You are on page 1of 20

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU REPRODUKSI TERNAK

Disusun oleh : Kelompok I P. Franky Astrada Lisa Dwi Nur Aini Putri Ellisa Gebi Yanti Oky Kurniatama Fitria Dwi Wijayanti Listianto Achmad Fariz Amin Rahadian Aji Sudrajat Nurrahman Adi H2A 009 003 H2A 009 004 H2A 009 005 H2A 009 023 H2A 009 027 H2A 009 030 H2A 009 050 H2A 009 051 H2A 009 054

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2011

ANATOMI ORGAN REPRODUKSI

LEMBAR PENGESAHAN Judul :LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ILMU REPRODUKSI TERNAK Kelompok Kelas : I (Satu) :A JUNI 2011

Tanggal Pengesahan :

Diperiksa oleh,

Nadlirotun Luthfi Koordinator Umum Asisten Ilmu Reproduksi Ternak

Muhammad Rizqie Nugroho Asisten Pembimbing

Menyetujui,

Dr. Ir. Yon Supri Ondho,M.S. Dosen Pembimbing

HASIL DAN PEMBAHASAN Organ Reproduksi Jantan Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dengan menggunakan preparat organ kelamin jantan pada sapi, domba, dan babi yang memiliki bagianbagian antara lain: sepasang testes, epididymis, vas deferens, urethra, kelenjar asesoris dan penis. Hal ini sesuai dengan pendapat Partodihardjo (1980) bahwa secara anatomi, alat kelamin jantan dapat dibagi menjadi 3 bagian besar yaitu gonad atau testes, merupakan bagian alat kelamin yang utama. Saluran-saluran reproduksi terdiri atas: epididimis, vas deferens, dan uretra, sedang kelenjarkelenjar mani terdiri atas: kelenjar vesikularis, kelenjar prostate, dan kelenjar bulbourethralis atau kelenjar cowper. Toelihere (1981) menambahkan bahwa

organ reproduksi hewan jantan dapat dibagi atas tiga komponen: organ kelamin primer, yaitu gonad jantan, dinamakan testis atau testiculus (jamak: testes atau testiculae), disebut juga orchis atau didymos. Sekelompok kelenjar-kelenjar kelamin pelengkap yaitu kelenjar vesikulares, prostate dan cowper, dan saluransaluran yang terdiri dari epididimis dan vas deferens. Alat kelamin luar atau organ kopulatoris yaitu penis.

Testis Testis merupakan organ primer pada jantan yang memiki fungsi sebagai penghasil sperma dan hormon. Berdasarkan hasil praktikum bahwa testis pada sapi, domba, dan babi mempunyai ukuran testis yang berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan pendapat Blakely and Bade (1998) bahwa dalam perkembangan yang normal, testes berfungsi dengan cara memproduksi sperma di dalam tubulus konvolusi (saluran berkelok) yang sangat kecil, yang membentuk keseluruhan struktur testes. Apabila tubulus itu direntangkan maka tubulus seminiferous dari sepasang testes pejantan diperkirakan panjangnya 50 kali keliling lapangan bola. Menurut Salisbury (1985) bahwa testes pada pejantan dewasa yang normal mempunyai dua fungsi yang penting, yakni untuk memproduksi spermatozoa hidup dan subur serta memproduksi androgen atau hormon kelamin jantan yakni testosterone.

Epididimis Epididimis adalah suatu struktur memanjang yang bertaut rapat dengan testis. Berdasarkan hasil praktikum bahwa pada ternak sapi, babi dan domba

mempunyai saluran epididimis dan berbentuk berliku-liku. Hal ini sesuai dengan pendapat Toelihere (1981) bahwa pada epididimis mengandung ductus epididymis yang sangatt berliku-liku. Dari asalnya di bagian dorsal atau dekat ujung testis, epididymis turun ke batas cranial kira-kira 3 cm, kemudian berbelok lateral naik dan melewati ujung dorsal berlawanan dengan bagian pertama membentuk bagian kepala epididimis dan menurun ke bagian kaudal jauh dari ujung tempat epididymis membentuk tonjolan pendek seperti limas yang disebut ekor epididimis. Bagian tengah antara kepala dan ekor epididymis menempel pada mesorchium caudal.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan epididimis memiliki tiga bagian,

yaitu cauda epididimis, caput epididimis, corpus epididimis. Bagian-bagian tersebut memiliki peran yang penting bagi spermatozoa. Luqman (1999) menambahkan bahwa epidimis merupakan saluran reproduksi jantan yang terdiri dari tiga bagian yakni, caput epididimis, corpus epididimis, dan cauda epididimis. Caput epididimis merupakan muara dari sejumlah duktus eferents dan terletak pada bagian ujung atas dari testes. Corpus epididimis merupakan saluran kelanjutan dari caput yang berada di luar sedangkan cauda epididimis merupakan kelanjutan dari corpus yang terletak pada bagian ujung bawah testes.

Vas Deferens Vas deferens merupakan bagian organ alat kelamin pada ternak. Berdasarkan hasil praktikum bahwa ternak sapi, babi dan domba mempunyai saluran vas deferens yang berfungsi sebagai saluran untuk mengeluarkan sperma dari testes. Hal ini sesuai dengan Akoso (1996) bahwa saluran deferen atau vas

deferens merupakan pipa berdinding tebal yang mengangkut sperma ke luar testes. Toelihere (1985) menambahkan bahwa duktus (vas) deferens merupakan saluran yang menghubungkan cauda epididimis dengan urethra. Dinding vas deferens mengandung otot polos yang berperan dalam pengangkutan

spermatozoa. Diameter vas deferens 2 mm dengan konsistensi seperti tali, berjalan sejajar dengan corpus epididimis. Vas deferens dekat dengan kepala epididimis, vas deferens menjadi lurus dan bersama-sama dengan pembuluh darah, limfe dan saraf pembentuk funikulus spermatikus yang berjalan melalui kanalis inguinalis ke dalam cavum abdominal. Kedua vas deferens (kiri dan kanan) terletak sebelah menyebelah di atas vesika urinaria lambat laun menebal dan membesar membentuk ampula duktus deferens.

Urethra Urethra merupakan organ kelamin yang terletak berdekatan dengan penis. Berdasarkan hasil praktikum didapatkan data bahwa pada ternak sapi, babi dan domba memiliki urethra pada alat kelamin yang terletak dengan penis. Hal ini sesuai dengan Akoso (1996) bahwa pada hewan pejantan adalah tabung mukoid yang memanjang mulai dari kandung kemih ke bagian depan penis. Hal ini juga sesuai dengan Toelihere (1981) yang berpendapat bahwa urethra masculinis atau canalis urogenitalis adalah saluran eskretori bersama untuk urine dan semen. Uretra membentang dari daerah pelvis ke penis dan berakhir pada ujung glans sebagai orificium urethrae externa. Saluran ini dibatasi di bagian dalam oleh epitel peralihan yang berubah menjadi tipe squamous bersusun dekat ujung glans penis. Uretra dapat dibedakan atas tiga bagian: bagian pelvis, suatu saluran silindrik

dengan panjang 15-20 cm, diselubungi oleh otot urethra yang kuat dan terletak pada lantai pelvis. Bagian kedua bulbus urethrae, adalah bagian yang melengkung seputar arcus ischiadicus dan yang ketiga bagian penis termasuk kelengkapan penis. Fungsi urethra adalah untuk mengalirkan urin dari tubuh dan juga berperan penting dalam proses ejakulasi semen dari saluran reproduksi jantan.

Kelenjar-kelenjar kelamin sekunder atau aksesoris Berdasarkan hasil praktikum didapatkan bahwa Kelenjar kelamin sekunder pada alat kelamin jantan terletak di sepanjang urethra. Kelenjar kelamin sekunder terdiri dari: vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar cowper. Hal ini sesuai dengan pendapat Akoso (1996) bahwa kelenjar ini terletak di sepanjang urethra. Kelenjar ini berfungsi untuk mengeluarkan cairan yang ditumpahkan ke dalam kelenjar cowper. Toelihere (1981) menambahkan bahwa kelenjar ini terdapat sepasang dan terdapat dalam lipatan urogenital lateral dari ampula. Fungsi dari kelenjar ini adalah menambah volume semen dengan membentuk 50% dari volume norma. Kelenjar-kelenjar aksesoris memiliki fungsi masing-masing. Fungsi utama ketiga kelenjar aksesoris yaitu menambah konsentrasi sperma dengan member nutrisi dan membersihkan saluran yang akan dilewati oleh sperma. Menurut Zumrotun (2007) bahwa vesikula semminalis memproduksi sekret atau cairan sperma yang banyak mengandung fruktosa dan asam sitrat. Volume kelenjar ini hampir 50% dari volume ejakulat normal sapi. Kelenjar yang lain bernama

kelenjar cowper atau prostata. Kelenjar ini mensekresikan cairan jernih dan berfungsi untuk membersihkan dan menetralisir uretra dari sisa-sisa urin dan kotoran lain sebelum ejakulasi. Ditambahkan Anonim (2009) bahwa kelenjar ini pada sapi mengelilingi urethra dan terdiri atas dua bagian yaitu badan prostata (corpus prostata) dan prostata diseminata atau prostata yang kriptik (pars disseminata prostate). Fungsi dari kelenjar ini adalah memberi bau khas pada semen yang dihasilkan.

Penis Penis kurang lebih silinder pada semua hewan dan mempunyai fungsi yang sama. Berdasarkan hasil praktikum pada sapi, babi dan domba mempunyai fungsi yang sama yaitu sebagai tempat ejakulasi sperma. Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjopranjoto (1995) bahwa penis mempunyai fungsi yang sama sebagai alat kopulasi dan jalan keluar air mani pada waktu ejakulasi dan mendeposisikan air mani pada alat kelamin betina. Ditambahkan oleh Toelihere (1981) bahwa penis merupakan organ kopulatoris. Penis terdiri dari tiga bagian, yakni bagian akar (crush penis), bagian badan (corpus penis), dan bagian ujung yang berakhir pada gland penis. Penis pada ternak jantan sapi, domba dan babi memiliki fleksura sigmoid. Fleksura sigmoid merupakan bagian dari badan penis yang berbentuk S. Hal ini sesuai dengan pendapat Toelihere (1981) bahwa sebagian besar badan penis pada keadaan tidak ereksi membentuk huruf S yang berada di sebelah dorsa caudal skrotum pelvis. Kantong preputium adalah lipatan kulit yang membungkus penis untuk melindungi penis. Hal ini sesuai dengan pendapat Zumrotun (2007) bahwa

preputium adalah lipatan kulit disekitar bebas penis. Permukaan luar merupakan kulit yang agak khas, sementara lapisan dalam menyerupai membran mukosa yang terdiri dari lapisan preputial dan penil yang menutup permukaan extremitas bebas dari penis.

Perbedaan Anatomi Organ Reproduksi Jantan Pada Sapi, Domba dan Babi Anatomi Organ Reproduksi Jantan pada Sapi Berdasarkan hasil praktikum anatomi organ reproduksi di dapat hasil sebagai berikut :

6
8 5 1

3 2 4

Sumber : Data Primer Praktikum Ilmu Reproduksi Ternak, 2011.

Sumber: Toelihere, 1979

Ilustrasi 1. Organ Reproduksi Sapi Jantan Keterangan : 1. Testis 2. Caput epididymis 3. Corpus epididymis 4. Cauda epididymis 5. Vas defferens 6. Kelenjar pelengkap 7. Penis 8. Flexura Sigmoid 9. Kantung Preputium

Anatomi Organ Reproduksi Jantan pada Domba Berdasarkan hasil praktikum anatomi reproduksi ternak di dapat hasil se bagai berikut :

Sumber : Data Primer Praktikum Ilmu Reproduksi Ternak,2011.

Sumber : Sumber: Toelihere, 1979

Ilustrasi 2. Organ Reproduksi Domba Jantan Keterangan : 1. Testis 2. Epididymis 3. Vas defferens 4. Kelenjar pelengkap 5. Penis 6. Flexura sigmoid 7. Preputium 8. Processus urethralis

Anatomi Organ Reproduksi Jantan pada Babi

Berdasarkan hasil praktikum anaatomi reproduksi ternak di dapat hasil sebagai berikut :
1

Sumber : Data Primer Praktikum Ilmu Reproduksi Ternak, 2011.

Sumber : Toelihere, 1979

Ilustrasi 3. Organ Reproduksi Babi Jantan Keterangan : 1. Kelenjar pelengkap 2. Flexura Sigmoid 3. Penis 4. Kantung preputium Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan, bahwa perbedaan organ reproduksi jantan pada sapi dan domba hampir sama akan tetapi ada

beberapa hal yang berbeda terutama pada ukurannya atau berat relatif dari organ reproduksi masing-masing. Hal ini sesuai dengan pendapat Toelihere (1981) yang menyatakan bahwa organ reproduksi domba jantan hampir sama antara domba dan sapi akan tetapi berat testis dalam hubungannya dengan berat badan relatif lebih besar. Hardjopranjoto (1995) menambahkan bahwa berat testis pada sapi sebesar 300-350 gram, pada domba sebesar 250-300 gram, dan pada babi sebesar 250-400 gram. Perbedaan organ lainnya yaitu pada panjang penis yang berbeda-beda antara ternak sapi, domba dan babi. Menurut Hardjopranjoto (1995) panjang penis keseluruhan pada sapi sepanjang 62 cm, pada domba sepanjang 40 cm, dan pada babi sepanjang 55 cm. Hasil pengamatan juga menunjukkan bahwa ukuran skrotum pada domba tampak lebih pendek dari pada skrotum pada sapi. Hal ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Toelihere (1981) menyatakan bahwa skrotum domba lebih pendek dan tidak mempunyai leher. Hardjopranjoto (1995) menambahkan bahwa skrotum sapi bentuknya simetris dan berayun, pada domba relatif pendek dan tidak ada leher, sedangkan pada babi skrotumnya terletak tepat di bawah anus dan tidak begitu terlihat jelas.

Organ reproduksi Betina Berdasarkan hasil praktikum pada ternak sapi, babi dan domba pada ternak betina terdapat organ kelamin betina yaitu: ovarium, tuba fallopi, uterus, serviks, dan vagina. Hal ini sesuai dengan pendapat Akoso (1996) bahwa organ

reproduksi betina terdiri atas: dua buah indung telur (ovarium), dua buah oviduk (tuba fallopi), liang sanggama (vagina) dan vulva. Hal ini juga sesuai dengan

pendapat Blakely dan Bade (1998) bahwa organ reproduksi betina terdiri dari ovari, oviduk, uterus dan serviks.

Ovarium Berdasarkan hasil praktikum pada organ betina sapi, babi dan domba sama-sama mempunyai ovarium yang mempunyai fungsi yang sama sebagai penghasil ovum. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Akoso (1996) bahwa indung telung atau ovarium yang berjumlah dua buah yang berfungsi sebagai penghasil sel telur. Frandson (1992) menambahkan bahwa ovarium merupakan sepasang kelenjar yang terdiri dari ovarium kanan dan kiri yang terletak di belakang ginjal kiri. Jarak antara ovarium dan ginjal yang bersangkutan, bervariasi dari spesies ke spesies.

Tuba Fallopi Berdasarkan hasil praktikum pada organ betina sapi, babi dan domba sama-sama mempunyai tuba fallopi yang memiliki fungsi sebagai tempat bertemunya sel jantan dan sel betina. Hal ini sesuai dengan pendapat Blakely dan Bade (1998) bahwa tuba fallopi berfungsi sebagai tempat pembuahan, yaitu persatuan sel sperma dan sel telur yang terjadi di sepertiga bagian atas dari tuba fallopi. Frandson (1992) menambahkan bahwa tuba fallopi adalah saluran yang berpasangan dan berkonvulasi yang menghantarkan ova dari tiap ovary menuju ke

tanduk uterus dan jugamerupakan tempat terjadinya fertilisasi ova oleh spermatozoa.

Uterus Berdasarkan hasil praktikum pada organ betina sapi, babi dan domba sama-sama mempunyai uterus namun memiliki bentuk yang berbeda yang berbentuk seperti tanduk yang melengkung. Hal ini sesuai dengan pendapat Akoso (1996) bahwa uterus adalah tabung berotot tebal terletak di rongga perut terdiri atas 2 buah tanduk , sebuah batang dan sebuah leher. Ditambahkan oleh Blakely dan Bade (1998) bahwa uterus berfungsi sebagai tempat terjadinya fetus. Uterus terdiri dari carpus uteri dan cornua uteri. Cornua uteri mempunyai fungsi sebagai tempat menempelnya zygot, lalu berkembang menjadi embrio, dan foetus. Sedangkan Corpus uteri berfungsi sebagai tempat deposisi semen pada saat inseminasi buatan.

Serviks Serviks merupakan ujung dari uterus yang berbentuk seperti cincin yang berfungsi sebagai pelindung saluran uterus. Anatomi serviks pada berbagai jenis hewan ternak berbeda-beda namun pada garis besarnya sama yaitu lumennya terbentuk dari gelang-gelang penonjolan dari mucosa serviks. Hal ini sesuai dengan pendapat Partodiharjo (1980) bahwa serviks adalah urat daging sphincter yang terletak di antara uterus dan vagina, jadi serviks dapat dianggap pintu masuk

ke dalam uterus, karena dapat terbuka dan tertutup dan tergantung pada fase siklus berahi hewan.fungsi seviks adalah terutama menutup lumen uterus sehingga tak member kemungkinan untuk masuknya jasad mikroskopik maupun makroskopik ke dalam uterus. Vagina Berdasarkan hasil praktikum pada organ betina sapi, babi dan domba sama-sama mempunyai bentuk vagina yang sama sebagai tempat kopulasi dan perkawinan. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Akoso (1996) bahwa berbentuk tabung yang kebelakang membentuk saluran terbuka ke bibir kemaluan dan vulva. Ditambahkan oleh Blakely dan Bade (1998) bahwa struktur reproduksi internal yang paling bawah adalah vagina yang berperan sebagai organ kopulasi pada betina. Di sinilah semen ditumpahkan oleh penis pejantan.

Vulva Vulva merupakan bagian terluar dari sitem reproduksi betina. Vulva memiliki fungsi sperti skrotum yaitu melindungi bagian organ di dalamnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Frandson (1992) bahwa vulva adalah bagian eksternal dari genitalia betina yang terentang dari vagina sampai ke bagian yang paling luar.

Perbedaan Anatomi Organ Reproduksi Betina Pada Sapi, Domba dan Babi Anatomi Organ Reproduksi Betina pada Sapi Berdasarkan hasil praktikum di dapat hasil sebagai berikut :

6 7

5 2

8 3 1 4

Sumber : Data Primer Praktikum Ilmu Reproduksi Ternak, 2011.

Sumber : Toelihere, 1979

Ilustrasi 4. Organ Reproduksi Sapi Betina Keterangan : 1. Ovarium 2. Infundibulum 3. Tuba fallopii 4. Cornua uteri 5. Corpus uteri 6. Cervix 7. Vagina 8. Vulva

Anatomi Organ Reproduksi Betina pada Domba Berdasarkan hasil praktikum di dapat hasil sebagai berikut :
1 2 3 4

6 8 7

Sumber : Data Primer Praktikum Ilmu Sumber : Hafez, 1993 Reproduksi Ternak, 2011. Ilustrasi 5. Organ Reproduksi Domba Betina Keterangan : 1. Ovarium 2. Infundibulum 3. Tuba fallopii 4. Cornua uteri 5. Corpus uteri 6. Cervix 7. Vagina 8. Vulva

Anatomi Organ Reproduksi Betina pada Babi Berdasarkan hasil praktikum di dapati hasil sebagai berikut :
7 1 3 6

4 5 8 9

Sumber : Data Primer Praktikum Ilmu Sumber : Toelihere, 1979 Reproduksi Ternak, 2011. Ilustrasi 6. Organ Reproduksi Babi Betina Keterangan : 1. Ovarium 2. Membran fimbrae 3. Infundibulum 4. Tuba fallopii 5. Cornua uteri 6. Corpus uteri 7. Cervix 8. Vagina 9. Vulva

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan diketahui bahwa perbedaan yang terdapat pada ovarium pada sapi, babi dan domba adalah ovarium pada sapi dan domba mempunyai bentuk yang sama akan tetapi tampak berbeda pada ovarium babi. Bentuk ovarium pada babi menyerupai buah murbei atau mempunyai sel telur yang banyak dan menggerombol, hal ini disebabkan karena

babi melahirkan anak dalam jumlah banyak. Hal ini sesuai dengan pendapat Partodiharjo (1980) bahwa bentuk ovarium berbeda-beda menurut spesies hewan, dan tergantung pula kepada apakah jenis hewan itu polytokus yang artinya melahirkan banyak anak dalam satu kali kelahiranatau monocotus. Betina-betina politekes mempunyai bentuk ovarium seperti buah murbei, misalnya babi tukus dan lain-lain. Monotekes ovariumnya berbentuk bulat panjang atau oval misalnya, sapi, kerbau dan lain-lain. Blakely dan Bade (1998) menambahkan bahwa babi mempunyai karakteristik reproduksi yang bersifat unik bila dibandingkan dengan sapi, domba dan kuda. Perbedaan yang penting adalah bahwa babi merupakan hewan polytokus (melahirkan anak lebih dari satu), menghasilkan ovum banyak dan melahirkan anak dalam jumlah banyak.

DAFTAR PUSTAKA

Akoso, B. T. 1996. Ilmu Kesehatan Sapi. Kanisius, Yogyakarta. Anonim. 2009. Bahan Ajar Dasar Ilmu Reproduksi Ternak. Fakultas Peternakan. Universitas Hasanuddin, Makassar. Blakely and Bade. 1998. Ilmu Peternakan Umum. Kanisius, Yogyakarta. Frandson, R. D. 1995. Anatomi Dan Fisiologi Ternak Edisi Keempat. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Hardjopranjoto, S. 1995. Ilmu Kemajiran Pada Ternak. Airlangga University Press, Surabaya. Luqman, M., 1999. Fisiologi Reproduksi. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga, Surabaya Partodihardjo, S. 1980. Ilmu Reproduksi Hewan. Mutiara, Jakarta. Salisbury, G. W. 1985. Fisiologi Reproduksi dan Inseminasi Buatan Pada Sapi. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Toelihere, M. 1981. Fisiologi Reproduksi Pada Ternak. Angkasa, Bandung. Zumrotun. 2007. Inseminasi Buatan pada Sapi. PT. Sinergi Pustaka Indonesia, Bandung.

You might also like