You are on page 1of 6

Pemasaran Syariah Pemasaran merupakan suatu sistem yang terintegrasi dengan kegiatan ekonomi setelah produksi dan distribusi.

Ujung tombak keberhasilan dari suatu perusahaan tergantung seberapa besar unit barang yang bisa dijual kepada konsumen (pasar). Hal sederhana yang mendukung pernyataan diatas adalah sesuai dengan fungsi dari pendapatan adalah semakin banyak kuantitas yang dijual akan berbanding lurus dengan peningkatan pendapatan perusahaan (organisasi bisnis) tersebut, begitupun sebaliknya. Organisasi bisnis yang mempunyai konsep pemasaran yang bagus, bisa dipastikan akan dengan mudah masuk pasar, dan tidak mustahil dia akan menjadi leader dalam industri tertentu. Sebegitu pentingnya sistem pemasaran tersebut, maka banyak kajian yang mendalam untuk menentukan strategi apa yang harus dilakukan oleh organisasi bisnis supaya bisa menjadi leader dalam industri tersebut, tidak jarang survey dilakukan terlebih dahulu sebelum suatu produk di peroduksi, tidak lain dan tidak bukan adalah untuk mengukur seberapa besar produk tersebut dapat diserap oleh pasar. Konsep sederhana dari pemasaran adalah sebuah ilmu dan seni yang mengarah pada nilai proses kepada penciptaan, para penyampaian, serta dan pengkomunikasian konsumen menjaga

hubungan dengan para stakeholdersnya. Adanya suatu nilai yang ditawarkan menjadi keharusan seorang pemasar dalam memasarkan produknya. Tidak hanya berorientasi pada keuntungan semata tentunya, tetapi berorientasi pada kemaslahatan ummat. Seorang ahli marketing, Hermawan Kartajaya, berpendapat bahwa nilai inti dari marketing syariah adalah Integritas dan transparansi, sehingga marketer tidak boleh bohong dan orang membeli karena butuh dan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan,

bukan karena diskonnya. Artinya, ada dasar ridha antara penjual dengan pembeli, tidak boleh ada unsur paksaan dari salah satu pihak. Menarik untuk dikaji pada saat seorang Hermanan Kartajaya mengatakan bahwa inti dari pemasaran syariah adalah terletak pada integritas dan transparansi. Integritas menyangkut sejauh mana perusahaan (secara kolektif) mempunyai tujuan yang jelas, selalu berhati-hati dalam rumusan tersebut SAW Muhammad . Jauh sebelum itu, nilai yang terkandung dalam sudah dalam dijalankan aktivitas dan dianjurkan oleh Nabi kasus bisnisnya. Banyak

membuktikan bahwa organisasi bisnis yang tidak berlaku etis, lambat laun akan mengalami penurunan kualitasnya. Marketing syariah bukan hanya sebuah marketing yang ditambahkan syariah karena ada nilai-nilai lebih pada marketing syariah saja, tetapi lebih jauhnya marketing berperan dalam syariah dan syariah berperan dalam marketing. Selalu saja, dalam mengkaji etika bisnis islami, yang menjadi landasan adalah sumber hukum Islam. Marketing berperan dalam syariah difahami sebagai perusahaan yang berbasis syariah diharapkan dapat bekerja dan bersikap profesional dalam dunia bisnis, karena dengan profesionalitas dapat menumbuhkan kepercayaan kosumen. Sedangkan syariah berperan dalam marketing bermakna suatu pemahaman akan pentingnya nilainilai etika dan moralitas pada pemasaran, sehingga diharapkan perusahaan tidak akan serta merta menjalankan bisnisnya demi keuntungan pribadi saja ia juga harus berusaha untuk menciptakan dan menawarkan bahkan dapat merubah suatu values kepada para stakeholders keseimbangan sustainable. Allah SWT berfirman dalam Surat Asy-Syurara ayat 183 yang berbunyiyang berbunyi: sehingga laju perusahaan tersebut dapat menjaga yang bisnisnya sehingga menjadi bisnis

Dan janganlah kamu merugikan manusia akan hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan. (QS. Asy-Syuara 26 : 183). Ayat di atas bermakna bahwa janganlah seseorang merugikan orang lain, dengan cara mengurangi hak-hak yang seharusnya diperolehnya. Adanya batasan dimana hak seseorang dibatasi oleh hak orang lain menjadi aturan yang tidak bisa dibantahkan lagi. Sah-sah saja suatu organisasi bisnis mendapatkan laba yang berlipat ganda tetapi tentunya dengan tidak mengurangi apalagi mengambil hak orang lain. Pemasaran syariah harus bertumpu pada empat prinsip dasar : 1. Ketuhanan ( Rabbaniyyah ) Dihati yang paling dalam, seorang syariah marketer meyakini bahwa Allah SWT. Selalu dekat dan mengawasinya ketika dia sedang melaksanakan segala macam bentuk bisnis, dan dia yakin segala hal sekecil apapun Pemasar nanti selalu akan berusaha diminta untuk pertanggungjawabannya.

mengmalkan nilai-nilai ketuhanan dalam setiap aktivitasnya.

2. Menjunjung tinggi akhlak mulia / Etis ( Akhlaqiyah ) Syariah marketer sangat mengedepankan masalah akhlak (moral, etika) dalam seluruh aspek kegiatannya. Beberapa kasus korupsi dinegara kita menunjukan bahwa nilai etika dan moral sudah tidak lagi menjadi pedoman dalam berbisnis. Segala cara dihalalkan asalkan bisa mendapatkan keuntungan finasil yang sebesar-besarnya. 3. Mewaspadai keadaan pasar yang selalu berubah / Realistis ( Waqiiyah ) Pemasaran syariah bukanlah konsep yang eksklusif, fanatis, antimodernitas, dan kaku. Pemasaran syariahadalah konsep pemasaran yang fleksibel dan luwes dalam bersikap dan bergaul. Ia sangat

memahami bahwa dalam situasi pergaulan lingkungan yang sangat heterogen, dengan beragam suku, agama, dan ras, ada ajaran yang diberikan oleh Allah SWT dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW untuk bersikap lebih bersahabat, santun, dan simpatik terhadap saudara-saudaranya dari umat lain. 4. Selalu berorientasi untuk memartabatkan manusia / Humanistis ( AlInsaniyyah ) Syariat Islam adalah syariah yang humanistis. Syariat Islam diciptakan untuk manusia sesuai dengan kapasitasnya tanpa menghiraukan ras, warna, kulit, kebangsaan dan status. Dengan memiliki nilai ini, manusia menjadi terkontrol dan seimbang, bukan manusia yang serakah, yang menghalalkan segala cara untuk meraih keuntungan yang sebesar-besarnya. Bukan menjadi manusia yang bisa bahagia diatas penderitaan orang lain atau manusia yang hatinya kering dari kepedulian sosial. Hal inilah yang membuat syariah memiliki sifat universal sehingga menjadi syariat humanistis universal. Karena pemasaran ini adalah bagaimana menyampaikan suatu produk yang mempunyai nilai tertentu kepada kunsumen, dalam hal teknisnya marketing syariah, salah satunya terdapat pemasaran syariahstrategy untuk memenangkan mind-share dan pemasaran syariahvalue untuk memenangkan heart-share. Pemasaran syariahstrategy melakukan segmenting, targeting dan positioning market dengan melihat pertumbuhan pasar, keunggulan kompetitif, dan situasi persaingan sehingga dapat melihat potensi pasar yang baik agar dapat memenangkan mind-share. Selanjutnya pemasaran syariahvalue melihat brand sebagai nama baik yang menjadi identitas seseorang atau perusahaan, sehingga contohnya perusahaan yang mendapatkan best customer service dalam bisnisnya sehingga mampu mendapatkan heart-share.

Pemasar adalah garis terdepan suatu bisnis, mereka adalah orang-orang yang bertemu langsung dengan konsumen sehingga setiap tindakan dan ucapannya berarti menunjukkan citra dari barang dan perusahaan. Namun sayangnya pandangan masyarakat saat ini menganggap pemasar diidentikkan dengan penjual yang dekat dengan kecurangan, penipuan, paksaan dan lainnya yang telah memperburuk citra seorang pemasar. Tidak terelakkan lagi banyak promosi usaha-usaha yang kita lihat sehari-hari tidak menjelaskan secara detail tentang produknya, yang mereka harapkan adalah konsumen membeli produk mereka dan banyak dari konsumen merasa tertipu atau dibohongi ketika mencoba produk yang dijual pemasar tersebut. Apabila ini terus berlanjut maka akan mungkin terjadi lagi kasus seperti Enron, Worldcom dan lainnya yang akan menghancurkan sebuah perusahaan. Sekarang jelaslah akan pentingnya sebuah nilai integritas dan transparansi seperti yang dikatakan Hermawan Kartajaya diatas agar bisnis berjalan lancar. Namun pemasaran sekarang menurut Hermawan juga ada sebuah kelirumologi yang diartikan untuk membujuk orang belanja sebanyakbanyaknya atau pemasaran yang pada akhirnya membuat kemasan sebaik-baiknya padahal produknya dengan segala cara agar orang tidak bagus atau membujuk mau bergabung dan belanja.

Berbedanya adalah marketing syariah mengajarkan pemasar untuk jujur pada konsumen atau orang lain. Nilai-nilai syariah mencegah pemasar terperosok pada kelirumologi itu tadi karena ada nilai-nilai yang harus dijunjung oleh seorang pemasar. Konsep marketing syariah ini sendiri saat ini baru berkembang seiring berkembangnya ekonomi syariah. Beberapa perusahaan dan bank khususnya yang berbasis syariah telah menerapkan konsep ini dan telah mendapatkan hasil yang positif. Kedepannya diprediksikan marketing syariah ini akan terus berkembang dan dipercaya

masyarakat karena nilai-nilainya yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan masyarakat yaitu kejujuran.

You might also like