You are on page 1of 2

1. Perlakuan benih merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan sebelum benih dikemas.

Tujuannya untuk melindubngi benih dari serangan sebelum benih disimpan. 2. Zat kimia lebih sering digunakan sebagai pelapis benih karena pemakaian lebih mudah diterapkan jika dibandingkan dengan perawatan benih yang lain. Selain itu, penggunan zat kimia dianggap cara cepat untuk melakukan perawatan benih. 3. Perbedaan metode slurry dan quick wet adalah jika dimetode slurry fungisida digunakan sebagai suspensi dan dapat dicampur dengan benih dengan tujuan fungisida dapat melapisi benih secara merata. Untuk metode quick wet fungisida yang mudah menguap dalam konsentrasi yang pekat digunakan merata. 4. Senyawa merkuri termasuk dalam kelompok logam berat yang dapat mencemari lingkungan. Senyawa merukuri beserta komponen-komponenya bersifat toksik bagi seluruh makhluk hidup sehingga tidak lagi digunakan sebagai pelapis benih. 5. Tujuan utama sertifikasi benih adalah menjamin mutu benih. Sebelum dilakukan sertifikasi benih perlu dilakukan pengujian dan pengolahan terhadap mutu benih tersebut salah satunya adalah perlakuan terhadap penyakit terbawa benih (seed borne disease). Dengan beberapa perlakuan terhadap benih diharapkan dapat mengurangi bahkan meniadakan penyakit yang terbawa oleh benih. 6. hama dan penyakit

7. Syarat bahan pelapis benih : Mampu mempertahankan kadar air benih selama masa penyimpanan. Benih yang akan disimpan harus memiliki kadar air yang optimum untuk penyimpanan. Jika bahan pelapis tidak dapat mempertahankan kadar air benih maka akan menyebabkan benih tersebut rusak selama masa penyimpanan. Menghambat laju respirasi Tidak bersifat toksik. Pelapis yang bersifat toksik tidak hanya berbahaya bagi benih selama penyimpanan, tetapi juga berbahaya bagi lingkungan benih tersebut saat ditanam. Mudah larut dalam air sehingga tidak menghambat proses imbibisi saat perkecambahan.

Bersifat porus. Dengan demikian oksigen untuk respirasi masih dapat masuk selama masa penyimpanan benih. Tidak mudah mencair. Bersifat higroskopis dan memiliki WHC (water hygroscopis) yang tinggi. Bahan pellet tidak bereaksi dengan pestisida yang digunakan dalam perawatan benih, bersifat sebagai perambat dan penyimpan panas yang rendah. Mudah didapat dengan harga yang relative murah sehingga dapat menekan harga benih.

Rizky Hadi Rahmannia 150110080211 Agroteknologi F

You might also like