Professional Documents
Culture Documents
= kostanta Laplace =
C
p
c
p
C
v
c
v
c
pm
c
vm
T V
2 2 1 1
1
= T V
1
Usaha luar :
Gas monoatomik W=3/2
n.R T W=3/2
n.R.(T1-T2)
Gas Diatomik
W=5/2 n.R T
W=5/2 n R(T1-
T2)
2. Hukum I Termodinamika
Hukum I termodinamika adalah suatu pernyataan bahwa energi adalah kekal, energi
tidak dapat diciptakan / dimusnahkan.
Hukum ini menyatakan, jika kalor Q masuk ke dalam sistem, energi ini haruslah
muncul sebagai penambahan energi dalam sistem U dan/atau usaha yang dilakukan
sistem pada lingkungannya.
Energi dapat berganti bentuk yang lain, misalnya: menjadi kalor.
1 joule = 0,24 kalori ; 1 kalori = 4,2 joule
Persamaannya dapat ditulis: Q = U + W
Kesimpulan : Bahwa tidak mungkin suatu mesin akan bekerja terus menerus tanpa
penambahan energi dari luar (perpetum mobille I ).
Q, U dan W harus dinyatakan dalam satuan yang sama: joule, atau ft lb atau
kalori, atau Btu.
a. Proses Isobarik
Proses isobarik adalah suatu proses dimana pada proses tersebut tekanannya adalah
tetap. Diagram antara tekanan terhadap waktu seperti gambar di bawah ini.
p
p
V
V
1
V
2
Gambar: Diagram tekanan terhadap
volume pada proses isobarik
Berdasarkan diagram tersebut di atas Usaha yang dilakukan gas adalah :
W = p(V2 V1)
W = usaha yang dilakukan gas (J)
p = tekanan gas (Pa)
V1 = Volume gas pada keadaan awal (m
3
)
Materi Termodinamika
T
Materi Termodinamika
V2 = Volume gas pada keadaan akhir (m
3
)
Jika pada proses ekspansi, volume gas membesar maka dikatakan gas melakukan
usaha, tetapi jika pada proses pemampatan, volume gas mengecil maka dikatakan
gas dikenai kerja.
V
1
V
2
=
1
T
2
Proses isobarik adalah proses di mana tekanan sistem tidak berubah.
Qp = m cp T
atau : Qp = n cp T
W = P V = n R T
U = Qv
Untuk gas monoatomik: U = 3/2 N k T = 3/2 n R T = n cv T
c
v
= 3/2 R joule/mol K
Qp = U + W
n cp T = n cv T + n R T
cp = cv + R joule/mol K
sehingga cp = 3/2 R + R = 5/2 R joule/mol K
Untuk gas diatomik:
Suhu Rendah : cv = 3/2 R ; cp = 5/2 R
Suhu Sedang : cv = 5/2 R ; cp = 5/2 R
Suhu Tinggi : cv = 7/2 R ; cp = 7/2 R
1
1 J/mol K =
M
J/kg K
Gas Monoatomik : cv = 3/2 R/M
cp = 5/2 R/M
b. Proses Isokhorik
joule / kg K
Proses isokhorik adalah suatu proses dengan volume tetap di mana volume sistem
tidak berubah, yakni kalor yang masuk sistem menjelma sebagai penambahan
energi dalam sistem.
Pada proses volume tetap berlaku hukum Gay-Lussac yang menyatakan :
p nR
T V
tetap
diagram hubungan antara tekanan dan volume adalah sebagai berikut :
p
p2
p1
Materi Termodinamika
Materi Termodinamika
V V
Usaha yang dilakukan gas pada proses isokhorik adalah sebagai berikut : pada
proses isokhorik V = 0 maka usaha yang dilakukan gas yang mengalami proses
ini memenuhi : W = p V = 0
sehingga hukum I termodinamika menjadi : Q = U + W
W = 0 ( tidak terjadi perubahan volume)
Maka Qv = U
Qv = n cv T atau Qv = m cv T
U = 3/2 nR T (gas monoatomik=gas diatomik suhu rendah)
U = 5/2 n R T (gas diatomatik suhu sedang
U = 7/2 n R (gas diatomatik suhu tinggi)
W = Qp Qv
W = n (c
p
c
v
) T atau W = m(c
p
-c
v
) T
Kapasitas Kalor
Q = m c T
disebut dengan C
Q J
C =
T K
Gas diatomik
Suhu Rendah : cv = 3/2 R/M ; cv = 3/2 nR
: cp = 5/2 R/M ; cp = 5/2 n R
Suhu Sedang : cv = 5/2 R/M J/kg.K ; cv = 5/2 nR J/K
: cp = 7/2 R/M ; cp = 7/2 n R
Suhu Tinggi : cv = 7/2 R/M ; cv = 7/2 nR
: c
p
= 9/2 R/M ; c
p
= 9/2 n R
Gas monoatomik :
Qv = U
Cv T = 3/2 n R T
Cv = 3/2 n R
Qp = Qv + W
W = Qp Qv
n R T = (Cp Cv) T
(Cp Cv) = n R joule/ K
sehingga Cp = 5/2 n R
c. Proses Isotermik
Proses isotermik adalah proses di mana suhu tidak berubah. Untuk gas ideal yang
mengalami proses isotermik U = 0. Tetapi hal ini tidaklah berlaku untuk sistem-
Materi Termodinamika
V
p
V V
1 1
Materi Termodinamika
sistem lain. Sebagai contoh kalau es mencair pada 0 C, U 0 meskipun proses
pencairan berlangsung pada suhu tetap.
Proses Isotermik gas ideal: U = O
Q = W
V
G 2
W = n RT 1n ( )
1
p
1
W = n RT 1n ( )
2
W = P V = n R T
Apabila gas ideal mengalami proses di mana (p1, V1) berubah menjadi (p2, V2), di
mana p1 V1 = p2 V2 , berlaku bahwa:
V
2
Q = W = p1 V1 ln
1
V
2
= 2,30 p1 V1 log
1
Disini ln dan log adalah logaritma dengan bilangan dasar e dan 10.
d. Proses Adiabatik
Proses adiabatik adalah proses di mana tidak ada kalor yang masuk atau keluar dari
sistem. Maka Q = 0, hingga untuk proses demikian, hukum pertama menjadi :
0 = U + W
artinya U = W
Apabila sistem melakukan kerja, energi dalamnya harus turun. Apabila kerja
dilakukan pada sistem, energi dalamnya akan naik. Apabila gas ideal mengalami
proses, di mana keadaannya (p1, V1, T1) berubah secara adiabatik menjadi (p2, V2, T2),
berlakulah : p1V
1
= p2V
2
dan
dengan = c
p
/c
v.
T
1
V
1
= T
2
V
2
Pelaksanaan hukum I Termodinamika pada proses-proses di atas mengikuti hukum
kekekalan energi.
P e n e r a p a n H u ku m I Te r mo d i n a mi k a
S i k l u s
Suatu mesin yang dapat mengubah seluruh kalor yang diserapnya menjadi usaha secara
terus menerus belum pernah dijumpai, yang ada hanya pengubahan kalor menjadi usaha
melalui satu tahap saja. Misalnya, proses isotermis.
Agar sistem ini dapat bekerja terus-menerus dan hasilnya ada kalor yang diubah menjadi
usaha, maka harus ditempuh cara-cara tertentu. Perhatikan gambar berikut ini.
- Mulai dari ( P1 , V1 ) gas mengalami proses isothermis sampai ( P2 , V2
).
- Kemudian proses isobarik mengubah sistem dari ( P2 , V2 ) sampai ( P2 , V1
).
- Akhirnya proses isobarik membuat sistem kembali ke ( P1 , V1
).
Usaha yang dilakukan sama dengan luas bagian gambar yang diarsir. Pada akhir proses
sistem kembali ke keadaan semula. Ini berarti pada akhir siklus energi dalam sistem sama
dengan energi dalam semula. Jadi untuk melakukan usaha secara terus menerus, suatu
siklus harus melakukan usaha secara terus menerus, suatu siklus harus bekerja dalam
suatu siklus.
Jadi siklus adalah suatu rantai proses yang berlangsung sampai kembali ke keadaan
semula. Luas siklus merupakan usaha netto. Bila siklus berputar ke kanan, usahanya
positif. Bila siklus berputar ke kiri usahanya negatif.
Contoh:
Materi Termodinamika
Materi Termodinamika
p
p2 WAB = positif
B WRA = negatif
W
netto
= W
AB
- W
BA
p1 A
v1 v2 V
Contoh berbagai siklus yang lain sebagai berikut.
Gambar: Berbagai macam siklus
Siklus yang ideal dikemukakan oleh Carnot disebut Siklus Carnot
Gambar: Sadi Carnot (1796-
1832). , yang mengemukakan
siklus Carnot
Siklus Carnot
Siklus Carnot dibatasi oleh garis lengkung isotherm dan dua garis lengkung adiabatik.
Hal ini memungkinkan seluruh panas yang diserap ( input panas ) diberikan pada satu
suhu panas yang tinggi dan seluruh panas yang dibuang ( panas output ) dikeluarkan pada
satu suhu rendah.
p
P1 A
Q1
P2 B
P4 D Q2
P3 C
AB=pemuaian/pengembangan/ekspansi
isotermis
BC = pemuaian / ekspansi adiabatik
CD = penampatan/kompresi isotermis
DA = penempatan/kompresi adiabatik
V1 V4 V2 V3 V
Materi Termodinamika
Q
Q
Q
T
Materi Termodinamika
Siklus Carnot bekerja dengan mengubah kalor panas (heat) dan membuangnya dalam
bentuk kalor dingin (cold)
Mesin yang menggunakan siklus ini misalnya seperti mesin pemanas ruang dalam rumah
seperti di negara-negara sub tropis pada musim dingin.
Gambar: Skema siklus Carnot
Disini kalor panas (QH) sebagai Q1, dan kalor dingin (QC) sebagai Q2.
W = Q1 Q2
Daya guna /efisiensi mesin kalor
W
x 100%
1
Q
1
Q
2
x 100%
1
Q
2
=1 x 100% atau
1
T
2
=1 x 100%
1
Untuk mesin Carnot ideal efisiensinya selalu maksimum.
Mesin Pendingin
Mesin pendingin seperti air conditioner (AC) maupun kulkas/refrigerator menggunakan
proses yang berbeda dengan proses mesin pemanas yang menggunakan siklus Carnot.
Mesin pendingin menyerap kalor dingin sebagai sumber dan membuangnya dalam bentuk
kalor panas.
Materi Termodinamika
Q
Q
Materi Termodinamika
Gambar mesin kulkas Gambar mesin AC
Gambar: Skema mesin pendingin
Di sini kalor panas (QH) sebagai Q1, dan kalor dingin (QC) sebagai Q2.
Berlaku pula
W = Q1 Q2
Efisiensi mesin pendingin sebagai berikut.
Daya guna /efisiensi mesin pendingin:
W
x 100%
2
Q
1
Q
2
x 100%
2
Q
1
= 1 x 100% atau
Q
2
T
1
= 1 x 100%
T
2
Koefisien Performance mesin pendingin / koefisien daya guna sebagai berikut.
1
K =
K =
Q
2
W
Q
K =
2
Q
1
Q
2
Materi Termodinamika
1 2
2 2
Materi Termodinamika
Siklus Otto
Siklus mesin bakar atau lebih umum disebut siklus Otto di tunjukkan pada gambar di
bawah ini. Siklus Otto dibatasi oleh dua garis lengkung adiabatik dan dua garis lurus
isokhorik. Dimulai dari titik a, maka :
P E
Q
1
D
B
Q2
A
V
Proses a b : pemampatan adiabatik
T
a
V
k 1
= Tb V
k 1
Proses b c : proses isokhorik, gas menyerap kalor sebesar Q1 = m Cv
(Tc Tb)
Proses c d : pemuaian adiabatik
T
c
V
k 1
= Td V
k 1
Proses d a : proses isokhorik, gas mengeluarkan kalor
Q
2
= m C
v
(T
a
T
d
)
G
Q
0
= 1
Q
1
Siklus Diesel
Siklus untuk mesin diesel ditunjukkan pada gambar berikut ini. Siklus pada mesin diesel
dibatasi oleh dua garis lengkung adiabatik dan satu garis lurus isobarik serta satu garis
lurus isokhorik. Pada mesin diesel, pembakaran jauh lebih lambat sehingga gas di dalam
silinder berkesempatan untuk mengembang bebas, dan pengembangan selama
pembakaran boleh dikatakan berlangsung dengan tekanan yang hampir tetap. Tetapi di
lain pihak, pendinginannya berlangsung cepat, pada volum yang hampir tetap.
P
Q1
C
D
B
Q2
A
V
Proses a b : pemampatan adiabatik
Materi Termodinamika
1 2
2 1
Materi Termodinamika
T
a
V
k 1
= Tb V
k 1
Proses b c : langkah daya pertama pemuaian isobarik
W = p dV
nRT
= dV
v
dV
W = nRT
V
= nRT ln dV
Proses c d : proses pemuaian adiabatik
T
c
V
k 1
= Td V
k 1
Proses d a : proses pelepasan kalor isokhorik
W = 0 , terjadi penurunan suhu
Siklus Rainkine
Siklus mesin uap yang juga disebut siklus Rainkine ditunjukkan pada gambar berikut ini.
Siklus ini dibatasi oleh garis lengkung adiabatik dan dua garis lurus isobarik. hanya saja
pada mesin uap ini terdapat proses penguapan dan pengembunan. Pada mesin uap,
pemanasannya adalah pemanasan air di dalam ketel yang mendidih pada tekanan tetap
tertentu dan pengembangan volumnya diakibatkan oleh penguapan yang intensif oleh
mendidihnya air di dalam ketel. Adapun penekanannya untuk mengembalikan ke keadaan
awal mengakibatkan pengembunan uap jenuh, sehingga berlangsung pada tekanan tetap
pula. Mula-mula air dalam keadaan cair dengan suhu dan tekanan rendah di titik a.
P
cair
Q1
B C D E
uap
A
cair
uap
Q2 F
V
V3 V2 V1
Proses a b : pada zat cair ditambahkan tekanan, suhu naik dari Ta ^ Tb
Proses b c : penguapan pada tekanan tetap, suhu naik
c mulai terjadi penguapan
Proses c d : perubahan wujud dari cair ke uap
d semua zat cair sudah menjadi uap
Proses d e : pemuaian pada tekanan tetap, suhu naik dari Td ke Te
Proses e f : pemuaian adiabatik
Proses f a : pengembunan pada tekanan tetap,
Materi Termodinamika
p e n d n g n y a n g b e k e a n
Materi Termodinamika
bila proses dibalik
Proses a f : penguapan pada tekanan tetap sehingga membutuhkan kalor
Proses f e : pemampatan adiabatik
Proses c b : pengembunan pada tekanan tetap, melepaskan kalor
Kerja Berpasangan
3. Hukum II Termodinamika
Hukum II termodinamika dirumuskan oleh beberapa ilmuan diantaranya sebagai
berikut.
a. Rudolf Clausius :
Perumusan Clausius tentang hukum II Termodinamika secara sederhana dapat
diungkapkan sebagai berikut : Ti d a k m u n g k i n m e m b u a t m e s i n
i i r j y a h a n y a m e n y e r a p d a r i r e s e r v o i r b e r s u h u r e n d
a h d a n m e m i n d a h k a n k a l o r
i t u k e r e s e r v o i r y a n g b e r s u h u
t i n g g i , t a n p a d i s e r t a i p e r u b a h a n
l a i n . Dengan kata lain bahwa, kalor
mengalir secara spontan dari benda
bersuhu tinggi ke benda bersuhu
rendah dan tidak secara spontan kalau
kembali ke keadaan semula. Atau
singkatnya W 0, bagi mesin
pendingin.
Materi Termodinamika
Materi Termodinamika
Sebagai contoh marilah kita lihat proses pada lemari pendingin (lemari es) yang
bagannya pada gambar di bawah ini.
Zat cair di dalam wadahnya pada tekanan tinggi harus melalui saluran yang
sempit, menuju ke ruang yang lapang (Evaporator). Proses ini disebut :
Proses Joule-Kelvin.
Tiba di ruang yang lapang, temperatur dan tekanan zat cair tadi berkurang,
dan zat cair juga menguap. Untuk menguap maka zat cair ini memerlukan
kalor yang diserap dari reservoir T2 (suhu reservoir dingin = suhu benda
yang akan didinginkan).
Kemudian uap pada tekanan rendah ini masuk ke dalam kompresor,
dimampatkan, sehingga tekanannya dan temperaturnya naik. Temperatur
uap ini lebih tingi dari temperatur reservoir T1 (temperatur suhu tingi) dan T1
> T2
Di dalam kondensor uap ini memberikan kalor pada reservoir T1. Sebagai
reservoir T1 dapat digunakan udara dalam kamar atau air. Zat yang sering
dipakai pada pesawat pendingin adalah a m o n i a k . Pada proses ini selain
pemindahan kalor dari reservoir dingin T2 ke reservoir T1, terjadi pula
perubahan usaha menjadi kalor yang ikut dibuang di T1.
b. Kelvin Planck (Perpetom Mobiles II)
Pada dasarnya perumusan antara Kelvin dan Plank mengenai suatu hal yang
sama, sehingga perumusan keduanya dapat digabungkan dan sering disebut :
Perumusan Kelvin-P l a n k Te n t a n g H u k u m I I Te r m o d i n a m i k a .
Materi Termodinamika
pendinginannya yaitu pengi
Drs. Pristiadi Utomo, M
Materi Termodinamika
Perumusan Kelvin-Plank secara sederhana dapat
dinyatakan sebagai berikut : ti d a k m u n g k i n m e m b u a t m e s i n y a n g
b e k e r j a n y a s e m a t a - m a t a m e n y e r a p k a l o r d a r i s e b u a h r e s e r v o i r d a n
m e n g u b a h n y a m e n j a d i u s a h a . A t a u d e n g a n k a t a l a i n b a h w a , t idak
mungkin suatu mesin itu mengisap panas dari reservoir dan mengubah
seluruhnya menjadi usaha. Atau singkatnya Q1 0, yaitu < 1 bagi setiap
mesin kalor.
Sebagai contoh perhatikan proses yang sebenarnya terjadi pada motor bakar
dan motor bensin.
- Mula-mula campuran uap bensin dan udara dimasukkan ke dalam silinder
dengan cara menarik penghisap.
- Kemudian penghisap ditekan, dengan demikian campuran tadi
dimampatkan sehingga temperatur dan tekanannya naik.
- Campuran tadi kemudian dibakar dengan loncatan bunga api listrik. Proses
pembakaran ini menghasilkan campuran dengan temperatur dan tekanan
yang sangat tingi, sehinga volume campuran tetap (proses isokhorik)
- Hasil pembakaran tadi mengembang, mendorong penghisap, sedangkan
tekanan dan temperaturnya turun, tetapi masih lebih tinggi dari tekanan
dan temperatur di luar.
- Katub terbuka, sehingga sebagian campuran itu ada yang keluar
sedangkan penghisap masih tetap ditempatnya.
- Akhirnya penghisap mendorong hampir seluruhnya campuran hasil
pembakaran itu keluar.
c. Carnot
Dari semua mesin yang bekerja dengan menyerap kalor dari reservoir panas dan
membuang kalor pada reservoir dingin efisiensinya tidak ada yang melebihi efisien mesin
Carnot. Mesin Carnot secara ideal memang tidak ada, tetapi mesin yang mendekati mesin
Carnot akan memiliki efisiensi yang tinggi, maksudnya dapat mengubah panas sebanyak-
banyaknya menjadi energi gerak mekanik. Ciri khas mesin Carnot ialah pemanasan dan
, sapan dan pelepasan panasnya berlangsung secara isotermis,
sedangkan pengembangan dan penekanannya berlangsung
secara adiabatis. Dengan demikian mesin Carnot dapat
dibalik (reversible), karena proses isotermis maupun
adiabatis selalu dapat dibalik, maksudnya dengan
mengenakan usaha mekanik W padanya mesin akan
.Pd
Materi Termodinamika
melepas panas Q1 dari bagian yang didinginkan serta melepas panas sebanyak Q2
keluar. Jenis-jenis mesin selain mesin Carnot tidak dapat dibalik, dan dengan menerapkan
hukum termodinamika ke II dapat ditunjukkan bahwa karena dapat dibalik, mesin
Carnot memiliki efisiensi yang sama.
Hukum II termodinamika diringkaskan berbunyi sebagai berikut.
Adalah tidak mungkin mendapatkan suatu mesin yang bekerja dalam
lingkaran yang tidak menimbulkan efek lain selain mengambil panas dari suatu
sumber dan mengubah panas ini seluruhnya menjadi usaha. Hukum II
termodinamika juga menyatakan bahwa panas tidak akan mengalir atau menghantar dari
suhu rendah ke suhu tinggi, yang pasti adalah dari suhu tinggi ke suhu rendah.
4. Hukum III Termodinamika
Hukum ketiga Termodinamika menyatakan bahwa entropi dari semua kristal-
kristal padat mendekati nol pada saat suhunya mendekati nol mutlak. Dengan kata lain
semua zat akan kehilangan energi pada saat suhunya nol mutlak. Itulah sebabnya orang-
orang menyimpan bahan makanan dalam freezer untuk mempertahankan perubahan
energi dari bahan makanan itu dan mempertahankan dari kerusakan. Dan bila ingin
memakannya, daging misalnya yang akan disantap, harus dipanaskan dulu dengan
digoreng atau dipanggang sehingga mendapatkan makanan hangat yang telah mengalami
kerusakan dibanding semula waktu tersimpan dalam freezer.
Entropi adalah munculnya efek ketidakteraturan/kerusakan pada saat terjadi
peningkatan energi pada suatu sistem. Pada daging yang telah menyerap kalor dari
pemanasan seperti tersebut di atas, entropi berupa kerusakan daging menjadi matang dari
keadaan semula mentah. Kerusakan sel-sel daging yang menyerap kalor akibat
dipanaskan itu membawa perubahan yang menguntungkan, yaitu daging siap dimakan.
Secara matematis entropi (S) dirumuskan dengan peningkatan kalor tiap
satuan suhu.
Q
S =
T
dan S = S2 S1
Asas entropi yang dikemukakan Clausius mengatakan bahwa alam raya
(universe) sebagai sistem terisolasi sehingga proses di dalamnya berlangsung secara
adiabatik, maka entropi alam raya cenderung naik ke nilai maksimum. Demikian pula
yang berlangsung di bumi sebagai bagian dari alam raya.
Kenaikan entropi selalu diikuti pula dengan ketidakteraturan. Karena
penggunaan energi untuk usaha berlangsung terus menerus, entropi di bumi haruslah
bertambah terus dan ketidakteraturannya juga harus bertambah. Kecenderungan ini dapat
ditahan dengan adanya fotosintesis. Dalam proses ini energi matahari yang tersebar
dikumpulkan menjadi energi kimia yang terkonsentrasi dalam molekul gula. Dengan
proses ini entropi bumi diturunkan dan ketidakteraturan bertambah. Karena itu
fotosintesis disebut juga negentropi (=entropi negatif). Tetapi penurunan entropi di bumi
disertai oleh naiknya entropi di matahari. Inilah hukum alam; penurunan entropi di suatu
Materi Termodinamika
Materi Termodinamika
tempat hanya mungkin dengan naiknya entropi di tempat lain. Misalnya, alat AC
menurunkan entropi di dalam ruangan, tetapi ia menaikkan entropi di luar ruangan.
Materi Termodinamika
Materi Termodinamika
Soal-soal
Soal-soal Pilihan Ganda
Pilihlah satu jawaban yang benar!
1. Suatu gas ideal pada tekanan atmosfir p dan suhu 27 C dimampatkan sampai
volumenya setengah kali dari semula. Jika suhunya dilipatduakan menjadi 54 C,
berapakah tekanannya?
a. 0,25 p
b. 0,54 p
c. 1 p
d. 2 p
e. 2,18 p
2. Pada hukum Boyle p V = k, k mempunyai dimensi :
a. Daya
b. Usaha
c. Momentum linear
d. Suhu
e. Konstanta pegas
3. Rapat massa (perbandingan massa dan volume) suatu gas ideal pada suhu T dan
tekanan p adalah . Jika tekanan gas tersebut dijadikan 2p dan suhunya diturunkan
menjadi 0,5 T, maka rapat massa gas dalam keadaan terakhir adalah :
a. 4
b. 2
c. 0,50
d. 0,25
e. 0,12
4. Suatu gas ideal pada 300 K dipanaskan pada volume tetap sehingga energi kinetis
rata-rata dari molekul gas menjadi dua kali lipat. mana satu diantara pernyataan
berikut yang tepat ?
a. Kecepatan rms rata-rata dari molekul menjadi dua kali.
b. Suhu berubah menjadi 600 K.
c. Momentum rata-rata dari molekul menjadi dua kali.
d. Suhu berubah menjadi 300 2 K
e. Kecepatan rata-rata molekul menjadi dua kali.
5. Untuk melipatduakan kecepatan rms dari molekul-molekul dalam suatu gas ideal
pada 300 K, suhu sebaiknya dinaikkan menjadi
a. 327 K
b. 424 K
c. 600 K
Materi Termodinamika
Materi Termodinamika
d.200K
e. 90.000 K
6. Massa sebuah molekul nitrogen adalah empat belas kali massa sebuah molekul
hydrogen. Dengan demikian molekul-molekul nitrogen pada suhu 294 K mempunyai
laju rata-rata yang sama dengan molekul-molekul hydrogen pada suhu :
a. 10,5 K
b. 42 K
c. 21 K
d. 4116 K
e. 2058 K
7. Suatu gas yang volumenya 0,5 m
3
perlahan-lahan dipanaskan pada tekanan tetap
hingga volumenya menjadi 2 m
3
. Jika usaha luar gas tersebut 3 x 10
5
joule, maka
tekanan gas adalah
a. 6 x 10
5
Nm
-2
b. 2 x 10
5
Nm
-2
c. 1,5 x 10
5
Nm
-2
d. 6 x 10
5
Nm
-2
e. 3 x 10
5
Nm
-2
8. Hukum I Termodinamika menyatakan bahwa :
a. Kalor tidak dapat masuk ke dalam dan ke luar dari suatu sistem b. Energi adalah
kekal
c. Energi dalam adalah kekal d. Suhu adalah tetap
e. Sistem tidak mendapat usaha dari luar
9. Dua bejana A dan B volumenya sama berisi udara yang suhu dan massanya sama
pula. Udara di dalam bejana A dipanaskan pada tekanan tetap sedangkan udara di
dalam bejana B dipanaskan pada volume tetap. Jika jumlah kalor yang diberikan
kepada bejana A dan B sama banyaknya maka :
a. Kenaikan suhu udara di A dan di B sama
b. Perubahan energi dalam di A dan di B sama
c. Kenaikan suhu udara di A lebih kecil dari di B d. Kenaikan suhu udara di A lebih
besar dari di B
e. Salah semua
10. Sejumlah gas ideal dengan massa tertentu mengalami pemampatan secara adiabatic.
Jika W adalah kerja yang dilakukan oleh sistem (gas) dan T adalah perubahan suhu
dari sistem, maka berlaku keadaan
a. W = 0, T > 0
b. W = 0, T < 0
c. W > 0, T = 0
d. W < 0, T = 0
e. W < 0, T = 0
Kesetimbangan Kimia.
Reaksi timbal balik
Reaksi timbal balik adalah reaksi yang, tergantung keadaan, dapat mengalir ke dua arah.
Apabila Anda meniupkan uap panas ke sebuah besi yang panas, uap panas ini akan bereaksi
dengan besi dan membentuk sebuah besi oksida magnetik berwarna hitam yang disebut ferri
ferro oksida atau magnetit, Fe
3
O
4
.
Hidrogen yang terbentuk oleh reaksi ini tersapu oleh aliran uap.
Dalam keadaan lain, hasil-hasil reaksi ini akan saling bereaksi. Hidrogen yang melewati ferri
ferro oksida panas akan mengubahnya menjadi besi, dan uap panas juga akan terbentuk.
Uap panas yang kali ini terbentuk tersapu oleh aliran hidrogen.
Reaksi ini dapat berbalik, tapi dalam keadaan biasa, reaksi ini menjadi reaksi satu arah.
Produk dari reaksi satu arah ini berada dalam keadaan terpisah dan tidak dapat bereaksi satu
sama lain sehingga reaksi sebaliknya tidak dapat terjadi.
Reaksi timbal balik yang terjadi pada sistem tertutup
Sistem tertutup adalah situasi di mana tidak ada zat yang ditambahkan atau diambil dari
sistem tersebut. Tetapi energi dapat ditransfer ke luar maupun ke dalam.
Pada contoh yang baru kita bahas tadi, Anda harus membayangkan sebuah besi yang
dipanaskan oleh uap dalam sebuah kotak tertutup. Panas ditambahkan ke dalam sistem ini,
namun tidak satu zat pun yang terlibat dalam reaksi ini dapat keluar dari kotak. Keadaan
demikian disebut sistem tertutup.
Pada saat ferri ferro oksida dan hidrogen mulai terbentuk, kedua zat ini akan saling bereaksi
kembali untuk membentuk besi dan uap panas yang ada pada mulanya. Coba pikirkan, kira-
kira apa yang Anda temukan ketika menganalisis campuran ini setelah beberapa saat?
Anda akan sadar, bahwa Anda telah membentuk situasi yang disebut kesetimbangan dinamis.
Kesetimbangan Dinamis
Mempelajari kesetimbangan dinamis secara visual
Bayangkan sebuah zat yang dapat berada dalam dua bentuk/warna, biru dan merah, masing-
masing dapat bereaksi untuk menjadi yang lain (biru menjadi merah, merah menjadi biru).
Kita akan membiarkan mereka bereaksi dalam sistem tertutup, di mana tidak ada satu pun
yang dapat keluar dari sistem ini.
Biru dapat berubah menjadi merah jauh lebih cepat daripada merah menjadi biru. Dan berikut
adalah peluang (probabilitas) dari perubahan yang dapat terjadi. 3/6 biru berubah menjadi
merah, dan 1/6 merah berubah menjadi biru.
Anda dapat mencobanya dengan kertas berwarna yang digunting kecil-kecil (dua warna) dan
sebuah dadu.
Berikut adalah hasil dari reaksi (simulasi) yang saya lakukan. Saya mulai dengan 16
potongan kertas biru. Saya melihat potongan-potongan itu satu per satu secara bergantian dan
memutuskan apakah kertas yang saya lihat dapat berubah warna dengan melempar dadu.
Kertas biru dapat saya ganti dengan kertas merah apabila angka 4, 5 dan 6 keluar.
Kertas merah dapat saya ganti dengan kertas biru apabila angka 6 keluar pada saat saya
melihat sebuah kertas merah.
Ketika saya selesai melihat ke-16 kertas itu, saya mulai lagi dari awal. Tapi tentu saja kali ini
saya mulai dengan pola yang berbeda. Diagram di bawah ini menunjukkan hasil yang saya
dapat setelah saya mengulang proses ini sebanyak 11 kali (dan saya tambahkan 16 potongan
kertas biru yang saya punya pada awal simulasi).
Anda dapat melihat bahwa reaksi berlangsung terus menerus. Pola yang terbentuk dari
kertas merah dan biru terus berubah. Tapi, yang mengejutkan ialah, jumlah keseluruhan dari
masing-masing kertas warna biru dan merah tetap sama, di mana dalam berbagai situasi, kita
dapatkan 12 kertas warna merah dan 4 kertas warna biru.
Catatan : Sejujurnya, hasil akhir ini diperoleh secara kebetulan karena simulasi ini dilakukan
dengan jumlah kertas yang sangat sedikit. Apabila Anda melakukan simulasi ini dengan
jumlah kertas yang lebih banyak (misalnya beberapa ribu kertas), Anda akan mendapati
proporsi yang terbentuk akan mendekati 75% merah dan 25% biru (suatu simulasi yang
sangat membosankan, tentunya).
Apabila Anda mempunyai sejumlah besar partikel yang turut ambil bagian dalam sebuah
reaksi kimia, proporsinya akan mendekati 75%:25%.
Penjelasan tentang "kesetimbangan dinamis"
Reaksi (simulasi) di atas telah mencapai kesetimbangan dalam arti tidak akan perubahan
lebih lanjut dalam jumlah kertas biru dan merah. Namun demikian, reaksi ini masih terus
berlangsung. Untuk setiap kertas merah yang berubah warna jadi biru, ada kertas biru yang
berubah jadi merah di suatu tempat dalam campuran tersebut.
Inilah yang kita kenal sebagai "kesetimbangan dinamis". Kata "dinamis" menunjukkan bahwa
reaksi itu masih terus berlangsung.
Anda dapat menggunakan tanda panah khusus untuk memperlihatkan bahwa ada
kesetimbangan dinamis pada persamaan reaksi. Untuk kasus yang kita bahas di atas, Anda
dapat menulis seperti demikian :
Yang perlu kita perhatikan di sini ialah, ini tidak hanya berarti bahwa reaksi tersebut
merupakan reaksi timbal balik, tapi ini menunjukkan bahwa reaksi ini adalah reaksi timbal
balik yang berada dalam kesetimbangan dinamis.
Pergeseran Kesetimbangan
Pergeseran dari kiri ke kanan dalam persamaan (dalam hal ini, dari warna biru ke warna
merah) disebut pergeseran kesetimbangan ke kanan dan dari kanan ke kiri disebut
pergeseran kesetimbangan ke kiri
Posisi kesetimbangan
Dalam contoh yang kita pakai, campuran kesetimbangan terdiri dari lebih banyak warna
merah daripada warna biru. Posisi kesetimbangan dapat menggambarkan situasi ini. Kita
dapat mengatakan bahwa:
- Posisi kesetimbangan condong ke merah
- Posisi kesetimbangan condong ke sebelah kanan
Apabila kondisi praktikum berubah (dengan mengubah peluang terjadinya pergeseran
kesetimbangan ke kanan maupun ke kiri), komposisi dari campuran kesetimbangan itu sendiri
pun akan berubah.
Contohnya, apabila dengan mengubah kondisi praktikum kita dapat memproduksi lebih
banyak warna biru di dalam campuran kesetimbangan, kita bisa mengatakan bahwa "Posisi
kesetimbangan bergeser ke kiri" atau "Posisi kesetimbangan bergeser ke warna biru".
Catatan: Apabila Anda tertarik, cobalah perbesar peluang warna merah berubah menjadi biru
dari 1/6 menjadi 2/6 untuk melihat efeknya pada posisi kesetimbangan. Dengan kata lain,
biarkanlah warnanya berubah apabila angka 5 atau angka 6 keluar pada saat dadu dilempar.
Mencapai kesetimbangan dari sisi yang lain
Apa yang terjadi bila Anda memulai reaksi dengan warna merah dan bukan warna biru
namun tetap memberi kesempatan untuk berubah warna seperti di contoh pertama ? Ini
adalah hasil dari percobaan saya.
Sekali lagi Anda dapat melihat konfigurasi yang terjadi sama persis dengan percobaan
pertama di mana kita mulai dengan warna biru. Anda akan mendapat konfigurasi
kesetimbangan yang sama tanpa dipengaruhi dari sisi mana Anda memulai reaksi.
Ingat: Anda tidak akan mendapat hasil yang sama bila menggunakan jumlah potongan kertas
(yang melambangkan jumlah partikel) yang terlalu sedikit. Fluktuasi perubahan akan sangat
mudah terlihat. Sekali lagi, apabila Anda menggunakan potongan kertas dalam jumlah besar,
proporsi kesetimbangan akan menjadi 75% merah dan 25% biru. Dengan jumlah potongan
kertas yang saya gunakan, kita mendapat hasil reaksi yang sangat dekat dengan proporsi rata-
rata.
Kesetimbangan Dinamis, lagi, dengan lebih formal
Kecepatan Reaksi
Ini adalah persamaan untuk sebuah reaksi biasa yang telah mencapai kesetimbangan dinamis.
Bagaimana reaksi ini bisa mencapai keadaan tersebut? Anggap saja kita mulai dengan A dan
B.
Pada awal reaksi, konsentrasi A dan B pada mula-mula ada pada titik maksimum, dan itu
berarti kecepatan reaksi juga ada pada titik maksimum.
Seiring berjalannnya waktu, A dan B bereaksi dan konsentrasinya berkurang. Ini berarti,
jumlah partikelnya berkurang dan kesempatan bagi partikel A dan B untuk saling
bertumbukan dan bereaksi berkurang, dan ini menyebabkan kecepatan reaksi juga berangsur-
angsur berkurang.
Pada awalnya tidak ada C dan D sama sekali sehingga tidak mungkin ada reaksi di antara
keduanya. Seiring berjalannya waktu, konsentrasi C dan D bertambah banyak dan keduanya
menjadi mudah bertumbukan dan bereaksi.
Dengan berlangsungnya waktu, kecepatan reaksi antara C dan D pun bertambah.
Akhirnya, kecepatan reaksi antara keduanya mencapai titik yang sama di mana kecepatan
reaksi A dan B berubah menjadi C dan D sama dengan kecepatan reaksi C dan D berubah
menjadi A dan B kembali.
Pada saat ini, tidak akan ada lagi perubahan pada jumlah A, B, C, D di dalam campuran.
Begitu ada partikel yang berubah, partikel tersebut terbentuk kembali berkat adanya reaksi
timbal balik. Pada saat inilah kita mencapai kesetimbangan kimia.
Rangkuman
Kesetimbangan kimia terjadi pada saat Anda memiliki reaksi timbal balik di sebuah sistem
tertutup. Tidak ada yang dapat ditambahkan atau diambil dari sistem itu selain energi. Pada
kesetimbangan, jumlah dari segala sesuatu yang ada di dalam campuran tetap sama walaupun
reaksi terus berjalan. Ini dimungkinkan karena kecepatan reaksi ke kanan dan ke kiri sama.
Apabila Anda mengubah keadaan sedemikian rupa sehingga mengubah kecepatan relatif
reaksi ke kanan dan ke kiri, Anda akan mengubah posisi kesetimbangan, karena Anda telah
mengubah faktor dari sistem itu sendiri. Efek dari perubahan berbagai faktor dalam sistem
terhadap posisi kesetimbangan akan dibahas pada bab yang lain.
SOAL-SOAL
1. Pada suhu 21,5
0
C dan total tekanan 0,0787 atm N
2
O
4
terdisosias sebanyak 48,3% menjadi
NO
2
. tentukan harga K
c
. Pada tekanan berapa disosiasi menjadi 10%?
2. Tetapan kesetimbangan pada 350 K untuk reaksi : Br
2(g)
+ I
2(g)
2 IBr
(g).
Adalah 322. Brom ini
dengan tekanan parsial awal 0,05 atm dicampur dengan iodin dengan tekanan parsial 0,04
atm dan dijaga keadaanya pada suhu 350 K sampai kesetimbangan tercapai. Hitung tekanan
parsial kesetimbangan untuk tiap-tiap gas.
3. Sebuah kotak bejana yang berisi CO, Cl
2
, dan COCl
2
ada dalam kesetimbangan pada suhu
1000 K. Tunjukkan secara kualitatif bagaimana pengaruh: (a) Konsentrasi, (b) Jumlah mol
masing-masing komponen bila kedalam bejana : (1) dimasukkan CO, (2) diberi tambahan, (3)
tekanan, (4) CO dihilangkan.
4. Diketahui reaksi kesetimbangan : (a) NH
3(g)
+ HCl
(g)
NH
4
Cl
(g),
(b) N
2(g)
+ 3H
2(g)
2NH
3
Cl
(g),
(c) N
2
O
4(g)
2NO
2(g), (d)
H
2(g)
+ I
2(g)
2Hl
2(g).
Hitung
(a) A dan B, (b) A dan D, (c)A dan C, (d) C,
(d) D
5. Pada kesetimbangan 2SO
2(g)
+ O
2(g)
2SO
3(g)
+189,64 kj Konsentrasi SO
3
dalam ruang akan
bertambah jika (a) Volume ruang diperbesar, (b) Konsentrasi gas O
2
dikurangi, (c) Tekanan
ruang dikurangi, (d) Suhu diturunkan, (e) Konsentrasi gas SO
2
dikurangi
6. Reaksi kesetimbangan: H
2(g)
+ I
2(g)
2HI
(g).
Tekanan dalam sistem diperbesar, maka
kesetimbangan (a) Bergeser ke kanan, (b) Bergeser ke kiri, (c) Tidak bergeser, (d) Berhenti
sementara, (e) Berhenti selamanya.
7. Reaksi kesetimbanganNH
3(g)
+ CO
2(g)
CO(NH
2
)
2(s).
Pada suhu dan volume tetap,
ditambahkan katalis, maka (1) Kesetimbangan tidak bergeser, (2) Kesetimbangan bergeser
ke kiri, (3) Kesetimbangan bergeser ke kanan, (4) Kesetimbangan terhenti, (5) Terjadi
perubahan katalis.
8. Reaksi kesetimbanganN
2(g)
+ 3H
2(g)
2NH
3(g).
Pada 27 C mempunyai harga Kp = 2,5 x 10
-3
atm
-2
, maka harga Kc-nya adalah (1) 1,26 mol
-2
L
2
,
(2) 4,10 mol
-2
L
2
, (3) 16,81 mol
-2
L
2
, (4)
250 mol
-2
L
2
, (5) 400 mol
-2
L
2
SOAL :
1. Perhatikan grafik berikut ini :
Jelaskan grafik hubungan perubahan laju reaksi terhadap waktu pada reaksi kesetimbangan,
seperti yang digambarkan pada grafik diatas
2. Tetapan kesetimbangan 2HI H
2
+ I
2
adalah . Dari mol HI pada volume 1 dm
3
,
berapa mol H
2
yang dihasilkan ?
3. Contoh aplikasi reaksi kesetimbangan dalam industri adalah pembuatan ammonia yang
reaksinya sebagai berikut :
N
2
(g) + 3H
2
(g) 2NH
3
(g) H = -92 kJ
Menurut proses Haber-Bosch, pembuatan ammonia tersebut harus dilakukan pada tekanan
dan suhu yang tinggi. Jelaskan mengapa!
Materi Fluida.
F L U I D A
STANDAR KOMPETENSI :
Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik
sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah.
KOMPETENSI DASAR
- Setelah mempelajari bab ini Kamu dapat
menganalisis hukum-hukum yang berhubungan
dengan fluida statik dan dinamik serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
Telur dapat melayang di dalam zat cair. Menurut hukum Archimedes pada keadaan itu massa jenis
telur sama dengan massa jenis zat cair. Zat cair sebagai fluida memiliki gaya tekan ke atas sebesar
tekanan dikalikan dengan luas penampang telur. Menurut Pascal tekanan itu akan ditruskan ke
segala arah dengan sama besarnya. Pernahkah kamu melihat alat hidrolik pengangkat mobil di
tempat pencucian mobil? Mobil dapat dinaikkan di atas pengisap yang didorong oleh gaya
hidrostatik dan gaya ini hasil kali dari tekanan dengan luas penampang pengisap yang dipakai
landasan mobil. Dalam bab ini Kamu akan mempelajari fluida statik dan fluida dinamik beserta
hukum-hukum yang terkait di dalamnya serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Gerbang
Kapal selam dapat tenggelam dalam air laut dan
dapat muncul lagi ke atas dengan mengisi atau
mengosongkan rongga udara di dalamnya dengan fluida.
Dalam fisika proses-proses gerak fluida memerlukan
pembahasan khusus mengingat sifat-sifat fluida yang
berbeda dengan sifat-sifat zat padat. Mekanika fluida
membahas zat dalam keadaan berwujud cair atau gas
dengan segala fenomenanya. Mekanika fluida membatasi
pembahasan gerak fluida dengan mengganggap fluida
tidak mengalami perubahan volume sewaktu diberi tekanan. Dalam keadaan itu fluida disebut tidak
kompresibel. Pembahasan fluida meliputi fluida statik dan fluida dinamik.
A. Fluida Statik
Fluida merupakan istilah untuk zat alir. Zat alir dibatasi pada zat
mengalirkan seluruh bagian-bagiannya ke tempat lain dalam waktu yang
bersamaan. Zat alir mencakup zat yang dalam wujud cair dan gas. Fluida statik
meninjau fluida yang tidak bergerak. Misalnya air di gelas, air di kolam
renang, air dalam kolam, air danau, dan sebagainya.
Penggolongan fluida menurut sifat-sifatnya dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Fluida ideal
2. Fluida sejati
1) Fluida ideal
Kapal Selam
Gambar:
Air dalam gelas adalah
fluida statik
Ciri-ciri Fluida ideal adalah:
a. Fluida yang tidak kompresibel (volumenya tidak berubah karena perubahan tekanan)
b. Berpindah tanpa mengalami gesekan
2) Fluida sejati
Ciri-ciri Fluida sejati adalah:
a. Kompresibel
b. Berpindah dengan mengalami gesekan
Sedangkan gaya-gaya yang bekerja pada fluida ada tiga macam yaitu:
- Kohesi, yaitu : gaya tarik-menarik antara partikel-partikel yang sejenis
- Adhesi, yaitu : gaya tarik-menarik antara partikel-partikel yang tidak sejenis
- tegangan permukaan , yaitu gaya pada permukaan fluida, anggaplah bahwa setetes air
seolah-olah ada pembungkus.
1. Kohesi dan Adhesi
Setetes air yang jatuh di kaca meja akan berbeda bentuknya bila dijatuhkan di sehelai
daun talas. Mengapa demikian ? Antara molekul-molekul air terjadi gaya tarik-menarik yang
disebut dengan gaya kohesi molekul air. Gaya kohesi diartikan sebagai gaya tarik-menarik
antara partikel-partikel zat yang sejenis. Pada saat air bersentuhan dengan benda lain maka
molekul-molekul bagian luarnya tarik-menarik dengan molekul-molekul luar benda lain
tersebut. Gaya tarik-menarik antara partikel zat yang tidak sejenis disebut gaya adhesi. Gaya
adhesi antara molekul air dengan molekul kaca berbeda dibandingkan gaya adhesi antara
molekul air dengan molekul daun talas. Demikian pula gaya kohesi antar molekul air lebih
kecil daripada gaya adhesi antara molekul air dengan molekul kaca. Itulah sebabnya air
membasahi kaca berbentuk melebar. Namun air tidak membasahi daun talas melainkan tetes
air berbentuk bulat-bulat menggelinding di permukaan karena gaya kohesi antar molekul air
lebih besar daripada gaya adhesi antara molekul air dan molekul daun talas.
Gaya kohesi maupun gaya adhesi mempengaruhi bentuk permukaan zat cair dalam
wadahnya. Misalkan ke dalam dua buah tabung reaksi masing-masing diisikan air dan air
raksa. Apa yang terjadi ? Permukaan air dalam tabung reaksi berbentuk cekung disebut
meniskus cekung sedangkan permukaan air raksa dalam tabung reaksi berbentuk cembung
disebut meniskus cembung. Hal itu dapat dijelaskan bahwa gaya adhesi molekul air dengan
molekul kaca lebih besar daripada gaya kohesi antar molekul air, sedangkan gaya adhesi
molekul air raksa dengan molekul kaca lebih kecil daripada gaya kohesi antara molekul air
raksa.
Meniskus cembung maupun meniskus cekung menyebabkan sudut kontak antara
bidang wadah (tabung) dengan permukaan zat cair berbeda besarnya. Meniskus cembung
menimbulkan sudut kontak tumpul (> 90), sedangkan meniskus cekung menimbulkan sudut
kontak lancip (< 90).
Gaya kohesi dan gaya adhesi juga berpengaruh pada gejala kapilaritas. Sebuah pipa
kapiler kaca bila dicelupkan pada tabung berisi air akan dijumpai air dapat naik ke dalam
pembuluh kaca pipa kapiler, sebaliknya bila pembuluh pipa kapiler dicelupkan pada tabung
berisi air raksa akan dijumpai bahwa air raksa di dalam pembuluh kaca pipa kapiler lebih
rendah permukaannya dibandingkan permukaan air raksa dalam tabung.
Jadi kapilaritas sangat tergantung pada kohesi dan adhesi. Air naik
dalam pembuluh pipa kapiler dikarenakan adhesi sedangkan air raksa turun dalam pembuluh
pipa kapiler dikarenakan kohesi. Perhatikan gambar berikut ini.
.
Gambar:
Pipa kapiler
Meniskus cekung dan meniskus cembung
Pada air: Permukaannya cekung, pada pipa kapiler permukaannya lebih tinggi, karena adhesinya
lebih kuat dari kohesinya sendiri.
Pada raksa: Permukaannya cembung, sedangkan pada pipa kapiler permukaannya lebih rendah,
karena kohesi air raksa lebih besar dari adhesi antara air raksa dengan kaca.
2. Tegangan Permukaan
Dalam zat cair ada partikel-partikel yang dikelilingi semacam bola dimana partikel itu sebagai
pusatnya. Dalam bola itu adalah suatu medan. Perhatikan tiga buah partikel fluida A, B, C .
F2
F1
C
B
A
Gambar : Tiga buah partikel fluida yang terletak di tempat-tempat berbeda memiliki keadaan gaya
yang berbeda
Partikel A = dalam keadaan setimbang, bekerja gaya-gaya yang sama besar dari semua arah
Partikel B = karena F
1
> F
2
, gaya yang arahnya ke bawah lebih besar daripada gaya yang
arahnya ke atas
Partikel C = hanya ada gaya ke bawah, hal inilah yang dapat menyebabkan tegangan
permukaan
Karena adanya kohesi, partikel-partikel pada permukaan air cenderung ditarik ke dalam. Sehingga
zat cair membentuk permukaan yang sekecil-kecilnya.
Dengan adanya adhesi, kohesi dan tegangan permukaan ketiganya dapat menentukan bentuk-
bentuk permukaan zat cair. Bentuk permukaan itu misalnya cembung atau cekung.
a. Zat cair dalam bejana :
Sudut kontak (u) yaitu sudut yang dibatasi oleh 2 bidang batas yaitu dinding tabung dan
permukaan zat cair. Dengan pemahaman bahwa,
- dinding tabung : sebagai bidang batas antara zat cair dan tabung,
- permukaan zat cair : sebagai bidang batas antara zat cair dan uapnya (u = 180
0
)
Menurut sudut kontaknya bentuk-bentuk permukaan zat cair dalam bejana :
1. Cekung = air dengan dinding gelas, 0 < u < 90 , zat cair membasahi dinding.
2. Cembung = air raksa dengan dinding gelas, 0 < u < 90, zat cair tidak membasahi
dinding.
u
air
Dinding kaca
3. Datar = air dengan dinding perak, u = 90
Tabel Sudut Kontak
Zat Cair Dinding Sudut Kontak
Air
Parafin
Dinding perak
Gelas pirex
107
90
63
Methylin Yodida
Gelas kali
Timah hitam
Pirex
29
30
29
Efek pengurangan sudut kontak karena bahan pembasah kotoran atau campuran yang terdapat di
u
raksa
u
air
Dinding kaca
Dinding perak
dalam zat cair dapat merubah besarnya sudut kontak. Oleh pabrik banyak dibuat bahan-bahan kimia
yang sangat tinggi potensinya sebagai zat pembasah. Contoh : deterjen, rinso, dan lain-lain.
Senyawa-senyawa ini merubah besarnya sudut kontak yang semula besarnya dari 90
menjadi lebih kecil 90. Sehingga zat cair membasahi bahan. Sebaliknya zat yang membuat kain
menjadi tahan air membuat sudut kontak air dengan kain menjadi lebih besar 90.
u
(a) (b)
Sebelum dicampur zat pembasah Setelah dicampur zat pembasah
b. Tegangan Permukaan pada kawat yang dibengkokkan
larutan sabun
kawat bengkok
kawat yang bisa digeser
W
1
W
2
Gaya yang digunakan untuk menahan kawat
supaya kawat dalam keadaan setimbang.
F = W
1
+ W
2
=
2l
F
meter Newton
Tegangan permukaan = gaya per satuan
panjang
u
Kawat digeser sejauh s maka ada tambahan luas = l . s.
Untuk menambah luas tersebut perlu dilakukan usaha dari luar W = F . s
Usaha yang dilakukan per satuan luas adalah
2.l.s
F.s
=
2l
F
=
Usaha yang dilakukan per satuan luas adalah tegangan permukaan = besarnya energi per satuan luas
Satuan tegangan permukaan = meter Newton =
2
m
Joule
Alat untuk menentukan tegangan permukaan disebut Neraca Torsi.
Kerja Kelompok
Neraca Torsi
Tujuan : Menentukan besarnya tegangan permukaan air dan larutan sabun
Alat-alat :
- neraca torsi
- kawat yang dibengkokkan
- keping kaca bejana berisi air atau larutan sabun
- anak timbangan
Dasar teori :
a) Bila digunakan alat kawat yang dibengkokkan digunakan rumus
=
2l
F
l
b) Bila yang digunakan keping kaca maka menggunakan rumus
=
d) 2(l
F
+
Cara kerja: hitunglah gaya dari selisih jarum ketika akan lepas dan ketika lepas beban.
c. Permukaan zat cair dalam pipa kapiler
Zat cair yang membasahi dinding
Gaya yang menarik ke atas : 2 t r cos u
Berat air : t r
2
g y
2 t r cos u = t r
2
g y
=
2cos
gyr
Contoh:
y
Karena adhesi menyebabkan zat cair yang dekat dengan
dinding naik
Karena kohesi menyebabkan zat cair yang ada di tengah ikut
naik
Naiknya air dalam pipa diimbangi oleh berat air itu sendiri
= massa jenis zat cair
y = tinggi permukaan zat cair
u = sudut kontak
= tegangan permukaan
r = jari-jari pipa kapiler
g = percepatan gravitasi
d
l
1. Untuk mengangkat sepotong kawat yang panjangnya 7,5 cm dari permukaan air, kecuali
gaya beratnya masih diperlukan gaya tambahan 1165 dyne. Berapakah besarnya tegangan
permukaan air pada suhu tersebut ?
Penyelesaian :
l = 7,5 cm
F = 1165 dyne
=
2l
F
=
5 , 7 . 2
1165
=
15
1165
= 77,667
cm
dyne
2. Etil alkohol naik 25 mm dari sebuah pipa gelas yang berdiameter 0,4 mm. Jika massa jenis
etil alkohol 0,79
3
cm
gr
Berapakah tegangan permukaan pada suhu tersebut. Sudut kontak
antara etil alcohol dengan gelas : 30
Penyelesaian :
y = 25 mm
d = 0,4 mm
= 0,79
3
cm
gr
u = 30
r = 0,2 mm
3. Sebuah pipa barometer air raksa mempunyai diameter 4 mm. Sudut kontak antara air raksa
dan gelas 128. Massa jenis air raksa 13,6
3
cm
gr
. Berapakah salah pembacaan yang harus
dikoreksi karena tegangan permukaan air raksa itu. Diketahui tegangan permukaan air raksa
465
3
cm
dyne
.
Penyelesaian :
= ... ?
= ... ?
=
2cos
gyr
=
30 cos 2
5 , 2 . 980 . 79 , 0 . 02 , 0
=
73 , 1
71 , 38
= 22,35 dyne cm
-1
=
2cos
gyr
maka y =
gr
2cos
=
980 . 6 , 13 . 2 , 0
128 cos . 465 . 2
3. Tekanan Hidrostatik.
Tekanan adalah gaya per satuan luas yang bekerja dalam arah tegak lurus suatu permukaan.
Tekanan disimbolkan dengan : p
Tekanan hidrostatis adalah tekanan yang disebabkan oleh berat zat cair.
Tiap titik di dalam fluida tidak memiliki tekanan yang sama besar, tetapi berbeda-beda sesuai
dengan ketinggian titik tersebut dari suatu titik acuan.
P
o
Dasar bejana akan mendapat tekanan sebesar :
P = tekanan udara luar + tekanan oleh gaya berat zat cair
(Tekanan Hidrostatik).
p = p
o
+
bejana dasar penampang Luas
fluida berat Gaya
p = p
o
+
A
g . V .
= p
o
+
A
h . A . g .
Jadi Tekanan Hidrostatik (P
h
) didefinisikan :
p =
A
F
p = p
o
+ . g . h
p
h
= . g . h
h
h
h
h
h
Untuk konversi satuan tekanan adalah :1 atm = 76 cm Hg dan 1 atm = 10
5
N/m
2
= 10
6
dyne/cm
2
Untuk bidang miring dalam mencari h maka dicari lebih dahulu titik tengahnya (disebut : titik
massa).
Tiap titik yang memiliki kedalaman sama diukur dari permukaan zat cair akan memiliki tekanan
hidrostatik sama
Contoh:
1. Seekor ikan berada di dasar kolam air tawar sedalam h = 5 meter. Hitunglah tekanan hidrostatis
yang dialami ikan!
Penyelesaian
p
h
= . g . h
Gambar: Pada kedalaman yang sama tekanan hidrostatis bernilai sama asal zat
cair sejenis p
1
= p
2
= p
3
p
h
= 1000 . 10 . 5
p
h
= 5 . 10
4
N/m
2
4. Hukum Pascal.
Hukum Pascal berbunyisebagai berikut, tekanan yang bekerja pada fluida di dalam ruang
tertutup akan diteruskan oleh fluida tersebut ke segala arah dengan sama besar.
Contoh alat yang berdasarkan hukum Pascal adalah : pompa hidrolik, kempa hidrolik, alat
pengangkat mobil.
Perhatikan gambar bejana berhubungan di bawah ini.
F
1
F
2
A
1
A
2
Permukaan fluida pada kedua kaki bejana berhubungan sama
tinggi.
Bila kaki I yang luas penampangnya A
1
mendapat gaya F
1
dan
kaki II yang luas penampangnya A
2
mendapat gaya F
2
maka
menurut Hukum Pascal harus berlaku :
atau
Pada alat pengangkat mobil dengan gaya yang kecil dapat menghasilkan gaya angkat yang besar
sehingga mampu mengangkat mobil
p
1
= p
2
2
2
1
1
A
F
A
F
= F
1
: F
2
= A
1
: A
2
Gambar:
Blaise Pascal
5. Hukum Utama Hidrostatik.
Hukum utama hidrostatik berbunyi sebagai berikut, tekanan hidrostatis pada sembarang titik
yang terletak pada bidang mendatar di dalam sejenis zat cair yang dalam keadaan seimbang adalah
sama.
Hukum utama hidrostatika
berlaku pula pada pipa U
(bejana berhubungan) yang diisi
lebih dari satu
macam zat cair yang tidak
bercampur.
Percobaan pipa U ini biasanya
digunakan untuk menentukan
massa jenis zat cair.
(p
h
)
A
= (p
h
)
B
1
h
1
=
2
h
2
Minyak
h
1
h
2
1
2
Gambar:
Skema hukum utama hidrostatik
Gambar :
Alat hidrolik pengangkat mobil
Gaya Hidrostatika. (= F
h
)
Besarnya gaya hidrostatika (F
h
) yang bekerja pada bidang seluas A adalah :
F
h
= p
h
. A = . g . h . A
Dimana F
h
= gaya hidrostatika dalam SI (MKS) adalah Newton, dalam CGS adalah dyne.
6. Hukum Archimedes
Suatu benda berada dalam ruangan terisi oleh zat cair (diam) maka gaya-gaya dengan arah
horizontal saling menghapuskan (tidak dibicarakan) karena resultan gaya = 0
Sedangkan gaya-gaya dengan arah vertikal antara lain gaya berat benda, gaya berat zat cair, gaya
tekan ke atas ( gaya Archimedes), gaya Stokes.
Hukum Archimedes berbunyi sebagai berikut, semua benda yang dimasukkan dalam zat cair akan
mendapat gaya ke atas dari zat cair itu seberat zat cair yang dipindahkan yaitu sebesar
c
g V
c
.
F
h
= . g . V
Gambar:
Archimedes
Ada tiga keadaan benda berada dalam zat cair antara lain sebagai berikut.
1) Benda tenggelam di dalam zat cair.
Berat zat cair yang dipindahkan = m
c
. g
=
c
. V
c
. g
Karena Volume zat cair yang dipindahkan = Volume benda, maka :
=
c
. V
b
. g
Gaya keatas yang dialami benda tersebut besarnya :
Dimana,
b
= Rapat massa benda F
A
= Gaya ke atas
c
= Rapat massa zat cair V
b
= Volume benda
W = Berat benda di udara V
c
= Volume zat cair yang
w
c
= Berat semu dipindahkan
(berat benda di dalam zat cair).
Benda tenggelam maka : F
A
< W
c
. V
b
. g <
b
. V
b
. g
Selisih antara w dan F
A
disebut Berat Semu (w
c
)
F
A
=
c
. V
b
. g
c
<
b
w
c
= w - F
A
F
A
w
2) Benda melayang di dalam zat cair.
Benda melayang di dalam zat cair berarti benda tersebut dalam keadaan setimbang.
F
A
= w
c
. V
b
. g =
b
. V
b
. g
Pada 2 benda atau lebih yang melayang dalam zat cair akan berlaku :
(F
A
)
tot
= w
tot
3) Benda terapung di dalam zat cair.
Misalkan sepotong gabus ditahan pada dasar bejana berisi zat cair, setelah dilepas, gabus tersebut
akan naik ke permukaan zat cair (terapung) karena :
F
A
> w
c
. V
b
. g >
b
. V
b
. g
Selisih antara w dan F
A
disebut gaya naik (F
n
).
Benda terapung tentunya dalam keadaan setimbang, sehingga berlaku :
F
A
= W
c
g (V
1
+V
2
+V
3
+V
4
+..) = w
1
+ w
2
+ w
3
+ w
4
+..
c
>
b
c
=
b
F
n
= F
A
- w
c
. V
c
. g =
b
. V
b
. g
F
A
w
F
A
= Gaya ke atas yang dialami oleh bagian benda yang tercelup
di dalam zat cair.
V
u
= Volume benda yang berada dipermukaan zat cair.
V
c
= Volume benda yang tercelup di dalam zat cair.
V
b
= V
u
+ V
c
Benda terapung yang tepat diam diberlakukan keseimbangan benda yang mana resultan gaya pada
benda sama dengan nol. Maka berlaku F
A
= w
c
.V
c
.g. =
b
.V
b
.g.
V
c
=
b
c
b
V
Karena
V
b
= V
u
+ V
c
V
u
= V
b
- V
c
V
u
= (1 -
c
b
)V
b
4) Hukum Archimedes Untuk Gas.
Balon Udara.
Sebuah balon udara dapat naik disebabkan adanya gaya ke atas yang dilakukan oleh udara.
Balon udara diisi dengan gas yang lebih ringan dari udara misalnya : H
2
, He sehingga terjadi peristiwa
seolah-olah terapung.
Balon akan naik jika gaya ke atas F
A
>w
tot
(berat total) sehingga :
F
A
=
c
. V
c
. g
V
u
V
c
F = F
A
- W
tot
Dimana F
A
=
ud
. g . V
balon
dan w
tot
= w
balon
+ w
gas
+ w
beban
w
gas
=
gas
. g . V
balon
Dengan Keterangan :
F
A
= Gaya ke atas (N)
F = Gaya naik (N)
gas
= Massa jenis gas pengisi balon (kg/m
3
)
ud
= Massa jenis udara = 1,3 kg/m
3
w = Berat (N)
V = Volume (m
3
)
Kerja Kelompok
Kerjakan soal-soal berikut bersama kelompokmu!
1. Sepotong logam beratnya di udara 4 N, tetapi beratnya tinggal 2,5 N bila dibenamkan dalam
zat cair. Berapakah gaya tekan ke atas yang diderita benda?
2. Sebuah silinder aluminium pejal mempunyai massa jenis 2700 kg/m
3
, massanya 77 gram.
Berat aluminium itu tinggal 450 N bila dibenamkan dalam minyak tanah Berapa massa jenis
minyak tanah?
3. Sebuah benda terapung di atas minyak yang mempunyai massa jenis 0,9 g/cm
3
. Tinggi benda
tersebut adalah 20 cm, sedangkan tinggi benda yang tidak tercelup adalah 2 cm. berapa
massa jenis benda tersebut?
4. Sepotong gabus terapung di atas air dengan bagian terendam. Jika berat jenis air adalah 1
grf/cm
3
, hitunglah berat jenis gabus!
5. Suatu benda dicelupkan dalam zat cair yang massa jenisnya 1 gr/cm
3
, ternyata mendapat
gaya ke atas sebesar 40 dyne. Bila massa jenis benda dua kali berat jenis air, berapakah
volume benda itu?
6. Batang besi dalam air berat semunya 372 N. Berapa berat semu besi tersebut dalam cairan
yang densitasnya 0,75 g/cm
3
jika berat besi 472 N?
7. Suatu gelas beratnya 25 N di udara, 15 N di air, dan 7 N di dalam asam belerang, hitung
massa jenis asam belerang!
8. Sebuah benda mempunyai berat 100 N di udara dan 60 N di minyak (massa jenisnya 0,8
g/cm
3
). Hitung massa jenis benda tersebut!
9. Sepotong besi massanya 450 gram, di dalam air massanya berkurang menjadi 390 gram.
Tentukan massa jenis besi!
10. Sebuah patung berongga mempunyai berat 210 N dan jika ditimbang di dalam air beratnya
190 N. Patung tersebut terbuat dari logam (massa jenisnya 21 g/cm
3
). Tentukan volume
rongga patung tersebut. (g = 10 m/det
2
)!
11. Sebatang emas (massa jenisnya 19,3 g/cm
3
) dicurigai mempunyai rongga. Beratnya di udara
0,3825 N dan di air 0,3622 N. Berapa besar rongga tersebut ?
12. 50 gram gabus (massa jenisnya 0,25 g/cm
3
) diikatkan pada timbal sehingga gabungan benda
melayang di dalam air. Berapa berat timbal ( massa jenisnya 11,3 g/cm
3
)?
13. Sebuah kubus dari gabus dibebani dengan sepotong logam sehingga melayang dalam aseton.
Jika massa logam 77 gram, massa jenis gabus 0,24 g/cm
3
, massa jenis logam 8,8 g/cm
3
,
massa jenis aseton 0,8 g/cm
3
. Tentukan rusuk kubus!
14. Sebongkah es (massa jenisnya 0,9 g/cm
3
) terapung pada air laut (massa jenisnya 1,03 g/cm
3
).
Jika es yang timbul di permukaan air laut 7,8 dm
3
. Hitunglah volume es!
15. Massa jenis es 917 kg/m
3
. Berapa bagian es terletak di permukaan air?
16. Sebatang kayu yang massa jenisnya 0,6 g/cm
3
terapung di dalam air. Jika bagian kayu yang
ada di atas permukaan air 0,2 m
3
, tentukan volume kayu seluruhnya!
17. Sebuah kubus dari kayu (massa jenisnya 0,8 g/cm
3
), Mula-mula dibenamkan ke dalam bejana
kemudian dilepas sehingga naik ke permukaan gliserin (massa jenisnya 1,25 g/cm
3
) dan
ternyata 200 cm
3
dari kayu tersebut berada di permukaan gliserin. Tentukan :
a. gaya ke atas kayu pada saat masih berada seluruhnya dalam gliserin
b. gaya naik
c. gaya ke atas setelah benda setimbang
d. Rusuk kubus!
18. Sebuah balon udara volumenya 400 m
3
, mengalami gaya naik 2200 N. Tentukan gaya ke atas
dan berat total balon (g = 10 m/det
2
).
19. Sebuah balon udara bervolume 20 m
3
. Berisi H
2
( massa jenis 0,09 gr/dm
3
) berat
perlengkapannya 100 N. Tentukan berat beban yang dapat diangkut!
20. Sebuah balon udara mengalami gaya naik 2450 N. Berat total balon 4050 N. Tentukan gaya
ke atas dan diameter balon udara tersebut.
7. Hukum Stokes
Gaya gesekan antara permukaan benda padat dengan fluida di mana benda itu bergerak
akan sebanding dengan kecepatan relatif gerak benda ini terhadap fluida.
Pada dasarnya hambatan gerakan benda di dalam fluida itu disebabkan oleh gaya gesekan
antara bagian fluida yang melekat ke permukaan benda dengan bagian fluida di sebelahnya di mana
gaya gesekan itu sebanding dengan koefisien viskositas (q) fluida. Menurut Stokes, gaya gesekan itu
diberikan oleh apa yang disebut rumus Stokes:
F
s
= 6 t r q v
Dimana r adalah jari-jari benda, v adalah kecepatan jatuh dalam fluida.
Percobaan Kelereng Jatuh
Pada dasarnya penentuan q dengan menggunakan rumus Stokes sangatlah sederhana.
Hanya saja untuk itu secara teknis diperlukan kelereng dari bahan yang amat ringan, misalnya dari
aluminium, serta berukuran kecil, misalnya dengan jari- jari sekitar 1 cm saja.
Sewaktu kelereng dijatuhkan ke dalam bejana kaca yang berisi cairan yang hendak
ditentukan koefisien viskositasnya, oleh gaya beratnya, kelereng akan semakin cepat jatuhnya.
Tetapi sesuai dengan rumus Stokes, makin cepat gerakannya, makin besar gaya gesekannya sehingga
akhirnya gaya berat itu tepat seimbang dengan gaya gesekan dan jatuhnya kelerengpun dengan
kecepatan tetap sebesar v sehingga berlaku persamaan:
w = F
s
m. g = 6 t r q v
Akan tetapi sebenarnya pada kelereng juga bekerja gaya ke atas Archimedes sebesar berat cairan
yang dipindahkan, yaitu sebesar:
F
A
=
c
g V =
c
g
3
4
t r
3
w
F
s
F
A
dengan V adalah volum kelereng dan
c
adalah massa jenis cairan.
Dengan menuliskan:
m =
b
V =
b
.
3
4
t r
3
dengan
b
adalah massa jenis bahan pembuat kelereng, persamaan tersebut dapat ditulis menjadi:
w = F
s
+ F
A
w F
A
=F
s
3
4
.t r
3
b
. g
3
4
t r
3
c
g = 6 t r q v
3
4
.t r
3
g (
b
c
)
= 6 t r q v
3
2
r
2
g (
b
c
)
= 3 q v
q =
9
2
r
2
g (
v
c b
) , disebut persamaan viskositas fluida. Sedangkan persamaan
kecepatannya adalah sebagai berikut.
v =
9
2
r
2
g (
c b
) , dimana rumus ini disebut kecepatan terminal atau kecepatan jatuh.
Jadi dengan mengukur jari-jari kelereng r, kecepatan jatuh v sewaktu kecepatan itu tetap, dan
diketahuinya
b
,
c
dan g, dapatlah dihitung koefisien viskositas cairan q di dalam bejana itu, atau
sebaliknya dapat dihitung kecepatan jatuhnya
B. Fluida Dinamik
Tiga hal yang mendasar untuk menyederhanakan pembahasan fluida dinamik yaitu :
1. Fluida dianggap tidak kompresibel
2. Dianggap bergerak tanpa gesekan walaupun ada gerakan materi (tidak mempunyai
kekentalan)
3. Aliran fluida adalah aliran stasioner, yaitu kecepatan dan arah gerak partikel fluida yang
melalui suatu titik tertentu tetap. Jadi partikel yang datang kemudian di satu titik akan
mengikuti jejak partikel-partikel lain yang lewat terdahulu.
1. Debit
Fluida mengalir dengan kecepatan tertentu, misalnya v meter per detik. Penampang
tabung alir berpenampang A, maka yang dimaksud dengan debit fluida adalah volume fluida
yang mengalir persatuan waktu melalui suatu pipa dengan luas penampang A dan dengan
kecepatan v.
Q =
t
V
Karena V = A.s maka persamaan debit menjadi : Q =
t
A.s
dan v =
t
s
maka Q = A . v
2. Persamaan Kontinuitas
Perhatikan fluida yang mengalir dalam sebuah pipa yang mempunyai ukuran penampang berbeda.
A
1
A
2
v
1
v
2
Gambar: Aliran fluida dalam pipa
Pipa terletak mendatar dengan ukuran simetris. Partikel fluida yang semula di A
1
setelah At
berada di A
2
. Karena At kecil dan alirannya stasioner maka banyaknya fluida yang mengalir di tiap
tempat dalam waktu yang sama harus sama pula.
Banyaknya fluida yang mengalir di A
1
sama dengan banyaknya fluida yang mengalir di A
2
karena
mengikuti kekekalam massa.
massa di A
1
= massa di A
2
.A
1
v
1
t = .A
2
v
2
t
A
1
v
1
= A
2
v
2
Bagaimana dengan pipa yang memiliki penampang berbeda dan terletak pada ketinggian
yang berbeda. Perhatikan tabung alir a-c di bawah ini. A
1
adalah penampang lintang tabung alir di a.
A
2
= penampang lintang di c. v
1
= kecepatan alir fluida di a, v
2
= kecepatan alir fluida di c.
Partikel partikel yang semula di a, dalam waktu At detik berpindah di b, demikian pula partikel
yang semula di c berpindah di d. Apabila At sangat kecil, maka jarak a-b sangat kecil, sehingga luas
penampang di a dan b boleh dianggap sama, yaitu A
1
. Demikian pula jarak c-d sangat kecil, sehingga
luas penampang di c dan di d dapat dianggap sama, yaitu A
2
. Banyaknya fluida yang masuk ke tabung
alir dalam waktu At detik adalah :
v
1
V
2
A
1
A
2
h
1
h
2
Gambar : Pipa alir
a
c
b
d
.A
1
.v
1
. At dan dalam waktu yang sama sejumlah fluida meninggalkan tabung alir sebanyak .A
2
.v
2
.
At. Jumlah ini tentulah sama dengan jumlah fluida yang masuk ke tabung alir sehingga :
Jadi :
Persamaan tersebut dinamakan persamaan Kontinuitas
A.v yang merupakan debit fluida sepanjang tabung alir selalu konstan (tetap sama nilainya),
walaupun A dan v masing-masing berbeda dai tempat yang satu ke tempat yang lain. Maka
disimpulkan :
Bila A
1
v
1
.At. = m maka selama waktu At massa sebanyak m ini dianggap telah berpindah
dari A
1
ke A
2
. Kecepatannya berubah dari v
1
menjadi v
2
. Bila ketinggiannya juga berubah dari h
1
menjadi h
2
. Oleh karena itu elemen massa m telah mengalami tambahan energi sebesar :
A E = AE
k
+ AE
p
= m (v
2
2
- v
1
2
) + mg (h
2
h
1
)
= m v
2
2
- m v
1
2
+ mgh
2
mgh
1
Pahami ini sebagai akibat adanya gaya dorong di A
1
dari zat cair yang ada di sebelah kiri
dengan arah ke kanan. Walaupun ada juga gaya penghambat dari sebelah kanan A
2
.
Kerja total dari gaya-gaya ini adalah :
W = F
1
s
1
F
2
s
2
W = p
1
A
1
v
1
At p
2
A
2
v
2
At
atau W =
p
1
A
1
v
1
At
p
2
A
2
v
2
At
W =
p
1
m
p
2
m
.A
1
.v
1
. At = .A
2
.v
2
. At
A
1
.v
1
= A
2
.v
2
Q = A
1
.v
1
= A
2
.v
2
= konstan
W =
m
(p
1
p
2
)
2. Hukum Bernoulli
Hukum Bernoulli merupakan persamaan pokok fluida dinamik dengan arus streamline. Di
sini berlaku hubungan antara tekanan, kecepatan alir dan tinggi tempat dalam satu garis lurus.
Hubungan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
Perhatikan gambar tabung alir a-c pada gambar pipa alir. Jika tekanan p
1
ke kanan pada penampang
A
1
, dari fluida di sebelah kirinya, maka gaya yang dilakukan terhadap penampang di a adalah p
1
A
1
,
sedangkan penampang di c mendapat gaya dari fluida dikanannya sebesar p
2
A
2
, di mana p
2
adalah
tekanan terhadap penampang di c ke kiri. Dalam waktu At detik dapat dianggap bahwa fluida di
penampang a tergeser sejauh v
1
At dan fluida di penampang c tergeser sejauh v
2
At ke kanan.
Jadi usaha yang dilakukan terhadap a adalah : p
1
A
1
v
1
At sedangkan usaha yang dilakukan
pada c sebesar : - p
2
A
2
v
2
At
Jadi usaha total yang dilakukan gaya-gaya tersebut besarnya :
W
tot
= (p
1
A
1
v
1
- p
2
A
2
v
2
) At
W = p
1
A
1
v
1
At p
2
A
2
v
2
At
W =
p
1
A
1
v
1
At
p
2
A
2
v
2
At
W =
p
1
m
p
2
m
Dalam waktu At detik fluida dalam tabung alir a-b bergeser ke c-d dan mendapat tambahan energi
sebesar :
E
m
= AE
k
+ AE
p
E
m
= ( m v
2
2
m v
1
2
) + (mgh
2
mgh
1
)
= m (v
2
2
v
1
2
) + mg (h
2
h
1
)
Dari kekekalan energi yaitu perubahan energi mekanik adalah sama dengan usaha.
E
m
= W
m v
2
2
m v
1
2
+ mgh
2
mgh
1
=
p
1
m
p
2
m
(suku-suku persamaan ini memperlihatkan dimensi usaha)
Apabila setiap ruas dibagi dengan m kemudian dikalikan dengan akan diperoleh persamaan:
v
2
2
v
1
2
+ g h
2
g h
1
=
p
1
p
2
p
2
+ v
2
2
+ g h
2
=
p
1
+ v
1
2
+ g h
1
p
1
+ v
1
2
+ g h
1
= p
2
+ v
2
2
+ g h
2
(suku-suku persamaan di atazs memperlihatkan dimensi tekanan)
atau p + v
2
+ g h = Konstan
Persamaa tersebut dikenal sebagai hukum Bernoulli.
Contoh penggunaan Hukum Bernoulli :
a) Semprotan
b) Sayap pesawat terbang
c) Venturi meter = alat yang digunakan untuk menentukan kecepatan aliran zat cair.
d) Pipa pitot
e) Tower air
3. Viskositas (Kekentalan)
Viskositas / kekentalan dapat dibayangkan sebagai gesekan antara satu bagian dengan bagian yang
lain dalam fluida.
F = q A
L
V
F = gaya gesek antara dua lapisan zat cair yang mengalir
q = angka kekentalan = viskositas
A = luas permukaan
L
V
= kecepatan mengalir sepanjang L
q =
Av
FL
Satuan dalam sistem cgs =
det
cm
cm
dynecm
2
=
2
cm
dynedet
= poise
Dalam sistem MKS =
2
m
det Newton ik
- Satuan viskositas dinamis = poise : q
- Satuan viskositas kinetis = stokes : v
v =
- Satuan dalam teknik = SAE (Society of Automotic Enginers)
4. Semprotan
Persamaan Bernoulli diterapkan pada prinsip semprotan obat pembasmi nyamuk yang cair.
Perhatikan skema semprotan berikut ini.
v
1
Obat nyamuk cair mula-mula diam sehingga v
1
= 0, sedangkan udara bergerak dengan kecepatan v
2
karena didorong oleh pengisap. Tekanan p
1
sama dengan p
2
yaitu tekanan udara luar. Sehingga
persamaan bernoulli menjadi:
p
1
+ v
1
2
+ g h
1
= p
2
+ v
2
2
+ g h
2
0 + g h
1
= v
2
2
+ g h
2
g h
1
= v
2
2
+ g h
2
g (h
1
h
2
) = v
2
2
g h = v
2
2
Cairan obat nyamuk naik setinggi h daan akan tersemprot oleh pengaruh kecepatan v
2
.
5. Gaya Angkat Sayap Pesawat Terbang
Gambar: Semprotan obat nyamuk
V
2
Pembahasan gaya angkat pada sayap pesawat terbang dengan menggunakan persamaan Bernoulli
dianggap bentuk sayap pesawat terbang sedemikian rupa sehingga garis arus aliran udara yang
melalui sayap adalah tetap (streamline)
Penampang sayap pesawat terbang mempunyai bagian belakang yang lebih tajam dan sisi bagian
yang atas lebih melengkung daripada sisi bagian bawahnya. Bentuk ini menyebabkan kecepatan
aliran udara di bagian atas lebih besar daripada di bagian bawah (v
2
> v
1
).
Dari persamaan Bernoulli kita dapatkan :
Ketinggian kedua sayap dapat dianggap sama (h
1
= h
2
), sehingga g h
1
= g h
2
.
Dan persamaan di atas dapat ditulis :
Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa v
2
> v
1
kita dapatkan p
1
> p
2
untuk luas
penampang sayap F
1
= p
1
A dan F
2
= p
2
A dan kita dapatkan bahwa F
1
> F
2
. Beda gaya pada bagian
bawah dan bagian atas (F
1
F
2
) menghasilkan gaya angkat pada pesawat terbang. Jadi, gaya angkat
pesawat terbang dirumuskan sebagai :
p
1
+ .v
1
2
+ g h
1
= p
2
+ .v
2
2
+ g h
2
p
1
p
2
v
1
v
2
p
1
+ .v
1
2
= p
2
+ .v
2
2
p
1
p
2
= .v
2
2
- .v
1
2
p
1
p
2
= (v
2
2
v
1
2
)
F
1
F
2
= A(v
2
2
v
1
2
)
P
1
A
1
P
2
A
2
v
1
v
2
Dengan = massa jenis udara (kg/m
3
)
6. Venturimeter
Venturimeter adalah alat yang digunakan untuk menentukan kecepatan aliran zat cair.
Dengan memasukkan venturimeter ke dalam aliran fluida kecepatan aliran fluida dapat dihitung
menggunakan persamaan Bernoulli berdasarkan selisih ketinggian air atau selisih ketinggian raksa.
Venturimeter dibagi dua macam yaitu venturimeter tanpa manometer dan venturimeter dengan
manometer.
a. Venturimeter Tanpa Manometer
Air dengan massa jenis
mengalir memasuki pipa
berpenampang besar dengan
kecepatan v
1
menuju pipa
berpenampang kecil dengan
kecepatan v
2
dimana v
2
> v
1
.
Terjadi perbedaan ketinggian air (h) pada kedua pipa vertikal. Dalam hal ini berlaku h
1
= h
2
sehingga
g h
1
= g h
2
.
Berlaku persamaan Bernoulli sebagai berikut.
p
1
+ v
1
2
+ g h
1
= p
2
+ v
2
2
+ g h
2
p
1
+ v
1
2
= p
2
+ v
2
2
p
1
p
2
= v
2
2
v
1
2
p
= (v
2
2
v
1
2
)
g h = (v
2
2
v
1
2
)
g h = (v
2
2
v
1
2
)
Dengan menggunakan persamaan kontinuitas A
1
.v
1
= A
2
.v
2
untuk mendapatkan hubungan antara v
2
dan v
1
, maka v
1
dapat dihitung.
b. Venturimeter dengan Manometer
Air dengan massa jenis mengalir memasuki pipa berpenampang besar dengan kecepatan v
1
menuju pipa berpenampang kecil dengan kecepatan v
2
dimana v
2
> v
1
. Terjadi perbedaan ketinggian
(h) raksa dengan massa jenis
r
pada kedua pipa manometer. Dalam hal ini berlaku h
1
= h
2
sehingga
g h
1
= g h
2
. Berlaku persamaan Bernoulli sebagai berikut.
p
1
+ v
1
2
+ g h
1
= p
2
+ v
2
2
+ g h
2
p
1
+ v
1
2
= p
2
+ v
2
2
p
1
p
2
= v
2
2
v
1
2
P
= (v
2
2
v
1
2
)
(
r
) g h = (v
2
2
v
1
2
)
Dengan menggunakan persamaan kontinuitas A
1
.v
1
= A
2
.v
2
untuk mendapatkan hubungan antara v
2
dan v
1
, maka v
1
dapat dihitung.
7. Pipa pitot
Pipa pitot dipakai untuk mengukur kecepatan aliran fluida dalam pipa. Biasanya pipa ini dipakai
untuk mengukur laju fluida berbentuk gas. Pipa pitot dilengkapi dengan manometer yang salah satu
kakinya diletakkan sedemikian sehingga tegak lurus aliran fluida sehingga v
2
= 0. Terjadi perbedaan
v
1
P
1
v
2
P
2
r
ketinggian (h) raksa dengan massa jenis
r
pada kedua pipa manometer. Dalam hal ini berlaku h
1
=
h
2
sehingga g h
1
= g h
2.
Persamaan Bernoulli deterapkan sebagai berikut.
p
1
+ v
1
2
+ g h
1
= p
2
+ v
2
2
+ g h
2
p
1
+ v
1
2
= p
2
p
1
+ v
1
2
= p
1
+
r
g h
v
1
2
=
r
g h
Kecepatan aliran fluida sebagai berikut.
v
1
=
gh 2
r
7. Tower Air
Sebuah bak penampungan air sebagi tower dengan kran air yang dapat
memancarkan air melalui sebuah lubang baik di dasar maupun di ketinggian tertentu dapat di
selesaikan kecepatan pancaran air dari lubang (v
2
)
Kecepatan air di permukaan (v
1
) sama dengan nol karena
diam tidak mengalir. p
1
= p
2
= tekanan udara luar. Selisih ketinggian air di permukaan (h
1
)
dengan air
di dasar (h
2
) = h. Persamaan Bernoulli sebagai berikut.
p
1
+ v
1
2
+ g h
1
= p
2
+ v
2
2
+ g h
2
0 + g h
1
= v
2
2
+ g h
2
g h
1
= v
2
2
+ g h
2
g h
1
g h
2
= v
2
2
v
2
2
= g (h
1
h
2
)
v
2
2
= g h
v
2
= 2gh
Persamaan ini tidak lain adalah rumus gerak jatuh bebas. Sedangkan jarak jatuhnya fluida diukur dari
titik proyeksi lubang air dihitung menggunakan persamaan gerak lurus beraturan.
X = v
2
. t sedangkan waktu jatuh fluida h = g t
2
Contoh:
1. Sebuah tangki terbuka berisi air setinggi H. Pada jarak h dari permukaan air dibuat suatu
lubang kecil, sehingga air memancar dari lubang itu. Berapa jauh air yang keluar dari tangki
mengenai tanah ?
2
1 v
1
X
Penyelesaian:
Persamaan Bernoulli:
p
1
+ v
1
2
+ g H = p
2
+ v
2
2
+ g (H h)
g H = v
2
2
+ g (H h)
v
2
2
= g H - g (H h)
v
2
2
= g H g (H h)
v
2
2
= g (H H +h)
v
2
= h g 2
Gerak jatuh bebas:
h = g t
2
t =
g
h) - (H 2
Gerak beraturan arahmendatar:
s = v t
= h g 2
g
h) - (H 2
s = h) - (H h 4
2. Air mengalir melalui sebuah pipa yang berbentuk corong. Garis tengah lubang corong
dimana air itu masuk 30 cm. Dan garis tengah lubang corong dimana air itu keluar 15 cm.
Letak pusat lubang pipa yang kecil lebih rendah 60 cm daripada pusat lubang yang besar.
Jika cepat aliran air dalam pipa itu 140 liter/det, sedangkan tekanannya pada lubang yang
besar 77,5 cm Hg. Berapakah tekanannya pada lubang yang kecil ?
Penyelesaian:
H
h
s
r
1
= 15 cm
r
2
= 7,5 cm
(h
1
h
2
) = 60 cm
p
1
= 77,5 cm Hg, P
2
= ....?
Q
2
= 140 lt/det
Jawab:
Q
2
= A
2
v
2
140 = t (7,5)
2
v
2
v
2
=
2
(7,5)
140000
t
= 793 cm/det
A
1
v
1
= A
2
v
2
t (15)
2
V
1
= t (7,5)
2
793
v
1
= 198 cm/det
p
1
+ v
1
2
+ g h
1
= p
2
+ v
2
2
+ g h
2
p
2
= p
1
+ v
1
2
+ g h
1
v
2
2
- g h
2
p
2
= p
1
+ (v
1
2
v
2
2
) + g (h
1
h
2
)
= 77,5 + (198
2
793
2
) + 980 (60)
h
1
h
2
A
1
v
1
A
2
v
2
p
2
= 59,9 cm Hg
3.
Penyelesaian:
a.
p
1
= 8000 N/m
2
+ Bar
H = 1 m
A
A
= 20 cm
2
= 0,002 m
2
A
B
= 10 cm
2
= 0,001 m
2
v
A
= 0
Aliran dari C ke B:
Dalam tangki tertutup terdapat air setinggi 1 m. Udara di atas air mempunyai tekanan lebih
besar 8000
2
m
Newton
daripada tekanan udara luar. Pipa di A mempunyai luas 20 cm
2
.
Dan di B 20 cm
2
.
a) Berapa flux (
det
liter
) air keluar di B ?
b) Berapa tinggi air dalam pipa terbuka ?
h
B
1 m
A
C
P
1
p
A
+ v
A
2
+ g h = p
B
+ v
B
2
+ g h
B
(8000 + Bar) + 1000 0 + 1000 0 1 = Bar + 1000 v
B
2
+1000 10 0
8000 + Bar + 10000 = Bar + 500 v
B
2
18000 = 500 v
B
2
v
B
= 36
v
B
= 6 m/det
Q
B
= A
B
v
B
Q
B
= 0,001. 6 = 0,006 lt/s.
b.
Aliran dari A ke B:
A
A
v
A
= A
B
v
B
0,002 v
A
= 0,001 6
v
A
= 3 m/det
p
A
+ v
A
2
+
A
g h
A
= p
B
+ v
B
2
+ g h
B
Bar + 1000 3
2
+ 1000 10 h
A
= Bar + 1000 6
2
+ 1000 10 0
h
A
= 1,35 m
4. Air menyemprot keluar dari sebuah lubang pada dinding sisi sebuah tangki. Lubang tersebut
berbentuk lingkaran yang bergaris tengah 2 cm dan berada 3 m di bawah permukaan air. Jika
luas penampang lubang itu 0,6 t, berapa liter air akan mengalir tiap menit ?
3m
Penyelesaian:
D = 2 cm
h = 300 cm
q = 0,6 t cm
2
v = h g 2
= 300 980 2 = 76,68 cm/det
Q = 76,68 0,6 t
= 46,73 10
-3
t lt/det = 276 t 10
-3
lt/mnt
5. Sebuah venturimeter, tabung yang besar mempunyai penampang lintang 10 dm
3
. Dan
tabung yang kecil berpenampang lintang 5 dm
3
. Selisih tekanan kedua tabung itu 38 cmHg.
Berapakah cepat aliran zat cair yang diukur ?
Penyelesaian:
A
1
= 10 dm
2
A
2
= 5 dm
2
p
1
p
2
= 39 cm Hg
v
1
=...?
P
1
A
1
P
2
A
2
Persamaan Bernoulli:
p
1
+ gh
1
+ v
1
2
= p
2
+ gh
2
+ v
2
2
h
1
= h
2
p
1
p
2
= (v
2
2
v
1
2
)
Persamaan kontinuitas:
A
1
v
1
= A
2
v
2
v
2
=
2
1
A
A
v
1
Substitusi:
p
1
p
2
= (
2
2
2
1
A
A
v
1
2
v
1
2
)
p
1
p
2
= v
1
2
(
2
2
2
1
A
A
- 1)
38 = 1 v
1
2
(
2
2
500
1000
- 1)
76 = v
1
2
3
v
1
= 3 , 25 = 5,3
v
1
= 5 cm/det
Rangkuman
1. Tekanan adalah gaya tiap satuan luas penampang, dirumuskan p =
A
F
2. Tekanan hidrostatis yaitu tekanan pada kedalaman tertentu zat cair yang tidak mengalir,
besarnya adalah p
h
= g h
3. Hukum Pascal berbunyi tekanan yang diderita oleh zat cair akan diteruskan oleh zat cair
itu ke segala arah dengan sama besarnya
2
2
1
1
A
F
A
F
=
4. Gaya Hidrostatika. dirumuskan :
F
h
= p
h
. A = . g . h . A = . g . V
5. Hukum bejana berhubungan menyatakan bahwa tinggi permukaan zat cair sama rata
kecuali terdapat pipa kapiler atau diisi dengan zat cair yang berbeda jenisnya
6. Pipa U dapat digunakan untuk menghitung massa jenis suatu zat cair
7. Alat-alat yang bekerja berdasarkan hukum Pascal misalnya, dongkrak hidrolik, alat
pengangkat mobil, alat pengepres biji-bijian dan sebagainya
8. Hukum Archimedes menyatakan bahwa suatu benda yang dicelupkan ke dalam zat cair
akan mendesak zat cair seberat benda yang dicelupkan
9. Gaya keatas yang dialami benda tersebut besarnya F
A
=
c
. V
b
. g
10. Gaya tekan keatas sebesar selisih berat benda di udara dengan berat benda di dalam zat
cair itu : F
A
= w
u
- w
c
11. Gaya gesekan fluida dikenal sebagai rumus Stokes: F
s
= 6 t r q v
12. Persamaan viskositas fluida q =
9
2
r
2
g (
v
c b
).
13. Persamaan kecepatan terminal adalah sebagai berikut: v =
9
2
r
2
g (
c b
).
14. Persamaan kontinuitas adalah A
1
.v
1
= A
2
.v
2
15. Hukum Bernoulli adalah sebagai berikut:
p1 + v
1
2
+ g h
1
= p
2
+ v
2
2
+ g h
2
atau p + v
2
+ g h = Konstan
Soal-soal Ulangan 8
Soal- soal Pilihan Ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang benar!
1. Sebatang jarum yang panjangnya 10 cm diletakkan pelan- pelan di atas permukaan
bensin. Jarum terapung dalam bensin dan tepat akan tenggelam. Massa jenis jarum =
3,92 gr/cm
3
, tegangan muka bensin pada suhu tersebut = = 0,0314 N/m. Ambil t = 3,14
dan g = 10 m/det
2
, maka radius jarum adalah....
a. 3/7 mm
b. 4/7 mm
c. 5/7 mm
d. 6/7 mm
e. 1 mm
2. Sebuah pipa kapiler berdiameter 2/3 mm dimasukkan tegak lurus ke dalam bejana yang
berisi air raksa (massa jenis = 13,62 gr/cm
3
). Sudut kontak antara air raksa dengan pipa
adalah 143 (sin 37 = 0,6). Bila tegangan muka zat cair adalah 0,48 N/m, maka turunnya
air raksa dalam pipa kapiler dihitung dari permukaan zat cair dalam bejana (g = 10
m/det
2
) adalah....
a. 1,20 cm
b. 1,27 cm
c. 2,00 cm
d. 2,27 cm
e. 3,00 cm
3. Sebuah pipa silindris yang lurus mempunyai dua macam penampang, masing- masing
dengan luas 200 mm
2
dan 100 mm
2
. pipa tersebut diletakkan secara horisontal,
sedangkan air di dalamnya mengalir dari penampang besar ke penampang kecil. Apabila
kecepatan arus di penampang besar adalah 2 m/det, maka kecepatan arus di
penampang kecil adalah....
a. m/det
b. m/det
c. 1 m/det
d. 2 m/det
e. 4 m/det
4. Se4buah pipa silindris yang lurus mempunyai dua maca penampang, dengan diameter
penampang kecil adalah setengah dari diameter penampang besar. Pipa tersebut
diletakkan secara horisontal, sedangkan air mengalir dari penampang besar ke
penampang kecil dengan tekanan 2 x 10
5
N/m
2
dan laju 3 m/det. Maka laju air dalam
penampang kecil adalah....
a. 24 m/det
b. 12 m/det
c. 6 m/det
d. 1,5 m/det
e. 0,75 m/det
5. Analog dengan soal nomor 4, maka tekanan air dalam penampang kecil adalah....
a. 1,325 x 10
5
N/m
2
b. 1,500 x 10
5
N/m
2
c. 2,675 x 10
5
N/m
2
d. 2,750 x 10
5
N/m
2
e. 3,000 x 10
5
N/m
2
6. Dalam sebuah tangki air terdapat sebuah lubang pada jarak h di bawah permukaan air
dalam tangki, seperti ditunjukkan oleh gambar berikut. Kecepatan air memancar keluar
dari titik b adalah....
a. h g
b.
g
h
c. h g 2
d.
g
h
2
e.
h
g
2
7. Analog dengan soal nomor 6, maka jarak R sama dengan....
a. 2 h) - (H H
b. 2 h) - (H h
c. h) - (H 2H
d. h) - (H 2h
e. h) - (H 2g
8. Analog dengan soal nomor 6, maka jarak R mencapai maksimum bila....
a. h = H
b. h = 3/8 H
c. h = H
d. h = H
e. h = H
h
H
a
b
R
9. Sebuah tangki air terbuka memiliki kedalaman 0,8 m. Sebuah lubang dengan luas
penampang 5 cm
2
dibuat di dasar tangki. Berapa massa air per menit yang mula-mula
akan keluar dari lubang itu?
a. 20 liter
b. 40 liter
c. 60 liter
d. 80 liter
e. 120 liter
10. Sebuah tangki berisi air diletakkan di tanah. Tinggi permukaan air 1,25 m dari tanah.
Pada ketinggian 0,8 m dari tanah terdapat lubang kebocoran, sehingga air mengalir dari
lubang tersebut dengan kecepatan.... (g = 10 m detik
-2
)
a. 0,45 m detik
-1
b. 3 m detik
-1
c. 8 m detik
-1
d. 9 m detik
-1
e. 12,5 m detik
-1
Glosarium
- Adhesi = gaya tarik menarik antara partikel-partikel yang tidak sejenis.
- Arus streamline = arus lengkung tak bersudut.
- Fluida = zat alir yang berupa zat cair dan zat gas.
- Fluida statik = fluida yang tidak mengalir.
- Fluida dinamik = fluida yang mengalir.
- Fluida ideal = fluida yang memiliki ciri-ciri istimewa dan hanya ada di angan-angan
tidak dalam kenyataan.
- Fluida sejati fluida yang ada dalam kenyataan.
- Gejala kapilaritas = gaya dorong pada pembuluh kapiler.
- Koefisien viskositas = derajad kekentalan suatu fluida.
- Kohesi = gaya tarik menarik antara partikel-partikel tang sejenis.
- Manometer = alat pengukur tekanan dalam ruang tertutup.
- Meniskus cembung = permukaan fluida dengan sudut kontak > 90
- Meniskus cekung = permukaan fluida dengan sudut kontak < 90
- Neraca torsi = alat untuk menentukan tegangan permukaan.
- Pipa kapiler = pipa dengan pembuluh berdiameter sangat kecil.
- Tekanan hidrostatik = tekanan yang ditimbulkan zat cair pada kedalaman tertentu.
- Venturimeter = alat untuk menentukan kecepatan aliran fluida.
- Viskositas = kekentalan fluida.