You are on page 1of 72

PERPECAHAN AGAMA

ISLAM MENJADI 73
GOLONGAN
oleh :

KH. Siradjuddin Abbas


Hartono Ahmad Jaiz
Syaikh Muhammad Yusuf Qardhawi
MUKADIMAH
Presentasi ini dibuat khusus untuk semua saudara saudari seiman
dan seagama, agar kita membuang jauh-jauh segala perbedaan
Mazhab yang ada. Tercatat dalam sejarah bahwa perbedaan inipun
telah pula membawa kepada pecahnya peperangan dan saling benci
antar sesama Muslim.
Marilah kita tetapi kebenaran yang sudah dibawa oleh para Wali Allah
dimuka bumi kepada kita dalam barisan Ahlus Sunnah wal Jamaah,
walaupun kita berbeda Imam, walaupun kita berbeda pulau,
walaupun kita berbeda negara, di Indonesia, di Malaysia, di Singapore
dan di Brunei.

Sudah menjadi kebiasaan bahwa setiap Imam, Ulama, Wali atau


pemimpin kelompok agama akan mengatakan bahwa KAMI
MEMERANGI BID’AH DAN KHURAFAT, Bid’ah itu sesat dan kesesatan
itu membawa ke neraka. Mereka juga akan berata bahwa ia akan
mengembalikan umat manusia kepada kebenaran Kitabullah al Quran
al Karim dan As Sunnah al Hadits.
Namun apabila kita tidak memperhatikan hal-hal pokok dan penting
KETERANGAN UMUM TENTANG ISTILAH-
ISTILAH DALAM AGAMA ISLAM
Dalam memahami soal-soal I’itiqad (kepercayaan) dalam Islam lebih baik terlebih dahulu mengetahui
beberapa istilah dalam Islam :
[1] Usuluddin artinya pokok (hal yang sangat penting) dalam agama.
Ilmu Usuluddin artinya ilmu yang mempelajari pokok-pokok agama.
Ilmu Usuluddin sama dengan ilmu Kalam (perkataan/hukum Allah) = ilmu Tauhid (ke-Esaan Allah) =
ilmu Aqaid atau ilmu I’itiqad (kepercayaan tentang ketuhanan, kenabian dan akhirat) = ilmu Sifat 20
(dua puluh) karena mempelajari tentang sifat Allah SWT.
Kalau berbicara tentang asal usul (pokok) agama sudah tentu ada furu’ (cabang). Dan dalam keagamaan
furu’ syariat berarti cabang-cabang ibadah yang meliputi shalat, puasa, zakat, haji, nikah, jual beli dan
lain-lain.
Dengan demikian Ushuluddin ialah I’itiqad-I’itiqad (kepercayaan/keyakinan) secara batiniah. Dan furu
syariat adalah segala ibadah yang dikerjakan secara lahiriah.

[2] Firqah artinya golongan keyakinan didalam lingkungan umat Islam.


Perbedaan dalam firqah sangat bertentangan satu sama lain, sangat tajam karena menyangkut keyakinan
(faham) umat yang dalam sejarah hanya karena perkara firqah inilah sehingga terjadinya pembunuhan
dimana-mana. Perbedaan firqah sangat sulit untuk diperdamaikan apalagi untuk dipersatukan.
Sabda Rasulullah SAW
tentang akan adanya
perpecahan
PERNYATAAN RASULULLAH S.A.W
TENTANG FIRQAH-FIRQAH DALAM
ISLAM
Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa yang hidup (lebih lama) diantaramu niscaya akan melihat
perselisihan (faham) yang banyak. Ketika itu pegang teguhlah Sunnahku dan Sunnah Khalifah Rasyidin
yang diberi hidayah. Pegang teguhlah itu dan gigitlah dengan gerahammu.”
[HR. Abu Dawud]

Rasulullah SAW bersabda : “Akan ada dilingkungan umatku 30 (tiga puluh) orang kazzab (pembohong)
yang mendakwakan bahwa ia adalah Nabi. Saya adalah Nabi penutup, tidak ada lagi Nabi sesudahku.”
[HR. Tirmidzi]

Rasulullah SAW bersabda : “Akan keluar suatu kaum akhir zaman, orang-orang muda berfaham
(perangai) jelek. Mereka banyak mengucapkan perkataan “khairil bariyah” (maksudnya firman-firman
Tuhan yang dibawa oleh Nabi). Iman mereka tidak melampaui kerongkongan mereka. Mereka keluar dari
agama seperti meluncurnya anak panah dari busurnya. Kalau orang-orang ini berjumpa denganmu maka
lawanlah mereka.”
[HR. Bukhari]

Rasulullah SAW bersabda : “Ada dua golongan (firqah) dari umatku yang pada hakikatnya mereka tidak
ada sangkut paut dengan Islam, yaitu kaum Murjiah dan kaum Qadariyah.”
[HR. Tirmidzi]
PERNYATAAN RASULULLAH S.A.W
TENTANG FIRQAH-FIRQAH DALAM
ISLAM
Rasulullah SAW bersabda : “Bagi tiap-tiap umat ada Majusi-nya, dan majusi dari umatku adalah orang
yang mengingkari takdir. Kalau mereka mati jangan dihadiri pemakamannya dan kalau mereka sakit
jangan dijenguk. Mereka adalah kelompok dajjal. Dan memang Allah berhak untuk memasukkan mereka
kedalam kelompok dajjal.”
[HR. Abu Dawud dari Hudzaifah ra.]

Rasulullah SAW bersabda : “Telah berfirqah-firqah orang Yahudi menjadi 71 firqah dan orang Nasrani
seperti itu pula. Dan akan berfirqah umatku menjadi 73 firqah.”
[HR. Tirmidzi dari Abu Hurairah ra.]

Rasulullah SAW bersabda : “Bahwasanya Bani Israil telah berfirqah-firqah sebanyak 72 millah (firqah) dan
akan berfirqah umatku sebanyak 73 firqah, semuanya masuk neraka kecuali satu”.
Para sahabat yang mendengar ucapan ini bertanya : “Siapakah yang satu itu, ya Rasulullah?”.
Nabi menjawab : “Yang satu itu adalah orang yang berpegang (beri’itiqad) dengan peganganku (I’itiqadku)
dan sahabat-sahabatku.”
[HR. Tirmidzi]
PERNYATAAN RASULULLAH S.A.W
TENTANG FIRQAH-FIRQAH DALAM
ISLAM
Rasulullah SAW bersabda : “Demi Tuhan yang memegang jiwa Muhammad ditangan-Nya, akan berfirqah
umatku sebanyak 73 firqah, yang satu masuk syurga dan yang lain masuk neraka.”
Bertanya para sahabat : “Siapakah firqah (yang tidak masuk neraka) itu, ya Rasulullah?”
Nabi menjawab : “Ahlussunnah wal Jama’ah”.
[HR. Thabrani]

Rasulullah SAW bersabda : “Akan ada segolongan dari umatku yang tetap atas kebenaran sampai hari
kiamat dan mereka tetap atas kebenaran itu.”
[HR. Bukhari]
Awal mula timbulnya
perpecahan dalam
Islam.
PERPECAHAN SETELAH WAFATNYA
RASULULLAH
Yang teramat mulia Nabi Muhammad SAW
SAW wafat pada 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriah atau 8 Juni 632
Masehi. Adapun Nabi tidaklah berwasiat kepada seorangpun dari sahabat untuk menjadi khalifah
selanjutnya.
Setelah wafatnya beliau sekumpulan kaum Anshar (para sahabat yang berasal dari Madinah) yang dipimpin
Sa’ad bin Ubadah (ketua suku Khazraj) berkumpul disuatu tempat yang dinamai Saqifah Bani Sa’idah untuk
menentukan Khalifah (pengganti Nabi). Mendengar hal itu kaum Muhajirin (para sahabat yang berasal dari
Mekkah) dipimpin Abu Bakar Shiddiq juga ikut menuju tempat tersebut. Sedangkan Ali bin Abi Thalib (dan
Siti Fatimah) sedang sibuk mengurusi pemakaman Nabi dan tidak menghadiri rapat tersebut. Timbul
perselisihan sengit antara Muhajirin dan Anshar, dan akhirnya diputuskan bahwa sahabat Nabi yang paling
utama yaitu Abu Bakar dipilih sebagai Khalifah.
Abu Bakar menjadi khalifah selama 2 tahun 3 bulan dan 10 hari, beliau wafat pada bulan Jumadil Akhir 12
Hijriah. Sebelum wafat beliau sempat memberi wasiat menunjuk khalifah kedua adalah Umar bin Khattab.
Keputusan ini diterima oleh semua kaum muslimin tanpa adanya persengketaan.
Umar bin Khattab menjadi khalifah selama 10 tahun 6 bulan, beliau wafat pada 16 Dzulqaedah 23 Hijriah.
Kematian Umar adalah karena dibunuh oleh musuhnya dari daerah-daerah yang pernah ditaklukkan Umar.
Sebelum wafat berwasiat agar memilih khalifah dengan jalan musyawarah dan jangan memilih anaknya Ibnu
Umar (Abdullah bin Umar), akhirnya jatuh pilihan kepada sahabat utama yang ketiga yaitu Utsman bin Affan.
Utsman bin Affan menjadi khalifah selama 10 tahun sejak 25 H hingga 35 H, adalah ia tidak seperti 2 khalifah
sebelumnya Abu Bakar dan Umar yang gemar berperang untuk memperluas penyebaran agama Islam
keseluruh dunia. Khalifah Utsman lebih sibuk pada penyusunan Mashaf al Quran karena mengingat
banyaknya para penghafal Quran yang mati syahid akibat peperangan dimasa Abu Bakar dan Umar.
Dimasa pemerintahan Utsman datanglah seorang pendeta besar Yahudi dari Yaman yang telah masuk Islam
sekitar tahun 30 H, yang bernama Abdullah bin Saba’. Dia menyangka kedatangannya sebagai pendeta
besar yang telah muallaf akan disambut dengan penuh kehormatan oleh Khalifah Utsman, tetapi terjadi
sebaliknya. Khalifah yang sangat sibuk menyusun dan mengumpulkan Al Quran tidak peduli dengan
keberadaan Abdullah bin Saba.
PERPECAHAN SETELAH WAFATNYA
RASULULLAH
Melihat kenyataan itu membuat kebencian SAW
dalam hati Abdullah bin Saba’. Ia kemudian membangun gerakan
anti (penentang) Utsman dengan cara menyusup kedalam barisan kaum Muslimin dan menghasut mereka
agar ikut membenci Utsman bin Affan. Abdullah bin Saba’ berusaha meruntuhkannya dengan mengubah
Hadits yang lebih condong membela dan membenarkan Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah yang seharusnya.
Dia mengagung-agungkan Ali bin Abi Thalib yang memang lebih banyak disebut dalam hadits Nabi.
Dia juga merubah-rubah hadits dari Aisyah tentang perihal Nabi menjelang wafat dengan mengatakan bahwa
Ali bin Thalib mendapat wasiat dari Rasulullah SAW untuk menjadi khalifah sesudah beliau. Karena itu
Abdullah bin Saba’ merendahkan dan menghina Abu Bakar, Umar dan Utsman dengan menyebut mereka
telah merebut kekuasaan dan tidak menuruti wasiat Nabi.
Dia menyebutkan ketinggian derajat Ali yang juga sebagai sepupu dan menantu Nabi yang berarti masih ada
hubungan pertalian darah antara Ali bin Abu Thalib dengan Rasulullah SAW (ahlil bait). Propagandanya ini
mendapat dukungan banyak umat muslim dimasa itu, karena memang Khalifah Utsman membuat beberapa
kesalahan seperti menghilangkan cincin perak Nabi (stempel) dan berlaku nepotisme dengan mengangkat
keluarganya duduk didalam pemerintahan dan menjadi pengusaha-pengusaha daerah.
Akhirnya terjadi gerakan pemberontakan terhadap khalifah Utsman. Puncak keberhasilan propaganda
Abdullah bin Saba ini membuahkan hasil dengan dibunuhnya Khalifah Utsman bin Affan pada tahun 35 H.
Kemudian diputuskanlah oleh semua umat muslim baik kaum yang memberontak anti Utsman dan kaum
yang tidak memberontak bahwa Ali bin Abi Thalib sebagai Khalifah keempat.
Semasa pemerintahan khalifah Ali inilah mulai terjadi perpecahan besar, karena sebagian sahabat Nabi
menganggap pengangkatan Ali adalah kudeta (perebutan kekuasaan) setelah membunuh Utsman dan
menuntut qisas (hukum balas) atas kematian Utsman.
Sedangkan sebagian sahabat lain berpendapat lain, sehingga akhirnya para sahabat Rasulullah SAW itu
membentuk golongan-golongan sendiri bergantung pada ijtihad masing-masing.
Para sahabat akhirnya terpecah menjadi 4 (empat) golongan besar.
PERPECAHAN SETELAH WAFATNYA
4 golongan yang terbentuk semasaRASULULLAH
pemerintahan khalifah Ali binSAW
Thalib itu antara lain :
2. Golongan Syiah dan sebagian kaum Ahlus Sunnah di Madinah yang mendukung dan menyokong
Khalifah Ali.
3. Golongan pendukung Mu’awiyah bin Abi Sofyan yaitu Amir (penguasa = gubernur) di Damsyik
(Damaskus), negeri Suriah (Syria). Mereka menganggap Ali ikut serta dalam pembunuhan Utsman bin
Affan. Mereka mengangkat Mu’awiyah menjadi Khalifah sebagai pengganti Khalifah Utsman. Sehingga
terdapat 2 khalifah, Ali di Madinah dan Mu’awiyah di Damaskus.
4. Golongan yang dipimpin Siti Aisyah Ummul Mukminin, istri Rasulullah SAW dan diikuti oleh Thalhah
dan Zubair. Mereka tidak mengakui Ali sebagai khalifah, tetapi tidak menganggap Ali ikut serta dalam
pemberontakan membunuh Utsman. Siti Aisyah tidak berada di Madinah ketika pembunuhan Utsman,
namun Thalhah dan Zubair yang ikut mengangkat Ali sebagai Khalifah secara terpaksa karena mereka
berdua diancam dengan pedang diatas kepala.
5. Golongan yang dikepalai oleh Ibnu Umar (Abdullah bin Umar bin Khattab), diikuti Muhammad bin
Salamah, Utsman bin Zaid, SA’ad bin Abi Waqash, Hasan bin Tsabit, Abdullah bin Salam dan lainnya.
Mereka tidak ikut mengangkat Ali, tidak pula menganggap Ali ikut serta dalam pembunuhan Utsman bin
Affan dan juga tidak mendukung Khalifah Mu’awiyah.

Akibat perpecahan itu berakibat terjadinya perang saudara antar sahabat Nabi. Perang Pertama antara
Golongan Siti Aisyah melawan Khalifah Ali yang dikenal dengan nama perang Jamal (perang Onta)
pada tahun 36 H, berakhir dengan kekalahan Siti Aisyah dan 2 sahabat Nabi yaitu Thalhah dan Zubair
ikut terbunuh dalam perang yang masing-masing pasukan mengerahkan 200.000 orang.
Perang kedua adalah perang antara Golongan Mu’awiyah melawan Ali, yang terbesar dan sangat terkenal
dengan istilah Perang Siffin pada tahun 37 H, yang berakhir dengan gencatan senjata.
Setelah perang-perang saudara yang besar ini maka muncullah berbagai aliran firqah (golongan).
Index Hyperlink
SYIAH JABARIYAH AHMADIYAH

KHAWARIJ NAJARIYAH WAHABI

MURJIAH MUSYABBIHAH ISLAM JAMAAH

MU’TAZILAH IBNU TAIMIYAH ISLAM LIBERAL

QADARIYAH BAHAIYYAH
INDEX

SYIAH
SEJARAH SINGKAT FAHAM SYIAH
Pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan, ada seorang pendeta besar Yahudi yang masuk Islam bernama
Abdullah bin Saba’. Sesudah masuk islam ia datang ke Madinah sekitar tahun 30 Hijriah. Ia mengira
kedatangannya akan disambut dengan upacara kebesaran oleh Khalifah Utsman dan penghargaan besar
dari umat muslim terdahulu. Namun sebaliknya ia tidak mendapati sambutan dan penghargaab. Akhirnya
Abdullah bin Saba’ menjadi jengkel, kesal dan ia pun membenci kepada Khalifah Utsman.
Kemudian ia pun mulai menghasut untuk menjatuhkan Khalifah Utsman. Ia berjalan ke Madinah, Mesir,
Kuffah, Bashrah (Irak), Damsyik (Syiria) dan kota-kota lainnya untuk menyebarkan fitnah kekurangan dan
kejelekan Utsman bin Affan. Untuk menjatuhkan Utsman, maka Abdullah bin Saba mengagung-agungkan Ali
bin Thalib dengan menyinggung hadits-hadits (sunnah Nabi SAW) yang banyak dirawi (diceritakan) oleh Ali.
Tetapi ia juga membuat hadits-hadits palsu untuk merendahkan Utsman bin Affan, dan juga kepada Umar bin
Khattab dan Abu Bakar. Dan ajaran-ajarannya mendapat sambutan dan antusias dari umat muslim ketika itu.
Beberapa ajaran (pengajian) Abdullah bin Saba’ adalah :
(1) Al Wishayah (wasiat), yaitu bahwa Nabi Muhammad SAW berwasiat supaya Imam (pemimpin) sesudah
beliau adalah Ali bin Abi Thalib.
(2) Ar Raj’ah (kembali), yaitu bahwa Nabi Muhammad SAW akan dibangkitkan kembali diakhir zaman
seperti halnya kembalinya Nabi Isa Al Masih alaihis salam. Dan bahwa Ali bin Abi Thalib sama halnya seperti
Nabi Isa bahwa ia belum mati tetapi diangkat ke atas langit dan akan diturunkan kembali kebumi untuk
menjadi Khalifah terakhir (Imam Mahdi)
(3) Ketuhanan Ali (Ali Ar-Rabbi), yaitu Abdullah bin Saba mengajarkan bahwa dalam tubuh Ali bin Abi
Thalib bersemayam unsur ketuhanan yang telah bersatu padu dengan tubuhnya, sehingga beliau bisa
mengetahui segala perkara gaib. Oleh karena itu Ali selalu menang dalam peperangan melawan orang kafir.
Suara petir adalah suara Ali dan kilat adalah senyuman Ali.

Pada intinya kaum Syiah bersyahadat : La ilaha illallah, wa Ali rasullullah. (Tak ada Tuhan selain Allah, dan
Ali adalah Rasul Allah)
SEJARAH SINGKAT FAHAM SYIAH

Syiah dalam bahasa Arab artinya pengikut.


Syiah Ali berarti pengikut Ali.
Tetapi arti Syiah dalam pengertian umum adalah kaum yang beritiqad meyakini bahwa Ali bin Abi Thalib
adalah orang berhak menjadi khalifah pengganti Nabi Muhammad SAW.

Inti dari ajaran agama Syiah :


6. Pangkat khalifah pengganti Nabi adalah harus diwarisi oleh ahli waris Nabi dan ditunjuk oleh Nabi
sendiri dengan wasiat yaitu Ali bin Abi Thalib karena ia sepupu Nabi (anak paman Rasulullah SAW),
ia juga menantu Nabi dan pahlawan Islam yang berani.
7. Khalifah dalam Syiah disebut IMAM yang merupakan pangkat tertinggi dalam Islam Syiah. Imam
utama ditunjuk oleh Nabi dan Imam-imam lainnya ditunjuk oleh Imam utama tadi. Orang-orang
memilih khalifah (pemimpin) dengan musyawarah dianggap melakukan perbuatan dosa besar.
8. Imam Syiah adalah orang yang maksum, artinya tidak pernah membuat dosa dan tidak boleh
diganggu gugat dan dikritik segala ajarannya karena imam adalah pengganti Nabi yang sama
derajat kedudukannya dengan Nabi.
9. Imam masih mendapat wahyu dari Tuhan walaupun wahyu itu datang tidak dengan perantaraan
Malaikat Jibril. Wahyu yang dibawa dan disampaikan oleh imam wajib ditaati.
10. Orang-orang Syiah yang sudah sampai kederajat keimanan yang sangat tinggi, maka baginya sudah
habis taklif (ibadah) sehingga tidak perlu sembahyang, puasa dan lain-lain.
BEBERAPA GOLONGAN DALAM FAHAM SYIAH

Agama Syiah terpecah lagi menjadi golongan besar, diantaranya :


• Syi’ah Sabaiyah (pengikut Abdullah bin Saba) yang mengatakan bahwa Jibril salah dalam mengirim
wahyu yang mana seharusnya adalah Ali bin Abi Thalib yang menjadi Rasullullah.
• Syi’ah Kaisaniah (pengikut Mukhtar bin Ubai As Saqafi), tidak mempercayai adanya ruh tuhan
dalam tubuh Ali. Mereka yakin bahwa para Imam Syi’ah adalah mashum (bebas dari dosa)
sebagaimana Nabi dan Imam masih mendapat wahyu.
• Syi’ah Imamiyah, mereka percaya kepada Imam yang ditunjuk oleh Nabi Muhammad SAW yaitu Ali
bin Abi Thalib sampai 12 orang keturunan Ali dengan Fathimah. Kaum ini menguasai tanah Persia
(Iran)
• Syi’ah Isma’iliyah atau Syiah Sab’iyah (pengikut Aga Khan, di Pakistan), mereka hanya
mempercayai 7 Imam
• Syi’ah Zaidiyah (pengikut Zaid bin Ali bin Husein bin Ali bin Abi Thalib). Kaum Syiah yang
menguasai Yaman. Mereka berpendapat bahwa Ali lebih mulia daripada 3 sahabat Nabi yang
utama, tetapi mereka tidak mengkafirkan 3 sahabat itu. Mereka menganggap bahwa seorang
Muslim yang mengerjakan dosa besar akan kekal dalam neraka
• Syi’ah Qaramithah, yaitu Syiah yang mentafsirkan Al Quran sesuka hatinya. Mereka mengatakan
bahwa malaikat adalah mubaligh mereka, syaitan adalah musuh. Yang dinamakan shalat adalah
mengikut malaikat. Haji adalah berziarah mendatangi Imam-Imam Syiah. Puasa adalah tidak
membuka aib kekurangan / kejelekan Imam dan rahasia Imam lainnya. Umat Syiah yang sudah
mencapai pemahaman (iman) yang tinggi, maka baginya tidak perlu lagi beribadah.
• Dan lain-lain golongan dalam Syiah yang tidak disebutkan karena pengikutnya yang sangat sedikit.
SILSILAH KHALIFAH (IMAM BESAR) DALAM FAHAM
SYIAH
Agama Syiah berpendapat dan berkeyakinan bahwa silsilah Imam mereka yang utama adalah :
• Ali bin Abi Thalib (wafat tahun 40 H)
• Hasan bin Ali bin Abi Thalib (wafat tahun 50 H)
• Husein bin Ali bin Abi Thalib (wafat tahun 61 H)
• Ali Zainal Abidin bin Husein bin Ali bin Abi Thalib (wafat tahun 94 H)
• Muhammad al Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husein bin Ali (wafat tahun 117 H)
• Ja’far Shaddiq bin Muhammad al Baqir (wafat tahun 148 H)
• Musa al Kazhim bin Ja’far Shaddiq (wafat tahun 183 H)
• Ali Redha bin Musa al Kazhim bin Ja’far Shaddiq (wafat tahun 202 H)
• Muhammad al Jawwad bin Ali Redha bin Musa bin Ja’far Shaddiq (wafat tahun 220 H)
• Ali bin Muhammad bin Ali Redha bin Musa bin Ja’far Shaddiq (wafat tahun 254 H)
• Hasan bin Ali bin Muhammad al Asykari (wafat tahun 260 H)
• Muhammad bin Hasan al Mahdi (menghilang lenyap sejak 260 H)

Imam yang ke-12 inilah yang dipercayai dan diyakini oleh kaum Syiah sebagai Imam Mahdi (di Indonesia
faham ini bernama Ratu Adil) yang akan kembali pada akhir zaman untuk menegakkan kebenaran
dan keadilan dimuka bumi. Ia belum wafat tetapi bersembunyi dirumahnya di kota Samara’ (Iraq)
sejak kematian ayahnya, karena ketika itu ia masih dibawah umur.
Perbedaan I’itiqad yang sangat prinsipal dengan Ahlus
Sunnah Wal Jamaah
SUNNY SYIAH
Khalifah yang pertama adalah Abu Bakar, kedua Ketiga Khulafaur Rasyidin itu terkutuk karena
adalah Umar bin Khattab, ketiga adalah Utsman bin merampas keKhalifahan dari tangan Ali bin Abi Thalib.
Affan.
Imam (Khalifah) yang pertama adalah Ali bin Abi
Thalib.

Khalifah boleh diangkat dengan musyawarah Ahlul Imam harus ditunjuk oleh Nabi Muhammad SAW
halli wal ‘aqdi. dengan wasiat.

Khalifah hanyalah orang biasa, tidak mashum dan Imam masih menerima wahyu dan juga mashum
tidak menerima wahyu dari Allah SWT. (bebas dari dosa).

Tidak mempercayai adanya Khalifah Gaib. Hanya Percaya adanya Khalifah gaib yang akan keluar di
percaya kepada kekhalifahan terakhir bernama Imam akhir zaman
Mahdi.

Kepercayaan kepada Khalifah bukan Rukun Iman. Kepercayaan kepada Imam adalah salah satu rukun
iman

Kitab kedua adalah Kitab Hadits Shahih Bukhari. Kitab yang kedua adalah Kitab Al Kafi karangan
Ya’qub Al Kulni
Perbedaan I’itiqad yang sangat prinsipal dengan Ahlus
Sunnah Wal Jamaah
SUNNY SYIAH
Mashaf Al Quran yang sah adalah Mushaf Utsman bin Mashaf yang sah adalah Mashaf Ali bin Abi Thalib
Affan.

Arti dari “Ahlil Bait” adalah famili (keluarga dekat) Ahlil Bait hanyalah keturunan Ali bin Abi Thalib dari
termasuk isteri-isteri Nabi SAW. isterinya yaitu Siti Fathimah binti Muhammad.

Tidak menganut faham “Wahdatul Wujud” (serba Menganut faham “Wahdatul Wujud” (serba Tuhan)
Tuhan). yaitu bahwa segala sesuatu itu pada dasarnya adalah
perwujudan Tuhan.

Islam sudah cukup (disempurnakan) pada waktu Islam masih belum cukup karena masih akan ada
Rasulullah SAW wafat. wahyu-wahyu Tuhan kepada Imam-Imam Syiah.

“Taqiyah” bukun Rukun Iman. “Taqiyah” adalah termasuk rukun iman.

Raj’ah tidak ada. Mempercayai adanya raj’ah (reinkarnasi = arwah turun


temurun).
INDEX

KHAWARIJ
SEJARAH SINGKAT FAHAM KHAWARIJ
Pada masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib, terjadilah perang saudara yang terbesar dalam Islam antara
jumhur (kelompok besar) umat mukmin pimpinan Khalifah Ali melawan jumhur umat mukmin dipimpin
Mu’awiyah bin Abi Sofyan dari Bani Umayyah yang sangat terkenal dengan nama Perang Siffin, yaitu disuatu
tempat bernama Siffin (Irak). Dipihak Ali telah terbunuh lebih 25.000 orang, sedangkan dipihak Mu’awiyah
terkorban lebih dari 45.000 orang. Perang ini berlangsung pada tahun 37 Hijriah, adalah perang yang
diramalkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai salah satu tanda mendekati kiamat (tersebut dalam Hadits
shahih mutaffaq ‘alaih).
Dalam kekacauan perang yang menyebabkan sebagian besar tentara Mu’awiyah kocar kacir melarikan diri,
maka sisa-sisa dari tentaranya menjalankan siasat “cease fire” (gencatan senjata) dengan meletakkan
potongan ayat-ayat suci Al Quran diatas tombak dan pedang mereka. Kemudian diacung-acungkan sebagai
bendera agar berdamai dan berhukum sesuai hukum dalam Al Quran.
Pada awalnya Ali bin Abi Thalib menolak ajakan damai ini karena beliau tahu bahwa ini hanyalah siasat
perang dari pasukan yang hampir kalah. Tetapi sebagian besar tentara pasukannya mendesak Ali agar
berhukum kepada Al Quran. Sehingga Ali pun menyetujui gencatan senjata ini, dan kedua khalifah yaitu Ali di
Baghdad dan Mu’awiyah di Damsyik menyusun delegasi perundingan damai. Pihak Ali diwakili Abu Musa Al
Asy’ari (sahabat Nabi SAW, ia seorang yang jujur lagi shaleh) dan Mu’awiyah diwakili ‘Amru bin ‘Ash (juga
termasuk sahabat Nabi SAW, ia seorang ahli siasat perang yang sangat pandai). Perundingan ini dinamakan
“Majlis Tahkim” berlangsung di Daumatul Jandal (Irak) dengan setiap pihak mengirim anggota delegasi
sebanyak 100 orang.
Ditengah kebingungan umat dalam menentukan siapa yang salah dan siapa yang benar karena perang
saudara sesama mukmin ini, maka terdapatlah sebagian pasukan dari tentaranya Ali yang tidak menyukai
berhukum kepada Al Quran dan menganggap ucapan pasukan Mu’awiyah hanyalah siasat busuk saja.
Mereka berbalik membenci Ali karena menyetujui “Majlis Tahkim” yang mereka anggap sebagai tindakan
pengecut dan ragu-ragu atas kebenaran pendirian. Mereka dipimpin Abdullah bin Wahab ar Rasyidi.
Dalam Majlis Tahkim, dengan kepintaran politiknya, akhirnya ‘Amru bin ‘Ash memenangkan Mu’awiyah.
Karena merasa kalah tertipu maka bertambahlah kemarahan pendukung Ali dan perangpun kembali terjadi.
SEJARAH SINGKAT FAHAM KHAWARIJ
Mereka bertambah marah dan beringas mendengar kekalahan Ali dalam Majlis Tahkim, akhirnya mereka
menyerukan “khawarij” (keluar) dengan keluar dari pasukan dan tidak akan mendukung Khalifah Ali dan
mengutuk Khalifah Mu’awiyah.
Mereka mengancam Ali jika tidak bertobat mengakui kekalahan akibat Majlis Tahkim, maka mereka akan
memeranginya. Dengan kebencian yang teramat besar kemudian Kaum Khawarij merencanakan membunuh
keduanya termasuk ‘Amru bin ‘Ash. Rencana pembunuhan secara serentak pada waktu subuh 17 Ramadhan
40 H terhadap Ali yang berada di Baghdad (Irak) akan dilakukan Abdullah bin Muljam, Mu’awiyah yang
berada di Damaskus (Syiria) oleh Al Barak, dan pembunuhan ‘Amru bin Ash yang berada di Cairo (Mesir)
oleh Umar bin Bakir. Akhirnya Khalifah Ali mati dibunuh ditikam dengan pedang ketika beliau hendak shalat
subuh. Sedangkan Mu’awiyah dan ‘Amru gagal dibunuh.
Ali bin Abi Thalib dimakamkan di Najaf, Baghdad (Irak). Setelah kematiannya maka Kaum Syiah dan
sebagian Kaum AhlusSunnah mengangkat Hasan bin Ali sebagai Khalifah ke-5. Tetapi Hasan hanya
bersedia menjadi Khalifah selama 2 (dua) bulan, beliau ingin menjaga jangan sampai lagi tertumpahnya
darah-darah umat Islam oleh perang saudara. Hasan kemudian menyerahkan kursi Khalifah kepada
Mu’awiyah bin Abi Sofyan.
Setelah itu terbentuklah kembali 3 golongan besar dari Umat Islam yaitu :
(1) Golongan terbesar, golongan yang mengikuti dan membai’at Muawiyah sebagai Khalifah ke-6 yang sah.
Golongan ini tersebar di Damsyik (Syiria), Makkah, Madinah, Mesir dan kota-kota besar Islam lainnya.
(2) Golongan Syi’ah, yang tidak mengakui Mu’awiyah. Mereka mengangkat Husein bin Ali (adik dari Hasan
bin Ali) tetapi secara diam-diam. Golongan ini berada di Baghdad (irak), Bashrah (Irak) dan Kufah (Iran)
(3) Golongan Khawarij, yaitu golongan yang tidak akan mengakui Mu’awiyah sebagai Khalifah dan juga tidak
menyukai Kaum Syi’ah. Kaum Khawarij banyak bertebaran di tanah Irak dan Persia (Iran).
Kaum Khawarij bersyahadat La hukma illa lillah (Tidak ada hukum kecuali milik Allah)
Perbedaan I’itiqad yang sangat prinsipal dengan Ahlus
Sunnah Wal Jamaah
SUNNY KHAWARIJ
Khalifah keempat yaitu Ali bin Abi Thalib adalah sah Khalifah Ali bin Abi Thalib adalah tidak sah sesudah
sesudah tahkim. tahkim.

Siti Aisyah (isteri Rasulullah SAW) adalah Ummul Mengutuk Siti Aisyah karena melakukan peperangan
Mukminun yang dihormati hingga wafatnya. Jamal melawan Ali bin Abi Thalib.

Sekalian orang yang membantahnya belum tentu Sekalian yang membantahnya kafir, halal darahnya.
kafir.

Ibadah bukan rukun iman. Ibadah adalah rukun iman.

Ada dosa besar dan dosa kecil. Semua dosa adalah besar tidak ada yang kecil atau
yang besar.

Anak-anak orang kafir yang mati ketika kecil (belum Anak-anak orang kafir yang mati akan masuk neraka
baligh) tidak masuk neraka. seperti halnya orangtuanya.
INDEX

MURJIAH
SEJARAH SINGKAT FAHAM MURJIAH
Asal kata murjiah adalah kata irja aritnya menangguhkan. Kaum ini lahir pada permulaan abad pertama
Hijriah setelah terjadinya hal-hal :
1) Kaum Syiah menyalahkan bahkan mengkafirkan orang-orang yang merebut pangkat Khalifah dari Ali.
2) Kaum Khawarij yang menghukum kafir Khalifah VI Mu’awiyah karena melawan Ali. Dan juga Khawarij
mengkafirkan Ali yang mau menerima “tahkim” dalam peperangan Siffin.
3) Kaum Muawiyah yang menyalahkan orang-orang para pendukung Ali yang memberontak melawan
Khalifah Utsman bin Affan dan menyebabkan terbunuhnya beliau.
4) Sebagian Umat Muslim pengikut Ali yang menyatakan bahwa Siti Aisyah isteri Nabi SAW bersama
Thalhah dan Zubeir adalah bersalah karena menggerakkan perlawanan terhadap Ali sehingga terjadi perang
Jamal.

Pada masa itu terbentuk sekumpulan umat Islam yang kebingungan akan perang-perang saudara. Mereka
menjauhkan diri dari pertikaian dengan tidak mau ikut campur dalam masalah negara, tidak mau terlibat,
tidak mau menyalahkan sesiapapun, tidak ikut-ikutan menyalahkan. Seolah-olah mereka berpangku tangan
saja dan menangguhkan hukum yang seadil-adilnya kepada Tuhan.
Pemimpin pengajian ini adalah Hasan bin Bilal al Muzni, Abu Salat as Samman, Tsauban, Dhirar bin Umar.
Mereka mengajarkan bahwa jika seseorang sudah beriman dalam hatinya, yaitu sudah mengakui bahwa tak
ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah Rasulullah, maka segala perbuatan dosa yang
dikerjakan tidak akan memberi mudharat apa-apa terhadap iman itu. Bahkan apabila umat Murjiah sudah
mencapai derajat gullah (kalau dalam AhlusSunnah adalah istilah Wali) maka tidak apa-apa jika ia
melahirkan kelakuan nasrani dalam hidupnya.
Singkat kata bahwa iman menurut Murjiah hanya bergantung pada hati manusia itu sendiri.
Perbedaan I’itiqad yang sangat prinsipal dengan Ahlus
Sunnah Wal Jamaah
SUNNY MURJIAH
Rukun Iman ada enam perkara. Rukun Iman hanya mengenal Tuhan dan Rasul-
rasulnya.

Berbuat dosa adalah haram (dilarang) walaupun Berbuat dosa besar maupun kecil tidak apa-apa jika
sudah beriman. sudah mengenal Tuhan dan Rasul-Nya.

Orang yang bersalah (melanggar hukum Allah SWT) Orang yang bersalah harus ditangguhkan
harus dihukum di dunia ini. hukumannya sampai kemuka Allah SWT.
INDEX

MU’TAZILAH
SEJARAH SINGKAT FAHAM MU’TAZILAH
Mu’tazilah berasal dari kata I’itizal artinya menyisihkan (mengasingkan / menjauhkan) diri.
(1) Awal mula faham ini bermula ketika seorang guru besar Hasan Bashri seorang ulama AhlusSunnah di
Baghdad (Irak) pendiri Mazhab Hasan (wafat tahun 110 H) menerangkan dalam pengajiannya bahwa
setiap umat muslim yang telah beriman kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW tetapi ia mengerjakan
dosa besar dan tidak sempat bertobat, maka orang ini tetap dianggap sebagai muslim, dan ia akan
dimasukkan ke neraka untuk sementara untuk membersihkan dosanya itu, kemudian ia dimasukkan ke
syurga sebagai rahmat yang sangat besar dari Allah SWT kepadanya.
Salah satu muridnya yang bernama Wasil bin ‘Atha (wafat 131 H) tidak setuju dan menentang dengan
pendapat Syekh Hasan Bashri, bahkan membentak menyalahkan gurunya dengan mengatakan bahwa
hal tersebut tidak masuk akal pemikiran manusia. Ia pun kemudian keluar dari majelis dan mendirikan
pengajian sendiri, sehingga ia disebut orang mengasingkan diri (mu’tazil).
Wasil bin Atha diikuti oleh Umar bin Ubeid dalam mengajarkan pengajiannya sejak tahun 120 H.
Gerakan Mu’tazilah terpecah lagi menjadi dua cabang besar :
1. Di kota Basrah (Bushra) Irak dipimpin Wasil dan Umar
2. Di kota Baghdad Irak dipimpin Basyar bin al Mu’tamar

(2) Pendapat lain menyebut bahwa faham Mu’tazilah yang lahir sejak tahun 40 H adalah orang-orang
Syiah yang patah hati setelah diserahkannya kursi Khalifah dari Hasan bin Ali kepada Mu’awiyah bin
Abi Sofyan. Yang mana semasa kepemimpinan Khalifah Mu’awiyah, Islam disebar luaskan keseluruh
penjuru dunia Eropa/Rusia, China/Pakistan/India, Afrika hingga sampai ke Asia Tenggara
Indonesia/Malaysia/Brunei/Philipina Selatan/Thailand Selatan dibawa oleh para Wali Sembilan. Dan
oleh Mu’awiyah kaum Syiah dan Khawarij diburu dan sebagian besar dibunuhi, sehingga Syiah sisanya
itu mengasingkan diri dari kejaran tentara Mu’awiyah.
SEJARAH SINGKAT FAHAM MU’TAZILAH
Semenjak keKhalifahan Mu’awiyah bin Abi Sofyan dari Bani Umayyah, Islam disebarkan keseluruh penjuru
dunia. Dilanjutkan oleh kejayaan Khalifah keturunan Bani Abbas yang menggantikan keturunan Bani
Umayyah. Sejak tahun 40 H hingga 232 H adalah masa-masa emas umat Islam. Seluruh dunia mengikuti
hukum syariat Islam. Ketika itu harus masuk Islam lah bagi semua penduduk bumi yang didatangi mereka.
Adalah penduduk dunia ketika itu masih menyimpan kenangan dengan agama lama mereka Nasrani, Yahudi,
Budha, Majusi, dan agama Yunani kuno (Plato/Socrates/Aristoteles). Sehingga ketika kedatangan Islam
dengan hukum Al Quran dan Hadits, yang mana mereka belum memahami benar akan 2 perkara besar itu,
maka dalam kehidupan sehari-hari bekas para pemimpin mereka ikut pula mengajukan pendapat menurut
agama lama mereka tanpa dalil Al Quran dan As Sunnah (Hadits). Mereka mempertentangkan sifat-sifat
Allah SWT, keadaan malaikat, surga & neraka, Isra mi’raj Nabi dan lain-lain hal yang tidak bisa dijangkau
akal. Sehingga ketika kemunculan faham Mu’tazilah maka sebagian besar mereka segera mengikuti faham
yang menjadikan aqal (pikiran) manusia sebagai raja diatas Quran dan Hadits.
Khalifah al Ma’mun bin Harun ar Rasyid dengan niat baik untuk kepentingan ilmu pengetahuan ketika itu
memerintahkan untuk menterjemahkan kitab-kitab Yunani kedalam bahasa Arab. Namun sangat
disayangkan, hal itu membawa malapetaka bagi Islam karena filsafat-filsafat Yunani kuno bercampur aduk
dan berbaur dengan hukum syariat yang suci dari al Quran dan as Sunnah, dan bertambahlah kerusakan
agama.
Dan sudah pasti pula bahwa dari penduduk dunia ada yang masuk Islam hanya untuk menghancurkan Islam
dari dalam, karena secara kekuatan fisik tidak ada yang menandingi kekuatan pasukan Islam pada masa-
masa Khalifah dari keturunan Bani Umayyah dan Bani Abbas ini. Mereka merusak ajaran Islam dengan
memasukkan ajaran Nasrani/Yahudi/Majusi/Budha/Yunani dan lain-lain pemikiran yang jauh bertentangan
dengan Al Quran dan As Sunnah (al Hadits) dengan mendukung sepenuhnya kaum Mu’tazilah.
Kaum Mu’tazilah menguasai masa-masa Khalifah Ma’mun bin Harun Rasyid, Khalifah Al Mu’tashim bin
Harun Rasyid dan Khalifah al Watsiq bin al Mu’tashim dan mendapat pengikut yang banyak.
Dimasa kejayaannya Kaum Mu’tazilah telah membunuh ribuan ulama Islam, salah satunya adalah Syeikh
Buwaithi, Imam pengganti setelah Imam Syafi’I (pendiri Mazhab terbesar didunia “Syafi’I”). Mereka juga
memenjarakan Imam Ahmad bin Hanbal (pendiri Mazhab besar dunia “Hanbali”) selama 15 tahun.
PERPECAHAN DALAM FAHAM MU’TAZILAH
Karena faham Mu’tazilah ini mengambil fatwa berdasar akal mereka sehingga, akhirnya mereka terpecah
menjadi banyak aliran :
2. Aliran Washiliyah, dipimpin oleh Washil bin Atha’
3. Aliran Huzailiyah, dipimpin oleh Huzel al Allaf
4. Aliran Nazamiyah, dipimpin oleh Sayyar bin Nazham
5. Aliran Haithiyah, dipimpin oleh Ahmad bin Haith
6. Aliran Basyariyah, dipimpin oleh Basyar bin Mu’atmar
7. Aliran Ma’mariyah, dipimpin oleh Ma’mar bin Ubeid as Salami
8. Aliran Mizdariyah, dipimpin oleh Abu Musa al Mizdar
9. Aliran Tsamariyah, dipimpin oleh Thamamah bin ar Rasy
10. Aliran Hisyamiyah, dipimpin oleh Hisyam bin Umar al Fathi
11. Aliran Jahizhiyah, dipimpin oleh Utsman al Jahizh
12. Aliran Khayathiyah, dipimpin oleh Abu Hasan al Khayath
13. Aliran Jubaiyah, dipimpin oleh Abu Ali al Jubai
14. Dan aliran-aliran lainnya.
Perbedaan I’itiqad yang sangat prinsipal dengan Ahlus
Sunnah
SUNNYWal Jamaah
MU’TAZILAH

Buruk dan baik ditentukan oleh Allah SWT dalam Al- Buruk dan baik ditentukan oleh akal manusia.
Quran dan sunnah Rasulullah SAW.

Al Quran dan Hadits diatas akal. Quran dan hadits dibawah akal.

Quran adalah kalam Allah SWT yang Qadim. Quran adalah mahkluk yang sama dengan makhluk
lainnya seperti manusia atau hewan.

Tuhan boleh (bisa) dilihat apalagi bila sudah berada di Tuhan tidak bisa dilihat dan tidak boleh dilihat
syurga. walaupun dalam syurga.

Peristiwa Isra dan Mi’raj Nabi dengan roh dan tubuh. Isra Mi’raj hanyalah mimpi yang tidak masuk akal.

Pekerjaan manusia (rejeki) dijadikan oleh Allah SWT Pekerjaan manusia atau apapun rejeki yang akan
sesuai qadha dan qadar yang ditentukan Allah SWT. didapatnya adalah berasal dari manusia itu sendiri.

Arsy dan Qursy Allah SWT itu ada dan adalah perkara Adanya arsy dan qursy adalah mustahil dan tidak
gaib. masuk akal.

Mempercayai adanya malaikat Kiraman Katibin (Rakib Tidak mempercayai malaikat Kiraman Katibin
dan Atid) yang mencatat amal manusia setiap hari.
Perbedaan I’itiqad yang sangat prinsipal dengan Ahlus
Sunnah Wal Jamaah
SUNNY MU’TAZILAH

Kehidupan di syurga dan neraka kekal selama- Syurga dan neraka tidak kekal.
lamanya.

Mempercayai adanya Timbangan Amal (mizan) di Tidak ada timbangan di akhirat.


akhirat.

Mempercayai adanya hisab (perhitungan amal dan Tidak ada perhitungan amal dan dosa di akhirat.
dosa) di akhirat.

Mempercayai adanya titian Shiratal Mustaqim yang Tidak ada titian di akhirat.
akan dilewati di akhirat.

Mempercayai adanya kolam Al Kautsar (kolam milik Tidak ada kolam apapun di akhirat.
Rasulullah SAW) untuk minum kaum Muslimin
sebagai salah satu syafaat di akhirat.

Mempercayai adanya syafaat (pertolongan dari Nabi Tidak ada penolong di akhirat.
Muhammad SAW) kepada umatnya di akhirat.

Allah SWT tidak diwajibkan membuat yang baik atau Tuhan wajib dan harus membuat yang baik dan yang
yang lebih baik. lebih baik.

Adanya alam kubur setelah kematian didunia, Tidak ada kehidupan alam kubur
pertanyaan dari malaikat dan adanya azab kubur.
Perbedaan I’itiqad yang sangat prinsipal dengan Ahlus
Sunnah Wal Jamaah
SUNNY MU’TAZILAH

Allah SWT mempunyai sifat yaitu 20 sifat yang wajib, Tuhan tidak mempunyai sifat. Ia mendengar dan
20 sifat yang mustahil dan 1 sifat harus. melihat dengan Dzat-Nya.

Mempercayai banyaknya mukjizat yang dimiliki Tidak ada mukjizat selain Al Quran
Rasulullah SAW selain Al Quran.

Mempercayai adanya keramat (karomah) yang bisa Tidak ada keramat dari manusia biasa.
dimiliki oleh para wali dan orang-orang yang saleh

Menjauhkan diri dari mencaci maki kelakuan para Lancang mulut mencaci maki (menghina) para
sahabat Rasulullah SAW. sahabat yang dianggap salah.

Orang mukmin yang wafat dalam keadaan membuat Orang mukmin yang mati dalam membuat dosa besar
dosa besar bukanlah kafir dan tidak akan kekal di adalah kafir, dan kekal dalam neraka.
dalam neraka untuk menerima hukumannya.

Tidak ada tempat lain di akhirat selain syurga atau Ada tempat yang lain di akhirat selain syurga dan
neraka. neraka yang dinamai “manzilah bainal manzilatain
(tempat di antara dua tempat)

Syurga dan neraka sudah disediakan (dibuat) oleh Syurga dan neraka belum dibuat (dibangun), setelah
Allah SWT sejak Nabi Adam as. hari akhirat barulah dibangun.
INDEX

QADARIYAH
SEJARAH SINGKAT FAHAM QADARIYAH
Faham Qadariyah sebenarnya adalah salah satu aliran dari Mu’tazilah karena Imam-imamnya banyak
berasal dari situ. Namun dipisahkan dari iktiqad Mu’tazilah karena mereka lebih mentafsirkan dengan akal
mereka khusus kepada masalah Qadar (takdir).
Mereka menyatakan bahwa segala apapun pekerjaan manusia yang baik adalah Tuhan yang berkehendak
untuk menciptakannya. Tetapi pekerjaan manusia yang buruk dan yang maksiat maka orang itu sendirilah
yang menciptakannya dan tidak ada sangkut pautnya dengan Tuhan.
Dalam ajaran Qadariyah, Tuhan Allah tidak ada sangkut pautnya dengan pekerjaan manusia dan apa yang
akan diperbuat manusia itu (niat dalam hati) tidak diketahui oleh Tuhan sebelumnya, tetapi Tuhan baru akan
mengetahui setelah manusia mengerjakan niatnya itu. Tuhan pada waktu sekarang tidak bekerja lagi karena
kodrat-Nya telah diberikan-Nya kepada manusia. Tuhan hanya melihat dan memperhatikan saja. Jika
manusia berbuat kebaikan maka ia akan mendapat pahala atas kebaikannya itu karena ia telah memakai
kodrat (qadar) yang diberikan Tuhan dengan sebaik-baiknya, dan apabila manusia membuat dosa kesalahan
maka ia akan dihukum karena menyalahi dan tidak mentaati kodrat Tuhan.
Oleh karena itu mereka disebut Mu’tazilah Qadariyah yaitu kaum yang berkata bahwa ia manusia dengan
“kuasa sendiri”. Arti perkataan dari Qadariyah adalah kuasa.
Faham ini diajarkan oleh Ma’bad al Juhani dan Gailan ad Dimasyqi. Ma’bad al Juhani adalah rekan sejawat
dengan Wasil bin Atha (Imam kaum Mu’tazilah) dan Ma’bad juga anak murid dari Syekh Hasan Bashri.
Perbedaan I’itiqad yang sangat prinsipal dengan Ahlus
Sunnah Wal Jamaah
SUNNY QADARIYAH

Mempercayai ketentuan takdir (qadha dan qadar) Tidak ada takdir yang telah tetap (pasti). Semua
yang tekah ditulis dalam kitab Lauhul Mahfudz (Kitab tergatung kepada manusia itu sendiri.
Induk).
Perbuatan manusia dijadikan oleh Allah SWT. Perbuatan manusia dijadikan oleh manusia itu sendiri.
INDEX

JABARIYAH
SEJARAH SINGKAT FAHAM JABARIYAH
Ada seorang bernama Jaham bin Safwan yang berasal dari Khurasan (Iran), ia adalah juru tulis dari seorang
pemimpin bernama Harits bin Sureih yang memberontak terhadap kerajaan Bani Umayyah di Khurasan. Ia
berdakwah menyeru manusia agar berbakti kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.
Tetapi ada satu fatwa yang sangat keliru yang bertentangan dengan ulama-ulama Islam yang lain yaitu fatwa
(ajaran) yang mengatakan bahwa manusia tidak mempunyai daya dan tidak mempunyai upaya, tidak ada
ikhtiar dan tidak ada kasab. Semua perbuatan manusia itu hanyalah majbur (terpaksa) diluar kemauannya,
ibarat bulu ayam yang diterbangkan angin di udara atau ibarat sepotong kayu ditengah lautan yang
dihempaskan ombak kesana dan kemari.
Pengajian ini dinamai Jabariyah yakni mazhab orang-orang yang berfaham tidak ada ikhtiar bagi manusia.
I’itiqad ini sepintas hampir sama dengan AhlusSunnah yang berpendapat bahwa segala sesuatu yang terjadi
dimuka bumi adalah takdir Allah SWT yang sudah ditulis dalam Kitab Induk (Lauhul Mahfudz), tetapi kaum
Jabariyah ini sangat radikal dan keterlaluan (berlebihan) yang mana mereka menyatakan bahwa apabila kita
meninggalkan shalat, puasa, zakat dan haji atau kita melakukan berbagai kejahatan seperti minum khamar
dan berzina, maka hal itu sebenarnya bukanlah dosa, dan tidak mengapa untuk dilakukan, karena hal itu
sebenarnya dijadikan oleh Tuhan. Gerakan Manusia itu hanya mengikuti kehendak Tuhan.
Faham Jabariyah ini terpecah menjadi 3 firqah besar yaitu :
1. Aliran Jahmiyah, yang dipimpin oleh Jaham bin Safwan
2. Aliran Najjariyah, yang dipimpin oleh Husein bin Muhammad an Najjar
3. Aliran Dlirariyah, yang dipimpin oleh Dlirar bin Umar
Perbedaan I’itiqad yang sangat prinsipal dengan Ahlus
Sunnah Wal Jamaah
SUNNY JABARIYAH

Adanya ikhtiar atau usaha dari manusia walaupun Tidak perlu adanya ikhtiar (usaha) dari manusia,
hasil akhir (takdir) itu kepunyaan Allah SWT. semuanya akan diatur oleh Tuhan.

Iman harus ditanam di dalam hati, diikrarkan Iman dan keimanan cukup dalam hati saja.
(diucapkan) dengan lisan dan dibuktikan dengan sikap
(kelakuan).
INDEX

NAJARIYAH
SEJARAH SINGKAT FAHAM NAJARIYAH
Faham Najariyah diajarkan oleh Abu Abdillah Husein bin Muhammad an Najar. Ia hidup dimasa khalifah al
Ma’mun bin Harun al Rasyid sejak 198 H hingga 218 H.
Ia adalah murid dari seorang guru ulama Mu’tazilah bernama Basyar al Marisi. Ia berusaha mempersatukan
faham (I’itiqad) antara Mu’tazilah, AhlusSunnah, Jabariyah dan Syi’ah (Bahaiyah) dengan mencampur aduk
keyakinan dari firqah-firqah itu dengan mengambil hukum-hukum agama dari masing-masing firqah.
Faham Najariyah ini terpecah lagi menjadi 3 golongan (firqah) :
(1) Aliran Margatsiyah
(2) Aliran Za’faraniyah
(3) Aliran Mustadrikah

Faham ini tidak banyak memiliki pengikut dan hilang dimakan zaman. Namun namanya tertulis dalam Kitab-
Kitab besar Ilmu Ushuluddin dan buku-buku sejarah Islam.
Perbedaan I’itiqad yang sangat prinsipal dengan Ahlus
Sunnah Wal Jamaah
SUNNY NAJARIYAH

Allah SWT mempunyai sifat sebanyak 20 macam. Tuhan tidak mempunyai sifat. Ia berkuasa, berkata
dan mendengar dengan Dzat-Nya.

Mukmin yang berbuat dosa belum tentu masuk Mukmin yang berdosa dan mati sebelum bertobat
neraka. pasti akan masuk neraka, tetapi tidak kekal untuk
selamanya.

Allah SWT bisa dilihat di alam akhirat. Tuhan tidak bisa dilihat.
INDEX

MUSYABBIHAH
atau

MUJASSIMAH
SEJARAH SINGKAT FAHAM MUSYABBIHAH
Musyabbihah artinya menyerupakan. Kaum Musyabbihah artinya Kaum yang menyerupakan Tuhan.
Kaum Musyabbihah disebut juga Kaum Musybih karena mereka menyerupakan Tuhan sama dengan
makhluk-Nya. Mereka mengatakan bahwa Tuhan Allah mempunyai tangan, bermuka, berkaki dan bertubuh
seperti manusia.
Kaum ini juga disebut dengan kaum Mujassimah (kaum yang menubuhkan) karena mereka mengatakan
Tuhan mempunyai tubuh (badan) berupa seorang laki-laki-laki-laki.
Kaum ini juga disebut dengan kaum Hasyawiyah (kaum yang berkata-kata diluar batas kewajaran dan hina
dina) karena mereka mengatakan Tuhan mempunyai tubuh (badan) berupa seorang laki-laki.
Kebanyakan Imam (ulama) faham ini adalah berasal dari AhlusSunnah Mazhab Hanbali tetapi Imam Ahmad
bin Hambal (pendiri Mazhab Hanbali) sudah tentu tidak meyakini I’itiqad ini.
Guru-guru besar dari faham Musyabbihah :
(1) Abu Abdillah bin Hamid bin Ali al Bagdadi al Warraq (wafat tahun 403 H), pengarang Kitab Syarah
Ushuluddin.
(2) Qadhi Abu Ja’la Muhammad bin Husein bin Khalaf bin Farra’ al Hanb`ali (wafat tahun 458 H)
(3) Abu Hasan Ali bin Ubaidillah bin Nashar az Zugwani al Hanbali (wafat tahun 527 H), pengarang Kitab Al
Idah (Usuluddin)
(4) Ja’ad bin Dirham (5) Bayan bin Ismail
(6)Muhammad bin Kiram (wafat tahun 256 H) (7) Hisyam al Juwaliqi (8) Yunus bin Abdirrahman (9) Ali
bin Manshur, mereka mengajarkan bahwa Tuhan itu berada ditempat-Nya “diatas” yang boleh ditunjuk
dengan telunjuk keatas.
(10) Muadz al Anbari yang menfatwakan bahwa Tuhan itu laki-laki-laki-laki.
(11) Daud al Jawaribi yang menfatwakan bahwa Tuhan mempunyai anggota tubuh seperti manusia.
Perbedaan I’itiqad yang sangat prinsipal dengan Ahlus
Sunnah Wal Jamaah
SUNNY MUSYABBIHAH

Allah SWT tidak mempunyai sifat atau bentuk Tuhan mempunyai bentuk, bermuka dan bertangan.
menyerupai makhluk.

Perkara Allah SWT adalah perkara gaib yang tidak Tuhan duduk bersila di atas Arsy.
bisa dipastikan dengan akal bagaimana keadaan-Nya.

Perkara Allah SWT adalah perkara gaib yang tidak Tuhan berada di atas langit.
bisa dipastikan dengan akal dimana letak
keberadaan-Nya.

Perkara Allah SWT adalah perkara gaib yang tidak Tuhan mempunyai tubuh berupa nur (cahaya).
bisa dipastikan dengan akal bagaimana bentuk-Nya.
INDEX

IBNU TAIMIYAH
SEJARAH SINGKAT FAHAM IBNU TAIMIYAH
Ada seorang ulama yang bernama Ibnu Taimiyah, nama lengkapnya Ahmad Taqiyuddin Abu Abbas bin
Syihabuddin. Dalam sejarah Islam asal kata Taimiyah adalah dari neneknya yang bernama Muhammad bin
Al Khadhar yang ketika itu pergi haji menuju Makkah melalui daerah Taima’, setelah pulang haji ia dapati
isterinya melahirkan anak perempuan, yang kemudian diberi nama Taimiyah. Sehingga seluruh keturunannya
setelah itu dinamai Ibnu Taimiyah.
Ahmad Taqiyuddin lahir di desa Heran (Palestina) pada 10 Rabiul Awal 661 H. desa ini didominasi orang-
orang Nasrani Shabiin, ia adalah Suku Kurdi, namun bapaknya adalah Ulama AhlusSunnah Mazhab Hanbali.
Tetapi sangat disayangkan, ia banyak mencampur ajaran dalam mazhab Hanbali dengan faham
Musyabbihah dan Mujassimah. Ia mengartikan sendiri firman Allah SWT dalam Al Quran tentang keadaan
Allah yang olehnya ditafsirkan bahwa Allah mempunyai bentuk, muka, tangan, mata, rusuk, duduk bersila,
datang dan pergi dan cahaya langit dan bumi.
Memang sudah menjadi kebiasaan, bahwa setiap Imam, Ulama, Wali atau pemimpin kelompok agama akan
mengatakan bahwa ia memerangi bid’ah dan khurafat, Bid’ah itu sesat dan kesesatan itu membawa ke
neraka. Ia juga akan berkata bahwa ia akan mengembalikan umat manusia kepada kebenaran Kitabullah al
Quran al Karim dan As Sunnah al Hadits. Begitu pula dengan Ibnu Taimiyah, dengan bekal sebagai bekas
ulama Hanabali itulah maka Ibnu Taimiyah berceramah di Damsyik (Syiria) mengajarkan bahwa Allah SWT
serupa dengan manusia, bahkan menyerupai bentuk Ibnu Taimiyah.
Kehadiran Ibnu Taimiyah bersamaan dengan hadirnya Imam Nawawi sebagai salah satu ulama terbesar dari
Ahlus Sunnah mazhab Syafii. Yang mana beliau menentang keras Ibnu Taimiyah, begitu pula ulama-ulama
lain dari 4 Mazhab terbesar dunia (Hanbali/Hanafi/Syafii/Maliki). Atas dakwaan menyebarkan faham sesat ini
akhirnya Ibnu Taimiyah ditahan di suatu benteng di Syiria hingga meninggalnya.
Perbedaan I’itiqad yang sangat prinsipal dengan Ahlus
Sunnah Wal Jamaah
SUNNY IBNU TAIMIYAH

Perkara Allah SWT adalah perkara gaib yang tidak Tuhan duduk bersila (melipat kaki) serupa dengan
bisa dipastikan dengan akal bagaimana keadaan-Nya. cara duduk Ibnu Taimiyah.

Allah SWT turun dari langit pada setiap sepertiga Tuhan turun dari langit pada separuh terakhir dari
malam yang akhir untuk melihat kepada hamba- malam serupa dengan cara turunnya Ibnu Taimiyah
hamba-Nya yang berTahajjud dan berdoa. dari mimbarnya.

Berjalan untuk berziarah ke makam Nabi Muhammad Perjalanan ziarah ke kubur Nabi di Madinah adalah
SAW adalah perjalanan ibadah. perjalanan maksiat.

Berdoa dengan bertawassul (minta didoakan dengan Doa bertawassul adalah perbuatan syirik.
perantaraan orang yang lebih saleh) adalah termasuk
Sunnah

Thariqat-thariqat Sufiyah (menjauhi duniawi) adalah Thariqat sufiyah adalah perkara bid’ah dan haram
thariqat (cara hidup) yang baik sesuai dengan Sunnah melaksanakannya.
Nabi Muhammad SAW.
INDEX

BAHAIYAH
SEJARAH SINGKAT FAHAM BAHAIYAH
Kepercayaan Bahaiyah ini timbul dalam kalangan Syiah Imamiyah di Iran sejak abad ke 19. Pendiri dari
faham ini adalah Mirza Ali Muhammad (lahir di Siriza Iran, wafat 1853 Masehi). Ia mendakwakan dirinya
sebagai “AL BAB” dalam arti adalah “pintu”. Dalam istilah Syiah, Al Bab ialah pintu yang menghubungkan
manusia dengan “Imam yang lenyap” (Imam Syiah yang ke-12) yang akan keluar pada akhir zaman.
Jadi Mirza Ali Muhammad mendakwakan dirinya adalah pintu (perantara) bagi kaum Syiah atau seluruh umat
Islam dengan Imam yang lenyap yang ditunggu kedatangannya pada akhir zaman. Pengajiannya ini disebut
dengan Babbiyah. Ia mengaku sebagai Imam Mahdi dan juga sebagai Khalifah dari Nabi Musa, Nabi Isa dan
Nabi Muhammad. Ia mengajarkan bahwa 3 agama dari 3 Nabi itu semuanya benar, semuanya adalah agama
langit yang datangnya dari Allah. Karena itu Yahudi, Nasrani dan Islam haruslah disatukan menjadi agama
yang satu yaitu “Diinullah” (agama Allah). Ia menyeru dunia agar memeluk agama internasional ini.
Karena fatwanya ini Mirza Ali ditangkap dan dihukum mati oleh Kaum Syiah. Yang kemudian seluruh
pengikutnya melarikan diri dan mengembangkan faham ini kenegeri yang didatanginya seperti Istambul
(Turki), Adernah, Cyprus dan ke ‘Aka (Palestine). Kemudian mazhab Babiyah ini disempurnakan oleh
seorang ulamanya Mirza Husein Ali Bahaullah (lahir tahun 1817 M, wafat 1892 M) kemudian dinamakan
Mazhab Bahaiyah. Setelah kematiannya ajaran ini dilanjutkan lagi oleh anaknya Abdul Baha’ yang berhasil
membawa faham ini ke Eropa.
Faham ini jelas-jelas ditolak oleh semua umat muslim dunia, tetapi ternyata faham agama internasional ini
berkembang luas di Eropa. Yang kemudian dibuatlah Kitab-Kitabnya oleh orang Inggris dan disebarkan lagi
kepada bangsa keturunan Eropa yaitu Amerika Serikat dan Canada.
Perbedaan I’itiqad yang sangat prinsipal dengan Ahlus
Sunnah Wal Jamaah
SUNNY BAHAIYAH

Ajaran Agama Islam, ajaran Nasrani dan ajaran Agama Islam, Nasrani dan Yahudi adalah agama
Yahudi masing-masing adalah berbeda. samawi yang harus disatukan karena ketiganya
berasal dari Tuhan.

Faham Wahdatul Wujud (serba Tuhan) adalah faham Faham Wahdatul Wujud (yaitu persatuan antara
sesat lagi menyesatkan. makhluk dan Tuhan) adalah faham yang benar.
Beberapa yang mengikuti faham ini :
• Ibnu Arabi al Hallaj (Arab)
• Syeikh Siti Jenar (Indonesia)
• Hamzah Fansuri (???)

Rasulullah SAW adalah manusia biasa. Nabi Muhammad SAW adalah manifestasi
(perwujudan) dari Tuhan.

Jihad Fi Sabiilillah untuk membela Allah dan Rasul Jihad dan berperang tidak boleh menggunakan
harus dengan segala cara, dengan perang senjata, senjata tetapi menggunakan lisan saja.
atau yang lain.
INDEX

AHMADIYAH
SEJARAH SINGKAT FAHAM AHMADIYAH
Ada satu golongan yang lahir di daerah Qadiyan India (sekarang daerah itu dikuasai Pakistan) bernama
golongan Ahmadiyah yang didirikan oleh Mirza Gulam Ahmad. Ia lahir di desa Punjab tahun 1836 Masehi
dan wafat pada 1908 M. Mirza Gulam Ahmad juga berasal dari lingkungan agama Syi’ah Ismailiyah
(Pakistan).
Dalam ajarannya ia mendakwakan dirinya adalah Nabi sesudah Nabi Muhammad SAW. Ia mengajarkan
bahwa ia adalah Nabi paling terakhir. Ia juga adalah Imam Mahdi sang mujadid yang ditunggu dan juru
selamat. Ia juga mengaku sebagai Al Masih yang dibangkitkan kembali. Ia merasa lebih mulia dari pada Abu
Bakar.
Sedangkan sebagian ajarannya yang lain hampir sama dengan Faham Bahaiyyah pimpinan Mirza Ali
Muhammad yaitu jihad tidak boleh dengan senjata tetapi dengan lisan atau tulisan. Hal ini sangat disukai
oleh penjajah India pada waktu itu yaitu bangsa Inggris yang kemudian melindungi kepada Mirza Gulam
Ahmad dan pendukungnya.
Sama seperti Mirza Ali, maka Mirza Gulam juga ditentang oleh ulama-ulama Syi’ah. Terlebih lagi oleh
AhlusSunnah.
Perbedaan I’itiqad yang sangat prinsipal dengan Ahlus
Sunnah Wal Jamaah
SUNNY AHMADIYAH

Nabi Muhammad SAW adalah Nabi terakhir, penutup Mirza Gulam Ahmad adalah Nabi yang paling akhir.
para Nabi dan tidak ada Nabi sesudah beliau.

Akan datang di akhir zaman Nabi Isa al Masih bin Al Masih yang akan datang di akhir zaman adalah
Maryam. Mirza Gulam Ahmad.

Penyampaian seluruh syariat Islam sudah sempurna Syariat Islam belum sempurna tetapi akan
ketika Rasulullah SAW wafat. disempurnakan oleh syariat yang dibawa Mirza Gulam
Ahmad.
INDEX

WAHABI
atau
MUHAMADIYAH
SEJARAH SINGKAT FAHAM WAHABI
(MUHAMMADIYAH)
Pendiri dari faham ini adalah Muhammad bin Abdul Wahab (1702 – 1787 Masehi). Oleh karena itu orang
menyebutnya dengan nama faham/aliran/firqah/golongan/kaum Wahabiyah dari mengikut kepada ayahnya
Abdul Wahab.
Tetapi banyak pengikut faham ini lebih suka untuk menamakan mereka sebagai faham Al Muwahhidun dan
thariqat mereka dinamakan Al Muhammadiyah. Mereka adalah pengikut fiqih Mazhab Hanbali.
Muhammad bin Abdul Wahab mempunyai bapak dan kakek yang ulama Ahlus Sunnah. Ia berguru di Makkah
dan Madinah kepada ulama/ustadz AhlusSunnah seperti Syeikh Muhammad Sulaiman al Kurdi dll.
Ia melihat kebiasaan umat muslim yang berdoa dan beribadah dihadapan makam Nabi Muhammad SAW
maupun kuburan sahabat Nabi. Yang mana menurutnya ini adalah perbuatan syirik yang bertentangan
dengan syariat Islam. Kemudian ia menyebarkan ajarannya sendiri.
Karena ajaran ini ia dibenci oleh emir/penguasa/raja dari berbagai kota yang didatanginya. Namun ia
didukung oleh Raja negeri Dur’iyah yaitu Muhammad bin Sa’ud yang bermaksud agar ia (Muhammad bin
Abdul Wahab) membuat ideologi dan syariat agama berdasar keinginan Raja.
Keberhasilan kerjasama mereka menjadikan faham Wahabi menyebar luas hingga ke Turki dan sebagian
bangsa padang pasir sekitar Makkah.
Pada suatu ketika mereka mengirim delegasi ke Makkah menemui Syarif (gubernur) Mas’ud sekaligus untuk
berhaji. Tetapi karena kebencian Syarif Mas’ud kepada faham Wahabi, ia kemudian membuat kesalahan
dengan membunuh sebagian delegasi ini di Makkah, padahal dalam syariat agama tidak diperbolehkan
membunuh (menghilangkan nyawa) apapun di tanah haram Makkah (Al Quran, Surah Ali Imran ; ayat 97).
Akhirnya terjadilah peperangan diantara mereka.
Dan akhir dari peperangan ini adalah kemenangan dari pihak Wahabi, mereka menguasai negeri Hijaz
(Makkah, Madinah, Jeddah dan Tabuk) sebanyak dua kali. Yaitu pada tahun 1803 – 1813 Masehi dan
yang terakhir sekali adalah kemenangan mutlak dengan menguasai Hijaz dan sebagian besar negara
Saudi Arabia sejak 1925 Masehi hingga sekarang yaitu tahun 2005.
WAHABI (MUHAMMADIYAH) MENGUASAI MAKKAH &
MADINAH
Pelaksanaan ajaran Wahabi pada tanah Makkah dan Madinah :
2. Tidak boleh dan dilarang melagukan adzan
3. Tidak boleh membunyikan radio, gramopon maupun alat musik lainnya
4. Tidak boleh dan dilarang melagukan Qasidah
5. Tidak boleh melagukan bacaan Al Quran dengan lagu “fuqaha”
6. Tidak boleh membaca Kitab Shalawat (Burdah dan Dalailul Khairat yaitu qasidah Amin Tadza) yang
terlalu banyak menyanjung Nabi Muhammad SAW
7. Tidak boleh mengaji atau mempelajari ilmu Sifat 20. Untuk itu Wahabi mempunyai pengajian baru yaitu
Tauhid Rububiyah (yang mempelajari tauhid orang kafir dan penyembah berhala / musyrikin) dan
Tauhid Uluhiyah (mempelajari tentang tauhidnya orang-orang beriman (mukminin)
8. Imam-Imam di Masjidil Haram (dari 4 Mazhab terbesar AhlusSunnah) disatukan dibelakang seorang
ulama Wahabi yang bernama Abu Samah
9. Shalat harus dilaksanakan dengan berjamaah. Apabila adzan sudah terdengar maka tentara/polisi
Wahabi (Guth-guth) akan berpatroli ke seluruh kota Makkah sambil membawa pemukul/cambuk. Jika
ada yang tidak ikut berjamaah maka ia akan segera dipukuli oleh lasykar tentara/polisi Wahabi itu.
10. Kubbah (gedung/bangunan untuk penutup kuburan) di atas tanah dimana Nabi Muhammad SAW
dilahirkan yaitu di Suq al Leil, diruntuhkan dan diratakan dengan tanah. Termasuk pula Qubbah makam
Siti Khadijah (isteri pertama Nabi) di Mu’ala (Makkah).
11. Tidak boleh mengadakan perayaan Maulud Nabi (Kelahiran) pada setiap 12 Rabiul Awal, hal itu adalah
bid’ah.
12. Tidak boleh mengadakan perayaan Isra Mi’raj pada setiap 27 Rajab, hal itu adalah bid’ah.
WAHABI (MUHAMMADIYAH) MENGUASAI MAKKAH &
1.
MADINAH
Tidak boleh berpergian untuk menziarahi makam Nabi Muhammad SAW yang ada di Madinah. Ziarah
yang diperbolehkan hanya untuk menziarahi Mesjid Nabawi dan shalat didalamnya.
2. Dilarang berdoa di makam Nabi dengan menghadap kearah kubur Nabi, tetapi harus berdoa
menghadao kiblat Baitullah (Makkah) dan membelakangi kuburan Nabi SAW.
Oleh karena itu kaum Wahabi menggunakan tentara/polisi GuthGuth-nya untuk memukul siapa
saja peziarah yang mencoba mendekati pagar makam Nabi SAW. Peziarah dari seluruh dunia
hanya diperbolehkan mendekati pagar sejauh 2 meter.
3. Haram untuk berdoa dengan cara bertawassul, karena itu dianggap syirik.
4. Imam tidak membaca “bismillah” pada permulaan Fatihah dan juga tidak membaca Qunut dalam shalat
Subuh, tetapi shalat Tarawihnya sebanyak 20 rakaat.
5. Dilarang mengadakan majelis dzikir (wirid) yang membaca “la ilaaha illallah” bersama-sama
(berjamaah) sesudah shalat fardhu. Dalam ajaran Wahabi, wirid shalat itu dilakukan sendiri-sendiri
tidak bersama Imam.
6. Dan lain-lain
WAHABI (MUHAMMADIYAH) DI INDONESIA DAN
TANAH MELAYU
Setelah kemenangan mereka menguasai Saudi Arabia, maka tidak bisa disangsikan lagi bahwa Faham
Wahabi ini pastilah berkembang dan telah sampai ke Indonesia dan Tanah Melayu yang meliputi pulau
Sumatra, Malaysia Barat, pulau Kalimantan (Borneo), Malaysia Timur dan Brunei Darussalam.
Kaum Wahabi adalah aliran yang menggunakan ajaran Imam Hanbali (mazhab Hanbali) dalam menentukan
hukum (fiqih) dikalangan mereka.
Oleh karena itu sangatlah sukar untuk membedakan mereka dengan kaum Ahlus Sunnah pendukung
Mazhab Hanbali sekalipun. Jika kita salah membedakannya maka akan ikut terjerumuslah kita mengikuti
mereka.
Namun kaum Wahabi mempunyai ciri khas tersendiri yang membedakan mereka dengan Ahlus Sunnah lain
di Tanah Melayu yaitu :
• Kaum Wahabi menganggap haram berziarah kubur, sehingga mereka tidak akan melakukannya
• Mereka tidak mempercayai adanya keramat (karomah) atau kesaktian dari para Wali Allah SWT (orang-
orang shaleh), sehingga mereka mengharamkan bertawassul dengan orang-orang alim
• Kaum Wahabi adalah kaum yang suka berdebat (berkelahi dengan mulut) dan tidak pernah mau kalah

Adapun beberapa ajaran kaum Wahabi yang berasal dari Mazhab Hanbali antara lain :
• Mereka tidak membaca Bismillah pada setiap shalat (atau bismillah dibaca dengan tidak terdengar)
• Mereka tidak melakukan wirid (dzikir) setelah shalat fardhu
• Kaum wanita mereka diperbolehkan ikut shalat jum’at berjamaah
Perbedaan I’itiqad yang sangat prinsipal dengan Ahlus
Sunnah Wal Jamaah
SUNNY WAHABI atau MUHAMMADIYAH

Berdoa dengan bertawassul (minta didoakan dengan Doa bertawassul adalah perbuatan syirik lagi tercela.
perantaraan orang yang lebih saleh) adalah termasuk
Sunnah

Perjalanan untuk berziarah kubur adalah termasuk Perjalanan ziarah ke kubur adalah perjalanan maksiat.
perjalanan untuk ibadah.

Membangun Kubbah di atas kubur adalah boleh, Haram hukumnya untuk membangun kubbah
apalagi di atas kubur Nabi ataupun para Wali dan (bangunan) di atas kubur.
para Ulama Muslim

Mengisap rokok (sigaret) adalah boleh (mubah) atau Haram hukumnya untuk merokok, baik itu dengan
makruh sigaret maupun merokok dengan syisya (pipa isap),
karena merokok itu pekerjaan syetan.
INDEX

JARINGAN
ISLAM LIBERAL
SEJARAH SINGKAT FAHAM ISLAM LIBERAL (JIL)
JIL; Jaringan Islam Liberal, Paramadina –yayasan bentukan Nurcholish Madjid cs kini dipimpin Azzumardi
Azra rektor UIN/ Universitas Islam Negeri Jakarta, sebagian orang NU –Nahdlatul Ulama, sebagian orang
Muhammadiyah, sebagian orang IAIN (Institut Agama Islam Negeri), dan lain-lain.
Orang-orang indonesia yang munafik ini menulis buku “Fikih Lintas Agama” yang ditulis oleh tim sembilan
penulis Paramadina di Jakarta bekerjasama dengan yayasan orang kafir, The Asia Foundation yang berpusat
di Amerika. Tim penulis paramadina sembilan orang itu adalah; Nurcholish Madjid, Kautsar Azhari Noer,
Komarudin Hidayat, Masdar F. Mas’udi, Zainun Kamal, Zuhairi Misrawi, Budhy Munawar-Rahman, Ahmad
Gaus AF dan Mun’im A. Sirry. Mereka menulis buku yang judul lengkapnya; “Fikih Lintas Agama Membangun
Masyarakat Inklusif-Pluralis”. Cetakan: I, September 2003.
Mereka itu secara terang-terangan mengusung keyakinan inklusif pluralis alias menyamakan semua agama,
dan secara blak-blakan memang mereka sengaja membuka jati diri mereka bahwa meskipun mengaku Islam
namun juga mengakui bahwa aqidah mereka berbeda.
Kalau mereka meyakini aqidah yang berbeda itu tanpa menyelewengkan pengertian ayat-ayat Al-Qur’an, As-
Sunnah (Hadits Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam), menghujat ulama, memelintir perkataan
ulama, meninggikan tokoh-tokoh non Islam bahkan anti agama, dan menggiring umat ke filsafat yang tak
punya landasan itu serta hanya untuk mereka ‘nikmati’ sendiri bukan dipropagandakan; maka urusannya
masih sebatas urusan mereka. Urusan orang-orang tertentu dan terbatas yang lokasi kumpulnya di sekitar
Ciputat, Pondok Indah, dan Utan Kayu Jakarta. Jika hanya untuk orang-orang tertentu tentu bukan masalah.
Namun “aqidah yang berbeda” itu mereka pasarkan dengan cara-cara menyelewengkan pengertian ayat-ayat
Al-Qur’an, As-Sunnah, menghujat ulama, memelintir perkataan ulama, meninggikan kedudukan dan suara
serta tingkah tokoh-tokoh kafir bahkan sangat anti agama, mengekspose penyelewengan sebagian tokoh
dijadikan sample/ contoh untuk dicarikan jalan keluarnya berupa penghalalannya, dan menggiring umat Islam
untuk tidak meyakini Islam secara semestinya.
Mereka adalah orang-orang kafir yang mempunyai card identity (KTP) sebagai Islam.
SEJARAH SINGKAT FAHAM ISLAM LIBERAL (JIL)
Sesuai dengan sifatnya ‘yang berbeda’, maka Fikih Lintas Agama itu pun berbeda dengan fikih hasil ijtihad
para ulama. Di antara perbedaannya bisa disimplifikasikan/ disederhanakan sebagai berikut:
2. Dibiayai oleh lembaga orang kafir dan duit lembaga pendana itu dari orang kafir.
3. Ditulis oleh orang-orang yang latar belakang keilmuannya bukan ilmu fikih, namun rata-rata menggeluti
filsafat atau perbandingan agama, atau tasawuf, atau ilmu kalam (bukan ilmu Tauhid). Kalau toh
tadinya belajar ilmu fikih di Fakultas Syari’ah seperti Masdar F Mas’udi (salah satu dari 9 orang tim
Penulis FLA Paramadina) pada perjalanan terkininya bukan lagi menekuni studi jurusan Fikih tetapi
filsafat.
4. Cara ber-istidlal (mengambil dalil untuk menyimpulkan hukum) tidak ada konsistensi, sehingga
antagonistis, bertabrakan satu sama lain.
5. Tidak jujur.
6. Memperlakukan ayat-ayat Al-Qur’an semau mereka.
7. Pendapat yang sangat lemah pun dijadikan hujjah, lalu disimpulkan satu ketentuan, dan ketentuan
yang berdasarkan pendapat sangat lemah itu kemudian untuk menghukumi secara keseluruhan.
Akibatnya, hukum dibalik-balik, yang haram berubah menjadi halal.
SEJARAH SINGKAT FAHAM ISLAM LIBERAL (JIL)
1. Pembolak-balikan itu untuk mempropagandakan “aqidah dan Fikih yang berbeda” yaitu di antaranya:
a) Ulama diposisikan sebagai orang durjana
b) Orang kafir naik kedudukannya hingga suaranya bisa dijadikan hujjah untuk membantah ulama,
bahkan bisa-bisa untuk membantah hadits bahkan naik lagi bisa untuk membantah ayat Al-
Qur’an.
c) Orang kafir berhak nikah dengan Muslim dan Muslimat.
d) Orang kafir berhak mendapatkan waris dari orang Muslim.
e) Orang Muslim tidak boleh menegakkan syari’at Islam dalam kehidupan siyasah.
f) Orang Muslim dalam kehidupannya hanya boleh diatur pakai selain syari’at Islam.
g) Muslim dan kafir sama, namun jangan bawa-bawa agama untuk mengatur hidup ini. Ini artinya,
aturan dari orang kafir harus dipakai, sedang aturan dari Allah tak boleh dipakai.

Demikianlah sebagian fikih sesat orang-orang ini yang lebih pantas jika kita sebut sebagai DAJJAL.
Anehnya, fahaman ini dibiarkan berkembang oleh pemerintah Indonesia tanpa ada hukuman apapun.
Para Dajjal ini justeru disanjung dan dipuja sebagai cendikiawan muslim. Mereka dianggap sebagai
pemikir bangsa. Masya ALLAH, negara ini benar-benar negara sekularism.
Faham Liberal ini juga menyebar di Malaysia, mungkin dengan nama lain. Apalagi di negara-negara
yang mayoritasnya kafir, maka Islam Liberal ini sangat terkenal dan berkembang.
INDEX

ISLAM JAMAAH
SEJARAH SINGKAT FAHAM ISLAM JAMAAH
Pengasas dan pemimpin tertinggi pertamanya adalah Madigol Kadzdzab.
Nama kebesaran dalam aliran kelompoknya adalah Al-Imam Nurhasan Ubaidah Lubis Amir. Dan nama
kecilnya ialah Madekal/Madigol atau Muhammad Medigol, asli primbumi Jawa Timur. Ayahnya bernama
Abdul Azis bin Thahir bin Irsyad. Lahir di Desa Bangi, Kec. Purwoasari, Kab. Kediri Jawa Timur, Indonesia
pada tahun 1915 M (Tahun 1908 menurut versi Mundzir Thahir, keponakannya).

Faham yang dianut oleh LDII tidak berbeda dengan aliran Islam Jama'ah/Darul Hadits yang telah dilarang
oleh Jaksa Agung Republik Indonesia pada tahun 1971 (SK Jaksa Agung RI No. Kep-089/D.A/10/1971
tanggal 29 Oktober 1971). Keberadaan LDII mempunyai akar kesejarahan dengan Darul Hadits/Islam
Jama'ah yang didirikan pada tahun 1951 oleh Nurhasan Al Ubaidah Lubis (Madigol). Setelah aliran tersebut
dilarang tahun 1971, kemudian berganti nama dengan Lembaga Karyawan Islam (LEMKARI) pada tahun
1972 (tanggal 13 Januari 1972). Namun dengan adanya UU No. 8 tahun 1985, LEMKARI sebagai singkatan
Lembaga Karyawan Islam sesuai MUBES II tahun 1981 ganti nama dengan Lembaga Karyawan Dakwah
Islam yang disingkat juga LEMKARI (1981). Pengikut aliran tersebut pada pemilu 1971 mendukung
GOLKAR, kemudian LEMKARI berafiliasi ke GOLKAR Dan kemudian berganti nama lagi sesuai keputusan
konggres/muktamar LEMKARI tahun 1990 dengan nama Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII).
Perubahan nama tersebut dengan maksud menghilangkan citra lama LEMKARI yang tidak baik di mata
masyarakat. Disamping itu agar tidak jumbuh dengan nama singkatan dari Lembaga Karatedo Indonesia.
SEJARAH SINGKAT FAHAM ISLAM JAMAAH
Pokok-pokok doktrin yang dapat menjebak orang-orang awam:
• Sistem Ilmu Manqul Musnad Muttasil (system belenggu otak/system Brain Washing) melalui disiplin
pengajian dengan ilmu agama pemahaman/buatan sendiri, terus menerus digencarkan dengan
metode (CBSA tradisional yang canggih) yaitu Sorongan Bandongan Qur'an Hadits Jama'ah (jama'ah
Qur'an Hadits), yaitu Qur'an dan Hadits yang manqul dari sang amir Madigol Jawa Timur.
• Sistem manqul, bai'at, amir, jama'ah, ta'at. Yaitu sistem yang membelenggu orang yang sudah
terlanjur ikut LDII, yang intinya adalah menghancurkan akal sehat, merusak akidah yang lurus dan
akhlak mulia. Maka para pengikut/jama'ah kelompok aliran LDII secara tidak sadar telah menjadi
budak dan robot bagi para pemimpin aliran ini.
• Sistem Taqiyyah, berupa "Fathonah, Bithonah, Budiluhur Luhuring Budi karena Allah." Dengan
menggunakan istilah-istilah yang Islami dan mulia, orang-orang yang tidak mengerti menjadi percaya
dan yakin.
• Sistem Mukhlis Lillah karena Allah, yaitu tujuan utama jihadnya karena ingin masuk sorga dan takut
neraka. Terus menerus diulang dan ditekankan basyiran wa nadziran. Dengan menggunakan istilah
kepada tujuan Allah dan surga serta takut neraka ini mantaplah sudah bagi orang yang telah terjebak
menjadi sangat yakin dan fanatik kepada alirannya itu.
• Sistem program 5 bab atau "system 354".
• Sistem ala Yahudi. Selalu merasa kelompok alirannya yang benar, selalu mengukur kebenaran
dengan dirinya dan kelompoknya saja, sehingga tidak lepas aliran kelompok ini dari sifat-sifat ujub,
takabur dan sombong.
• Dalam konsep kerja operasionalnya, wajib selalu menang.
• Sistem filsafat buah pisang dan pohonnya.
• Sistem poligami ala manqul amir.
SEJARAH SINGKAT FAHAM ISLAM JAMAAH
1. Sistem sakralisasi, mengkultus individukan kepada sang amir.
2. Sistem pengajian daerahan sebagai latihan dan praktik taat kepada amir dan sambung jama'ah.
3. Sistem pembentukan Muhajirin dan Anshor. Desa Gading Mangu, Perak, Jombang, Jawa Timur
menjadi kawasan real estate daerah muhajirin Jawa Timuran.
4. Sistem jama'ah ABRI (TNI/POLRI sekarang), yang digunakan atau diperalat untuk melindungi dan
membentengi kelompok aliran LDII.
5. Sistem SK (surat keputusan) sang amir Nurhasan Madigol tentang suksesi keamiran (pergantian
kepemimpinan).
6. Sistem DMC (jama'ah motor club) dengan armada Harley Davison dan lain-lain.
7. Sistem pengajian Asrama Gribigan Hataman manqul Qur'an Hadits dengan selingan-selingan pesta
pora dan latihan ketaatan kepada amir.
8. Sistem perintah amir, wajib membela alirannya dan wajib mempersiapkannya dengan berbagai
macam kegiatan latihan.
9. Setiap tahun mengirimkan jama'ah untuk haji dan umrah dengan cara dan keyakinan alirannya. Juga
untuk menjadi TKI/TKW atau mukimin gelap di Saudi Arabia, markasnya di Khut Aziziyyah Makkah.
10. Mencetak sebanyak-banyaknya kader-kader mubaligh laki-laki dan perempuan, juga mubaligh cabe
rawit yang dicekoki dengan persiapan dalil-dalil untuk berdebat agar kelihatan fasih bagi orang awam,
jika para mubaligh ini kewalahan bertemu dengan orang yang sedikit pinter mengenai aqidah yang
lurus, maka mengajaknya untuk bertemu dengan pemimpin atasannya yang lebih banyak menghafal
dalil-dalil untuk berdebat.
11. Sistem nasehat amir, yaitu istilah-istilah atau semboyan buatan sang amir untuk menambah
keyakinan dan semangat para jama'ahnya, seperti: ribuan rintangan, jutaan pertolongan, miliaran
kemenangan, surga pasti. Kebo-kebo maju. Barongan-barongan mundur dan lain-lain.
12. Sistem memperbanyak markas dan pesantren-pesantren mini di seluruh dunia untuk kepentingan
mencetak kader-kader jama'ah.
SEJARAH SINGKAT FAHAM ISLAM JAMAAH
1. Sistem fatwa amir. Yaitu yang menyatakan bahwa di seluruh jagat dunia ini satu-satunya aliran/jalan
mutlak untuk selamat dari neraka dan masuk surga hanyalah aliran LDII dengan pegangan kitab
campur sari buatan sendiri yaitu Qur'an Hadits Jama'ah/Jama'ah Qur'an Hadits Program 5 Bab
dengan system 354, di luar itu pastilah kafir dan neraka.
2. Sistem klaim amir: 7 fakta sahnya keamiran jama'ah menurut Qur'an dan Hadits.
3. Sistem kitab-kitab himpunan dalil yang mencakup fiqh model aliran LDII.
4. Sistem pernyataan taubat kepada amir yang sifat taubatnya ditentukan amir.
5. Sistem nasehat amir dengan mengulang-ulang dalil : laa Islama illa bil jama'ah dst.
6. Sistem nasehat amir bahwa sumber hukum syariat Islam menurut aliran LDII itu ada tiga, yaitu Allah,
Rasul dan amir, maka wajiblah ada tiga jenis pengajian: ngaji Allah, ngaji Rasul dan ngaji amir. Dan
sumber hukum syariat yang dari sang amirlah yang utama dan nomor satu. Dalam hal ini kelompok
aliran LDII telah membuat/merekayasa pemahaman agama Islam dengan diramu sedemikan rupa
sesuai dengan kepentingan tujuannya dan seleranya sendiri.
7. Sistem adanya sumur barokah di pondok kediri yang disambungkan dengan sumur Zam-Zam di
Makkah.
8. Sistem nasehat amir bahwa Nurhasan Ubaidah Lubis Amir (Madigol) itu lebih tinggi derajatnya dan
lebih berat bobotnya dari pada manusia sedunia, maka wajiblah para jama'ah bersyukur kepada sang
amir. Sebab dengan adanya sang amir maka jama'ah pasti masuk surga.
9. Sistem nasehat amir bahwa semua alim ulama di luar aliran kelompok jama'ah LDII itu bodoh, lalai,
khianat, pelupa, pikun, ilmunya tidak sah atau batil dan orangnya diyakini pasti kafir dan ahli neraka,
kekal.
alif_lam_mim_1711@yahoo.co.uk
SEJARAH YANG MENCATAT TENTANG
FIRQAH-FIRQAH DALAM ISLAM
Tersebut dalam Kitab Bugyatul Mustarsyidin, karangan Mufti Syeikh Sayid Abdurrahman bin
Muhammad bin Husein bin Umar (beliau termahsyur bergelar Ba’Alawi), bahwa 73 (tujuh
puluh tiga) firqah itu adalah terbagi dalam 8 kelompok besar :
1) Kaum Syiah, terbagi lagi dalam 22 firqah
2) Kaum Khawarij, terbagi lagi dalam 20 firqah.
3) Kaum Mu’tazilah, terbagi lagi dalam 20 firqah
4) Kaum Murjiah, terbagi lagi dalam 5 firqah.
5) Kaum Najariyah, terbagi lagi dalam 3 firqah.
6) Kaum Jabariyah
7) Kaum Musyabbihah
8) Kaum Sunny atau Ahlussunnah wal Jama’ah

Jadi jumlahnya = 22 + 20 + 20 + 5 + 3 + 1 + 1 + 1 = 73 firqah.


Published by:

You might also like