You are on page 1of 58

BAB IX RENCANA RINCI TATA RUANG WILAYAH KECAMATAN TANAH ABANG Bagian Kesatu Umum Pasal 186 Rencana

Rinci Tata Ruang Wilayah Kecamatan Tanah Abang meliputi: a. Abang ; b. c. d. e. f. Tanah Abang Bagian Kedua Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Tanah Abang Struktur Ruang Kecamatan Tanah Abang; Pola Ruang Kecamatan Tanah Abang; Rencana Kawasan Strategis Wilayah Kecamatan Tanah Abang Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Tanah Abang; dan Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Strategi dan Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Tanah

(5) Pengaturan arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan masyarakat. (6) Pengaturan arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dalam mengeluarkan perijinan lokasi pembangunan.
Paragraf 2 Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Tanah Abang Pasal 188

(1) Kebijakan Kawasan Budidaya Kebijakan kawasan budidaya dibagi menjadi beberapa sektor, diantaranya yaitu a. Perumahan

o Penggunaan perumahan lebih diarahkan kepada resettlement daerah-daerah hunian. o Pembangunan perumahan untuk masa mendatang dibatasi.
o Program perbaikan lingkungan. b. Sektor Perdagangan dan Jasa o Pengembangan sentra-sentra tetap diutamakan.

o Pengembangan ribbon dibatasi dan ditolerir hanya pada kelas jalan kolektor keatas dan
memiliki penyediaan fasilitas parkir yang memadai. o Peremajaan pasar harus memperhatikan kepentingan pedagang lama dan ekonomi lemah. c. Paragraf 1 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Tanah Abang Pasal 187 Sektor Transportasi

o Peningkatan kapasitasnya melalui program pelebaran jalan. o Pengembangan jaringan jalan baru lebih diutamakan pada bagian utara dan selatan BWK
Kelurahan Tanah Abang Selatan . d. Sektor Fasilitas Umum o Pengembangan partisipasi pihak swasta untuk berperan serta dalam pembangunan fasilitas umum. o Pembangunan baru untuk memenuhi jumlah kebutuhan dan pencapaian target sesuai standar kecamatan. e. Sektor Air Minum o Penambahan jaringan pelayanan air bersih / air minum PAM melalui o Pengembangan jaringan pelayanan air bersih o Pengurangan penggunaan air bersih yang melampaui batas. f. Sektor Sanitasi dan Sampah

Tujuan penataan tata ruang Wilayah Kecamatan Tanah Abang meliputi ;

(1) Pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budi daya. (2) Pengaturan keterpaduan, keterikatan dan keseimbangan antar wilayah kecamatan serta keserasian antar
sektor.

(3) Pengaturan rencana tata ruang dengan mempertimbangkan aspek optimalisasi pemanfaatan ruang yang
ada, dengan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan pemanfaatan ruang bawah tanah pada bagianbagian tertentu di wilayah Kecamatan Tanah Abang.

(4) Pengaturan pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk : a. Mewujudkan kehidupan masyarakat Kecamatan Tanah Abang yang sejahtera lahir dan batin
b. Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam

o Pengembangan septick tank kelompok pada lokasi-lokasi perumahan yang dihuni oleh
penduduk yang berpenghasilan rendah. Dengan menggunakan teknologi sistem sewerage. o Peningkatan kondisi MCK yang ada pada lingkungan perumahan padat. o Pengelolaan sampah dengan menyediakan container dan dipo-dipo sampah sesuai kebutuhan. g. Sektor Banjir dan Drainase

c. Mewujudkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan secara berdaya-guna,


berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia d. Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan e. Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan

o Pembangunan normalisasi kali o Peningkatan sistem saluran drainase yang ada. h. Sektor Utilitas Umum o Peningkatan jaringan pelayanan listrik dengan penambahan gardu-gardu listrik. o Peningkatan lampu-lampu penerangan jalan. o Penambahan telepon umum pada lokasi-lokasi strategis. o Peningkatan pengadaan instalasi listrik, telepon dan gas dengan melakukan koordinasi terpadu antara PLN, Telkom dan Pemda DKI Jakarta. i. Sektor Ruang Terbuka Hijau o Peningkatan ruang terbuka hijau yang terletak di sepanjang kali. dan memanfaatkannya untuk taman dan hortikultura yang dapat dinikmati masyarakat. Bagian Keempat Struktur Ruang Wilayah Kecamatan Tanah Abang Umum Pasal 191

o Peningkatan ruang terbuka hijau maksimum pada ROW (lebar badan jalan) yang terletak di
jalan arteri dan jalan kolektor. (2) Kebijakan Kawasan Strategis (3) Kebijakan Pengendalian Lingkungan a. Pemeliharaan lingkungan guna mempertahankan ekosistem dan kelestarian lingkungan alam. b. Pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan tentang adanya penetapan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). Pasal 189

(1) Rencana struktur ruang wilayah provinsi dijabarkan kedalam struktur ruang wilayah Kecamatan Tanah Abang, yang meliputi sistem pusat kegiatan dan sistem prasarana wilayah; (2) Rencana pengembangan sistem pusat kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diwujudkan berdasarkan : a. b. c. a. b. c. d. e. f. g. sistem pusat kegiatan primer; sistem pusat sekunder; dan sistem pusat kegiatan tersier prasarana transportasi, prasarana sumber daya air bersih, prasarana pengendalian drainase, prasarana sanitasi limbah, prasarana persampahan, prasarana energi listrik, dan prasarana telekomunikasi. Sistem Pusat Kegiatan Wilayah Kecamatan Tanah Abang Pasal 192

(3) Rencana sistem prasarana wilayah sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi

Strategi penataan ruang Kecamatan Tanah Abang, meliputi ; (1) Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah berkembang. (2) Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh dengan membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya. (3) Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH khususnya di bantaran sungai, pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan permukiman kumuh. (4) Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu meningkatkankapasitas perdagangan dan jasa . (5) Merealisasikan pembangunan jalan lingkungan di dalam lingkungan yang telah berkembang guna menyediakan ruang perumahan kota yang dapat menampung perkembangan penduduk. Bagian Ketiga Persebaran Penduduk Wilayah Kecamatan Tanah Abang Pasal 190 (3) Kebijakan persebaran penduduk di Wilayah Kecamatan Tanah Abang pada tahun 2030 dibatasi sebanyakbanyaknya 475.770 Jiwa (4) (1)

Rencana pengembangan pusat-pusat kegiatan Kecamatan Tanah Abang diwujudkan dalam bentuk Sistem Pusat Kegiatan Premier;

(2)

Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Premier Kecamatan Tanah Abang sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 ayat (1) huruf c, terdapat pada lokasi Plaza Indonesia, Grand Hyatt, Plaza EX, Hotel Indonesia, Grand Indonesia, RS. PGI Cikini dan Kantor Bappenas. Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Sekunder di wilayah Kecamatan Tanah Abang sebagaimana dimaksud pada ayat (2), huruf c, terdapat pada lokasi perdagangan Plaza Tanah Abang, Plaza Keris dan perkantoran Artha Graha. Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Tersier di wilayah Kecamatan Tanah Abang sebagaimana dimaksud pada ayat (2), huruf d, terdapat pada lokasi Stasiun Cikini dan Stasiun Gondangdia.

(4). (5).

Pengerukan sampah di sepanjang kali yang bisa menimbulkan banjir; engendalian penggunaan air tanah untuk mengurangi gejala penurunan tanah (Land Subsidence) yang berpotensi menimbulkan genangan.

Sistem Prasarana Wilayah Kecamatan Tanah Abang Pasal 193 Prasarana Sanitasi Limbah Wilayah Kecamatan Tanah Abang Pasal 197 Sistem prasarana meliputi prasarana transportasi, prasarana sumber daya air bersih, prasarana pengendalian drainase, prasarana sanitasi limbah, prasarana persampahan, telekomunikasi. Prasarana Transportasi Wilayah Kecamatan Tanah Abang Pasal 194 Prasarana Persampahan Wilayah Kecamatan Tanah Abang Pasal 198 prasarana energi listrik, dan prasarana Pengembangan prasarana sanitasi di Kecamatan Tanah Abang, meliputi: (1). (2). engembangan sistem pembuangan air limbah secara sistem on-site Peningkatan pelayanan pipa pembuangan air limbah disetiap kelurahan-kelurahan yang padat penduduk

(1) (2)

Rencana pengembangan prasarana transportasi di Kecamatan Tanah Abang, meliputi jaringan jalan; Rencana peningkatan jalan arteri sebagaimana di maksud pada ayat (1) meliputi; Jl. Proklamasi, Jl Sultan Agung, Jl. Latuhari, Jl. Imam Bonjol, Jl. MH. Thamrin, Jl. HOS Cokroaminoto, Jl. Sultan Syahrir, Jl. Moh. Yamin, Jl. Yusuf Adiwinata, Jl. Agus Salim, Jl. Cikini Raya, Jl. Raden Sakeh dan Jl. Tambak. (2). Prasarana Sumber Daya Air Bersih Wilayah Kecamatan Tanah Abang Pasal 195 (4). (5). (3). Pengembangan prasarana persampahan di wilayah Kecamatan Tanah Abang, meliputi: (1).Pengembangan penggunaan teknologi pengolahan sampah dengan menggunakan incinerator yang ditempatkan pada kawasan-kawasan tertentu; Pembangunan lokasi penampungan sampah (LPS) sementara pada setiap kelurahan; Program pemilahan sampah sebelum dibuang ke LPS (Lokasi pembuangan sampah) melalui pemilahan sampah organik (basah) dan non-organik (kering) akan memudahkan proses pembuatan kompos sebelum dibakar di dalam incinerator; Pengembangan prasarana sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) dengan penggunaan teknologi tepat guna; Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan penerapan konsep 3R (reduced, reused, recycling); Prasarana Energi Listrik Pasal 199

Pengembangan Prasarana sumber daya air bersih di wilayah Kecamatan Tanah Abang meliputi : (1). (2). (3). (4). Perluasan jaringan pelayanan air bersih dan penyediaan hidran umum pada lokasi yang belum terlayani air bersih terutama permukiman padat penduduk; Pembatasan pengambilan air tanah dangkal di kawasan permukiman secara bertahap; Pelarangan pengambilan air tanah dalam terutama di zona kritis air tanah; Peningkatan peran serta masyarakat dalam menjaga kualitas sungai dan kanal. Prasarana Pengendalian Drainase Pasal 196

Pengembangan prasarana energi di wilayah Kecamatan Tanah Abang, meliputi: (1). Perbaikan jaringan listrik yang telah ada; Peningkatan daya transmisi yang sudah ada; Penindakan pencurian listrik; Penempatan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan mempertimbangkan estetika lingkungan; Pengembangan Jaringan listrik mengikuti jaringan jalan; Pengamanan jaringan listrik pada kawasan perumahan padat. Prasarana Telekomunikasi (2). menggangu (3). (4). (5). (6).

Pengembangan prasarana pengendalian drainase di Kecamatan Tanah Abang, meliputi : (1).Normalisasi sepanjang aliran sungai dan mengamankan sungai dari kegiatan yang dapat fungsinya pada lokasi saluran Kali Cakung, Kali Buaran dan Kali Bekasi Tengah; (2). (3). Penataan kembali garis sempadan sungai (GSS) menurut fungsinya yaitu sebagai pengendali banjir, drainase dan penggelontor; Peningkatan dan pengembangan fungsi situ-situ sebagai lokasi tempat penampungan air;

Pasal 200

(1) (2) (3)

Pembangunan dan pemeliharaan jalur hijau di sempadan sungai dan kanal; Pembangunan jalan inspeksi pada sungai-sungai utama untuk mengarahkan orientasi pembangunan fisik; Peningkatan kapasitas sungai, kanal, saluran penghubung, dan saluran lingkungan melalui pengerukan; Pembangunan fisik diarahkan menghadap sungai (river front development) untuk menjaga kapasitas aliran sungai dan kanal. Kawasan Sekitar Waduk/Danau/Situ Pasal 204

Pengembangan prasarana Telekomunikasi dan informatika di Kecamatan Tanah Abang, meliputi: (1). (2). (3). Pengembangan sistem pelayanan telekomunikasi melalui penerapan teknologi telekomunikasi yang memadai; Pembangunan jaringan telekomunikasi baru pada kawasan pemukiman padat, dengan tujuan untuk memfasilitasi masyarakat dalam melakukan aktifitas bersosial; Pengembangan jaringan telekomunikasi yang aman dan menyesuaikan dengan estetika lingkungan.

(4)

(1). Bagian Kelima Rencana Pola Ruang Wilayah Kecamatan Tanah Abang Umum Pasal 201 (2). (3).

Pemanfaatan waduk sebagai penampungan (reservoir) air di Waduk Melati dan Waduk Senayan; Pembangunan kapasitas polder dan pemompaan di Waduk Melati ; Penataan kawasan Waduk Melati karena merupakan kawasan strategis di Kecamatan Tanah Abang; Peruntukan Ruang Untuk Fungsi Budidaya (Kawasan Budidaya) Wilayah Kecamatan Tanah Abang Kawasan Ruang Terbuka Hijau Pasal 205

(1).

Rencana pola ruang Kecamatan Tanah Abang, terdiri atas: a. Peruntukan ruang untuk fungsi lindung / kawasan lindung, dan b. Peruntukan ruang untuk fungsi budidaya /kawasan budidaya.

(2). Rencana pengembangan kawasan lindung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi : a. b. a. b. c. d. Kawasan resapan air; Kawasan sempadan sungai dan kanal;

Pengembangan kawasan terbuka hijau lainnya, meliputi: (1). (2). (3). (4). (5). (6). Pengembangan ruang terbuka hijau diarahkan berupa jalur hijau tepi sungai, jalur hijau tepi jalan, pemakaman umum, lahan milik pemerintah dan sekitar taman lingkungan perumahan; Pengembangan jalur hijau diarahkan sepanjang Kali Cakung, Kali Buaran dan Kali Bekasi Tengah Penataan kawasan jalur hijau dan hutan kota seluas 125,997 Ha; Penataan dan pemeliharaan kawasan makam seluas 33,01 Ha;dan Peruntukan lahan pada kawasan terbuka hijau publik tidak dapat diubah; Pengembangan taman lingkungan dan jalur hijau di kawasan perumahan, Kecamatan Tanah Abang;

(3). Rencana pengembangan kawasan budidaya, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi: Ruang terbuka hijau lainnya; Kawasan perkantoran; Kawasan perdagangan; Kawasan Permukiman. Rencana pola ruang wilayah Kecamatan Tanah Abang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum dalam Lampiran Gambar 2.2 Peraturan Daerah ini. Peruntukan Ruang untuk Fungsi Lindung (Kawasan Lindung) Kawasan Resapan Air Pasal 202

(4).

Kawasan Perkantoran Pasal 206

Pengembangan kawasan perkantoran, meliputi : (1). (2). Penataan kawasan perkantoran dengan KDB rendah di sepanjang Kali Krukut dan Banjir Kanal Barat melalui program kali bersih (PROKASIH) dengan orientasi sungai sebagai muka bangunan; Pengembangan kawasan perkantoran secara terpadu dengan pola sentra yang fungsinya terdiri dari perkantoran, perdagangan dan jasa di kawasan Pasar Tanah Abang dan di sepanjang Jl. MT. Haryono Jl. Jendral Sudirman ; Kawasan Perdagangan Pasal 207

(1) (2)

Penanaman dan pemeliharaan pohon dan tanaman pada lahan pemakaman yang berfungsi sebagai peneduh dan membantu peresapan air; Perluasan kawasan resapan air melalui penambahan ruang terbuka hijau. Kawasan Sempadan Sungai dan Kanal Pasal 203

(1) Pengembangan kawasan campuran yang lebih nyaman dengan mengefektifkan penggunaan lahan di Pengembangan kawasan perdagangan, meliputi : (1). (2). (3). (4). Penataan kawasan perdagangan dengan KDB rendah di sepanjang Kali Krukut dan Banjir Kanal Barat melalui program kali bersih (PROKASIH) dengan orientasi sungai sebagai muka bangunan; Pengembangan perdagangan secara terpadu dengan pola sentra yang fungsinya terdiri dari perkantoran, perdagangan dan jasa di kawasan Pasar Tanah Abang Penataan kawasan perdagangan di sekitar kawasan Benhil dengan orientasi penyediaan lahan parkir; Pengembangan program perbaikan lingkungan pada kawasan yang terbangun dengan penyediaan lahan parkir atau penambahan fasilitas penunjangnya beserta penghijauan yang lebih nyaman di kawasan senayan ; (5). (6). Pengembangan program perbaikan lingkungan pada kawasan yang terbangun dengan penyediaan dan / atau penambahan fasilitas penunjangnya beserta penghijauan yang lebih nyaman; Pengembangan kawasan multi fungsi yang bertaraf internasional di kawasan Tanah Abang. Kawasan Permukiman Pasal 208 Bagian Keenam Penetapan Pengembangan Kawasan Strategis Wilayah Kecamatan Tanah Abang Pasal 211 Pengembangan kawasan Industri di wilayah Kecamatan Tanah Abang, dilaksanakan berdasarkan arahan, melalui merelokasi industri menengah dan besar dari pusat kota. lokasi Tanah Abang (2) Peningkatan intensitas bangunan dan perbaikan lingkungan disertai dengan penyediaan infrastruktur yang memadai di kawasan Tanah Abang. Kawasan Industri di Kecamatan Tanah Abang Pasal 210

(1).

Pengembangan kawasan strategis di tingkat Kecamatan Tanah Abang diarahkan pada bagian wilayah kecamatan yang memiliki peranan dan fungsi strategis bagi pengembangan kegiatan ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan kota;

Penataan kawasan perumahan horisontal dan vertikal, meliputi : (1). Perbaikan lingkungan pada daerah kumuh dengan mengembangkan ruang terbuka hiijau yang berfungsi sosial, ekologis dan estetika terutama di kawasan sepanjang jalur Kali Kali Krukut di Kelurahan Karet Tengsin, Petamburan, dan Bendungan Hilir. (2). (3). (4). (5). (6). (7). (8). (9). Pengembangan perbaikan lingkungan pada kawasan perumahan kumuh ringan dan sedang terutama sekitar kawasan Kelurahan Kebon Kacang, Petamburan dan Bendungan Hilir; Penetapan fungsi perumahan pada kawasan mantap; Penyediaan fasilitas umum di kawasan-kawasan perumahan horisontal; Pengembangan kawasan perumahan KDB rendah di sekitar jalur Kali Krukut yang terletak di Kelurahan Karet tengsin dan Petamburan; Pengembangan kawasan campuran kecil pada daerah yang cenderung berkembang menjadi daerah perdagangan dan jasa; Luas kawasan permukiman direncanakan sebesar 210,244 Ha; Pembangunan rumah susun taman pada permukiman kumuh di sekitar Kelurahan Karet Tengsin; Pembangunan kawasan perumahan vertikal yang menjamin tersedianya kawasan hijau yang berfungsi resapan, sosial dan estetika; (10). Pengembangan kawasan perumahan secara vertikal dan memperkecil perpetakan untuk penyediaan perumahan golongan menengah-bawah yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai; Kawasan Campuran di Wilayah Kecamatan Tanah Abang Pasal 209

(2).

Pengembangan kawasan strategis Kecamatan Tanah Abang sebagaimana dimaksud ayat (1) diarahkan yaitu pengembangan Kawasan Cikini dan Taman Ismail Marzuki (TIM) sebagai kawasan pengembangan kesenian dan kebudayaan; Bagian Ketujuh Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Pasal 212

Pengembangan fasilitas umum dan sosial sebagai upaya penanganan pemenuhan kebutuhan penduduk Kecamatan Tanah Abang yang terdiri dari fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan, fasilitas olah raga dan fasilitas pengendalian bencana. Fasilitas Pendidikan Pasal 213

(1) (2) (3)

Pengembangan fasilitas pendidikan diutamakan untuk fasilitas pendidikan yang masih kurang dan diperlukan penambahan lahan dan bangunan fasilitas pendidikan; Pengembangan fasilitas pendidikan di Kecamatan Tanah Abang diarahkan untuk tingkat pendidikan dasar (TK, SD, SMP),akademi, dan perpustakaan; Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas pendidikan.

Pengembangan kawasan Campuran Kecamatan Tanah Abang, meliputi ;

Fasilitas Kesehatan

Pasal 214

b. Ketinggian bangunan maksimal 2 (dua) lantai di arahkan pada kawasan permukiman, ketinggian bangunan maksimal 4 (empat) sampai dengan 8 (delapan) lantai di arahkan pada kawasan bangunan umum, kawasan campuran, dan fasilitas umum. c. Nilai KDB di daerah yang terbangun ditetapkan sebesar 60 %.

(1) (2)
(3)

Pengembangan fasilitas kesehatan diperlukan penambahan yang disesuaikan dengan jumlah kebutuhan yang direncanakan; Pengembangan fasilitas kesehatan berupa penambahan jumlah fasilitas kesehatan yang terdiri dari balai pengobatan, puskesmas, dan apotik; Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas kesehatan. Fasilitas Peribadatan Pasal 215

Bagian Kesembilan Arahan Perijinan Pasal 219

(1) Perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1) adalah perizinan yang terkait dengan izin (1)
(2) Pengembangan fasilitas peribadatan disesuaikan dengan jumlah kebutuhan yang direncanakan; Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas peribadatan. Fasilitas Olahraga Pasal 216 Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas olahraga, berupa tempat bermain, taman dan lapangan serba guna. Fasilitas Pengendalian Bencana Pasal 217 Pengembangan fasilitas pengendalian bencana di wilayah Kecamatan Tanah Abang, terdiri atas : (1) Penataan bantaran sungai melalui penertiban bangunan illegal di Banjir Kanal, Kali Duri dan Kali Ciliwung; Pembangunan fisik diarahkan menghadap sungai (river front development) untuk menjaga kapasitas aliran mantap sungai dan kanal; (3) (4) (5) Pembangunan jalan inspeksi pada sungai-sungai utama untuk mengarahkan orientasi pembangunan fisik; Peningkatan kapasitas sungai, kanal, saluran penghubung, dan saluran lingkungan melalui pengerukan; Pembangunan dan pemulihan situ-situ Taman Ria Senayan dan Situ Lembang; Bagian Kedelapan Rencana Intensitas Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Tanah Abang Pasal 218 c. d. e. Perijinan yang dikenakan pada kegiatan dan pembangunan di Provinsi DKI Jakarta, terdiri dari 5 (lima) jenis, yaitu : a. b. Perijinan kegiatan/lisensi (SIUP, TDP). Perijinan pemanfaatan ruang dan bangunan (Ijin Lokasi, Ijin Peruntukan Penggunaan Tanah/IPPT, Ijin Penggunaan Bangunan/IPB). Perijinan konstruksi (Ijin Mendirikan Bangunan/IMB). Perijinan lingkungan (Amdal, yang terdiri dari Analisis Dampak Lingkungan, Rencana Pemantauan Lingkungan dan Rencana Pengelolaan Lingkungan; Ijin Gangguan/HO). Perijinan khusus (pengambilan air tanah). Pasal 221 Pasal 220 pemanfaatan ruang yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan dikeluarkan oleh pemerintah dan/atau pemerintah daerah harus dimiliki sebelum pelaksanaan pemanfaatan ruang; (2) Ijin pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah ijin yang berkaitan dengan lokasi, kualitas ruang, dan tata bangunan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan, hukum adat dan kebiasaan yang berlaku. (3) Prinsip dasar penerapan mekanisme perijinan dalam pemanfaatan ruang adalah sebagai berikut : a. b. c. Setiap kegiatan dan pembangunan yang berpeluang menimbulkan gangguan bagi kepentingan Setiap kegiatan dan pembangunan harus memohon ijin dari pemerintah setempat yang akan Setiap permohonan pembangunan yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah umum, pada dasarnya dilarang kecuali dengan ijin dari Pemerintah Provinsi/Kota. memeriksa kesesuaiannya dengan rencana, serta standar administrasi legal. harus melalui pengkajian mendalam untuk menjamin bahwa manfaatnya jauh lebih besar dari kerugiannya bagi semua pihak terkait sebelum dapat diberikan ijin.

(2)

(1) Arahan rencana intensitas pemanfaatan ruang Kecamatan Tanah Abang, meliputi : a. Nilai KLB 1,0 sampai dengan 4,0 di arahkan pada kawasan permukiman, kawasan bangunan umum,
bangunan umum KDB rendah, Kawasan campuran, dan kawasan industri/pergudangan;

Perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 dilaksanakan oleh Gubernur, melalui satuan kerja perangkat daerah yang berwenang. Pasal 224

(1) (2) Bagian Kesepuluh Arahan Insentif dan Disinsentif Pasal 222 (4) (1) Ketentuan insentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 merupakan perangkat atau upaya untuk memberikan imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta, serta memberikan kontribusi dalam membantu pemecahan masalah perkotaan. (2) Pemberian insentif sebagaimana diatur dalam ayat (1) diberlakukan dengan cara: a. b. c. d. e. f. Kemudahan-kemudahan dalam pengurusan ijin dan pengurusan administrasi lainnya untuk pemanfaatan ruang yang sesuai dengan arahan-arahan dalam rencana tata ruang wilayah. Bantuan pada pemanfaatan lahan yang sifatnya mengkonservasi lahan pada kawasan-kawasan Keringanan pajak, pemberian kompensasi, subsidi silang, imbalan, sewa ruang, dan urun saham. Pembangunan serta pengadaan infrastruktur. Kemudahan prosedur perizinan. Pemberian penghargaan kepada masyarakat, swasta dan/atau pemerintah daerah. Pasal 223 lindung. (3)

Prioritas pemberian insentif diarahkan pada penyediaan dan penambahan RTH, penanggulangan banjir, upaya mengatasi masalah kemacetan lalu lintas serta upaya pelestarian bangunan cagar budaya. Prioritas pengenaan disinsentif diarahkan pada kegiatan pembangunan yang merubah bentang alam yang berdampak negatif pada lingkungan di sekitarnya, meningkatkan bangkitan lalu lintas di atas kapasitas jaringan jalan. Seluruh bentuk kewajiban yang dikenakan kepada pengembang suatu lahan atau kawasan dikonversikan ke dalam penyediaan dan pembangunan lahan bagi ruang terbuka hijau. Besaran luas lahan RTH yang wajib disediakan diatur berdasarkan zona kawasan Bagian Kesebelas Sanksi Pasal 225

Setiap orang yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Daerah ini dapat dikenakan sanksi pidana dan/atau sanksi administrasi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Bagian Keduabelas Penyidikan Pasal 226 (1) Selain pejabat penyidik Kepolisian Negara Republik Indoensia, Pejabat Pegawai Negeri

Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah yang lingkup tugas dan tanggungjawabnya di bidang penataan ruang diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah ini. (1) Sedangkan disinsentif sebagaimana dimaksud merupakan perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan kegiatannya menimbulkan dampak negatif perkotaan. (2) Pemberian disinsentif untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, dan/atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan diberlakukan yaitu dengan cara: a. b. c. d. Pemberian sanksi dan bahkan pengenaan denda kepada pelanggar aturan-aturan dan arahan Mempersulit pengurusan administrasi dan bahkan penolakan usulan pemanfaatan ruang yang Pada kawasan-kawasan terbangun yang tidak sesuai dengan arahan dalam Rencana Tata Pengenaan pajak yang tinggi yang disesuaikan dengan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk dalam Rencana Tata Ruang Wilayah. tidak sesuai dengan arahan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah. Ruang Wilayah diberlakukan pengawasan dan pengendalian yang ketat. mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat pemanfaatan ruang. (2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah: a. melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau keterangan berkenaan dengan tindakan pidana di dalam peraturan daerah ini; b. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan ayau laporan berkenaan dengan pelanggaran pidana dalam Peraturan Daerah ini, agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas; c. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai Orang Pribadi atau Badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan adanya pelanggaran; d. meminta keterangan dan bahan bukti dari Orang Pribadi atau Badan sehubungan dengan pelanggaran; e. memeriksa buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen berkenan dengan adanya tindakan pelanggaran; f. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;

e.

Pembatasan penyediaan infrastruktur, pengenaan kompensasi, dan penalti.

g. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan terhadap pelanggaran; h. pejabat penyidik pegawai negeri sipil, memberitahukan dimulainya penyidikan dan hasil penyidikan kepada pejabat penyidik Kepolisian Negara republik Indonesia; dan i. pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil menyampaikan hasil penyidikan kepada Penuntut Umum melalui Pejabat Penyidik Kepolisian Negara republik Indonesia. (5). BAB X RENCANA RINCI TATA RUANG WILAYAH KECAMATAN MENTENG (6).

c.
d. e.

Mewujudkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan secara berdaya-guna, Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi dampak negatif Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan

berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia terhadap lingkungan Pengaturan arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan masyarakat. Pengaturan arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dalam mengeluarkan perijinan lokasi pembangunan. Paragraf 4

Bagian Ketiga Belas Umum Pasal 227 (1). Rencana Rinci Tata Ruang Wilayah Kecamatan Menteng meliputi: a. Menteng ; b. c. d. e. f. Menteng Bagian Keempat Belas Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Menteng c. Paragraf 3 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Menteng Pasal 228 Struktur Ruang Kecamatan Menteng; Pola Ruang Kecamatan Menteng; Rencana Kawasan Strategis Wilayah Kecamatan Menteng Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Menteng; dan Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan b. 1. Strategi dan Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kecamatan

Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Menteng Pasal 229

Kebijakan Kawasan Budidaya Kebijakan kawasan budidaya dibagi menjadi beberapa sektor, diantaranya yaitu

a.

Sektor Perumahan

1. Penggunaan perumahan lebih diarahkan kepada resettlement daerah-daerah hunian. 2. Pembangunan perumahan untuk masa mendatang dibatasi.
3. Program perbaikan lingkungan. Sektor Perdagangan dan Jasa Pengembangan sentra-sentra tetap diutamakan. Pengembangan ribbon dibatasi dan ditolerir hanya pada kelas jalan kolektor keatas dan Peremajaan pasar harus memperhatikan kepentingan pedagang lama dan ekonomi Sektor Transportasi

2.
3. lemah.

memiliki penyediaan fasilitas parkir yang memadai.

1. 2. d.

Peningkatan kapasitasnya melalui program pelebaran jalan. Pengembangan jaringan jalan baru lebih diutamakan pada bagian utara dan selatan BWK

Kelurahan Menteng Selatan . Sektor Fasilitas Umum 1. 2. Pengembangan partisipasi pihak swasta untuk berperan serta dalam pembangunan Pembangunan baru untuk memenuhi jumlah kebutuhan dan pencapaian target sesuai

Tujuan penataan tata ruang Wilayah Kecamatan Menteng meliputi ; (1). (2). (3). Pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budi daya. Pengaturan keterpaduan, keterikatan dan keseimbangan antar wilayah kecamatan serta keserasian antar sektor. Pengaturan rencana tata ruang dengan mempertimbangkan aspek optimalisasi pemanfaatan ruang yang ada, dengan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan pemanfaatan ruang bawah tanah pada bagianbagian tertentu di wilayah Kecamatan Menteng. (4). Pengaturan pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk :

fasilitas umum. standar kecamatan.

e.
1. 2. 3.

Sektor Air Minum Penambahan jaringan pelayanan air bersih / air minum PAM melalui Pengembangan jaringan pelayanan air bersih Pengurangan penggunaan air bersih yang melampaui batas. Sektor Sanitasi dan Sampah

a.
b.

Mewujudkan kehidupan masyarakat Kecamatan Menteng yang sejahtera lahir dan batin Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam

f.

1.
2. 3. g. 1. 2. h. 1. 2. 3.

Pengembangan septick tank kelompok pada lokasi-lokasi perumahan yang dihuni oleh Peningkatan kondisi MCK yang ada pada lingkungan perumahan padat. Pengelolaan sampah dengan menyediakan container dan dipo-dipo sampah sesuai Sektor Banjir dan Drainase Pembangunan normalisasi kali Peningkatan sistem saluran drainase yang ada. Sektor Utilitas Umum Peningkatan jaringan pelayanan listrik dengan penambahan gardu-gardu listrik. Peningkatan lampu-lampu penerangan jalan. Penambahan telepon umum pada lokasi-lokasi strategis. Peningkatan pengadaan instalasi listrik, telepon dan gas dengan melakukan koordinasi

Pasal 231 Kebijakan persebaran penduduk di Wilayah Kecamatan Menteng pada tahun 2030 dibatasi sebanyak-banyaknya 98.039 Jiwa

penduduk yang berpenghasilan rendah. Dengan menggunakan teknologi sistem sewerage.

kebutuhan.

4. i.
1.

Bagian Keenam Belas Struktur Ruang Wilayah Kecamatan Menteng Umum Pasal 232

terpadu antara PLN, Telkom dan Pemda DKI Jakarta. Sektor Ruang Terbuka Hijau Peningkatan ruang terbuka hijau yang terletak di sepanjang kali. dan memanfaatkannya untuk taman dan hortikultura yang dapat dinikmati masyarakat.

2.
(2). (3).

Peningkatan ruang terbuka hijau maksimum pada ROW (lebar badan jalan) yang terletak

di jalan arteri dan jalan kolektor. Kebijakan Kawasan Strategis Kebijakan Pengendalian Lingkungan a. b. Pemeliharaan lingkungan guna mempertahankan ekosistem dan kelestarian lingkungan alam. Pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan tentang adanya penetapan

(1). (2).

Rencana struktur ruang wilayah provinsi dijabarkan kedalam struktur ruang wilayah Kecamatan Menteng, yang meliputi sistem pusat kegiatan dan sistem prasarana wilayah; Rencana pengembangan sistem pusat kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diwujudkan berdasarkan : a. b. c. Sistem pusat kegiatan primer; Sistem pusat sekunder; dan Sistem pusat kegiatan tersier Prasarana transportasi, Prasarana sumber daya air bersih, Prasarana pengendalian drainase, Prasarana sanitasi limbah, Prasarana persampahan, Prasarana energi listrik, dan Prasarana telekomunikasi. Sistem Pusat Kegiatan Wilayah Kecamatan Menteng Pasal 233

AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). Pasal 230 (3)

Rencana sistem prasarana wilayah sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi a. b. c. d. e.

Strategi penataan ruang Kecamatan Menteng, meliputi ; (1). (2). (3). (4). (5). Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah berkembang. Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh dengan membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya. Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH khususnya di bantaran sungai, pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan permukiman kumuh. Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu meningkatkankapasitas perdagangan dan jasa . Merealisasikan pembangunan jalan lingkungan di dalam lingkungan yang telah berkembang guna menyediakan ruang perumahan kota yang dapat menampung perkembangan penduduk. (1) Bagian Kelima Belas Persebaran Penduduk Wilayah Kecamatan Menteng

f. g.

Rencana pengembangan pusat-pusat kegiatan Kecamatan Menteng diwujudkan dalam bentuk Sistem Pusat Kegiatan Premier;

(2)

Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Premier Kecamatan Menteng sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 ayat (1) huruf c, terdapat pada lokasi Plaza Indonesia, Grand Hyatt, Plaza EX, Hotel Pengembangan prasarana pengendalian drainase di Kecamatan Menteng, meliputi : a. Normalisasi sepanjang aliran sungai dan mengamankan sungai dari kegiatan yang dapat menggangu fungsinya pada lokasi saluran Kali Cakung, Kali Buaran dan Kali Bekasi Tengah; b. Penataan kembali garis sempadan sungai (GSS) menurut fungsinya yaitu sebagai pengendali banjir, drainase dan penggelontor; c. Peningkatan dan pengembangan fungsi situ-situ sebagai lokasi tempat penampungan air; d. Pengerukan sampah di sepanjang kali yang bisa menimbulkan banjir; Indonesia, Grand Indonesia, RS. PGI Cikini dan Kantor Bappenas.

(3)

Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Sekunder di wilayah Kecamatan Menteng sebagaimana dimaksud pada ayat (2), huruf c, terdapat pada lokasi perdagangan Plaza Menteng, Plaza Keris dan perkantoran Artha Graha.

(4)

Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Tersier di wilayah Kecamatan Menteng sebagaimana dimaksud pada ayat (2), huruf d, terdapat pada lokasi Stasiun Cikini dan Stasiun Gondangdia.

e. Pengendalian penggunaan air tanah untuk mengurangi gejala penurunan tanah (Land Subsidence) yang
berpotensi menimbulkan genangan.

Sistem Prasarana Wilayah Kecamatan Menteng Pasal 234

Prasarana Sanitasi Limbah Wilayah Kecamatan Menteng Pasal 238

Sistem prasarana meliputi prasarana transportasi, prasarana sumber daya air bersih, prasarana pengendalian drainase, prasarana sanitasi limbah, prasarana persampahan, prasarana energi listrik, dan prasarana telekomunikasi. Prasarana Transportasi Wilayah Kecamatan Menteng Pasal 235

Pengembangan prasarana sanitasi di Kecamatan Menteng, meliputi: a. Pengembangan sistem pembuangan air limbah secara sistem on-site b. Peningkatan pelayanan pipa pembuangan air limbah disetiap kelurahan-kelurahan yang padat penduduk. Prasarana Persampahan Wilayah Kecamatan Menteng Pasal 239

(1). (2).

Rencana pengembangan prasarana transportasi di Kecamatan Menteng, meliputi jaringan jalan; Rencana peningkatan jalan arteri sebagaimana di maksud pada ayat (1) meliputi; Jl. Proklamasi, Jl Sultan Agung, Jl. Latuhari, Jl. Imam Bonjol, Jl. MH. Thamrin, Jl. HOS Cokroaminoto, Jl. Sultan Syahrir, Jl. Moh. Yamin, Jl. Yusuf Adiwinata, Jl. Agus Salim, Jl. Cikini Raya, Jl. Raden Sakeh dan Jl. Tambak. Prasarana Sumber Daya Air Bersih Wilayah Kecamatan Menteng Pasal 236

Pengembangan prasarana persampahan di wilayah Kecamatan Menteng, meliputi:

a.
b. kelurahan;

Pengembangan penggunaan teknologi pengolahan sampah dengan Pembangunan lokasi penampungan sampah (LPS) sementara pada setiap

menggunakan incinerator yang ditempatkan pada kawasan-kawasan tertentu;

c.

Program

pemilahan

sampah

sebelum

dibuang

ke

LPS

(Lokasi

pembuangan sampah) melalui pemilahan sampah organik (basah) dan non-organik (kering) akan memudahkan proses pembuatan kompos sebelum dibakar di dalam incinerator; d. Pengembangan prasarana sampah bahan berbahaya dan beracun (B3)

Pengembangan Prasarana sumber daya air bersih di wilayah Kecamatan Menteng meliputi : a. Perluasan jaringan pelayanan air bersih dan penyediaan hidran umum pada lokasi yang belum terlayani air bersih terutama permukiman padat penduduk; b. Pembatasan pengambilan air tanah dangkal di kawasan permukiman secara bertahap; c. Pelarangan pengambilan air tanah dalam terutama di zona kritis air tanah; d. Peningkatan peran serta masyarakat dalam menjaga kualitas sungai dan kanal. Prasarana Pengendalian Drainase Pasal 237

dengan penggunaan teknologi tepat guna;

e.

Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan

penerapan konsep 3R (reduced, reused, recycling); Prasarana Energi Listrik Pasal 240

Pengembangan prasarana energi di wilayah Kecamatan Menteng, meliputi: a. b. c. d. e. f. Perbaikan jaringan listrik yang telah ada; Peningkatan daya transmisi yang sudah ada; Penindakan pencurian listrik; Penempatan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan mempertimbangkan estetika lingkungan; Pengembangan Jaringan listrik mengikuti jaringan jalan; Pengamanan jaringan listrik pada kawasan perumahan padat. Prasarana Telekomunikasi Pasal 241 (2) (1) Penanaman dan pemeliharaan pohon dan tanaman pada lahan pemakaman yang berfungsi sebagai peneduh dan membantu peresapan air; Perluasan kawasan resapan air melalui penambahan ruang terbuka hijau. Kawasan sempadan sungai dan kanal Pasal 244 Kawasan Resapan Air Pasal 243

Pengembangan prasarana Telekomunikasi dan informatika di Kecamatan Menteng, meliputi: a. b. c. lingkungan Bagian Ketujuh Belas Rencana Pola Ruang Wilayah Kecamatan Menteng Umum Pasal 242 (1). Rencana pola ruang Kecamatan Menteng, terdiri atas: a.Peruntukan ruang untuk fungsi lindung/kawasan lindung, dan b.Peruntukan ruang untuk fungsi budidaya /kawasan budidaya. (2). Rencana pengembangan kawasan lindung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi : a. b. Kawasan resapan air; Kawasan sempadan sungai dan kanal; Pengembangan sistem pelayanan telekomunikasi melalui penerapan teknologi telekomunikasi Pembangunan jaringan telekomunikasi baru pada kawasan pemukiman padat, dengan tujuan Pengembangan jaringan telekomunikasi yang aman dan menyesuaikan dengan estetika yang memadai; untuk memfasilitasi masyarakat dalam melakukan aktifitas bersosial;

(1) (2) (3)

Pembangunan dan pemeliharaan jalur hijau di sempadan sungai dan kanal; Pembangunan jalan inspeksi pada sungai-sungai utama untuk mengarahkan orientasi pembangunan fisik; Peningkatan kapasitas sungai, kanal, saluran penghubung, dan saluran lingkungan melalui pengerukan; Pembangunan fisik diarahkan menghadap sungai (river front development) untuk menjaga kapasitas aliran sungai dan kanal. Kawasan Sekitar Waduk/Danau/Situ Pasal 245

(4)

(1).

Peningkatan dan Pemeliharan Situ Lembang Peruntukan Ruang Untuk Fungsi Budidaya (Kawasan Budidaya) Wilayah Kecamatan Menteng Kawasan Ruang Terbuka Hijau Pasal 246

Pengembangan kawasan terbuka hijau lainnya, meliputi: (1). (2). (3). (4). (5). (6). Pengembangan ruang terbuka hijau diarahkan berupa jalur hijau tepi sungai, jalur hijau tepi jalan, pemakaman umum, lahan milik pemerintah dan sekitar taman lingkungan perumahan; Pengembangan jalur hijau diarahkan sepanjang Kali Cakung, Kali Buaran dan Kali Bekasi Tengah Penataan kawasan jalur hijau dan hutan kota seluas 9,16 Ha; Penataan kawasan hijau lindung seluas 6,13 Ha; Penataan dan pemeliharaan taman seluas 18,07 Ha;dan Peruntukan lahan pada kawasan terbuka hijau publik tidak dapat diubah;

(3). Rencana pengembangan kawasan budidaya, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi: a. Ruang terbuka hijau lainnya; b. Kawasan perkantoran; c. (4). Kawasan perdagangan; d. Kawasan Permukiman. Rencana pola ruang wilayah Kecamatan Menteng sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum dalam Lampiran Gambar 2.4 Peraturan Daerah ini.

Kawasan Perkantoran Peruntukan Ruang untuk Fungsi Lindung (Kawasan Lindung) Pasal 246

Pengembangan kawasan Industri di wilayah Kecamatan Menteng, dilaksanakan berdasarkan arahan, melalui Pengembangan kawasan perkantoran, meliputi : (1) Penataan kawasan perkantoran dengan KDB rendah di sepanjang Kali Ciliwung dan Banjir Kanal Barat melalui program kali bersih (PROKASIH) dengan orientasi sungai sebagai muka bangunan; (2). Pengembangan kawasan perkantoran secara terpadu dengan pola sentra yang fungsinya terdiri dari perkantoran, perdagangan di sepanjang Jl. MT. Haryono Jl. Jendral Sudirman ; Kawasan Perdagangan Pasal 247 (2) (1) Bagian Kedelapan Belas Penetapan Pengembangan Kawasan Strategis Wilayah Kecamatan Menteng Pasal 251 merelokasi industri menengah dan besar dari pusat kota.

Pengembangan kawasan strategis di tingkat Kecamatan Menteng diarahkan pada bagian wilayah kecamatan yang memiliki peranan dan fungsi strategis bagi pengembangan kegiatan ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan kota; Pengembangan kawasan strategis Kecamatan Menteng sebagaimana dimaksud ayat (1) diarahkan yaitu pengembangan Kawasan Cikini dan Taman Ismail Marzuki (TIM) sebagai kawasan pengembangan kesenian dan kebudayaan;

Pengembangan kawasan perdagangan, meliputi : (1). (2). (3). (4). Penataan Kawasan Sabang sebagai pusat perdagangan skala kota dan penunjang kegiatan perkantoran dan jasa; Pengembangan perdagangan secara terpadu dengan pola sentra yang fungsinya terdiri dari perkantoran, perdagangan dan jasa; Pengembangan program perbaikan lingkungan pada kawasan yang terbangun dengan penyediaan dan / atau penambahan fasilitas penunjangnya beserta penghijauan yang lebih nyaman; Pembatasan kegiatan perdagangan. Kawasan Permukiman Pasal 248

Bagian Kesembilan Belas Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Pasal 252

(1). (2). (3). (4).

Peningkatan pola perbaikan lingkungan pada kawasan perumahan dan permukiman kumuh berat dan sedang, termasuk kawasan sepanjang bantaran sungai dan kereta api; Pelestarian lingkungan khusus pada kawasan pemugaran dan bangunan bersejarah di Menteng, Mempertahankan fungsi perumahan pada kawasan mantap; Pelestarian bentuk dan fungsi bangunan dalam rangka pemugaran di daerah Menteng. Fasilitas Pendidikan Kawasan Campuran di Wilayah Kecamatan Menteng Pasal 249 Pasal 253 Pengembangan fasilitas umum dan sosial sebagai upaya penanganan pemenuhan kebutuhan penduduk Kecamatan menteng yang terdiri dari fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan, fasilitas olah raga dan fasilitas pengendalian bencana.

(1)
Pengembangan kawasan Campuran Kecamatan Menteng, meliputi ;

Pengembangan fasilitas pendidikan diutamakan untuk fasilitas pendidikan yang masih kurang dan diperlukan penambahan lahan dan bangunan fasilitas pendidikan;

a.
b. pariwisata multistrata.

Pengembangan lokasi pariwisata multi-strata di kawasan Kebon Sirih dan sekitarnya; Penataan kawasan bangunan umum campuran di Jalan Jaksa untuk mendukung

(2)
(3)

Pengembangan fasilitas pendidikan di Kecamatan Menteng diarahkan untuk tingkat pendidikan dasar (TK, SD, SMP),akademi, dan perpustakaan; Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas pendidikan. Fasilitas Kesehatan Pasal 254

Kawasan Industri di Kecamatan Menteng Pasal 250

(1) (2)
(3)

Pengembangan fasilitas kesehatan diperlukan penambahan yang disesuaikan dengan jumlah kebutuhan yang direncanakan; Pengembangan fasilitas kesehatan berupa penambahan jumlah fasilitas kesehatan yang terdiri dari balai pengobatan, puskesmas, dan apotik; Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas kesehatan.

(2).

Ketinggian bangunan maksimal 2 (dua) lantai di arahkan pada kawasan permukiman, ketinggian bangunan maksimal 4 (empat) sampai dengan 8 (delapan) lantai di arahkan pada kawasan bangunan umum, kawasan campuran, dan fasilitas umum.

(3).

Nilai KDB di daerah yang terbangun ditetapkan sebesar 60 %. Bagian Kedua Puluh Satu

Fasilitas Peribadatan Pasal 255

Arahan Perijinan Pasal 259

(1)
(2)

Pengembangan fasilitas peribadatan disesuaikan dengan jumlah kebutuhan yang direncanakan; Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas peribadatan. Fasilitas Olahraga Pasal 256

(1)

Perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1) adalah perizinan yang terkait dengan izin pemanfaatan ruang yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan dikeluarkan oleh pemerintah dan/atau pemerintah daerah harus dimiliki sebelum pelaksanaan pemanfaatan ruang;

(2)

Ijin pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah ijin yang berkaitan dengan lokasi, kualitas ruang, dan tata bangunan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan, hukum adat dan kebiasaan yang berlaku.

Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas olahraga, berupa tempat bermain, taman dan lapangan serba guna.

(3)

Prinsip dasar penerapan mekanisme perijinan dalam pemanfaatan ruang adalah sebagai berikut : a. b. c. Setiap kegiatan dan pembangunan yang berpeluang menimbulkan gangguan bagi kepentingan Setiap kegiatan dan pembangunan harus memohon ijin dari pemerintah setempat yang akan Setiap permohonan pembangunan yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah harus umum, pada dasarnya dilarang kecuali dengan ijin dari Pemerintah Provinsi/Kota. memeriksa kesesuaiannya dengan rencana, serta standar administrasi legal.

Fasilitas Pengendalian Bencana Pasal 257 Pengembangan prasarana pengendalian bencana di wilayah Kecamatan Menteng, terdiri atas : (1) Penataan bantaran sungai melalui penertiban bangunan illegal di Banjir Kanal, Kali Duri dan Kali Ciliwung; Pembangunan fisik diarahkan menghadap sungai (river front development) untuk menjaga kapasitas aliran mantap sungai dan kanal; (3) (4) (5) Pembangunan jalan inspeksi pada sungai-sungai utama untuk mengarahkan orientasi pembangunan fisik; Peningkatan kapasitas sungai, kanal, saluran penghubung, dan saluran lingkungan melalui pengerukan; Pembangunan dan pemulihan situ-situ Taman Ria Senayan dan Situ Lembang; Bagian Kedua Puluh Rencana Intensitas Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Menteng Pasal 258

melalui pengkajian mendalam untuk menjamin bahwa manfaatnya jauh lebih besar dari kerugiannya bagi semua pihak terkait sebelum dapat diberikan ijin. Pasal 260

(2)

Perijinan yang dikenakan pada kegiatan dan pembangunan di Provinsi DKI Jakarta, terdiri dari 5 (lima) jenis, yaitu: b. c. d. e. f. Perijinan kegiatan/lisensi (SIUP, TDP). Perijinan pemanfaatan ruang dan bangunan (Ijin Lokasi, Ijin Peruntukan Penggunaan Perijinan konstruksi (Ijin Mendirikan Bangunan/IMB). Perijinan lingkungan (Amdal, yang terdiri dari Analisis Dampak Lingkungan, Rencana Perijinan khusus (pengambilan air tanah). Pasal 261

Tanah/IPPT, Ijin Penggunaan Bangunan/IPB).

Pemantauan Lingkungan dan Rencana Pengelolaan Lingkungan; Ijin Gangguan/HO).

Arahan rencana intensitas pemanfaatan ruang Kecamatan Menteng, meliputi : (1). Nilai KLB 1,0 sampai dengan 4,0 di arahkan pada kawasan permukiman, kawasan bangunan umum, bangunan umum KDB rendah, Kawasan campuran, dan kawasan industry / pergudangan;

Perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 dilaksanakan oleh Gubernur, melalui satuan kerja perangkat daerah yang berwenang.

Bagian Kedua Puluh Dua Arahan Insentif dan Disinsentif Pasal 262

(1) (2)

Prioritas pemberian insentif diarahkan pada penyediaan dan penambahan RTH, penanggulangan banjir, upaya mengatasi masalah kemacetan lalu lintas serta upaya pelestarian bangunan cagar budaya. Prioritas pengenaan disinsentif diarahkan pada kegiatan pembangunan yang merubah bentang alam yang berdampak negatif pada lingkungan di sekitarnya, meningkatkan bangkitan lalu lintas di atas kapasitas jaringan jalan.

(1).

Ketentuan insentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 merupakan perangkat atau upaya untuk memberikan imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta, serta memberikan kontribusi dalam membantu pemecahan masalah perkotaan. (3) (4)

Seluruh bentuk kewajiban yang dikenakan kepada pengembang suatu lahan atau kawasan dikonversikan ke dalam penyediaan dan pembangunan lahan bagi ruang terbuka hijau. Besaran luas lahan RTH yang wajib disediakan diatur berdasarkan zona kawasan

(2).

Pemberian insentif sebagaimana diatur dalam ayat (1) diberlakukan dengan cara: a. b. c. d. e. f. Kemudahan-kemudahan dalam pengurusan ijin dan pengurusan administrasi lainnya untuk pemanfaatan ruang yang sesuai dengan arahan-arahan dalam rencana tata ruang wilayah. Bantuan pada pemanfaatan lahan yang sifatnya mengkonservasi lahan pada kawasan-kawasan lindung. Keringanan pajak, pemberian kompensasi, subsidi silang, imbalan, sewa ruang, dan urun saham. Pembangunan serta pengadaan infrastruktur. Kemudahan prosedur perizinan. Pemberian penghargaan kepada masyarakat, swasta dan/atau pemerintah daerah.

Bagian Kedua Puluh Tiga Sanksi Pasal 265

Setiap orang yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Daerah ini dapat dikenakan sanksi pidana dan/atau sanksi administrasi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Pasal 263 Bagian Kedua Puluh Empat (1) Sedangkan disinsentif sebagaimana dimaksud merupakan perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan kegiatannya menimbulkan dampak negatif perkotaan. (2) Pemberian disinsentif untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, dan/atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan diberlakukan yaitu dengan cara: a. b. c. d. e. Pemberian sanksi dan bahkan pengenaan denda kepada pelanggar aturan-aturan dan arahan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah. Mempersulit pengurusan administrasi dan bahkan penolakan usulan pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan arahan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah. Pada kawasan-kawasan terbangun yang tidak sesuai dengan arahan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah diberlakukan pengawasan dan pengendalian yang ketat. Pengenaan pajak yang tinggi yang disesuaikan dengan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat pemanfaatan ruang. Pembatasan penyediaan infrastruktur, pengenaan kompensasi, dan penalti. Pasal 264 (2). (1). Selain pejabat penyidik Kepolisian Negara Republik Indoensia, Pejabat Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah yang lingkup tugas dan tanggungjawabnya di bidang penataan ruang diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah ini. Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah: a. b. melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau keterangan berkenaan dengan tindakan menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan ayau laporan berkenaan dengan pidana di dalam peraturan daerah ini; pelanggaran pidana dalam Peraturan Daerah ini, agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas; c. d. e. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai Orang Pribadi atau Badan tentang meminta keterangan dan bahan bukti dari Orang Pribadi atau Badan sehubungan dengan memeriksa buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen berkenan dengan adanya kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan adanya pelanggaran; pelanggaran; tindakan pelanggaran; Penyidikan Pasal 266

f. g. h. i.

melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan, dan meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan terhadap pelanggaran; pejabat penyidik pegawai negeri sipil, memberitahukan dimulainya penyidikan dan hasil pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil menyampaikan hasil penyidikan kepada Penuntut Umum (5). (6). BAB XI RENCANA RINCI TATA RUANG WILAYAH KECAMATAN SENEN

b. c. d. e.

Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan secara berdaya-guna, Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi dampak negatif Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan

dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;

berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia terhadap lingkungan Tersusunnya arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan masyarakat. Tersusunnya arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan merupakan dasar dalam mengeluarkan perijinan lokasi pembangunan. Paragraf 6

penyidikan kepada pejabat penyidik Kepolisian Negara republik Indonesia; dan melalui Pejabat Penyidik Kepolisian Negara republik Indonesia.

Bagian Kedua Puluh Lima Umum Pasal 267

Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Senen Pasal 269

(1)
Rencana Rinci Tata Ruang Wilayah Kecamatan Senen meliputi: a. b. c. d. e. f. Senen Bagian Kedua Puluh Enam Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Senen Paragraf 5 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Senen Pasal 268 Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah Kecamatan Senen, maka tujuan pengembangan Tata Ruang Wilayah Kecamatan Senen adalah: (1). (2). (3). Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budi daya. Terwujudnya keterpaduan, keterikatan dan keseimbangan antar wilayah kecamatan serta keserasian antar sektor. Terwujudnya rencana tata ruang mempertimbangkan aspek optimalisasi pemanfaatan ruang yang ada, serta memperhatikan kemungkinan-kemungkinan pemanfaatan ruang bawah tanah pada bagian-bagian tertentu di wilayah Kecamatan Senen. (4). Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk : a. Mewujudkan kehidupan masyarakat Kecamatan Senen yang sejahtera lahir dan batin Strategi dan Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Senen ; Struktur Ruang Kecamatan Senen; Pola Ruang Kecamatan Senen ; Rencana Kawasan Strategis Wilayah Kecamatan Senen Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Senen; dan Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan

Kebijakan Kawasan Lindung Kecamatan Senen, Kebijakan Kawasan Budidaya Kecamatan Senen, a. Sektor Fasilitas Umum Pencadangan lahan untuk pembangunan fasilitas umum harus dilakukan sedini mungkin. Mendorong pihak swasta untuk berperan serta dalam pembangunan fasilitas umum. Optimasi pada lokasi fasilitas umum yang telah ada dengan penambahan lokal. Pembangunan baru untuk memenuhi jumlah kebutuhan dan pencapaian target sesuai standar kecamatan. b. Sektor Air Minum Penambahan jaringan pelayanan air bersih / air minum PAM melalui pengembangan jaringan induk baru dan jaringan distribusi serta hidran umum. Penggunaan air yang melampaui batas harus dicegah. c. Sektor Utilitas Umum Penambahan gardu-gardu listrik dan penambahan/peningkatan jaringan pelayanan listrik serta lampu-lampu penerangan jalan. Penambahan telepon umum pada lokasi-lokasi strategis.

(2)

Koordinasi terpadu antara PLN, Telkom dan Pemda DKI Jakarta dalam perencanaan dan
pelaksanaan pengadaan instalasi listrik, telepon dan gas.

d.

Sektor Ruang Terbuka Hijau

Melaksanakan dan mencadangkan serta mengamankan ruang terbuka hijau sepanjang kali dan
memanfaatkannya untuk taman dan hortikultura yang dapat dinikmati masyarakat. Mengadakan penghijauan maksimum pada pekarangan-pekarangan individu melalui program penyuluhan pembinaan.

Mengadakan penghijauan maksimum pada ROW (lebar badan jalan) arteri dan kolektor.
Umum Pasal 270 (1) (2). Pasal 272 Rencana struktur ruang wilayah provinsi dijabarkan kedalam struktur ruang wilayah Kecamatan Senen, yang meliputi sistem pusat kegiatan dan sistem prasarana wilayah; Rencana pengembangan sistem pusat kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diwujudkan berdasarkan : a. b. c. d. (3). Sistem pusat kegiatan primer; Sistem pusat sekunder; Sistem pusat kegiatan tersier; dan Sitem pusat kegiatan sub tersier

Strategi penataan ruang Kecamatan Senen, adalah:

(1)

Strategi kawasan Budidaya Kecamatan Senen Kawasan budidaya merupakan kawasan yang dikembangkan secara intensif dengan pusat pengembangan yang ada di Kecamatan Senen, intensifikasi lahan pada lahan dengan kepadatan penduduk atau kegiatan tinggi, dilakukan ekstensifikasi pada kawasan cadangan pengembangan kawasan perkotaan. Pengembangan tersebut diupayakan semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang ada. Namun perlu dijaga agar pengembangan kawasan perkotaan tidak meluas dan mengganggu kawasan dengan fungsi lindung. Pengembangan di kawasan perkotaan terutama di pusat kota tetap memperhatikan agar kekompakan penggunaan lahan terjaga dan tidak menjadi homogen.

Rencana sistem prasarana wilayah sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi a. Prasarana transportasi, b. prasarana sumber daya air bersih, c. prasarana pengendalian drainase, d. prasarana sanitasi limbah, e. prasarana persampahan, f. prasarana energi listrik, dan g. prasarana telekomunikasi. Sistem Pusat Kegiatan Wilayah Kecamatan Senen Pasal 273

(2)

Strategi Kawasan Strategis Kecamatan Senen

a.

Penetapan Kawasan Strategis Kecamatan Senen berdasarkan nilai strategis dari sudut

kepentingan ekonomi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, yaitu merupakan aglomerasi berbagai kegiatan ekonomi yang memiliki : Potensi ekonomi cepat tumbuh; Sektor unggulan yang dapat menggerakan sektor ekonomi; Potensi ekspor; Dukungan jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi. Ditetapkan sebagai Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi yang (1). (2). mempertahankan ekosistem dan kelestarian (3). (4). (5). (6).

b. (3)

Pengembangan pusat-pusat kegiatan Kecamatan Senen diwujudkan dalam bentuk Sistem Pusat Kegiatan Primer, Sistem Pusat Kegiatan Sekunder, dan Sistem Pusat Kegiatan Tersier; Pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Primer sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat (2) huruf a, meliputi Jln Kramat Raya, Jln Senen Raya, Jln Kramat Bunder. Pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Sekunder sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat (2) huruf b, meliputi Kawasan Jln Kwitang, Jln Sungai Besar. Pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Tersier sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat (2) huruf c, meliputi Jln Kramat Pulo, Kawasan Jln Kramat Raya, Jln Kramat Sawah Dalam, Jln Salemba Tengah. Pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Sub Tersier sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat (2) huruf d, meliputi Jln Kramat Sentiong. Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan di wilayah Kecamatan Senen sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum pada Lampiran Gambar 2.5 Peraturan Daerah ini. Sistem Prasarana Wilayah Kecamatan Senen Pasal 274

berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Kecamatan Senen. Strategi Pengendalian Lingkungan Kecamatan Senen; a. lingkungan alam. b. Pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan tentang adanya penetapan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). Bagian Kedua Puluh Tujuh Persebaran Penduduk Wilayah Kecamatan Senen Pasal 271 Pemeliharaan lingkungan guna

Jumlah penduduk di Kecamatan Senen sampai pada tahun 2030 dibatasi sebanyak-banyaknya 101.093 Jiwa. Bagian Kedua Puluh Tujuh Rencana Struktur Ruang Wilayah Kecamatan Senen

Sistem prasarana meliputi prasarana transportasi, prasarana sumber daya air bersih, prasarana pengendalian drainase, prasarana sanitasi limbah, prasarana persampahan, telekomunikasi. Prasarana Transportasi Wilayah Kecamatan Senen Pasal 275 prasarana energi listrik, dan prasarana

Pasal 279

Pengembangan prasarana persampahan di wilayah Kecamatan Senen, meliputi:

a. Pengembangan penggunaan teknologi pengolahan sampah dengan menggunakan incinerator yang


ditempatkan pada kawasan-kawasan tertentu; b. Pembangunan lokasi penampungan sampah (LPS) sementara pada setiap kelurahan;

c. Program pemilahan sampah sebelum dibuang ke LPS (Lokasi pembuangan sampah) melalui pemilahan
(1). (2). Rencana pengembangan prasarana transportasi di Kecamatan Senen, meliputi peningkatan jaringan jalan dan pembangunan terminal terpadu. Rencana peningkatan dan pembangunan terminal terpadu sebagaimana di maksud pada ayat (1) meliputi; sampah organik (basah) dan non-organik (kering) akan memudahkan proses pembuatan kompos sebelum dibakar di dalam incinerator; d. Pengembangan prasarana sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) dengan penggunaan teknologi tepat guna;

a. b.

Rencana Peningkatan jalan, Kecamatan Johar Baru pada Jl. Letjend Suprapto hingga kwitang,

dan Jl. Kramat Raya hingga Jl. Gunung Sahari. Perbaikan jalan kolektor di Kecamatan Senen. Rencana Pembangunan Terminal Terpadu Antar Moda di Kecamatan Senen.

e. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan penerapan konsep 3R
(reduced, reused, recycling); f. Peningkatan mutu, kapasitas dan jumlah armada sampah yang dapat masuk ke lingkungan padat penduduk; g. Pencegahan dan penindakan tegas pembuangan sampah ke sungai dan saluran, serta mencegah tumbuhnya perumahan liar dan bedeng di sepanjang tepi sungai.

Prasarana Sumber Daya Air Bersih Wilayah Kecamatan Senen Pasal 276

Pengembangan Prasarana sumber daya air bersih di wilayah Kecamatan Senen meliputi :

a.
b.

Kebutuhan air bersih untuk tahun 2030 di Kecamatan Senen tahun 2030 adalah sebesar 17.691 ltr/hari; Rencana pengembangan jaringan air bersih mengikuti jaringan jalan yang ada. Prasarana Pengendalian Drainase Pasal 277

Prasarana Energi Listrik Pasal 280

Pengembangan prasarana energi di wilayah Kecamatan Senen, meliputi:

a. Peningkatan pembangunan sistem jaringan listrik yang aman untuk kawasan perumahan terutama
mencakup kawasan pemukiman padat; b. Peningkatan kebutuhan listrik akibat pertambahan penduduk dan kegiatan; c. Penataan sistem jaringan listrik yang ada ; Prasarana Telekomunikasi Pasal 281 d. Perbaikan pada sistem jaringan listrik.

Pengembangan prasarana pengendalian drainase di Kecamatan Senen, meliputi : a.Melaksanakan normalisasi sepanjang aliran sungai dan mengamankan sungai dari kegiatan yang dapat menggangu fungsinya (Pengamanan terhadap bangunan liar dan pembuangan sampah); b.Penataan kembali (GSS) garis sempadan sungai sejalan dengan penataan sungai menurut fungsinya yaitu sebagai pengendali banjir, drainase dan penggelontor; c. Pengerukan sampah di sepanjang kali yang bisa menimbulkan banjir.

Pengembangan prasarana Telekomunikasi dan informatika di Kecamatan Senen, meliputi: Prasarana Sanitasi Limbah Wilayah Kecamatan Senen Pasal 278 a. Pengembangan sistem pelayanan telekomunikasi melalui penerapan teknologi telekomunikasi yang memadai; b. Pembangunan jaringan telekomunikasi baru pada kawasan pemukiman padat, dengan tujuan untuk Pengembangan prasarana sanitasi di Kecamatan Senen, meliputi: a. Pengembangan sistem pembuangan air limbah secara sistem on-site b. Peningkatan pelayanan pipa pembuangan air limbah disetiap kelurahan-kelurahan yang padat penduduk Bagian Kedua Puluh Delapan Prasarana Persampahan Wilayah Kecamatan Senen Rencana Pola Ruang Wilayah Kecamatan Senen memfasilitasi masyarakat dalam melakukan aktifitas bersosial; c. Pengembangan jaringan telekomunikasi yang aman dan menyesuaikan dengan estetika lingkungan.

Umum Pasal 282 Pengembangan kawasan perdagangan dan jasa sebagai sarana utama bagi distribusi dan koleksi barang dan jasa yang ada di Kecamatan Senen dan berfungsi sebagai pusat pelayanan bagi daerah di sekitarnya. (1). Rencana pola ruang Kecamatan Senen, terdiri atas: a. b. (2). a. b. (3). a. b. c. (4). Peruntukan ruang untuk fungsi lindung / kawasan lindung, dan Peruntukan ruang untuk fungsi budidaya /kawasan budidaya. Kawasan resapan air; Kawasan sempadan sungai dan kanal; Kawasan Perdagangan dan Jasa; Kawasan Permukiman; Kawasan Perindustrian dan Pergudangan. tercantum dalam Bagian Kedua Puluh Lima Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Pasal 287 Paragraf 7 Peruntukan Ruang untuk Fungsi Lindung Kawasan Resapan Air Pasal 283 Kawasan Permukiman Pasal 286

Rencana pengembangan kawasan lindung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi : Rencana pengembangan kawasan permukiman meliputi : (1) Perbaikan dan peningkatan kualitas lingkungan permukiman. Pembangunan rumah susun atau vertical sesuai dengan kebutuhan perumahan dan mempertimbangkan aksesbilitas.

Rencana pengembangan kawasan budidaya, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi:

(2)

Rencana pola ruang wilayah Kecamatan Senen sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Lampiran Gambar 2.6 Peraturan Daerah ini.

Pengembangan fasilitas umum dan sosial sebagai upaya penanganan pemenuhan kebutuhan penduduk Kecamatan Senen yang terdiri dari fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan, dan fasilitas olah raga. Fasilitas Pendidikan

(1). (2).

Penanaman dan pemeliharaan pohon dan tanaman pada lahan pemakaman yang berfungsi sebagai peneduh dan membantu peresapan air; Perluasan kawasan resapan air melalui penambahan ruang terbuka hijau. Kawasan sempadan sungai dan kanal Pasal 284 (3). (1). (2).

Pasal 288 Pengembangan fasilitas pendidikan diutamakan untuk fasilitas pendidikan yang masih kurang dan diperlukan penambahan lahan dan bangunan fasilitas pendidikan; Pengembangan fasilitas pendidikan di Kecamatan Senen diarahkan untuk tingkat pendidikan dasar (TK, SD, SMP, SMA); Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas pendidikan. Fasilitas Kesehatan Pasal 289 (1). Pengembangan fasilitas kesehatan diperlukan penambahan yang disesuaikan dengan jumlah kebutuhan yang direncanakan; Pengembangan fasilitas kesehatan berupa penambahan jumlah fasilitas kesehatan yang terdiri dari balai pengobatan, puskesmas, rumah bersalin, rumah sakit ibu dan anak serta apotik; (3). Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas kesehatan. Fasilitas Peribadatan Pasal 290

(1). (2). (3).

Kawasan sempadan sungai meliputi kawasan Kali Sentiong dan Ciliwung. Kawasan sempadan sungai ditentukan sekurang-kurangnya 100 meter di kiri kanan sungai besar dan 50 meter di kiri kanan anak sungai yang berada di luar permukiman; Kawasan permukiman berupa sempadan sungai yang diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi antara 10 15 meter; Paragraf 8 Peruntukan Ruang Untuk Fungsi Budidaya Wilayah Kecamatan Senen Kawasan Perdagangan Dan Jasa Pasal 285

(2).

(1). (2)

Pengembangan fasilitas peribadatan disesuaikan dengan jumlah kebutuhan yang direncanakan; Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas peribadatan. Fasilitas Olahraga Pasal 291 Paragraf 9 Umum Pasal 294 Bagian Kedua Puluh Delapan Arahan Peraturan Zonasi

Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas olahraga, berupa tempat bermain, taman dan lapangan serba guna. (1) Bagian Kedua Puluh Enam Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Senen Pasal 292 (2)

Arahan peraturan zonasi sebagaimana dimaksud Pasal 29 ayat (1) berisi ketentuan yang harus, boleh, dan tidak boleh dilaksanakan pada zona pemanfaatan ruang yang ada pada perda ini; Arahan peraturan zonasi Provinsi DKI Jakarta meliputi pengaturan pemanfaatan ruang dan pengaturan unsur-unsur pengendalian yang disusun untuk setiap zona peruntukan ruang, yaitu: a. Kriteria umum pemanfaatan ruang; dan Arahan intensitas pemanfaatan ruang. Paragraf 10 Kriteria Umum Pemanfaatan Ruang Pasal 295 b.

(1)

Arahan pemanfaatan ruang Kecamatan Senen dilaksanakan berdasarkan arahan pemanfaatan ruang wilayah provinsi DKI Jakarta, meliputi :

a. Penyusunan program utama; b. Penentuan lokasi; c. Sumber pendanaan; d. Instansi pelaksana; dan e. Waktu pelaksanaannya. (2)
Arahan pemanfaatan ruang Kecamatan Senen, sebagaimana yang dimaksud pasal 292 ayat 1, dapat dilihat dalam Lampiran Peraturan Daerah Ini. (2) (3) (1)

Kriteria umum pemanfataan ruang merupakan ketentuan kesesuaian peruntukan, norma, serta standar sarana dan prasarana yang harus disediakan untuk masing-masing zona pemanfaatan ruang yang ada pada peraturan ini; Kriteria umum pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan guna menjamin pemanfaatan ruang yang dapat mencapai standar kualitas minimum untuk kesehatan, keamanan, dan keselamatan; Kriteria umum pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud ayat (1) tercantum dalam Tabel Lampiran I Peraturan Daerah ini.

Bagian Kedua Puluh Tujuh Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Senen Umum Pasal 293

Bagian Kedua Puluh Sembilan Arahan Intensitas Pemanfaatan Ruang Pasal 296

Arahan rencana intensitas pemanfaatan ruang Kecamatan Senen, meliputi : a. Nilai KLB rata-rata 1,0 di arahkan pada kawasan permukiman, kawasan permukiman KDB rendah, kawasan bangunan umum, bangunan umum KDB rendah, Kawasan campuran, dan kawasan industri / pergudangan;

(1) (2)

Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kecamatan Senen meliputi arahan peraturan zonasi, arahan perijinan, arahan insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi. Pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kecamatan Senen sebagaimana dimaksud ayat (1) akan ditetapkan dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Nilai KLB rata-rata 2,0 di arahkan pada kawasan permukiman, kawasan permukiman KDB rendah, kawasan bangunan umum, bangunan umum KDB rendah, Kawasan campuran, dan kawasan industri / pergudangan; c. Nilai KLB rata-rata 3,0 di arahkan pada kawasan permukiman, kawasan permukiman KDB rendah, kawasan bangunan umum, bangunan umum KDB rendah, dan Kawasan campuran; d. Nilai KLB rata-rata 4,0 di arahkan pada kawasan permukiman, kawasan permukiman KDB rendah, kawasan bangunan umum, bangunan umum KDB rendah, dan Kawasan campuran; Bagian Ketiga Puluh Satu Arahan Insentif dan Disinsentif Pasal 300 Perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 dilaksanakan oleh Gubernur, melalui satuan kerja perangkat daerah yang berwenang.

e. Nilai KLB lebih besar dari 5,0 sampai dengan 10,0 diarahkan pada arteri primer.
(1) Ketentuan insentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 merupakan perangkat atau upaya untuk Bagian Ketiga Puluh Arahan Perijinan Pasal 297 memberikan imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta, serta memberikan kontribusi dalam membantu pemecahan masalah perkotaan. (2) Pemberian insentif sebagaimana diatur dalam ayat (1) diberlakukan dengan cara: a. Kemudahan-kemudahan (1). Perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1) adalah perizinan yang terkait dengan izin pemanfaatan ruang yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan dikeluarkan oleh pemerintah dan/atau pemerintah daerah harus dimiliki sebelum pelaksanaan pemanfaatan ruang; (2). Ijin pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah ijin yang berkaitan dengan lokasi, kualitas ruang, dan tata bangunan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan, hukum adat dan kebiasaan yang berlaku. (3). Prinsip dasar penerapan mekanisme perijinan dalam pemanfaatan ruang adalah sebagai berikut : a. b. c. Setiap kegiatan dan pembangunan yang berpeluang menimbulkan gangguan bagi kepentingan umum, pada dasarnya dilarang kecuali dengan ijin dari Pemerintah Provinsi/Kota. Setiap kegiatan dan pembangunan harus memohon ijin dari pemerintah setempat yang akan memeriksa kesesuaiannya dengan rencana, serta standar administrasi legal. Setiap permohonan pembangunan yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah harus melalui pengkajian mendalam untuk menjamin bahwa manfaatnya jauh lebih besar dari kerugiannya bagi semua pihak terkait sebelum dapat diberikan ijin. Pasal 298 (1). Sedangkan disinsentif sebagaimana dimaksud merupakan perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan kegiatannya menimbulkan dampak negatif perkotaan. (2). Pemberian disinsentif untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, dan/atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan diberlakukan yaitu dengan cara: a. b. c. d. Pemberian sanksi dan bahkan pengenaan denda kepada pelanggar aturan-aturan dan Mempersulit pengurusan administrasi dan bahkan penolakan usulan pemanfaatan Pada kawasan-kawasan terbangun yang tidak sesuai dengan arahan dalam Rencana Pengenaan pajak yang tinggi yang disesuaikan dengan besarnya biaya yang arahan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah. Perijinan yang dikenakan pada kegiatan dan pembangunan di Provinsi DKI Jakarta, terdiri dari 5 (lima) jenis, yaitu: a.Perijinan kegiatan/lisensi (SIUP, TDP). b.Perijinan pemanfaatan ruang dan bangunan (Ijin Lokasi, Ijin Peruntukan Penggunaan Tanah/IPPT, Ijin Penggunaan Bangunan/IPB). c. Perijinan konstruksi (Ijin Mendirikan Bangunan/IMB). d.Perijinan lingkungan (Amdal, yang terdiri dari Analisis Dampak Lingkungan, Rencana Pemantauan Lingkungan dan Rencana Pengelolaan Lingkungan; Ijin Gangguan/HO). ruang yang tidak sesuai dengan arahan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah. Tata Ruang Wilayah diberlakukan pengawasan dan pengendalian yang ketat. dibutuhkan untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat pemanfaatan ruang. Pasal 301 c. dalam pengurusan ijin dan pengurusan administrasi lainnya untuk pemanfaatan ruang yang sesuai dengan arahan-arahan dalam rencana tata ruang wilayah. b. Bantuan pada pemanfaatan lahan yang sifatnya mengkonservasi lahan pada kawasan-kawasan lindung. Keringanan pajak, pemberian kompensasi, subsidi silang, imbalan, sewa ruang, dan urun saham. d. Pembangunan serta pengadaan infrastruktur. e. Kemudahan prosedur perizinan. f. Pemberian penghargaan kepada masyarakat, swasta dan/atau pemerintah daerah.

e.

Pembatasan penyediaan infrastruktur, pengenaan kompensasi, dan penalti.

e. Perijinan khusus (pengambilan air tanah).


Pasal 302 Pasal 299

h. (1) (2) Prioritas pemberian insentif diarahkan pada penyediaan dan penambahan RTH, penanggulangan banjir, upaya mengatasi masalah kemacetan lalu lintas serta upaya pelestarian bangunan cagar budaya. Prioritas pengenaan disinsentif diarahkan pada kegiatan pembangunan yang merubah bentang alam yang berdampak negatif pada lingkungan di sekitarnya, meningkatkan bangkitan lalu lintas di atas kapasitas jaringan jalan. (3) (4) Seluruh bentuk kewajiban yang dikenakan kepada pengembang suatu lahan atau kawasan dikonversikan ke dalam penyediaan dan pembangunan lahan bagi ruang terbuka hijau. Besaran luas lahan RTH yang wajib disediakan diatur berdasarkan zona kawasan Bagian Ketiga Puluh Dua Sanksi Pasal 303 i.

pejabat penyidik pegawai negeri sipil, memberitahukan dimulainya penyidikan dan hasil pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil menyampaikan hasil penyidikan kepada Penuntut Umum

penyidikan kepada pejabat penyidik Kepolisian Negara republik Indonesia; dan melalui Pejabat Penyidik Kepolisian Negara republik Indonesia. BAB XII RENCANA RINCI TATA RUANG WILAYAH KECAMATAN JOHAR BARU Bagian Kesatu Umum Pasal 305 Rencana Rinci Tata Ruang Wilayah Kecamatan Johar Baru meliputi: a. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Rencana Pengembangan Kependudukan Rencana Struktur Ruang Kecamatan Johar Baru; Rencana Pola Ruang Kecamatan Johar Baru ; Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Johar Baru Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Johar Baru; b. c. d. e. f. g. Johar Baru Bagian Ketiga Puluh Empat Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Johar Baru Paragraf 11 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Johar Baru Pasal 306 Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah Kecamatan Johar Baru, maka tujuan pengembangan Tata Ruang Wilayah Kecamatan Johar Baru adalah: a. Menyiapkan dan mengarahkan Kecamatan Johar Baru sebagai kawasan permukiman serta perdagangan dan jasa Kotamadya Jakarta Pusat dengan membangun sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan tersebut. b. 2007. c. Jakarta Pusat. Meningkatkan kondisi dan kapasitas jaringan jalan regional yang berguna memantapkan fungsi Kecamatan Johar Baru sebagai salah satu pusat pergerakan Kotamadya Memenuhi kebutuhan perumahan dengan membangun rumah susun sederhana sewa tingkat di Kelurahan Tanah Tinggi yang mengacu pada Peraturan Menteri PU No. 5 tahun

Setiap orang yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Daerah ini dapat dikenakan sanksi pidana dan/atau sanksi administrasi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Bagian Ketiga Puluh Tiga Penyidikan Pasal 304 (1) Selain pejabat penyidik Kepolisian Negara Republik Indoensia, Pejabat Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah yang lingkup tugas dan tanggungjawabnya di bidang penataan ruang diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah ini. (2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah: a. b. melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau keterangan berkenaan dengan tindakan menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan ayau laporan berkenaan dengan pidana di dalam peraturan daerah ini; pelanggaran pidana dalam Peraturan Daerah ini, agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas; c. d. e. f. g. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai Orang Pribadi atau Badan tentang meminta keterangan dan bahan bukti dari Orang Pribadi atau Badan sehubungan dengan memeriksa buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen berkenan dengan adanya melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan, dan meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan terhadap pelanggaran; kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan adanya pelanggaran; pelanggaran; tindakan pelanggaran; dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;

d. utama. e. pemrakarsa pembangunan, f.

Peningkatan layanan sarana jalan dengan pelebaran jalan-jalan Mewujudkan pembangunan dan pengembangan Kecamatan Johar f.

Pembangunan baru untuk memenuhi jumlah kebutuhan dan pencapaian target sesuai standar kecamatan Sektor Drainase dan Pengendalian Banjir Melaksanakan normalisasi sungai dan saluran drainase makro, submakro, mikro, serta mengamankan tepian sungai dari kegiatan yang dapat menganggu fungsi sungai (pengamanan terhadap bangunan liar dan pembuangan sampah) Melaksanakan pembangunan/peremajaan drainase makro dan mikro ke dalam sistem pengendalian banjir makro Mengembalikan fungsi fungsi jaringan drainase

Baru yang berpihak pada kepentingan masyarakat, dengan memposisikan peran masyarakat sebagai Memanfaatkan peluang dan mampu menempatkan kendala

pengembangan sebagai komponen modal dasar pengembangan dan pembangunan Kecamatan Johar Baru guna mewujudkan kehidupan yang lebih baik.

Paragraf 12 Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Johar Baru Pasal 307

g.

Sektor Air Minum dan Sumber Air Bersih Menambah/memperluas jaringan air bersih dan meningkatkan kualitas jaringan pipa pipa induk dan distribusi Penganjuran pengurangan penggunaan air tanah guna mengatasi penurunan muka air tanah dan intruisi air laut

(1) (2)

Kebijakan Kawasan Lindung Kecamatan Johar Baru, Kebijakan Kawasan Budidaya Kecamatan Johar Baru, a. Sektor Perumahan Diutamakan pemenuhan kebutuhan rumah bagi golongan menengah kebawah khususnya pada daerah daerah permukiman padat dan tidak teratur Program perbaikan lingkungan dan permajaan lingkungan pada kawasan kumuh Pembangunan rumah susun sederhana untuk memenuhi kebutuhan perumahan b.

Penambahan hydrant umum

(3)

Kebijakan Pengendalian Lingkungan Kecamatan Johar Baru; a. b. Pemeliharaan lingkungan guna mempertahankan ekosistem dan kelestarian lingkungan alam. Pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan tentang adanya penetapan

AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). Pasal 308

Sektor Perdagangan dan Jasa Pengembangan sistem ribbon sedikit dibatasi, kecuali pada sisi sisi jalan yang mengalami peningkatan fungsi dan kualitas dengan memperhatikan kelancaran arus lalu lintas dengan pemenuhan penyediaan tempat parkir Pengembangan pada sentra sentra lokal lebih diprioritaskan Optimalisasi lahan dan ruang untuk menyerap tenaga kerja

Strategi penataan ruang Kecamatan Johar Baru, adalah: a. Peningkatan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah berkembang. b. Perbaikan dan perencanaan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh dengan membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya. c. Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH khususnya di bantaran sungai, pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan permukiman kumuh. d. Perwujudan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu meningkatkankapasitas perdagangan dan jasa . e. Perwujudan pembangunan jalan lingkungan di dalam lingkungan yang telah berkembang guna menyediakan ruang perumahan kota yang dapat menampung perkembangan penduduk. Bagian Ketiga Puluh Lima Persebaran Penduduk Wilayah Kecamatan Johar Baru Pasal 309

c.

Sektor Industri Membatasi kegiatan industri dengan hanya memperbolehkan pada kegiatan industri rumahan dan merelokasi kegiatan industri yang tidak sesuai dengan kegiatan industri tersebut

d.

Sektor Transportasi Penyediaan fasilitas bagi pejalan kaki perlu ditingkatkan Pengembangan jaringan jalan kolektor pada setiap kelurahan dengan memperhatikan kualitas dan kapasitas Trayek transportasi umum lebih diatur agar jaringan jalan yang dilalui angkutan umum tidak terlalu padat

e.

Sektor Fasilitas Umum Pengembangan dan peningkatan fasilitas umum, baik kuantitas maupun kualitas Guna mengatasi keterbatasan lahan, masih dimungkinkan untuk pengembangan secara vertikal dan penggabungan kegiatan lainnya yang sejenis dalam satu bangunan

Jumlah penduduk di Kecamatan Johar Baru sampai pada tahun 2030 dibatasi sebanyak-banyaknya 107.701 Jiwa.

(4) Pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Tersier sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat (2) huruf c,
meliputi: a. Bagian Ketiga Puluh Enam Rencana Struktur Ruang Wilayah Kecamatan Johar Baru Umum Pasal 310 (1). Rencana struktur ruang wilayah provinsi dijabarkan kedalam struktur ruang wilayah Kecamatan Johar Baru, yang meliputi sistem pusat kegiatan dan sistem prasarana wilayah; jasa b. c. d. e. Kantor Kecamatan Johar Baru dan Kantor Kelurahan Johar Baru dengan kegiatan pelayanan SMPN 2, SMP PGRI 25 dan SMAN 27 dengan kegiatan pelayanan pendidikan Puskesmas Johar Baru dengan kegiatan pelayanan kesehatan Pertokoan Jl.Mardani Raya dengan kegiatan pelayanan perdagangan dan jasa pemerintahan Pasar Johar Baru dan Pasar Ikan Hias Johar Baru dengan kegiatan pelayanan perdagangan dan

(5) Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan di wilayah Kecamatan Johar Baru sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), tercantum pada Lampiran Gambar 2.7 Peraturan Daerah ini. Sistem Prasarana Wilayah Kecamatan Johar Baru Pasal 312

(2).

Rencana pengembangan sistem pusat kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diwujudkan berdasarkan : a. b. c. d. sistem pusat kegiatan primer; sistem pusat sekunder; sistem pusat kegiatan tersier; dan sitem pusat kegiatan sub tersier prasarana transportasi, prasarana sumber daya air bersih, prasarana pengendalian drainase, prasarana sanitasi limbah, prasarana persampahan, prasarana energi listrik, dan prasarana telekomunikasi. Sistem Pusat Kegiatan Wilayah Kecamatan Johar Baru Pasal 311 (1) (2)

Sistem prasarana meliputi prasarana transportasi, prasarana sumber daya air bersih, prasarana pengendalian drainase, prasarana sanitasi limbah, prasarana persampahan, prasarana energi listrik, dan prasarana telekomunikasi. Prasarana Transportasi Wilayah Kecamatan Johar Baru Pasal 313

(3).

Rencana sistem prasarana wilayah sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi a. b. c. d. e. f. g.

Rencana pengembangan prasarana transportasi di Kecamatan Johar Baru, meliputi jaringan jalan arteri dan kolektor; Rencana Pengembangan jalan arteri dan kolektor sebagaimana di maksud pada ayat (1) meliputi;

a.

Rencana Peningkatan jalan arteri, Kecamatan Johar Baru pada Jl. Letjend Suprapto, jalan sisi

timur Kali Sentiong, Jl. Percetakan Negara, Jl. Mardani Raya, Jl. Pangkalan Asem, Rencana jalan sisi (1) Pengembangan pusat-pusat kegiatan Kecamatan Johar Baru diwujudkan dalam bentuk Sistem Pusat Kegiatan Primer, Sistem Pusat Kegiatan Sekunder, dan Sistem Pusat Kegiatan Tersier; (2) Pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Primer sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat (2) huruf a, meliputi: a. b. Kantor Depkes RI (BPOM RI) dengan kegiatan pemerintahan Kantor Percetakan Negara RI dengan kegiatan pemerintahan rel KA.

b.

Rencana peningkatan jalan kolektor, Kecamatan Johar Baru meliputi Jl. Percetakan Negara 2, Jl.

Kampung Rawa Selatan, Jl. Percetakan Negara 2A , Jl. Johar Baru 4, Jl. Tanah Tinggi 8, Jl. Rawa Sawah 5, Jl. Kampung Rawa Selatan 4, Rencana jalan di sisi utara Pemakaman Umum Kawi-kawi. Prasarana Sumber Daya Air Bersih Wilayah Kecamatan Johar Baru Pasal 314

(3) Pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Sekunder sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat (2) huruf b,
meliputi: a. b. Kawasan perdagangan dan perkantoran Jl.Letjend Suprapto dengan kegiatan pelayanan Hotel Garuda dengan kegiatan pelayanan perdagangan dan jasa

Pengembangan Prasarana sumber daya air bersih di wilayah Kecamatan Johar Baru meliputi :

perdagangan dan jasa

a. Kebutuhan air bersih untuk tahun 2030 di Kecamatan Johar Baru tahun 2030 adalah sebesar 18.847
ltr/hari;

b. Rencana pengembangan jaringan air bersih yang terdapat di sepanjang Jl.Letend. Suprapto, Jl.Pangkalan
Asem, Jl.Kramat Jaya Baru, Jl.Johar, Jl.Percetakan Negara, Jl.Kampung Rawa Selatan, Jl.Tanah Tinggi, Jl.Kramat Pulo Gundul, Jl.Percetakan Negara 2, Jl.Pulo Gundul. Prasarana Pengendalian Drainase Pasal 316 Prasarana Energi Listrik Pasal 319

Pengembangan prasarana energi di wilayah Kecamatan Johar Baru, meliputi: a. Peningkatan kebutuhan listrik untuk rumah susun sewa (Rusunawa) ;

b. Peningkatan pembangunan sistem jaringan listrik yang aman untuk kawasan perumahan terutama
Pengembangan prasarana pengendalian drainase di Kecamatan Johar Baru, meliputi : a. Melaksanakan normalisasi sepanjang aliran sungai dan mengamankan sungai dari kegiatan yang dapat menggangu fungsinya (Pengamanan terhadap bangunan liar dan pembuangan sampah); b. Penataan kembali (GSS) garis sempadan sungai sejalan dengan penataan sungai menurut fungsinya yaitu sebagai pengendali banjir, drainase dan penggelontor; c. Pengerukan sampah di sepanjang kali yang bisa menimbulkan banjir. Prasarana Sanitasi Limbah Wilayah Kecamatan Johar baru Pasal 317 Pengembangan prasarana Telekomunikasi dan informatika di Kecamatan Johar Baru, meliputi: a. Pengembangan sistem pelayanan telekomunikasi melalui penerapan teknologi telekomunikasi yang Pengembangan prasarana sanitasi di Kecamatan Johar Baru, meliputi: a. Pengembangan sistem pembuangan air limbah secara sistem on-site b. Peningkatan pelayanan pipa pembuangan air limbah disetiap kelurahan-kelurahan yang padat penduduk Prasarana Persampahan Wilayah Kecamatan Johar Baru Pasal 318 Bagian Ketiga Puluh Tujuh Rencana Pola Ruang Wilayah Kecamatan Johar Baru Pengembangan prasarana persampahan di wilayah Kecamatan Johar Baru, meliputi: Umum Pasal 321 memadai; b. Pembangunan jaringan telekomunikasi baru pada kawasan pemukiman padat, dengan tujuan untuk memfasilitasi masyarakat dalam melakukan aktifitas bersosial; c. Pengembangan jaringan telekomunikasi yang aman dan menyesuaikan dengan estetika lingkungan. Prasarana Telekomunikasi Pasal 320 mencakup kawasan pemukiman padat; c. Peningkatan kebutuhan listrik akibat pertambahan penduduk dan kegiatan; d. Penataan sistem jaringan listrik yang ada ; e. Perbaikan pada sistem jaringan listrik.

a. Pengembangan penggunaan teknologi pengolahan sampah dengan menggunakan incinerator yang


ditempatkan pada kawasan-kawasan tertentu; b. Pembangunan lokasi penampungan sampah (LPS) sementara pada setiap kelurahan; (1)

Rencana pola ruang Kecamatan Johar Baru, terdiri atas: a.Peruntukan ruang untuk fungsi lindung / kawasan lindung, dan b.Peruntukan ruang untuk fungsi budidaya /kawasan budidaya.

c. Program pemilahan sampah sebelum dibuang ke LPS (Lokasi pembuangan sampah) melalui pemilahan
sampah organik (basah) dan non-organik (kering) akan memudahkan proses pembuatan kompos sebelum dibakar di dalam incinerator; d. Pengembangan prasarana sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) dengan penggunaan teknologi tepat guna;

(2)

Rencana pengembangan kawasan lindung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi : a. b. Kawasan resapan air; Kawasan sempadan sungai dan kanal;

e. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan penerapan konsep 3R
(reduced, reused, recycling); f. Peningkatan mutu, kapasitas dan jumlah armada sampah yang dapat masuk ke lingkungan padat penduduk; h. Pencegahan dan penindakan tegas pembuangan sampah ke sungai dan saluran, serta mencegah tumbuhnya perumahan liar dan bedeng di sepanjang tepi sungai.

(3)

Rencana pengembangan kawasan budidaya, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi: a. b. c. Kawasan Perdagangan dan Jasa; Kawasan Permukiman; Kawasan Perindustrian dan Pergudangan.

(4)

Rencana pola ruang wilayah Kecamatan Johar Baru sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum dalam Lampiran Gambar 2.8 Peraturan Daerah ini.

Paragraf 13 Peruntukan Ruang untuk Fungsi Lindung (Kawasan Lindung) Kawasan Resapan Air Pasal 322

Penataan permukiman direncanakan menyebar di seluruh wilayah Kecamatan Johar Baru dalam bentuk vertikal atau apartemen dan landed house dengan memperhatikan kebutuhan perumahan penduduk Kecamatan Johar Baru dimasa yang akan datang dengan memperhitungkan kecenderungan perkembangan dan aksesbilitas., meliputi :

a.
(1) (2) Penanaman dan pemeliharaan pohon dan tanaman pada lahan pemakaman yang berfungsi sebagai peneduh dan membantu peresapan air; Perluasan kawasan resapan air melalui penambahan ruang terbuka hijau. Galur;

Rencana pengembangan kawasan perumahan kepadatan tinggi dan

sedang di wilayah Kelurahan Johar Baru, Kelurahan Kampung Rawa, Kelurahan Tanah Tinggi, Kelurahan

b.
Tinggi.

Rencana pengembangan kawasan perumahan susun di Kelurahan Tanah

Kawasan Sempadan Sungai dan Kanal Pasal 323 Kawasan Perindustrian dan Pergudangan (1) (2) (3) (4) Kawasan sempadan sungai meliputi Kali Sentiong. Kawasan sempadan sungai ditentukan sekurang-kurangnya 100 meter di kiri kanan sungai besar dan 50 meter di kiri kanan anak sungai yang berada di luar permukiman; Kawasan permukiman berupa sempadan sungai yang diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi antara 10 15 meter; kawasan sempadan sungai tidak boleh ada permukiman di sekitarnya. Paragraf 14 Peruntukan Ruang Untuk Fungsi Budidaya (Kawasan Budidaya) Wilayah Kecamatan Johar Baru Kawasan Perdagangan Dan Jasa Pasal 324 Pengembangan kawasan perindustrian dan pergudangan, meliputi : a. Tidak ada rencana pengembangan kawasan perindustrian dan pergudangan; b. Merelokasi kawasan perindustrian dan pergudangan yang sudah ada, ke tempat yang lebih sesuai diluar wilayah Kecamatan Johar Baru. Bagian Kelima Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Pasal 327 Pasal 326

Pengembangan fasilitas umum dan sosial sebagai upaya penanganan pemenuhan kebutuhan penduduk Kecamatan Johar Baru yang terdiri dari fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan, dan fasilitas olah raga.

Pengembangan kawasan perdagangan dan jasa, meliputi : a. Pengembangan Sentra sentra Pengembangan sentra jasa/komersil di prioritaskan pada sentra perdagangan Pasar Johar Baru dan sekitarnya yang merupakan sentra tingkat kecamatan b. Pengembangan Ribbon Pengembangan jasa/komersil di sepanjang Jalan Percetakan Negara 2, Jl.Pangkalan Asem, Pengembangan jasa/perkantoran dan campuran di sepanjang Jalan Letjend. Suprapto. Kawasan Permukiman Pasal 325 Jl.Mardani Raya. Fasilitas Pendidikan Pasal 328

(1) (2)
(3)

Pengembangan fasilitas pendidikan diutamakan untuk fasilitas pendidikan yang masih kurang dan diperlukan penambahan lahan dan bangunan fasilitas pendidikan; Pengembangan fasilitas pendidikan di Kecamatan Johar Baru diarahkan untuk tingkat pendidikan dasar (TK, SD, SMP, SMA); Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas pendidikan.

Fasilitas Kesehatan Pasal 329 (1) (2) Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kecamatan Johar Baru meliputi arahan peraturan zonasi, arahan perijinan, arahan insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi. Pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kecamatan Johar Baru sebagaimana dimaksud ayat (1) akan ditetapkan dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bagian Keempat Puluh Arahan Peraturan Zonasi Paragraf 15 Umum Pasal 333

(1) (2)
(3)

Pengembangan fasilitas kesehatan diperlukan penambahan yang disesuaikan dengan jumlah kebutuhan yang direncanakan; Pengembangan fasilitas kesehatan berupa penambahan jumlah fasilitas kesehatan yang terdiri dari balai pengobatan, puskesmas, rumah bersalin, rumah sakit ibu dan anak serta apotik; Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas kesehatan. Fasilitas Peribadatan Pasal 330

(1)
(2)

Pengembangan fasilitas peribadatan disesuaikan dengan jumlah kebutuhan yang direncanakan; Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas peribadatan. (1) Fasilitas Olahraga Pasal 330 (2)

Arahan peraturan zonasi sebagaimana dimaksud Pasal 30 ayat (1) berisi ketentuan yang harus, boleh, dan tidak boleh dilaksanakan pada zona pemanfaatan ruang yang ada pada perda ini; Arahan peraturan zonasi Provinsi DKI Jakarta meliputi pengaturan pemanfaatan ruang dan pengaturan unsur-unsur pengendalian yang disusun untuk setiap zona peruntukan ruang, yaitu: a. Kriteria umum pemanfaatan ruang; dan b. Arahan intensitas pemanfaatan ruang.

Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas olahraga, berupa tempat bermain, taman dan lapangan serba guna. Bagian Ketiga Puluh Delapan Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Johar Baru Pasal 331

Paragraf 16 Kriteria Umum Pemanfaatan Ruang Pasal 334

(1). a. b. c. d. e.

Arahan pemanfaatan ruang Kecamatan Johar Baru dilaksanakan berdasarkan arahan penyusunan program utama; penentuan lokasi; sumber pendanaan; instansi pelaksana; dan waktu pelaksanaannya. Arahan pemanfaatan ruang Kecamatan Johar Baru, sebagaimana yang dimaksud pasal

(1)

Kriteria umum pemanfataan ruang merupakan ketentuan kesesuaian peruntukan, norma, serta standar sarana dan prasarana yang harus disediakan untuk masing-masing zona pemanfaatan ruang yang ada pada peraturan ini;

pemanfaatan ruang wilayah provinsi DKI Jakarta, meliputi : (2)

Kriteria umum pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan guna menjamin pemanfaatan ruang yang dapat mencapai standar kualitas minimum untuk kesehatan, keamanan, dan keselamatan;

(3)

Kriteria umum pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud ayat (1) tercantum dalam Tabel Lampiran I Peraturan Daerah ini. Bagian Keempat Puluh Satu Arahan Intensitas Pemanfaatan Ruang Pasal 335

(2).

331 ayat 1, dapat dilihat dalam Lampiran Peraturan Daerah Ini. Bagian Ketiga Puluh Sembilan Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Johar Baru Umum Pasal 332

Arahan rencana intensitas pemanfaatan ruang Kecamatan Johar Baru, meliputi :

a. b. c. d.

Nilai KLB rata-rata 1,0 di arahkan pada kawasan permukiman, kawasan permukiman KDB rendah, kawasan bangunan umum, bangunan umum KDB rendah, Kawasan campuran, dan kawasan industri / pergudangan; Nilai KLB rata-rata 2,0 di arahkan pada kawasan permukiman, kawasan permukiman KDB rendah, kawasan bangunan umum, bangunan umum KDB rendah, Kawasan campuran, dan kawasan industri / pergudangan; Nilai KLB rata-rata 3,0 di arahkan pada kawasan permukiman, kawasan permukiman KDB rendah, kawasan bangunan umum, bangunan umum KDB rendah, dan Kawasan campuran; Nilai KLB rata-rata 4,0 di arahkan pada kawasan permukiman, kawasan permukiman KDB rendah, kawasan bangunan umum, bangunan umum KDB rendah, dan Kawasan campuran; Bagian Keempat Puluh Tiga Arahan Insentif dan Disinsentif Pasal 339 Perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 dilaksanakan oleh Gubernur, melalui satuan kerja perangkat daerah yang berwenang. Pasal 338

e.

Nilai KLB lebih besar dari 5,0 sampai dengan 10,0 diarahkan pada arteri primer.

Bagian Keempat Puluh Dua Arahan Perijinan Pasal 336

(1) Ketentuan insentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 merupakan perangkat atau upaya untuk memberikan imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta, serta memberikan kontribusi dalam membantu pemecahan masalah perkotaan. (2) Pemberian insentif sebagaimana diatur dalam ayat (1) diberlakukan dengan cara: a. b. c. saham. d. e. Pembangunan serta pengadaan infrastruktur. Kemudahan prosedur perizinan. Pemberian penghargaan kepada masyarakat, swasta dan/atau pemerintah daerah. Pasal 340 Kemudahan-kemudahan dalam pengurusan ijin dan pengurusan administrasi lainnya untuk Bantuan pada pemanfaatan lahan yang sifatnya mengkonservasi lahan pada kawasanKeringanan pajak, pemberian kompensasi, subsidi silang, imbalan, sewa ruang, dan urun

(1)

Perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

33 ayat (1) adalah perizinan yang terkait dengan izin

pemanfaatan ruang yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan dikeluarkan oleh pemerintah dan/atau pemerintah daerah harus dimiliki sebelum pelaksanaan pemanfaatan ruang; (2) Ijin pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah ijin yang berkaitan dengan lokasi, kualitas ruang, dan tata bangunan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan, hukum adat dan kebiasaan yang berlaku. (3) Prinsip dasar penerapan mekanisme perijinan dalam pemanfaatan ruang adalah sebagai berikut : a. b. c. Setiap kegiatan dan pembangunan yang berpeluang menimbulkan gangguan bagi kepentingan Setiap kegiatan dan pembangunan harus memohon ijin dari pemerintah setempat yang akan Setiap permohonan pembangunan yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah harus umum, pada dasarnya dilarang kecuali dengan ijin dari Pemerintah Provinsi/Kota. memeriksa kesesuaiannya dengan rencana, serta standar administrasi legal. melalui pengkajian mendalam untuk menjamin bahwa manfaatnya jauh lebih besar dari kerugiannya bagi semua pihak terkait sebelum dapat diberikan ijin. Pasal 337

pemanfaatan ruang yang sesuai dengan arahan-arahan dalam rencana tata ruang wilayah. kawasan lindung.

f.

(1) Sedangkan disinsentif sebagaimana dimaksud merupakan perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan kegiatannya menimbulkan dampak negatif perkotaan. (2) Pemberian disinsentif untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, dan/atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan diberlakukan yaitu dengan cara: a. Pemberian sanksi dan bahkan pengenaan denda kepada pelanggar aturan-aturan dan arahan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah. b. Mempersulit pengurusan administrasi dan bahkan penolakan usulan pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan arahan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah. c. Pada kawasan-kawasan terbangun yang tidak sesuai dengan arahan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah diberlakukan pengawasan dan pengendalian yang ketat. d. Pengenaan pajak yang tinggi yang disesuaikan dengan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat pemanfaatan ruang. e. Pembatasan penyediaan infrastruktur, pengenaan kompensasi, dan penalti.

Perijinan yang dikenakan pada kegiatan dan pembangunan di Provinsi DKI Jakarta, terdiri dari 5 (lima) jenis, yaitu: a. b. c. d. e. Perijinan kegiatan/lisensi (SIUP, TDP). Perijinan pemanfaatan ruang dan bangunan (Ijin Lokasi, Ijin Peruntukan Penggunaan Tanah/IPPT, Ijin Penggunaan Bangunan/IPB). Perijinan konstruksi (Ijin Mendirikan Bangunan/IMB). Perijinan lingkungan (Amdal, yang terdiri dari Analisis Dampak Lingkungan, Rencana Pemantauan Lingkungan dan Rencana Pengelolaan Lingkungan; Ijin Gangguan/HO). Perijinan khusus (pengambilan air tanah).

g.
Pasal 341 h. i.

Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan terhadap pelanggaran; Pejabat penyidik pegawai negeri sipil, memberitahukan dimulainya penyidikan dan hasil Pejabat penyidik pegawai negeri sipil menyampaikan hasil penyidikan kepada penuntut umum

penyidikan kepada pejabat penyidik kepolisian negara republik indonesia; dan (1). (2). Prioritas pemberian insentif diarahkan pada penyediaan dan penambahan RTH, penanggulangan banjir, upaya mengatasi masalah kemacetan lalu lintas serta upaya pelestarian bangunan cagar budaya. Prioritas pengenaan disinsentif diarahkan pada kegiatan pembangunan yang merubah bentang alam yang berdampak negatif pada lingkungan di sekitarnya, meningkatkan bangkitan lalu lintas di atas kapasitas jaringan jalan. (3). (4). Seluruh bentuk kewajiban yang dikenakan kepada pengembang suatu lahan atau kawasan dikonversikan ke dalam penyediaan dan pembangunan lahan bagi ruang terbuka hijau. Besaran luas lahan RTH yang wajib disediakan diatur berdasarkan zona kawasan Bagian Keempat Puluh Empat Sanksi Pasal 342 Rencana Rinci Tata Ruang Wilayah Kecamatan Cempaka Putih meliputi: a. Cempaka Putih; Setiap orang yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Daerah ini dapat dikenakan sanksi pidana dan/atau sanksi administrasi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Bagian Keempat Puluh Lima Penyidikan Pasal 343 (1) Selain pejabat penyidik Kepolisian Negara Republik Indoensia, Pejabat Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah yang lingkup tugas dan tanggungjawabnya di bidang penataan ruang diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah ini. (2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah: a. b. Melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau keterangan berkenaan dengan tindakan Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan ayau laporan berkenaan dengan pidana di dalam peraturan daerah ini; pelanggaran pidana dalam peraturan daerah ini, agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas; Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Bagian Keempat Puluh Enam Umum Pasal 344 BAB XIII RENCANA RINCI TATA RUANG WILAYAH KECAMATAN CEMPAKA PUTIH melalui pejabat penyidik kepolisian negara republik indonesia.

b. c. d.
dan

Rencana Struktur Ruang Kecamatan Cempaka Putih; Rencana Pola Ruang Kecamatan Cempaka Putih; Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Cempaka Putih;

e.
Cempaka Putih

Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan

Bagian Keempat Puluh Tujuh Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Cempaka Putih Paragraf 17 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Cempaka Putih Pasal 345 Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah Kecamatan Cempaka Putih, maka tujuan pengembangan Tata Ruang Wilayah Kecamatan Cempaka Putih adalah: a. b. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budi daya. Terwujudnya keterpaduan, keterikatan dan keseimbangan antar wilayah kecamatan serta keserasian antar sektor.

c.
d.

Meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan

kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan adanya pelanggaran; pelanggaran;

e.
f.

Memeriksa buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen berkenan dengan adanya Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan, dan

c.

Terwujudnya rencana tata ruang mempertimbangkan aspek optimalisasi pemanfaatan ruang yang ada, serta memperhatikan kemungkinan-kemungkinan pemanfaatan ruang bawah tanah pada bagian-bagian tertentu di wilayah Kecamatan Cempaka Putih.

tindakan pelanggaran; d. dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;

Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk :


e. f.

Terwujudnya kehidupan masyarakat Kecamatan Cempaka Putih yang sejahtera lahir dan batin Terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam Terwujudnya pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya buatan secara berdaya-guna,

f.

Sektor Drainase dan Pengendalian Banjir

Normalisasi sungai dan saluran drainase Pembangunan dan peremajaan drainase ke dalam sistem pengendalian banjir
g. Sektor Air Minum dan Sumber Air Bersih

berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia Terwujudnya perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi dampak negatif

Peningkatan kualitas jaringan pipa pipa induk dan distribusi air bersih Pembatasan penggunaan air tanah Penambahan hydrant umum

terhadap lingkungan Terwujudnya keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan

Tersusunnya arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan masyarakat. Tersusunnya arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan merupakan dasar dalam mengeluarkan perijinan lokasi pembangunan.

h.

Kebijakan Pengendalian Lingkungan Kecamatan Cempaka Putih;

Pemeliharaan lingkungan guna mempertahankan ekosistem dan kelestarian lingkungan alam. Pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan tentang adanya penetapan
AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).

Paragraf 18 Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Cempaka Putih Pasal 346 Strategi penataan ruang Kecamatan Cempaka Putih, adalah: Pasal 347

(1) (2)

Kebijakan Kawasan Lindung Kecamatan Cempaka Putih, Kebijakan Kawasan Budidaya Kecamatan Cempaka Putih, a. Sektor Perumahan

a. Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah berkembang. b. Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh dengan membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya.

Penerapan penggunaan campuran dalam rangka mengintesifkan penggunaan lahan dan bangunan,
baik secara vertikal maupun horisontal

c. Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH khususnya di bantaran sungai
yang dijadikan permukiman kumuh.

Program perbaikan lingkungan dan permajaan lingkungan pada kawasan kumuh Pembangunan rumah susun sederhana untuk memenuhi kebutuhan perumahan

d. Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu meningkatkan kapasitas perdagangan
dan jasa . e. Merealisasikan pembangunan jalan lingkungan di dalam lingkungan yang telah berkembang guna menyediakan ruang perumahan kota yang dapat menampung perkembangan penduduk.

b.

Sektor Perdagangan dan Jasa

Pembatasan sistem ribbon, kecuali yang mengalami peningkatan fungsi dan kualitas dengan
memperhatikan kelancaran arus lalu lintas dan penyediaan tempat parkir

Pengembangan sentra sentra lokal dilakukan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas Program perbaikan lingkungan dan peremajaan lingkungan pada wilayah yang cukup padat.
c. Sektor Industri

Bagian Keempat Puluh Delapan Persebaran Penduduk Wilayah Kecamatan Cempaka Putih Pasal 347

Kegiatan industri dibatasi pada kegiatan industri skala kecil (home industry);
d. Sektor Transportasi

Jumlah penduduk di Kecamatan Cempaka Putih sampai pada tahun 2030 dibatasi sebanyak-banyaknya 129.632 Jiwa. Bagian Keempat Puluh Sembilan Struktur Ruang Wilayah Kecamatan Cempaka Putih Umum Pasal 348

Peningkatan kualitas jalan kolektor; Pembangunan jalan arteri;

e.

Sektor Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial

Pengembangan dan peningkatan fasilitas umum, baik kuantitas maupun kualitas Pengembangan fasilitas umum dan fasilitas sosial secara vertikal.

(1)
(1) (2) Rencana struktur ruang wilayah provinsi dijabarkan kedalam struktur ruang wilayah Kecamatan Cempaka putih, yang meliputi sistem pusat kegiatan dan sistem prasarana wilayah; Rencana pengembangan sistem pusat kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diwujudkan berdasarkan : a. b. c. d. (3) a. b. c. d. e. f. g. sistem pusat kegiatan primer; sistem pusat sekunder; sistem pusat kegiatan tersier; dan sistem pusat kegiatan sub tersier prasarana transportasi, prasarana sumber daya air bersih, prasarana pengendalian drainase, prasarana sanitasi limbah, prasarana persampahan, prasarana energi listrik, dan prasarana telekomunikasi. Sistem Pusat Kegiatan Wilayah Kecamatan Cempaka Putih Pasal 349 (1) Rencana pengembangan pusat-pusat kegiatan Kecamatan Cempaka Putih diwujudkan dalam bentuk Sistem Pusat Kegiatan Tersier dan Sub Tersier;

Rencana pengembangan prasarana transportasi di Kecamatan Cilincing meliputi pengembangan jaringan jalan arteri dan kolektor.

(2)

Rencana pengembangan prasarana transportasi berupa jaringan jalan arteri sebagaimana di maksud pada ayat (1) meliputi pelebaran Jl. Cempaka Putih Tenngah, Jl. Percetakan Negara Raya, Jl. Percetakan Negara, dan Jl. Rawa Sari.

(3)

Rencana pengembangan prasarana transportasi berupa jaringan jalan arteri sebagaimana di maksud pada ayat (1) meliputi pelebaran Jl. Cempaka Baru Cempaka Sari, Jl. Pramuka, dan Jl. Pramuka Sari. Prasarana Sumber Daya Air Bersih Wilayah Kecamatan Cempaka Putih Pasal 352

Rencana sistem prasarana wilayah sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi

Pengembangan prasarana sumber daya air bersih di wilayah Kecamatan Cempaka Putih meliputi perluasan jaringan pelayanan air bersih melalui peningkatan kegiatan pendistribusian terutama di kawasan perumahan baru dan penambahan sumber air baku. Prasarana Pengendalian Drainase Pasal 353 Pengembangan prasarana pengendalian drainase di Kecamatan Cempak Putih, meliputi :

a. b. c. d. e.
f. g. h. i.

Penanggulangan genangan air dengan pengembangan saluran-saluran tersier Penertiban di trace saluran dan pengembangan saluran jalan Pelaksanaan pembangunan fisik diisyaratkan untuk mengikuti peil banjir Perbaikan atau normalisasi sungai-sungai; Penertiban kawasan sekitar sungai; Penyuluhan kepada masyarakat terutama yang tinggal di sekitar daerah aliran sungai agar turut berpartisipasi dalam upaya memelihara saluran drainase yang ada; Penambahan jumlah saluran drainase terutama untuk daerah yang berada di pusat kota; Perbaikan dan pemeliharaan saluran drainase yang ada agar dapat berfungsi dengan baik; Perencanaan pendistribusian buangan air hujan di wilayah kota terhadap saluran drainase yang telah ada. Prasarana Sanitasi Limbah Wilayah Kecamatan Cempaka Putih

(2) Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Tersier Kecamatan Cempaka Putih sebagaimana dimaksud
pada Pasal 6 ayat (2) huruf c, terdapat pada JL. Ahmad Yani, Jl. Letjend Suprapto, Jl. Cempaka Putih Tengah dengan kegiatan utama perdagangan dan perkantoran

(3) Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Sub Tersier kecamatan Cempaka Putih sebagaimana
dimaksud pada Pasal 6 ayat (2) huruf d, terdapat pada Jl. Percetakan Negara, yaitu dengan kegiatan utama perkantoran. Sistem Prasarana Wilayah Kecamatan Cempaka Putih Pasal 350

Sistem prasarana meliputi prasarana transportasi, prasarana sumber daya air bersih, prasarana pengendalian drainase, prasarana sanitasi limbah, prasarana persampahan, prasarana energi listrik, dan prasarana telekomunikasi. Prasarana Transportasi Wilayah Kecamatan Cempaka Putih Pasal 351

Pasal 354 Pengembangan prasarana sanitasi di Kecamatan Cempaka putih, meliputi :

a. b.

Penyuluhan kepada penduduk dalam peningkatan kesadaran akan pentingnya kesehatan dengan menghilangkan kebiasaan untuk membuang kotorannya di sembarang tempat. Pembangunan prasarana MCK untuk penduduk di kawasan padat atau penduduk golongan ekonomi lemah

c.

Penyediaan kendaraan pengangkut tinja untuk membersihkan dan menguras lumpur tinja pada tangki septik yang sudah penuh. (2).

b.Peruntukan ruang untuk fungsi budidaya /kawasan budidaya. Rencana pengembangan kawasan lindung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi : a. b. (3). a. Kawasan resapan air; Kawasan sempadan sungai; Ruang terbuka hijau lainnya; Kawasan perkantoran; Kawasan perdagangan; Kawasan permukiman.

d.
e.

Pemantauan pengelolaan air limbah domestik maupun industri serta kualitas dan kuantitas badan-badan air penerima yang ada di wilayah perencanaan Pembangunan sarana sanitasi setempat, baik secara individual maupun komunal. Prasarana Persampahan Wilayah Kecamatan Cempaka Putih Pasal 355

Rencana pengembangan kawasan budidaya, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi: b. c. d.

Pengembangan prasarana persampahan di wilayah Kecamatan Cempaka Putih, meliputi:

(4).

Rencana pola ruang wilayah Kecamatan Cempaka Putih sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum dalam Lampiran Gambar 2.10 Peraturan Daerah ini. Peruntukan Ruang untuk Fungsi Lindung Kawasan Resapan Air Pasal 359

a. b. c. d.

Penambahan sarana persampahan dan peningkatan manajemen pengelolaannya. peningkaan budaya bersih dan kesadaran penduduk akan pembuangan sampah yang benar; Penempatan lokasi TPS pada masing-masing pusat unit lingkungan dan TPA pada daerah yang tidak produktif dan jauh dari tempat berlangsungnya kegiatan penduduk kota. Penekanan pada pengelolaan sampah dengan sistem komunal (1) Prasarana Energi Listrik Pasal 356 (2)

Penanaman dan pemeliharaan pohon dan tanaman pada lahan pemakaman yang berfungsi sebagai peneduh dan membantu peresapan air; Perluasan kawasan resapan air melalui penambahan ruang terbuka hijau. Kawasan sempadan sungai Pasal 360

Pengembangan prasarana energi di wilayah Kecamatan Cempaka Putih, meliputi: a. b. c. Pendistribusian kabel listrik berisolasi Penempatan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan memperhatikan estetika lingkungan Pengamanan jaringan listrik pada kawasan permukiman padat Prasarana Telekomunikasi Pasal 357 Pengembangan prasarana Telekomunikasi dan informatika di Kecamatan Cempaka Putih meliputi penambahan jaringan telepon yang merata sesuai dengan kebutuhan penduduk. (1) (2) (3)

Pembangunan dan pemeliharaan jalur hijau di sempadan sungai; Pembangunan jalan inspeksi pada sungai-sungai utama untuk mengarahkan orientasi pembangunan fisik; Peningkatan kapasitas sungai, saluran penghubung, dan saluran lingkungan melalui pengerukan; Pembangunan fisik diarahkan menghadap sungai (river front development) untuk menjaga kapasitas aliran sungai.

(4)

Peruntukan Ruang Untuk Fungsi Budidaya (Kawasan Budidaya) Bagian Kelima Puluh Rencana Pola Ruang Wilayah Kecamatan Cempaka Putih Umum Pasal 358 (1). Rencana pola ruang Kecamatan Cempaka Putih, terdiri atas: a.Peruntukan ruang untuk fungsi lindung / kawasan lindung, dan Kawasan Ruang Terbuka Hijau Pasal 361 Wilayah Kecamatan Cempaka Putih

Pengembangan kawasan terbuka hijau lainnya, meliputi:

a. b. c.
Batu Raya

Kawasan ruang terbuka hijau diarahkan sebesar 123,84 hektar Pengembangan ruang terbuka hijau berupa taman dan jalur hijau di

Pasal 365

sepanjang tepi jalan, median jalan, lahan parkir dan taman kota. Pengembangan ruang terbuka hijau di sebelah Timur Jalan Letjend

Pengembangan fasilitas umum dan sosial sebagai upaya penanganan pemenuhan kebutuhan penduduk Kecamatan Cempaka Putihyang terdiri dari fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan, fasilitas olah raga, dan fasilitas pengendali bencana. Fasilitas Pendidikan Pasal 366

Suprapto yang juga termasuk dalam Kawasan Cempaka Mas, Jalan Cempaka Baru Timur dan Jalan Sumur

d.

Pengembangan RTH dikembangkan pada Kota Baru Bandar Cempaka

Putih sebesar 23,6% dari total luas Kota baru Bandar Cempaka Putih Kawasan Perkantoran Pasal 362

(1) (2)

Pengembangan fasilitas pendidikan diutamakan untuk fasilitas pendidikan yang masih kurang dan diperlukan penambahan lahan dan bangunan fasilitas pendidikan; Pengembangan fasilitas pendidikan di Kecamatan Cempaka Putih diarahkan untuk tingkat pendidikan dasar (TK, SD, SMP, dan SLTA);

Pengembangan kawasan perdagangan, meliputi :

a. b.

Penetapan kawasan perkantoran sebesar 183,56 hektar; Kawasan perkantoran diarahkan berada di sepanjang Jalan Letjend. Suprapto Bagian Barat,

(3)

Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas pendidikan. Fasilitas Kesehatan Pasal 367

Perempatan Jalan Sumur Batu, Jalan Bendungan Jago, Jalan Utan Panjang Timur dan Barat, Jalan Garuda, Jalan Gunung Sahari. Kawasan Perdagangan Pasal 363

(1) (2)

Pengembangan fasilitas kesehatan diperlukan penambahan yang disesuaikan dengan jumlah kebutuhan yang direncanakan; Pengembangan fasilitas kesehatan berupa penambahan jumlah fasilitas kesehatan yang terdiri dari balai pengobatan, puskesmas kelurahan, dan rumah bersalin, apotek, laboratorium, dan puskesmas kecamatan; Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas kesehatan. Fasilitas Peribadatan Pasal 368

Pengembangan kawasan perdagangan, meliputi :

a. Penetapan kawasan perdagangan sebesar 327,84 hektar b. Pengembangan kawasan perdagangan dengan pola ribbon yaitu di sepanjang jalan Letjend. Suprapto Bagian
Barat, Perempatan Jalan Sumur Batu, Jalan Bendungan Jago, Jalan Utan Panjang Timur dan Barat, Jalan Garuda, Jalan Gunung Sahari. Kawasan Permukiman Pasal 364

(3)

(1)
(2)

Pengembangan fasilitas peribadatan berupa mushola, masjid kelurahan, tempat ibadah lainnya, dan masjid kecamatan; Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas peribadatan.

Penataan kawasan perumahan di Kecamatan Cempaka Putih, meliputi :

a.
b. c.

Luas kawasan permukiman sebesar 1.650,32 hektar Kawasan perumahan kepadatan sedang dan tinggi diarahkan berada di Kawasan perumahan susun diarahkan berada di Kota Baru Bandar

seluruh wilayah kelurahan yang ada di Kecamatan Cempaka Putih Fasilitas Olahraga Pasal 369 Cempaka Putih dan bagian Timur Kecamatan Cempaka Putih Bagian Kelima Puluh satu Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial

(1)

Penambahan jumlah sarana dan prasarana fasilitas olahraga, berupa taman bermain, lapangan olah raga, gedung olah raga, dan kolam renang; Paragraf 19 Umum Pasal 373 Fasilitas Pengendali Bencana Pasal 370 (1) (2) Arahan peraturan zonasi sebagaimana dimaksud Pasal 30 ayat (1) berisi ketentuan yang harus, boleh, dan tidak boleh dilaksanakan pada zona pemanfaatan ruang yang ada pada perda ini; Arahan peraturan zonasi Provinsi DKI Jakarta meliputi pengaturan pemanfaatan ruang dan pengaturan unsur-unsur pengendalian yang disusun untuk setiap zona peruntukan ruang, yaitu: a. b. Kriteria umum pemanfaatan ruang; dan Arahan intensitas pemanfaatan ruang. Paragraf 2 Kriteria Umum Pemanfaatan Ruang Pasal 374

(2)

Peningkatan kualitas sarana dan prasarana olah raga

(1) (2)

Penggunaan sistem parkir air/penampungan air dan pintu pompa yang memanjang sepanjang Kali yang terdapat di Kecamatan Cempaka Putih Peningkatan daya tampung saluran/kali dengan pengembangan saluran mikro yang diselaraskan dengan rencana jalan Bagian Kelima Puluh Dua Arahan Pemanfaatan Ruang Kecamatan Cempaka Putih Pasal 371

(1)

Arahan pemanfaatan ruang wilayah kecamatan Cempaka Putih dilaksanakan berdasarkan arahan pemanfaatan ruang wilayah provinsi DKI Jakarta, meliputi : a. b. c. d. e. penyusunan program utama; penentuan lokasi; sumber pendanaan; instansi pelaksana; dan waktu pelaksanaannya.

(1)

Kriteria umum pemanfataan ruang merupakan ketentuan kesesuaian peruntukan, norma, serta standar sarana dan prasarana yang harus disediakan untuk masing-masing zona pemanfaatan ruang yang ada pada peraturan ini;

(2) (3)

Kriteria umum pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan guna menjamin pemanfaatan ruang yang dapat mencapai standar kualitas minimum untuk kesehatan, keamanan, dan keselamatan; Kriteria umum pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud ayat (1) tercantum dalam Tabel Lampiran I Peraturan Daerah ini. Bagian Kelima Puluh Lima Intensitas Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Cempaka Putih Pasal 375

(2)

Arahan pemanfaatan ruang wilayah kecamatan Cempaka Putih, sebagaimana yang dimaksud pasal 371 ayat 1, dapat dilihat dalam Lampiran Peraturan Daerah Ini. Bagian Kelima Puluh Tiga Ketentuan Umum Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kota Administrasi Jakarta Utara Pasal 372

Arahan rencana intensitas pemanfaatan ruang Kecamatan Cempaka Putih, meliputi : a. Kelurahan Cempaka Putih Barat dan Kelurahan Cempaka Putih Timur, dengan peruntukkan kawasan perumahan kepadatan sedang dan tinggi diarahkan memiliki ketinggian maksimum 2 - 4 lantai dengan KDB 40 dan KLB > 1,2. b. Kelurahan Rawa Sari, dengan peruntukkan kawasan campuran diarahkan memiliki ketinggian maksimum 2 - 8 lantai dengan KDB 50 dan KLB > 2,4. c. Sepanjang Jl, Letjend. Suprapto dan Jl. Cempaka Putih Barat, dengan peruntukkan kawasan perkantoran dan perdagangan dengan fasilitasnya diarahkan memiliki ketinggian maksimum 8 16 lantai dengan KDB 50 dan KLB > 3. d. Jl. Pramuka Sari dan Jl. Pramuka, dengan peruntukkan kawasan perumahan dengan kepadatan sedang dan tinggi diarahkan memiliki ketinggian maksimum 2 4 lantai dengan KDB 50 dan KLB > 4.

(1) (2)

Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kecamatan Cempaka Putih meliputi arahan peraturan zonasi, arahan perijinan, arahan insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi. Pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kecamatan Cempaka Putih sebagaimana dimaksud ayat (1) akan ditetapkan dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Bagian Kelima Puluh Empat Arahan Peraturan Zonasi

Bagian Kelima Puluh Enam Arahan Perijinan Pasal 376

(1) Ketentuan insentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 merupakan perangkat atau upaya untuk
memberikan imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta, serta memberikan kontribusi dalam membantu pemecahan masalah perkotaan. (2) Pemberian insentif sebagaimana diatur dalam ayat (1) diberlakukan dengan cara: a. Kemudahan-kemudahan dalam pengurusan ijin dan pengurusan administrasi lainnya untuk pemanfaatan ruang yang sesuai dengan arahan-arahan dalam rencana tata ruang wilayah. b. Bantuan pada pemanfaatan lahan yang sifatnya mengkonservasi lahan pada kawasan-kawasan lindung. c. Keringanan pajak, pemberian kompensasi, subsidi silang, imbalan, sewa ruang, dan urun saham. d. Pembangunan serta pengadaan infrastruktur. e. Kemudahan prosedur perizinan.

(1)

Perizinan yang dimaksud merupakan perizinan yang terkait dengan izin pemanfaatan ruang yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan dikeluarkan oleh pemerintah dan/atau pemerintah daerah harus dimiliki sebelum pelaksanaan pemanfaatan ruang;

(2)

Ijin pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah ijin yang berkaitan dengan lokasi, kualitas ruang, dan tata bangunan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan, hukum adat dan kebiasaan yang berlaku.

(3)

Prinsip dasar penerapan mekanisme perijinan dalam pemanfaatan ruang adalah sebagai berikut : a. b. c. Setiap kegiatan dan pembangunan yang berpeluang menimbulkan gangguan bagi kepentingan Setiap kegiatan dan pembangunan harus memohon ijin dari pemerintah setempat yang akan umum, pada dasarnya dilarang kecuali dengan ijin dari Pemerintah Provinsi/Kota. memeriksa kesesuaiannya dengan rencana, serta standar administrasi legal. Setiap permohonan pembangunan yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah harus melalui pengkajian mendalam untuk menjamin bahwa manfaatnya jauh lebih besar dari kerugiannya bagi semua pihak terkait sebelum dapat diberikan ijin. Pasal 377

f. Pemberian penghargaan kepada masyarakat, swasta dan/atau pemerintah daerah.


Pasal 380 (1) Sedangkan disinsentif sebagaimana dimaksud merupakan perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan kegiatannya menimbulkan dampak negatif perkotaan. (2) Pemberian disinsentif untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, dan/atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan diberlakukan yaitu dengan cara: a. Pemberian sanksi dan bahkan pengenaan denda kepada pelanggar aturan-aturan dan arahan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah. b. Mempersulit pengurusan administrasi dan bahkan penolakan usulan pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan arahan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah. c. Pada kawasan-kawasan terbangun yang tidak sesuai dengan arahan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah diberlakukan pengawasan dan pengendalian yang ketat. d. Pengenaan pajak yang tinggi yang disesuaikan dengan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat pemanfaatan ruang.

Perijinan yang dikenakan pada kegiatan dan pembangunan di Provinsi DKI Jakarta, terdiri dari 5 (lima) jenis, yaitu: a. b. c. d. e. Perijinan kegiatan/lisensi (SIUP, TDP). Perijinan pemanfaatan ruang dan bangunan (Ijin Lokasi, Ijin Peruntukan Penggunaan Tanah/IPPT, Ijin Penggunaan Bangunan/IPB). Perijinan konstruksi (Ijin Mendirikan Bangunan/IMB). Perijinan lingkungan (Amdal, yang terdiri dari Analisis Dampak Lingkungan, Rencana Pemantauan Lingkungan dan Rencana Pengelolaan Lingkungan; Ijin Gangguan/HO). Perijinan khusus (pengambilan air tanah). Pasal 378 Perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 dilaksanakan oleh Gubernur, melalui satuan kerja perangkat daerah yang berwenang. (1) (2) Bagian Kelima Puluh Tujuh Arahan Insentif dan Disinsentif Pasal 379 (3)

e. Pembatasan penyediaan infrastruktur, pengenaan kompensasi, dan penalti. Pasal 381 Prioritas pemberian insentif diarahkan pada penyediaan dan penambahan RTH, penanggulangan banjir, upaya mengatasi masalah kemacetan lalu lintas serta upaya pelestarian bangunan cagar budaya. Prioritas pengenaan disinsentif diarahkan pada kegiatan pembangunan yang merubah bentang alam yang berdampak negatif pada lingkungan di sekitarnya, meningkatkan bangkitan lalu lintas di atas kapasitas jaringan jalan. Seluruh bentuk kewajiban yang dikenakan kepada pengembang suatu lahan atau kawasan dikonversikan ke dalam penyediaan dan pembangunan lahan bagi ruang terbuka hijau.

(4)

Besaran luas lahan RTH yang wajib disediakan diatur berdasarkan zona kawasan Bagian Kelima Puluh Delapan Sanksi Pasal 382

Bagian Keenam Puluh Umum Pasal 384 Rencana Rinci Tata Ruang Wilayah Kecamatan Kemayoran meliputi: a. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Kemayoran; b. c. d. e. f. Kemayoran Rencana Struktur Ruang Kecamatan Kemayoran; Rencana Pola Ruang Kecamatan Kemayoran; Penetapan Kawasan Strategis Wilayah Kecamatan Kemayoran Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Kemayoran; dan Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan

Setiap orang yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Daerah ini dapat dikenakan sanksi pidana dan/atau sanksi administrasi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Bagian Kelima Puluh Sembilan Penyidikan Pasal 383 (1). Selain pejabat penyidik Kepolisian Negara Republik Indoensia, Pejabat Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah yang lingkup tugas dan tanggungjawabnya di bidang penataan ruang diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah ini. (2). Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah: a. b. melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau keterangan berkenaan dengan menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan ayau laporan berkenaan dengan

Bagian Keenam Puluh Dua Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Kemayoran Paragraf 20 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Kemayoran Pasal 385 Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah Kecamatan Kemayoran, maka tujuan pengembangan Tata Ruang Wilayah Kecamatan Kemayoran adalah:

tindakan pidana di dalam peraturan daerah ini; pelanggaran pidana dalam Peraturan Daerah ini, agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas; c. d. e. f. g. h. i. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai Orang Pribadi atau Badan meminta keterangan dan bahan bukti dari Orang Pribadi atau Badan sehubungan dengan memeriksa buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen berkenan dengan adanya melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan, dan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan adanya pelanggaran; pelanggaran; tindakan pelanggaran; dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut; meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan terhadap pejabat penyidik pegawai negeri sipil, memberitahukan dimulainya penyidikan dan hasil (1) (2) pelanggaran; penyidikan kepada pejabat penyidik Kepolisian Negara republik Indonesia; dan pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil menyampaikan hasil penyidikan kepada Penuntut Umum melalui Pejabat Penyidik Kepolisian Negara republik Indonesia. BAB XIV RENCANA RINCI TATA RUANG WILAYAH KECAMATAN KEMAYORAN

a. Optimasi pemanfaatan ruang dengan tetap memperhatikan keterpaduan, keterikatan, dan keseimbangan
antarwilayah dalam Kecamatan Kemayoran demi mewujudkan pemanfaatan ruang yang berkualitas.

b. Pemanfaatan ruang yang berkualitas yang dapat menciptakan pemerataan pembangunan dan hasilhasilnya dalam rangka peningkatan kesejahteraan rakyat dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat melalui pengembangan potensi yang ada secara dinamis, serasi dan seimbang. Paragraf 21 Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Kemayoran Pasal 386 Kebijakan Kawasan Lindung Kecamatan Kemayoran, Kebijakan Kawasan Budidaya Kecamatan Kemayoran, a. Sektor Perumahan

Pengembangan perumahan diarahkan pada peningkatan kualitas lingkungan perumahan dan


memperbesar jumlah unit hunian agar tercapai norma 1 unit untuk 1 keluarga;

Peremajaan lingkungan di daerah padat/kurang teratur di kawasan bekas Bandara Kemayoran


untuk rusun;

Pengembangan pembangunan baru sebagian lahan kosong di bekas Bandara Kemayoran untuk
rumah susun;

b.
(4)

Ditetapkan sebagai Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi

yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Kecamatan Kemayoran. Kebijakan Pengendalian Lingkungan Kecamatan Kemayoran ; a. b. Pemeliharaan lingkungan guna mempertahankan ekosistem dan kelestarian lingkungan alam. Pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan tentang adanya penetapan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). Pasal 387 Strategi penataan ruang Kecamatan Kemayoran, adalah: a. b. c. Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah berkembang. Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh dengan membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya. Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH khususnya di bantaran sungai, pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan Perumahan kumuh.

Perbaikan prasarana lingkungan di peruntukan rumah lainnya.


b. Sektor Perdagangan dan Jasa

Pengembangan sentra-sentra tetap diutamakan; Pengembangan sentra khusus di Kemayoran dengan optimal; Pengembangan ribbon dibatasi pada klas jalan tertentu yaitu kolektor primer harus menjamin
kelancaran lalu lintas dan penyediaan parkir pada pekarangan bukan pada badan jalan;

Pengembangan pasar harus meningkatkan pedagang lama dan menampung pedagang non
formal atau pedagang lemah, pedagang kaki lima;

Pengembangan pasar swalayan dengan tidak mengganggu pedagang kecil.


c. Sektor Industri

Industri diarahkan pada industri kecil dan perumahan. Peruntukan pergudangan menjadi
peruntukan campuran pergudangan dan bangunan umum;

Pergudangan membutuhkan lahan pelayanan yang lebih luas agar dipindahkan ke pinggir jalan
besar;

d.
e.

Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu meningkatkan kapasitas perdagangan dan jasa . Merealisasikan pembangunan jalan lingkungan di dalam lingkungan yang telah berkembang guna menyediakan ruang perumahan kota yang dapat menampung perkembangan penduduk. Bagian Keenam Puluh Tiga Persebaran Penduduk Wilayah Kecamatan Kemayoran Pasal 388

Industri perumahan tetap dipertahankan dengan penanggulangan polusi dan gangguan lainnya.
d. Sektor Transportasi

Peningkatan kapasitas pada beberapa ruas jalan tertentu melalui program pelebaran jalan.
e. Sektor Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial

Pengembangan dan peningkatan fasilitas umum, baik kuantitas maupun kualitas Pengembangan fasilitas umum dan fasilitas sosial secara vertikal.

Jumlah penduduk di Kecamatan Kemayoran sampai dengan tahun 2030 dibatasi sebanyak-banyaknya 609.600 jiwa. Bagian Keenam Puluh Empat Struktur Ruang Wilayah Kecamatan Kemayoran Umum Pasal 389 (1) (2) Rencana struktur ruang wilayah provinsi dijabarkan kedalam struktur ruang wilayah Kecamatan Kemayoran, yang meliputi sistem pusat kegiatan dan sistem prasarana wilayah; Rencana pengembangan sistem pusat kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diwujudkan berdasarkan : a. b. c. (3) Sistem pusat kegiatan primer; Sistem pusat sekunder; dan Sistem pusat kegiatan tersier

f.

Sektor Drainase dan Pengendalian Banjir

Normalisasi sungai dan saluran drainase Pembangunan dan peremajaan drainase ke dalam sistem pengendalian banjir
g. Sektor Air Minum dan Sumber Air Bersih

Peningkatan kualitas jaringan pipa pipa induk dan distribusi air bersih Pembatasan penggunaan air tanah Penambahan hydrant umum
(3) Kebijakan Kawasan Strategis Kecamatan Kemayoran a. Penetapan Kawasan Strategis Kecamatan Kemayoran berdasarkan nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, yaitu merupakan aglomerasi berbagai kegiatan ekonomi yang memiliki : - Potensi ekonomi cepat tumbuh; - Sektor unggulan yang dapat menggerakan sektor ekonomi; - Potensi ekspor; - Dukungan jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi.

Rencana sistem prasarana wilayah sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi a. Prasarana transportasi,

b. Prasarana sumber daya air bersih,

c. Prasarana pengendalian drainase,


d. Prasarana sanitasi limbah, e. Prasarana persampahan,

Prasarana Sumber Daya Air Bersih Wilayah Kecamatan Kemayoran Pasal 393 Pengembangan Prasarana sumber daya air bersih di wilayah Kecamatan Kemayoran meliputi :

f. Prasarana energi listrik, dan


g. Prasarana telekomunikasi. Sistem Pusat Kegiatan Wilayah Kecamatan Kemayoran Pasal 390 (1) Rencana pengembangan pusat-pusat kegiatan Kota Administrasi Jakarta Utara diwujudkan dalam bentuk Sistem Pusat Kegiatan Tersier; (2) Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Tersier Kecamatan Kemayoran sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 ayat (2) huruf c, terdapat pada lokasi perkantoran dan jasa di Jalan Sumur Batu Raya, kawasan perkantoran di Jalan Sunter.

a. Pengembangan kawasan pelayanan dengan pembangunan jaringan distribusi baru untuk kawasankawasan yang saat ini belum mendapat pelayanan, dan lebih ditekankan pada kawasan pusat kegiatan kota serta pada kawasan permukiman baru.

b. Pengembangan sumber-sumber lain yang potensial seperti air waduk, maupun air sungai, yang diolah
kembali sehingga dapat memenuhi kebutuhan yang akan datang. Prasarana Pengendalian Drainase Pasal 394 Rencana pengembangan drainase di Kecamatan Kemayoran dilakukan melalui: a. penanggulangan genangan air dengan pengembangan saluran-saluran tersier, penertiban di trace saluran dan pengembangan saluran jalan Perbaikan atau normalisasi sungai-sungai yang ada, sehingga kondisinya menjadi lebih baik sehingga diharapkan dapat menampung limpasan aliran permukaan yang akan terjadi dari adanya perkembangan kegiatan perkotaan.

(3) Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Tersier di wilayah Kecamatan Kemayoran sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), tercantum pada Lampiran Gambar 2.11 Peraturan Daerah ini. Sistem Prasarana Wilayah Kecamatan Kemayoran Pasal 391

b.
c.

d.
Sistem prasarana meliputi prasarana transportasi, prasarana sumber daya air bersih, prasarana pengendalian drainase, prasarana sanitasi limbah, prasarana persampahan, telekomunikasi. Prasarana Transportasi Wilayah Kecamatan Kemayoran Pasal 392 f. g. h. prasarana energi listrik, dan prasarana

Penertiban kawasan sekitar sungai supaya tetap terpelihara dari kegiatan-kegiatan yang dapat mengganggu kelestarian sungai, yang dapat dilakukan dengan pengaturan sempadan-sempadan sungai. Dengan demikian diharapkan tumbuhnya bangunan-bangunan liar di sepanjang sungai dapat dihindari.

e.

Penyuluhan kepada masyarakat terutama yang tinggal di sekitar daerah aliran sungai agar turut berpartisipasi dalam upaya memelihara saluran drainase yang ada agar dapat selalu berfungsi sebagaimana mestinya. Penambahan jumlah saluran drainase terutama untuk daerah yang berada di pusat kota. Perbaikan dan pemeliharaan saluran drainase yang ada agar dapat berfungsi dengan baik. Perencanaan pendistribusian buangan air hujan di wilayah kota terhadap saluran drainase yang telah ada. Prasarana Sanitasi Limbah Wilayah Kecamatan Kemayoran Pasal 395

(1) (2)

Rencana pengembangan prasarana transportasi di Kecamatan Kemayoran, meliputi jaringan jalan arteri dan kolektor; Rencana pembangunan dan peningkatan jalan arteri sebagaimana di maksud pada ayat (1) meliputi; Rencana peningkatan jalan arteri, Kecamatan Kemayoran berupa pelebaran jalan Jl. Utan Panjang Barat, Jalan Howitzer Serdang Kaya Taruna, Jalan Sumur Batu, Jalan Sudiro Utan Panjang III Kali Baru Timur, Jalan Kali Baru Timur/ Barat, Jalan Garuda, Jalan Sumur Batu Raya.

Pengembangan prasarana sanitasi di Kecamatan Kemayoran, meliputi: a. Pembangunan sarana sanitasi setempat, baik secara individual maupun komunal. b. Penyuluhan personil instansi pengolahan dan penyuluhan kepada penduduk dalam peningkatan aspirasi masyarakat untuk membangun sendiri sarana sanitasi di tempat tinggalnya masing-masing, dan meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pengelolaan air limbah. c. Monitoring untuk memantau pengelolaan air limbah domestik maupun industri, serta kualitas dan kuantitas badan-badan air yang ada di perkotaan.

(3)

Rencana peningkatan jalan kolektor Kecamatan Kemayoran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pelebaran Jalan Cempaka Baru Cempaka Sari, Jalan Cempaka Putih Utara, Jalan Kebon Kosong, Jalan Kemayoran Ketapang, Jalan Kemayoran Tengah, Jalan mantri, Jalan Kepu Timur, Jalan Sawo, Kompleks Angkasa Pura.

a.Peruntukan ruang untuk fungsi lindung / kawasan lindung, dan Prasarana Persampahan Wilayah Kecamatan Kemayoran Pasal 396 Pengembangan prasarana persampahan di wilayah Kecamatan Kemayoran, meliputi: a. Penambahan sarana persampahan terutama berupa gerobak pengangkut sampah dari lingkungan perumahan ke tempat pembuangan sampah sementara (TPS) serta peningkatan manajemen pengelolaannya. (3). (2). b.Peruntukan ruang untuk fungsi budidaya /kawasan budidaya. Rencana pengembangan kawasan lindung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi : a. b. a. b. c. d. (4). Kawasan resapan air; Kawasan sempadan sungai dan kanal; Ruang terbuka hijau lainnya; Kawasan perkantoran; Kawasan perdagangan; Kawasan Permukiman. tercantum

Rencana pengembangan kawasan budidaya, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi:

b. Pengembangan budaya bersih dan kesadaran penduduk serta menyediakan wadah-wadah sampah untuk
setiap rumah tangga ataupun membakarnya; c. Penempatan lokasi TPS ini diletakkan pada masing-masing pusat unit lingkungan, sementara untuk TPA sendiri diarahkan lokasinya pada daerah yang tidak produktif dan jauh dari tempat berlangsungnya kegiatan penduduk kota. Dengan kata lain, lokasi TPA ini diarahkan berada di luar kawasan perkotaan.

Rencana pola ruang wilayah Kecamatan Kemayoran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam Lampiran Gambar 2.12 Peraturan Daerah ini. Peruntukan Ruang untuk Fungsi Lindung (Kawasan Lindung)

Prasarana Energi Listrik Pasal 397 Pengembangan prasarana energi di wilayah Kecamatan Kemayoran, meliputi: a. b. c. Pencegahan kebocoran atau kebakaran listrik dengan mendistribusikan kabel-kabel PLN dengan kabel isolasi. Penempatan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan sektor lain, serta mempertimbangkan segi estetika lingkungan. Pengamanan jaringan listrik pada kawasan permukiman padat. Prasarana Telekomunikasi Pasal 398 Pengembangan prasarana Telekomunikasi dan informatika di Kecamatan Kemayoran, meliputi: a. Pengembangan sistem pelayanan telekomunikasi melalui penerapan teknologi telekomunikasi yang memadai; b. Pembangunan jaringan telekomunikasi baru pada kawasan pemukiman padat, dengan tujuan untuk memfasilitasi masyarakat dalam melakukan aktifitas bersosial; c. Pengembangan jaringan telekomunikasi yang aman dan menyesuaikan dengan estetika lingkungan. (1) (2) (3) (2) (1)

Kawasan Resapan Air Pasal 400 Penanaman dan pemeliharaan pohon dan tanaman pada lahan pemakaman yang berfungsi sebagai peneduh dan membantu peresapan air; Perluasan kawasan resapan air melalui penambahan ruang terbuka hijau. Kawasan sempadan sungai dan kanal Pasal 401 Pembangunan dan pemeliharaan jalur hijau di sempadan sungai dan kanal; Pembangunan jalan inspeksi pada sungai-sungai utama untuk mengarahkan orientasi pembangunan fisik; Peningkatan kapasitas sungai, kanal, saluran penghubung, dan saluran lingkungan melalui pengerukan; Pembangunan fisik diarahkan menghadap sungai (river front development) untuk menjaga kapasitas aliran sungai dan kanal. Peruntukan Ruang Untuk Fungsi Budidaya (Kawasan Budidaya) Wilayah Kecamatan Kemayoran Kawasan Ruang Terbuka Hijau

(4)

Bagian Keenam Puluh Lima Rencana Pola Ruang Wilayah Kecamatan Kemayoran Umum Pasal 399 (1). Rencana pola ruang Kecamatan Kemayoran, terdiri atas:

Pasal 402 Pengembangan kawasan terbuka hijau di Kecamatan Kemayoran meliputi:

a. Pengembangan RTH di sepanjang tepi jalan sebelah Timur Jalan Letjend Suprapto (Kawasan Cempaka
Mas), Jalan Cempaka Baru Timur dan Jalan Sumur Batu Raya

b. Pengembangan RTH pada Kota Baru Bandar Kemayoran sebesar 23,6% dari total luas Kota baru Bandar
Kemayoran.

(2)

Pengembangan kawasan strategis kota administrasi Jakarta Utara sebagaimana dimaksud ayat (1) diarahkan yaitu Kota Baru Bandar Kemayoran sebagai pusat niaga terpadu sebagai pusat eksibisi dan informasi bisnis Bagian Keenam Puluh Tujuh Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Pasal 406

c. Pengembangan buffer zone di sepanjang kiri dan kanan sungai, waduk dan situ, di sepanjang garis pantai
sebagai sempadan pantai serta di sekeliling zona industri yang difungsikan sebagai daerah lindung. d. Perlindungan terhadap lahan pertanian/ kebun dan pemakaman e. Pengembangan RTH di tepi sungai pada lahan perpotongan Jalan Dakota dan Jalan Bendungan Jago. Kawasan Perdagangan Pasal 403 (1) Lokasi kegiatan perdagangan dan jasa ini ditetapkan berada di sepanjang jalur jalan utama yaitu jalan arteri dan kolektor membentuk pola linier mengikuti pola jaringan jalan. Lokasi kegiatan perdagangan dan jasa yang dimaksud dalam ayat (1) berada di sepanjang Jalan Letjend. Suprapto Bagian Barat, Perempatan Jalan Sumur Batu, Jalan Bendungan Jago, Jalan Utan Panjang Timur dan Barat, Jalan Garuda, Jalan Gunung Sahari.

Pengembangan fasilitas umum dan sosial sebagai upaya penanganan pemenuhan kebutuhan penduduk Kecamatan Kemayoran yang terdiri dari fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan, fasilitas olah raga dan fasilitas pengendalian bencana. Fasilitas Pendidikan Pasal 407

(2)

(1)
Kawasan Permukiman Pasal 404 Penataan kawasan perumahan horisontal dan vertikal, meliputi : a. b. seluas 1581 ha. c. 50 ha. d. e. f. Rencana pengembangan rumah besar yang disebutkan dalam ayat (1) dengan total luas 0,7 ha berada pada bagian Timur Kecamatan Kemayoran. Rencana pengembangan rumah susun diarahkan dengan luas 18 ha berada pada Kota Baru Bandar Kemayoran. Rencana pengembangan rumah flat diarahkan dengan luas 0,9 ha. Bagian Keenam Puluh Enam Penetapan Pengembangan Kawasan Strategis Wilayah Kecamatan Kemayoran Pasal 405 (1) Pengembangan kawasan strategis di tingkat Kecamatan Kemayoran diarahkan pada bagian wilayah kecamatan yang memiliki peranan dan fungsi strategis bagi pengembangan kegiatan ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan kota; (3) Rencana pengembangan rumah kecil yang disebutkan dalam ayat (1) berada pada tiga lokasi, dimana dua lokasi di antaranya berada di Kelurahan Sumur Batu dengan total luas Rencana pengembangan perumahan yang terdiri dari rumah sangat kecil, rumah kecil, rumah sedang, dan rumah besar. Rencana pengembangan rumah sedang yang disebutkan pada ayat (1)

Pengembangan fasilitas pendidikan diutamakan untuk fasilitas pendidikan yang masih kurang dan diperlukan penambahan lahan dan bangunan fasilitas pendidikan;

(2)
(3)

Pengembangan fasilitas pendidikan di Kecamatan Kemayoran diarahkan untuk tingkat pendidikan dasar (TK, SD, SMP),akademi, dan perpustakaan; Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas pendidikan. Fasilitas Kesehatan Pasal 408

(1) (2)

Pengembangan fasilitas kesehatan diperlukan penambahan yang disesuaikan dengan jumlah kebutuhan yang direncanakan; Pengembangan fasilitas kesehatan berupa penambahan jumlah fasilitas kesehatan yang terdiri dari balai pengobatan, puskesmas, dan apotik; Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas kesehatan. Fasilitas Peribadatan Pasal 409

(1)
(2)

Pengembangan fasilitas peribadatan disesuaikan dengan jumlah kebutuhan yang direncanakan; Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas peribadatan. Fasilitas Olahraga Pasal 410

Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas olahraga, berupa tempat bermain, taman dan lapangan serba guna.

a. b.

Kriteria umum pemanfaatan ruang; dan Arahan intensitas pemanfaatan ruang.

Bagian Keenam Puluh Delapan Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Kemayoran Pasal 411

Paragraf 23 Kriteria Umum Pemanfaatan Ruang Pasal 414

(1).

Arahan pemanfaatan ruang Kecamatan Kemayoran dilaksanakan berdasarkan arahan pemanfaatan ruang wilayah provinsi DKI Jakarta, meliputi : a. b. c. d. e. penyusunan program utama; penentuan lokasi; sumber pendanaan; instansi pelaksana; dan waktu pelaksanaannya.

(1)

Kriteria umum pemanfataan ruang merupakan ketentuan kesesuaian peruntukan, norma, serta standar sarana dan prasarana yang harus disediakan untuk masing-masing zona pemanfaatan ruang yang ada pada peraturan ini;

(2) (3)

Kriteria umum pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan guna menjamin pemanfaatan ruang yang dapat mencapai standar kualitas minimum untuk kesehatan, keamanan, dan keselamatan; Kriteria umum pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud ayat (1) tercantum dalam Tabel Lampiran I Peraturan Daerah ini. Bagian Ketujuh Puluh Satu Intensitas Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Kemayoran Pasal 415

(2).

Arahan pemanfaatan ruang Kecamatan Kemayoran, sebagaimana yang dimaksud pasal 411 ayat 1, dapat dilihat dalam Lampiran Peraturan Daerah Ini. Bagian Keenam Puluh Sembilan Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Kemayoran Umum Pasal 412 Arahan rencana intensitas pemanfaatan ruang Kecamatan Kemayoran, meliputi : a. KLB >1,2 ; KDB 40; dengan ketinggian maksimal 2 4 lantai diperuntukkan sebagai Wisma dan Fasilitasnya terletak di Kelurahan Gunung Sahari Selatan, Kelurahan Sumur Batu, Kelurahan Cempaka Baru, Kelurahan Harapan Mulya, Kelurahan Utan Panjang

(1) (2)

Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kecamatan Kemayoran meliputi arahan peraturan zonasi, arahan perijinan, arahan insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi. Pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kecamatan Kemayoran sebagaimana dimaksud ayat (1) akan ditetapkan dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bagian Ketujuh Puluh Arahan Peraturan Zonasi Paragraf 22 Umum Pasal 413

b. KLB maks 2,4; KDB 40; ketinggian maksimum 4-8 Lt diperuntukkan bagi Wisma dan Bangunan Umum
dengan Fasilitasnya berlokasi di Jl. Gunung Sahari

c. KLB maks 2,4; KDB 50; ketinggian maksimum 4-8 Lt diperuntukkan bagi Wisma dan Bangunan Umum
dengan Fasilitasnya berlokasi di sebagian ruas Jalan Bungur Besar. d. KLB maks 3,0; KDB 50; ketinggian maksimum 8 16 lantai; diperuntukkan bagi karya bangunan umum dan fasilitasnya berlokasi di sepanjang Jalan Letjend. Suprapto, Jalan Utan Panjang Timur, Jalan Angkasa, Jalan Garuda, Jalan Utan Panjang Barat, Jalan Kemayoran Gempol

e. KLB maks 4,0; KDB 50; ketinggian maksimum 16 24 lantai; diperuntukkan bagi wisma dan fasilitasnya
berlokasi di Kebon Kosong (ex. Bandar kemayoran), Kel. Gunung Sahari Selatan.

f. KLB maks 5,0; KDB 50; ketinggian >32 lantai; diperuntukkan bagi karya bangunan umum dan fasilitasnya
berlokasi di sepanjang Kel. Gunung Sahari Selatan. Bagian Ketujuh Puluh Dua Arahan Perijinan Pasal 416

(1) (2)

Arahan Peraturan Zonasi Sebagaimana Dimaksud Pasal 30 Ayat (1) Berisi Ketentuan Yang Harus, Boleh, Dan Tidak Boleh Dilaksanakan Pada Zona Pemanfaatan Ruang Yang Ada Pada Perda Ini; Arahan peraturan zonasi provinsi dki jakarta meliputi pengaturan pemanfaatan ruang dan pengaturan unsurunsur pengendalian yang disusun untuk setiap zona peruntukan ruang, yaitu:

a.

Kemudahan-kemudahan dalam pengurusan ijin dan pengurusan administrasi lainnya untuk pemanfaatan ruang yang sesuai dengan arahan-arahan dalam rencana tata ruang wilayah. Bantuan pada pemanfaatan lahan yang sifatnya mengkonservasi lahan pada kawasan-kawasan lindung. Keringanan pajak, pemberian kompensasi, subsidi silang, imbalan, sewa ruang, dan urun saham. Pembangunan serta pengadaan infrastruktur. Kemudahan prosedur perizinan. Pemberian penghargaan kepada masyarakat, swasta dan/atau pemerintah daerah.

(1)

Perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

33 ayat (1) adalah perizinan yang terkait dengan izin b. c. d. e.

pemanfaatan ruang yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan dikeluarkan oleh pemerintah dan/atau pemerintah daerah harus dimiliki sebelum pelaksanaan pemanfaatan ruang; (2) Ijin pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah ijin yang berkaitan dengan lokasi, kualitas ruang, dan tata bangunan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan, hukum adat dan kebiasaan yang berlaku. (3) Prinsip dasar penerapan mekanisme perijinan dalam pemanfaatan ruang adalah sebagai berikut : a. b. c. Setiap kegiatan dan pembangunan yang berpeluang menimbulkan gangguan bagi kepentingan umum, pada dasarnya dilarang kecuali dengan ijin dari Pemerintah Provinsi/Kota. Setiap kegiatan dan pembangunan harus memohon ijin dari pemerintah setempat yang akan memeriksa kesesuaiannya dengan rencana, serta standar administrasi legal. Setiap permohonan pembangunan yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah harus melalui pengkajian mendalam untuk menjamin bahwa manfaatnya jauh lebih besar dari kerugiannya bagi semua pihak terkait sebelum dapat diberikan ijin. Pasal 417 Perijinan yang dikenakan pada kegiatan dan pembangunan di Provinsi DKI Jakarta, terdiri dari 5 (lima) jenis, yaitu: (1) (2) (3) (4) (5) Perijinan kegiatan/lisensi (SIUP, TDP). Perijinan pemanfaatan ruang dan bangunan (Ijin Lokasi, Ijin Peruntukan Penggunaan Tanah/IPPT, Ijin Penggunaan Bangunan/IPB). Perijinan konstruksi (Ijin Mendirikan Bangunan/IMB). Perijinan lingkungan (Amdal, yang terdiri dari Analisis Dampak Lingkungan, Rencana Pemantauan Lingkungan dan Rencana Pengelolaan Lingkungan; Ijin Gangguan/HO). Perijinan khusus (pengambilan air tanah).

f.

Pasal 420 (1) Sedangkan disinsentif sebagaimana dimaksud merupakan perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan kegiatannya menimbulkan dampak negatif perkotaan. (2) Pemberian disinsentif untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, dan/atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan diberlakukan yaitu dengan cara: a. b. c. d. e. Pemberian sanksi dan bahkan pengenaan denda kepada pelanggar aturan-aturan dan arahan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah. Mempersulit pengurusan administrasi dan bahkan penolakan usulan pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan arahan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah. Pada kawasan-kawasan terbangun yang tidak sesuai dengan arahan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah diberlakukan pengawasan dan pengendalian yang ketat. Pengenaan pajak yang tinggi yang disesuaikan dengan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat pemanfaatan ruang. Pembatasan penyediaan infrastruktur, pengenaan kompensasi, dan penalti. Pasal 421

Pasal 418 (1) Perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 dilaksanakan oleh Gubernur, melalui satuan kerja perangkat daerah yang berwenang. Bagian Ketujuh Pula Tiga Arahan Insentif dan Disinsentif Pasal 419 (4) (1) Ketentuan insentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 merupakan perangkat atau upaya untuk memberikan imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta, serta memberikan kontribusi dalam membantu pemecahan masalah perkotaan. (2) Pemberian insentif sebagaimana diatur dalam ayat (1) diberlakukan dengan cara: Bagian Ketujuh Puluh Empat Sanksi Pasal 422 (3) (2) Prioritas pemberian insentif diarahkan pada penyediaan dan penambahan RTH, penanggulangan banjir, upaya mengatasi masalah kemacetan lalu lintas serta upaya pelestarian bangunan cagar budaya. Prioritas pengenaan disinsentif diarahkan pada kegiatan pembangunan yang merubah bentang alam yang berdampak negatif pada lingkungan di sekitarnya, meningkatkan bangkitan lalu lintas di atas kapasitas jaringan jalan. Seluruh bentuk kewajiban yang dikenakan kepada pengembang suatu lahan atau kawasan dikonversikan ke dalam penyediaan dan pembangunan lahan bagi ruang terbuka hijau. Besaran luas lahan RTH yang wajib disediakan diatur berdasarkan zona kawasan

a. Setiap orang yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Daerah ini dapat dikenakan sanksi pidana dan/atau sanksi administrasi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Bagian Ketujuh Puluh Lima Penyidikan Pasal 423 (1) Selain pejabat penyidik Kepolisian Negara Republik Indoensia, Pejabat Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah yang lingkup tugas dan tanggungjawabnya di bidang penataan ruang diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah ini. (2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah: Sawah Besar; b. c. d. e. f. Sawah Besar

Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Rencana Struktur Ruang Kecamatan Sawah Besar; Rencana Pola Ruang Kecamatan Sawah Besar; Penetapan Kawasan Strategis Wilayah Kecamatan Sawah Besar Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Sawah Besar; dan Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan

Bagian Ketujuh Puluh Tujuh Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Sawah Besar Paragraf 24 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Sawah Besar Pasal 425 Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah Kecamatan Sawah Besar, maka tujuan pengembangan Tata Ruang Wilayah Kecamatan Sawah Besar adalah: (1) Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budi daya. (2) Terwujudnya keterpaduan, keterikatan dan keseimbangan antar wilayah kecamatan serta keserasian antar sektor. (3) Terwujudnya rencana tata ruang mempertimbangkan aspek optimalisasi pemanfaatan ruang yang ada, serta memperhatikan kemungkinan-kemungkinan pemanfaatan ruang bawah tanah pada bagian-bagian tertentu di wilayah Kecamatan Sawah Besar. (4) Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk : a.Mewujudkan kehidupan masyarakat Kecamatan Sawah Besar yang sejahtera lahir dan batin b.Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam c. Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan secara berdaya-guna, berhasilguna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia d.Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan e.Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan (5) Tersusunnya arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan masyarakat. (6) Tersusunnya arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan merupakan dasar dalam mengeluarkan perijinan lokasi pembangunan.

a. b.

Melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau keterangan berkenaan dengan tindakan pidana di dalam peraturan daerah ini; Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan ayau laporan berkenaan dengan pelanggaran pidana dalam peraturan daerah ini, agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas;

c. d. e.

Meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan adanya pelanggaran; Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan pelanggaran; Memeriksa buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen berkenan dengan adanya tindakan pelanggaran;

f.
g. h. i.

Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut; Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan terhadap pelanggaran; Pejabat penyidik pegawai negeri sipil, memberitahukan dimulainya penyidikan dan hasil penyidikan kepada pejabat penyidik kepolisian negara republik indonesia; dan Pejabat penyidik pegawai negeri sipil menyampaikan hasil penyidikan kepada penuntut umum melalui pejabat penyidik kepolisian negara republik indonesia. BAB XV RENCANA RINCI TATA RUANG WILAYAH KECAMATAN SAWAH BESAR Bagian Ketujuh Puluh Enam Umum Pasal 424

Paragraf 25 Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Sawah Besar Pasal 426

Rencana Rinci Tata Ruang Wilayah Kecamatan Sawah Besar meliputi:

(1) (2)

Kebijakan Kawasan Lindung Kecamatan Sawah Besar, Kebijakan Kawasan Budidaya Kecamatan Sawah Besar, a. Sektor Perumahan

Pembangunan drainase mikro baru. Pelaksanaan normalisasi kali dan penambahan saluran mikro dan meningkatkan sistem makro drainase yang ada.

g.


b.

Prioritas pembangunan perumahan diarahkan kepada pemenuhan kebutuhan penduduk berpenghasilan rendah; Perbaikan lingkungan dan peningkatan kualitas bangunan perumahan; Peremajaan lingkungan di daerah-daerah permukiman padat dan cenderung kumuh dengan pengembangan permukiman ke arah vertikal seperti rumah susun.

Sektor Air Minum dan Sumber Air Bersih Perbaikan dan peningkatan jaringan distribusi air pipa yang telah ada. Perluasan kapasitas distribusi air minum. Pengurangan penggunaan air tanah serta air pipa secara besar-besaran, terutama untuk keperluan industri.

Sektor Perdagangan dan Jasa Perbaikan dan pengembangan yang mengganggu lingkungan perdagangan dan jasa yang ada dengan perbaikan fasilitasnya. (3)

a.

Penambahan hidrant-hidrant umum pada lingkungan permukiman padat dan kumuh.

Kebijakan Kawasan Strategis Kecamatan Sawah Besar Penetapan Kawasan Strategis Kecamatan Sawah Besar berdasarkan nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, yaitu merupakan aglomerasi berbagai kegiatan ekonomi yang memiliki : b. Potensi ekonomi cepat tumbuh; Sektor unggulan yang dapat menggerakan sektor ekonomi; Potensi ekspor; Dukungan jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi.

c. Sektor Industri

Peremajaan area-area tertentu meliputi sekitar Jl. Mangga Dua Abdad. Pengembangan ribbon harus menjamin kelancaran lalu lintas dan penyediaan parkir yang memadai. Peremajaan pasar harus memperhatikan kepentingan pedagang ekonomi lemah.

400 m.

Relokasi industri yang mengganggu dan pergudangan yang luasnya lebih besar dari

Ditetapkan sebagai Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Kecamatan Sawah Besar.

d.

Pengembangn industri rumah tangga serta industri pelayanan yang banyak menampung tenaga kerja. Pembatasan industri yang banyak menggunakan air bersih.

(4)

Kebijakan Pengendalian Lingkungan Kecamatan Sawah Besar ; a. b. Pemeliharaan lingkungan guna mempertahankan ekosistem dan kelestarian lingkungan alam. Pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan tentang adanya penetapan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). Pasal 427

Sektor Transportasi

Pembangunan jalan baru dan pengembangan jalan arteri sesuai dengan rencana struktur DKI Jakarta tahun 2030. Pelebaran dan peningkatan jalan-jalan yang ada. Pengembangan moda angkutan umum dengan peningkatan kualitasnya, baik angkutan mobil maupun kereta api dengan pengadaan fasilitas penunjangnya. Pembangunan jalan-jalan bagi pedestrian. Pembatasan parkir on street agar tidak mengganggu arus lalu lintas, terutama di pusat-pusat perdagangan.

Strategi penataan ruang Kecamatan Sawah Besar, adalah:

a. Pembatasan pertumbuhan penduduk dengan prioritas daya tampung hanya bagi pertumbuhan alamiah
saja.

e.

b. d.

Penyebaran kepadatan penduduk dengan mengadakan tempat hunian di atas tempat kerja.

Sektor Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial

c. Pemantapan peran lapangan kerja yang ada dengan peningkatan kualitas dan kuantitas terbatas.
Optimasi pemanfaatan ruang pada bagian-bagian tertentu wilayah Kecamatan Sawah Besar agar dapat mmenampung perkembangan dimasa yang akan datang.

Perbaikan dan peningkatan fasilitas yang telah ada, kemungkinan dengan pengembangan vertikal. Pengunaan standar khusus untuk daerah-daerah padat, atau dengan memberikan angka toleransi terhadap standar yang ada.

e. Peningkatan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah berkembang. f. Perbaikan dan perencanaan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh dengan membangun rumah
susun beserta fasilitas-fasilitasnya.

f.

Sektor Drainase dan Pengendalian Banjir Peningkatan sistem drainase makro yang ada. Perbaikan/pelebaran sarluran-saluran drainase makro yang telah ada.

g.

Perlindungan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH khususnya di bantaran

sungai, pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan permukiman kumuh.

h.

Perwujudan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu meningkatkan kapasitas

(3) Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Tersier di wilayah Kecamatan Sawah Besar sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), tercantum pada Lampiran Gambar 2.13 Peraturan Daerah ini.

perdagangan dan jasa . Bagian Ketujuh Puluh Delapan Persebaran Penduduk Wilayah Kecamatan Sawah Besar Pasal 427

Sistem Prasarana Wilayah Kecamatan Sawah Besar Pasal 430 Sistem prasarana meliputi prasarana transportasi, prasarana sumber daya air bersih, prasarana pengendalian

Jumlah daya tampung penduduk ideal Sawah Besar direncanakan sebesar 207.168 jiwa.

drainase, prasarana sanitasi limbah, prasarana persampahan, telekomunikasi.

prasarana energi listrik, dan prasarana

Bagian Ketujuh Puluh Sembilan Struktur Ruang Wilayah Kecamatan Sawah Besar Umum Pasal 428 Prasarana Transportasi Wilayah Kecamatan Sawah Besar Pasal 431

(1)
(1) (2) Rencana struktur ruang wilayah provinsi dijabarkan kedalam struktur ruang wilayah Kecamatan Sawah Besar, yang meliputi sistem pusat kegiatan dan sistem prasarana wilayah; Rencana pengembangan sistem pusat kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diwujudkan berdasarkan : (2)

Rencana pengembangan prasarana transportasi di Kecamatan Sawah Besar, meliputi jaringan jalan dan jaringan rel kereta api; Rencana pengembangan jaringan jalan sebagaimana di maksud pada ayat (1) meliputi; a. b. c. Pembangunan jalan baru disesuaikan dengan program DKI Jakarta keseluruhan serta dikaitkan Perbaikan/pelebaran jalan sesuai dengan prioritas pengembangan, dikaitkan dengan usaha Pengembangan jalan layang pada persimpangan yang diperkirakan akan menimbulkan dengan peremajaan lingkungan mengatasi kemacetan lalu-lintas kemacetan yang parah

a.
b. c. (3) a. b. c.

Sistem pusat kegiatan primer; Sistem pusat sekunder; dan Sistem pusat kegiatan tersier Prasarana transportasi, Prasarana sumber daya air bersih, Prasarana pengendalian drainase, Prasarana sanitasi limbah, Prasarana persampahan, (3)

Rencana sistem prasarana wilayah sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi

Rencana pengembangan prasarana kereta api sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi

a. b.

Pengembangan stasiun Pintu Air, Karang Anyar, dan Sawah Besar melalui bentuk pengembangan yang disesuaikan dengan kebijaksanaan pola DKI, Pengembangan jalan layang Kereta Api untuk menunjang pengembangan angkutan umum secara massal. Prasarana Sumber Daya Air Bersih Wilayah Kecamatan Sawah Besar Pasal 432

d.
e.

f. Prasarana energi listrik, dan


g. Prasarana telekomunikasi. Sistem Pusat Kegiatan Wilayah Kecamatan Sawah Besar Pasal 429 Pengembangan Prasarana sumber daya air bersih di wilayah Kecamatan Sawah Besar meliputi : a. Perluasan jaringan pelayanan air bersih dan penyediaan hidran umum pada lokasi yang belum terlayani air bersih terutama permukiman padat penduduk; b. c. d. Pembatasan pengambilan air tanah dangkal di kawasan permukiman secara bertahap; Pelarangan pengambilan air tanah dalam terutama di zona kritis air tanah; Peningkatan peran serta masyarakat dalam menjaga kualitas sungai dan kanal. Prasarana Pengendalian Drainase

(1) Rencana pengembangan pusat-pusat kegiatan kecamatan Sawah Besar diwujudkan dalam bentuk Sistem
Pusat Kegiatan Tersier; (2) Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Tersier Kecamatan Sawah Besar sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 ayat (2) huruf c, terdapat pada lokasi industri pergudangan PT. Astra Strada, lokasi perkantoran dan perdagangan di sepanjang Jalan Gunung Sahari;

Pasal 433 Pengembangan prasarana pengendalian drainase di Kecamatan Sawah Besar, meliputi : a. Melaksanakan normalisasi sepanjang aliran sungai dan mengamankan sungai dari kegiatan yang dapat menggangu fungsinya (Pengamanan terhadap bangunan liar dan pembuangan sampah) b. Penataan kembali (GSS) garis sempadan sungai sejalan dengan penataan sungai menurut fungsinya yaitu sebagai pengendali banjir, drainase dan penggelontor c. Pengerukan sampah di sepanjang yang bisa menimbulkan banjir

d. Penataan kondisi sistem jaringan listrik yang telah ada serta memperbaiki kendala-kendala yang terjadi
pada sistem jaringan listrik tersebut Prasarana Telekomunikasi Pasal 437 Pengembangan prasarana Telekomunikasi dan informatika di Kecamatan Sawah Besar, meliputi: a. Pengembangan sistem pelayanan telekomunikasi melalui penerapan teknologi telekomunikasi yang memadai b. Pembangunan jaringan telekomunikasi baru pada kawasan pemukiman padat, dengan tujuan untuk memfasilitasi masyarakat dalam melakukan aktifitas bersosial.

Prasarana Sanitasi Limbah Wilayah Kecamatan Sawah Besar Pasal 434 Pengembangan prasarana sanitasi di Kecamatan Sawah Besar, meliputi: a. Pengembangan sistem pembuangan air limbah secara sistem on-site b. Peningkatan pelayanan pipa pembuangan air limbah disetiap kelurahan-kelurahan yang padat penduduk Prasarana Persampahan Wilayah Kecamatan Sawah Besar Pasal 435 Pengembangan prasarana persampahan di wilayah Kecamatan Sawah Besar, meliputi: (1).

c.

Pengambangan jaringan telekomunikasi yang aman dan menjaga struktur lingkungan kota di Kecamatan

Sawah Besar. Bagian Kedelapan Puluh Rencana Pola Ruang Wilayah Kecamatan Sawah Besar Umum Pasal 438 Rencana pola ruang Kecamatan Sawah Besar, terdiri atas: a.Peruntukan ruang untuk fungsi lindung / kawasan lindung, dan b.Peruntukan ruang untuk fungsi budidaya /kawasan budidaya. (2). Rencana pengembangan kawasan lindung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi : a. b. (3). a. b. c. d. (4). Kawasan resapan air; Kawasan sempadan sungai dan kanal; Ruang terbuka hijau lainnya; Kawasan perkantoran; Kawasan perdagangan; Kawasan Permukiman. tercantum

a. Program pemilahan sampah sebelum dibuang ke LPS ( Lokasi pembuangan sampah ) melalui pemilahan
sampah organik (basah) dan non-organik (kering) akan memudahkan proses pembuatan kompos sebelum dibakar di dalam insinerator b. Pengembangan prasarana sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) dan dilakukan dengan teknologi tepat guna c. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan penerapan konsep 3R (reduced, reused, recycling)

Rencana pengembangan kawasan budidaya, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi:

d. Peningkatan mutu, kapasitas dan jumlah armada sampah yang dapat masuk kelingkungan yang padat
penduduk Prasarana Energi Listrik Pasal 436 Pengembangan prasarana energi di wilayah Kecamatan Sawah Besar, meliputi: a. Rencana pemenuhan kebutuhan listrik untuk rumah susun sewa (Rusunawa) b. Meningkatkan pembangunan sistem jaringan listrik yang aman untuk kawasan perumahan terutama mencakup kawasan pemukiman padat c. Peningkatan kebutuhan listrik akibat pertambahan penduduk dan kegiatan (2) (1)

Rencana pola ruang wilayah Kecamatan Sawah Besar sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam Lampiran Gambar 2.14 Peraturan Daerah ini. Peruntukan Ruang untuk Fungsi Lindung (Kawasan Lindung) Kawasan Resapan Air Pasal 439

Penanaman dan pemeliharaan pohon dan tanaman pada lahan pemakaman yang berfungsi sebagai peneduh dan membantu peresapan air; Perluasan kawasan resapan air melalui penambahan ruang terbuka hijau.

b.
Kawasan sempadan sungai dan kanal Pasal 440 (1) (2) (3) Pembangunan dan pemeliharaan jalur hijau di sempadan sungai dan kanal; Pembangunan jalan inspeksi pada sungai-sungai utama untuk mengarahkan orientasi pembangunan fisik; Peningkatan kapasitas sungai, kanal, saluran penghubung, dan saluran lingkungan melalui pengerukan; Pembangunan fisik diarahkan menghadap sungai (river front development) untuk menjaga kapasitas aliran sungai dan kanal. kosong.

Pengembangan kawasan permukiman berkepadatan sedang dan rendah

dilakukan persiapan dengan pembangunan kawasan permukiman berskala besar pada lahan yang masih

c.

Daerah

permukiman

direncanakan

menyebar

di

seluruh

wilayah

Kecamatan Sawah Besar pada semua kelurahan baik dalam bentuk vertikal atau apartemen dan landed house dengan memperhatikan kebutuhan perumahan penduduk Kecamatan Sawah Besar dimasa yang akan datang dengan memperhitungkan kecenderungan perkembangan dan aksesbilitas.

(4)

Peruntukan Ruang Untuk Fungsi Budidaya (Kawasan Budidaya) Wilayah Kecamatan Sawah Besar Kawasan Ruang Terbuka Hijau Pasal 441 Pengembangan kawasan terbuka hijau lainnya, meliputi: a. Pembebasan lahan sepanjang saluran drainase untuk jalur hijau pengaman dan memanfaatkannya untuk taman dan hortikultura yang dapat dinikmati masyarakat. b. Penghijauan pekarangan rumah-rumah penduduk. c. Pemeliharan/peningkatan fungsi ruang terbuka hijau yang telah ada. (2) d. Mengadakan penghijauan maksimum pada ROW (lebar badan jalan) arteri dan kolektor. Kawasan Perdagangan Pasal 442 Pengembangan kawasan perdagangan, meliputi : a. Pengembangan perdagangan secara terpadu dengan pola sentra yang fungsinya terdiri dari perkantoran, perdagangan dan jasa; b. Pengembangan program perbaikan lingkungan pada kawasan yang terbangun dengan penyediaan dan / atau penambahan fasilitas penunjangnya beserta penghijauan yang lebih nyaman; c. Pembatasan kegiatan perdagangan. Kawasan Permukiman Pasal 443 Penataan kawasan perumahan horisontal dan vertikal, meliputi : Fasilitas Pendidikan Pasal 446 Pengembangan fasilitas umum dan sosial sebagai upaya penanganan pemenuhan kebutuhan penduduk Kecamatan Sawah Besar yang terdiri dari fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan, fasilitas olah raga dan fasilitas pengendalian bencana. (1) Pengembangan kawasan strategis di tingkat Kecamatan Sawah Besar diarahkan pada bagian wilayah kecamatan yang memiliki peranan dan fungsi strategis bagi pengembangan kegiatan ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan kota; Pengembangan kawasan strategis kota administrasi Jakarta Barat sebagaimana dimaksud ayat (1) diarahkan pada Pasar Baru sebagai kawasan bersejarah. Bagian Kedelapan Puluh Dua Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Pasal 445 Bagian Kedelapan Puluh Satu Penetapan Pengembangan Kawasan Strategis Wilayah Kecamatan Sawah Besar Pasal 444

(1) (2)
permukiman berkepadatan tinggi melalui (3)

Pengembangan fasilitas pendidikan diutamakan untuk fasilitas pendidikan yang masih kurang dan diperlukan penambahan lahan dan bangunan fasilitas pendidikan; Pengembangan fasilitas pendidikan di Kecamatan Sawah Besar diarahkan untuk tingkat pendidikan dasar (TK, SD, SMP),akademi, dan perpustakaan; Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas pendidikan.

a.

Pengembangan

kawasan

rehabilitasi atau program dan perbaikan dan peningkatan kualitas lingkungan.

Fasilitas Kesehatan Pasal 447

f.

Nilai KLB maksimum 3; KDB 60%; dengan ketinggian maksimum 4 8 lantai diarahkan bagi peruntukkan

Wisma dan Bangunan Umum dengan fasilitasnya dengan lokasi di Jalan P. Jayakarta dan sekitarnya, Kelurahan Mangga Dua Selatan; Jalan Gunung Sahari Kelurahan Kartini.

(1) (2)
(3)

Pengembangan fasilitas kesehatan diperlukan penambahan yang disesuaikan dengan jumlah kebutuhan yang direncanakan; Pengembangan fasilitas kesehatan berupa penambahan jumlah fasilitas kesehatan yang terdiri dari balai pengobatan, puskesmas, dan apotik; Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas kesehatan. Fasilitas Peribadatan Pasal 448

g. Nilai KLB maksimum 4; KDB 60%; dengan ketinggian maksimum 4 16 lantai diarahkan bagi
peruntukkan Karya dan Bangunan Umum dengan fasilitasnya berlokasi di Jalan Gunung Sahari, sebagian Jalan Industri, Jl. Gunung Sahari 12 Kelurahan Gunung Sahari Utara h. Nilai KLB >5 ; KDB 60%; dengan ketinggian maksimum 4 60 lantai diarahkan bagi peruntukkan Karya dan Bangunan Umum dengan fasilitasnya berlokasi di Arena Pekan Raya Jakarta.

(1) (2)

Pengembangan fasilitas peribadatan disesuaikan dengan jumlah kebutuhan yang direncanakan; Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas peribadatan. Fasilitas Olahraga Pasal 449 Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas olahraga, berupa tempat bermain, taman dan lapangan serba guna. Bagian Kedelapan Puluh Tiga Intensitas Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Sawah Besar Pasal 450 (3) Bagian Kedelapan Puluh Empat Arahan Perijinan Pasal 451

(1)

Perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

33 ayat (1) adalah perizinan yang terkait dengan izin

pemanfaatan ruang yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan dikeluarkan oleh pemerintah dan/atau pemerintah daerah harus dimiliki sebelum pelaksanaan pemanfaatan ruang; (2) Ijin pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah ijin yang berkaitan dengan lokasi, kualitas ruang, dan tata bangunan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan, hukum adat dan kebiasaan yang berlaku. Prinsip dasar penerapan mekanisme perijinan dalam pemanfaatan ruang adalah sebagai berikut : a. Setiap kegiatan dan pembangunan yang berpeluang menimbulkan gangguan bagi kepentingan umum, pada dasarnya dilarang kecuali dengan ijin dari Pemerintah Provinsi/Kota. b. Setiap kegiatan dan pembangunan harus memohon ijin dari pemerintah setempat yang akan memeriksa kesesuaiannya dengan rencana, serta standar administrasi legal. c. Setiap permohonan pembangunan yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah harus melalui pengkajian mendalam untuk menjamin bahwa manfaatnya jauh lebih besar dari kerugiannya bagi semua pihak terkait sebelum dapat diberikan ijin. Pasal 452 Perijinan yang dikenakan pada kegiatan dan pembangunan di Provinsi DKI Jakarta, terdiri dari 5 (lima) jenis, yaitu: a. b. c. Perijinan kegiatan/lisensi (SIUP, TDP). Perijinan pemanfaatan ruang dan bangunan (Ijin Lokasi, Ijin Peruntukan Penggunaan Tanah/IPPT, Ijin Penggunaan Bangunan/IPB). Perijinan konstruksi (Ijin Mendirikan Bangunan/IMB).

Arahan rencana intensitas pemanfaatan ruang Kecamatan Sawah Besar, meliputi : a. Nilai KLB <1,2; KDB 60%; ketinggian maksimum 4 lantai di arahkan bagi peruntukan wisma dengan fasilitasnya di Jl. Rajawali Selatan dan sekitarnya, Komplek Angkasa Pura Kelurahan Gunung Sahari, b. c. Nilai KLB maksimal 1,6; KDB 60% dengan ketinggian maksimum 4 lantai diarahkan bagi peruntukkan Nilai KLB maksimal 2,4; KDB 60%; dengan ketinggian maksimum 4 lantai diarahkan bagi peruntukkan wisma dengan fasilitasnya di kelurahan Kartini , Karang Anyar, dan Mangga Dua Selatan. wisma dan bangunan umum dengan fasilitasnya di Jalan Industri Kelurahan Gunung Sahari.

d. Nilai KLB maksimal 2,4; KDB 60%; dengan ketinggian maksimum 4 8 lantai diarahkan bagi peruntukkan
wisma dan bangunan umum dengan fasilitasnya di Jalan Mangga Besar 13 dan Jalan Gunung Sahari 7A Kel. Gunung sahari Utara, Jalan Karang Anyar Utara Kelurahan Karang Anyar, dan Kelurahan Pasar Baru. e. Nilai KLB maksimum 3; KDB 60%; dengan ketinggian maksimum 4 16 lantai diarahkan bagi peruntukkan Karya Pemerintahan/Suka/Penyempurna Hijau Binaan/Karya Bangunan Umum dengan fasilitasnya terletak pada Kelurahan Pasar Baru .

d. e.

Perijinan lingkungan (Amdal, yang terdiri dari Analisis Dampak Lingkungan, Rencana Pemantauan Lingkungan dan Rencana Pengelolaan Lingkungan; Ijin Gangguan/HO). Perijinan khusus (pengambilan air tanah). Pasal 453

a. Pemberian sanksi dan bahkan pengenaan denda kepada pelanggar aturan-aturan dan arahan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah. b. Mempersulit pengurusan administrasi dan bahkan penolakan usulan pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan arahan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah. c. Pada kawasan-kawasan terbangun yang tidak sesuai dengan arahan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah diberlakukan pengawasan dan pengendalian yang ketat.

Perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 dilaksanakan oleh Gubernur, melalui satuan kerja perangkat daerah yang berwenang.

d. Pengenaan pajak yang tinggi yang disesuaikan dengan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat pemanfaatan ruang. e. Pembatasan penyediaan infrastruktur, pengenaan kompensasi, dan penalti. Pasal 456 (1) (2) Prioritas pemberian insentif diarahkan pada penyediaan dan penambahan RTH, penanggulangan banjir, upaya mengatasi masalah kemacetan lalu lintas serta upaya pelestarian bangunan cagar budaya. Prioritas pengenaan disinsentif diarahkan pada kegiatan pembangunan yang merubah bentang alam yang berdampak negatif pada lingkungan di sekitarnya, meningkatkan bangkitan lalu lintas di atas kapasitas jaringan jalan. (3) Seluruh bentuk kewajiban yang dikenakan kepada pengembang suatu lahan atau kawasan dikonversikan ke dalam penyediaan dan pembangunan lahan bagi ruang terbuka hijau.

Bagian Kedelapan Puluh Lima Arahan Insentif dan Disinsentif Pasal 454 (1) Ketentuan insentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 merupakan perangkat atau upaya untuk memberikan imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta, serta memberikan kontribusi dalam membantu pemecahan masalah perkotaan. (2) Pemberian insentif sebagaimana diatur dalam ayat (1) diberlakukan dengan cara: a. b. c. d. e. Kemudahan-kemudahan dalam pengurusan ijin dan pengurusan administrasi lainnya untuk Bantuan pada pemanfaatan lahan yang sifatnya mengkonservasi lahan pada kawasan-kawasan Keringanan pajak, pemberian kompensasi, subsidi silang, imbalan, sewa ruang, dan urun saham. Pembangunan serta pengadaan infrastruktur. Kemudahan prosedur perizinan. Pemberian penghargaan kepada masyarakat, swasta dan/atau pemerintah daerah. Pasal 455 (1) Sedangkan disinsentif sebagaimana dimaksud merupakan perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan kegiatannya menimbulkan dampak negatif perkotaan. (2) Pemberian disinsentif untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, dan/atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan diberlakukan yaitu dengan cara: (2) (1) pemanfaatan ruang yang sesuai dengan arahan-arahan dalam rencana tata ruang wilayah.

(4)

Besaran luas lahan RTH yang wajib disediakan diatur berdasarkan zona kawasan.

Bagian Kedelapan Puluh Enam Sanksi Pasal 457 Setiap orang yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Daerah ini dapat dikenakan sanksi pidana dan/atau sanksi administrasi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Bagian Kedelapan Puluh Tujuh Penyidikan Pasal 458 Selain pejabat penyidik Kepolisian Negara Republik Indoensia, Pejabat Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah yang lingkup tugas dan tanggungjawabnya di bidang penataan ruang diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah ini. Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah: a. Melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau keterangan berkenaan dengan tindakan pidana di dalam peraturan daerah ini;

lindung.

f.

b.

Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan ayau laporan berkenaan dengan

Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah Kecamatan Gambir, maka tujuan pengembangan Tata Ruang Wilayah Kecamatan Gambir adalah: a. Menyiapkan dan mengarahkan Kecamatan Gambir sebagai pusat perdagangan dan jasa provinsi DKI Jakarta dan sebagai pusat perdagangan dan jasa Kotamadya Jakarta Pusat dengan membangun sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan perdagangan dan jasa. b. c. Pusat dan DKI Jakarta. d. e. utama. f. pembangunan, g. mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Memanfaatkan peluang dan mampu menempatkan kendala pengembangan sebagai komponen modal dasar pengembangan dan pembangunan Kecamatan Gambir guna Mewujudkan pembangunan dan pengembangan Kecamatan Gambir yang berpihak pada kepentingan masyarakat, dengan memposisikan peran masyarakat sebagai pemrakarsa Mewujudkan Kecamatan Gambir sebagai kawasan pendukung Peningkatan pelayanan sarana jalan dengan pelebaran jalan-jalan kelengkapan fasilitas dan utilitas di Jakarta Pusat. Memenuhi kebutuhan perumahan dengan membangun rumah susun Meningkatkan kondisi dan kapasitas jaringan jalan regional yang sederhana sewa tingkat tinggi yang mengacu pada Peraturan Menteri PU No. 5 tahun 2007. berguna memantapkan fungsi Kecamatan Gambir sebagai salah satu pusat pergerakan Kotamadya Jakarta

pelanggaran pidana dalam peraturan daerah ini, agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas;

c.
d.

Meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan

kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan adanya pelanggaran; pelanggaran;

e.
f.

Memeriksa buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen berkenan dengan adanya Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan, dan

tindakan pelanggaran; dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;

g.
h. i.

Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan terhadap pelanggaran; Pejabat penyidik pegawai negeri sipil, memberitahukan dimulainya penyidikan dan hasil Pejabat penyidik pegawai negeri sipil menyampaikan hasil penyidikan kepada penuntut umum

penyidikan kepada pejabat penyidik kepolisian negara republik indonesia; dan melalui pejabat penyidik kepolisian negara republik indonesia. BAB XVI RENCANA RINCI TATA RUANG WILAYAH KECAMATAN GAMBIR Bagian Kesatu Umum Pasal 459

Paragraf 27 Rencana Rinci Tata Ruang Wilayah Kecamatan Gambir meliputi: a. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Gambir; b. Rencana Pengembangan Kependudukan c. Rencana Struktur Ruang Kecamatan Gambir; (1) Kebijakan Kawasan Lindung Kecamatan Gambir, (2) Kebijakan Kawasan Budidaya Kecamatan Gambir, a. Sektor Perumahan Penerapan pengembangan perumahan secara vertikal guna mengefisiensikan lahan Program perbaikan lingkungan dan permajaan lingkungan pada kawasan kumuh Pembangunan rumah susun sederhana untuk memenuhi kebutuhan perumahan Bagian Kedelapan Puluh Delapan Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Gambir Paragraf 26 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Gambir Pasal 460 b. Sektor Perdagangan dan Jasa Perbaikan/pengembangan pusat perdagangan lama untuk menciptakan lapangan kerja pada sektor perdagangan dan jasa

Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Gambir Pasal 461

d. Rencana Pola Ruang Kecamatan Gambir ; e. Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial f. Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Gambir

g. Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Gambir

Pengembangan sistem ribbon sedikit dibatasi, kecuali pada sisi sisi jalan yang mengalami

peningkatan fungsi dan kualitas dengan memperhatikan kelancaran arus lalu lintas dengan pemenuhan penyediaan tempat parkir Pengembangan pada sentra sentra baru diprioritaskan dengan mengatur arus transportasi sehingga tidak menimbulkan kemacetan

c.

Sektor Industri Membatasi kegiatan industri dengan hanya memperbolehkan pada kegiatan industri rumahan dan merelokasi kegiatan industri yang tidak sesuai dengan kegiatan industri tersebut

e. Merealisasikan pembangunan jalan lingkungan di dalam lingkungan yang telah berkembang guna menyediakan ruang perumahan kota yang dapat menampung perkembangan penduduk. Bagian Kedelapan Puluh Sembilan Persebaran Penduduk Wilayah Kecamatan Gambir Pasal 463 Jumlah penduduk di Kecamatan Gambir sampai pada tahun 2030 dibatasi sebanyak-banyaknya 122.310 Jiwa. Bagian Kesembilan Puluh Rencana Struktur Ruang Wilayah Kecamatan Gambir Umum Pasal 464 (1) (2) Rencana struktur ruang wilayah provinsi dijabarkan kedalam struktur ruang wilayah Kecamatan Gambir, yang meliputi sistem pusat kegiatan dan sistem prasarana wilayah; Rencana pengembangan sistem pusat kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diwujudkan berdasarkan : a. b. c. d. (3) Sistem pusat kegiatan primer; Sistem pusat sekunder; Sistem pusat kegiatan tersier; dan Sitem pusat kegiatan sub tersier

d.

Sektor Transportasi Penyediaan prasarana dan sarana transportasi selain untuk kebutuhan kecamatan juga untuk menunjang pengembangan WKP barat dan WKP timur Pengembangan jaringan jalan kolektor pada setiap kelurahan dengan memperhatikan kualitas dan kapasitas

e.

Sektor Fasilitas Umum Pengembangan dan peningkatan fasilitas umum, baik kuantitas maupun kualitas Guna mengatasi keterbatasan lahan, masih dimungkinkan untuk pengembangan secara vertikal dan penggabungan kegiatan lainnya yang sejenis dalam satu bangunan

f.

Sektor Drainase dan Pengendalian Banjir Melaksanakan normalisasi sungai dan saluran drainase serta mengamankan tepian sungai dari kegiatan yang dapat menganggu fungsi sungai (pengamanan terhadap bangunan liar dan pembuangan sampah) Melaksanakan pembangunan/peremajaan drainase makro dan mikro ke dalam sistem pengendalian banjir makro

g.

Sektor Air Minum dan Sumber Air Bersih Menambah/memperluas jaringan air bersih dan meningkatkan kualitas jaringan pipa Penganjuran pengurangan penggunaan air tanah guna mengatasi penurunan muka air Penambahan hydrant umum pipa induk dan distribusi tanah dan intruisi air laut

Rencana sistem prasarana wilayah sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi a. Prasarana transportasi, b. Prasarana sumber daya air bersih, c. Prasarana pengendalian drainase, d. Prasarana sanitasi limbah, e. Prasarana persampahan, f. Prasarana energi listrik, dan g. Prasarana telekomunikasi.

(3) Kebijakan Pengendalian Lingkungan Kecamatan Gambir ;


a. Pemeliharaan lingkungan guna mempertahankan ekosistem dan kelestarian lingkungan alam. b. Pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan tentang adanya penetapan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). Pasal 462

Sistem Pusat Kegiatan Wilayah Kecamatan Gambir Strategi penataan ruang Kecamatan Gambir, adalah: a. Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah berkembang. b. Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh dengan membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya. c. Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH khususnya di bantaran sungai yang dijadikan permukiman kumuh. d. Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu meningkatkankapasitas perdagangan dan jasa . (1) Pengembangan pusat-pusat kegiatan Kecamatan Gambir diwujudkan dalam bentuk Sistem Pusat Kegiatan Primer, Sistem Pusat Kegiatan Sekunder, Sistem Pusat Kegiatan Tersier, dan Sistem Pusat Kegiatan Sub Tersier; (2) Pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Primer sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat (2) huruf a, meliputi: a. Kantor Kantor Departemen dan pemerintahan dengan kegiatan pelayanan pemerintahan Pasal 465

b. c. d. e. meliputi: a. b. c. d. meliputi: a. b. c.

Kawasan Monumen Nasional dengan kegiatan pelayanan umum dan rekreasi Stasiun Kereta Api Gambir dengan kegiatan pelayanan jasa transportasi Gedung Bank Indonesia dengan kegiatan pelayanan pemerintahan ITC Roxy Mas dan Pusat Niaga Roxy Mas dengan kegiatan pelayanan perdagangan dan jasa

(2)

Rencana pengembangan jalan arteri primer sebagaimana di maksud pada ayat (1) meliputi : Jl. MH.Thamrin Jl.Merdeka Barat, Jl.Majapahit Jl.Gajah Mada, Jl.KH.Hasyim Ashari, Jl.KH.Zainul Arifin, Jl.Kebon Sirih Jl.Jatibaru.

(3)

Rencana pengembangan jalan arteri sekunder sebagaimana di maksud pada ayat (1) meliputi : Jl. Kyai Caringin, Jl.Suryopranoto, Jl.Ir.H.Juanda, Jl.Abdul Muis, Jl.Medan Merdeka Utara dan Timur, Jl.Ridwan Rais, Jl.Veteran, Jl.Veteran , Jl.Cideng Barat, dan Jl.Cideng Timur.

(3) Pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Primer sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat (2) huruf b, Gedung Bank BTN dengan kegiatan pelayanan perdagangan dan jasa Pasa Duta Merlin dengan kegiatan pelayanan perdagangan dan jasa RSUD Tarakan dengan kegiatan pelayanan kesehatan Halte Busway Harmony dengan kegiatan pelayanan jasa transportasi (4)

Rencana pengembangan jalan kolektor primer sebagaimana di maksud pada ayat (1) meliputi : Jl. Merdeka Selatan, Jl.Budi Kemuliaan, Jl.Pejambon, Jl.Perwira, Jl.Pecenongan, Jl.Batu Ceper, Jl.Tanah Abang 2, Jl.Musi, Jl.Biak, Jl.Sangaji, dan Jl.Kesehatan. Prasarana Sumber Daya Air Bersih Wilayah Kecamatan Gambir Pasal 468

(4) Pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Primer sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat (2) huruf c, Kantor Walikota Jakarta Pusat dan Pengadilan Tinggi Negeri Jakarta Pusat dengan kegiatan

pelayanan pemerintahan Wisma Hayam Wuruk, Gajah Mada Plaza, Hotel Surya Baru dan Hotel Red Top dengan kegiatan Rukan Tri Megah dan Pusat Pertokoan Pecenongan dengan kegiatan pelayanan perdagangan pelayanan perdagangan dan jasa dan jasa (5) Pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Primer sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat (2) huruf d, meliputi: a. b. c. Pasar Petojo dan Petojo Plaza dengan kegiatan pelayanan perdagangan dan jasa Pusat Pertokoan jalan Biak, Ruko Sangaji Megah dan Ruko Roxy Trade Centre dengan kegiatan Akademi Sekretaris Saint Mary dan Y.P.Bunda Mulia dengan kegiatan pelayanan pendidikan

Pengembangan Prasarana sumber daya air bersih di wilayah Kecamatan Gambir meliputi :

a. Kebutuhan air bersih untuk tahun 2030 di Kecamatan Gambir tahun 2030 adalah sebesar 21,404 ltr/hari; b. Rencana pengembangan jaringan air bersih yang terdapat di sepanjang jalan arteri primer, arteri sekunder
dan jalan-jalan kolektor; Prasarana Pengendalian Drainase Pasal 469 Pengembangan prasarana pengendalian drainase di Kecamatan Gambir, meliputi : a. Melaksanakan normalisasi sepanjang aliran sungai dan mengamankan sungai dari kegiatan yang dapat menggangu fungsinya (Pengamanan terhadap bangunan liar dan pembuangan sampah) b. Penataan kembali (GSS) garis sempadan sungai sejalan dengan penataan sungai menurut fungsinya yaitu sebagai pengendali banjir, drainase dan penggelontor c. Pengerukan sampah di sepanjang kali yang bisa menimbulkan banjir

pelayanan perdagangan dan jasa

(6) Pengembangan sistem pusat kegiatan Kecamatan Gambir sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum
pada Lampiran Gambar 2.15 Peraturan Daerah ini. Sistem Prasarana Wilayah Kecamatan Gambir Pasal 466 Sistem prasarana meliputi prasarana transportasi, prasarana sumber daya air bersih, prasarana pengendalian drainase, prasarana sanitasi limbah, prasarana persampahan, telekomunikasi. prasarana energi listrik, dan prasarana

d. Rencana Pelebaran Kali Ciliwung dari 15 meter menjadi 40 meter dan Kali Banjir Kanal Barat menjadi 68
meter. Prasarana Sanitasi Limbah Wilayah Kecamatan Gambir Pasal 470 Pengembangan prasarana sanitasi di Kecamatan Gambir, meliputi:

Prasarana Transportasi Wilayah Kecamatan Gambir Pasal 467

a. Pengembangan sistem pembuangan air limbah secara sistem on-site b. Peningkatan pelayanan pipa pembuangan air limbah disetiap kelurahan-kelurahan yang padat penduduk Prasarana Persampahan Wilayah Kecamatan Gambir Pasal 471

(1)

Rencana pengembangan prasarana transportasi di Kecamatan Gambir, meliputi jaringan jalan arteri primer, arteri sekunder dan kolektor primer;

Pengembangan prasarana persampahan di wilayah Kecamatan Gambir, meliputi:

Pasal 474 (1) Rencana pola ruang Kecamatan Gambir, terdiri atas: a.Peruntukan ruang untuk fungsi lindung / kawasan lindung, dan b.Peruntukan ruang untuk fungsi budidaya /kawasan budidaya.

a. Pengembangan penggunaan teknologi pengolahan sampah dengan menggunakan incinerator yang


ditempatkan pada kawasan-kawasan tertentu; b. Pembangunan lokasi penampungan sampah (LPS) sementara pada setiap kelurahan;

c. Program pemilahan sampah sebelum dibuang ke LPS (Lokasi pembuangan sampah) melalui pemilahan
sampah organik (basah) dan non-organik (kering) akan memudahkan proses pembuatan kompos sebelum dibakar di dalam incinerator; d. Pengembangan prasarana sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) dengan penggunaan teknologi tepat guna;

(2)

Rencana pengembangan kawasan lindung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi : a. b. Kawasan resapan air; Kawasan sempadan sungai dan kanal;

(3)

Rencana pengembangan kawasan budidaya, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi: a. b. c. Kawasan Perdagangan dan Jasa; Kawasan Permukiman; Kawasan Perindustrian dan Pergudangan.

e. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan penerapan konsep 3R
(reduced, reused, recycling); f. Peningkatan mutu, kapasitas dan jumlah armada sampah yang dapat masuk ke lingkungan padat penduduk; g. Pencegahan dan penindakan tegas pembuangan sampah ke sungai dan saluran, serta mencegah tumbuhnya perumahan liar dan bedeng di sepanjang tepi sungai.

(4)

Rencana pola ruang wilayah Kecamatan Gambir sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum dalam Lampiran Gambar 2.16 Peraturan Daerah ini. Paragraf 28

Prasarana Energi Listrik Pasal 472 Pengembangan prasarana energi di wilayah Kecamatan Gambir, meliputi: a. Peningkatan kebutuhan listrik untuk rumah susun sewa (Rusunawa) ; (1) (2)

Peruntukan Ruang untuk Fungsi Lindung (Kawasan Lindung) Kawasan Resapan Air Pasal 475 Penanaman dan pemeliharaan pohon dan tanaman pada lahan yang berfungsi sebagai peneduh dan membantu peresapan air; Perluasan kawasan resapan air melalui penambahan ruang terbuka hijau.

b. Peningkatan pembangunan sistem jaringan listrik yang aman untuk kawasan perumahan terutama
mencakup kawasan pemukiman padat; c. Peningkatan kebutuhan listrik akibat pertambahan penduduk dan kegiatan; d. Penataan sistem jaringan listrik yang ada ; e. Perbaikan pada sistem jaringan listrik. Prasarana Telekomunikasi Pasal 473 Pengembangan prasarana Telekomunikasi dan informatika di Kecamatan Gambir, meliputi: a. Pengembangan sistem pelayanan telekomunikasi melalui penerapan teknologi telekomunikasi yang memadai; b. Pembangunan jaringan telekomunikasi baru pada kawasan pemukiman padat, dengan tujuan untuk memfasilitasi masyarakat dalam melakukan aktifitas bersosial; c. Pengembangan jaringan telekomunikasi yang aman dan menyesuaikan dengan estetika lingkungan. Bagian Kesembilan Puluh Satu Rencana Pola Ruang Wilayah Kecamatan Gambir Umum (3) (1) (2)

Kawasan sempadan sungai dan kanal Pasal 476 Kawasan sempadan sungai meliputi Kali Cideng, Kali Krukut, Kali Ciliwung dan Kali Banjir Kanal Barat. Kawasan sempadan sungai ditentukan sekurang-kurangnya 100 meter di kiri kanan sungai besar dan 50 meter di kiri kanan anak sungai yang berada di luar permukiman; Kawasan permukiman berupa sempadan sungai yang diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi antara 10 15 meter; Paragraf 29 Peruntukan Ruang Untuk Fungsi Budidaya (Kawasan Budidaya) Wilayah Kecamatan Gambir Kawasan Perdagangan Dan Jasa Pasal 477

Pengembangan kawasan perdagangan, meliputi : a. Pengembangan Sentra sentra b. Pengembangan sentra jasa/komersil di prioritaskan pada sentra perdagangan ITC Roxy Mas dan sekitarnya yang merupakan sentra tingkat Nasional c. Pengembangan Ribbon Pengembangan jasa/komersil di sepanjang Jalan Gajah Mada, Jl.Hayam Wuruk, Jl.Pecenongan, Jl.KH.Hasyim Ashari. Pengembangan jasa/perkantoran dan campuran di sepanjang Jalan Suryopranoto dan Jl.KH.Hasyim Ashari c. b.

Fasilitas Pendidikan Pasal 481

a.

Pengembangan fasilitas pendidikan diutamakan untuk fasilitas pendidikan yang masih kurang dan diperlukan penambahan lahan dan bangunan fasilitas pendidikan; Pengembangan fasilitas pendidikan di Kecamatan Gambir diarahkan untuk tingkat pendidikan dasar (TK, SD, SMP, SMA); Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas pendidikan. Fasilitas Kesehatan

Kawasan Permukiman Pasal 478

Pasal 482

(1)
Penataan permukiman direncanakan menyebar di seluruh wilayah Kecamatan Gambir dalam bentuk vertikal atau apartemen dan landed house dengan memperhatikan kebutuhan perumahan penduduk Kecamatan Gambir dimasa yang akan datang dengan memperhitungkan kecenderungan perkembangan dan aksesbilitas, meliputi :

Pengembangan fasilitas kesehatan diperlukan penambahan yang disesuaikan dengan jumlah kebutuhan yang direncanakan;

(2)
(3)

Pengembangan fasilitas kesehatan berupa penambahan jumlah fasilitas kesehatan yang terdiri dari balai pengobatan, puskesmas, rumah bersalin, rumah sakit ibu dan anak serta apotik; Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas kesehatan. Fasilitas Peribadatan Pasal 483

a.

Rencana pengembangan kawasan perumahan kepadatan tinggi dan sedang di wilayah Kelurahan Cideng, Kelurahan Petojo Selatan, Kelurahan Petojo Utara, Kelurahan Gambir, Kelurahan Duri Pulo, dan Kelurahan Kebon Kelapa.

b.

Rencana pengembangan kawasan perumahan susun di Jl. Subur baru.

(1)
(2) Kawasan Perindustrian dan Pergudangan Pasal 479 Pengembangan kawasan perindustrian dan pergudangan, meliputi : a. b. Tidak ada rencana pengembangan kawasan perindustrian dan pergudangan; Merelokasi kawasan perindustrian dan pergudangan yang sudah ada, ke tempat yang lebih sesuai diluar wilayah Kecamatan Gambir. Bagian Kesembilan Puluh Dua Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Pasal 480 Pengembangan fasilitas umum dan sosial sebagai upaya penanganan pemenuhan kebutuhan penduduk Kecamatan Gambir yang terdiri dari fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan, dan fasilitas olah raga. (1)

Pengembangan fasilitas peribadatan disesuaikan dengan jumlah kebutuhan yang direncanakan; Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas peribadatan. Fasilitas Olahraga Pasal 484

Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas olahraga, berupa tempat bermain, taman dan lapangan serba guna. Bagian Kesembilan Puluh Tiga Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Gambir Pasal 485 Arahan pemanfaatan ruang Kecamatan Gambir dilaksanakan berdasarkan arahan pemanfaatan ruang wilayah provinsi DKI Jakarta, meliputi : a. b. c. Penyusunan program utama; Penentuan lokasi; Sumber pendanaan;

d. e.

instansi pelaksana; dan waktu pelaksanaannya. Bagian Kesembilan Puluh Enam Arahan Intensitas Pemanfaatan Ruang Pasal 489 Arahan rencana intensitas pemanfaatan ruang Kecamatan Gambir, meliputi : a. b. c. d. Nilai KLB rata-rata 1,0 di arahkan pada kawasan permukiman, kawasan permukiman KDB rendah, kawasan bangunan umum, bangunan umum KDB rendah, Kawasan campuran, dan kawasan industri / pergudangan; Nilai KLB rata-rata 2,0 di arahkan pada kawasan permukiman, kawasan permukiman KDB rendah, kawasan bangunan umum, bangunan umum KDB rendah, Kawasan campuran, dan kawasan industri / pergudangan; Nilai KLB rata-rata 3,0 di arahkan pada kawasan permukiman, kawasan permukiman KDB rendah, kawasan bangunan umum, bangunan umum KDB rendah, dan Kawasan campuran; Nilai KLB rata-rata 4,0 di arahkan pada kawasan permukiman, kawasan permukiman KDB rendah, kawasan bangunan umum, bangunan umum KDB rendah, dan Kawasan campuran;

(2)

Arahan pemanfaatan ruang Kecamatan Gambir, sebagaimana yang dimaksud pasal 485 ayat 1, dapat dilihat dalam Lampiran Peraturan Daerah Ini. Bagian Kesembilan Puluh Empat Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Gambir Umum Pasal 486

(1) (2)

Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kecamatan Gambir meliputi arahan peraturan zonasi, arahan perijinan, arahan insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi. Pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kecamatan Gambir sebagaimana dimaksud ayat (1) akan ditetapkan dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

e.
Bagian Kesembilan Puluh Lima Arahan Peraturan Zonasi Paragraf 30 Umum Pasal 487

Nilai KLB lebih besar dari 5,0 sampai dengan 10,0 diarahkan pada kawasan Sentra Primer Baru Barat; Bagian Ketujuh Puluh Arahan Perijinan Pasal 490

(1)

Perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

33 ayat (1) adalah perizinan yang terkait dengan izin

pemanfaatan ruang yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan dikeluarkan oleh pemerintah (1) (2) Arahan peraturan zonasi sebagaimana dimaksud Pasal 30 ayat (1) berisi ketentuan yang harus, boleh, dan tidak boleh dilaksanakan pada zona pemanfaatan ruang yang ada pada perda ini; Arahan peraturan zonasi Provinsi DKI Jakarta meliputi pengaturan pemanfaatan ruang dan pengaturan unsur-unsur pengendalian yang disusun untuk setiap zona peruntukan ruang, yaitu: a. Kriteria umum pemanfaatan ruang; dan b. Arahan intensitas pemanfaatan ruang. Paragraf 31 Kriteria Umum Pemanfaatan Ruang Pasal 488 (1) Kriteria umum pemanfataan ruang merupakan ketentuan kesesuaian peruntukan, norma, serta standar sarana dan prasarana yang harus disediakan untuk masing-masing zona pemanfaatan ruang yang ada pada peraturan ini; (2) (3) Kriteria umum pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan guna menjamin pemanfaatan ruang yang dapat mencapai standar kualitas minimum untuk kesehatan, keamanan, dan keselamatan; Kriteria umum pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud ayat (1) tercantum dalam Tabel Lampiran I Peraturan Daerah ini. Perijinan yang dikenakan pada kegiatan dan pembangunan di Provinsi DKI Jakarta, terdiri dari 5 (lima) jenis, yaitu: (1) Perijinan kegiatan/lisensi (SIUP, TDP). Pasal 491 c. (3) (2) dan/atau pemerintah daerah harus dimiliki sebelum pelaksanaan pemanfaatan ruang; Ijin pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah ijin yang berkaitan dengan lokasi, kualitas ruang, dan tata bangunan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan, hukum adat dan kebiasaan yang berlaku. Prinsip dasar penerapan mekanisme perijinan dalam pemanfaatan ruang adalah sebagai berikut : a. b. Setiap kegiatan dan pembangunan yang berpeluang menimbulkan gangguan bagi kepentingan umum, pada dasarnya dilarang kecuali dengan ijin dari Pemerintah Provinsi/Kota. Setiap kegiatan dan pembangunan harus memohon ijin dari pemerintah setempat yang akan memeriksa kesesuaiannya dengan rencana, serta standar administrasi legal. Setiap permohonan pembangunan yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah harus melalui pengkajian mendalam untuk menjamin bahwa manfaatnya jauh lebih besar dari kerugiannya bagi semua pihak terkait sebelum dapat diberikan ijin.

(2) (3) (4) (5)

Perijinan pemanfaatan ruang dan bangunan (Ijin Lokasi, Ijin Peruntukan Penggunaan Tanah/IPPT, Ijin Penggunaan Bangunan/IPB). Perijinan konstruksi (Ijin Mendirikan Bangunan/IMB). Perijinan lingkungan (Amdal, yang terdiri dari Analisis Dampak Lingkungan, Rencana Pemantauan Lingkungan dan Rencana Pengelolaan Lingkungan; Ijin Gangguan/HO). Perijinan khusus (pengambilan air tanah).

c. d. e.

Pada kawasan-kawasan terbangun yang tidak sesuai dengan arahan dalam Rencana Tata Pengenaan pajak yang tinggi yang disesuaikan dengan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk Pembatasan penyediaan infrastruktur, pengenaan kompensasi, dan penalti. Pasal 495

Ruang Wilayah diberlakukan pengawasan dan pengendalian yang ketat. mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat pemanfaatan ruang.

Pasal 492 (1) Perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 dilaksanakan oleh Gubernur, melalui satuan kerja perangkat daerah yang berwenang. Bagian Ketujuh Puluh Satu Arahan Insentif dan Disinsentif Pasal 493 (4) (1) Ketentuan insentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 merupakan perangkat atau upaya untuk memberikan imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta, serta memberikan kontribusi dalam membantu pemecahan masalah perkotaan. (2) Pemberian insentif sebagaimana diatur dalam ayat (1) diberlakukan dengan cara: a. Kemudahan-kemudahan dalam pengurusan ijin dan pengurusan administrasi lainnya untuk Setiap orang yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Daerah ini dapat dikenakan sanksi pidana dan/atau sanksi administrasi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Bagian Ketujuh Puluh Tiga Penyidikan Pasal 497 (1). Pasal 494 (1) Sedangkan disinsentif sebagaimana dimaksud merupakan perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan kegiatannya menimbulkan dampak negatif perkotaan. (2) Pemberian disinsentif untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, dan/atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan diberlakukan yaitu dengan cara: a. b. Pemberian sanksi dan bahkan pengenaan denda kepada pelanggar aturan-aturan dan arahan Mempersulit pengurusan administrasi dan bahkan penolakan usulan pemanfaatan ruang yang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah. tidak sesuai dengan arahan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah. (2). Selain pejabat penyidik Kepolisian Negara Republik Indoensia, Pejabat Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah yang lingkup tugas dan tanggungjawabnya di bidang penataan ruang diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah ini. Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah: a. b. melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau keterangan berkenaan dengan menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan ayau laporan berkenaan dengan tindakan pidana di dalam peraturan daerah ini; pelanggaran pidana dalam Peraturan Daerah ini, agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas; c. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai Orang Pribadi atau Badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan adanya pelanggaran; pemanfaatan ruang yang sesuai dengan arahan-arahan dalam rencana tata ruang wilayah. b. Bantuan pada pemanfaatan lahan yang sifatnya mengkonservasi lahan pada kawasan-kawasan lindung. c. Keringanan pajak, pemberian kompensasi, subsidi silang, imbalan, sewa ruang, dan urun saham. d. Pembangunan serta pengadaan infrastruktur. e. Kemudahan prosedur perizinan. Bagian Ketujuh Puluh Dua Sanksi Pasal 496 (3) (2) Prioritas pemberian insentif diarahkan pada penyediaan dan penambahan RTH, penanggulangan banjir, upaya mengatasi masalah kemacetan lalu lintas serta upaya pelestarian bangunan cagar budaya. Prioritas pengenaan disinsentif diarahkan pada kegiatan pembangunan yang merubah bentang alam yang berdampak negatif pada lingkungan di sekitarnya, meningkatkan bangkitan lalu lintas di atas kapasitas jaringan jalan. Seluruh bentuk kewajiban yang dikenakan kepada pengembang suatu lahan atau kawasan dikonversikan ke dalam penyediaan dan pembangunan lahan bagi ruang terbuka hijau. Besaran luas lahan RTH yang wajib disediakan diatur berdasarkan zona kawasan

f. Pemberian penghargaan kepada masyarakat, swasta dan/atau pemerintah daerah.

d. e. f. g. h. i.

meminta keterangan dan bahan bukti dari Orang Pribadi atau Badan sehubungan dengan Paragraf 33 Kriteria Umum Pemanfaatan Ruang Pasal 450 (1) Kriteria umum pemanfataan ruang merupakan ketentuan kesesuaian peruntukan, norma, serta standar sarana dan prasarana yang harus disediakan untuk masing-masing zona pemanfaatan ruang yang ada pada peraturan ini; (2) (3) Kriteria umum pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan guna menjamin pemanfaatan ruang yang dapat mencapai standar kualitas minimum untuk kesehatan, keamanan, dan keselamatan; Kriteria umum pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud ayat (1) tercantum dalam Tabel Lampiran I Peraturan Daerah ini. Bagian Ketujuh Puluh Enam Arahan Intensitas Pemanfaatan Ruang Pasal 451 Umum Pasal 498 Arahan rencana intensitas pemanfaatan ruang Kecamatan Gambir, meliputi : memeriksa buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen berkenan dengan adanya melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan, dan meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan terhadap pejabat penyidik pegawai negeri sipil, memberitahukan dimulainya penyidikan dan hasil pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil menyampaikan hasil penyidikan kepada Penuntut

pelanggaran; tindakan pelanggaran; dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut; pelanggaran; penyidikan kepada pejabat penyidik Kepolisian Negara republik Indonesia; dan Umum melalui Pejabat Penyidik Kepolisian Negara republik Indonesia. Bagian Ketujuh Puluh Empat Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Gambir

a. Nilai KLB 1,0 sampai dengan 4,0 di arahkan pada kawasan permukiman, kawasan bangunan umum,
(1) (2) Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kecamatan Gambir meliputi arahan peraturan zonasi, arahan perijinan, arahan insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi. Pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kecamatan Gambir sebagaimana dimaksud ayat (1) akan ditetapkan dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. bangunan umum KDB rendah, Kawasan campuran, dan kawasan industry / pergudangan;

b. Ketinggian bangunan maksimal 2 (dua) lantai di arahkan pada kawasan permukiman, ketinggian
bangunan maksimal 4 (empat) sampai dengan 8 (delapan) lantai di arahkan pada kawasan bangunan umum, kawasan campuran, dan fasilitas umum.

c. Nilai KDB di daerah yang terbangun ditetapkan sebesar 60 %.

Bagian Ketujuh Puluh Lima Arahan Peraturan Zonasi Paragraf 32 Umum Pasal 499 (1) (2) Arahan peraturan zonasi sebagaimana dimaksud Pasal 30 ayat (1) berisi ketentuan yang harus, boleh, dan tidak boleh dilaksanakan pada zona pemanfaatan ruang yang ada pada perda ini; Arahan peraturan zonasi Provinsi DKI Jakarta meliputi pengaturan pemanfaatan ruang dan pengaturan unsur-unsur pengendalian yang disusun untuk setiap zona peruntukan ruang, yaitu: a.Kriteria umum pemanfaatan ruang; dan b.Arahan intensitas pemanfaatan ruang. (3)

Bagian Ketujuh Puluh Delapan Arahan Perijinan Pasal 452

(1)

Perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

34 ayat (1) adalah perizinan yang terkait dengan izin

pemanfaatan ruang yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan dikeluarkan oleh pemerintah dan/atau pemerintah daerah harus dimiliki sebelum pelaksanaan pemanfaatan ruang; (2) Ijin pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah ijin yang berkaitan dengan lokasi, kualitas ruang, dan tata bangunan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan, hukum adat dan kebiasaan yang berlaku. Prinsip dasar penerapan mekanisme perijinan dalam pemanfaatan ruang adalah sebagai berikut : a. Setiap kegiatan dan pembangunan yang berpeluang menimbulkan gangguan bagi kepentingan umum, pada dasarnya dilarang kecuali dengan ijin dari Pemerintah Provinsi/Kota.

b. c.

Setiap kegiatan dan pembangunan harus memohon ijin dari pemerintah setempat yang akan Setiap permohonan pembangunan yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah harus

d. Pembangunan serta pengadaan infrastruktur. e. Kemudahan prosedur perizinan. f. Pemberian penghargaan kepada masyarakat, swasta dan/atau pemerintah daerah. Pasal 456 (1) Sedangkan disinsentif sebagaimana dimaksud merupakan perangkat untuk mencegah,

memeriksa kesesuaiannya dengan rencana, serta standar administrasi legal. melalui pengkajian mendalam untuk menjamin bahwa manfaatnya jauh lebih besar dari kerugiannya bagi semua pihak terkait sebelum dapat diberikan ijin. Pasal 453 Perijinan yang dikenakan pada kegiatan dan pembangunan di Provinsi DKI Jakarta, terdiri dari 5 (lima) jenis, yaitu: (1) (2) (3) (4) (5) Perijinan kegiatan/lisensi (SIUP, TDP). Perijinan pemanfaatan ruang dan bangunan (Ijin Lokasi, Ijin Peruntukan Penggunaan Tanah/IPPT, Ijin Penggunaan Bangunan/IPB). Perijinan konstruksi (Ijin Mendirikan Bangunan/IMB). Perijinan lingkungan (Amdal, yang terdiri dari Analisis Dampak Lingkungan, Rencana Pemantauan Lingkungan dan Rencana Pengelolaan Lingkungan; Ijin Gangguan/HO). Perijinan khusus (pengambilan air tanah). Pasal 454 Perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 dilaksanakan oleh Gubernur, melalui satuan kerja perangkat daerah yang berwenang.

membatasi pertumbuhan, atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan kegiatannya menimbulkan dampak negatif perkotaan. (2) a. b. c. d. e. Pemberian disinsentif untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, dan/atau mengurangi kegiatan Pemberian sanksi dan bahkan pengenaan denda kepada pelanggar aturan-aturan dan arahan Mempersulit pengurusan administrasi dan bahkan penolakan usulan pemanfaatan ruang yang Pada kawasan-kawasan terbangun yang tidak sesuai dengan arahan dalam Rencana Tata Pengenaan pajak yang tinggi yang disesuaikan dengan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk Pembatasan penyediaan infrastruktur, pengenaan kompensasi, dan penalti. Pasal 457 (1) (2) Bagian Ketujuh Puluh Sembilan Arahan Insentif dan Disinsentif Pasal 455 (4) (1) Ketentuan insentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 merupakan perangkat atau upaya untuk memberikan imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta, serta memberikan kontribusi dalam membantu pemecahan masalah perkotaan. (2) Pemberian insentif sebagaimana diatur dalam ayat (1) diberlakukan dengan cara: a. Kemudahan-kemudahan dalam pengurusan ijin dan pengurusan administrasi lainnya untuk Setiap orang yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Daerah ini dapat dikenakan sanksi pidana dan/atau sanksi administrasi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Bagian Kedelapan Puluh Satu pemanfaatan ruang yang sesuai dengan arahan-arahan dalam rencana tata ruang wilayah. b. Bantuan pada pemanfaatan lahan yang sifatnya mengkonservasi lahan pada kawasan-kawasan lindung. c. Keringanan pajak, pemberian kompensasi, subsidi silang, imbalan, sewa ruang, dan urun saham. Bagian Kedelapan Puluh Sanksi Pasal 458 (3) Prioritas pemberian insentif diarahkan pada penyediaan dan penambahan RTH, penanggulangan banjir, upaya mengatasi masalah kemacetan lalu lintas serta upaya pelestarian bangunan cagar budaya. Prioritas pengenaan disinsentif diarahkan pada kegiatan pembangunan yang merubah bentang alam yang berdampak negatif pada lingkungan di sekitarnya, meningkatkan bangkitan lalu lintas di atas kapasitas jaringan jalan. Seluruh bentuk kewajiban yang dikenakan kepada pengembang suatu lahan atau kawasan dikonversikan ke dalam penyediaan dan pembangunan lahan bagi ruang terbuka hijau. Besaran luas lahan RTH yang wajib disediakan diatur berdasarkan zona kawasan yang tidak sejalan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan diberlakukan yaitu dengan cara: dalam Rencana Tata Ruang Wilayah. tidak sesuai dengan arahan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah. Ruang Wilayah diberlakukan pengawasan dan pengendalian yang ketat. mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat pemanfaatan ruang.

Penyidikan Pasal 459 (1) Selain pejabat penyidik Kepolisian Negara Republik Indoensia, Pejabat Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah yang lingkup tugas dan tanggungjawabnya di bidang penataan ruang diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah ini. (2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah: a. b. melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau keterangan berkenaan dengan tindakan pidana di dalam peraturan daerah ini; menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan ayau laporan berkenaan dengan pelanggaran pidana dalam Peraturan Daerah ini, agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas; c. d. e. f. g. h. i. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai Orang Pribadi atau Badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan adanya pelanggaran; meminta keterangan dan bahan bukti dari Orang Pribadi atau Badan sehubungan dengan pelanggaran; memeriksa buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen berkenan dengan adanya tindakan pelanggaran; melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut; meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan terhadap pelanggaran; pejabat penyidik pegawai negeri sipil, memberitahukan dimulainya penyidikan dan hasil penyidikan kepada pejabat penyidik Kepolisian Negara republik Indonesia; dan pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil menyampaikan hasil penyidikan kepada Penuntut Umum melalui Pejabat Penyidik Kepolisian Negara republik Indonesia.

You might also like