You are on page 1of 13

EKONOMI SUMBER DAYA HUTAN

PERMINTAAN, PENAWARAN DAN PASAR KAYU MERANTI

MARDIANTINO IRA VUSVITA SUSI MARLINA

KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS RIAU 2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya haturkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmatNya sehingga saya mampu menyelesaikan makalah ini tanpa hambatan apapun. Shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW atas segala jerih payah beliau dalam mendakwahkan ajaran Islam sehingga mampu mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya din al Islam. Laporan ini ditujukan sebagai tugas akhir praktikum untuk mata kuliah Inventarisasi Hutan di Universitas Riau. Saya menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat pada makalah ini, sehingga saya mengharapkan banyak saran dan kritik demi kesempurnaan makalah ini. Lebih dan kurang saya ucapkan terima kasih.

Pekanbaru, 07 OKTOBER 2011

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................... ........................... I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1.1 Latar Belakang................................................................................. 1.2 Tujuan Praktikum.........................................................................1 II. PEMBAHASAN 2.1 Meranti................................................................................................
2.2 Teori permintan dan penawaran...................................................... 2.3 Analisis permintaan kayu jenis meranti.4

ii 1 1

3 3

2.4 Analisis penawaran kayu jenis meranti..5 2.5 Pasar kayu meranti...6 . III. PENUTUP 3.1 kesimpulan...................................................................................... 3.2 saran................................................................................................. 9 9

DAFTAR PUSTAKA

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia akan kayu terus meningkat, walaupun produksi hutan alam untuk menghasilkan kayu terus berkurang dari tahun ke tahun. Berbagai kegunaannya di dalam kehidupan manusia, membuat fungsi kayu semakin berkembang dan beragam sesuai sifat alami kayu itu sendiri. Jumlah persediaan kayu yang tersedia di berbagai industri pengolahan kayu saat ini sangat terbatas sehingga mengakibatkan fluktuasi harga kayu jika dibandingkan pada tahun 1980-an dan 1990-an dimana di Indonesia konsentrasi industri kayu mendapat sebutan sebagai sentra industri (Rachman dan Dwiprabowo, 2007). Pengolahan kayu sebagai hasil hutan menciptakan berbagai aktifitas produksi bagi berbagai industri kayu baik itu industri primer maupun industri sekunder. Kebutuhan kayu di Medan juga sangat tinggi, digunakan untuk berbagai hal dalam kebutuhan masyarakat. Dalam penggunaannya kayu banyak digunakan sebagai bahan bangunan yang terus bertambah sehingga permintaan akan kayu juga meningkat. Martawijaya, et. al. (1995) menyebutkan bahwa ada banyak kegunaan jenis kayu

meranti yang diperdagangkan, hal inilah yang membuat konsumsi kayu dalam kehidupan manusia terus berkembang diantaranya adalah : sebagai alat ukur dan bangunan maritim, bangunan perumahan (balok, jendela, kosen, kasau,papan), bantalan rel kereta kerajinan (patung, topeng, wayang golek), mebel, dan lain lain. 1.2 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana permintaan kayu jenis meranti dipasaran api, barang

2. Untuk mengetahui bagaimana penawaran kayu jenis meranti dipasaran 3. Untuk mengetahui bagaimana pasar kayu jenis meranti

II. PEMBAHASAN

II.1Meranti Meranti merupakan salah satu kayu komersial terpenting di Asia Tenggara. Kayu ini juga yang paling umum dipakai untuk pelbagai keperluan di kawasan Malesia. Kayu ini lazim dipakai sebagai kayu konstruksi, panil kayu untuk dinding, loteng, sekat ruangan, bahan mebel dan perabot rumahtangga, mainan, peti mati dan lain-lain. Kayu meranti merah-tua yang lebih berat biasa digunakan untuk konstruksi sedang sampai berat, balok, kasau, kusen pintu-pintu dan jendela, papan lantai, geladak jembatan, serta untuk membuatperahu.

Meranti baik pula untuk membuat kayu olahan seperti papan partikel, harbor, dan venir untuk kayu lapis. Selain itu, kayu ini cocok untuk dijadikan bubur kayu, bahan pembuatan kertas. Beberapa jenis meranti menghasilkan buah yang mengandung lemak serupa kacang, yang dikenal sebagai tengkawang. Pada musim-musim tertentu setiap beberapa tahun sekali, buahbuah tengkawang ini dihasilkan dalam jumlah yang berlimpah-ruah; musim mana dikenal sebagai musim raya buah-buahan di hutan hujan tropika. Di musim raya seperti itu, masyarakat Dayak di pedalaman Pulau Kalimantan sibuk memanen tengkawangyangberhargatinggi.

II.2 Teori penawaran dan permintaan

Teori penawaran dan permintaan (bahasa Inggris: supply and demand) dalam ilmu ekonomi, adalah penggambarkan atas hubungan-hubungan di pasar, antara para calon pembeli

dan penjual dari suatu barang. Model penawaran dan permintaan digunakan untuk menentukan harga dan kuantitas yang terjual di pasar. Model ini sangat penting untuk melakukan analisa ekonomi mikro terhadap perilaku serta interaksi para pembeli dan penjual. Ia juga digunakan sebagai titik tolak bagi berbagai model dan teori ekonomi lainnya. Model ini memperkirakan bahwa dalam suatu pasar yang kompetitif, harga akan berfungsi sebagai penyeimbang antara kuantitas yang diminta oleh konsumen dan kuantitas yang ditawarkan oleh produsen, sehingga terciptalah keseimbangan ekonomi antara harga dan kuantitas. Model ini mengakomodasi kemungkian adanya faktor-faktor yang dapat mengubah keseimbangan, yang kemudian akan ditampilkan dalam bentuk terjadinya pergeseran dari permintaan atau penawaran. II.3Analisis permintaan kayu jenis meranti Kebutuhan manusia akan kayu meranti terus meningkat, walaupun produksi hutan alam untuk menghasilkan kayu terus berkurang dari tahun ke tahun. Berbagai kegunaannya di dalam kehidupan manusia, membuat fungsi kayu semakin berkembang dan beragam sesuai sifat alami kayu itu sendiri. Jumlah persediaan kayu yang tersedia di berbagai industri pengolahan kayu saat ini sangat terbatas sehingga mengakibatkan fluktuasi harga kayu jika dibandingkan pada tahun 1980-an dan 1990-an dimana di Indonesia konsentrasi industri kayu mendapat sebutan sebagai sentra industri (Rachman dan Dwiprabowo, 2007). Pengolahan kayu sebagai hasil hutan menciptakan berbagai aktifitas produksi bagi berbagai industri kayu baik itu industri primer maupun industri sekunder. Dalam penggunaannya kayu banyak digunakan sebagai bahan bangunan yang terus bertambah sehingga permintaan akan kayu juga meningkat. Martawijaya, et. al. (1995) menyebutkan bahwa ada banyak kegunaan jenis kayu yang diperdagangkan, hal inilah yang membuat konsumsi kayu dalam kehidupan manusia terus berkembang diantaranya adalah : sebagai alat ukur dan gambar, alat musik (alat musik tiup, gamelan ,pipa organ), alat olahraga lembing, kepala pemukul golf), bangunan maritim, bangunan perumahan (balok, jendela, kosen, kasau,papan), bantalan rel kereta api, barang kerajinan (patung, topeng, wayang golek), mebel, dan lain lain.

Bertambahnya jumlah penduduk serta banyaknya pembangunan membuat konsumsi kayu semakin meningkat setiap tahunnya. Hal ini terlihat dari pemasaran produk kayu olahan yang berupa kayu gergajian di wilayah Provinsi Sumatera Utara, volume yang dipasarkannya mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun (Kanwil Dephutbun dan LPPM USU, 2000). Konsumsi kayu menurut data statistik dalam satu tahun tercatat tidak kurang dari 2 juta m3 kayu gergajian yang diproduksi untuk memenuhi kebutuhan pembangunan perumahan dan pemukiman. Pada kenyataaannya, jumlah kayu gergajian yang diperlukan jauh dari atas angka tersebut karena banyak sekali kayu- kayu yang digunakan sebagai bahan konstruksi bangunan yang dihasilkan dari industri kecil rakyat yang tidak tercatat (Greenomics, 2004).

Keterbatasan bahan baku kayu meranti membuat harga kayu saat ini semakin mahal, hal ini membuat penggunaan kayu lebih diefisienkan baik itu untuk konstruksi bangunan maupun keperluan lainnya. Pemakaian dan penggunaan kayu oleh masyarakat sangat di pengaruhi tingkat harga yang ada. Indriyo (2001) meyebutkan Harga merupakan pembelian suatu barang seperti kayu. faktor penting dalam

II.4Analisis penawaran kayu jenis meranti Meranti merupakan kelompok penting dalam perdagangan kayu dunia. Meranti menduduki urutan pertama dalam ekspor kayu gergajian dan kayu bulat di Indonesia dan Malaysia. Pada tahun 1989, nilaiekspor kayu gergajian Indonesia untuk jenis meranti sebesar US$ 301 juta. Nilai ini hampir setara dengansetengah nilai ekspor kayu gergajian nasional (48,4%). Tahun 1992, nilai ekspor kayu meranti Malaysiasebesar US$ 881 juta, yang berarti melebihi setengah nilai ekspor kayu negara tersebut (58,9%).

Di Indonesia, kayu bulat jenis meranti mempunyai nilai produksi yang tinggi di masingmasing propinsi. Di Kalimantan, kecuali Kalimantan Selatan (42,66%), nilai produksi kayu bulat jenis meranti lebih dari 60%, bahkan di Kalimantan Barat nilai produksinya mencapai 76,99% dari total nilai produksi kayu bulat Disamping menghasilkan kayu komersial, kelompok meranti juga merupakan penghasil biji tengkawang yang mempunyai nilai ekonomis penting. Sejak tahun 1985 sampai 1989, ekspor biji tengkawang di Indonesia mencapai volume 10.677, 01 ton senilai US$ 7.439.167, 75. Sementara itu, nilai ekspor minyak tengkawang selama tahun 1985 sampai tahun 1988 sangat berfluktuasi. Hal ini disebabkan oleh masa panen tengkawang yang sangat tergantung musim dan kondisi harga di pasaran (Sudarto, 1997).Nilai ekonomis kelompok meranti tersebut belum termasuk nilai produksi dari komponen kayu lapis (plywood), pulp, dan hasil non-kayu lainnya seperti damar, resin, bungkil, dan lain-lain. Sebagai gambaran, harga getah damar per kilogramnya adalah Rp. 8.000,-. Untuk sebuah pohon penghasil damar dengan tinggi 3035 meter dan diameter 60-80 cm, getah yang dihasilkan perbulannya adalah 3-4 kilogram. Jika satu hektar lahan dapat ditumbuhi 200 batang pohon, maka hasil getah damar pertahunnya bisa mencapai 9,6 ton. Dengan harga getah damar Rp. 8.000,- per kilogram, maka pendapatan dari kebun damar tersebut adalah Rp. 76.800.000,- per tahun (Idoes, 1998

II.5Pasar kayu meranti Pangsa Pasar Relatif dan Pertumbuhan Pasar Produk Perkayuan meranti Indonesia. Jenis Produk Kayu Bulat Kayu Gergajian Kayu Lapis Wood Furniture Relatif Market Share*) 0,785 0,397 2,291 0,610 Pertumbuhan**) ( % ) 6,07 -0,09 3,04 39,53

Karena semakin meningkatnya kebutuhan akan kayu meranti maka kayu meranti memilki pasarnya tersendiri. Pemasaran kayu meranti menembus pasar internasional. Kini kayu meranti merupakan primadona kayu internasional. Gambar 1 di bawah ini mendeskripsikan secara jelas, posisi masing-masing produk di dalam pasar internasional berdasarkan matriks Boston.

Matriks Boston Produk Perkayuan Indonesia di Pasar Internasional Keterangan :

Kuadran I = Posisi Bintang ("STAR") Kuadran II = Posisi Tanda Tanya ("QUESTION MARK") Kuadran III = Posisi Penghasil Uang ("CASH COW ") Kuadran IV = Posisi Lemah ("DOG") Sebagaimana terlihat dalam matriks Boston diatas, produk yang berada pada kuadran II adalah Wood Furniture (WF) dan Kayu Bulat (KB). Produk-produk yang berada pada kuadran II biasa disimbolkan dengan Tanda Tanya, artinya posisi produk tersebut dalam peta kompetisi relatif lemah, meskipun bukan berarti tidak mungkin untuk dikembangkan. Pada umumnya posisi bintang ditempati oleh pemain baru dalam pasar yang masih mempunyai pangsa pasar terbatas, atau pemain lama yang mengkonsentrasikan diri dalam ceruk pasar sebagai market nicher. Di dalam pasar, pangsa pasar relatif Wood Furniture hanya 0.61 kali dari pangsa pasar kompetitor, oleh karena itu Wood Furniture tidak mungkin berbuat banyak dalam mengendalikan pasar (harga maupun pasokan). Untuk dapat bergeser ke posisi bintang, Wood Furniture harus meningkatkan volume ekspornya diatas ekspor kompetitor. Apabila peningkatan volume ekspor sulit dilakukan, strategi yang paling rasional adalah mencoba bermain pada ceruk pasar yang spesifik (market nicher). Untuk bisa berperan optimum dalam ceruk pasar yang spesifik, terlebih dahulu harus dikenali karakteristik unik dari produk wood furniture Indonesia serta karakter dari ceruk pasar yang dibidik. Seperti halnya Wood Furniture, Kayu Bulat juga berada dalam posisi Tanda Tanya dalam matriks Boston. Namun, berbeda dengan kasus pada wood furniture rendahnya pangsa pasar kayu bulat Indonesia di pasar internasional sama sekali bukan disebabkan oleh kecilnya produksi kayu bulat Indonesia, melainkan lebih dari dampak kebijakan larangan ekspor log serta pemenuhan industri kayu olahan dalam negeri.

Pada saat ini product planning merupakan titik terlemah dalam masalah perencanaan bauran pemasaran kayu bulat. Harga kayu bulat di pasar tidak secara otomatis merefleksikan

nilai kelangkaan. Alasan pemenuhan kebutuhan bahan baku industri pengolahan kayu di dalam negeri menyebabkan harga kayu bulat domestik seringkali lebih rendah dari harga jualnya, meskipun tidak ada larangan ekspor kayu bulat. Harga kayu bulat internasional mengacu pada harga fob di negara-negara ASEAN (ITTO, 1996). Harga kayu bulat internasional cukup tinggi berkisar US $ 200-235/m3, sedangkan harga kayu bulat pasar domestik sampai pertengahan 1997 untuk kelompok Meranti rata-rata US $ 112,5/m3 dan jenis Rimba Campuran berkisar rata-rata US $ 81/m3 (Anonimous, 1997). Beberapa sumber di APHI menyebutkan pada awal tahun 2000, harga kayu bulat domestik jatuh hingga di bawah US$ 80/m3.

III.
III.1 Kesimpulan

PENUTUP

Kebutuhan manusia akan kayu meranti terus meningkat, walaupun produksi hutan alam untuk menghasilkan kayu terus berkurang dari tahun ke tahun. Berbagai kegunaannya di dalam kehidupan manusia, membuat fungsi kayu semakin berkembang dan beragam sesuai sifat alami kayu itu sendiri. Keterbatasan bahan baku kayu meranti membuat harga kayu saat ini semakin mahal, hal ini membuat penggunaan kayu lebih diefisienkan baik itu untuk konstruksi bangunan maupun keperluan lainnya. Pemakaian dan penggunaan kayu oleh masyarakat sangat di pengaruhi tingkat harga yang ada. Indriyo (2001) meyebutkan Harga merupakan pembelian suatu barang seperti kayu. faktor penting dalam

III.2

Saran

Kami menyarankan agar ada riset dan penelitian lebih yang mendalam lagi mengenai permintaan, penawaran dan pasar dari kayu jenis meranti. Kami menyadari masih banyak nya kekurangan dalam peyusunan makalah ini sudilah kiranya para pembaca sekalian dapat memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan tugas ini.

DAFTAR PUSTAKA

You might also like