hal ini disebabkan oleh prasarana lembaga pemasaran yang diminta untuk konsumen dan penggunaan pemasaran yang berlebihan. Saluran pemasaran yang pendek mengakibatkan proses pemasaran akan lebih efisien. Biaya yang diperlukan dalam proses pemasaran dapat di tekan seminimal mungkin. Sesuai dengan hukum ekonomi semakin pendek rantai pemasaran antara produsen dan konsumen maka nilai jual yang akan didapatkan semakin tinggi. Sebaliknya, semakin panjang rantai pemasaran yang dilewati oleh komoditi tersebut, maka nilai jual petani akan semakin kecil bahkan cenderung merugi.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mendapatkan harga jual yang tinggi dalam pemasaran pertanian diantaranya yaitu: 1. Memasarkan langsung ke konsumen 2. Memasarkan ke grosir atau pabrik 3. Memasarkan ke pedagang pengumpul. Sedangkan menurut Sudiyono (2001), lembaga pemasaran adalah badan usaha atau individu yang menyelenggarakan pemasaran, menyalurkan jasa daomoditi dari produsen kepada konsumen akhir serta mempunyai hubungan dengan badan usaha atau badan usaha lainnya. Dari apa yang telah diuaraikan di atas, maka dapat disimpulkan dalam skema kerangka pada gambar di bawah ini :
Produsen (Beras) Margin Pemasaran Pemasaran

Konsumen

keuntungan

biaya

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Pemasaran Beras IR 64 Dari Desa Tes Lebong Selatan ke Pasar Tradisional Modern (PTM) Kota Bengkulu

1.6. Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran yang ada maka dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Terdapat beberapa saluran pemasaran beras IR 64 dari Desa Tes Lebong Selatan ke Pasar Tradisional Modern (PTM) Kota Bengkulu?
2. Semakin panjang saluran pemasaran semakin besar margin pemasaran.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Padi dan Beras Nama latin Padi adalah Oryza sativa L, kingdom adalah Plantae

(tumbuhan), Subkingdom adalah Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh), Super Divisi adalah Spermatophyta (menghasilkan biji), divisi adalah Magnoliophyta (tumbuhan berbunga), Kelas adalah Liliopsida (berkeping satu / monokotil), Sub Kelas adalah Commelinidae, Ordo adalah Poales, Famili adalah Poaceae (suku rumput-rumputan), Genus adalah Oryza, sedangkan Spesies adalah Oryza sativa L (Anonim). Beras merupakan bahan makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, sehingga keberadaannya di pasar sangat bernilai strategis untuk menjamin stabilitas sosial ekonomi masyarakat. Menurut Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu (BPTP) 2009, bahwa padi IR 64 memiliki ciri-ciri seperti : 1. Umur tanaman sekitar 110-120 hari 2. Tinggi tanaman 115-126 cm 3. Anakan produktif kisar 20-35 batang 4. Daun berwarna hijau

5. Gabah berwarna kuning bersih 6. Tahan terhadap kerontokan

7. Tahan terhadap kerebahan

8. Tekstur nasi pulen 9. Kadar amilosa 23 % 10. Rata-rata hasilnya mencapai 5,0 t/ha 11. Potensi hasil mencapai 6,0 t/ha 12. Tahan terhadap hama wereng coklat bertipe 1,2 13. Agak tahan terhadap wereng coklat bertipe.

Keunggulan padi IR 64 secara relatif dibandingkan IR 42 dan Ciherang menurut Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu (BPTP) 2009 sebagai berikut : 1. Umur tanamannya lebih cepat ( 110 120 hari ) bandingkan IR 42 ( 135 -145 hari ) dan Ciherang ( 116 - 125 hari ). 2. Tinggi tanaman IR 64 ( 115 - 126 cm ) lebih tinggi dibandingkan IR 42 ( 90 - 105 cm ) dan Ciherang ( 116 - 125 ). 3. Anakan produktifnya IR 64 ( 20 - 35 batang ) sedangkan pada IR 42 ( 20 -25 batang) dan Ciherang( 14 - 17 batang). 4. Tektur nasi IR 64 pulen sedangkan IR 42 pera.

Kelemahan padi IR 64 dibandingkan IR 42 dan Ciherang menurut Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu (BPTP) 2009 : 1. Potensi hasil IR 64 ( 6,0 t/ha ) lebih rendah dibandingkan IR 42 (7,0 t/ha) dan Ciherang (8,5 t/ha).

2. IR 64 baik ditanam pada sawah irigasi dataran rendah dan kurang baik di daerah rawa karena produksinya kurang bagus sedangkan IR 42 baik ditanam di daerah rawa. 2.2. Konsep Pemasaran Menurut Anindita (2003), pemasaran adalah kegiatan utama yang khusus dilaksanakan untuk menyelesaikan proses pemasaran. Menurut Anoraga (2004), pemasaran adalah aktifitas yang biasa dilakukan setiap orang seperti pada saat melamar kerja si pelamar menyakinkan perusahaan tersebut bahwa ia layak dalam pekerjaan tersebut. Pada saat itu orang tidak sadar bahwa sudah melakukan aktivitas penawaran. Menurut Assauri (2010), pemasaran merupakan orientasi manajemen yang menekankan bahwa kunci pencapaian tujuan organisasi terdiri dari kemampuan organisasi menetukan kebutuhan dan keinginan pasar yang dituju tersebut memenuhinya dengan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efesien dari para pesaing. Menurut Firdaus (2007), pemasaran adalah salah satu dari kegiatan pokok yang harus dilakukan oleh para pengusaha termaksud pengusaha tani dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Menurut Kotler (2005), pemasaran secara sederhana dikatakan sebagai proses penyaluran barang-barang dari produsen ke konsumen. Produsen adalah mata rantai pertama dan konsumen adalah mata rantai yang terakhir. Menurut Hanafie (2010), pemasaran merupakan kegiatan ekonomi yang berfungsi membawa barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Pemasaran dapat

diartikan sebagai proses social dan manajerial yang dalam hal ini individu mendapatkan kebutuhan dan keinginannya dengan menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk yang bernilai satu sama lainnya. Menurut Stanton (2007), pemasaran adalah system keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditunjukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli maupun pembelian potensial. Menurut Swastha (2007), pemasaran adalah sebuah faktor penting dalam siklus yang berakhir dengan kebutuhan konsumen, konsep pemasaran

mengunakan tiga faktor seperti seluruh perencanaan harus berorientasi pada konsumen, volume penjualan yang menguntungkan, dan seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus dikoordinasikan secara organisas, dan kegiatan manusia yang diarahkan pada usaha untuk memuaskan keinginan melalui proses pertukarani.

2.3. Saluran dan Lembaga Pemasaran Saluran pemsaran adalah organisasi organisasi yang saling tergantung yang tercakup dalam proses yang membuat produk dan jasa menjadi tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen. Perangkat ini lah yang menjadi alur lintas produk dari produsen ke konsumen setelah diproduksi. Saluran distribusi adalah merupakan suatu jalur yang dilalui oleh arus barang-barang dari produsen ke perantara dan akhirnya sampai kepada pemakai. Lembaga pemasaran adalah badan usaha atau individu yang menyelenggarakan pemasaran,

menyalurkan jasa dan komoditi dari produsen ke konsumen akhir, serta mempunyai hubungan dengan badan usaha atau individu lainnya. Lembaga pemasaran bertugas untuk menjalankan fungsi-fungsi pemasaran serta memenuhi keinginan konsumen semaksimal mungkin (Anonim). Menurut Moehar (2001), lembaga niaga adalah orang atau badan yang terlibat dalam proses pemasaran hasil pertanian. Menurut Mursid (2006), saluran distribusi adalah lembaga penyalur yang mempunyai kegiatan untuk menyalurkan barang atau jasa dari produsen sampai ke konsumen. Menurut Kotler (2005), saluran pemasaran adalah beberapa organisasi yang bergantung dan terlibat dalam proses mengupayakan agar produk atau jasa tersedia untuk di konsumsi.

2.4. Margin Pemasaran Margin pemasaran atau margin tataniaga menunjukkan selisih harga dari dua tingkat rantai pemasaran. Margin tataniaga adalah perubahan antara harga petani dan harga eceran (retail). Margin tataniaga hanya merepresentasikan perbedaan harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima petani, tetapi tidak menunjukkan jumlah quantitas produk yang dipasarkan. Margin

tataniaga merupakan penjumlahan antara biaya tataniaga dan margin keuntungan. Nilai margin pemasaran adalah perbedaan harga di kedua tingkat sistim pemasaran dikalikan dengan quantitas produk yang dipasarkan, (Anonim).

Menurut Anindita (2003), ada tiga cara untuk memperkirakan margin pemasaran beras yaitu : 1. Margin dapat dihitung dengan memilih saluran dari komoditas spesifik yang telah ditentukan dan mengikutinya dalam system pemasaran, 2. 3. Membandingkan harga pada berbagai level pemasaran yang berbeda, dan Mengumpulkan data penjualan dan pembelian kotor dari tiap jenis pedagang sesuai dengan jumlah unit yang ditangani. Menurut Daniel (2001), margin tataniaga adalah selisih antara harga yang dibayarkan oleh konsumen dengan harga yang diterima oleh lembaga niaga yang terlibat dalam proses pemasaran tersebut. Makin panjang tataniaga semakin banyak lembaga niaga yang terlibat maka semakin besar margin tataniaga.

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metodologi Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Survey menghasilkan informasi yang lebih efektif dengan mewawancara secara langsung mengunakan kuisioner yang sudah di siapkan (Mursid, 2006).

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni sampai Juli 2011, dari Desa Tes Lebong Selatan ke Pasar Tradisional Modern (PTM) Kota Bengkulu. Penentuan lokasi penelitian ini dilakukan sengaja.

3.3. Data yang diperlukan Data yang dipakai pada penelitian ini berupa data primer dan data sekunder yaitu : 1. Data primer diperoleh dari wawancara langsung kepada petani responden dan pedagang, dengan cara pengumpu;lan data menggunakan kuisioner. 2. Data sekunder merupakan data yang di peroleh secara tidak langsung dari dinas atau instansi terkait.

3.4. Penentuan Sampel Metode penarikan contoh yang digunakan dalam penelitian ini adalah Snowball Sampling yaitu penarikan sampel secara berantai, dari satu sampel

responden yang diketahui diteruskan kepada responden berikutnya sesuai dengan informasi responden pertama menurut Teguh (2005).

3.5. Operasional Variabel 1. Responden adalah terdiri pedagang pengumpul, pengecer beras, dan konsumen yang melalui lembaga pemasaran. 2. Pemasaran beras adalah proses menjual beras IR 64 dari desa tes ke Pasar Tradisional Modern (PTM) Kota Bengkulu yang di salurkan untuk lembaga pemasaran. 3. Lembaga pemasaran adalah lembaga yang menyelenggarakan kegiatan pasar menayalurkan komoditi beras mulai dari produsen ke konsumen serta mempunyai hubungan operasional satu dengan yang lainnya, lembaga tersebut adalah pedagang pengumpul desa (PPD), pedagang pengecer (PP). 4. Saluran pemasaran adalah aliran komoditas beras dari produsen ke konsumen yang di lakukan oleh lembaga pemasaran. 5. Biaya pemasaran adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan pemasaran, sejak dari produsen ke konsumen (Rp). 6. Margin pemasaran adalah selisih antara harga yang di terima produsen dengan harga yang dibayar konsumen melalui lembaga-lembaga pemasran (Rp). 7. Harga beras adalah harga yang diterima oleh produsen lembaga pemasaran (Rp).

3.6. Metode Analisa Data Untuk menganalisis data yang diperoleh dengan analisis pemasaran dan analisi saluran pemasaran. 1. Saluran pemasaran dijelaskan secara deskriftif dengan mengambil gambaran langsung dilapangan. 2. Margin pemasaran dapat didefinisikan dengan dua cara yaitu: a. Margin pemasaran merupakan perbedaan harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima petani. b. Margin pemasaran merupakan biaya dari jasa-jasa pemasaran yang dibutuhkan sebagai akibat permintaan dan penawaran dari jasa-jasa pemasaran. Komponen margin pemasaran terdiri dari biaya yang dibutuhkan lembaga pemasaran untuk melakukan fungsi-fungsi pemasaran yang disebut biaya pemasaran dan keuntungan lembaga pemasaran (Sudiyono, 2001). 3. Margin pemasaran adalah perbedaan harga yang di bayarkan untuk konsumen akhir dengan harga yang di berikan produsen untuk produk yang sama. Rumus matematis margin pemasaran yaitu : M = Ci + ni Keterangan : M = Margin pemasaran Ci = Biaya pemasarn (i=1,2,3......m : banyak jenis pembiayaan) Nj = Keuntungan yang di peroleh lembaga pemasaran. HJ = Harga Jual HB = Harga Beli BP = Biaya Pemasaran Nj = HJ HB - BP

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4.1. Keadaan Alam, Iklim, Geografis dan Batas Daerah Desa Tes merupakan salah satu desa yang berlokasi di Kelurahan Lebong dan Kecamatan Lebong Selatan. Di mana jarak lokasi Desa Tes 160 km dengan Ibu Kota Propinsi Bengkulu, jarak dengan Kabupaten 35 km dan Desa Tes terletak di Ibu Kota Kecamatan. Kabupaten Lebong terletak pada posisi 105 o sampai dengan 108o bujur timur dan 2,650 - 3,6 o Lintang Selatan. Secara geografis batas wilayah Desa Tes sebelah Utara berbatasan dengan Hutan TNKS, sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Tes Bawah, sebelah Timur berbatasan dengan Desa Kota Donok dan sebelah Barat berbatasan dengan Desa Taba Anyar. Luas wilayah Desa Tes 2730 Ha, menurut penggunaannya adalah untuk pemukiman, pertanian, perkebunan rakyat dan lain-lainnya. Untuk mengetahui lebih rinci mengenai penggunaan tanah Desa Tes dapat dilihat dibawah ini : pada tabel 1

Tabel 1. Jenis Penggunaan Tanah di Desa Tes Tahun 2010 No Jenis penggunaan tanah 1 2 3 Perkarangan Pertanian Perkebunan rakyat Jumlah (Ha) 111 197 121 332 Persen (%) 59,3 4,21 36,4 99,91

Jumlah

Sumber : Profil Desa Tes Tahun 2010

Menurut Swastha (2007), pasar adalah tempat dimana penjual dan pembeli bertemu untuk aktifitas pemindahan hak milik, dan jumlah seluruh permintaan barang atau jasa oleh pembeli pontesial. Pasar adalah tempat aktifitas jual beli antara pedagang dengan penjual.Pasar tradisional modern ini berdiri tahun 2003, pada tahun ini pasar tradisional modern masih bergabung pada pasar minggu dalam naungan pemerintah. Akibat ada penambahan mega mall di prasarananya maka pemerintah tidak mampu lagi untuk pembiayaan di pasar tradisional ini maka pada tahun 2004 terlepas dari naungan pemerintah. Pasar ini menjadi milik perusahaan swasta yang milik PT. Dwisaha Tigadi Lestari mulai dari tahun 2004 dalam pimpinan bapak Zulkifli Ishak, SE. sekarang nama PT ini berubah menjadi PT. Dwisa Tigadi. Adapun batas-batas Pasar Tradisional Modern sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. Sebelah timur berbatasan dengan jalan KZ Abidin I. Sebelah Barat berbatasan dengan jalan KZ Abidin II. Sebelah utara berbatasan dengan Mega Mall. Sebelah selatan berbatasan dengan Kebun Bungsu. Pasar Tradisional Modern dengan luas 1,5 Ha dimana bangunannya berbedengan dengan Mega Mall, pasar ini terdiri dari tiga tingkat yaitu tingkat pertama disebut lantai dasar menjual sembako, sayur, daging,ayam, dan lain-lain. Tingkat kedua disebut lantai satu menjual pakaian jadi, sepatu, sandal, dan lainlainnya. Tingkat dua disebut tiga dalam pembangunan dimana antara pasar tradisional modern dengan Mega Mall bangunan menjadi satu. Pasar tradisional

modern ini dikelola oleh swasta dalam hal ini PT Dwisa Tigadi yang bekerja sama dengan Pemda Kota Bengkulu. Adanya pengelolaan yang dilakukan oleh pihak swasta maka setiap kegiatan yang dilakukan pedagang sesuai dengan peraturan yang berlaku. PTM mempunyai fasilitas seperti tempat parkir umum, pos penjagaan, kantor satpam yang terdapat di halaman depan, hydrant (tabung pemadam kebakaran) yang terletak di beberapa dinding kiri kanan, adanya WC umum dan tempat shalat, dan kantor pasar tradisional modern sebagai pusat administrasi yang terletak di samping gedung pasar tradisional modern (dalam skripsi Zainir, 2008).

4.2. Keadaan Penduduk Penduduk Desa Tes terdiri dari masyarakat rejang dan pendatang yang telah berbaur. Berdasarkan profil desa tes 2010 jumlah penduduk terdiri dari 2.950 jiwa , dengan jumlah kepala keluarga 813 kk. Pembagian jumlah penduduk Desa Tes berdasarkan jenis kelamin tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini : Tabel 2. Jumlah Penduduk Desa Tes Menurut Kelompok Umur Tahun 2010 Golongan Umur (tahun) 0-4 5-6 7-12 13-15 16-18 Laki-laki (jiwa) 143 239 119 47 71 Perempuan (jiwa) 101 372 110 59 62 Jumlah (Orang) 244 611 229 106 133 Persentase (%) 8,27 20,71 7,76 3,59 4,5

19-25 26-35 36-45 46-50 51-6 61-70 >70 Jumlah

149 222 137 79 57 45 47 1355

348 223 143 49 45 36 47 1595

497 445 280 128 102 81 94 2950

16,84 15,08 9,49 4,33 3,45 2,74 3,18 100

Sumber : Profil Desa Tes Tahun Mata pencaharian penduduk desa tes umumnya sebagai petani, usaha lain seperti pegawai, wiraswasta, pedagang, dan lain-lainnya. Untuk melihat jumlah penduduk yang bekerja menurut jenis pekerjaannya dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini : Tabel 3. Jumlah Penduduk yang Bekerja menurut Jenis Pekerjaan di Desa Tes No 1 2 3 4 5 6 Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil Polri Pedagang Mahasiswa Petani Pensiunan Jumlah Sumber : Profil Desa Tes Tahun 2010 Jumlah (Orang) 48 16 40 126 35 17 282 Persentase (%) 17 5,7 14,2 44,6 12,5 6 100

4.3. Sarana dan Prasarana Agar suatu desa lebih berkembang tidak terlepas dari sarana dan prasarana serta kelembagaan yang bisa menunjang lancarnya hasil pertanian. Di mana desa tes menggunakan jalan tanah 1 km dan jalan aspal 1 km. selain ini desa tes mempunyai sarana lainnya seperti televisi, radio, telepon dan lain-lain. Untuk sarana perhubungan dan transportasi umum yang dimiliki Desa Tes antara lain : mobil, motor, sepeda. Dapat dilihat pada tabel 4 dibawah ini : Tabel 4. Sarana dan Prasarana yang ada di Desa Tes No 1 2 3 Sarana Angkutan Mobil Motor Sepeda Jumlah Sumber : Profil Desa Tes Tahun 2010 Jumlah (Unit) 5 375 60 440

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Indentitas Responden 5.1.1. Umur responden Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan diketahui umur responden adalah berkisar antara 30-56 tahun. Untuk lebih jelasnya mengenai penggolongan jumlah responden berdasarakan umur dapat dilihat pada table 5.

Tabel 5. Indentitas Responden menurut Kelompok Umur di Desa Tes 2011. No 1 kelompok (Tahun) 30-40 Jumlah (Orang) 7 Persentase (%) 67

41-53 Jumlah

3 9

33 100

Sumber : Hasil Olahan dari Kelurahan Desa Tes 2011 Tabel 5 diatas dapat dilihat dan dijelaskan bahwa umur pedagang bervariasi yaitu yang umur 30-40 tahun sebanyak 7 orang (67 %), sedangkan yang berumur 41-53 tahun sebanyak 3 orang (33 %). Sedangkan pada rensponden menurut kelomopok umur di Pasar Tradisional Modern (PTM) Kota Bengkulu dapat dilihat di bawah ini pada tabel 6. Tabel 6. Indentitas Responden menurut Kelompok Umur di Pasar Tradisional Modern (PTM) tahun 2011.

No 1 2 Jumlah

Kelompok (Tahun) 30-40 41-54

Jumlah (Orang) 5 4 9

Persentase % 56 44 100

Sumber : Hasil olahan dari Pasar Tradisional Modern (PTM) 2011 Berdasarkan tabel 6 diatas dilihat dan dijelaskan bahwa umur pedagang pada saluran II berkisar antara 30-40 tahun sebanyak 5 orang (56%), sedangkan 41-53 tahun sebanyak 4 orang (44%). Dari hasil penelitian diketahui umur responden di Pasar Tradisional Modern (PTM) Kota Bengkulu berkisaran 30-54.

5.1.2. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan pedagang di Desa Tes berkisaran SD(Sekolah

Dasar), SMP(Sekolah Menengah Pertama), dan SMA (Sekolah Menengah Atas). Bisa kita lihat pada tabel 7. Tabel 7. Indentitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Tes. No 1 2 3 Jumlah Tingkat Pendidikan Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Jumlah (Orang) 2 3 4 9 Presentase % 23 33 44 100

Sumber : hasil olahan dari Kelurahan Desa Tes 2011

Tabel 7 dapat dilihat

dan dijelaskan bahwa jumlah pedagang pada

saluran I yang tamat sekolah dasar (SD) berjumlah 2 orang (23%), pedagang yang tamat sekolah menengah pertama (SMP) berjumlah 3 orang (33%), sedangkan pedagang yang tamat sekolah menengah atas (SMA) berjumlah 4 orang (4%). Jadi pedagang pada saluran I dominan tamat SD dan SMA. Sedangkan tingkat pendidikan pedagang pada Pasar Tradisional Modern (PTM) Kota Bengkulu dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8. Indentitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Pasar Tradisional Modern (PTM) Kota Bengkulu.

No 1 2 3

Tingkat Pendidikan Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Jumlah

Jumlah (Orang) 1 4 4 9

Presentase (%) 12 44 44 100

Sumber : Hasil Olahan dari Pasar Tradisional Modern (PTM) 2011 Tabel 8 dapat dilihat dan dijelaskan bahwa jumlah pedagang saluran II yang tamat sekolah dasar (SD) berjumlah 1 orang (12%), pedagang yang tamat sekolah menengah pertama (SMP) berjumlah 4 orang (44%), sedangkan tamat sekolah tingkat menengah (SMA) berjumlah 4 orang (44%), Jadi pedagang pada saluran II dominan tamatan SMP dan SMA.

Menurut Hikmat (2009), pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, serta

membimbing seseorang umtuk mengembangkan segala pontensinya sehingga mencapai kualitas diri yang lebih baik, sedangkan menurut Mudyaharjo (2001), pendidikan adalah segala situasi yang mempengaruhi pertumbuhan individu dan segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup.

5.2. Saluran Pemasaran Saluran Pemasaran Beras IR 64 dari Desa Tes Lebong Selatan ke Pasar Tradisional Modern (PTM) Kota Bengkulu dapat dilihat lebih jelas pada gambar 2 berikut ini. Saluran I Pedagang Tidak diteliti Saluran II Pedagang Saluran III

Pedagang

Pedagang

Konsumen

Konsumen

Konsumen

Gambar 2. Saluran pemasaran beras IR 64 yang terdapat dari Desa Tes Lebong Selatan ke Pasar Tradisional Modern (PTM) Kota Bengkulu dari pedagang pengumpul sampai konsumen. Dari hasil penelitian ini penulis hanya meneliti pada saluran I dan saluran II, dimana pada saluran III adalah saluran yang langsung ke konsumen jadi tidak diteliti. Menurut Mursid (2006), saluran distribusi adalah lembaga penyalur yang mempunyai kegiatan untuk menyalurkan barang atau jasa dari produsen sampai ke konsumen, sedangkan menurut Simamora (2003), saluran pemasaran adalah organisasi yang terkait satu sama lain dan terlibat dalam penyaluran produk mulai dari produsen sampai konsumen.

5.3. Harga Beli dan Harga Jual Rata-rata harga beli dan harga jual beras IR 64 saluran I dapat dilihat dan dijelaskan pada tabel 9. Tabel 9. Rata-Rata Harga Beli dan Harga Jual lembaga pemasaran pada Saluran Pemasaran I tahun 2011. No Uraian Saluran I 1 2 3 Total Pedagang Pengumpul Pedagang Besar Pedagang Pengecer 5900 6500 7400 19800 6500 7400 9500 23400 Harga Beli (Rp/Kg) Harga Jual (Rp/Kg)

Sumber : Hasil Olahan Data Primer dari Saluran I Tahun 2011 Dari tabel diatas dapat dilihat dan dijelaskan harga beli pedagang pengumpul Rp.5900/Kg, harga jual Rp.6500/Kg. Pedagang besar harga beli Rp. 6500/Kg, dan harga jual Rp.7400/Kg. Pedagang Pengecer harga beli Rp.

7400/Kg, dan harga jual Rp.9500/Kg. Jadi total harga beli seluruh pedagang Rp. 19.800/Kg dan harga jual seluruh pedagang Rp.23.400/Kg . Sedangkan rata-rata harga beli dan harga jual pada saluran II dapat dilihat pada tabel 10 . Tabel 10. Rata-Rata harga beli dan harga jual lembaga pemasaran pada saluran II tahun 2011. No Uraian Saluran II 1 2 Pedagang Pengumpul Pedagang Pengecer 5900 7300 7300 9400 Harga Beli (Rp/Kg) Harga Jual (Rp/Kg)

Total

13200

16700

Sumber : Hasil Olahan Data Primer dari Saluran II Tahun 2011 Dari tabel diatas dapat dilihat dan dijelaskan harga beli pedagang pengumpul Rp.5900/Kg, harga jual Rp.7300/Kg. Pedagang Pengecer harga beli Rp. 7300/Kg, dan harga jual Rp.9400/Kg. Jadi total harga beli seluruh pedagang Rp. 13.200/Kg dan harga jual seluruh pedagang Rp.16.700/Kg .

5.4. Biaya Pemasaran Pada penelitian ini biaya pemasaran beras IR 64 mengeluarkan biaya transportasi, kemasan, upah tenaga kerja, dan penyusutan. Untuk lebih jelasnya biaya pemasaran beras IR 64 dari Desa Tes Lebong Selatan ke Pasar Tradisional Modern (PTM) Kota Bengkulu pada table 11. Tabel 11. Rata-Rata Biaya Pemasaran Beras IR 64 di Saluran I Tahun 2011.

No

Uraian Saluran I

Biaya Pemasaran (Rp/Kg)

1 2 3

Pedagang Pengumpul Pedagang Besar Pedagang Pengecer

312,4 269 20,5

Total

601,9

Sumber : Hasil Olahan Data Primer dari Saluran I Tahun 2011 Berdasarkan tabel 11 bahwa biaya pemasaran saluran pertama pada pedagang pengumpul sebesar Rp. 312,4/Kg, sedangkan pada pedagang besar sebesar Rp.269/Kg, dan pedagang pengecer sebesar Rp. 20,5/Kg, sedangkan totalnya Rp.601,9/Kg. Sedangkan pada saluran II rata-rata biaya pemasaran dapat dilihat pada tabel 12.

Tabel 12. Rata-Rata Biaya Pemasaran Beras IR 64 di Saluran II Tahun 2011. No Uraian Saluran II 1 2 Total Pedagang Pengumpul Pedagang Pengecer 500,9 501 1001,9 Biaya Pemasaran (Rp/Kg)

Sumber : Hasil Olahan Data Primer dari Saluran II Tahun 2011 Berdasarkan tabel 12 diatas dapat dilihat dan dijelaskan bahwa pada saluran kedua biaya pemasaran untuk pedagang pengumpul sebesar Rp. 500,9/Kg, dan pada pedagang pengecer sebesar Rp. 501/Kg, sedangkan totalnya Rp.1001,9/Kg.

5.5. Keuntungan Lembaga Pemasaran Besarnya keuntungan yang didapat oleh masing-masing lembaga

pemasaran pada tiap pemasaran beras dapat dilihat pada tabel 13. Tabel 13. Rata-Rata Keuntungan Beras IR 64 yang ada di Saluran I Tahun 2011. No Uraian Saluran I 1 2 3 Total Pedagang Pengumpul Pedagang Besar Pedagang Pengecer 241 731 1979 2951 Keuntungan (Rp/Kg)

Sumber : Hasil Olahan Data Prime dari Saluran I Tahun 2011

Bedasarkan penelitian ini tabel 13 diatas dilihat dan dijelaskan bahwa keuntungan pemasaran terdapat pada pedagang pengumpul sebesar Rp.241/Kg, sedangkan pada pedagang besar Rp.731/Kg, dan pedagang pengecer sebesar Rp. 1979/Kg, sedangkan totalnya Rp.2951/Kg. Tabel 14. Rata-Rata Keuntungan Beras IR 64 yang ada di Saluran II Tahun 2011 No Uraian Saluran II 1 2 Total Pedagang Pengumpul Pedagang Pengecer 599 1899 2498 Keuntungan (Rp/Kg)

Sumber : Hasil Olahan Data Primer dari Saluran Tahun 2011 Bedasarkan penelitian ini tabel 14 diatas dapat dilihat dan dijelaskan bahwa keuntungan pemasaran terdapat pada pedagang pengumpul sebesar Rp 599/Kg, sedangkan pada pedagang pengecer Rp.1899/Kg. Keuntungan biaya pemasaran adalah selisih harga jual dengan harga beli dikurangi dengan biaya pemasaran, dengan adanya perbedaan lembaga pemasaran yang dilalui menyebabkan terjadi perbedaan lembaga pemasaran yang dilalui menyebabkan terjadinya perbedaan besar kecil keuntungan yang di dapat amtara saluran pemasaran dan lembaga pemasaran.

5.6. Margin Pemasaran Rata-rata margin pemasaran pada setiap lembaga dapat dilihat pada 15. Tabel 15. Rata-Rata Margin Pemasaran Beras IR 64 yang ada di Saluran I di PTM tahun 2011. No Uraian Saluran I 1 2 3 Total Pedagang Pengumpul Pedagang Besar Pedagang Pengecer 600 1000 2000 3600 Margin (Rp/Kg) tabel

Sumber : Hasil Olahan Data Primer dari Saluran I Tahun 2011 Berdasarkan penelitian ini dapat dilihat dan dijelaskan tabel 15 diatas ini menunjukan bahwa margin lembaga pemasaran terdapat pada pedagang pengumpul sebesar Rp.600/Kg, sedangkan pedagang besar sebesar Rp.1,000/Kg, dan pedagang pengecer sebesar Rp.2,000/Kg, sedangkan totalnya Rp.3600/Kg. Margin pemasaran adalah selisih harga jual ditingkat konsumen dengan harga beli ditingkat produsen. Sedangkan margin lembaga pemasaran adalah selisih antara harga jual dan harga beli oleh lembaga. Sedangkan margin pemasaran saluran kedua dapat dilihat pada tabel 16 dibawah ini :

Tabel 16. Rata-Rata Margin Pemasaran Beras IR 64 yang ada di Saluran II di Desa Tes Tahun 2011. No Uraian Margin (Rp/Kg)

Saluran II 1 2 Total Pedagang Pengumpul Pedagang Pengecer 1100 2400 3500

Sumber: Hasil Olahan Data Primer dari Saluran II Tahun 2011 Berdasarkan penelitian ini, tabel 16 diatas ini menunjukan bahwa margin lembaga pemasaran terdapat pada pedagang pengumpul sebesar Rp.1100/Kg, dan pedagang pengecer sebesar Rp.2400/Kg. jadi total margin saluran kedua memiliki nilai yang sama memiliki nilai margin Rp.3,500/Kg.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pengolahan data maka dapat disimpulkan sebagai berikut : Terdapat dua macam saluran pemasaran beras IR 64 di Desa Tes Lebong Selatan dan Pasar Tradisional Modern (PTM) Kota Bengkulu. Saluran I pedagang pengumpul menjual kepada pedagang besar, lalu di teruskan menjual kepada pengecer baru ke konsumen. Saluran II pedagang pengumpul menjual kepada pedagang pengecer, baru ke konsumen. Margin pemasaran yang besar terdapat pada saluran pemasaran pertama Rp.3,600/Kg, dan margin sedangkan pada saluran kedua sebesar Rp.3,500/Kg.

6.2. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pengolaan data saya sarankan agar para pedagang yang menjual beras IR 64 dari Desa Tes langsung ke Pasar Tradisional Modern (PTM) memiliki lokasi tersendiri dan membuat kelompok tersendiri karena memudahkan konsumen untuk membelinya, dan melakukan kegiatan penanaman padi setahun di lakukan dua kali agar Kabupaten Lebong kembali menjadi sentral beras seperti yang terdahulu. Hal ini dilakukan untuk mensejahterakan masyarakat sekitar.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.

http://penapemasaran.blogspot.com/2010/04/saluran-pemasaran.html. diakses tanggal 22 agustus 2011

Anonim.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1234/1/manajemenarlina%20lbs4.pdf. diakses tanggal 5 Oktober 2011

Anonim.

http://agrimaniax.blogspot.com/2010/05/lembaga-lembagapemasaran.htm. diakses tanggal 5 Oktober 2011

Anonim. http://www.plantamor.com/index.php?plant=926. diakses tanggal 23 agustus 2011

Anonim.

http://peperonity.com/go/sites/mview/agribisnis/17183530. tanggal 4 Oktober 2011

diakses

Anindita. 2003. Upaya Peningkatan Pendapatan Petani Melalui Pemasaran Beras.http://litbang.petikab.go.id./index.php?option=com content&view=article&id=65:upaya-peningkatan-pendapatan-petanimelalui-pemasaran-beras&catid=72:upaya-peningkatan-petani-melaluipemasa&Itemid=109. diakses tanggal 20 Maret 2011

Anoraga. Panji. 2004. Manejemen Bisnis. PT Asdi Mahasatya. Jakarta

Assauri. 2010. Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep, dan Strategi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

Balai

Pengkajian

Teknologi

Pertanian

(BPPT)

Badan

Penelitian

dan

Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. 2009. Pandungan Teknologi Mendukung Program SLPTT Padi. Bengkulu

Daniel. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta

Firdaus. 2007. Manajemen Agribisnis. PT Bumi Aksara. Jakarta

Hanafie. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. CV Andi Offset. Yogyakarta

Hikmat. 2009. Manajemen Pendidikan.Edisi Pertama. CV Pustaka. Jakarta

Kotler. 2005. Manajemen Pemasaran.Edisi kesebelas. jilid 1. PT Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta

Kotler. 2005. Manajemen Pemasaran.Edisi kesebelas .jilid 2. PT Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta

Mudyahardjo. 2001. Pengantar Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

Mursid. 2006. Manajemen Pemasaran. Bumi Aksara. Jakarta

Moehar. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. PT Bumi Aksara. Jakarta

Teguh. 2005. Metodologi Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi. Rajawali Pers. Jakarta Simamora. Bilson. 2003. Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan Profitabel. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Sudiyono. 2001. Upaya Peningkatan Pendapatan Petani Melalui Pemasaran Beras.http://litbang.petikab.go.id./index.php?option=com content&view=article&id=65:upaya-peningkatan-pendapatan-petani-

melalui-pemasaran-beras&catid=72:upaya-peningkatan-petani-melaluipemasa&Itemid=109. Doakses tanggal 20 Maret 2011

Stanton. 2007. Upaya Peningkatan Pendapatan Petani Melalui Pemasaran Beras.http://litbang.petikab.go.id./index.php?option=com content&view=article&id=65:upaya-peningkatan-pendapatan-petanimelalui-pemasaran-beras&catid=72:upaya-peningkatan-petani-melaluipemasa&Itemid=109. Doakses tanggal 20 Maret 2011

Swastha. 2007. Azas-Azas Marketing. Liberty Offset Yogyakarta. Yogyakarta

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Ibu kota Jakarta yaitu di Jakarta Utara pada tanggal 4 November 1988. Bernama Dewi Irhamna Nurhapy yang merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Putri dari Ayahanda Ir. Sukarna Nurhapy, Ibunda Radiana, sedangkan kakak bernama Adedo Nurhapy, S.Sos, A.Md, dan adik bernama Ade Duway Nurhapy. Pendidikan Pertama di TK-TPA Al-Mubarok di Tanah Pasir Jakarta Utara tamat tahun 1995 melanjutkan pendidikan sekolah Dasar (SD 09 Petang Penjaringan Bandengan Utara) tamat tahun 2001, Sekolah Tingkat Pertama (SLTP 21 Penjaringan Bandengan Utara) tamat tahun 2004, dan Sekolah Tingkat Menengah (SMA 111) hanya satu tahun, berhubung orang tua pindah dinas ke Kabupaten Lebong maka dari itu saya bersekolah SMA 1 Lebong Selatan selama dua tahun setengah tamatan tahun 2007, meneruskan pendidikan ke jenjang Pergurungan Tinggi Muhammadiyah Bengkulu (UMB) selesai tahun 2011 Program Studi Agribisnis Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian.

You might also like