You are on page 1of 9

Laporan praktikum 1 Tumbuh Kembang Manusia

Hari/Tanggal : Kamis/17 Februari 2011

TEORI DAN PRINSIP TUMBUH KEMBANG MANUSIA


Disusun oleh : Kelompok 3 1. Halisa Rohayu 2. Nurul Aida 3. Febrika Setiyawan 4. Nurhartanti I24090023 I24090042 I24090049 I24090050

5. Denissa Chika Finira I24090057

Dosen Praktikum : Neti Hernawati, SP, M.Si

Asisten Praktikum : Sainstiani Syarief, S.Psi, M.Psi

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

PENDAHULUAN Latar Belakang Adanya tokoh-tokoh etologi yaitu Charles Darwin, Lorentz dan Tinberge, serta Bowlby yang mengembangkan teori etologi dengan sudut pandang yang berbeda. Teori etologi menurut Charles Darwin menyatakan perilaku spesies dipengaruhi oleh faktor seleksi lingkungan. Teori etologi menurut Lorentz dan Tinbergen menyatakan bahwa perilaku spesies dipengaruhi oleh benda bergerak pertama yang dia lihat. Teori Bowlby menyatakan bahwa perilaku suatu spesies dipengaruhi oleh ketidakberdayaannya yang membuat spesies tersebut bergantung kepada spesies yang lebih matang. Oleh karena itu, pembuatan makalah ini diharapkan dapat membuat kita mengetahui dan memahami karakteristik dari teori etologi. Tujuan Mahasiswa/i mengetahui dan memahami definisi, tokoh-tokoh yang mempelopori teori etologi, dan dapat membedakannya dengan teori tumbuh kembang yang lain. Selain itu, mahasiswa/i pun dapat menganalisis teori yang dianggapnya sesuai dengan fenomena yang ada saat ini dengan bukti dan penjelasan yang dapat diterima oleh khalayak.

PEMBAHASAN A. Teori Etologi Etologi ialah studi ilmiah pada perilaku binatang yang dianggap sebagai cabang zoologi. Istilah etologi diturunkan dari bahasaYunani, sebagaimana ethos () ialah kata Yunani untuk "kebiasaan". Kata lain yang diturunkan dari kata Yunani ethos ialah: etis dan etika. Pertama kali istilah ini diperkenalkan dalam bahasa Inggris oleh Myrmekolog Amerika, William Morton Wheeler pada 1902. Teori etologi diartikan sebagai ilmu yang bermula dari tingkah laku hewan.Tokoh yang menganut paham etologi adalah seorang naturalistis yang mempelajari hewan di lingkungan alami bukan di laboratorium (T Lawton, Joseph. 1982).Teori yang membahas tentang etologi antara lain; Teori seleksi alam (Darwin, 1859), Etologi Modern ( Lorenz dan Tindbergen), Teori Bowlby ( Teori Kelekatan). Meski sepanjang sejarah telah banyak naturalis yang mempelajari aneka aspek dari tingkah laku hewan, disiplin ilmu etologi modern umumnya dianggap lahir di sekitar tahun 1930an tatkala biolog berkebangsaan Belanda Nikolas Tinbergen dan Konrad Lorenz, biolog dari Austria, mulai merintisnya. Atas jerih payahnya, kedua peneliti ini kemudian dianugerahi Hadiah Nobel dalam bidang kedokteran di tahun 1973 (T Morgan.1986). Ilmu perilaku hewan, pada keseluruhannya merupakan kombinasi kerja-kerja laboratorium dan pengamatan di lapangan, yang memiliki keterkaitan yang kuat dengan disiplin ilmu-ilmu tertentu semisal neuroanatomi, ekologi, dan evolusi. Seorang ahli perilaku hewan umumnya menaruh perhatian pada proses-proses bagaimana suatu jenis perilaku (misalnya agresi) berlangsung pada jenis-jenis hewan yang berbeda. Meski ada pula yang berspesialisasi pada tingkah laku suatu jenis atau kelompok kekerabatan hewan yang tertentu. Ahli perilaku hewan juga disebut etolog. B. Tokoh-tokoh Teori Etologi Charles Robert Darwin lahir di Shrewsbury, Shropshire, Inggris, 12 Desember 1809 meninggal di Downe, Kent, Inggris, 19 April 1882 pada umur 72 tahun. Darwin adalah tokoh yang paling tahu mengenai teori evolusi. Charles Teori ini berdampak besar pada studi perkembangan manusia.Darwin adalah seorang naturalis Inggris yang teori revolusionernya meletakkan landasan bagi teori evolusi modern dan prinsip garis keturunan yang sama (common descent) dengan mengajukan seleksi alam sebagai mekanismenya. Darwin sudah lama berpikir tentang ide evolusi yang menyatakan bahwa semua spesies berhubungan satu sama lain dan mempunyai "common ancestor" (berasal dari satu garis keturunan) dan melalui mutasi spesies baru muncul. Namun dia masih penasaran tentang mekanisme bagaimana proses itu terjadi. Secara kebetulan, ia membaca tulisal-tulisan Thomas Malthus. Malthus berpendapat bahwa populasi manusia bertambah lebih cepat daripada produksi makanan, sehingga menyebabkan manusia bersaing satu sama lain untuk memperebutkan makanan dan menjadikan perbuatan amal sia-sia. Dengan gembira Darwin menggunakan mekanisme ini untuk menjelaskan teorinya. Ia menulis "Manusia cenderung untuk bertambah dalam tingkat yang lebih besar

daripada caranya untuk bertahan. Akibatnya, sesekali ia harus berjuang keras untuk bertahan, dan seleksi alam akan mempengaruhi apa yang terletak di dalam jangkauan ini." (Descent of Man, Ps.21) Ia menghubungkan hal ini dengan temuan-temuannya mengenai spesies-spesies yang terkait dengan tempattempat, penelitiannya tentang pengembang-biakan binatang, dan gagasan tentang "hukum seleksi alam" (Natural Selection). Menjelang akhir 1838 ia membandingkan ciri-ciri seleksi para peternak dengan seleksi alam menurut teori Malthus dari varian-varian yang terjadi "secara kebetulan" sehingga "setiap bagian dari struktur yang baru diperoleh sepenuhnya dipraktikkan dan disempurnakan", dan menganggap bahwa ini adalah "bagian yang paling indah dari teori saya" tentang bagaimana spesies-spesies itu bermula. Konrad Zacharias Lorenz lahir pada tanggal 7 November 1903 di Kota Vienna, Austria. Dia adalah anak kedua dari seorang dokter bedah terkenal bernama Prof. Dr. Adolf Lorenz dan istrinya Emma. Lorenz dibesarkan dalam sebuah rumah luas yang dilengkapi dengan taman. Rumah tersebut terletak di Altenberg, sebuah kota kecil di dekat Vienna. Sejak kecil, Lorenz telah menyayangi berbagai jenis hewan yang hidup di sekitarnya. Ia merupakan seorang psikologi, zoologi, dan ornitologi berkebangsaan Austria. Ketertarikan Lorenz terhadap tingkah laku hewan diawali ketika tetangganya memberi anak itik berumur satu hari kepada Lorenz. Pada saat itu, Lorenz mengamati anak itik yang dimilikinya dan dia telah menemukan tingkah laku imprinting pada itik tersebut. Imprinting merupakan kemampuan untuk mempelajari tipe informasi khusus pada suatu periode kritis (critical period) dalam perkembangannya. Lorenz telah menjadi ahli tingkah laku hewan sejak masih berada dalam masa kanak-kanak. Salah satu karya Lorenz yang paling dikenal adalah Model Psikohidrolik (Psychohydraulic Model) yang dikembangkannya dari para peneliti lain. Model Psikohidrolik memungkinkan tingkah laku hewan yang timbul dapat dilihat dalam sebuah konteks metafora. Dalam model ini, tingkah laku hewan yang timbul berdasarkan stimulus dianalogikan dalam sebuah skema. Namun, model ini sudah tidak digunakan lagi pada zaman sekarang karena model ini masih menggunakan aliran energi (energy flow) dalam menjelaskan sistem saraf dan kontrol tingkah laku. Meskipun demikian, karya Lorenz ini membuat ilmu tingkah laku ternak (ethologi) menjadi lebih dikenal masyarakat. Pada musim gugur tahun 1936, Lorenz menghadiri sebuah simposium yang diprakarsai Prof. Van der Klaauw di Kota Leiden, Belanda. Dalam simposium ini, Lorenz bertemu dengan Nikolaas Tinbergen yang juga seorang ahli tingkah laku hewan (ethologist). Pertemuan ini nampaknya menjadi pertemuan bersejarah bagi kedua ilmuwan tersebut. Mereka berdiskusi tentang hubungan antara respon penyesuaian tempat dengan mekanisme pelepasan yang dapat menjelaskan timbulnya tingkah laku berdasarkan insting. Pemikiran mereka merupakan cikal bakal lahirnya ethologi. Di tahun 1973, Konrad Z. Lorenz bersama dengan Nikolaas Tinbergen dan Karl von Frisch meraih Hadiah Nobel. Nikolas "Niko" Tinbergen (Den Haag, 15 April 1907 - 21 Desember1988) adalah seorang etolog dan ornitolog Belanda yang berbagi penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1973 bersama Karl von Frisch dan Konrad Lorenz atas penemuan mereka di bidang biologi. Tinbergen

terkenal untuk 4 pertanyaan yang dipercayainya harus ditanyakan berkenaan dengan berbagai perilaku binatang. Selain itu, dengan metodenya ia menerapkannya untuk menangani gejala autisme pada anak. John Bowlby (26 Februari 1907-2 September 1990) adalah seorangpsikiater dan psikoanalis, terkenal karena minatnya dalam perkembangan anak. Bowlby lahir di London ke atas keluarga kelas menengah. Ia adalah anak keempat dari enam anak dan dibesarkan oleh seorang pengasuh di gaya Inggris kelasnya pada saat itu. Ayahnya, Sir Anthony Bowlby, pertamaBaronet, adalah ahli bedah ke King's Rumah Tangga, dengan sebuah sejarah tragis: pada umur lima tahun, Sir Anthony ayah sendiri (Yohanes kakek) tewas saat bertugas sebagai wartawan perang dalam Perang Opium. Biasanya, Bowlby melihat ibunya hanya satu jam sehari setelah minum teh, meskipun selama musim panas ia lebih tersedia. Seperti banyak ibu-ibu lain dari kelas sosial, ia menilai bahwa perhatian dan kasih sayang orang tua akan menyebabkan berbahaya memanjakan anak-anak. Bowlby beruntung dalam bahwa pengasuh dalam keluarganya hadir sepanjang masa kecilnya. Bowlby mempelajari psikologi dan pra-klinis ilmu di Trinity College, Cambridge,memenangkan hadiah untuk kinerja intelektual yang luar biasa. Setelah Cambridge, ia bekerja dengan tunggakan maladjusted dan anak-anak, kemudian pada usia dua puluh dua berkuliah di University College Hospitaldi London. Pada usia dua puluh enam, ia memenuhi syarat dalam obat-obatan. Sementara masih di sekolah kedokteran, ia mendaftar diri di Institut Psikoanalisis. Setelah sekolah kedokteran, ia dilatih di dewasa psikiatri diRumah Sakit Maudsley. Pada tahun 1937, ia memenuhi syarat sebagaipsikoanalis. C. Perkembangan Teori Etologi a. Teori seleksi alam (Darwin, 1859) Darwin berpendapat bahwa tidak ada sifat baru yang perlu dimiliki semasa hidup individu. Pada dasarnya, teori Darwin berjalan sebagai berikut : diantara anggota-anggota sebuah spesies, terdapat variasi yang tak tehitung jumlahnya dan diantara anggota yang bermacam-macam itu hanya kelompok tertentu yang berhasil bertahan hidup yang bisa menghasilkan keturunannya. Dengan demikian terdapat perjuangan untuk bertahan hidup dimana anggota-anggota tebaik sebuah spesies dapat hidup cukup panjang untuk meneruskan sifat unggul mereka kepada generasi berikutnya. Terhadap jumlah generasi yang tak terhitung jumlahnya itu, alam kemudian memilih siapa-siapa yang bisa beradaptasi paling dengan lingkungan mereka. Teori ini kini dianggap sebagai komponen integral dari biologi (ilmu hayat). Menurut Darwin, Istilah perjuangan untuk bertahan hidup (survival for the existence) adalah yang unggul yang bisa bertahan hidup (survival of the fittest). Darwin juga merupakan ilmuwan pertama yang memberikan perhatian pada perkembangan melalui observasi yang hatihati terhadap bayi-bayi. Di samping itu, Darwin pun membahas tentang keadaan emosional pada bayi. Menurutnya sangat sulit untuk mengetahui seberapa dini bayi dapat menunjukkan dirinya sedang marah. Ia mengatakan bahwa bayi yang baru berumur 8 hari akan mengerutkan kening disekitar matanya sebelum ia menangis. Hal ini bisa menandakan bahwa bayi tersebut merasakan menderita atau sulit tapi bukan marah (Karl,1982).

b. Etologi Modern ( Lorenz dan Tindbergen) Etologi modern lahir sebagai suatu pandangan penting karena pekerjaan para pakar ilmu hewan Eropa, khususnya Konrad Lorenz (1903-1989). Etologi menekankan bahwa perilaku sangat dipengaruhi oleh biologi, terkait dengan evolusi dan ditandai oleh periode penting atau peka. Konsep periode penting (critical period), adalah suatu periode tertentu yang sangat dini dalam perkembangan yang memunculkan perilaku tertentu secara optimal. Konsep etologi untuk belajar dengan cepat dan alamiah dalam satu periode waktu yang kritis yang melibatkan kedekatan dengan obyek yang dilihat bergerak pertama kali. Para Etologis adalah para pengamat perilaku yang teliti, dan mereka yakin bahwa laboratorium bukanlah setting yang baik untuk mengamati perilaku. Mereka mengamati perilaku secara teliti dalam lingkungan alamiahnya seperti : di rumah, taman bermain, tetangga, sekolah, rumah sakit dan lain-lain. Pendekatan Metodologis (Pendekatan yang memahami tingkah laku dengan setting yang alamiah). Langkahlangkahnya : 1. Mengetahui informasi tentang spesies tersebut sebanyak mungkin, 2. Mengamati tingkah laku khasnya, 3. Membandingkan dengan tingkah laku spesies yang lain. Tingkah laku Instingtif adalah tingkah laku yang tidak pernah dipelajari dan muncul karena stimulus eksternal tertentu. Pola tindakan tertentu juga memiliki komponen pendorong dasariah, sebuah desakan dari dalam untuk terlibat dalam tingkah laku instingtif. Contohnya : tindakan penyelamatan diri anak ayam oleh induknya karena dapat merespon kapanpun jika anak-anaknya berada dalam bahaya dan dicontohkan pada hasil percobaan Lorentz terhadap dua butir telur angsa. Telur pertama dierami oleh induknya sedangkan telur kedua dihangatkan di dalam incubator. Setelah telur angsa menetas, angsa yang dierami induknya akan mengikuti tingkah laku induknya dan angsa yang dihangatkan di dalam incubator selama belum menetas mengikuti tingkah laku Lorentz (T Lawton, Joseph, 1982). c. Teori Bowlby (Hetherington dan Parke, 1999) Teori ini dipengaruhi oleh teori evolusi dalam observasinya pada perilaku hewan. Menurut teori Etologi (Berndt, 1992) tingkah laku lekat pada anak manusia diprogram secara evolusioner dan instinktif. Sebetulnya tingkah laku lekat tidak hanya ditujukan pada anak namun juga pada ibu. Ibu dan anak secara biologis dipersiapkan untuk saling merespon perilaku. Bowlby (Hetherington dan Parke,1999) percaya bahwa perilaku awal sudah diprogam secara biologis. Reaksi bayi berupa tangisan, senyuman, isapan akan mendatangkan reaksi ibu dan perlindungan atas kebutuhan bayi. Proses ini akan meningkatkan hubungan ibu dan anak. Sebaliknya bayi juga dipersiapkan untuk merespon tanda, suara dan perhatian yang diberikan ibu. Hasil dari respon biologis yang terprogram ini adalah anak dan ibu akan mengembangkan hubungan kelekatan yang saling menguntungkan (mutuality attachment). Teori etologi juga menggunakan istilah Psychological Bonding yaitu hubungan atau ikatan psikologis antara ibu dan anak, yang bertahan lama sepanjang rentang hidup dan berkonotasi dengan kehidupan sosial (Bowley dalam Hadiyanti,1992). Bowlby menyatakan bahwa

kita dapat memahami tingkah laku manusia dengan mengamati lingkungan yang diadaptasinya yaitu : lingkungan dasar tempat berkembang. Perkembangan etologi melalui karya Lorenz dan Tinbergen, etologi berkembang secara kuat di benua Eropa dalam tahun-tahun sebelum PD II. Setelah perang, Tinbergen pindah ke Universitas Oxford, dan etologi menjadi lebih kuat di Britania Raya, dengan pengaruh tambahan dari William Thorpe, Robert Hinde dan Patrick Bateson pada Sub-bagian Perilaku Hewan dari Universitas Cambridge, terletak di desa Madingley. Di masa ini, juga, etologi mulai berkembang secara kuat di Amerika Utara. Lorenz, Tinbergen, dan von Frisch secara bersama-sama dianugerahi Hadiah Nobel pada 1973 untuk karya mereka dalam etologi pengembangan. Ethologi sosial dan pengembangan terkini Pada 1970, etolog Inggris John H. Crook menerbitkan naskah penting yang mana ia membedakan etologi komparatif dengan etologi sosial, dan mengemukakan bahwa banyak dari etologi yang telah ada sampai kini sesungguhnya merupakan etologi komparatif, memandang hewan sebagai individu, sedangkan di masa depan, para etolog akan memerlukan konsentrasi pada perilaku kelompok sosial dari hewan dan struktur sosial di dalamnya. Ini telah mengetahui sebelumnya. Buku E. O. Wilson Sosiobiologi muncul pada 1975, dan sejak saat itu studi perilaku telah lebih banyak berkaitan dengan aspek sosial. Juga telah didorong dengan yang lebih kuat, namun lebih sulit, Darwinisme yang dihubungkan dengan Wilson dan Richard Dawkins. Pengembangan terkait ekologi perilaku juga telah membantu mengubah etologi. Di saat yang sama persesuaian substansial dengan psikologi komparatif telah terjadi, maka studi ilmiah modern pada perilaku menawarkan spektrum pendekatan tanpa kelim secara kurang lebih, dari kesadaran hewan, psikologi komparatif yang lebih tradisional, etologi, sosiobiologi dan ekologi perilaku. D. Kritikan terhadap Teori Etologi

Pada waku yang lalu etologi memiliki deskripsi yang terbatas terhadap tingkah laku dari burung, mamalia, ikan dan sejenisnya. Baru-baru ini tingkah laku tersebut juga termasuk tingkah laku manusia. Bagaimanapun sebagai pendatang baru dibidang psikologi perkembangan, hal ini belum menjadi tekanan yang kuat. Dengan berbagai macam usaha ilmiah, deskripsi dari fenomena yang telah dipelajari datang sebelum penjelasan dari fenomena tersebut. Sehingga, satu kelemahan dari penjelasan etologi . mungkin sew aktu saat nanti akan lebih baik dampaknya kepada lingkungan. Sementara itu etologi memperluas perspektif kita, memberikan kita ide baru dan teori seharusnya, mengembangkan berbagai pertanyaan tentang pengembangan manusia (Dewsbury, 1989). Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya bahwa bidang dari etologi telah membantu para psikolog memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang tingkah laku kelekatan manusia. Seperti permintaan yang telah diusulkan bahwa tingkah laku hewan dan manusia yang tidak berhubungan sebagai salah satu harapan awal.

KESIMPULAN Teori etologi diartikan sebagai ilmu yang bermula dari tingkah laku hewan. Teori yang membahas tentang etologi antara lain; Teori seleksi alam (Darwin, 1859), Etologi Modern ( Lorenz dan Tindbergen), Teori Bowlby ( Teori Kelekatan). Teori seleksi alam Darwin menekankan pada Istilah perjuangan untuk bertahan hidup (survival for the existence) adalah yang unggul yang bisa bertahan hidup (survival of the fittest). Sedangkan Etologi Modern menekankan bahwa perilaku sangat dipengaruhi oleh biologi, terkait dengan evolusi dan ditandai oleh periode penting atau peka. Pola tingkah laku instingtif adalah pola khas dari spesies tertentu. Pola tindakan tetap merupakan contoh-contoh dari tingkah laku instingtif pada binatang tingkat rendah. Sebaliknya, turun temurun kita secara evolusi telah membatasi dan memberikan potensi untuk tipe-tipe tertentu dari tingkah laku dengan memberikan kepada kita suatu tipe khusus dari system syaraf. Konsep periode penting (critical period), adalah suatu periode tertentu yang sangat dini dalam perkembangan yang memunculkan perilaku tertentu secara optimal. Pada Teori Etologi Bowlby, Bowlby (Hetherington dan Parke,1999) percaya bahwa perilaku awal sudah diprogam secara biologis. Reaksi bayi berupa tangisan, senyuman, isapan akan mendatangkan reaksi ibu dan perlindungan atas kebutuhan bayi. Proses ini akan meningkatkan hubungan ibu dan anak. Sebaliknya bayi juga dipersiapkan untuk merespon tanda, suara dan perhatian yang diberikan ibu. Hasil dari respon biologis yang terprogram ini adalah anak dan ibu akan mengembangkan hubungan kelekatan yang saling menguntungkan (mutuality attachment). Tingkah laku kita sejauh ini ditentukan oleh turun temurunnya spesies secara evolusi dan susunan genetic individual yang diturunkan oleh orang tua kita. Proses evolusi dari adaptasi dan seleksi tidak saja telah menentukan bentuk fisik dari spesies kita.

DAFTAR PUSTAKA Karl U Smith, Lawrence B Schiamberg. 1982. Human Development. NewYork: Mocmillan Publishing Co, Inc. T Lawton, Joseph. 1982. Introduction to Child Development. USA: Brown Company Publisher. T Morgan Clifford. 1986. A Brief Introduction to Psychology. PT Prodnya Paramita.

You might also like