You are on page 1of 86

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

B.5

Materi Pengaturan Kotamadya Jakarta Timur

berorientasi pada optimalisasi sumber daya dan tetap mempertahankan kelestarian lingkungan guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Strategi rencana kawasan budidaya berdasarkan ciri kegiatan perkotaan adalah Kawasan perkotaan merupakan kawasan yang mempunyai arahan kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Karena keterbatasan daya dukung lahan maka pada kawasan perkotaan diupayakan adanya intensifikasi lahan pada lahan dengan kepadatan penduduk atau kegiatan tinggi, dilakukan ekstensifikasi pada kawasan cadangan pengembangan kawasan perkotaan. Pengembangan tersebut diupayakan semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang ada. Namun perlu dijaga agar pengembangan kawasan perkotaan tidak meluas dan mengganggu kawasan dengan fungsi lindung. Pengembangan di kawasan perkotaan terutama di pusat kota tetap memperthatikan agar kekompakan penggunaan lahan terjaga dan tidak menjadi homogen. Kebijakan kawasan budidaya dibagi menjadi beberapa sektor, diantaranya yaitu : Perumahan Penggunaan perumahan lebih diarahkan kepada resettlement daerah-daerah hunian yang akan tergusur akibat pengembangan kegiatan lain, seperti perluasan dan lain sebagainya. Sedangkan pembangunan perumahan untuk masa mendatang dibatasi. Program perbaikan lingkungan perlu dilanjutkan. Sektor Perdagangan dan Jasa Pengembangan sentra-sentra tetap diutamakan. Pengembangan ribbon dibatasi dan ditolerir hanya pada kelas jalan tertentu, yaitu kolektor keatas dan harus terjamin kelancaran lalu lintas dan penyediaan fasilitas parkir yang memadai. Peremajaan pasar harus memperhatikan kepentingan pedagang lama dan ekonomi lemah. Sektor Fasilitas Umum Pencadangan lahan untuk pembangunan fasilitas umum harus dilakukan sedini mungkin. Mendorong pihak swasta untuk berperan serta dalam pembangunan fasilitas umum. Optimasi pada lokasi fasilitas umum yang telah ada dengan penambahan lokal. Pembangunan baru untuk memenuhi jumlah kebutuhan dan pencapaian target sesuai standar kecamatan. Sektor Air Minum Penggunaan air yang Penambahan jaringan pelayanan air bersih / air minum PAM melalui pengembangan jaringan induk baru dan jaringan distribusi serta hidran umum. melampaui batas harus dicegah. Sektor Banjir dan Drainase
III-116

B.5.1 Tujuan, Kebijakan dan Strategi RTRW Kecamatan Duren Sawit B.5.1.1 Tujuan
Rencana rinci tata ruang Kecamatan Kecamatan Duren Sawit merupakan wujud pemanfaatan ruang yang menggambarkan susunan lokasi pusat perdagangan jasa dan ikatan fungsi antar sub-sub pusat kegiatan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Sesuai dengan hasil identifikasi serta kecenderungan struktur tata ruang masa depan yang akan terbentuk maka tujuan rencana rinci tata ruang Kecamatan Duren Sawit yaitu : a. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budi daya. b. Terwujudnya keterpaduan, keterikatan dan keseimbangan antar wilayah kecamatan serta keserasian antar sektor.

c. Terwujudnya rencana tata ruang mempertimbangkan aspek optimalisasi pemanfaatan


ruang yang ada, serta memperhatikan kemungkinan-kemungkinan pemanfaatan ruang bawah tanah pada bagian-bagian tertentu di wilayah Kecamatan Duren Sawit. d. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk :

Mewujudkan kehidupan masyarakat Kecamatan Duren Sawit yang sejahtera lahir Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan secara

dan batin

berdaya-guna, berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan dampak negatif terhadap lingkungan e. Tersusunnya arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan masyarakat. Tersusunnya arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan merupakan dasar dalam mengeluarkan perijinan lokasi pembangunan

B.5.1.2 Kebijakan
Kawasan Budidaya Kawasan budidaya merupakan kawasan yang dikembangkan secara intensif dengan pusat pengembangan yang ada di Kecamatan Pancoran, secara umum pengembangan tersebut

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Melaksanakan normalisasi kali dan penambahan saluran mikro dan meningkatkan sistem makro drainase yang ada. Melaksanakan kegiatan vegetasi secara serentak. Sektor Utilitas Umum Penambahan telepon umum pada lokasi-lokasi Penambahan gardu-gardu listrik dan penambahan/peningkatan jaringan pelayanan listrik serta lampu-lampu penerangan jalan. strategis. Koordinasi terpadu antara PLN, Telkom dan Pemda DKI Jakarta dalam perencanaan dan pelaksanaan pengadaan instalasi listrik, telepon dan gas. Sektor Ruang Terbuka Hijau Melaksanakan dan mencadangkan serta mengamankan ruang terbuka hijau sepanjang kali dan memanfaatkannya untuk taman dan hortikultura yang dapat dinikmati masyarakat. Mengadakan penghijauan maksimum pada pekarangan-pekarangan individu melalui program penyuluhan pembinaan. Mengadakan penghijauan maksimum pada ROW (lebar badan jalan) arteri dan kolektor. Kawasan Strategis kawasan diprioritaskan karena keberadaannya dapat mendukung Pengembangan

Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH khususnya di Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu

bantaran sungai, pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan permukiman kumuh. meningkatkankapasitas perdagangan dan jasa . Merealisasikan pembangunan jalan lingkungan di dalam lingkungan yang telah berkembang guna menyediakan ruang perumahan kota yang dapat menampung perkembangan penduduk.

B.5.2 Rencana Pengelolaan Kependudukan Kecamatan Duren Sawit


Berdasarkan daya tampung ideal Kecamatan Duren Sawit tahun 2030 dengan menggunakan KDB, KLB, serta standar luas kavling ideal adalah sebanyak 382.063 jiwa. Maka, Kecamatan Duren Sawit perlu melakukan pembatasan sehingga jumlah penduduk tidak akan bertambah melebihi 382.063 jiwa. Terkait dengan fungsi dan peran serta karakter Kecamatan Duren Sawit yang diarahkan untuk pengembangan perumahan dan pemukiman yang memiliki tingkat kepadatan yang tinggi, maka rencana kependudukan adalah menggunakan daya tampung optimum. Selain itu, dengan menggunakan pendekatan yang mengarahkan agar pertumbuhan kepadatan dan distribusi penduduk pada tingkat kepadatan 250 jiwa/Ha. Hal ini juga penting mengingat perkembangan Kecamatan Duren Sawit ke depan akan mengalami kekurangan lahan kosong yang di pergunakan sebagai lahan terbangun, sehingga upaya pembangunan dilakukan secara vertikal terutama dengan pengembangan wisma susun atau wima flat. Kecamatan Duren Sawit memiliki kepadatan dan sebaran penduduk yang tidak merata pada setiap kelurahan. Sebaran tertinggi yaitu di Kelurahan Klender sebesar 79.248 jiwa, sedangkan sebaran terendah di kelurahan Pondok Kopi sebesar 20.120 jiwa, sementara kepadatan tertinggi yaitu di Kelurahan Malaka Jaya 367 jiwa/Ha dan kepadatan terendah di kelurahan Pondok Bambu 40 jiwa/ha. Untuk lebih jelasnya lihat tabel dibawah ini.
Tabel 5.1 Rencana Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Duren Sawit sampai Tahun 2030 Luas (Ha) 499 458 572 Eksisting (2006) 48.026 43.605 48.538 Kepadatan Eksisting (2006) 10 10 8 Daya Tampung sampai 2030 20,120 34,629 141,326 Kepadatan sampai 2030 40 76 247 III-117

pengembangan sekktor strategis di atasnya dengan berdasar atas pertimbanganpertimbangan. Pengembangan kawasan tersebut mempunyai dampak regional maupun nasional karena memiliki kontribusi tinggi. Pengembangan sektor sosial ekonomi di atasnya membutuhkan lahan dalam skala besar. Sektor yang akan dikembangkan mempunyai prioritas tinggi dalam lingkup regional dan nasional. Kawasan memliki prospek ekonomi yang cerah untuk menarik investasi dan memacu pengembangan wilayah sekitar. Pengembangan secara intensif potensi sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan. Pengembangan prasarana perhubungan yang lebih dapat diandalkan. Peningkatan hubungan sosial ekonomi dengan pusat kegiatan terdekat Penanganan Lingkungan Strategi penanganan kawasan ini dititik beratkan pada pemeliharaan lingkungan guna mempertahankan ekosistem setempat dan kelestarian lingkungan alam. Hal ini termasuk juga pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan tentang adanya penetapan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).

B.5.1.3 Strategi
Strategi rencana rinci tata ruang Kecamatan Duren Sawit : Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh dengan berkembang. membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya.
No. 1 2 3

Kelurahan Pondok Bambu Duren Sawit Pondok Kelapa

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

4 5 6 7

Pondok Kopi Malaka Jaya Malaka Sari Klender Jumlah

206 99 138 308 2280

33.869 45.862 40.022 59.049 318.971

16 46 29 19 140

44,938 36,315 25,487 79,248 382,063

218 367 185 257 168

Sistem pusat pelayanan Kecamatan dan Ligkungan dihubungkan dengan sistem jaringan jalan kolektor dalam sistem perkotaan. Sedangkan pusat pelayanan tingkat propinsi dan kota dihubungkan dengan sistem jaringan jalan arteri primer atau arteri sekunder yang interkoneksi dengan arteri primer. Untuk lebih jelasnya mengenai rencana struktur ruang dan pusat pelayanan di Kecamatan Duren Sawit dapat dilihat pada tabel pembagian struktur ruang di dan peta rencana struktur pelayanan. Tabel 5.2 Rencana pengembangan Pusat-Pusat Kegiatan dan skala pelayanan di Kecamatan Duren Sawit
Kelurahan Lokasi
Jl. Pahlawan Revolusi

Sumber : Hasil Analisis 2009

B.5.3 Rencana Struktur Ruang Kecamatan Duren Sawit Perkembangan penduduk Kecamatan Duren Sawit diindikasikan memiliki tingkat kepadatan yang cukup tinggi sehingga diharapkan pertumbuhan penduduk yang ada di Kecamatan Duren Sawit pada masa yang akan datang tidak mengalami peningkatan atau memiliki tingkat pertumbuhan yang rendah. Tingkat pertumbuhan penduduk di Kecamatan Duren Sawit yang tinggi lebih banyak dipengaruhi oleh faktor migrasi. Perkembangan pemukiman penduduk saat ini sesuai dengan arahan kebijakan makro Provinsi DKI yang diarahkan sebagai kegiatan permukiman. Namun demikian dalam perkembangannya, pemanfaatan ruang Kecamatan Duren Sawit diperlukan arahan pemanfaatan, pengawasan dan pengendalian ruang supaya berkelanjutan. Pembentukan pusat pelayanan di Kecamatan Duren Sawit dibedakan atas beberapa tingkatan, pusat pelayanan dengan skala provinsi, skala kota, skala kecamatan dan skala lingkungan yang masing-masing dapat berperan sebagai pusat koleksi maupun distribusi. Pada umumnya pusat pelayanan kegiatan ini berbentuk pada pertemuan atau memanjang sepanjang jalan.
Pondok Bambu

Fungsi
Gedung Perkantoran & Perdagangan, Fasilitas Kesehatan Gedung Perkantoran & Perdagangan Gedung Perkantoran & Perdagangan Campuran Gedung & Wisma Perdagangan Fasilitas Pendidikan & Pelayanan Umum dan Campuran Fasilitas Kesehatan dan Pendidikan Gedung Perkantoran & Perdagangan Fasilitas Kesehatan dan Pendidikan Fasilitas Kesehatan dan Pelayanan Umum Gedung Perdagangan Failitas Pelayanan Umum Gedung Perkantoran, Fasilitas Pendidikan Fasilitas Pendidikan, Failitas Pelayanan Umum Pemerintahan Gedung Perdagangan Fasilitas Pendidikan Gedung Perdagangan Fasilitas Pelayanan Umum Gedung Perdagangan Fasilitas Pelayanan Umum Gedung Perkantoran & Perdagangan, Fasilitas Pendidikan Fasilitas Pendidikan Stn, kkt/ Kpd, Spd Fasilitas Kesehatan dan Pendidikan

Skala Pelayanan
Kota Kota Kecamatan Kota Kota Kota Kota Propinsi Kota Kecamatan Kota Kecamatan Kecamatan Propinsi Kecamatan Kota Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kota Propinsi Kota

Kode Nomor
3 2 4 16 17 18 19 1 14 15 5 12 13 22 8 9 6 7 11 10 20 21

Jl. Pahlawan Revolusi Jl. Pahlawan Revolusi Jl. Pahlawan Revolusi Jl. Pahlawan Revolusi Jl. Jend Basuki Rahmat Jl. Sawah Barat Sentral Plaza Kel Klender Jl Duren Sawit Raya Jl Duren Sawit Raya Jl. Kali Malang/ Noer Ali Duren Sawit Jl Buaran raya Jl Buaran Indah Raya Jl. Raden Inten II Jl. Pd. Kelapa Raya Jl. Pd. Kelapa Barat Pd. Kelapa Jl. Kali Malang/ Noer Ali Jl. Kali Malang/ Noer Ali Pd Kopi Malaka Sari Malaka Jaya Jl Pd Kopi Jl. RS Soekanto Jl. Wijaya Kusuma Jaya Jl. Mawar Merah Raya Sumber: Hasil Analisis 2009

Pusat Kegiatan Tingkat Provinsi Pusat kegiatan tingkat provinsi di Kecamatan Duren Sawit seperti yang terdapat di sentra plasa (Fly over I Gusti Ngurah Rai dengan Jl Pahlawan Revolusi) dengan kegiatan perdagangan dan di terminal klender dengan kegiatan sebagai pusat pelayanan transportasi kecamatan. Pusat Kegiatan Tingkat Kota Pusat kegiatan tingkat kota di Kecamatan Duren Sawit seperti yang terdapat di Pasar Tomal Tol dan Pasar Sentra Niaga dengan kegiatan perdagangan, kemudia di Universitas Dharma Persada dan Akademi Sekretaris LPK Tarakanitasentra dengan kegiatan sebagai kampus, dan pusatpusat lainnya. Pusat Kegiatan Tingkat Kecamatan Pusat kegiatan tingkat kota di Kecamatan Duren Sawit seperti yang terdapat di pusat perdagangan dan perkantoran sepanjang Jalan K.H. Noer Ali (Jl. Kali Malang) dengan kegiatan berupa perdagangan dan perkantoran (Bank).

III-118

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

B.5.4 Rencana Transportasi Kecamatan Duren Sawit Pengembangaan sistem transportasi di Kecamatan Duren Sawit ini meliputi rencana meliputi rencana sistem jaringan jalan, rencana dan hirarki jalan, rencana dimensi jalan dan rencana pengembangan jaringan jalan. Rencana sistem jaringan jalan yang ada di Kecamatan Duren Sawit dipengerahui oleh adanya pola pergerakan yang tertuju pada pusat - pusat kegiatan.

Jl. Basuki Rahmat Jl. Soekanto Jl. K. H. Noer Ali Jl. Raden Inten 2 Jl. Buaran Indah Raya Jl. Pahlawn Revolusi

Berdasarkan hasil analisa, untuk rencana pengembangan kedepannya rencana jaringan jalan Pengembangan Transportasi di Kecamatan Duren Sawit mempertimbangkan faktor-faktor berikut: Pembangunan jalan baru disesuaikan dengan program DKI keseluruhan serta dikaitkan Sistem jaringan jalan yang ada dikembangkan melalui peningkatan fungsi dan kualitas jalan secara terhirarki. Secara umum, rencana pengembangan jaringan jalan di Kecamatan Duren Sawit ini kedepannya akan mengarah ke bentuk pola grid dengan kerangka dasar berupa jaringan jalan arteri primer yang dihubungkan oleh jalan arteri sekunder B.5.4.2 Rencana Hirarki Jaringan Jalan Rencana hirarki jaringan jalan yang di Kecamatan Duren Sawit pada dasarnya bersifat saling berintegrasi dan tidak terpisahkan dengan sistem jaringan pergerakan yang ada di Kecamatan Duren Sawit dan diluar wilayah Kecamatan Duren Sawit. Disamping itu rencana hirarki jaringan jalan juga di integrasikan dengan rencana pusat-pusat kegiatan yang akan dikembangkan. Jalan umum menurut fungsinya dikelompokkan sebagai berikut : Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna. Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi. Jalan lokal sebagaimana merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi. Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah. Perbaikan/pelebaran jalan sesuai dengan prioritas pengembangan serta dikaitkan Pengembangan jalan layang pada persimpangan yang diperkirakan akan menimbulkan Pengembangan angkutan umum kapasitas besar dengan pembatasan kendaraan pribadi Penyediaan angkutan umum dengan memberikan kebebasan memilih bagi penumpang Pembatasan daerah operasi angkutan IV yang dikaitkan dengan perencanaan route Pembatasan jalur dan operasi angkuan barang skala besar agar tidak memperlambat Penyediaan parkir di luar jalan dan pengawasan pelaksanaan pengadaan parkir Perbaikan, pengembangan, dan pengadaan sarana pejlan kaki, dikaitkan dengan Pengaturan route angkutan umum untuk mempercepat waktu perjalanan dan dengan peremajaan lingkungan dengan usaha mengatasi kemacetan lalu lintas. kemacetan parah diperuntukan untuk menghubungkan antar pusat skala provinsi, skala kota dan skala kecamatan yang sesuai dengan hirarkinya.

dengan peningkatan kecepatan perjalanan serta peningkatan sarana-sarana perhentian. kendaraan umum untuk kemudahan penumpang. kecepatan lalu lintas bangunan umum untuk menghapus parkir di tepi jalan. pelebaran dan pembangunan jalan baru mengurangi biaya perjalanan, dikaitkan dengan tempat-tempat pemberhentian/halte. B.5.4.1 Rencana Pola Jaringan Jalan Pola jaringan jalan yang ada di Kec Duren Sawit menunjukan adanya pola pergerakan utama pada jaringan jalan utama yang terdapat pada: Jl. I Gusti Ngurah Rai Jl. Kolonel Sugiono

III-119

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Adapun rencana pengembangan fungsi dan hirarki jalan yang fungsi primer, sekunder dan lokal / lingkungan i Kecamatan Duren Sawit yaitu: B.5.4.4 Rencana Pengembangan Jalur Bus Priority Peningkatan pelayanan terhadap pergerakan di Kecamatan Duren Sawit dilakukan dengan adanya rencana bus priority di Kecamatan Duren Sawit yang merencanakan dua (2) rencana jalur bus priority yaitu: Pondok Kelapa Blok M Pulo Gebang Kampung Melayu

Jalan Tol di Jl. K. H. Noer Ali (Kalimalang) Jalan arteri primer terdapat di Jl. Raden Inten 2, Jl. I Gusti Ngurah Rai, , Jl. Kolonel

Sugiono, Jl. Basuki Rahmat, Jl. Soekanto Jalan arteri sekunder terdapat di Jl. Pahlawan Revolusi, Jl Buaran Indah, Jln Raden Intan Untuk jalan lokal tersebar secara merata di seluruh wilayah kecamatan.

Untuk menunjang pengembangan fungsi jalan dan hirarkinya, maka dalam perencanaan kedepan juga diperhatikan rencana dimensi jalan dan sistem pengaturan sirkulasinya, sehingga pada ruas jalan dan titik simpul pertemuan antar fungsi jaringan jalan tidak terjadi kemacetan akibat kepadatan penggunan jalan. B.5.4.3Rencana Dimensi Jaringan Jalan Perencanaan dimensi jalan meliputi penentuan lebar Ruang manfaat jalan (Rumaja), Ruang milik jalan (Rumija) dan Ruang pengawasan jalan (Ruwasja). Dalam penetapan dimensi jalan ini harus memenuhi standar minimum yang terdapat cukup ruang untuk jalur hijau dan kelengkapan jalan (Street Furniture). Adapun rencana dimensi jaringan jalan utama (fungsi primer) di Kecamatan Duren Sawit disajikakan pada tabel di bawah ini. Tabel 5.3 Rencana Dimensi Jalan
No 1 2 3 4 5 6 7 8 Nama Jalan Jl. Raden Inten 2 Jl. I Gusti Ngurah Rai Jl. Tol Kampung MelayuBekasi (K. H. Noer Ali) Jl. Kolonel Sugiono Jl. Basuki Rahmat Jl. Soekanto Jl. Pahlawan Revolusi Jl Buaran Indah Rencana Memiliki saluran di dua sisi jalan Jenis perkerasan aspal, dengan lebar 13 m Memiliki saluran di dua sisi jalan Jenis perkerasan aspal dengan lebar 40 m Memiliki saluran di dua sisi jalan Jenis perkerasan aspal dengan lebar 40 m Memiliki saluran di dua sisi jalan Jenis perkerasan aspal dengan lebar 18 m Memiliki saluran di dua sisi jalan Jenis perkerasan aspal dengan lebar 22 m Memiliki saluran di dua sisi jalan Jenis perkerasan aspal dengan lebar 18 m Memiliki saluran di dua sisi jalan Jenis perkerasan aspal dengan lebar 30 m Memiliki saluran di dua sisi jalan Jenis perkerasan aspal, 26 m

Rencana yang diperlukan dalam mendukung pengembangan Jalur Bus Priority yaitu adanya jalur yang khusus diperuntukan bagi rute bus priority serta terdapatnya halte yang khusus disediakan bagi turun dan naik pengguna bus priority. Penempatan halte bagi pengguna bus priority diletakan pada lokasi yang strategis, sehingga mudah untuk pengguna melakukan pergerakan ke pusat-pusat. Sementara, rencana halte bus priorty terdapat di perempatan Jl. Raden Intan dengan Jl. K. H. Noer Ali (Kali Malang) di Kelurahan Pondok Kelapa. B.5.5 Rencana Pengembangan Utilitas Kecamatan Duren Sawit Pengembangan jejaring utilitas umum memperhatikan hal-hal berikut : Jejaring yang sudah ada Peningkatan kebutuhan akibat pertambahan penduduk dan kegiatan Memanfaatkan jejaring utilitas yang telah ada Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat Memperhatikan estetika lingkungan dan keamanan

Dengan demikian, pengembangan jejaring utilitas umum adalah

Berikut ini adalah rencana pengembangan jaringan utilitas di Kecamatan Duren Sawit yang meliputi persampahan, drainase, listrik, telekomunikasi, gas, air bersih, air limbah, telekomunikasi dan air limbah. Persampahan

Sebagai kecamatan yang diarahkan untuk pengembangan pemukiman, perhatian terhadap masalah persampahan tentunya sangat penting untuk difokuskan mengingat tingginya kepadatan penduduk yang ditambah dengan banyaknya pusat-pusat kegiatan di kecamatan ini. Apalagi jika melihat hasil perhitungan sampah yang dihasilkan oleh penduduk di Kecamatan Duren Sawit, maka untuk mencegah terjadinya degradasi lingkungan dan pencemaran, perlu diterapkan sebuah solusi. Sebagai alternatif pemecahan permasalahan persampahan ini, terutama di pemukiman dan pusat kegiatan, perlu diberlakukan
III-120

Sumber : Hasil Analisis 2009

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

penanganan sampah secara kolektif yang tentunya harus ditunjang dengan penyediaan tempat-tempat sampah dan Tempat Pembuangan Sementara (TPS). Adapun rencana sistem penanggulangan sampah di Kecamatan Duren Sawit dilalkukan melalui sistem pengumpulan dan sistem penampungan. 1. Sistem Pengumpulan : Menggunakan pola pengumpulan individual tidak langsung dan secara komunal Dengan adanya data yang menyatakan bahwa tidak seluruh sampah dapat terangkut, serta terbatasnya jumlah dipo maka diperlukan penambahan atau perbaikan sistem perangkutan sampah di masing-masing kelurahan terutama di Kelurahan-kelurahan yang sampahnya belum terangkut 100 % yaitu selain kelurahan Pondok Kopi. Drainse dan Pengendali Banjir Untuk wilayah toko/warung, Jalan lokal dan gang serta pasar, umumnya pola menuju ke TS atau depo terdekat. pengumpulan sampah adalah dengan sistem individual tidak langsung maupun pola komunal tidak langsung. Arahan : Peningkatan alat dan tenaga untuk pengangkutan ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) dan Penyediaan Container untuk pengumpulan sampah secara komunal langsung/tidak langsung. 2. Sistem Penampungan : Terdapat beberapa lokasi di Kecamatan Duren Sawit yang belum terdapat lahan Faktor yang menyebabkan kapasitas TPS tidak mencukupi antara lain sulitnya TPS. mencari lahan untuk TPS dan Pengelolaan sampah mandiri skala TPS belum sepenuhnya dilaksanakan untuk mengurangi volume sampah. Arahan : Pengolahan mandiri skala TPS (TPST) dan Meningkatkan jumlah TPS dengan sistem transfer depo atau landasan dengan sarana container. Tabel 5.4 Perkiraan Timbulan Sampah Kecamatan Duren Sawit Sampai Tahun 2030
No 1 2 3 4 5 6 7 Kelurahan Pondok Bambu Duren Sawit Pondok Kelapa Pondok Kopi Malaka Jaya Malaka Sari Klender Jumlah Proyeksi Penduduk Tahun 2030 ( jiwa) 20,120 34,629 141,326 44,938 36,315 25,487 79,248 382,063 Timbulan Sampah ( Ltr/Hr) 53,720 92,459 377,340 119,984 96,961 68,050 211,592 1,020,108

Jumlah timbulan sampah di Kecamatan Duren Sawit berjumlah 1.020.108 liter/hari. Karena Kelurahan Pondok Kelapa merupakan kelurahan dengan jumlah penduduk tertinggi di Kecamatan Makasar, maka kelurahan ini pula yang memproduksi sampah terbesar di Kecamatan Makasar yaitu sebanyak 377.340 liter/hari, sedangkan Kelurahan Pondok Bambu menjadi penghasil sampah terkecil yaitu sebanyak 53.720 liter perhari.

Drainase mempunyai fungsi sebagai saluran penampungan limpasan air hujan dan penampungan limbah cair rumah tangga sehari-hari. Tingkat kebutuhan akan saluran drainase ini sangat dipengaruhi oleh pola penggunaan lahan baik eksisting maupun rencana, kondisi permukaan tanah dalam kaitannya dengan daya serap air, kondisi hidrologis kawasan, dan lain sebagainya. Dengan melihat kondisi di Kecamatan Duren Sawit, saluran drainase merupakan kebutuhan yang cukup mendesak terutama di kawasan-kawasan pusat kegiatan dan yang memiliki tingkat kepadatan tinggi, hal ini di karenakan beberapa wilayah di Kecamatan Duren Sawit sering terjadi banjir genangan pada musim hujan. Perencanaan drainase di Kecamatan Duren Sawit sudah direncanakan secara baik dengan adanya sistem drainase dan pengendalian bajir kecamatan. Yang perlu diperhatikan adalah sistem teknis saluran drainase eksisting yang perlu di perbaiki dan dimaskimalkan pemanfaatannya serta saluran drainase yang menggunakan sungai. Sistem drainase dan pengendalian bajir yang ada di Kecamatan Duren Sawit saat ini antara lain:

1. 2.

Drainase Primer yaitu rencana Banjir Kanal Timur (Nedeco) Drainase Sekunder yaitu Kali sunter, Kali buaran dan Kali Jati Kramat

Sedangkan untuk di masa yang akan datang, perlu diadakannya optimalisasi pemanfaatan saluran drainase dengan pengerukan dan pelebaran saluran, serta pencegahan
III-121

Sumber: Hasil analisis Asumsi timbulan sampah /org/hari = 2.67 (Dinas Kebersihan DKI),

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

pembuangan sampah di saluran drainase dengan adanya pembuatan sistem drainase secara tertutup. Pengendalian banjir di Kecamatan Duren Sawit difokuskan pada pembangunan/normalisasi dari Kali Sunter, Kali Buaran, Kali Jati Kramat, Saluran Banjir Kanal Timur. Pengendalian banjir di Kecamatan Makasar difokuskan pada pembangunan/normalisasi dari Kali Sunter dan Kali Cipinang sebagai berikut: Tabel 5.5 Rencana Pembangunan/Normalisasi Sungai
No. 1 2 3 4 Nama Sungai Kali Sunter Kali Buaran Kali Jatikramat Banjir Kanal Timur Eksisting (m) 10-15 10-15 10-15 Rencana (m) 40 40 40 100

Berdasarkan perhitungan jumlah penduduk hingga Tahun 2030 dan daya tampung wilayah terhadap penduduk, maka dapat diperkitakan banyaknya limbah yang berasal dari domestik (rumah tangga) dan non domestik. Pekiraaan volume timbulan air limbah yang dihasilkan di Kecamatan Duren Sawit adalah 26.362 liter/hari. Jumlah air kotor terbanyak ditimbulkan oleh Kelurahan Pondok Kelapa yaitu sebanyak 9.751 liter/hari, sedangkan jumlah terkecil dihasilkan oleh Kelurahan Pondok Bambu yaitu sebanyak 1.388 liter/hari. Namun asumsi ini hanya berdasarkan jumlah penduduk perkelurahan dan belum memperhatikan pengaruh timbulan sampah dari pusat-pusat kegiatan yang ada. Untuk lebih jelasnya lihat tabel dibawah ini. Tabel 5.6 Timbulan Air Limbah Kecamatan Duren Sawit sampai tahun 2030
Kelurahan Pondok Bambu Duren Sawit Pondok Kelapa Pondok Kopi Malaka Jaya Malaka Sari Klender Jumlah Penduduk ( jiwa) 20,120 34,629 141,326 44,938 36,315 25,487 79,248 382,063 Timbulan Air Limbah (Lt/Hr) 1,388 2,389 9,751 3,101 2,506 1,759 5,468 26,362

Sumber: Olahan PT. Jakarta Konsultindo, 2009

Limbah

Sistem pembuangan air limbah di Kecamatan Duren Sawit saat ini masih menggunakan sistem on-site atau sistem setempat dengan mengadalkan pemakaian septik-tank dan peresapan. Sistem system on-site (cubluk, septic tank) pembuangan air limbah di Kecamatan Duren Sawit sampai tahun 2030 masih dipergunakan, namun secara bertahap diarahkan untuk penanganan yang lebih baik. Adapun arahan rencana penanganan air limbah di Kecamatan Duren Sawit dijelaskan sebagai berikut : Listrik

ket : jumlah pendududk th 2030 (berdasarkan daya tampung) Dinas Kebersihan DKI : Asumsi Sludge 0,069 lt/org/hr

Pada dasarnya seluruh kawasan telah terpenuhi kebutuhan listriknya. Selain untuk konsumsi rumah tangga, listrik juga dipergunakan untuk penerangan jalan, dibutuhkan oleh fasilitas sosial dan perdagangan. Rencana utilitas jaringan listrik yang perlu diperhatikan adalah daya sambungan yang tersedia terutama di masa yang akan datang untuk mengantisipasinya peningkatan permintaan terhadap sambungan listrik. Arahan pengembangan jaringan listrik di Kecamatan DUren Sawit ke depannya adalah sebagai berikut: Memperbaiki dan meningkatkan daya transmisi jaringan listrik yang sudah ada. Mencegah kebocoran atau kebakaran listrik dengan mendistribusikan kabel-kabel Menempatkan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan fungsi lain serta Menempatkan jaringan listrik sesuai dengan jaringan jalan Mengamankan jaringan listrik pada kawasan perumahan padat.
III-122

Sistem Off-Site yaitu sistem pembuangan air limbah terpusat dan memerlukan

pengorganisasian. Terdapat 3 (tiga) komponen utama dalam pengembangan sistem offsite yaitu sambungan rumah, tangki interceptor dan jaringan utama. Sistem ini perlu disiapkan dan disosialisasikan terutama kepada pelaku pembangunan di Kecamatan Duren Sawit yang membuat bangunan dalam kapasitas besar (mall, hypermarket). Sistem Off-Site wajib dilengkapi dengan IPAL komunal. Untuk wilayah fasilitas umum seperti pasar, terminal maka dirahkan sistem yang digunakan adalah sistem pembuangan secara komunal dengan sebutan ponten.

PLN dengan kabel isolasi mempertimbangkan estetika linkungan.

Untuk pengembangan permukiman baru/perumahan maka penggunaan septik-

tank dan peresapan masih dapat dilakukan dengan memperhatikan desain peresapan tertentu.

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Adapun Rencana jaringan pipa air bersih di Kecamatan Duren Sawit ini meliputi: Rencana Jaringan Air Bersih Jl. I Gusti Ngusti Ngurah Rai Jl. Kol. Sugiono Jl. Inspeksi Kali Malang Jl. Pahlawan Revolusi Jl. Raden Inten II Jl Pd. Kelapa Raya Rencana Jalan Arteri Sekunder (utara-selatan) di Kelurahan Duren Sawit dan Seiring dengan perkembangan jaman yang menuntut tingkat keefisienan yang tinggi dalam beraktifitas dan meningkatnya standar kualitas kesehatan, maka saat ini Kecamatan Duren sawit sudah terlayani sistem perpipaan air bersih secara sistematis dan optimal serta menjangkau seluruh kebutuhan warga setempat, tetapi masih memiliki kualitas air yang masih rendah. Tidak dipungkiri juga bahwa masih terdapat sebagian masyarakat Kecamatan Duren Sawit yang belum terlayani sumber air bersih dari sistem perpipaan. Untuk itu sebagai acuan ke depan dalam penyediaan air bersih, maka sistem penyediaan air bersih ini dapat bertolak dari perkiraan kebutuhan air bersih baik itu yang bersifat kebutuhan rumah tangga (domestik) maupun non domestik. Dengan menggunakan standar baku kebutuhan air bersih, maka dapat diketahui jumlah debit yang dibutuhkan hingga akhir tahun perencanaan maupun berdasarkan daya tampung optimal. Dengan demikian, maka dapat dilakukan persiapan pemenuhan kebutuhan air sejak dini. Kebutuhan air minum di Kecamatan Duren Sawit sampai tahun 2030 adalah sebesar 66,861,025 lt/hari untuk kebutuhan domestik non domestik. Kebutuhan tersebut salah satunya dipenuhi oleh intalasi pengolahan air bersih yang terletak di Kelurahan Pondok Kelapa. abel 5.7 Perkiraan Kebutuhan Air Bersih Kec Duren Sawit sampai tahun 2030
No 1 2 3 4 5 6 7 Kelurahan Pondok Bambu Duren Sawit Pondok Kelapa Pondok Kopi Malaka Jaya Malaka Sari Klender Jumlah Perkiraan Penduduk 2020 ( jiwa) 20,120 34,629 141,326 44,938 36,315 25,487 79,248 382,063 Kebutuhan Air Bersih ( Lt/hr) 3,521,000 6,060,075 24,732,050 7,864,150 6,355,125 4,460,225 13,868,400 66,861,025

Klender.

B.5.6 Rencana Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Kecamatan Duren Sawit
Rencana Pengembangan fasilitas umum dan sosial di Kecamatan Duren Sawit terdiri dari empat jenis fasilitas, yaitu :

Fasilitas Pendidikan Fasilitas Kesehatan Fasilitas Peribadatan Fasilitas Olah Raga Pendidikan

Dengan adanya rencana arahan kebijakan pengembangan pemukiman di Kecamatan Duren Sawit, maka perlu diiringi pula dengan pengembangan fasilitas pendidikan yang berfungsi untuk membantu mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara. Secara umum jenis fasilitas pendidikan yang sesuai untuk disediakan adalah ; 1. Taman Kanak-Kanak (TK) Sekolah Taman Kanak-Kanak dapat melayani 1.000 penduduk dan luas lahan yang diperlukan sebesar 800 m2. Sekolah jenis ini sebaiknya memiliki lokasi yang menyebar dan berada ditengah-tengah lingkungan perumahan penduduk, sehingga mudah dijangkau oleh anak-anak usia TK. 2. Sekolah Dasar (SD) Sekolah Dasar melayani sebanyak 1.600 penduduk dan luas lahan yang diperlukan kurang lebih 2.400 m2. Sekolah Dasar memiliki lingkup pelayanan skala lingkungan sehingga sebaiknya lokasi SD menyebar dan berada di tengah-tengah lingkungan perumahan penduduk. 3. Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Sumber : Hasil Rencana 2009, Asumsi jumlah air bersih 175 liter/orang/hari (Pedoman Perencanaan DTK DKI)

Besarnya kebutuhan air bersih di Kecamatan Duren Sawit adalah sebesar 66.861.025 liter/hari. Jumlah kebutuhan terbanyak yaitu oleh Kelurahan Pondok Kelapa yaitu sebanyak 24.732.050 liter/hari, sedangkan jumlah kebutuhan terkecil di Kelurahan Pondok Bambu yaitu sebanyak 3.521.000 liter/hari. Namun asumsi ini hanya berdasarkan jumlah penduduk perkelurahan dan belum memperhatikan pengaruh kebutuhan air bersih dari pusat-pusat kegiatan yang ada.

III-123

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Sekolah Menengah Pertama melayani sebanyak 6000 penduduk. Lokasi fasilitas ini digabung dengan lapangan olah raga dan dapat juga digabung dengan saran-sarana pendidikan yang lain, tidak harus dipusat-pusat lingkungan . Luas lahan yang diperlukan untuk 1 unit SMP adalah 1.800 m2. 4. Sekolah Menengah Atas (SMA) Sekolah Menengah Atas (SMA) Penduduk pendukung untuk 1 unit SMU adalah 6.000 jiwa. Lokasi SMU sama dengan lokasi SMP. Luas lahan yang diperlukan untuk 1 unit SMP adalah 1.800 m2. 5. Akademi Penduduk pendukung untuk 1 unit adalah 480.000 jiwa. Lokasinya berada di tempat yang memiliki lingkup pelayanan skala kota. Luas lahan yang diperlukan untuk 1 unit adalah 5.000 m . 6. Perguruan Tinggi Penduduk pendukung untuk 1 unit adalah 1.500.000 jiwa. Lokasinya berada di tempat yang memiliki lingkup pelayanan skala kota. Luas lahan yang diperlukan untuk 1 unit adalah 20.000 m2. Analisis Kebutuhan sarana pendidikan di Kecamatan Duren Sawit sampai Tahun 2030 disajkan pada Tabel di bawah ini: Tabel 5.8 Jumlah Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Kecamatan Duren Sawit
Jenis Fasilitas Pendidikan TK SD SLTP SLTA Akademi Perguruan Tinggi Jumlah
Sumber : Hasil Perhitungan 2009
2

Tabel 5.9 Jumlah Kebutuhan Fasilitas Kesehatan Kecamatan Duren Sawit


Jenis Fasilitas Kesehatan Balai Pengobatan Rumah Bersalin Puskesmas Kelurahan Puskesmas Kecamatan R.S. Wil Tipe B R.S. Pembantu Tipe C R.S. Gawat Darurat Laboratorium Apotik Pos KB lainnya Jumlah
Sumber : Hasil Perhitungan 2009

Eksisting 2006 11

Kebutuhan 2006 108 11 11 2 0

Keterangan Kurang Kurang

5 35 95 49 195

0 0 11 11

Kurang

154

Eksisting 2006 85 146 51 54 5 6 347

Kebutuhan 2006 259 130 22 11

Keterangan kurang Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup

Peribadatan

Jumlah penduduk Kecamatan Duren Sawit berdasarkan daya tampung ialah sebesar 382.063 jiwa. Dengan jumlah tersebut dan menggunakan standar penyediaan fasilitas peribadatan, maka diperoleh jumlah kebutuhan fasilitas peribadatan seperti yang terlihat pada tabel III-15, yaitu mushala 40 unit, masjid 4 unit, dan gereja berjumlah 2 unit,

422

Kesehatan

Jumlah penduduk Kecamatan Duren Sawit berdasarkan daya tampung ialah sebesar 118.887 jiwa. Dengan jumlah tersebut dan menggunakan standar penyediaan fasilitas kesehatan, maka diperoleh jumlah kebutuhan fasilitas kesehatan seperti yang terlihat pada tabel III-14, yaitu Rumah Sakit sebanyak 0 unit, puskesmas sebanyak 11 unit.
III-124

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

No.

Kelurahan

Rincian Fasilitas Masjid Kelurahan Tempat Ibadah Lainnya Untuk 60.000 Jiwa Masjid Kecamatan Tempat Ibadah Lainnya Untuk 200.000 Jiwa Masjid Untuk 480.000 Jiwa Masjid Wilayah Tempat Ibadah Lainnya Untuk 1.500.000 Jiwa Musholla Masjid Kelurahan Tempat Ibadah Lainnya Untuk 60.000 Jiwa Masjid Kecamatan Tempat Ibadah Lainnya Untuk 200.000 Jiwa Masjid Untuk 480.000 Jiwa Masjid Wilayah Tempat Ibadah Lainnya Untuk 1.500.000 Jiwa Musholla Masjid Kelurahan Tempat Ibadah Lainnya Untuk 60.000 Jiwa Masjid Kecamatan Tempat Ibadah Lainnya Untuk 200.000 Jiwa Masjid Untuk 480.000 Jiwa Masjid Wilayah Tempat Ibadah Lainnya Untuk 1.500.000 Jiwa Musholla Masjid Kelurahan Tempat Ibadah Lainnya Untuk 60.000 Jiwa Masjid Kecamatan Tempat Ibadah Lainnya Untuk 200.000 Jiwa Masjid Untuk 480.000 Jiwa Masjid Wilayah Tempat Ibadah Lainnya Untuk 1.500.000 Jiwa

Standar Kebutuhan (Jiwa) 30,000 60,000 200,000 200,000 480,000 1,500,000 1,500,000 3,000 30,000 60,000 200,000 200,000 480,000 1,500,000 1,500,000 3,000 30,000 60,000 200,000 200,000 480,000 1,500,000 1,500,000 3,000 30,000 60,000 200,000 200,000 480,000 1,500,000 1,500,000

Luas Lahan (m2) 2,000 2,000 5,000 1,600 12,000 20,000 5,000 300 2,000 2,000 5,000 1,600 12,000 20,000 5,000 300 2,000 2,000 5,000 1,600 12,000 20,000 5,000 300 2,000 2,000 5,000 1,600 12,000 20,000 5,000

Kebutuhan Sarana 2030 (unit) 1 1 0 0 0 0 0 12 1 1 0 0 0 0 0 8 1 0 0

Kebutuhan Sarana 2030 (m2) 2,000 2,000

Tabel 5.10 Jumlah Kebutuhan Fasilitas Peribadatan Kecamatan Duren Sawit


Standar Kebutuhan (Jiwa) 3,000 30,000 60,000 200,000 200,000 480,000 1,500,000 1,500,000 3,000 30,000 60,000 200,000 200,000 480,000 1,500,000 1,500,000 3,000 30,000 60,000 200,000 200,000 480,000 1,500,000 1,500,000 3,000 Luas Lahan (m2) 300 2,000 2,000 5,000 1,600 12,000 20,000 5,000 300 2,000 2,000 5,000 1,600 12,000 20,000 5,000 300 2,000 2,000 5,000 1,600 12,000 20,000 5,000 300 Kebutuhan Sarana 2030 (unit) 7 1 0 0 0 0 0 0 12 1 1 0 0 0 0 0 47 5 2 1 1 0 0 0 15 4,500 14,100 10,000 4,000 5,000 1,600 36,000 2,000 2,000 Kebutuhan Sarana 2030 (m2) 2,100 2,000 5 Malaka Jaya

No.

Kelurahan

Rincian Fasilitas Musholla Masjid Kelurahan Tempat Ibadah Lainnya Untuk 60.000 Jiwa Masjid Kecamatan Tempat Ibadah Lainnya Untuk 200.000 Jiwa Masjid Untuk 480.000 Jiwa Masjid Wilayah Tempat Ibadah Lainnya Untuk 1.500.000 Jiwa Musholla Masjid Kelurahan Tempat Ibadah Lainnya Untuk 60.000 Jiwa Masjid Kecamatan Tempat Ibadah Lainnya Untuk 200.000 Jiwa Masjid Untuk 480.000 Jiwa Masjid Wilayah Tempat Ibadah Lainnya Untuk 1.500.000 Jiwa Musholla Masjid Kelurahan Tempat Ibadah Lainnya Untuk 60.000 Jiwa Masjid Kecamatan Tempat Ibadah Lainnya Untuk 200.000 Jiwa Masjid Untuk 480.000 Jiwa Masjid Wilayah Tempat Ibadah Lainnya Untuk 1.500.000 Jiwa Musholla

3,600 2,000 2,000

Pd. Bambu 1

2400 2000

Malakasari

Duren Sawit

26 3 1 0 0

7800 6000 2000

Klender

Pd. Kelapa

Sumber : Hasil Perhitungan 2009

Olah Raga

Pd. Kopi

III-125

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Jumlah penduduk Kecamatan Pancoran berdasarkan daya tampung ialah sebesar 382.063 jiwa. Dengan jumlah tersebut dan menggunakan standar penyediaan fasilitas olahraga, maka diperoleh jumlah kebutuhan fasilitas olahraga seperti yang terlihat pada tabel berikut.
4 Pd. Kopi No. Kelurahan Rincian Fasilitas 1.500.000 Jiwa Tempat Bermain Untuk 250 Jiwa Lap. O. Raga/Tempat Bermain/Taman Untuk 3.000 Jiwa Lapangan Olah Raga Untuk 30.000 Jiwa Gedung Olah Raga Untuk 30.000 Jiwa Penduduk Kolam Renang Untuk 30.000 Jiwa Bioskop Untuk 30.000 Jiwa Taman Untuk 30.000 Jiwa Penduduk Lapangan Serbaguna Untuk 120.000 Jiwa Taman Untuk 120.000 Jiwa Penduduk Gedung Olah Raga Untuk 120.000 Jiwa Komplek O. Raga & Gelanggang Untuk 1.500.000 Jiwa Tempat Bermain Untuk 250 Jiwa Lap. O. Raga/Tempat Bermain/Taman Untuk 3.000 Jiwa Lapangan Olah Raga Untuk 30.000 Jiwa Gedung Olah Raga Untuk 30.000 Jiwa Kolam Renang Untuk 30.000 Jiwa Bioskop Untuk 30.000 Jiwa Taman Untuk 30.000 Jiwa Lapangan Serbaguna Untuk 120.000 Jiwa Taman Untuk 120.000 Jiwa Penduduk Gedung Olah Raga Untuk 120.000 Jiwa Komplek O. Raga & Gelanggang Untuk 1.500.000 Jiwa Tempat Bermain Untuk 250 Jiwa Lap. O. Raga/Tempat Bermain/Taman Untuk 3.000 Jiwa Lapangan Olah Raga Untuk 30.000 Jiwa Gedung Olah Raga Untuk 30.000 Jiwa Kolam Renang Untuk 30.000 Jiwa Bioskop Untuk 30.000 Jiwa Penduduk Taman Untuk 30.000 Jiwa Penduduk Lapangan Serbaguna Untuk 120.000 Jiwa Taman Untuk 120.000 Jiwa Penduduk Gedung Olah Raga Untuk 120.000 Jiwa Komplek O. Raga & Gelanggang Untuk 1.500.000 Jiwa Tempat Bermain Untuk 250 Jiwa Lap. O. Raga/Tempat Bermain/Taman Untuk 3.000 Jiwa Lapangan Olah Raga Untuk 30.000 Jiwa Gedung Olah Raga Untuk 30.000 Jiwa Kolam Renang Untuk 30.000 Jiwa Bioskop Untuk 30.000 Jiwa Taman Untuk 30.000 Jiwa Lapangan Serbaguna Untuk 120.000 Jiwa Taman Untuk 120.000 Jiwa Penduduk Gedung Olah Raga Untuk 120.000 Jiwa

Standar Kebutuhan (Jiwa) 250 1,500 30,000 30,000 30,000 30,000 30,000 120,000 120,000 120,000 145,000 250 3,000 30,000 30,000 30,000 30,000 30,000 120,000 120,000 120,000 1,500,000 250 3,000 30,000 30,000 30,000 30,000 30,000 120,000 120,000 120,000 1,500,000 250 3,000 30,000 30,000 30,000 30,000 30,000 120,000 120,000 120,000

Luas Lahan ( m2) 250 15 8,400 1,000 4,000 2,000 1,500 10,000 10,000 10,000 0 250 1,500 8,400 1,000 4,000 2,000 1,500 10,000 10,000 10,000 145,000 250 1,500 8,400 1,000 4,000 2,000 1,500 10,000 10,000 10,000 145,000 250 1,500 8,400 1,000 4,000 2,000 1,500 10,000 10,000 10,000

Kebutuhan Sarana 2030 (Unit) 180 22,500 1 1 1 1 1 0 0 0

Kebutuhan Sarana 2030 (m2) 45,000

8,400 1,000 4,000 2,000 1,500

Tabel 5.11 Jumlah Kebutuhan Fasilitas Olahraga Kecamatan Duren Sawit


Standar Kebutuhan (Jiwa) 250 3,000 30,000 30,000 30,000 30,000 30,000 120,000 120,000 120,000 1,500,000 250 3,000 30,000 30,000 30,000 30,000 30,000 120,000 120,000 120,000 1,500,000 250 3,000 30,000 30,000 30,000 30,000 30,000 120,000 120,000 120,000 1,500,000 Luas Lahan ( m2) 250 1,500 8,400 1,000 4,000 2,000 1,500 10,000 10,000 10,000 145,000 250 1,500 8,400 1,000 4,000 2,000 1,500 10,000 10,000 10,000 145,000 250 1,500 8,400 1,000 4,000 2,000 1,500 10,000 10,000 10,000 145,000 565 47 5 5 5 5 5 1 1 1 0 141,250 70,500 42,000 5,000 20,000 10,000 7,500 10,000 10,000 10,000 7 klender 139 12 1 1 1 1 1 34,750 18,000 8,400 1,000 4,000 2,000 1,500 6 Malakasari Kebutuhan Sarana 2030 (Unit) 80 7 1 1 1 1 1 Kebutuhan Sarana 2030 (m2) 20,000 10,500 8,400 1,000 4,000 2,000 1,500 5 Malaka Jaya

No. 1

Kelurahan Pd. Bambu

Rincian Fasilitas Tempat Bermain Untuk 250 Jiwa Lap O. Raga/Tempat Bermain/Taman Untuk 3.000 Jiwa Lapangan Olah Raga Untuk 30.000 Jiwa Gedung Olah Raga Untuk 30.000 Jiwa Kolam Renang Untuk 30.000 Jiwa Bioskop Untuk 30.000 Jiwa Taman Untuk 30.000 Jiwa Lapangan Serbaguna Untuk 120.000 Jiwa Taman Untuk 120.000 Jiwa Gedung Olah Raga Untuk 120.000 Jiwa Komplek O. Raga & Gelanggang Untuk 1.500.000 Jiwa Tempat Bermain Untuk 250 Jiwa Lap. O. Raga/Tempat Bermain/Taman Untuk 3.000 Jiwa Lapangan Olah Raga Untuk 30.000 Jiwa Gedung Olah Raga Untuk 30.000 Jiwa Kolam Renang Untuk 30.000 Jiwa Bioskop Untuk 30.000 Jiwa Penduduk Taman Untuk 30.000 Jiwa Penduduk Lapangan Serbaguna Untuk 120.000 Jiwa Taman Untuk 120.000 Jiwa Penduduk Gedung Olah Raga Untuk 120.000 Jiwa Komplek O. Raga & Gelanggang Untuk 1.500.000 Jiwa Tempat Bermain Untuk 250 Jiwa Lap. O. Raga/Tempat Bermain/Taman Untuk 3.000 Jiwa Lapangan Olah Raga Untuk 30.000 Jiwa Gedung Olah Raga Untuk 30.000 Jiwa Kolam Renang Untuk 30.000 Jiwa Bioskop Untuk 30.000 Jiwa Taman Untuk 30.000 Jiwa Lapangan Serbaguna Untuk 120.000 Jiwa Taman Untuk 120.000 Jiwa Penduduk Gedung Olah Raga Untuk 120.000 Jiwa Komplek O. Raga & Gelanggang Untuk

145 12 1 1 1 1 1 0 0 0 0 102 8 1 1 1 1 1 0

36,250 18,000 8,400 1,000 4,000 2,000 1,500

Duren Sawit

25,500 12,000 8,400 1,000 4,000 2,000 1,500

Pd. Kelapa

317 26 3 3 3 3 3 1 1 1

79,250 39,000 25,200 3,000 12,000 6,000 4,500 10,000 10,000 10,000

III-126

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

No.

Kelurahan

Rincian Fasilitas

Standar Kebutuhan (Jiwa) 1,500,000

Luas Lahan ( m2) 145,000

Kebutuhan Sarana 2030 (Unit) 0

Kebutuhan Sarana 2030 (m2) 0

Dalam perhitungan rumah, standar jumlah penduduk per rumah yang digunakan adalah 5 jiwa. Sedangkan untuk rumah vertikal, standar penggunaan lahan per orang yang digunakan adalah 9 meter persegi. Untuk bengunan rumah vertikal berupa WSN dan WFL digunakan KDB sebesar 50 %, dengan ketinggian bangunan 15 lantai.

Komplek O. Raga & Gelanggang Untuk 1.500.000 Jiwa Sumber : Hasil Perhitungan 2009

Pengendalian Bencana Tabel 5.12 Perkiraan jumlah kebutuhan rumah di Kecamatan Duren Sawit
NO. 1 2 3 4 5 6 7 Nama Kelurahan Pondok Bambu Duren Sawit Pondok Kelapa Pondok Kopi Malaka Jaya Malaka Sari Klender Total
Sumber Ket

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka untuk Kecamatan Duren Sawit direncanakan beberapa sistem pengendali bencana meliputi banjir dan kebakaran, yaitu berupa : 1. 2. 3. 4. 5. Perbaikan daerah sempadan sungai melalui penghijauan. Peningkatan kapasitas danau dan sungai. Perbaikan saluran air yang tertutup perkerasan serta membuat saluran air baru Sebaran distribusi sarana dan prasana kebakaran pada setiap kelurahan. Perbaikan lingkungan berupa pelebaran jalan lingkungan sehingga

Daya Tampung Penduduk 2030 20.120 34.629 141.326 44.938 36.315 25.487 79.248 382.060

Jumlah Rumah Tangga 4,024 6,926 28,265 8,988 7,263 5,097 15,850 76,412

Kebutuhan Rumah (Unit) 4,024 6,926 28,265 8,988 7,263 5,097 15,850 76,412

pada lokasi-lokasi yang belum memiliki saluran air.

mempermudah evakuasi ketika terjadi kebakaran. B.5.7 Rencana Pola Ruang Kecamatan Duren Sawit Pemanfaatan pola ruang Kecamatan Duren Sawit terbagi menjadi beberapa pemanfaatan lahan, yaitu : Pemanfaatan Lahan Perumahan Pemanfaatan Lahan Perkantoran Pemanfaatan Lahan Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial Pemanfaatan Ruang Terbuka hijau

: Hasil Analisis 2009 : Assumsi 1 Rumah Tangga terdiri dari 5 orang

Perumahan di Kecamatan Duren Sawit dibagi menjadi 4 jenis yaitu rumah kecil, rumah sedang, rumah besar, dan rumah susun/flat. Luas penggunaan lahan sebagai perumahan di kecamatan ini sebanyak 1.052,032 ha. Untuk melihat luas lahan yang digunakan sebagai permukiman dengan lebih rinci dapat dilihat dari tabel berikut.

Permukiman

Pembangunan Wisma dengan fasilitasnya di Kecamatan Duren Sawit direncanakan seluas 1.052,032 Ha (65 %). Pengembangan wisma dan fasilitasnya ditargetkan mampu memenuhi kebutuhan rumah pada tahun 2030 untuk 382.060 jiwa. Untuk memenuhi kebutuhan rumah pada tahun 2030 salah satu cara yang ditempuh adalah dengan meremajakan daerahdaerah potensial dalam bentuk pembangunan rumah susun. Sedangkan daerah wisma dengan fasilitasnya yang lain dikembangkan dengan perbaikan dan pemugaran lingkungan.

III-127

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Karya Bangunan Umum ini dibedakan atas 2 macam jenis peruntukkan yaitu Karya perkantoran dan Karya Perdagangan. Rencana pengembangan Wisma/bangunan umum dengan fasiitasnya sampai tahun 2030 menempati 4 % dari luas areal yang ada atau 63,68 Ha. Rencana pengembangan karya Perkantoran (Kkt) adalah seluas 33,66 Ha, sedangkan untuk Karya Perdagangan (Kpg) seluas 30,01 Ha.

Tabel 5.13 Luas Lahan Berdasarkan Jenis Rumah


No Kelurahan Jenis Rumah Wisma kecil Wisma sedang Wisma besar Wisma Susun Wisma kecil Wisma sedang Wisma besar Wisma Susun Wisma kecil Wisma sedang Wisma besar Wisma Susun Wisma kecil Wisma sedang Wisma besar Wisma Susun Wisma kecil Wisma sedang Wisma besar Wisma Susun Wisma kecil Wisma sedang Wisma besar Wisma Susun Wisma kecil Wisma sedang Wisma besar Wisma Susun Jumlah
Sumber : Hasil Analisis Rencana

Tabel 5.14 Rencana Karya Bangunan Umum 2030


Jumlah (Ha) Kelurahan Pondok Bambu Duren Sawit 170,94 Pd. Kelapa Pondok Kopi Malaka Jaya Malaka Sari Klender Total
Sumber : Hasil Analisis 2009

Luas (ha) 84,705 64,038 22,197 88,352 103,818 55,746 0,928 123,883 132,449 37,927 49,594 12,284 0,994 0,002 61,645 3,235 0,632 3,096 61,778 4,855 0,513 1,786 78,2 53,278 6,097 -

Rencana Wkt 15,05 1,34 7,72 4,72 2,45 2,35 33,66

Rencana Wdg 3,81 6,68 2,58 1,87 0,11 2,45 12,48 30,01

Total (Ha) 18,86 8,02 10,3 6,59 0,11 4,9 14,83 63,68

Pondok Bambu

Duren Sawit

248,844

Pd. Kelapa

294,259

Rencana pengembangan Karya Bangunan Umum dengan fasilitasnya ini menyebar di tiaptiap kelurahan. Diantaranya di Kelurahan Klender, sepanjang Jl Pahlawan Revolusi dan sisi selatan Jl. I Gusti Ngurah Rai, Kelurahan Malaka Jaya, Kelurahan Pondok Kopi, Jl. Pondok Kopi Raya, Kelurahan Duren Sawit, Persimpangan Swadaya raya dengan Jalan Buaran Indah Raya, Pd. Kelapa, Persimpangan Jl. H. Dogon dengan Jl. Pondok Kelapa Raya, Kelurahan Pd Kelapa, Jl Kelapa Sawit Raya, Kel Malaka Sari, Sepanjang Jl. Kusuma Jaya. Kawasan Pelayanan Umum dan Sosial

Pondok Kopi

62,874

Malaka Jaya

68,608

Malaka Sari

68,932

Di Kecamatan Duren Sawit pengalokasian suka/fasilitas umum sampai tahun 2008 direncanakan menempati areal seluas 94,73 Ha (6 %), alokasi terbesar di Kelurahan Duren Sawit seluas 21,37 Ha.

Klender

137,575 1052,032

Fasilitas umum dan sosial yang terdapat di Kecamatan Duren Sawit terdiri dari fasilitas Ibadah, pendidikan, kesehatan, pelayanan umum, sosial budaya, rekreasi dan oleh raga, serta Terminal. Luas masing-masing fasilitas berdasarkan jenisnya dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 5.15 Luas Fasilitas Umum dan Sosial Berdasarkan Jenisnya
III-128

Berdasarkan tabel diatas, Sebagian besar lahan yang berfungsi sebagai permukiman yaitu seluas 549,331 (52%) ha merupakan Wisma kecil.

Perdagangan dan Jasa

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

2. Nilai KLB rata-rata 2,0 merupakan nilai KLB antara angka lebih besar dari 1,6 sampai
No 1 2 3 4 5 6 7 Jenis Fasilitas Fasiltas Ibadah Fasilitas Pendidikan Fasilitas Kesehatan Faslitas Pelayanan Umum Fasilitas Sosial Budaya Fasilitas Rekreasi dan Olahraga Fasilitas Terminal Total Luas (Ha) 10,095 72,928 4,313 1,368 0,972 1,216 0,548 94,73

dengan 2,4 3. Nilai KLB rata-rata 3,0 merupakan nilai KLB antara angka lebih besar dari 2,4 sampai dengan 3,5 4. Nilai KLB rata-rata 4,0 Nilai KLB 1,0 sampai dengan 4,0 diarahkan pada kawasan-kawasan permukiman, kawasan bangunan umum, bangunan umum KDB rendah, kawasan campuran serta kawasan industri/pergudangan di Kecamatan Kembangan. Rencana intensitas lahan dimaksudkan untuk mengarahkan kepadatan bangunan, untuk memberi keseimbangan lingkungan antara lahan terbangun dan ruang terbuka secara tiga dimensi, pengaturan intensitas lahan lebih detail akan terdapat pada peraturan permintakan. Rencana intensitas lahan disesuaikan dengan kondisi lingkungan serta kebutuhan

Sumber : Hasil Analisis 2009

Ruang Terbuka Hijau

Ruang Terbuka Hijau ini dapat berupa Penyempurna Hijau Umum (Phu), Penyempurna Hijau Rekreasi (Phr), Penyempurna Hijau Taman (Pht) dan Penyempurna Hijau Makam (Phm). Rencana pengembangan Ruang Terbuka Hijau dengan fasiitasnya sampai tahun 2020 menempati 7 % dari luas areal yang ada atau 136,241 Ha. Rencana pengembangan Phu adalah seluas 24,131 Ha, Phr seluas 2,131 Ha, Pht seluas 54,92 Ha, Phm seluas 54,45 Ha. Tabel 5.16 Rencana Ruang Terbuka Hijau dengan Fasilitasnya di Kecamatan Duren Sawit sampai Tahun 2030
Kelurahan Pd. Bambu Duren Sawit Pd. Kelapa Pondok Kopi Malaka Jaya Malaka Sari Klender Total Phu 10,78 1,1 2,61 1,87 7,74 24,131 Phr 0,07 0,75 0,67 0,71 0,52 2,731 Pht 9,71 9,59 19,7 5,09 0,96 3,28 6,57 54,929 Phm 54,45 54,45 Total (Ha) 20,56 10,69 23,06 62,08 1,67 3,8 14,31 136,241

pengembangan, baik kebutuhan struktur kota maupun nilai ekonomis lahan pada penggal jalan tertentu, Rencana intensitas lahan meliputi rencana ketinggian bangunan, KDB dan KLB. KLB rata-rata 1,0 diarahkan pada : a) Kawasan permukiman b) Kawasan permukiman KDB rendah c) Kawasan bangunan umum d) Kawasan bangunan umum KDB rendah e) Kawasan campuran f) Kawasan industri / pergudangan

Sumber : Hasil Analisis 2009

KLB rata-rata 2,0 diarahkan pada : Alokasi terbesar dialokasikan di Kelurahan Pondok Kopi seluas 62,08 Ha yang didominasi oleh Penyempurna Hijau Makam (Phm). a) Kawasan permukiman b) Kawasan permukiman KDB rendah c) Kawasan bangunan umum d) Kawasan bangunan umum KDB rendah e) Kawasan campuran f) Kawasan industri / pergudangan

B.5.8 Rencana Intensitas Pemanfaatan Ruang Kecamatan Duren Sawit


Komponen intensitas ruang meliputi angka dan presentase dari KLB, KDB, KB. Tingkatan besaran ruang atau luas seluruh lantai bangunan yang diperkenankan untuk di bangun dalam perpetakan atau persil atau daerah perencanaan (DP) yang telah ditetapkan batas-batasnya berdasarkan fungsi tertentu rencana tata ruang yang terdiri dari tingkatan nilai KLB, sebagai berikut : 1. Nilai KLB rata-rata 1,0 merupakan nilai KLB antara angka 0,4 sampai dengan 1,6

KLB rata-rata 3,0 diarahkan pada : a) Kawasan permukiman 4 b) Kawasan permukiman KDB rendah
III-129

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

c) Kawasan bangunan umum d) Kawasan bangunan umum KDB rendah e) Kawasan campuran

mengelola suatu kecamatan diperlukan keterlibatan dari berbagai sektor/komponen. Secara umum, rencana pengelolaan dan sifat perencanaan tiap tipe kawasan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

KLB rata-rata 4,0 diarahkan pada : a) Kawasan permukiman b) Kawasan bangunan umum c) Kawasan bangunan umum KDB rendah d) Kawasan campuran e) KLB lebih besar dari 5,0 sampai dengan 10,0 diarahkan pada kawasan Sentra Primer Baru Barat Tabel 5.17 Rencana Intensitas dan Kepadatan Bangunan Kecamatan Duren Sawit Tahun 2030
No 1 2 3 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Peruntukkan WBS WSD WKC WTM WDG WKT KPD KKT KUT KPM SUK SPU SSK SSI KCP SPD Tinggi lantai 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 KDB (%) 60 60 60 20 50 50 50 50 20 50 40 50 50 50 60 50 KLB 1.2 1.2 1.2 0.4 2 2 2 2 0.8 2 0.8 4 2 2 2.4 2

Tabel 5.18 Kriteria Rencana Pengelolaan dan Sifat Perencanaan Kawasan


Tipologi Kawasan Mantap Rencana Pengelolaan Lingkungan Sifat Perencanaan Rigid Rigid Fleksibel Fleksibel

Pemeliharaan Pemugaran Pemugaran Peralihan Menuju Mantap Perbaikan Lingkungan Perbaikan Lingkungan Peralihan Menuju Dinamis Peremajaan Peremajaan Dinamis Pembangunan Baru
Keterangan :

Rencana Rigid berarti perubahan peruntukan / fungsi kawasan tidak dapat dilakukan, kecuali memang

diperlukan hanya dapat dilakukan secara sangat terbatas mengikuti ketentuan yang berlaku Rencana Fleksibel berarti peruntukan / fungsi kawasan dapat dilakukan untuk memenuhi perkembangan kota, dilaksanakan mengikuti ketentuan yang berlaku.

Usulan pengelolaan berbagai kawasan di Kecamatan Menteng sesuai dengan tipe kawasan diuraikan pada indikasi program dengan kriteria rencana yang sudah ditentukan sesuai dengan tipologi kawasan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikutnya.

Sumber : RTRW Propinsi DKI Jakarta Tahun 2010

B.5.9 Arahan Pemanfaatan Ruang Kecamatan Duren Sawit


Rencana pemanfaatan ruang menguraikan rencana program pemanfaatan ruang masingmasing kegiatan kota di wilayah serta rencana pengelolaan lingkungan. Berbagai kawasan yang terdapat di dalam suatu kecamatan memerlukan penanganan yang terpadu karena di dalam
III-130

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Tabel 5.19 Indikasi Program Pengembangan Kecamatan Duren sawit


Tahun Implementasi 5 Th I 5 Th II 5 Th III 5 Th IV Sumber Dana

NO I

Program STRUKTUR RUANG A. Permukiman

Kegiatan

Lokasi

Pihak Terkait

Pembangunan dan peningkatan rumah susun di Kelurahan Klender Mengembangkan kawasan permukiman baru Mempertahankan kawasan permukiman yang teratur seperti di Kel. Pd. Kelapa pengendalian pembangunan permukiman Peningkatan penghijauan pada jalur jalan antara lain di sepanjang jalan tol, Jalan Arteri serta di sepanjang daerah aliran sungai yang menjorok ke dalam kota Peningkatan Phm Peningkatan Pht, Phr dan Phu

Kel. Klender

X X

X X X X

Swasta, DTK Swasta, DTK

Semua kelurahan Semua kelurahan Jl. I Gusti Ngurah Rai, Jl. Kolonel Sugiono, Jl. Soekanto, Jl. K. H. Noer Ali, Jl. Raden Inten 2, Jl. Buaran Indah Raya, sepanjang DAS Kel Pd. Kopi Semua Kelurahan Kel Pd. Bambu Sepanjang Jalan Arteri X

X X

X X

X X

APBD APBD

DTK DTK Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI dan Jak-Tim Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI dan Jak-Tim Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI dan Jak-Tim Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI dan Jak-Tim Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI dan Jak-Tim

B. Ruang Terbuka Hijau

APBD

X X

X X X X

X X X X X X X

APBD APBD

C. Komersial/Jasa/Perkantoran

Peningkatan kawasan campuran Peningkatan kawasan perkantoran dan Jasa

II

Fasilitas Umum dan Sosial A. Pendidikan Pembangunan dan pemeliharaan sarana dan sarana pendidikan pra sekolah, SD/MI, SMP, SMU/SMK (gedung sekolah, perpustakaan, dll). Peningkatan sarana dan prasarana Perguruan Tinggi Peningkatan kualitas sekolah-sekolah dan Perguruan Tinggi Lokal Pendirian Perguruan Tinggi baru. B. Kesehatan Pembangunan sarana dan prasarana kesehatan yang baru sesuai dengan lokasi dengan lokasi yang belum ada sarana dan prasarananya. Peningkatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana kesehatan yang sudah ada. Peningkatan kualitas kesehatan baik di pemukiman, sekolah, perkantoran, dan tempat-tempat umum. Peningkatan kawasan sehat/bersih. Semua Kelurahan Kecamatan Duren Sawit Kecamatan Duren Sawit Kecamatan Duren Sawit Semua kelurahan Semua kelurahan Semua kelurahan Semua kelurahan X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X APBD, Swasta APBD, Swasta APBD, Swasta X APBD, Swasta X APBD, Swasta Dinas Diknas Propinsi DKI dan Jak-Tim Dinas Diknas Propinsi DKI dan Jak-Tim Dinas Diknas Propinsi DKI dan Jak-Tim Dinas Diknas Propinsi DKI dan Jak-Tim Dinkes. Propinsi DKI dan JakTim Dinkes. Propinsi DKI dan JakTim Dinkes. Propinsi DKI dan JakTim Dinkes. Propinsi DKI dan JakTim III-131

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

NO

Program Pengembangan Sistem Transportasi

Kegiatan Peningkatan Jaringan jalan arteri primer, yaitu Jl. Kolonel Sugiono, Jl. Soekanto, Jl. K. H. Noer Ali, Jl. Raden Inten 2 Jl. Buaran Indah Raya, Perbaikan ruas-ruas jalan rusak Peningkatan Kualitas Jalan dan Jembatan Akses Ke Jalan-jalan utama Pembangunan fasilitas, sarana dan prasarana transportasi yang terpadu dengan system angkutan umum Pengembangan Angkutan Transportasi massal

Lokasi

5 Th I X X X X X

Tahun Implementasi 5 Th II 5 Th III 5 Th IV X X X X X X X X X X X X X X

Sumber Dana APBD APBD APBD APBN/AP BD APBN/AP BD

Pihak Terkait

III

Kecamatan Duren Sawit Kecamatan Duren Sawit Kecamatan Duren Sawit Kecamatan Duren Sawit Kecamatan Duren Sawit

Dep Perhubungan Dinas PU Propinsi DKI dan JakTim Dinas PU Propinsi DKI dan JakTim Dinas PU Propinsi DKI dan JakTim, Dinas Perhubungan DKI Dinas Perhubungan DKI

IV

Pengembangan Utilitas Dasar a. Air Bersih a. Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Jaringan Air Bersih di semua kelurahan b. Identifikasi dan Pembangunan Potensi Air Bersih dari Sumur-Sumur Artesis Pengembangan Danau Buatan Untuk mendukung penyediaan Air Bersih e. Kerjasama dengan Swasta untuk Pengembangan Sumber Air Bersih a. Pembangunan dan pemeliharaan Jaringan Sistem Sanitasi b. Mendorong pembangunan Jaringan Sistem Sanitasi Komunal pada pusat-pusat kegiatan c. Jaringan Listrik d. Jaringan Drainase a. Peningkatan Jaringan Listrik a. Pengembangan dan pemeliharaan Jaringan Drainase Perkotaan b. Peningkatan Kapasitas Drainase Mikro Drainase sekunder Kali sunter, Kali buaran dan Kali Jati Kramat d. Penyelesaian pembangunan Banjir Kanal Timur e. Penataan Ruang Kawasan sekitar DAS dan normalisasi sungai a. Peningkatan pelayanan jaringan telekomunikasi fixline dan wireless b. Pengembangan Jar telepon Umum dan Wartel di Kaw PLB Pembangunan SPA Peningkatan alat dan tenaga untuk pengangkutan ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) Penyediaan Container untuk pengumpulan sampah secara komunal langsung/tidak langsung. Semua kelurahan Kecamatan Duren Sawit Kecamatan Duren Sawit Kecamatan Duren Sawit Semua kelurahan Kecamatan Duren Sawit Kecamatan Duren Sawit Semua kelurahan Kecamatan Duren Sawit Kecamatan Duren Sawit Kecamatan Duren Sawit Kecamatan Duren Sawit Semua kelurahan Semua kelurahan Kel. Pd Kelapa Semua kelurahan Kecamatan Duren Sawit X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X APBD/Sw asta APBD APBD APBD APBD APBD APBD APBD/AP BN APBD APBD/Sw asta APBD/Sw asta APBD APBD APBD X X APBD APBD Dinas PU Propinsi DKI dan JakTim Dinas PU Propinsi DKI dan JakTim Dinas PU Propinsi DKI dan JakTim Dinas PU Propinsi DKI dan JakTim Dinas PU Propinsi DKI dan JakTim Dinas PU Propinsi DKI dan JakTim Dinas Pertambangan dan Energi Prop NTT Dinas PU Propinsi DKI dan JakTim Dinas PU Propinsi DKI dan JakTim Dinas PU Propinsi DKI dan JakTim Dinas PU Propinsi DKI dan JakTim Dinas PU Propinsi DKI dan JakTim Telkom Telkom Dinas PU Propinsi DKI dan JakTim Dinas Kebersihan Propinsi DKI dan Jak-Tim Dinas Kebersihan Propinsi DKI dan Jak-Tim III-132

b. Air Limbah

e. Jaringan Telekomunikasi

f.

Jaringan Persampahan

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

NO V

Program Pengembangan dan Penataan Kawasan Permukiman dan Sarana Prasarana Penunjang

Kegiatan a. Penataan Kawasan Permukiman b. Penyiapan Kaw Permukiman baru d. Bantuan Rehabilitasi Permukiman Kumuh

Lokasi Semua kelurahan Kel. Pd. Kopi Semua kelurahan

5 Th I X X X

Tahun Implementasi 5 Th II 5 Th III 5 Th IV X X X X X X X

Sumber Dana APBD APBD APBD

Pihak Terkait Dinas PU Propinsi DKI dan JakTim Dinas PU Propinsi DKI dan JakTim Dinas PU Propinsi DKI dan JakTim

B.5.10 Tujuan, Kebijakan dan Strategi RTRW Kecamatan Cakung B.5.10.1 Tujuan
Rencana rinci tata ruang Kecamatan Kecamatan Cakung merupakan wujud pemanfaatan ruang yang menggambarkan susunan lokasi pusat perdagangan jasa dan ikatan fungsi antar sub-sub pusat kegiatan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Sesuai dengan hasil identifikasi serta kecenderungan struktur tata ruang masa depan yang akan terbentuk maka tujuan rencana rinci tata ruang Kecamatan Cakung yaitu : a. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budi daya. b. Terwujudnya keterpaduan, keterikatan dan keseimbangan antar wilayah kecamatan serta keserasian antar sektor.

B.5.10.2 Kebijakan
Kawasan Budidaya Kawasan budidaya merupakan kawasan yang dikembangkan secara intensif dengan pusat pengembangan yang ada di Kecamatan Cakung, secara umum pengembangan tersebut berorientasi pada optimalisasi sumber daya dan tetap mempertahankan kelestarian lingkungan guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Strategi rencana kawasan budidaya berdasarkan ciri kegiatan perkotaan adalah Kawasan perkotaan merupakan kawasan yang mempunyai arahan kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Karena keterbatasan daya dukung lahan maka pada kawasan perkotaan diupayakan adanya intensifikasi lahan pada lahan dengan kepadatan penduduk atau kegiatan tinggi, dilakukan ekstensifikasi pada kawasan cadangan pengembangan kawasan perkotaan. Pengembangan tersebut diupayakan semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang ada. Namun perlu dijaga agar pengembangan kawasan perkotaan tidak meluas dan mengganggu kawasan dengan fungsi lindung. Pengembangan di kawasan perkotaan terutama di pusat kota tetap memperthatikan agar kekompakan penggunaan lahan terjaga dan tidak menjadi homogen. Kebijakan kawasan budidaya dibagi menjadi beberapa sektor, diantaranya yaitu a. Perumahan Penggunaan perumahan lebih diarahkan kepada resettlement daerah-daerah hunian yang akan tergusur akibat pengembangan kegiatan lain, seperti perluasan dan lain sebagainya. Sedangkan pembangunan perumahan untuk masa mendatang dibatasi. Program perbaikan lingkungan perlu dilanjutkan. b. Sektor Perdagangan dan Jasa Pengembangan sentra-sentra tetap diutamakan. Pengembangan ribbon dibatasi dan ditolerir hanya pada kelas jalan tertentu, yaitu kolektor keatas dan harus terjamin
III-133

c. Terwujudnya rencana tata ruang mempertimbangkan aspek optimalisasi pemanfaatan


ruang yang ada, serta memperhatikan kemungkinan-kemungkinan pemanfaatan ruang bawah tanah pada bagian-bagian tertentu di wilayah Kecamatan Cakung. d. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk :

Mewujudkan kehidupan masyarakat Kecamatan Cakung yang sejahtera lahir dan batin Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan secara berdaya-guna, berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia

Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan

e. Tersusunnya arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan masyarakat. f. Tersusunnya arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan merupakan dasar dalam mengeluarkan perijinan lokasi pembangunan.

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

kelancaran lalu lintas dan penyediaan fasilitas parkir yang memadai. Peremajaan pasar harus memperhatikan kepentingan pedagang lama dan ekonomi lemah. c. Sektor Transportasi Beberapa ruas jalan tertentu perlu ditingkatkan kapasitasnya melalui program pelebaran jalan. Pengembangan jaringan jalan baru lebih diutamakan pada bagian utara dan selatan BWK Kecamatan Kampung Melayu. d. Sektor Fasilitas Umum Pencadangan lahan untuk pembangunan fasilitas umum harus dilakukan sedini mungkin. Mendorong pihak swasta untuk berperan serta dalam pembangunan fasilitas umum. Optimasi pada lokasi fasilitas umum yang telah ada dengan penambahan lokal. Pembangunan baru untuk memenuhi jumlah kebutuhan dan pencapaian target sesuai standar kecamatan. e. Sektor Air Minum Penambahan jaringan pelayanan air bersih / air minum PAM melalui pengembangan jaringan induk baru dan jaringan distribusi serta hidran umum. Penggunaan air yang melampaui batas harus dicegah. f. Sektor Sanitasi dan Sampah Pengadaan septick tank kelompok pada lokasi-lokasi perumahan yang dihuni oleh penduduk yang berpenghasilan rendah. Sistem perencanaan yang dipakai yaitu perencanaan yang diintegrasikan terhadap sistem sewerage. Meningkatkan kondisi MCK yang ada serta pengadaan baru sesuai kebutuhan lingkungan perumahan padat. Pengelolaan sampah dengan menyediakan container dan dipo-dipo sampah sesuai kebutuhan. g. Sektor Banjir dan Drainase Melaksanakan normalisasi kali dan penambahan saluran mikro dan meningkatkan sistem makro drainase yang ada. Melaksanakan kegiatan vegetasi secara serentak. h. Sektor Utilitas Umum Penambahan gardu-gardu listrik dan penambahan/peningkatan jaringan pelayanan listrik serta lampu-lampu penerangan jalan. Penambahan telepon umum pada lokasi-lokasi strategis. Koordinasi terpadu antara PLN, Telkom dan Pemda DKI Jakarta dalam perencanaan dan pelaksanaan pengadaan instalasi listrik, telepon dan gas. i. Sektor Ruang Terbuka Hijau Melaksanakan dan mencadangkan serta mengamankan ruang terbuka hijau sepanjang kali dan memanfaatkannya untuk taman dan hortikultura yang dapat dinikmati masyarakat. Mengadakan penghijauan maksimum pada pekarangan

pekarangan

individu

melalui

program

penyuluhan

pembinaan.

Mengadakan

penghijauan maksimum pada ROW (lebar badan jalan) arteri dan kolektor. Kawasan Strategis

Pengembangan kawasan diprioritaskan karena keberadaannya dapat mendukung pengembangan sekktor strategis di atasnya dengan berdasar atas pertimbanganpertimbangan. Pengembangan kawasan tersebut mempunyai dampak regional maupun nasional karena memiliki kontribusi tinggi. Pengembangan sektor sosial ekonomi di atasnya membutuhkan lahan dalam skala besar. Sektor yang akan dikembangkan mempunyai prioritas tinggi dalam lingkup regional dan nasional. Kawasan memliki prospek ekonomi yang cerah untuk menarik investasi dan memacu pengembangan wilayah sekitar. Pengembangan secara intensif potensi sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan. Pengembangan prasarana perhubungan yang lebih dapat diandalkan. Peningkatan hubungan sosial ekonomi dengan pusat kegiatan terdekat Penanganan Lingkungan

Strategi penanganan kawasan ini dititik beratkan pada pemeliharaan lingkungan guna mempertahankan ekosistem setempat dan kelestarian lingkungan alam. Hal ini termasuk juga pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan tentang adanya penetapan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).

B.5.10.3 Strategi
Strategi rencana rinci tata ruang Kecamatan Cakung : Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH berkembang. dengan membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya. khususnya di bantaran sungai, pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan permukiman kumuh. Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu meningkatkankapasitas perdagangan dan jasa . Merealisasikan pembangunan jalan lingkungan di dalam lingkungan yang telah berkembang guna menyediakan ruang perumahan kota yang dapat menampung perkembangan penduduk.
III-134

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

B.5.11 Rencana Pengelolaan Kependudukan Kecamatan Cakung


Persebaran penduduk di Kecamatan Cakung direncanakan mengarah ke wilayah utara, timur, dan selatan kecamatan. Pada ketiga wilayah tersebut akan direncanakan pembangunan wisma dengan klasifikasi wisma sedang, wisma besar, wisma taman, dan wisma susun. Diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan penyediaan wisma tersebut beserta fasilitas pendukungnya sehingga kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi. Selain penyediaan wisma dan fasilitasnya, kawasan yang dijadikan kawasan persebaran penduduk memerlukan perbaikan utilitas, sarana, dan prasarana yang baik. Kecamatan Jatinegara diharapkan dapat menampung penduduk sebanyak 1.116.123 jiwa pada tahun 2030. Wilayah Utara Kecamatan Cakung diarahkan dapat menampung penduduk dalam jumlah yang lebih besar dari pada wilayah Timur dan Selatan. Wilayah Utara Kecamatan Cakung yaitu beberapa bagian Kelurahan Cakung Utara diarahkan untuk menampung penduduk dengan kepadatan Tinggi, sedangkan untuk wilayah Timur Kecamatan Cakung, yaitu Kelurahan Rawa Terate yang diarahkan untuk menampung penduduk dengan kepadatan rendah. Pembangunan wisma di wilayah ini dibatasi, hanya bangunan wisma yang pada eksisting 2008 telah bersifat mantap dan wisma taman yang diperbolehkan berada di kedua kecamatan tersebut. Tabel 5.20 Daya Tampung Penduduk Per Kelurahan Di Kec. Cakung No 1 2 3 4 5 6 7 Kelurahan Jatinegara Penggilingan Pulo Gebang Ujung Menteng Cakung Timur Cakung Barat Rawa Terate Jumlah Jumlah penduduk (jiwa/m2) 11.933 230.037 55.931 55.691 690.444 7.009 262 1.051.307

Pusat Kegiatan Premier di Kecamatan Cakung antara lain adalah : a. Kawasan Industri Pulo Gadung yang terletak di jalan Raya Bekasi dengan kegiatan industri dan pergudangan b. Kawasan industri yang terletak di jalan Cakung Drain dengan kegiatan industri dan pergudangan. c. Kawasan perdagangan dan perkantoran yang terletak di jalan Cakung-Cilincing dengan kegiatan perdagangan, perkantoran dan jasa. Pusat Kegiatan Sekunder di Kecamatan Cakung antara lain adalah : a. Ramayana Trade Centre yang terletak di jalan Raya Bekasi dengan kegiatan perdagangan b. Pasar Cakung yang terletak di jalan Raya Bekasi dengan kegiatan perdagangan c. Plaza Ujung Menteng yang terletak di jalan Raya Bekasi dengan kegiatan perdagangan d. Pusat perdagangan Ujung Menteng dengan kegiatan perdagangan e. Kantor Walikota Jakarta Timur dengan kegiatan pusat pemerintah wilayah Jakarta Timur. f. Sentra Primer Baru Timut dengan kegiatan perdagangan dan jasa. g. Perkampungan Industri Kecil dengan kegiatan industri dan perdagangan Pusat Kegiatan Tersier di Kecamatan Cakung antara lain adalah : a. Pasar Klender dengan kegiatan perdagangan b. Pasar Tradisional kelurahan penggilingan dengan kegiatan perdagangan c. Ramayana swalayan yang terletak di jalan taman elok dengan kegiatan perdagangan d. Ruko taman modern yang terletak di jalan palem raya dengan kegiatan perdagangan e. Pasar Fajar Menteng yang terletak di jalan ujung menteng dengan kegiatan perdagangan f. Pasar Tradisional Kayu Tinggi dengan kegiatan perdagangan

Sumber : Hasil Perhitungan, 2009

B.5.12 Rencana Struktur Ruang Kecamatan Cakung


Berdasarkan rencana tata ruang wilayah Propinsi DKI Jakarta tahun 2010-2030, pusat-pusat kegiatan pembentuk ruang kecamatan Cakung hanya didasarkan kepada pusat kegiatan premier, sekunder dan tersier. Untuk lebih jelasnya Rencana struktur ruang Kecamatan Cakung adalah sebagai berikut.
No
1

Tabel 5.21 Rencana Struktur Ruang di Kecamatan Cakung


Lokasi
Jl. Raya Bekasi

Fungsi
Industri dan pergudangan

Keterangan
Kawasan Industri Pulo Gadung

Skala
Internasion al

Analisa
Karena kawasan industri pulo gadung tersebut dilalui oleh jalan arteri primer, dan didukung

III-135

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

No

Lokasi

Fungsi

Keterangan

Skala

Analisa
dengan luas lahan yang memadai untuk dijadikan sebagai kawasan industri. Selain itu kegiatan industri yang tersebut termasuk kedalam kegiatan industri skala internasional. Karena kawasan industri pulo gadung tersebut dilalui oleh jalan arteri primer, dan didukung dengan luas lahan yang memadai untuk dijadikan sebagai kawasan industri. Selain itu kegiatan industri yang tersebut termasuk kedalam kegiatan industri skala internasional. Karena kawasan industri pulo gadung tersebut dilalui oleh jalan arteri primer, dan didukung dengan luas lahan yang memadai untuk dijadikan sebagai kawasan industri. Selain itu kegiatan industri yang tersebut termasuk kedalam kegiatan industri skala internasional. Karena dilalui oleh jalan arteri primer yang menghubungkan antara wilayah administrasi DKI Jakarta dengan wilayah administrasi Kota Bekasi, dan merupakan sebagai jalur distribusi barang industri. Akan tetapi Karena dilalui oleh jalan arteri primer, pembatasan perkembangan industri di kecamatan Cakung, sehingga wilayah kecamatan cakung yang cenderung berdekatan dengan wilayah kota bekasi di usulkan peruntukan lahannya untuk kegiatan perdagangan. Merupakan pusat kegiatan pemerintahan di wilayah Kotamadya Jakarta Timur dan didukung dengan dilewatinya jalan arteri sekunder dan dekat dengan Jalan Tol Jakarta Outer Ring Roud. Karena dilewati dengan jalan arteri sekunder dan dekat dengan jalan tol JORR, serta merupakan rencana yang terdapat dalam RTRW Propinsi DKI Jakarta Tahun 2010 karena merupakan rencana struktur ruang yang terdapat dalam RTRW Propinsi DKI Jakarta Tahun 2010. Karena dilewati oleha jalan arteri sekunder, sehingga memudahkan masyarakat untuk menuju pasar klender dan keberadaan pasar klender tersebut dapat memenuhi kebutuhan masyarakat di

No

Lokasi

Fungsi

Keterangan

Skala

Analisa
kelurahan Jatinegara maupun kelurahan klender untuk memenuhi kebutuhan akan pangan. Karena dilewati oleh jalan kolektor primer dan dilalui oleh angkutan umum maka keberadaan pasar tersebut menimbulkan kebangkitan aktifitas penduduk dalam skala kelurahan. Karena dilewati oleh jalan kolektor primer dan dilalui oleh angkutan umum maka keberadaan pasar tersebut menimbulkan kebangkitan aktifitas penduduk dalam skala kelurahan. Karena dilewati oleh jalan kolektor primer dan dilalui oleh angkutan umum maka keberadaan pasar tersebut menimbulkan kebangkitan aktifitas penduduk dalam skala kelurahan. Karena dilewati oleh jalan kolektor primer dan dilalui oleh angkutan umum maka keberadaan pasar tersebut menimbulkan kebangkitan aktifitas penduduk dalam skala kelurahan. Karena dilewati oleh jalan kolektor primer dan dilalui oleh angkutan umum maka keberadaan pasar tersebut menimbulkan kebangkitan aktifitas penduduk dalam skala kelurahan.

Jl. Raya Penggilingan

Komersial

Pasar tradisional kel penggilingan

Kelurahan

Jl. Cakung Drain

Industri dan pergudangan

Kawasan industri

Internasion al

Jl. Taman Elok

Komersial

Ramayana swalayan

Kelurahan

Jl. Cakung Cilincing

- Perdagangan - Perkantoran dan Jasa

- Kawasan perdagangan - Perkantoran dan jasa

Nasional

10

Jl. Palem Raya

Komersial

Ruko taman modern

Kelurahan

11

Industri 4 Jl. Raya Bekasi

Kegiatan industri

Propinsi

Jl. Ujung menteng

Komersial

Pasar fajar menteng

Kelurahan

12

Jl. Balai Rakyat

Komersial

Pasat tradisional kayu tinggi

Kelurahan

Perdagangan Komersial Komersial Komersial Komersial 5 Jl. Walikota Jaktim Pemerintahan

Kegiatan perdagangan dan perkantoran dan jasa Ramayana Trade Center Pasar Cakung Plaza Ujung Menteng Pusat Perdagangan Ujung Menteng Kantor Walikotamadya Jakarta Timur

propinsi Propinsi Propinsi Propinsi Propinsi Propinsi

Sumber: Hasil Analisa dan Observasi lapangan

B.5.13 Rencana Transportasi Kecamatan Cakung B.5.13.1 Rencana Jaringan Jalan


Rencana pembangunan jaringan jalan mencakup sistem jaringan jalan. Sistem jaringan jalan di wilayah Kecamatan Cakung sampai dengan tahun 2030 direncanakan sebagai berikut : Jalan Tol Jalan Arteri Primer Jalan Bekasi Raya Jalan Raya Bekasi Jalan baru (dari Kanal Timur Kel. Pegangsaan Dua Kecamatan Kelapa Gading) Jalan Arteri Sekunder Jl. Cakung Cilincing (Kelurahan Pulo Gebang, Cakung Barat, Cakung Timur)

Perdagangan dan jasa

Sentra Primer Baru Timur

Popinsi

Jl. Raya Penggilingan Jl. I Gusti Ngurah Rai

Industri dan perdagangan Komersial

Perkampungan Industri Kecil Pasar klender

Kota

Kelurahan

Jalan baru (dari Perbatasan Kec. Cilincing Jl. Raya Bekasi) Jl. Raya Bekasi Jl. Sentra Primer Baru Timur
III-136

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Jalan Baru (Dari perbatasan Kec. Cilincing perbatasan Jl. Raya Bekasi) Jalan baru/sejajar Kanal Timur (dari perbatasan Kec. Cilincing berbatasan Kec. Jalan Baru (dari Arteri Primer Baru Jl. Raya Bekasi. Jalan Baru (dari Kanal Timur Jl. Arteri Sekunder Baru/sejajar Tol Cacing) Jalan Baru (dari Kanal Timur sejajar Jl. Raya Bekasi Kanal Timur bagian Jl. Raya Penggilingan (dari Jl. Raya Bekasi rel kereta api/stasiun klender baru) Jl. Rute EE (dari jl. Raya Bekasi Rel. Kereta api) Jl. Pulo Gadung (dari Jl. Raya Bekasi Rel Kereta Api) Jl. Pulo Lio Pulo Kambing Jl. Sentra Primer Baru Timur Jl. Sentra Primer Baru Timur Jl. Bekasi Raya. Jalan baru dalam areal Modern City Jalan baru (sejajar Tol Cacing di Kel. Cakung Timur) Jalan baru (sejajar Cakung Drain) Jalan Baru (Tol Cacing Cakung Drain) Jalan baru (sejajar Kali Cakung jalan baru arteri primer/Kel. Cakung Barat) Jalan baru (batas antara Kel. Rawa terate Kec. Kelapa gading) Jalan baru (sejajar tegangan tinggi Kel. Rawa Terate Kel. Jatinegara) Jalan Baru (dari Jl. Rute EE Rel kereta api) Jalan sejajar tegangan tinggi (dari Kanal Timur PT JIEP) Jalan Baru (dari Tol Cacing Jl. Penggilingan) Jalan Baru (Jl. Bekasi Raya Tol Cacing) Jalan Baru (dari Jl. Pulo Gebang Komp. Pulo Gebang)
Jl. Tipar Cakung Jl. DR. KRT. Radjiman Widyodiningrat Jl. Pulo Gebang Jl. Seruni Jl. Palem Raja Jl. Palem Raya Jl. Lingkar Luar Timur Jl. Penggilingan Jl. Cakung Cilincing Barat Jl. Cakung Cilincing Timur Jl. Bekasi Raya Jl. Sakura Jl. DR. Sumarno Jl. Palad Jl. Menteng Niaga Jl. Tambun rengas Jl. Rorotan 2 Jl. Tanah Malaka Bulak Jl. Komarudin Jl. Ujung Menteng Jl. Kayu Tinggi
Sumber : RTRW Propinsi DKI Jakarta

Nama Jalan Jl. Sultan Hamengku Buwono IX

Fungsi Jalan Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Arteri Sekunder Jl. Kolektor Primer Jl. Arteri Sekunder Jl. Arteri Sekunder Jl. Arteri Arteri Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer

Duren Sawit)

ROW Eksisting (m) 36 8 25 10 27 18 30 15 11 10 10 16 21 33 7 20 10 10 8 8 19 6

ROW Rencana (m) 50 20 26 26 35 18 34 70 36 15 15 50 26 50 18 25 20 20 15 18 32 10

selatan)

Jalan Kolektor Primer

B.5.13.3 Rencana Sistem Angkutan


A. Terminal Bis Terminal kota dan antar kota di Kecamatan Cakung direncanakan pembangunannya berada di jalan Lingkar Luar (Outer Ring Rood) tepatnya di Kelurahan Pulo Gebang. Terminal ini merupakan pengganti dari Terminal Pulo Gadung yang terletak di Kecamatan Pulo Gadung. Luas terminal Pulo Gebang ini direncanakan seluas 71.000 m2 berdasarkan SK Gubernur DKI Jakarta No. 1272/1990 tertanggal 17 September 1990

B.5.13.2 Rencana Pelebaran Jalan


Seluruh wilayah Kecamatan Cakung direncakan akan terlayani jaringan jalan, hal ini dilakukan agar seluruh masyarakat dapat melakukan keluar atau masuk wilayah Kecamatan Cakung dengan mudah. Kondisi eksisting 2008 jaringan jalan di Kecamatan Cakung cukup melayani seluruh masyarakat, namun diperlukan beberapa penambahan ruas jalan dan pelebaran jalan sehingga diharapkan dapat mengatasi permasalahan lalu lintas. Tabel 5.22 Rencana Pelebaran Jaringan Jalan Kecamatan Cakung

B.

Angkutan Air
III-137

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Sebagai alternatif moda transportasi massal, maka pada wilayah Kecamatan Cakung direncakan akan di bangun jalur transportasi air (water way). Jalur transportasi air tersebut direncakan pada Banjir Kanal Timur dengan rute yang akan dilalui yaitu dari Banjir Kanal Timur kelurahan Cakung Timur sampai Banjir Kanal Barat. dengan keberadaan transportasi air tersebut diharapkan dapat mengatasi masalah kemacetan di DKI Jakarta. Selain itu keberdaan transportasi air tersebut juga diharapkan dapat sebagai objek wisata di sepanjang Banjir Kanal Timur sampai Banjir Kanal Barat.

Meningkatkan mutu, kapasitas dan jumlah armada sampah yang dapat masuk Mencegah dan menindak tegas pembuangan sampah ke sungai, saluran.

kelingkungan yang padat penduduk Caranya dengan mencegah tumbuhnya perumahan liar,bedeng di sepanjang tepi sungai. Tabel 5.23 Jumlah Timbulan Sampah Kecamatan Cakung
No 1 2 3 4 5 6 7 Kelurahan Jatinegara Penggilingan Pulo Gebang Ujung Menteng Cakung Timur Cakung Barat Rawa Terate Jumlah Penduduk (jiwa) 11.933 230.037 55.931 55.691 690.444 7009 262 1.051.307 Asumsi Timbulan Sampah (ltr/org/hari) 2.67 2.67 2.67 2.67 2.67 2.67 2.67 Timbulan Sampah (ltr/hari) 31.861,11 614.198,79 149.335,77 148.694,97 1.843.485,48 18.714,03 699,54 2.806.989,69 Timbulan Sampah (m3/hari) 31.86 614.20 149,34 148,69 1.843,49 18,71 0,70 2.806,99

B. 5.14 Rencana Pengembangan Utilitas Kecamatan Cakung


Pengembangan jejaring utilitas umum memperhatikan hal-hal berikut : Jejaring yang sudah ada Peningkatan kebutuhan akibat pertambahan penduduk dan kegiatan

Dengan demikian, pengembangan jejaring utilitas umum adalah dengan : Memanfaatkan jejaring utilitas yang telah ada Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat Memperhatikan estetika lingkungan dan keamanan

Sumber : Hasil Perhitungan 2009

Drainse dan Pengendali Banjir Rencana pengendalian drainase di Kecamatan Cakung adalah sebagai berikut : Melaksanakan normalisasi sepanjang aliran sungai dan mengamankan sungai dari

Berikut ini adalah rencana pengembangan jaringan utilitas di Kecamatan Kebon Jeruk yang meliputi persampahan, drainase, listrik, telekomunikasi, gas, air bersih, air limbah, telekomunikasi dan air limbah. Persampahan Produksi buangan sampah di Kecamatan Cakung sampai tahun 2030 diperhitungkan sebesar 2.806.989,69 lt/hari, dengan lokasi LPS yang dibangun direncakan di masingmasing kelurahan sebanyak satu unit Rencana pengelolaan persampahan di Kecamatan Cakung adalah sebagai berikut: Program pemilahan sampah sebelum dibuang ke LPS ( Lokasi pembuangan sampah ) melalui pemilahan sampah organik (basah) dan non-organik (kering) akan memudahkan proses pembuatan kompos sebelum dibakar di dalam insinerator Pengembangan prasarana sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) dan Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan dilakukan dengan teknologi tepat guna penerapan konsep 3R (reduced, reused, recycling)

kegiatan yang dapat menggangu fungsinya (Pengamanan terhadap bangunan liar dan pembuangan sampah) Penataan kembali (GSS) garis sempadan sungai sejalan dengan penataan sungai Peningkatan dan pengembangan fungsi situ-situ sebagai lokasi tempat menurut fungsinya yaitu sebagai pengendali banjir, drainase dan penggelontor penampungan air Pengerukan sampah di sepanjang kali yang bisa menimbulkan banjir

Sistem jaringan drainase yang diusulkan mengikuti sistem hierarki jalan, Saluran primer yang merupakan saluran yang akan mengalirkan air ke saluran alam atau sungai yang ada. Ditempatkan pada setiap jalan primer. Bentuk penampang berupa saluran segi empat tertutup pada kawasan yang relatif padat untuk menghindari masuknya sampah dan mencegah terjadinya genangan air pada permukaan jalan. Bentuk penampang saluran segi empat terbuka pada kawasan yang relatif kosong

III-138

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Tabel 5.24 Rencana Pelebaran Sistem Drainase Kecamatan Cakung


Nama Kali Kali Cakung Kali Buaran Kali Bekasi Tengah Banjir Kanal Timur
Sumber : RTRW Propinsi DKI Jakarta

Rencana Jaringan Air Bersih Kebutuhan air minum sampai dengan tahun 2030 di Kecamatan Cakung adalah sebesar 183.978.725 lt/hari. Untuk lebih jelasnya lihat tabel dibawah ini. Tabel 5.25 Jumlah Kebutuhan Air Bersih Kecamatan Cakung
Asumsi Kebutuhan Air Bersih (ltr/org/hari) 175 175 175 175 175 175 175 Kebutuhan Air Bersih (ltr/hari) 2.088.275 40.256.475 9.787.925 9.745.925 120.827.700 1.226.575 45.850 183.978.725 Kebutuhan Air Bersih (m3/hari) 2.088,28 40.256,48 9.787,93 9.745,93 120.827,70 1.226,58 45,85 183.978,73

ROW Eksisting (m) 5-10 5-10 5-7 -

ROW Rencana (m) 22 75 20 100

Listrik Rencana pengembangan jaringan listrik dengan indikasi-indikasi pengembangan tersebut merupakan suatu terapan pada kesesuaian pembangunan pada setiap kawasan yang membutuhkan pemerataan pelayanan, dengan tujuan agar sistem jaringan listrik pada Kecamatan Cakung dapat berfungsi dengan baik serta memperindah lingkungan sekitar. Adapun rencana pengembangan adalah, sebagai berikut : Memperbaiki jaringan listrik yang telah ada Meningkatkan daya transmisi yang sudah ada Mencegah kebocoran atau kebakaran listrik dengan mendistribusikan kabel-kabel Menempatkan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan sektor lain serta jaringan listrik sesuai dengan jaringan jalan. Mengamankan jaringan listrik pada kawasan perumahan padat.

No 1 2 3 4 5 6 7

Kelurahan Jatinegara Penggilingan Pulo Gebang Ujung Menteng Cakung Timur Cakung Barat Rawa Terate Jumlah

Penduduk (jiwa) 11.933 230.037 55.931 55.691 690.444 7009 262 1.051.307

Sumber : Hasil Perhitungan 2009

Rencana Sistem Pembuangan Air Limbah Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, produksi air limbah/kotor di Kecamatan Cakung ialah sebesar 24.947,19 liter per hari. Rencana sistem pembuangan air limbah di Kecamatan Cakung ialah sistem on-site (cubluk, septic tank) dengan saluran pembuangan air limbah makro yaitu Kali Ciliwung dan Kali Krukut. Tabel 5.26 Jumlah Timbulan Air Kotor (Sludge) Kecamatan Cakung

PLN dengan kabel isolasi mempertimbangkan segi estetika lingkungan.

Telekomunikasi Rencana jaringan telekomunikasi di Kecamatan Cakung adalah sebagai berikut: Memperbaiki jaringan listrik yang ada Meningkatkan daya transmisi yang sudah ada Mencegah kebocoran atau kebakaran listrik dengan mendistribusikan kabel-kabel Menempatkan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan sektor lain, serta Menempatkan jaringan listrik sesuai dengan jaringan jalan dan untuk keamanan Menambah jaringan listrik hingga dapat melayani wilayah yang pada kondisi 1 2 3 4 5 6 7 Jatinegara Penggilingan Pulo Gebang Ujung Menteng Cakung Timur Cakung Barat Rawa Terate Jumlah No Kelurahan Penduduk (jiwa) 11.933 230.037 55.931 55.691 690.444 7009 262 1.051.307 Asumsi Sludge (ltr/org/hari) 0.069 0.069 0.069 0.069 0.069 0.069 0.069 Timbulan Sludge (ltr/hari) 823,38 15.872,55 3.859,24 3.842,68 47,64 483,62 18,08 24.947,19 Timbulan Sludge (m3/hari) 0.82 15.87 3.86 3.84 0.05 0.48 0.02 24.95

PLN dengan kabel isolasi mempertimbangkan segi estetika lingkungan pembangunan jalan baru sebaiknya ditempatkan di bawah tanah eksisting 2008 belum terlayani listrik

Sumber : Hasil Perhitungan 2009

III-139

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

B.5.15 Rencana Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Kecamatan Cakung


Rencana Pengembangan fasilitas umum dan sosial di Kecamatan Cakung terdiri dari lima jenis fasilitas, yaitu Fasilitas Pendidikan, Fasilitas Kesehatan, Fasilitas Peribadatan, Fasilitas Olah Raga, dan Fasilitas Pengendali Bencana. Pendidikan Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan kebutuhan fasilitas pendidikan di Kecamatan Cakung, pada tahun 2030 Kecamatan Cakung harus menyediakan 1.367 unit fasilitas pendidikan dengan skala pelayanan kelurahan maupun kecamatan dengan rincian 841 unit TK, 421 unit SD, 70 unit SLTP, serta 35unit SLTA Tabel 5.27 Jumlah Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Kecamatan Cakung
No 1 2 3 4 Jenis Fasilitas TK SD SLTP SLTA Jumlah Eksisting 2006 75 139 45 34 293 Kebutuhan Daya Tampung 841 421 70 35 1.367

C.

Peribadatan

Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kecamatan Cakung akan sarana peribadatan maka diperlukan penambahan fasilitas peribadatan berupa masjid kelurahan, masjid kecamatan, tempat ibadah lainnya untuk 60.000 jiwa penduduk, dan tempat ibadah lainnya untuk 200.000 jiwa penduduk. Lokasi penambahan tersebut disesuaikan dengan lokasi masyarakat yang membutuhkan fasilitas tersebut serta memperhatikan jaringan utilitas dan transportasi yang ada. Tabel 5.29 Jumlah Kebutuhan Fasilitas Peribadatan Kecamatan Cakung
No 1 2 3 Jenis Fasilitas Masjid Musholla Gereja Jumlah Eksisting 2006 100 277 12 389 Kebutuhan Daya Tampung 35 350 18 403

Sumber : Hasil Perhitungan 2009

D.

Olah Raga

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan penduduk terhadap fasilitas olah raga maka Kecamatan Cakung perlu menyediakan 385 unit fasilitas olah raga yang terdiri dari 35 unit kolam renang, 350 unit untuk lapangan sepak bola, Lapangan Bulu Tangkis, Lapangan Tenis dan Lapangan Bola Voli. Tabel 5.30 Jumlah Kebutuhan Fasilitas Olahraga Kecamatan Cakung
No 1 2 3 4 5 Jenis Fasilitas Kolam Renang Sepak Bola Bulu Tangkis Tenis Bola Voli Jumlah Eksisting 2006 3 17 79 9 61 169 Kebutuhan Daya Tampung 35 350 385

Sumber : Hasil Perhitungan 2009

Kesehatan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, diketahui bahwa pada Kecamatan Cakung terdapat beberapa jenis fasilitas kesehatan yang masih diperlukan namun jumlahnya belum memadai. Jika dilakukan perbandingan dengan kondisi eksisting 2006, maka hingga tahun 2030 diperlukan 107 unit fasilitas kesehatan berupa 2 unit Rumah Sakit, 35 unit puskesmas, 35 unit Pos KB dan 35 unit apotek. Tabel 5.28 Jumlah Kebutuhan Fasilitas Kesehatan Kecamatan cakung
No 1 2 3 4 Jenis Fasilitas Rumah Sakit Puskesmas Pos KB Apotik Jumlah Eksisting 2006 1 9 202 9 Kebutuhan Daya Tampung 2 35 35 35 107

Sumber : Hasil Perhitungan 2009

E.

Pengendalian Bencana

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka untuk Kecamatan Cakung direncanakan beberapa sistem pengendali bencana meliputi banjir dan kebakaran, yaitu berupa : 1. penghijauan.
III-140

Sumber : Hasil Perhitungan 2009

Perbaikan

daerah

sempadan

sungai

melalui

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

2. 3. 4. pada setiap kelurahan. 5.

Peningkatan kapasitas danau dan sungai. Perbaikan saluran air yang tertutup perkerasan serta Sebaran distribusi sarana dan prasana kebakaran Perbaikan lingkungan berupa pelebaran jalan

pemanfaatan lahan seluas 1.292,60 Ha. Rencana pemanfaatan lahan Kawasan Perkantoran dan Perdagangan, terbagi menjadi beberapa pemanfaatan lahan yaitu : Kawasan Kantor Pemerintahan dengan penggunaan lahan seluas 26.36 Ha Kawasan Perkantoran Swasta dengan penggunaan lahan seluas 38.56 Ha Kawasan Perdagangan dengan penggunaan lahan seluas 381.23 Ha Kawasan Industri dengan pemanfaatan lahan seluas 517.91 Ha Kawasan Pergudangan dengan pemanfaatan lahan seluas 296.90 Ha Kawasan Perkantoran Taman dengan pemanfaatan lahan seluas 21.84 Ha Tabel 5.32 Pemanfaatan Lahan Kawasan Perkantoran dan Perdagangan
No 1 2 3 4 5 6 7 Fungsi Lahan Kawasan Kantor Pemerintah Kawasan Perkantoran Swasta Kawasan Perdagangan Kawasan Industri Kawasan Pergudangan Kawasan Perkantoran Taman Kawasan Campuran Besar Total Luas Lahan (Ha) 26.36 38.56 381.23 517.91 296.90 9.81 21.84 1.292,60

membuat saluran air baru pada lokasi-lokasi yang belum memiliki saluran air.

lingkungan sehingga mempermudah evakuasi ketika terjadi kebakaran.

B.5.16 Rencana Pola Ruang Kecamatan Cakung


Rencana pola ruang di Kecamatan Cakung tidak jauh berbeda dengan kondisi eksisting 2007. Kecamatan Cakung sebagian besar diarahkan menjadi kawasan permukiman yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung kegiatan permukiman. Permukiman Dalam rencana pemanfaatan lahan pada Kecamatan Cakung, pemanfaatan lahan Kawasan Perumahan yang paling besar penggunaan lahannya yaitu seluas 1361,70 Ha. Rencana pemanfaatan lahan Kawasan Perumahan, terbagi menjadi beberapa pemanfaatan lahan yaitu : Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi dengan penggunaan lahan seluas 351,57 Ha Kawasan perumahan Kepadatan Sedang dengan penggunaan lahan seluas 784,54 Ha Kawasan Perumahan Kepadatan Rendah dengan penggunaan lahan seluas 104,77 Ha Kawasan Perumahan Susun dengan penggunaan lahan seluas 33,52 Ha Kawasan Perumahan Susun Taman dengan pemanfaatan lahan seluas 48,57 Ha Kawasan Campuran Kecil dengan pemanfaatan lahan seluas 38.74 Ha Tabel 5.31 Pemanfaatan Lahan Wisma
No 1 2 3 4 5 6 Fungsi Lahan Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang Kawasan Perumahan Kepadatan Rendah Kawasan Perumahan Susun Kawasan Perumahan Susun Taman Luas Lahan (Ha) 351,57 784,54 104,77 33,52 48,57 38,74 1.361,71

Sumber: Hasil Analisa

Ruang Terbuka Hijau Pemanfaatan lahan Kawasan Penyempurna terbagi menjadi 5 pemanfaatan lahan yaitu: a. Kawasan Jalur Hijau dan Hutan Kota b. Kawasan Taman c. Kawasan Pemakaman d. Kawasan Terbuka Lapangan Olah raga e. Kawasan Penyempurna Hijau Lindung Penggunaan lahan untuk kawasan Jalur Hijau dan Hutan Kota seluas 78,69 ha, kawasan Taman seluas 110,05 ha, kawasan Terbuka Lapangan Olahraga seluas 6,72 ha, Kawasan Penyempurna Hijau Lindung 0,13 Ha. Tabel 5.33 Pemanfaatan Lahan Penyempurna
No 1 2 3 Fungsi Lahan Kawasan Jalur Hijau dan Hutan Kota Kawasan Taman Kawasan Terbuka Lapangan Olah raga Luas Lahan (Ha) 78.69 110.05 6.72 III-141

Kawasan Campuran Kecil Total Sumber : Hasil Analisa

Perdagangan dan Jasa

Dalam rencana pemanfaatan lahan pada Kecamatan Cakung, pemanfaatan lahan Kawasan Perkantoran dan Perdagangan merupakan pemanfaatan lahan terbesar kedua, yaitu dengan

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

4 5

Kawasan Penyempurna Hijau Lindung Kawasan Jalur Hijau dan Hutan Kota Total

0.13 37.53 233.11

KLB rata-rata 1,0 diarahkan pada : a) Kawasan permukiman b) Kawasan permukiman KDB rendah c) Kawasan bangunan umum d) Kawasan bangunan umum KDB rendah e) Kawasan campuran f) Kawasan industri / pergudangan

Sumber: Hasil Analisa

Pengembangan Kawasan Strategis

Pengembangan kawasan strategis di Kecamatan Cakung ditentukan berdasarkan peranan dan fungsi strategis bagi pengembangan kegiatan ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan kota. Berdasarkan RDTR Propinsi DKI Jakarta tahun 2030 pada tingkatan Kotamadya Jakarta Timur khususnya Kecamatan Cakung ditentukan sebagai kawasan strategis yang diarahkan pada pengembangan kawasan sentra mebel Klender sebagai pusat pemasaran barang-barang furniture.

KLB rata-rata 2,0 diarahkan pada : a) Kawasan permukiman b) Kawasan permukiman KDB rendah c) Kawasan bangunan umum d) Kawasan bangunan umum KDB rendah e) Kawasan campuran f) Kawasan industri / pergudangan

B.5.17 Rencana Intensitas Pemanfaatan Ruang Kecamatan Cakung


Komponen intensitas ruang meliputi angka dan presentase dari KLB, KDB, KB. Tingkatan besaran ruang atau luas seluruh lantai bangunan yang diperkenankan untuk di bangun dalam perpetakan atau persil atau daerah perencanaan (DP) yang telah ditetapkan batas-batasnya berdasarkan fungsi tertentu rencana tata ruang yang terdiri dari tingkatan nilai KLB, sebagai berikut : Nilai KLB rata-rata 1,0 merupakan nilai KLB antara angka 0,4 sampai dengan 1,6 Nilai KLB rata-rata 2,0 merupakan nilai KLB antara angka lebih besar dari 1,6 sampai Nilai KLB rata-rata 3,0 merupakan nilai KLB antara angka lebih besar dari 2,4 sampai Nilai KLB rata-rata 4,0

KLB rata-rata 3,0 diarahkan pada : a) Kawasan permukiman 4 b) Kawasan permukiman KDB rendah c) Kawasan bangunan umum d) Kawasan bangunan umum KDB rendah e) Kawasan campuran KLB rata-rata 4,0 diarahkan pada : a) Kawasan permukiman b) Kawasan bangunan umum c) Kawasan bangunan umum KDB rendah d) Kawasan campuran e) KLB lebih besar dari 5,0 sampai dengan 10,0 diarahkan pada kawasan Sentra Primer Baru Barat

dengan 2,4 dengan 3,5

Nilai KLB 1,0 sampai dengan 4,0 diarahkan pada kawasan-kawasan permukiman, kawasan bangunan umum, bangunan umum KDB rendah, kawasan campuran serta kawasan industri/pergudangan di Kecamatan Kembangan. Rencana intensitas lahan dimaksudkan untuk mengarahkan kepadatan bangunan, untuk memberi keseimbangan lingkungan antara lahan terbangun dan ruang terbuka secara tiga dimensi, pengaturan intensitas lahan lebih detail akan terdapat pada peraturan permintakan. Rencana intensitas lahan disesuaikan dengan kondisi lingkungan serta kebutuhan

pengembangan, baik kebutuhan struktur kota maupun nilai ekonomis lahan pada penggal jalan tertentu, Rencana intensitas lahan meliputi rencana ketinggian bangunan, KDB dan KLB.

III-142

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Tabel 5.34 Rencana Intensitas dan Kepadatan Bangunan Kecamatan Cakung Tahun 2030
No A 1 2 3 4 5 6 7 8 B 1 2 Lokasi/Kelurahan Jatinegara Sepanjang Jl. Bekasi raya (mulai dari Komp. PLN ke arah utara) Kawasan PT. JIEP Perumahan padat (permukiman MHT) Kawasan PT. JIEP (peruntukan KUT) Kawasan PT> JIEP (peruntukan perumahan) sekitar stasiun kereta api Pasar Klender (sepanjang Jl. Bekasi Raya) Belakang pasar Klender Jl. Rute EE sebelah selatan Penggilingan Sejajar rel kereta api Kiri-kanan Jl. Penggilingan termasuk perumahan PT. Aneka Elok RE, PT. Buanan Indah RE, PIK, permukiman MHT, Kampung Penggilingan Jl. Sentra Primer Baru Timur sebelah utara Jl. Sentra Primer Baru Timur sebelah selatan Jl. Raya Penggilingan (PT. Indo hero, Indo Mahon, RPH) Pulo Gebang Jl. Sentra Primer Baru Timur sebelah Utara Jl. Sentra Perimer Baru Timur sebelah selatan Sepanjang tol Cakung-Cilincing Jl. Raya Pulo Gebang, perumahan ASCO, Gebang Kirana, Mas Naga, permukiman MHT Jl. Raya Pulo Gebang sebelah selatan Kali Cakung Jl. Raya Pulo Gebang sebelah timur Sebelah selatan tegangan tinggi dan sisi Banjir Kanal Timur Sebelah barat dan timur Banjir Kanal Timur (berbatasan dengan Kotamadya Bekasi) Ujung Menteng Komp. Pertamina, Modern Land, Metropolitan Development, permukiman MHT Sepanjang Jl. Raya Bekasi sebelah UtaraSelatan sampai berbatasan dengan Kotamadya Bekasi Dalam areal Metropolitan Development Sisi Banjir Kanal Timur 9Gudang PLN) Lokasi kebon bibit Peruntukan Kpd/Kkt Kin Wisma Kut Wisma Kpd/Kkt Wisma Wisma Wisma Wisma Ketinggian Maks (lantai) 4 4 2 4 2 16 16 2 4 2 KDB (%) 60 60 60 20 60 50 50 40 60 60 KLB 2.4 2.4 1.2 1.2 1.2 3.5 3.5 1.6 2.4 1.2 E 1 2 3 4 5 6 7 8 9 F 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kkt/Kpd/Kut/Wkt/wdg Kut (gudang peluru) Kut Wtm 4 4 4 2 60 20 20 20 2.4 1.2 1.2 1.2 10 G 1 2 3 4 5 6 Cakung Timur Sepanjang Jl. Tol Cakung-Cilincing sebelah timur Jl. Tol Cakung-Cilincing berbatasan dengan Kecamatan Cilincing Persimpangan Jl. Raya Bekasi dengan Tol Cakung-Cilincing Jalan masuk Tol Cakung-Cilincing (sisi Jl. Cacing sebelah timur) Pusat kegiatan modern city Sisi utara Jl. Raya Bekasi Sisi selatan Jl. Raya Bekasi Rawa rorotan (kaw. Modern City) Perumahan modern city, perumahan soneta mulia buana RE, Taman Pulo gebang Permai, permukiman MHT. Cakung Barat Sepanjang Jl. Tol Cakung-Cilincing Jl. Tol Cakung-Cilincing berbatasan dengan kec. Cilincing Sisi Barat Cakung Drain (PT. JIEP) Gudang peluru industri Sepanjang Jl. Raya Bekasi (kiri-kanan) Sebelah barat Jl. Penggilingan (PT. United Tracktor) Belakang kantor Kecamatan (PT. Kabel Metal) sampai Kali Cakung Belakang pasar cakung, sisi timur dan barat Cakung Drain, kiri-kanan Jl. Cakung Tipar Jl. Tipar Cakung (dekat poll PPD/kantor lurah Cakung Barat) Persimpangan Jl. Raya Bekasi dengan Tol Cakung-Cilincing) Rawa Terate Sepanjang Jl. Raya Bekasi sebelah selatan dan utara PT. JIEP dan Taruma Indah, PT. Yamaha, PT. Yasonta Jl. Rute EE sisi kiri-kanan (sebelah utara) Jl. Rute EE (sebelah timur) PT. Krama Yudha Perumahan Nusa Kirana

Kin Kkt/Kpd Kkt/Kpd Kin Kkt/Kpd/Wkt/Wdg/Wsn Kkt/Kpd/Kin Kkt/Kpd/Kin Wisma/Wsn Wisma

4 16 16 16 16 8 8 8 2

60 50 50 50 50 55 55 55 60

2.4 3.5 3.5 3.5 3.5 3 3 3 1.2

3 4 5 C. 1 2 3 4 5 6 7 8 D 1 2 3 4 5

Kkt/Kpd Kkt/Kpd Kin Kkt/Kpd Kkt/Kpd/Kpm Wisma, Suk Wisma

16 32 4 16 32 16 2

50 40 60 50 40 50 60

3.5 5 2.4 3.5 5 3.5 1.2

Kin Kkt/Kpd Kin Kin Kkt/Kpd/Kin Kin Kin Wisma Kkt/Kpd/Wkt/Wdg Kkt/Kpd/Kin Kin/Kkt/Kpd Kin Kkt/Kpd Wisma Kin Wisma

4 16 4 4 8 4 4 2 4 16 8 4 4 4 4 2

60 50 60 60 55 60 60 60 60 50 55 60 60 40 60 60

2.4 3.5 2.4 2.4 3 2.4 2.4 1.2 2.4 3.5 3 2.4 2.4 1.6 2.4 1.2

Wisma Kkt/Kpd/Kin Kkt/Kpd Kut Kut

2 8 4 4 4

60 55 60 20 20

1.2 3 2.4 1.2 1.2

Sumber : RTRW Propinsi DKI Jakarta

III-143

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

B.5.18 Arahan Pemanfaatan Ruang Kecamatan Cakung


Rencana pemanfaatan ruang menguraikan rencana program pemanfaatan ruang masingmasing kegiatan kota di wilayah serta rencana pengelolaan lingkungan. Berbagai kawasan yang terdapat di dalam suatu kecamatan memerlukan penanganan yang terpadu karena di dalam mengelola suatu kecamatan diperlukan keterlibatan dari berbagai sektor/komponen. Secara umum, rencana pengelolaan dan sifat perencanaan tiap tipe kawasan dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 5.35 Kriteria Rencana Pengelolaan dan Sifat Perencanaan Kawasan Tipologi Kawasan Mantap Peralihan Menuju Mantap Peralihan Menuju Dinamis Dinamis
Keterangan : Rencana Rigid berarti perubahan peruntukan / fungsi kawasan tidak dapat dilakukan, kecuali Rencana Fleksibel berarti peruntukan / fungsi kawasan dapat dilakukan untuk memenuhi perkembangan kota, memang diperlukan hanya dapat dilakukan secara sangat terbatas mengikuti ketentuan yang berlaku dilaksanakan mengikuti ketentuan yang berlaku.

Rencana Pengelolaan Lingkungan Pemeliharaan Pemugaran Pemugaran Perbaikan Lingkungan Perbaikan Lingkungan Peremajaan Peremajaan Pembangunan Baru

Sifat Perencanaan Rigid Rigid Fleksibel Fleksibel

Usulan pengelolaan berbagai kawasan di Kecamatan Cakung sesuai dengan tipe kawasan diuraikan pada indikasi program dengan kriteria rencana yang sudah ditentukan sesuai dengan tipologi kawasan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikutnya.

III-144

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Tabel 5. 36 Indikasi Program Pengembangan Kecamatan Cakung


NO I. Program STRUKTUR RUANG Pembangunan dan peningkatan rumah susun di Kelurahan Kp. Melayu, Kelurahan Bidara Cina A. Permukiman Mengembangkan kawasan permukiman baru Mempertahankan kawasan permukiman yang teratur seperti di Kel. Pd. Kelapa pengendalian pembangunan permukiman Peningkatan penghijauan pada jalur jalan antara lain di sepanjang jalan tol, Jalan Arteri serta di sepanjang daerah aliran sungai yang menjorok ke dalam kota Peningkatan Phm Peningkatan Pht, Phr dan Phu Peningkatan kawasan campuran C. Komersial/Jasa/Perkantoran II. Peningkatan kawasan perkantoran dan Jasa Semua kelurahan Semua kelurahan Jl. I Gusti Ngurah Rai, Jl. Kolonel Sugiono, Jl. Soekanto, Jl. K. H. Noer Ali, Jl. Raden Inten 2, Jl. Buaran Indah Raya, sepanjang DAS Kel Pd. Kopi Semua Kelurahan Kel Pd. Bambu Sepanjang Jalan Arteri X X X Kegiatan Lokasi Tahun Implementasi 5 Th I 5 Th II 5 Th III 5 Th IV Sumber Dana Pihak Terkait

- Kel. Kp. Melayu


- Kel. Bidara Cina

X X X X

X X X X

Swasta, DTK, DPU, Dinas Perumahan Swasta, DTK

X X

APBD APBD

DTK DTK

APBD

Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI dan Jak-Tim Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI dan Jak-Tim Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI dan Jak-Tim Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI dan Jak-Tim Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI dan Jak-Tim

B. Ruang Terbuka Hijau

X X

X X X X

X X X X X X X

APBD APBD

FASILITAS UMUM DAN SOSIAL Pembangunan dan pemeliharaan sarana dan sarana pendidikan pra sekolah, SD/MI, SMP, SMU/SMK (gedung sekolah, perpustakaan, dll). A. Pendidikan Peningkatan sarana dan prasarana Perguruan Tinggi Peningkatan kualitas sekolah-sekolah dan Perguruan Tinggi Lokal Pendirian Perguruan Tinggi baru. B. Kesehatan Pembangunan sarana dan prasarana kesehatan yang baru sesuai dengan lokasi dengan lokasi yang belum ada sarana dan prasarananya. Peningkatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana kesehatan yang sudah ada. Peningkatan kualitas kesehatan baik di Dinas Diknas Propinsi DKI dan Jak-Tim Dinas Diknas Propinsi DKI dan Jak-Tim X APBD, Swasta Dinas Diknas Propinsi DKI dan Jak-Tim Dinas Diknas Propinsi DKI dan Jak-Tim X APBD, Swasta Dinkes. Propinsi DKI dan JakTim Dinkes. Propinsi DKI dan JakTim Dinkes. Propinsi DKI dan JakIII-145

Semua Kelurahan

APBD, Swasta

Kecamatan Cakung Kecamatan Cakung Kecamatan Cakung X

X X X

X X X

Semua kelurahan

Semua kelurahan Semua kelurahan

X X

X X

X X

X X

APBD, Swasta APBD, Swasta

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

NO

Program

Kegiatan pemukiman, sekolah, perkantoran, dan tempat-tempat umum. Peningkatan kawasan sehat/bersih. Semua kelurahan

Lokasi

Tahun Implementasi 5 Th I 5 Th II 5 Th III 5 Th IV

Sumber Dana Tim

Pihak Terkait

X X X X X X

X X X X X X

X X X X X X

X X APBD APBD X X X APBD APBN/APBD APBN/APBD

Dinkes. Propinsi DKI dan JakTim Dep Perhubungan Dinas PU Propinsi DKI dan JakTim Dinas PU Propinsi DKI dan JakTim Dinas PU Propinsi DKI dan JakTim, Dinas Perhubungan DKI Dinas Perhubungan DKI Dinas PU Propinsi DKI dan JakTim Dinas PU Propinsi DKI dan JakTim Dinas PU Propinsi DKI dan JakTim Dinas PU Propinsi DKI dan JakTim Dinas PU Propinsi DKI dan JakTim Dinas PU Propinsi DKI dan JakTim Dinas Pertambangan dan Energi Prop NTT Dinas PU Propinsi DKI dan JakTim Dinas PU Propinsi DKI dan JakTim Dinas PU Propinsi DKI dan JakTim Dinas PU Propinsi DKI dan JakTim Dinas PU Propinsi DKI dan JakTim Telkom Telkom Dinas PU Propinsi DKI dan JakTim Dinas Kebersihan Propinsi DKI dan Jak-Tim III-146

III.

Pengembangan Sistem Transportasi

Peningkatan Jaringan jalan arteri primer, yaitu Jl. D.I Panjaitan, Jl. Basuki Rahman , dan jalan M.T Haryono Perbaikan ruas-ruas jalan rusak Peningkatan Kualitas Jalan dan Jembatan Akses Ke Jalan-jalan utama Pembangunan fasilitas, sarana dan prasarana transportasi yang terpadu dengan system angkutan umum Pengembangan Angkutan Transportasi massal

Kecamatan Cakung Kecamatan Duren Sawit Kecamatan Duren Sawit Kecamatan Duren Sawit Kecamatan Duren Sawit

IV.

Pengembangan Utilitas Dasar a. Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Jaringan Air Bersih di semua kelurahan b. Identifikasi dan Pembangunan Potensi Air Bersih dari Sumur-Sumur Artesis Pengembangan Danau Buatan Untuk mendukung penyediaan Air Bersih e. Kerjasama dengan Swasta untuk Pengembangan Sumber Air Bersih a. Pembangunan dan pemeliharaan Jaringan Sistem Sanitasi b. Mendorong pembangunan Jaringan Sistem Sanitasi Komunal pada pusatpusat kegiatan a. Peningkatan Jaringan Listrik a. Pengembangan dan pemeliharaan Jaringan Drainase Perkotaan b. Peningkatan Kapasitas Drainase Mikro Drainase sekunder Kali sunter, Kali buaran dan Kali Jati Kramat d. Penyelesaian pembangunan Banjir Kanal Timur e. Penataan Ruang Kawasan sekitar DAS dan normalisasi sungai a. Peningkatan pelayanan jaringan telekomunikasi fixline dan wireless b. Pengembangan Jar telepon Umum dan Wartel di Kaw PLB Pembangunan SPA Peningkatan alat dan tenaga untuk pengangkutan ke Tempat Penampungan Semua kelurahan Kecamatan Duren Sawit Kecamatan Duren Sawit Kecamatan Duren Sawit Semua kelurahan Kecamatan Duren Sawit Kecamatan Duren Sawit Semua kelurahan Kecamatan Duren Sawit Kecamatan Duren Sawit Kecamatan Duren Sawit Kecamatan Duren Sawit Semua kelurahan Semua kelurahan Kel. Pd Kelapa Semua kelurahan X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X APBD/Swasta APBD APBD APBD APBD APBD APBD APBD/APBN APBD APBD/Swasta APBD/Swasta APBD APBD X X APBD APBD

a. Air Bersih

b. Air Limbah

c. Jaringan Listrik

d. Jaringan Drainase

e. Jaringan Telekomunikasi

f.

Jaringan Persampahan

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

NO

Program

Kegiatan Sementara (TPS) Penyediaan Container untuk pengumpulan sampah secara komunal langsung/tidak langsung.

Lokasi

Tahun Implementasi 5 Th I 5 Th II 5 Th III 5 Th IV

Sumber Dana

Pihak Terkait

Kecamatan Duren Sawit

APBD

Dinas Kebersihan Propinsi DKI dan Jak-Tim Dinas PU Propinsi DKI dan JakTim Dinas PU Propinsi DKI dan JakTim Dinas PU Propinsi DKI dan JakTim

V.

Pengembangan dan Penataan Kawasan Permukiman dan Sarana Prasarana Penunjang

a. Penataan Kawasan Permukiman b. Penyiapan Kaw Permukiman baru d. Bantuan Rehabilitasi Permukiman Kumuh

Semua kelurahan Kel. Pd. Kopi Semua kelurahan

X X X

X X X

APBD APBD

APBD

B.5.19 Tujuan Kebijakan dan Strategi RTRW Kecamatan Jatinegara B. 5.19.1 Tujuan
Tujuan Rencana Rinci Tata Ruang Kecamatan Jatinegara adalah: a. b. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan Terwujudnya Terwujudnya keterpaduan, keterikatan dan keseimbangan antar wilayah

f.

Tersusunnya arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan merupakan dasar

dalam mengeluarkan perijinan lokasi pembangunan.

B.5.19.2 Kebijakan
Kebijakan-kebijakan sektor yang mendukung tercapainya tujuan kecamatan ini adalah : a. Perumahan Penggunaan perumahan lebih diarahkan kepada resettlement daerah daerah hunian

budidaya. kecamatan serta keserasian antar sektor.

c.

rencana tata ruang mempertimbangkan aspek

optimalisasi

yang akan tergusur akibat pengembangan kegiatan lain, seperti perluasan dan lain sebagainya. Sedangkan pembangunan perumahan untuk masa mendatang dibatasi. Program perbaikan lingkungan perlu dilanjutkan. b. Sektor Perdagangan dan Jasa Pengembangan sentra-sentra tetap diutamakan. Pengembangan ribbon dibatasi dan ditolerir hanya pada kelas jalan tertentu, yaitu kolektor ke atas dan harus terjamin kelancaran lalu lintas dan penyediaan fasilitas parkir yang memadai. Peremajaan pasar harus memperhatikan kepentingan pedagang lama dan ekonomi lemah. c. Sektor Transportasi Beberapa ruas jalan tertentu perlu ditingkatkan kapasitasnya melalui program pelebaran jalan. Pengembangan jaringan jalan baru lebih diutamakan pada bagian utara dan selatan BWK Kecamatan Kampung Melayu. d. Sektor Fasilitas Umum Pencadangan lahan untuk pembangunan fasilitas umum harus dilakukan sedini mungkin. Mendorong pihak swasta untuk berperan serta dalam pembangunan fasilitas umum. Optimasi pada lokasi fasilitas umum yang telah ada dengan penambahan lokal. Pembangunan baru untuk memenuhi jumlah kebutuhan dan pencapaian target sesuai standar kecamatan.
III-147

pemanfaatan ruang yang ada, serta memperhatikan kemungkinan kemungkinan pemanfaatan ruang bawah tanah pada bagian bagian tertentu di wilayah Kecamatan Jatinegara. d. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk : Mewujudkan kehidupan masyarakat Kecamatan Jatinegara yang sejahtera lahir Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan secara dan batin

berdaya guna, berhasil guna dan tepat guna untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia e. Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan Tersusunnya arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan dampak negatif terhadap lingkungan

masyarakat.

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

e.

Sektor Air Minum

Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu meningkatkan Merealisasikan pembangunan jalan lingkungan di dalam lingkungan yang telah

Penambahan jaringan pelayanan air bersih/air minum PAM melalui pengembangan jaringan induk baru dan jaringan distribusi serta hidran umum. Penggunaan air yang melampaui batas harus dicegah. f. Sektor Sanitasi dan Sampah Pengadaan septick tank kelompok pada lokasi lokasi perumahan yang dihuni oleh penduduk yang berpenghasilan rendah. Sistem perencanaan yang dipakai yaitu perencanaan yang diintegrasikan terhadap sistem sewerage. Meningkatkan kondisi MCK yang ada serta pengadaan baru sesuai kebutuhan lingkungan perumahan padat. Pengelolaan sampah dengan menyediakan kontainer dan dipo dipo sampah sesuai kebutuhan. g. Sektor Banjir dan Drainase Melaksanakan normalisasi kali dan penambahan saluran mikro dan meningkatkan sistem makro drainase yang ada. Melaksanakan kegiatan vegetasi secara serentak. h. Sektor Utilitas Umum Penambahan gardu gardu listrik dan penambahan/peningkatan jaringan pelayanan listrik serta lampu-lampu penerangan jalan. Penambahan telepon umum pada lokasilokasi strategis. Koordinasi terpadu antara PLN, Telkom dan Pemda DKI Jakarta dalam perencanaan dan pelaksanaan pengadaan instalasi listrik, telepon dan gas. i. Sektor Ruang Terbuka Hijau Melaksanakan dan mencadangkan serta mengamankan ruang terbuka hijau sepanjang kali dan memanfaatkannya untuk taman dan hortikultura yang dapat dinikmati masyarakat. Mengadakan penghijauan maksimum pada pekarangan-pekarangan individu melalui program penyuluhan pembinaan. Mengadakan penghijauan maksimum pada ROW (lebar badan jalan) arteri dan kolektor.

kapasitas perdagangan dan jasa. berkembang guna menyediakan ruang perumahan kota yang dapat menampung perkembangan penduduk.

B.5.20 Rencana Pengelolaan Penduduk Kecamatan Jatinegara


Persebaran penduduk di Kecamatan Jatinegara direncanakan mengarah ke wilayah utara, timur, dan selatan kecamatan. Pada ketiga wilayah tersebut akan direncanakan pembangunan wisma dengan klasifilasi wisma sedang, wisma besar, wisma taman, dan wisma susun. Diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan penyediaan wisma tersebut beserta fasilitas pendukungnya sehingga kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi. Selain penyediaan wisma dan fasilitasnya, kawasan yang dijadikan kawasan persebaran penduduk memerlukan perbaikan utilitas, sarana, dan prasarana yang baik. Kecamatan Jatinegara diharapkan dapat menampung penduduk sebanyak 499.446 jiwa pada tahun 2030. Wilayah timur dan utara Kecamatan Jatinegara diarahkan dapat menampung penduduk dalam jumlah yang lebih besar dari pada wilayah selatan. Wilayah Utara Kecamatan Jatinegara yaitu beberapa bagian Kelurahan Bali Mester dan Kelurahan Rawa Bunga diarahkan untuk menampung penduduk dengan kepadatan rendah, sedangkan untuk wilayah timur Kecamatan Jatinegara, yaitu Kelurahan Cipinang Besar Selatan yang diarahkan untuk menampung penduduk dengan kepadatan rendah. Pembangunan wisma di wilayah ini dibatasi, hanya bangunan wisma yang pada eksisting 2008 telah bersifat mantap dan wisma taman yang diperbolehkan berada di kedua kecamatan tersebut.

B.5.21 Rencana Struktur Ruang Kecamatan Jatinegara B.5.19.3 Strategi


Strategi rencana rinci tata ruang Kecamatan Jatinegara sebagai berikut: Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah berkembang. Berikut merupakan rencana pusat-pusat kegiatan yang membentuk struktur ruang Kecamatan Jatinegara : 1. Pusat Kegiatan Nasional a. Sebagai Pusat Pemerintahan Kantor Bapeda Otorita Batam Kantor Kementrian Lingkungan Hidup Kantor PAM Kantor Dipenda DKI Jakarta Wilayah Jakarta Timur Kantor Dinas PU bagian jalan wilayah Jakarta Timur
III-148

Memperbaiki dan merencanakan kawasan kawasan yang cenderung kumuh Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH

dengan membangun rumah susun beserta fasilitas fasilitasnya. khususnya di bantaran sungai, pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan perumahan kumuh.

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

b. c. a. b. c. d.

Sebagai Pusat Pendidikan Universitas Mpu Tantular Sekolah Tinggi Management Transportasi Trisakti Sekolah Tinggi Teknologi Kelautan Sebagai Pusat Kegiatan Perdagangan dan Jasa Indomobil Nissan Hutama Karya Indra Karya Waskita Karya Bida Karya Perum Perumnas Pusat Kegiatan Perdagangan Pasar Regional Jatinegara Pusat Kegiatan Kesehatan Rumah Sakit Mitra Keluarga Internasional Pusat Kegiatan Pemerintahan Kantor Dinas Teknik Pemda Pusat Kegiatan Transportasi Stasiun Jatinegara

a. b. c.

Pusat kegiatan Perdagangan Pasar Tradisional Kelurahan Cipinang Besar Utara Pusat Kegiatan Perdagangan Pasar Tradisional Kelurahan Cipinang Muara Pusat kegiatan Perdagangan Pasar Inpres Ciplak Kelurahan Cipinang Muara

B.5.22 Rencana Transportasi Kecamatan Jatinegara B.5.22.1 Rencana Jaringan Jalan


Rencana pembangunan jaringan jalan mencakup sistem jaringan jalan. Sistem jaringan jalan di wilayah Kecamatan Jatinegara sampai dengan tahun 2030 direncanakan sebagai berikut : A. B. Jalan Arteri Sekunder Jalan Kolektor Primer

2. Pusat Kegiatan Propinsi

Rencana jalan baru di samping saluran Banjir Kanal Timur.

Pembangunan jalan kolektor primer di Kelurahan Kampung Melayu. Pembangunan jalan kolektor primer di Kelurahan Bidara Cina Pembanguanan jalan kolektor primer di Jalan Bekasi Timur 4 Kelurahan Cipinang Rencana jalan lanjutan Jalan Cipinang Jaya sampai Jalan Kebon Nanas Jalan Jalan Kebon Nanas Jalan Cakra Wijaya I Jalan Koran Jalan Majalah Jalan Cipinang Indah I Jalan Inspeksi Saluran Kalimalang Jalan Cawang Baru Tengah Jalan Biru Laut Rencana jalan dari Jalan Cipinang Swadaya sampai Jalan Basuki Rahmat. Rencana jalan lanjutan Jalan Prumpung Timur Jalan Basuki Rahmat Jalan Cipinang Jaya Jalan Cipinang Elok II Jalan Cipinang Muara
III-149

Besar Utara Panca Warga

3. Pusat Kegiatan Kota a. LP Cipinang b. Sebagai Pusat Transportasi a. Terminal Kampung Melayu Kantor Kejaksaan Negeri Jakarta Timur PT. Essenza Indonesia Sekolah St. Antonius (SD, SLTP, SLTA) Pusat Kegiatan Perdagangan Pasar Tradisional Kelurahan Bidara Cina c. Sebagai Pusat Pemerintahan d. Pusat Kegiatan Perdagangan dan Jasa e. Pusat pendidikan 4. Pusat Kegiatan Kecamatan

5. Pusat Kegiatan Kelurahan

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Jalan Cipinang Besar. Dengan demikian, pengembangan jejaring utilitas umum adalah dengan : Memanfaatkan jejaring utilitas yang telah ada Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat Memperhatikan estetika lingkungan dan keamanan Air Bersih Kebutuhan air minum sampai dengan tahun 2030 di Kecamatan Jatinegara adalah sebesar 52.603.950 lt/hari. Rencana jaringan pipa air minum di Kecamatan Jatinegara sampai dengan tahun 2030 melewati Jalan Matraman Raya, Jalan Bekasi Barat Raya, Jalan Bekasi Timur Raya, Jalan. I Gusti Ngurah Rai, Jalan Cipinang Jaya, Jalan Kampung Melayu Besar, Tabel 5.37 Rencana Pelebaran Jaringan Jalan Kecamatan Jatinegara
Nama Jalan Fungsi Jalan Jl. Arteri Sekunder Jl. Arteri Sekunder Jl. Arteri Sekunder Jl. Arteri Sekunder Jl. Arteri Sekunder Jl. Arteri Sekunder Jl. Arteri Primer Jl. Arteri Primer Jl. Arteri Primer Jl. Arteri Primer Jl. Kolektor Primer Jl. Kolektor Primer ROW Eksisting (m) 30 20 30 26 30 34 35 10 17 20 5 6 ROW Rencana (m) 50 31 52 56 36 41 100 26 40 42 17 12

B.5.22.2 Rencana Pelebaran Jalan


Seluruh wilayah Kecamatan Jatinegara direncanakan akan terlayani jaringan jalan, hal ini dilakukan agar seluruh masyarakat dapat melakukan keluar atau masuk wilayah Kecamatan Jatinegara dengan mudah. Kondisi eksisting 2008 jaringan jalan di Kecamatan Jatinegara cukup melayani seluruh masyarakat, namun diperlukan beberapa penambahan ruas jalan dan pelebaran jalan sehingga diharapkan dapat mengatasi permasalahan lalu lintas. Tabel 5.8 menunjukan rencana pengembangan jaringan jalan di Kecamatan Jatinegara

Jalan D.I Panjaitan, Jalan MT Haryono, Jalan Otto Iskandardinata, Jalan Jatinegara Barat, dan Jalan Jatinegara Timur. Draianse Sistem tata air di wilayah Kecamatan Jatinegara berupa sistem jaringan drainase dan pengendali banjir. Masalah genangan dan banjir berkaitan dengan kondisi berikut: Lahan yang realtif datar Kurang berfungsinya saluran yang ada akibat tertimbun sampah atau kurang Kepadatan penduduk dan kegiatan yang tinggi sehingga saluran yang ada sudah Kondisi geografi kecamatan Jatinegara di beberapa tempat yang rendah

Jl. Matraman Raya Jl. Jatinegara Barat Jl. Jatinegara Timur Jl. Otto Iskandardinata Jl. Kp. Melayu Jl. Jendral Basuki Rahmat Jl. Jendral D.I Panjaitan Jl. Kali Malang Jl. Bekasi Barat Raya Jl. Bekasi Timur Raya Jl. Kebon Nanas Jl. Cipinang Jaya
Sumber : RTRWC Tahun 2005

terpelihara ada tidak memadai

B.5.22.3 Rencana Sistem Angkutan


Sebagai alternatif moda transportasi massal, maka pada wilayah Kecamatan Jatinegara direncakan akan di bangun jalur transportasi air (water way). Jalur transportasi air tersebut direncakan pada Banjir Kanal Timur dengan rute yang akan dilalui yaitu dari Banjir Kanal Timur Kelurahan Cakung Timur sampai Banjir Kanal Barat. Dengan keberadaan transportasi air tersebut diharapkan dapat mengatasi masalah kemacetan di DKI Jakarta. Selain itu keberdaan transportasi air tersebut juga diharapkan dapat sebagai objek wisata di sepanjang Banjir Kanal Timur sampai Banjir Kanal Barat.

Sistem jaringan drainase di Kecamatan Jatinegara sampai dengan Tahun 2030 direncanakan sebagai berikut : 1. Drainase Primer Jalan Bekasi Barat Raya Jalan Bekasi Timur Raya Jalan I Gusti Ngurah Rai Jalan Basuki Rahmat Jalan Otto Iskandar Dinata Jalan Jatinegara Barat Drainase Sekunder Jalan Cipinang Jaya Jalan Otista 3

2.

B.5.23 Rencana Pengembangan Utilitas Kecamatan Jatinegara


Pengembangan jejaring utilitas umum memperhatikan hal hal berikut : Jejaring yang sudah ada Peningkatan kebutuhan akibat pertambahan penduduk dan kegiatan

III-150

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Sedangkan pengendalian banjir di Kecamatan Jatinegara sampai dengan Tahun 2030 di fokuskan pada pembangunan/ normalisasi : Kali Cipinang Saluran Banjir Kanal Timur Kali Sunter Kali Ciliwung

Menambah jaringan listrik hingga dapat melayani wilayah yang pada kondisi eksisting 2008 belum terlayani listrik

B.5.24 Rencana Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Kecamatan Jatinegara


Pendidikan Pada tahun 2030 Kecamatan Jatinegara harus menyediakan 643 unit fasilitas pendidikan dengan skala pelayanan kelurahan maupun kecamatan dengan rincian 395 unit TK, 197 unit SD, 33 unit SLTP, serta 16 unit SLTA, dan Diploma 1 unit. Jumlah kebutuhan fasilitas pendidikan di masing masing kelurahan yang ada di Kecamatan Jatinegara pada tahun 2030 adalah sebagai berikut, pada Kelurahan Bidara Cina dibutuhkan 17 unit TK, 8 unit SD, 1 unit SLTP, dan 1 unit SLTA, pada Kelurahan Cipinang Cimpedak dibutuhkan 11 unit TK, 6 unit SD, dan 1 unit SLTP, pada Kelurahan Cipinang Besar Selatan dibutuhkan 10 unit SD, 5 unit TK, dan 1 unit SLTP, pada Kelurahan Muara dibutuhkan 26 unit TK, 13 unit SD, 2 unit SLTP, dan 1 unit SLTA, pada Kelurahan Cipinang Besar Utara dibutuhkan 40 unit TK, 20 unit SD, 3 unit SLTP, dan 2 unit SLTA, pada Kelurahan Rawa Bunga dibutuhkan 8 unit TK, 4 unit SD, dan 1 unit SLTP, pada Kelurahan Bali Mester dibutuhkan 2 unit TK, dan 1 unit SD, sedangkan pada Kelurahan Kampung Melayu dibutuhkan 126 unit TK, 63 unit SD, 10 unit SLTP, dan 5 unit SLTA. Kesehatan Pada Kecamatan Jatinegara, terdapat beberapa jenis fasilitas kesehatan yang masih diperlukan namun jumlahnya belum memadai. Jika dilakukan perbandingan dengan kondisi eksisting 2006, maka hingga tahun 2030 diperlukan penambahan jumlah fasilitas kesehatan berupa 2 unit puskesmas, 16 unit Pos KB, dan 16 unit Apotik. Berikut adalah jumlah kebutuhan fasilitas kesehatan pada beberapa kelurahan yang ada di Kecamatan Jatinegara, yaitu Kelurahan Bidara Cina berupa 1 unit rumah bersalin, 1 unit poliklinik, 1 unit puskesmas, 1 unit posyandu, dan 1 unit apotek, Kelurahan Cipinang Muara berupa 1 unit rumah bersalin, 1 unit poliklinik, 1 unit puskesmas, 1 unit posyandu, dan 1 unit apotek, dan Kelurahan Kampung Melayu berupa 5 unit rumah bersalin, 5 unit poliklinik, 5 unit puskesmas, 5 unit posyandu, dan 5 unit apotek. Peribadatan Kebutuhan akan fasilitas ibadah sampai dengan tahun 2030 tidak mengalami peningkatan, yang artinya bahwa jumlah fasilitas ibadah pada kondisi eksisting pada tahun 2006 masih mencukupi kebutuhan masyarakat Jatinegara.

Sistem jaringan drainase di Kecamatan Jatinegara sudah cukup baik. Hal ini terbukti dengan adanya beberapa kali yang terdapat di Kecamatan Jatinegara, yaitu Kali Ciliwung, Kali Cipinang, dan Kali Sunter, serta rencana pembangunan Banjir Kanal Timur. Dan untuk sistem drainase di Kecamatan Jatinegara terdapat rencana pelebaran Kali di Kecamatan Jatinegara, yaitu : Tabel 5.38 Rencana Pelebaran Sistem Drainase Kecamatan Jatinegara
Nama Kali Kali Ciliwung Kali Cipinang Kali Sunter Banjir Kanal Timur
Sumber : RTRW Propinsi DKI Jakarta Tahun 2010

ROW Eksisting (m) 10-15 5-7 10-15 -

ROW Rencana (m) 10 10 40 100

Limbah Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, produksi air limbah/kotor di Kecamatan Jatinegara ialah sebesar 20.740,99 liter per hari. Rencana sistem pembuangan air limbah di Kecamatan Jatinegara ialah sistem on site (cubluk, septic tank) dengan saluran pembuangan air limbah makro yaitu Kali Ciliwung dan Kali Krukut. Listrik Arahan pengembangan jaringan listrik di Kecamatan Jatinegara adalah : 1. 2. 3. 4. 5. Memperbaiki jaringan listrik yang ada Meningkatkan daya transmisi yang sudah ada Mencegah kebocoran atau kebakaran listrik dengan mendistribusikan kabel-kabel Menempatkan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan sektor lain, serta Menempatkan jaringan listrik sesuai dengan jaringan jalan dan untuk keamanan

PLN dengan kabel isolasi mempertimbangkan segi estetika lingkungan pembangunan jalan baru sebaiknya ditempatkan di bawah tanah

III-151

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Olah Raga
Untuk memenuhi kebutuhan penduduk terhadap fasilitas olah raga maka Kecamatan Jatinegara perlu menyediakan 674 unit fasilitas olah raga yang terdiri dari bangunan fisik maupun ruang terbuka sebagai area bermain atau jogging. Pada Kelurahan Bidara Cina jumlah kebutuhannya adalah 7 unit lapangan sepak bola, 1 unit kolam renang, 7 unit lapangan bulu tangkis, 7 unit lapangan tenis, dan 7 unit lapangan bola voli, pada Kelurahan Cipinang Cimpedak jumlah kebutuhannya adalah 5 unit lapangan sepak bola, 5 unit lapangan bulu tangkis, 5 unit lapngan tenis, dan 5 unit lapangan bola voli, pada Kelurahan Cipinang Besar Selatan jumlah kebutuhannya adalah 14 unit lapangan sepak bola, 14 unit lapangan bulu tangkis, 14 unit lapangan tenis, dan 14 unit lapangan bola voli, pada Kelurahan Cipinang Muara jumlah kebutuhannya adalah 11 unit lapangan sepak bola, 1 unit kolam renang, 11 unit lapangan bulu tangkis, 11 unit lapangan tenis, dan 11 unit lapangan bola voli, pada Kelurahan Cipinang Besar Utara jumlah kebutuhannya adalah 17 unit lapangan sepak bola, 2 unit kolam renang, 17 unit lapangan bulu tangkis, 17 unit lapangan tenis, dan 17 unit lapangan bola voli, pada Kelurahan Rawa Bunga jumlah kebutuhannya adalah 3 unit lapangan sepak bola, 3 unit lapangan bulu tangkis, 3 unit lapangan tenis, dan 3 unit lapangan bola voli, pada Kelurahan Balimester jumlah kebutuhannya adalah 1 unit lapangan sepak bola, 1 unit lapangan bulu tangkis, 1 unit lapangan tenis, dan 1 unit lapangan bola voli, sedangkan pada Kelurahan Kampung Melayu jumlah kebutuhannya adalah 52 unit lapangan sepak bola, 2 unit kolam renang, 52 unit lapangan bulu tangkis, 52 unit lapangan tenis, dan 52 unit lapangan voli. Pengendalian Bencana Kecamatan Jatinegara direncanakan beberapa sistem pengendali bencana meliputi banjir dan kebakaran, yaitu berupa : 1. Perbaikan daerah sempadan sungai melalui penghijauan. 2. Peningkatan kapasitas danau dan sungai. 3. Perbaikan saluran air yang tertutup perkerasan serta membuat saluran air baru pada lokasi-lokasi yang belum memiliki saluran air. 4. Sebaran distribusi sarana dan prasana kebakaran pada setiap kelurahan. 5. Perbaikan lingkungan berupa pelebaran jalan lingkungan sehingga mempermudah evakuasi ketika terjadi kebakaran.

a. Pemanfaatan lahan Kawasan Perumahan b. Pemanfaatan Lahan Perkantoran dan Perdagangan

c. Pemanfaatan Lahan Fasilitas Umum dan Sosial


d. Pemanfaatan Lahan Penyempurna

B.5.25.1 Rencana Pemanfaatan Lahan Wisma


Dalam rencana pemanfaatan lahan pada Kecamatan Jatinegara, pemanfaatan lahan wisma yang paling besar penggunaan lahannya yaitu seluas 510,36 Ha. Rencana pemanfaatan lahan Kawasan Perumahan, terbagi menjadi beberapa pemanfaatan lahan yaitu :

Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang dengan pemanfaatan lahan seluas 82,98 Ha Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang dengan pemanfaatan lahan seluas 281,72 Ha Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi dengan pemanfaatan lahan seluas 58,05 Ha Kawasan Perumahan Susun Taman dengan pemanfaatan lahan seluas 27,51 Ha Kawasan Perumahan Susun dengan pemanfaatan lahan seluas 7,78 Ha Kawasan Campuran Kecil dengan pemanfaatan lahan seluas 52,33

Lebih jelasnya lihat tabel 5.39 dibawah ini :

Tabel 5.39 Pemanfaatan Lahan Wisma


No 1 2 3 4 5 Total
Sumber : Hasil Analisa dan Observasi Lapangan

Fungsi Lahan Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi Kawasan Perumahan Susun Taman Kawasan Perumahan Susun Kawasan Campuran Kecil

Luas Lahan (Ha) 364,70 58,05 27,51 7,78 52,33 510,37

Rencana pemanfaatan wisma di Kecamatan Jatinegara sampai dengan Tahun 2030, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal masyarakat di Kecamatan Jatinegara, dan diharapkan rencana pemanfaatan lahan wisma tersebut mampu memperbaiki kondisi lingkungan di Kecamatan Jatinegara menjadi lebih baik dan teratur. Hal itu terlihat dengan terdapatnya perencanaan akan wisma susun taman dan wisma susun,
III-152

B.5.25 Rencana Pola Ruang Kecamatan Jatinegara


Pemanfaatan pola ruang Kecamatan Jatinegara terbagi menjadi beberapa pemanfaatan lahan, yaitu :

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

perencanaan tersebut bertujuan untuk memperbaiki kondisi lingkungan di Kecamatan Jatinegara khususnya pada wilayah wilayah dengan kondisi lingkungan yang sangat padat dan tidak teratur, serta perencanaan akan wisma susun taman dan wisma susun tersebut dapat memberikan ruang yang lebih luas yang dapat digunakan sebagai taman bermain atau tempat bersosialisasi masyrakat di tempat tersebut. Selain itu rencana pemanfaatan lahan wisma tersebut dapat menampung daya tampung penduduk di Kecamatan Jatinegara sampai Tahun 2030. Lebih jelasnya lihat tabel 5.40 di bawah ini. Tabel 5.40 Pemanfaatan Lahan Wisma
No 1 2 3 4 Total
Sumber : Hasil Analisa dan Observasi Lapangan

3. 4. 5. 6. 7.

Kelurahan Kampung Melayu, pada Jalan Permata 1, Jalan Permata 2, Jalan Kebon Pala 1, Jalan Kebon Pala 2, Jalan Bukit Duri Permai. Kelurahan Rawa Bunga Jalan Jatinegara Timur 3, Jalan Jatinegara Timur 4, Jalan Bekasi Timur 4. Kelurahan Bali Mester yaitu pada Jalan Pedati Timur Dalam. Kelurahan Cipinang Cempedak, yaitu pada Jalan Kebon Nanas Utara, Jalan Pedati 1, Jalan Kebon Nanas Utara 3. Kelurahan Cipinang Cempedak, yaitu pada jalan : Cempedak 1, Jalan Cipinang Cempedak 2, Jalan Simanjuntak Barat, Jalan Simanjuntak Timur, Jalan Cipinang Cempedak 4, Jalan Swadaya 2, Jalan Cawang Baru Barat,Jalan Cawang Baru Utara,Jalan Bhineka 1, Jalan Bhineka 2, Jalan Bhineka 3,Jalan Berdikari 1, Jalan. Berdikari 2,Jalan Cawang Baru Tengah, Jalan Madrasah 1, Jalan Madrasah 2, Jalan Madrasah 3, Jalan Madrasah 4, Jalan Madrasah 5, Jalan Madrasah 6, Jalan Madrasah 7, Jalan Madrasah 8, Jalan Madrasah 9, Jalan Madrasah 10, Jalan Madrasah 11, Jalan Madrasah 12, Jalan Biru Laut 1, Jalan Biru Laut 2, Jalan Biru Laut 3, Jalan Biru Laut 4, Jalan Biru Laut 5, Jalan Biru Laut 6, Jalan Biru Laut 7, Jalan Biru Laut 8, Jalan Hijau Daun 1, Jalan Hijau Daun 2, Jalan Hijau Daun 3, Jalan Hijau Daun 4,

Fungsi Lahan Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi Kawasan Perumahan Susun Taman Kawasan Perumahan Susun

Luas Lahan (Ha) 364.70 58.05 27.51 7.78 458.04

Daya Tampung Penduduk Tahun 2030 (jiwa/m2) 55.250 29.029 122.262 95.044 301.585

8.

Kelurahan Bidara Cina, yaitu pada jalan : Jalan Tanjung Lengkong, Jalan Zamrud, Jalan Berlian, Jalan Intan, Jalan Nilam, Jalan Mesjid 3, Jalan Mustika, Jalan Mesjid 1, Jalan Mesjid 2, Jalan Mesjid 3, Jalan Biduri Bulan.

Arahan Rencana Pemanfaatan Lahan Wisma Pemanfaatan lahan wisma terbagi menjadi 6 pemanfaatan lahan yaitu: Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi Kawasan Perumahan Susun Kawasan Perumahan Susun Taman Kawasan Campuran Kecil

9.

Kelurahan Cipinang Besar Utara, yaitu pada jalan Prumpung Tengah 1, Jalan Prumpung Tengah 2, Jalan Prumpung Tengah 3, Jalan Prumpung Tengah 4, Jalan Prumpung Tengah 5, Jalan Cipinang Pulo Maja, Jalan Prumpung Utara, Jalan Prumpung Sawah 1, Jalan Prumpung sawah 2, Jalan Prumpung sawah 3, Jalan Prumpung Sawah 4, Jalan Prumpung sawah 5, Jalan Cipinang Pulo.

10.

Kelurahan Cipinang Besar Selatan, yaitu pada jalan Cipinang Jaya 1, Jalan Cipinang Jaya 2, Jalan Cipinang Jaya 2A, Jalan Cipinang Jaya 2B, Jalan Cipinang Jaya 2C, Jalan Cipinang Jaya 2D, Jalan Cipinang jaya 2E, Jalan Cipinang Jaya 2F, Jalan Cipinang Jaya Jaya AA, Jalan Cipinang Jaya BB, Jalan Cipinang Jaya CC, Jalan Cipinang Jaya DD, Jalan Cipinang Jaya EE, Jalan Cipinang Jaya FF, Jalan Cipinang Jaya GG, Jalan Cipinang Jaya HH, Jalan Cipinang jaya JJ, Jalan Cipinang Jaya KK, Jalan Cipinang Jaya LL, Jalan Cipinang Jaya MM, Jalan Cipinang Jaya NN.

Arahan Rencana Pemanfaatan Lahan Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang Arahan pemanfaatan lahan kawasan perumahan kepadatan sedang di Kecamatan Jatinegara diarahkan di : 1. Kelurahan Cipinang Besar Selatan pada Jalan Cipinang Indah 1 Kelurahan Cipinang Cempedak, yaitu pada Jalan Kebon Nanas Selatan 1, Jalan Kebon Nanas, Jalan Kebon Nanas Selatan 3, Jalan Kebon Nanas Selatan 8.

2.

11.

Kelurahan Cipinang Muara, yaitu pada jalan Cipinang Muara Ilir 1, Jalan Cipinang Muara Ilir 2, Jalan Cipinang Muara Ilir 3, Jalan BB 1, Jalan Koperasi, Jalan Mulia Jaya, Jalan Elok Bana, Jalan Elok Permata, Jalan Cipinang elok 1E, Jalan
III-153

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Cipinang Elok 1 F, Jalan Cipinang Elok 1H, Jalan Cipinang Elok 1S, Jalan Cipinang Elok 1T, Jalan Cipinang Elok 1W, Jalan Cipinang Elok 1V, Jalan Cipinang Elok 2 AH, Jalan Cipinang Elok 2A/I, Jalan Cipinang Elok 2A/J, Jalan Cipinang Elok 2A/K, Jalan Cipinang Elok 2A/L, Jalan Cipinang Elok 2A/M, Jalan Aneka Bhakti, Jalan Aneka Elok Timur, Jalan H. Syafei, Jalan H. Musa, Jalan. K 1, Jalan Kimung, Jalan M.

Kawasan Perkantoran Swasta dengan pemanfaatan lahan seluas 4.76 Ha Kawasan Perdagangan dengan pemanfaatan lahan seluas 69.05 Ha Kawasan Industri dengan pemanfaatan seluas 20.23 Ha Kawasan Pergudangan dengan pemanfaatan lahan seluas 0.83 Ha Kawasan Perkantoran Taman dengan pemanfaatan lahan seluas 2.66 Ha

12.

Kelurahan Cipinang Besar Selatan, yaitu pada Jalan Pancawarga 1, Jalan Pancawarga 2, Jalan Pancawarga 3, Jalan Pancawarga 4, Jalan Pancawarga 5, Jalan Pancawarga 6, Jalan Pancawarga 7. Lebih jelasnya lihat tabel di bawah ini : Tabel 5.41 Pemanfaatan Lahan Karya
No 1 2 3 4 5 6 Fungsi Lahan Kawasan Kantor Pemerintahan Kawasan Perkantoran Swasta Kawasan Perdagangan Kawasan Industri Kawasan Pergudangan Kawasan Perkantoran Taman Total
Sumber: Hasil Analisa dan Observasi Lapangan

Arahan Rencana Pemanfaatan Lahan Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi Arahan pemanfaatan lahan Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi di Kecamatan Jatinegara diarahkan pada :

Luas Lahan (Ha) 22,37 4,76 69,05 2,23 0,83 2,66 101,90

1. 2.

Kelurahan Bidara Cina, yaitu pada jalanPenghulu, Jalan H. Yahya. Kelurahan Cipinang Besar Selatan, yaitu pada Jalan Antariksa 1, Jalan Antariksa 2, Jalan Antariksa 3, Di sepanjang Kali Cipinang dekat Pasar Induk Kelurahan Cipinang Besar Selatan.

3. 4.

Kelurahan Cipinang Besar Utara, yaitu pada Jalan Cipinang Lontar 2. Kelurahan Cipinang Muara, yaitu pada Jalan Cipinang Muara Hilir 3.

Arahan Rencana Pemanfaatan Lahan Kawasan Perumahan Susun Arahan pemanfaatan lahan Kawasan Perumahan di Kecamatan Jatinegara diarahkan di Kelurahan Cipinang Besar Utara, yaitu pada jalan D.I Panjaitan, Di sekitar Kali Cipinang atau di dekat pasar induk Kelurahan Cipinang Besar Selatan. Arahan Rencana Pemanfaatan Lahan Kawasan Perumahan Susun Taman Arahan pemanfaatan lahan kawasan perumahan susun taman di Kecamatan Jatinegara diarahkan di Kelurahan Kampung Melayu dan Kelurahan Bidara Cina. Arahan Rencana Pemanfaatan Lahan Kawasan Campuran Kecil Arahan pemanfaatan lahan kawasan campuran kecil di Kecamatan Jatinegara diarahkan di sepanjang Jalan Otista Raya dan di sepanjang Jalan D.I Panjaitan.

Arahan Rencana Pemanfaatan Lahan Kawasan Perkantoran dan Perdagangan Pemanfaatan lahan Kawasan Perkantoran dan Perdagangan terbagi menjadi 3 pemanfaatan lahan yaitu:

Kawasan Kantor Pemerintahan, yaitu Kawasan Kantor Pemerintahan dan

Kawasan Kantor Pemerintahan Asing; Kawasan Perkantoran dan Perdagangan Swasta, yaitu: Kawasan Perkantoran

Swasta dan Kawasan Perdagangan Kawasan Perkantoran dan Perdagangan Taman, yaitu Kawasan Perkantoran

Taman Karya Perdagangan Taman

B.5.25.2 Rencana Pemanfaatan Lahan Kawasan Perkantoran dan Perdagangan


Dalam rencana pemanfaatan lahan pada Kecamatan Jatinegara, pemanfaatan lahan Kawasan Perkantoran dan Perdagangan merupakan pemanfaatan lahan terbesar kedua, yaitu dengan pemanfaatan lahan seluas 101.90 Ha. Rencana pemanfaatan lahan Kawasan Perkantoran dan Perdagangan, terbagi menjadi beberapa pemanfaatan lahan yaitu : Kawasan Kantor Pemerintahan dengan pemanfaatan lahan seluas 22.37 Ha

Arahan Rencana Pemanfaatan Lahan Kawasan Kantor Pemerintah Arahan pemanfaatan lahan Kawasan Kantor Pemerintah di Kecamatan Jatinegara diarahkan di :

Arahan pemanfaatan lahan Kawasan Kantor pemerintahan diarahkan di

sepanjang jalan arteri primer, yaitu Jalan D.I Panjaitan.

III-154

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Arahan pemanfaatan lahan Kawasan Kantor Pemerintah untuk kegiatan

Ha

Kawasan Pelayanan Umum Utilitas Kota dengan pemanfaatan lahan seluas 8,89

Lembaga Pemasyarakatan diarahkan di Jalan Bekasi Timur Kelurahan Cipinang Besar Utara. Arahan Rencana Pemanfaatan Lahan Kawasan Perkantoran Swasta Arahan pemanfaatan lahan Kawasan Perkantoran Swasta di Kecamatan Jatinegara diarahkan di Jalan Letjen M.T Haryono dan Jalan D.I Panjaitan. Arahan Rencana Pemanfaatan Lahan Kawasan Perdagangan Arahan pemanfaatan lahan Kawasan Perdagangan di Kecamatan Jatinegara diarahkan di :

Lebih jelasnya lihat tabel di bawah ini :

Kelurahan Balimester, di sepanjang Jalan Jatinegara Barat dan Jalan Jatinegara Tabel 5.42 Pemanfaatan Lahan Suka
No 1 2 3 4 5 6 7 Fungsi Lahan Kawasan Pelayanan Umum Pendidikan Kawasan Pelayanan Umum Kesehatan Kawasan Pelayanan Sosial Ibadah Kawasan Pelayanan Umum Kawasan Pelayanan Umum Rekreasi dan Olah Raga Kawasan Terminal Kawasan Pelayanan Umum Utilitas Kota Total
Sumber: Hasil Analisa dan Observasi lapangan

Timur. Kelurahan Rawa Bunga, yaitu Jalan Bekasi Barat Raya dan Jalan Bekasi Timur

Raya. Arahan Rencana Pemanfaatan Lahan Kawasan Perkantoran Taman Arahan pemanfaatan lahan Kawasan Perkantoran Taman di Kecamatan Jatinegara diarahkan di Arahan sepanjang jalan arteri sekunder, yaitu Jalan Jatinegara Barat dan Jalan Jatinegara Timur.

Luas Lahan (Ha) 27,01 6,02 1,11 0,13 0,37 0,39 8,89 43,93

B.5.25.3 Rencana

Pemanfaatan

Lahan

Kawasan

Pelayanan

Umum

dan

Sosial

Kecamatan Jatinegara
Dalam rencana pemanfaatan lahan pada Kecamatan Jatinegara, pemanfaatan lahan Kawasan Pelayanan Umum dan Sosial merupakan pemanfaatan lahan terbesar ketiga, yaitu dengan pemanfaatan lahan seluas 43,93 Ha. Rencana pemanfaatan lahan Kawasan Pelayanan Umum dan Sosial, terbagi menjadi beberapa pemanfaatan lahan yaitu :

B.5.25.4 Rencana Pemanfaatan Lahan Kawasan Penyempurna Kecamatan Jatinegara


Dalam rencana pemanfaatan lahan pada Kecamatan Jatinegara, pemanfaatan lahan Kawasan Penyempurna merupakan pemanfaatan lahan terkecil, yaitu dengan pemanfaatan lahan seluas 60,59Ha. Rencana pemanfaatan lahan Kawasan Penyempurna, terbagi menjadi beberapa

Kawasan Pelayanan Pendidikan dengan pemanfaatan lahan seluas 27,01 Ha Kawasan Pelayanan Kesehatan dengan pemanfaatan lahan seluas 6,02 Ha Kawasan Pelayanan Sosial Ibadah dengan pemanfaatan lahan seluas 1,11 Ha Kawasan Pelayanan Umum dengan pemanfaatan lahan seluas 0,13 Ha

pemanfaatan lahan yaitu :

Kawasan Jalur Hijau dan Hutan Kota dengan pemanfaatan lahan seluas 0,92 Ha Kawasan Taman dengan pemanfaatan lahan seluas 31,68 Ha Kawasan Pemakaman dengan pemanfaatan lahan seluas 27,63 Ha Kawasan Terbuka Lapangan Olahraga dengan pemanfaatan lahan seluas 0,36

- Kawasan Pelayanan Umum Rekreasi dan Olahraga dengan pemanfaatan lahan seluas
0,37 Ha

Ha. Lebih jelasnya lihat tabel di bawah ini : Tabel 5.43 Pemanfaatan Lahan Penyempurna
III-155

Kawasan Terminal dengan pemanfaatan lahan seluas 0,39 Ha

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

No

Fungsi Lahan

Luas Lahan (Ha)

1 2 3 4

Kawasan Jalur Hijau dan Hutan Kota Kawasan Taman Kawasan Pemakaman Kawasan terbuka Lapangan Olahraga Total

0,92 31,68 27,63 0,36 60,59

Sumber: Hasil Analisa dan Observasi Lapangan

Arahan Rencana Pemanfaatan Lahan Kawasan Penyempurna Pemanfaatan lahan Kawasan Penyempurna terbagi menjadi 5 pemanfaatan lahan yaitu Kawasan Jalur Hijau dan Hutan Kota, Kawasan Taman, dan Kawasan Pemakaman. Arahan Rencana Pemanfaatan Lahan Kawasan Jalur Hijau dan Hutan Kota Arahan pemanfaatan lahan Kawasan Jalur Hijau dan Hutan Kota di Kecamatan Jatinegara diarahkan di Jalan D.I Panjaitan, yaitu perempatan antara menuju ke Cipinang dan ke Pasar Jatinegara; Di Kelurahan Cipinang Besar Selatan, yaitu di Jalan Kebon Nanas; Di Kelurahan Cipinang Besar Utara, yaitu di Jalan Remaja 4; Di Kelurahan Rawa Bunga, yaitu di Jalan Jatinegara Timur 4. Arahan Rencana Pemanfaatan Lahan Kawasan Taman Arahan pemanfaatan lahan Kawasan Taman di Kecamatan Jatinegara diarahkan di sepanjang Banjir Kanal Timur. Arahan Rencana Kawasan Pemakaman Arahan pemanfaatan lahan Kawasan Pemakaman di Kecamatan Jatinegara diarahkan di Di Kelurahan Cipinang Besar Selatan, yaitu di Jalan Kebon Nanas; Di Kelurahan Cipinang Besar Utara, yaitu di Jalan Remaja 4; Di Kelurahan Rawa Bunga, yaitu di Jalan Kober.

B.5.26 Rencana Intensitas Pemanfaatan Ruang Kecamatan Jatinegara


Rencana intensitas dan kepadatan bangunan dimaksudkan untuk mengarahkan kepadatan bangunan dan untuk memberi keseimbangan lingkungan antara lahan terbangun dan ruang terbuka secara tiga dimensi. Pengaturan intensitas dan kepadatan bangunan yang lebih detail akan terdapat pada peraturan pemerintahan. Rencana intensitas dan kepadatan bangunan disesuaikan dengan kondisi lingkungan serta kebutuhan pengembangan, baik kebutuhan struktur kota maupun nilai ekonomis lahan pada penggal jalan tertentu. Rencana intensitas dan kepadatan bangunan meliputi rencana ketinggian
III-156

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

bangunan, Koefisien Dasar Bangunan (KDB), dan Koefisien Lahan Bangunan (KLB). Untuk lebih jelasnya mengenai rencana intensitas dan kepadatan bangunan di Kecamatan Jatinegara sampai dengan tahun 2030 dapat dilihat pada tabel berikut.

e) f)

Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan.

dampak negatif terhadap lingkungan.

B.5.27.2 Kebijakan
pusat Kawasan Budidaya pengembangan yang ada di Kecamatan Pulogadung, secara umum Kawasan budidaya merupakan kawasan yang dikembangkan secara intensif dengan Tabel 5.44 Intensitas Pemanfaatan Ruang
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Lokasi Jl. Matraman Jl. Jatinegara Barat Jl. Jatinegara Timur Jl. Otto Iskandar Dinata Jl. D.I Panjaitan Jl. Basuki Rahmat Jl. Kali Malang Jl. MT Haryono Jl. I Gusti Ngurah Rai Jl. Bekasi Timur Raya Peruntukan Kkt/Kpd Wkt/Wdg Kkt/Kpd Wkt/Wdg Kkt/Kpd Wkt/Wdg Kkt/Kpd Wkt/Wdg Wkt/Wdg Kkt/Kpd Wisma Kkt/Kpd Wkt/Kkt Kpd/Wdg Suka Ketinggian maks (lantai) 8 8 8 8 24 4 4 4 24 16 KDB (%) 55 55 55 55 45 60 60 60 45 50 KLB (%) 3,0 3,0 3,0 3,0 4,0 2,4 1,2 2,4 4,0 3,5

pengembangan tersebut berorientasi pada optimalisasi sumber daya dan tetap mempertahankan kelestarian lingkungan guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Strategi rencana kawasan budidaya berdasarkan ciri kegiatan perkotaan adalah Kawasan perkotaan merupakan kawasan yang mempunyai arahan kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Karena keterbatasan daya dukung lahan maka pada kawasan perkotaan diupayakan adanya intensifikasi lahan pada lahan dengan kepadatan penduduk atau kegiatan tinggi, dilakukan ekstensifikasi pada kawasan cadangan pengembangan kawasan perkotaan. Pengembangan tersebut diupayakan semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang ada, namun perlu dijaga agar pengembangan kawasan perkotaan tidak meluas dan mengganggu kawasan dengan fungsi lindung. Pengembangan di kawasan perkotaan merupakan wujud terutama di pusat kota tetap memperhatikan agar kekompakan penggunaan lahan terjaga dan tidak menjadi homogen. Kebijakan kawasan budidaya dibagi menjadi beberapa sektor, diantaranya yaitu : a) Sektor Perumahan Penerapan penggunaan campuran dalam rangka mengintesifkan penggunaan lahan dan bangunan, baik secara vertikal maupun horisontal. Program perbaikan lingkungan dan permajaan lingkungan pada kawasan Pembangunan rumah susun sederhana untuk memenuhi kebutuhan kumuh. perumahan. b) Sektor Perdagangan dan Jasa
III-157

B.5.27 Tujuan Kebijakan dan Strategi RTRW Kecamatan Pulogadung B.5.27.1 Tujuan
Rencana rinci tata ruang Kecamatan Kecamatan Pulogadung pemanfaatan ruang yang menggambarkan susunan lokasi pusat kegiatan dan ikatan fungsi antar sub-sub pusat kegiatan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Sesuai dengan hasil identifikasi serta kecenderungan struktur tata ruang masa depan yang akan terbentuk maka tujuan rencana rinci tata ruang Kecamatan Pulogadung, yaitu : a) b) c) d) Menyelenggarakan pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan Mewujudkan keterpaduan, keterikatan, dan keseimbangan antar wilayah, dengan Mewujudkan kehidupan masyarakat Jakarta yang sejahtera lahir dan batin. Mewujudkan keterpaduan penggunaan sumber daya alam. kawasan budidaya. wilayah kecamatan lainnya, serta keserasian antar sektor.

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Pengembangan sistem ribbon sedikit dibatasi, kecuali pada sisi sisi jalan

Pengembangan kawasan diprioritaskan karena keberadaannya dapat mendukung pengembangan sekktor strategis di atasnya dengan berdasar atas pertimbanganpertimbangan. Pengembangan kawasan tersebut mempunyai dampak regional maupun nasional karena memiliki kontribusi tinggi. Pengembangan sektor sosial ekonomi di atasnya membutuhkan lahan dalam skala besar. Sektor yang akan dikembangkan mempunyai prioritas tinggi dalam lingkup regional dan nasional. Kawasan memliki prospek ekonomi yang cerah untuk menarik investasi dan memacu pengembangan wilayah sekitar. Pengembangan secara intensif potensi sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan, demikian juga pengembangan prasarana perhubungan yang lebih dapat diandalkan. Peningkatan hubungan sosial ekonomi dengan pusat kegiatan terdekat. Kebijakan Penanganan Lingkungan Strategi penanganan kawasan ini dititik beratkan pada pemeliharaan lingkungan guna mempertahankan ekosistem setempat dan kelestarian lingkungan alam. Hal ini termasuk juga pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan tentang adanya penetapan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).

yang mengalami peningkatan fungsi dan kualitas dengan memperhatikan kelancaran arus lalu lintas dengan pemenuhan penyediaan tempat parkir. Pengembangan pada sentra sentra lokal diprioritaskan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas. Program perbaikan lingkungan dan peremajaan lingkungan pada wilayah yang cukup padat serta pembangunan baru pada lahan yang relatif kosong. c) Sektor Industri Membatasi kegiatan industri dengan hanya memperbolehkan pada kegiatan industri rumahan dan merelokasi kegiatan industri yang tidak sesuai dengan kegiatan industri tersebut. d) Sektor Transportasi Peningkatan dan pembangunan jalan arteri dan kolektor arah timur Pengembangan jaringan jalan kolektor pada setiap kelurahan dengan barat ataupun utara selatan. memperhatikan kualitas dan kapasitas. e) Sektor Fasilitas Umum Pengembangan dan peningkatan fasilitas umum, baik kuantitas maupun Guna mengatasi keterbatasan lahan, masih dimungkinkan untuk kualitas. pengembangan secara vertikal dan penggabungan kegiatan lainnya yang sejenis dalam satu bangunan. f) Sektor Drainase dan Pengendalian Banjir Melaksanakan normalisasi sungai dan saluran drainase serta mengamankan tepian sungai dari kegiatan yang dapat menganggu fungsi sungai (pengamanan terhadap bangunan liar dan pembuangan sampah). Melaksanakan pembangunan/peremajaan drainase makro dan mikro ke dalam sistem pengendalian banjir makro. g) Sektor Air Minum dan Sumber Air Bersih Menambah/memperluas jaringan air bersih dan meningkatkan kualitas Penganjuran pengurangan air tanah guna mengatasi penurunan muka air Penambahan hIdran umum. jaringan pipa pipa induk dan distribusi. tanah dan intruisi air laut.

B.5.27.3 Strategi
Strategi rencana rinci tata ruang Kecamatan Pulogadung adalah a) b) c) Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh Mempertahankan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang sudah ada dan berkembang. dengan membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya. mengembalikan fungsi RTH khususnya di bantaran sungai, pinggiran jalan rel kereta api yang dijadikan permukiman kumuh.

d)
e)

Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu meningkatkan Merealisasikan pembangunan jalan lingkungan di dalam lingkungan yang telah

kapasitas perdagangan dan jasa . berkembang guna menyediakan ruang perumahan kota yang dapat menampung perkembangan penduduk.

Kawasan Strategis
III-158

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

B.5.28 Rencana Pengelolaan Penduduk Kecamatan Pulogadung


Berdasarkan perkembangan wilayah yang semakin pesat di Kecamatan Pulogadung maka diperlukan rencana pengelolaan kependudukan yang tepat dengan menggunakan perhitungan berdasarkan daya tampung penduduk pada tahun 2030. Sesuai hasil perhitungan analisis kependudukan dengan metode daya tampung menunjukkan bahwa dengan menggunakan KDB, KLB, serta standar luas kavling ideal, maka jumlah daya tampung penduduk ideal Kecamatan Pulogadung direncanakan sebesar 326.216 jiwa dengan jumlah kepadatan penduduk sebesar 209 jiwa/ha.

B.5.30 Rencana Transportasi Kecamatan Pulogadung B.5.30.1 Rencana Pengembangan Jaringan Jalan
Rencana pembangunan jaringan jalan di kecamatan Pulogadung mencakup sistem jaringan jalan. Sistem jaringan jalan di wilayah Kecamatan Pulogadung sampai dengan tahun 2030 direncanakan sebagai berikut. Jalan Tol Rencana pengembangan jalan tol yang akan dilakukan di kecamatan Pulogadung meliputi pemeliharaan terhadap Jalan Tol Cawang Tanjung priok, yang berada di sisi barat wilayah Kecamatan Pulogadung, selain itu juga melakukan pemeliharaan terhadap simpang susun yang ada di persimpangan Jalan Pemuda Jalan Pramuka dengan Jalan Ahmad Yani, Persimpangan Susun Cempaka Mas, dan persimpangan Susun Jatinegara. Jalan Arteri Primer Rencana pengembangan jaringan jalan arteri primer yang akan dilakukan di Kecamatan Pulogadung meliputi kegiatan peningkatan dan perbaikan terhadap ruas jalan arteri primer yang mengubungkan dengan wilayah lain, yaitu Jalan Ahmad Yani, Jalan Perintis Kemerdekaan, Jalan Bekasi Raya, Jalan Pemuda, dan Jalan Bekasi Timur Raya. Jalan Arteri Sekunder Rencana pengembangan jaringan jalan arteri sekunder yang akan dilakukan di Kecamatan Pulogadung meluputi kegiatan peningkatan ruas jalan yang ada, yaitu di Jalan Bekasi Timur Raya Atas, Jalan Cipinang Baru Raya, Jalan Pengambiran, Jalan Perserikatan, Jalan Paus, Jalan Velodrome, dan Jalan Kayu Putih. Jalan Kolektor Primer Rencana pengembangan jaringan jalan kolektor primer yang akan dilakukan di kecamatan Matraman meliputi kegiatan peningkatan jalan pada ruas jalan kolektor primer, diantaranya Jalan Taruna, Jalan Kayu Putih, Jalan Kayu Putih Selatan, Jalan Bangunan Timur, Jalan Bangunan Barat, Jalan Pratekan, Jalan Kayu Jati, Jalan Mutiara, Jalan Alu-Alu, Jalan Jatinegara Kaum, Jalan Cipinang Baru Utara, Jalan Kedondong, Jalan Cipinang Baru Timur, Jalan Wisma Raya, Jalan Persahabatan Utara, Jalan Bojana Tirta, Jalan Cipta Sarana, Jalan Pulo Mas Timur, Jalan Tiner, Jalan Tanah Mas, Jalan Balap Sepeda, Jalan. Balai Pustaka Timur, Jalan Persahabatan, Jalan Cipinang Baru Bunder, Jalan Cipinang Kebembem, Jalan Pisangan Lama, Jalan Layur, dan Jalan Cipinang Sodong. Jaringan rel kereta api Rencana pengembangan jaringan rel kereta api akan dilakukan pemeliharaan dan peningkatan jalur rel kereta api yang melintasi Kecamatan Pulogadung, yang merupakan
III-159

B.5.29 Rencana Struktur Ruang Kecamatan Pulogadung


Rencana struktur ruang Kecamatan Pulogadung, yaitu berupa beberapa kegiatan di wilayah Kecamatan Matraman yang terdiri dari kegiatan tingkat nasional, tingkat propinsi, tingkat kota dan tingkat kecamatan. Pada umumnya pusat pelayanan kegiatan ini berbentuk/berkembang memusat pada pertemuan atau persimpangan jalan memanjang sepanjang jalan. Pusat Kegiatan Nasional

Pusat kegiatan nasional yang berada di Kecamatan Pulogadung memiliki lingkup kegiatan/aktivitas dengan cakupan skala kegiatan tingkat nasional, meliputi rumah sakit persahabatan di Jalan Persahabatan, Universitas Negeri Jakarta di Jalan Rawamangun Muka, dan Pacuan Kuda Pulomas di Jalan Pulomas Raya. Pusat Kegiatan Propinsi Pusat kegiatan nasional yang berada di Kecamatan Pulogadung memiliki lingkup kegiatan/aktivitas dengan cakupan skala kegiatan tingkat propinsi, meliputi Pasar Induk Cipinang di Jalan Pisangan Lama Timur. Pusat Kegiatan Kota Pusat kegiatan nasional yang berada di Kecamatan Pulogadung memiliki lingkup kegiatan/aktivitas dengan cakupan skala kegiatan tingkat kota, meliputi stadion dan velodrome di Jalan Velodrome. Pusat Kegiatan Kecamatan Pusat kegiatan nasional yang berada di Kecamatan Pulogadung memiliki lingkup kegiatan/aktivitas dengan cakupan skala kegiatan tingkat kecamatan, meliputi Pasar Rawamangun di Jalan Perserikatan, dan pusat perbelanjaan Arion di Jalan Paus.

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

jalur masuk dan keluar ke arah wilayah timur jakarta, serta dilakukan pula penataan dan penertiban kawasan di sepanjang jalur kereta api dan Stasiun Cipinang.

Jumlah
Sumber : Hasil Analisa Tahun 2009

326.216

96.252.450

96252,45

B.5.30.2 Rencana Pengembangan Moda Transportasi


Rencana pengembangan moda transportasi yang dilakukan di Kecamatan Pulogadung diupayakan mengintegrasikan sistem pelayanan transportasi publik dengan mengikuti dan menunjang sistem moda transportasi makro DKI Jakarta. Rencana pengembangan moda transportasi terutama peningkatan pelayanan angkutan umum, berupa busway, bus umum, mikrolet, dan moda transportasi lingkungan agar dapat melayani pergerakan penduduk di dalam lingkungan kecamatan maupun di luar Kecamatan Pulogadung. Rencana pengembangan terminal bus, dilakukan pada upaya perbaikan dan penataan terminal bis Rawamangun sebagai.terminal bis transit di wilayah Jakarta Timur, sedangkan fungsi terminal outer yang selama ini dilakukan terminal bus Pulogadung akan dipindahkan ke terminal bus Pulogebang.

Draianse dan Pengendalian Banjir Rencana pengendalian drainase di Kecamatan Pulogadung adalah sebagai berikut : Melaksanakan normalisasi sepanjang aliran sungai dan mengamankan sungai dari kegiatan yang dapat menggangu fungsinya (Pengamanan terhadap bangunan liar dan pembuangan sampah) Penataan kembali garis sempadan sungai (GSS)sejalan dengan penataan sungai menurut fungsinya yaitu sebagai pengendali banjir, drainase dan penggelontor Peningkatan dan pengembangan fungsi situ-situ sebagai lokasi tempat Menyediakan kantong-kantong air untuk wilayah yang rawan banjir Pengerukan sampah di sepanjang kali yang bisa menimbulkan banjir penampungan air

Sistem jaringan drainase yang diusulkan mengikuti sistem hierarki jalan merupakan saluran

B.5.31 Rencana Pengembangan Utilitas Kecamatan Pulogadung


Pengembangan jejaring utilitas umum memperhatikan jejaring utilitas yang sudah ada, dan peningkatan kebutuhan akibat pertambahan penduduk dan kegiatan penduduk, dengan demikian, rencana pengembangan jejaring utilitas umum adalah dengan memanfaatkan jejaring utilitas yang telah ada, meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, memperhatikan estetika lingkungan dan keamanan. Air Bersih Rencana pengembangan air bersih dilakukan dengan melakukan perhitungan kebutuhan air bersih di kecamatan Pulogadung yang diperkirakan pada tahun 2030 sebanyak 96.252.450 liter/hari, dengan asumsi kebutuhan air bersih sebanyak 750 liter/orang/hari.

primer yang merupakan saluran yang akan mengalirkan air ke saluran alam atau sungai yang ada, ditempatkan pada setiap jalan primer, bentuk penampang berupa saluran segi empat tertutup pada kawasan yang relatif padat untuk menghindari masuknya sampah dan mencegah terjadinya genangan air pada permukaan jalan, bentuk penampang saluran segi empat terbuka pada kawasan yang relatif kosong. Persampahan Rencana pengelolaan persampahan di Kecamatan Pulogadung adalah sebagai berikut: Program pemilahan sampah sebelum dibuang ke LPS (Lokasi pembuangan sampah) melalui pemilahan sampah organik (basah) dan non-organik (kering) akan memudahkan proses pembuatan kompos sebelum dibakar di dalam insinerator. Pengembangan prasarana sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) dan Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan Meningkatkan mutu, kapasitas dan jumlah armada sampah yang dapat masuk Mencegah dan menindak tegas pembuangan sampah ke sungai, saluran. dilakukan dengan teknologi tepat guna. penerapan konsep 3R (reduced, reused, recycling). kelingkungan yang padat penduduk. Caranya dengan mencegah tumbuhnya perumahan liar,bedeng di sepanjang tepi sungai.

Tabel 5.45 Rencana Kebutuhan Air Bersih


No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Kelurahan Pisangan Timur Cipinang Jatinegara Kaum Jati Rawamangun Kayu Putih Pulogadung Penduduk 53.430 54.408 26.878 38.161 66.510 62.335 24.494 Kebutuhan Air Bersih Liter/Hari m3/Hari 9.350.250 9350,25 9.521.400 9521,40 4.703.650 4703,65 6.678.175 6678,18 11.639.250 11639,25 10.908.625 10908,63 52.801.350 52801,35

III-160

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Air limbah Rencana sistem pembuangan air limbah di Kecamatan Pulogadung tahun 2030 adalah dengan sistem on-site. Diperkirakan tahun 2030 akan dihasilkan air limbah sebesar 77.001,96 ltr/hari yang berasal dari air limbah perumahan, perdagangan/jasa, dan industri.

Mengamankan jaringan listrik pada kawasan perumahan padat.

Telekomunikasi Rencana jaringan telekomunikasi di Kecamatan Pulogadung adalah sebagai berikut Pengembangan sistem pelayanan telekomunikasi melalui penerapan teknologi Pembangunan jaringan telekomunikasi baru pada kawasan pemukiman padat, Menciptakan jaringan telekomunikasi yang aman dan menjaga struktur telekomunikasi yang memadai. dengan tujuan untuk memfasilitasi masyarakat dalam melakukan aktifitas bersosial. lingkungan kota di Kecamatan Pulogadung.

B.5.32 Rencana Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Kecamatan Kecamatan


Tabel 5.46 Rencana Timbulan Air Kotor
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Kelurahan Pisangan Timur Cipinang Jatinegara Kaum Jati Rawamangun Kayu Putih Pulogadung Jumlah Penduduk 53.430 54.408 26.878 38.161 66.510 62.335 24.494 326.216 Timbulan Air Limbah 7.480,20 7.617,12 3.762,92 5.342,54 9.311,40 8.726,90 42.241,08 77.001,96 Timbulan Air Kotor Liter/Hari m3/Hari 3.687 3,69 3.754 3,75 1.855 1,85 2.633 2,63 4.589 4,59 4.301 4,30 1.690 1,69 22.509 22,51

Pulogadung
Rencana pengembangan fasilitas umum dan sosial di Kecamatan Pulogadung, meliputi rencana pengembangan fasilitas pendidikan, rencana pengembangan fasilitas kesehatan, rencana pengembangan fasilitas peribadatan, rencana pengembangan fasilitas olahraga dan rekreasi. Pendidikan Rencana pengembangan fasilitas pendidikan di Kecamatan Pulogadung lebih di utamakan untuk fasilitas pendidikan yang masih kurang dan diperlukan lagi penambahan lahan dan bangunan fasilitas pendidikan. Rencana pengembangan fasilitas pendidikan di Kecamatan Pulogadung akan lebih diarahkan untuk tingkat TK, SD dan SMP yang berdasarkan analisis proyeksi fasilitas pendidikan tersebut jumlahnya masih kurang dan masih diperlukan penambahan beberapa fasilitas pendidikan. Pengembangan yang dilakukan jika terjadi keterbatasan terhadap jumlah luas lahan yang ada di Kecamatan Pulogadung, maka keterbatasan lahan dapat dipenuhi dengan memanfaatkan fasilitas yang sudah ada dengan memperluas sekolah yang ada baik secara vertikal maupun horisontal, maupun perbaikan mutu dan fisik fasiltas pendidikan tersebut. Kesehatan Rencana pengembangan fasilitas kesehatan di Kecamatan Pulogadung berdasarkan hasil analisis proyeksi fasilitas kesehatan yang masih kurang memadai jumlahnya, maka dengan demikian rencana pengembangan fasilitas kesehatan di Kecamatan Pulogadung lebih di utamakan untuk fasilitas kesehatan yang masih kurang dan diperlukan lagi penambahan lahan dan bangunan fasilas kesehatan
III-161

Sumber : Hasil Analisa Tahun 2009

Listrik Rencana pengembangan jaringan listrik dengan indikasi-indikasi pengembangan tersebut merupakan suatu terapan pada kesesuaian pembangunan pada setiap kawasan yang membutuhkan pemerataan pelayanan, dengan tujuan agar sistem jaringan listrik pada Kecamatan Pulogadung dapat berfungsi dengan baik serta memperindah lingkungan sekitar. Adapun rencana pengembangan adalah, sebagai berikut : Memperbaiki jaringan listrik yang telah ada Meningkatkan daya transmisi yang sudah ada Mencegah kebocoran atau kebakaran listrik dengan mendistribusikan kabel-kabel PLN dengan kabel isolasi Menempatkan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan sektor lain serta mempertimbangkan segi estetika lingkungan. jaringan listrik sesuai dengan jaringan jalan.

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Kayu Putih, lokasi perumahan di bantaran Kali Sunter Jalan Kayu Mas Utara dan Kayu Putih Peribadatan Rencana pengembangan fasilitas peribadatan di Kecamatan Pulogadung lebih di utamakan untuk fasilitas peribadatan yang masih kurang dan diperlukan lagi penambahan lahan dan bangunan serta perbaikan fasilitas peribadatan. Rencana pengembangan fasilitas peribadatan di Kecamatan Pulogadung akan lebih diarahkan untuk fasilitas peribadatan selain agama islam yang berdasarkan analisis proyeksi fasilitas peribadatan tersebut jumlahnya masih kurang dan masih diperlukan penambahan yang disesuaikan dengan jumlah penganut agama yang bersangkutan. Rencana Olah Raga dan Rekreasi Rencana Kebutuhan fasilitas olah raga yang ada di Kecamatan Pulogadung saat ini sebagian besar telah cukup terpenuhi jumlahnya dan mayoritas kondisinya masih cukup baik hanya saja kebutuhan fasilitas seperti tempat bermain dan lapangan serba guna masih kurang jumlahnya dan masih diperlukan penambahan fasilitas. Budidaya Kawasan Perdagangan dan Jasa pengembangan kawasan permukiman wisma besar dilakukan dengan mempertahankan dan memperbaiki lingkungan yang telah terbentuk saat ini, agar tidak terjadi perubahan fungsi di masa mendatang, maupun tidak terjadi penurunan kualitas lingkungan yang ada, terutama permukiman di Kawasan Pulomas, permukiman di Kawasan Kayu Putih, permukiman di Kawasan Taman Berdikari Sentosa. Rencana pengembangan kawasan permukiman wisma sedang, yang memiliki tingkat kepadatan sedang diarahkan pada perbaikan dan penataan lingkungan permukiman, diantaranya pada Kelurahan Jatinegara Kaum, Kelurahan Kayuputih, Kelurahan Jati, Kelurahan Pulogadung, Kelurahan Rawamangun, Kelurahan Pisangan Timur, dan Kelurahan Cipinang. Utara.

B.5.33 Rencana Pola Ruang Kecamatan Pulogadung


Rencana pola ruang kecamatan menggambarkan letak, ukuran, fungsi dari kegiatan budidaya dan lindung, isi rencana pola pemanfaatan ruang adalah deliniasi (batas - batas) kawasan kegiatan sosial ekonomi, budaya dan kawasan lainnya di dalam kawasan budidaya dan deliniasi kawasan lindung.

Kawasan perdagangan dan jasa perkotaan harus memperhitungkan kecenderungan perkembangan pembangunan permukiman perkotaan baru, memperhitungkan perkembangan dan daya tampung penduduk serta kebutuhan fasilitas dan prasarana dengan mempertimbangkan kebijaksanaan yang ada. Rencana pengembangan kawasan perdagangan di Kecamatan Pulogadung diarahkan pada

Budidaya Kawasan Pemukiman Kawasan permukiman perkotaan harus memperhitungkan kecenderungan perkembangan pembangunan permukiman perkotaan baru, memperhitungkan perkembangan dan daya tampung penduduk serta kebutuhan fasilitas dan prasarana dengan mempertimbangkan kebijaksanaan yang ada. Rencana pengembangan kawasan permukiman padat penduduk yang memiliki fungsi wisma kecil dan wisma sedang diarahkan untuk dilakukan kegiatan perbaikan dan penataan lingkungan dengan melakukan pembangunan secara vertikal, yaitu dengan membangun wisma susun, maupun wisma flat. Rencana Pembangunan wisma susun diarahkan pada lokasi Rumah Susun Pulomas yang ada di Jalan Kayu Putih, lokasi perumahan di Jalan Cipinang Baru Bunder (kompleks Logistik POLRI), lokasi perumahan di belakang kampus STI Transportasi Trisakti Kelurahan

perbaikan dan peningkatan fungsi yang ada saat ini, dengan melihat skala pelayanan pusatpusat kegiatan utama maupun pusat kegiatan penunjang di masa mendatang. Pembangunan dan pengembangan Kawasan Pacuan Kuda Pulomas sebagai kawasan superblok, dapat menjadi pusat kegiatan campuran di masa mendatang, sesuai dengan Urban Guidelines (UDGL) yang ada saat ini. Pusat perbelanjaan Mal Arion diarahkan pada perbaikan dan penataan lingkungan di sekitar kawasan ini untuk menunjang kegiatan perdagangan dan jasa yang melayani skala lokal di Kecamatan Pulogadung. Rencana pengembangan kawasan perdagangan jasa diarahkan pada kawasan di sepanjang Jalan Pemuda, Jalan Perintis Kemerdekaan, Jalan Bekasi Timur Raya lebih diupayakan pada kegiatan perdagangan perkantoran yang memiliki cakupan skala pelayanan lokal.

III-162

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Rencana pengembangan kawasan perdagangan di Jalan Balai Pustaka dan kawasan di lingkungan permukiman harus tetap mempertahankan fungsi kawasan yang ada agar tidak terjadi perubahan fungsi ruang yang ada di masa mendatang. Rencana pengembangan kawasan di lokasi bekas Terminal Bus Pulogadung harus mempertimbangkan lingkungan sekitar yang ada saat ini, selain itu perbaikan dan peningkatan kualitas diarahkan pada pengembangan Pasar Pulogadung dan Pasar Rawamangun maupun pasar-pasar lokal tradisional yang ada sehingga dapat melayani penduduk di Kecamatan Pulogadung. Budidaya Kawasan Pelayanan Sosial Kawasan pelayanan sosial yang merupakan pendukung aktifitas kawasan meliputi fasilitas pendidikan, fasilitas peribadatan, fasilitas kesehatan, dan fasilitas olahraga/rekreasi harus memperhitungkan kecenderungan perkembangan pembangunan permukiman perkotaan baru, memperhitungkan perkembangan dan daya tampung penduduk serta kebutuhan fasilitas dan prasarana dengan mempertimbangkan kebijaksanaan yang ada.

permukiman di Kelurahan Jatinegara Kaum, Kelurahan Kayuputih, Kelurahan Jati, Kelurahan Pulogadung, Kelurahan Rawamangun, Kelurahan Pisangan Timur, dan Kelurahan Cipinang, pada masa mendatang dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat (umat beragama) di lingkungan yang ada. Rencana pengembangan pelayanan fasilitas olahraga dan fasilitas umum lainnya diarahkan pada upaya pemeliharaan, perbaikan, dan penataan lingkungan pada kawasan olahraga, yaitu lapangan golf Rawamangun, stadion dan velodrome Rawamangun, sedangkan pacuan kuda Pulomas dilakukan pembangunan dan penataan dengan fungsi campuran di masa mendatang, untuk fasilitas olahraga di lingkungan permukiman diupayakan dilakukan pembangunan dan penataan agar dapat menunjang kegiatan di lingkungan permukiman, diantaranya di Kelurahan Jatinegara Kaum, Kelurahan Kayuputih, Kelurahan Jati, Kelurahan Pulogadung, Kelurahan Rawamangun, Kelurahan Pisangan Timur, dan Kelurahan Cipinang pada masa mendatang. Rencana pengembangan pelayanan fasilitas umum lainnya diarahkan pada upaya

Rencana

pengembangan

pelayanan

fasilitas

pendidikan

diarahkan

pada

upaya

pemeliharaan

dan

peningkatan

fasilitas

yang

ada

di

masa

mendatang

dengan

pemeliharaan, perbaikan dan penataan lingkungan, terutama di kawasan kampus Universitas Negeri Jakarta, Kampus Universitas Jayabaya, Kampus STEI, dan Kampus Trisakti, serta fasilitas pendidikan yang ada saat ini. Selain itu juga melakukan pembangunan fasilitas baru untuk menunjang kebutuhan fasilitas pendidikan dalam melayani skala lingkup lokal, berupa TK, SD, SLTP, SLTA, dan akademi, di seluruh wilayah Kecamatan Pulogadung dengan memperhatikan ketersediaan lahan di masa mendatang. Rencana pengembangan pelayanan fasilitas kesehatan diarahkan pada upaya

memperhatikan ketersediaan lahan di Kelurahan Jatinegara Kaum, Kelurahan Kayu Putih, Kelurahan Jati, Kelurahan Pulogadung, Kelurahan Rawamangun, Kelurahan Pisangan Timur, dan Kelurahan Cipinang. Kawasan Lindung Kawasan lindung dapat dibudidayakan oleh masyarakat untuk kegiatan budidaya pertanian rakyat, papan penyuluhan dan peringatan serta rambu rambu pekerjaan, pemasangan rentangan kabel listrik, kabel telepon dan pipa air minum, penyelenggaraan kegiatan yang bersifat sosial, olahraga, pariwisata dan kemasyarakatan yang tidak menimbulkan dampak merugikan bagi kelestarian dan keamanan fungsi serta fisik sungai dan danau. Kawasan sempadan sungai ditentukan sekurang-kurangnya 100 meter di kiri kanan sungai besar dan 50 meter di kiri kanan anak sungai yang berada di luar permukiman. Sedangkan untuk sungai di kawasan permukiman berupa sempadan sungai yang diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi antara 10 15 meter.

pemeliharaan, perbaikan, dan penataan lingkungan, terutama di kawasan Rumah Sakit Persahabatan yang memiliki fungsi khusus, Rumah Sakit Dharma Nugraha, Rumah Sakit OMNI, Rumah Sakit Pulomas. Selain itu juga melakukan pembangunan fasilitas baru untuk menunjang kebutuhan fasilitas kesehatan dalam melayani skala lingkup lokal, berupa puskesmas, balai kesehatan, apotik, dan fasilitas lainnya di Kelurahan Jatinegara Kaum, Kelurahan Kayuputih, Kelurahan Jati, Kelurahan Pulogadung, Kelurahan Rawamangun, Kelurahan Pisangan Timur, dan Kelurahan Cipinang, dengan memperhatikan ketersediaan lahan di masa mendatang. Rencana pengembangan pelayanan fasilitas peribadatan diarahkan pada upaya

pemeliharaan, perbaikan, dan penataan lingkungan, terutama di sekitar kawasan


III-163

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Rencana pengembangan kawasan sempadan sungai di Kecamatan Pulogadung berada pada kawasan Kali Cipinang dan Kali Sunter. Sedangkan rencana pengembangan kawasan sekitar danau/waduk pulomas yang berada di Kecamatan Pulogadung perlu dijaga kelestariannya dan tidak boleh ada permukiman di sekitarnya.

Mewujudkan keterpaduan penggunaan sumber daya alam. Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan.

dampak negatif terhadap lingkungan.

B.5.34 Rencana Intensitas Pemanfaatan Ruang Kecamatan Pulogadung


Komponen intensitas ruang meliputi angka dan presentase dari KLB, KDB, KB. Tingkatan besaran ruang atau luas seluruh lantai bangunan yang diperkenankan untuk di bangun dalam perpetakan atau persil atau daerah perencanaan (DP) yang telah ditetapkan batas-batasnya berdasarkan fungsi tertentu rencana tata ruang yang terdiri dari tingkatan nilai KLB, sebagai berikut :

B.5.35.2 Kebijakan
Kawasan Budidaya Kawasan budidaya merupakan kawasan yang dikembangkan secara intensif dengan pusat pengembangan yang ada di Kecamatan Matraman, secara umum pengembangan tersebut berorientasi pada optimalisasi sumber daya dan tetap mempertahankan kelestarian lingkungan guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Strategi rencana kawasan budidaya berdasarkan ciri kegiatan perkotaan adalah

1. Nilai KLB rata-rata 1,0 merupakan nilai KLB antara angka 0,4 sampai dengan 1,6 2. Nilai KLB rata-rata 2,0 merupakan nilai KLB antara angka lebih besar dari 1,6 sampai dengan 2,4 3. Nilai KLB rata-rata 3,0 merupakan nilai KLB antara angka lebih besar dari 2,4 sampai dengan 3,5 4. Nilai KLB rata-rata 4,0 Nilai KLB 1,0 sampai dengan 4,0 diarahkan pada kawasan-kawasan permukiman, kawasan bangunan umum, bangunan umum KDB rendah, kawasan campuran serta kawasan industri/pergudangan di Kecamatan Pulogadung.

Kawasan perkotaan merupakan kawasan yang mempunyai arahan kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Karena keterbatasan daya dukung lahan maka pada kawasan perkotaan diupayakan adanya intensifikasi lahan pada lahan dengan kepadatan penduduk atau kegiatan tinggi, dilakukan ekstensifikasi pada kawasan cadangan pengembangan kawasan perkotaan. Pengembangan tersebut diupayakan semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang ada, namun perlu dijaga agar pengembangan kawasan perkotaan tidak meluas dan mengganggu kawasan dengan fungsi lindung. Pengembangan di kawasan perkotaan terutama di pusat kota tetap memperhatikan agar kekompakan penggunaan lahan terjaga dan tidak menjadi homogen. Kebijakan kawasan budidaya dibagi menjadi beberapa sektor, diantaranya yaitu : a) Sektor Perumahan kumuh Pembangunan rumah susun sederhana untuk memenuhi kebutuhan perumahan b) Sektor Perdagangan dan Jasa
III-164

B.5.35 Tujuan Kebijakan dan Strategi RTRW Kecamatan Matraman B.5.35.1 Tujuan
Rencana rinci tata ruang Kecamatan Matraman merupakan wujud pemanfaatan ruang yang menggambarkan susunan lokasi pusat kegiatan dan ikatan fungsi antar sub-sub pusat kegiatan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Sesuai dengan hasil identifikasi serta kecenderungan struktur tata ruang masa depan yang akan terbentuk maka tujuan rencana rinci tata ruang Kecamatan Matraman, yaitu : Menyelenggarakan pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan Mewujudkan keterpaduan, keterikatan, dan keseimbangan antar wilayah, dengan Mewujudkan kehidupan masyarakat Jakarta yang sejahtera lahir dan batin. kawasan budidaya. wilayah kecamatan lainnya, serta keserasian antar sektor.

Penerapan

penggunaan

campuran

dalam

rangka

mengintesifkan

penggunaan lahan dan bangunan, baik secara vertikal maupun horisontal Program perbaikan lingkungan dan permajaan lingkungan pada kawasan

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Pengembangan sistem ribbon sedikit dibatasi, kecuali pada sisi sisi jalan

Pengembangan kawasan diprioritaskan karena keberadaannya dapat mendukung pengembangan sektor strategis di atasnya dengan berdasar atas pertimbanganpertimbangan. Pengembangan kawasan tersebut mempunyai dampak regional maupun nasional karena memiliki kontribusi tinggi. Pengembangan sektor sosial ekonomi di atasnya membutuhkan lahan dalam skala besar. Sektor yang akan dikembangkan mempunyai prioritas tinggi dalam lingkup regional dan nasional. Kawasan memliki prospek ekonomi yang cerah untuk menarik investasi dan memacu pengembangan wilayah sekitar. Pengembangan secara intensif potensi sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan, demikian juga pengembangan prasarana perhubungan yang lebih dapat diandalkan. Peningkatan hubungan sosial ekonomi dengan pusat kegiatan terdekat.

yang mengalami peningkatan fungsi dan kualitas dengan memperhatikan kelancaran arus lalu lintas dengan pemenuhan penyediaan tempat parkir Pengembangan pada sentra sentra lokal diprioritaskan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas. Program perbaikan lingkungan dan peremajaan lingkungan pada wilayah yang cukup padat serta pembangunan baru pada lahan yang relatif kosong c) Sektor Industri Membatasi kegiatan industri dengan hanya memperbolehkan pada kegiatan industri rumahan dan merelokasi kegiatan industri yang tidak sesuai dengan kegiatan industri tersebut d) Sektor Transportasi Peningkatan dan pembangunan jalan arteri dan kolektor arah timur Pengembangan jaringan jalan kolektor pada setiap kelurahan dengan barat ataupun utara selatan memperhatikan kualitas dan kapasitas e) Sektor Fasilitas Umum Pengembangan dan peningkatan fasilitas umum, baik kuantitas maupun Guna mengatasi keterbatasan lahan, masih dimungkinkan untuk kualitas pengembangan secara vertikal dan penggabungan kegiatan lainnya yang sejenis dalam satu bangunan f) Sektor Drainase dan Pengendalian Banjir Melaksanakan normalisasi sungai dan saluran drainase serta mengamankan tepian sungai dari kegiatan yang dapat menganggu fungsi sungai (pengamanan terhadap bangunan liar dan pembuangan sampah) Melaksanakan pembangunan/peremajaan drainase makro dan mikro ke dalam sistem pengendalian banjir makro g) Sektor Air Minum dan Sumber Air Bersih Menambah/memperluas jaringan air bersih dan meningkatkan kualitas Penganjuran pengurangan air tanah guna mengatasi penurunan muka air Penambahan hidrant umum jaringan pipa pipa induk dan distribusi tanah dan intruisi air laut

Kebijakan Penanganan Lingkungan

Strategi penanganan kawasan ini dititik beratkan pada pemeliharaan lingkungan guna mempertahankan ekosistem setempat dan kelestarian lingkungan alam. Hal ini termasuk juga pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan tentang adanya penetapan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).

B.5.35.3 Strategi
Strategi rencana rinci tata ruang Kecamatan Matraman adalah : a) b) c) Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh Mempertahankan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang sudah ada dan berkembang. dengan membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya. mengembalikan fungsi RTH khususnya di bantaran sungai, pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan permukiman kumuh. d) e) Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu meningkatkankapasitas perdagangan dan jasa . Merealisasikan pembangunan jalan lingkungan di dalam lingkungan yang telah berkembang guna menyediakan ruang perumahan kota yang dapat menampung perkembangan penduduk.

Kawasan Strategis
III-165

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

B.5.36 Rencana Pengelolaan Penduduk Kecamatan Matraman


Berdasarkan perkembangan wilayah yang semakin pesat di Kecamatan Matraman maka diperlukan rencana pengelolaan kependudukan yang tepat dengan menggunakan perhitungan berdasarkan daya tampung penduduk pada tahun 2030. Sesuai hasil perhitungan analisis kependudukan dengan metode daya tampung menunjukkan bahwa dengan menggunakan KDB, KLB, serta standar luas kavling ideal, maka jumlah daya tampung penduduk ideal Kecamatan Matraman direncanakan sebesar 203.429 jiwa dengan jumlah kepadatan penduduk sebesar 418,58 jiwa/ha.

B.5.38 Rencana Transportasi Kecamatan Matraman B.5.38.1 Rencana Pengembangan Jaringan Jalan
Rencana pembangunan jaringan jalan di kecamatan Matraman mencakup sistem jaringan jalan. Sistem jaringan jalan di wilayah Kecamatan Matraman sampai dengan tahun 2030 direncanakan sebagai berikut. Jalan Tol Rencana pengembangan jalan tol yang akan dilakukan di kecamatan Matraman meliputi pemeliharaan terhadap jalan tol Cawang Tanjung priok, yang berada di sisi timur wilayah Kecamatan Matraman, selain itu juga melakukan pemeliharaan terhadap underpass Pramuka, Simpang Susun Jatinegara, dan flyover persimpangan Jalan. Matraman Raya Jalan Salemba Raya dengan Jalan Matraman Jalan Pramuka. Jalan Arteri Primer Rencana pengembangan jaringan jalan arteri primer yang akan dilakukan di kecamatan Matraman meliputi kegiatan peningkatan dan perbaikan terhadap ruas jalan arteri primer yang mengubungkan dengan wilayah lain, yaitu Jalan Matraman Raya, Jalan Pramuka, dan Jalan Ahmad Yani. Jalan Arteri Sekunder Rencana pengembangan jaringan jalan arteri sekunder yang akan dilakukan di Kecamatan Matraman meluputi kegiatan pelebaran dan peningkatan ruas jalan yang ada, yaitu di sepanjang Jalan Kayu Manis Barat, yang terintegrasi dengan jalur rel kereta api. Jalan Kolektor Primer Rencana pengembangan jaringan jalan kolektor primer yang akan dilakukan di kecamatan Matraman meliputi kegiatan pelebaran jalan pada ruas jalan kolektor primer, diantaranya Jalan Kayu Manis Timur, Jalan Kelapa Sawit, Jalan Pisangan Baru Tengah, Jalan Tegalan, Jalan Kayu Manis 8, Jalan Kelapa Tunggal, Jalan Kramat Asem, Jalan Kayu Manis 10, Jalan Pisangan Baru Utara, Jalan Utan Kayu, Jalan Bunga, Jalan Kemuning, dan Jalan Galur Sari. Jaringan rel kereta api Rencana pengembangan jaringan rel kereta api akan dilakukan pemeliharaan dan peningkatan jalur rel kereta api yang melintasi Kecamatan Matraman, baik yang menuju kearah stasiun senen, maupun kearah stasiun manggarai, serta dengan penataan dan penertiban kawasan di sepanjang jalur kereta api dan Stasiun Pondok Jati.

B.5.37 Rencana Struktur Ruang Kecamatan Matraman


Rencana struktur ruang Kecamatan Matraman, yaitu berupa beberapa kegiatan di wilayah Kecamatan Matraman yang terdiri dari kegiatan tingkat Nasional, tingkat Propinsi, tingkat Kota dan tingkat Kecamatan. Pada umumnya pusat pelayanan kegiatan ini berbentuk/berkembang memusat pada pertemuan atau persimpangan jalan memanjang sepanjang jalan. Pusat Kegiatan Nasional Pusat kegiatan nasional yang berada di kecamatan Matraman memiliki lingkup kegiatan/aktivitas dengan cakupan skala kegiatan tingkat nasional, meliputi kompleks TNI AD yang berada di Jalan Kesatrian, dan Jalan Matraman Raya, berupa Dislabang, Ditzeni, YonZikon, dan Mabes Peralatan TNI AD.

Pusat Kegiatan Provinsi

Pusat kegiatan provinsi yang berada di kecamatan Matraman dengan kegiatan/aktivitas yang memiliki cakupan skala kegiatan tingkat propinsi, meliputi : a) b) c) Pasar Burung Pramuka di Jl. Pramuka, Kantor Perbankan, Pertokoan, dan Kantor Pajak di Jl. Matraman Raya, Kantor BPKP DKI Jakarta di Jl. Pramuka

Pusat Kegiatan Kota

Pusat kegiatan kota yang berada di kecamatan Matraman dengan kegiatan/aktivitas yang memiliki cakupan skala kegiatan tingkat kota, meliputi Kampus Universitas Islam Jakarta di Jalan Pembina Barat dan Jalan Balai Rakyat. Pusat Kegiatan Kecamatan Pusat kegiatan kecamatan yang berada di Kecamatan Matraman dengan kegiatan/aktivitas yang memiliki skala kegiatan tingkat kecamatan, meliputi : a) b) Perkantoran/perdagangan di Jalan Slamet Riadi Raya. Ruko/rukan di pertigaan Jalan Utan Kayu dan Jalan Pramuka

III-166

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

B.5.38.2 Rencana Pengembangan Moda Transportasi


Rencana pengembangan moda transportasi yang dilakukan di Kecamatan Matraman diupayakan mengintegrasikan sisten pelayanan transportasi publik dengan mengikuti dan menunjang sistem moda transportasi makro DKI Jakarta. Rencana pengembangan moda transportasi terutama peningkatan pelayanan angkutan umum, berupa busway, bus umum, mikrolet, dan moda transportasi lingkungan agar dapat melayani pergerakan penduduk di dalam lingkungan kecamatan maupun di luar Kecamatan Matraman.

Penataan kembali garis sempadan sungai (GSS) sejalan dengan penataan Peningkatan dan pengembangan fungsi situ-situ sebagai lokasi tempat Menyediakan kantong-kantong air untuk wilayah yang rawan banjir Pengerukan sampah di sepanjang kali yang bisa menimbulkan banjir

sungai menurut fungsinya yaitu sebagai pengendali banjir, drainase dan penggelontor penampungan air

Sistem jaringan drainase yang diusulkan mengikuti sistem hierarki jalan merupakan saluran primer yang merupakan saluran yang akan mengalirkan air ke saluran alam atau sungai yang ada, ditempatkan pada setiap jalan primer, bentuk penampang berupa saluran segi empat tertutup pada kawasan yang relatif padat untuk menghindari masuknya sampah dan mencegah terjadinya genangan air pada permukaan jalan, bentuk penampang saluran segi empat terbuka pada kawasan yang relatif kosong.

B.5.39 Rencana Pengembangan Utilitas Kecamatan Matraman


Pengembangan jejaring utilitas umum memperhatikan jejaring utilitas yang sudah ada, dan peningkatan kebutuhan akibat pertambahan penduduk dan kegiatan penduduk, dengan demikian, rencana pengembangan jejaring utilitas umum adalah dengan memanfaatkan jejaring utilitas yang telah ada, meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, memperhatikan estetika lingkungan dan keamanan. Air Bersih Rencana pengembangan air bersih dilakukan dengan melakukan perhitungan kebutuhan air bersih di kecamatan Matraman yang diperkirakan pada tahun 2030 sebanyak 35.599.900 liter/hari, dengan asumsi kebutuhan air bersih sebanyak 750 liter/orang/hari. Tabel 5.47 Rencana Kebutuhan Air Bersih No 1. 2. 3. 4. 5. 6. Kelurahan Kebon Manggis Palmeriam Pisangan Baru Kayu Manis Utan Kayu Utara Utan Kayu Selatan Jumlah Penduduk 22.275 19.086 44.283 35.748 41.428 40.608 203.429 Kebutuhan Air Bersih Liter/Hari m3/Hari 3.898.199 3.898,20 3.340.028 3.340,03 7.749.378 7.749,38 6.255.963 6.255,96 7.249.981 7.249,98 7.106.352 7.106,35 35.599.900 35.599,90

Persampahan
Rencana pengelolaan persampahan di Kecamatan Matraman adalah sebagai berikut: Program pemilahan sampah sebelum dibuang ke LPS (Lokasi pembuangan sampah) melalui pemilahan sampah organik (basah) dan non-organik (kering) akan memudahkan proses pembuatan kompos sebelum dibakar di dalam insinerator. Pengembangan prasarana sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) dan Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan Meningkatkan mutu, kapasitas dan jumlah armada sampah yang dapat masuk Mencegah dan menindak tegas pembuangan sampah ke sungai, saluran. dilakukan dengan teknologi tepat guna. penerapan konsep 3R (reduced, reused, recycling). kelingkungan yang padat penduduk. Caranya dengan mencegah tumbuhnya perumahan liar,bedeng di sepanjang tepi sungai.

Sumber : Hasil Analisa Tahun 2009

Drainase dan Pengendalian Banjir Rencana pengendalian drainase di Kecamatan Matraman adalah sebagai berikut : Melaksanakan normalisasi sepanjang aliran sungai dan mengamankan sungai dari kegiatan yang dapat menggangu fungsinya (Pengamanan terhadap bangunan liar dan pembuangan sampah)

Air limbah
Rencana sistem pembuangan air limbah di Kecamatan Matraman tahun 2030 adalah dengan sistem on-site. Diperkirakan tahun 2030 akan dihasilkan air limbah sebesar 28.479,92 ltr/hari yang berasal dari air limbah perumahan, perdagangan/jasa, dan industri.
III-167

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Tabel 5.48 Proyeksi Timbulan Air Kotor


No 1. 2. 3. 4. 5. 6. Kelurahan Kebon Manggis Palmeriam Pisangan Baru Kayu Manis Utan Kayu Utara Utan Kayu Selatan Jumlah Penduduk 22.275 19.086 44.283 35.748 41.428 40.608 203.429 Timbulan Air Limbah 3.118,56 2.672,02 6.199,50 5.004,77 5.799,98 5.685,08 28.479,92 Timbulan Air Kotor Liter/Hari m3/Hari 1.537 1,54 1.317 1,32 3.055 3,06 2.467 2,47 2.859 2,86 2.802 2,80 14.037 14,04

B.5.40 Rencana Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Kecamatan Matraman


Rencana pengembangan fasilitas umum dan sosial di kecamatan Matraman, meliputi rencana pengembangan fasilitas pendidikan, rencana pengembangan fasilitas kesehatan, rencana pengembangan fasilitas peribadatan, rencana pengembangan fasilitas olahraga dan rekreasi. Pendidikan Rencana pengembangan fasilitas pendidikan di Kecamatan Matraman lebih di utamakan untuk fasilitas pendidikan yang masih kurang dan diperlukan lagi penambahan lahan dan bangunan fasilitas pendidikan. Rencana pengembangan fasilitas pendidikan di Kecamatan Matraman akan lebih diarahkan untuk tingkat TK, SD, SLTP dan SLTA yang berdasarkan analisis proyeksi fasilitas pendidikan tersebut jumlahnya masih kurang dan masih diperlukan penambahan fasilitas pendidikan. Pengembangan yang dilakukan jika terjadi keterbatasan terhadap jumlah luas lahan yang ada di Kecamatan Matraman, maka Keterbatasan lahan dapat dipenuhi dengan memanfaatkan fasilitas yang sudah ada dengan memperluas sekolah yang ada baik secara vertikal maupun horisontal, maupun perbaikan mutu dan fisik fasiltas pendidikan tersebut.

Sumber : Hasil Analisa Tahun 2009

Listrik
Rencana pengembangan jaringan listrik dengan indikasi-indikasi pengembangan tersebut merupakan suatu terapan pada kesesuaian pembangunan pada setiap kawasan yang membutuhkan pemerataan pelayanan, dengan tujuan agar sistem jaringan listrik pada Kecamatan Matraman dapat berfungsi dengan baik serta memperindah lingkungan sekitar. Adapun rencana pengembangan adalah, sebagai berikut : Memperbaiki jaringan listrik yang telah ada Meningkatkan daya transmisi yang sudah ada Mencegah kebocoran atau kebakaran listrik dengan mendistribusikan kabel-kabel PLN dengan kabel isolasi Menempatkan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan sektor lain serta mempertimbangkan segi estetika lingkungan. jaringan listrik sesuai dengan jaringan jalan. Mengamankan jaringan listrik pada kawasan perumahan padat.

Kesehatan Rencana pengembangan fasilitas kesehatan di Kecamatan Matraman berdasarkan hasil analisis proyeksi fasilitas kesehatan yang masih kurang memadai jumlahnya, maka dengan demikian rencana pengembangan fasilitas kesehatan di Kecamatan Matraman lebih di utamakan untuk fasilitas kesehatan yang masih kurang dan diperlukan lagi penambahan lahan dan bangunan fasilas kesehatan. Peribadatan Rencana pengembangan fasilitas peribadatan di Kecamatan Matraman lebih di utamakan untuk fasilitas peribadatan yang masih kurang dan diperlukan lagi penambahan lahan dan bangunan serta perbaikan fasilitas peribadatan. Rencana pengembangan fasilitas peribadatan di Kecamatan Matraman akan lebih diarahkan untuk fasilitas peribadatan selain agama islam yang berdasarkan analisis proyeksi fasilitas peribadatan tersebut jumlahnya masih kurang dan masih diperlukan penambahan yang disesuaikan dengan jumlah penganut agama yang bersangkutan.

Telekomunikasi
Rencana jaringan telekomunikasi di Kecamatan Matraman adalah sebagai berikut : Pengembangan sistem pelayanan telekomunikasi melalui penerapan teknologi Pembangunan jaringan telekomunikasi baru pada kawasan pemukiman padat, telekomunikasi yang memadai. dengan tujuan untuk memfasilitasi masyarakat dalam melakukan aktifitas bersosial.

Menciptakan jaringan telekomunikasi yang aman dan menjaga struktur

lingkungan kota di Kecamatan Matraman.

III-168

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Olah Raga dan Rekreasi Rencana Kebutuhan fasilitas olah raga yang ada di Kecamatan Matraman sebagian besar telah cukup terpenuhi jumlahnya dan mayoritas kondisinya masih cukup baik hanya saja kebutuhan fasilitas seperti tempat bermain dan lapangan serba guna masih kurang jumlahnya dan masih diperlukan penambahan fasilitas.

perkembangan dan daya tampung penduduk serta kebutuhan fasilitas dan prasarana dengan mempertimbangkan kebijaksanaan yang ada. Rencana pengembangan kawasan perdagangan di Kecamatan Matraman dilakukan pada kegiatan perbaikan dan peningkatan fungsi yang ada saat ini, dengan melihat skala pelayanan pusat-pusat kegiatan utama maupun pusat kegiatan penunjang di masa mendatang. Rencana pengembangan Kawasan Pasar Burung Pramuka, diarahkan sebagai pusat kegiatan penunjang dengan melakukan peningkatan, perbaikan, dan penataan lingkungan sehingga di masa mendatang dapat melayani cakupan pelayanan yang lebih luas. Rencana pengembangan kawasan perdagangan dan jasa perkantoran diarahkan pada kawasan sepanjang Jalan Matraman Raya dan Jalan Pramuka dengan meningkatkan, perbaikan dan penataan lingkungan serta diharapkan dapat menjadi lokasi transit dalam jalur perjalanan masyarakat yang melintasi Kecamatan Matraman. Kawasan Pelayanan Sosial

B.5.41 Rencana Pola Ruang Kecamatan Matraman


Rencana pola ruang di Kecamatan Matraman sebagian besar diarahkan untuk dapat menampung berbagai macam aktifitas yang dilakukan oleh masyarakat, baik kegiatan permukiman, kegiatan komersial/perkantoran, maupun kegiatan industri skala ringan, yang juga dilengkapi oleh fasilitas pendukung kegiatan. Kawasan Pemukiman Kawasan permukiman perkotaan harus memperhitungkan kecenderungan perkembangan pembangunan permukiman perkotaan baru, memperhitungkan perkembangan dan daya tampung penduduk serta kebutuhan fasilitas dan prasarana dengan mempertimbangkan kebijaksanaan yang ada. Rencana pengembangan kawasan permukiman padat penduduk yang memiliki fungsi wisma kecil dan wisma sedang diarahkan untuk dilakukan kegiatan perbaikan dan penataan lingkungan dengan melakukan pembangunan secara vertikal, yaitu dengan membangun wisma susun, maupun wisma flat di masa mendatang. Rencana pengembangan kawasan permukiman wisma sedang, yang memiliki tingkat kepadatan sedang diarahkan pada perbaikan dan penataan lingkungan permukiman, diantaranya pada kelurahan Kebon manggis, kelurahan Palmeriam, kelurahan kayu manis, kelurahan Utan Kayu utara, kelurahan Utan kayu selatan, dan kelurahan Pisangan baru. Rencana pengembangan kawasan permukiman wisma besar dilakukan dengan

Kawasan pelayanan sosial yang merupakan pendukung aktifitas kawasan meliputi fasilitas pendidikan, fasilitas peribadatan, fasilitas kesehatan, dan fasilitas olahraga/rekreasi harus memperhitungkan kecenderungan perkembangan pembangunan permukiman perkotaan baru, memperhitungkan perkembangan dan daya tampung penduduk serta kebutuhan fasilitas dan prasarana dengan mempertimbangkan kebijaksanaan yang ada. Rencana pengembangan pelayanan fasilitas pendidikan diarahkan pada upaya

pemeliharaan, perbaikan dan penataan lingkungan, terutama di kawasan kampus Universitas Islam Jakarta, serta fasilitas pendidikan yang ada saat ini. Selain itu juga melakukan pembangunan fasilitas baru untuk menunjang kebutuhan fasilitas pendidikan dalam melayani skala lingkup lokal, berupa TK, SD, SLTP, SLTA, dan akademi, di Kelurahan Kebon Manggis, Kelurahan Palmeriam, Kelurahan Kayu Manis, Kelurahan Utan Kayu Utara, Kelurahan Utan Kayu Selatan, dan Kelurahan Pisangan Baru, dengan memperhatikan ketersediaan lahan di masa mendatang. Rencana pengembangan perbaikan, pelayanan dan fasilitas kesehatan diarahkan itu pada upaya

mempertahankan dan memperbaiki lingkungan yang telah terbentuk saat ini, agar tidak terjadi perubahan fungsi di masa mendatang, maupun tidak terjadi penurunan kualitas lingkungan yang ada, terutama permukiman di kawasan Jalan Galur, dan permukiman di kawasan Jalan Kesatrian. Kawasan Perdagangan dan Jasa Kawasan perdagangan dan jasa perkotaan harus memperhitungkan kecenderungan perkembangan pembangunan permukiman perkotaan baru, memperhitungkan

pemeliharaan,

penataan

lingkungan,

selain

juga

melakukan

pembangunan fasilitas baru untuk menunjang kebutuhan fasilitas kesehatan dalam melayani
III-169

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

skala lingkup lokal, berupa puskesmas, balai kesehatan, apotik, dan fasilitas lainnya di Kelurahan Kelurahan Kebon Manggis, Kelurahan Palmeriam, Kelurahan Kayu Manis, Kelurahan Utan Kayu Utara, Kelurahan Utan Kayu Selatan, dan Kelurahan Pisangan Baru, dengan memperhatikan ketersediaan lahan di masa mendatang. Rencana pengembangan pelayanan fasilitas peribadatan diarahkan pada upaya

untuk sungai di kawasan permukiman berupa sempadan sungai yang diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi antara 10 15 meter. Rencana pengembangan kawasan sempadan sungai di Kecamatan Matraman berada pada kawasan Kali Ciliwung, yang perlu dijaga kelestariannya dan dilakukan pelarangan pembangunan permukiman di sekitarnya.

B.5.42 Rencana Intensitas Pemanfaatan Ruang Kecamatan Matraman


Komponen intensitas ruang meliputi angka dan presentase dari KLB, KDB, KB. Tingkatan besaran ruang atau luas seluruh lantai bangunan yang diperkenankan untuk di bangun dalam perpetakan atau persil atau daerah perencanaan (DP) yang telah ditetapkan batas-batasnya berdasarkan fungsi tertentu rencana tata ruang yang terdiri dari tingkatan nilai KLB, sebagai berikut : 1. Nilai KLB rata-rata 1,0 merupakan nilai KLB antara angka 0,4 sampai dengan 1,6 2. Nilai KLB rata-rata 2,0 merupakan nilai KLB antara angka lebih besar dari 1,6 sampai dengan 2,4 3. Nilai KLB rata-rata 3,0 merupakan nilai KLB antara angka lebih besar dari 2,4 sampai dengan 3,5 4. Nilai KLB rata-rata 4,0 Nilai KLB 1,0 sampai dengan 4,0 diarahkan pada kawasan-kawasan permukiman, kawasan bangunan umum, bangunan umum KDB rendah, kawasan campuran serta kawasan industri/pergudangan di Kecamatan Matraman.

pemeliharaan, perbaikan, dan penataan lingkungan, terutama di sekitar kawasan permukiman di Kelurahan Kebon Manggis, Kelurahan Palmeriam, Kelurahan Kayu Manis, Kelurahan Utan Kayu Utara, Kelurahan Utan Kayu Selatan, dan Kelurahan Pisangan Baru, pada masa mendatang dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat (umat beragama) di lingkungan yang ada. Rencana pengembangan pelayanan fasilitas olahraga dan fasilitas umum lainnya diarahkan pada upaya pemeliharaan, perbaikan, dan penataan lingkungan pada kawasan olahraga, dilakukan pula pembangunan dan penataan dengan fungsi campuran di masa mendatang, untuk fasilitas olahraga di lingkungan permukiman diupayakan dilakukan pembangunan dan penataan agar dapat menunjang kegiatan di lingkungan permukiman, diantaranya Di Kelurahan Kelurahan Kebon Manggis, Kelurahan Palmeriam, Kelurahan Kayu Manis, Kelurahan Utan Kayu Utara, Kelurahan Utan Kayu Selatan, dan Kelurahan Pisangan Baru, pada masa mendatang. Rencana pengembangan pelayanan fasilitas umum lainnya diarahkan pada upaya pemeliharaan dan peningkatan fasilitas yang ada di masa mendatang dengan memperhatikan ketersediaan lahan di Kelurahan Kebon Manggis, Kelurahan Palmeriam, Kelurahan Kayu Manis, Kelurahan Utan Kayu Utara, Kelurahan Utan Kayu Selatan, dan Kelurahan Pisangan Baru. Kawasan Lindung Kawasan lindung dapat dibudidayakan oleh masyarakat untuk kegiatan budidaya pertanian rakyat, papan penyuluhan dan peringatan serta rambu rambu pekerjaan, pemasangan rentangan kabel listrik, kabel telepon dan pipa air minum, penyelenggaraan kegiatan yang bersifat sosial, olahraga, pariwisata dan kemasyarakatan yang tidak menimbulkan dampak merugikan bagi kelestarian dan keamanan fungsi serta fisik sungai dan danau. Kawasan sempadan sungai ditentukan sekurang-kurangnya 100 meter di kiri kanan sungai besar dan 50 meter di kiri kanan anak sungai yang berada di luar permukiman. Sedangkan

B.5.43 Tujuan, Kebijakan dan Strategi RTRW Kecamatan Ciracas B.5.43.1 Tujuan
Rencana rinci tata ruang Kecamatan Kecamatan Ciracas merupakan wujud pemanfaatan ruang yang menggambarkan susunan lokasi pusat perdagangan jasa dan ikatan fungsi antar sub-sub pusat kegiatan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Sesuai dengan hasil identifikasi serta kecenderungan struktur tata ruang masa depan yang akan terbentuk maka tujuan rencana rinci tata ruang Kecamatan Ciracas yaitu : 1. 2. 3. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan Terwujudnya Terwujudnya keterpaduan, keterikatan dan keseimbangan antar wilayah budi daya. kecamatan serta keserasian antar sektor. rencana tata ruang mempertimbangkan aspek optimalisasi pemanfaatan ruang yang ada, serta memperhatikan kemungkinan-kemungkinan pemanfaatan ruang bawah tanah pada bagian-bagian tertentu di wilayah Kecamatan Ciracas.
III-170

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

4.

Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk : Mewujudkan kehidupan masyarakat Kecamatan Ciracas yang sejahtera lahir dan batin

kumuh -

Penerapan

penggunaan

campuran

dalam

rangka

mengintesifkan

penggunaan lahan dan bangunan, baik secara vertikal maupun horisontal Program perbaikan lingkungan dan permajaan lingkungan pada kawasan Pembangunan rumah susun sederhana untuk memenuhi kebutuhan

Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam Meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya buatan secara berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas

berdaya-guna, 5. 6.

perumahan

sumberdaya manusia Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan Tersusunnya arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan Tersusunnya arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan merupakan dasar dampak negatif terhadap lingkungan

2). Sektor Perdagangan dan Jasa


-

Pengembangan sistem ribbon sedikit dibatasi, kecuali pada sisi sisi jalan

yang mengalami peningkatan fungsi dan kualitas dengan memperhatikan kelancaran arus lalu lintas dengan pemenuhan penyediaan tempat parkir Pengembangan pada sentra sentra lokal diprioritaskan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas Program perbaikan lingkungan dan peremajaan lingkungan pada wilayah yang cukup padat serta pembangunan baru pada lahan yang relatif kosong

masyarakat. dalam mengeluarkan perijinan lokasi pembangunan.

3). Sektor Industri


Membatasi kegiatan industri dengan hanya memperbolehkan pada kegiatan industri rumahan dan merelokasi kegiatan industri yang tidak sesuai dengan kegiatan industri tersebut

B.5.43.2 Kebijakan
A. Kawasan Budidaya Kawasan budidaya merupakan kawasan yang dikembangkan secara intensif dengan pusat pengembangan yang ada di Kecamatan Ciracas, secara umum pengembangan tersebut berorientasi pada optimalisasi sumber daya dan tetap mempertahankan kelestarian lingkungan guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Strategi rencana kawasan budidaya berdasarkan ciri kegiatan perkotaan adalah Kawasan perkotaan merupakan kawasan yang mempunyai arahan kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Karena keterbatasan daya dukung lahan maka pada kawasan perkotaan diupayakan adanya intensifikasi lahan pada lahan dengan kepadatan penduduk atau kegiatan tinggi, dilakukan ekstensifikasi pada kawasan cadangan pengembangan kawasan perkotaan. Pengembangan tersebut diupayakan semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang ada. Namun perlu dijaga agar pengembangan kawasan perkotaan tidak meluas dan mengganggu kawasan dengan fungsi lindung. Pengembangan di kawasan perkotaan terutama di pusat kota tetap memperthatikan agar kekompakan penggunaan lahan terjaga dan tidak menjadi homogen. Kebijakan kawasan budidaya dibagi menjadi beberapa sektor, diantaranya yaitu :

4). Sektor Transportasi


Peningkatan dan pembangunan jalan arteri dan kolektor arah timur Pengembangan jaringan jalan kolektor pada setiap kelurahan dengan barat ataupun utara selatan memperhatikan kualitas dan kapasitas

5). Sektor Fasilitas Umum


Pengembangan dan peningkatan fasilitas umum, baik kuantitas maupun Guna mengatasi keterbatasan lahan, masih dimungkinkan untuk kualitas pengembangan secara vertikal dan penggabungan kegiatan lainnya yang sejenis dalam satu bangunan

6). Sektor Drainase dan Pengendalian Banjir


Melaksanakan normalisasi sungai dan saluran drainase serta mengamankan tepian sungai dari kegiatan yang dapat menganggu fungsi sungai (pengamanan terhadap bangunan liar dan pembuangan sampah) Melaksanakan pembangunan/peremajaan drainase makro dan mikro ke
III-171

1). Sektor Perumahan

dalam sistem pengendalian banjir makro

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

7). Sektor Air Minum dan Sumber Air Bersih


Menambah/memperluas jaringan air bersih dan meningkatkan kualitas Penganjuran pengurangan air tanah guna mengatasi penurunan muka air jaringan pipa pipa induk dan distribusi tanah dan intruisi air laut
-

Merealisasikan pembangunan jalan lingkungan di dalam lingkungan yang telah

berkembang guna menyediakan ruang perumahan kota yang dapat menampung perkembangan penduduk.

B.5.44 Rencana Pengelolaan Kependudukan Kecamatan Ciracas


Persebaran penduduk di Kecamatan Ciracas direncanakan mengarah ke wilayah utara, timur, dan selatan kecamatan. Pada ketiga wilayah tersebut akan direncanakan pembangunan kawasan perumahan berupa kawasan perumahan dengan kepadata bangunan rendah hingga tinggi serta kawasan perumahan susun. Diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan penyediaan rumah tersebut beserta fasilitas pendukungnya sehingga kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi. Selain penyediaan rumah dan fasilitasnya, kawasan yang dijadikan kawasan persebaran penduduk memerlukan perbaikan utilitas, sarana, dan prasarana yang baik. Kecamatan Ciracas diharapkan dapat menampung penduduk sebanyak 230.393 jiwa. Wilayah timur dan utara Kecamatan Ciracas diarahkan dapat menampung penduduk dalam jumlah yang lebih besar dari pada wilayah selatan. Wilayah selatan Kecamatan Ciracas yaitu beberapa bagian Kelurahan Kelapa Dua Wetan dan Kelurahan Cibubur diarahkan untuk menampung penduduk dengan kepadatan rendah. Pembangunan rumah di wilayah ini dibatasi, hanya bangunan rumah yang pada eksisting 2008 telah bersifat mantap dan kawasan perumahan dengan kepadatan rendah yang diperbolehkan berada di kedua kecamatan tersebut.

Penambahan hydrant umum

B. Kawasan Strategis Pengembangan kawasan diprioritaskan karena keberadaannya dapat mendukung pengembangan sekktor strategis di atasnya dengan berdasar atas pertimbanganpertimbangan. Pengembangan kawasan tersebut mempunyai dampak regional maupun nasional karena memiliki kontribusi tinggi. Pengembangan sektor sosial ekonomi di atasnya membutuhkan lahan dalam skala besar. Sektor yang akan dikembangkan mempunyai prioritas tinggi dalam lingkup regional dan nasional. Kawasan memliki prospek ekonomi yang cerah untuk menarik investasi dan memacu pengembangan wilayah sekitar. Pengembangan secara intensif potensi sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan. Pengembangan prasarana perhubungan yang lebih dapat diandalkan. Peningkatan hubungan sosial ekonomi dengan pusat kegiatan terdekat C. Penanganan Lingkungan Strategi penanganan kawasan ini dititik beratkan pada pemeliharaan lingkungan guna mempertahankan ekosistem setempat dan kelestarian lingkungan alam. Hal ini termasuk juga pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan tentang adanya penetapan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).

B.5.45 Rencana Struktur Ruang Kecamatan Ciracas


Pada Kecamatan Ciracas direncanakan terdapat sembilan pusat kegiatan yang yang dapat mendukung perkembangan kecamatan karena tarikan dan bangkitan yang ditimbulkan. Berikut merupakan lokasi pusat-pusat kegiatan yang ada di Kecamatan Ciracas berdasarkan skala pelayanannya : 1. Pusat Kegiatan Skala Pelayanan Sub Tersier I Komplek Pasar Ciracas dengan kegiatan pelayanan perdagangan Komplek Pasar Cibubur dengan kegiatan pelayanan perdagangan Kantor Kecamatan Ciracas dengan kegiatan pelayanan perdagangan Komplek Ruko Cibubur dan Ramayana Departement Store dengan kegiatan pelayanan perdagangan Kantor Kelurahan Ciracas dengan kegiatan pelayanan pemerintahan Kantor Kelurahan Cibubur dengan kegiatan pelayanan pemerintahan
III-172

B.5.43.3 Strategi
Strategi rencana rinci tata ruang Kecamatan Ciracas adalah : Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH berkembang. dengan membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya. khususnya di bantaran sungai, pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan permukiman kumuh. Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu meningkatkankapasitas perdagangan dan jasa .

2. Pusat Kegiatan Skala Pelayanan Sub Tersier II

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Kantor Kelurahan Susukan dengan kegiatan pelayanan pemerintahan Kantor Kelurahan Kelapa Dua Wetan dengan kegiatan pelayanan pemerintahan Kantor Kelurahan Rambutan dengan kegiatan pelayanan pemerintahan

Pelebaran Jl. Taruna Jaya

Selain peningkatan lebar jalan, untuk meningkatkan kinerja jalan di Kecamatan Ciracas diperlukan pula beberapa program pendukung seperti : 1. Perbaikan ruas-ruas jalan yang rusak 2. Peningkatan kualitas jalan dan jembatan akses ke jalan-jalan utama 3. Pembangunan fasilitas, sarana, dan prasarana transportasi yang terpadu dengan sistem angkutan umum 4. Pengembangan angkutan transportasi massa

Pusat-pusat kegiatan tersebut beserta pola jalan yang ada akan membentuk struktur ruang Kecamatan Ciracas. Meskipun tidak terdapat perubahan rencana struktur ruang dengan kondisi eksisting 2007, namun berdasarkan hasil analisis, tetap diperlukan rencana pembatasan pertumbuhan beberapa pusat kegiatan. Pusat-pusat kegiatan yang ada di Kecamatan Ciracas dirasa telah cukup dapat melayani seluruh kawasan Kecamatan Ciracas sehingga tidak perlu ditambah pusat baru. Pusat-pusat kegiatan yang ada saat ini hanya perlu dipertahankan, diperbaiki fasilitas pendukungnya, serta dibatasi pertumbuhannya sehingga tidak menimbulkan permasalahan.

B.5.47 Rencana Pengembangan Utilitas Kecamatan Cirasas


Pengembangan jejaring utilitas umum memperhatikan hal-hal berikut : Jejaring yang sudah ada Peningkatan kebutuhan akibat pertambahan penduduk dan kegiatan -

B.5.46 Rencana Transportasi Kecamatan Ciracas


Seluruh wilayah Kecamatan Ciracas direncanakan akan terlayani jaringan jalan, hal ini dilakukan supaya seluruh masyarakat dapat melakukan perpindahan keluar atau masuk wilayah kecamatan dengan mudah. Kondisi eksisting 2008 jaringan jalan di Kecamatan Ciracas cukup dapat melayani seluruh masyarakat Kecamatan Ciracas, namun diperlukan beberapa penambahan ruas jalan dan pelebaran jalan sehingga diharapkan dapat mengatasi permasalahan lalu lintas.

Dengan demikian, pengembangan jejaring utilitas umum adalah dengan : Memanfaatkan jejaring utilitas yang telah ada Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat Memperhatikan estetika lingkungan dan keamanan

Berikut ini adalah rencana pengembangan jaringan utilitas di Kecamatan Ciracas yang meliputi Rencana pembangunan jaringan jalan mencakup sistem jaringan jalan. Sistem jaringan jalan di wilayah Kecamatan Ciracas sampai dengan tahun 2030 direncanakan sebagai berikut : A. Jalan Arteri persampahan, drainase, listrik, telekomunikasi, gas, air bersih, air limbah, telekomunikasi dan air limbah. Air Bersih Kebutuhan air bersih di Kecamatan Ciracas pada tahun 2030 berjumlah 606,66 liter per detik. Jumlah tersebut terdiri dari 466,66 liter per detik merupakan kebutuhan domestik dan 140 liter per detik merupakan kebutuhan non domestik. Selain peningkatan jumlah persediaan air bersih oleh PDAM, pada Kecamatan Ciracas perlu dilakukan pengembangan jaringan air bersih serta pengidentifikasian dan pembangunan potensi air bersih dari sumursumur artesis. Drainse Direncanakan terdapat empat jenis jaringan drainase di Kecamatan Ciracas yaitu jaringan drainase primer yang berupa sungai, jaringan drainase sekunder yang berada di sepanjang
III-173

Pelebaran Jl. Raya Bogor Pelebaran Jl. Raya Centex Pelebaran Jl. Raya Ciracas Pelebaran Jl. Raya PKP Pelebaran Jl. Lapangan Tembak

B. Jalan Kolektor Pelebaran Jl. Tanah Merdeka Pelebaran Jl. Raya Poncol Pelebaran Jl. Pengenten Alil Pelebaran Jl. Kelapa Dua Wetan

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

jalan arteri, jaringan drainase tersier yang berlokasi di sepanjang jalan kolektor, serta jaringan drainase lokal. Pola pengembangan utilitas drainase direncanakan melalui : 1. 2. 3. 4. Limbah Timbulan limbah air kotor di Kecamatan Ciracas setiap harinya adalah sebanyak 0,24 liter/detik dengan asumsi bahwa jumlah air kotor per orang per hari adalah 0,069 liter. Dengan mengetahui jumlah timbulan air kotor per hari di Kecamatan Ciracas, maka diperlukan penanganan supaya limbah tersebut dapat diangkut dan ditampung pada tempat yang telah disediakan, serta dapat diolah sehingga limbah tersebut tidak menimbulkan pencemaran. Pada kawasan perumahan baru dan kawasan perumahan susun diarahkan pengelolaan limbah secara komunal. Persampahan Rencana pengembangan sistem persampahan di Kecamatan Ciracas adalah : 1. Pengembangan penggunaan teknologi pengolahan sampah di antaranya penggunaan incinerator yang ditempatkan pada kawasan perumahan padat di sisi bantaran sungai yang belum sepenuhnya terlayani 2. Pengadaan lokasi penampungan sementara pada setiap kelurahan Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah, dengan Pengerukan dan pelebaran saluran air dilakukan secara rutin agar dapat Pembuatan saluran baru pada setiap pembuatan jalan baru baik kolektor maupun Peningkatan/penataan saluran tersier pada kawasan padat penduduk Pembukaan perkerasan yang menutupi jaringan drainase yang ada memecahkan permasalahan banjir dan genangan di wilayah Kecamatan Ciracas lingkungan

5. 6. 7.

Menempatkan jaringan listrik sesuai dengan jaringan jalan dan untuk keamanan Menambah jaringan listrik hingga dapat melayani wilayah yang pada kondisi Memenuhi kebutuhan listrik pada kawasan rumah susun.

pembangunan jalan baru sebaiknya ditempatkan di bawah tanah eksisting 2008 belum terlayani listrik

Telekomunikasi 1. Menyiapkan rencana jaringan telepon yang diselaraskan dengan jaringan jalan Menyiapkan penyebaran telepon umum yang diselaraskan dengan lokasi fasilitas Menggunakan kabel bawah tanah sehingga tidak ada pemakaian ruang.

Rencana pengembangan jaringan telepon di Kecamatan Ciracas adalah sebagai berikut : 2. umum 3.

B.5.48 Rencana Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Kecamatan Ciracas


Rencana Pengembangan fasilitas umum dan sosial di Kecamatan Ciracas terdiri dari empat jenis fasilitas, yaitu Fasilitas Pendidikan, Fasilitas Kesehatan, Fasilitas Peribadatan, Fasilitas Olah Raga, Fasilitas Pengendali Bencana. Pendidikan

Hingga tahun 2030 Kecamatan Ciracas membutuhkan 290 unit fasilitas pendidikan dengan skala kelurahan yang terdiri dari TK, SD, dan SLTP. Untuk memenuhi kebutuhantersebut maka diperlukan penambahan 158 unit fasilitas pendidikan yang terdiri dari 133 unit TK dan 25 unit SD. Selain fasilitas pendidikan dengan skala kelurahan pada Kecamatan Ciracas terdapat pula fasilitas pendidikan dengan skala kecamatan. Total kebutuhan fasilitas pendidikan dengan skala pelayanan kecamatan di Kecamatan Ciracas sampai tahun 2030 adalah sebanyak 8 unit SLTA, namun untuk memenuhi kebutuhan tersebut tidak diperlukan penambahan unit fasilitas pendidikan karena jumlah fasilitas yang ada pada kondisi eksisting telah melebihi jumlah kebutuhan hingga tahun 2030.

3.

penerapan konsep 3R (reused, reduced, dan recycling) Listrik

Arahan pengembangan jaringan listrik adalah : 1. 2. 3. 4. Memperbaiki jaringan listrik yang ada Meningkatkan daya transmisi yang sudah ada Mencegah kebocoran atau kebakaran listrik dengan mendistribusikan kabel-kabel Menempatkan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan sektor lain, serta Kesehatan Hingga tahun 2030 Kecamatan Ciracas membutuhkan 85 unit fasilitas kesehatan dengan skala kelurahan yang terdiri dari balai pengobatan dan puskesmas kelurahan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan 78 unit fasilitas kesehatan berupa balai

PLN dengan kabel isolasi mempertimbangkan segi estetika lingkungan

III-174

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

pengobatan. Selain fasilitas kesehatan dengan skala kelurahan pada Kecamatan Ciracas, terdapat pula fasilitas kesehatan dengan skala kecamatan. Peribadatan Rencana pengembangan fasilitas peribadatan di Kecamatan Ciracas, berdasarkan analisa yaitu lebih di utamakan untuk fasilitas peribadatan yang masih kurang serta perbaikan fasilitas peribadatan. Fasilitas yang perlu penambahan yaitu berupa mesjid kelurahan, mesjid kecamatan, tempat ibadah lainnya untuk 60.000 jiwa penduduk dan tempat ibadah lainnya untuk 200.000 jiwa penduduk. Olah Raga Kebutuhan akan fasilitas olah raga yang ada di Kecamatan Ciracas saat ini sebagian besar telah cukup terpenuhi jumlahnya dan mayoritas kondisinya masih cukup baik hanya saja kebutuhan fasilitas seperti tempat bermain, taman dan lapangan serba guna masih kurang jumlahnya dan masih diperlukan penambahan fasilitas. Pengendali Bencana Sistem pengendali bencana di Kecamatan Ciracas direncanakan dengan beberapa sistem pengendali bencana yang meliputi banjir dan kebakaran, yaitu sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. Perbaikan daerah sempadan sungai melalui penghijauan. Peningkatan kapasitas danau dan sungai. Perbaikan saluran air yang tertutup perkerasan serta membuat saluran air baru Sebaran distribusi sarana dan prasana kebakaran pada setiap kelurahan. Perbaikan lingkungan berupa pelebaran jalan lingkungan sehingga

hektar atau sebesar 45,46 % luas lahan Kecamatan Ciracas. Kawasan perumahan yang akan dikembangkan di Kecamatan Ciracas adalah :

Perumahan kepadatan tinggi dengan pemanfaatan lahan sebesar 400,5 hektar. Perumahan kebapadatan sedang dengan pemanfaatan lahan sebesar 97,3 hektar. Perumahan kepadatan rendah dengan pemanfaatan lahan sebesar 229,9 hektar. Perumahan susun dengan pemanfaatan lahan sebesar 3,2 hektar.
Konsep pengembangannya adalah melalui pembangunan perumahan baru dan penataan perumahan lama. Pembangunan baru yang dimaksud adalah pembangunan perumahan baru dengan intensitas dan kepadatan rendah, sedangkan penataan perumahan lama yang dimaksud adalah pelakukan perbaikan lingkungan sehingga tidak terdapat lagi perumahan yang memiliki jalan yang tidak jelas polanya dan sempit, serta tidak terdapat lagi perumahan padat. Di Kecamatan Ciracas tidak diperbolehkan terdapat perumahan padat ataupun kumuh. Perumahan yang berlokasi di kawasan-kawasan konservasi seperti sempadan sungai atau sekitar SUTT harus dipindahkan. Pada kawasan perumahan ini terdapat beberapa kawasan perdagangan yang menjadi fasilitas pendukung untuk melayani penduduk. Kawasan perdagangan tersebut dipusatkan pada beberapa lokasi seperti di Jl. Lapangan Tembak yaitu untuk melayani masyarakat di Kelurahan Cibubur dan Kelapa Dua Wetan, serta di Jl. Ciracas Raya yaitu untuk melayani masyarakat di Kelurahan Ciracas, Kelurahan Susukan, dan Kelurahan Rambutan. Perdagangan tersebut dibatasi pertumbuhannya, karena hanya ditujukan untuk melayani masyarakat lokal. Dengan demikian diharapkan tidak muncul perdagangan yang berbentuk ribbon. b. Perdagangan dan Perkantoran Luas lahan Kecamatan Ciracas yang direncanakan sebagai kawasan perdagangan adalah seluas 199 hektar. Kawasan perdagangan yang dikembangkan merupakan perdagangan dengan skala pelayanan tingkat kecamatan, yaitu diprioritaskan hanya untuk melayani masyarakat Kecamatan Ciracas. Kawasan perdagangan akan dikembangkan dengan pola ribbon di sepanjang Jl. Raya Bogor Kelurahan Susukan dan Kelurahan Ciracas. Bentuk perdagangan yang akan dikembangkan adalah kawasan perdagangan formal yang disertai

pada lokasi-lokasi yang belum memiliki saluran air.

mempermudah evakuasi ketika terjadi kebakaran.

B.5.49 Rencana Pola Ruang Kecamatan Ciracas


Pemanfaatan pola ruang Kecamatan Ciracas terbagi menjadi beberapa pemanfaatan lahan, yaitu Pemanfaatan lahan Kawasan Perumahan, Pemanfaatan Lahan Perdagangan dan Perkantoran, Pemanfaatan Lahan Pelayanan Umum dan Sosial, Pemanfaatan Lahan Pruang Terbuka Hijau.

a. Perumahan Kawasan perumahan yang akan dikembangkan di Kelurahan Cibubur dan Kelurahan Kelapa Dua Wetan, serta sebagian wilayah Kelurahan Rambutan, Kelurahan Susukan, dan Kelurahan Ciracas. Kawasan perumahan yang dikembangkan tersebut adalah seluas 730,99

dengan penyediaan tempat parkir serta fasilitas pejalan kaki yang memadai supaya munculnya kawasan ini tidak menimbulkan permasalahan lalu lintas. Bangunan dengan fungsi perdagangan pada kondisi eksisting 2007 yang telah bersifat formal tetap
III-175

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

dipertahankan dengan penataan dan pemeliharaan lingkungan yang lebih baik, sedangkan fungsi perdagangan informal perlu ditertibkan. Kawasan perkantoran yang dikembangkan di Kecamatan Ciracas adalah :

Intensitas pemanfaatan ruang yang direncanakan adalah dengan membagi Kecamatan Ciracas menjadi empat wilayah yaitu barat, timur, utara, dan selatan. untuk wilayah barat. Untuk kawasan yang direncanakan sebagai kawasan perdagangan direncanakan memiliki intensitas KDB 40 % dengan ketinggian bangunan maksimal 6 lantai. Untuk kawasan

Perkantoran swasta dengan pemanfaatan lahan sebesar 1,6 hektar. Perkantoran pemerintahan dengan pemanfaatan lahan sebesar 34,1 hektar. Perkantoran taman dengan pemanfaatan lahan sebesar 152,9 hektar.
Kawasan perkantoran tersebut diarahkan berlokasi di sepanjang Jalan Raya Bogor Kelurahan Rambutan. Lahan Kecamatan Ciracas yang direncanakan sebagai kawasan perkantoran adalah sebesar 35,79 hektar atau 2,15 % luas Kecamatan Ciracas. c. Pelayanan Umum dan Sosial Kawasan pelayanan umum dan sosial yang direncanakan di Kecamatan Ciracas berada di dalam kawasan perumahan yang tersebar di seluruh kelurahan yang ada di Kecamatan Ciracas. Kawasan pelayanan umum dan sosial sebagian besar dipertahankan keberadaannya karena sifatnya yang tidak mengganggu dan hanya menjadi fasilitas yang melayani kebutuhan masyarakat umum. Kawasan pelayanan umum dan sosial yang tidak dipertahankan adalah yang lokasinya pada kondisi eksisting tidak strategis atau berada di kawasan industri. Luas kawasan pelayanan umum dan sosial yang direncanakan adalah sebesar 75,85 hektar. d. Ruang Terbuka Hijau Ruang terbuka hijau yang akan dikembangkan adalah berbentuk penyempurna hijau umum tepi Sungai Cipinang, tepi Danau Kelapa Dua Wetan dan Danau Asli Cibubur, tepi Jalan Tol Jagorawi, tepi SUTT, serta penyempurna hijau makam yang tersebar di Kecamatan Ciracas. Ruang terbuka hijau yang ada saat ini harus dipertahankan dan tidak boleh diganti peruntukkannya, hal ini dilakukan untuk mendukung arahan kebijakan RTRW DKI Jakarta 2010 yang menyatakan bahwa Kecamatan Ciracas merupakan salah satu wilayah resapan DKI Jakarta. Selain mempertahankan ruang terbuka hijau yang telah ada, akan dilakukan pula penambahan ruang terbuka hijau di beberapa wilayah seperti di Kelurahan Cibubur, Kelurahan Ciracas, dan Kelurahan Kelapa Dua Wetan. Luas ruang terbuka hijau yang direncanakan di Kecamatan Ciracas adalah sebesar 253,43 hektar atau sebesar 16,01 % dari luas Kecamatan Ciracas.

perkantoran/perdagangan taman dan kawasan perumahan dengan kepadatan rendah direncanakan memiliki KDB 20 % dengan ketinggian bangunan maksimal 2 lantai, untuk kawasan perumahan susun direncanakan memiliki KDB 50 % dengan ketinggian bangunan 15 lantai. Sedangkan untuk wilayah lain yang diarahkan sebagai kawasan perumahan dengan kepadatan sedang dan tinggi direncanakan memiliki KDB 60% dengan ketinggian bangunan maksimal 2 lantai.

B.5.51 Tujuan, Kebijakan dan Strategi RTRW Kecamatan Kramat Jati B.5.51.1 Tujuan
Rencana rinci tata ruang Kecamatan Kecamatan Kramat Jati merupakan wujud pemanfaatan ruang yang menggambarkan susunan lokasi pusat perdagangan jasa dan ikatan fungsi antar sub-sub pusat kegiatan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Sesuai dengan hasil identifikasi serta kecenderungan struktur tata ruang masa depan yang akan terbentuk maka tujuan rencana rinci tata ruang Kecamatan Kramat Jati yaitu : a. b. c. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan Terwujudnya Terwujudnya keterpaduan, keterikatan dan keseimbangan antar wilayah budi daya. kecamatan serta keserasian antar sektor. rencana tata ruang mempertimbangkan aspek optimalisasi pemanfaatan ruang yang ada, serta memperhatikan kemungkinan-kemungkinan pemanfaatan ruang bawah tanah pada bagian-bagian tertentu di wilayah Kecamatan Kramat Jati. d. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk : Mewujudkan kehidupan masyarakat Kecamatan Kramat Jati yang sejahtera lahir dan batin

Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam Meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya buatan secara berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas

berdaya-guna,

sumberdaya manusia Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan
III-176

dampak negatif terhadap lingkungan

B.5.50 Rencana Intensitas Pemanfaatan Ruang Kecamatan Ciracas

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

e. f.

Tersusunnya arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan Tersusunnya arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan merupakan dasar

Pengembangan sistem ribbon sedikit dibatasi, kecuali pada sisi sisi jalan

masyarakat. dalam mengeluarkan perijinan lokasi pembangunan.

yang mengalami peningkatan fungsi dan kualitas dengan memperhatikan kelancaran arus lalu lintas dengan pemenuhan penyediaan tempat parkir Pengembangan pada sentra sentra lokal diprioritaskan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas

B.5.51.2 Kebijakan
A. Kawasan Budidaya Kawasan budidaya merupakan kawasan yang dikembangkan secara intensif dengan pusat pengembangan yang ada di Kecamatan Kramat Jati, secara umum pengembangan tersebut berorientasi pada optimalisasi sumber daya dan tetap mempertahankan kelestarian lingkungan guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Strategi rencana kawasan budidaya berdasarkan ciri kegiatan perkotaan adalah Kawasan perkotaan merupakan kawasan yang mempunyai arahan kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Karena keterbatasan daya dukung lahan maka pada kawasan perkotaan diupayakan adanya intensifikasi lahan pada lahan dengan kepadatan penduduk atau kegiatan tinggi, dilakukan ekstensifikasi pada kawasan cadangan pengembangan kawasan perkotaan. Pengembangan tersebut diupayakan semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang ada. Namun perlu dijaga agar pengembangan kawasan perkotaan tidak meluas dan mengganggu kawasan dengan fungsi lindung. Pengembangan di kawasan perkotaan terutama di pusat kota tetap memperthatikan agar kekompakan penggunaan lahan terjaga dan tidak menjadi homogen. Kebijakan kawasan budidaya dibagi menjadi beberapa sektor, diantaranya yaitu :

Program perbaikan lingkungan dan peremajaan lingkungan pada wilayah

yang cukup padat serta pembangunan baru pada lahan yang relatif kosong

3). Sektor Industri


Membatasi kegiatan industri dengan hanya memperbolehkan pada kegiatan industri rumahan dan merelokasi kegiatan industri yang tidak sesuai dengan kegiatan industri tersebut

4). Sektor Transportasi


Peningkatan dan pembangunan jalan arteri dan kolektor arah timur Pengembangan jaringan jalan kolektor pada setiap kelurahan dengan barat ataupun utara selatan memperhatikan kualitas dan kapasitas

5). Sektor Fasilitas Umum


Pengembangan dan peningkatan fasilitas umum, baik kuantitas maupun Guna mengatasi keterbatasan lahan, masih dimungkinkan untuk kualitas pengembangan secara vertikal dan penggabungan kegiatan lainnya yang sejenis dalam satu bangunan

6). Sektor Drainase dan Pengendalian Banjir


Melaksanakan normalisasi sungai dan saluran drainase serta mengamankan tepian sungai dari kegiatan yang dapat menganggu fungsi sungai (pengamanan terhadap bangunan liar dan pembuangan sampah) Melaksanakan pembangunan/peremajaan drainase makro dan mikro ke

1). Sektor Perumahan


kumuh Pembangunan rumah susun sederhana untuk memenuhi kebutuhan perumahan Penerapan penggunaan campuran dalam rangka mengintesifkan penggunaan lahan dan bangunan, baik secara vertikal maupun horisontal Program perbaikan lingkungan dan permajaan lingkungan pada kawasan

dalam sistem pengendalian banjir makro

7). Sektor Air Minum dan Sumber Air Bersih


Menambah/memperluas jaringan air bersih dan meningkatkan kualitas Penganjuran pengurangan air tanah guna mengatasi penurunan muka air Penambahan hydrant umum jaringan pipa pipa induk dan distribusi tanah dan intruisi air laut
-

2). Sektor Perdagangan dan Jasa


III-177

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

B. Kawasan Strategis Pengembangan kawasan diprioritaskan karena keberadaannya dapat mendukung pengembangan sekktor strategis di atasnya dengan berdasar atas pertimbanganpertimbangan. Pengembangan kawasan tersebut mempunyai dampak regional maupun nasional karena memiliki kontribusi tinggi. Pengembangan sektor sosial ekonomi di atasnya membutuhkan lahan dalam skala besar. Sektor yang akan dikembangkan mempunyai prioritas tinggi dalam lingkup regional dan nasional. Kawasan memliki prospek ekonomi yang cerah untuk menarik investasi dan memacu pengembangan wilayah sekitar. Pengembangan secara intensif potensi sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan. Pengembangan prasarana perhubungan yang lebih dapat diandalkan. Peningkatan hubungan sosial ekonomi dengan pusat kegiatan terdekat C. Penanganan Lingkungan Strategi penanganan kawasan ini dititik beratkan pada pemeliharaan lingkungan guna mempertahankan ekosistem setempat dan kelestarian lingkungan alam. Hal ini termasuk juga pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan tentang adanya penetapan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).

kepadatan lebih rendah dari wilayah lainnya diarahkan berada di sebelah selatan kecamatan ini. Hal ini dikarenakan wilayah selatan Kecamatan Kramat Jati telah direncanakan sebagai kawasan resapan air sehingga jumlah perumahan pun dibatasi. Penduduk dilarang bermukim di daerah sempadan sungai dan daerah SUTT, karena kawasan ini akan menjadi kawasan hijau. Pesebaran penduduk tersebut diarahkan berdasarkan pembangunan kawasan perumahan kepadatan rendah hingga tinggi serta kawasan perumahan susun. Masyarakat Kecamatan Kramat Jati diharapkan dapat memanfaatkan penyediaan rumah tersebut beserta fasilitas pendukungnya sehingga kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi. Kecamatan ini diharapkan dapat menampung penduduk sebanyak 228.607 jiwa penduduk, dengan kepadatan 171,37 jiwa per hektar.

B.5.53 Rencana Struktur Ruang Kecamatan Kramat Jati


Struktur ruang yang direncanakan di Kecamatan Kramat Jati tidak berubah dari kondisi eksisting dan arahan RTRW DKI Jakarta. Hal ini dikarenakan pusat-pusat kegiatan yang menjadi struktur ruang eksisting berlokasi di kawasan yang mudah dijangkau seluruh masyarakat, khususnya masyarakat Kecamatan Kramat Jati. Berikut merupakan rencana pusat-pusat kegiatan yang membentuk struktur ruang Kecamatan Kramat Jati : 1. Pusat Kegiatan Skala Pelayanan Tersier Pasar Induk Kramat Jati dengan kegiatan pelayanan perdagangan

B.5.51.3 Strategi
Strategi rencana rinci tata ruang Kecamatan Kramat Jati adalah : Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH berkembang. dengan membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya. khususnya di bantaran sungai, pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan permukiman kumuh. Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu meningkatkankapasitas perdagangan dan jasa . Merealisasikan pembangunan jalan lingkungan di dalam lingkungan yang telah berkembang guna menyediakan ruang perumahan kota yang dapat menampung perkembangan penduduk.

2. Pusat Kegiatan Skala Pelayanan Sub Tersier I Kawasan perdagangan Pasar Kramat Jati dan Plaza Kramat Jati dengan kegiatan pelayanan perdagangan 3. Pusat Kegiatan Skala Pelayanan Sub Tersier II Kantor Kelurahan Bale Kambang dengan kegiatan pelayanan pemerintahan Kantor Kelurahan Cililitan dengan kegiatan pelayanan pemerintahan Kantor Kelurahan Cawang dengan kegiatan pelayanan pemerintahan Kantor Kelurahan Kramat Jati dengan kegiatan pelayanan pemerintahan Kantor Kelurahan Batu Ampar dengan kegiatan pelayanan pemerintahan Kantor Kelurahan Dukuh dengan kegiatan pelayanan pemerintahan Kantor Kelurahan Kampung Tengah dengan kegiatan pelayanan pemerintahan

B.5.52 Rencana Pengelolaan Kependudukan Kecamatan Kramat Jati


Persebaran penduduk diarahkan menyebar keseluruh wilayah Kecamatan Kramat Jati. Meskipun menyebar di seluruh wilayah Kecamatan Kramat Jati, namun wilayah yang memiliki

B.5.54 Rencana Transportasi Kecamatan Kramat Jati


Seluruh wilayah Kecamatan Kramat Jati direncanakan akan terlayani jaringan jalan, hal ini dilakukan supaya seluruh masyarakat dapat melakukan perpindahan keluar atau masuk wilayah
III-178

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

kecamatan dengan mudah. Kondisi eksisting 2008 jaringan jalan di Kecamatan Kramat Jati cukup dapat melayani seluruh masyarakat Kecamatan Kramat Jati, namun diperlukan beberapa penambahan ruas jalan dan pelebaran jalan sehingga diharapkan dapat mengatasi permasalahan lalu lintas. Sistem jaringan jalan di wilayah Kecamatan Kramat Jati sampai dengan tahun 2030 direncanakan sebagai berikut : A. Jalan Arteri a. Air Bersih Persediaan air bersih yang harus disediakan di Kecamatan Kramat Jati adalah sebanyak 601,946 liter/detik air bersih. Selain peningkatan jumlah persediaan air bersih oleh PDAM, pada Kecamatan Kramat Jati perlu dilakukan pengembangan jaringan air bersih serta pengidentifikasian dan pembangunan potensi air bersih dari sumur-sumur artesis. b. Drainase Direncanakan terdapat empat jenis jaringan drainase di Kecamatan Kramat Jati yaitu jaringan drainase primer yang berupa sungai, jaringan drainase sekunder yang berada di B. Jalan Kolektor sepanjang jalan arteri, jaringan drainase tersier yang berlokasi di sepanjang jalan kolektor, serta jaringan drainase lokal. Pola pengembangan utilitas drainase direncanakan melalui : 1. 2. 3. Pengerukan dan pelebaran saluran air dilakukan secara rutin agar dapat Pembuatan saluran baru pada setiap pembuatan jalan baru baik kolektor maupun Peningkatan/penataan saluran tersier pada kawasan padat penduduk memecahkan permasalahan banjir dan genangan di wilayah Kecamatan Kramat Jati. lingkungan Berikut ini adalah rencana pengembangan jaringan utilitas di Kecamatan Kramat Jati yang meliputi air bersih, drainase, limbah, persampahan, listrik, telekomunikasi, gas, dan telekomunikasi.

Pelebaran Jl. Raya Bogor Pelebaran Jl. Cililitan Besar Pelebaran Jl. Kalibata Raya Pelebaran Jl. Letjend. Sutoyo Pelebaran Jl. M.T. Haryono Pelebaran Jl. Pondok Gede Raya

Pelebaran Jl. Kerja Bakti Pelebaran Jl. Raya Tengah Pelebaran Jl. Raya Condet

Selain peningkatan lebar jalan, untuk meningkatkan kinerja jalan di Kecamatan Kramat Jati diperlukan pula beberapa program pendukung seperti : 1. Perbaikan ruas-ruas jalan yang rusak 2. Peningkatan kualitas jalan dan jembatan akses ke jalan-jalan utama

c. Limbah Timbulan limbah air kotor per hari di Kecamatan Kramat Jati pada tahun 2030 adalah sebanyak 0,238 liter/detik. Hal tersebut merupakan hasil perhitungan dengan asumsi jumlah air kotor 0,069 liter/orang/hari. Dengan mengetahui jumlah timbulan air kotor per hari di Kecamatan Kramat Jati, maka diperlukan penanganan supaya limbah tersebut dapat diangkut dan ditampung pada tempat yang telah disediakan, serta dapat diolah sehingga limbah tersebut tidak menimbulkan pencemaran. Pada kawasan perumahan baru dan kawasan perumahan susun diarahkan pengelolaan limbah secara komunal. d. Persampahan Dengan jumlah timbulan sampah sebanyak 7,065 liter/detik, maka di Kecamatan Kramat Jati diperlukan sistem penanganan sampah yang lebih baik sehingga jumlah tersebut dapat terlayani. Rencana pengembangan sistem persampahan di Kecamatan Kramat Jati adalah :

3. Pembangunan fasilitas, sarana, dan prasarana transportasi yang terpadu dengan sistem
angkutan umum 4. Pengembangan angkutan transportasi massa

B.5.55 Rencana Pengembangan Utilitas Kecamatan Kramat Jati


Pengembangan jejaring utilitas umum memperhatikan hal-hal berikut : Jejaring yang sudah ada Peningkatan kebutuhan akibat pertambahan penduduk dan kegiatan

Dengan demikian, pengembangan jejaring utilitas umum adalah dengan : Memanfaatkan jejaring utilitas yang telah ada Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat Memperhatikan estetika lingkungan dan keamanan

III-179

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

1.

Pengembangan penggunaan teknologi pengolahan sampah di antaranya

Hingga tahun 2030 Kecamatan Kramat Jati membutuhkan 289 unit fasilitas pendidikan dengan skala kelurahan yang terdiri dari TK, SD, SLTP. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka diperlukan penambahan 144 unit fasilitas pendidikan yang terdiri dari TK dan SD. Selain fasilitas pendidikan dengan skala kelurahan pada Kecamatan Kramat Jati terdapat pula fasilitas pendidikan dengan skala kecamatan. Total kebutuhan fasilitas pendidikan dengan skala pelayanan kecamatan di Kecamatan Kramat Jati sampai tahun 2030 adalah sebanyak 8, namun untuk memenuhi kebutuhan tersebut tidak diperlukan penambahan unit fasilitas pendidikan karena jumlah fasilitas yang ada pada kondisi eksisting telah melebihi jumlah kebutuhan hingga tahun 2030. b. Kesehatan Hingga tahun 2030 Kecamatan Kramat Jati membutuhkan 84 unit fasilitas kesehatan dengan skala kelurahan yang terdiri dari balai pengobatan dan puskesmas kelurahan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka diperlukan penambahan 78 unit fasilitas kesehatan yang terdiri dari balai pengobatan dan puskesmas. Selain fasilitas kesehatan dengan skala kelurahan pada Kecamatan Kramat Jati, terdapat pula fasilitas kesehatan dengan skala kecamatan. Total kebutuhan fasilitas kesehatan dengan skala pelayanan kecamatan di Kecamatan Kramat Jati sampai tahun 2030 adalah sebanyak 1 unit puskesmas kecamatan, namun untuk memenuhi kebutuhan tersebut tidak diperlukan penambahan unit fasilitas kesehatan karena jumlah fasilitas yang ada pada kondisi eksisting telah melebihi jumlah kebutuhan hingga tahun 2030.

penggunaan incinerator yang ditempatkan pada kawasan perumahan padat di sisi bantaran sungai yang belum sepenuhnya terlayani 2. Pengadaan lokasi penampungan sementara pada setiap kelurahan; Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah, dengan

3.

penerapan konsep 3R (reused, reduced, dan recycling) e. Listrik Arahan pengembangan jaringan listrik adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. f. Memperbaiki jaringan listrik yang ada Meningkatkan daya transmisi yang sudah ada Mencegah kebocoran atau kebakaran listrik dengan mendistribusikan kabel-kabel Menempatkan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan sektor lain, serta Menempatkan jaringan listrik sesuai dengan jaringan jalan dan untuk keamanan Menambah jaringan listrik hingga dapat melayani wilayah yang pada kondisi Memenuhi kebutuhan listrik pada kawasan rumah susun.

PLN dengan kabel isolasi mempertimbangkan segi estetika lingkungan pembangunan jalan baru sebaiknya ditempatkan di bawah tanah eksisting 2008 belum terlayani listrik

Telekomunikasi c. Peribadatan Hingga tahun 2030 Kecamatan Kramat Jati membutuhkan 67 unit fasilitas peribadatan Menyiapkan rencana jaringan telepon yang diselaraskan dengan jaringan jalan Menyiapkan penyebaran telepon umum yang diselaraskan dengan lokasi fasilitas Menggunakan kabel bawah tanah sehingga tidak ada pemakaian ruang. Selain fasilitas peribadatan dengan skala kelurahan pada Kecamatan Kramat Jati, terdapat pula fasilitas peribadatan dengan skala kecamatan. Kebutuhan fasilitas peribadatan dengan skala pelayanan kecamatan di Kecamatan Kramat Jati sampai tahun 2030 adalah sebanyak 1 unit masjid kecamatan, namun untuk memenuhi kebutuhan tersebut tidak diperlukan penambahan unit fasilitas peribadatan karena jumlah fasilitas yang ada pada kondisi eksisting telah melebihi jumlah kebutuhan hingga tahun 2030. dengan skala kelurahan yang terdiri dari masjid kelurahan dan musholla. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut tidak diperlukan fasilitas peribadatan karena ketersediaan pada kondisi eksisting telah melebihi jumlah kebutuhan hingga tahun 2030.

Rencana pengembangan jaringan telepon di Kecamatan Kramat Jati adalah sebagai berikut : 1. 2. umum 3.

B.5.56 Rencana Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Kecamatan Kramat Jati
Rencana Pengembangan fasilitas umum dan sosial di Kecamatan Kramat Jati terdiri dari empat jenis fasilitas, yaitu Fasilitas Pendidikan, Fasilitas Kesehatan, Fasilitas Peribadatan, Fasilitas Olah Raga, Fasilitas Pengendali Bencana. a. Pendidikan

d. Olah Raga
III-180

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Hingga tahun 2030 Kecamatan Kramat Jati membutuhkan 922 unit fasilitas olah raga dengan skala kelurahan yang terdiri dari taman bermain dan lapangan olah raga. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka diperlukan penambahan 914 fasilitas olah raga berupa taman bermain. Selain fasilitas olah raga dengan skala kelurahan pada Kecamatan Kramat Jati, terdapat pula fasilitas olah raga dengan skala kecamatan. Kebutuhan fasilitas olah raga dengan skala pelayanan kecamatan di Kecamatan Kramat Jati tahun 2010-2030 adalah sebanyak 10 yang terdiri dari gedung olah raga dan kolam renang. e. Pengendali Bencana Sistem pengendali bencana di Kecamatan Kramat Jati direncanakan dengan beberapa sistem pengendali bencana yang meliputi banjir dan kebakaran, yaitu sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. Perbaikan daerah sempadan sungai melalui penghijauan. Peningkatan kapasitas danau dan sungai. Perbaikan saluran air yang tertutup perkerasan serta membuat saluran air baru Sebaran distribusi sarana dan prasana kebakaran pada setiap kelurahan. Perbaikan lingkungan berupa pelebaran jalan lingkungan sehingga

Kawasan perumahan kepadatan sedang, dengan pemanfaatan lahan sebesar 12,5


hektar

Kawasan perumahan kepadatan tinggi, dengan pemanfaatan lahan sebesar 403,2 hektar
Kawasan perumahan yang telah memiliki pola jalan dan tata letak bangunan yang teratur akan dipertahankan, sebaliknya perumahan yang tidak memiliki keteraturan pola jalan dan tata letak akan dirubah. Perubahan ini dapat berupa perbaikan lingkungan ataupun perubahan menjadi fungsi perumahan yang lebih baik kualitasnya. Kawasan perumahan susun direncanakan berlokasi di dua titik yaitu di Jl. Arus Kelurahan Cawang dan Jl. Cililitan Kecil Kelurahan Cililitan. Rencana pembangunan perumahan susun bertujuan untuk mengurangi kawasan kumuh yang ada di Kecamatan Kramat Jati namun dengan memanfaatkan keterbatasan lahan. Karena Kecamatan Kramat Jati merupakan salah satu kecamatan yang memiliki fungsi resapan bagi DKI Jakarta, maka pada kecamatan ini akan dikembangkan kawasan perumahan kepadatan rendah. Kawasan perumahan kepadatan rendah tersebut direncanakan berlokasi di bagian selatan Kecamatan Kramat Jati tepatnya di sebagian besar Kelurahan Batu Ampar dan Kelurahan Kampung Tengah. b. Perdagangan dan Perkantoran Luas kawasan perdagangan yang direncanakan berada di Kecamatan Kramat Jati adalah sebesar 60,319 hektar. Kawasan perdagangan direncanakan berada di jalan arteri yaitu Jl. Dewi Sartika, Jl. Mayjen Sutoyo, dan Jl. Raya Bogor sebelah barat. Pemilihan lokasi tersebut sebagai kawasan perdagangan didasarkan pada pertimbangan hierarki jalan yang melayani adalah arteri serta kemudahan transportasi ke lokasi tersebut. Pada Kecamatan Kramat Jati, tidak direncakan terdapat akwasan perdagangan taman. Luas kawasan perkantoran yang direncanakan berada di Kecamatan Kramat Jati adalah

pada lokasi-lokasi yang belum memiliki saluran air.

mempermudah evakuasi ketika terjadi kebakaran.

B.5.57 Rencana Pola Ruang Kecamatan Kramat Jati


Pemanfaatan pola ruang Kecamatan Kramat Jati terbagi menjadi beberapa pemanfaatan lahan, yaitu Pemanfaatan Lahan Kawasan Perumahan, Pemanfaatan Lahan Perdagangan dan Perkantoran, Pemanfaatan Lahan Pelayanan Umum dan Sosial, Pemanfaatan Lahan Pruang Terbuka Hijau.

a. Perumahan
Luas kawasan perumahan yang direncanakan berada di Kecamatan Kramat Jati adalah sebesar 665,185 hektar. Kawasan perumahan dikonsentrasikan berada di Kelurahan Cililitan, Kelurahan Balekambang, Kelurahan Batu Ampar, Kelurahan Kampung Tengah, Kelurahan Dukuh, dan sebagian Kelurahan Kramat Jati. Kawasan perumahan yang dikembangkan di Kecamatan Kramat Jati adalah :

sebesar 32,794 hektar. Kawasan perkantoran yang direncanakan di Kecamatan Kramat Jati adalah :

Kawasan perkantoran swasta, dengan pemanfaatan lahan sebesar 0,7 hektar Kawasan perkantoran taman, dengan pemanfaatan lahan sebesar 5,8 hektar Kawasan perkantoran pemerintah, dengan pemanfaatan lahan sebesar 26,3 hektar
Kawasan perkantoran swasta direncanakan berada di Jl. Mayjen Sutoyo, kawasan perkantoran pemerintah dialokasikan berada di jalan arteri yaitu Jl. Dewi Sartika, Jl. Mayjen Sutoyo, dan Jl. Raya Bogor sebelah barat, sedangkan kawasan perkantoran taman direncanakan berada di Jl. Pondok Gede Raya.
III-181

Kawasan perumahan susun, dengan pemanfaatan lahan sebesar 7,9 hektar Kawasan perumahan kepadatan rendah, dengan pemanfaatan lahan sebesar 241,7
hektar

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

c. Pelayanan Umum dan Sosial Kawasan pelayanan umum dan sosial yang direncanakan di Kecamatan Kramat Jati berada di dalam kawasan perumahan yang tersebar di seluruh kelurahan yang ada di Kecamatan Kramat Jati. Kawasan pelayanan umum dan sosial sebagian besar dipertahankan keberadaannya karena sifatnya yang tidak mengganggu dan hanya menjadi fasilitas yang melayani kebutuhan masyarakat umum. Kawasan pelayanan umum dan sosial yang tidak dipertahankan adalah yang lokasinya pada kondisi eksisting tidak strategis atau berada di kawasan industri. Luas kawasan pelayanan umum dan sosial yang direncanakan adalah sebesar 69,644 hektar. d. Ruang Terbuka Hijau Luas kawasan hijau yang direncanakan berada di Kecamatan Kramat Jati adalah sebesar 145,255 hektar. Kawasan hijau yang direncanakan di kecamatan ini yaitu berupa kawasan terbuka lapangan olah raga, kawasan pemakaman, kawasan taman, serta kawasan jalur hijau dan hutan kota. Kawasan jalur hijau dan hutan kota pada Kecamatan Kramat Jati diarahkan berada di kawasan sempadan Kali Ciliwung, Kali Cipinang, sepanjang Jalan Tol Jagorawi, kawasan pemakaman dan kawasan taman direncanakan berada di dalam kawasan perumahan yang tersebar di seluruh kelurahan di Kecamatan Kramat Jati, sedangkan kawasan terbuka lapangan olah raga direncanakan berada di Jl. Raya Bogor. Untuk mendukung arahan kebijakan RTRW DKI Jakarta 2010 yang menyatakan bahwa Kecamatan Kramat Jati merupakan salah satu wilayah resapan DKI Jakarta serta sesuai kebijakan yang menyatakan bahwa ruang terbuka hijau dan makam yang ada harus dipertahankan, maka semua bentuk ruang terbuka hijau yang ada di Kecamatan Kramat Jati akan dipertahankan dan tidak boleh diganti peruntukkannya. Kawasan di sepanjang SUTT dan sempadan sungai direncanakan menjadi kawasan hijau, dengan demikian fungsi eksisting berupa perumahan yang ada akan dipindahkan. Hal ini dilakukan karena kawasan sempadan sungai dan kawasan SUTT merupakan kawasan yang telah ditetapkan tidak boleh dibangun. Penduduk yang berlokasi di kawasan tersebut akan dipindahkan ke kawasan perumahan lain di Kecamatan Kramat Jati yang daya tampung penduduknya belum mengalami over capacity atau ke rumah susun yang telah direncanakan. Pelestarian ruang terbuka hijau ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas lingkungan DKI Jakarta, khususnya Kecamatan Kramat Jati.

Penambahan luas ruang terbuka hijau di Kecamatan Kramat Jati ditunjukkan pula dengan direncanakan kawasan perumahan kepadatan rendah pada wilayah sebelah selatan Kecamatan Kramat Jati.

B.5.58 Rencana Intensitas Pemanfaatan Ruang Kecamatan Kramat Jati


Kecamatan Kramat Jati direncanakan memiliki intensitas kepadatan bangunan rendah hingga sedang. Hal ini diarahkan berdasarkan pertimbangan bahwa Kecamatan Kramat Jati merupakan kecamatan yang berada di wilayah selatan Jakarta yang memiliki peruntukkan sebagai kawasan resapan. Untuk kawasan perumahan kepadatan rendah direncanakan memiliki KDB 20 % dengan ketinggian bangunan maksimal 2 lantai, untuk kawasan perumahan susun direncanakan memiliki KDB 55 % dengan ketinggian bangunan 15 lantai, sedangkan untuk perumahan dengan kepadatan bangunan sedang dan tinggi memiliki KDB 60% dengan ketinggian 2 lantai. Kawasan yang direncanakan sebagai kawasan perdagangan dan perkantoran direncanakan akan memiliki KDB 60 % dengan ketinggian maksimal bangunan 6 lantai.

B.5.59 Tujuan, Kebijakan dan Strategi RTRW Kecamatan Makasar B.5.59.1 Tujuan
Rencana rinci tata ruang Kecamatan Makasar merupakan wujud pemanfaatan ruang yang menggambarkan susunan lokasi pusat perdagangan jasa dan ikatan fungsi antar sub-sub pusat kegiatan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Sesuai dengan hasil identifikasi serta kecenderungan struktur tata ruang masa depan yang akan terbentuk maka tujuan rencana rinci tata ruang Kecamatan Makasar yaitu : a. b. c. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan Terwujudnya Terwujudnya keterpaduan, keterikatan dan keseimbangan antar wilayah budi daya. kecamatan serta keserasian antar sektor. rencana tata ruang mempertimbangkan aspek optimalisasi pemanfaatan ruang yang ada, serta memperhatikan kemungkinan-kemungkinan pemanfaatan ruang bawah tanah pada bagian-bagian tertentu di wilayah Kecamatan Makasar. d. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk : Mewujudkan kehidupan masyarakat Kecamatan Makasar yang sejahtera lahir Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam
III-182

dan batin

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan secara berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas

Pembangunan rumah susun sederhana untuk memenuhi kebutuhan

berdaya-guna, e. f.

perumahan

sumberdaya manusia Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan Tersusunnya arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan Tersusunnya arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan merupakan dasar dampak negatif terhadap lingkungan

2). Sektor Perdagangan dan Jasa


-

Pengembangan sistem ribbon sedikit dibatasi, kecuali pada sisi sisi jalan

yang mengalami peningkatan fungsi dan kualitas dengan memperhatikan kelancaran arus lalu lintas dengan pemenuhan penyediaan tempat parkir Pengembangan pada sentra sentra lokal diprioritaskan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas Program perbaikan lingkungan dan peremajaan lingkungan pada wilayah yang cukup padat serta pembangunan baru pada lahan yang relatif kosong

masyarakat. dalam mengeluarkan perijinan lokasi pembangunan.

3). Sektor Industri B.5.59.2 Kebijakan


A. Kawasan Budidaya Kawasan budidaya merupakan kawasan yang dikembangkan secara intensif dengan pusat pengembangan yang ada di Kecamatan Makasar, secara umum pengembangan tersebut berorientasi pada optimalisasi sumber daya dan tetap mempertahankan kelestarian lingkungan guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Strategi rencana kawasan budidaya berdasarkan ciri kegiatan perkotaan adalah Kawasan perkotaan merupakan kawasan yang mempunyai arahan kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Karena keterbatasan daya dukung lahan maka pada kawasan perkotaan diupayakan adanya intensifikasi lahan pada lahan dengan kepadatan penduduk atau kegiatan tinggi, dilakukan ekstensifikasi pada kawasan cadangan pengembangan kawasan perkotaan. Pengembangan tersebut diupayakan semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang ada. Namun perlu dijaga agar pengembangan kawasan perkotaan tidak meluas dan mengganggu kawasan dengan fungsi lindung. Pengembangan di kawasan perkotaan terutama di pusat kota tetap memperthatikan agar kekompakan penggunaan lahan terjaga dan tidak menjadi homogen. Kebijakan kawasan budidaya dibagi menjadi beberapa sektor, diantaranya yaitu : Membatasi kegiatan industri dengan hanya memperbolehkan pada kegiatan industri rumahan dan merelokasi kegiatan industri yang tidak sesuai dengan kegiatan industri tersebut

4). Sektor Transportasi


Peningkatan dan pembangunan jalan arteri dan kolektor arah timur Pengembangan jaringan jalan kolektor pada setiap kelurahan dengan barat ataupun utara selatan memperhatikan kualitas dan kapasitas

5). Sektor Fasilitas Umum


Pengembangan dan peningkatan fasilitas umum, baik kuantitas maupun Guna mengatasi keterbatasan lahan, masih dimungkinkan untuk kualitas pengembangan secara vertikal dan penggabungan kegiatan lainnya yang sejenis dalam satu bangunan

6). Sektor Drainase dan Pengendalian Banjir


Melaksanakan normalisasi sungai dan saluran drainase serta mengamankan tepian sungai dari kegiatan yang dapat menganggu fungsi sungai (pengamanan terhadap bangunan liar dan pembuangan sampah) Melaksanakan pembangunan/peremajaan drainase makro dan mikro ke dalam sistem pengendalian banjir makro

1). Sektor Perumahan


kumuh Penerapan penggunaan campuran dalam rangka mengintesifkan penggunaan lahan dan bangunan, baik secara vertikal maupun horisontal Program perbaikan lingkungan dan permajaan lingkungan pada kawasan

7). Sektor Air Minum dan Sumber Air Bersih


Menambah/memperluas jaringan air bersih dan meningkatkan kualitas Penganjuran pengurangan air tanah guna mengatasi penurunan muka air
III-183

jaringan pipa pipa induk dan distribusi tanah dan intruisi air laut

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Penambahan hydrant umum

Kecamatan Makasar perlu melakukan pembatasan sehingga jumlah penduduk tidak akan bertambah melebihi 229.882 jiwa. Terkait dengan fungsi dan peran serta karakter Kecamatan Makasar yang diarahkan menjadi wilayah atau kawasan dengan tingkat kepadatan sedang karena tidak diarahkan untuk pengembangan pemukiman. Oleh karena itu rencana kependudukan adalah menggunakan daya tampung kepadatan sedang, dengan menggunakan pendekatan yang mengarahkan agar pertumbuhan kepadatan dan distribusi penduduk pada tingkat kepadatan malsimal 200 jiwa/Ha. Hal ini juga penting mengingat perkembangan Kecamatan Makasar ke depan akan mengalami kekurangan lahan kosong yang di pergunakan sebagai lahan terbangun.

B. Kawasan Strategis Pengembangan kawasan diprioritaskan karena keberadaannya dapat mendukung pengembangan sekktor strategis di atasnya dengan berdasar atas pertimbanganpertimbangan. Pengembangan kawasan tersebut mempunyai dampak regional maupun nasional karena memiliki kontribusi tinggi. Pengembangan sektor sosial ekonomi di atasnya membutuhkan lahan dalam skala besar. Sektor yang akan dikembangkan mempunyai prioritas tinggi dalam lingkup regional dan nasional. Kawasan memliki prospek ekonomi yang cerah untuk menarik investasi dan memacu pengembangan wilayah sekitar. Pengembangan secara intensif potensi sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan. Pengembangan prasarana perhubungan yang lebih dapat diandalkan. Peningkatan hubungan sosial ekonomi dengan pusat kegiatan terdekat C. Penanganan Lingkungan Strategi penanganan kawasan ini dititik beratkan pada pemeliharaan lingkungan guna mempertahankan ekosistem setempat dan kelestarian lingkungan alam. Hal ini termasuk juga pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan tentang adanya penetapan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).

B.5.61 Rencana Struktur Ruang Kecamatan Makasar


Rencana struktur pelayan di Kecamatan Makasar adalah sebagai berikut : Pusat Kegiatan Internasional Pusat kegiatan tingkat internasional di Kecamatan Makasar ini yaitu Pelabuhan Udara Halim Perdana Kusuma dengan kegiatan sebagai pusat pelayanan transportasi udara internasional dan nasional. Pusat Kegiatan Tingkat Nasional Pusat kegiatan tingkat nasional di Kecamatan Makasar ini antara lain Taman Minii Indonesia Indah (TMII) dengan kegiatan sebagai pusat budaya dan rekreasi. Pusat Kegiatan Tingkat Propinsi Pusat kegiatan tingkat propinsi di Kecamatan Makasar ini antara lain TAMINI SQUARE di Kelurahan Pinang Ranti dengan kegiatan sebagai pusat perdagangan. Pusat Kegiatan Tingkat Kota Pusat kegiatan tingkat kota di Kecamatan Makasar ini seperti yang terdapat di Kelurahan Cipinang Melayu dengan kegiatan sebagai pusat pendidikan (Universitas Borobudur, Universitas Akpindo), pusat kesehatan dan pusatpusat lainnya. Pusat Kegiatan Tingkat Kecamatan Pusat kegiatan tingkat kota di Kecamatan Makasar seperti yang terdapat di Kelurahan Cipinang Melayu dengan kegiatan berupa Pasar Lokal dan Sentra niaga.

B.5.59.3 Strategi
Strategi rencana rinci tata ruang Kecamatan Makasar adalah : Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH berkembang. dengan membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya. khususnya di bantaran sungai, pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan permukiman kumuh. Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu meningkatkankapasitas perdagangan dan jasa . Merealisasikan pembangunan jalan lingkungan di dalam lingkungan yang telah berkembang guna menyediakan ruang perumahan kota yang dapat menampung perkembangan penduduk.

B.5.62 Rencana Transportasi Kecamatan Makasar


Pengembangaan sistem transportasi di Kecamatan Makasar ini meliputi rencana meliputi rencana sistem jaringan jalan, rencana dan hirarki jalan, rencana dimensi jalan dan rencana pengembangan jaringan jalan. Rencana sistem jaringan jalan yang ada di Kecamatan Duren Sawit dipengerahui oleh adanya pola pergerakan yang tertuju pada pusat - pusat kegiatan. Pengembangan Transportasi di Kecamatan Makasar mempertimbangkan faktor-faktor berikut:
III-184

B.5.60 Rencana Pengelolaan Kependudukan Kecamatan Makasar

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Pembangunan jalan baru disesuaikan dengan program DKI keseluruhan serta dikaitkan Perbaikan/pelebaran jalan sesuai dengan prioritas pengembangan serta dikaitkan Pengembangan jalan layang pada persimpangan yang diperkirakan akan menimbulkan Pengembangan angkutan umum kapasitas besar dengan pembatasan kendaraan pribadi Penyediaan angkutan umum dengan memberikan kebebasan memilih bagi penumpang Pembatasan daerah operasi angkutan IV yang dikaitkan dengan perencanaan route

Memanfaatkan jejaring utilitas yang telah ada Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat Memperhatikan estetika lingkungan dan keamanan

dengan peremajaan lingkungan dengan usaha mengatasi kemacetan lalu lintas.

Berikut ini adalah rencana pengembangan jaringan utilitas di Kecamatan Makasar yang meliputi persampahan, drainase, listrik, telekomunikasi, gas, air bersih, air limbah, telekomunikasi, air limbah, dan gas.

kemacetan parah

dengan peningkatan kecepatan perjalanan serta peningkatan sarana-sarana perhentian. kendaraan umum untuk kemudahan penumpang. Pembatasan jalur dan operasi angkuan barang skala besar agar tidak memperlambat Penyediaan parkir di luar jalan dan pengawasan pelaksanaan pengadaan parkir Perbaikan, pengembangan, dan pengadaan sarana pejlan kaki, dikaitkan dengan Pengaturan route angkutan umum untuk mempercepat waktu perjalanan dan kecepatan lalu lintas bangunan umum untuk menghapus parkir di tepi jalan. pelebaran dan pembangunan jalan baru mengurangi biaya perjalanan, dikaitkan dengan tempat-tempat pemberhentian/halte. Rencana pengembangan fungsi dan hirarki jalan yang ada di Kecamatan Makasar yaitu fungsi primer, sekunder dan lokal/lingkungan. a. Persampahan Jumlah timbulan sampah di Kecamatan Makasar pada tahun 2030 diperkirakan berjumlah 613.788 liter/hari. Sebagai alternatif pemecahan permasalahan persampahan di Kecamatan Makasar, terutama di pemukiman dan pusat kegiatan, perlu diberlakukan penanganan sampah secara kolektif yang tentunya harus ditunjang dengan penyediaan tempat-tempat sampah dan Tempat Pembuangan Sementara (TPS). Adapun rencana sistem penanggulangan sampah di Kecamatan Makasar dilakukan melalui sistem pengumpulan dan sistem penampungan. 1. Sistem Pengumpulan : Menggunakan pola pengumpulan individual tidak langsung dan secara komunal menuju ke TS atau depo terdekat. Untuk wilayah toko/warung, Jalan lokal dan gang serta pasar, umumnya pola pengumpulan sampah adalah dengan sistem individual tidak langsung maupun pola komunal tidak langsung. Arahan : 2. Peningkatan alat dan tenaga untuk pengangkutan ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) Penyediaan Container untuk pengumpulan sampah secara komunal langsung/tidak langsung.

Jalan arteri primer terdapat di Jl. Raya Pondok Gede, Jl Inspeksi Kalimalang, Jl. Jati Jl. Tol Bebas Hambatan yaitu Tol Cikampek Jalan arteri sekunder terdapat di Jl. Raja Wali Raya Jalan kolektor terdapat di Jl. Raya Halim Perdana Kusuma dan Jl. SMA 48 Untuk jalan lokal tersebar secara merata di seluruh wilayah kecamatan.

Maringin

B.5.63 Rencana Pengembangan Utilitas Kecamatan Makasar


Pengembangan jejaring utilitas umum memperhatikan hal-hal berikut : Jejaring yang sudah ada Peningkatan kebutuhan akibat pertambahan penduduk dan kegiatan

Sistem Penampungan : Terdapat beberapa lokasi di Kecamatan Makasar yang belum terdapat lahan TPS. Faktor yang menyebabkan kapasitas TPS tidak mencukupi antara lain sulitnya mencari lahan untuk TPS dan Pengelolaan sampah mandiri skala TPS belum sepenuhnya dilaksanakan untuk mengurangi volume sampah.

Dengan demikian, pengembangan jejaring utilitas umum adalah dengan :

Arahan :
III-185

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Pengolahan mandiri skala TPS (TPST) Meningkatkan jumlah TPS dengan sistem transfer depo atau landasan

Menambah jaringan telepon yang merata sesuai dengan kebutuhan penduduk

dan kegiatan. Rencana jaringan telepon utama di Kecamatan Makasar untuk tahun 2030 terdapat di jalan:

dengan sarana container. b. Drainse dan Pengendali Banjir Saluran drainase merupakan kebutuhan yang cukup mendesak terutama di kawasankawasan pusat kegiatan dan yang memiliki tingkat kepadatan tinggi, hal ini di karenakan beberapa wilayah di Kecamatan Makasar terutama di Kelurahan Makasar dan Pinang Ranti sering terjadi banjir genangan pada musim hujan. Perencanaan drainase di Kecamatan Makasar sudah direncanakan secara baik dengan adanya sistem drainase dan pengendalian bnajir kecamatan. Yang perlu diperhatikan adalah sistem teknis saluran drainase eksisting yang perlu di perbaiki dan dimaskimalkan pemanfaatannya serta saluran drainase yang menggunakan sungai. Untuk di masa yang akan datang, perlu diadakannya optimalisasi pemanfaatan saluran drainase dengan pengerukan dan pelebaran saluran, serta pencegahan pembuangan sampah di saluran drainase dengan adanya pembuatan sistem drainase secara tertutup. c. Listrik Arahan pengembangan jaringan listrik di Kecamatan Makasar ke depannya adalah sebagai berikut: Memperbaiki dan meningkatkan daya transmisi jaringan listrik yang sudah ada. Mencegah kebocoran atau kebakaran listrik dengan mendistribusikan kabel-kabel Menempatkan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan fungsi lain serta Menempatkan jaringan listrik sesuai dengan jaringan jalan Mengamankan jaringan listrik pada kawasan perumahan padat. Adapun Rencana dan peningkatan jaringan pipa air bersih di Kecamatan Makasar ini iterutama pada jaringan jalan utama, meliputi: Jl. Raya Pondok Gede Jl. Kol. Sugiono Jl Inspeksi Kalimalang Jl. Tol Cikampek Jl. Raya Halim Perdana Kusuma Jl. SMA 48 e. Rencana Jaringan Air Bersih Kecamatan Makasar sudah terlayani sistem perpipaan air bersih secara sistematis dan optimal serta menjangkau seluruh kebutuhan warga setempat, tetapi masih memiliki kualitas air yang masih rendah. Tidak dipungkiri juga bahwa masih terdapat sebagian masyarakat Kecamatan Makasar yang belum terlayani sumber air bersih dari sistem perpipaan. Kebutuhan air minum di Kecamatan Makasar sampai tahun 2030 diperkirakan adalah sebesar 40.229.525 liter/hari untuk kebutuhan domestik non domestik. Kebutuhan tersebut salah satunya dipenuhi oleh intalasi pengolahan air bersih yang terletak di Kelurahan Pondok Kelapa (Kecamatan Duren Sawit). Jl. Raya Pondok Gede Jl. Kol. Sugiono Jl Inspeksi Kalimalang Tol Cikampek Jl. Raya Halim Perdana Kusuma Jl. SMA 48

PLN dengan kabel isolasi mempertimbangkan estetika linkungan.

d. Telekomunikasi Dalam rangka menunjang aktivitas masyarakat untuk lebih maju lagi, maka sambungan telepon sangat diperlukan sebagai prasarana pendukung. Kebutuhan jaringan telepon pada tahun 2030 dipenuhi dengan arahan pengembangan berikut: Menyediakan telepon pada tempat-tempat yang strategis dan terpadu dengan pengadaan fasillitas umum lainnya.

Di Kecamatan Makasar juga direncanakan pembangunan dua buah waduk sebagai salah satu upaya peningkatan pelayanan air bersih. Kedua waduk tersebut adalah : Waduk Halim 1, seluas lebih kurang 5 Ha Waduk Halim 2, seluas lebih kurang 1 Ha
III-186

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

a. Pendidikan f. Rencana Sistem Pembuangan Air Limbah Hingga tahun 2030, Kecamatan Makasar membutuhkan 299 unit fasilitas pendidikan yang terdiri dari 184 unit TK, 93 unit SD, 15 unit SLTP, dan 7 unit SLTA, beberapa fasilitas pendidikan yang lokasinya tersebar di setiap kelurahan yang ada di Kecamatan ini. Dengan perkiraan akan bertambahnya jumlah penduduk di Kecamatan Makasar, maka semakin meningkat tingkat kebutuhan akan fasilitas pendidikan. Namun dengan melihat kondisi lahan kosong yang dapat dibangun untuk penambahan fasilitas pendidikan yang ada di Kecamatan Makasar sudah tidak tercukupi, maka pembangunan fasilitas pendidikan sesuai Adapun arahan rencana penanganan air limbah di Kecamatan Makasar dijelaskan sebagai berikut : dengan hasil rencana penambahan berdasarkan tingkat kebutuhan tidak dapat dilakukan. Oleh karena itu tetap memanfaatkan fasilitas pendidikan eksisting yang ada di Kecamatan Sistem Off-Site yaitu sistem pembuangan air limbah terpusat dan memerlukan Makasar dan penambahan bisa dilakukan secara vertikal. Selain itu yang perlu dikembangkan yaitu meningkatkan mutu pendidikan dan perbaikan gedung fasilitas yang ada. b. Kesehatan Pada tahun 2030, Kecamatan Makasar harus dapat menyediakan 108 unit fasilitas kesehatan dengan prioritas penambahan pada fasilitas jenis balai pengobatan, rumah bersalin, dan laboratorium. Adapun Konsep perencanaan dan penataan fasilitas kesehatan yang dapat dikembangkan di Kecamatan Makasar yakni : Penambahan fasilitas kesehatan secara merata dan tersebar pada setiap Perbaikan gedung dan penambahan sarana dan prasarana kesehatan kelurahan Sistem pembuangan air limbah di Kecamatan Makasar saat ini masih menggunakan sistem on-site atau sistem setempat dengan mengadalkan pemakaian septik-tank dan peresapan. Sistem system on-site (cubluk, septic tank) pembuangan air limbah di Kecamatan Makasar sampai tahun 2030 masih dipergunakan, namun secara bertahap diarahkan untuk penanganan yang lebih baik.

pengorganisasian. Terdapat 3 (tiga) komponen utama dalam pengembangan sistem offsite yaitu sambungan rumah, tangki interceptor dan jaringan utama. Sistem ini perlu disiapkan dan disosialisasikan terutama kepada pelaku pembangunan di Kecamatan Duren Sawit yang membuat bangunan dalam kapasitas besar (mall, hypermarket). Sistem Off-Site wajib dilengkapi dengan IPAL komunal. Untuk wilayah fasilitas umum seperti pasar, terminal maka dirahkan sistem yang Untuk pengembangan permukiman baru/perumahan maka penggunaan septikdigunakan adalah sistem pembuangan secara komunal dengan sebutan ponten. tank dan peresapan masih dapat dilakukan dengan memperhatikan desain peresapan tertentu. g. Gas Untuk pelayanan kebutuhan gas, rencana jaringan pipa gas di Kecamatan Makasar tahun 2030 melintas di koridor jalan utama seperti Jl. Raya Pondok Gede Jl. Kol. Sugiono, Jl Inspeksi Kalimalang, Tol Cikampek, Jl. Raya Halim Perdana Kusuma, Jl. SMA 48 Adapun arahan pengembangan Jaringan Gas adalah: Meningkatkan pelayanan gas Meningkatkan keamanan transmisi jaringan gas

c. Peribadatan Sampai tahun 2030 Kecamatan Makasar harus dapat menyediakan 90 unit fasiltas peribadatan yang terdiri dari musholla, masjid kelurahan, masjid kecamatan, tempat ibadah lainnya untuk 60.000 jiwa penduduk, dan tempat ibadah lainnya untuk 200.000 jiwa penduduk. Penambahan fasilitas tersebut terutama berdasarkan kebutuhan per jenis fasilitas yang masih harus menyediakan tambahan beberapa jenis fasilitas peribadatan. d. Olah Raga Sampai tahun 2030 Kecamatan Makasar seharusnya terdapat 1.032 unit fasilitas rekreasi dan olah raga yang terdiri dari tempat bermain untuk 250 jiwa penduduk, lapangan olah raga/tempat bermain/taman untuk 3.000 jiwa penduduk, lapangan olah raga untuk 30.000 jiwa penduduk, lapangan serbaguna untuk 120.000 jiwa penduduk, kolam renang untuk 30.000 jiwa penduduk, , taman untuk 30.000 jiwa penduduk, taman untuk 120.000 jiwa penduduk, gedung olah raga untuk 30.000 jiwa penduduk, dan gedung olah raga untuk
III-187

B.5.64 Rencana Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Kecamatan Makasar


Rencana Pengembangan fasilitas umum dan sosial di Kecamatan Makasar terdiri dari empat jenis fasilitas, yaitu Fasilitas Pendidikan, Fasilitas Kesehatan, Fasilitas Peribadatan, Fasilitas Olah Raga, Fasilitas Pengendali Bancana.

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

120.000 jiwa penduduk. Oleh karena pada tahun 2006 ketersediaannya hanya sebanyak 169 unit, maka Kecamatan Makasar masih harus menyediakan tambahan beberapa jenis fasilitas rekreasi dan olah raga.

Kelurahan Cipinang Melayu, sepanjang sisi jalan jatiwaringin dan sisi selatan Jl.

Kalimalang. Kawasan perkantoran taman di Kecamatan Makasar menempati areal seluas 114,554

e. Pengendali Bencana Sistem drainase dan pengendalian bajir yang ada di Kecamatan Makasar saat ini berupa Drainase Sekunder dengan memanfaatkan Kali sunter dan Kali Cipinang. Pengendalian banjir di Kecamatan Makasar difokuskan pada : Rencana normalisasi Sungai Cipingang dari lebar kondisi eksisting 7 10 meter Rencana normalisasi Sungai Sunter dari lebar kondisi eksisting 10 - 15 meter menjadi 25 meter menjadi 40 meter

hektar. Secara rinci lokasilokasi Karya Taman dengan fasilitasnya meliputi: Kelurahan Pinang Ranti, sepanjang sisi timur jalan TMII Kelurahan Makasar, sepanjang barat Bandara Halim Perdana Kusuma. Kelurahan Kebon Pala, sepanjang sisi timur tol Jagorawi dan sepanjang sisi barat Kelurahan Halim, Sebelah utara Bandara Halim Perdana Kusuma Kelurahan Cipinang Melayu, sepanjang sisi utara tol cikampek dan sisi selatan Jl.

Tol Halim Perdana Kusuma

Kalimalang.

B.5.65 Rencana Pola Ruang Kecamatan Makasar


Pemanfaatan pola ruang Kecamatan Makasar terbagi menjadi beberapa pemanfaatan lahan, yaitu Pemanfaatan lahan Kawasan Perumahan, Pemanfaatan Lahan Perdagangan dan Perkantoran, Pemanfaatan Lahan Pelayanan Umum dan Sosial, Pemanfaatan Lahan Pruang Terbuka Hijau. a. Perumahan Kecamatan Makasar diarahkan memiliki 479,544 hektar lahan yang memiliki peruntukan perumahan, yang terdiri dari perumahan kepadatan sedang, perumahan kepadatan tinggi, perumahan susun, dan ruko/rukan Lokasi persebarannya sebagian besar berada di Kelurahan Cipinang Melayu, Kelurahan Kebon Pala, dan Kelurahan Makasar. b. Perdagangan dan Perkantoran Rencana pengembangan kawasan perdagangan dan perkantoran menyebar di tiap-tiap kelurahan. Alokasi terbesar di Kelurahan Kebon Pala dengan luas 116,029 hekatar. Penyebarannya anatara lain: Kelurahan Pinang Ranti, terutama sepanjang Jl. Raya Pondok Gede Raya Kelurahan Makasar, terutama sepanjang jalan Jl. SMA 48 Kelurahan Kebon Pala, terutama sepanjang jalan cililitan Kelurahan Halim, terutama sepanjang Jl. Raya Pondok Gede Raya, dan tol Halim c. Pelayanan Umum dan Sosial Di Kecamatan Makasar pengalokasian suka/fasilitas umum sampai tahun 2030 direncanakan menempati areal seluas 51,453 Ha (3% lahan Kecamatan Makasar), dengan alokasi terbesar di Kelurahan Halim P.K. seluas 39,107 Ha. d. Ruang Terbuka Hijau Rencana pengembangan Ruang Terbuka Hijau dengan fasiitasnya sampai tahun 2030 menempati 46 % dari luas areal yang ada atau 849,841 Ha berupa jalur hijau, ruang terbuka untuk olah raga, taman, dan makam. Alokasi terbesar dialokasikan di Kelurahan Halim Perdana Kusuma seluas 711,306 Ha

B.5.66 Rencana Intensitas Pemanfaatan Ruang Kecamatan Makasar


Rencana intensitas ruang di Kecamatan Makasar adalah sebagai berikut ; Untuk kawasan perumahan dengan kepadatan bangunan sedang dan tinggi, ditetapkan Untuk kawasan perumahan dengan kepadatan bangunan rendah, ditetapkan KDB 20 % Untuk kawasan campuran, ditetapkan KDB 60 % dengan ketinggian bangunan maksimal Untuk kawasan perdagangan ditetapkan KDB 40 % dengan ketinggian bangunan
III-188

KDB 60 % dengan ketinggian bangunan maksimal 2 lantai dan KLB sebesar 1,2. dengan ketinggian bangunan maksimal 2 lantai dan KLB sebesar 0,4. 4 lantai dan KLB sebesar 2,4. maksimal 4 lantai dan KLB sebesar 1,6.

Perdana Kusuma

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Untuk kawasan perkantoran ditetapkan KDB 40 % dengan ketinggian bangunan Untuk kawasan perkantoran taman ditetapkan KDB 20 % dengan ketinggian bangunan

sedang sampai tinggi. Sebagian besar penduduk Kecamatan Cipayung berkarya di luar Kecamatan Cipayung. Kebijakasanaan umum Kecamatan Cipayung adalah meningkatkan lingkungan melalui perbaikan sarana dan prasarana ataupun melalui peremajaan daerah yang tidak teratur dengan potensi lahan yang tinggi. Kebijaksanaan pengelolaan kawasan sempadan sungai diarahkan sebagai bagian dari upaya persiapan reorientasi terhadap ketigabelas sungai yang melalui DKI Jakarta dalam program pengembangan kawasan sungai dan Program Kali Bersih. Pengelolaan kawasan sungai ini dimaksudkan untuk mengamankan pinggiran sungai, tidak terganggunya pengaliran air sungai oleh beban dari kawasan sekitar, dan meningkatkan nilai estetika sempadan sungai. a. Perumahan Penggunaan perumahan legih diarahkan kepada resettlement daerahdaerah hunian yang akan tergusur akibat pengembangan kegiatan lain, seperti perluasan dan lain sebagainya. Sedangkan pembangunan perumahan untuk masa mendatang dibatasi. Program perbaikan lingkungan perlu dilanjutkan. Pengembangan sentra-sentra tetap diutamakan Pengembangan ribbon dibatasi dan ditolerir hanya pada kelas jalan b. Sektor Perdagangan dan Jasa

maksimal 4 lantai dan KLB sebesar 1,6. maksimal 8 lantai dan KLB sebesar 1,2. Untuk kawasan pelayanan umum ditetapkan KDB 40 % dengan ketinggian bangunan maksimal 4 lantai dan KLB sebesar 1,6.

B.5.67 Tujuan, Kebijakan dan Strategi RTRW Kecamatan Cipayung B.5.67.1 Tujuan
Rencana rinci tata ruang Kecamatan Cipayung merupakan wujud pemanfaatan ruang yang menggambarkan susunan lokasi pusat perdagangan jasa dan ikatan fungsi antar sub-sub pusat kegiatan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Sesuai dengan hasil identifikasi serta kecenderungan struktur tata ruang masa depan yang akan terbentuk maka tujuan rencana rinci tata ruang Kecamatan Cipayung yaitu : a. b. c. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan Terwujudnya keterpaduan, keterikatan dan keseimbangan antar wilayah budi daya. kecamatan serta keserasian antar sektor. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk : Mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera lahir dan batin Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan secara berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas

berdaya-guna, d. e.

sumberdaya manusia Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan Tersusunnya arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan Tersusunnya arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan merupakan dasar dampak negatif terhadap lingkungan

tertentu, yaitu kolektor keatas dan harus terjamin kelancaran lalu lintas dan penyediaan fasilitas parkir yang memadai. Peremajaan pasar harus memperhatikan kepentingan pedagang lama dan ekonomi lemah. c. Sektor Transportasi Beberapa ruas jalan tertentu perlu ditingkatkan kapasitasnya melalui Pengembangan jaringan jalan baru lebih diutamakan pada bagian utara program pelebaran jalan. dan selatan BWK Kecamatan Cipayung.

masyarakat. dalam mengeluarkan perijinan lokasi pembangunan.

B.5.67.2 Kebijakan
A. Kawasan Budidaya Wilayah perencanaan Kecamatan Cipayung berada di Wilayah Pengembangan Selatan Selatan (WP-SS), dimana karakteristiknya adalah perumahan penduduk berpendapatan

d. Sektor Fasilitas Umum Pencadangan lahan untuk pembangunan fasilitas umum harus dilakukan sedini mungkin.
III-189

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Mendorong pihak swasta untuk berperan serta dalam pembangunan Optimasi pada lokasi fasilitas umum yang telah ada dengan penambahan

Mengadakan penghijauan maksimum pada ROW (lebar badan jalan)

fasilitas umum. lokal. Pembangunan baru untuk memenuhi jumlah kebutuhan dan pencapaian target sesuai standar kecamatan. e. Sektor Air Minum Penambahan jaringan pelayanan air bersih / air minum PAM melalui Penggunaan air yang melampaui batas harus dicegah. Sektor Sanitasi dan Sampah Pengadaan septick tank kelompok pada lokasi-lokasi perumahan yang pengembangan jaringan induk baru dan jaringan distribusi serta hidran umum. f.

arteri dan kolektor. B. Kawasan Strategis Pengembangan kawasan diprioritaskan karena keberadaannya dapat mendukung pengembangan sektor strategis di atasnya dengan berdasar atas pertimbanganpertimbangan. Pengembangan kawasan tersebut mempunyai dampak regional maupun nasional karena memiliki kontribusi tinggi. Pengembangan sektor sosial ekonomi di atasnya membutuhkan lahan dalam skala besar. Sektor yang akan dikembangkan mempunyai prioritas tinggi dalam lingkup regional dan nasional. Kawasan memliki prospek ekonomi yang cerah untuk menarik investasi dan memacu pengembangan wilayah sekitar. Pengembangan secara intensif potensi sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan. Pengembangan prasarana perhubungan yang lebih dapat diandalkan. Peningkatan hubungan sosial ekonomi dengan pusat kegiatan terdekat C. Penanganan Lingkungan Strategi penanganan kawasan ini dititikberatkan pada pemeliharaan lingkungan guna mempertahankan ekosistem setempat dan kelestarian lingkungan alam. Hal ini termasuk juga pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan tentang adanya penetapan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).

dihuni oleh penduduk yang berpenghasilan rendah. Sistem perencanaan yang dipakai yaitu perencanaan yang diintegrasikan terhadap sistem sewerage. Meningkatkan kondisi MCK yang ada serta pengadaan baru sesuai Pengelolaan sampah dengan menyediakan container dan dipo-dipo kebutuhan lingkungan perumahan padat. sampah sesuai kebutuhan g. Sektor Banjir dan Drainase Melaksanakan normalisasi kali dan penambahan saluran mikro dan meningkatkan sistem makro drainase yang ada. Melaksanakan kegiatan vegetasi secara serentak. h. Sektor Utilitas Umum. Penambahan gardu-gardu listrik dan penambahan/peningkatan jaringan Penambahan telepon umum pada lokasi-lokasi strategis. Koordinasi terpadu antara PLN, Telkom dan Pemda DKI Jakarta dalam pelayanan listrik serta lampu-lampu penerangan jalan. i.

B.5.67.3 Strategi
Strategi rencana rinci tata ruang Kecamatan Cipayung adalah : Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH berkembang. dengan membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya. khususnya di bantaran sungai, pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan perumahan kumuh. Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu meningkatkan Merealisasikan pembangunan jalan lingkungan di dalam lingkungan yang telah kapasitas perdagangan dan jasa. berkembang guna menyediakan ruang perumahan kota yang dapat menampung perkembangan penduduk.
III-190

perencanaan dan pelaksanaan pengadaan instalasi listrik, telepon dan gas. Sektor Ruang Terbuka Hijau Melaksanakan dan mencadangkan serta mengamankan ruang terbuka hijau sepanjang kali dan memanfaatkannya untuk taman dan hortikultura yang dapat dinikmati masyarakat. Mengadakan penghijauan maksimum pada pekarangan-pekarangan individu melalui program penyuluhan pembinaan.

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

B.5.68 Rencana Pengelolaan Kependudukan Kecamatan Cipayung


Rencana pengelolaan kependudukan di Kecamatan Cipayung yang dilakukan dengan mempertimbangkan daya tampung ruang terhadap pola ruang yang direncanakan, direncanakan dapat menampung sebanyak 175.235 jiwa yang tersebar di seluruh wilayah Kecamatan Cipayung yaitu utara, tengah dan selatan. Pada wilayah tersebut akan direncanakan pembangunan wisma dengan klasifikasi wisma kecil, wisma sedang, wisma besar, wisma taman, dan wisma susun taman. Dengan penyediaan wisma beserta fasilitas pendukungnya, diharapkan kebutuhan masyarakat akan terpenuhi. Wilayah utara dan tengah Kecamatan Cipayung diarahkan dapat menampung penduduk dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan wilayah selatan. Sementara wilayah selatan Kecamatan Cipayung diarahkan untuk menampung penduduk dengan kepadatan rendah.

b.

Kantor Camat Cipayung di Kelurahan Cipayung dengan kegiatan pelayanan

pemerintahan Pusat Kegiatan Kelurahan Pusat Kegiatan Kelurahan di Kecamatan Cipayung adalah : a. b. c. d. e. f. g. h. Kantor Lurah Pondok Rangon dengan kegiatan pelayanan pemerintahan Kantor Lurah Cilangkap dengan kegaiatan pelayanan pemerintahan Kantor Lurah Munjul dengan kegaiatan pelayanan pemerintahan Kantor Lurah Cipayung dengan kegaiatan pelayanan pemerintahan Kantor Lurah Setu dengan kegaiatan pelayanan pemerintahan Kantor Lurah Bambu Apus dengan kegaiatan pelayanan pemerintahan Kantor Lurah Ceger dengan kegaiatan pelayanan pemerintahan Kantor Lurah Lubang Buaya dengan kegaiatan pelayanan pemerintahan

B.5.69 Rencana Struktur Ruang Kecamatan Cipayung


Struktur ruang yang direncanakan untuk Kecamatan Cipayung tidak berbeda dengan struktur ruang pada kondisi eksisting. Hal ini dikarenakan pusat-pusat kegiatan yang ada saat ini telah mampu melayani wilayah Kecamatan Cipayung, sehingga tidak perlu untuk menambah pusat kegiatan yang baru. Struktur pusat pelayanan Kecamatan Cipayung disusun berdasarkan sistem pusat-pusat yang telah ditetapkan dalam skala pelayanan tingkat nasional, provinsi, kota dan kecamatan.

B.5.70 Rencana Transportasi Kecamatan Cipayung


Rencana pembangunan jaringan jalan mencakup sistem jaringan jalan. Pengembangan sistem jaringan jalan di wilayah Kecamatan Cipayung sampai dengan tahun 2030 ditunjukkan pada tabek berikut :

Pusat Kegiatan Nasional Pusat kegiatan nasional yang direncanakan di Kecamatan Cipayung ialah Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Kelurahan Bambu Apus dengan kegiatan pelayanan rekreasi atau wisata. Tabel 5.49 Rencana Pengembangan Jaringan Jalan Kecamatan Cipayung
Nama Jalan Jalan Tol Jagorawi Jalan Tol Lingkar Luar Selatan Jalan Raya Pondok Gede Jalan Lubang Buaya Jalan Monumen Pancasila Sakti Jalan Raya Setu - Cipayung Jalan Raya Cilangkap Jalan Raya Cipayung Jalan Raya Munjul Jalan Malaka Jalan Bambu Apus Jalan Ceger Raya Jalan Raya Pondok Ranggon Jalan TMII Pintu 2 Jalan Raya Hankam Fungsi Jalan Jalan Tol Jalan Tol Jalan Arteri Sekunder Jalan Arteri Sekunder Jalan Arteri Sekunder Jalan Arteri Sekunder Jalan Arteri Sekunder Jalan Arteri Sekunder Jalan Arteri Sekunder Jalan Arteri Sekunder Jalan Arteri Sekunder Jalan Kolektor Primer Jalan Kolektor Primer Jalan Kolektor Primer Jalan Kolektor Primer ROW Eksisting (meter) 32 29 7,3 5,2 11 5 5,4 4,5 4,5 6 4,5 5 6,5 8,5 6,3 ROW Rencana (meter) 40 35 24 15 22 15 18 15 20 12 15 20 25 18 20

Pusat Kegiatan Propinsi Pusat Kegiatan Provinsi tidak direncanakan di Kecamatan Cipayung Pusat Kegiatan Kota Pusat Kegiatan Kota di Kecamatan Cipayung adalah : a. umum b. Rumah Bersalin Harapan Bunda di Kelurahan Lubang Buaya dengan kegiatan pelayanan kesehatan Gedung Olahraha Cipayung di Kelurahan Setu dengan kegiatan olahraga/fasilitas

Pusat Kegiatan Kecamatan Pusat Kegiatan Kecamatan di Kecamatan Cipayung adalah : a. Pasar Tradisional Munjul di Kelurahan Munjul dengan kegiatan pelayanan perdagangan dan jasa.

III-191

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

B.5.71 Rencana Pengembangan Utilitas Kecamatan Cipayung


Pengembangan jejaring utilitas umum memperhatikan hal-hal berikut : Jejaring yang sudah ada Peningkatan kebutuhan akibat pertambahan penduduk dan kegiatan

C. Limbah Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, produksi air limbah/kotor di Kecamatan Cipayung ialah sebesar 12.091,22 liter per hari. Rencana sistem pembuangan air limbah di Kecamatan Cipayung tahun 2030 adalah dengan sistem on-site. D. Listrik Arahan rencana pengembangan jaringan listrik di Kecamatan Cipayung adalah : 1. 2. 3. Memperbaiki jaringan listrik yang ada Meningkatkan daya transmisi yang sudah ada Mencegah kebocoran atau kebakaran listrik dengan mendistribusikan kabel-kabel Menempatkan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan sektor lain, serta Menempatkan jaringan listrik sesuai dengan jaringan jalan dan untuk keamanan Menambah jaringan listrik hingga dapat melayani wilayah yang pada kondisi

Dengan demikian, pengembangan jejaring utilitas umum adalah dengan : Memanfaatkan jejaring utilitas yang telah ada Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat Memperhatikan estetika lingkungan dan keamanan

Berikut ini adalah rencana pengembangan jaringan utilitas di Kecamatan Cipayung yang meliputi persampahan, drainase, listrik, telekomunikasi, gas, air bersih, air limbah, telekomunikasi dan air limbah. A. Air Bersih Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, kebutuhan air bersih di Kecamatan Cipayung pada tahun 2030 berjumlah 30.666.125 liter per hari dimana jumlah tersebut dihitung berdasarkan kebutuhan pada kawasan perumahan. Rencana pengembangan jaringan air bersih di Kecamatan Cipayung ialah sebagai berikut: 1. 2. 3. Pengembangan miniplant dengan jaringannya Pengawasan dan pengendalian terhadap pemakaian air tanah/sumur Pengembangan jaringan air bersih dan penambahan hidran umum yang

PLN dengan kabel isolasi 4. 5. 6. mempertimbangkan segi estetika lingkungan pembangunan jalan baru sebaiknya ditempatkan di bawah tanah eksisting 2008 belum terlayani listrik

E. Telekomunikasi Arahan rencana pengembangan jaringan telekomunikasi di Kecamatan Cipayung adalah : 1. 2. Pengembangan sistem pelayanan telekomunikasi melalui penerapan teknologi Pembangunan jaringan telekomunikasi baru pada kawasan pemukiman padat, Menciptakan jaringan telekomunikasi yang aman dan menjaga struktur telekomunikasi yang memadai dengan tujuan untuk memfasilitasi masyarakat dalam melakukan aktifitas bersosial. 3. lingkungan kota di Kecamatan Cipayung

ditempatkan di titik tertentu. B. Drainase Sistem jaringan drainase di Kecamatan Cipayung sudah cukup baik. Hal ini terbukti dengan adanya beberapa waduk, situ dan sungai yang terdapat di Kecamatan Cipayung yaitu Waduk RW 05 Ceger, Waduk Ceger Bambu Apus, Waduk Cilangkap, Waduk Cilangkap Kebon Bibit, Situ Baru, Situ TMII, Situ Cilangkap, dan Situ Munjul. Pengembangan drainase di Kecamatan Cipayung dilakukan melalui : 1. 2. Pembangunan tangkapan air di kawasan Cilangkap Peningkatan kapasitas kali sunter yang seringkali menyebabkan banjir Penataan bantaran sungai melalui penertiban bangunan ilegal. Normalisasi sungai dan saluran air

B.5.72 Rencana Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Kecamatan Cipayung


Rencana pengembangan fasilitas umum dan fasilitas sosial di Kecamatan Cipayung akan disesuaikan berdasarkan analisis kebutuhan daya tampung kecamatan. Fasilitas umum dan fasilitas sosial tersebut berupa pendidikan, kesehatan, peribadatan, olahraga, serta fasilitas pengendali bencana.

3.
4.

III-192

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

A. Pendidikan Perhitungan jumlah penduduk Kecamatan Cipayung berdasarkan daya tampung pada tahun 2030 ialah sebesar 175.235 jiwa. Dengan jumlah tersebut dan menggunakan standar penyediaan fasilitas pendidikan, maka diperoleh jumlah kebutuhan fasilitas pendidikan seperti yang terlihat pada Tabel 5.50, yaitu sebanyak 140 unit untuk Taman Kanak-kanak (TK), 70 unit untuk Sekolah Dasar (SD), 12 unit untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), serta 6 unit untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA).. Tabel 5.50 Rencana Jumlah Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Di Kecamatan Cipayung Tahun 2030
No 1 2 3 4 5 6 Jenis Fasilitas TK SD SLTP SLTA Universitas dan Akademi Tempat Kursus Eksisting 2006 35 67 20 19 3 12 Kebutuhan 2030 140 70 12 6 -

No 1 2 3 4 5 6 7 8

Jenis Fasilitas Rumah Sakit Puskesmas Puskesmas Kecamatan Pos KB Apotik Lainnya Balai Pengobatan Rumah Bersalin

Eksisting 2006 10 124 5 23 -

Kebutuhan 2030 6 1 6 58 6

Sumber : Hasil Perhitungan 2009

Berdasarkan perbandingan antara perhitungan dengan kondisi eksisting fasilitas kesehatan, maka dapat diketahui bahwa fasilitas kesehatan yang terdapat di Kecamatan Cipayung saat ini telah cukup melayani masyarakat. Fasilitas kesehatan berupa rumah sakit umum tidak diperlukan mengingat syarat keberadaan rumah sakit bagi wilayah yang memiliki jumlah penduduk minimum 480.000 jiwa. C. Peribadatan Perhitungan jumlah penduduk Kecamatan Cipayung berdasarkan daya tampung pada tahun 2030 ialah sebesar 175.235 jiwa. Dengan jumlah tersebut dan menggunakan standar penyediaan fasilitas peribadatan, maka diperoleh jumlah kebutuhan fasilitas peribadatan seperti yang terlihat pada Tabel 5.52 yaitu mushala sebanyak 58 unit, masjid 6 unit, masjid kecamatan 1 unit, gereja katolik 3 unit, gereja 3 unit, vihara 3 unit, pura 3 unit, serta kelenteng 3 unit. Tabel 5.52 Rencana Jumlah Kebutuhan Fasilitas Peribadatan Di Kecamatan Cipayung Tahun 2030
No 1 2 3 4 5 6. 7. 8 Jenis Fasilitas Mushala Masjid Masjid Kecamatan Gereja Katolik Gereja Vihara Pura Kelenteng Eksisting 2006 163 84 12 3 Kebutuhan 2030 140 14 2 7 7 7 7 7

Sumber : Hasil Perhitungan 2009

Berdasarkan perbandingan antara perhitungan dengn kondisi eksisting fasilitas pendidikan, maka dapat diketahui bahwa fasilitas pendidikan yang ada saat ini telah cukup untuk mengakomodasi kebutuhan pendidikan masyarakat, terutama untuk fasilitas pendidikan SLTP dan SLTA serta perguruan tinggi dimana kondisi saat ini berlebih dari kebutuhan. Sementara untuk fasilitas pendidikan berupa TK dan SD masih dirasakan kurang sebesar 105 unit dan 3 unit. B. Kesehatan Perhitungan jumlah penduduk Kecamatan Cipayung berdasarkan daya tampung pada tahun 2030 ialah sebesar 175.235 jiwa. Dengan jumlah tersebut dan menggunakan standar penyediaan fasilitas kesehatan, maka diperoleh jumlah kebutuhan fasilitas kesehatan seperti yang terlihat pada Tabel 5.51 yaitu balai pengobatan sebanyak 58 unit, rumah bersalin sebanyak 6 unit, puskesmas sebanyak 6 unit, apotik sebanyak 6 unit, dan 1 unit puskesmas kecamatan. Tabel 5.51 Rencana Jumlah Kebutuhan Fasilitas Kesehatan Di Kecamatan Cipayung Tahun 2030

Sumber : Hasil Perhitungan 2009

Berdasarkan perbandingan antara perhitungan kebutuhan fasilitas peribadatan tahun 2030 dengan kondisi eksisting, maka fasilitas peribadatan yang terdapat saat ini telah sesuai dengan kebutuhan untuk fasilitas ibadah berupa mushala, masjid, dan gereja. Sementara
III-193

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

untuk fasilitas ibadah lainnya seperti vihara, pura, maupun kelenteng belum sesuai dengan kebutuhan. D. Olahraga Perhitungan jumlah penduduk Kecamatan Cipayung berdasarkan daya tampung pada tahun 2030 ialah sebesar 175.235 jiwa. Dengan jumlah tersebut dan menggunakan standar penyediaan fasilitas olahraga, maka diperoleh jumlah kebutuhan fasilitas olahraga seperti yang terlihat pada Tabel 5.53, yaitu tempat bermain berjumlah 700 unit, 58 unit lapangan olahraga, 6 unit kolam renang, serta 6 unit gedung olahraga. Tabel 5.53 Rencana Jumlah Kebutuhan Fasilitas Olahraga Di Kecamatan Cipayung Tahun 2030
No 1 2 3 4 5 6 7 8 Jenis Fasilitas Tempat Bermain Lapangan Sepakbola Lapangan Bulutangkis Lapangan Tenis Lapangan Voli Kolam Renang Gedung Olahraga Lainnya Eksisting 2006 14 59 7 54 1 12 Kebutuhan daya tampung 700 58 6 6 -

dilengkapi dengan fungsi taman, hal ini dikarenakan arahan pengembangan selatan sebagai daerah hijau/resapan air. A. Permukiman

Kawasan perumahan akan dikembangkan di hampir seluruh kelurahan yang terdapat di Kecamatan Cipayung. Perumahan yang dikembangkan di Kelurahan Lubang Buaya, Kelurahan Bambu Apus, Kelurahan Ceger, serta sebagian Kelurahan Setu dan Cilangkap merupakan wisma sedang, besar, dan wisma susun taman. Sementara perumahan pada Kelurahan Munjul dan Kelurahan Pondokranggon yang terletak di sebelah selatan Kecamatan Cipayung direncanakan untuk menjadi wisma taman. Konsep pengembangan perumahan ialah melalui pembangunan perumahan baru dengan intensitas kepadatan rendah dan penataan perumahan lama dengan cara perbaikan lingkungan. B. Perdagangan dan Perkantoran

Kawasan perdagangan yang direncanakan dikembangkan di Kecamatan Cipayung merupakan pelayanan tingkat kecamatan yaitu hanya untuk melayani masyarakat Kecamatan Cipayung. Kawasan perdagangan yang akan dikembangkan berada pada lokasi Jalan Lubang Buaya, Jalan Cipayung Raya dan Jalan Munjul. Kawasan perdagangan tersebut perlu dibatasi pertumbuhannya dan diperbaiki fasilitas parkir dan pejalan kaki sehingga tidak memunculkan permasalahan terutama kemacetan akibat tingginya bangkitan. C. Pelayanan Umum dan Sosial Dalam rencana pemanfaatan ruang pada Kecamatan Kebon Jeruk, pemanfaatan lahan Kawasan Pelayanan Umum merupakan pemanfaatan lahan terkecil, yaitu dengan pemanfaatan lahan seluas 61,8 Ha. Rencana pemanfaatan lahan kawasan pelayanan umum, terbagi menjadi beberapa pemanfaatan lahan yaitu : D. Kawasan Pelayanan Umum Pendidikan dengan pemanfaatan lahan seluas 40,04 Ha Kawasan Pelayanan Umum Kesehatan dengan pemanfaatan lahan seluas 5,85 Ha Kawasan Pelayanan Umum Ibadah dengan pemanfaatan lahan seluas 8,91 Ha Kawasan Pelayanan Umum dengan pemanfaatan lahan seluas 3,71 Ha Kawasan Pelayanan Umum Rekreasi & Olahraga pemanfaatan lahan seluas 3,3 Ha Ruang Terbuka Hijau

Sumber : Hasil Perhitungan 2009

Jika dibandingkan antara kondisi eksisting dengan kebutuhan fasilitas olahraga di Kecamatan Cipayung, maka saat ini fasilitas tersebut telah cukup mengakomodasi kebutuhan masyarakat. Namun perlu ditingkatkan untuk fasilitas olahraga/rekreasi berupa taman-taman warga atau tempat bermain.

B.5.73 Rencana Pola Ruang Kecamatan Cipayung


Pola ruang Kecamatan Cipayung direncanakan terbagi menjadi tiga wilayah, yaitu utara, tengah dan selatan. Wilayah utara Kecamatan Cipayung direncanakan menjadi kawasan perumahan dengan kepadatan rendah serta fasilitas komersil dan perdagangan di sepanjang Jalan Pondok Gede Raya serta Jalan Lubang Buaya. Hal ini karena wilayah utara Kecamatan Cipayung merupakan wilayah yang telah didominasi oleh kawasan padat dan ramai. Wilayah tengah Kecamatan Cipayung direncanakan sebagai kawasan perumahan dengan kepadatan rendah, dengan pertimbangan bahwa perkembangan fungsi utama pada kondisi eksisting yaitu sebagai perumahan. Sedangkan untuk wilayah selatan direncanakan untuk menjadi perumahan dan daerah resapan/ruang terbuka hijau. Kawasan perumahan yang dikembangkan di wilayah selatan merupakan jenis wisma taman, yaitu fungsi wisma dengan KDB maksimum 20% dan

Ruang terbuka hijau yang akan dikembangkan di Kecamatan Cipayung adalah penyempurna hijau umum tepi Kali sunter, Kali cilangkap, sekitar kawasan militer Mabes Hankam, serta penyempurna hijau makam TPU Pondok Ranggon di Kelurahan Pondok Ranggon. Fungsi ruang terbuka hijau juga terdapat pada rencana kawasan karya umum
III-194

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

taman dimana selain difungsikan sebagai karya, kawasan tersebut memiliki fungsi ruang terbuka hijau yang luas. Lokasi yang difungsikan sebagai karya taman antara lain ialah kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Monumen Lubang Buaya, serta Bumi Perkemahan Pramuka (Buperta) Cibubur. Ruang terbuka hijau yang ada saat ini harus dipertahankan dan tidak boleh diganti peruntukkannya, hal ini dilakukan untuk mendukung arahan kebijakan RTRW DKI Jakarta 2010 yang menyatakan bahwa Kecamatan Cipayung merupakan salah satu wilayah resapan bagi DKI Jakarta.

b. c.

Terwujudnya

keterpaduan,

keterikatan

dan

keseimbangan

antar

wilayah

kecamatan serta keserasian antar sektor. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk : Mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera lahir dan batin Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan secara berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas

berdaya-guna, d. e.

sumberdaya manusia

B.5.74 Rencana Kawasan Strategis Kecamatan Cipayung


Pengembangan kawasan strategis di Kecamatan Cipayung ditentukan berdasarkan peranan dan fungsi strategis bagi pengembangan kegiatan ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan kota. Berdasarkan RDTR Propinsi DKI Jakarta tahun 2030 pada tingkatan Kotamadya Jakarta Timur ditentukan kawasan Cibubur sebagai kawasan strategis yang akan menjadi membentuk kawasan responsif dengan kawasan yang terdapat disekitarnya, serta membentuk sense of place agar dapat menjadi kawasan yang memenuhi kebutuhan ekologis serta sosial baik dalam atau sekitar kawasan.

Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan Tersusunnya arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan Tersusunnya arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan merupakan dasar

dampak negatif terhadap lingkungan

masyarakat. dalam mengeluarkan perijinan lokasi pembangunan.

B.5.76.2 Kebijakan B.5.75 Rencana Intensitas Pemanfaatan Ruang Kecamatan Cipayung


Berdasarkan pola ruang yang telah direncanakan, maka intensitas pemenfaatan ruang yang direncanakan adalah dengan membagi Kecamatan Cipayung menjadi tiga wilayah, yaitu utara, tengah dan selatan. Untuk wilayah utara dan tengah, yang direncanakan sebagai kawasan wisma memiliki KDB 60% dengan ketinggian bangunan maksimal 2 lantai, sementara untuk wisma susun taman direncanakan KDB 20% dengan ketinggian bangunan 15 lantai. Untuk wilayah selatan yang diarahkan sebagai wisma taman, direncanakan memiliiki KDB 20% dengan ketinggian bangunan maksimal 1 lantai. Kebijaksanaan pengelolaan kawasan sempadan sungai diarahkan sebagai bagian dari A. Kawasan Budidaya Wilayah perencanaan Kecamatan Pasar Rebo berada di Wilayah Pengembangan Selatan Selatan (WP-SS), dimana karakteristiknya adalah perumahan penduduk berpendapatan sedang sampai tinggi. Sebagian besar penduduk Kecamatan Pasar Rebo berkarya di luar Kecamatan Pasar Rebo. Kebijakasanaan umum Kecamatan Pasar Rebo adalah meningkatkan lingkungan melalui perbaikan sarana dan prasarana ataupun melalui peremajaan daerah yang tidak teratur dengan potensi lahan yang tinggi.

B.5.76 Tujuan, Kebijakan dan Strategi RTRW Kecamatan Pasar Rebo B.5.76.1 Tujuan
Rencana rinci tata ruang Kecamatan Pasar Rebo merupakan wujud pemanfaatan ruang yang menggambarkan susunan lokasi pusat perdagangan jasa dan ikatan fungsi antar subsub pusat kegiatan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Sesuai dengan hasil identifikasi serta kecenderungan struktur tata ruang masa depan yang akan terbentuk maka tujuan rencana rinci tata ruang Kecamatan Pasar Rebo yaitu : a. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budi daya.

upaya persiapan reorientasi terhadap ketigabelas sungai yang melalui DKI Jakarta dalam program pengembangan kawasan sungai dan Program Kali Bersih. Pengelolaan kawasan sungai ini dimaksudkan untuk mengamankan pinggiran sungai, tidak terganggunya pengaliran air sungai oleh beban dari kawasan sekitar, dan meningkatkan nilai estetika sempadan sungai. 1) Perumahan a. Penggunaan perumahan legih diarahkan kepada resettlement daerahdaerah hunian yang akan tergusur akibat pengembangan kegiatan lain, seperti perluasan dan lain sebagainya. Sedangkan pembangunan perumahan untuk masa mendatang dibatasi.
III-195

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

b. a. b.

Program perbaikan lingkungan perlu dilanjutkan. Pengembangan sentra-sentra tetap diutamakan Pengembangan ribbon dibatasi dan ditolerir hanya pada kelas jalan

a. b. a. b. c.

Melaksanakan normalisasi kali dan penambahan saluran mikro dan Melaksanakan kegiatan vegetasi secara serentak. Penambahan gardu-gardu listrik dan penambahan/peningkatan jaringan Penambahan telepon umum pada lokasi-lokasi strategis. Koordinasi terpadu antara PLN, Telkom dan Pemda DKI Jakarta dalam

2) Sektor Perdagangan dan Jasa

meningkatkan sistem makro drainase yang ada.

8) Sektor Utilitas Umum.


pelayanan listrik serta lampu-lampu penerangan jalan.

tertentu, yaitu kolektor keatas dan harus terjamin kelancaran lalu lintas dan penyediaan fasilitas parkir yang memadai. c. Peremajaan pasar harus memperhatikan kepentingan pedagang lama dan ekonomi lemah. 3) Sektor Transportasi a. b. Beberapa ruas jalan tertentu perlu ditingkatkan kapasitasnya melalui Pengembangan jaringan jalan baru lebih diutamakan pada bagian utara program pelebaran jalan. dan selatan BWK Kecamatan Pasar Rebo. 4) Sektor Fasilitas Umum a. b. c. lokal. d. Pembangunan baru untuk memenuhi jumlah kebutuhan dan pencapaian target sesuai standar kecamatan. 5) Sektor Air Minum a. b. a. Penambahan jaringan pelayanan air bersih / air minum PAM melalui Penggunaan air yang melampaui batas harus dicegah. Pengadaan septick tank kelompok pada lokasi-lokasi perumahan yang pengembangan jaringan induk baru dan jaringan distribusi serta hidran umum. 6) Sektor Sanitasi dan Sampah dihuni oleh penduduk yang berpenghasilan rendah. Sistem perencanaan yang dipakai yaitu perencanaan yang diintegrasikan terhadap sistem sewerage. b. c. Meningkatkan kondisi MCK yang ada serta pengadaan baru sesuai Pengelolaan sampah dengan menyediakan container dan dipo-dipo kebutuhan lingkungan perumahan padat. sampah sesuai kebutuhan 7) Sektor Banjir dan Drainase Pencadangan lahan untuk pembangunan fasilitas umum harus dilakukan Mendorong pihak swasta untuk berperan serta dalam pembangunan Optimasi pada lokasi fasilitas umum yang telah ada dengan penambahan sedini mungkin.

perencanaan dan pelaksanaan pengadaan instalasi listrik, telepon dan gas. 9) Sektor Ruang Terbuka Hijau a. Melaksanakan dan mencadangkan serta mengamankan ruang terbuka hijau sepanjang kali dan memanfaatkannya untuk taman dan hortikultura yang dapat dinikmati masyarakat. b. Mengadakan penghijauan maksimum pada pekarangan-pekarangan individu melalui program penyuluhan pembinaan. B. Kawasan Strategis Pengembangan kawasan diprioritaskan karena keberadaannya dapat mendukung pengembangan sekktor strategis di atasnya dengan berdasar atas pertimbanganpertimbangan. Pengembangan kawasan tersebut mempunyai dampak regional maupun nasional karena memiliki kontribusi tinggi. Pengembangan sektor sosial ekonomi di atasnya membutuhkan lahan dalam skala besar. Sektor yang akan dikembangkan mempunyai prioritas tinggi dalam lingkup regional dan nasional. Kawasan memliki prospek ekonomi yang cerah untuk menarik investasi dan memacu pengembangan wilayah sekitar. Pengembangan secara intensif potensi sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan. Pengembangan prasarana perhubungan yang lebih dapat diandalkan. Peningkatan hubungan sosial ekonomi dengan pusat kegiatan terdekat C. Penanganan Lingkungan Strategi penanganan kawasan ini dititik beratkan pada pemeliharaan lingkungan guna mempertahankan ekosistem setempat dan kelestarian lingkungan alam. Hal ini termasuk juga pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan tentang adanya penetapan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).

fasilitas umum.

B.5.76.3 Strategi
Strategi rencana rinci tata ruang Kecamatan Pasar Rebo adalah :
III-196

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH

B.5.79 Rencana Transportasi Kecamatan Pasar Rebo


Seluruh wilayah Kecamatan Pasar Rebo direncanakan akan terlayani jaringan jalan, hal ini dilakukan agar seluruh masyarakat dapat melakukan perpindahan keluar atau masuk wilayah kecamatan dengan mudah. Namun diperlukan beberapa penambahan ruas jalan dan pelebaran jalan sehingga diharapkan dapat mengatasi permasalahan lalu lintas. Tabel 5.54 menunjukkan rencana pengembangan jaringan jalan di Kecamatan Pasar Rebo. Tabel 5.54 Rencana Pengembangan Jaringan Jalan Kecamatan Pasar Rebo
ROW Nama Jalan Jalan Tol (Outer Ring Road) Jalan Raya Bogor Jalan Gedong Jalan Kesatriaan Ahmad Yani/ RA FAdillah Jalan Radar Jalan Puskesmas Jalan Pertengahan Jalan Kalisari Jalan Condet Raya Jalan Kampung Tengah Raya Jalan Lapan Jalan TB. Simatupang Jalan Kesehatan Jalan Raya Gongseng Fungsi Jalan Jalan Tol Jalan Arteri Jalan Kolektor Jalan Lokal Jalan Lokal Jalan Lokal Jalan Lokal Jalan Lokal Jalan Lokal Jalan Lokal Jalan Lokal Jalan Lokal Jalan Lokal Jalan Lokal Eksisting (meter) 57 16 13 21 9 5 4 5 4 6 4 30 4 4 ROW Rencana (meter) 120 53 20 40 15 20 18 20 15 12 12 70 12 18

berkembang. dengan membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya. khususnya di bantaran sungai, pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan Perumahan kumuh. Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu meningkatkan Merealisasikan pembangunan jalan lingkungan di dalam lingkungan yang telah kapasitas perdagangan dan jasa . berkembang guna menyediakan ruang perumahan kota yang dapat menampung perkembangan penduduk.

B.5.77 Rencana Pengelolaan Kependudukan Kecamatan Pasar Rebo


Rencana pengelolaan kependudukan di Kecamatan Pasar Rebo yang dilakukan dengan mempertimbangkan daya tampung ruang terhadap pola ruang yang direncanakan, direncanakan dapat menampung sebanyak 223.371 jiwa yang tersebar di seluruh wilayah Kecamatan Pasar Rebo yaitu utara, timur, barat dan selatan. Pada wilayah tersebut akan direncanakan pembangunan wisma dengan klasifikasi wisma kecil, wisma sedang, wisma besar, wisma taman, dan wisma susun. Dengan penyediaan wisma beserta fasilitas pendukungnya, diharapkan kebutuhan masyarakat akan terpenuhi.

B.5.80 Rencana Pengembangan Utilitas Kecamatan Pasar Rebo


Pengembangan jejaring utilitas umum memperhatikan hal-hal berikut : Jejaring yang sudah ada Peningkatan kebutuhan akibat pertambahan penduduk dan kegiatan -

B.5.78 Rencana Struktur Ruang Kecamatan Pasar Rebo


Struktur ruang yang direncanakan untuk Kecamatan Pasar Rebo tidak berbeda dengan struktur ruang pada kondisi eksisting. Hal ini dikarenakan pusat-pusat kegiatan yang ada saat ini telah mampu melayani wilayah Kecamatan Pasar Rebo, sehingga tidak perlu untuk menambah pusat kegiatan yang baru. Struktur pusat pelayanan Kecamatan Pasar Rebo terbentuk berdasarkan sistem pusat-pusat kegiatan tersier dengan pusat-pusat sebagai berikut: a. Plaza PP di Kelurahan Gedong dengan kegiatan pelayanan perdagangan dan jasa.

Dengan demikian, pengembangan jejaring utilitas umum adalah dengan : Memanfaatkan jejaring utilitas yang telah ada Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat Memperhatikan estetika lingkungan dan keamanan

b. Ruko Mutiara Plaza di Kelurahan Gedong dengan kegiatan pelayanan perdagangan dan
jasa.

Berikut ini adalah rencana pengembangan jaringan utilitas di Kecamatan Pasar Rebo yang meliputi persampahan, drainase, listrik, telekomunikasi, gas, air bersih, air limbah, telekomunikasi dan air limbah. A. Persampahan
III-197

c. Pasar Cijantung di Kelurahan Cijantung dengan kegiatan pelayanan perdagangan dan


jasa.

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Rencana pengelolaan persampahan di Kecamatan Pasar Rebo adalah sebagai berikut: Program pemilahan sampah sebelum dibuang ke LPS ( Lokasi pembuangan sampah ) melalui pemilahan sampah organik (basah) dan non-organik (kering) akan memudahkan proses pembuatan kompos sebelum dibakar di dalam insinerator Pengembangan prasarana sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) dan Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan dilakukan dengan teknologi tepat guna penerapan konsep 3R (reduced, reused, recycling) Meningkatkan mutu, kapasitas dan jumlah armada sampah yang dapat masuk kelingkungan yang padat penduduk Mencegah dan menindak tegas pembuangan sampah ke sungai, saluran. Caranya dengan mencegah tumbuhnya perumahan liar,bedeng di sepanjang tepi sungai B. Drainse dan Pengendali Banjir Sistem jaringan drainase di Kecamatan Pasar Rebo sudah cukup baik dengan adanya beberapa situ dongkelan dan tipar serta kali ciliwung dan sentiong yang melalui wilayah kecamatan. Pengembangan drainase di Kecamatan Cipayung dilakukan melalui : 1. 2. Pembangunan tangkapan air di kawasan Pasar Rebo Peningkatan kapasitas kali ciliwung Penataan bantaran sungai melalui penertiban bangunan ilegal. Normalisasi sungai dan saluran air dengan peningkatan kualitas aliran sungai

1. 2. 3.

Pengembangan sistem pelayanan telekomunikasi melalui penerapan teknologi Pembangunan jaringan telekomunikasi baru pada kawasan pemukiman padat, Menciptakan jaringan telekomunikasi yang aman dan menjaga struktur

telekomunikasi yang memadai dengan tujuan untuk memfasilitasi masyarakat dalam melakukan aktifitas bersosial. lingkungan kota di Kecamatan Pasar Rebo Rencana Jaringan Air Bersih Kebutuhan air bersih di Kecamatan Pasar Rebo pada tahun 2030 berjumlah 39.089.925 liter per hari dimana jumlah tersebut dihitung berdasarkan kebutuhan pada kawasan Perumahan. Rencana pengembangan jaringan air bersih di Kecamatan Pasar Rebo ialah sebagai berikut: 1. Perluasan jaringan pelayanan air bersih melalui peningkatan kegiatan pendistribusiian dan penyediaan hidran umum di lokasi yang belum terlayani air bersih, terutama pada kawasan Perumahan yang padat penduduknya 2. 3. 4. Pengawasan dan pengendalian terhadap pemakaian air tanah/sumur Perluasan kawasan resapan air melalui penambahan ruang terbuka hijau Pencegahan air limbah ke dalam tanah dan pencemaran sumber - sumber air

3.
4. C. Listrik

Rencana Sistem Pembuangan Air Limbah Produksi air limbah/kotor di Kecamatan Pasar Rebo ialah sebesar 15.412.60 liter per hari. Rencana sistem pembuangan air limbah di Kecamatan Pasar Rebo tahun 2030 adalah dengan sistem on-site dengan pengolahan air limbah yang direncanakan di Kelurahan Gedong.

Arahan rencana pengembangan jaringan listrik di Kecamatan Pasar Rebo adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Memperbaiki jaringan listrik yang ada Meningkatkan daya transmisi yang sudah ada Mencegah kebocoran atau kebakaran listrik dengan mendistribusikan kabel-kabel Menempatkan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan sektor lain, serta Menempatkan jaringan listrik sesuai dengan jaringan jalan dan untuk keamanan Menambah jaringan listrik hingga dapat melayani wilayah yang pada kondisi

PLN dengan kabel isolasi mempertimbangkan segi estetika lingkungan pembangunan jalan baru sebaiknya ditempatkan di bawah tanah eksisting 2008 belum terlayani listrik D. Telekomunikasi Arahan rencana pengembangan jaringan telekomunikasi di Kecamatan Pasar Rebo adalah :

B.5.81 Rencana Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Kecamatan Pasar Rebo
Rencana Pengembangan fasilitas umum dan sosial di Kecamatan Pasar Rebo terdiri dari empat jenis fasilitas, yaitu :

Fasilitas Pendidikan Fasilitas Kesehatan Fasilitas Peribadatan Fasilitas Olah Raga

A. Pendidikan
III-198

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Perhitungan jumlah penduduk Kecamatan Pasar Rebo berdasarkan daya tampung pada tahun 2030 ialah sebesar 223.371 jiwa. Dengan jumlah tersebut dan menggunakan standar penyediaan fasilitas pendidikan, maka diperoleh jumlah kebutuhan fasilitas pendidikan seperti yang terlihat pada Tabel 5.55, yaitu sebanyak 179 unit untuk Taman Kanak-kanak (TK), 89 unit untuk Sekolah Dasar (SD), 15 unit untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), 7 unit untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), serta 7 unit perpustakaan. T abel 5.55 Rencana Jumlah Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Kecamatan Pasar Rebo Tahun 2030
No Jenis Fasilitas Eksisting 2006 38 71 20 26 3 12 Kebutuhan 2030 179 89 15 7 7 -

Kecamatan Pasar Rebo saat ini telah mencukupi kebutuhan penduduk, namun untuk fasilitas puskesmas masih diperlukan sebanyak 2 unit. Tabel 5.56 Rencana Jumlah Kebutuhan Fasilitas Kesehatan Kecamatan Pasar Rebo Tahun 2030 No 1 2 3 4 5 6 7 8 Jenis Fasilitas Rumah Sakit Puskesmas Puskesmas Kecamatan Pos KB Apotik Lainnya Balai Pengobatan Rumah Bersalin Jumlah Eksisting 2006 2 6 94 13 19 134 Kebutuhan 2030 7 1 7 73 7 95

1 TK 2 SD 3 SLTP 4 SLTA 5 Perpustakaan 6 Universitas dan Akademi 7 Tempat Kursus Sumber : Hasil Perhitungan 2009

Sumber : Hasil Perhitungan 2009

C. Peribadatan Perhitungan jumlah penduduk Kecamatan Pasar Rebo berdasarkan daya tampung pada tahun 2030 ialah sebesar 223.371 jiwa. Dengan jumlah tersebut dan menggunakan standar penyediaan fasilitas peribadatan, maka diperoleh jumlah kebutuhan fasilitas peribadatan seperti yang terlihat pada Tabel berikut yaitu mushala 73 unit, masjid kelenteng 3 unit. Tabel 5.57 Rencana Jumlah Kebutuhan Fasilitas Peribadatan Kecamatan Pasar Rebo Tahun 2030
No 1 2 3 4 5 6 7 Jenis Fasilitas Mushala Masjid Gereja Katolik Gereja Vihara Pura Kelenteng Eksisting 2006 190 70 12 2 Kebutuhan 2030 73 7 3 3 3 3 3

Berdasarkan perbandingan antara perhitungan dengan kondisi eksisting fasilitas pendidikan, maka dapat diketahui bahwa fasilitas pendidikan yang ada saat ini telah cukup untuk mengakomodasi kebutuhan pendidikan masyarakat, terutama untuk fasilitas pendidikan SLTP dan SLTA serta perguruan tinggi dimana kondisi saat ini berlebih dari kebutuhan. Sementara untuk fasilitas pendidikan berupa TK dan SD masih dirasakan kurang sebesar 141 unit dan 18 unit. B. Kesehatan Perhitungan jumlah penduduk Kecamatan Pasar Rebo berdasarkan daya tampung pada tahun 2030 ialah sebesar 223.371 jiwa. Dengan jumlah tersebut dan menggunakan standar penyediaan fasilitas kesehatan, maka diperoleh jumlah kebutuhan fasilitas kesehatan seperti yang terlihat pada tabel 5.56, yaitu balai pengobatan sebanyak 73 unit, rumah bersalin sebanyak 7 unit, puskesmas sebanyak 7 unit, apotik sebanyak 7 unit, dan 1 unit puskesmas kecamatan. Berdasarkan perbandingan antara kondisi eksisting fasilitas kesehatan dengan perhitungan kebutuhan tahun 2030, maka dapat diketahui bahwa fasilitas kesehatan yang terdapat di

7 unit, masjid

kecamatan 1 unit, gereja katolik 3 unit, gereja 3 unit, vihara 3 unit, pura 3 unit serta

Sumber : Hasil Perhitungan 2009

Berdasarkan perbandingan tersebut, maka fasilitas peribadatan yang terdapat saat ini telah sesuai dengan kebutuhan untuk fasilitas ibadah berupa mushala, masjid, dan gereja.
III-199

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Sementara untuk fasilitas ibadah lainnya seperti vihara, pura, maupun kelenteng belum sesuai dengan kebutuhan. d. Olah Raga Perhitungan jumlah penduduk Kecamatan Pasar Rebo berdasarkan daya tampung pada tahun 2030 ialah sebesar 223.371 jiwa. Dengan jumlah tersebut dan menggunakan standar penyediaan fasilitas olahraga, maka diperoleh jumlah kebutuhan fasilitas olahraga seperti yang terlihat pada Tabel 5.58, yaitu tempat bermain berjumlah 893 unit, 74 unit lapangan olahraga, 7 unit kolam renang, serta 7 unit gedung olahraga.

3. 4. 5.

Perbaikan saluran air yang tertutup perkerasan serta membuat saluran air baru Sebaran distribusi sarana dan prasana kebakaran pada setiap kelurahan. Perbaikan lingkungan berupa pelebaran jalan lingkungan sehingga

pada lokasi-lokasi yang belum memiliki saluran air.

mempermudah evakuasi ketika terjadi kebakaran.

B.5.82 Rencana Pola Ruang Kecamatan Pasar Rebo


Pola ruang Kecamatan Pasar Rebo direcanakan dibagi menjadi empat wilayah pengembangan, yaitu utara, barat, timur dan selatan. Wilayah utara akan dikembangkan sebagai wilayah kawasan komersial, perkantoran, perdagangan, jasa, serta Perumahan. Hal ini didasarkan karena wilayah utara dilalui oleh jalan arteri primer dan pada kondisi eksisting telah banyak berkembang menjadi kawasan yang ramai. Sementara untuk wilayah barat, timur dan selatan, dikembangkan untuk wilayah perumahan dengan fasilitasnya. Hampir seluruh bagian wilayah Kecamatan Pasar Rebo direncanakan menjadi kawasan wisma atau perumahan kepadatan rendah dengan klasifikasi wisma yang direncanakan yaitu wisma kecil, wisma sedang, wisma besar, wisma taman, serta wisma susun.Sementara untuk fungsi komersial atau perdagangan direncanakan berada pada jalan-jalan utama. A. Permukiman

Tabel 5.58 Rencana Jumlah Kebutuhan Fasilitas Olahraga Kecamatan Pasar Rebo Tahun 2030
No 1 2 3 4 5 6 7 8 Jenis Fasilitas Tempat Bermain Lapangan Sepakbola Lapangan Bulutangkis Lapangan Tenis Lapangan Voli Sarana Olahraga lainnya Kolam Renang Gedung Olahraga Eksisting 2006 10 47 6 35 9 Kebutuhan 2030 893

Kawasan permukiman akan dikembangkan di hampir seluruh kelurahan yang terdapat di


74

Kecamatan Pasar Rebo. Permukiman yang dikembangkan di hampir seluruh wilayah kecamatan merupakan klasifikasi wisma kecil, sedang dan besar. Sementara untuk sebagian Kelurahan Cijantung, Kalisari, dan Pekayon direncanakan untuk fungsi wisma taman. Untuk pembangunan wisma susun direncanakan berlokasi di Kelurahan Pekayon. B. Perdagangan dan Perkantoran

7 7

Sumber : Hasil Perhitungan 2009

Jika dibandingkan antara kondisi eksisting dengan kebutuhan fasilitas olahraga di Kecamatan Pasar Rebo, maka saat ini fasilitas tersebut telah cukup mengakomodasi kebutuhan masyarakat. Namun terdapat fasilitas olahraga yang belum sesuai dengan standar kebutuhan, yaitu kolam renang dan gedung olahraga masing-masing 7 unit. e. Pengendali Bencana Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka untuk Kecamatan Pasar Rebo direncanakan beberapa sistem pengendali bencana meliputi banjir dan kebakaran, yaitu : 1. 2. Perbaikan daerah sempadan sungai melalui penghijauan. Peningkatan kapasitas danau dan sungai.

Kawasan perdagangan yang direncanakan dikembangkan di Kecamatan Pasar Rebo umumnya merupakan pusat perdagangan dengan skala pelayanan tingkat kota dan kecamatan, dimana fungsinya untuk melayani masyarakat Kecamatan Pasar Rebo. Kawasan perdagangan yang akan dikembangkan berada pada lokasi sepanjang Jl. Condet Raya, Jl. Tengah Raya, Jl. Gongseng, serta Jl. Raya Bogor. Kawasan perdagangan yang dikembangkan tersebut perlu dibatasi pertumbuhannya dan diperbaiki fasilitas pendukungnya sehingga tidak memunculkan permasalahan terutama kemacetan akibat tingginya bangkitan. C. Ruang Terbuka Hijau
III-200

Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Ruang terbuka hijau yang akan dikembangkan di Kecamatan Pasar Rebo adalah penyempurna hijau umum di tepi kali baru, kali gongseng, kali ciliwung, serta penyempurna hijau makam.

B.5.83 Rencana Intensitas Pemanfaatan Ruang Kecamatan Pasar Rebo


Berdasarkan pola ruang yang telah direncanakan, maka intensitas pemenfaatan ruang yang direncanakan adalah dengan membagi Kecamatan Pasar Rebo menjadi dua wilayah bagian yaitu utara dan selatan. Untuk wilayah yang direncanakan sebagai kawasan wisma memiliki KDB 20% dengan ketinggian bangunan maksimal 2 lantai, sementara untuk wisma susun taman direncanakan KDB 20% dengan ketinggian bangunan 15 lantai.

III-201

You might also like